BAB II
LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan biasanya diperoleh dari proses berjalannya sistem
akuntansi. Untuk tidak salah dalam memakai informasi laporan, maka perlu diketahui pengertian dari akuntansi tersebut. Pengertian Akuntansi (accounting) menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 : 2) adalah bahasa bisnis yang dapat
memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.
Menurut IAI yang dinyatakan daiam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 2) menjelaskan laporan keuangan sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan Jaba rugi. laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai caraj , catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari bagian laporan keuangan.
Melalui media sistem akuntansi semua transaksi yang dilakukan perusahaan
dapat dicatat daiam buku perusahaan dan bermuara ke laporan akuntansi yang disebut laporan keuangan. Laporan keuangan adalah media informasi vant> merangkum semua aktivitas perusahaan yang menggambarkan kondisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jika informasi ini disajikan dengan benar ,maka informasi tersebul sangat berguna bagi
siapa saja unluk mengambil keputusan tenlang perusahaan yang dilaporkan tersebut menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2004 : 1)
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut IAI yang dinyatakan dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 4) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut APB Statement No.4 yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2004 : 133), menggambarkan 2 bagian tujuan laporan keuangan : Tujuan Umum
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima Tujuan Khusus
Memberikan informasi tentang kekayaan,
kewajiban,
kekayaan bersih,
proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.
3. Prinsip Dasar Laporan Keuangan
APB Statement
No.4
yang dikutip oleh
Sofyan Syafri Harahap
(2004 : 60) menjelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi keuangan
Prinsip ini mendasari setiap sifat dan ciri laporan keuangan dan output akuntansi lainnya sebagai berikut:
a
Accounting Entity (entitas)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah "entity" tertenlu atau lembaga tertentu yang akan dilaporkan, bukan lembaga lainnya. Sehingga transaksi dicatat untuk posisi keuangan perusahaan yang terpisah dari pemiliknya bukan gabungan keduanya.
b.
Going Concern (kontinuitas operasi)
Dalam menyusun laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan yang dilaporkan terus beroperasi dimasa-masa yang akan datang. Sehingga nilai yang dilaporkan tidak akan sama dengan nilai pasar atau nilai sekarang atau nilai Hkuiditas. c.
Measurement (pengukuran)
Akuntansi adalah sebagai media pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya d.
Time Period (periode waktu)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu alau periode (ertentu
e.
Monetary Unit (unit moneter)
Pengukuran setiap transaksi adalah dalam bentuk nilai atau unit uang Transaksi perusahaan dilaporkan dalam ukuran moneter,bukan ukuran kuantitatif lainnya seperti ukuran luas, ukuran berat ,dan sebagainya. f
Accrual Basis
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkan berdasarkan kejadiann>a tanpa melihat apakah transaksi
pembayaran atau penerimaan kas telah dilakukan atau belum, seperti yang dianut dalam konsep Cash Basis, g.
Exchange Price (harga pertukaran)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada harga pertukaran pada saat terjadinya transaksi bukan harga taksiran. h.
Aproximation (penaksiran)
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran. Seperti taksiran umur, taksiran harga, pemilihan prinsip, dan sebagainya. i.
Judgment (pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuangan diperlukan pertimbangan berdasarkan keahlian akuntan, baik pertimbangan memilih alternatif prinsip maupun pemilihan cara penyajian lainnya. j.
General Purpose (bertujuan umum)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan ditujukan untuk kepentingan pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus.
k.
Interrelated Statement (laporan yang sangat terkait) Neraca, Daftar Laba/Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
mempunyai
hubungan yang sangat erat dan berkaitan 1.
Subtance Over Form (Hakikat di atas Legal)
Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian dari pada bukti formalnya (legal)
10
m. Materiality (materialitas)
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting (material).
4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut S. Munawir (2002
: 6), Sifat dan keterbatasan dari laporan
keuangan adalah :
a.
Fakta yang telah dicatat (recorder fact)
Laporan keuangan dibuat alas dasar fakta dari catatan akuntansi jeperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank, jumlah piutang , hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan
b. Prinsip-prinsip
dan
kebiasaan -kebiasaan
di
dalam
nkuntnnsi
{accounting convention andpostulate)
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapananggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
,hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk
keseragaman c.
