Deden Edi Soetrisna: Edisi Maret - April 2007
Target Saya Peningkatan Kesejahteraan & Kompetensi Karyawan
Indofarma Ready for GCG
Presiden:
Tingkatkan Produksi Obat Murah untuk Rakyat 1
2
Kata Pengantar Media Komunikasi & Informasi Inter nal INDOFARMA
Pembina Direksi
Wajah Baru
Pemimpin Umum/Penanggung Jawab Corporate Seretary Pemimpin Redaksi: Djasmin
Salam,
Wakil Pemimpin Redaksi Irfan Mohamad
Majalah OASIS edisi keempat, tampak berbeda dengan terbitan sebelumnya. Tidak saja ukuran majalah menjadi lebih besar. Tetapi juga perwajahannya—cover dan halaman dalam—dipoles menjadi lebih artistik. Secara bertahap, kualitas isinya pun akan ditingkatkan.
Sekretaris Ade Amirul Azhar M. Faruqi Perdana
Kami ingin OASIS menjadi media yang ditangani secara lebih profesional sehingga dapat mengemban misinya sebagai media komunikasi internal, sekaligus media untuk pemupukan citra positif perusahaan di mata publik (eksternal). Untuk ini, sesuai arahan Corporate Secretary, pembaharuan majalah ini melibatkan pihak luar sebagai outsourcing.
Anggota Redaksi Kosasih Sumanang Suprapto Yunan Lutanto Radix T. Imantara
Edisi kali ini Topik Utamanya ialah penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau GCG (Good Corporate Governance) di Indofarma, termasuk peran SDM dalam penerapan GCG tersebut. Fokus GCG tersebut diharapkan dapat meningkatkan pembahaman seluruh insan Indofarma terhadap GCG, sebagai salah satu bentuk sosialisasi dalam rangka implementasi GCG.
Bendahara Guntoro Distribusi & Sirkulasi Widhi Suseno Syaiful Bachri Promosi & Iklan Wahidah Sukriyah Ermi Yusnita Alamat Redaksi Jl. Indofarma No. 1 Cikarang Barat 17530 Telp. (021) 88 323 972 ext. 138 Fax. (021) 88 323 972 Email:
[email protected] Design & Layout IDCOMM creative house (+6221) 8352103
Highlight Hal 5
Indofarma Ready For GCG
Belakangan ini GCG memang menjadi sorotan dan tekanan masyarakat. Hal ini beralasan karena banyak perusahaan yang runtuh karena buruknya pengelolaannya. Para stake holder seperti pemegang saham, komisaris, pemerintah, karyawan, dan supplier sangat berkepentingan agar perusahaan terkelola dengan baik. Disinilah diperlukan aturan-aturan yang salah satunya berupa GCG agar meminimalisir kesalahan pengelolaan. Bergandengan dengan GCG itu kami tampilkan hasil wawancara dengan Direktur Umum Deden Edi Soetrisna, yang menegaskan komitmennya akan kesejahteraan dan peningkatan kompetensi karyawan, dua hal yang juga menjadi pilar penerapan GCG. Akhirnya tidak bosan kami ingatkan, salah satu misi OASIS adalah media komunikasi antara manajemen dan karyawan yang sifatnya dua arah yaitu top down (atas ke bawah) dan bottom up (bawah ke atas). Ujung dari komunikasi dua arah itu adalah kesamaan persepsi antara manajemen dan karyawan. Karena itulah redaksi menghimbau seluruh insan Indofarma untuk mengirimkan tulisannya guna ikut mengembangkan komunikasi dua arah tersebut. dj/im
SURAT PEMBACA Tulisan dan Gambar Terlalu Kecil
Monoton dan Kaku
Redaksi Yth; Sebelumnya saya ucapkan terima kasih Kepada Tim OASIS yang telah merintis terbitnya Bulitin PT Indofarma sebagai wadah komunikasi dan informasi. Ada yang ingin saya sampaikan bahwa tulisan dan gambar yang ditampilkan terlalu kecil sehingga untuk karyawan yang usianya sudah kepala 4 agak kesulitan membacanya. Ada baiknya ukuran foto maupun tulisannya diperbesar. Terima kasih
Redaksi Yth Saya salah satu di antara karyawan yang setia membaca OASIS. Ada sedikit masukan atau kritikan. 1. Penempatan logo Indofarma setiap penerbitan OASIS tidak ada konsisten penempatannya, selalu pindah. 2. Penampilan isi materi terlalu monoton dan agak kaku sehingga kurang menarik untuk dibaca. Terima kasih
Diah Sari, SDM Hal 9
Peran Komisaris & Direksi Dalam Penerapan GCG
Yth Diah Sari, Terima kasih masukannya. Kami memperhatikan usulan Ibu. Mulai edisi ini, tulisan dan gambar di Oasis menjadi lebih besar. Bahkan ukuran majalahnya pun lebih besar dibandingkan edisi sebelumnya. Perbaikan akan terus dilakukan agar majalah kita semakin berkualitas, sekaligus menarik dan enak dibaca. Terima kasih Redaksi
Iid SDM Yth Iid, Kami sambut dengan kedua tangan terbuka dan dengan senang hati setiap kritikan yang masuk ke Oasis. Tanpa kritik atau masukan dari pembaca, kami bisa lupa diri. Tanpa pembaca kami tak berarti apa-apa. Kami tunggu kritikan berikutnya, juga dari pembaca yang lain. Terima kasih Redaksi
3
Editorial
Go GCG!
B
adan Usaha Milik Negara (BUMN) secara definitif adalah suatu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara, melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang terpisah. Konsekuensinya, BUMN mempunyai fungsi ganda yang spesifik dalam konteks sosial dan komersial. Fungsi sosial mencakup peran BUMN dalam hal community development dan ketenagakerjaan. Di sisi lain, juga memiliki fungsi komersial. Sebagai suatu entitas usaha, BUMN juga dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Bahkan masih ada peran lain yang harus dipikul badan usaha milik negara. Yaitu, sebagai penyedia barang dan jasa yang tidak dapat dilaksanakan oleh badan usaha lainnya.
Ahdia Amini Corporate Secretary
BUMN perlu menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik untuk mendukung terlaksananya sistem pengelolaan BUMN yang professional dan mampu menghasilkan kontribusi finansial yang signifikan bagi Negara, serta turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tugas yang diemban BUMN memang tidak ringan. Membangun badan usaha milik negara yang memiliki kinerja baik, dalam jangka pendek atau jangka panjang—agar dapat memberikan konstribusi secara maksimal dalam perekonomian nasional—tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Hal ini karena BUMN rawan konflik kepentingan (conflict of interest). Kendati demikian, bukan tak mungkin BUMN mewujudkan peran sebagai badan usaha yang berfungsi sosial sekaligus komersial. Apalagi, mengelola badan usaha secara profesional pada saat ini sudah menjadi keharusan. Banyak bukti bagaimana nasib perusahaan yang dikelola dengan cara yang tidak tepat. Tentu masih ingat dengan krisis ekonomi yang melanda berbagai negara, termasuk Indonesia, pada tahun 1997-an. Ketika itu, banyak perusahaan kolaps karena dikelola dengan cara yang tidak tepat. Selain itu, juga banyak kondisi yang mendorong setiap badan usaha harus dikelola dengan baik. Era globalisasi yang membuat dunia tak lagi berbatas, termasuk di bidang perdagangan dan binis, menjadi alasan kuat bagi setiap perusahaan untuk dikelola dengan baik agar tetap eksis, berkembang, dan memenangi persaingan. Semua itu, tentu saja berlaku bagi BUMN, juga harus dikelola secara profesional. Sehingga dapat meraih kemajuan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan
4
masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, seperti karyawan. Untuk itu, BUMN perlu menerapkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik untuk mendukung terlaksananya sistem pengelolaan BUMN yang professional dan mampu menghasilkan kontribusi finansial yang signifikan bagi Negara, serta turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di BUMN akan mengatur system dan struktur organ-organ penting dalam perusahaan, serta tata hubungan dan mekanisme interaksi diantaranya sehingga menjamin terjalinnya suatu sistem pengelolaan perusahaan yang transparan, akuntabilitas, bertanggung jawab, mandiri serta berkeadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip yang dikandung dalam tata kelola perusahaan yang baik. Perbaikan kinerja BUMN sebagai hasil implementasi GCG secara konsisten pada akhirnya akan tercermin dari peningkatan konstribusi laba pada Pemerintah, peningkatan produktivitas pelayanan dan penilaian pasar terhadap BUMN melalui harga sahamnya. PT Indofarma (Persero) Tbk telah melangkah. Piagam Komitmen untuk menerapkan GCG secara konsisten telah ditandatangani Direktur Utama Indofarma Syamsul Arifin dan Komisaris Utama Indofarma Azrul Azwar, pada 26 Februari 2007. Enam dokumen GCG juga telah disahkan, meliputi Code of Corporate Governance, Code of Conduct, Board Manual, Internal Audit Charter, Komite Audit Charter, dan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan. Kini, semua itu berada di pundak seluruh insan Indofarma. Apakah komitmen menerapkan GCG secara koinsisten akan menjadi sekadar catatan atau kata-kata yang tertulis di atas kertas atau terimplementasi dalam pengelolaan perusahaan? Pilihan yang tidak sulit, meski untuk menerapkannya perlu kesungguhan seluruh Insan Indofarma. Karena kita sepakat untuk terus melangkah ke depan meraih kemajuan seperti yang dicita-citakan perusahaan. Dan, penerapan GCG secara konsisten adalah pilihan tepat yang tak bisa ditawar lagi. Go GCG!
Topik Utama
Indofarma Ready For
GCG
Iriyadi Ketua Tim Sosialisasi GCG
S
enin, 26 Februari 2007 di ruang pelatihan di Cibitung, terjadi momen bersejarah bagi PT Indofarma (Persero) Tbk. Hari itu segenap insan Indofarma mulai dari direksi, dewan komisaris, komite audit, komite GCG, manajer, dan asisten manajer PT Indofarma dan PT Indofarma Global Medika (IGM), menyatakan komitmen penerapan Good Corporate Governance (GCG). Pernyataan komitmen itu ditandai dengan penandatangan piagam oleh Direktur Utama Indofarma Syamsul Arifin dan Komisaris Utama Indofarma Azrul Azwar. Disusul penandatanganan seluruh dokumen GCG meliputi Code of Corporate Governance, Code of Conduct, Board Manual, Internal Audit Charter, Komite Audit Charter, dan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan.
Code of Corporate Governance atau Pedoman Tata Kelola Perusahaan berisi tentang struktur dan proses di antara tiga organ utama perseroan, pemegang saham (RUPS), direksi, dan dewan komisaris, serta organ pendukung perseroan yang terdiri dari komite audit, komite GCG, remunerasi dan nominasi, corporate secretary, SPI.
