/BAB V / KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Untuk raempermudah pemahaman tentang hasil
penelitian
dari analisis data tersebut maka secars ringkas dapat disim pulkan sebagai berikut.
Ada
mempunyai
kerja
tiga varaibel utama pada guru yang diteliti
kecenderungan berpengaruh terhadap
dan
produktivitas
yaitu : Kemampuan profesional guru, motif
kerja
dan
disiplin. Secara umumnya bahwa dari tujuh sekolah yang dija dikan
sampel ternyata bahwa ketiga variabel tersebut
liki keterikatan dan kontribusi yang meyakinkan.
memi
,
Untuk lebih jelasnya akan disajikan beberapa indikasi
yang
merupakan kesimpulan-kesimpulan dari hasil
ini,
yaitu
yang berkenaan dengan aspek-aspek
variabel itu yang
penelitian dari
ketiga
berpengaruh terhadap produktivitas
kerja
guru, yaitu sebagai berikut ini.
1. Hasil
penemuan dalam penelitian ini memberikan
gambaran
yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan profesional guru memberikan sumbangan yang berarti terhadap
kerja
guru.
profesional
Dan itu menjadikan
bukti
produktivitas
bahwa
guru sangat dituntut oleh masyarakat
ini, karena kemampuan tersebut akan berpengaruh produktivitas
kemampuan
kerja dan disamping itu juga
dewasa
terhadap
meningkatkan
mutu pendidikan. Maka dengan demikian guru tersebut harus selalu berusaha mengembangkan dirinya.
93
94
2.
Motif
kerja
ternyata dari data
kontribusinya
suatu
terhadap
menunjukkan
produktivitas kerja
pekerjaan sebagian besar tergantung
guru
bahwa
ada
guru
pada
untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang
sebab
kemauan
memuaskan.
Untuk itu Kepala sekolah harus berusaha agar supaya
ang-
gota
yang
kelompok
tinggi
untuk
yang
dipimpinnya
mempunyai
melaksanakan tugas yang
motif
diberikan
kepada
guru-guru tersebut.
3. Sama
halnya
dengan kemampuan "profesional
guru
maupun
motif kerja, ternyata produktivitas kerja guru tidak bisa
lepas
dari masalah disiplin, dan itu sangat
fundamental
dalam melandasi terwujuMnya produktivitas kerja guru
ini
pun
ada kaitannya dengan
masalah
mutu
dan
pendidikan
sebab dapat disimpulkan bahwa apabila makin rendah
ting
kat disiplin maka makin rendahlah produktivitas kerjanya. Lingkungan
pendidikan adalah lingkungan
disiplin.
Ber-
tolak dari kenyataan itu maka dapat dikatakan bahwa
masalahan suatu
disiplin dan permasalahan mutu
lembaga pendidikan pada hakekatnya
bungan yang kausal. pun
per
pendidikan mempunyai
hu
Dengan demikian mutu pendidikan
atau
produktivitas kerja dapat ditingkatkan melalui
dekatan
disiplin.
Dalam penelitian ini
terbukti
di
pen
bahwa
disiplin kerja memberikan sumbangan yang berarti terhadap produktivitas kerja guru.
<
4. Ketiga variabel. yaitu , kemampuan profesional guru, motif kerja yang adaan
dan disiplin secara bersama-sama merupakan
faktor
berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru. ini menunjukkan bahwa kebersamaan
peranan
Ke
ketiga
95
faktor
tersebut
nyata,
artinya
memberikan
kontribusi
bahwa akan terlihat
yang
secara
bersifat
jelas
per
ubahan-perubahan dalam pruduktivitas kerja guru meningkat atau menurun apabila kondisi kemampuan profesional
guru,
motif
pula.
Keadaan
kerja
dan disiplin meningkat atau
ini berimplikasi bahwa untuk
duktivitas
kerja
menurun
mengharapkan
guru di sekolah meningkat
maka
pro perlu
diciptakan pada kondisi yang leb-ih baik serta unsur-unsur yang mendorong produktivitas kerja pula.
96
B.
