Kita akan masuk ke dalam kitab nabi-nabi. Lebih banyak waktu yang akan kita pakai untuk membahas kitab Nabi-Nabi Besar dibandingkan dengan Nabi-Nabi Kecil, terutama karena kitab-kitab itu memang isinya lebih banyak dan lebih panjang. Sebagai tambahan, informasi ini akan menolong kita memahami pembahasan di dalam Bagian II dari buku ini. Kita akan menyelami kitab Yesaya sampai Daniel dan kemudian kita akan masuk ke Bagian II. Para nabi melayani umat Allah. Kita sudah melihat sejarahnya; kita sudah melihat tulisan umat Allah dan sekarang kita melihat para nabi di antara umat Allag. Sekali lagi saya menggambarkan Nabi-Nabi Allah sebagai komentar dari Allah mengenai apa yang sedang terjadi di dalam perjalanan sejarah. Melalui para nabi kita melihat apa yang dikatakan Allah, apa pandangan Allah dan bagaimana Ia berbicara kepada umat-Nya. Ingat konteks sejarah di tengah-tengah nabi itu. Waktu kehidupan para nabi sebagian besar adalah pada saat monarkhi yang bersatu dan monarkhi terbagi, masa terjadinya gejolak politik, militer, sosial dan ekonomi di segala bidang. Ini adalah suatu masa yang ditandai dengan banyaknya ketidaksetiaan kepada perjanjian Allah. Kemerosotan yang kita lihat di dalam kitab Hakim-Hakim berlanjut, ketika para raja meninggalkan hukum dan tidak setia kepada Perjanjian. Ada 19 raja Kerajaan Utara yang tidak taat dan tidak mengikut Tuhan. Karena itu kita melihat terus menerus Allah mengangkat kembali perjanjian-Nya; kesetiaan dan berkat kepada mereka yang memelihara PerjanjianNya dan hukuman kepada mereka yang ingkar. Para nabi berbicara mengenai masa depan baik dalam jangka yang dekat maupun masa depan dalam jangka yang panjang. Yang kita lihat ketika nabi Yesaya mulai tampil adalah tentang dia yang berbicara mengenai hal-hal yang akan terjadi secara langsung kepada bangsa Israel yang kemudian ditaklukkan oleh Asyur. Ia juga berbicara mengenai masa depan yang lebih jauh. Walaupun tidak dalam setiap nubuat, tetapi kita sering melihat adanya penjelasan tentang masa depan yang dekat maupun masa depan yang jauh sekaligus. Ingat juga bahwa banyak bahasa yang dipakai oleh para nabi bersifat syair puitis. Yesaya Informasi Dasar untuk Pemula "Yesaya" berarti "Tuhan menyelamatkan." Ini sangat mirip dengan arti kaya Yosua dan juga Yesus, seperti yang kita lihat di dalam Perjanjian Baru. Masa kehidupannya adalah sekitar tahun 760-680 sM. Di sinilah melihat masa waktu akan sangat menolong. Ingar bahwa tahun bangsa Israel ditaklukkan oleh Syria adalah tahun 722 sM. Yesaya menubuatkan dan berkata bahwa hal itu memang akan terjadi dan sebagian besar pelayanannya dilakukan di Israel. Setting sejarah: Yesaya bernubuat mengenai kehancuran bangsa Israel oleh Asyur dan pembuangan ke Babel. Ia berbicara mengenai apa yang akan terjadi kepada Asyur dan juga mengenai pembuangan di Babel. Ia mengatakan bahwa umat Allah dan bangsa-bangsa lain ditentukan untuk menerima penghukuman dan keselamatan. Kita melihat kedua tema itu di sepanjang kitab Yesaya.
Nasehat Praktis untuk Belajar Ads dua bagian utama di dalam kitab Yesaya, yang biasa saya sebut sebagai “Miniatur Alkitab.” Ada 66 pasal di dalam Yesaya dan ada 66 kitab dalam Alkitab. Pasal 1 sampai pasal 39 berbicara mengenai penghakiman yang terjadi saat itu, penghakiman yang akan terjadi kepada umat Allah. Ada 39 kitab yang menjelaskan akibat dari dosa dan penghukuman Allah. Ketika anda memasuki pasal 40 ayat 1, ada nada yang sama sekali berbeda: penghiburan. “Hiburkanlah umatKu.” Dari pasal 40 sampai pasal 66 kita melihat adanya gambaran tentang harapan di masa yang akan datang. Ada 27 kitab yang menjelaskan tentang hamba yang penuh belas kasihan dan penghiburan dari Allah. Penghukuman sekarang dan pengharapan di masa yang akan datang. Ini gambaran yang menarik sekali tentang apa yang kita lihat dibukakan di keseluruhan Alkitab. Perhatikan empat ide besar yang menjadi pusat dari kitab Yesaya. Pertama, Tuhan adalah “Yang Kudus dari Israel.” Ini adalah frase yang diulang sampai 30 kali. Ia adalah Kudus dan Ia menuntut kekudusan dari umat-Nya. Yang kedua, Israel adalah “bangsa kudus” milik Tuhan (Yesaya pasal 62 ayat 12). Di sini kita melihat ada hubungan yang terjadi. Yang Kudus dari Israel dan bangsa itu adalah bangsa yang kudus milik Dia yang Kudus. Yang ketiga, Yerusalem adalah “kota kudus” Allah. Disebutkan dalam Yesaya pasal 48 ayat 2 dan juga tentang “gunungKu yang kudus” (Yesaya 11:9; 27:13). Kita melihat Yerusalem sebagai pusat, puncak dari kekudusan Allah yang diwakili dengan kehadiran Bait Allah di sana. Yang keempat, Tuhan memanggil bangsa-bangsa lain, untuk menyembah Dia (2:2; 56:7). Kita bisa melihat penekanan di dalam Yesaya 56 adalah mengenai bangsabangsa lain. Yesaya memberikan sebuah gambaran yang kaya tentang Kristus. * Kelahiran-Nya. Pahami bahwa Yesaya pasal 7 berbicara mengenai kelahiran Kristus (7:14). * Kehidupan-Nya. Pasal 61 ayat 1 dan 2. Yesus kemudian mengutip dari Yesaya 62 di dalam Lukas pasal 4. “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;” * Kematian-Nya (52:13-53:12). Ada berbagai pasal di dalam kitab Yesaya yang berbicara mengenai Yesus sebagai hamba yang menderita. Yang paling terkenal adalah dari Yesaya 52 dan 53. “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” * Kebangkitan-Nya di dalam Yesaya pasal 55 ayat 3. Kita melihat gambaran yang sangat kaya akan Kristus di dalam kitab Yesaya.
