ISSN 2088 –2645
INOVASI INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA ALAM SUB TEMA Kebijakan Iptek dan Inovasi Iptek dan Inovasi di Sektor Pertanian dalam Kerangka Ketahanan Pangan Kebijakan Iptek dan Inovasi untuk Keberlanjutan Lingkungan Teknologi Tepat Guna Iptek dan Inovasi di Sektor Jasa dan Industri Kreatif Iptek, Inovasi, dan Dinamika Sosial Kebijakan Iptek dan Inovasi di Sektor Energi Iptek dan Inovasi untuk Pengembangan Ekonomi
Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PAPPIPTEK- LIPI) Jakarta, 2016
PROSIDING FORUM TAHUNAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN INOVASI NASIONAL KE V INOVASI INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA ALAM SUB TEMA -
Kebijakan Iptek dan Inovasi Iptek dan Inovasi di Sektor Pertanian dalam Kerangka Ketahanan Pangan Kebijakan Iptek dan Inovasi untuk Keberlanjutan Lingkungan Teknologi Tepat Guna Iptek dan Inovasi di Sektor Jasa dan Industri Kreatif Iptek, Inovasi, dan Dinamika Sosial Kebijakan Iptek dan Inovasi di Sektor Energi Iptek dan Inovasi untuk Pengembangan Ekonomi
Semua makalah yang terdapat dalam prosiding ini telah melalui proses seleksi dan penilaian oleh komite ilmiah dan telah diperbaiki oleh Penulis perbaiki juga termasuk yang di usulkan saat persentasi Tim Penyunting: 1. Hadi Kardoyo, S.E, M.Econ.St. 2. Nur laily, MT 3. Karlina Sari, MA 4. Sigit Setiawan Tim Komite Ilmiah: 1. Prof. Dr. Erman Aminullah 2. Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc 3. Dr. Trina Fizzanty 4. Ir. Dudi Hidayat, M.Sc 5. Dr. Ir. Syahrul Aiman
PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN IPTEK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA JL. Jend. Gatot Subroto No.10, Gedung A-PDII Lt. 4, Jakarta Selatan – 12710 TELEPON (021) 5201602, 5225206 FAX (021) 5201602 Email:
[email protected] Website: www.pappiptek.lipi.go.id © 2016 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi Nasional ke. 5 Tahun 2015
ISSN 2088-2645
Desainer Sampul
: Vetti Rina
Diterbitkan oleh: PAPPIPTEK - LIPI Jl. Jend. Gatot Subroto 10, Gedung A Lt. 4, Jakarta 12710 Telp. (021) 5201602, 5225206, Faks. (021) 5201602 E-mail:
[email protected]
Website: www.pappiptek.lipi.go.id
DAFTAR ISI Kata Pengantar Kepala PAPPIPTEK-LIPI Sekilas Penyelenggaraan IPTEKIN Daftar Isi Daftar Panitia Sambutan Chairperson, Organizing Committee Sambutan Kepala LIPI Pidato Kunci 1 Prof. Dr. Rajah Rasiah 2 Prof. Dr. Erman Aminullah 3 Dr.Ir. Dwi Soetjipto, MM 4 Dr. Michiko Iizuka 5 Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc Makalah Seminar Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Dalam Perspektif Good Governance oleh 1 Taufik Hidayat dan Dewi Saraswati 2 Pemetaan Jaringan Inovasi Di Kota Pekalongan oleh Jarot S. Suroso Permasalahan Penerapan SNI ISO 9001:2008 Di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 3 oleh Agus Fanar Syukri, Jimmy Abdel Kadar, Amelia Febri Ariani, Rahmi Kartika
i ii iii vi vii viii 1 14 36 46 76
77 83 92
Jati 4 Structural Trap Pengembangan Inovasi Pada Masyarakat Pesisir oleh Armen Zulham Sumber daya Organisasi, Orientasi Kewirausahaan dan Inovasi Berbasis Sumber daya 5 Alam Dalam Industri Batik di Madura oleh Djoko Poernomo
100
6 Komparabilitas Proyeksi Produksi dan Konsumsi Energi Baru dan Terbarukan Indonesia terhadap Negara-negara di Dunia oleh Indri J Asmara, Elmi Achelia, Maulana Akbar Perubahan Iklim Dan Energi Surya: Pengaruh Dan Dampaknya Pada Kebijakan Inovasi Di 7 Indonesia oleh Anugerah Yuka Asmara, Sigit Setiawan, Mia Rahma Romadona 8 Kajian Faktor Teknologi dan Sosial Keberlanjutan Operasional Sistem Biogas pada Peternakan Sapi Skala Kecil oleh Arini Wresta, Henny Sudibyo Kelayakan Pakan Gel 'Pakan Yang Dibuat Tanpa Mesin Pellet' Berdasarkan Nilai 9 Kecernaan Nutrisi Dan Hematologis Pada Ikan Koi, Cyprinus Carpio Haematopterus Oleh Edison Saade, Zainuddin, Siti Aslamyah dan Ridwan Bohari Pengelolaan Limbah Bawang Merah Sebagai Pupuk Organik Mendukung Inovasi Berbasis 10 Sumber Daya Alam Pada Tanaman Hortikultura di DKI Jakarta oleh Emi Sugiartini, S. Bahar, T. Ramdhan dan P.W. Prihandini
116
11
Pengelolaan Sagu Terpadu di Kabupaten Kepulauan Meranti oleh Bambang Hariyanto,
Budhi Santoso R., Agus Tri Putranto dan Syofi Rosmalawati
Pembenah Tanah Alternatif Untuk Mendukung Produktivitas Padi Gogo Pada Ultisol Sukadana, Lampung Timur oleh Neneng Laela Nurida, A. Dariah Teknologi Energi Hijau Dalam Sistim Usaha Tani Konservasi Untuk Peningkatan Kualitas 13 Lahan oleh Ishak Juarsah Desain Sistem Kompensasi Bagi Usaha Kecil Menengah Kluster Kerajinan Dalam 14 Peningkatkan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus UKM Kota Bogor) oleh Preti Idianti, Diandra Rizko Siswanto Pembelajaran Kolektif Sebuah Perusahaan Start-up Teknologi, PT Multidaya Teknologi 15 Nusantara (Cybreed) oleh Uruqul Nadhif Dzakiy, Ari Uliana, Hanif Indra Perdana, 12
108
126 135 142
151 160 169 176 185
195
Bambang Ardiansyah, Xenia Almirany Latif , Miraya Dardanila