QiakusJL
1. Dalam rangka mengkaji maasalah produkt^ itas kerja,
penelitian
ini
ditemukan dugaan
bahwt
ditentukan
oleh faktor motif intrinsic
dari
kepuasan yaitu
kerja
misalnya
jaminan gaji yang memadai, kesejahteraar guru yang baik, serta unsur-unsur motif ekstrinsik lainnya, diduga
tidak
secara
kerja
otomatis dapat mengakibatkan produktivitas
guru meningkat. Masih banyak faktor lain yang mempunyai pengaruh seperti Dinamika kelompok informal, Iklim
orga
nisasi dan lain sebagainya oleh karena itu sampai sejauh-
mana
ketepatan dugaan ini masih perlu untuk diuji
dalam
penelitian lain.
2. Hasil
penelitian ini lebih banyak didasarkan
yang
terkumpul melalui kuesioner dan
langsung. litian
dan
pengamatan
secara
Penganalisaan antara variabel-variabel
lebih banyak dilihat dari
alat
pad?, data
hubungan
pene
korelasional
pengumpul data ternyata tidak cukup
melalui
instrumen angket semata.
Karenanya
dalam penelitian selanjutnya disarankan
meng
adakan ^observasi secara intensif (terus-menerus), khusus
nya terhadap semua personil sekolah (edukatif) di lapangan, yang menyangkut pengkajian lebih mendalam.
3. Peningkatan produktivitas kerja guru memberikan implikasi terhadap kepemimpinan sekolah dalam mengelola, potensi-
potensi dari berbagai kelompok personil sekolah. demikian
unsur-unsur
kebutuhan
yang diharapkan
memenuhi
kebutuhan guru dalam meningkatkan motif
Dengan dapat kerja,
97
perlu mendapat perhatian dari Kepala sekolah.
4. Peningkatan
yang
produktivitas kerja guru mempunyai
hubungan
erat dengan kemampuan dan kualitas guru-guru
menjalankan kompetensi profesionalnya, merupakan terhadap
lembaga
menghasilkan pendidikan
hadap
penghasil
tenaga
dalam balikan
kependidikan
tenaga-tenaga guru yang baik untuk
dalam
jenjang
tingkat menengah oleh karena itu arahan
kemampuan yang diharapkan oleh sekolah tidak
menguasai ikuti
atau
5. Studi
dilengkapi
dengan
hal-hal
yang
di-
praktis
*
terhadap
berbagai
saja
dari segi teoritik saja akan tetapi harus
(praktek).
disiplin ini seyogyanya
faktor
yang lebih luas,
di
lihat
mencakup
dari
aspek-aspek
pribadi
guru itu sendiri, suasana yang menunjang
sanakan
disiplin itu serta faktor-faktor internal
nya,
ter
dilak
khususnya yang menyangkut masalah tugas guru
lain
dalam
kegiatannya dengan proses belajar mengajar di sekolah. Perlu
dikaji kembali alat ukur yanng dipergunakan
pengambilan
data
(angket).Sebab
dalam
dalam
penelitian
ini
hanya dilakukan berdasarkan angket semata.
6. Peranan
pengaruh
kepala
di
sekolah sangat penting sekali
lingkungan sekolah,
terutama
dan
kepada
pengajar di sekolahnya. Semua guru mempunyai
ber
para
kesanggupan
potensial yang lebih besar dari pada yang mereka gunakan. Banyak
faktor yang menghalangi guru utnuk
memakai
kesanggupannya dengan penuh, seperti misalnya di
daya
pengalaman
waktu lampau, kurang paham tentang kebijaksanaan
dan
98
arah baru pendidikan serta usaha-uasaha pembaharuan didikan
dang
serta usaha-usaha pembaharuan
pendidikan,
kurang
pen
lainnya dalam
pengetahuan tentang
bi
kebuti han-
kebutuhan masyarakat sekarang dan perubahahan yang sedang
terjadi,
dan kurang kesanggupan untuk menilai
sendiri.
Oleh
karena itu,
tugas kepala
pekerjaan
sekolah
selaku
pemimpin pendidikan untuk membantu guru untuk mertgemtang-
kan daya kesanggupannya, untuk menciptakan iklim
sekolah
yang
membuka
menyenangkan, dan mendorong"guru untuk mau
wawasannya terhadap pembaharuan serta mengajak
dalam
setiap
kegiatan yang berhubungan
guru-guru
dengan
sekolah
agar tercapai tujuan pendHdikan yang diharapkan. 7. Guru sebagai pembaharu pendidikan (inovasi). Oleh
itu
setiap usaha pembaharuan pendidikan,
jelas
karena
masalah
guru akan muncul. Sedangkan tujuan pembaharuan pendidikan yaitu
perubahan kurikulum dan teknik mengajar, buku
dan
alat pelajaran modern, teknologi pendidikan baru kesemua-
nya itu adalah saran dan aspirasi guru untuk meningkatkan kemampuannya, oleh sebab itu motif untuk maju dalam
diri
guru harus ada dan didorong juga oleh pimpinan sekolah. Misalkan
dung metode
para perancang pembaharuan dapat membangun
baru,
ge-
membuat perubahan dalam kurikulum, menetapkan
mengajar dan buku pelajaran yang baru. Semua
itu
akhirnya bergantung pada guru yang diberi kewajiban untuk menerapkannya.