Yeremia Informasi Dasar untuk Pemula
"Yeremia" pada dasarnya berarti “Tuhan memilih” atau “Tuhan memanggil.” Yeremia pasal 1 adalah gambaran tentang panggilan Allah kepada Yeremia dan berkata, “Aku memiliki tujuan bagimu dan Aku menjadikan engkau untuk tujuan ini.” Periode masanya adalah 626-586 sM. Setting sejarahnya adalah nubuatannya selama 40 tahun masa sejarah Yehuda, sampai kehancurannya oleh kerajaan Babel. Ingat bahwa Yehuda, Yerusalem, dan Bait Allah dihancurkan pada tahun 586 sM, dan itulah akhir pelayanan Yeremia. Selama 40 tahun, ia memandang ke depan, kepada kenyataan bahwa Bait Allah akan dihancurkan pada tahun 586 sM. Jadi berulangkali ia memanggil kepada pertobatan dan kembali kepada kesetiaan terhadap perjanjian dan kembali kepada Allah. Pasal kunci; Yeremia pasal 7 disebut sebagai “amanat Bait Allah.” Di sini Yeremia menegur umat Allah dan mengatakan, “Kamu berulangkali masuk ke Bait Allah, tetapi kamu kehilangan makna yang sesungguhnya.” Allah sudah memanggil kamu bukan untuk datang dan membakar korban tetapi agar kamu mendengar dan taat kepada-Nya serta berjalan dengan Dia (Yeremia 7:23-24). Juga, Yeremia 31 adalah pasal yang berbicara mengenai “Perjanjian yang Baru.” Yeremia memperkenalkan konsep tentang perjanjian yang baru yang dibandingkan dengan apa yang sedang mereka jalani di seluruh Perjanjian Lama. Nasehat Praktis untuk Belajar Yeremia adalah kitab yang terpanjang di dalam Alkitab. Beberapa orang berpikir kitab Mazmur yang terpanjang. Mazmur memang memiliki pasal yang paling banyak, tetapi sebenarnya Yeremia adalah kitab yang terpanjang di dalam Alkitab. Sangat mudah untuk kehilangan rasa semangat ketika kita membaca kitab ini. Struktur singkat menyeluruh dari kitab ini berkisar kepada kehidupan pribadi Yeremia dan kemudian beralih kepada bangsa itu: * Pribadi – Ia dipanggil. (Yeremia 1) * Bangsa – berita untuk Yehuda (Yeremia 2-33). * Pribadi – penderitaan pribadi Yeremia (Yeremia 34-45). o Saya ingin anda memperhatikan hal ini. Yeremia sebagai nabi Allah mau mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah. Ia tidak sekedar menyampaikan berita, tetapi ia menghidupi berita itu. Berita itu menjadi sangat pribadi untuknya sendiri dan untuk bangsa Israel. * Bangsa – Berita untuk bangsa-bangsa (Yeremia 46-51) * Pribadi – Allah memulihkan nama baik Yeremia Hati Allah bagi bangsa itu dinyatakan melalui hati nabi-Nya. Ini adalah salah satu hal yang paling luar biasa dari kitab Yeremia yang bisa anda baca. Anda mulai merasakan beratnya apa yang dirasakan ketika ia memandang ke sekeliling dan melihat dosa di sekitarnya. Yeremia dikenal sebagai “Nabi yang Menangis,” karena ia merasakan apa yang dirasakan Allah. Ia tidak hanya penonton yang tidak terlibat yang sekedar memberitakan penghukuman kepada orang lain dan meminta mereka bertobat. Ia merasakan beban dosa mereka sebagaimana Allah merasakannya. Hati Allah untuk umat-Nya dinyatakan melalui hati nabi-Nya. Ada beberapa pelajaran penting di dalam kitab Yeremia : Penjunan tanah liat (18) Buli-buli tanah (19), keranjang buah ara (24).
Ratapan
Kitab Ratapan adalah seperti Kitab Pengkhotbah dalam artian bahwa kitab ini bukan kitab yang menarik untuk dibaca. Kitab ini merupakan kitab yang sangat membuat kita sedih ketika membacanya. Informasi Dasar untuk Pemula "Ratapan" secara harafiah berarti “syair penguburan,” dan itulah memang gambaran isinya. Masa waktunya adalah 586-585 sM. Setting sejarahnya adalah kejatuhan Yerusalem ke tangan kerajaan Babel pada tahun 586 sM. Isinya adalah syair-syair penguburan yang isinya sangat-sangat sedih, sangat berat, dan sangat memilukan. Kalau anda bisa membayangkan skenarionya, kita contohkan diri kita sebagai bangsa Israel yang dibawa ke dalam penawanan ke Babel. Mereka datang menyerang dan mulai membunuh, memperkosa, membantai, dan menawan, mencerai-beraikan kita dan menjadikan kita budak. Semuanya dihancurkan, dan masa itu adalah masa yang sangat memilukan. Kalau kita tidak bisa membayangkan hal itu, sulit bagi kita memahami kitab Ratapan. Di dalam kitab ini juga dinyatakan penderitaan hati Allah atas dosa. Kemungkinan besar kitab ini dituliskan oleh Yeremia. Banyak orang berpikir bahwa memang kitab ini ditulis oleh Yeremia dan nampaknya cocok dengan keseluruhan tema yaitu bahwa ia merasakan hati dari umat Allah. Nasehat Praktis untuk Belajar Masing-masing pasal adalah puisi pemakaman yang terpisah. Anda melihat ada lima pasal yang berbeda dan lima puisi pemakaman yang terpisah. Yang sangat menarik, dan ini yang tidak bisa langsung kita tangkap karena kita membaca dalam bahasa Indonesia sedangkan teks aslinya ditulis dalam bahsa Ibrani, yaitu bahwa masingmasing ayat di dalam pasal itu ditulis secara akrostik dimana huruf pertama setiap stanza (ayat) berkaitan dengan urutan huruf Ibrani. Ada 22 ayat di setiap pasal 1, 2, 3, 4, dan 5, dan ada 22 huruf dalam alfabet Ibrani. Masingmasing ayat dimulai dengan huruf yang berbeda. Pasal 3 yang sebenarnya merupakan klimaks terdiri dari 66 ayat panjangnya dan untuk setiap huruf, ada tiga frase yang dipakai. Anda masih mendapatkan gaya akrostik, tiga frase untuk setiap huruf, tetapi ayat pasal ini juga merupakan klimaksnya. Dan sekarang perhatikan. Saya ingin anda memandang kepada Yeremia di dalam dua ayat yang luar biasa di dalam kitab ini. Anda akan memahami kedua ayat ini di dalam konteks apa yang baru saja kita diskusikan. Anda mungkin ingin menggarisbhawahi ayat-ayat ini. Perhatikan Ratapan pasal 3. Pasal ini adalah klimaks kitab. Coba rasakan betapa memilukan kehancuran yang dirasakan umat Allah. Di tengah semua kelaparan, kehausan, kanibalisme, pemerkosaan, pembantaian yang terjadi, di tengah dari puisi yang menjadi klimaks inilah, kemungkinan besar Yeremia mengatakan,
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu. "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. Ini sangat luar biasa. Kita berbicara mengenai rahmat Tuhan setiap pagi dan kita hampr selalu bisa membayangkan kalau kalimat itu diucapkan dalam masa kemakmuran. Ya, rahmat Tuhan itu selalu baru tiap pagi, tetapi penulis kitab Ratapan menyatakan hal itu di tengah-tengah penderitaan yang sangat besar. Ia mengatakan, “Besar kesetiaan-Mu,” dan “aku berharap kepada-Nya.” Ini gambaran iman yang sangat luar biasa. Berita kunci ada di dalam Ratapan pasal 3 – Besar kesetiaan-Mu. Yehezkiel Yehezkiel adalah kitab yang berat untuk dibaca. dimulai dengan pernyataan, “Apa yang terjadi?”
Sejak awal kitab itu sudah
Informasi Dasar untuk Pemula "Yehezkiel" berarti "Allah menguatkan." Periode waktunya adalah 592-570 sM.
Nama nabi ini berarti Allah menguatkan.