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
iii
Komunikasi Deliberasi Ekuitas dalam Menumbuhkan Kapital Sosial Hijau: Hidrogen dari 16 Alga Hijau Deliberative oleh Novieta Hardeani Sari, Kiki Rezki L., Fitria Hidayanti,
205
dan Ucuk Darusalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Berbasis Socio-Edu-Eco-Tourism di Kabupaten 17 Purworejo oleh Aulia Nur Mustaqiman Tushy Octafadiola, Agat Ardinugroho, Kurniawan, Yuliana Farkhah Peran Kebijakan Sains dalam Mewujudkan Industri Basis Berkelanjutan Berbasis 18 Morfokonservasi Lingkungan (Studi Kasus di Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulonprogo) oleh Fajar Sugiarto, Garda Inovasi Berbasis Sumber Daya Alam dalam Pengembangan Sektor Pariwisata di 19 Kabupaten Banyuwangi oleh Puji Wahono 20 Model Akselerasi Inovasi Industri Kreatif di Jawa Timur oleh Edy Wahyudi Upaya Mempopulerkan Gumuk Pasir Sebagai Studio Alam Untuk Pengembangan Industri 21 Pariwisata Berbasis Eco-Socio-Tourism oleh Yuliana Farkhah, Aulia Nur Mustaqiman, Kurniawan, Agat Ardinugroho, Tushy Octafadiola Inovasi Pengawet Nira Alami Instan TANGKIS Generasi-1 pada Produksi Gula Kelapa 22 Organik oleh Karseno, Mujiono, Pepita Haryanti, dan Retno Setyawati Pemanfaatan Limbah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sebagai Pupuk Slow 23 Release oleh Solihin, B. D. Erlangga, Eki N. Dida, Yusianita, A.Saepulloh, E.B. Santoso, Widodo Pembenah Tanah Dalam Perspektif Pembangunan Pertanian Berkelanjutan oleh Ishak 24 Juarsah Analisis Finansial Agribisnis Terpadu Serei Wangi, Sawi dan Sapi Potong di Desa 25 Sumurugul, Purwakarta, Jawa Barat oleh Hermanto, Nugrahapsari, RA
219
224 232 244 254 260 267 271 280
26 Pemetaan Peluang Pasar dari Penelitian Botani LIPI: Pendekatan Consumer Insight oleh Diah Anggraeni Jatraningrum, Ragil Yoga Edi 27 Peran Social Marketing Untuk Mencapai Sustainable Consumption oleh Ayu Ekasari Analisis Ekspor Impor Komoditas Prioritas Hortikultura di Indonesia oleh Nugrahapsari, 28 Khaririyatun, N
286
29 Analisis Kompensasi pada UKM Komoditi Susu di Kota Bogor oleh Arinindya Retnaningtyas, Amalia Aviliani Pengolahan Sumber Daya Lokal Menjadi Produk Inovatif: Pengalaman Diseminasi 30 Teknologi Pengolahan Mi Berbasis Jagung (Zeamie) di Sumenep, Madura oleh Yanu Endar Prasetyo, Enny Solichah, Doddy Andy Daramajana, Rima Kumalasari
316
31 Valuasi Ekonomi Untuk Pengembangan Sumber Daya Air DAS Mahat Hulu oleh Firman Hidayat, Naik Sinukaban, Kukuh Murtilaksono dan M. Parulian Hutagaol Meningkatkan Produktifitas Sagu Menggunakan Alat Pengolah Sagu "Landaka" oleh 32 Luter, Rumiyati Optogenetik: Metode Masa Depan Untuk Menangani Gangguan Otak oleh Akbar Prasetyo 33 Utomo Rekayasa Silika Amorf Sebagai Material Preservasi Mikroorganisme (MPMO) Untuk 34 Mendegradasi Senyawa Fenol oleh B. D. Erlangga, E. T. S. Agustinus, H. Sembiring, Effendi, E. N. Dida, F.Saebani
332
35 Perlindungan Hukum Terhadap Sumber daya Genetik, Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional oleh Anne Gunawati Analisa Ekonomi Penggunaan Pupuk Organik dengan Mesin Aplikator Pupuk Organik 36 pada Budidaya Jagung oleh Arustiarso Poster Perbanyakan Pinus Merkusii Unggul dengan Setek Pucuk oleh Rika Rahmawati, Corryanti 1
373
Pengaruh Umur Panen dan Suhu Penyimpanan Umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) Terhadap Kandungan Inulin oleh Vebrina Reza Wulansari, Susi Maetasari, Ayu
392
2
iv
295 309
324
350 358 368
380
387
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
Wulandari, Endang Susilowati
3 4 5 6
Sistem Fed-Batch untuk Hidrolisis Enzimatik Tandan Kosong Sawit pada Solid Loading Tinggi oleh Ardiyan Harimawan, Made Tri Ari Penia Kresnowati, Yohanes Eko Chandra Sugiharto*, Rina Mariyana, Andry, Hana Nur Fitrian Pengaruh Pemupukan dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Klon Kakao Spesifik Andomesinggo DI Sulawesi Tenggara oleh Baharudin Karaterisasi dan Evaluasi Galur Mutan Sorgum Manis Hasil Iradiasi Sinar Gamma oleh Endang Gati Lestari, Iswari S Dewi dan Nur Amin Efektivitas Formula Herbisida Organik Dalam Menekan Pertumbuhan Gulma PRA Tumbuh di Rumah Kaca oleh Jati Purwani, Dyah Manohara, M.H. Bintoro
Formula Pupuk Organik Untuk Meningkatkan Persentase Tumbuh Pembibitan Lada (Piper nigrum L) oleh Jati Purwani, Dyah Manohara, M.H. Bintoro Respon Bibit Tebu Varietas KK G1 Kultur Jaringan Terhadap Pemupukan Kompos 8 Serasah Daun Tebu dan Pupuk Kandang Sapi oleh Sumanto, Jati Purwani Testing of Sugarcane Mutan Somaclone Derived From Chemical Mutation and In Vitro 9 Selection oleh Ragapadmi Purnamaningsih, Sri Hutami Dampak Aplikasi Pebenah Tanah Alami dan Sintetis Terhadap Perbaikan Sifat Fisik Tanah dan Produktivitas Tanaman pada Lahan Kering Beriklim Kering oleh Ai Dariah, Neneng 10 L. Nurida Respon 3 Varietas Unggul Serai Wangi Pada Lahan Bekas Erupsi Merapi di Sleman 11 Yogyakarta oleh Sumanto, M Syakir, Dibyo Pranowo dan Maman Herman Makalah Seminar yang diterbitkan dalam warta Vol. 13 Nomor 2/2015 Komplementariti antara Sumber Daya Manusia dan Infrastruktur dalam pengembangan 1 Kapasitas Litbang di Bidang SDA di LIPI: Pendekatan Resources-Based View oleh Hadi Kardoyo, Sayim Dolant, Sigit Setiawan, Setiowiji Handoyo Susunan Acara Jadwal Presentasi Pemakalah 7
