INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V (“PUT V”) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”) PERNYATAAN PENDAFTARAN PENAWARAN UMUM TEBATAS V INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERYATAAN EFEKTIF DARI OJK. INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN EFEKTIF PENDAFTARAN YANG DIPEROLEH DARI OJK. PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN. OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT MNC INVESTAMA TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PT MNC INVESTAMA Tbk Kegiatan Usaha: Bergerak dalam bidang investasi strategis Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat: MNC Financial Center Lantai 21 Jl. Kebon Sirih Raya No. 21-27 Jakarta Pusat 10340 Tel. (+ 62 21) 2970-9700 - Fax. (+ 62 21) 3983 6886 Website: www.mncgroup.com Email:
[email protected] PENAWARAN UMUM TERBATAS V PT MNC INVESTAMA TBK TAHUN 2016 (”PUT V”) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”) Sebanyak-banyaknya 8.558.463.453 (delapan miliar lima ratus lima puluh delapan juta empat ratus enam puluh tiga ribu empat ratus lima puluh tiga) saham biasa atas nama atau sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp185 (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham sehingga seluruhnya bernilai sebanyak-banyaknya Rp1.583.315.738.805 (satu triliun lima ratus delapan puluh tiga miliar tiga ratus lima belas juta tujuh ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus lima Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham baru yang berasal dari portepel dan pencatatan atas saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya dilakukan pada Bursa Efek Indonesia. Setiap pemegang 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 pasal 33 Tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari kerja mulai tanggal 15 Juli sampai dengan tanggal 28 Juli 2016. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Saham yang akan diterbitkan dalam PUT V ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan yang telah disetor penuh lainnya yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan saham, antara lain hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak atas saham bonus, dan hak atas HMETD. Tidak terdapat pembeli siaga dalam PUT V Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Para Pemegang Saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat HMETD secara proposional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel dan dikembalikan ke dalam portepel Perseroan. HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BURSA EFEK INDONESIA MULAI TANGGAL 15 JULI 2016 SAMPAI DENGAN TANGGAL 28 JULI 2016. PENCATATAN ATAS SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 28 JULI 2016. TANGGAL TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 28 JULI 2016 DIMANA HAK YANG TIDAK DILAKSANAKAN PADA TANGGAL TERSEBUT TIDAK BERLAKU LAGI. DALAM HAL PEMEGANG SAHAM MEMILIKI HMETD DALAM BENTUK PECAHAN, MAKA HAK ATAS PECAHAN SAHAM TERSEBUT AKAN DIJUAL OLEH PERSEROAN SERTA HASIL PENJUALANNYA AKAN DIMASUKKAN KE DALAM REKENING PERSEROAN. PUT V INI MENJADI EFEKTIF SETELAH PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DISAMPAIKAN OLEH PERSEROAN KEPADA OJK DALAM RANGKA PUT V TELAH MENJADI EFEKTIF. DALAM HAL PERNYATAAN EFEKTIF TIDAK DIPEROLEH, MAKA SEGALA KEGIATAN DAN/ATAU TINDAKAN LAIN BERUPA APAPUN JUGA YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN/ATAU DIRENCANAKAN OLEH PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HMETD SESUAI DENGAN JADWAL TERSEBUT DI ATAS MAUPUN DALAM PROSPEKTUS INI ATAU DOKUMEN LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PUT V DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA. RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO INVESTASI YAITU SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR INTERNAL SEPERTI KEMAMPUAN MANAJEMEN DALAM BIDANG PENGELOLAAN INVESTASI, MANAJEMEN RISIKO DAN KEBIJAKAN STRATEGI SERTA FAKTOR EKSTERNAL SEPERTI KEPERCAYAAN PARA INVESTOR UNTUK MELAKUKAN INVESTASI, SEHINGGA DIPERLUKAN PERHITUNGAN YANG MATANG DALAM MEMUTUSKAN UNTUK MELAKUKAN INVESTASI. DAN/ATAU PIHAK LAIN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN KEPADA PERSEROAN. RISIKO LAINNYA DAPAT DIBACA PADA KETERANGAN TENTANG RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS.
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN PEMEGANG SAHAM YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN (DILUSI) DALAM JUMLAH MAKSIMUM SEBESAR 16,67% (ENAM BELAS KOMA ENAM PULUH TUJUH PERSEN) SETELAH HMETD DILAKSANAKAN. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIAN (”KSEI”). RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH TERBATASNYA JUMLAH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 10 Mei 2016
JADWAL SEMENTARA Rencana Perseroan untuk melakukan Penambahan Modal Dengan HMETD akan dilaksanakan segera setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”). Merujuk pada ketentuan Pasal 8 ayat (3) POJK No. 32, jangka waktu antara tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (”RUPSLB”) sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan. Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tanggal Efektif Tanggal Cum HMETD pada perdagangan di - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi - Pasar Tunai Tanggal Ex HMETD pada perdagangan di - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi - Pasar Tunai Tanggal Akhir Pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas HMETD Tanggal Distribusi Sertifikat Bukti HMETD Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (”BEI”) Periode Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD di BEI Periode Pendaftaran, Pemesanan dan Pembayaran Pemesanan Saham (Periode Pelaksanaan) Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan Periode Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD Tanggal Penjatahan Saham Tanggal Distribusi Saham Hasil Penjatahan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan
: :
4 Mei 2016 24 Juni 2016
: :
1 Juli 2016 13 Juli 2016
: :
11 Juli 2016 14 Juli 2016
:
13 Juli 2016
: : :
14 Juli 2016 15 Juli 2016 15 -28 Juli 2016
:
15 -28 Juli 2016
: : : : :
1 Agustus 2016 19 Juli – 1 Agustus 2016 2 Agustus 2016 4 Agustus 2016 4 Agustus 2016
PENAWARAN UMUM TERBATAS V Sebanyak-banyaknya 8.558.463.453 (delapan miliar lima ratus lima puluh delapan juta empat ratus enam puluh tiga ribu empat ratus lima puluh tiga) saham biasa atas nama atau sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp185 (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham sehingga seluruhnya bernilai sebanyak-banyaknya Rp1.583.315.738.805 (satu triliun lima ratus delapan puluh tiga miliar tiga ratus lima belas juta tujuh ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus lima Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham baru yang berasal dari portepel dan pencatatan atas saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya dilakukan pada Bursa Efek Indonesia. Setiap pemegang 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 pasal 33 Tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari kerja mulai tanggal 15 Juli sampai dengan tanggal 28 Juli 2016. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Saham yang akan diterbitkan dalam PUT V ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan yang telah disetor penuh lainnya yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan saham, antara lain hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak atas saham bonus, dan hak atas HMETD. Tidak terdapat pembeli siaga dalam PUT V Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Para Pemegang Saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat HMETD secara proposional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham
2
yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel dan dikembalikan ke dalam portepel Perseroan. Berdasarkan laporan kepemilikan efek yang mencapai 5% atau lebih dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan periode 31 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: HT Investment Development Ltd UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd Hary Tanoesoedibjo PT Bhakti Panjiwira Masyarakat (Dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 10.552.427.879 38.902.106.607 76.097.893.393
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.055.242.787.900 3.890.210.660.700 7.609.789.339.300
%
23,4 21,6 14,8 13,1 27,1 100,0
Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi dan struktur permodalan Perseroan sebelum dan setelah dilaksanakannya Penambahan Modal Tanpa HMETD dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Tanpa HMETD dilaksanakan seluruhnya, yaitu sebanyak 3.890.210.660 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Data komposisi dan struktur permodalan sebelum penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan pada tabel di bawah ini berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 31 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh PT BSR Indonesia, selaku Biro Administrasi Efek Perseroan. Permodalan
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: HT Investment Development Ltd UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd Hary Tanoesoedibjo PT Bhakti Panjiwira Masyarakat (Dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Sebelum Penambahan Modal Non HMETD dan Sebelum Penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 10.552.427.879 38.902.106.607 76.097.893.393
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.055.242.787.900 3.890.210.660.700 7.609.789.339.300
23,4 21,6 14,8 13,1 27,1 100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan Sebelum Penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 14.442.638.539 42.792.317.267 72.207.682.733
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.444.263.853.900 4.279.231.726.700 7.220.768.273.300
21,2 19,6 13,4 12,0 33,8 100,0
Dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Dengan HMETD dilaksanakan seluruhnya, sebanyak-banyaknya 8.558.463.453 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT V secara proforma, adalah sebagai berikut: Permodalan
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: HT Investment Development Ltd UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd Hary Tanoesoedibjo PT Bhakti Panjiwira Masyarakat (Dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan Sebelum Penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 14.442.638.539 42.792.317.267 72.207.682.733
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.444.263.853.900 4.279.231.726.700 7.220.768.273.300
21,2 19,6 13,4 12,0 33,8 100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan Setelah Penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 10.906.602.859 10.083.063.600 6.893.379.480 6.136.568.534 17.331.166.247 51.350.780.720 63.649.219.280
1.090.660.285.900 1.008.306.360.000 689.337.948.000 613.656.853.400 1.733.116.624.700 5.135.078.072.000 6.364.921.928.000
Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan (dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) setelah HMETD dilaksanakan.
3
21,2 19,6 13,4 12,0 33,8 100,0
Efek yang ditawarkan dalam PUT V ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang dapat diperdagangkan selama masa perdagangan yang ditentukan dan merupakan salah satu persyaratan pembelian efek. Saham baru hasil pelaksanaan HMETD yang ditawarkan dalam PUT V ini dapat diperdagangkan selama masa perdagangan. RENCANA PENGGUNAAN DANA Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT V Perseroan ini diambil seluruhnya oleh pemegang HMETD, maka dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan akan digunakan untuk modal kerja dan penyertaan pada Entitas Anak. Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil PUT V ini secara berkala kepada OJK dan juga akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil PUT V ini secara periodik sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.30/POJK.04/2015 Tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil dari PUT IV, maka Perseroan terlebih dahulu akan melaporkan rencana tersebut kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan rencana penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan melalui RUPS. PERNYATAAN UTANG Pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan dan Entitas Anak mempunyai liabilitas sebesar Rp30.443.615 juta. Jumlah ini telah sesuai dengan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif. Rincian jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 diperlihatkan pada tabel di bawah ini: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan LIABILITAS JANGKA PENDEK Simpanan dan simpanan dari bank lain Pihak berelasi Pihak ketiga Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang pajak Biaya masih harus dibayar Utang bank Utang kepada lembaga kliring dan penjaminan Utang nasabah Pihak ketiga Utang reasuransi Pendapatan diterima dimuka Utang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan Pinjaman jangka panjang Obligasi Liabilitas lancar lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
407.156 9.219.719 85.592 1.747.067 271.644 429.316 272.056 195.519 977.842 78.648 172.794 7.116 788.474 18.826 4.320.904 58.947 69.628 19.121.248
4
Keterangan LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan – bersih Simpanan dan simpanan dari bank lain - bagian jangka panjang Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan Pinjaman jangka panjang Utang obligasi Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas kepada pemegang polis Liabilitas jangka panjang lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas
(dalam jutaan Rupiah) Jumlah 27.305 151.151 50.453 4.528.844 5.868.605 287.852 395.072 13.085 11.322.367 30.443.615
PERSEROAN TELAH MEMENUHI SEMUA RASIO KEUANGAN YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERJANJIAN UTANG PERSEROAN. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak yang bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan per 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan ditandatangani oleh Partner sebagai berikut: Tahun Kantor Akuntan Publik Partner 2015 Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Bing Harianto, SE 2014 Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Bing Harianto, SE 2013 Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Muhammad Irfan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2015
ASET LANCAR Kas dan setara kas Aset keuangan lainnya - lancar Dana kelolaan Reksadana Efek saham diperdagangkan Efek utang Rekening bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Lainnya Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang nasabah dan margin Piutang dan deposito wajib dari lembaga kliring dan penjaminan Bagian lancar piutang pembiayaan Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Bagian lancar piutang murabahah Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai
5
31 Desember 2014*
2013*
4.141.203
3.660.815
1.947.803
1.944.544 757.275 66.412 737.579
2.078.362 1.164.127 75.133 533.190
596.373 872.729 86.039 9.226
545.790 129.769
526.874 54.429
629.061 9.081
131.393 3.522.559 (115.233) 1.188.893 130.567
149.997 3.412.467 (91.582) 533.578 132.940
178.940 3.128.171 (98.007) 420.152 81.733
22.295 873.877 (5.237)
15.591 425.535 (5.245)
10.328 241.010 (2.593)
112 276.037 (2.636)
302 257.118 (2.813)
91 123.513 (638)
Keterangan
31 Desember 2014*
2015
Bagian lancar kredit yang diberikan Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Aset reasuransi Piutang premi dan reasuransi Piutang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga – bersih Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset lancar lainnya Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang lain – lain Pihak berelasi Pihak ketiga Aset pajak tangguhan - bersih Investasi pada entitas asosiasi Piutang pembiayaan Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang murabahah Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Kredit yang diberikan Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Aset keuangan lainnya - tidak lancar Obligasi wajib tukar Obligasi tukar Obligasi konversi Obligasi pemerintah Penyertaan saham Lainnya Uang muka investasi Aset al - ijarah – bersih Aset tetap Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Goodwill Aset tidak berwujud - bersih Aset tidak lancar lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET LIABILITAS JANGKA PENDEK Simpanan dan simpanan dari bank lain Pihak berelasi Pihak ketiga Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang pajak Biaya masih harus dibayar Utang bank Utang kepada lembaga kliring dan penjaminan Utang nasabah pihak ketiga Utang reasuransi Pendapatan diterima dimuka Utang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan
6
2013*
2.168.431 (2.741) 93.127 237.481
783.191 (9.277) 132.847 190.706
63.717 119.963
29.805 882.616 1.932.262 1.340.114 177.680 92.864 21.296.838
786 681.373 2.091.685 904.842 118.968 136.897 17.952.836
943 1.091.462 1.829.529 669.996 90.033 12.098.655
30.659 2.545 1.156.625 4.767.254
31.188 7.200 635.157 4.577.499
54.338 406.816 3.665.461
19.378 858.937 (8.585)
23.332 785.442 (8.626)
13.363 696.482 (5.722)
341.498 (5.448)
93 285.051 (3.105)
538 237.798 (1.730)
4.864.747 (35.221)
5.403.412 (119.124)
-
2.913.806 636.318 531.680 476.251 158.856 17.372 321.479 121.294
2.526.397 636.318 1.010.744 430.298 17.828 299.542 177.857
2.312.396 636.318 711.900 1.610 14.472 244.374 141.824
14.466.573 (5.140.989) 3.890.917 1.087.540 407.150 31.880.636 53.177.474
13.226.068 (5.666.143) 3.747.232 1.118.355 433.708 29.575.723 47.528.559
11.374.637 (5.310.306) 3.469.891 660.444 321.431 19.646.335 31.744.990
407.156 9.219.719
237.246 6.639.568
-
85.592 1.747.067 271.644 429.316 272.056 195.519 977.842 78.648 172.794
46.055 1.382.347 329.495 430.967 229.142 165.189 384.823 60.312 162.605
20.724 1.633.669 355.929 356.772 167.753 97.371 304.128 31.490 114.938
7.116 788.474
8.556 397.506
29.064 885.386
18.826
5.635
12.036
Keterangan Pinjaman jangka panjang Obligasi Liabilitas lancar lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - bersih Simpanan dan simpanan dari bank lain - bagian jangka panjang Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan Pinjaman jangka panjang Utang obligasi Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas kepada pemegang polis Liabilitas jangka panjang lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 115.000 juta saham Modal ditempatkan dan disetor 38.902.106.607 saham tahun 2015, 38.739.193.407 saham tahun 2014 dan 35.900.092.807 saham tahun 2013 Tambahan modal disetor Modal lain-lain - opsi saham karyawan Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali Penghasilan komprehensif lain Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali 436.816.600 saham tahun 2015, 512.023.100 saham tahun 2014 dan 652.638.000 saham tahun 2013 Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2015 4.320.904 58.947 69.628 19.121.248
31 Desember 2014* 185.141 157.601 10.822.188
2013* 489.875 21.474 4.520.609
27.305 151.151
28.106 411.595
16.120 -
50.453 4.528.844 5.868.605 287.852 395.072 13.085 11.322.367 30.443.615
12.879 7.478.671 5.479.728 284.654 377.296 88.184 14.161.113 24.983.301
6.134 4.013.500 5.471.258 210.710 275.666 394.169 10.387.557 14.908.166
3.890.210 3.314.384 28.320 1.759.771 697.586 50.481 328.156
3.873.919 3.244.652 24.361 1.646.087 623.198 68.103 196.402
3.590.009 2.419.450 28.354 718.886 168.422 221.552
4.000 377.284 10.450.192
3.000 1.358.358 11.038.080
2.000 1.281.700 8.430.373
(110.392)
(111.412)
(184.991)
10.339.800 12.394.059 22.733.859 53.177.474
10.926.668 11.618.590 22.545.258 47.528.559
8.245.382 8.591.442 16.836.824 31.744.990
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
2015
31 Desember 2014*
2013
PENDAPATAN BERSIH Media Lembaga keuangan Lainnya Jumlah pendapatan bersih
10.398.498 1.230.118 581.952 12.210.568
10.243.526 996.162 1.193.712 12.433.400
9.499.902 748.024 1.283.749 11.531.675
BEBAN LANGSUNG LABA KOTOR
(7.438.020) 4.772.548
(7.229.971) 5.203.429
(6.292.821) 5.238.854
Beban umum dan administrasi Beban keuangan Bagian laba bersih entitas asosiasi Kerugian kurs mata uang asing – bersih Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain – bersih
(2.603.110) (1.127.868) 68.105 (1.406.874) 62.689 (210.674)
(2.244.331) (872.704) 138.346 (340.567) 124.577 (217.158)
(2.170.484) (878.664) 42.372 (1.549.475) 93.524 (69.730)
7
Keterangan
2015
31 Desember 2014*
2013
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
(445.184)
1.791.592
706.397
BEBAN PAJAK – BERSIH
(143.208)
(622.197)
(311.410)
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
(588.392)
1.169.395
394.987
35.886
5.005
-
22.080 66.985 124.951
16.664 (67.104) (45.435)
(823) 337.071 336.248
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(463.441)
1.123.960
731.235
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
(863.821) 275.429 (588.392)
193.123 976.272 1.169.395
(343.699) 738.686 394.987
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
(732.067) 268.626 (463.441)
167.973 955.987 1.123.960
(136.957) 868.192 731.235
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN – BERSIH SETELAH PAJAK Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Pengukuran kembali atas program imbalan pasti Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi: Revaluasi investasi efek tersedia untuk dijual Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan – bersih setelah pajak
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
RASIO KEUANGAN PENTING
2015 Keterangan Rasio Pertumbuhan Pendapatan Usaha -1,8% Laba Usaha -26,7% Laba Bersih -150,3% Jumlah Aset 11,9% Jumlah Kewajiban 21,9% Jumlah Ekuitas 0,8% Rasio Keuangan Aset Lancar/Kewajiban Lancar 111,4% Jumlah Kewajiban/Ekuitas 133,9% Jumlah Kewajiban/Jumlah Aset 57,2% Rasio Usaha Laba Usaha/Pendapatan Usaha 17,8% Laba Bersih/Pendapatan Usaha -4,8% Laba Bersih/Jumlah Aset -1,1% Laba Bersih/Jumlah Ekuitas -2,6% *Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
2014*
2013
7,8% -3,6% 196,1% 49,7% 67,6% 33,9%
17,8% 12,0% -80,0% 16,5% 68,9% -8,6%
165,9% 110,8% 52,6%
267,6% 88,5% 47,0%
23,8% 9,4% 2,5% 5,2%
26,6% 3,4% 1,2% 2,3%
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisa dan pembahasan kondisi keuangan serta hasil operasi Perseroan dalam bab ini harus dibaca bersamasama dengan “Ikhtisar Data Keuangan Penting” yang bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif.