Setting sejarah: Yehezkiel bernubuat kepada orang-orang Yahudi yang dibawa ke pembuangan di Babel. Pada tahun 606 sM, orang-orang Babel mulai menawan sebagian dari orang-orang Yahudi, dan kemudian kelompok kedua dibawa pada tahun 570. Itulah saatnya Yehezkiel ikut dibawa ke dalam pembuangan. Ia dibawa dalam pembuangan itu, dan ia bernubuat untuk orang-orang yang dibawa ke dalam pembuangan. Panggilannya didasari oleh kenyatan bahwa ia sedang ada dalam pembuangan dan Allah akan memakai dia untuk berbicara kepada orang-orang yang ada dalam pembuangan juga. Lebih dari 50 kali Yehezkiel mengatakan, “Firman TUHAN datang kepadaku....” Yang anda lihat adalah sebuah bangsa dalam pembuangan yang bergumul, dan mereka merasa membutuhkan Firman. “Firman Tuhan berbicara kepadaku;” “Frman Tuhan datang kepadaku.” Tujuan ganda Yehezkiel adalah yang pertama, mengangkat mengenai pertobatan dan iman. Ini saatnya bagi kita untuk bertobat. Kita sudah mengalami penghukuman atas dosa kita; ini saatnya kita bertobat. Yang kedua, ia meyakinkan adanya harapan dan keyakinan. Ada yang akan datang menolong. Allah akan memulihkan kita. Nasehat Praktis untuk Belajar Struktur ringkas. Kita melihat gambaran tentang panggilannya (Yehezkiel 1-3). Kita melihat penghukuman atas Yehuda (Yehezkiel 4-24). Lalu ada penghukuman atas bangsa-bangsa (Yehezkiel 25-32), dan akhirnya ada pemulihan atas umat Allah (Yehezkiel 33-48). Kitab ini kalau dibaca bahkan seperti sebuah kitab penuh penggambaran. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa kitabnya sangat sederhana. Yang saya maksudkan adalah kitab ini penuh dengan gambaran yang rumit yang penuh dengan berbagai jenis simbol dan gambar. Anda melihat tindakan simbolis, perlambang dalam
penglihatan, dan gambaran alegoris di sepanjang kitab. penekanan kepada kemuliaan Allah di Bait Suci.
Dan kitab ini memberikan
Ketika kita melihatnya bersama kitab Yeremia, Yehezkiel terasa berat dalam apa yang dikhotbahkannya. Yehezkiel menghidupi sendiri nubuatannya. Ada hal-hal dimana Allah memanggil dia untuk mengilustrasikan apa yang dilakukan-Nya di antara umat-Nya. Kita melihat Yehezkiel bermain perang ( (Yehezkiel 4:1-3), berbaring di satu sisi sampai beberapa hari (Yehezkiel 4:4-17), mencukur rambut dan jenggotnya (Yehezkiel 5:1-4), berlaku seperti orang yang melarikan diri dari perang (Yehezkiel 12:1-16), duduk dan menghela nafas panjang (Yehezkiel 21:1-7), dan kematian istrinya (Yehezkiel 24:15-27). Daniel Informasi Dasar untuk Pemula "Daniel" berarti "Allah adalah hakimku." abad ke-enam, sekitar 535 sM.
Periode waktunya adalah pertengahan
Setting sejarah: Daniel juga ikut di dalam pembuangan ke Babel, dan ia adalah seorang yang sangat cerdas. Ia dibawa menjadi abdi di dalam kerajaan dan kemudian naik ke beberapa posisi. Ia melayani tiga kerajaan yang berbeda: kerajaan Babel, kerajaan Media, dan kerajaan Persia. Kitab Daniel dituliskan di dalam bahasa yang sangat menarik tentang Daniel, dan pada masa pembuangan, dan ia menuliskan memang akan dikomunikasikan kepada umat sebelumnya. Karena itu ia menulis dalam
Ibrani dan Aram. Ini merupakan sesuatu mungkin terjadi karena dituliskannya beberapa hal dalam bahasa Ibrani yang Allah seperti yang sudah terjadi bahasa Ibrani dan Aram.
Keseluruhan isi dari kitab ini adalah bahwa Allah itu berkuasa atas segala raja dan segala sejarah. Ia berdaulat atas semua raja dan karena itu anda melihat Raja Darius mengatakan, “Allah Daniel harus disembah.” Anda melihat Allah Sadrakh, Mesakh dan Abednego harus disembah. Raja Nebukadnezar mengatakan, “Allah Daniel harus disembah.” Ia menyatakan bahwa Allah dari orang-orang itu, orang-orang Ibrani itu, layak disembah. Allah berdaulat atas segala raja. Nasehat Praktis untuk Belajar Struktur ringkas: Kita sungguh-sungguh mendapatkan gambaran pribadi dengan melihat kisah-kisah di dalam pasal 1 sampai 6. Kita melihat adanya penglihatan dalam pasal 7 sampai 12. Pasal 7 sampai pasal 12 mungkin bisa disebut “Wahyu dalam Perjanjian Lama.” Di sana ada gambaran penglihatan apokaliptis tentang apa yang akan terjadi di akhir jaman, dan pemahaman akan kitab Daniel sangat penting untuk bisa memahami Kitab Wahyu. Nubuat Daniel mencakup masa pembuangan, kehancuran Yerusalem dan terus sampai kepada kembalinya Kristus ke dunia untuk menghakimi bangsa-bangsa dan menetapkan kerajaan-Nya. Hosea, Joel, Amos, Obadiah, Jonah, Micah, Nahum, Habakkuk, Zephaniah, Haggai, Zechariah, Malachi. Ada catatan tentang kitab-kitab itu di dalam web. Untuk memberikan selintas pandang kepada anda, anda akan melihat tema-tema seperti hukuman dan berkat, ketidakadilan sosial, kebobrokan moral, penyembahan berhala
dan masalah sosial terjadi berulangkali. Masalah sosial menjadi perhatian besar dari beberapa tulisan Nabi-Nabi Kecil, khususnya Amos. Ia berbicara mengenai bagaimana umat Allah menindas orang-orang miskin dan menyimpang dari kebenaran.
SURVEY PERJANJIAN LAMA SESSION II Dalam bagian ini, anda perlu membawa Alkitab di dekat anda. Bukan hanya sekedar melihat sepintas, akan ada saatnya anda akan sungguh-sungguh perlu memperhatikan Alkitab. Saya ingin agar anda memperhatikan Alkitab itu bersama-sama dengan saya. Mengapa Allah memberikan Perjanjian Lama kepada kita? sampai 39 kitab? Apa maksudnya?