Fasilitas fisik yang serba lerigkap,
dan perlengkapan yang paling modern, dana yang sudah
alat
mencukupi
tentu memudahkan pekerjaan. Tetapi pada kata
khir
mutu pendidikan bergantung pada mutu atau kemampuan
per-
99
sonil pengajar (the man behind
gukan,
the gun).
Jadi tak
guru yang baik dapat memperbanyak
dira-
beberapa
kemungkinan berhasilnya pendidikan yang paling baik.
karena untuk atau
itu,
kepala sekolah harus mendorong para
mengikuti
program penataran,
yang lainnya yang menunjang
pendidikan.
lokakarya,
terhadap
kali Oleh
gurunya seminar
keberhasilan
100
C.
S_ax_aji
1. Peng iargaan
terhadap guru seyogyanya
bukan
berdasarkan
pengalaman kerja semata-mata, akan tetapi hendaknya dasarkan
kemampuan selaku tenaga profesional
ke
ber pendi
dikan, yang menjamin produktivitas kerja secara maksimal.
Penghargaan
psikologis
diberikan
dalam bentuk
penghargaan
dan material yang seimbang. Dengan
mental
cara
diharapkan terjadi dampak psikologis dan ekonomis
ini
secara
positif terhadap pribadi dan produktivitas kerjanya, yang
pada
gilirannya
menerus
akan mendorong para
guru
meningkatkan kemampuannya dan mutu
untuk
terus
produk
yang
dihasilkannya. Karena itu program penataran dan pembinaan
profesional
serta pengujian secara berkala terhadap
ke
mampuan para guru oleh administrator dan supervisor perlu ditata secara menyeluruh dan berkesinambungan.
2. Kemampuan profesional merupakan salah satu dimensi kemam
puan yang dipersyaratkan bagi tiap guru untuk kan
melaksana
tugas-tugas kependidikan, baik di sekolah maupun
luar sekolah. Oleh karena itu para guru supaya
kesempatan
untuk meningkatkan
diberikan
profesionalnya
melalui
pendidikan
reguler.
Dan
alangkah
baiknya
kalau ada bea siswa dalam jumlah
yang
memadai.
Sehingga
dapat
dalam
guru secara
kemampuan
di
kesempatan ini
yang
bersangkutan
memperbaiki kekurangan-kekurangannya yang
akan
dilihat j,
dari aspek kemampuan.
3. Pembinaan
dan
pengembangan kemampuan
profesional
dapat juga dilakukan oleh sekolah sendiri dengan
guru
bantuan
101
seorang
supervisor
atau
yang
khusus
ditugaskan
oleh
Kantor Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaannya bisa pada waktu libur akhir tahun.
4. Salah
satu masalah yang dihadapi oleh sistem
pendidikan
nasional dewasa ini adalah masalah mutu pendidikan.
Mas
alah ini erat kaitannya dengan mutu proses dan mutu
pro
ses ini ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor
siswa, guru, program, metoda pengajaran, fasilitas,
pem-
biayaan, kepemimpinan dan pengawasan. Sungguh pun masalah ini sangat kompleks, namun faktor "guru" tampaknya dominan
dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya,
lebih oleh
sebab itu guru memegang peranan yang penting dalam proses
keberhasilan kualitas
program pendidikan, dan ini
kemampuan
yang dimilikinya.
kepala sekolah supaya menghimbau
pertemuan-pertemuan
diskusi
ilmiah
antar
diperbanyak
secara
ilmiah,
guru di sekolah
Oleh
karena
guru-guru agar
kan kesempatan lagi untuk belajar
ikuti
ditandai
ditingkatkan,
dan kelompok-kelompok
itu
diberi
formal,
penataran,
oleh
meng-
diskusireferensi
bidang
studi
5. Memotivasi guru agar tetap bekerja dengan baik dan
harus
dibentuk.