8
1.
Analisa Keuangan
Pembahasan berikut mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited). (dalam jutaan Rupiah) Keterangan PENDAPATAN BERSIH Media Lembaga keuangan Lainnya Jumlah pendapatan bersih
31 Desember 2014*
2015
2013
10.398.498 1.230.118 581.952 12.210.568
1,5% 23,5% -51,2% -1,8%
10.243.526 996.162 1.193.712 12.433.400
7,8% 33,2% -7,0% 7,8%
9.499.902 748.024 1.283.749 11.531.675
BEBAN LANGSUNG
7.438.020
2,9%
7.229.971
14,9%
6.292.821
LABA KOTOR
4.772.548
-8,3%
5.203.429
-0,7%
5.238.854
(2.603.110) (1.127.868) 68.105 (1.406.874) 62.689 (210.674)
16,0% 29,2% -50,8% 313,1% -49,7% -3,0%
(2.244.331) (872.704) 138.346 (340.567) 124.577 (217.158)
3,4% -0,7% 226,5% -78,0% 33,2% 211,4%
(2.170.484) (878.664) 42.372 (1.549.475) 93.524 (69.730)
(445.184)
-124,8%
1.791.592
153,6%
706.397
143.208
-77,0%
622.197
99,8%
311.410
(588.392)
-150,3%
1.169.395
196,1%
394.987
35.886 22.080 66.985 124.951
617,0% 32,5% -199,8% -375,0%
5.005 16.664 (67.104) (45.435)
-2124,8% -119,9% -113,5%
(823) 337.071 336.248
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(463.441)
-141,2%
1.123.960
53,7%
731.235
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
(863.821) 275.429 (588.392)
-547,3% -71,8% -150,3%
193.123 976.272 1.169.395
-156,2% 32,2% 196,1%
(343.699) 738.686 394.987
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
(732.067) 268.626 (463.441)
-535,8% -71,9% -141,2%
167.973 955.987 1.123.960
-222,6% 10,1% 53,7%
(136.957) 868.192 731.235
Beban umum dan administrasi Beban keuangan Bagian laba bersih entitas asosiasi Kerugian kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain - bersih LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK - BERSIH LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pengukuran kembali atas program imbalan pasti Revaluasi investasi efek tersedia untuk dijual Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Jumlah pendapatan komprehensif lain
*)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Pendapatan Bersih Pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp12.210.568 juta, turun sebesar Rp222.832 juta atau 1,8% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp12.433.400 juta. Penurunan pendapatan di tahun 2015 terutama berasal dari penurunan pendapatan pembiayaan efek dan asuransi sebesar Rp581.831 juta dan penurunan pendapatan dari sektor pertambangan sebesar Rp329.074 juta. 9
Beban Langsung Jumlah beban langsung konsolidasian Perseroan pada tahun 2015 sebesar Rp7.438.020 juta, meningkat sebesar Rp208.049 Juta atau 2,9% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp7.229.971 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh Peningkatan beban lembaga keuangan bank dan beban media berbisnis online masing-masing sebesar Rp268.141 juta dan 165.291 juta. Laba Kotor Laba kotor konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp4.772.548 juta, turun sebesar Rp430.881 juta atau 8,3% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp5.203.429 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari pembiayaan efek, asuransi dan pendapatan di sektor pertambangan disertai dengan peningkatan beban lembaga keuangan bank dan beban media berbisnis online. Beban Umum dan Administrasi Beban umum dan administrasi konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp2.603.110 juta, meningkat sebesar Rp358.779 juta atau 16,0% dari tahun 2014 sebesar Rp2.244.331 juta. Kenaikan itu terutama disebabkan oleh meningkatnya beban iklan dan promosi, beban sewa, beban gaji dan kesejahteraan , dan beban kantor masing-masing sebesar Rp143.149 juta, Rp108.307 juta, Rp70.085 juta dan Rp51.117 juta. Beban Pajak Jumlah beban pajak konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp143.208 juta, turun sebesar Rp478.989 juta atau 77,0% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp622.197 juta. Laba (Rugi) Bersih Laba (Rugi) bersih pada tahun 2015 tercatat rugi sebesar Rp588.392 juta, mengalami penurunan sebesar Rp1.757.787 juta atau 150,3% dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya yang mencatat laba bersih sebesar Rp1.169.395 juta. Penurunan laba bersih ini terutama antara lain karena adanya kenaikan kerugian selisih kurs mata uang asing, kenaikan beban umum dan administrasi serta penurunan laba kotor. Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Pendapatan Bersih Tahun 2014 merupakan tahun pertumbuhan bagi Perseroan. Lewat pemilihan strategi yang tepat, yaitu pengintegrasian Entitas Anak Perseroan dalam melakukan promosi dan penjualan, yang telah mengantarkan Perseroan dalam pencapaian pendapatan yang lebih tinggi. Pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp12.433.400 juta, meningkat sebesar Rp901.725 juta, atau 7,8% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp11.531.675 juta. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan pendapatan pada media berbasis online dan media berbasis pelanggan serta pembiayaan, efek dan asuransi, yaitu masing-masing meningkat 115,3%, 8,6% dan 24,5%. Beban Langsung Jumlah beban langsung konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp7.229.971 juta, meningkat sebesar Rp937.150 juta atau 14,9% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp6.292.821 juta. Peningkatan terutama berasal dari Entitas Anak di bidang media yang disebabkan oleh kenaikan beban media berbasis pelanggan dan media berbasis online masing masing 20,9% dan 170,1%. Laba Kotor Laba kotor konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.203.429 juta, turun sebesar Rp35.425 juta atau 0,7% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp5.238.854 juta. Penurunan terutama disebabkan oleh meningkatnya beban langsung media 13,4%. Beban Umum dan Administrasi
10
Beban umum dan administrasi konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp2.244.331 juta, meningkat sebesar Rp73.847 juta atau 3,4% dari tahun 2013 sebesar Rp2.170.484 juta. Kenaikan itu terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan 16,4%.
Beban Pajak Jumlah beban pajak konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp622.197 juta, meningkat sebesar Rp310.787 juta atau 99,8% jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp311.410 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak 153,6% yang umumnya dikarenakan penurunan kerugian kurs mata uang asing. Laba Bersih Laba bersih konsolidasian dapat pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp1.169.395 juta, mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp774.408 juta atau 196,1% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp394.987 juta. Peningkatan laba bersih terutama disebabkan oleh penurunan kerugian kurs mata uang asing 78%, peningkatan pendapatan bersih 7,8% dan peningkatan pendapatan atas bagian laba bersih Entitas Asosiasi 226,5%. Pertumbuhan Aset (dalam jutaan Rupiah) Keterangan ASET LANCAR Kas dan setara kas Aset keuangan lainnya - lancar Dana kelolaan Reksadana Efek saham diperdagangkan Efek utang Rekening bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Lainnya Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang nasabah dan margin Piutang dan deposito wajib dari lembaga kliring dan penjaminan Bagian lancar piutang pembiayaan Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Bagian lancar piutang murabahah Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Bagian lancar kredit yang diberikan Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Aset reasuransi Piutang premi dan reasuransi Piutang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga - bersih Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset lancar lainnya Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang lain - lain Pihak berelasi Pihak ketiga Aset pajak tangguhan - bersih
31 Desember 2014*
2015
2013*
4.141.203
13,1%
3.660.815
87,9%
1.947.803
1.944.544 757.275 66.412 737.579
-6,4% -34,9% -11,6% 38,3%
2.078.362 1.164.127 75.133 533.190
248,5% 33,4% -12,7% 5679,2%
596.373 872.729 86.039 9.226
545.790 129.769
3,6% 138,4%
526.874 54.429
-16,2% 499,4%
629.061 9.081
131.393 3.522.559 (115.233) 1.188.893
-12,4% 3,2% 25,8% 122,8%
149.997 3.412.467 (91.582) 533.578
-16,2% 9,1% -6,6% 27,0%
178.940 3.128.171 (98.007) 420.152
130.567
-1,8%
132.940
62,7%
81.733
22.295 873.877 (5.237)
43,0% 105,4% -0,2%
15.591 425.535 (5.245)
51,0% 76,6% 102,3%
10.328 241.010 (2.593)
112 276.037 (2.636)
-62,9% 7,4% -6,3%
302 257.118 (2.813)
231,9% 108,2% 340,9%
91 123.513 (638)
2.168.431 (2.741) 93.127 237.481
176,9% -70,5% -29,9% 24,5%
783.191 (9.277) 132.847 190.706
108,5% 59,0%
63.717 119.963
29.805 882.616 1.932.262 1.340.114 177.680 92.864 21.296.838
3692,0% 29,5% -7,6% 48,1% 49,4% -32,2% 18,6%
786 681.373 2.091.685 904.842 118.968 136.897 17.952.836
-16,6% -37,6% 14,3% 35,1% 32,1% 48,4%
943 1.091.462 1.829.529 669.996 90.033 12.098.655
30.659 2.545 1.156.625
-1,7% -64,7% 82,1%
31.188 7.200 635.157
-42,6% 56,1%
54.338 406.816
11
Keterangan Investasi pada entitas asosiasi Piutang pembiayaan Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang murabahah Pihak berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Kredit yang diberikan Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Aset keuangan lainnya - tidak lancar Obligasi wajib tukar Obligasi tukar Obligasi konversi Obligasi pemerintah Penyertaan saham Lainnya Uang muka investasi Aset al - ijarah - bersih Aset tetap Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Goodwill Aset tidak berwujud - bersih Aset tidak lancar lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
4,1%
31 Desember 2014* 4.577.499
24,9%
2013* 3.665.461
19.378 858.937 (8.585)
-16,9% 9,4% -0,5%
23.332 785.442 (8.626)
74,6% 12,8% 50,8%
13.363 696.482 (5.722)
341.498 (5.448)
-100,0% 19,8% 75,5%
93 285.051 (3.105)
-82,7% 19,9% 79,5%
538 237.798 (1.730)
4.864.747 (35.221)
-10,0% -70,4%
5.403.412 (119.124)
-
-
2.913.806 636.318 531.680 476.251 158.856 17.372 321.479 121.294
15,3% 0,0% -47,4%
2.526.397 636.318 1.010.744
9,3% 0,0% 42,0%
2.312.396 636.318 711.900
-63,1% -2,6% 7,3% -31,8%
430.298 17.828 299.542 177.857
26626,6% 23,2% 22,6% 25,4%
1.610 14.472 244.374 141.824
14.466.573 (5.140.989) 3.890.917 1.087.540 407.150 31.880.636 53.177.474
9,4% -9,3% 3,8% -2,8% -6,1% 7,8% 11,9%
13.226.068 (5.666.143) 3.747.232 1.118.355 433.708 29.575.723 47.528.559
16,3% 6,7% 8,0% 69,3% 34,9% 50,5% 49,7%
11.374.637 (5.310.306) 3.469.891 660.444 321.431 19.646.335 31.744.990
2015 4.767.254
*)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Aset Total aset konsolidasian pada akhir 2015 tercatat sebesar Rp53.177.474 juta, naik sebesar Rp5.648.915 juta atau 11,9% dibandingkan dengan total aset pada tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp47.528.559 juta. Kenaikan jumlah aset konsolidasian di tahun 2015 terutama disebabkan oleh kenaikan piutang nasabah dan margin, peningkatan piutang pembiayaan, peningkatan kredit yang diberikan dan peningkatan aset tetap bersih. Aset Lancar Total aset lancar konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp21.296.838 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp3.344.002 juta atau sekitar 18,6% dibandingkan dengan total aset lancar konsolidasian pada tahun 2014 yang sebesar Rp17.952.836 juta. Kenaikan terutama karena peningkatan bagian lancar kredit yang diberikan, peningkatan piutang nasabah dan marjin, peningkatan bagian lancar piutang pembiayaan serta peningkatan kas dan setara kas Perseroan. Aset Tidak Lancar Total aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp31.880.636 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp2.304.913 juta atau meningkat sebesar 7,8% dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp29.575.723 juta. Peningkatan ini terutama karena peningkatan aset tetap bersih. Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Aset Total aset konsolidasian pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp47.528.559 juta, naik sebesar Rp15.783.569 juta atau 49,7% dibandingkan dengan total aset pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp31.744.990 juta. Kenaikan jumlah aset di tahun 2014 terutama disebabkan kenaikan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, kenaikan aset tetap, kenaikan investasi pada Entitas Asosiasi dan peningkatan aset keuangan dana kelolaan.