Mengapa Allah memberikan
Perjanjian Lama sebagai Theologi Kunci untuk memahami bagaimana menafsirkan Perjanjian Lama adalah dengan memahami mengapa Allah memberikan Perjanjian Lama kepada kita. Ini sangat penting, dasar dari seluruh pemahaman. Saya mau mengatakannya sekali lagi. Kunci untuk memahami bagaimana menafsirkan—bagaimana memahami apa makna kisahkisah yang ada—adalah dengan memahami mengapa Allah memberikan Perjanjian Lama. Apa tujuan utamanya? Menurut anda mengapa Allah memberikan Perjanjian Lama kepada kita? Untuk informasi sejarah? Kita tahu tidak demikian karena Ia tidak memberikan kepada kita seluruh fakta sejarah yang ada. Ia tidak mengisi seluruh kekosongan yang ada. Ia secara jelas memilih bagian-bagian sejarah yang diberitahukan-Nya kepada kita. Tujuannya bukan supaya kita memiliki pemahaman yang baik akan sejarah bangsa Israel yang mengarah kepada Yesus. Bukan itu maksudnya. Lalu bagaimana dengan pelajaran moral? Bagaimana dengan belajar pembentukan karakter? Untuk mengajarkan kita agar menjadi berani, bijaksana, teguh dan kuat. Untuk pelajaran moral dan pembentukan karakter. Apakah itu tujuan Perjanjian Lama? Ketiga yang terakhir itu mewadahi apa yang mungkin menjadi dasar pemikiran kita yang mempengaruhi cara kita menafsirkan Perjanjian Lama. Ini yang saya maksudkan. Ketika kita memasuki Perjanjian Lama, kebanyakan di antara kita melihat kisah yang ada dan menjadikannya sebagai pelajaran moral, belajar tentang tokoh-tokoh atau teladan bagi kehidupan kita. Hal itu sudah kita mulai kita lakukan sejak jaman Sekolah Minggu atau kelompok Pemahaman Alkitab atau apapun itu. Kita belajar tentang Daud dan Goliat dan kita belajar untuk kuat di dalam peperangan kita. Kita melihat tentang Abraham dan belajar tentang iman. Kita melihat semua tokoh yang berbeda itu dan kemudian mengatakan, “Kita perlu menjadi seperti mereka. Kita perlu belajar dari kehidupan mereka.” Mereka adalah orang-orang yang kita gambarkan sebagai pengikut Allah dan kita mau menjadi seperti mereka di saat ini. Seperti yang sudah saya sebutkan, saya tidak mengatakan bahwa tidak mau untuk melihat beberapa karakteristik di dalam diri orang-orang itu, tetapi saya mau mengingatkan agar kita berhati-hati dan tidak mau langsung melompat dari kehidupan kita kepada kehidupan mereka. Allah
sedang melakukan jauh lebih besar daripada sekedar memberikan kepada kita kesempatan mempelajari tokoh-tokoh itu. Orang-orang itu memerankan peranan mereka secara unik di dalam sejarah. Yang menarik ketika kita belajar dari Perjanjian Lama dan mulai melihat tokohtokoh itu adalah bahwa kita selalu menghubungkan diri kita dengan pahlawan di dalam kisah yang terjadi. Siapa yang mempelajari kisah Daud dan Goliat dan kemudian mengatakan, “Sekarang kita adalah orang-orang yang ketakutan yang berbaris di belakang.”? Tidak ada yang mengatakan demikian. Anda tidak menghubungkan diri anda dengan kelompok orang banyak itu. Lalu kalau kita belajar tentang kehidupan Kain dan Habel. Siapa yang akan anda pilih? Kita selalu melihat diri kita dalam peranan sebagai pahlawan di dalam kisahnya. Apapun yang diaplikasikan di dalam kehidupan mereka kita anggap juga diaplikasikan di dalam kehidupan kita. Kita melihat kisah tentang Musa di dalam kitab Keluaran pasal 1 dan melihat bayi yang dilahirkan ini selamat dari kematian yang ada di sekitarnya. Secara otomatis kita langsung berpikir bahwa Allah akan memelihara kita dan kita menghubungkan diri kita dengan Musa dan bukannya dengan bayi-bayi Ibrani lain yang tak terhitung jumlahnya yang tidak bisa lepas dari kematian. Apa hak kita yang membuat kita bisa mengidentifikasikan diri kita dengan Musa dan bukan dengan orang-orang lain di jaman itu? Di sini kita mulai melihat bagaimana kita bisa salah menafsirkan Perjanjian Lama kalau kita tidak memiliki sebuah gambaran yang menyeluruh tentang alasan dari semua yang terjadi sebagaimana yang dibukakan kepada kita. Ada tujuan yang jauh lebih dalam dari Perjanjian Lama daripada hanya sekedar informasi sejarah, pelajaran moral, pelajaran tentang karakter dan teladan kehidupan. Anda bahkan bisa menyebutnya tujuan yang lebih mulia. Perhatikan kisah tentang Musa di dalam Keluaran pasal 1. Kita memiliki tiga level yang berbeda dalam kisah ini: Kita memiliki sebuah level pribadi tentang apa yang dilakukan Allah di dalam kehidupan Musa. Kita memiliki level bangsa yaitu apa yang dilakukan Allah bagi orang ini dan bagaimana Ia menyiapkan Musa untuk memimpin bangsanya keluar dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Yang ketiga, kita melihat ada level yang lebih tinggi lagi tentang apa yang dilakukan Allah dan bagaimana Ia memakai kisah ini sebagai bagian dari gambaran menyeluruh dari Perjanjian Lama. Saya ingin anda bangkit dan melihat level yang lebih tinggi ini. Saya ingin agar kita melihat gambaran menyeluruh yang ada.
Ada tujuan yang sangat mendasar sebagai inti dari sejarah Perjanjian Lama. Kalau itu benar, kalau memang ada satu lintasan kisah, satu tujuan yang mencakup keseluruhan Perjanjian Lama. Dan kalau memang ada tujuan yang mendasar sebagai inti dari semuanya itu, maka kita perlu mengetahuinya. Hal itu akan mempengaruhi cara pemahaman kita. Pengetahuan itu akan menjaga kita agar tidak memilah-milah dan kemudian memutuskan “Yang ini yang akan saya lakukan.” Ketika kita mengambil Perjanjian Lama dan kemudian memilah-milahnya menjadi potonganpotongan kecil dan tidak menjadikannya sebagai sebuah kesatuan, hal itu akan sangat membingungkan kita sendiri dan kita akan langsung beralih ke Perjanjian Baru. Hal itu akan mengganggu kemampuan kita untuk memahami apa yang akan diajarkan oleh Allah kepada kita. Kita perlu memahami keseluruhan kisahnya. Juga, kita ingin mengaplikasikannya. Hal yang sangat indah adalah bahwa ketika kita memandang karya Allah di dalam sejarah, kita menyadari bahwa Allah yang
bekerja di dalam kehidupan mereka juga adalah Allah yang bekerja di dalam kehidupan saya. Kalau ada cerita yang dimulai di dalam Perjanjian Lama, maka cerita itu masih berlangsung sampai hari ini. Kita adalah bagian dari ceritanya. Kita ingin mengaplikasikannya di dalam kehidupan kita. Kita ingin memahaminya. Kita ingin bisa mengaplikasikan apa yang Allah lakukan di sepanjang sejarah. Kalau Allah melakukan sesuatu di keseluruhan sejarah, tidakkah anda mau memahaminya agar bisa mengaplikasikannya di dalam kehidupan anda? Akhirnya, kita mau memberitakannya. Ada berbagai macam pandangan, ideologi, dan agama dunia di dalam kebudayaan kita sekarang yang mengajarkan ajaran yang palsu dan yang melawan kisah Allah. Kalau kita mengenal kisahnya dan memberitakannya, maka kita bisa menunjukkan keindahan dan rahmatnya serta kebenarannya di tengahtengah semua pandangan dunia yang berbeda dan saling bersaing yang ada sekarang. Jadi kalau ada tujuan yang sangat mendasar itu, kita mau mengetahuinya, menerapkannya dan memberitakannya. Kalau anda mau memusatkan kepada satu tujuan yang mendasar, saya yakin hal itu adalah : Tujuan Perjanjian Lama adalah untuk menyatakan bagaimana Allah menebus umat-Nya bagi kerajaan-Nya. Dan di dalamnya ada dua bagian. Bagian yang pertama adalah bagaimana Allah menebus umat-Nya. Kita memakai kata ini sebelumnya ketika membahas kitab Kejadian. Allah memulihkah umat-Nya bagi diri-Nya. Itu berarti bahwa Allah menciptakan kita kembali sesuai gambar-Nya. Di segala segi, Allah sedang membuat kita menjadi semakin serupa dengan gambaran Kristus. Ia menciptakan kita kembali. Ia menebus kita, mamulihkan kita. Dari kejatuhan di dalam Kejadian pasal 3, sampai kepada keseluruhan sejarah umat Allah, termasuk umat-Nya di jaman ini, Ia memulihkan mereka bagi diri-Nya. Bagian yang kedua adalah Ia menebus umat-Nya bagi kerajaan-Nya. Saya ingin anda membayangkan ide mengenai kerajaan. Sebuah kerajaan paling tidak memiliki tiga unsur: ada orang yang diperintah oleh sang raja. Supaya bisa ada seorang raja, harus ada orang-orang di bawahnya, orang-orang yang diperintah. Kita melihat ada orang-orang yang diperintah oleh seorang raja. Lalu, ada tempat kekuasaan sang raja. Saya menjadi raja atas orang yang ada di tempat ini. Seorang raja memiliki orang yang diperintah , sebuah tempat dimana ia berkuasa. Yang terakhir, harus ada tujuan bagi raja dan kerajaannya. Kita harus memiliki orang yang diperintah oleh sang raja. Lalu harus ada tempat dimana sang raja berkuasa dan kemudian harus ada tujuan bagi sang raja dan kerajaannya. Semua itu memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai apa artinya bahwa seorang raja memiliki sebuah kerajaan. Dalam kerangka itu, saya ingin anda berpikir mengenai kerajaan Allah. Mungkinkah bahwa di dalam Perjanjian Lama kita melihat sebuah kisah tentang Allah membawa umat-Nya ke tempat-Nya untuk tujuan-Nya. Raja alam semesta membawa umat-Nya ke tempat-Nya untuk tujuan-Nya. Study guide untuk Secret Church juga mencantumkan sebuah peta, “Kerajaan Allah— Peta untuk Memahami Alur Kisah dalam Perjanjian Lama.” Tujuan dari peta ini adalah untuk memungkinkan anda mengisi di bagian informasinya ketika kita maju melalui Bagian II. Untuk setiap bagian peta ada catatan yang berkaitan dengannya (catatan ini bisa dilihat di web). Ketika anda mempelajari peta dan catatan yang berkaitan dengannya, sangat baik juga untuk membuat catatan kecil
di dalam Alkitab anda. tujuan.