Pendapat pribadi {personaljudgement)
Walaupun pencatatan transaksi lelah diatur oleh konvesi-konvesi yang sudah ditetapkan menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan konvesi tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang dicatatat dan kebiasaan dasar akuntansi yang telah disetujui.
Sedangkan keterbatasan laporan keuangan antara Iain : a
Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
semenlara) dan bukan merupakan laporan yang final
b.
Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannnya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenamya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah -ubah
11
c.
Laporan
keuangan
disusun
berdasarkan
hasil
pencatatan
transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu. Jad;
suatu analisa dengan perbandingan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap pembahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan
yang keliru.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang
5. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Pihak mendalam
yang
mempunyai
tentang
posisi
kepentingan
keuangan
untuk
maupun
mengetahui
lebih
perkembangan
suatu
perusahaan menurut IAI yang dinyatakan dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 2), yaitu : a.
Investor
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Para investor membutuhkan informasi keuangan untuk dapat menentukan apakah akan membeli atau menjual investasi dan menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. b.
Karyawan
Karyavvan terlarik dengan informasi keuangan unluk melihal stabilitas
dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa , manfaat pensiun , dan kesempatan kerja.
12
c.
Pemberi Pinjaman
Pemberi
pinjaman
tertarik
dengan
informasi
keuangan
yang
memungkinkan untuk memuiuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo,
d.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada
pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e.
Pelanggan
Pelanggan berkepenlingan dengan informasi keuangan mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama pada perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. f.
Pemerintah
Pemerinlah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya
berkepentingan berkepentingan
dengan dengan
alokasi
sumber daya
aktivitas
perusahaan
dan
karena
mereka
ilu juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
13
g.
Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara . Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.
B. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2005 : 52) laporan keuangan lerdiri dari komponen- komponen berikut: I. Neraca
Neraca {balance sheet) disebul juga laporan posisi keuangan
perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktivakewajiban, dan modal pada saat tertentu. Neraca lidak memberikan informasi nilai perusahaan secara langsung ,tetapi informasi tersebut bisa dilihat dengan mempelajari neraca digabung dengan laporan keuangan yang lain.
Neraca dimaksudkan membantu pihak external untuk menganalisis hkuiditas perusahaan, fleksibilitas perusahaan ,kemampuan operasional dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
14
Klasifikasi neraca didasarkan pada tiga blok besar yaitu: a.
Aktiva (asset)
Adaiah harta produktif yang dimiliki dan dikelola dalam perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan. 1. Aktiva lancar 2. Inveslasi Jangka Panjang 3. Bangunan, Pabrik dan Peralatan 4. Aktiva Tidak Berwujud 5.
b.
Aktiva Lainnya
Hutang (liabilities)
Adalah kejadian dalam transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayar di masa yang akan datang biasanya dinilai berdasarkai present value untuk jangka panjang ,sejumlah nilai pertukaran dan nilai nominal
c.
1.
Hutang Lancar
2.
Hutang Jangka Panjang
3.
Hutang Lainnya
Modal Saham (owners equity) 1.
Modal Saham Disetor
(1) Saham Nominal (2) Agio
Laba yang Ditahan Modal Lainnya 2.
Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama
jangka waktu tertentuTujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan perusahaan yang sebenamya unluk memperoleh untung. Ada tiga elemen pokok dalam laporan laba rugi yaitu : a.
Pendapatan Operasional
Adalah aset masuk atau aset yang naik nilainya atau hutang yang semakin berkurang
fselama
memberikanjasa
periode dimana perusahaan
memproduksi
atau
15
b.
1.
Penjualan
2. 3.
Harga Pokok Penjualan Pendapatan Lainnya
Beban Operasional
Adalah aset keluar atau pihak Iain memanfaatkan aset perusahaan selama periode dimana perusahaan memproduksi atau menyerahkan barang, memberikan jasa ,atau melaksanakan aklivitas lain yang merupakan operasi perusahaan. 1. Biaya Operasional 2. Biaya Lainnya
3. Biaya Pajak yang berkaitan dengan Operasi Perusahaan c.
Untung (gain)
Adalah kenaikan modal saliam yang bersifat insidental dan bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi yang lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertenlu Rugi (loss)
Adalah penurunan modal saham aari transaksi yang bersifat insidental dan bukan
merupakan
tertentu,kecuali yang
kegiatan
pokok
perusahaan
selama
periode
berasal dari beban operasional dan distribusi ke
pemilik saham
3.