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
402 409 420 426 431 439 445 453 462
468 469 471
v
Permasalahan Penerapan SNI ISO 9001:2008 di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Problems Of ISO 9001: 2008 Implementation in Institutions Science Indonesia Agus Fanar Syukri, Jimmy Abdel Kadar, Amelia Febri Ariani, Rahmi Kartika Jati Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Kawasan PUSPIPTEK Gd.417, Setu, Tangerang Selatan, Banten, 15314 Indonesia
Keyword research institution, implementation, Quality Management System (QMS), SNI ISO 9001:2008
Kata Kunci institusi riset, implementasi, Sistem Manajemen Mutu (SMM), SNI ISO 9001:2008
ABSTRACT In the globalization era, customers are demanding quality products, including the services of research institutions. One way to improve the service quality, is implementing a quality management system (QMS) based on ISO 9001: 2008. As the oldest research institutions in Indonesia, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), which consists of 50 units, until the end of 2014, has 18 units which implement ISO 9001: 2008 and has been certified. This paper discusses the problems faced by the 17 units in LIPI in the implementation of QMS, with a mix methods of quantitative and qualitative. Results of the study was 9 units have problem of human resources, 8 units have problem of infrastructures, 7 units still have problems in the QMS process and documentation, 5 units have problematic in recording, and 3 units still have other problems outside of QMS. Communication is not problem in LIPI units which has been certified SNI ISO 9001: 2008. SARI
KARANGAN
Di era globalisasi, pelanggan menuntut produk yang bermutu, termasuk jasa pelayanan dari institusi riset. Untuk meningkatkan mutu layanan, salah satu cara yang ditempuh organisasi adalah menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) berbasis SNI ISO 9001:2008. Sebagai lembaga penelitian tertua di Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang terdiri dari 50 satuan kerja, sampai akhir 2014, telah 18 satuan kerja (satker) di LIPI yang mengimplementasikan SNI ISO 9001:2008 dan telah tersertifikasi. Makalah ini membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh 17 satuan kerja di LIPI dalam implementasi SMM di satker masing-masing, dengan metode penelitian campuran antara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian adalah 9 satker menghadapi masalah SDM, 8 satker bermasalah di sarana prasana, 7 satker masih memiliki masalah di proses dan dokumentasi SMM, 5 satker bermasalah di rekaman mutu, dan 3 satker masih memiliki masalah lain di luar SMM. Komunikasi tidak menjadi masalah di satker-satker LIPI yang telah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008. © Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
Corresponding author. E-mail address:
[email protected]
92
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
PENDAHULUAN Salah satu efek persaingan di era globalisasi adalah tuntutan terhadap organisasi, termasuk di dalamnya institusi riset, untuk terus meningkatan mutu produknya, baik berupa barang maupun jasa. Kondisi tersebut mendorong organisasi untuk terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan mutu barang/jasa-nya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya (Kanapathy, 2008). Lovelock & Wirtz (2009) dan Barney & Hesterly (2010) menyatakan bahwa organisasi yang begerak di bidang jasa memiliki kesulitan dalam mendefinisikan kegiatan yang menghasilkan produk dan atau jasa yang bermutu, yang dapat memuaskan stakeholders. Namun, mutu produk yang baik hanya bisa dihasilkan melalui proses manajemen organisasi yang baik pula. Untuk dapat memenuhi kepuasan stakeholders, salah satu strategi organisasi yang banyak diadopsi oleh organisasi adalah menerapkan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001, yaitu sebuah standar sistem manajemen mutu yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Dunia The International Organization for Standardization (ISO) yang bersifat generik, dapat diterapkan di semua organisasi, baik pemerintah/publik maupun swasta, bahkan juga organisasi nirlaba; dan sangat fleksibel untuk dapat diterapkan di semua level manajemen suatu organisasi. Sebagai lembaga penelitian tertua di Indonesia dan menjadi acuan nasional di bidang penelitian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencanangkan diri menjadi lembaga riset berkelas dunia. LIPI terdiri dari 50 satuan kerja (satker), sampai akhir tahun 2014, telah 18 satker yang mengimplementasikan ISO 9001:2008. Dalam makalah ini, para peneliti membahas masalahmasalah yang dihadapi oleh 18 satuan kerja di LIPI dalam implementasi SMM di satker masing-masing, dengan metode penelitian kualitatif. LANDASAN TEORI Sistem Manajemen Mutu (SMM) Menurut Dharma (2007) SMM merupakan sekumpulan prosedur yang terdokumentasi untuk manajemen sistem yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian dari suatu proses dan produk berupa barang ataupun jasa terhadap persyaratan tertentu. SMM dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh organisasi memiliki kualitas sesuai dengan yang direncanakan. Pendekatan ini juga memberikan kemudahan bagi organisasi untuk merancang sistem yang membantu proses organisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari
penciptaan produk, baik berupa barang ataupun jasa (Djatmiko & Jumaedi, 2011). ISO 9001 menyediakan kerangka kerja bagi organisasi dan juga seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen yang dirancang untuk mengatur aktivitas organisasi, sehingga tercipta konsistensi untuk mencapai tujuan (Tjiptono & Diana, 2003). ISO 9001:2008 ISO 9001:2008 (BSN, 2008) adalah standar mutakhir tentang SMM di mana organisasi yang memakainya dituntut memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan pelanggan, peraturan dan perundang-undangan, sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Standar ISO 9001 merupakan standar internasional yang diakui untuk sertifikasi SMM, yang menjadi acuan untuk menilai praktik manajemen mutu suatu organisasi, yaitu kemampuan organisasi dalam melakukan proses desain, produksi dan pengantaran (delivery) produk ataupun jasa yang bermutu kepada pelanggan (customer). Seiring berjalannya waktu, jumlah organisasi yang menggunakan ISO 9001 sebagai standar bagi manajemen mutu organisasi semakin meningkat. Hal ini juga membuktikan bahwa ada manfaat/keuntungan yang didapatkan organisasi dengan penerapan standar tersebut (Djatmiko & Jumaedi, 2011). Manajemen Riset di Institusi Penelitian Kegiatan riset yang berupa penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi bagian yang penting dalam hal inovasi, kemajuan ekonomi, dan menghadapi permasalahan sosial (Mulyanto, 2014). Peran riset tersebut harus diimbangi dengan manajemen yang baik, karena manajemen berpengaruh terhadap kinerja sebuah organisasi (Beerkens, 2013), termasuk dalam hal produktivitas, efisiensi serta pemanfaatan hasil riset oleh masyarakat (Zulfah, 2010). Zulfah (2010) juga menyebutkan bahwa faktor terpenting keberhasilan sebuah manajemen organisasi adalah komitmen manajemen dan partisipasi personil. Beerkens (2013) setelah melakukan penelitian terhadap efek penerapan manajemen terhadap produktivitas riset di beberapa universitas di Australia, menyatakan bahwa manajemen riset di universitas saat ini semakin profesional, di mana universitas mengubah struktur organisasi mereka dengan menunjuk staf eselon akademik dan administrasi yang bertanggung jawab penuh untuk mengawasi aktivitas penelitian. Dari hasil penelitian dapat diketahui penerapan manajemen memiliki beberapa efek positif terhadap produktivitas
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
93
penelitian. Keberhasilan penerapan tersebut dilakukan dengan berfokus pada keahlian, dukungan, dan insentif terhadap individu dan fakultas yang terlibat dalam penelitian. Manajemen riset yang baik akan membuat suasana lingkungan penelitian yang mendukung peningkatan produktivitas para peneliti. Penelitian terhadap produktivitas penelitian telah dilakukan terhadap institusi penelitian yang dimiliki oleh pemerintahan Indonesia. Produktivitas diukur berdasarkan dua faktor pengukuran, yaitu produktivitas publikasi yang didasarkan pada karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal maupun prosiding ilmiah internasional, serta produktivitas teknologi yang berdasarkan pada produk atau layanan teknologi baru yang diberikan oleh institusi penelitian (Mulyanto, 2014). Implementasi SMM dan Permasalahannya SMM merupakan sebuah sistem yang mencakup proses bisnis, prosedur, dan interaksi manusia di dalamnya yang senantiasa berorientasi pada peningkatan mutu (To et al, 2011). Permasalahan mengenai efektivitas penerapan SMM organisasi terkait erat dengan pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia di dalamnya mengenai sistem mutu itu sendiri (Dharma, 2007). Akan timbul permasalahan yang pelik jika karyawan sebagai pelaksana SMM di lapangan yang memiliki andil dalam melaksanakan fungsi operasional organisasi menganggap bahwa pemenuhan persyaratan seperti yang diminta ISO 9001 tersebut merupakan beban yang memberatkan, bukan dipandang atau diyakini sebagai cara atau kiat yang memberinya kemudahan dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Kujalla & Lilirank (2004) dan Goestch & Davis (2010) menyatakan bahwa keberhasilan praktek penerapan SMM ditentukan oleh faktor budaya. Organisasi yang memiliki budaya mutulah yang akhirnya mampu menjalankan SMM secara optimal untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan organisasi. Keterkaitan tersebut diperkuat oleh Wu & Zhang (2011), bahwa budaya mutu di organisasi harus melebur dalam praktek penerapan SMM yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk/jasa organisasi. Permasalahan penerapan SMM dalam suatu organisasi dimulai sejak persiapan implementasi, dan tidak berhenti sampai memperoleh sertifikasi ISO 9001 semata, tetapi masih ada perjuangan lainnya yang tidak pernah berhenti yaitu bagaimana memelihara SMM dan meningkatkan secara berkelanjutan (continual improvement), sehingga menjadi sebuah sistem efektif yang mampu mendukung organisasi dalam meningkatkan mutunya, memenuhi persyaratan pelanggan