Peta itu memiliki tiga bagian berbeda: orang, tempat dan
Allah membawa umat-Nya ke tempat-Nya bagi tujuan-Nya. Dan yang anda lihat di sisi kiri atas peta adalah era-era yang berbeda di dalam Perjanjian Lama. Kalau anda melihat ke bagian bawah, anda akan melihat adanya anarkhi yang terjadi sesudah monarkhi, yang sebenarnya merupakan masa Monarkhi yang terbagi, yaitu saat bangsa itu memerintah diri mereka sendiri dan kemudian dibuang ke dalam Pembuangan. Lalu anda bisa melihat Yesus. Pada titik ini, anda harus memahami petanya. Ada dua hal mengenai peta (sekali lagi catatannya bisa dilihat di web): Yang pertama, ini adalah sebuah kisah yang bersifat progresif. Peta ini bersifat progresif dan yang saya maksudkan di sini adalah bahwa segala yang ada, yang kita lihat sampai ke bagian bawah pata, dibangun di atas dasar kisah yang lainnya. Jadi mirip dengan membangun dengan menyusun batu-bata dari bawah ke atss kalau kita melihat sampai ke bagian bawah peta. Peta ini adalah sebuah peta progresif. Yang Kedua, peta ini tidak lengkap. Peta ini adalah sebuah kisah yang progresif dan juga sebuah peta yang tidak lengkap. Inilah sebabnya anda perlu melihat Perjanjian Baru, Yesus, masa kini dan masa yang akan datang. Untuk bisa melihat alur kisah di dalam Perjanjian Lama, kita tidak bisa hanya berhenti di Perjanjian Lama saja. Perjanjian Lama adalah sebuah kisah tanpa akhir sehingga kita bisa membawanya sampai kepada Yesus, kemudian kita di jaman ini dan bahkan di masa yang akan datang. Saya mau membawa kita ke dalam sebuah perjalanan menggunakan peta ini untuk melihat masing-masing wilayah yang berbeda. Saya mau anda melihat bahwa Allah membawa umat-Nya ke tempat-Nya bagi tujuan-Nya di sepanjang Perjanjian Lama, dan Ia masih melakukan hal yang sama hari ini. Hal itu akan dibukakan dengan caracara yang membuat kita bisa memahami mengapa Perjanjian Lama begitu berharga bagi kita. Eden (Kejadian 1-2) Mari kita mulai dengan Eden. Umatnya Kita mendapatkan gambaran tentang berkat Allah kepada orang-orang kepunyaan-Nya. Itulah yang terjadi di dalam Kejadian pasal 1 dan 2. Ini adalah tujuan utama dan berkat penuh Allah kepada umat-Nya. Mereka mengalami berkat-Nya. Raja yang berdaulat itu menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai puncak ciptaan-Nya. Kita adalah ciptaan Allah yang mulia. Semua yang terjadi memuncak di dalam penciptaan manusia dalam gambar-Nya. Manusia adalah puncak ciptaan dan kita melihat hal itu dinyatakan juga di dalam narasi penciptaan di bagian-bagian lain. Allah adalah Raja. Kita adalah rakyat-Nya, dan Allah menjadikan kita sebagai ciptaan-Nya yang berharga. Ada dua catatan tentang penciptaan yang saling melengkapi di dalam Kejadian 1 dan 2. Saya tidak tahu apakah anda pernah memperhatikannya. Perhatikan Kejadian pasal 1 dan 2 (Perhatikan Alkitab anda). Anda sebenarnya melihat hal itu di dalam Kejadian pasal 1. Rasanya semua orang hafal ayat ini, “Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Kita melihat hal itu di bagian awal sekali sehingga kita tahu ini adalah kisah tentang penciptaan. Kemudian anda memasuki pasal 2 dan di sana dikatakan, “...Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu.” Namun di dalam ayat 4 dikatakan, “Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- belum ada semak apa pun di bumi, . . .” dan kemudian disana dimulai sebuah kisah yang sama sekali berbeda. Apakah ada dua dunia? Tidak, itu bukan dua dunia, dan itu juga bukan dunia alien. Yang kita lihat adalah dua perspektif yang berbeda tentang penciptaan. Catatan pertama di dalam Kejadian pasal 1 lebih bersifat kosmik. Jangkauan pembahasannya mencakup alam semesta. Di sini digambarkan mengenai seluruh dunia diciptakan, langkah demi langkah, dengan manusia sebagai puncaknya. Ketika anda melihat pasal 2, anda melihat kisah yang lain dijelaskan; ini catatan yang berbeda dalam perspektif yang berbeda. Fokusnya lebih kepada manusia. Anthropomorphic pada dasarnya berarti berpusat kepada manusia. Ia tidak memusatkan perhatian kepada apa yang terjadi di alam semesta tetapi kepada apa yang dilakukan oleh Allah dalam puncak karya penciptaan-Nya, orang-orang kepunyaan-Nya. Yang kita lihat adalah gambaran tentang manusia di taman Eden yang senantiasa menikmati kasih Allah. Ia secara sempurna menikmati kasih Allah. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya .. semuanya baik. Semuanya sangat baik. Orang-orang kepunyaan Allah mengalami berkat-Nya. Tempatnya Sekarang kita berpikir mengenai tempatnya. Taman Eden adalah gambaran tentang persekutuan yang sempurna. Berkat Allah atas umat-Nya. Kita melihat persekutuan yang sempurna dibukakan kepada kita. Eden adalah Taman Firdaus; tempat yang terindah dibandingkan semua tempat lainnya. Ini adalah tempat yang sempurna; Allah berdiam dengan umat-Nya dalam persekutuan yang sempurna di Taman Eden, taman Firdaus. Eden adalah tempat dimana semua hubungan terjadi secara sempurna. Di antara Allah dan manusia semuanya terjadi sempurna. Di antara laki-laki dan perempuan semuanya terjadi secara sempurna. Di antara manusia dengan lingkungan semuanya terjadi secara sempurna. Jadi Allah dengan manusia, laki-laki dengan perempuan, manusia dengan lingkungannya, mereka semua ada di dalam persekutuan yang sempurna. Itulah gambaran tentang Eden yang diberikan kepada kita. Tujuannya Kemuliaan Allah dicurahkan-Nya kepada semua manusia. Saya mau kita melihat penjelasan tentang hal ini. Dalam Kejadian pasal 1, ayat 26-28 (perhatikan Alkitab anda). Perhatikan bagaimana ayat-ayat itu memberikan kepada kita gambaran tentang tujuan Allah. Kita sudah melihat umat Allah dan tempat Allah bagi tujuan-Nya untuk mencurahkan kemuliaan-Nya kepada semua manusia. Kejadian 1:26 mengatakan, ... Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Dan yang kita lihat di dalam ayat-ayat itu memang gambaran tentang manusia yang diciptakan dalam gambar Allah. Karena itu, manusia mewakili Allah sendiri dalam penguasan atas semua ciptaan. Itulah yang dimaksud dengan seturut gambar Allah. Ini tidak berarti bahwa kita memiliki ciri-ciri bentuk wajah Allah. Ini berarti kita merefleksikan dan mewakili kemuliaan-Nya atas semua ciptaan. Inilah yang harus kita lakukan setelah diciptakan di Taman Eden. Karena itu tujuan manusia, dan anda melihat hal itu dijelaskan, adalah untuk menikmati persekutuan dengan Allah (Kejadian pasal 1 ayat 26-28). Allah sudah menciptakan manusia sebagai puncak ciptaan-Nya untuk menikmati hubungan dengan Dia. Juga, manusia akan menguasai seluruh ciptaan yang ada (Kejadian pasal 1 ayat 26b). Anda melihat bahwa hal itu ditekankan berulangkali. Anda akan memerintah atas ikan di laut, burung di udara, ternak, dan seluruh isi dunia. Allah adalah Raja, tetapi Ia membagi kekuasaan-Nya dengan ciptaan-Nya. Dengan manusia yang sudah diciptakan sesuai dengan gambar-Nya, “Engkau akan berkuasa. Engkau akan menjadi penatalayan bagi kerajaan-Ku. Engkau akan berkuasa bersama dengan Aku.” Ini gambaran yang sangat luar biasa. Ketiga, tujuan manusia adalah untuk mewakili kemuliaan Allah sampai ke ujung bumi (Kejadian 1:28). Berbuahlah, bertambah-banyaklah, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu. Inilah gambaran yang kita miliki tentang manusia – umat Allah, berkat-Nya dan tempat Allah, persekutuan yang sempurna bagi tujuan Allah. “Aku sudah menciptakan engkau untuk memenuhi bumi dengan kemuliaan-Ku. Engkau mewakili kemuliaan-Ku atas segala sesuatu di dalam penciptaan.” Ini adalah gambaran yang utama dari kerajaan itu. Kejatuhan (Kejadian 3-11) Setelah Eden ada kejatuhan, dan keadaan menjadi gelap karena suatu alasan. Semuanya berubah. Yang kita lihat adalah perkembangan sampai kepada berkat Allah dan penghukuman melalui Adam dan Hawa, yang sangat bertentangan dengan berkat-Nya kepada umat-Nya. Tempatnya sekarang menjadi tempat persekutuan yang terganggu. Yang ada sekarang adalah berkat Allah dan hukuman melalui Adam dan Hawa serta adanya persekutuan yang terganggu sebagai kebalikan dari persekutuan yang sempurna. Bukannya kemuliaan Allah dicurahkan kepada semua manusia, kemuliaan Allah sekarang dicemarkan bagi semua manusia. Kemuliaan-Nya, gambar-Nya di dalam manusia, dicemarkan oleh kejatuhan. Saya ingin anda melihat hal ini dijelaskan di dalam Kejadian pasal 3 ayat 3 sampai 11. Pikirkanlah mengenai manusia dan berkat Allah serta penghukuman melalui Adam dan Hawa. Ada dua akibat utama dari kejatuhan. Yang pertama, ada penghukuman yang adil. Tidak mungkin bagi Allah untuk menjadi benar akan diri-Nya, karakter dan kekudusan-Nya, dan pada yang sama membiarkan pemberontakan oleh ciptaan-Nya. Tidak mungkin. Keadilan-Nya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Penghukuman harus ada sebagai akibat dari kejatuhan. Hal itu tidak bisa dihindari, dan sangat keras. Akibatnya sangat mendalam. Allah sudah mengatakan, “Kalau engkau tidak taat maka engkau akan mati. Tetapi kalau engkau taat, maka engkau akan
mengalami hidup.” Sekarang kita menyaksikan bukan hanya gambaran tentang Allah yang memberkati umat-Nya, tetapi kita melihat adanya gambaran yang sangat berbeda. Kita melihat adanya penghukuman Allah. Yang kedua, ada anugerah yang sebenarnya tidak layak. Syukurnya, Perjanjian Lama tidak berhenti di Kejadian pasal 3. Tutup kita itu dan semuanya selesai. Tidak demikian. Puji Tuhan, bukan demikian. Allah datang kepada umat-Nya dan mencurahkan anugerah-Nya kepada mereka. Di tengah-tengah penghukuman, ada anugerah. Yang kemudian anda lihat di sini adalah bahwa keselamatan dan penghakiman sekarang tidak bisa dipisahkan dan menjadi aspek yang saling melengkapi dari karya Allah yang dimulai-Nya di dalam kerajaan-Nya. Semuanya berubah. Anda akan melihat berkat dan penghakiman Allah di sepanjang kitab. Keduanya sekarang menjadi karya yang saling melengkapi, dan tidak bisa dipisahkan. Keduanya ada bersama-sama di sepanjang kekekalan. Kita akan melihat berkat dari Allah dan penghakiman dari Allah atas umat-Nya, atas ciptaan-Nya. Saya mau menunjukkan kepada anda dua jalur perkembangan manusia. Ada jalur yang tidak taat kepada Allah, yang menunjukkan dosa dan hukuman Allah, dan ada jalur orang-orang saleh, yang menunjukkan anugerah dan berkat Allah. Kita bisa melihat hal itu dijelaskan saat kita masuk Kejadian pasal 4. Saat kita melihat Kejadian pasal 4, Kain dan Habel, muncul bersamaan dan kemudian Kain berkata kepada saudaranya di dalam ayat 8, “"Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.” Kita melihat akibat dari kejatuhan di sini, dan yang terjadi di keseluruhan pasal ini memberikan kepada kita gambaran tentang kebobrokan moral dan dosa dalam jalur Kain. Jadi anda melihat suatu jalur manusia yang tidak taat kepada Allah yang mengalami penghukuman dari Allah. Tetapi kemudian anda memasuki pasal 5 dan anda melihat gambaran yang berbeda. Anda melihat ada jalur Set yang bangkit bagi saudaranya, Habel. Yang anda lihat di dalam Kejadian pasal 5 adalah sebuah jalur yang saleh yang tidak mengalami apa yang terjadi di dalam Kejadian pasal 4. Jadi anda melihat ada dua jalur. Anda berada di dalam jalur Habel, atau anda berada di jalur Kain dan jalur Set. Semua jalur itu membawa anda kepada air bah dan anda akan melihat seseorang dari jalur Set yang bernama Nuh. Lihat bagaimana jalur orang-orang saleh berlanjut di sini – Berkat. Jalur itu dilanjutkan melalui Nuh. Nuh berada tepat sepuluh generasi dari Adam. Kemudian anda melihat kisah tentang air bah. Ketika anda memperhatikan air bah dan perjanjian antara Allah dengan Nuh di akhir pasal 9, anda mulai melihat anak-anak Nuh yaitu Sem, Ham dan Yafet. Yang anda lihat adalah mulainya dua jalur lagi. Ham mulai menjalankan jalur yang tidak takut kepada Allah dan menerima hukuman. Tetapi anda kemudian nmelihat jalur Sem yang dijelaskan terus sampai akhir pasal 10 dan pasal 11. Di dalam pasal 11 ayat 10, anda melihat bagian akhirnya dan dilanjutkan di dalam pasal 12 dalam diri seseorang yang bernama Abraham. Kita tahu bahwa Nuh berada 10 generasi setelah Adam. Abraham secara sangat kebetulan berada 10 generasi dari Nuh. Yang kita lihat di sini adalah kehadiran sebuah jalur yang saleh yang mengalami berkat Allah yang kemudian membawa kita masuk ke dalam Kejadian pasal 12. Di sisi lain sebuah jalur yang tidak takut kepada Allah berhenti, mulai lagi, dan berhenti lagi. Anda melihat keduanya, dan dari salah satu jalur itu akan membawa kita kepada Abraham.