Laporan Anis Kas
Adalah dana yang menggambarkan keadaan masa yang akan datang ,
karena informasinya dapal digunakan untuk melakukan prediksi di masa yang akan datang. Tujuan ulama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode.
16
Klasifikasi arus kas dibagi menjadi tiga kategori
Aktivttas Operasi
Akti vitas Investas i
KetiKa penenmaan
a. penjualan properti,pabnk
kas (pendapatan) melebihi pengetuaran kas Cbebani
Aktivitas Pembiayaan a. penerDttan sekuritas
b.Penjualan sekuritas dan penagihan pinjaman dari
ekuitas b.penerbitan hutang
entitas lain
Ams Kas Masuk Poo! Kas Arus Kas Keluar
Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
Aktivitas Pembiayaan
Ketika pengeluaran kas melebihi
a.pembelian properti,pabrik b. pembelian sekuritas hutang dan Diniaman entitas lain
a.pembayaran deviden b.penebusan hutang dan nembelian modal
oenerimaan kas
Laporan kas dapat disusun dengan dua cara yaitu : a.
Metode Langsung (Direct Method)
b. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Metode yang biasa digunakan adalah metode ini, dalam metode ini laba bersih diletakan pada bans pertama, kemudian penyesuaian dilakukan terhadap laba bersih untuk menghilangkan sejumJah tertentu yang
dimasukkan dalam laba bersih tetapi tidak melibatkan aliran masuk atau kas keluar pada aktivitas operasi.
C Analisis Laporan Keuangan
1. Pengcrtian Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
karena ingin mengctahui fingkat profitabilitas dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan perusahaan. Analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri
17
Harahap (2004 :190) adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang Iain baik antara data kuantitatif atau non kuantitatif untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
2.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan
secara lengkap menurut Sofyan Syafri
Harahap (2004 : 195) adalah sebagai berikut:
a.
Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dalam laporan keuangan biasa
b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan
c.
Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam
laporan
keuangan
d. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peningkatan
e.
Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
3. Sifat-sifat dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 : 194), analisis laporan keuangan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Fokus laporan adalah Laporan Laba/Rugi, Neraca dan Arus Kas, yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan
18
b. Prediksi, analisis hams mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan pemsahaan di masa yang akan datang
c.
Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan
prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan
Kelemahan analisis laporan keuangan
menurut Sofyan
Syafri Harahap ( 2004 : 203) adalah :
a.
Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan ,oleh
karenanya kelemahan laporan keuangan hams selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah
b.
Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan tidak cukup hanya dari angka-angka laporan
keuangan, tetapi juga hams melihat tujuan pemsahaan ,situasi ekonomi,situasi industri, gaya manajemen, budaya pemsahaan dan budaya masyarakat
c
Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi masa depan
d.
Teknik analisis rasio memerlukan tafsiran tersendiri, dan bukan
tidak mungkin data akuntansi itu sendiri mengandung data manipulasi atau kesalahan-kesalahan Iainnya
e.
Dalam menilai rasio baik atau buruk analisis hams hati-hati.
4. Objek Analisis Laporan Keuangan a. Analisis Laba/Rugi
Analisis laba/rugi merupakan media untuk mengetahui keberhasilan operasional pemsahaan ,keadaan usaha nasabah kemampuan memperoleh
laba,
efektifitas
operasinya.
Yang
menjadi
sorotan
penjua!an,HPP, biaya overhead, dan marjin yang diperoleh
adalah
tren
19
b.
Analisis Neraca
Analisis
neraca
merupakan
refleksi
hasil
yang
diperoleh
perusahaan selama periode tertentu. Yang menjadi sorotan adalah mutu dan kecukupan aktiva, dan modal serta hubungan antara ketiganya
c
Analisis Arus Kas
Analisis arus kas dapat menunjukan pergerakan arus kas dari mana sumber kas diperoleh dan kemana dialirkan.
5. Metode Analisis Laporan Keuangan
Untuk menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode dan
teknik yang digunakan, namun demikian tujuan dari berbagai analisa laporan
keuangan yang dilakukan pada prinsipnya sama,yaitu agar data informasi kualitatif yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut dapat dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan oleh pihak -pihak yang berkepentingan.