94
organisasi dan memuaskan mereka. Tetapi ada catatan bahwa SMM tidak selalu menciptakan hasil yang diinginkan oleh manajemen organisasi, dikarenakan adanya proses penerapan yang tidak/kurang efektif dalam organisasi (Kim, 2011). Ada beberapa metode pengukuran kesiapan organisasi dalam menerapkan SMM berbasis ISO 9001, antara lain delapan prinsip manajemen mutu (Syukri, 2011), atau Total Quality Person (TQP) (Syukri, 2014), atau dengan instrumen pengukuran iklim organisasi (organizational climate) (Syukri, 2015). Permasalahan yang relatif sering muncul pasca implementasi ISO 9001 (Tanudjaja, 2004) antara lain: 1. Penerapan hanya dipersepsikan untuk memenuhi persyaratan administratif; 2. Menjalankan SMM tanpa membangun budaya mutu; 3. Masalah komunikasi; 4. Aspek sumber daya manusia; 5. Program apresiasi tidak dilaksanakan; 6. Krisis kepemimpinan dalam menjalankan sistem; dan 7. Implementasi hanya dianggap tanggung jawab Wakil Manajemen. Masalah yang telah diutarakan umum terjadi pada organisasi yang berkomitmen awal yang lemah, dan pemahaman sivitas dalam budaya mutu kurang. Koordinasi dalam suatu organisasi menjadi penting pada saat koordinasi tersebut dituangkan dalam panduan mutu. Pembagian fungsi antar bidang/bagian atau unit/divisi menjadi menentukan peran bagian tersebut. Peralihan tangung jawab pada unit layanan akan menentukan kepuasan pelanggan. Sehingga penerapannya dituntut untuk melakukan perbaikan-perbaikan di semua lini secara bertahap sesuai dengan konsep PDCA (Plan – Do – Check – Act). Permasalahan lainnya yang sering muncul adalah kurangnya keterlibatan karyawan dalam menjalankan sistem mutu. Tidak sedikit manajemen tingkat menengah kurang tanggap akan dinamika bawahannya, serta minimnya pemahaman akan penghargaan pada karyawan tingkat bawah, terhadap prestasi keseharian dalam menjalankan SMM. Pada tahun awal penerapan SMM merupakan tahun transisi dengan mengubah kebiasan yang sudah dilakukan bertahun-tahun dan tidaklah mudah. Komunikasi yang efektif merupakan langkah awal dalam penyelesaian masalah dan penghargaan dapat dilaksanakan sebagai motivasi untuk perbaikan yang sudah dilakukan. Faktor kedua adalah kurangnya
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
komitmen dari karyawan itu sendiri (Gaspersz, 2011). Sisi lainya pemahaman sivitas akan panduan mutu terhadap pelaksanaan di lapangan. Sivitas dengan tanggung jawab unit layanan yang terlibat langsung dengan pelanggan pada saat bertambahnya layanan yang melebihi dari ketentuan, diperlukan keterlibatan manajemen dan keputusan dari Manajemen Puncak. Pentingnya sosialisasi dan komunikasi yang fleksible antar bidang/bagian atau unit/divisi, dengan pemahaman mengubah perilaku karyawan tidak mudah dan perlu konsisten akan aturan yang telah disepakati. Komunikasi antara karyawan senior dan junior sangat diperlukan, komunikasi yang tepat akan mempermudah jalannya SMM yang diinginkan oleh seluruh sivitas. Kunci sukses implementasi SMM Dalam penelitiannya Asa dkk (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor kritis keberhasilan (Critical Success Factors) yang penting untuk diperhatikan dalam implementasi standar ISO 9000 adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan dukungan dan komitmen dari managemen puncak 2. Mendapatkan dukungan dan komitmen dari managemen menengah 3. Mendapatkan dukungan dan komitmen dari karyawan 4. Ketepatan dokumentasi proses 5. Pengertian terhadap sistem manajemen mutu 6. Komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan 7. Adanya waktu tambahan untuk pelatihan dan pertemuan 8. Tercapainya penghematan biaya Faktor sukses tertinggi adalah dukungan dan komitmen dari managemen puncak. Peran managemen puncak sangat berkorelasi dengan kesuksesan penerapan SMM. Kaziliunas (2010, 2012) menyatakan bahwa sertifikasi ISO 9000 dapat mendatangkan keuntungan bisnis, tetapi manager dari organisasi harus berhati-hati dalam mendesain strategi dalam mengimplementasikan SMM berbasi ISO 9001. Hal ini bertujuan untuk menyejajarkan program mutu dengan goal jangka panjang organisasi. Faktor kritis dalam hal ini adalah komitmen manajemen puncak untuk memprioritaskan alokasi sumber daya dalam mendesain dan mengimplementasikan SMM berbasis ISO 9001 tersebut. Selain hal yang telah disebutkan di atas, faktor ketergantungan yang kuat antara motivasi sertifikasi perusahaan dengan hasil yang akan dicapai, juga menjadi salah satu faktor kesuksesan