12
Aset Lancar Total aset lancar konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp17.952.836 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp5.854.181 juta atau sekitar 48,4% dibandingkan dengan total aset lancar konsolidasian pada tahun 2013 yang sebesar Rp12.098.655 juta. Kenaikan ini terutama karena peningkatan aset keuangan dana kelolaan dan reksadana, kenaikan kas dan setara kas dan kenaikan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Aset Tidak Lancar Total aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp29.575.723 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp9.929.388 juta atau meningkat sebesar 50,5% dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2013 sebesar Rp19.646.335 juta. Kenaikan tersebut terutama karena adanya penambahan aset tetap, kenaikan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan kenaikan investasi pada Entitas Asosiasi. Pertumbuhan Liabilitas (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2014*
Keterangan
2015 LIABILITAS JANGKA PENDEK Simpanan dan simpanan dari bank lain Pihak berelasi 407.156 71,6% 237.246 Pihak ketiga 9.219.719 38,9% 6.639.568 Utang usaha Pihak berelasi 85.592 85,8% 46.055 Pihak ketiga 1.747.067 26,4% 1.382.347 Utang pajak 271.644 -17,6% 329.495 Biaya masih harus dibayar 429.316 -0,4% 430.967 Utang bank 272.056 18,7% 229.142 Utang kepada lembaga kliring dan penjaminan 195.519 18,4% 165.189 Utang nasabah Pihak ketiga 977.842 154,1% 384.823 Utang reasuransi 78.648 30,4% 60.312 Pendapatan diterima dimuka 172.794 6,3% 162.605 Utang lain-lain Pihak berelasi 7.116 -16,8% 8.556 Pihak ketiga 788.474 98,4% 397.506 Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan 18.826 234,1% 5.635 Pinjaman jangka panjang 4.320.904 2233,8% 185.141 Obligasi 58.947 Liabilitas lancar lainnya 69.628 -55,8% 157.601 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 19.121.248 76,7% 10.822.188 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - bersih 27.305 -2,8% 28.106 Simpanan dan simpanan dari bank lain bagian jangka panjang 151.151 -63,3% 411.595 Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan 50.453 291,7% 12.879 Pinjaman jangka panjang 4.528.844 -39,4% 7.478.671 Utang obligasi 5.868.605 7,1% 5.479.728 Liabilitas imbalan pasca kerja 287.852 1,1% 284.654 Liabilitas kepada pemegang polis 395.072 4,7% 377.296 Liabilitas jangka panjang lainnya 13.085 -85,2% 88.184 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 11.322.367 -20,0% 14.161.113 Jumlah Liabilitas 30.443.615 21,9% 24.983.301 *)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
13
2013*
-
-
122,2% -15,4% -7,4% 20,8% 36,6%
20.724 1.633.669 355.929 356.772 167.753
69,6%
97.371
26,5% 91,5% 41,5%
304.128 31.490 114.938
-70,6% -55,1%
29.064 885.386
-53,2% -62,2% 633,9% 139,4%
12.036 489.875 21.474 4.520.609
74,4%
16.120
-
-
110,0% 86,3% 0,2% 35,1% 36,9% -77,6% 36,3% 67,6%
6.134 4.013.500 5.471.258 210.710 275.666 394.169 10.387.557 14.908.166
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Liabilitas Jumlah liabilitas konsolidasian pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp30.443.615 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp5.460.314 juta atau 21,9% dibandingkan dengan liabilitas konsolidasian pada tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp24.983.301 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan simpanan dan simpanan pada bank lain, peningkatan utang nasabah pihak ketiga dan peningkatan pinjaman jangka panjang. Liabilitas Jangka Pendek Pada tahun 2015, jumlah liabilitas jangka pendek konsolidasian tercatat Rp19.121.248 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp8.299.060 juta atau 76,7% dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Rp10.822.188 juta. Peningkatan terutama disebabkan karena adanya peningkatan simpanan dan simpanan dari bank lain, peningkatan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan peningkatan utang nasabah pihak ketiga. Liabilitas Jangka Panjang Total liabilitas jangka panjang konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp11.322.367 juta, mengalami penurunan sebesar Rp2.838.746 juta atau 20,0% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp14.161.113 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan pinjaman jangka panjang. Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Liabilitas Jumlah liabilitas konsolidasian pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp24.983.301 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp10.075.035 juta atau 67,6% dibandingkan dengan liabilitas konsolidasian pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp14.908.166 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan simpanan dan simpanan dari bank lain kepada pihak ketiga dan peningkatan pinjaman jangka panjang. Liabilitas Jangka Pendek
Pada tahun 2014, jumlah liabilitas jangka pendek konsolidasian tercatat Rp10.822.188 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp6.301.579 juta atau naik 139,4% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp4.520.609 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan simpanan dan simpanan dari bank lain. Liabilitas Jangka Panjang Total liabilitas jangka panjang konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp14.161.113 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp3.773.556 juta atau 36,3% dibanding tahun 2013 sebesar Rp10.387.557 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pinjaman jangka panjang. EKUITAS Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Total ekuitas konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp22.733.859 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp188.601 juta atau sekitar 0,8% dibandingkan dengan ekuitas pada tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp22.545.258 juta. Kenaikan tersebut terutama dari tambahan modal disetor dan penghasilan komprehensif lain. Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Total ekuitas konsolidasian pada 2014 sebesar Rp22.545.258 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp5.708.434 juta atau 33,9% dibandingkan dengan ekuitas konsolidasian pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp16.836.824 juta. Kenaikan terutama berasal selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak dan peningkatan kepentingan non pengendali.
14
2.
Laporan Arus Kas
Tabel berikut ini memuat ikhtisar laporan arus kas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013: Keterangan Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Pendanaan (Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas
2015 3.689.364 (3.447.390) 238.414 480.388
(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2014 2013 (1.078.623) 999.195 (3.582.019) (3.999.358) 6.373.654 3.626.306 1.713.012 626.143
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Pada tahun 2015 kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp3.689.364 juta, pada tahun 2014 kas bersih digunakan dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp(1.078.623 juta) dan pada tahun 2013 kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Rp999.195 juta. Perolehan kas Konsolidasian dari aktivitas operasi pada tahun 2015 adalah sebesar Rp3.689.364 juta, naik sebesar Rp4.767.987 juta dibandingkan kas yang digunakan untuk aktifitas operasi tahun 2014 sebesar Rp(1.078.623 juta). Kenaikan terutama karena adanya peningkatan yang signifikan atas simpanan dan simpanan dari bank lain serta penurunan pembayaran terhadap pemasok. Pada tahun 2014 tercatat penggunaan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp(1.078.623 juta), turun sebesar Rp2.077.818 juta atau turun 207,9% dibandingkan kas diperoleh dari aktifitas operasi tahun 2013 sebesar Rp999.195 juta. Penurunan perolehan kas bersih antara lain dikarenakan adanya penurunan simpanan dan simpanan dari bank lain dan kenaikan pembayaran kepada pemasok. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Pada Aktivitas Investasi, tercatat penggunaan kas bersih oleh Perseroan untuk tahun yang 2015, 2014 dan 2013 masing masing sebesar Rp(3.447.390 juta), Rp(3.582.019 juta) dan Rp(3.999.358 juta). Pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014, pengeluaran Perseroan untuk aktivitas investasi relatif lebih rendah, hal ini dikarenakan pada tahun 2015 belanja modal Perseroan yang jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2014. Salah satu penyebab lebih tingginya belanja modal Perseroan di tahun 2014 adalah dikarenakan MNCSV, Entitas Anak Perseroan di bidang media melakukan pembelian satelit transponder. Pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013, pengeluaran Perseroan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari Rp3.999.358 juta menjadi Rp3.582.019 juta. Penurunan yang cukup signifikan ini terkait penambahan investasi pada Entitas Asosiasi di tahun 2013 yang lebih tinggi dibandingkan penambahan investasi pada Entitas Asosiasi pada tahun 2014. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Pada tahun 2015, Perseroan membukukan perolehan kas bersih sebesar Rp238.414 juta. Sedangkan pada tahun 2014, Perseroan membukukan perolehan kas bersih sebesar Rp6.373.654 juta. Penurunan penggunaan kas bersih pada tahun 2015 terkait dengan adanya pembayaran utang bank dan utang jangka panjang. Pada tahun 2014, Perseroan mencatatkan perolehan kas bersih sebesar Rp6.373.654 juta. Sedangkan pada tahun 2013, Perseroan mencatatkan perolehan kas bersih sebesar Rp3.626.306 juta. Peningkatan perolehan kas bersih pada tahun 2014 dikarenakan penerimaan setoran modal yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013 serta dikarenakan pembayaran utang obligasi yang lebih kecil di tahun 2014 dibanding dengan pembayaran obligasi di tahun 2013.
15
3.
Likuiditas dan Solvabilitas Likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Tingkat likuiditas diukur dengan membandingkan aset lancar konsolidasian dengan liabilitas jangka pendek pada suatu tanggal tertentu. Tingkat likuiditas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 berturut-turut sebesar 111,4%, 165,9% dan 267,6%. Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan dalam memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset Perseroan. Solvabilitas diukur dengan membandingkan antara jumlah liabilitas konsolidasian terhadap jumlah aset konsolidasian. Solvabilitas Perseroan cenderung stabil. Berikut tingkat solvabilitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 57,2%, 52,6% dan 47,0%.
4.
Pembelian Aset Tetap (Capital Expenditure) Pembelian aset tetap yang dilakukan Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2015, 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp3.067.533 juta, Rp2.538.425 juta dan Rp1.996.135 juta. Kebijakan pembelian barang modal Perseroan adalah untuk memaksimalkan kinerja operasional dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan Perseroan. Sumber pendanaan Perseroan untuk pembelian barang modal berasal dari kas internal Perseroan, penerbitan obligasi dan pinjaman bank. Pada tahun 2015 terdapat peningkatan aset dalam penyelesaian yang merupakan bangunan gedung studio di Jakarta, pembangunan stasiun transmisi berikut instalasinya dan renovasi gedung yang diperkirakan seluruhnya selesai di tahun 2016.
5.
Imbal hasil ekuitas dan imbal hasil investasi Imbal Hasil Ekuitas Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih yang diukur dari perbandingan laba bersih terhadap jumlah ekuitas konsolidasian. Tingkat imbal hasil ekuitas pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 berturut-turut adalah sebesar -2,6%, 5,2% dan 2,3% . Imbal Hasil Investasi Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih dari aset yang dimiliki Perseroan, diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan total aset konsolidasian. Imbal hasil investasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 berturut-turut adalah sebesar -1,1%, 2,5% dan 1,2% .
6.
Pandangan manajemen terhadap kondisi ekonomi dan kondisi pasar. Dunia usaha menyambut tahun 2015 dengan harapan bahwa dimulainya pemerintahan baru akan membuat situasi politik menjadi lebih kondusif sehingga mendorong perekonomian dan iklim usaha menjadi lebih baik. Namun perekonomian domestik belum mampu lepas dari tekanan global. Pelemahan ekonomi global dan penurunan harga komoditas secara langsung berdampak pada kinerja ekonomi Indonesia karena permintaan komoditas dan produk manufaktur Indonesia di pasar global terus menurun. Pertumbuhan ekonomi domestik terus melambat seiring kontraksi di berbagai sektor industri pengolahan nonmigas. Devaluasi nilai tukar Yuan di bulan Agustus mengakibatkan hampir semua mata uang dunia jatuh hingga berada dalam zona undervalue. Pasar saham global anjlok dan harga komoditas dunia semakin tergerus. Nilai tukar Rupiah turun hingga ke level Rp13.758 per Dollar AS atau melemah 217 poin dalam sehari. Pelemahan Rupiah masih terus berlanjut hingga pada akhir September dimana Rupiah sempat mencapai Rp14.728 (kurs tengah Bank Indonesia), terendah sepanjang tahun 2015. Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan Rupiah sudah terlalu dalam sehingga berada jauh di bawah nilai fundamentalnya.
16
Menghadapi tekanan global yang terus berlangsung, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Sejak bulan September hingga Desember, pemerintah telah mengeluarkan delapan paket stimulus ekonomi. Paket kebijakan tersebut mengharuskan deregulasi tak kurang dari 177 aturan yang dianggap menghambat pertumbuhan dunia usaha dan investasi. Kebijakan pemerintah tersebut berhasil menumbuhkan sentimen positif di pasar dan menguatkan Rupiah. Memasuki kuartal IV, nilai tukar Rupiah menguat tajam mencapai level Rp13.521 per Dollar AS dan ditutup di level Rp13.795 pada 31 Desember 2015. Hal ini diyakini merupakan dampak dari berbagai sentimen positif yang terjadi di dalam negeri. Penguatan nilai tukar Rupiah menumbuhkan harapan baru. Banyak investor global membawa uangnya kembali ke negara-negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang masih menjanjikan seperti Indonesia. Tren investasi di sektor riil menunjukkan kecenderungan positif dan terus mengalir. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang tahun 2015 mencapai Rp545,4 triliun, naik 17,8% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp463,1 triliun. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di kuartal I hanya mencapai 4,71% dan turun menjadi 4,67% di kuartal II, mulai menunjukkan titik balik di kuartal III dengan capaian 4,73%. Akhirnya, pada kuartal IV mampu menguat hingga 5,04% sehingga secara tahunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mencapai 4,79%. Membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV setelah mencatat level terendah pada kuartal II memberikan pesan positif bagi para pelaku usaha dan investor. Salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi adalah turunnya konsumsi rumah tangga. Di tahun 2015 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 4,96%, sementara pada tahun 2013 sebesar 5,43% dan tahun 2014 sebesar 5,16%. Dengan demikian, konsumsi rumah tangga selama 3 tahun berturut-turut cenderung turun. Di sisi lain, konsumsi pemerintah baik melalui belanja maupun investasi berhasil menopang perbaikan pertumbuhan ekonomi. Investasi dan belanja pemerintah sama-sama tumbuh lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2014. Pada kuartal IV investasi tumbuh 6,9% dan belanja pemerintah tumbuh 7,31%. Sepanjang 2015, investasi tumbuh 5,07% dan belanja pemerintah tumbuh 5,38%. Artinya, peran pemerintah sudah mulai efektif dalam ikut menjaga agar perlambatan tidak terlalu dalam. Konsumsi yang relatif landai turut berperan dalam menahan laju inflasi. Tingkat inflasi tahun kalender per Desember sekaligus inflasi tahunan hanya mencapai 3,35%. Jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 8,36% dan terendah sejak 2010. Salah satu pendorong rendahnya angka inflasi adalah harga minyak dunia yang terus turun sehingga pemerintah beberapa kali mengoreksi harga jual bahan bakar minyak (BBM). Pada saat yang sama, masyarakat juga cenderung menahan konsumsi. Akibatnya, secara agregat juga tidak terjadi kenaikan harga barang dan jasa. Survei indeks keyakinan konsumen oleh BI pada Desember 2015 menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan pada Nopember 2015 walaupun belum setinggi tahun lalu. Survei bulanan ini sudah dilakukan sejak Oktober 1999 terhadap 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota di Indonesia. Indeks keyakinan konsumen pada Desember 2015 mencapai 107,5 atau naik 3,8 poin dari bulan sebelumnya. Perbaikan indeks keyakinan konsumen tersebut didorong oleh perbaikan indeks ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia dalam enam bulan mendatang dan indeks kondisi saat ini. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang membaik karena konsumen memperkirakan akan terjadi perbaikan pada lapangan kerja dan pendapatan. 7.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan, penyebab timbulnya faktor-faktor tersebut, dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap kondisi keuangan dan kinerja Perseroan serta langkah-langkah Perseroan dalam mengantisipasi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kategori, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal utama yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan adalah (i) pelemahan nilai tukar Rupiah dan (ii) kenaikan suku bunga. Pelemahan nilai tukar Rupiah akan meningkatkan nilai jumlah hutang valuta asing Perseroan dalam satuan Rupiah, sehingga menambah beban dan kewajiban pembayaran atas 17
hutang dimaksud. Beban dan kewajiban yang meningkat juga harus ditanggung oleh Perseroan dan juga Entitas Anak, apabila suku bunga pinjaman yang dikenakan atas saldo hutang yang ada meningkat. Sebagai upaya untuk meminimalisir dampak dari kedua faktor eksternal utama tersebut, Perseroan senantiasa mengkaji syarat dan kondisi dari pinjaman yang diterima antara lain memprioritaskan pinjaman dalam mata uang Rupiah dengan tingkat suku bunga yang kompetitif dan terdapat fleksibilitas dalam hal jangka waktu pinjaman. Dalam hal suku bunga pinjaman naik dan/atau nilai tukar Rupiah menunjukkan arah pelemahan, Perseroan dapat melakukan pelunasan dipercepat. Apabila Perseroan memerlukan pinjaman dalam valuta asing, maka Perseroan akan mengupayakan agar struktur pinjaman dimaksud dapat menciptakan lindung nilai alami (naturally hedge) dan/atau risiko mata uang asing nya dapat dimitigasi. Faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan adalah: (i) keterbatasan likuiditas dan (ii) tidak tertagihnya piutang Perseroan dan Entitas Anak. Permasalahan likuiditas dapat terjadi dalam hal unit kerja tertentu tidak menatausahakan estimasi ketersediaan dan kebutuhan dananya dengan cermat, sehingga pada saat timbul kebutuhan dana, dana yang ada tidak mencukupi dan/atau sumber pendanaan belum siap. Untuk memitigasi risiko ini, Perseroan dan Entitas Anak secara periodik dan konsisten menyusun rencana kerja dan anggaran bulanan atau bahkan mingguan untuk memetakan potensi penerimaan dana dan prakiraan jadwal kebutuhan dana. Faktor internal lainnya adalah faktor tidak tertagihnya piutang Perseroan atau Entitas Anak yang timbul (risiko kredit) karena ketidakmampuan debitur dalam memenuhi kewajiban hutangnya kepada Perseroan secara tepat waktu. Langkah Perseroan untuk menghindari terjadinya kondisi ini dan/atau meminimalisir dampak dari risiko kredit adalah melakukan kajian yang seksama atas kualitas debitur / peminjam sebelum pemberian pinjaman, secara periodik melakukan kajian status tagihan dan peminjam, dan melakukan penanganan sedini mungkin atas setiap keterlambatan / penundaan pembayaran jatuh tempo. 8.
Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Per saat ini, tidak ada Kebijakan Pemerintah yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Kebijakan Pemerintah yang berlaku umum diyakini menciptakan ruang gerak dan kondisi yang sama bagi semua pihak, sehingga Perseroan dan perusahaan sejenis lainnya dituntut untuk merumuskan dan menerapkan strategi yang sejalan dan mengacu pada ketentuan / kebijakan dimaksud. Dengan demikian, persaingan usaha berjalan secara wajar dan iklim usaha menjadi kondusif.
