PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
INFORMASI UTAMA INOVASI JUDUL INOVASI : MENGGANTI BERAS MISKIN (RASKIN) MENJADI BERAS DAERAH (RASDA) DI KABUPATEN KULON PROGO TGL. INISIATIF : 11 Desember 2013
KATEGORI 2
: Memperkuat Partisipasi dalam Pembuatan Kebijakan melalui Mekanisme yang inovatif
Kriteria Inovasi : Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menciptakan inovasi pelayanan publik Kecepatan pemerintah dalam merespons masukan dari masyarakat
Proposal Inovasi Daerah
RINGKASAN Kebijakan pemberian Beras Miskin (Raskin) merupakan program bantuan pangan untuk keluarga miskin yang digulirkan sejak tahun 1998 dengan maksud untuk jaring pengaman sosial dari krisis. Namun dalam prakteknya sering dijumpai kondisi beras yang diterima keluarga miskin berwarna kusam, remuk, berbau dan berkutu. Seiring dengan itu, Bupati Kulon Progo mencanangkan gerakan “Bela dan Beli Kulon Progo” yang merupakan gerakan membela dan membeli produk-produk lokal yang dilakukan dengan upaya menggenjot produk-produk lokal, salah satunya di bidang pertanian. Produksi padi Kabupaten Kulon Progo tahun 2013 mencapai 112.007 ton atau setara produksi beras 72.837 ton. Konsumsi beras rata-rata sebesar 38.805 ton, sehingga surplus 34.032 ton. Melihat surplus produksi beras tersebut, maka Bupati berinisiatif untuk mensuplai program beras miskin menggunakan beras lokal Kulon Progo yang selanjutnya disebut Beras Daerah (Rasda). Tahap awal dilakukan menjalin kerjasama dengan Bulog Divre Yogyakarta sebagai pengelola Raskin. Selanjutnya dilakukan penguatan kapasitas petani dengan meningkatkan kualitas produksi dan mengubah budaya sebagian petani menjual produk dengan sistem “tebasan” menjadi menjual wujud gabah kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Penguatan kelembagaan Gapoktan sebagai pengumpul dan pengolah hasil produksi petani dengan pendampingan LSM dan SKPD terkait. Hasilnya mulai tahun 2014 telah dilakukan penyaluran Rasda ke Bulog yang didistribusi ke Keluarga Miskin sebesar 1.290 ton, meningkat tahun 2015 menjadi 4.176 ton dan ditargetkan pada tahun 2016 mampu mencukupi kebutuhan pasokan beras untuk keluarga miskin sebesar 7.740 ton. Program Rasda memberikan multi effect berupa jaminan peningkatan kualitas beras yang diberikan, kepastian harga produksi padi sesuai dengan HPP, dan meningkatkan jam kerja petani dalam mengolah hasil produksi. Putaran uang di perdesaan dari Bulog akan mengembangkan ekonomi lokal, sehingga meningkatkan pendapatan petani dan menurunkan angka kemiskinan. Program Rasda dapat direplikasi di seluruh daerah sesuai dengan pangan utama lokalnya, tidak hanya beras saja. Hal ini akan mendorong peningkatan gairah produksi pangan lokal yang bermuara pada peningkatan ketahanan pangan nasional.
Sinovik 2016 | 1
Proposal Inovasi Daerah
Analisis Masalah 1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini? Uraikan situasi yang ada sebelum inisiatif ini dimulai, paling banyak 500 kata. Apa saja masalah utama yang perlu diselesaikan? Kelompok sosial mana saja, misalnya kelompok miskin, buta huruf, penyandang cacat, manula, imigran, perempuan, pemuda, minoritas etnis, yang terpengaruh dan dalam hal apa?
Beras Miskin (Raskin) merupakan program bantuan pangan untuk keluarga miskin yang digulirkan sejak tahun 1998 dengan tujuan untuk jaring pengaman sosial dari krisis. Program ini terus berjalan setiap tahun dan berlanjut hingga saat ini. Program ini sedang menjadi perhatian publik karena sifat program yang massive, membutuhkan anggaran dan kebutuhan beras yang besar. Kondisinya beras yang diterima keluarga miskin sering dijumpai sudah berwarna kusam, remuk, berbau apek dan bahkan banyak kutunya. Hal ini disebabkan beras yang sudah diterima keluarga miskin merupakan stok beras lama yang tidak layak konsumsi dan sebagian ada yang dijual atau ditukar yang layak konsumsi. Bila melihat skema pengadaan Raskin yang berjalan selama ini, Bulog membeli beras melalui mitranya CV dan PT, tidak langsung ke petani, bahkan beras impor dijadikan Raskin. Sehingga tidak jarang Raskin yang telah dibagi kepada Keluarga Miskin kembali lagi ke Bulog untuk didistribusikan kembali pada periode selanjutnya. Akibatnya kualitas Raskin semaikin lama menjadi semakin buruk. Skema Raskin yang tidak menguntungkan petani padi dan banyak temuan fakta Keluarga Miskin menerima beras dengan kualitas tidak layak dan tidak tepat waktu. Pengadaan Raskin Bulog dengan harga sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2012 tentang HPP sebesar Rp 6.600/kg. Pada sisi lain Pemerintah di dalam APBN menganggarkan pengadaan beras untuk RASKIN sebesar Rp 8.300/Kg. Selisih Rp 1.700/kg ini selama ini dikelola oleh Bulog untuk digunakan sebagai dana operasional penjaminan kualitas. Bila melihat data nasional Rumah Tangga Sasaran (RTS) Program Raskin Tahun 2014 sebanyak 15.530.897 RTS, menggunakan anggaran sebanyak Rp 18,4 trilyun dan membutuhkan beras 2,8 juta ton. Skema pengadaan dan distribusi Raskin yang terlalu panjang mata rantainya harus dirubah. Raskin akan lebih efektif jika dikelola oleh daerah menjadi Beras Daerah (Rasda) dibandingkan dengan praktek selama ini yang sangat terpusat. Daerah jauh lebih memahami kondisi petani produsen beras dan kondisi Keluarga Miskin. Bahkan daerah yang surplus beras sangat berpotensi untuk menjadikan program bantuan pangan berjalan secara terpadu, mulai dari sisi pengadaan beras oleh petani setempat hingga distribusi yang tidak membutuhkan rantai yang panjang.