Tempatnya Tempatnya adalah sebuah gambaran tentang persekutuan yang terganggu yang bertolak belakang dengan persekutuan yang sempurna. Semua hubungan yang ada menjadi terganggu. Hubungan antara Allah dengan manusia semula ada dalam keadaan sempurna. Sekarang ada perpecahan. Dalam Kejadian pasal 3, anda melihat ada tiga efek yang berbeda dari kejatuhan manusia. Rasa Bersalah (Kejadian 3:7). Ketika anda membacanya, anda melihat dikatakan di sana setelah mereka berdosa, di dalam ayat 7, “Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.” Mereka tahu bahwa mereka bersalah. Efek yang pertama dari dosa adalah kebersalahan mereka. Perpecahan antara Allah dengan manusia adalah karena rasa bersalah. Kemudian anda bisa melihat di dalam ayat 8. “Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohonpohonan dalam taman.” Gambaran yang kedua yang anda lihat adalah mengenai munculnya rasa malu. Mereka di antara takut dan tidak takut; tetapi mereka tidak bisa tahan berada di hadirat Allah. Mereka merasa harus bersembunyi dari Allah. Dan kemudian anda melihat di dalam ayat 9 yang mengatakan, “Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Anda melihat rasa bersalah dan anda melihat juga rasa malu, dan akhirnya anda melihat rasa takut. Semua itu adalah akibat dari kejatuhan manusia yang bertolak belakang dengan persekutuan yang sempurna itu. Anda memiliki persekutuan yang sudah terganggu oleh rasa bersalah dan rasa malu serta takut karena adanya dosa. Manusia sekarang ada di luar taman, terpisah dari persekutuan dengan Allah. Tetapi bukan hanya hubungan antara Allah dengan lak-laki yang terpecah. Ada juga terpecahnya hubungan antara Allah dengan perempuan (Kejadian 3:16). Di dalam Kejadian pasal 3 ayat 16 anda melihat Allah mengatakan, “. . . Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” Di sini, anda melihat adanya hubungan yang mulai terpecah. Akhirnya, anda juga melihat terpecahnya hubungan antara manusia dengan lingkungannya (Kejadian 3:17). Adam diberi tahu "...terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu.” Di sini saya mau mendorong anda melakukan sesuatu kalau anda suka menuliskan catatan di dalam Alkitab anda. Anda mungkin bisa menuliskan catatan kecil di sini : Tempat, Umat, Tujuan. Saat anda kembali dan mempelajarinya lagi dan membacanya sendiri anda akan melihat bagaimana tempat sudah dirusakkan oleh kejatuhan. Manusia sekarang ada di luar Taman itu. Tujuan
Tujuannya adalah kemuliaan Allah yang kemudian rusak bagi semua manusia. Manusia sekarang bebas menentukan dirinya; bebas untuk memilih mau menjadi apa -- seorang berdosa yang membenci Allah. Semua manusia bebas untuk masuk ke dalam satu-satunya keadaan yang bisa mereka jalani – menjadi orang-orang berdosa yang membenci Allah. Mereka memiliki sifat yang melawan Allah dan kita semua menjadi pewaris sifat itu. Setiap kita masing-masing memiliki sifat keberdosaan manusia yang melawan Allah, dan itu adalah karena kejatuhan. Ini adalah gambaran dari apa yang kita terima dari Adam. Kita melihat gambaran manusia setelah kejatuhan dibukakan di dalam Kejadian pasal 11. Ingat menara Babel? Perhatikan bagaimana hal itu berhubungan dengan tujuan yang ada. Mereka seharusnya bertambah banyak dan membuat kemuliaan Allah dikenal di seluruh bumi. Itu tujuan keberadaan mereka. Lihat bagaimana mereka mengacaukan tujuan itu. Perhatikan pasal 11 ayat 2, “Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.” Anda tidak lagi melihat mereka memenuhi bumi. Mereka berdiam di satu tempat. Mereka mengatakan, “Kita akan tinggal di sini saja.” Mereka tidak taat kepada tujuan Allah. Dilanjutkan di dalam ayat 3-4, “Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” Sekarang anda melihat ketidaktaatan yang penuh kepada tujuan Allah dan penghinaan yang penuh akan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah dicemarkan di dalam diri semua manusia. Sekarang anda melihat ada masalah di sini. Anda sudah memahami tentang umat Allah di tempat Allah bagi tujuan Allah. Sekarang yang anda lihat adalah umat Allah mengalami berkat dan hukuman dan ada gangguan di dalam persekutuan di tempat Allah. Mereka dibuang keluar dari Taman Eden, dan anda melihat kemuliaan Allah dicemarkan di dalam diri manusia. Di sinilah alur kisahnya berubah menjadi penebusan Allah atas umat-Nya bagi kerajaan-Nya. Saya ingin agar anda bisa memperhatikan hal ini.
BAPA-BAPA LELUHUR Kejadian 12-50) Mari kita memperhatikan era selanjutnya: Era Bapa-Bapa Leluhur Di dalam Bapa-Bapa Leluhur kita akan melihat secara menyeluruh mengenai berkat dan hukuman Allah. Kita melihat berkat dan hukuman melalui Abraham, Ishak, dan Yakub. Mereka mengembara melalui berbagai tempat, tetapi tetap ada perjanjian persekutuan. Bukan persekutuan yang sudah dirusak, tetapi sebuah persekutuan yang dijanjikan. Allah berjanji akan menyertai mereka. Ia mengatakannya berulangkali kepada mereka. Kemuliaan Allah dinyatakan kepada semua manusia melalui kesetiannya. Jadi itulah orang-orang kepunyaan Allah, tempat Allah, dan tujuan Allah. Ia menunjukkan berkat-Nya dan hukuman-Nya melalui Abraham, Ishak dan Yakub. Ada persekutuan yang dijanjikan. Dan untuk tujuannya, Ia akan membuat kemuliaan-Nya dikenal semua manusia melalui kesetiaan-Nya. Anda melihat semua itu terungkap
melalui umat-Nya—berkat Allah dan hukuman Allah melalui Abraham, Ishak dan Yakub. Allah Meneguhkan Perjanjian dengan Umat-Nya (Israel). Di sinilah perjanjian dimulai dengan Abraham. Dan Ia mengucapkan perkataan itu di dalam Kejadian 12 ayat 2 dan 3, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, . . .” Apakah anda melihat inti dari berkat Allah di sini? Berulangkali dikatakan, “Aku akan memberkati engkau. Aku akan membuang namamu masyhur dan Aku akan memberkati orang yang memberkati engkau.” Allah berjanji untuk memberkati Abraham dan keturunannya. Ini adalah perjanjian yang diteruskan di dalam Kejadian 12, Kejadian 15 dan Kejadian 17. Berulangkali Ia berjanji akan memberkati mereka (Kejadian 12:1-3; 15:1-6; 17:1-27). Janji Allah hanya diterima dengan anugerah saja, melalui iman saja. Saya akan menunjukkan hal itu di dalam Kejadian 15 ayat 6. Kita akan memulai dari ayat 5, untuk memberikan gambaran tentang berkat yang ada, dan kemudian ke ayat 6. Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Ia percaya kepada Allah. Itulah sebabnya ia menjadi penerima janji. Dijanjikan kepadanya bahwa ia akan menerima berkat ini. Ia percaya kepada Allah. Janji Allah diterima hanya oleh anugerah melalui iman, dan itu membawa kita kepada pembahasan tentang tempatnya. Tempat : Persekutuan yang Dijanjikan Ketika Allah memanggil Abraham di dalam Kejadian pasal 12 ayat 1, Ia menetapkan sebuah Tempat Perjanjian. Ia mengatakan, “"Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” Ia mengatakan, “Aku akan memberikan kepadamu tanah.” Kita melihat tempat mulai dimunculkan di sini. Allah menetapkan sebuah Tempat Perjanjian. Allah terus memberikan benih dari persekutuan yang dijanjikan di tanah itu. Ia bukan hanya mengatakannya kepada Abraham, tetapi juga kepada Ishak dan Yakub. Ia membuat janji yang sama kepada mereka. Saya akan menjelaskannya kepada anda. Perhatikan Kejadian pasal 26. Lihat apa yang dikatakan Allah kepada Ishak sekarang mengenai Tanah dan mengenai Tempatnya. Kejadian pasal 26 ayat 2. Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. 4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku.” Aku akan memberikan seluruh tanah itu. di sini.
