Tugas Makalah
Integrasi dan Migrasi Sistem Teknologi Informasi TI024329
Pemanfaatan Internet dan Cloud computing pada Perpustakaan di Kota Singaraja
Oleh :
Gede Ryan Pradnya Prastika 1304505063 Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST MT
Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Udayana 2015
Daftar Isi Ucapan Terima Kasih ............................................................................................. ii Abstrak .................................................................................................................. iii Bab I Pendahuluan ............................................................................................... iv I.1 Latar Belakang ............................................................................................. iv I.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................v I.3 Solusi Yang Ditawarkan ................................................................................v Bab II Landasan Teori Dan Desain Solusi ..............................................................1 II.1 Landasan Teori .............................................................................................1 II.1.1 Smart City...................................................................................................1 II.1.2 Smart People ...............................................................................................2 II.1.3 Open Data ...................................................................................................3 II.1.4 Cloud computing ........................................................................................4 II.2 Desain Solusi ................................................................................................9 II.2.1 Proses Bisnis ...............................................................................................9 II.2.2 Bagan Perancangan Sistem.......................................................................11 Bab III Analisa Dan Kesimpulan ..........................................................................13 III.1 Analisa .......................................................................................................13 III.2 Kesimpulan ................................................................................................15
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan atas petunjuk dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah Pemanfaatan Internet dan Cloud computing pada Perpustakaan di Kota Singaraja tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah Pemanfaatan Internet dan Cloud computing pada Perpustakaan di Kota Singaraja yang telah Saya susun ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Integrasi dan Migrasi Sistem. Dengan ini Saya menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya Saya sampaikan kepada : 1.
Dosen mata kuliah Integrasi dan Migrasi Sistem yaitu I Putu Agus Eka Pratama, ST MT
2.
Kedua Orang tua dan saudara penulis.
3.
Teman-teman di Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan ini. Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
ii
Abstrak
Proses integrasi dan migrasi telah banyak dilakukan di dalam organisasi, tidak terkecuali pada pemerintahan. Salah satunya adalah pada pemerintahan kota Singarja, kabupaten Buleleng, provinsi Bali, di dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas dan kritis berbasiskan Teknologi Informasi. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah dengan pemanfaatan internet dan cloud computing pada perpustakaan
di
kota
Singaraja.
Hal
yang
dilakukan
adalah
dengan
mengintegrasikan dan memigrasikan perpustakaan kota. Hal ini merupakan solusi dari permasalahan sulitnya memperoleh informasi pada kota Singarja secara digital dan online, di dalam menyelesaikan permasalahan kota. Teknologi Internet dan Cloud computing yang diajukan sebagai solusi pada makalah ini, diharapkan dapat memberikan kehandalan dan kemudahan terhadap masalah yang dihadapi oleh kota Singaraja di dalam mewujudkan mewujudkan masyarakat yang cerdas dan kritis.
Kata kunci : Internet, Cloud computing, perpustakaan, kota Singaraja
iii
BAB I
I.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Singaraja adalah ibu kota kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia.