Sinovik 2016 | 2
Proposal Inovasi Daerah
Petani sangat diuntungkan jika skema pengadaan dengan Harga HPP ditambah dengan dana operasional penjaminan kualitas. Keluarga Miskin juga akan menerima beras yang berkualitas, aman dan sehat karena diproduksi langsung oleh petani setempat. Untuk itu perlunya mengganti Raskin menjadi Rasda dengan penggunaan beras yang dihasilkan petani setempat guna peningkatan kualitas program layanan distribusi Beras bagi Keluarga Miskin, dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Pendekatan Strategis 2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah tersebut? Paling banyak 600 kata, ringkaskan inisiatif ini tentang apa dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah yang dihadapi. Juga uraikan strategi yang telah dilakukan, termasuk tujuan utama dan kelompok sasarannya.
Inisiasi awal mengganti Raskin menjadi Rasda dilakukan Bupati Kulon Progo didukung stakeholders terkait yaitu: Petani, Gapoktan, Tim Advokasi Institute for Promoting Sustainable Livehood Aproach (Improsula), Tokoh Masyarakat, DPRD Kabupaten dan DIY, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Bulog Divre Yogyakarta. Strategi yang dilakukan untuk mengganti Raskin menjadi Rasda, yaitu : a. Bupati mendeklarasi gerakan “Bela dan Beli Kulon Progo” pada tanggal 25 Maret 2013 di Alun-alun Wates sebagai sebuah konsep aplikatif untuk menumbuh-kembangkan aktivitas perekonomian masyarakat lokal Kulon Progo menuju tatanan perekonomian rakyat yang memiliki bobot kemandirian. Meningkatkan produksi lokal yang dikonsumsi untuk masyarakat Kulon Progo, akan mendorong sebanyak-banyaknya uang beredar di Kulon Progo sehingga membawa multiplier effect geliat ekonomi lokal. Gerakan ini diawali dengan mewajibkan PNS Kabupaten untuk membeli beras Gapoktan dengan realisasi pembelian pada tahun 2012 sebesar 109.530 kg, terus meningkat menjadi pada tahun 2013 sebesar 157.110 kg, Tahun 2014 sebesar 158.730 kg dan Tahun 2015 menjadi 160.730 kg. b. Deklarasi gerakan untuk mengkonsumsi produk beras lokal “Madep Mantep Pangane Dewe” kepada masyarakat luas dengan sarana pengajian oleh Cak Nun (Emha Ainun Najib) pada tanggal 19 Juli 2013 di Alun-alun Wates. Semua Sinovik 2016 | 3
Proposal Inovasi Daerah
komponen yang hadir baik unsur masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemda Kabupaten dan DIY, DPRD Kabupaten dan DIY diajak dan bersepakat untuk berkontribusi dalam mewujudkan Mengganti Raskin menjadi Rasda di Kabupaten Kulon Progo. c. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kulon progo dan Bulog Drive DIY dalam rangka penyediaan beras daerah dari produk petani yang tertuang dalam MOU No. 501/7496 dan MOU-01/12000/XII/2013 tanggal 30 Desember 2013; d. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara Gapoktan dengan Bulog Drive DIY tentang kesanggupan
pengadaan beras miskin pada tanggal 27
Januari 2014; e. Workshop Penyusunan Draf Kebijakan (Policy Brief) yang diadakan Rabu 19 November 2014 oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bekerja sama dengan Tim Advokasi Inprosula, untuk mendukung bantuan pangan beras bagi miskin menggunakan beras produksi petani di daerah. Narasumber dari Bappenas, Pusat Pengkajian Kebijakan Pangan dan Pertanian UGM, Ketua DPRD Kulon Progo), dan Tim Advokasi Inprosula; f. Bupati Kulon Progo mengusulkan mengganti Raskin menjadi Rasda direspon baik oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat bersama Bupati/Walikota se-DIY dan Gubernur menghadap di Istana Bogor, pada 13 Februari 2015. Istilah miskin juga diusulkan dan disetujui tidak perlu ditonjolkan meskipun itu bantuan untuk warga miskin. g. Lokakarya Penyusunan Strategi Implementasi Rasda, pada 12-13 Maret 2015 di Rumah Dinas Bupati, diikuti lembaga pendamping pelaksanaan Rasda, Inprosula dan Prorep, juga diikuti peserta dari Kabupaten Serdang Bedagai Sumut, Kabupaten Dompu NTB, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Pangandaran. Tujuan utama mengganti Raskin menjadi Rasda di Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut: a. Untuk peningkatan kualitas program layanan distribusi Beras bagi RTS Rasda menjamin kualitas beras yang diterima RTS, tepat jumlah dan tepat waktu. Rasda juga mampu memperpendek rantai distribusi yang panjang dalam penyaluran Raskin. Kelompok sasaran peningkatan kualitas Raskin adalah Keluarga Miskin penerima.