9.
Kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan Perseroan. Pada tahun 2015, Perseroan telah menerapkan semua interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015, yaitu: PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja, PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan, PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan nilai Aset, PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan, PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian, PSAK 66, Pengaturan Bersama, PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar, ISAK 26, Penilaian Kembali Derivatif Melekat, Penerapan PSAK 1 berdampak atas penyajian pos-pos penghasilan komprehensif lain dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan. 18
10. Perubahan pada nilai surat berharga, nilai tukar dan tingkat suku bunga dan sejauh mana dampaknya terhadap Perseroan. a. Perubahan pada nilai surat berharga Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap risiko perubahan pada nilai surat berharga yang berasal dari investasi efek diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Perseroan tidak melakukan lindung nilai atas investasi surat berharga, namun Perseroan secara intensif melakukan monitor terhadap kinerja investasi surat berharga dan secara periodik melakukan pengujian relevansi antara investasi surat berharga dengan rencana strategis Perseroan dan Entitas Anak. b.
Perubahan nilai tukar Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian barang impor dan pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing. Perseroan dan Entitas Anak mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perseroan dan Entitas Anak pada akhir tahun 2015 dan 2014 disajikan pada tabel di bawah ini (dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing). Untuk membantu mengelola resiko, Entitas Anak juga mengadakan kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang asing dalam batasan yang ditetapkan.
31 Desember 2015 Mata uang asing (nilai penuh) Aset Kas dan setara kas Aset keuangan lainnya lancar Piutang usaha Piutang nasabah dan margin Piutang premi Piutang pembiayaan Kredit Piutang lain-lain Aset lain-lain Jumlah aset Liabilitas Utang bank Simpanan Utang usaha
Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Utang reasuransi Pinjaman jangka panjang Liabilitas kepada pemegang polis Liabilitas jangka pendek lain-lain Liabilitas jangka panjang lain-lain Jumlah Liabilitas Liabilitas - bersih
2014 Ekuivalen Jutaan Rupiah
Mata uang asing (nilai penuh)
Ekuivalen Jutaan Rupiah
USD Lainnya
124.936.571
1.723.500 47.719
49.189.630
611.919 39.849
USD Lainnya USD Lainnya USD USD USD USD Lainnya USD Lainnya USD
10.682.494
219.342 183.267 453.173 4 83 22.132 838.186 57.235 410 23.455 3.568.506
15.723.553
195.601 220.056 219.575 10.114 49.091 76.594 1.100.454 2.067 1.493 14 114.102 2.640.929
USD USD Lainnya USD EUR Lainnya USD USD USD USD
14.968.539 151.481.406
8.004.421 84.912.379
648.858 6.225.951 2.669.735 493.000.000
206.491 2.089.686 31.080 548.537 4.113 8.951 85.887 36.829 6.800.935
441.077 5.281.672 1.690.514 493.000.000
99.575 1.068.750 32.529 601.036 9.155 1.620 5.487 65.704 21.030 6.132.920
154.694
2.134
677.010
8.422
USD Lainnya
1.541.138
21.260 3.417
7.196.141
89.520 72.103
USD
3.483.074
48.049 9.887.369 (6.318.863)
-
8.207.851 (5.566.922)
USD
3.348.640 6.017 1.604.349 60.760.130 4.148.967 1.700.254
39.763.465 276.672
19
17.650.723 3.946.222 6.157.074 88.460.932 120.016 9.172.186
48.314.791 604.969
c.
Perubahan tingkat suku bunga Perseroan dan Entitas Anak terpapar terhadap risiko tingkat bunga, karena Perseroan dan Entitas Anak memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang dan bunga tetap. Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perseroan dan Entitas Anak memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan dalam Rupiah dengan tingkat bunga bank yang rendah, back to back deposito dan pinjaman yang akan memberikan spread bunga yang kecil serta jangka waktu pinjaman yang lebih fleksibel sehingga dapat dilakukan pelunasan segera apabila tingkat bunga meningkat tinggi.
11. Manajemen risiko mata uang asing Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian barang impor dan pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing Fluktuasi nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang asing ini menyebabkan Perseroan mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp1.406.874 juta dan Rp340.567 juta masing-masing pada tahun 2015 dan 2014. Perseroan mengelola risiko mata uang asing sebagai berikut: Perseroan memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi currency) untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu sebaliknya, sehingga secara natural risiko adanya pergerakan nilai tukar uang non-fungsional bisa saling menghilangkan. Transaksi valuta mata uang asing dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kurs yang menguntungkan Perseroan. Perseroan mengatur risiko dengan berusaha menyeleraskan penerimaan dan pembayaran untuk setiap jenis mata uang. MNCSV telah melakukan negosiasi ulang dengan sebagian besar pemasok konten program, dimana kedua belah pihak sepakat untuk setiap pembayaran kewajiban baik yang masih outstanding maupun tagihan baru selama masa licensingperiod, menggunakan nilai tukar tetap yang disepakati. Untuk Entitas Anak dalam bidang industri bank, telah ditetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut di monitor harian dan strategi lindung nilai digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang telah ditetapkan. Analisis sensitivitas mata uang asing Berikut ini sensitivitas untuk perubahan 4% dan 5% pada nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat terhadap saldo mata uang non-fungsional lainnya yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan variable lain konstan terhadap laba bersih Perseroan. 2015
Perubahan kurs
Dampak terhadap laba (rugi) sebelum pajak
Mata uang Rupiah terhadap USD Penguatan Pelemahan
4% 4%
(260.469) 260.469
Manajemen berpendapat bahwa analisis sensitivitas ini bukan merupakan representasi risiko nilai tukar mata uang asing yang melekat karena eksposur pada akhir tahun tidak mencerminkan eksposur selama tahun berjalan. Pembelian dalam mata uang asing tergantung pada fluktuasi volume pembelian serta penggunaan kas dan setara kas dapat mengakibatkan perubahan akun moneter dalam mata uang asing.
20
12. Langkah-langkah yang dilakukan Perseroan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja. Untuk tahun 2016, bisnis Perseroan masih akan mengandalkan media, khususnya televisi berbasis iklan. Namun, sejalan dengan itu, Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan unit bisnis lain secara bersamaan. Beberapa strategi yang disiapkan oleh Perseroan adalah: - Memperkuat kerja sama antar Entitas Anak di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Model seperti terbukti memberikan benefit bagi kinerja Perseroan melalui efisiensi operasional dan peningkatan pendapatan. - Mendorong potensi keuntungan dengan memanfaatkan brand MNC untuk bisnis yang bervariasi. - Memperkuat bisnis media melalui peningkatan pangsa penonton pada televisi free to air, (FTA) penambahan jumlah kanal pada televisi berbayar, serta terus mengembangkan bisnis online sebagai new media. - Menghadirkan produk properti berkualitas tinggi guna meningkatkan kemampuan bersaing di pasar. - Mencari peluang-peluang usaha strategis sebagai aktivitas investasi. Khusus di sektor media, untuk strategi Perseroan di tahun 2016, akan berfokus pada 3 area bisnis dan memperkuat posisi sebagai market leader: - Fokus pada 5 motor utama pertumbuhan yaitu Free to Air TV (RCTI, MNCTV, GlobalTV), jaringan nasional iNewsTV, serta pengembangan bisnis content melalui MNC Channels. - Memperkuat bisnis media berbasis pelanggan dengan memperluas pengembangan bisnis melalui inisiatif MNC Play Media broadband. - Peluang dan pertumbuhan yang menjanjikan dari berbagai bisnis online media seperti WeChat, MNC Shop, pengembang Mobile Games LeTang yang telah go public, dan Okezone sebagai portal berita online. Strategi umum sektor jasa keuangan adalah: - Fokus pada pengembangan bisnis yang besar, yaitu perbankan dan asuransi. - Melakukan konsolidasi di bisnis jasa keuangan Perseroan, mengingat secara fondasi saat Perseroan sudah memiliki seluruh lini bisnis jasa keuangan, setelah masuknya MNC Bank. - Melakukan joint financing antara perbankan dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh Perseroan, dengan tetap menjaga manajemen risiko dengan baik. - Bekerja sama dengan investor luar untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan Perseroan, khususnya di bidang asuransi dan pembiayaan. RISIKO USAHA A. Risiko Perseroan Perseroan tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat menurunkan pendapatan Perseroan. Perseroan sebagai perusahaan investasi strategis memiliki beberapa risiko, yaitu: 1. Risiko investasi 2. Risiko sebagai entitas induk 3. Risiko perekonomian 4. Risiko perubahan kebijakan pemerintah 5. Risiko teknologi 6. Risiko persaingan 7. Risiko operasional 8. Risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing B. Risiko Entitas Anak MCOM 1. Risiko Eksternal 2. Risiko Internal 3. Risiko sebagai entitas induk 4. Risiko investasi 5. Risiko operasional
21
C.
MKAP 1. Risiko sebagai entitas induk 2. Risiko persaingan 3. Risiko peraturan pemerintah 4. Risiko investasi Risiko Kemungkinan Tidak Likuidnya Saham KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan dan Entitas Anak yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen yang telah diterbitkan tertanggal 31 Maret 2016 atas laporan keuangan konsolidasian, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN ) dan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja, yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN 1. Riwayat Singkat Perseroan Perseroan didirikan berdasarkan akta No.22 tanggal 2 Nopember 1989 yang dibuat dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Surabaya, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No.193 tanggal 15 Nopember 1989 yang dibuat oleh Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.C2-10673.HT.01.01.TH.89 tanggal 22 Nopember 1989 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.18, Tambahan No.813 tanggal 2 Maret 1990. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Terakhir Anggaran Dasar Perseroan dirubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.44 tanggal 22 Maret 2016, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0034054 tanggal 23 Maret 2016 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0037228.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 23 Maret 2016, mengenai peningkatan modal disetor. 2. Perkembangan Permodalan dan Kepemilikan Saham Perseroan Setelah Perseroan Melakukan PUT IV Pada tanggal 27 Juni 2007, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan Suratnya No.S-3177/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 1.829.534.711 saham dan penerbitan Tanda Bukti Utang Konversi (TBUK) Bhakti Investama Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap 6% per tahun sebanyak-banyaknya USD170.145.310. Perkembangan permodalan dan kepemilikan saham Perseroan sebelum Perseroan melakukan PUT IV telah dimuat dalam Prospektus yang diterbitkan dalam rangka PUT IV. Berikut dibawah ini adalah perkembangan permodalan dan kepemilikan saham Perseroan setelah Perseroan melakukan PUT IV. 1.
Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.96 tanggal 23 April 2009, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-41700.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 26 Agustus 2009, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut : Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham Saham Rupiah 20.900.000.000 2.090.000.000.000 7.236.272.245 723.627.224.500 7.236.272.245 723.627.224.500 13.663.727.755 1.366.372.775.500
22
Pemegang Saham PT Bhakti Panjiwira Hary Tanoesoedibjo ABN Amro N.V Singapore DS-Repo UBS AG, Singapore - UBS HSBC Private Bank (Suisse) SA Masyarakat Jumlah
2.
Saham 1.325.098.778 700.000.000 673.722.000 413.489.000 414.500.000 400.000.000 3.309.462.467 7.236.272.245
Nilai Nominal Rp100 Per Saham Rupiah 132.509.877.800 70.000.000.000 67.372.200.000 41.348.900.000 41.450.000.000 40.000.000.000 330.946.246.700 723.627.224.500
% 18,31 9,67 9,32 5,71 5,73 5,53 45,73 100,00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.347 tanggal 30 April 2010, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-23040.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 5 Mei 2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham Saham Rupiah 29.505.748.756 2.950.574.875.600 7.376.437.189 737.643.718.900 7.376.437.189 737.643.718.900 22.129.311.567 2.212.931.156.700 Nilai Nominal Rp100 Per Saham Rupiah 171.683.677.800 127.367.450.00 61.711.800.000 46.100.000.000 41.350.000.000 289.430.791.100 737.643.718.900
Pemegang Saham
Saham % PT Bhakti Panjiwira 1.716.836.778 23,27 Hary Tanoesoedibjo 1.273.674.500 17,27 ABN Amro N.V Singapore 617.118.000 8,37 UOB Kay Hian Private Ltd 461.000.000 6,25 UBS AG, Singapore 413.500.000 5,60 Masyarakat 2.894.307.911 39,24 Jumlah 7.376.437.189 100,00 Keterangan: Peningkatan modal disetor sebanyak 140.164.944 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp14.016.494.400 tersebut berasal dari pelaksanaan konversi Tanda Bukti Utang Konversi (TBUK) yang telah diterbitkan Perseroan.
3.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.46 tanggal 5 Mei 2010, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-24073.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 11 Mei 2010, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham Saham Rupiah 115.000.000.000 11.500.000.000.000 29.505.748.756 2.950.574.875.600 29.505.748.756 2.950.574.875.600 85.494.251.244 8.549.425.124.400
23
Pemegang Saham PT Bhakti Panjiwira Hary Tanoesoedibjo ABN Amro N.V Singapore UOB Kay Hian Private Ltd UBS AG, Singapore Masyarakat Jumlah
Saham 6.867.347.112 5.094.698.000 2.468.472.000 1.744.000.000 1.654.000.000 11.677.231.644 29.505.748.756
Nilai Nominal Rp100 Per Saham Rupiah 686.734.711.200 509.469.800.000 246.847.200.000 174.400.000.000 165.400.000.000 1.167.723.164.400 2.950.574.875.600
% 23,27 17,27 8,37 5,91 5,60 39,58 100,00
Keterangan: Peningkatan modal disetor sebanyak 22.129.311.567 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp2.212.931.156.700 tersebut berasal dari pembagian saham bonus Perseroan, dimana setiap pemegang 1 saham memperoleh sebanyak 3 saham bonus.
4.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.8 tanggal 2 Mei 2013, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.10-22038 tanggal 4 Juni 2013, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 Per Saham Saham Rupiah 115.000.000.000 11.500.000.000.000 35.754.595.307 3.575.459.530.700 35.754.595.307 3.575.459.530.700 79.245.404.693 7.924.540.469.300 Nilai Nominal Rp100 per Saham Rupiah 624.308.743.800 511.254.611.200 356.142.600.000 328.354.600.000 276.194.750.000 179.700.000.000 1.229.504.225.700 3.575.459.530.700
Pemegang Saham
Saham % UBS AG, Singapore 6.243.087.438 17,46 PT Bhakti Panjiwira 5.112.546.112 14,30 UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 3.561.426.000 9,96 Hary Tanoesoedibjo 3.283.546.000 9,18 ABN Amro Nominees Singapore Pte Ltd 2.761.947.500 7,72 UPB Kay Hian Private Ltd 1.797.000.000 5,02 Masyarakat 12.955.042.257 36,36 Jumlah 35.754.595.307 100,00 Keterangan: Peningkatan modal disetor sebanyak 6.248.846.551 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp624.884.655.100 tersebut berasal dari : a. Pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham MNC Investama (MESOP) untuk Tahap I – V (periode Desember 2010 – 16 April 2013) sebanyak 476.214.000 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp47.621.400.000; b. Pelaksanaan Konversi TBUK BHIT 2007 (periode Mei 2010 – Mei 2012) sebanyak 3.587.632.551 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp358.763.255.100; c. Penyetoran modal dari investor baru sebanyak 2.185.000.000 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp218.500.000.000.
5.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.38 tanggal 14 April 2015, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0915597 tanggal 15 April 2015, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
24
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 Per Saham Saham Rupiah 115.000.000.000 11.500.000.000.000 38.874.443.407 3.887.444.340.700 38.874.443.407 3.887.444.340.700 76.125.556.593 7.612.555.659.300 Nilai Nominal Rp100 per Saham Rupiah 1.407.983.571.600 569.455.300.000 511.380.711.200 219.119.930.000 1.179.504.827.900 3.887.444.340.700
Pemegang Saham
Saham % HT Investment Development Ltd 14.079.835.716 36,22 UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 5.694.553.000 14,65 PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 13.15 Hary Tanoesoedibjo 2.191.199.300 5,64 Masyarakat 11.795.048.279 30,34 Jumlah 38.874.443.407 100,00 Keterangan: Peningkatan modal disetor sebanyak 3.119.848.100 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp311.984.810.000 tersebut berasal dari: a. Pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham MNC Investama (MESOP) untuk Tahap IV – VI (periode 17 April 2013 – Oktober 2014) sebanyak 274.910.600 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp27.491.060.000; b. Penyetoran modal dari investor baru sebanyak 2.844.937.500 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp284.493.750.000.