Code of Conduct mengatur etika perilaku insan Indofarma mulai dari dewan komisaris, direksi, dan seluruh karyawan, di lingkungan Indofarma maupun anak perusahaan (PT IGM). Board Manual adalah buku pedoman yang khusus ditujukan bagi dewan komisaris dan direksi.
GCG muncul karena berbagai perusahaan kolaps, akibat praktik bisnis tidak sehat, seperti manipulasi informasi keuangan, pengelembungan (mark-up) laba perseroan, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang dilakukan manajemen, serta lemahnya peran dewan komisaris.
Internal Audit Charter dan Komite Audit Charter merupakan dua buku pedoman yang masingmasing mengatur hak, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab SPI dan Komite Audit dalam menjalankan fungsinya di lingkungan Indofarma dan IGM.
Dampak kegagalan pengelolaan perusahaan tentu merugikan pemilik saham minoritas, juga stakeholders seperti karyawan, kreditur, pemasok, dan masyarakat yang berkepentingan. Untuk meningkatkan peran dewan komisaris, mengatasi ketidakseimbangan informasi, serta melindungi kepentingan pemegang saham minoritas, berbagai asosiasi bisnis, termasuk World Bank, mengharuskan perseroan memiliki seperangkat aturan tertulis tentang tata kelola perusahaan yang baik sesuai best practice dan budaya kerja setempat.
Sedangkan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan menguraikan garis-garis besar pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga laporan keuangan perusahaan lebih transparan dan akuntabel.
Pengertian GCG Soal GCG mejadi isu global sejak tahun 1980an. Namun di Asia, termasuk Indonesia, baru santer menjadi pembicaraan setelah krisis moneter tahun 1997-1998. Munculnya isu
World Bank mendefinisikan GCG sebagai ‘Seperangkat hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja perusahaan agar dapat bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang secara
5
Topik Utama berkesinambungan bagi pemegang saham maupun masyarakat secara keseluruhan’. Definisi GCG menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yaitu ‘Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan anatar pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)’. Mengingat pentingnya implementasi GCG di lingkungan BUMN, Pemerintah melalui Kep-117/M-MBU/2002 pasal 2 (1) mewajibkan seluruh BUMN menerapkan GCG secara konsisten atau menjadikan GCG sebagai landasan operasional. Kep-117/M-MBU/2002 mendefinisikan GCG sebagai ‘.... suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berdasarkan perundangan dan nilai-nilai etika’. Untuk melindungi kepentingan dan meningkatkan kepercayaan pemegang saham sekaligus mendorong efektivitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan, dalam Peraturan Nomor I-B tentang Pelaksanaan Prinsip-prinsip GCG, Bursa Efek Jakarta (BEJ) secara tegas menyatakan bahwa Perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa wajib melaksanakan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (GCG).
Prinsip-prinsip GCG Penerapan GCG harus memenuhi prinsip-prinsip GCG, meliputi transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran (fairness). Ini juga tercantum dalam Kep-117/ M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktikpraktik GCG pada BUMN. Transparansi yaitu keterbukaan dalam meaksanakan proses pengambilan keputusan, keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan peundang-undangan dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. Sementara akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana ecara efektif. Pertanggungjawaban yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam
6
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip-prinsip GCG tersebut di atas secara implisit dan eksplisit tertuang dalam buku pedoman GCG PT Indofarma (Pesero) Tbk yang akan segera dibagikan ke seluruh karyawan.
GCG Inside Implementasi GCG di Indofarma dan IGM tentu bukan mengikuti tren semata, tetapi selain sudah menjadi keharusan, juga dilandasi tekad direksi dan dewan komisaris untuk mewujudkan visi Indofarma sebagai
pemimpin pasar produk generik yang inovatif dalam industri kesehatan di Indonesia. Komitmen merupakan modal awal yang patut kita syukuri. Langkah berikutnya adalah bagaimana agar menyatu dengan berbagai aturan, nilai-nilai dan etika perilaku GCG PT. Indofarma? GCG Inside tentunya memerlukan proses. Oleh karenanya, diharapkan seluruh insan Indofarma segera membaca, merenungi, dan memahami isi pedoman GCG dan secara bertahap menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari secara ikhlas dengan motto: “Dilandasi Ketakwaaan kepada Tuhan YME, Kita Tingkatkan Kualitas Kesehatan Bangsa”. Semoga berhasil.
Tujuan Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)
Topik Utama Indofarma terbitkan Pedoman Good Corporate Governance untuk tingkatkan profesionalisme dan daya saing. GCG bukan sekadar tren.
GCG Bukan Sekadar Tren Iriyadi Ketua Tim Sosialisasi GCG
G
ood Corporate Governance (GCG) menjadi isu global karena diyakini bahwa pemicu berbagai kasus kegagalan bisnis ialah pengawasan dan keseimbangan peran (check & balance) antara direksi dan komisaris yang tidak efektif. Setelah diberlakukan pasar bebas dengan terbentuknya World Trade Organization (WTO) tahun 1994, tiga tahun kemudian (1997) terjadi krisis finansial di Thailand, disusul negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea, Hongkong, Malaysia, dan Indonesia. Ini menunjukkan, negara-negara yang terkena krisis tidak siap memasuki era globalisasi (internasionalisasi pasar) dan pasar terbuka (free market). Untuk meningkatkan daya saing dan kultur bisnis yang sehat di BUMN, melalui surat keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002, (Pasal 2) mewajibkan seluruh BUMN menerapkan GCG secara konsisten dan good corporate governance sebagai landasan operasional. Dalam surat itu disebutkan, GSC ialah “Suatu proses dan struktur yang digunakan organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”. Kita patut bersyukur, Indofarma memiliki seperangkat buku pedoman GCG yang bersumber dari hasil diagnostic assessment, elaborasi, dan konklusi melalui proses telaah dokumen, kuesioner, wawancara, dan diskusi yang melibatkan karyawan, direksi, dan dewan komisaris. Buku pedoman GCG Indofarma: (1) Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance); (2) Pedoman Perilaku (Code of Conduct); (3) Pedoman Komisaris & Direksi (Board Manual); (4) Pedoman SPI (Internal Audit Charter); (5) Pedoman Komite Audit (Audit Committee Charter); (6) Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan. Pedoman GCG diharapkan menjadi komitmen bersama dalam meningkatkan daya saing, kinerja, dan citra perusahaan secara berkesinambungan.
Pedoman Tata Kelola Perusahaan Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of CG) menjabarkan tentang struktur organisasi dan proses pengelolaan perusahaan. Struktur organisasi versi GCG memisahkan antara organ utama, organ pendukung, dan corporate management. Organ utama terdiri dari RUPS, Komisaris, dan Direksi. Organ pendukung yaitu komite-komite dewan komisaris, corporate secretary, internal dan eksternal auditor, sedangkan corporate management yaitu seluruh karyawan perseroan. Dalam Code of CG diuraikan mengenai pengertian, fungsi, hak, wewenang, tugas dan kewajiban, serta kriteria, dan komposisi komisaris, direksi, dan RUPS. Sehingga tugas pokok di antara organ utama perseroan menjadi jelas dan terbuka. Sehingga proses pengelolaan perusahaan menjadi lebih efektif. Dalam hal proses, Code of CG menguraikan tentang pedoman pengelolaan rencana stratejik, rencana kerja dan anggaran perusahaan, SDM dan suksesi manajemen, pengelolaan operasional bisnis (produksi & pemasaran), litbang produksi, pengembangan usaha, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan keuangan, laporan, IT, pengelolaan aset, persediaan, risiko, dan lain-lain. Dalam Code of CG juga diatur mengenai suksesi manajemen, hubungan dengan serikat pekerja dan stakeholders (karyawan, pelanggan, pemegang saham, pemasok, pemerintah sebagai regulator, masyarakat, anak perusahaan, kompetitor, asosiasi perusahaan farmasi).
Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Pedoman Perilaku menguraikan nilai inti perseroan, dan memberikan panduan dalam hal etika usaha, etika kerja, dan etika
terhadap hal-hal khusus bagi seluruh insan Indofarma. Etika Usaha adalah pedoman perilaku insan Indofarma ketika berinteraksi dengan stakeholders. Pedoman ini menguraikan tentang perilaku berinteraksi dengan kompetitor. Komitmen Insan Indofarma adalah menganggap kompetitor sebagai motivator untuk meningkatkan kualitas produk dan produktivitas kerja. Etika Kerja Perseroan menjadi pedoman perilaku ketika insan Indofarma bertugas sebagai atasan, bawahan, ataupun sesama. Contoh, perilaku yang dibenarkan (do) bagi atasan antara lain memiliki jiwa kepemimpinan dan wawasan yang luas. Atasan dilarang (don’t) memperlakukan bawahan secara tidak adil, memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Perilaku yang dibenarkan bagi bawahan antara lain mengembangkan diri dan potensi untuk menjaga profesionalisme, disiplin, menghargai waktu, bersikap terbuka, dan jujur. Contoh perilaku yang dilarang, tidak berinisiatif, tidak kreatif dan selalu minta petunjuk. Pedoman GCG bukan sekadar code ataupun mengikuti tren. Tetapi untuk meningkakan profesionalisme dan daya saing melalui proses perubahan pola pikir (mindset). Proses transformasi pola pikir hanya dapat dilakukan secara bertahap disertai program sosialisasi dan assessment secara berkala.
Kita patut bersyukur, Indofarma memiliki seperangkat buku pedoman GCG yang bersumber dari hasil diagnostic assessment, elaborasi, dan konklusi melalui proses telaah dokumen, kuesioner, wawancara, dan diskusi yang melibatkan karyawan, direksi, dan dewan komisaris.
7
Topik Utama
Inside GCG Tingkatkan Nilai Perusahaan Alman Faluti Sekretaris Tim Sosialisasi GCG
T
ujuan korporasi adalah meningkatkan share value (nilai pemegang saham) yang berhubungan erat dengan market value, book value dan reputasi korporasi. Gambar berikut dapat dilihat bahwa value perusahaan dikelompokan menjadi dua unsur yaitu tangibles (mudah dihitung) yang terdiri dari unsur neraca, dan yang intangible yang meliputi customer, organisasi dan manusia.
memakan waktu lebih dari satu tahun dengan melibatkan seluruh level manajemen dan karyawan serta stakeholder lainnya.
Menurut data Baruch Lev Analysis of S&P 500 Companies terjadi perubahan yang berarti terhadap komposisi value perusahaan dalam 3 dekade terakhir. Pada tahun 1982 komposisi tangible value mendominasi dengan nilai 62%. Dekade berikutnya (1992) menjadi 38% dan tahun 2002 menurun drastis menjadi hanya 15%.
