Masrifa Hidayani, Inovasi Administrasi Pendidikan
29
INOVASI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Masrifa Hidayani Abstract: The practice of reform or innovation in the field of educational administration in a country either theoretically or practically, is inseparable from the system of administration of the country. Administration of educational innovation is often collide with the cultural background and level of advancement of a region, many decisions that have been set by the central government that can not becarried out in connection with the limited facilities, transportation and human resources. Kata Kunci : Inovasi, Administrasi, Pendidikan A. Pendahuluan Hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia, tetapi apabila salah dalam menggunakan kemajuan tersebut dapat merugikan dan mencelakakan manusia. Kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat merupakan tantangan termasuk dalam bidang pendidikan, bagaimana kita harus mempersiapkan anak sebagai peserta didik agar mereka mampu menghadapi tantangan kehidupan modern ? Bagaimana penyusunan kurikulum sekolah agar relevan dengan tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ? Bagaimana cara mendayagunakan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan untuk mengefektifkan proses belajar mengajar ? Bagaimana metode dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan sesuai dengan materi yang ada dalam kurikulum untuk menjawab perubahan kehidupan ? Masih banyak lagi permasalahan dalam bidang pendidikan yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan karena tantangan kehidupan juga akan selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Untuk menjawab tantangan atau memecahkan berbagai permasalahan di bidang pendidikan tersebut perlu adanya sesuatu yang baru yaitu inovasi pendidikan, suatu inovasi akan benar-benar dapat bermanfaat untuk memecahkan permasalahan pendidikan apabila inovasi tersebut dapat diterima dan diterapkan oleh para pelaksana pendidikan. Pada dasarnya inovasi di bidang pendidikan merupakan proses inovasi yang bersifat mikro, dimana tujuan pelaksanaan inovasi 29
30
At-Ta’lim, Vol. 11, No. 1, Januari 2012
hanya terletak pada komponen-komponen yang ada di bidang pendidikan seperti : kurikulum, tenaga pengajar, tenaga kependidikan, metode dan
strategi
pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan lain sebagainya. Lembaga pendidikan formal seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi merupakan suatu sub sistem dari sistem sosial. Apabila terjadi perubahan atau pembaharuan dalam sistem social, maka lembaga pendidikan formal tersebut juga akan mengalami perubahan dan sebaliknya apabila lembaga pendidikan formal mengalami perubahan dan pembaharuan maka hasilnya akan berpengaruh terhadap sistem sosial. B. Pengertian Inovasi Menurut Kamisa dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997:243) inovasi adalah penemuan sesuatu yang baru dan berbeda dengan sesuatu yang ada sebelumnya; pembaharuan. Sedangkan Ibrahim (1988:40) mengemukakan bahwa suatu ide, barang, kejadian atau metode yang dapat dirasakan dan diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik itu berupa hasil invention atau discovey, inovasi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu termasuk permasalahanpermasalahan di bidang pendidikan. Purwanto (2000:4) mengungkapkan bahwa kata inovasi secara harfiah memiliki 2 (dua) pengertian, yaitu : Pertama, inovasi sebagai kata sifat yang diartikan sebagai pengenalan sesuatu yang sama. Kedua, inovasi sebagai kata benda mengacu kepada pengertian suatu ide baru, cara baru, objek baru atau penemuan baru yang dianggap baru oleh individu atau organisasi dan sistem sosial. Inovasi atau pembaharuan identik dengan istilah invention dan discovery, invention merupakan penemuan sesuatu yang benar-benar baru dari hasil karya manusia dan discovey adalah penemuan sesuatu yang merupakan pengembangan dari keadaan sebelumnya. Dengan demikian, maka inovasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan sesuatu benda yang baru atau mengembangkan sesuatu benda yang telah ada sebelumnya.