6.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.57 tanggal 21 Mei 2015, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0933733 tanggal 21 Mei 2015, Jo. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.60 tanggal 21 Mei 2015, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0943949 tanggal 19 Juni 2015, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 Per Saham Saham Rupiah 115.000.000.000 11.500.000.000.000 38.892.279.007 3.889.227.900.700 38.892.279.007 3.889.227.900.700 76.107.720.993 7.610.772.099.300 Nilai Nominal Rp100 per Saham Rupiah 1.407.983.571.600 569.455.300.000 511.380.711.200 262.934.400.000 1.137.473.917.900 7.610.772.099.300
Pemegang Saham
Saham % HT Investment Development Ltd 14.079.835.716 36,20 UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 5.694.553.000 14,64 PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 13,15 Hary Tanoesoedibjo 2.629.344.000 6,76 Masyarakat 11.374.739.179 29,25 Jumlah 38.892.279.007 100,00 Keterangan: Peningkatan modal disetor sebanyak 17.835.600 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp1.783.560.000 tersebut berasal dari pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham Perseroan (MESOP) untuk periode 1 April 2015 – 28 April 2015.
7.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.44 tanggal 22 Maret 2016, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat 25
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0034054 tanggal 23 Maret 2016, struktur permodalan dan susunan pemegang saham adalah sebagai berikut:
Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham Saham Rupiah 115.000.000.000 11.500.000.000.000 38.902.106.607 3.890.210.660.700 38.902.106.607 3.890.210.660.700 76.097.893.393 3.890.210.660.700 Nilai Nominal Rp100 per Saham Rupiah 1.308.883.571.600 840.255.300.000 511.380.711.200 200.852.530.000 1.028.838.547.900 3.890.210.660.700
Pemegang Saham
Saham % HT Investment Development Ltd 13.088.835.716 33,65 UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 8.402.553.000 21,60 PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 13,14 Hary Tanoesoedibjo 2.008.525.300 5,16 Masyarakat 10.288.385.479 26,45 Jumlah 38.902.106.607 100,00 Keterangan: Peningkatan modal disetor sebanyak 9.827.600 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp982.760.000 tersebut berasal dari pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham Perseroan (MESOP) untuk periode 29 April 2015 – Oktober 2015.
8.
Berdasarkan Daftar Pemegang Saham (DPS) tanggal 31 Maret 2016, yang dikeluarkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, susunan pemegang saham Perseroan per 31 Maret 2016 dengan kepemilikan saham sebesar 5% (lima persen) atau lebih adalah sebagai berikut: Permodalan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: HT Investment Development Ltd UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd Hary Tanoesoedibjo PT Bhakti Panjiwira Masyarakat (Dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 10.552.427.879 38.902.106.607 76.097.893.393
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.055.242.787.900 3.890.210.660.700 7.609.789.339.300
3.
Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum a. HT Investment Development Ltd (“HID”) b. PT Bhakti Panjiwira (“BP”) c. UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
4.
Pengurusan dan Pengawasan Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Hary Djaja Komisaris : Ratna Endang Soelistyawati Komisaris : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Komisaris : Liliana Tanaja Komisaris Independen : Darpito Pudyastungkoro Komisaris Independen : Kardinal Alamsyah Karim
26
%
23,36 21,60 14,77 13,15 27,12 100,00
Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama/Direktur Wakil Direktur Utama/Direktur Independen Direktur Direktur Direktur Direktur
: Hary Tanoesoedibjo : Darma Putra : Susanty Tjandra Sanusi : Tien : Natalia Purnama : Jiohan Sebastian : Henry Suparman
5.
Sumber Daya Manusia Jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak per 31 Maret 2016 berjumlah 15.263 orang yang terdiri dari 8.198 orang karyawan tetap dan 7.065 orang karyawan tidak tetap. Dari seluruh karyawan tetap dan tidak tetap tersebut, tidak terdapat tenaga kerja asing yang bekerja di Perseroan.
6.
Keterangan Mengenai Entitas Anak dan Asosiasi
Nama Perusahaan MKAP
Domisili
Kegiatan Usaha
Jakarta Pusat
MCOM
Jakarta Pusat Jakarta Pusat
Konsultasi di bidang bisnis, manajemen, dan administrasi serta investasi Investasi
GTS
BIILC BIILD MNCE
OHP Finansindo
GNS MNCL
Cayman Islands Dubai Jakarta Pusat Singapura Jakarta Pusat
Jakarta Pusat Jakarta Pusat
Status Operasional Beroperasi
Tahun Beroperasi 2000
Beroperasi
1982
Jasa serta konsultasi bisnis, manajemen dan administrasi dalam bidang transportasi Perusahaan investasi
Beroperasi
Langsung
Tahun Penyertaan 1999
47,78
Langsung
2001
2007
99,99
Langsung
2007
Beroperasi
2007
100,00
Langsung
2007
Perusahaan investasi Pertambangan batu bara, perdagangan, jasa dan transportasi Perusahaan investasi Pembangunan, perdagangan, perindustrian, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, jasa dan konsultasi. Perdagangan dan jasa
Beroperasi Beroperasi
2009 2012
100,00 99,99
Langsung Langsung
2009 2012
Beroperasi Beroperasi
2013 2013
100,00 99,99
Langsung Langsung
2013 2013
Beroperasi
2015
99,99
Langsung
2015
Pembangunan, perdagangan, perindustrian dan jasa
Beroperasi
1990
18,98
Asosiasi
2013
27
Persentase Kepemilikan 63,77
Kepemilikan
7.
Struktur Organisasi Perseroan DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT
KOMITE RENUMERASI & MESOP DIREKTUR UTAMA
DIREKSI INTERNAL
HUBUNGAN INVESTOR
SEKRETARIS PERUSAHAAN
AUDIT
Sumber Daya Manusia
8.
Akuntasi & Pajak
Keuangan
Sistem Manajemen Informasi
Manajemen Portofolio
Kepatuhan
Hubungan Kepemilikan, Kepengurusan dan Pengawasan dengan Pemegang Saham Utama, Pengendali, Entitas Anak dan Entitas Asosiasi (Per 31 Maret 2016)
B. Rudijanto Tanoesoedibjo
Ratna Endang Soelistiowati
Hary Djaja
28,00%
20,00%
20,00%
PT Bhakti Panjiwira Masyarakat
Hary Tanoesoedibjo
UOB Kay Hian (Hongkong)*
32,00%
HT Investment Development Ltd
100,00%
13,15%
47,78% MCOM
23,36%
21,60%
27,13%
63,77% MKAP
MNCE
100,00%
100,00%
99,99%
99,99% GTS
14,77%
PERSEROAN
BIILC
BIILD
100,00% OHP
99,99% Finansindo
99,99% GNS
* UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd adalah kustodian yang tidak bisa dikonfirmasikan mengenai kepemilikan individu.
28
18,98% MNCL
9.
Hubungan Pengurusan dan Pengawasan antara Perseroan dengan Entitas Anak dan Pemegang Saham Keterangan Hary Djaja Ratna Endang Soelistyawati Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Liliana Tanaja Kardinal Alamsyah Karim Darpito Pudyastungkoro Hary Tanoesoedibjo Darma Putra Susanty Tjandra Sanusi Tien Natalia Purnama Jiohan Sebastian Henry Suparman Rosano Barack John Aristianto Prasetio Beti Puspitasari Santoso Mohamad Idwan Ganie Handhianto Suryo Kentjono Oerianto Guyandi David Fernando Audy Syafril Nasution Christophorus Taufik Siswandi Indra Pudjiastuti Wina Armada Sukardi Purnadi Harjono Totok Sugiharto Mashudi Hamka Wito Mailoa Hari Susanto Amir Abdul Rachman Christ Soepontjo Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati Stien Maria Schouten Muhamad Budi Rustanto Herman Heryadi Bunjamin Daniel Yuwonokhoe Michael Stefan Dharmajaya Dipa Simatupang Aida Sandra Hadinata Poh Shih Yin Angela Herliani Tanoesoedibjo
Perseroan MCOM MKAP KU K
GTS
MNCE KU
BIILC D
BIILD D
OHP
MNCL GNS Finansindo HID K
K K K KI KI DU WDU WDU/DI D D D D
BP D K
WKU
DU K
DU
KU DU
KU DU
DU D
D
D D
D D
D
D
DU
D
K D
DU D
D
KU
D D
K KU KI KI KI D D D D
K
D
K
K
DI KI D D D DI D KU K KI KI WDU WDU D D D DI D D
10. Keterangan Tentang Aset Tetap Perseroan dan Entitas Anak Total nilai buku per tanggal 31 Desember 2015 atas aset tetap (tanah berikut bangunan) dalam tabel di atas adalah Rp2.358.630 juta. 11. Asuransi atas Aset-Aset Material Perseroan Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, nilai pertanggungan untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan cukup. Terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dengan MNCAI. Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan perlakuan antara pihak afiliasi dengan pihak ketiga. Kerjasama asuransi tersebut dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku umum.
29
12. Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Perseroan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang berelasi, yang dilakukan dengan syaratsyarat normal sebagaimana halnya transaksi dengan pihak ketiga. Transaksi berelasi ini dapat terjadi secara berulang dan berlaku/diperpanjang secara terus menerus dengan memperhatikan prinsip kewajaran dan kelaziman transaksi. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi lainnya dengan Perseroan adalah sebagai berikut: Sifat Pihak Berelasi a. PT Bhakti Panjiwira adalah pemegang saham Perseroan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Perseroan. b. Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perseroan adalah MNCL, dan PT Media Citra Indostar dan PT Bhakti Coal Resources. c. Perseroan merupakan pendiri Reksadana MNC Dana Lancar, MNC Dana Kombinasi, MNC Dana Dollar, MNC DInamis, MNC Syariah, MNC Dana Likuid, MNC Dana Ekuitas. 13. Ikatan dan Perjanjian Penting Perjanjian penting tersebut di atas dibuat oleh Perseroan dan Entitas Anak dengan tujuan untuk memberikan kepastian hukum atas hubungan kerjasama para pihak sehingga dapat mendukung kegiatan operasional Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan telah mengungkapkan seluruh perjanjian penting dan material dalam Prospektus ini. Perseroan tidak memiliki Pelanggaran atas covenants kepada pihak lain yang dapat merugikan pemegang saham publik dan menghambat perkembangan Perseroan. 14. Perkara Hukum yang Sedang Dihadapi Entitas Anak, Komisaris dan Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi Entitas Anak a. Perkara No.431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST. b. Perkara Arbitrase No.16772/CYK. c. Perkara Perdata No.188/PDT.G/Arb/2012/PN.JKT. d. Perkara Perdata No.534/PDT.G/2013/PN.JKT.PST Selain yang disebutkan di atas pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Entitas Anak, Komisaris dan Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi Entitas Anak tidak sedang menghadapi atau terlibat sebagai pihak dalam suatu perkara lain baik perkara perdata, pidana, kepailitan, tata usaha negara, hubungan industrial, arbitrase dan/atau pajak pada lembaga-lembaga peradilan terkait yang berwenang di seluruh wilayah Republik Indonesia, somasi yang berpotensi sebagai perkara yang memiliki pengaruh secara material terhadap kelangsungan usaha, harta kekayaan dan rencana Penawaran Umum Terbatas V Perseroan. Apabila perkara-perkara yang dihadapi Entitas Anak atau dari somasi pihak ketiga telah menjadi Perkara yang melibatkan Entitas Anak, pada akhirnya timbul putusan yang menyatakan bahwa Entitas Anak terbukti melakukan perbuatan melawan hukum atau wanprestasi, Perseroan berkeyakinan bahwa hal tersebut tidak akan memberikan dampak negatif dan material pada keadaan keuangan Perseroan dan Entitas Anak maupun kelangsungan usaha Perseroan dan Entitas Anak serta rencana Penawaran Umum Terbatas V ini. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN Seluruh data yang digunakan dalam pembahasan bab ini diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Desember 2015 dan April 2016, publikasi BI Desember 2015, publikasi BKPM Januari 2016 dan data internal Perseroan 2016. 1.
Umum Perseroan didirikan di Surabaya pada tanggal 2 Nopember 1989 dan kemudian memindahkan kantor pusatnya di Jakarta pada bulan Pebruari 1990. Pada awalnya Perseroan hanya berfokus pada kegiatan pasar modal, dalam waktu relatif singkat, yaitu sampai dengan tahun 1994, Perseroan dapat berkembang pesat dengan melakukan kegiatan diseluruh aspek aktivitas pasar modal mulai dari perantara dan perdagangan efek, penasihat investasi, manajer investasi, penjamin emisi efek, originasi dan sindikasi, penasihat keuangan dan riset.
30
Tidak lama kemudian, yaitu pada tahun 1997 Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham dan mencatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang menandai statusnya menjadi Perusahaan Publik. Tahun 1999 Perseroan fokus ke bidang usaha investasi dan menjadi Investment Company. Perseroan mengalihkan kegiatan usaha sekuritas ke MKAP dan MNCAM. MKAP memasuki pasar modal melalui pelaksanaan IPO pada tanggal 8 Juni 2001 dengan melepas 250.000.000 lembar saham dan meraih dana segar Rp62.500 juta. Pencatatan saham dilakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan yang pada mulanya bergerak hanya dalam lingkup pasar modal, setelah melalui kegiatan merger dan akuisisi yang intensif dan secara bertahap sejak tahun 2001 mengakuisisi MCOM, saat ini Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan induk dan investasi yang memiliki kegiatan usaha di berbagai lini bisnis, dengan cakupan bidang usaha yang luas dan beragam, meliputi konten dan pendapatan iklan melalui media penyiaran dan cetak, teknologi informasi, pendapatan berbasis langganan, berbasis online, jasa keuangan serta portofolio investasi. MKAP kemudian mengalami transformasi bisnis pada tahun 2003 dengan menjadi bagian dari Perseroan sekaligus sub-holding untuk sektor jasa keuangan dengan Entitas Anak yang bergerak di sejumlah bidang usaha di sektor jasa keuangan, yaitu MNCS yang menangani bidang bisnis sekuritas, MNCAM yang menangani jasa pengelolaan dana atau Manajer Investasi, dan MNCF yang mengelola bidang bisnis jasa pembiayaan konsumen. Sementara itu masih di tahun yang sama yaitu 2003, MCOM menjadikan MNC sebagai holding company untuk media berbasis konten. Pada tahun 2007 terdapat beberapa aksi korporasi yaitu Perseroan menjadi pemegang saham 20% MNCSV dan MCOM mengakuisisi 51% saham MNCSV. Rebranding atas nama dan logo baru Entitas Anak MKAP mulai dilakukan pada akhir tahun 2010 dan dirampungkan pada awal 2011 dengan tujuan untuk lebih meningkatkan awareness di mata masyarakat mengenai aspek integratif dalam layanan jasa keuangan Perseroan. Di tahun 2010, Perseroan juga mulai masuk ke bisnis energi dan sumber daya alam. MKAP mengakuisisi PT UOB Life-Sun Assurance yang namanya kemudian diganti menjadi MNC Life. Di sisi lain, tahun 2010 itu MCOM juga meningkatkan kepemilikan saham di MNCSV menjadi 75,4%. Pada tahun 2013, Perseroan merambah ke bisnis properti melalui pembelian saham MNCL dengan total kepemilikan saham sebesar 26,23%. Kemudian pada awal tahun 2014, Perseroan mengakuisisi 25% saham PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Perseroan terus menambah kepemilikan atas PT Bank ICB Bumiputera Tbk hingga mencapai 37.8% melalui Penawaran Umum Terbatas HMETD PT Bank ICB Bumiputera Tbk pada bulan Juli 2014. Pada tanggal 23 Juli 2014, OJK menyatakan Perseroan telah lulus fit and proper test dan menyetujui Perseroan sebagai pemegang saham pengendali PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank ICB Bumiputera Tbk kemudian diubah namanya menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk (“MNC Bank”). Perseroan memiliki visi yaitu menjadi perusahaan investasi terkemuka, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Sedangkan misi Perseroan adalah secara konsisten meningkatkan kesejahteraan dan nilai tambah bagi para pemegang saham, investor, mitra bisnis, karyawan serta seluruh pemangku kepentingan lainnya. Dalam menjalankan visi dan misinya, Perseroan selalu berpegang pada filosofi VIP yaitu Visi yang berarti kemampuan dalam melihat peluang yang ada, Integritas yang berarti pada kemampuan dalam membangun kepercayaan di antara investor dan komunitas bisnis, serta Persistensi yang berarti kekuatan untuk mengejar kesempatan dalam keadaan yang sulit. 2.
Kegiatan Usaha Saat ini kegiatan usaha Perseroan telah beraneka ragam, namun tetap dalam konteks fokus yang terkendali pada 3 investasi strategis yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, antara lain: a. Sektor media yang seluruh bisnisnya dikonsolidasikan di bawah unit usaha MCOM dan memiliki fokus utama bisnis Entitas Anak: • pada lini usaha media berbasis iklan dan konten, media penyiaran dan cetak melalui MNCN, 31
• • •
3.
pada lini usaha pendapatan berbasis langganan melalui MNCSV dan MNC Kabel Mediacom (“MKM”) pada lini usaha media berbasis online, media pendukung, infrastruktur dan lain-lain.
b.