Metode analisa yang digunakan dalam laporan keuangan menurut S. munawir (2002 : 36 ) ada dua jenis , yaitu : a.
Metode Horizontal
Analisa horizontal adalah analisa yang mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat , sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa dinamis.
20
b. Metode Vertikal
Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut , sehingga
hanya akan diketahui keadaan keuangan pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena
kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode ini saja tanpa mengetahui perkembangannya.
D. Kinerja Keuangan Perusahaan
1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Mulyadi (2001 : 3) kinerja keuangan adalah prestasi yang
telah dicapai oleh perusahaan dalam usahanya dalam jangka waktu tertentu. Prestasi yang dimaksud adalah efektifitas operasi perusahaan baik
dilihat dari segi keuangan maupun non keuangan. Jadi pengertian kinerja adalah " suatu penilaian yang dilakukan atas suatu perusahaan yang menilai keuntungan dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan.
2.
Penilaian Kinerja Perusahaan
Penilaian kinerja perusahaan menurut Mulyadi (2001 : 4) adalah :
Penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi ,bagian organisasi ,dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengukuran kinerja yang efektif adalah merupakan pengukuran yang memperhatikan
organisasi
dan
faktor
manusia
lingkungan
sebagai
tempat
pelaksana
manusia
suatu
aktivitas
beraktivitas
serta
21
organisasi
dan
lingkungan
tempat
manusia
beraktivitas
serta
menyeimbangkan perhatian terhadap waktu baik jangka pendek dan
jangka panjang .Dengan demikian dalam menetapkan sistem pengukuran yang akan dipakai terlebih dahuhlu direncanakan secara matang,supaya btsa dicapai hasil yang optimal.
3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kincrja Perusahaan Tujuan pokok penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001 : 4) adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mcmatuhi standar penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya agar dapat membuahkan hasil yang diinginkan.
Manfaat informasi kinerja menurut IAI yang dinyatakan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 5) dalam kerangka dasar
adalah informasi kinerja perusahaan ,terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomis yang mungkin
dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi ini juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
4. Aspek-aspek yang Diukur dalam Kinerja Perusahaan Menurut Mulyadi (2001: 6) aspek-aspek yang diukur dalam kinerja perusahaan adalah :
22
a. Aspek Keuangan
Aspek keuangan didalam kinerja perusahaan tetap menjadi perhatian utama , karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dari
konsekuensi ekonomi yang terjadi, yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan yang diambil. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan , implementasi dan pelaksanaan
dari strategi
memberi perbaikan yang mendasar. Perbaikan itu bisa terukur melalui rasio profitabilitas sebagai alat ukur dan penilaian prestasi kerja ,maka
diharapkan suatu departemen berusaha untuk memaksimalkan laba dan sumber daya yang ada .
b. Aspek Proses Bisnis Internal
Bagian ini merupakan sumber pendanaan perusahaan yang merupakan salah satu komponen dari sasaran keuangan perusahaan . d.
Aspek Pelanggan
Fokus
pada
kepuasan
pelanggan
eksternal
harus dibarengi
dan
ditindaklanjuti dengan sasaran yang mesti dicapai oleh pihak internal perusahaan . Setiap perusahaan harus memiliki seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. e.
Aspek Pembelanjaran dan Pertumbuhan
Yaitu
menggambarkan
upaya
perusahaan
untuk
terus-menerus
melakukan inovasi .Tujuannya adalah untuk mendorong perusahaan organisasi belajar dan sekaligus mendorong pertumbuhan.
23
E. Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut S. Munawir (6 : 2005) merupakan alat yang
digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan dan kineija perusahaan yang menghubungkan unsur neraca dan laba rugi . Perhitungan ratio-ratio tersebut dilakukan untuk memperoleh perbandingan yang lebih berguna dibandingkan angka-angka yang berdiri sendiri.
Kelebihan analisis rasio dibanding teknik analisis lainnya menurut Sofyan Safri Harahap (2004: 298) adalah
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score) 5. Menstandarisir size perusahaan.
Disamping kelebihan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan yaitu : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
2. Jika
data
untuk
menghitung
rasio
menimbulkan kesulitan menghitung rasio 3. Sulit j ika data yang tersedia tidak sinkron
tidak
tersedia,
akan
4. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. 2. Jenis-jenis Rrsio Keuangan
Jenis-jenis rasio keuangan menurut S. Munawir (2002 : 239) sebagai berikut:
24
a. Ratio Likuiditas
Yaitu
ratio
untuk
mengetahui
kemampuan
perusahaan
dalam
membiayai operasi dan memenuhi kewajiban finansial pada saat ditagih. Ratio-ratio likuiditas antara lain : 1.