implementasi SMM berbasis ISO 9001. Sertifikasi ISO 9001 digunakan sebagai alat marketing, sementara tekanan dari pelanggan juga dapat berperan menjadi salah satu motivasi inti. Alasan utama untuk sertifikasi lebih baik tumbuh dari motivasi internal organisasi, bukan hanya benefit yang akan didapat dari pelanggan, sehingga organisasi harus memperhatikan perubahan lingkungan bisnis, baik internal maupun eksternal. Pasca-sertifikasi hal yang sangat penting yang harus menjadi perhatian organisasi agar SMM berjalan baik adalah faktor perbaikan terusmenerus, perbaikan berkesinambungan pada proses, SDM dan sistem, termasuk sistem reward kepada karyawan, kerja sama tim, pengukuran kinerja dan komunikasi. Auditor mutu dalam posisi yang kuat untuk dapat berperan meningkatkan nilai dari sertifikasi SMM yang telah diperoleh organisasi. Audit sertifikasi pun dapat membantu meningkatkan SMM dan dapat pula meningkatkan motivasi untuk bekerja dengan lebih berkualitas. Cianfrani et all (2009) menyatakan dalam bukunya, bahwa faktor kunci sukses (key success factor) dalam implementasi SMM berbasi ISO 9001:2008 adalah : 1. Pemahaman SMM yang baik oleh seluruh karyawan organisasi dapat meningkatkan kinerja organisasi dan kepuasan pelanggan; 2. Keterlibatan manajemen puncak sebagai manajer maupun leader dalam operasional dan implementasi SMM; 3. Mencapai dan menjaga pemahaman yang jelas mengapa organisasi perlu mengimplementasikan SMM berbasis ISO 9001:2008; 4. Membangun prinsip-prinsip dan nilai-nilai organisasi; 5. Menyelaraskan seluruh tujuan bisnis dan tujuan mutu; 6. Merencanakan proses implementasi SMM; 7. Mengidentifikasi proses penting dan pengontrolannya, di mana berkaitan dengan pemastian kesesuaian produk/jasa dengan pelanggan dan persyaratan lainnya; 8. Fokus pada tindakan perbaikan dan peningkatan berkesinambungan; 9. Menjaga proses, dokumentasi dan keseluruhan SMM sesederhana dan semudah mungkin; 10. Audit selama dan setelah implementasi; dan 11. Melaksanakan kaji ulang manajemen.
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
95
METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian campuran (mix methods) antara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif, sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif (Creswell, 2010). Metode penelitian campuran yang dipakai dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari para responden, kemudian menindaklanjutinya dengan mewawancarai sejumlah individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh tentang hasil statistik yang sudah diperoleh (O’Cathain et all, 2007), dan diperdalam lagi penjelasannya.
yang didapatkan dengan mengambil sampel dari responden, mewakili satker. Hasil penelitian kuantitatif biasanya berupa pola atau tipologi atau pola mengenai fenomena yang dibahas. Sedangkan, pengumpulan data kualitatif dilaksanakan dengan metode Focus Group Discussion (FGD), pesertanya adalah WM atau SWM satker-satker yang telah mengimplementasikan SMM ISO 9001. Strategi pengumpulan data adalah dengan bertahap/sekuensial (sequential mixed method), yaitu para peneliti mengumpulkan dua jenis data secara bertahap, dengan melakukan survei wawancara kepada para responden untuk memperoleh hasil umum atas pelaksanaan SMM di satker responden, hasilnya dikuantisasi dari seluruh responden; kemudian dilanjutkan dengan metode kualitatif melalui FGD terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai atas hasil survei. Pengumpulan data kuantitatif telah dilaksanakan bulan Maret dan April 2015 dengan mendatangi para responden, sedangkan data kualitatif didapatkan melalui FGD yang dilaksanakan 16 April 2015 di Jakarta.
Objek Penelitian Lokus penelitian ini adalah 18 satker di LIPI yang telah mengimplementasikan SMM berbasis ISO 9001:2008, tetapi data yang berhasil dikumpulkan adalah dari 17 satker, 1 satker tidak diperoleh datanya karena satker tersebut tidak menginformasikan bahwa satkernya telah mengimplementasikan SNI ISO 9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikatnya.
Metoda Analisis dan Validasi Analisis data dilakukan berdasarkan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menganalisis angka-angka secara deskriptif dan inferensial; dan dengan pendekatan kualitatif pula, yaitu dengan cara menganalisis pernyataan responden atau teks dan atau dokumen yang diberikan oleh responden, sehingga diperoleh gambaran secara tematik atas masalah-masalah implementasi SMM di satkersatker LIPI yang telah mengimplementasikan SNI ISO 9001:2008. Data divalidasi dengan metode triangulasi data, yaitu dari hasil survei, hasil FGD dan dokumen SMM satker yang menjadi responden. Untuk membantu mempermudah dalam menganalisis data hasil survei dan FGD, digunakan pengklasteran data-data dengan 3 warna: hijau (berjalan baik), kuning (ada potensi masalah), dan merah (bermasalah) atas data-data yang disampaikan oleh para responden, baik saat survei maupun saat FGD.