Penyusunan dokumen GCG telah selesai dan disahkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Ini juga ditandai dengan penandatangan Pernyataan Komitmen oleh Dirut dan Komisaris Indofarma pada 26 Februari 2007 di Cibitung.
Sebagai gambaran, saat ini komposisi Indofarma masih didominasi oleh tangible value (79,3%). Ini tidak menarik bagi investor karena sifat tangible value yang cenderung menurun, bukan meningkat. Agar menarik bagi investor, Indofarma harus membangun intangible value yang unsurnya meliputi customer value, brand value, R&D, intelektual property, infrastruktur, people. Good Corporate Governance (GCG) diyakini dapat meningkatkan secara signifikan baik value di internal perusahaan maupun level makro yang nantinya berpengaruh pada market value perusahaan. Mengembangkan GCG tidak terlepas dari tiga elemen pokok yang berkaitan erat dengan membangun intangible value korporasi, yaitu: Pertama, board governance. Yaitu mengatur di tingkat dewan komisaris dan direksi, meliputi keanggotaan, nominasi dan pengangkatan, independensi, keahlian dan pengalaman, serta kinerja berikut monitor dan evaluasinya. Kedua, business governance. Meliputi perencanaan strategi bisnis berikut implementasinya, risk manajemen, informasi dan pelaporan, konsultasi bisnis dan komunitasnya. Ketiga, employee governance. Mengatur mengenai pedoman pegawai dan code of conduct. Yaitu pedoman berperilaku dari organ utama sampai organ pendukung. Indofarma berhasil mengkristalkan ketiga elemen di atas ke dalam dokumen infrastrukstur GCG meliputi Board Manual, Code of GCG, dan Code of Conduct. Proses penyusunannya bukan tiba-tiba, melainkan
8
Workshop dan sosialisasi GCG di jajaran manajemen telah dimulai pada 17 Desember 2004. Masukan dari berbagai level dikumpulkan melalui interview dan penyebaran kuisioner.
Tidak berhenti sampai di tingkat permukaan saja. Manajamen Indofarma juga membentuk Tim Sosialisasi GCG dan Kebijakan Perusahaan melalui SK Direksi No.1287/DIR/SK/XII/2006. Tim ini bertanggungjawab menginternalisasikan GCG agar menyatu dengan berbagai aturan, nilai serta etika perilaku segenap insan Indofarma. Tentunya dibutuhkan proses relatif lama dan berkelanjutan untuk menginternalisasikan GCG. Umumnya akan banyak impediment yang dihadapi, seperti sistem yang sekadar menjadi regulasi di level korporasi, belum bersifat etika dan voluntary (level individual). Ada anggapan, GCG tidak bermanfaat. Padahal tanpa GCG, regulasi tidak mampu mengatur seluruh aspek. Perlu pendekatan sistematik mengatasi hambatan tersebut untuk mewujudkan ‘GCG Inside’ di Indofarma. Dengan modal awal komitmen semua pihak, upaya pertama yang dilakukan adalah memasukkan Code of Corporate Governance, Code of Conduct, menjadi materi pokok internalisasi GCG di lingkungan PT Indofarma dan anak perusahaan. Selanjutnya kita tunggu hasil kerja Tim sosialisasi GCG yang telah menyusun rencana diseminasi dokumen infrastruktur GCG, dilengkapi jadual pelaksanaan di berbagai level manajemen, mulai tingkat manajer sampai pelaksana. Ke depan, Tim GCG bermitrakan Komite GCG, Nominasi dan Remunerasi akan melanjutkan upaya-upaya internalisasi Pedoman GCG, sekaligus memantau implementasinya dan/atau melakukan revisi berkesinambungan terhadap Pedoman GCG sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan. Akhirnya, tentunya implementasi GCG harus menjadi wujud nyata, bukan sekedar jargon perusahaan.
Topik Utama
Peran Komisaris & Direksi Dalam Penerapan GCG PT Indofarma (Persero) Tbk., berkomitmen melaksanakan Good Corporate Governance (CGC). Untuk itu, Indofarma menerbitkan sejumlah buku pedoman sebagai acuan bagi seluruh komponen perseroan melaksanakan GCG. Di antaranya, buku “Pedoman dan Etika Perilaku”. Pedoman itu antara lain mengatur tentang Etika dan Perilaku Komisaris yang harus: 1. Memahami prinsip-prinsip GCG dan melaksanakannya sebagai contoh perilaku bagi karyawan; 2. Menghindari timbulnya benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung; 3. Menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi perusahaan. Dalam hubungannya dengan Pemegang Saham, Komisaris berkewajiban: 1. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana jangka panjang perusahaan dan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang diusulkan Direksi, serta memberikan tanggapan tentang laporan tahunan peru-sahaan yang disampaikan Direksi; 2. Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan perusahaan; 3. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja perusahaan.
Anggaran Perusahaan, termasuk rencanarencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan perusahaan serta menyampaikannya kepada Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham. Direksi juga berkewajiban: 3. Memelihara risalah rapat serta menyelenggarakan pembukuan perusahan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu perusahaan; 4. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan; 5. Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya perusahaan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan dan laporan manajemen kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Direksi juga berkewajiban: 6. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh
Pemegang Saham; 7. Menyiapkan susunan organisasi pengurusan perusahaan lengkap dengan perincian tugasnya; 8. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang diterapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjaga hubungan dengan Pemegang Saham: 1. Direksi harus memberikan informasi material yang lengkap dan akurat mengenai perusahaan kepada setiap Pemegang Saham; 2. Direksi harus menyiapkan mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham yang memungkinkan setiap Pemegang Saham dapat hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan memberikan suaranya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3.Direksi harus menjamin agar setiap Pemegang Saham mendapatkan hak-haknya sesuai ketentuan Anggaran Dasar, semua keputusan yang diambil secara sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. DJ & IM
Dalam hubungannya dengan Direksi, komisaris berkewajiban: 1. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan; 2. Melakukan pengawasan dan memberikan saran atas pengelolaan perusahaan; 3. Melakukan penilaian atas kinerja Direksi.
Peran Direksi Sementara itu, Etika dan Perilaku Direksi harus: 1. Memahami prinsip-prinsip GCG dan melaksanakannya sebagai contoh perilaku bagi karyawan; 2. Menghindari timbulnya benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hubungan dengan tugas pokok, Direksi berkewajiban: 1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan perusahan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya; 2. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan
Komisaris PT Indofarma (Persero) Tbk: (Dari kiri ke kanan) Drs. Mohamad Dwidjo Susono, SE, MM, (Komisaris), Dr. Ir. H. Wahyudi Ruwiyanto (Komisaris), Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar, MPH, (Komisaris Utama), Drs. Mochamad Ichsani, MM (Komisaris).
9
Topik Utama
Implementasi GCG Harus Transparan & Konsisten Oleh: Djasmin
Sejumlah karyawan Indofarma menyambut positif komitmen manajemennya untuk menerapkan GCG. Implementasinya harus konsisten dan transparan.
P
erusahaan yang dikelola secara baik, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta berpedoman para peraturan perundangan dan nilai-nilai etika, menjadi pilihan yang tak bisa ditawar lagi pada era globalisasi saat ini. Krisis ekonomi pada tahun 1997-an yang melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia, antara lain ditandai dengan banyak perusahaan yang kolaps. Ini cukup menjadi bukti bagaimana dampak yang terjadi jika perusahaan dikelola secara tidak benar. Karena itu, tak berlebihan jika komitmen PT Indofarma (Persero) Tbk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten, memperoleh tanggapan positif dari para karyawan. Sejumlah karyawan tingkat menengah di Indofarma yang dimintai komentar tentang komitmen manajemennya, tak satu pun yang menilai miring terhadap rencana itu. Seluruhnya mendukung. Berikut komentar singkat mereka:
pandang aja.
terutama dari top manajemen.
Karena itu, implementasi GCG perlu transparan tapi tetap ada batasnya, tidak ada kesimpangsiuran informasi, tidak ada kasakkusuk. Semua berkomitmen untuk bekerja sesuai sistem yang berlaku, lebih teratur dan profesional.
Untuk menimplementasikan GCG dengan baik perlu sosialisasi yang efektif pada seluruh jajaran Indofarma. Masa transisi yang memadai juga sagat diperlukan sehingga karyawan tidak menjadi shock yang justru menurunkan produktifitas. Hal-hal yang berdampak luas selayaknya menjadi prioritas pembenahan agar prinsip-prinsip GCG dapat diimplementasikan.
Dadang M, Manajer Rendal (Saya) sangat senang dan mendukung untuk segera mungkin diimplementasikan GCG dengan sungguh-sungguh dan konsekuen. Kami menilai sudah siap karena sudah terbentuk perangkat yang menjadi organ pendukung diimplementasikannya GCG, antara lain: Komitmen jajatan direksi; Komite GCG sebagai alat bantu jajaran komisaris; Tim sosialisasi dan internal karyawan; Diterbitkanya buku pedoman dan etika perilaku (code of conduct)
Soal implementasi, karena belum disosialisasikan ke karyawan dan baru staf, jadi pada belum tahu, termasuk saya juga merasa belum mengerti betul, kemarin baru selayang
10
Muhidah, Manajer Produksi I Setuju di tetapkannya GCG. Ketetapanya sudah ada tetapi penerapanya di tingkat semua prosedur belum jelas. Saya mengharapkan (GCG)
Dengan penerapan/implementasi GCG yang konsisten dan benar di harapkan: •
Tercipta suasana yang kondusif dalam hubungan karyawan,jajaran direksi/ manajemen dan komisaris.
•
Meningkatkan motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya sesuai dengan bidangnya.
•
Terciptanya mekanisme kontrol yang terus-menerus di antara karyawan, direksi dan komisaris dalam pelaksanaan tugas pokoknya masing-masing.
Yayuk H, Asmen Produksi II Saya setuju dengan implementasi GCG di Indofarma. Diharapkan menjadi pedoman dasar bagi manajemen dan seluruh karyawan dalam menjalankan roda perusahaan. Sehingga penyimpangan atau hal-hal yang bersifat negatif dapat dihindari.
Dengan implementasi GCG diharapkan dampak positif yang dirasakan karyawan dapat terwujud. Karyawan merupakan salah satu stakeholder, aset perusahaan yang seharusnya dibina dan dihargai tanpa pilih kasih, akhirnya dapat termotivasi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
bisa membumi.
Achmad Yusuf Manajer Umum GCG di Indofarma sangat bagus untuk diterapkan dan harus diterapkan. (Hanya saja) implementasi harus disiapkan semua pihak.