Current Ratio
Yaitu ratio antara aktiva Iancar dengan hutang lancar 2.
Cash Ratio
Yaitu ratio antara (kas + bank) dengan hutang lancar 3.
Quick Ratio
Yaitu ratio antara (aktiva lancar - persediaan) dengan hutang lancar 4.
Inventory to Working Capital
Yaitu ratio antara persediaan dengan (aktiva lancar - hutang lancar) atau ratio antara persediaan dengan modal kerja b. Ratio Leverage
Yaitu ratio untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang: (a) Posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada
pihak Iain (b) Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (c) Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal. Leverage ratio antara lain : 1.
Debt to Equity Ratio
Yaitu ratio antara total hutang dengan modal sendiri. Ratio ini menunjukan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
25
dijadikan jaminan hutang. Bagi perusahaan makin besar ratio ini akan semakin menguntungkan, tetapi bagi pihak bank makin besar ratio ini berarti akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi.
2.
Current Liabilities to Net Worth
Yaitu ratio antara hutang lancar dengan modal sendiri. Ratio ini menunjukan bahwa dana-dana pinjaman yang segera akan ditagih ada sekian kalinaya modal sendiri.
3. Tangible Assets Debt Coverage
Yaitu ratio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang jangka panjang .Ratio ini menunjukan besarnya setiap rupiah aktiva tetap berwujud yang dipergunakan unruk menjamin hutang jangka panjang. 4.
Long Term Debt to Equity Ratio
Yaitu ratio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Ratio ini menunjukan berapa bagian dan setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutarg jangka panjang 6.
Debt Service
Yaitu ratio antara (EBIT - pajak + bunga) dengan (angsuran kredit + bunga). Ratio ini menunjukan bahwa laba operasi ada sekian kalinya kewajiban membayar angsuran kredit beserta bunganya.
26
c.
Ratio Aktivitas
Yaitu ratio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari antau kemampuan perusahaan dalam penjuaian ,penagihan piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. Ratio aktivitas ini antara lain :
1.
Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Yaitu ratio antara penjualan dengan rata-rata persediaan yang dinilai berdasar harga jual atau kalau memungkinkan ratio ini dihitung dengan memperbandingkan antara Harga Pokok Penjualan dengan rata-rata persediaan.
2.
Average Collection Period
Yaitu ratio antara piutang dengan penjualan neto per hari secara kredit.
Ratio ini menunjukan berapa lamannya dana perusahaan ditanamkan
dalam komponen piutang atau berapa lama periode penagihan piutang. Dengan ratio ini akan dapat diketahui likuiditas piutang.
3. Fixed Assets Turnover ( Perputaran Aktiva Tetap)
Yaitu ratio antara penjualan netto dengan aktiva tetap. Ratio ini menunjukan berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
4.
Working Capital Turnover ( Perputaran Modal KerjaO
Yaitu ratio antara penjualan dengan modal kerja. Ratio ini menunjukan
berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu
27
periode ; atau jumlah penjualan yang biasa dicapai setiap rupiah modal kerja.
d. Ratio Rentabilitas
Yaitu ratio-ratio yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Ratio-ratio yang dapat digunakan untuk menilai rentabilitas antara lain adalah : 1.
Profit Margin
Yaitu dalam hubungannya antara profit margin dengan penjualan 2.
Return on Investment
Yaitu ratio antara laba operasional dengan total aktiva (%). Ratio ini menunjukan produktifitas dari seluruh dana perusahaan (modal asing dan modal sendiri). Makin tinggi ratio ini makin baik. 3.
Return on Equity
Yaitu ratio antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.
Ratio
ini
menunjukan
produktifitas
dari
dana-dana
pemilik
perusahaan didalam perusahaannya sendiri. 4.
Laba per Lembar Saham
Yaitu ratio antara laba dengan per lembar saham yang beredar. Ratio ini akan memberikan gambaran kepada pemegang saham tentang keuntungan yang akan diperoleh
28
F. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan 1. Rasio Aktivitas/Pemanfaatan Aktiva
Yaitu
rasio
yang
mengukur
seberapa
efektif
perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua
rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan
investasi pada berbagai jenis aktiva . Rasio -rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan
berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan , piutang, aktiva tetap , dan aktiva
lain.