tetap berdedikasi kepada tugasnya pada setiap situasi dan kondisi, jadi sebenarnya bahwa para guru masih
membutuhs
kan
motif dari luar agar tetap bekerja dengan b'aik.
juga membangkitkan inisiatif dan kreatif guru untuk cari
cara-cara
siswa belajar.
baru yang lebih
baik
dalam
Dan
men
membimbing
102
6. Motif
kerja
kerja
mempunyai pengaruh
guru adalah
kebutuhan
mendasar
yang
bagi
kebutuhan
akan
yang
terhadap
berhubungan
perlu dipenuhi
dengan
seperti
guru-guru, kebutuhan
produktivitas
kebutuhan-
kebutuhan
akan
yang
perlindungan,
perhatian baik dari sesama
guru
maupun
pimpinan
dan kebutuhan akan perwujudan dirinya, dan
semuanya
itu
harus
menjadi
perhatian
ke-
bagi
pimpinan
sekolah, harus memberi tauladan bagi
guru-guru
sekolah.
7. Pimpinan dalam
mauan,
membawa diri sebagai pendidik, terutama dalam
semangat bekerja dan kepribadian.
Disamping
perlunya menegakkan disiplin kerja guru-guru dengan beri contoh dan pengawasan serta apabila terjadi
garan disiplin maka dikenakan sanksi-sanksi.
ke-
itu mem
pelang-
Dan
sanksi
itu bisa dikaitkan dengan hukuman jabatan.
8. Hasil
penelitian ini merupakan sumbangan kecil yang
harapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu tahuan
di bidang pendidikan pada umumnya, dan
kepada
administrasi
pendidikan.
Hasil
di
penge
khususnya
penelitian
lebih banyak didasarkan pada data yang terkumpul
ini
melalui
kuesioner dan penganalisaannya lebih banyak dilihat
dari
hubungan korelasional.
9. Masih banyak faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap
produktivitas
kerja, untuk itu perlu
adanya
lebih
tentang
yang
lanjut
faktor-faktor
terhadap produktivitas kerja.
Ejenelitian mempengaruhi
103
D.
Implikasi
Penelitian
Dari teoritis
hasil penelitian ini dapat
dan
diangkat
inplikasi paraktis untuk
bahan
implikasi
kajian
bagi
peneliti-penelit Lan selanjutnyya. 1.
Implikasi Teoritis
Guru adalah seorang pengajar yang memberikan berbagai pengetahuan dan nerupakan faktor yang terpenting dalam
pro
duktivitas sekolah. Oleh karena itu "produktivitas individual
guru
memegang peranan penting dalam mengukur
produktivitas
organisasi pendidikan.
Kemampuan profesional. guru secara teoritik juga berikan
dampak terhadap ukuran perubahan dan hasil
mem
belajar
siswa yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psi
komotorik sebagai produksi
Juga
kemampuan vestasi
nyata
yang bersifat psikologis.
profesional guru ini menentukan dalam proses manusiawi yang dalam fungsi produkti ekonomis
memberikan
nilai keuntungan baru
(rate
nf
inter
return)
terhadap diri siswa setelah selesai pendidikannya.
Dalam
teori
proses belajar
mengajar
(PBM)
actual
performance dari seorang guru merupakan puncak dari sejumlah unsur
yang
belajar,
kemampuan profesional,
landaskan oleh
membentuk kemampuan,
guru
yakni
penguasaan
penguasaan proses yang
pada sikap, nilai dan kepribadian itu sendiri, Johnson, CE.
(1980)
materi ber-
yang ,dimiliki menggambarkan
model komptensi profesional guru tersebut sebagai berikut :
104
Gambar
7
PENAMPILAN KERJA GURU DAN UNSUR-UNSUR KOMPETENSI GURU
Dengan
demikian kita dapat melihat bahwa
produkti
vitas kerja guru dalam arti kemampuan profesionalnya, saja
merupakan
fungsi manajemen
organisasionalnya
sittuasional, tetapi secara konseptual
ini
lembaga-lembaga tenaga kependidikan (LPTK)
peranan
dalam
oleh Robert Sutermeister, maka suasana
dikemuka-
organisasi
kolah merupakan faktor yang berpengaruh di sekolah :
hal
IKIPP atau FKG Universitas.