Bisnis jasa keuangan Perseroan yang dikonsolidasikan di bawah induk perusahaan MKAP yang memiliki Entitas Anak di sektor asuransi, pembiayaan, sekuritas, manajemen investasi dan jasa perbankan. Secara lebih rinci, bidang usaha jasa keuangan yang dikembangkan adalah sebagai berikut: • MNC Bank yang membidik pasar korporasi dan konsumen. • MNCF yang fokus pada pembiayaan konsumen dengan mayoritas portofolio pada pembiayaan rumah bekas dan mobil bekas. • MNCGU yang fokus pada nasabah korporasi untuk pembiayaan sewa guna usaha (financial lease) alat-alat berat, permesinan dan alat kesehatan termasuk anjak piutang. • MNC Life yang menawarkan produk perlindungan yang mencakup asuransi jiwa dan kesehatan. • MNCAI yang menyediakan beragam produk asuransi umum yang inovatif yang ditargetkan pada pelanggan ritel dan korporasi. • MNCS yang menyediakan jasa pialang saham dan instrumen berpendapatan tetap, jasa transaksi saham secara online, penjamin emisi dan penasihat jasa keuangan serta riset. • MNCAM yang menyediakan beragam reksadana yang luas dengan profil risiko yang berbeda, reksadana yang berbasis di luar negeri, private equity dan unit link manajemen aset yang bekerja sama dengan MNC Life.
c.
Sektor properti yang bisnisnya dikonsolidasi melalui MNCL secara umum mengelola bidang properti dengan fokus utama pada lini usaha pembangunan kawasan resort, hotel, vila, sarana hiburan seperti lapangan golf, pembangunan properti umum, investasi dan manajemen.
Industri Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I hanya mencapai 4,71% dan turun menjadi 4,67% di kuartal II, mulai menunjukkan titik balik di kuartal III menjadi 4,73% dan akhirnya menguat hingga 5,04%. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mampu mencapai 4,79%. Pertumbuhan tersebut terjadi pada hampir semua lapangan usaha ekonomi. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 10,06%. Secara kuartal, PDB kuartal IV tahun 2015 tumbuh 5,04% dibanding kuartal IV tahun 2014, dimana pertumbuhan tertinggi terjadi di lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 12,52%. Tetapi membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV setelah mencatat level terendah pada kuartal II memberikan pesan positif bagi para pelaku usaha dan investor. Upaya pemerintah menjaga laju inflasi patut diapresiasi. Tingkat inflasi tahunan hanya mencapai 3,35%, jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 8,36%. Keberhasilan pemerintah mengendalikan harga bahan pokok dengan menjamin pasokan bahan pangan terbukti mampu meredam tingginya permintaan pasar. Walaupun tidak dapat dipungkiri pelemahan transaksi di tingkat eceran juga berkaitan dengan penurunan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat sudah sangat menurun akibat pelambatan ekonomi. Di tahun 2015 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 4,96%, sementara pada tahun 2013 sebesar 5,43% dan tahun 2014 sebesar 5,16%. Dengan demikian, konsumsi rumah tangga selama 3 tahun berturut-turut cenderung turun. Di sisi lain, konsumsi pemerintah baik melalui belanja maupun investasi berhasil menopang perbaikan pertumbuhan ekonomi. Investasi dan belanja pemerintah sama-sama tumbuh lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2014. Di 2015, investasi tumbuh 5,07% dan belanja pemerintah tumbuh 5,38%. Artinya, peran pemerintah sudah mulai efektif dalam ikut menjaga agar perlambatan tidak terlalu dalam. Survey indeks keyakinan konsumen oleh BI pada bulan Desember menunjukkan tren meningkat dibandingkan bulan sebelumnya walaupun belum setinggi tahun lalu. Survei bulanan ini sudah dilakukan sejak Oktober 1999 terhadap 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota di Indonesia. Indeks keyakinan konsumen pada Desember 2015 mencapai 107,5 atau naik 3,8 poin dari bulan sebelumnya. Perbaikan indeks keyakinan konsumen tersebut didorong oleh perbaikan indeks ekspektasi konsumen 32
terhadap kondisi ekonomi Indonesia dalam enam bulan mendatang dan indeks kondisi saat ini. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang membaik karena konsumen memperkirakan akan terjadi perbaikan pada lapangan kerja dan pendapatan. Indeks Tendensi Bisnis (ITB) sebagai indikator perkembangan ekonomi usaha berdasarkan Survei Tendensi Bisnis yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) dapat menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian sepanjang tahun 2015. BPS mencatat ITB kuartal I sebesar 96,30, jauh menurun dibandingkan ITB pada kuartal IV 2014 sebesar 104,07. Memasuki kuartal II, optimisme dunia usaha terhadap kondisi perekonomian Indonesia terlihat meningkat. Para pelaku bisnis percaya bahwa pemerintah dapat memperbaiki kinerja perekonomian Indonesia saat ini. BPS mencatat ITB kuartal II yang mencapai 105,40, meningkat sedikit menjadi 106,04 pada kuartal III, dan tetap stagnan diposisi 105,22 pada kuartal IV. Pada kuartal IV, nilai tukar Rupiah juga menguat tajam mencapai level Rp13.288 per Dolar AS dan ditutup di level Rp13.795 per Dolar AS pada 31 Desember 2015. Penguatan nilai tukar Rupiah menumbuhkan harapan baru. Banyak investor global membawa uangnya kembali ke Indonesia karena melihat potensi pertumbuhan ekonomi yang masih menjanjikan. Tren investasi di sektor riil menunjukkan kecenderungan positif dan terus mengalir. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi foreign direct investment (FDI) sepanjang tahun 2015 mencapai Rp545,4 triliun, naik 17,8% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp463,1 triliun. Bisnis Perseroan yang bertumpu pada tiga pilar, yaitu media, jasa keuangan, dan properti, memilliki tantangan yang berbeda-beda terkait dengan dinamika situasi ekonomi dan dunia usaha di sepanjang tahun 2015. 4.
Kecenderungan dan Prospek Usaha Perlambatan perekonomian global masih akan terus berlanjut sehingga kinerja ekspor Indonesia terutama untuk komoditas andalan seperti batu bara, minyak kelapa sawit mentah (CPO), dan karet belum menunjukkan perbaikan. Tetapi situasi pasar global, terutama pasar keuangan, tampaknya semakin pasti seiring dengan kebijakan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga secara bertahap dan dapat diprediksi. Dengan adanya kepastian di pasar keuangan global, diharapkan ekonomi di Tiongkok, Jepang, dan Eropa akan segera menemukan titik balik pemulihan sehingga pasar ekspor segera kembali membaik. Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3%. Target tersebut cukup realistis mengingat titik balik pertumbuhan pada kuartal IV-2015 yang mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat mulai tumbuh. Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, bendungan, pelabuhan, dan bandara serta pembangkit listrik 35.000 MW sudah dimulai sehingga menimbulkan efek domino yang besar dan mampu menggerakkan perekonomian. Setiap proyek tentu membutuhkan pendanaan bank dan produk-produk jasa keuangan lainnya seperti asuransi konstruksi, asuransi jaminan pelaksanaan (performance bond), jaminan uang muka (advance payment bond) dan sebagainya. Jika perbankan tumbuh, maka semua industri jasa keuangan seperti manajemen aset, sekuritas dan asuransi otomatis ikut bertumbuh. Hal ini akan berdampak positif bagi Perseroan yang memiliki portofolio yang lengkap di bisnis jasa keuangan. Pilar keempat yaitu investasi finansial memiliki peluang besar untuk berinvestasi di proyek-proyek infrastruktur dan menjadi penyeimbang bagi ketiga pilar lainnya dalam menjaga pertumbuhan yang stabil. Sektor Media Pertumbuhan industri media di Indonesia memiliki hubungan langsung dengan kegiatan dunia usaha dan industri periklanan, khususnya bagi televisi free-to-air (FTA) yang berbasis iklan. Hingga saat ini media televisi adalah satu-satunya media audio visual yang mampu menjangkau sasaran masyarakat luas. Media online/mobile akan menjadi pasar terbesar industri periklanan di masa depan. Saat ini posisi media online telah sedikit demi sedikit menggerus pangsa pasar koran dan majalah. Dengan semakin banyaknya pemain media online, alternatif media ini mulai diperhitungkan oleh banyak pemasang iklan sebagai media strategis untuk mempromosikan produknya. 33
Besarnya potensi pasar mobile (media sosial) bagi industri periklanan telah diramalkan perusahaan konsultan global McKinsey, yang menyatakan konsumsi internet Indonesia pada 2017 akan mencapai tingkatan terabyte dari tingkatan gigabyte saat ini. Dari tingkat tersebut, 30% konsumen diperkirakan akan siap melakukan pembelian secara online, sementara 25% diperkirakan akan mempertimbangkan untuk membeli secara online. Sementara Pusat Riset Pew Internet & American Life Project berdasarkan hasil surveinya di tahun 2013 telah menunjukkan pasar mobile akan menjadi pasar industri periklanan. Perseroan akan terus meningkatkan kinerja anak-anak usaha di bidang media untuk mempertahankan posisi MNC Group sebagai “the largest and the most integrated media company” di Asia Tenggara. Pertumbuhan perusahaan di bidang media juga akan didorong melalui akuisisi dan pengembangan beberapa proyek baru yang diharapkan dapat direalisasikan pada tahun ini. Sektor Jasa Keuangan Industri jasa keuangan di Indonesia masih memiliki peluang pertumbuhan yang luas. Hal ini tercermin dari peningkatan aset bank komersial (bank umum konvensional dan bank umum syariah) yang tumbuh 9% dari Rp5.615,15 triliun pada Desember 2014 menjadi Rp6.132,58 triliun pada Desember 2015. Kenaikan nilai aset bank komersial didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas perusahaan penjaminan kredit, bisnis kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih menjadi salah satu yang terendah di kawasan Asia. Di sisi lain, kelas menengah Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dan akan menjadi prospek yang potensial untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis asuransi jiwa. Pertumbuhan kelas menengah yang sangat cepat di Indonesia akan meningkatkan konsumsi dan pengeluaran bebas (diskresioner) dan juga mendorong sektor simpanan dan investasi. Kondisi ini memberikan prospek yang menguntungkan bagi lembaga keuangan di Indonesia yang tidak hanya didukung oleh permodalan yang kuat tetapi juga menyediakan produk keuangan secara end-to-end. Menyikapi peluang tersebut, unit-unit usaha di bawah MKAP akan dikembangkan untuk menjadi “the most reliable and integrated financial services in Indonesia”. Sinergi antar Entitas Anak akan terus ditingkatkan antara lain melalui cross-selling product dan kegiatan pemasaran bersama. Dengan dukungan struktur permodalan, pengembangan akan dilakukan melalui pertumbuhan organik dan anorganik, dimana pada saat ini Perseroan sedang menjajaki kemungkinan merger untuk bank dan akuisisi sebuah perusahaan pembiayaan. Sektor Properti Percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah mampu mengubah peta industri properti secara signifikan. Pembangunan jalan tol dan jaringan rel kereta api di berbagai wilayah membuat konektivitas antar kota menjadi lebih mudah dan cepat. Misalnya pembangunan kereta cepat (high speed train/HST) Jakarta - Bandung yang terintegrasi dengan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) menuju ke berbagai tempat di Bandung, dan terhubung dengan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, menjadikan wilayah di sekitar Bandung dan Jabodetabek akan semakin terkoneksi. Ruas jalan tol Ciawi-Sukabumi akan semakin meningkatkan nilai proyek di Lido, Bogor. Wilayah Jabodetabek yang mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi secara total memiliki populasi mencapai 30 juta orang di mana 50% diantaranya termasuk kategori produktif. Saat ini terdapat 2,4 juta komuter yang melakukan perjalanan ulang-alik dari tempat tinggalnya di kota-kota satelit sekitar Jakarta ke pusat bisnis Jakarta, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dengan perbaikan dan pembangunan sarana transportasi massal baru termasuk HST, LRT dan MRT, pengembangan kota-kota mandiri baru di kawasan yang dilalui moda transportasi modern tersebut akan tumbuh pesat. Seiring dengan semakin tingginya harga lahan dan tingkat kompetisi di Jakarta, pengembangan properti telah semakin menyebar ke kota-kota lain termasuk di luar Pulau Jawa. Saat ini pengembangan properti di Indonesia telah menyebar ke kota-kota seperti Bali, Semarang, Yogyakarta, 34
Balikpapan, dan Makasar. Perkembangan properti di kota-kota tersebut terutama terjadi karena tumbuhnya permintaan baru berkaitan dengan meningkatnya aktivitas sektor pariwisata, eksplorasi sumber daya alam dan pembangunan infrastruktur. Selain residensial, properti komersial yang meliputi perkantoran, apartemen, ritel dan hotel juga turut berkembang. Pertumbuhan populasi secara langsung mendukung perkembangan industri properti, khusunya tempat tinggal. Tak hanya itu, dengan bertambah baiknya kondisi infrastruktur perkotaan, kebutuhan masyarakat akan selalu meluas pada tempat tinggal, area perkantoran, serta pusat hiburan. Kondisi inilah yang memberikan keyakinan pada Perseroan bahwa industri properti masih memiliki masa depan yang menjanjikan. Tidak terdapat kecenderungan, ketidakpastian, permintaan, komitmen, atau peristiwa yang dapat mempengaruhi secara signifikan penjualan bersih atau pendapatan usaha, pendapatan dari operasi berjalan, profitabilitas, likuiditas, atau sumber modal, atau peristiwa yang akan menyebabkan informasi keuangan yang dilaporkan tidak dapat dijadikan indikasi atas hasil operasi atau kondisi keuangan masa datang. 5.
Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perseroan Dengan semakin majunya dunia media, beberapa rencana pemasaran dan pengembangan usaha sektor media antara lain: - pada bisnis konten dan iklan, MNCN akan terus membangun kekuatan secara sinergis melalui kehadiran iNews TV dengan pendorong pertumbuhan utama lainnya yang terdiri dari RCTI, MNC TV, Global TV dan 22 saluran eksklusif MNC Sky Vision sambil terus berupaya menyajikan programprogram TV favorit dan menarik, terus menjalin kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dengan menghadirkan Channel Indonesia Business Capital Market (IBCM). - pada bisnis TV berbayar, MNCSV terus berupaya menawarkan pelayanan berkualitas premium berorientasi pada pelanggan dan fokus pada pengembangan jaringan penjualan yang luas, Meningkatkan kecepatan merespons pelanggan, meningkatkan kualitas pelayanan serta meluncurkan program member get member. - pada bisnis media berbasis online, MNC Shop terus mengembangkan pelayanannya dengan memberikan metode pembayaran dan pengiriman yang mudah, serta terjamin keamanannya. Okezone.com melakukan berbagai langkah pengembangan dan peningkatan kinerja. Dari sisi kuantitas, Okezone.com menerbitkan sekitar 610 berita setiap hari, terbanyak di Indonesia. Perseroan juga memperkuat kerja sama dengan 43 agency dan 51 pengiklan di Indonesia. Selain Okezone.com, Perseroan juga memiliki online streaming yaitu Okezone.tv yang dikenal sebagai premier online TV streaming Indonesia. Bisnis mobile dan PC games yang dioperasikan oleh Le Tang telah membuat aplikasi mobile games “Bonnie Bear” dan “Armor Heroes” yang berbasis di Tiongkok. Mobile games Boonie Bears 2 (BB2) dan Armor Heroes diunduh lebih dari 320 juta kali sampai saat ini. Di tahun 2016, digitalisasi seluruh unit usaha financial services antara lain: shared services, digitalisasi database, DRC (Disaster Recovery Center) dan proses bisnis lainnya akan segera terealisasi untuk mendukung percepatan pengembangan bisnis dan peningkatan kerja entitas. Rencana pengembangan masing-masing unit usaha sektor jasa keuangan adalah sebagai berikut: - MNCF akan tetap fokus pada pembiayaan mobil dan KPR di mana sumber pembiayaannya berasal dari joint financing dengan MNC Bank dan pinjaman dari Bank BUMN seperti BNI dan Bank Mandiri; - MNC Life akan fokus pada produk unit-link dan produk lainnya yang dijual melalui bancassurance; - MNCAM akan bekerja sama dengan MNC Life dalam produk unit-link, selain mengembangkan reksadana tradisional, juga mengembangkan private equity dan offshore funds; - MNCS akan melakukan penguatan unit bisnis seperti unit fixed income dan investment banking, pengembangan sistem online trading dan perluasan jaringan dengan menambah cabang-cabang baru untuk meningkatkan market share dan peringkat MNC Securities; - MNCAI akan mengembangkan produk yang lebih variatif dan tingkat premi yang lebih kompetitif, juga memperkuat proses klaim, kualitas agen dan rekanan bengkel; - MNC Bank akan meningkatkan kinerjanya melalui penerapan strategi bisnis yang terfokus pada online banking dan mobile banking, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia; 35
- MNCGU akan fokus pada pembiayaan korporasi antara lain leasing alat berat, mesin, peralatan kesehatan dan factoring. Demi memperkuat posisinya menjadi perusahaan properti terdepan yang andal dan terpercaya melalui inovasi strategis, pengembangan lokasi dan jasa manajemen properti terbaik sesuai dengan visinya, MNCL mulai melakukan ekspansi bisnis melalui akuisisi beberapa perusahaan properti, dalam rangka pengembangan usaha demi pertumbuhan berkelanjutan. MNCL menjelma menjadi induk perusahaan dengan sejumlah anak perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membangun, mengembangkan, dan mengelola aset-aset properti, serta menyediakan jasa tenaga kerja alih daya (outsourcing) seperti tenaga kebersihan (housekeeping), keamanan (security) dan lain-lain. Perkembangan bisnis MNCL tiap tahunnya semakin pesat dan semakin beragamnya produk serta layanan yang dimiliki MNCL memberikan nilai tambah di mata investor, pemegang saham, maupun pemangku kepentingan lainnya. MNCL juga semakin percaya diri dengan memiliki portofolio investasi pada sejumlah perusahaan pengembang terpecaya yang mempunyai produk properti berkualitas, seperti pusat perbelanjaan, hotel, residensial (apartemen) dan lapangan golf. Dengan perluasan usaha yang berkelanjutan, Perseroan melaksanakan target usaha jangka panjang untuk menjadi perusahaan terkemuka dalam bisnis properti terpadu yang memfokuskan diri pada pengembangan kawasan resor terpadu di Indonesia. Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain unggul di bidang properti, Perseroan juga akan mengimplementasikan serangkaian strategi pemasaran sebagai berikut: - Menjaga tarif sewa dengan harga yang kompetitif dan selalu berada dalam koridor tarif sewa yang aktual pasaran; - Menjaga kualitas pelayanan sehingga penyewa selalu merasa aman dan nyaman bekerja di area perkantoran yang disewanya; - Melakukan preventive maintenance, sehingga meminimalisasi kemungkinan terjadinya kerusakan yang menyebabkan terhentinya operasi; - Melakukan program efisiensi secara berkelanjutan untuk mencapai biaya yang optimal untuk setiap unit bisnis; - Meningkatkan layanan dan jaringan Unit Bisnis Perseroan di seluruh Indonesia melalui cara-cara berikut: Membuat laporan operasional bulanan untuk memonitor kinerja setiap unit bisnis Perseroan; Optimalisasi teknologi internet dalam komunikasi dengan dan antar unit bisnis; Secara rutin meningkatkan koordinasi dengan setiap manajer unit bisnis untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu, Perseroan akan melakukan perluasan usaha ke sektor energi dan sumber daya alam melalui perusahaan tambang batu bara di Sumatera Selatan yang telah diakuisisi dengan membangun pembangkit listrik mulut tambang. 6.
