INTEGRASI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI SMA NEGERI 3 CILACAP BERBASIS KURIKULUM 2013
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh: ALIF SETIA KURNIAWATI A420130062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
INTEGRASI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI SMA NEGERI 3 CILACAP BERBASIS KURIKULUM 2013 ABSTRAK Pembelajaran biologi berdasarkan karakteristik kurikulum 2013 antara lain mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pada proses pengintegrasian sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran biologi berbasis kurikulum 2013 di kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan identifikasi RPP dan observasi penanaman sikap spiritual dan sosial oleh guru dan siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pelaksanaan integrasi siap spiritual dan sosial terletak pada (1) proses perencanaan pembelajaran, guru belum sepenuhnya menerapkan integrasi sikap spiritual dan sosial pada komponen yang terdiri dari KI, KD, indikator, tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, langkah pembelajaran. (2) penanaman integrasi sikap spiritual dan sosial oleh guru dikategorikan baik karena memperoleh nilai 3 dari rentang nilai 1-4, sedangkan penanaman integrasi sikap spiritual dan sosial oleh siswa dikategorikan baik, karena memperoleh memperoleh nilai 3 dari rentang nilai 1-4. Kata Kunci : kurikulum 2013, pembelajaran biologi, sikap spiritual dan sosial.
ABSTRACT Learning biology based on the characteristic curriculum of 2013 there are developing a balance between the spiritual and sosial attitudes. The study is aimed at knowing the planning, knowing the process of implementation, and knowing fence on process of integrating the spiritual and sosial attitudes in learning biologybasedon the curriculum of 2013 in eleventh grade student at SMA N 3 Cilacap. This research is descriptive qualitative research. The accumulation of sampling in this research is purposive sampling by lesson planning identification and observation of planting the spiritual and social attitudes. Based on this research, the results of research are, (1) the planning process of learning, the teacher has not fully implemented the integration of spiritual and social attitudes on components consisting of core competence, basic competence, indicators, objectives, materials, methods, media, learning resources, learning step. (2) planting the integration of spiritual and social attitudes by teachers are categorized either as gained value 3 of the range of grades 1-4, while the cultivation of spiritual attitudes and social integration of students categorized as good, because obtaining scored 3 out of range of values 1-4. Keywords: Curriculum of 2013, learning biology, spiritual and social attitudes.
1
1. PENDAHULUAN Oviana (2013) menyatakan bahwa karakteristik kurikulum 2013 antara lain: mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreatif, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari dalam masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam setiap kompetensi dasarnya tidak memiliki materi pokok yang diberikan dalam pembelajaran, tetapi diajarkan secara indirect learning. Setiap guru yang mengimplementasikan kurikulum 2013 harus mampu menyajikan materi pada KD di KI-3 dan proses pembelajaran pada KD di KI-4 yang mengarah pada pencapaian KD pada KI-1 dan KI-2 tanpa mengajarkan secara langsung. Pembelajaran biologi di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Dalam pembelajaran biologi guru diwajibkan membuat perencanaan pelaksanaan pelajaran (RPP). Perencanan pembelajaran maksudnya adalah membuat persiapan pembelajaran. Proses tersebut sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum, maka pembelajaran tidak akan efektif. Tujuan yang terkandung dalam Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya yaitu kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan. Oleh sebab itu evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan 2
berdasarkan kurikulum yang sedang berjalan yang bertujuan sebagai kontrol agar tujuan pendidikan secara nasional dapat terwujud dengan baik. Dengan demikian guru biologi dituntut lebih cermat dan kreatif dalam menanamkan sikap spiritual dan sosial siswa melalui pembelajaran biologi. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai upaya dan kreatifitas guru biologi dalam mengintegrasikan aturan tersebut.