Letaknya berada pada 08° 03’40” - 08° 23’00” LS 114° dan 25’ 55” - 115° 27’ 28” BT. Terletak di belahan utara Pulau Bali, Buleleng memiliki pantai memanjang dari barat ke timur sepanjang 144 Km. Luas Kabupaten Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 Km2 atau 24,25 % dari luas Propinsi Bali. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dibagian Barat, laut Jawa/Bali di Bagian Utara, dengan Kabupaten Karangasem dibagian Timur dan di sebelah Selatan berhadapan dengan 4 Kabupaten yaitu : Badung, Gianyar, Bangli, dan Kabupaten Tabanan. Singaraja juga merupakan salah satu kota yang mendapat julukan Kota Pendidikan. Pertumbuhan pendidikan di kota singaraja lumayan pesat, ini dikarenakan terdapat beberapa sekolah unggulan dan Universitas Pendidikan Ganesha yang merupakan satu-satunya universitas negeri yang ada di kota Singaraja. Tiap tahunnya kota Singaraja dapat melahirkan pemikir-pemikir kritis yang haus akan ilmu pengetahuan. Disamping itu, pada jaman sekarang ini teknologi tidak bisa dihindari, manusia selalu hidup bersama teknologi. Sudah jutaan manusia yang hidupnya terbantu oleh kemajuan teknologi. Tidak hanya
masyarakat yang hidup
diperkotaan, masyarakat yang mendiami daerah-daerah terpencil pun kini sudah merasakan kemajuan teknologi. Dengan adanya teknologi, sudah tak terhitung berapa orang warga desa yang terbantu hidupnya. Untuk itu perlunya pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan, seperti penggunaan internet dan cloud computing yang diterapkan pada perpustakaan daerah. Tujuan digunakannya internet yaitu agar masyarakat terutama pelajar dapat mengakses buku maupun jurnal dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi jarak dan waktu yang sering menjadi kendala dalam masalah pendidikan. Pada makalah ini penulis akan mengangkat judul mengenai Pemanfaatan Internet dan Cloud computing pada Perpustakaan di Kota Singaraja agar mampu menangani kendala-kendala pendidikan yang ada di Kota Singaraja.
iv
I.2
Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pemanfaatan internet dan cloud computing pada perpustakaan di kota singaraja ?
2.
Bagaimana pemanfaatan internet dan cloud computing pada perpustakaan di kota singaraja dapat mengatasi permasalahan yang ada ?
3.
Mengapa
memanfaatan
internet
dan
cloud
computing
pada
perpustakaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota Singaraja ?
I.3
Solusi yang Ditawarkan Internet sebagai sarana pengembangan profesional. Dalam hal ini, informan
atau masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan, berbagi informasi dan berpartisipasi dalam forum lokal. Internet dapat digunakan sebagai sarana belajar dengan cepat. Perpustakaan yang menggunakan akses internet membuat masyarakat dapat berinteraktif dengan cepat, mengembangkan kemampuan dibidang penelitian dan mendapatkan referensi sebagai bahan karya ilmiah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pemanfaatan internet di perpustakaan ini juga sebagai sarana menambah wawasan masyarakat yang selama ini malas datang ke perpustakaan. Selain itu juga sangat diperlukan untuk menunjang perkuliahan dan sebagai sumber belajar karena cepat, murah, lengkap dan praktis jika dibandingkan dengan buku. Cloud computing adalah teknologi informasi layanan yang dapat digunakan atau diakses melalui Internet untuk memberikan kebutuhan informasi penggunanya. Dengan penggunaan cloud computing pada perpustakaan, masyarakat dengan mudah membagikannya (sharing) buku, makalah, jurnal maupun tulisan lainnya yang sejenis melalui perpustakaan kota agar bisa dipergunakan oleh masyarakat lain yang membutuhkannya. Pada cloud computing layanan yang digunakan yakni Infrastructure as a Service (IaaS). IaaS adalah layanan dari Cloud computing sewaktu kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat didefinisikan
v
berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang masih kosong. Kemudian nantinya ada teknisi dari perpustakaan kota yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan dan nantinya ini bisa install sistem operasi dan aplikasi apapun diatasnya. Disarankan menggunakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS) karena memiliki keuntungan yaitu pihak perpustakaan tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dan sebagainya dengan segera.
Jika setiap masyarakat yang ada di kota Singaraja membagikan (sharing) buku, makalah, jurnal maupun tulisan lainnya, maka pengetahuan didalam masyarakat semakin meningkat karena adanya banyak informasi dan pengetahuan yang dibagikan melalui perpustakaan. Dengan adanya perpustakan yang menggunakan pemanfaatan internet dan cloud computing, informasi yang tersebar semakin cepat dan mudah sehingga permasalah tidak sempat atau jauhnya tempat perpustakaan atau tempat informasi dan pengetahuan itu dapat diatasi.
vi
Bab II Landasan Teori dan Desain Solusi
II. 1
Landasa Teori Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal
atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.