Ada suatu tempat yang sedang ditekankan
Hal yang sama terjdi kepada Yakub. Perhatikan Kejadian pasal 28. berhenti dan mendapatkan sebuah mimpi di ayat 13-14
Yakub
Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat Ini perjanjian yang sangat luar biasa mengingat Yakub pada waktu itu belum menikah. Ia belum memiliki istri, dan ia akan mendapatkan semua keturunan yang dijanjikan itu. Ini kabar baik untuk Yakub. Ia akan mendapatkan semua tanah itu dan semua keturunannya akan mengembang di sana. Ini sebuah janji. Kemudian anda melihat Yusuf. Kita tidak akan membaca bagian itu tetapi anda ingat kisahnya di dalam Kejadian pasal 39. Bangsa itu ada dalam bahaya. Ada kelaparan menimpa tanah itu dan seluruh keturunan Yakub mengalami ancaman tentang apa yang akan terjadi kepada mereka. Dan kemudian terjadi melalui kejahatan saudara-saudaranya, Yusuf justru kemudian mendapatkan jabatan yang memampukannya menolong keluarganya. Mereka datang kepadanya dan menerima pertolongan darinya. Janji tentan tanag itu diteruskan melalui Yusuf dan di bagian akhir kitab itu ia mengatakan, “Kejahatan yang kamu reka-rekakan terhadap aku, direka-rekakan oleh Allah menjadi kebaikan.” Anda tidak pernah tahu apa yang sedang dilakukan Allah. Bahkan dalam kepedihan, Ia membawa Yusuf melaluinya menuju kepada tujuan-Nya sehingga Ia bisa menggenapi persekutuan yang dijanjikan itu yang masih tetap hidup melalui anak Yakub, Yusuf. Tujuan : Kemuliaan Allah Dikenal oleh Semua Manusia Apa yang dikatakan-Nya di dalam Kejadian 12 ayat 2 dan 3? “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat..” Kemuliaan Allah akan dikenal oleh semua manusia melalui kesetiaan-Nya kepada Abraham, melalui kesetiaan-Nya kepada Ishak, dan melalui kesetiaan-Nya kepada Yakub. Ia mengatakannya berulang-ulang, “semua bangsa akan tahu bahwa Aku baik karena Aku memberkati engkau.” Itulah tujuan-Nya. Ia memanggil bangsa Israel, tetapi itu tidak berarti Ia hanya mengasihi bangsa Israel dan membenci bangsa-bangsa lain. Ia memanggil bangsa Israel karena Ia mau menunjukkan anugerah dan belas kasihan0n kepada bangsa-bangsa melalui bangsa Israel. Mereka akan menjadi sarana bagi curahan anugerah-Nya kepada semua manusia. Ia menunjukkan diri-Nya setia kepada bangsa Israel, bangsa Israel akan menunjukkan kebaikan dan kebesaran Allah. Itulah tujuan-Nya sehinga Ia memanggil bangsa Israel. Ini memiliki kaitan yang sangat besar dengan kehidupan kita. Itulah tujuan utama sehingga mereka dipanggil. Kita akan melihat hal ity berlanjut. Ia akan menunjukkan diri-Nya setia sehingga manusia akan tahu bahwa Ia baik. Jadi, Allah menyediakan korban agar janji-Nya bisa digenapi (Kejadian 22). Abraham menunggu lama sekali. Sarah sudah memasuki usia yang sangat lanjut,
tetapi kemudian ia memiliki seorang anak, anak yang dijanjikan itu, Ishak. Kemudian Allah mengatakan, “Pergilah dan korbankanlah dia.” Kalau kita mempelajari bagian ini, ada cobaan yang sangat besar bagi kita untuk bergegas dalam usaha memahaminya dan melakukan pemahaman Alkitab tentang bagaimana kita harus menjadi seperti Abraham. Dan ya, saya yakin bahwa Abraham memang teladan iman di dalam gambaran ini. Jangan mengira saya tidak percaya akan hal itu. Tetapi itu bukan tujuan utama kisah ini. Peristiwa adalah apa yang memang terjadi di dalam kehidupan Abraham. Dan sudah sewajarnya, Allah yang menyediakan. Allah menyediakan sehingga jalur Abraham tetap berlanjut. Akhirnya, dan lebih besar dari itu, Ia akan menyediakan untuk menjamin penggenapan tujuan-Nya. Ia akan menunjukkan kesetiaan-Nya kepada manusia ketika Abraham hampir mengorbankan anaknya. Ia akan datang dan menyediakan kambing jantan di semak belukar dan Abraham kemudian melihat ke arah kambing jantan itu dan mengatakan, “Allah yang menyediakan. Allah setia kepadaku.” Janji Allah yang luar biasa itu masih berlanjut. Tujuan-Nya masih sedang digenapkan. Itulah gambaran yang luas mengenai bagaimana menjadi seperti Abraham. Ini gambaran yang lebih besar dan hal itu akan mempengaruhi cara penafsiran kita. Jadi, Allah menyediakan korban agar perjanjian-Nya dipahami. Dan kemudian Allah berjanji akan meneguhkan kerajaan-Nya atas segala bangsa melalui umat-Nya (17:6, 16; 35:11; 49:9-10). Perhatikan Kejadian pasal 35 ayat 9. Saya ingin anda memperhatikan bagian ini. Ketika kita melihat Kejadian 49, ingat apa yang dikatakan oleh Yakub kepada Yehuda mengenai keturunannya? Perhatikan apa yang terjadi di di sini di dalam Kejadian 35 ayat 9-11. Setelah Yakub datang dari Padan-Aram, maka Allah menampakkan diri pula kepadanya dan memberkati dia. Firman Allah kepadanya: "Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu." Maka Allah menamai dia Israel. Lagi firman Allah kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsabangsa, akan terjadi dari padamu dan (apa yang akan muncul dari dirinya?) . . . raja-raja akan berasal dari padamu. Inilah keseluruhan gambaran kerajaan Allah, kedaulatan sang Raja atas alam semesta. Ia akan menggunakan umat-Nya untuk menjadikan kerajaan-Nya dikenal, untuk menjadikan kebesaran-Nya dikenal oleh segala bangsa. Dan Ia akan melakukannya dengan memunculkan raja-raja melalui jalur ini. Inilah gambaran yang kita dapatkan di masa Bapa-Bapa Leluhur – berkat dan hukuman melalui Abraham, Ishak dan Yakub, persekutuan yang dijanjikan dan kemuliaan Allah yang akan dikenal oleh semua bangsa melalui kesetiaan-Nya.