2. METODE Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Populasi penelitian guru dan siswa SMA Negeri 3 Cilacap. Sampel penelitian guru dan siswa kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 3 Cilacap. Teknik sampling yaitu purposive sampling. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini berupa integrasi sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran biologi di kelas XI SMA Negeri 3
berbasis kurikulum 2013
yang
dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 sebanyak 6 kali pertemuan, atau tatap muka. Berikut hasil penelitian dari implementasi pengintegrasian sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran biologi berbasis kurikulum 2013 di kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap. Tabel 4.1 Rekapitulasi Data berdasarkan Integrasi Sikap Spiritual dan Sosial Dalam Pembelajaran Biologi di Kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap Berbasis Kurikulum 2013. DATA
Identifikasi RPP
ASPEK Sikap spiritual dan sosial
PENGAMATAN 1
2
3
4
5
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
x
KETERANGAN
Ada
-
-
6
Penanaman
Pendahuluan
4
3
4
3
3
34
4
SB
sikap
Inti
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
-
3
spiritual dan
Penutup
sosial guru Penanaman
Sikap
sikap
spiritual
spiritual dan sosial siswa
4
3
4
Sikap sosial
4
3
3
4
SB
-
3
B
-
3
B
Keterangan diadaptasi dari kriteria interpretasi skor (Setiawan, 2014) 4
: Sangat Baik
3
: Baik
(B)
(SB)
2
: Cukup (C)
1
: Kurang (K)
Data identifikasi RPP dilakukan berdasarkan dokumentasi dan penanaman sikap spiritual dan sosial oleh guru dan siswa dilakukan berdasarkan observasi. Pengamatan pada identifikasi RPP dilakukan sebanyak enam kali berdasarkan tiga RPP, yaitu pada BAB sistem koordinasi, sistem reproduksi, dan sistem imun, sedangkan pada penanaman sikap spiritual dan sosial oleh guru dilakukan observasi berdasarkan tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pada pengamatan sikap spiritual dan sosial oleh siswa dilakukan dengan cara memberikan angket pada siswa. Berdasarkan tabel identifikasi RPP maksud dari tidak ada dan ada yaitu keterkaitan antara komponen RPP dengan integrasi sikap spiritual dan sosial, jika tidak ada maka RPP tersebut belum ada integrasi sikap spiritual dan sosial, jika ada maka dalam komponen tersebut sudah ada integrasi sikap spiritual dan sosial. Sedangkan pada penanaman sikap spiritual dan sosial oleh guru, pada pendahuluan dan penutup diperoleh nilai yang sesuai dengan perhitungan instrumen yang sudah dilakukan yang sudah tertera pada lampiran IV, pada tahap inti diperoleh kriteri ada, maksudnya adalah guru sudah mengaitkan materi pembelajaran dengan integrasi sikap spiritual dan sosial. Pada penanaman sikap spiritual dan sosial oleh siswa diperoleh nilai yang kemudian di hitung berdasarkan rumus yang sudah tertera pada instrumen lampiran IV. Integrasi Sikap Spiritual dan Sosial Dalam Pembelajaran Biologi di Kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap Berbasis Kurikulum 2013 terdiri dari dua tahapan, yaitu:
4
3.1 Proses perencanaan integrasi sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran biologi di kelas XI SMA Negeri 3 cilacap berbasis kurikulum 2013. Berdasarkan tabel 4.1, dalam dokumen RPP biologi kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap yang dibuat oleh subyek peneliti ditemukan satu kegiatan pembelajaran sebagai wujud implementasi pengintegrasian sikap spiritual dan sosial, yaitu guru menuliskan rumusan tujuan pembelajaran untuk mengembangkan sikap spiritual dan sosial siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pengembangan sikap spiritual dan sosial dalam RPP masih sangat minim dan belum sesuai dengan keinginan kurikulum 2013, sebab kurikulum 2013 secara tidak langsung meminta agar guru merancang RPP yang didalamnya terdapat pengembangan sikap spiritual dan sosial dalam kegiatan pembelajaranya. Berdasarkan identifikasi RPP biologi terdapat tiga bab yang di ajarkan di semester genap, hanya satu RPP yang memiliki tujuan kompetensi sikap spiritual dan sosial. Dengan demikian hal tersebut dapat menimbulkan tidak optimalnya pelaksanaan pembelajaran. Alasanya adalah RPP dibuat untuk dijadikan panduan dalam mengajar oleh guru. Apabila panduanya tidak sesuai, maka tujuan kegiatan pembelajaran tidak dapat tercapai seutuhnya. Dengan kata lain RPP biologi tersebut perlu diperbaiki dan dilengkapi terutama pada sikap spiritual dan sosial agar menjadi RPP biologi yang baik, yang dapat dijadikan panduan dalam mengembangkan sikap spiritual dan sosial siswa. Kondisi ketidaksesuaian ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya, yaitu: keterbatasan waktu dalam memahami berbagai aturan dan konsep kurikulum 2013 dan implementasinya, dan kurangnya pengalaman dan kreatifitas subyek peneliti yang menyebabkan penyusunan RPP biologi menjadi tidak optimal. Dengan demikian menunjukkan bahwa upaya mengembangkan sikap spiritual dan sosial dalam RPP biologi tersebut masih perlu dimaksimalkan dan diperbaiki lagi.