II.1.1 Smart City Smart city adalah pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Smart City merupakan hasil dari pengembangan pengetahuan yang intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi, ekologi, daya kompetitif kota. Kemunculan Smart City merupakan hasil dari gabungan modal sumberdaya manusia (contohnya angkatan kerja terdidik), modal infrastruktur (contohnya fasilitas komunikasi
yang
berteknologi tinggi), modal sosial (contohnya jaringan komunitas yang terbuka) dan modal entrepreuneurial (contohnya aktifitas bisnis kreatif). Pemerintahan yang kuat dan dapat dipercaya disertai dengan orang-orang yang kreatif dan berpikiran terbuka akan meningkatkan produktifitas lokal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu kota (Kourtit & Nijkamp,2012). Beberapa ahli menganggap konsep kota dengan smart city dapat memenuhi kebutuhan akan kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada kenyataannya konsep smart city masih dalam perdebatan oleh para ahli dan belum ada defenisi dan konsep umum yang bisa diterapkan di semua kota didunia. Konsep smart city masih bergantung pada kota dan pengembang masing-masing. Sementara jika dilihat dati arti per kata sendiri smart city disusun dari dua kata city atau kota dan smart atau pintar. City atau kota dapat diartikan permukiman yang berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok orang dalam
1
jumlah tertentu dn
bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu, cendrung berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualis (Ditjen Cipta Karya: 1997). Kota terdapat tiga aspek utama yaitu fisik, sosial dan ekonomi dimana masing-masing aspek memiliki keterkaitan dan memiliki masalah masing-masing. Sedangkan Smart sendiri berarti pintar, yang dapat diartikan showing mental alertness and calculation an resourcefullness, elegant and stylish, quicknees and ease in learning, quick and birsk, capable of independent and apperently intelegent action. Dengan berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan smart memiliki mental yang awas, mampu bertindak cepat dalam mengambil keputusan dalam menghadapi masalah, mampu berdiri sendiri atau memiliki daya saing, elegan dan memiliki mode tersendiri dan yang terpenting memiliki intelegensi yang bagus. Dengan mengartikan masing-masing kata dari smart city, dapat dilihat pengertian smart city secara umum dilihat dari cara menyelesaikan masalah dari tiga aspek utama kota: fisik, sosial dan ekonomi. sebuah kota dapat dikatakan smart bila bisa memecahkan masalah dari ketiga aspek tersebut dengan menggunakan teknologi dan sumber daya yang ada pada kota tersebut secara efisien dan efektif. Pada intinya konsep smart city adalah bagaimana cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintegrasikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni.
II.1.2 Smart People Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital). Smart people merupakan modal manusia yang weel educated baik secara formal maupun non formal dan terwujud dalam individu atau komunitaskomunitas yang kreatif. Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam mengembangkan usahanya.
2
Modal sosial juga termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan, gotong royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan. Tata nilai ini perlu dipertahankan dalam kehidupan sosial masyarakat Banyuwangi.