Sutoto, Asmen Keuangan Prinsip-prinsip dasar GCG sangat ideal untuk dijadikan sarana memajukan perusahaan. Namun keberhasilannya tergantung bagaimana sikap dari para pemimpin yang ada,
Harapannya, harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi.
News
Presiden:
Tingkatkan Produksi Obat Murah untuk Rakyat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta, produksi obat generik terjangkau dan berkualitas baik untuk ditingkatkan agar terjangkau masyarakat luas. ermintaan itu disampaikan Presiden usai memimpin rapat terbatas bidang kesehatan di Di Departemen Kesehatan, Jakarta, Selasa (13/3).
P
Dirut Indofarma menegaskan, obat generik merupakan andalan BUMN farmasi ini. Karena itu, mendongkrak volume penjualan obat berharga murah ini, menjadi keharusan.
Menurut Dirut, upaya itu diharapkan secara bertahap konstribusi pendapatan obat bermerek bisa naik menjadi 30—40% pada tahun 2009.
Rapat dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzeta.
Alasannya, selain sumbangan obat generik mencapai 70 persen dari total penjualan Indofarma, kata dia, peningkatan produksi obat juga untuk mendukung program Departemen Kesehatan tentang Desa Siaga.
Kendati demikian, ia menegaskan, upaya Indofarma memperbesar kontribusi pendapatan dari obat bermerek bukan berarti perseroan berencana melepas bisnis obat generik.
Indofarma menargetkan kenaikan penjualan 15-20% pada tahun ini. Menurut Dirut, target itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasar farmasi nasional yang diperkirakan mencapai 10%. Tahun lalu, BUMN farmasi itu meraih penjualan sebelum audit Rp1,03 triliun.
Langkah itu semata-mata untuk memperkuat portofolio Indofarma, mengingat Indonesia segmennya bermacam-macam. Ada segmen atas, menengah, dan bawah. Selama ini, Indofarma menggarap segmen bawah dengan obat generik. Sedangkan pengembangan obat branded, menurut dia, merupakan upaya Indofarma memperkuat segmen menengah.
Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Jendral Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Richard Panjaitan, mengatakan pemerintah akan mendistribusikan paket obat murah seharga Rp1.000 per strip (5-6 tablet/ strip-red) ke Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di 12 ribu Desa Siaga pada Maret 2007. Jumlah paket obat murah tidak bersubsidi yang didistribusikan, menurut dia, disesuaikan dengan kebutuhan Desa Siaga. Meski murah, obat yang terdiri dari 20 jenis ini, dijamin kualitas dan keamanannya. Imbauan Presiden tentang peningkatan produksi obat murah untuk rakyat, sejalan dengan keinginan Indofarma sebagai produsen obat generik terbesar di Indonesia.
Untuk mencapai kenaikan target tersebut, Indofarma akan mengembangkan obat bermerek (branded) yang kontribusinya masih relatif kecil, sekitar 10% dari total omzet. Kini, Indofarma memiliki 30 merek. Tahun ini akan menambah minimal lima obat branded yang pasarnya bagus. Obat bermerek yang segera diproduksi adalah jenis obat yang banyak dikonsumsi masyarakat, seperti obat sakit kepala, obat flu, obat asam urat, dan obat asma. Obat tersebut akan dijual bebas dengan harga terjangkau.
Alasan lain, Dirut mengungkapkan, potensi pasar obat generik di Indonesia cukup besar dan akan terus bertumbuh. Saat ini, pasar obat generik dalam negeri baru 10% dari total pasar obat nasional. Sedangkan di Eropa dan Amerika Serikat, pasar obat generik mencapai 40-60%. Untuk itu, Indofarma tetap menambah obat generik, meski dilakukan secara selektif pada produk yang punya potensi dan margin tinggi. Red
11
Penandatanganan Piagam Pernyataan Komitmen bersama jajaran Komisaris dan Direksi oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama PT Indofarma (Persero) Tbk, untuk menerapkan prinsipprinsip GCG secara konsisten pada tanggal 26 Februari 2007
12
Opini
Rumput Tetangga Lebih Hijau Kosasih Manajer Sistem Mutu
Mereka menyadari perubahan dan pengembangan SDM memerlukan perencanaan jangka panjang, tidak seperti membalik tangan. Mereka memahami makna peribahasa yang menyebutkan, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
U
ngkapan rumput tetangga lebih hijau sering kita dengar. Sayang, konotasinya seringkali negatif. Tulisan ini mencoba melihat sisi lain yang positif dari ungkapan tersebut, dan tentu masih berhubungan dengan manusia.
Jika kita tengok ke belakang, beberapa dekade yang lalu, banyak sumber daya manusia (SDM) dari beberapa negara tetangga kita menimba ilmu di negeri ini. Para pelajar dari Malaysia, Singapura, Thailand dan lainnya menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi ternama di negeri ini, baik yang di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang maupun Surabaya. Mereka berkomitmen dan konsisten. Tanpa ragu, mereka menginvestasikan jutaan bahkan milyaran dolar untuk membangun dan mengembangkan SDM. Bagi mereka, SDM adalah aset negara yang tidak bisa diabaikan. Mereka menyadari perubahan dan pengembangan SDM memerlukan perencanaan jangka panjang, tidak seperti membalik tangan. Mereka memahami makna peribahasa yang menyebutkan, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakitsakit dahulu bersenang-senang kemudian. Kini apa yang kita saksikan dan rasakan? Kualitas perguruan tinggi mereka mulai meninggalkan kita. Beragam produk pertanian Thailand melanglang buana ke berbagai negara. Termasuk membanjiri negeri kita, dari ayam bangkok sampai pepaya bangkok. Sementara Singapura, telah menjadi salah pusat bisnis pilihan dunia. Industri farmasi di Malaysia dan Singapura telah mengikuti standar sertifikasi negara maju, terutama Eropa. Tenaga kerja Filipina juga tak mau ketinggalan, merambah manca negara. Dan, masih banyak lagi! Inilah panen raya yang sesungguhnya…Rumput mereka semakin hijau dan semakin enak untuk dinikmati. Apakah mereka awalnya merupakan negeri-negeri kaya? Kita bisa saksikan sendiri bahwa negeri kita jauh lebih kaya! Namun, mereka kaya dengan SDM yang lebih peduli pada masa depan nasib anak cucu negeri daripada anak cucu sendiri. Berbicara tentang SDM memang unik. SDM ibarat pisau bermata dua. Manfaatnya akan sangat tergantung bagaimana kita mengelolanya. Jika salah kelola, bisa jadi tangan kita yang akan terluka. Sebagai mahluk yang unik SDM bisa menjadi motivator yang membangun maupun menjadi destruktor yang bahkan mampu meluluhlantakkan kemanusiaannya sendiri. Di industri farmasi, kita mengenal Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, yang secara jelas menempatkan pembahasan tentang SDM pada bagian-bagian awal. Ini menunjukkan bahwa peran SDM begitu penting. Apalah artinya fasilitas produksi dan teknologi yang canggih namun SDMnya memble. Itu tak akan mampu mengubah apa-apa. Begitu juga SDM yang punya pengetahuan (knowledge) banyak dan ketrampilan (skill) tinggi, tidak akan mampu mengubah apa-apa manakala kelakuan, etika, hati dan moralnya (attitude) minus atau nol besar. Seperti ini juga yang diinginkan dalam implementasi Good Corporate Governance (GCG). Seperti hukum alam, yang dibutuhkan adalah keseimbangan antara knowledge, skills dan attitude. Kalau semua itu bisa kita seimbangkan, insyaAllah, kita bisa berbuat jauh melebihi perkiraan kita. Satu tambah satu bisa menjadi dua, sepuluh, seratus bahkan lebih! Untuk mencapai semua itu memang perlu waktu, komitmen, konsistensi dan investasi, tentunya. Bagaimana kaitannya semua itu dengan kesejahteraan? Semua itu kembali pada leadership (kepemimpinan). Pemimpin yang berkeadilan tak mungkin melupakan kesejahteraan. Dan, kesejahteran tentu tidak akan jatuh begitu saja dari langit. Tuhan tidak akan mengubah nasib kita manakala kita tidak berbuat apa-apa. Jika keseimbangan ini bisa kita lakukan bersama secara sadar, tak mustahil rumput hijau akan tumbuh di halaman rumah kita sendiri. Semoga. Wallahu’alam.