5
3.2 Pelaksanaan Integrasi Sikap Spiritual dan Sosial Dalam Pembelajaran Biologi 2013 di Kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap Berbasis Kurikulum. 3.2.1. Penanaman Sikap Spiritual dan Sosial Guru Dalam tahap ini guru mengembangkan sikap spiritual dan sosial melalui tiga tahap pembelajaran, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru mengembangkan sikap spiritual dan sosial dengan beberapa cara, yaitu: (1) melalui ucapan salam dan doa di awal pembelajaran (kegiatan pendahuluan), (2) mngaitkan materi pelajaran dengan sikap spiritual dan sosial (kegiatan inti), (3) melalui ucapan salam dan teguran pada siswa yang dianggap melanggar aturan agama dan sosial, baik pada kegiatan pendahuluan, inti, atau penutup. Berdasarkan cara pertama, yakni melalui ucapan salam dan doa di awal pertemuan berdasarkan tabel 4.1, kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru biologi di kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 3 Cilacap sangat baik karena memperoleh nilai 4 dari rentang nilai 1-4, di mana dalam proses pelaksanaanya guru melakukan kegiatan pendahuluan tersebut secara terus menerus. Sehingga ucapan salam dan doa menjadi kegiatan yang biasa dilakukan, tanpa memahami arti dan makna yang terkandung. Dalam aktifitas pengucapan salam sebaiknya guru dan siswa melakukanya dengan penuh kesadaran dan mengetahui makna dari ucapan salam, sehingga dapat muncul kesadaran diri siswa untuk berbuat baik. Selain itu guru juga perlu menjelaska bahwa hikmah Allah menyuruh menyebarkan salam adalah agar saling mendoakan orang lain selamat. Namun dalam kegiatan pendahuluan ini merupakan hal yang baik karena memperkaya metode pengembangan sikap spiritual dan sosial, meskipun tujuan aktifitas ini tidak berhubungan langsung dengan kompetensi sikap spiritual dan sosial yang ditetapkan untuk bidang studi biologi kelas XI. Berdasarkan cara kedua yaitu mengaitkan materi pembelajaran dengan pengembangan sikap spiritual dan sosial. Berdasarkan tabel 4.1, hasil yang 6
diperoleh yaitu, guru selalu mengaitkan materi dengan sikap spiritual dan sosial yang ada seperti pada pengamtan 1 yaitu guru meminta siswa untuk selalu mensyukuri atas karunia Allah atas pemberian sistem indra yang lengkap, dan meminta siswa untuk selalu menjaga sistem indra dengan baik, pada pengamatan 2 guru juga meminta siswa untuk selalu mensyukuri nikmat Allah karena dapat merasakan berbagai jenis rasa dan meminta siswa untuk selalu menjaga dan merawat sistem koordinasi, pada pengamatan 3 guru meminta siswa untuk mempresentasikan materi sistem koordinasi sebagai bentuk untuk mengasah percaya diri berbicara di depan umum, dan meminta siswa untuk selalu mendekatkan diri pada Allah agar terhindar dari pengaruh napsah, pada pengamatan 4 yaitu materi reproduksi guru meminta siswa untuk menghormati orang tua terutama ibu, dan meminta siswa untuk menjaga pergaulan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti contoh hamil di luar nikah, pada pengamatan 5 guru menjelaskan kepada siswa sebagai umat beragama harus melalui pernikahan yang sah dalam proses reproduksi, dan meminta siswa untuk memilih pergaulan yang baik, dan pada pengamatan 6 guru meminta siswa untuk menjaga tubuh agar tetap sehat sesuai yang dianjurkan dalam agama, dan guru meminta siswa untuk menjaga jarak antar teman agar penyakit yang sedang di derita tidak tertular. Berdasarkan cara ketiga yaitu menegur siswa berdasarkan tabel 4.1, diperoleh nilai sangat baik, yaitu 4 dari rentang nilai 1-4, hal ini disebabkan oleh tingginya kesadaran guru terhadap perilaku spiritual dan sosial siswa yang melanggar aturan agama maupun sosial, selain itu juga pengalaman mengajar yang cukup lama, termasuk guru senior, dan aktif dalam kegiatan maupun pelatihan yang diadakan oleh MGMP.
Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Anwar (2014), tentang kemampuan guru biologi yang berpengalaman dan guru biologi yang belum berpengalaman
7
3.2.2. Penanaman Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Proses ini dilakukan dengan cara observasi, dengan menggunakan metode angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Angket ini berisi pernyataan siswa yang mencermikan perilaku spiritual dan sosial. Pembagian angket dilakukan di dalam kelas di luar jam belajar mengajar berlangsung. Angket dibagikan kepada 32 siswa di kelas XI MIPA 5 jumlah siswa seluruhnya yaitu 34 siswa, akan tetapi pada hari pengisian angket tersebut ada dua siswa yang izin di karenakan ada persiapan lomba cerdas cermat tingkat nasional. Berdasarkan tabel 4.1, hasil pengamatan yang diperoleh baik, yaitu 3 dari rentang nilai 1-4. Aspek yang dinilai dalam sikap spiritual yaitu berdoa pada awal pembelajaran, menjawab salam pembuka, mensyukuri atas sistem indra yang lengkap, mensyukuri atas indra pengecap yang sempurna, mendekatkan diri kepada Allah agar terhindar dari pergaulan yang salah, mensyukuri atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah. Jenis kegiatan tersebut di kategorikan sebagai sikap spiritual karena perilaku tersebut yang secara tidak langsung masuk ke dalam ajaran agama yang di anjurkan, dengan kebiasaan tersebut diharapkan dapat menambahkan keimanan dan ketaqwaan siswa dalam memeluk agamanya. Selain aspek yang disebutkan ada satu poin plus yang dilakukan siswa dikelas, yaitu: setiap rabu pagi sekolah mengadakan tadarus al-quran yang dilaksanakan serentak di seluruh kelas termasuk guru dan staf sekolah, dimana tadarus al-quran tersebut dilanjutkan dengan tilawah dan menyanyikan sholawat bersama, tidak heran jika di setiap kelas memiliki rak tempat menaruh al-quran yang di gunakan siswa untuk tadarus al-quran bersama.
8
Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh hasil pada sikap sosial baik, yaitu 3 dari rentang nilai 1-4. Hal ini sudah sesuai dengan hasil perhitungan angket siswa pada lampiran 36-37. Pada aspek sikap sosial ini memiliki 20 aspek yang dilakukan siswa pada lingkungan sekolah atau diluar jam belajar mengajar berlangsung (kegiatan pendahuluan, inti, penutup). Dari 20 aspek dan di adaptasi dari RPP guru yang dibuat pada penilaian sikap sosial. Pada aspek sikap sosial terdapat poin plus yang dilakukan siswa, yaitu setiap pagi, selain hari senin siswa menyanyikan lagu nasional secara serentak pada tiap kelas, siswa, guru dan staf sekolah menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan posisi berdiri tegak.