Persaingan Usaha Perseroan senantiasa dihadapkan pada persaingan dari perusahaan lainnya. Perseroan berupaya untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam bidang media, keuangan maupun properti. Adanya dukungan kuat antara jasa keuangan, properti maupun dari media Grup MNC dalam mempromosikan “brand awareness” untuk setiap produk Perseroan akan memperkuat kepercayaan pelanggan dan menjangkau wilayah geografis yang luas. Salah satu prestasi Perseroan dalam upaya memajukan usahanya tercermin melalui tercatatnya nama Perseroan di IDX monthly statistic Maret 2016 sebagai perusahaan ke-1 dalam kategori 20 Most Active Stocks by Total Trading Volume. Perseroan melalui Entitas Anaknya telah mengembangkan bisnis media yang lengkap berupa media berbasis konten dan iklan di TV, radio maupun media cetak. Ditambah dengan adanya media berbasis pelanggan yang menyuguhkan aneka ragam program favorit sesuai kebutuhan penonton dan media online yang menyajikan berbagai berita maupun games. Hal tersebut tentunya mempengaruhi Perseroan lebih mampu menarik masyarakat daripada perusahaan pesaing media lainnya. Berdasarkan IDX Yearly Statistic 2015, MNC menempati posisi ke-16 dalam kategori 50 Most Active by Trading Frequency. 36
Perseroan telah membangun sebuah jasa keuangan yang terintegrasi dan bergengsi yang dapat menyediakan jasa keuangan yang lengkap yang terdiri dari MNC Bank, MNC Life (asuransi jiwa), MNCAI (asuransi umum), MNCF (jasa pembiayaan), MNCS (perantara pedagang efek dan investment banking) dan MNCAM. Sinergi diantara anak usaha di bawah Perseroan dan MNC Media akan membedakan produk dan jasa serta kinerja Perseroan dibandingkan pemain lainnya di industri jasa keuangan. Tren di masa depan adalah semakin bertumbuhnya transaksi melalui internet/situs sehingga MNC Media telah melakukan pemasangan jaringan kabel fiber optic yang tercanggih untuk menyediakan jasa internet broadband yang akan menjadi suatu keunggulan kompetitif yang signifikan untuk Perseroan sehingga akan tercapai pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. Berdasarkan data IDX Monthly Statistic March 2016, MNCS menduduki peringkat 16 sebagai perusahaan yang masuk dalam kategori 20 Most Active Brokerage Houses in Total Value. Berdasarkan data IDX_Annually 2014, MNCS berada di peringkat 16 untuk perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan urutan ke-3 untuk perusahaan sekuritas lokal di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan tersebut adalah adanya 16 cabang MNCS yang tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. 7.
Strategi Perseroan Untuk tahun 2016, bisnis Perseroan masih akan mengandalkan media, khususnya televisi berbasis iklan. Namun, sejalan dengan itu, Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan unit bisnis lain secara bersamaan. Beberapa strategi yang disiapkan oleh Perseroan adalah: - Memperkuat kerja sama antarEntitas Anak di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Model seperti terbukti memberikan benefit bagi kinerja Perseroan melalui efisiensi operasional dan peningkatan pendapatan. - Mendorong potensi keuntungan dengan memanfaatkan brand MNC untuk bisnis yang bervariasi. - Memperkuat bisnis media melalui peningkatan pangsa penonton pada televisi free to air (FTA) penambahan jumlah kanal pada televisi berbayar, serta terus mengembangkan bisnis online sebagai new media. - Menghadirkan produk properti berkualitas tinggi guna meningkatkan kemampuan bersaing di pasar. - Mencari peluang-peluang usaha strategis sebagai aktivitas investasi. Khusus di sektor media, untuk strategi Perseroan di tahun 2016, akan berfokus pada 3 area bisnis dan memperkuat posisi sebagai market leader: - Fokus pada 5 motor utama pertumbuhan yaitu free to Air TV (RCTI, MNCTV, GlobalTV), jaringan nasional iNewsTV, serta pengembangan bisnis content melalui MNC Channels. - Memperkuat bisnis media berbasis pelanggan dengan memperluas pengembangan bisnis melalui inisiatif MNC Play Media broadband. - Peluang dan pertumbuhan yang menjanjikan dari berbagai bisnis online media seperti WeChat, MNC Shop, pengembang Mobile Games LeTang yang telah go public, dan Okezone sebagai portal berita online. Strategi umum sektor jasa keuangan adalah: - Fokus pada pengembangan bisnis yang besar, yaitu perbankan dan asuransi. - Melakukan konsolidasi di bisnis jasa keuangan Perseroan, mengingat secara fondasi saat Perseroan sudah memiliki seluruh lini bisnis jasa keuangan, setelah masuknya MNC Bank. - Melakukan joint financing antara perbankan dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh Perseroan, dengan tetap menjaga manajemen risiko dengan baik. - Bekerja sama dengan investor luar untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan Perseroan, khususnya di bidang asuransi dan pembiayaan. Dalam bidang properti, MNCL berkomitmen untuk meraih kemajuan yang signifikan melalui strategi operasional yang tepat dan kompetitif. Upaya ini dilakukan melalui beragam inisiatif pengembangan dan akuisisi proyek yang strategis dan berskala besar.
37
8.
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Jajaran direksi dan manajemen Perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugas Perseroan dengan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan konsisten. Perseroan memandang penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau GCG (Good Corporate Governance) sebagai hal yang penting karena GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap keputusan yang diambil dilandasi nilai-nilai moral yang tinggi dan sangat berintegritas, patuh terhadap Peraturan Perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Selain itu, penerapan GCG juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan perusahaan modern dan profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis dalam era perekonomian globalisasi. Perseroan telah memiliki Komite Audit dan Komite Remunerasi sebagai bagian dari realisasi pelaksanaan GCG. Selain itu, Sekretaris Perusahaan selalu memastikan bahwa Perseroan menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan tepat waktu kepada pihak regulator. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari penerapan transparansi Perseroan. Rapat rutin antara Direksi dan Dewan Komisaris, serta rapat dengan komite-komite untuk membahas hal-hal terkait keberlangsungan usaha Perseroan senantiasa dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Di dalam penerapannya, prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, kemandirian, disiplin dan kewajaran dikedepankan, demi peningkatan kinerja dan citra perusahaan. GCG diperlengkapi Code of Conduct, yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi pimpinan, karyawan dan stakeholder lainnya. Perseroan beserta seluruh unit bisnisnya menjunjung tinggi dan berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip GCG dalam mengimplementasikan bisnis Perseroan. Perseroan berupaya untuk tetap terus mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor kepada Perseroan melalui penyediaan informasi berbentuk laporan melalui media massa, laporan berkala, public expose, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) melalui korespondensi langsung yang menganut prinsip keterbukaan, keakuratan dan akuntabilitas.
9.
Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) Perseroan dan Entitas Anak memiliki HaKI sebagaimana diuraikan dalam tabel di bawah ini. a.
Merek
No.
Nama Program/ Produk
Perseroan 1. MNC Corporation + Logo MCOM 2. Globalmedia.com 3. Globalmedia.com 4. Globalmedia.com 5. Globalmedia.com 6. Globalmedia.com 7. Globalmedia.com 8. Globalmedia.com 9. Globalmedia.com 10. Globalmedia.com MKAP 11. Merek MNC Financial Services + Logo
Kelas
Tanggal Penerimaan Permohonan/ Pendaftaran
36
2-Feb-12
Proses pendaftaran
Perseroan
16 09 18 25 40 38 41 42 35
29-Agust-09 31-Mar-09 3-Jun-09 31-Mar-09 31-Mar-09 31-Mar-09 31-Mar-09 31-Mar-09 31-Mar-09
Proses pendaftaran Proses pendaftaran Proses pendaftaran Proses pendaftaran Proses pendaftaran Proses pendaftaran Proses pendaftaran Proses pendaftaran Proses pendaftaran
MCOM MCOM MCOM MCOM MCOM MCOM MCOM MCOM MCOM
36
2-Feb-12
Proses pendaftaran
MKAP
38
Keterangan/ Masa Berlaku
Atas Nama
b.
Hak Cipta No.
Nomor Pendaftaran dan Tanggal Pendaftaran
MKAP 1. 05936/14 Juni 2012
MCOM 2. 035333
Judul Ciptaan
Jenis Ciptaan
Tanggal Diumumkan dan Tempat
Jangka Waktu
MNC Financial Services
Seni Logo
16 Desember 2011 di Jakarta
50 tahun sejak pertama kali diumumkan.
PT. Global Mediacom Tbk
Seni Logo
17 Agustus 2007, di Jakarta
50 tahun sejak pertama kali diumumkan
EKUITAS Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan dan Entitas Anak yang bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif.
Keterangan
2015 EKUITAS Modal saham: Modal dasar Rp115.000 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 38.902.106.607 saham pada 31 Desember 2015, 38.739.193.407 saham pada 31 Desember 2014 dan 35.900.092.807 saham pada 31 Desember 2013 3.890.210 Tambahan modal disetor 3.314.384 Modal lain-lain - opsi saham karyawan 28.320 Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak 1.759.771 Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi 697.586 Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali 50.481 Pendapatan komprehensif lain 328.156 Saldo laba: Ditentukan penggunaannya 4.000 Tidak ditentukan penggunaannya 377.284 Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali – 436.816.600 saham pada 31 Desember 2015, 512.023.100 saham pada 31 Desember 2014 dan 652.638.000 saham pada 31 Desember 2013 (110.392) Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 10.339.800 Kepentingan non pengendali 12.394.059 JUMLAH EKUITAS 22.733.859 *) Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “ Imbalan Kerja”.
(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2014* 2013*
3.873.919 3.244.652 24.361 1.646.087 623.198 68.103 196.402
3.590.009 2.419.450 28.354 718.886 168.422 221.552
3.000 1.358.358
2.000 1.281.700
(111.412) 10.926.668 11.618.590 22.545.258
(184.991) 8.245.382 8.591.442 16.836.824
Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi dan struktur permodalan Perseroan sebelum dan setelah dilaksanakannya Penambahan Modal Tanpa HMETD dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Tanpa HMETD dilaksanakan seluruhnya, yaitu sebanyak 3.890.210.660 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
39
Permodalan
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: HT Investment Development Ltd UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd Hary Tanoesoedibjo PT Bhakti Panjiwira Masyarakat (Dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Sebelum Penambahan Modal Non HMETD dan sebelum penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 10.552.427.879 38.902.106.607 76.097.893.393
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.055.242.787.900 3.890.210.660.700 7.609.789.339.300
23,4 21,6 14,8 13,1 27,1 100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan sebelum penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 14.442.638.539 42.792.317.267 72.207.682.733
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.444.263.853.900 4.279.231.726.700 7.220.768.273.300
21,2 19,6 13,4 12,0 33,8 100,0
Dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Dengan HMETD dilaksanakan seluruhnya, sebanyak-banyaknya 8.558.463.453 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT V secara proforma, adalah sebagai berikut: Permodalan
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: HT Investment Development Ltd UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd Hary Tanoesoedibjo PT Bhakti Panjiwira Masyarakat (Dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan Sebelum Penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 9.088.835.716 8.402.553.000 5.744.482.900 5.113.807.112 14.442.638.539 42.792.317.267 72.207.682.733
908.883.571.600 840.255.300.000 574.448.290.000 511.380.711.200 1.444.263.853.900 4.279.231.726.700 7.220.768.273.300
21,2 19,6 13,4 12,0 33,8 100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan Setelah Penambahan Modal HMETD Jumlah Saham Nilai Nominal % (Rp100 per saham) 115.000.000.000 11.500.000.000.000 10.906.602.859 10.083.063.600 6.893.379.480 6.136.568.534 17.331.166.247 51.350.780.720 63.649.219.280
1.090.660.285.900 1.008.306.360.000 689.337.948.000 613.656.853.400 1.733.116.624.700 5.135.078.072.000 6.364.921.928.000
21,2 19,6 13,4 12,0 33,8 100,0
Apabila perubahan ekuitas Perseroan yang terjadi akibat adanya Penawaran Umum Terbatas V sebanyakbanyaknya 8.558.463.453 saham biasa atas nama atau sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp185 (seratus delapan puluh lima Rupiah) per saham setelah dikurangi biaya emisi, maka proforma ekuitas berdasarkan posisi ekuitas sebagai berikut:
Keterangan
EKUITAS Modal saham: Modal dasar Rp115.000 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 38.902.106.607 saham pada 31 Desember 2015; 38.739.193.407 saham pada 31 Desember 2014 dan 35.900.092.807 saham pada 31 Desember 2013 Tambahan modal disetor
Posisi ekuitas menurut laporan keuangan per 31 Des 2015
Perubahan Ekuitas setelah 31 Des 2015 seandainya telah terjadi Penambahan modal PUT V sebesar tanpa HMETD 8.558.463.453 dengan penerbitan saham dengan saham baru sebesar nilai nominal 3.890.210.660 saham Rp100 dengan dengan nilai harga penawaran nominal Rp100 Rp185 dengan harga penawaran Rp185
Proforma Ekuitas per 31 Des 2015 setelah PUT V dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp100 setiap saham
3.890.210
389.021
855.846
5.135.077
3.314.384
330.668
724.869*
4.369.921
40
Keterangan
Modal lain-lain - opsi saham karyawan Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali Pendapatan komprehensif lain Saldo laba: Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali 436.816.600 saham pada 31 Desember 2015; 512.023.100 saham pada 31 Desember 2014 dan 652.638.000 saham pada 31 Desember 2013 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali JUMLAH EKUITAS
Posisi ekuitas menurut laporan keuangan per 31 Des 2015
28.320
Perubahan Ekuitas setelah 31 Des 2015 seandainya telah terjadi Penambahan modal PUT V sebesar tanpa HMETD 8.558.463.453 dengan penerbitan saham dengan saham baru sebesar nilai nominal 3.890.210.660 saham Rp100 dengan dengan nilai harga penawaran nominal Rp100 Rp185 dengan harga penawaran Rp185 -
Proforma Ekuitas per 31 Des 2015 setelah PUT V dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp100 setiap saham
28.320
1.759.771
1.759.771
697.586
697.586
50.481
50.481
328.156
328.156
4.000
4.000
377.284
377.284
(110.392)
(110.392)
10.339.800
12.640.204
12.394.059 22.733.859
719.689
-
1.580.715
12.394.059 25.034.263
* Tambahan modal disetor setelah dikurangi biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas V sebesar Rp2.600 juta
KEBIJAKAN DIVIDEN Perseroan merencanakan akan membayar dividen kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, dengan mempertimbangkan bahwa Perseroan adalah induk dari beberapa perusahaan, maka besarnya pembayaran dividen kas akan dikaitkan dengan keuntungan dari Entitas Anak dan/atau pendapatan dividen yang diterima Perseroan dari Entitas Anak pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tetap memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan Entitas Anak dan tanpa mengurangi hak dari RUPS. Sesuai dengan ketentuan UUPT, pembagian dividen hanya akan dilakukan apabila Perseroan memiliki saldo positif pada tahun buku yang bersangkutan. Manajemen Perseroan mengusulkan dasar perhitungan dividen kas (mana yang lebih rendah) sebagai berikut: - 15% dari laba Entitas Anak yang lebih 50% sahamnya dimiliki Perseroan - 25% dari penerimaan dividen yang diterima Perseroan dari seluruh Entitas Anak PERPAJAKAN CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI DISARANKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI.