13
Direktur Umum dan SDM PT Indofarma (Persero) Tbk Deden Edi Soetrisna:
Target Saya Peningkatan Kesejahteraan & Kompetensi Karyawan Deden Edi Soetrisna terpilih sebagai Direktur Umum & SDM PT Indofarma (Persero) Tbk., pada RUPS Luar Biasa 31 Agustus 2006. Suami Rike Roslinawati, ini sekitar 16 tahun berkarir di Indofarma, mulai dari medrep, supervisor, asman, dan manajer di bidang pemasaran. “Kader dari dalam Indofarma” yang memiliki motto menjadi orang yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang, ini menerima Tim OASIS, Irfan, Sumanang, dan Ermi Yusnita untuk wawancara di ruang kerjanya, pada 19 Februari 2007. Berikut petikannya: Bagaimana adaptasi Bapak dengan jabatan baru sebagai Dirum? Peran Dirum tentu berbeda dengan ketika saya sebagai manajer pemasaran. Tetapi apapun tugasnya, bagi saya hal itu merupakan lahan ibadah kepada Allah, yang harus dipertanggungjawabkan kepadaNya. Karena itu di posisi manapun saya selalu berusaha terlibat total. Saat di Pemasaran, saya lebih banyak melakukan pelayanan ke luar. Kini saya lebih fokus melakukan pelayanan ke dalam, kepada para karyawan. Kedua peran itu sesungguhnya sama-sama memerlukan jiwa pelayanan. Apa target Bapak dalam soal SDM? Saya telah tetapkan dua target yaitu peningkatan kesejahteraan dan peningkatan kompetensi SDM. Asumsinya adalah dengan kondisi yang nyaman/sejahtera maka seorang karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih bersemangat dan fokus. Kami concern untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Setelah jelas dua target itu, kami susun program kerja untuk mencapainya. Program kerja tersebut antara lain dengan menjadikan Indofarma sebagai learning organization. Sudah kita canangkan berdirinya Indofarma Learning Center (ILC). Dari ILC itu kita akan cari kader-kader potensial dari dalam, lalu kita persiapkan mereka dengan pelatihan-pelatihan agar bertambah kompetensinya. Program pembinaan dan kaderisasi itu tentunya harus dibarengi dengan pemberian income yang layak agar mereka bertahan. Kita juga melakukan secara berkala pelatihan bulanan untuk asman/manajer, acara coffee morning, juga belakangan ada Training for Trainers (TOT) yang mencakup sampai level
14
supervisor. Saya sebagai Dirum juga aktif di Forum Human Capital, forum para Dirum/ SDM di lingkungan kementerian BUMN. Dari forum itu saya dapat melakukan studi banding tentang pengelolaan SDM di BUMN dan perusahaan lain agar kita terus dapat memperbaiki diri. Bisa lebih jelas soal promosi dan jenjang karir karyawan? Pertama-tama tentunya struktur organisasi harus jelas dulu agar terbuka kemungkinan untuk promosi atau pengisiannya. Struktur tentu dibuat atas dasar kebutuhan obyektif, tidak mengada-ada. Dalam pengisian struktur itu kami selalu mengutamakan orang dalam (internal) untuk mengisinya, bahkan saya pernah membiarkan sebuah posisi jabatan kosong beberapa bulan sambil menunggu hasil training/kaderisasi internal sebagai calon pejabatnya. Di sini urgensi training di semua level untuk mempersiapkan (calon-calon) pemimpin Indofarma agar terjadi promosi dan kejelasan jenjang karir. Pool talent adalah program yang kita canangkan untuk 5 tahun ke depan dimana karyawan yang memiliki talenta atau kemampuan akan dididik dan dibekali sehingga jika ada peluang kosong untuk posisi di atasnya, kita akan mudah untuk menempatkannya. Itulah pola kaderisasi yang akan kita kembangkan ke depan. Apa konsep Bapak tentang penilaian karya? Memang ada complain tentang standar penilaian karya yang berlaku saat ini, termasuk dari Serikat Pekerja. Ini kita fahami betul. Complain muncul karena ada perbedaan perspektif soal standar penilaian karya
antara para karyawan BUMN dengan swasta. Menjawab complain itu kini sedang kami rumuskan lagi standar penilaian karya yang sedapat mungkin memuaskan pihak karyawan maupun pihak manajemen. Konsep kami tetap berdasar apa yang ada saat ini dengan beberapa revisi atau penyesuaian, hal-hal yang baik tetap kami teruskan. Bagaimana soal reward and punishment? Saya sadar memang banyak karyawan yang sudah bekerja baik tetapi belum mendapatkan reward yang pantas. Tetapi kita tentu maklum akan kondisi perusahaan kita yang masih belum baik beberapa tahun terakhir ini. Dalam kaitan ini soal reward tentu termasuk dalam sistem penilaian karya yang sedang kami revisi itu. Pada prinsipnya, siapa yang bekerja dengan baik tentu akan mendapat reward dan sebaliknya. Hanya perlu diketahui reward untuk karyawan Bidang Pemasaran (lapangan) mudah diberikan karena lebih mudah mengukur keberhasilannya. Berbeda untuk bidang produksi dan kantor pusat (yang mengurus administrasi), misalnya. Kini kami sedang membuat perumusan ukuran keberhasilan kerja untuk orang-orang yang bukan bagian pemasaran (lapangan), agar soal reward juga dapat diberikan. Apa model komunikasi dengan karyawan dan SP yang Bapak terapkan? Model persuasif, fair, dan terbuka. Sedapat mungkin aspirasi karyawan kita salurkan. Bila belum sepenuhnya, kita cari titik temu. Bila tidak, kami komunikasikan alasannya. Bagi saya yang penting tetap terjaga semangat kebersamaan dalam membangun Indofarma. Bersama Serikat Pekerja kita merundingkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), mudah-
Wawancara mudahan dalam waktu dekat sudah final. Harapan saya, SP menjadi wadah satu-satunya bagi karyawan Indofarma. Juga SP agar melakukan studi banding dengan SP lain supaya tahu kelebihan atau kekurangannya. Mari kita bangun stabilitas Indofarma untuk peningkatan dan kemajuan bersama. Apa peran karyawan dalam GCG? GCG (Good Corporate Governance) sebagai tata kelola perusahaan yang baik adalah hal yang mutlak kita terapkan. Di sini diperlukan peran karyawan, selain melakukan implementasi juga melakukan sosialisasi GCG. Di sini relevansi TOT (Training for Trainers) agar dengan pembekalan TOT itu karyawan dapat melakukan sosialisasi internal GCG. Lebih dari itu, dengan bekal TOT, segala materi pelatihan dapat disosialisasikan dan diinternalisasikan dengan efektif dan efisien. Bagaimana efisiensi di Bidang Pengadaan? Pertama-tama, diperlukan syarat berupa kejujuran para pejabat yang berkaitan dengan pengadaan. Saya selaku Dirum telah melakukan kalkulasi biaya-biaya untuk melakukan efisiensi tersebut. Diharapkan tahun 2007, antara lain di pengadaan kemasan akan ada efisiensi + 10 %, dan untuk material lain pun akan ada penurunan signifikan. Efisiensi itu dapat kita mulai dari diri sendiri, mulai saat ini, dan mulai dari yang ada. Saya ingin seobyektif mungkin, insya Allah saya tidak tergoda oleh supplier, saya selalu berdoa pada Allah mohon kekuatan untuk itu.
Apa pendapat Bapak tentang peran ESQ dalam bekerja? Bagi saya ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah landasan dalam bekerja. Dengan ESQ, kerja menjadi ibadah dan dipertanggungjawabkan kepada Allah. Dengan demikian kita merasa selalu dikontrol oleh Allah, dikontrol agar jujur dan ihsan (professional) dalam bekerja. Kontrol dari atasan atau dari SPI (Satuan Pengawasan Intern) bisa kita kelabui, tetapi kontrol (waskat) dari Allah tidak bisa, karena itu kita perlu menjalankan ESQ. Tentu kita semua perlu mengikuti pelatihan ESQ, tetapi berhubung relatif mahal maka cukup diwakili beberapa orang yang kemudian melakukan sosialisasi internal.
kondusif supaya setiap orang dapat bekerja dengan profesional, orangnya biasa-biasa saja tetapi kalau bekerja luar biasa. Syarat bagi munculnya suasana kondusif antara lain kesejahteraan karyawan. Kami punya komitmen meningkatkan kesejahteraan karyawan, tapi sulit memuaskan keinginan semua pihak. Perusahaan kita belum pulih benar dari “sakit”. Untuk itu saya pesan agar kita kompak memperbaiki perusahaan supaya sehat kembali, yang ujungya kembali kepada kita. Sekali lagi, mari kita jaga semangat kebersamaan ini guna menjamin iklim kerja yang kondusif, sama-sama menguntungkan antara pekerja dan perusahaan. Selamat bekerja. (im).
Terakhir, apa pesan Bapak untuk karyawan? Pertama-tama untuk membangun Indofarma diperlukan suasana
Lahir Isteri Anak
: Jakarta, 28 Januari 1966 : Rike Roslinawati : Riansya Fikri P. Akbar (12) Elika Permata A. Putri (10) Pendidikan : Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung (1991) Magister Manajemen Marketing Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta (2002) Karier : Di PT Indofarma (Persero) Tbk sebagai Sales Representative (1991—1992), Medical Representative (1992), Area Supervisor (1992—1993), Kasie Manajemen Produk (1994—1999), Pjs. Group Product Manager (1999—2000); Group Product Manager Ethical (2000—2001), Group Product Manager OTC (2001—2003), Strategic Business Development Manager (2003—2004), Marketing Manager OGB (2004—2006); Direktur Umum dan SDM (2006—2011).
15
Aspirasi
Suara Para Majalah OASIS memiliki visi sebagai jembatan komunikasi internal yang sifatnya dua arah yakni top down (dari manajemen ke bawah) dan bottom up (dari bawah ke manajemen). Mulai edisi ini, rubrik yang sifatnya bottom up akan dikembangkan agar pihak manajemen lebih memahami kondisi dan aspirasi karyawan. Kali ini Rubrik Aspirasi mewawancarai beberapa karyawan senior, setidaknya telah berusia sekitar 50 tahun dan bekerja lebih dari 25 tahun di Indofarma.
Majalah OASIS memiliki visi sebagai jembatan komunikasi internal yang sifatnya dua arah yakni top down (dari manajemen ke bawah) dan bottom up (dari bawah ke manajemen). Mulai edisi ini, rubrik yang sifatnya bottom up akan lebih dikembangkan agar pihak manajemen lebih dapat memahami kondisi dan aspirasi karyawan. Untuk kali ini ditampilkan rubrik aspirasi yang berupa rangkuman hasil wawancara dengan beberapa karyawan senior, setidaknya telah berusia sekitar 50 tahun dan bekerja lebih dari 25 tahun di Indofarma
Fasilitas Jemputan Karyawan M Tomin, Bekerja di Indofarma Sejak 1982 Beragam pengalaman dirasakan selama 25 tahun bergabung dengan Indofarma, pernah bertugas di Bidang Penyimpanan, Produksi I, dan kini di Produksi III. Yang mengesankan selama kariernya antara lain pada masa kepemimpinan Dirut Herman yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesejahteraan karyawan dan didukung kuatnya iklim
16
kebersamaan semua karyawan. Ayah 4 anak yang lahir pada tahun 1957, menilai dirut saat ini juga punya komitmen meningkatkan kesejahteraan karyawan. Bahkan, kini secara nyata mulai terasa. Karena itu, ia mengharapkan semua insan Indofarma mendukung kepemimpinan manajemen saat ini. Dengan kekompakan serta kebersamaan, ia yakin berbagai masalah akan terselesaikan. Untuk itu perlu terus ditingkatkan iklim keterbukaan dan saling percaya antara atasan dan bawahan. Harapan Tomin yang lain, kesejahteraan yang sudah dinikmati karyawan jangan dikurangi. Misalnya, fasilitas jemputan karyawan yang pernah ada, mohon dapat diwujudkan kembali. Dengan gaji saat ini, ia mengaku terbantu dengan fasilitas jemputan itu. Ia juga mengajak semua karyawan dan THL agar menjaga Indofarma sebagai “sawah” bersama, dengan bekerja sebaik-baiknya, disiplin, serta tidak “macam--macam” agar terhindar punishment.
Pajak dan Tunjangan Jabatan Slamet Dulhadi, 29 Tahun di Indofarma Pria kelahiran tahun 1956, ini merasakan banyak pengalaman selama 29 tahun bekerja di Indofarma. Apalagi, ia sering pindah-pindah tugas, mulai di baigian cetak, lalu ke bagian kemasan, obat jadi, dan terakhir di logistik bahan awal. Di antara kesan yang masih
diingat, ketika dirut Indofarma dijabat Herman yang berprinsip, apa yang didapat pimpinan, karyawan pun harus dapat. Selain itu, Slamet mengharapkan manajemen Indofarma senantiasa meningkatkan kesejahteraan karyawan. Misalnya dengan menanggung pajak karyawan, memberikan tunjangan jabatan untuk operator, mandor, dan supervisor. Apalagi, masalah tunjangan jabatan itu pernah dijanjikan oleh Dirum saat sosialisasi remunerasi pada tahun 2005. Selain itu, ia berharap karyawan yang pensiun dapat “mewariskan” status karyawannya kepada anaknya, tentu dengan mengikuti prosedur yang berlaku.