4. PENUTUP Berdasarkan integrasi sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran biologi di kelas XI SMA Negeri 3 Cilacap berbasis kurikulum 2013, dapat disimpulkan: 1. Proses perencanaan pembelajaran, guru belum sepenuhnya menerapkan integrasi sikap spiritual dan sosial pada komponen RPP yang terdiri dari KI, KD, indikator, tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, langkah pembelajaran. 2. Proses pelaksanaan pembelajaran, meliputi : a. Penanaman integrasi sikap spiritual dan sosial oleh guru baik karena memperoleh nilai 3 dari rentang nilai 1-4 b. Penanaman integrasi sikap spiritual dan sosial oleh siswa baik karena memperoleh nilai 3 dari rentang nilai 1-4
PERSANTUNAN Terima kasih kepada Drs. Djumadi, M.Kes atas masukan dan sarannya selama penelitian dan penulisan artikel ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon, Renol., Ratnawulan., dan Ahmad Fauzi. 2012. Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model Padang pada Mata Pelajaran IPA Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1. Anwar, Yeni; Nuryani Y Rustaman; Ari Widodo; dan Sri Redjeki. 2014. Kemampuan Pedagogical Content Knowledge Guru Biologi Yang Berpengalaman Dan Yang Belum Berpengalaman. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(1), 69-73. Ariantini, Ni Putu., I Nengah Suandi., dan I Made Sutama. 2014. Implementasi Pengintegrasian Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 di Kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja. EJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(3). Badeni, Muhamad., dan Sri Saparahayuningsih. 2016. An Attitude and Character Instructional Development Based on Curriculum 2013 in Elementary School. Creative Education 7, 269-277. Benson, Peter. 2010. Misfeasance As An Organizing Normative Idea In Private Law. University Of Toronto Law Journal, 60(3). Busyaeri, Akhmad., dan Mumuh Muharom. 2013. Pengaruh Sikap Guru Terhadap Pengembangan Karakter (Peduli Sosial) Siswa Di Mi Madinatunnajah Kota Cirebon. Jurnal Pendidikan, 15(2), 1-15. Hamalik, Oemar .2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. Kurniasih, Imas., dan Berlin Sani . 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapannya. Surabaya: Kata Pena.
10
Kusumawardani, Mei. 2013. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Negeri 4 Yogyakarta. Skripsi Sarjana Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Martin, Micheál. 2007. Primary School Curriculum. Ireland : The Stationery Office. Ma’mur, Jamal. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Mulyana, Rohmat. 2011. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta. Na’im, Ainun. Rembuk Nasional Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2013. Tersedia (http://kemdikbud.go.id/dokumen/rembuknas2013/PANDUANREMBUK201 3.pdf). Diakses pada 15 Maret 2017. Oviana, Wati, 2013. Kemampuan Mahasiswa Mengintegrasikan Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 (Kajian teoritis). Jurnal Pendidikan, 10(2), 1-11. Rufaida, Siska Difki. 2014. Pengembangan Sikap Sosial Siswa Menggunakan Pendekatan Pakem Pada Pembelajaran Ips Kelas Vb SD Negeri Mangiran, Kecamatan Srandakan,Kabupaten Bantul. Skripsi Sarjana Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sari, Rizki Novita .2014. Implementasi Pembelajaran Dan Penilaian Sikap Spiritual Pada Kurikulum 2013 Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Skripsi Sarjana Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sariono. 2015. Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 3. Setiawan, Nur Kholis. 2014. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah (MTs). Direktorat Pendidikan Madrasah : Dirjen Pendidikan Islam.
11
Silas, Lwakabamba. 2015. Competence-Based Curriculum. Rwanda : WordCore Communications Limited. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta. Sujarwo. 2010. Peranan Guru Dalam Pemberdayaan Siswa.Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Sultoni, Achmad. 2016. Implementasi Kurikulum 2013 Bidang Studi Biologi Dalam Mengembangkan Sikap Religius Siswa Di Madrasah Aliyah. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 15(2), 89. Sumarhadi, Anas. 2010. Pengaruh Pembelajaran Biologi Dengan Pendekatan Joyful Learning Melalui Metode Mind Maps Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta. Skripsi Sarjana Pendidikan. UIN Sunan Kalijaga. Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Kartasura : Fairuz Media. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya. Wagiran. 2011. Pengembangan Model Pendidikan Kearifan Lokal Dalam Mendukung Visi Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2020 (Tahun Kedu). Jurnal Penelitian dan Pengembangan, 3(3), 85-100. Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Wiji, Hidayati. 2016. Implementation Of Curriculum 201 In Primary School Sleman Yogyakarta. Journal of Research & Method in Education, 6.
12