Sehubungan dengan teori produktivitas yang kan
secara
juga merupakan suatu
proses dan produk dari suatu maksro yang melibatkan
dari
tidak
Guru-siswa,
Guru-guru, Guru Administrator,
baik
se
terhadap secara
formal maupun informal ( Hoy dan Miskel, 1978:136) ikut pula
105
mempengaruhi
pada
motif
kerja dan penampilan kerja
gilirannya akan berpengaruh pula
guru
terhadap
serta
intensitas
produktivitas sekolah.
Secara
sangat
teoritis
gambaran
bahwa
variabel
fundamental dalam terwujudnya disipli
motivasi
kerja
maupun
disiplin diri yang mantap juga berpengaruh terhadap
produk
tivitas kerja.
Guru
sebagai
berprestasi,
pendidik mempunyai motif
kerja
berperilaku pemimpin kelas, berusaha
untuk
mencapai
hasil kerja sesuai dengan tujuan organisasi sekolah. Di dalam membahas motif, kepuasan kerja, tanggung ja-
wab,
disiplin
teori-teori
dan prestasi kerja banyak
dari
berkenaan
Herzberg, McClelland , Maslow,
dengan
dan
dari
para pakar lainnya.
Berdasarkan
data
hasil
penelitian
bahwa
motivasi
(intrinsik) melandasi disiplin kerja dalam mencapai prestasi kerja, menyangkut tentang teori dua faktor.
Dari penelitian ditemukan bahwa kondisi tempat
berpengaruh
pula
kepada tingkat
prestasi
kerja.
kerja
Faktor-
faktor ini sebagai faktor ekstrinsik bagi motif kerja, meru
pakan faktor dissatisfiers (Herzberg). Ternyata bahwa intrinsik
sebagai motivator, motif ekstrinsik sebagai
motif dis-
satisfiers kedua-duanya melandasi kepada produktivitas kerja guru.
'
Ditemukan sifat ketergantungan yang signifikan antara
prestasi
proses kerja
yang
dalam
kegiatan
belajar mengajar, dan menempatkan kegiatan
disiplin
guru
dicapai pada disiplin kerja
itu menjadi penting bagi
peningkatan
prestasi
106
belajar
di
sekolah. Daiam studi ini, disiplin
kerja
yang
mengacu kepada kegiatan proses belajar mengajar yang dilaku kan guru dalam bentuk kegiatan kreativitas dan aktivitasnya,
yakin makin tinggi disiplin kerja, makin tinggi pula produk tivitas
kerja guru..
Hal
sebelumnya
penting
ini mendukung teori-teori dan hasil-hasil
yang
dalam
menunjuk guru sebagai faktor
kegiatan proses
belajar
studi
yang
sangat
mengajar.
Dengan
ditemukannya derajat determinasi yang signifikan dari disip lin
kerja guru dengan prestasi belajar siswanya
meningkatkan
ini
produktivitas*kerja guru,
maka
mengajar
hendaknya menyediakan
suatu
proses
termasuk guru yang the significant persons
kehidupan
siswa di sekolah. Aktivitas-aktivitas
disiplin kerja yang tinggi
be
kondisi
disiplin,
mencerminkan
akan
kecenderungan
memperkuat teori bahwa guru dalam kegiatan
lajar
juga
akan
yang
dalam
guru
yang
meningkatkan
produktivitas kerjanya juga akan berpengaruh terhadap
pres
tasi
satu-
belajar siswanya. Hal ini mengingat guru adalah
satunya lajar
sumber otoritas dalam kelas, pada saat mengajar
berlangsung
dan
lebih-lebih
proses guru
be
adalah
foster parents atau orang tua angkat.
Hasil-hasil
studi
itu, umumnya menemukan
bahwa
di
dalam proses belajar mengajar diperlukan kedisiplinan. ,>
Upaya menciptakan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan dan peningkatan disiplin kerja guru dalam kegiatan
proses
belajar mengajar. Disiplin kerja guru
mental
yang
dimiliki oleh guru
yang
adalah
mengandung
sikap
kerelaan
107
untuk mematuhi semua ketentuan dan norma yang berlaku
dalam
kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran
dan tanggun.* jawab untuk mencapai
tujuan
pendi
dikan .