II.1.3 Open Data Open data atau data terbuka ialah informasi yang tersedia bebas untuk siapa saja, dimana saja untuk digunakan dan dipergunakan kembali. Data dikatakan sepenuhnya terbuka apabila tidak ada batasan dalam penggunaannya dalam ranah publik, privat, penelitian nirlaba, atau bahkan ketika digunakan ke dalam aplikasi komersial. OpenStreetMap merupakan contoh tepat proyek open data SIG. Tujuannya yaitu menciptakan peta seluruh dunia gratis yang bisa dirubah dan dipergunakan oleh semua orang. Data proyek OpenStreetMap tersedia atas lisensi dari Creative Commons Attribution-ShareAlike 2.0 yang mengijinkan pengguna untuk menyalin (copy), mengubah (edit), mengadopsi (adopt), dan mengirim (send) data tersebut untuk alasan apapun selama nama OpenStreetMap disebut dan dicantumkan dalam penggunaan. Hanya karena sifatnya yang terbuka tidak berarti data terbuka mudah diakses. Data terbuka masih dapat disimpan ke dalam format yang tertutup (proprietary) atau jarang digunakan dan itu artinya sulit ketika diakses. Untuk menguntungkan sepenuhnya, data terbuka seharusnya disimpan menggunakan sebuah spesifikasi terbuka atau ke dalam standar yang telah ada seperti shapefiles atau file geodatabase, atau bisa juga yang mampu diakses melalui layanan (services) terbuka dan terstandar seperti ArcGIS Map Service, Web Map Service (WMS), atau Web Feature Service (WFS). Untuk dapat melakukan distribusi dan pengolahan ini tentunya di butuhkan bentuk data yang dapat dengan mudah diolah oleh masyarakat terutama oleh
3
developer atau software programmer yaitu data-data yang dapat dibaca dengan mesin. Hal ini merupakan tantangan tersendiri dalam open data yaitu di bidang interoperabilitas (interoperability). Interoperabilitas yaitu kemampuan system untuk beroperasi mencampurkan data set yang berbeda. Interoperabilitas adalah salah satu komponen kunci yang dapat menjamin keterbukaan tersebut. Contoh kecil dari hal ini adalah bahwa data yang tersedia harus dalam format atau bentuk yang dapat dibaca oleh mesin, misalnya data yang dibuat dalam format xls. Atau csv. yang dapat diolah dengan mudah dan bukan dalam bentuk scan dokumen atau scan pdf yang hanya dapat dilhat dan dianalisa saja.
II.1.4 Cloud computing Cloud computing sangat mirip dengan awal mula perubahan elektrifikasi dalam era industri tersebut di era informasi. Saat ini setiap organisasi menyediakan sumber daya komputasinya sendiri-sendiri. Di masa mendatang, setiap organisasi hanya menyambung ke jaringan cloud (computing grid) sebagai sumber daya komputasi sesuai yang diperlukan. Begitu terwujud, penghematan untuk informatisasi organisasi merupakan keuntungan besar yang tidak tersanggahkan, bahkan untuk organisasi besar, di antaranya karena hanya cukup menyediakan sumber daya komputasi secukupnya sesuai kebutuhan. Cloud computing sebuah istilah dalam ilmu komputer yang berarti komputasi awan yang berbasis internet atau biasa dalam dunia IT dengan sebutan "The Cloud". Istilah lain dalam teknologi cloud computing yaitu Sebuah jaringan komputer yang saling berhubungan dengan komputer lain yang dapat dijalankan secara bersamaan. Cloud computing sebenarnya penerapannya terpaku pada satu server atau banyak yang telah disediakan yang layanannya berupa penyimpanan data di server. Cloud computing yang datanya disimpan dalam server bersifat permanen artinya semua pengguna dapat mengakses secara bersamaan melalui akses internet, dan menggunakan datanya juga secara bersamaan. Untuk saat ini cloud computing menjadi sebuah tren dimana setiap orang akan melakukan penyimpanan datanya
4
melalui cloud computing karena dengan menggunakan cloud computing data maka semua datanya akan aman karena terproteksi. Dalam cloud computing terdapat 3 jenis layanan yaitu : II.1.4.1 Software as a Service (SaaS) SaaS adalah layanan dari Cloud computing dimana pelanggan dapat menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan oleh cloud provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh dari layanan SaaS ini antara lain adalah: 1.
Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud, dsb.
2.
Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.
3.
Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged, dsb.
4.
Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb.
Selain contoh di atas, tentu masih banyak lagi contoh yang lain. Dalam perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa dinikmati dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa dinikmatidengan layanan Cloud computing. Keuntungan dari SaaS ini adalah kita tidak perlu membeli lisensi software lagi. Kita tinggal berlangganan ke cloud provider dan tinggal membayar berdasarkan pemakaian.