Sinovik 2016 | 4
Proposal Inovasi Daerah
b. Mengoptimalkan surplus pangan lokal Potensi surplus padi dioptimalkan dengan mengubah budaya petani yang menjual padi dengan sistem “tebasan” menjadi menjual produksi gabah kepada Gapoktan dan tidak menjual kepada tengkulak di luar daerah. Sehingga Gapoktan bisa memasok beras untuk keluarga miskin, yang berimplikasi memberikan nilai tambah bagi petani. Kelompok sasaran optimalisasi surplus pangan lokal adalah Petani dan Gapoktan. c. Meningkatkan jaminan harga produk pasca panen yang lebih tinggi Adanya jaminan harga jual produk pertanian yang lebih tinggi dan penanganan produk pasca panen yang lebih baik menjamin peningkatan kesejahteraan petani. Kelompok sasaran jaminan harga produksi adalah Petani dan Gapoktan. d. Penguatan kelembagaan petani Kelembagaan
kelompok
petani
yang
diwadahi Gapoktan
akan
aktif
mengumpulkan produk beras petani yang diolah menjadi beras kualitas baik yang siap dipasarkan. Kelompok sasaran penguatan kelembagaan petani adalah Petani yang tergabung Kelompok Tani dan Gapoktan. 3. Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif Paling banyak 200 kata, ilustrasikan apa yang menjadikan ini unik dan bagaimana inisiatif ini telah menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang baru dan berbeda. Sebutkan pendekatan-pendekatan kreatif dan inovatif yang membuat inisiatif ini berhasil.
Unsur kreatif dan inovatif mengganti Raskin menjadi Rasda di Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas layanan Beras bagi masyarakat miskin Pemerintah Daerah cepat dalam merespons masukan dari masyarakat terkait dengan rendahnya kualitas Raskin yang diterima RTS dengan mendorong meningkatkan kualitas layanan beras yang diterima dan memperpendek jaring distribusi dari Bulog. b. Meningkatkan pengembangan ekonomi lokal Bulog membeli beras sesuai HPP dari beras lokal akan meningkatkan nilai jual produksi beras lokal dan meningkatkan peredaran uang di pedesaan. Dana dari Pemerintah Pusat yang dikucurkan untuk pengadaan beras miskin diterima kelompok tani atau koperasi petani di desa-desa. Dana tersebut mempunyai multi effect, Pertama, Rasda memberi tambahan nutrisi bagi mereka yang
Sinovik 2016 | 5
Proposal Inovasi Daerah
dianggap kekurangan pangan dengan kualitas beras yang baik. Kedua, memberikan bantuan finansial kepada petani yang memproduksi beras untuk Rasda. Ketiga, Meskipun bantuan beras untuk warga miskin, namun tidak perlu ditonjolkan miskin dengan menggantinya menjadi Beras Daerah. c. Kebijakan Rasda tanpa anggaran APBD Untuk pengadaan Rasda berasal dari dana APBN dikelola oleh Bulog digunakan pengadaan beras yang dibeli dari Gapoktan. Pembelian beras oleh Gapoktan dari petani di wilayahnya dengan menggunakan dana pinjaman lunak dari Bank BPD DIY Cabang Wates.
Pelaksanaan dan Penerapan 4. Bagaimana strategi ini dilaksanakan? Paling banyak 600 kata, uraikan unsur-unsur rencana aksi yang telah dikembangkan untuk melaksanakan strategi ini, termasuk perkembangan dan langkah-langkah kunci, kegiatankegiatan utama serta kronologinya.
Pelaksanaan langkah-langkah untuk melaksanakan strategi mengganti Raskin menjadi Rasda sebagai berikut: a. Penguatan kelembagaan Gapoktan Faktor kunci keberhasilan Program Mengganti Raskin menjadi Rasda adalah kesiapan Gapoktan dalam rangka memasok beras ke Bulog. Untuk itu tahapan pertama yang dilaksanakan adalah pendampingan dan pengorganisasian Gapoktan untuk menyiapkan Sumberdaya Manusia pengelola, kelembagaan dan penyediaan beras. Dari hasil identifikasi terhadap 88 Gapoktan di Kabupaten Kulon Progo yang mempunyai potensi SDM, sarana dan prasarana serta potensi produksi terdapat 17 Gapoktan yang selama ini sudah mengikuti program LDPM (Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) mempunyai potensi menjadi mitra Bulog dalam memasok beras Rasda. Dalam perkembangannya dari 17 Gapoktan tersebut pada tahun 2014 Gapoktan yang siap dan sudah menandatangani surat perjanjian kerjasama sebanyak 7 Gapoktan yaitu : 1) Gapoktan Panca Manunggal, Sogan, Wates 2) Gapoktan Makmur Sejahtera, Tuksono, Sentolo 3) Gapoktan Amongtani, Kedundang, Temon 4) Gapoktan Sidomaju, Cerme, Panjatan 5) Gapoktan Sarimulyo, Kedungsari, Pengasih
Sinovik 2016 | 6
Proposal Inovasi Daerah
6) Gapoktan Sumber Makmur, Srikayangan, Sentolo 7) Gapoktan Ngestiharjo, Ngestiharjo, Wates. b. Koordinasi dengan Bulog Drive DI Yogyakarta Koordinasi/konsultasi dan advokasi kepada Bulog Drive DI Yogyakarta dilakukan untuk bisa membeli beras lokal petani Kulon Progo melalui 7 Gapoktan yang sudah
mempunyai
sarana
dan
prasarana
pengolahan
beras.