Bantuan Pendidikan Anak Sri Hartuti, Karyawan Indofarma sejak 1980 Supervisor yang bergabung dengan Indofarma sebagai asisten apoteker sejak tahun 1980, ini menjalani beragam tugas selama menjadi karyawan. Antara lain di Pemastian Mutu, unit Medichem (di Manggarai), dan terakhir di IPC. Ia sependapat dengan Dulhadi bahwa Indofarma di bawah kepemimpinan Heman (dan Hamdi) adalah masa ketika kesejahteraan karyawan menjadi perhatian manajemen. Ia optimis, hal serupa menjadi komitmen Dirut yang sekarang, sehingga karyawan lebih tenang dan tak lagi pusing memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Senior
Selain itu, ibu 3 anak yang menamatkan kuliah di Fakultas Ekonomi Unisma Bekasi tahun 1997 di sela-sela kesibukan sebagai karyawan Idofarma.
terpaksa meminjam ke bank dengan bunga yang tinggi. Bersyukur Indofarma masih bisa bertahan dan mulai bangkit di tahun-tahun terakhir ini.
Sri Hartuti memiliki beberapa harapan terhadap manajemen Indofarma. Pertama, ada bantuan perusahaan terhadap pendidikan anak karyawan dengan seleksi berdasar prestasi belajar anak dan prestasi kerja orang tuanya. Kedua, mengembangkan lebih optimal unit usaha apotek dan koperasi agar lebih profesional, lebih proaktif melakukan trobosan, serta dapat merambah pasar di luar Indofarma. Ketiga, diikutsertakan dalam program kewirausahaan sekaligus mendapat akses usaha dan modal pinjaman lunak di dalam koordinasi Indofarma.
Belajar dari pengalaman perusahaan itu, kita tetap harus bersyukur dengan apa yang kita terima. Wandi mengingatkan agar kita selalu berpayung kepada sang Khalik yang Maha Pemberi. Mudah-mudahan manajemen
Rasa Syukur Suwandi, Karyawan Indofarma Sejak 1979 Saat ditemui redaksi, karyawan Produksi I yang lahir pada 1953, ini menuturkan rasa syukurnya kepada Allah yang telah memberikan nikmat-nikmatNya terutama nikmat bekerja di Indofarma sejak 1978 sampai kini. Selama bekerja ia merasa beruntung karena semua yang pernah menjadi atasannya memperhatikan jenjang kariernya. Wandi bertutur bahwa pasang surut Indofarma sangat dirasakan karyawan. Saat Indofarma surut (merugi) sekitar 2002, ditambah kenaikan BBM, banyak karyawan yang kesulitan keuangan bahkan ada yang
saat ini dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan seiring dengan mulai meningkatnya kinerja perusahaan. Di akhir wawancara ayah dari 2 anak ini, berpesan kepada karyawan yang lebih muda agar selalu melakukan inovasi dan terus belajar dalam bekerja, jangan buang kepercayaan yang diberikan atasan, juga perlu santun dalam komunikasi. IM & SB
MUTIARA Istirahat tubuh ada pada sedikitnya makan. Istirahat ruh adalah pada sedikitnya kesalahan. Istirahatnya kalbu ada pada sedikitnya angan-angan. Istirahatnya lidah ada pada sedikitnya omongan. Majalah Al Azhar, Desember 1985
Sebaik baik-baiknya simpanan adalah memelihara diri dari kejahatan. Dan seburuk-buruknya adalah permusuhan. Syafi’i
Kerja adalah cinta yang dibuat tampak. Kahlil Gibran
Segalanya tercapai kalau kamu yakin. Keyakinanlah yang membuat segalanya tercapai. Frank Lloyd Wrigth
Setiap napas yang menakar hidupmu adalah mutiara. Dan setiap zarrah dalam hidupmu adalah penunjuk menuju Tuhan. Fariduddin Attar
17
Ketenagakerjaan
Visi dan Kiprah Serikat Pekerja Indofarma Sutrisno Ketua Umum SP Indofarma
Tidak terasa keberadaan Serikat Pekerja (SP) di Indofarma telah berusia lebih 4 tahun, berdiri pada 4 November 2002. Sebelum SP berdiri, ada organisasi karyawan bernama Korpri Sub Unit Indofarma, yang merupakan cikal bakal SP.
T
ulisan ini bermaksud lebih mengenalkan SP dari segi visi/misi dan kiprahnya agar anggota lebih memahami keberadaan SP guna menumbuhkan dukungan lebih baik dari anggota. Selama perjalananannya, SP telah mengadakan Musyawarah Anggota (MA) sebanyak 2 kali. MA pertama pada 4 November 2002, pada masa kepengurusan yang dipimpin oleh Muhidah. Pada saat itu terjadi perubahan dari KORPRI menjadi SP. Kepengurusan masa itu telah melakukan berbagai kegiatan, seperti komunikasi, olahraga, kerohanian, dan kesenian. Produk yang terpenting adalah munculnya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2004–-2006. PKB yang ditandangani pada 20 Januari 2004, ini berlaku selama 2 tahun. MA kedua pada 24 September 2005, menghasilkan perubahan AD/ART, Garis-garis Kebijakan, dan kepengurusan SP. Pada saat itu dilakukan pemilihan ketua yang secara demokratis memilih Sutrisno. Dalam buku hasil MA 2005 disebutkan, SP Indofarma adalah organisasi pekerja yang berfungsi sebagai mitra antara pihak pengusaha dan pihak pekerja di Indofarma. SP Indofarma adalah organisasi yang sah sebagai wadah aspirasi dan aktualisasi diri pekerja/ anggota. Visi SP Indofarma: 1. Mewujudkan tercapainya kesatuan pendapat, sikap dan perilaku dalam melaksanakan perbaikan kesejahteraan seluruh anggota agar sejalan dengan laju perkembangan sosial-ekonomi global. 2. Meningkatkan fungsi dan peranan SP Indofarma sebagai wadah handal dalam mewujudkan hubungan kerja yang harmonis serta berkeadilan. Sedangkan Misi SP Indofarma: 1. Menjadikan terbentuk dan terlaksananya Perjanjian Kerja Bersama; 2. Melindungi dan membela hak-hak anggota diantaranya yang tertuang dalam PKB; 3. Menjadi wadah bagi aspirasi anggota/ pekerja PT Indofarma dan anak perusahaan; 4. Ikut mendorong realisasi visi dan misi perusahaan dengan mengikuti hukum dan peraturan yang ada; 5. Menciptakan ketenangan bekerja dan ketenangan usaha
18
serta adanya kepastian hukum. Program kerja SP meliputi: 1. Program Pembinaan dan Penataan Organisasi; 2. Program Pendidikan/Pelatihan. 3. Program Pembinaan dan Perlindungan Hubungan Industrial; 4. Program Hukum dan Pembelaan/ Advokasi; 5. Program Sosial dan Ekonomi; 6. Program Pembinaan Dana/Keuangan Organisasi. Program keorganisasian untuk menciptakan mekanisme kerja kepengurusan yang handal, efektif, efisien dan harmonis. Kegiatan yang terealisasi antara lain membuat data/kartu anggota, pengadaan kantor kesekretariatan dan fasilitas kerja. Yang masih dalam proses adalah penyusunan aturan organisasi, serta penerbitan media komunikasi internal SP. Program pendidikan/pelatihan bertujuan meningkatkan kualitas anggota/pengurus dalam pemahaman dunia ketenagakerjaan dan perjuangan dalam mewujudkan kesejahteraan anggota. Yang telah dilakukan, pelatihan dasar serikat pekerja (in house training) pada 22 dan 29 April 2006, diikuti 60 orang dari pengurus dan wakil anggota. Juga, secara insidentil mengirim beberapa pengurus mengikuti pelatihan lanjutan di luar, terutama pelatihan advokasi/pembelaan untuk mengantisipasi UU No.2 tahun 2004 (tentang PPHI). Program pembinaan dan perlindungan hubungan industrial berbentuk antara lain
wujudnya PKB, semaksimal mungkin sesuai aspirasi anggota. Perlu pengawasan agar PKB, yang disusun bersama manajemen, terlaksana dengan baik. Kini PKB yang baru mendekati final, hasil perundingan dengan manajemen. Program pembelaan hukum berupa layanan pembelaan hukum bagi anggota yang hakhaknya dilanggar. Sebelum ke jalur hukum, diselesaikan melalui musyawarah, termasuk mekanisme komunikasi/lobi yang transparan dan sesuai aturan organisasi. Program kerja sosial dan ekonomi merupakan bentuk tanggungjawab sosial SP pada anggota. Bentuknya seperti menyantuni anggota/keluarga yang terkena musibah, sakit/kematian dan pelatihan wirausaha. Umumnya dilakukan bersama manajemen. Kegiatan lain berupa perumusan sistem pengupahan yang kompetitif dan adil yang sudah disampaikan ke manajemen (Dirum). Mendirikan badan usaha ekonomi, dalam proses pengkajian. Terakhir, program pembinaan dana/keuangan organisasi dengan melakukan audit internal tahunan dan laporan keuangan secara berkala. Laporan keuangan berkala (Oktober 2005 sampai Desember 2006) telah disebarluaskan. Dalam laporan keuangan itu terlihat penggunaannya hanya untuk kepentingan organisasi, seperti pendidikan/pelatihan, alat tulis kantor, pembelaan, bakti sosial, santunan, dan konsumsi rapat.
Tips
Tips bagi si Pelupa Merasa menjadi pelupa? Biasa saja, setiap orang memang mempunyai batasan kemampuan untuk mengingat yang berbeda-beda. Tapi ada cara mudah untuk mengasah daya ingat kita supaya lancar. Mau tahu? Simak saja
Mengatur Kegiatan Rutin Segal aktivitas yang kita lakukan sebaiknya terpola. Ada kalanya kegiatan yang bersifat rutin harus ditata, kalau bisa dicatat agar tidak lupa. Tulis besar-besar di agenda, kalau perlu ditambah hiasan agar lebih menarik dan interaktif.