Masrifa Hidayani, Inovasi Administrasi Pendidikan
31
Inovasi pengelolaan sistem sekolah sebagai bagian dari administrasi pendidikan merupakan level tertinggi dari keunggulan sekolah yang ingin dicapai oleh pihak penyelenggara pendidikan, seorang kepala sekolah yang inovator akan tercermin dari cara-cara kepala sekolah tersebut dalam melakukan pekerjaan dan seorang kepala sekolah yang kompeten dan berjiwa inovatif merupakan kunci utama diterima atau tidaknya sebuah inovasi oleh para guru, siswa, tata usaha sekolah maupun orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan administrasi pendidikan. Pada pelaksanaan inovasi seorang kepala sekolah sebagai seorang administrator menjadi orang yang kreatif, peka, terampil dan kritis terhadap perubahan-perubahanyang terjadi di sekolah dan hal tersebut dapat dipelajari dan dilatih. Dalam pelaksanaan inovasi, maka seorang kepala sekolah harus memiliki tujuan yang jelas, memiliki potret mental yang tegas dari sebuah objek yang diinginkan dan memiliki ketahanan mental serta konsentrasi terhadap objek atau tujuan dari pelaksanaan inovasi. Sebuah inovasi yang dilakukan harus mempunyai nilai positif bagi warga sekolah dan masyarakat sebagai pelanggan pendidikan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan inovasi yaitu sebagai berikut : 1. Inovasi harus bermanfaat bagi masyarakat pengguna pendidikan. 2. Sifat baru pada inovasi merupakan sesuatu yang bersifat relatif sehingga inovasi yang dilakukan bias dan merupakan sesuatu yang baru bagi seseorang meskipun hal tersebut bukan sesuatu yang baru bagi orang lain. C. Sumber-Sumber Inovasi Dalam Administrasi Pendidikan Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan seperti dalam bentuk dan isi kurikulum, metode dan strategi mengajar yang baik, adanya pembinaan dan penyuluhan, kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler dan lain sebagainya. Kegiatan pendidikan dan pengajaran hanya akan berjalan baik apabila ditunjang oleh administrasi pendidikan yang memadai. Druker (1985) dalam Sudarwan Danim (2002:150) mengemukakan beberapa sumber yang sangat relevan dalam menelaah permasalahan inovasi dalam bidang administrasi pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
32
At-Ta’lim, Vol. 11, No. 1, Januari 2012
1. Kondisi yang tidak diharapkan Inovasi yang dilakukan didasarkan dari hasil perencanaan manusia, munculnya beberapa kondisi yang tidak diharapkan (unexpected condition) seperti mutu pelayanan pendidikan yang rendah, proses promosi yang berjalan lambat dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan ekses yang muncul akibat administrasi yang tidak dikelola secara profesional, ekses-ekses negatif seperti ini akan memunculkan harpan-harapan baru yang lebih inovatif dalam aplikasi di bidang pendidikan. 2. Munculnya ketidakwajaran Ketidakwajaran dapat saja muncul selama proses pendidikan seperti prosedur birokrasi kepegawaian yang lamban, pemberian daftar nilai oleh staf sekolah kurang objektif dan lain sebagainya. Dengan adanya ketidakwajaran dalam sebuah inovasi akan dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru yang muncul dari beberapa sisi negatif yang dapat merangsang para administrator untuk membuat suatu keputusan yang inovatif dalam bidang administrasi pendidikan. 3. Kebutuhan yang muncul dalam proses Interaksi yang terjadi antara komponen-komponen pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan yang demokratis akandapat memunculkan gagasangagasan baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. 4. Perubahan dalam struktur industri pasar Perubahan jenis tenaga yang diperlukan oleh masyarakat dan pasar tenaga kerja merupakan sumber inspirasi bagi kepala sekolah untuk membuat keputusan inovatif dalam bidang pendidikan, keputusan inovatif ini seringkali memberikan tekanan yang kuat terhadap perubahan kurikulum dan strategi dalam proses belajar mengajar seperti pengajaran teoritis yang diubah menjadi pelatihan yang bersifat praktis. 5. Kondisi demografis Variasi
kondisi
demografis
memunculkan
variasi
terhadap
prilaku
administrator yang pada akhirnya akan memunculkan gagasan-gagasan baru dalam bidang pendidikan, kondisi demografis akan memberikan pengaruh terhadap staf sekolah dan siswa sebagai peserta didik secara keseluruhan.
Masrifa Hidayani, Inovasi Administrasi Pendidikan
33
Pemahaman tentang kondisi demografis ini sangat diperlukan oleh seorang administrator untuk menemukan dan membuat terobosan-terobosan baru dalam rangka menanggulangi serba keterbatasan termasuk kondisi demografis. 6. Perubahan persepsi, suasana dan makna Inovasi yang bersumber dari perubahan persepsi, suasana dan makna ini pada umumnya disebabkan oleh penerimaan dan penafsiran yang berbeda di antara individu atas informasi yang diterimanya dari lingkungan sekitar melalui media massa, radio, televisi, Koran, majalah dan lain sebagainya serta informasi dapat diperoleh berdasarkan pengalaman langsung dilapangan pendidikan. 7. Pengetahuan baru Kepala sekolah sebagai seorang administrator dapat memperoleh pengetahuan baru dari beberapa sumber bacaan, forum-forum seminar, lokakarya dan lain sebagainya. Pengetahuan baru ini dapat pula diperoleh dari eksperimen yang dilakukan dalam skala kecil maupun menerapkan hasil penelitian dan eksperimen yang telah dilakukan oleh para ahli terutama ahli di
bidang
pendidikan. Pelaksanaan inovasi dalam pengelolaan administrasi pendidikan, kepala sekolah sebagai seorang administrator dapat melakukan beberapa hal berikut ini : 1. Memperkuat organisasi sekolah dan memberikan jalan atau arah bagi suatu perubahan atau inovasi kepada semua personil sekolah. 2. Menolong semua personil sekolah dalam bekerja dan menganggap semua personil sekolah adalah teman atau mitra kerja bukan sebagai bawahan. 3. Melakukan pendekatan pada berbagai aspek perubahan. 4. Melibatkan partisipasi dari semua orang untuk melakukan perubahan termasuk masyarakat di sekitar lingkungan sekolah, alumni, perguruan tinggi, pelaksana pendidikan, penguasa dan lain sebagainya untuk membantu penyelenggaraan pendidikan, 5. Mengarahkan semua personil sekolah untuk memberikan pendapat dan masukan terhadap perubahan yang dilakukan di sekolah.