Rasio
aktivitas
yang umum
digunakan menurut Agnes Sawir
(14:2005)adalah:
a. Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period) a*,~
^ n
*-
• j
Average Collection period =
Receivables Sales per Day
Periode Penagihan Rata-rata = Piutang / Penjualan per Hari Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya
perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan Karena sering sulit mendapatkan data penjualan kredit maka digunakan
total penjualan ,tidak adanya persamaan persentase penjualan kredit pada perusahaan -perusahaan dapat menyebabkan rata-rata jangka waktu penagihan kurang tepat. Satu tahun diasumsikan 360 hari atau 365 hari.
29
b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis
rasio perputaran persediaan . Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price). Kedua, persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at cost).
Inventory Turnover Ratio {at cos/) = C°St °f G°°ds Soil Average Inventory
Inventory Turnover Ratio (at market) =
S°leS
Inventory
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang . Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer unutk menilai efisiensi operasional , yang memperlihatkan
seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan
efektifitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda misalnya manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. c.
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Fixed Assets Turnover =
Sales
Net Fixed Assets
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap
30
Ratio ini mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam
pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara
efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah) kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak
aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh.
d. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) Total Assets Turnover =
Total Assets
Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva
Ratio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva dan
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Ratio yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik, sebaliknya ratio yang rendah hams membuat manajemen mengevaluasi strategi , pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).
e.
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Working Capital Turnover =
Sales
Net Working Capital
Rasio Perputaran Modal Kerja - Penjualan / Modal Kerja Bersih
Ratio ini menghubungkan penjualan dengan modal kerja, memberi indikasi perputaran modal kerja selama periode tertentu. Ratio
31
ini hams dibandingkan dengan data periode yang Ialu. Perputaran modal
kerja
yang
rendah
memberi
indikasi
tidak
menguntungkannya
penggunaan modal kerja. Modal Kerja Bersih adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
2.Rasio Rentabilitas/Profitabilitas/Kemampulabaan Operasi Yaitu rasio mengukur kemampuan pemsahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir
tentang efektifitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Rasio kemapulabaan yanng umum digunakan menumt Agnes Sawir (18: 2005) adalah :
a. Ratio Laba Bersih terhadap Penjualan ( Net Profit Margin) \t~* n
^* \*
-
Net Pro/// Margin =
Net Income Sales
Marjin Laba Bersih = Laba Bersih / Penjualan
Ratio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai presentase dari penjualan.
b. Ratio Laba Kotor terhadap Penjualan ( Gross Profit Margin)
Gross Profit Margin = Saies ~ Cost of Goods Sold Sales
Marjin Laba Kotor= (Penjualan-HPP) / Penjualan
32
Ratio gross profit margin ini mengukur efisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.
c Ratio Daya Laba Dasar ( Basic Earnings Power / Rentabilitas Ekonomis)
Basic Earnings Power ~
Total Assets
Daya Laba Dasar = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aktiva
Daya laba dasar mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukan rentabilitas ekonomis perusahaan.
Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis tergantung dari :
* Operating Profit Margin , yaitu perbandingan antara laba usaha dan penjualan
Operating Profit Margin =
Perputaran Aktiva (Assets Turnover), yaitu kecepatan berputamya total assets dalam suatu periode tertentu.
Total Assets Turnover =
Sales
Total Assets
Rentabilitas Ekonomis dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan total assets turnover.
33
d. Return On Investment (ROI/ROA) D^ a
Net Income
hua — —
Total Assets
ROA= Laba Bersih / Total Aktiva
Ratio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Untuk menghitung ROA, ada yang ingin menambahkan bunga setelah pajak dalam pembilang dari rasio tersebut. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva
didanai oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memberikan
ukuran
produktifitas
aktiva
dalam
memberikan
pengembalian kepada kedua penanam modal tersebut.
Income + Interest (1 - Tax) Total Assets
ROA = (Laba Bersih + Bunga (1-T) / Total Aktiva e. Return On Equity (ROE)
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan mengelola modal
sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang sahm perusahaan. ROE menunjukan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut $e>agai rentabilitas usaha.