Koordinasi/konsultasi dan advokasi ini juga dilakukan kepada DPRD DIY, DPR RI, Badan Ketahanan Pangan Kementerian RI dan Perum Bulog. Dari serangkaian kegiatan tersebut akhirnya dapat disepakati kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Bulog Drive DIY dalam rangka penyediaan beras daerah dari produk petani yang tertuang dalam MOU No. 501/7496 dan MOU01/12000/XII/2013 tanggal 30 Desember 2013. c. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara Gapoktan dengan Bulog Dengan telah ditandatanganinya MoU tersebut, selanjutnya ditindaklanjuti dengan Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara Gapoktan dengan Bulog Drive DIY tentang kesanggupan pengadaan beras bagi keluarga miskin yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2014. Pada tahap awal ini disepakati bahwa Gapoktan yang akan memasok beras daerah ada 7 Gapoktan dengan pengadaan beras sejumlah 3.600 ton dari kebutuhan total beras miskin sejumlah 7.740 ton atau 46,50% dengan harga pembelian sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp. 6.600/kg dibayarkan setelah diterima di gudang Bulog. d. Pembelian gabah, penggilingan padi dan pengiriman Beras ke Gudang Bulog oleh 7 Gapoktan Tahapan selanjutnya proses pembelian gabah oleh Gapoktan dengan alur sebagai berikut : 1) Saat menjelang musim panen Gapoktan bermusyawarah dengan kelompok tani di wilayahnya tentang rencana pembelian gabah petani, meliputi: harga beli di tingkat petani, jadwal panen dan pembelian, tempat pengumpulan dan pembelian gabah dari petani. Disepakati bahwa pembelian gabah dilaksanakan terpusat di tingkat kelompok tani. 2) Sesuai waktu yang telah disepakati maka Gapoktan membeli gabah hasil panen petani di tempat dan harga yang telah disepakati.
Sinovik 2016 | 7
Proposal Inovasi Daerah
3) Selanjutnya gabah dibawa ke unit usaha pengolahan beras Gapoktan untuk dilaksanakan proses pasca panen (penjemuran, sortasi) dan penggilingan gabah menjadi beras. 4) Setelah selesai diproses menjadi beras selanjutnya beras di kirim ke Gudang Bulog Kulon Progo yang terletak di Jalan Purworejo, Triharjo, wates, Kulon Progo. e. Distribusi Beras dari Gudang Bulog ke KK Miskin Distribusi beras Rasda kepada RTS dilaksanakan oleh Bulog Drive DIY sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam rangka pelaksanaan distribusi Rasda dengan menggunakan kemasan Raskin dari Bulog selanjutnya di bagian belakang diberi tulisan Rasda dan nama Gapoktan pemasok. Pendistribusian Rasda pertama dilaksanakan pada bulan April 2014 sejumlah 1.290 ton dan berlanjut seterusnya sesuai jadwal dari Bulog Drive DI Yogyakarta. 5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan? Paling banyak 300 kata, sebutkan siapa saja yang telah berkontribusi untuk desain dan/atau pelaksanaan inisiatif ini, termasuk pegawai negeri yang relevan, instansi pemerintah, organisasi, masyarakat, LSM, sektor swasta dan lain-lain.
Mengganti Raskin menjadi Rasda yang dicetuskan oleh Bupati dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) selanjutnya dikoordinasikan dengan semua pemangku kepentingan baik Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, tokoh masyarakat dan petani yang tergabung dalam kelembagaan Kelompok tani maupun Gapoktan. Dari unsur Pemerintah, Program Mengganti Raskin menjadi Rasda melibatkan Perum Bulog Drive DI Yogyakarta, Pemerintah (Badan Ketahanan Pangan Kementan RI), Pemerintah DIY (Dinas Pertanian DIY dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian), Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (Sekretariat Daerah, BAPPEDA, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kantor KP4K, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi). Lembaga Swadaya Masyarakat yang sejak awal ikut menginisiasi dan memberikan advokasi konsep Mengganti Raskin menjadi Rasda adalah LSM InProSulA yang diketuai Bpk. Sarijo dengan Sekretariat di Jalan Magelang Km 4,3 Gg Jatimulyo TRI/273A Yogyakarta 55242.
Sinovik 2016 | 8
Proposal Inovasi Daerah
Unsur perbankan selaku penyedia pendanaan bagi Gapoktan dalam rangka pengadaan gabah petani adalah Bank BPD DIY Cabang Wates. 6. Sumberdaya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumberdaya itu dimobilisasi? Paling banyak 500 kata, sebutkan biayauntuk sumberdaya keuangan, teknis dan manusia yang berkaitan dengan inisiatif ini. Bagaimana proyek ini dibiayai dan siapa yang mendukung pembiayaan tersebut?