34
At-Ta’lim, Vol. 11, No. 1, Januari 2012
6. Bersifat proaktif terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan sekolah. 7. Bekerja sesuai dengan visi dan misi sekolah yang telah disusun dan disepakati sebelumnya. D. Kemampuan
Kepala
Sekolah
Dalam
Upaya
Inovasi
Administrasi Pendidikan Konsep kepemimpinan merupakan seperangkat fungsi atau prilaku yang dibawa oleh individu-individu atau pemimpin untuk menjamin bahwa tuas-tugas, iklim kelompok dan kepuasan individu sehubungan dengan tujuan suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu, keefektifak seorang kepala sekolah berada pada tingkat yang relatif dari pencapaian tujuan itu sendiri. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, hal tersebut dapat dilihat dan diukur melalui pencapaian dari aspek kognitfi, aspek, afektif dan aspek psikomotor siswa sebagai peserta didik. Kepala sekolah sebagai seorang administrator merupakan subjek yang paling banyak terlibat dalam pelaksanaan pendidikan, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menjalankan tugasnya sebagai innovator di sekolah yaitu antara lain : 1. Kemampuan sebagai pendidik (educator), yang meliputi aspek : a. Kemampuan kepala sekolah sebagai guru atau sebagai tenaga kependidikan di sekolah. b. Kemampuan membimbing para guru dalam melaksanakan tugas di kelas. c. Kemampuan
memotivasi
para
guru
untuk
menumbuhkan
dan
mengembangkan potensi serta kemampuan yang mereka miliki. d. Kemampuan belajar mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. e. Kemampuan memberikan contoh mengajar dan membimbing yang baik kepada para guru. 2. Kemanpuan sebagai manaer, yang meliputi aspek : a. Kemampuan menyusun program sekolah. b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan.
Masrifa Hidayani, Inovasi Administrasi Pendidikan
35
c. Kemampuan menggerakkan staf sekolah baik guru maupun karyawan. d. Kemampuan mengoptimalkan sumber daya sekolah. 3. Kemampuan sebagai administrator, yang meliputi aspek : a. Kemampuan mengelola administrasi kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling. b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan. c. Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan. d. Kemampuan mengelola administrasi keuangan. e. Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana. f. Kemampuan mengelola administrasi persuratan. 4. Kemampuan sebagai supervisor, yang meliputi aspek : a. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan. b. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan. c. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan. 5. Kemampuan sebagai pemimpin (leader), yang meliputi aspek : a. Memiliki kepribadian yang kuat. b. Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa dengan baik. c. Memiliki visi dan memahami misi sekolah yang dipimpinnya. d. Kemampuan mengambil keputusan. e. Kemampuan berkomunikasi. 6. Kemampuan sebagai inovator, yang meliputi aspek : a. Kemampuan mencari dan menemukan gagasan-gagasan baru maupun ideide baru untuk pembaharuan sekolah. b. Kemampuan melaksanakan pembaharuan di sekolah. 7. Kinerja kepala sekolah sebagai inovator, yang meliputi aspek : a. Kemampuan mengatur lingkungan kerja (lingkungan fisik). b. Kemampuan mengatur suasana kerja (lingkungan nonfisik). c. Kemampuan menerapkan penghargaan dan hukuman.