41
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL AKUNTAN PUBLIK KONSULTAN HUKUM NOTARIS BIRO ADMINISTRASI EFEK
: Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) : Jusuf Indradewa & Partners Legal Consultant : Kantor Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. : PT BSR Indonesia PERSYARATAN PEMESANAN DAN PEMBELIAN SAHAM
Berikut ini adalah persyaratan dan tata cara pemesanan pembelian saham: 1.
Pemesan yang Berhak Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak untuk membeli saham dengan ketentuan bahwa setiap pemegang 5 (lima) saham berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham sebesar Harga Pelaksanaan sebesar Rp185 setiap saham. Apabila terdapat pecahan atas HMETD maka akan diadakan pembulatan ke bawah dan pecahan tersebut menjadi milik Perseroan dan harus dijual oleh Perseroan serta hasilpenjualannya dimasukkan ke rekening Perseroan. Pemesan yang berhak membeli Saham Baru adalah pemegang HMETD yang sah, yaitu Pemegang Saham yang memperoleh HMETD dari Perseroan dan belum menjual HMETD tersebut dan pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD, atau dalam kolom endorsemen pada Sertifikat Bukti HMETD, atau daftar pemegang HMETD yang namanya tercatat dalam Penitipan Kolektif KSEI. Pemesan dapat terdiri atas perorangan, WNI dan/atau WNA dan/atau Lembaga dan/atau Badan Hukum/Badan Usaha, baik Indonesia atau Asing, sebagaimana diaturdalam UUPM dan Peraturan Pelaksanaannya. Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka para pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan menggunakan haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan kepemilikan sahamnya disarankan untuk mendaftar Surat Kolektif Sahamnya untuk diregistrasi, yaitu sebelum batas akhir pencatatan dalam DPS yakni sebelum tanggal 13 Juli 2016.
2.
Distribusi Sertifikat Bukti HMETD Bagi Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan didistribusikan secara elektronik ke dalam rekening efek di KSEI melalui rekening efek Anggota Bursa dan/atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah tanggal pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 14 Juli 2016. Prospektus Final, Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan (“FPPS Tambahan”) dan formulir lainnya tersedia dan dapat diperoleh pemegang saham di kantor BAE, yaitu PT BSR Indonesia dengan alamat: Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. KH Hasyim Ashari Jakarta 10150 Indonesia dengan menunjukkan bukti identitas atas nama pemegang saham yang tercatat dari masing-masing Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya. Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukan dalam Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD atas nama pemegang saham, yang dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak atau kuasanya di BAE pada setiap Hari Kerja dan jam kerja mulai tanggal 14 Juli 2016 dengan membawa:
42
a.
b.
3.
Fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham perorangan) dan fotokopi anggaran dasar (bagi pemegang saham badan hukum/lembaga). Pemegang saham juga wajib menunjukkan asli dari fotokopi tersebut. Asli surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi fotokopi identitas diri lainnya yang masih berlaku baik untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas pemberi dan penerima kuasa wajib diperlihatkan).
Pendaftaran Pelaksanaan HMETD A. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif 1. Pemegang HMETD memberikan instruksi pelaksanaan HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian dan membayar Harga Pelaksanaan HMETD dengan memasukkannya ke dalam rekening yang khusus ditunjuk oleh KSEI; 2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya instruksi pelaksanaan HMETD oleh Anggota Bursa atau Bank Kustodian kepada KSEI, maka: a. KSEI akan mendebet HMETD dari masing-masing sub rekening pemegang HMETD yang memberikan instruksi pelaksanaan HMETD ke dalam rekening KSEI dengan menggunakan fasilitas C-BEST; b. Segera setelah uang Harga Pelaksanaan HMETD diterima di dalam rekening bank yang ditunjuk oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD dari rekening bank yang ditunjuk oleh KSEI tersebut ke rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan pada hari yang sama. 3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima instruksi pelaksanaan HMETD, KSEI akan menyampaikan kepada BAE, dokumen sebagai berikut: a. Daftar rincian instruksi pelaksanaan HMETD yang diterima KSEI, berikut rincian data pemegang HMETD (nomor identitas, nama, alamat, status kewarganegaraan dan domisili) pemegang HMETD yang melakukan pelaksanaan HMETD; b. Surat atau bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD yang dilakukan oleh KSEI, dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan; c. Instruksi untuk mendapatkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening khusus yang telah disediakan oleh KSEI. 4. Segera setelah BAE menerima dokumen-dokumen dari KSEI sebagaimana dimaksud dalam butir A.3 di atas, BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dari instruksi pelaksanaan HMETD, bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD kedalam rekening bank khusus berdasarkan data pada rekening bank khusus, serta instruksi untuk mendepositokan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD. 5. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) di rekening bank khusus, BAE akan menerbitkan/mendepositokan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening khusus yang telah disiapkan KSEI, dan KSEI akan langsung mendistribusikan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dengan menggunakan fasilitas CBEST. Selanjutnya, setelah melakukan pendistribusian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut maka KSEI akan memberikan laporan hasil distribusi Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut kepada Perseroan dan BAE. B. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif 1. Pendaftaran pelaksanaan HMETD dilakukan di kantor pusat BAE. 2. Pemegang HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif yang akan melakukan pelaksanaan HMETD harus membayar Harga Pelaksanaan HMETD ke dalam rekening bank khusus serta menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli Sertifikat Bukti HMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap; b. Asli bukti pembayaran Harga Pelaksanaan HMETD; c. Fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemegang HMETD (perorangan) yang akan melakukan pelaksanaan HMETD (Kartu Tanda Penduduk (”KTP”)/paspor/Kartu Izin Tinggal Terbatas (”KITAS”); atau fotokopi anggaran dasar dan lampiran susunan terakhir anggota Direksi/pengurus dari pemegang HMETD (lembaga/badan hukum) yang akan melakukan pelaksanaan HMETD; d. Asli surat kuasa, jika pelaksanaan HMETD dilakukan oleh pemegang HMETD melalui kuasanya dan dilampirkan fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemberi dan penerima kuasa (KTP/paspor/KITAS); 43
e.
3. 4.
4.
Apabila pemegang HMETD menghendaki Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan dalam Penitipan Kolektif, maka permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE harus diajukan melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen tambahan berupa: Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan Efekatas Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI atas nama pemberi kuasa; Asli formulir penyetoran Efek yang diterbitkan KSEI yang telah diisi dan ditandatangani dengan lengkap. BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung untuk pelaksanaan HMETD sebagaimana dimaksud dalam butir B.2 di atas. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima oleh BAE dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan, BAE akan menerbitkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk fisik Surat Kolektif Saham (”SKS”), jika pemegang Sertifikat Bukti HMETD tidak menginginkan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan kedalam Penitipan Kolektif.
Pemesanan Saham Baru Pemegang saham yang HMETD-nya tidak dijual atau pembeli/pemegang HMETD yang terakhir yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI dapat memesan saham tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi kolom pemesanan pembelian saham tambahan dan/atau FPPS Tambahan yang telah disediakan dan menyerahkan kepada BAE paling lambat hari terakhir periode pelaksanaan HMETD yakni tanggal 1 Agustus 2016. Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar; b. Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk mengajukan permohonan pemesanan pembelian saham tambahan dan melakukan pengelolaan efek atas saham hasil penjatahan dalam Penitipan Kolektif KSEI dan kuasa lainnya yang mungkin diberikan sehubungan dengan pemesanan pembelian saham tambahan atas nama pemberi kuasa; c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum); d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran; e. Asli Formulir Penyetoran Efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani secara lengkap untuk keperluan pendistribusian saham hasil pelaksanaan oleh BAE. Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS Tambahan yang telah didistribusikan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. Asli instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-Best yang sesuai atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI yang telah melaksanakan haknya melalui sistem C-Best); b. Asli formulir penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk pendistribusian Saham Hasil Pelaksanaan HMETD oleh BAE; c. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran. Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik SKS, harus mengajukan permohonan kepada BAE dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut: a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar; b. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilampirkan dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa; c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum); 44
d.
Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada rekening bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 1 Agustus 2016 dalam keadaan tersedia (in good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pemesanan dapat mengakibatkan penolakan pemesanan. 5.
Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan Penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2016 dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan tidak melebihi jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT V ini, maka seluruh pesanan atas saham tambahan akan dipenuhi; b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan melebihi jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT V ini, maka kepada pemesan yang melakukan pemesanan saham tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional, berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta pemesanan saham tambahan; c. Jumlah saham yang akan dijatahkan adalah sisa saham yang belum diambil bagian oleh pemegang HMETD. Manajer penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam dan LK No.VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus, dan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan oleh Perseroan kepada OJK dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal penjatahan berakhir sesuai dengan POJK 32 pasal 41.
6.
Persyaratan Pembayaran Bagi Para Pemegang Sertifikat Bukti HMETD (Di luar Penitipan Kolektif KSEI) Dan Pemesanan Saham Baru Tambahan Pembayaran pemesanan pembelian saham dalam rangka PUT V yang permohonan pemesanannya diajukan langsung kepada BAE harus dibayar penuh (in good funds) dalam mata uang Rupiah, pada saat pengajuan pemesanan secara tunai, cek, bilyet, giro atau pemindahbukuan atau transfer dengan mencantumkan Nomor Sertifikat Bukti HMETD atau Nomor FPPS Tambahan dan pembayaran dilakukan ke rekening Perseroan pada: Bank MNC Internasional KCP MNC Tower Alamat: Gedung MNC Tower Ground Floor, Jl. Kebon Sirih No.17 – 19, Jakarta 10340 No.Rekening: 100-01-000011632-5 Atas Nama: PT MNC Investama Tbk Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau wesel bank ditolak oleh pihak bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis menjadi batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet/giro, maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro yang dananya telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas. Untuk pemesanan pembelian saham tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan yang mana pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas paling lambat tanggal 1 Agustus 2016. Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham PUT V ini menjadi beban pemesan. Pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan.
7.
Bukti tanda terima Pemesanan Pembelian Saham Perseroan melalui BAE yang ditunjuk Perseroan menerima pengajuan pemesanan pembelian saham akan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan saham yang telah dicap ditandatangani yang merupakan 45
bukti pada saat mengambil saham dan pengembalian uang untuk pemesanan yang tidak dipenuhi. Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI akan mendapatkan konfirmasi atas permohonan pelaksanaan HMETD dari C-BEST melalui Pemegang Rekening. 8.
Pembatalan Pemesanan Saham Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan Saham Baru, baik secara keseluruhan atau sebagian, dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan pembatalan pemesanan saham akan diumumkan bersamaan dengan pengumuman penjatahan atas pemesanan saham. Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan saham antara lain: a. Pengisian Sertifikat Bukti HMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat syarat pemesanan saham yang ditawarkan dalam PUT V yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD dan Prospektus. b. Persyaratan pembayaran tidak terpenuhi. c. Persyaratan kelengkapan dokumen permohonan tidak terpenuhi.
9.
Pengembalian Uang Pemesanan Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh pemesanan saham yang lebih besar dari pada haknya atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham, maka pengembalian uang oleh Perseroan akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan yaitu pada tanggal 2 Agustus 2016. Pengembalian uang yang dilakukan Perseroan sampai dengan tanggal 4 Agustus 2016 tidak akan disertai bunga. Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang, jumlah yang akan dikembalikan akan disertai bunga dengan memperhatikan tingkat suku bunga jasa giro rata-rata Rupiah Bank MNC Internasional, yang diperhitungkan sejak tanggal 4 Agustus 2016 sampai dengan tanggal dimana uang tersebut dikembalikan. Apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil pengembalian sesuai dengan waktu yang ditentukan maka Perseroan tidak membayar bunga atas keterlambatan tersebut. Pengembalian uang pemesanan dilakukan dalam mata uang Rupiah dengan pemindahbukuan ke rekening atas nama pemesan. Perseroan akan memindahkan uang tersebut langsung ke dalam rekening atas nama pemesan sehingga pemesan tidak dikenakan biaya pemindahbukuan. Uang yang dikembalikan dalam bentuk cek dapat diambil di: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. KH Hasyim Ashari Jakarta 10150 Indonesia Telp. (021) 6317828 Faks.(021) 6317827 dengan menunjukkan KTP asli atau tanda bukti jati diri asli lainnya (bagi perorangan) yang masih berlaku, fotokopi Anggaran Dasar dan surat kuasa (bagi badan hukum/lembaga) serta menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham asli dan fotokopi KTP atau tanda bukti diri. Pemesan tidak dikenakan biaya bank ataupun biaya transfer untuk jumlah yang dikembalikan tersebut.
10. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD dan Pengkreditan ke Rekening Efek Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai dengan haknya melalui KSEI akan dikreditkan pada rekening efek dalam 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening Perseroan. Saham hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk warkat yang melaksanakan HMETD sesuai haknya akan mendapatkan SKS atau saham dalam bentuk warkat selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh BAE dan dana pembayaran telah diterima dengan baik oleh Perseroan. 46
Adapun saham hasil penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan tersedia untuk diambil SKSnya atau akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam Penitipan Kolektif KSEI selambat-selambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah tanggal penjatahan. SKS baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap hari kerja (Senin - Jumat, pukul 09.00 – 15.00 WIB) yang dimulai tanggal 19 Juli 2016. Sedangkan SKS hasil penjatahan saham dapat diambil mulai tanggal 4 Agustus 2016. Pengambilan dilakukan di kantor BAE dengan menyerahkan dokumen: - Asli KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan); - Fotokopi Anggaran Dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan Direksi/Dewan Komisaris - atau pengurus yang masih berlaku; - Asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa; - Asli bukti tanda terima pemesanan saham. 11. Alokasi Terhadap HMETD yang Tidak Dilaksanakan Jika saham yang ditawarkan dalam PUT V tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang Sertifikat Bukti HMETD porsi publik, maka sisa saham akan dialokasikan kepada para pemegang saham publik lainnya yang melakukan pemesanan melebihi haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan HMETD yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa, sisa saham tersebut akan dikembalikan ke dalam portepel. 12. Pendaftaran Sertifikat Bukti HMETD Pendaftaran dilakukan sendiri/ dikuasakan dengan dilengkapi dokumen-dokumen melalui: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. KH Hasyim Ashari Jakarta 10150 Indonesia Telp. (021) 6317828 Faks.(021) 6317827
dengan membawa: a. Sertifikat Bukti HMETD asli yang telah ditandatangani dan diisi lengkap b. Bukti pembayaran asli dari bank berupa bukti transfer bilyet giro/cek/tunai asli dari bank c. Fotokopi KTP/SIM/Paspor (untuk perorangan) yang masih berlaku, fotokopi Anggaran Dasar (bagi badan hukum/lembaga) d. Surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi fotokopi KTP yang memberi dan diberi kuasa. Bagi pemesan berkewarganegaraan asing, di samping mencantumkan nama dan alamat pemberi kuasa secara lengkap dan jelas, juga wajib mencantumkan nama dan alamat luar negeri domisili hukum yang sah dari pemberi kuasa secara lengkap dan jelas (asli identitas pemberi dan penerima kuasa wajib diperhatikan) Waktu pendaftaran : Tanggal : 15 – 28 Juli 2016 Pukul : 09.00 - 16.15 WIB e.
Formulir Pemesanan Tambahan asli yang diisi lengkap dan ditandatangani (jika memesan saham tambahan) dan diserahkan kepada BAE paling lambat pada tanggal 1 Agustus 2016. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR DAN SERTIFIKAT BUKTI HMETD
Prospektus, Sertifikat Bukti HMETD, dan formulir lainnya akan tersedia untuk para pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan per tanggal 13 Juli 2016 sampai dengan pukul 16:15 WIB dan dapat
47
diambil dengan cara menunjukkan asli kartu tanda pengenal (KTP/Paspor/KITAS) dan menyerahkan foto kopinya serta asli surat kuasa bagi yang tidak bisa mengambil sendiri pada BAE Perseroan: PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150 Telepon: (021) 631 7828 Faksimili: (021) 631 7827 U.p. Corporate Action
48