Komponen sumberdaya yang digunakan untuk inisiatif Mengganti Raskin menjadi Rasda, meliputi: Sumberdaya manusia dari komponen Petani, Masyarakat, Gapoktan, Bulog Divre DIY, Lembaga Swadaya Masyarakat, Instansi terkait di Pusat dan Daerah; dan Sumberdaya keuangan dari komponen Pemerintah (APBN) dan unsur perbankan (Bank BPD DIY). Untuk mobilisasi sumberdaya yang dilakukan sebagai berikut: a. Komponen Petani Kunci keberhasilan mengganti Raskin menjadi Rasda adalah faktor sumber daya manusia petani sebagai produsen beras lokal. Petani dilatih untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan meninggalkan budaya menjual gabah yang masih di sawah. b. Komponen Masyarakat Masyarakat mendukung gerakan untuk mengkonsumsi produk beras lokal “Madep Mantep Pangane Dewe”, sehingga mendorong peningkatan produksi pangan
lokal yang mendukung ketahanan pangan lokal. c. Komponen Gapoktan Dalam proses pengadaan/pembelian Rasda Gapoktan melaksanakan kerjasama dengan petani
di wilayahnya melalui wadah kelompok tani. Mobilisasi
dilaksanakan kepada 7 Gapoktan yang menandatangi surat perjanjian kerjasama dengan Bulog. d. Komponen Pemerintah Dalam pelaksanaan Program mengganti Raskin menjadi Rasda melibatkan beberapa SKPD terkait di Kabupaten Kulon Progo sesuai dengan ketugasan masing-masing SKPD dengan pembagian tugas sebagai berikut : 1) Bappeda merumuskan perencanaan pelaksanaan Program Rasda. 2) Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan mengawal pembinaan kepada petani, Kelompok
Sinovik 2016 | 9
Proposal Inovasi Daerah
tani dan Gapoktan dalam rangka penyediaan beras dan pembinaan kelembagaan. 3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan masukan tentang evaluasi kinerja Raskin untuk umpan balik perencanaan Rasda 4) Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Kulon Progo menjadi sekretariat tim pembinaan dan pengawasan Rasda. e. Komponen LSM LSM Improsula memberikan pendampingan dan advokasi petani di lokasi kelompok tani yang tergabung dalam 7 Gapoktan yang menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama dengan Bulog Divre Yogyakarta. f. Komponen Sumber Dana Keuangan Pendanaan program ini didesain dengan sumber dana yang dimanfaatkan tidak menggunakan APBD secara langsung, sehingga pelaksanaan antara lain : 1) Dana Pembelian Beras dari Bulog Sumber dana untuk pengadaan beras Rasda oleh Bulog berasal dari dana APBN yang dikelola oleh Bulog dalam rangka pengadaan beras miskin yang dibeli dari mitra kerja (rekanan) Bulog. Selanjutnya dengan Program ini maka dana tersebut dimanfaatkan untuk pengadaan beras daerah (Rasda) yang dibeli melalui Gapoktan yang sudah melaksanakan perjanjian kerjasama. 2) Dana pinjaman dari BPD DIY Cabang Wates Dalam rangka pembelian beras oleh Gapoktan dari petani di wilayahnya dengan menggunakan dana pinjaman dari Bank BPD DIY Cabang Wates. Pinjaman tersebut merupakan pinjaman khusus dengan suku bunga ringan, sehingga dapat meringankan Gapoktan dalam melaksanakan usahanya. 3) Dana dari sumber lain yang sah Sumber dana lain yang sah antara lain dari LSM Inprosula untuk pelaksanaan koordinasi dan evaluasi kegiatan, dana swadaya masyarakat/Gapoktan untuk pelaksanaan pertemuan sosialisasi di lapangan dan lain-lain. 7. Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil? Paling banyak 400 kata, sebutkan paling banyak lima keluaran konkret yang mendukung keberhasilan inisiatif ini.