36
At-Ta’lim, Vol. 11, No. 1, Januari 2012
E. Manfaat Inovasi Bagi Peningkatan Kualitas Pendidikan Strategi inovasi dalam bidang administrasi pendidikan tidak efektif apabila tidak dilakukan dengan menggunakan teknik tertentu, salah satu segi yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah bersama stafnya adalah sekolah harus siap merespon berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan. Cepat atau lambatnya proses penerimaan inovasi oleh masyarakat luas sangat dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri, Ibrahim (1988:48) mengemukakan beberapa karakteristik inovasi yaitu sebagai berikut : 1. Keuntungan relatif (relative advantage) Yaitu sejauhmana proses inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonomi, faktor status sosial (gensi), kesenangan, kepuasan dan lain sebagainya. 2. Kompatibel (compatibility) Yaitu tingkat kesesuaian inovas dengan nilai (values), pengalaman masa lalu dan kebutuhan dari penerimanya. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima, tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. 3. Kompleksitas (complexity) Yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penerimaannya. 4. Trialabilitas (trialability) Yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat, daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu oleh penerimanya. 5. Dapat diamati (observability) Yaitu mudah atau tidaknya proses pengamatan suatu inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah untuk diamati akan cepat tersebar dan diterima oleh
Masrifa Hidayani, Inovasi Administrasi Pendidikan
37
masyarakat, sebaliknyaapabila inovasi yang sukar diamati akan lama proses penerimaannya oleh masyarakat. Peningkatan kualitas pendidikan harus mengutamakan siswa sebagai peserta didik maupun program perbakan sekolah, penekanan yang paling penting bahwa kualitas terpadu dalam program pendidikan dapat mengubah kultur sekolah yang memanfaatkan suatu inovasi. Para siswa ataupun para orang tua siswa menjadi tertarik terhadap perubahan yang ditimbulkan dari pengelolaan administrasi sekolah melalui berbagai program perbaikan kualitas yang dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan, ada 5 (lima) pilar utama dalam peningkatan kualitas pendidikan yaiatu sebagai berikut : 1. Berfokus pada pelanggan baik secara internal maupun secara eksternal. 2. Adanya keterlibatan total dari para penyelenggara pendidikan. 3. Adanya ukuran baku dalam menentukan kualitas lulusan dari masing-masing jenjang pendidikan. 4. Adanya komitmen untuk memajukan kualitas pendidikan. 5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan. Ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh dengan menerapkan inovasi dalam bidang administrasi pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Memperkuat organisasi sekolah dan memberikan peta jalan atau arah pada proses inovasi. 2. Menolong para penyelenggara pendidikan untuk bekerja sama dalam kelompok sebagai teman dalam kelompok kerja bukan sebagai musuh. 3. Mengupayakan suatu program yang akan mengusahakan bukan hanya penanganan suatu aspek saja di bidang pendidikan, tetapi pendekatan yang holistic dan melibatkan semua komponen sekolah dalam proses inovasi. 4. Meningkatkan partisipasi setiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan. 5. Mengarahkan para orang tua dan siswa untuk memberikan saran-saran mereka untuk memajukan keadaan pendidikan.
38
At-Ta’lim, Vol. 11, No. 1, Januari 2012
6. Mengarahkan adanya bapak angkat atau donator yang tergabung dalam komite sekolah dalam membuat dan menetapkan standar kualitas dalam pelaksanaan pendidikan. 7. Menumbuhkan sikap proaktif terhadap suatu inovasi yang akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan. 8. Dapat mengarahkan dan mengendalikan pengaruh dari sesuatu yang dilakukan pada proses inovasi dalam pelaksanaan pendidikan. F. Kesimpulan Peningkatan kualitas pendidikan tidak akan dapat dicapai dengan hanya berpangku tangan semata, oleh karena itu kepala sekolah sebagai seorang administrator hendaknya dapat meningkatkan kemampuan dan pemahamannya tentang administrasi dan pengelolaan pendidikan dalam rangka proses inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Inovasi atau pembaharuan dalam bidang administrasi pendidikan merupakan penerapan cara baru, ide maupun gagasan yang kreatif dan diharapkan dapat membantu meningkatkan proses pengelolaan pendidikan, kegiatan pendidikan dan pengajaran hanya akan berjalan baik apabila ditunjang oleh pengelolaan administrasi pendidikan yang memadai. Penulis :
Masrifa Hidayani, M.Pd adalah Dosen Tetap pada Jurusan Tarbiyah STAIN Bengkulu DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, 1988, Inovasi Pendidikan (Pengantar Untuk Memahami Apa Dan Bagaimana Difusi Dan Implementasi Inovasi Pendidikan), Jakarta : P2PLPTK Kamisa, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Kartika. M. Ngalim Purwanto, 1993, Adminstrasi San Supervisi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Bandung : CV. Alfabeta.
Masrifa Hidayani, Inovasi Administrasi Pendidikan
39
Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 1997, Teknologi Pengajaran, Bandung : CV. Sinar Baru. Purwanto, 2000, Difusi Inovasi, Jakarta : STIA-LAN PRESS. Redaksi Sinar Grafika, 2005, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003), Jakarta : Sinar Grafika. Rica Zulfahmi, 2009, Kliping Dasar-Dasar Pendidikan, Bengkulu : STAIN Bengkulu. Sudarwan Danim, 2002, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung : CV. Pustaka Setia. Sutaryadi, 1990, Administrasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.