Buat Daftar Prioritas Ada kalanya setiap pekerjaan yang menumpuk menuntut cepat selesai. Makanya buat daftar pekerjaan yang harus dikerjakan lebuh dulu. Jangan terpengaruh dan kaget kalau ada pekerjaan baru yang tidak disangka-sangka menuntut harus selesai lebih awal.
Menjadi Pendengar yang Baik Kalau sedang berbicara dengan orang simak baik-baik apa yang disampaikan. Cara menyimaknya bisa beragam. Mungkin kita termasuk tipe orang yang harus memperhatikan dengan seksama atau tipe orang yang cukup mendengar saja sambil mengerjakan sesuatu. Jangan pernah menyepelekan orang dengan sikap cuek, selain bisa bikin orang tersinggung, informasi yang kita dapatkan bakal minim.
Hilangkan Rasa Khawatir yang Berlebih Ada kalanya kecemasan merunyamkan rencana yang sudah dibuat. Bertindak tenang akan lebih banyak membantu ketimbang serba tiba-tiba. Atur napas dan usahakan tenang dalam segala kondisi.
Permainan Asah Otak Kalau ada waktu senggang, cobalah mencari permainan yang mengasah otak. Jangan sampai kebanyakan bengong. Coba deh permainan seperti catur, isi TTS atau tebak-tebakan.Selain referensi bertambah, melatih kecerdasan juga lho!
Baca Buku Detektif Untuk melatih mempertajam daya ingat bisa dicoba membaca buku-buku detektif. Selain mengasah rasa ingin tahu, bisa ikut melatih otak dalam urusan menganalisa masalah. Siapa tahu kita dapat menebak alur cerita lebih dulu plus solusi yang mungkin lebih seru dari cerita ysng ada dalam buku tersebut. Red
19
Pharmacia
Obat Generik, Kenapa Tidak! Ichsan Muchtar Marketing OGB
S
ebagai insan Indofarma, kita tentunya akrab dengan istilah obat generik atau lengkapnya Obat Generik Berlogo (OGB). Di lapangan, Indofarma memang indentik dengan obat generik. “Ingat generik, Ingat Indofarma”.
Beberapa waktu yang lalu kami mengunjungi klinik PT PLN untuk berpromosi. Ketika meminta waktu untuk bertemu key person yang ada dari instansi tersebut, ungkapan yang disampaikan adalah “Kami tidak menggunakan obat generik”. Padahal kami belum bicara apapun. Ini artinya generik merupakan “brand image” Indofarma. Suatu hal yang perlu disyukuri dan kelola dengan baik. Brand image saja tidak cukup. Kita harus mengoptimalkan hal tersebut. Berbicara generik, memang berkaitan dengan Indofarma. Kenapa? Obat Generik Berlogo sampai saat ini masih menjadi penyumbang terbesar sales Indofarma. OGB adalah “core business” Indofarma. Mau tidak mau, upaya mengembangkan OGB berkualitas harus menjadi tekad semua insan Indofarma, di samping tetap mengembangkan produk alternatif seperti ethical dan OTC. Apa sebenarnya obat generik? Pemahaman yang berkembang di dunia farmasi, obat generik adalah obat yang namanya sama dengan zat berkhasiat yang terkandung dalam obat tersebut, sesuai dengan apa yang tercantum dengan farmakope. Karena itu, biasanya nama obat generik itu panjang dan terkadang agak sulit dihafal dan diucapkan. Jika nama suatu obat berbeda dengan zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya, obat tersebut dinamakan obat merek dagang. Kebanyakan orang menyebutnya “obat paten”. Pengertian ini tidak sepenuhnya benar. Karena
20
suatu obat disebut obat paten kalau obat tersebut didaftarkan di Direktorat Paten. Di Indonesia obat yang termasuk obat paten hanyalah obat yang dikeluarkan perusahaan PMA, termasuk kelompok “original product”. Jadi, yang membedakan obat merek dagang dengan obat generik hanya namanya. Yang mempunyai efek penyembuhan dari suatu obat adalah zat berkhasiatnya. Karena zat berkhasiat dari obat generik dan obat merek dagang adalah sama, maka efek terapinya juga sama. Oleh karena itu, khasiat obat generik sama dengan obat merek dagang. Hal ini didukung uji banding bioavailabilitas (obat yang sampai dalam dalam) antara OGB Indofarma dan original product yang menyatakan kedua produk bioekivalen (setara). Makanya...kita sepakat dengan istilah “Yang penting kan khasiatnya…bukan mereknya”. Tentu kita bertanya: apa beda obat generik dengan obat merek dagang? Jawabnya tegas: harga. Obat generik harganya ditetapkan pemerintah melalui SK Menkes. Sedangkan harga obat merek dagang ditentukan masingmasing produsen. Karena itu, harga obat generik jauh lebih terjangkau dan lebih hemat dibandingkan dengan dengan obat merek dagang. Program obat generik memang dicanangkan pemerintah untuk menjamin ketersediaan obat dengan harga yang terjangkau masyarakat Indonesia. Hal ini sangat menolong dan bermanfaat bagi masyarakat menengah ke bawah. Karena itu, bekerja di perusahaan yang menghasilkan obat generik dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau, di samping
mendapatkan penghasilan juga punya nilai tambah karena menjadi ladang amal kita dengan meringankan biaya pengobatan “wong cilik”. Pertanyaan selanjutnya, apa beda Obat Generik dengan Obat Generik Berlogo. Bedanya adalah adanya tambahan kata berlogo, yang menunjukkan bahwa produsennya sudah memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Sayang, masyarakat masih kurang tertarik menggunakan OGB. Harga yang terlalu rendah terkadang menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Padahal, dengan gambaran di atas seharusnya tak ragu lagi meminta obat generik jika berobat ke dokter, yang merupakan hak pasien yang dilindungi undang-undang. Selain itu, dari sisi tindakan medis, pengobatan menggunakan obat generik merupakan pengobatan yang rasional. Karena pengobatan yang rasional adalah pengobatan yang tepat indikasi, tepat dosis dan terendah biayanya. Memang, ada satu hal yang perlu diketahui bahwa tidak semua obat ada generiknya. Obat yang masih dalam masa paten, tidak bisa dibuat generiknya. Masa paten biasanya habis setelah 20 tahun. Disamping itu, obat dalam bentuk kombinasi seperti obat flu dan vitamineral, juga tidak ada generiknya. Karena obat generik adalah obat tunggal, kecuali obat yang sudah dengan kombinasi tetap. Pernyatannya adalah kenapa kita tidak beralih menggunakan Obat Generik Berlogo dan sekaligus menjadi pemasar OGB? Makin banyak yang pakai OGB tentu semakin besar peluang Indofarma meningkatkan salesnya.
Tahukah anda?
Sri Rejeki, Si Anggun yang Kaya Warna Mulyono Bidang PKBL
Tanaman Aglaonema atau akrab disebut Sri Rejeki memiliki ragam spesies. Varietas Aglaonema bisa mencapai 100 jenis, dan bisa terus berkembang. Tanaman ini ditemukan di Asia Tenggara (Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia). Misalnya Aglaonema commutatum, A. costatum, A. crispum, A. rotundum.
D
ulu, Aglaonema hanya dikenal dengan daunnya yang bertotol putih atau hijau. Tetapi sekarang tidak lagi. Beragam Aglaonema hibrida memiliki daun beraneka warna, ada merah, pink, atau kuning. Setelah sukses disilangkan, banyak orang yang kini melirik tanaman satu ini. Aglonema dihargai Rp100 ribu--Rp50 juta per tanaman. Bahkan ada yang dijual berdasarkan jumlah daun.
Jika Anda ingin daun-daun Aglonema tampil kinclong, bersihkan daun-daun itu dengan air bersih. Lalu, daun-daun tersebut dilap dengan cairan susu bubuk, atau bisa juga air susu segar. Dijamin daun-daun Aglonema pun indah mengkilap.
Syarat Tumbuh
Memperbanyak
Syarat hidupnya, antara lain tempatnya teduh, hindari sinar matahari langsung, tempat tanam memiliki sirkulasi udara bagus, dan media tanamnya harus porous. Bisa kompos daun dan pasir (3 : 1); atau campuran arang sekam (4 bagian), cocopeat (1 bagian) dan pasir (1 bagian). Pilih sekam yang masih utuh. Bisa pula menggunakan media tanam campuran sabut kelapa giling halus, kompos, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1). Masukkan media tanam ke pot sampai tiga perempat. Dasar pot diberi pecahan genting atau bata merah. Tambahkan pupuk slow release, misalnya Dekastar sebanyak 1 sendok teh. Lalu masukkan bibit Aglonema. Tambahkan media tanam sampai penuh, siram dan letakkan di tempat teduh. Jika diletakkan di atas meja, pakai media arang sekam, cocopeat (serbuk sabut kelapa), pasir malang, kapur untuk menetralisir pH, dan pupuk Dekastar. Waspadalah terhadap serangan hama penggerek batang. Ia bisa meludeskan akar
tanaman, sehingga tanaman harus dibongkar. Bagian yang terserang dibuang, ulatnya dibunuh. Ada baiknya lakukan penyemprotan pestisida secara rutin sebulan sekali.
Perbanyak Aglaonema secara vegetatif. Caranya, tanaman induk yang mulai bertunas pelanpelan dicabut dari pot dan buang tanahnya sampai tinggal akar. Potong tunasnya pakai pisau, tapi harus dapat akarnya. Sediakan pot berhawa diisi styrofoam yang dipotong kecilkecil. Maksudnya agar air buangan mengalir lancar. Masukkan 3/4 media. Tanamkan induk atau anakan dan tambahkan media lagi sampai penuh. Enam atau 7 bulan kemudian anakan bisa menjadi induk, tergantung varietasnya. Induk tersebut pun bisa diperbanyak lagi. Dicangkok? Pilih batang Aglonema yang panjang. Bersihkan beberapa pelepah daun yang tua. Siapkan botol plastik bekas. Potong leher botol, lalu buat sayatan dari atas sampai bawah. Bagian dasar botol diberi lubang, kira-kira sebesar batang Aglaonema. Pasang botol tersebut pada batang Aglonema. Isi dengan media tanam berupa cocopeat dan humus (1:1). Ikatlah erat-erat botol itu. Rajinlah
menyiram. Kira-kira sebulan kemudian, akan bertunas. Setelah umur 3 bulan, bukalah botol, lalu bersihkan media. Ambil pisau tajam untuk memisahkan tunas-tunas anakan kemudian tanam dalam pot.
Penyilangan Sendiri Daya pikat Aglonema pada daunnya dan sering dipakai sebagai tanaman indoor yang tahan sampai seminggu. Ketika tanaman sudah tua, akan berbunga. Bunga inilah dilakukan penyilangan. Mana yang dijadikan induk betina atau pejantan, terserah Anda. Di pasaran kini terlihat warna-warni Aglonema dengan harga yang cukup tinggi.