Keluaran program mengganti Raskin menjadi Rasda sebagai berikut: a. Rasda menjamin penyaluran beras tepat mutu, tepat jumlah dan tepat waktu
Sinovik 2016 | 10
Proposal Inovasi Daerah
Program Rasda menjamin mutu kualitas beras jelas yang disalurkan, tidak ada lagi ditemukan beras yang berbau apek, berkutu, ada ulat, warna kuning, banyak menir, dan gabah. Dengan menggunakan beras dan kemasan yang baru, maka dari sisi ketepatan jumlah per kemasan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan memperpendek jarak antara lokasi pengadaan beras, gudang dan lokasi distribusi Rasda maka lebih efisien waktu. b. Meningkatkan stabilitas harga beras Fluktuasi harga produksi pertanian sangat ditentukan dengan kondisi stok barang di pasaran, saat panen raya harga barang akan turun, sebaliknya saat tidak ada panenan maka barang harga menjadi naik/mahal. Gapoktan akan membeli gabah panen petani kemudian sebagian disimpanan di gudang sebagai cadangan pangan dan sebagian lagi diproses menjadi beras untuk memenuhi pasokan ke Bulog. Dengan pembelian gabah pada saat panen, maka stok gabah di pasaran menjadi terjaga dan tidak berlebih. Hal ini mendorong harga di pasaranan saat panen tidak turun. Saat tidak ada panenan, maka cadangan gabah akan dikeluarkan. c. Mengembangkan perekonomian pedesaan, daerah dan nasional Program Rasda akan mendorong terjadinya peningkatan peredaran uang di pedesaan dan daerah, karena Gapoktan sebagai pemasok Rasda membeli beras langsung dari petani anggotanya. Perputaran keuangan di desa dari Gapoktan akan menyetorkan beras ke Bulog dan Bulog akan membayar pasokan beras Rasda kepada Gapoktan. Pada tahun 2014 Gapoktan dapat memasok beras sejumlah 1.995 Ton dengan harga beras Rp. 6.600,-/kg maka tambahan uang yang beredar di Kulon Progo sebesar Rp. 13.167.000.000,-. Pada tahun 2015 Gapoktan dapat memasok Rasda sejumlah 4.176 ton, sehingga ada peredaran uang untuk pembayaran Rasda sejumlah Rp. 27.561.600.000,-. Dengan tambahan perputaran uang tersebut, membawa dampak bagi pertumbuhan ekonomi pedesaan dan daerah yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. d. Meningkatkan kesejahteraan Petani Sebelum adanya program Rasda biasanya pada saat panen raya petani menjual gabah secara tebasan di sawah sehingga harga menjadi lebih rendah. Program Rasda sangat bermanfaat bagi peningkatan pendapatan petani karena petani
Sinovik 2016 | 11
Proposal Inovasi Daerah
menjual hasil panen berupa gabah kering panen kepada Gapoktan, pemberdayaan kelompok tani dan Gapoktan serta munculnya usaha mikro di tingkat desa/Gapoktan yang menyerap tenaga kerja lokal. e. Mengurangi Angka Kemiskinan Penduduk miskin di Kabupaten Kulon Progo sebagian besar bermata pencaharian petani, karena kepemilikan lahan rata-rata petani yang rendah dan sebagian besar buruh petani yang rendah jam kerjanya. Program Rasda akan meningkatkan jam kerja masyarakat dengan mengolah pasca panen pangan lokal, sehingga memiliki nilai tambah ekonomi petani. 8. Sistem apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan? Paling banyak 400 kata, uraikan bagaimana anda memantau dan mengevaluasi pelaksanaan strategi ini.
Untuk memantau kualitas program Rasda dan menerima masukan dari masyarakat, pemerintah desa dan pemerintah kecamatan terdapat Tim Monitoring dan Pengendali Raskin Daerah dilihat dari kualitas beras yang disalurkan sesuai dengan Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 421/A/2015 tentang Pembentukan Tim Pemantau Beras Daerah dan Beras Pegawai Negeri Sipil tertanggal 16 November 2015. Untuk monitoring dan evaluasi pengadaan Rasda oleh Gapoktan dilakukan SKPD Dinas Pertanian dan Kehutanan dan Kantor Ketahanan Pangan Penyuluh Pertanian Perikanan
dan
Kehutanan
yang
memantau
kinerja
Gapoktan
dalam
mengumpulkan/membeli beras petani, mengolah menjadi beras yang berkualitas. Monev dilakukan dengan rapat koordinasi rutin bulanan, kunjungan ke lapangan. Pelaksanaan koordinasi dengan Bulog Divre Yogyakarta dilakukan dengan adanya laporan berkala realisasi pengadaan Rasda dari Gapoktan.
9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi? Paling banyak 300 kata, uraikan masalah utama yang dihadapi selama pelaksanaan serta cara penanggulangan dan penyelesaiannya.
Sinovik 2016 | 12
Proposal Inovasi Daerah
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program antara lain : a. Mekanisme FIFO (First In Fisrt Out) di gudang Bulog Sistem first in – first out adalah mekanisme penyimpanan beras di Gudang Bulog, dengan mekanisme ini maka beras yang masuk pertama akan keluar pertama dari pada beras yang masuk lebih belakang. Penerapan FIFO pada Rasda akan menyebabkan beras Gapoktan diperlakukan sama. b. Keterbatasan Modal Gapoktan Kendala utama bagi Gapoktan dalam pengadaan Rasda, karena rata-rata modal Gapoktan masih kecil, padahal untuk pembelian gabah milik petani Gapoktan perlu modal cukup besar. Hal ini disebabkan pembelian gabah dari petani dilaksanakan dengan cara cash, selanjutnya gabah yang sudah dibeli diproses oleh Gapoktan menjadi Beras kemudian dikirim ke Gudang Bulog. Setelah Beras diteliti dan memenuhi persyaratan kualitas baru bisa diterima dan Gapoktan bisa menerima pembayaran dari Bulog. c. Keterbatasan sarana pengering gabah di tingkat Gapoktan Pengeringan Gabah oleh gapoktan biasanya menggunakan sarana pengering lantai jemur. Pada saat musim penghujan pengeringan dengan lantai jemur kurang efektif dan hasil pengeringan kurang optimal, hal ini menyebabkan kualitas beras menjadi kurang baik. Upaya untuk mengatasi Kendala diatas dilaksanakan upaya sebagai berikut : a. Mengatasi permasalahan FIFO di gudang Bulog telah dilaksanakan koordinasi dengan Bulog Drive DI Yogyakarta, dan disepakati beras Rasda dari Gapoktan penyimpanannya di gudang Bulog di Kulon Progo dipisahkan dari beras Raskin lainnya. b. Untuk mengatasi permasalahan keterbatasan modal Gapoktan diupayakan dengan pinjaman modal berupa pinjaman lunak dari BPD DIY cabang wates. c. Untuk mengatasi permasalah sarana pengeringan gabah, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo secara bertahap memfasilitasi alat pengering berupa dryer bermesin kepada Gapoktan pelaksana Rasda. Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menyalurkan bantuan 1 unit dryer kepada Gapoktan Panca Manunggal, Sogan, Wates dan pada tahun 2016 ini akan disalurkan lagi bantuan 1 unit dryer kepada Gapoktan Sido Maju, Cerme, Panjatan.