II.1.4.2 Platform as a Service (PaaS) PaaS adalah layanan dari Cloud computing kita bisa menyewa “rumah” berikut lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat. Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network, database engine, framework aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan. Sebagai analogi, misalkan ingin menyewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah disewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan kamar. Yang terpenting adalah,
5
suasananya nyaman untuk digunakan. Jika suatu saat dibuat tidak nyaman, maka pelanggan dapat pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanannya. Contoh penyedia layanan PaaS: Amazon Web Service, Windows Azure, dan GoogleApp Engine Keuntungan dari PaaS bagi pengembang dapat fokus pada aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa harus memikirkan “rumah” untuk aplikasi, dikarenakan ahl tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud provider.
II.1.4.1 Infrastructure as a Service (IaaS) IaaS adalah layanan dari Cloud computing sewaktu kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang masih kosong. Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan kita dan bisa kita install sistem operasi dan aplikasi apapun diatasnya. Contoh penyedia layanan IaaS : Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows Azure, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dsb. dengan segera. Selain terdapat layana dalam cloud computing, ada juga deployment model dalam cloud computing. ada empat deployment model dari cloud computing ini, yaitu: 1.
Public Cloud Merupakan layanan Cloud computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanannya.
6
Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter, Live Mail, dsb. Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps, dsb. Keuntungan: Pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat serta membangun infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Kita tinggal memakai secara gratis (untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini, kita bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi Opex (Operational Expenditure). Kerugian: Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet (koneksi) yang kita pakai. Jika koneksi internet mati, maka tidak ada layanan yang dapat diakses. Untuk itu, perlu dipikirkan secara matang infrastruktur internetnya. 2.
Private Cloud Merupakan layanan cloud computing yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari organisasi/perusahaan. Biasanya departemen IT akan berperan sebagai service provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi service consumer. Sebagai service provider, tentu saja Departemen IT harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada. Contoh layanannya: SaaS: Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan internal. PaaS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang untuk internal IaaS: Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal Keuntungan: Menghemat bandwidth internet ketika layanan itu hanya diakses dari jaringan internal.Proses bisnis tidak tergantung dengan koneksi internet, akan tetapi tetap saja tergantung dengan koneksi jaringan lokal (intranet). Kerugian:
7
Investasi
besar,
karena
kita
sendiri
yang
harus
menyiapkan
infrastrukturnya.Butuh tenaga kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan dengan baik.
3.
Hybrid Cloud Merupakan gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang diimplementasikan oleh suatu organisasi/perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud. Contohnya: Perusahaan A menyewa layanan dari GoogleApp Engine (Public Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang mereka buat. Di negara tersebut ada aturan kalau data nasabah dari sebuah perusahaan tidak boleh disimpan pada pihak ketiga. Untuk menaati peraturan yang ada, data nasabah dari perusahaan A tetap disimpan pada database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan konektifitasnya ke database internal tersebut. Perusahaan B menyewa layanan dari Office365 (Public Cloud). Karena perusahaan B tersebut sudah mempunyai banyak user yang tersimpan di Active Directory yang berjalan di atas Windows Server mereka (Private Cloud), akan lebih efektif kalau Active Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke Office365. Keuntungan: Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola sendiri (hal ini tidak berarti penyimpan data di public cloud tidak aman, ya). Lebih leluasa untuk memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public cloud dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya. Kerugian: Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud, infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.
4.
Community Cloud
8
Merupakan layanan Cloud computing yang dibangun eksklusif untuk komunitas tertentu, yang consumer-nya berasal dari organisasi yang mempunyai perhatian yang sama atas sesuatu/beberapa hal, misalnya saja standar keamanan, aturan, compliance, dsb. Community Cloud ini bisa dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau lebih organisasi dari komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya. Keuntungan: Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama bersamasama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri. Kerugian: Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap organisasi tersebut saling berbagi sumber daya.
II.2
Desain Solusi Untuk membangun perpustakaan dengan memenfaaatkan internet dan cloud
computing, terdapat beberapa desain solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Berikut adalah pemaparan dan penjelasan beberapa solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
II.2.1 Proses Bisnis Berikut ini merupakan gambaran dari bisnis proses yang akan diterapkan pada Perpustakaan online kota Singaraja nanti jika sudah menerapkan pemanfaatan internet dan cloud computing.