Dalam interaksi kegiatan proses belajar mengajar yang
dilakukan
guru sangat diperlukan suatu iklim
atau
disiplin kerja terhada^ pelaksanaan tugas. Dengan
kondisi
menyadari
kepentingan dan tanggung jawab dalam peningkatan hasil dicapai maka linan
tetapi
dalam bekerja misalnya prestasi
peranan guru disini menjadi sangat seorang
guru bukanlah
yang
belajar
siswanya,
penting.
Kedisip
kedisiplinan
yang
kedisiplinan yang £&dar dan bertanggung
otoriter,
jawab
ter
hadap tugas-tugasnya yang benar-benar keluar dari kesadaran-
nya sendiri. Artinya kedisiplinan,yang ia lakukan tanpa ada paksaan dari manan pun datangnya. Dengan kata lain, disiplin kerja guru yang tinggi (bukan otoriter), sangat diperlukan
bagi guru dalam membina dan mengembangkan diri siswa untuk belajar lebih baik, dan bagi guru untuk peningkatan produk tivitas kerja guru.
2.
Tmplikflsi
Dari
usahakan
praktis
uraian tentang implikasi praktis ini, akan
untuk
membuat
proyeksi
berdasarkan
di-
hasil-hasil
penelitian yang dilakukan. Walaupun terdapat proses saling mempengaruhi
lingkungannya,
yang
kuat antara guru selaku
manusaa dengan
namun suatu organisasi sekolah yang faktor
terpentingnya adalah personil sekolah tersebut dalam hal mi
guru merupakan faktor yang menentukan dalam organisasi/
108
institusi.
guru
Dikatakan
sangat
demikian karena
berkaitan erat
dengan
produktivitas
kemampuan
kerja
profesional
guru, motif kerjanyya dan juga disiplin, dan kesemuanya
itu
langsung
be
lajar
memberikan dampak yang besar terhadap
mengajar.
memperlihatkan
Bilamana ketiga variabel
proses
tersebut
kompetensinya, maka dengan kata
lain
apabila guru tidak mempunyai kemampuan sebagaimana profesi
keguruan,
kurang
dan juga tidak menunjukkan
bahwa
layaknya
motif
kerja
yang tinggi dan tidak dilandasi dengan disiplin dari seorang
guru, maka dapat dibayangkan akan bagaimana kualitas
pendi
dikan hasilnya. Oleh karena itu hasil penelitian ini
adalah
menyarankan pada
memperhatikan hal-hal tersebut
khususnya, sedangkan pada umumnya kita
hatikan
pula
untuk
harus
iklim organisasi sekolah. Ini memberikan
bahwa struktur kelembagaan secara
di
formaal
atas
memper-
implikasi
melibatkan
unsur-unsur birokrasi, kepemimpinan maupun organisasi
perlu
dikembangkan secara suasana favorable. Kondisi yang demikian
dapat
memungkinkan pertumbuhan kemampuan
dalam
menjalankan
profesional
tugas-tugas pengabdiannya
dalam
guru bidang
pendidikan.
Penciptaan suasana organisasi sekolah yang
baik mem
berikan implikasi pula bagaimana kepemimpinan sekolah
mengelola
potensi-potensi
dari para personil yang
mampu
ada
di
sekolah tersebut sehingga dapat berpengaruh terhadap, produk-
tivitas sekolah, misalnya dengan pembentukan team-team ker.ia yang dapat mengembaiigkan kreativitas profesionalnya.
ping
itu faktor-faktor extrinsik rewards tentu
diperhatikan
saja
seperti : Kesejahteraan guru, pembayaran
Disam
perlu gaj1
109
yang
tepat, pemberian penghargaan yang positif,
kesempatan
pengembangan karier, kenaikkan pangkat dan Iain-lain.
Kepe
mimpinan yang ,
intim,
permisif,
memberikan
kepercayaan
per penuh
(trusi), otonoui merupakan unsur-unsur dimana tanggung jawab guru
akan meningkat, Dengan demikian pula ia dapat
katkan kemampuan profesionalnya, motif kerja serta
mening disiplin
secara aktual.
Implikasi
lain
berkenaan dengan
produktivitas
kerja
guru dalam kaitannya dengan sistem organisasi pendidikann di tingkat
makro,
melibatkan kemampuan dan
keampuhan
sistem
dari lembaga-lembaga penghasil guru baik sekolah umum maupun
sekolah
kejuruan.
Tingkat produktivitas kerja
guru
lepas dari kemampuan profesional dari tenaga-tenaga LPTK IKIP maupun FKG Universitas.
tidak
lulusan