Sinovik 2016 | 13
Proposal Inovasi Daerah
Dampak dan Keberlanjutan 10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inisiatif ini? Paling banyak 700 kata, uraikan dampak dari inisiatif ini. Berikan beberapa contoh konkret bagaimana inisiatif ini berhasil membuat perubahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Uraikan bagaimana perbaikan pelayanan publik tersebut telah memberikan dampak positif kepada masyarakat. Jelaskan bagaimana dampak tersebut diukur.
Manfaat utama program Rasda adalah sebagai berikut: a. Peningkatan kualitas layanan penyaluran beras yang diberikan pada RTS keluarga miskin. Indikator tepat mutu atau kualitas akan meningkatkan perbaikan kualitas beras jelas sangat terlihat apabila dibandingkan antara beras Raskin dengan beras Rasda. Beras Rasda sudah tidak lagi ditemukan beras yang berbau apek, berkutu, ada ulat, warna kuning, banyak menir, dan gabah. Indikator jumlah dengan menggunakan beras dan kemasan yang baru maka dari sisi ketepatan jumlah/volume per kemasan dapat dipertanggungjawabkan ketepatannya. Dengan ketepatan volume per kemasan maka jumlah/volume beras yang diterima per RTS juga akan tepat. Indikator tepat waktu dengan memperpendek jarak antara lokasi pengadaan beras, gudang dan lokasi distribusi Rasda maka lebih efisien waktu dan biaya angkut, sehingga diharapkan distribusi menjadi tepat waktu. Pengukuran dampak peningkatan kualitas Rasda adalah tidak adanya komplian dari penerima sasaran Raskin. b. Peningkatan pengembangan ekonomi lokal Dana yang dikucurkan pemerintah pusat untuk pengadaan raskin, bisa kelola kepada kelompok tani atau koperasi petani di desa-desa sehingga mempunyai dua dampak sekaligus. Selain memang memberi tambahan nutrisi bagi mereka yang dianggap kekurangan pangan, efek kedua memberikan bantuan finansial bagi petani yang memproduksi beras lokal di desa. Pengukuran dampak peningkatan pengembangan ekonomi lokal adalah dari jumlah uang yang berputar dibelanjakan untuk pengadaan beras. c. Pengurangan Angka Kemiskinan Pengaruh Rasda juga mempunyai efek yang besar terhadap percepatan pengurangan kemiskinan. Hal ini disebabkan mengubah budaya petani lokal yang menjual hasil padi dengan sistem “tebasan” oleh tengkulak yang harganya
Sinovik 2016 | 14
Proposal Inovasi Daerah
dengan mudah dipermainkan. Program Rasda memberikan kepastian harga sesuai dengan HPP dan meningkatkan jam kerja petani dalam mengolah hasil produksi. Hal ini secara tidak langsung program Rasda juga akan meningkatkan pendapatan petani yang merupakan pencaharian utama masyarakat Kulon Progo. Pengukuran dampak pengurangan angka kemiskinan adalah jumlah KK miskin di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan data Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan (Sinangkis) yang dapat diakses online masyarakat.
11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi ? Paling banyak 700 kata, uraikan perbedaan sebelum dan sesudah inovasi dilakukan.
Beda sebelum dan sesudah inovasi sebagai berikut: a. Kualitas beras yang diterima masyarakat miskin akan meningkat dari sisi mutu/kualitas, sisi ketepatan waktu dan ketepatan jumlah Sebelum ada program inovasi Rasda kualitas beras yang diterima keluarga miskin biasanya kualitasnya rendah, setelah inovasi kualitas beras menjadi baik dan baru. Selain itu biasanya juga sering mundur dari jadwal penyaluran dan kadang beratnya tidak sesuai, setelah inovasi program rasda memperpendek rentang penyaluran sehingga tepat waktu dan tepat jumlahnya. b. Adanya kepastian harga produksi padi sesuai HPP baik di saat panen raya maupun di tidak ada panen Ketika terjadi panen raya biasanya harga jatuh dan tidak ada kepastian harga, namun setelah program inovasi Rasda harga menjadi stabil sesuai HPP harga di petani. Hal ini karena Gapoktan dapat menyimpan dahulu gabah saat panen raya untuk dijual pada saat harga normal. c. Meningkatkan usaha ekonomi petani dan kelompok tani dalam mengelola pasca panen produksi padi Budaya menjual gabah sistem “tebasan” yang sebelumya sering dilakukan petani, berubah dilakukan pembelian oleh Gapoktan. Pengolahan pasca panen akan menggerakkan usaha ekonomi di perdesaan. d. Menurunkan angka kemiskinan karena petani meningkat jam kerjanya dan adanya uang yang berputar di perdesaan Program rasda mampu membangkitkan perputaran uang dari Bulog yang membeli gabah petani melalui Gapoktan. Petani akan meningkat jam kerjanya
Sinovik 2016 | 15
Proposal Inovasi Daerah
sehingga meningkatkan kesejahteraan petani yang berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan. 12. Apakah inisiatif ini berkelanjutan dan direplikasi? Paling banyak 500 kata, uraikan bagaimana inisiatif ini sedang dilanjutkan (misalnya, dalam hal berkelanjutan secara keuangan, sosial dan ekonomi, budaya lingkungan, kelembagaan dan peraturan).