9
Gambar 2.1 Bisnis Proses Perpustakaan Online
Perpustakaan online Singaraja yang menerapkan sistem online yang menggunakan cloud computing digunakan sebagai sarana pendukung pendidikan di Kota Singaraja. Penerapannya menggunakan otomatisasi sistem secara online dengan menggunakan cloud computing. Bisnis proses yang akan diterapkan nantinya pada perpustakaan online ini yaitu terdapat pada gambar 2.1. Pada gambar 2.1, terlihat sebuah proses yang tidak membutuhkan adanya pegawai perpustaakan yang pada mengatur peminjaman dan pengembalian buku. Dengan adanya otomatisasi sitem secara online dengan menggunakan cloud computing, tidak dibutuhkannya lagi campur tangan pegawai perpustakaan untuk mengangani peminjaman dan pengembalian buku. Proses yang ada pada perpustakaan online ini yaitu proses pengunduhan (download) buku. Proses diawali dengan anggota mengimputkan ID anggota yang sudah didaftarkan ke sistem dan memilih buku yang akan dipinjam. Kemudian Sistem akan melakukan pengecekan atau pencarian buku yang diunduh. Jika sudah selesai mencari maka buku siap diunduh
10
Proses otomatisasi ini mempermudah perpustakaan dan masyarakat untuk mencari informasi dan buku yang diinginkanoleh msyarakat. Sehingga peningkatan kualitas pendidikan di kota Singaraja dapat terwujud.
II.2.2 Bagan Perancanga Sistem Berikut ini merupakan bagan perancangan sistem yang akan dibuat pada Perpustakaan online kota Singaraja nanti jika sudah menerapkan pemanfaatan internet dan cloud computing.
Gambar 2.2 Bagan Perencangan Sistem Perpustakaan Online
Dari Bagan diatas dapat dijabarkan mengenai jalan dari perancangan tersebut dimulai dari menggunakan Cloud Computing (Public Cloud) yang terkoneksi dengan Cloud (Internet) karena pemanfaatan system cloud ini harus terhubung dengan internet. Model development yang digunakan adalah public cloud karena semua data yang terdapat di sistem dapat diakses olah semua user yang akan melakukan pengunduhan (download) buku di perpustakaan online Singaraja.
11
Model layanan cloud computing yang digunakan adalah IAAS. Dimana IAAS berfungsi untuk menyediakan layanan sarana jaringan komputer, perangkat keras jaringan dan komputer server yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem, ini dikarenakan sulit untuk mencari perangkat keras jaringan serta komputer server maka dengan adanya IAAS sangat membantu untuk menyediakan infrastruktur di dalam menjalankan sis
12
Bab III Analisa dan Kesimpulan
III.1
Analisa Pertumbuhan pendidikan di kota Singaraja lumayan pesat, Untuk itu
perlunya pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan, seperti penggunaan internet dan cloud computing yang diterapkan pada perpustakaan daerah. Internet sebagai sarana pengembangan profesional. Dalam hal ini, informan atau masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan, berbagi informasi dan berpartisipasi dalam forum lokal. Internet dapat digunakan sebagai sarana belajar dengan cepat. Perpustakaan yang menggunakan akses internet membuat masyarakat dapat berinteraktif dengan cepat, mengembangkan kemampuan dibidang penelitian dan mendapatkan referensi sebagai bahan karya ilmiah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pemanfaatan internet di perpustakaan ini juga sebagai sarana menambah wawasan masyarakat yang selama ini malas datang ke perpustakaan. Selain itu juga sangat diperlukan untuk menunjang perkuliahan dan sebagai sumber belajar karena cepat, murah, lengkap dan praktis jika dibandingkan dengan buku. Cloud computing adalah teknologi informasi layanan yang dapat digunakan atau diakses melalui Internet untuk memberikan kebutuhan informasi penggunanya. Dengan penggunaan cloud computing pada perpustakaan, masyarakat dengan mudah membagikannya (sharing) buku, makalah, jurnal maupun tulisan lainnya yang sejenis melalui perpustakaan kota agar bisa dipergunakan oleh masyarakat lain yang membutuhkannya. Pada cloud computing layanan yang digunakan yakni Infrastructure as a Service (IaaS). IaaS adalah layanan dari Cloud computing sewaktu kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang masih kosong. Kemudian nantinya ada teknisi dari perpustakaan kota yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan dan nantinya ini bisa install sistem operasi dan aplikasi apapun diatasnya.