Responden Penelitian Yang menjadi responden adalah Wakil Manajemen (WM) dan atau Sekretaris Wakil Manajemen (SWM), yang merupakan penanggung jawab implementasi di satker-satkernya masing-masing. Satker-satker di LIPI yang menjadi responden penelitian adalah lembaga pemerintah setingkat eselon 2 (Pusat Penelitian/Biro) sebanyak 16 satker atau eselon 3 (Unit Pelaksana Teknis) 1 satker, yang seluruh satker memberikan pelayanan kepada para peneliti dan masyarakat, dalam bentuk diseminasi hasil penelitian, termasuk di dalamnya paten, prototipe dan inkubasi bisnis. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan survei kepada responden. Menurut Kerlinger dalam Rochaety (2009), penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan pada ukuran populasi besar maupun kecil. Penelitian ini mempelajari data
96
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Hasil Survei Hasil seluruh survei melalui wawancara ke WM/SWM 17 satker, ditunjukkan di Gambar 1. Seperti telah disebutkan dalam metoda analisis bahwa untuk membantu mempermudah membaca data, maka digunakan pengklasteran kondisi implementasi SMM di satker-satker, yaitu dengan 3
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
warna, yaitu hijau berarti implementasi berjalan baik, kuning berarti ada potensi masalah, dan merah berarti ada rmasalah dalam implementasi SMM di satker. Kondisi Implementasi SMM di LIPI 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Permasalahan SMM di LIPI 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
100% 80% 60% 40% 20% 0%
Jumlah Masalah
% Akumulasi
Gambar 2. Masalah-masalah implementasi SMM berbasis SNI ISO 9001:2008 di LIPI Gambar 1. Potret kondisi implementasi SMM berbasis SNI ISO 9001:2008 di LIPI Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa komunikasi tidak menjadi masalah di satker-satker LIPI yang telah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008, hanya terdapat potensi masalah, yang apabila tidak ditangani dengan baik, akan menjadi masalah yang menghambat keberlangsungan implementasi SMM di satker tersebut. Analisis Seperti telah disebutkan di bagian II.4 bahwa masalah-masalah implementasi SMM berbasis ISO 9001 antara lain: penerapan dipersepsikan hanya administratif, masalah komunikasi, SDM, krisis kepemimpinan, dan tanggung jawab hanya di WM. Sedangkan di bagian II.5 dinyatakan bahwa kunci sukses implemenasi SMM berbasis ISO 9001 antara lain: dukungan dan komitmen manajemen (baik puncak maupun menengah), dukungan dan komitmen karyawan, dokumentasi proses, komunikasi, pelatihan, dan penghematan biaya. Dari potret kondisi implementasi SMM berbasis SNI ISO 9001:2008 di 17 satker di LIPI, jumlah masalah yang dihadapi oleh satker-satker ditunjukkan di Gambar 2. A. SDM Masalah yang paling banyak dihadapi oleh satker di LIPI adalah masalah SDM (9 dari 17 satker), yaitu antara lain belum semua SDM peduli dengan SMM, kurangnya SDM yang menangani SDM sehingga ada yang merasa over load beban pekerjaan.
B. SDM Masalah yang paling banyak dihadapi oleh satker di LIPI adalah masalah SDM (9 dari 17 satker), yaitu antara lain belum semua SDM peduli dengan SMM, kurangnya SDM yang menangani SDM sehingga ada yang merasa over load beban pekerjaan. C.
Sarpras Masalah kedua adalah masalah sarana dan prasarana (sarpras) dihadapi oleh 8 dari 17 satker, antara lain belum tersedia ruang khusus SMM, ruang arsip, keterbatasan dana, khususnya dana untuk mengkalibrasi alat-alat laboratorium. D. Dokumentasi Masalah dokumentasi SMM ada di 7 dari 17 satker di LIPI yang sudah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008, antara lain setelah diidentifikasi banyak kebutuhan dokumentasi proses, tetapi setelah prosedur dibuat, tidak diimplementasikan; terlalu banyak tahapan pekerjaan dalam satu prosedur; terlambat menyesuaikan dokumen terhadap reorganisasi karena tuntutan reformasi birokrasi; pengendalian dokumen belum berjalan optimal, terbukti masih ada yang terselip saat penarikan dokumen SMM. . E. Proses Masalah proses dan dokumentasi SMM ada di 7 dari 17 satker di LIPI yang sudah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008, antara lain proses pelayanan belum berjalan sesuai SOP, proses internal sering dipengaruhi/terganggu oleh faktor eksternal, dan proses belum berjalan optimal karena SDM belum
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
97
memahami dengan baik dan merasa perlu training lagi. F. Rekaman Masalah rekaman dihadapi oleh 5 dari 17 satker, antara lain pengelolaan rekaman yang belum baik, perubahan formulir rekaman yang tidak tersosialisasikan dengan baik, belum terbiasa mencatat/menulis di log book, dan ada satker yang karyawannya merasa terlalu banyak formulir. G. Masalah lain Masalah di luar SMM yang dinyatakan oleh 3 dari 17 satker antara lain bahasa dalam dokumen SMM yang sulit dipahami, dan sulitnya pengendalian pekerjaan yang mendadak datang. H. Komunikasi Komunikasi tidak menjadi masalah di satker-satker LIPI, tetapi potensi masalah dihadapi oleh 4 satker dari 17 satker yang menjadi responden, yaitu antara lain manajer puncak menyerahkan sepenuhnya kontrol SMM kepada wakil manajemen, komunikasi formal terasa kering (kurang optimal), saling mengandalkan pekerjaan antara beberap penanggung jawab yang berhubungan dengan SMM, tetapi tidak ada pihak yang mengerjakannya. PENUTUP Kesimpulan Sebagai lembaga penelitian tertua di Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang terdiri dari 50 satuan kerja, sampai akhir 2014, telah ada 18 satuan kerja di LIPI yang mengimplementasikan SNI ISO 9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikatnya. Dalam makalah ini, telah dibahas masalah-masalah yang dihadapi oleh 17 satuan kerja di LIPI dalam implementasi SMM di satker masing-masing, dengan metode penelitian campuran antara metode kuantitatif dan kualitatif (mix methods). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 satker yang telah diperoleh datanya ada 9 satker menghadapi masalah SDM, 8 satker bermasalah di sarana prasana, 7 satker masih memiliki masalah di proses dan dokumentasi SMM, 5 satker bermasalah di rekaman mutu, dan 3 satker masih memiliki masalah lain di luar SMM, tetapi komunikasi tidak menjadi masalah bagi satker-satker LIPI yang telah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008.