Jelaskan apakah inisiatif ini sedang direplikasi atau didiseminasi untuk seluruh pelayanan publik di tingkat nasional dan/atau internasional dan/atau bagaimana inisiatif ini dapat direplikasi. Program Rasda dilaksanakan secara berkelanjutan dimulai tahun 2014 sesuai dengan Program Raskin dari Pemerintah. Pada tahun 2014 program Rasda yang dipasokkan Gapoktan untuk disalurkan Bulog ke rumah tangga sasaran terealisasi sebesar 1.995 ton, meningkat pada Tahun 2015 sebesar 4.176 ton dan ditargetkan tahun 2016 seluruh beras raskin dipenuhi oleh Rasda sebesar 7.740 ton. Sehingga pada Tahun 2016 di Kabupaten Kulon Progo Raskin sudah digantikan Rasda seluruhnya. Program Rasda dapat di replikasi di seluruh daerah di Indonesia sesuai dengan pangan lokalnya, yang tidak tergantung hanya beras. Hal ini akan mendorong peningkatan gairah produksi pangan lokal yang bermuara pada peningkatan ketahanan pangan nasional. Replikasi di daerah lain akan dilaksanakan dengan melihat komitmen beberapa daerah yang tertarik turut menerapkan Rasda di daerahnya, antara lain akan dimulai oleh peserta workshop brief policy Rasda, dari Kabupaten Serdang Bedagai Sumut, Kabupaten Dompu NTB, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Pangandaran. Komitmen replikasi menjalankan program Rasda juga disampaikan sebelumnya dalam Seminar Hari Pangan Sedunia di Kulon Progo, Oktober 2014, oleh beberapa Kabupaten dari Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan NTB. 13. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik? Paling banyak 500 kata, uraikan pengalaman umum yang anda peroleh dalam melaksanakan inisiatif ini, pembelajarannya serta rekomendasi anda untuk masa depan.
Pembelajaran yang dapat dipetik dari program Mengganti Raskin menjadi Rasda di Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut:
Sinovik 2016 | 16
Proposal Inovasi Daerah
a. Perumusan kebijakan publik harus memperhatikan potensi pengembangan ekonomi lokal Pemberian Raskin memang diperlukan sebagai jaring pengaman sosial, namun perlu
dilakukan
dengan
design
kebijakan
yang
lebih
meningkatkan
pengembangan ekonomi lokal. Program Rasda di satu sisi mampu meningkatkan kualitas layanan pemberian beras kepada keluarga miskin, di sisi yang lain mampu meningkatkan pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada produksi dan kemandirian pangan. Hal ini juga akan mengurangi import bahan pangan yang mampu diproduksi dalam negeri. Penyebutan Beras Miskin (Raskin) juga terkesan merendahkan RTS meskipun memang keluarga miskin, sehingga perlu diganti Beras Daerah (Rasda). b. Melaksanakan program pembangunan tidak harus mengandalkan dana APBD Kabupaten Pengadaan Rasda berasal dari dana APBN dikelola oleh Bulog digunakan pengadaan beras yang dibeli dari Gapoktan. Pembelian beras oleh Gapoktan dari petani di wilayahnya dengan menggunakan dana pinjaman lunak dari Bank BPD DIY Cabang Wates. c. Keberhasilan program harus melibatkan seluruh stakeholders Program ini memerlukan sinergitas dari pelaku baik dari Petani, Gapoktan, Masyarakat, Bulog, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Kesuksesan program sangat ditentukan dari masingmasing unsur pelaku dalam pelaksanaan program Rasda.
Sinovik 2016 | 17
Proposal Inovasi Daerah
KEPUSTAKAAN
________, 2011, Pedoman Umum Raskin (Beras Untuk Rumah Tangga Miskin) Tahun 2011, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia ________, 2012, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan ________, 2013, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Kulon Progo Tahun Anggaran 2013 ________, 2014, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Kulon Progo Tahun Anggaran 2014 ________, 2014, Laporan Bulanan Realisasi Penyerapan Beras Gapoktan dari Bulog
Sinovik 2016 | 18
Proposal Inovasi Daerah
Lampiran:
Bupati Kulon Progo canangkan gerakan “Bela dan Beli Kulon Progo”
Bupati Kulon Progo bersama Cak Nun publikasikan Desentralisasi Raskin
Bupati Kulon Progo secara simbolis menyerahkan Rasda kepada Rumah Tangga Sasaran
Sinovik 2016 | 19