13
Disarankan menggunakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS) karena memiliki keuntungan yaitu pihak perpustakaan tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dan sebagainya dengan segera.
Deployment model dalam cloud computing yang digunakan untuk mengimplementasikan perpustakaan online ini yaitu menggunakan public cloud yang merupakan layanan cloud computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak layanan
public cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanannya, namum sangat disarankan untuk perpustakaan online ini menggunakan public cloud yang berbayar karena akan menambah fasilitas dan layanan yang diberikan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinkan untuk menggunakan public cloud
yang gratis.
Penggunaan deployment model public cloud sangat disarankan karena memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan dari penggunaan deployment model public cloud
yaitu,
pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat serta membangun infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Pemakai deployment model public cloud tinggal memakai secara gratis (untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini, kita bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi Opex (Operational Expenditure). Jadi dengan keuntungan tersebut perpustakaan kota Singaraja seharusnya menerapkan public cloud tersebut pada perpustakaan online Disamping itu perlunya antisipasi dalam penggunaan deployment model public cloud ini karena memiliki beberapa kerugian yaitu, sangat tergantung dengan kualitas layanan internet (koneksi) yang kita pakai. Jika koneksi internet mati, maka tidak ada layanan yang dapat diakses. Untuk itu, perlu dipikirkan secara matang infrastruktur internetnya. Namun itu bukan merupakan kendala bagi perpustakaan kota Singaraja untuk menerapkan deployment model public cloud ini, jika kota Singaraja mau menerapkan dan mau memfasilitasi kota dengan kualitas layanan internet (koneksi) yang cepat sehingga
public cloud ini dapat berjalan dengan baik. Sehingga nantinya pemanfaatan internet dan cloud computing pada perpustakaan di kota singaraja dapat berjalan dengan maksimal dan setiap masyarakat terutama pelajar kota Singaraja dapat membagikan informasi baik buku maupun tulisan yang mereka miliki ke perpustakaan online yang telah ada.
14
Jika setiap masyarakat yang ada di kota Singaraja membagikan (sharing) buku, makalah, jurnal maupun tulisan lainnya, maka pengetahuan didalam masyarakat semakin meningkat karena adanya banyak informasi dan pengetahuan yang dibagikan melalui perpustakaan. Dengan adanya perpustakan yang menggunakan pemanfaatan internet dan cloud computing, informasi yang tersebar semakin cepat dan mudah sehingga permasalah tidak sempat atau jauhnya tempat perpustakaan atau tempat informasi dan pengetahuan itu dapat diatasi.
III.2
Kesimpulan Program untuk meningkatkan pertumbuhan pendidikan di kota singaraja
yaitu dengan menerapkan perpustakaan yang memanfaatkan internet dan cloud computing. Menggunakan beberapa design sistem. Teknologi yang digunakan dalam penerapan perpustakaan online ini yaitu, pemanfaatan open data, cloud computing dengan menggunakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS). Untuk membangun perpustaakan online ini perlunya kerjasama pemerintah kota Singaraja dengan masyarakat. Pemerintah kota menyediakaan sarana dan prasana demi menignkatkan layanan yang memadai dan nyaman bagi masyarakat. Sedankan msyarakat juga memelihara fasilitas yang digunakan pemerintah.
15
Daftar Pustaka [1] Eka Pratama, I Putu Agus. Smart City Beserta Dengan Cloud computing Dan Teknologi – Teknologi Pendukung Lainnya. Informatika, Bandung. 2014. [2] Eka Pratama, I Putu Agus. Handbook Jaringan Komputer. Informatika, Bandung. 2014.
16