98
Keterbatasan Penelitian ini bersifat cross sectional, yaitu data yang didapatkan hanya berasal dari persepsi para responden yang mewakili 17 satker di LIPI yang telah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008, dalam satuan waktu yang pendek, bukan dengan observasi dengan waktu yang panjang (longitudinal). Penelitian Lanjutan Penelitian lanjutan dilakukan dengan konsep yang sama, terutama untuk melengkapi dengan data dari satker yang diperoleh datanya, dan pengambilan data dalam bentuk studi longitudinal, yaitu beberapa tahun, sehingga hasilnya dapat menggambarkan kondisi riil perubahan organisasi atas penerapan SMM berbasis ISO 9001. Penelitian lanjutan yang lain adalah berbentuk penyusunan desain SMM versi elektronik, untuk dapat lebih mengefisienkan dokumentasi, proses dan perekaman kegiatan SMM di satker-satker di LIPI, baik yang sudah mengimplementasikan SMM berbasis SNI ISO 9001:2008, maupun satker-satker yang melaksanakan perubahan sistem manajemen karena tuntutan reformasi birokrasi. Ucapan Terima Kasih: Penelitian ini dapat terselenggara atas biaya Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2SMTP) –Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2015, sesuai dengan kontrak nomor 023/JI.2/SK.AP/I/2015 tentang Organisasi, Susunan Personalia, Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Kegiatan DIPA Persiapan Efektifitas Manajemen P2SMTP-LIPI dengan Elektronic Quality Management Systems (e-QMS), dengan Penanggung Jawab Kegiatan Agus Fanar Syukri, Ph.D. Para Penulis mengucapkan terima kasih kepada para responden, yaitu para Wakil Manajemen dan atau Sekretaris Wakil Manajemen di 18 satuan kerja di LIPI, yang telah mendapatkan sertifikat SNI ISO 9001:2008 sebagai pengakuan implementasi Sistem Manajemen Mutu. DAFTAR PUSTAKA Asa, Abidin dan Latief. 2008. Faktor-Faktor Kritis dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia. Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil, Vol. 15 No. 3 Desember 2008, Hal 99106.
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2008. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan. (ICS 03.120.10) Barney, Jay B.; Hesterly, William S. 2010. Strategic Management and Competitive Advantage, Third Edition. New Jersey: Prentice Hall. Beerkens, M. 2013. Facts and fads in academic research management: The effect of management practices on research productivity in Australia. Research Policy; 42: 1679-1693. Cianfrani, Charles A; Tsiakals, Joseph J.; West, Jack. 2009. ISO 9001:2008 Explained. ASQ Quality Press, p. 214-215. Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.Yogyakarya: Pustaka Pelajar. Dharma, Cipta. 2007. Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan Kinerja pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatra UtaraI [Tesis]. Medan: Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatra Utara Djatmiko, Budi; Jumaedi, Heri. 2011. Simulasi Bisnis, Manajemen Mutu ISO 9001. Bandung: STEMBI-Bandung Business School. Gaspersz, Vincent. 2011. Total Quality Management untuk Praktisi Bisnis dan Industri. Penerbit Vinchisto Publication (cetakan ke tujuh/edisi revisi dan perluasan) Goestch, David L; Davis, Stanley B. 2010. Quality Management for Organizational Excellence. New Jersey: Pearson. Kanapathy, Kanagi. 2008. Critical Factors of Quality Management Used in research Questionnaires: A Review of Literature. Bandar Sunway: Sanway University College. Kaziliunas, A. 2010. Success Factors For Quality Management Systems : Certification Benefit. Intellectual Economics Journal 2010, No. 2(8), p. 30–38 Kazilunas, A. 2012. Problems while implementing quality management systems for a sustainable development of organizations. Ekonomika ir vadyba: aktualijos ir perspektyvos. 4 (28). 9098, Lithuania Kim, Dong Young. 2011. A Performance Realization Framework for Implementing ISO 9000. International Journal of Quality & Reliability Management Vol. 28 No.4. Kujala, J. dan Lilirank, P. 2004. Total Quality Management as a cultural Phenomenon. Quality management journal vol 11 No.4. Lovelock, Christopher; Wirtz, Jochen. 2009. Service Marketing. Seventh Edition. United States: Pearson
Mulyanto. 2014. Performance of Indonesian R&D institutions: Influence of type of institutions and their funding source on R&D productivity. Technology in Society; 38: 148-160. O'Cathain, Alicia; Murphy, Elizabeth; and Nicholl, Jon. 2007. Why, and How, Mixed Methods Research is Undertaken in Health Services Research in England: A Mixed Methods Study". Volume 85, No. 7. Diunduh pada 30 Juli 2015 dari
Rochaety, Ety; dkk. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media. Syukri, A. F. 2011. Tingkat Kesiapan Organisasi Masyarakat Indonesia di Jepang untuk Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi (PPIS) 2011 di Balai Kartini Jakarta. Syukri, A. F. 2014. Mengukur Kesiapan Organisasi “X” Menerapkan SNI ISO 9001:2008 dengan Total Quality Person (TQP). Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi (PPIS) 2014, di Hotel New Maryott, Surabaya. Syukri, A. F. 2015. Mengukur Kesiapan Organisasi “Y” dalam Menerapkan SNI ISO 9001:2008 melalui Iklim Organisasi. Warta Kebijakan Iptek & Manajemen Litbang, Vol.14, No.2, dan telah dipresentasikan di Forum Tahunan Pengembangan Iptek & Inovasi Nasional IV, tahun 2014, di Jakarta. Tanudjaja, Minawaty. 2004. Kesalahan-kesalahan dalam Implementasi ISO 9001:2000. Jurnal Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan;Vol.1 No.1 Januari, Jakarta Tjiptono, Fandy; Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit Andi. To, et al. 2011. ISO 9001:2000 Implementation in The Public Sector. A survey ini Macao SAR, the People’s Republic of China. The TQM Journal Vol. 23 No.1. Wu, Sarah J; Zhang, Dong Li. 2011. Customization of quality practices: the impact of Quality Culture. International Journal of Quality & Reliability Management Vol. 23 No.3. Zulfah, F. 2010. Pengukuran Kualitas Manajemen Institusi Riset.
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
99