Peraih Emas Di Indonesia, Gregori Hambali dikenal sebagai pembudidaya Aglaonema. Hasil budi daya pria asal Bogor terkenal sampai manca negara. Salah satu Aglaonema hasil silangnnya diberi nama Pride of Sumatera. Nama dagangnya Red Sumatera dan pernah meraih Medali Emas di ajang Lomba Tanaman Hias di Belanda. Pak Greg menyilangkan Aglaonema rotundum sebagai induk jantan dengan Aglaonema commutatum tricolor sebagai induk betina. Hasilnya, Red Sumatera dengan permukaan bawah daunnya berwarna merah semarak, sementara permukaan atas daunnya hijau tua mengkilap. Bentuk daun memanjang dengan ujung meruncing, dan tulang daunnya merah menyala.
21
Seputar Kita
Indofarma-KAMAS IDAI Adakan Obat Diare Produsen obat generik terbesar di Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk, pada 31 Januari 2007 di Jakarta, menandatangani kerjasama dengan Koperasi Anak Mandiri Sejahtera Ikatan Dokter Anak Indonesia (KAMAS IDAI) untuk pengadaan Vermic Syrup, Indoralit, dan Zin kid tablet dispersible. Ketiga produk itu direkomendasi WHO. VERMIC Syrup mengandung Albendazole 200mg/5ml untuk indikasi pengobatan cacingan pada anak, spektrum anthelmintic luas, tingkat keamanan tinggi, dan mampu mengatasi penyakit cacingan bahkan dalam bentuk larva. Semenara Indoralit adalah oralit dengan formula baru sesuai dengan komposisi baru dari WHO, untuk indikasi penatalaksanaan diare. Sedangkan Zin kid tablet dispersible, tiap tablet mengandung Zinc 25mg, untuk indikasi dan terapi diare sehingga dapat memperpendek durasi diare akut, mencegah berubahnya diare akut ke diare kronik, mengurangi keparahan diare . Prevalensi penyakit cacingan dan diare cukup tinggi. Hampir 60% usia anak sekolah pernah menderita cacingan. Sekitar 70-80% penderita diare adalah anak usia balita sehingga diperlukan obat yang aman dan efektif untuk mengatasinya. Kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan citra Indofarma di masyarakat, sekaligus menjadi bentuk kepedulian perseroan terhadap kesehatan anak. Juga, medongkrak penjualan produk Melaui kerjasama tersebut diharapkan keberadaan Indofarma di tengah masyarakat Indonesia semakin terasa. Juga merupakan suatu bentuk kepedulian perseroan terhadap kesehatan anak, khususnya terhadap penyakit cacingan dan diare. Juga, penjualan produk obat branded etichal PT Indofarma akan meningkat. Berdasarkan data Market Size ITMA Q3 2006, market size masing-masing produk adalah Rp 101 miliar untuk Vermic dengan potensi pasar sekitar 24 juta jiwa. Sedangkan Indoralit dan Zinkid sebesar Rp15,3 miliar dengan potensi pasar sekitar 30 juta jiwa. Ami
Indofarma Cetak Kader Trainer PT Indofarma Tbk mengadakan pelatihan Training of Trainer (TOT) untuk para karyawan di lingkungan perusahaan. Pelatihan yang berlangsung pada tanggal 16, 17, dan 19 Januari 2007, ini bertujuan mencetak kader trainer yang handal. Hal itu penting, guna mendukung perkembangan perusahaan ke depan. Perusahaan yang ingin maju dan menang dalam persaingan di tengah arus globalisasi, learning organization-nya harus berfungsi secara baik dan benar. Karena itu, setelah TOT akan disusul dengan internal training untuk supervisor dengan nama “Supervisory Management”. Pelatihan yang berlangsung mulai Januari 2007 - Juni 2007, mengajarkan 5 modul: Supervisory Skill, Leadership, Komunikasi yang Efektif, Manajemen SDM dan Menjadi Agen Perubahan. Rdx
Pelatihan Supply Chain Pada tanggal 23 Februari 2006 diadakan sharing knowledge bulanan dengan materi “Supply Chain” yang dibawakan Henry Ruswoto, Supply Cain Lead PT Monagro Kimia dan PT Branita Sandhini (Monsanto Group). Sebelum di perusahaan multinasional dari Amerika, Henry pernah menjabat Supply Chain Manager di PT Unilever Indonesia. Kegiatan untuk para Manager dan Asman PT Indofarma, tersebut bertujuan membuka wawasan, terutama team Supply Chain Indofarma, tentang seluk beluk Supply Chain karena hal ini tergolong “barang” baru sehingga perlu masukan dan informasi dari berbagai sumber. Henry Ruswoto menjelaskan tentang sejarah dari Supply Chain, memberikan contoh stuktur organisasinya, interaksi divisi Supply Chain dengan pihak lain, serta Supply Chain Meeting. Rdx
Bakti Sosial Indofarma Peduli Indofarma Peduli merupakan program Social Corporate Responsibility (SCR) sebagai wujud kepedulian Indofarma kepada masyarakat kurang mampu. Kegiatan ini wajar dilakukan mengingat sebagian besar masyarakat menengah bawah adalah pengguna obat generik yang merupakan core bisnis Indofarma. Setidaknya ada dua jenis bakti sosial yang dilaksanakan selama tahun 2006 sampai awal 2007, baik di Jakarta atau di cabang seluruh Indonesia. Pertama, bekerja sama dengan pihak lain, seperti yayasan, rumah sakit, atau klinik mengadakan
22
Seputar kita pengobatan gratis, sunatan massal atau kegiatan lain terkait program sosial lembaga tersebut. Pada kegitan itu, tim promosi selain menyediakan obat yang diperlukan, juga berinteraksi dengan masyarakat sehingga dapat mengetahui sejauhmana pengetahuan mereka tentang obat generik. Kedua, bantuan obat-obatan kepada lembaga sosial yang melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat yang tertimpa musibah, seperti banjir yang terjadi pada akhir Januari 2007 di Jabodetabek, gempa di Yogyakarta, Tsunami di Aceh dan Pangandara. Sambutan Baik Masyarakat Sebagian besar masyarakat menyambut baik kegiatan Indofarma Peduli. Ini terlihat dari antusiasme mereka yang berkunjung dan memeriksakan diri. Kegiatan ini, tidak sekadar membantu meringankan beban masyarakat yang tidak mampu, tetapi juga meningkatkan image perusahaan di mata customer. Indofarma Peduli sepanjang tahun 2006 dilaksanakan antara lain di: Kelurahan Kudu, Semarang (bekerjasama dengan RS Panti Wiloso DR Cipto RS. William Bootho; Pesantren Al-Islah, Pulokulon (RS Permata Bunda); Kelurahan Guntur, Demak (RSUD Sunan Kalijaga); sunatan massal dan pengobatan gratis, di bekerjasama dengan RSUD kota Batam; Perumnas II Bekasi (RS Budi Lestari); PTPN VIII Pengalengan(RS Al-Ihsan & PT London Sumatra); Vihara Buddasena (Yayasan Pesamuhan Umat, Bogor); Ciledung, Tangerang (RS Bhakti Asih); Yayasan Insan Kamil, Tangerang (Apotik Gondrong); khitanan massal di Surabaya (RS AlIrsyad); Yayasan Al-Huda, Lampung; Kampar, Pekanbaru (RS. Islam Ibnu Sina); RSB Panti Abdi Dharma, Cirebon; Pesantren Al-Ittifaqiah, Ogan ilir (RS Siti Khodijah, Palembang). Awal tahun 2007, bakti sosial banyak dilakukan terutama untuk pengobatan gratis bagi masyarakat yang tertimpa musibah banjir di Jakarta. Mursal
Indofarma Sponsori Seminar Flu Burung Dirut PT Indofarma (Persero) Tbk Syamsul Arifin mengemukakan Indofarma telah menghasilkan obat anti-flu burung bernama Oseltamivir (generik dari Tamiflu) dan untuk sementara memenuhi sebagian pesanan pemerintah. Oseltamivir telah memenuhi syarat karena lulus uji BA/BE (Bioavailabilitas dan Bioequivalen), sama dengan Tamiflu. Selain itu, Indofarma juga menyediakan rapid test untuk unggas dan untuk manusia. Hal itu diungkapkan Dirut pada seminar nasional tentang “Pandemi Influenza dari Mutasi Flu Burung dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Nasional”, di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kamis (22/2). Acara yang diselenggarakan Aikam Communication dengan sponsor utama PT Indofarma, itu dihadiri sekitar 100 peserta, terdiri dari pejabat dinas kesehatan daerah, pejabat pemerintah daerah, pejabat RS, pakar ekonomi, ahli medis (dokter), masyarakat umum, dan media masa. Pada kesempatan itu, Indofarma mempromosikan Oseltamivir. Seminar itu bertujuan mengantisipasi terhadap makin merebaknya flu burung di tanah air. Seminar dimulai dengan sambutan pengurus teras KADIN serta ketua komisi III DPR. Topik yang dibahas pada acara itu meliputi masalah kondisi flu burung terkini, dampak perekonomian, kesiagaan rumah sakit dan masyarakat, strategi pemerintah pusat, peranan media, pengalaman pemda, dan kesiapan produsen obat. im Training Pemadam Kebakaran. Dalam rangka menyambut Bulan K3, PT Indofarma (Persero) Tbk., mengadakan Training Pemadan Kebakaran. Kegiatan yang berlangsung pada 22 Januari 2007, itu dibuka oleh Direktur Umum dan SDM Indofarma Deden Edi Soetrisna.
23
Congratulation
Usia Kita bukanlah bertambah panjang, tetapi justru berkurang dan semakin pendek. Hanya dengan Karya Nyata dan Mengukir Prestasi Membuat Sisa Hidup Kita Menjadi Berarti..
Ultah Maret Abd. Malik, SE.; Achmad Yusuf, Ir; Ade Sucitra, A.Md.; Agus Suryadi; Ahmad Arya Achadi, ST.; Ahmad Lutfi; Ahmad Safei; Ambardi Wismanto, S.Si, Apt.; Amonius Zebua; Andi Ferdiansyah, S.Pd.; Anwar Abdullah, ST; Arip Rahmat; Aryuni Vita Sari, S.E.; Bashori; Budi Susilo, A.Md.; Busono, S.P.; Catur Priyandoko; Darsun; Denny Wahyu Setiawan,S.Pd.; Didid T. Wijaya Mardjono,A.Md.; Dindin Waluya; Djasmin,SH; Dyah Nurbaitini, S.Si.Apt; Edi Suwarno; Edwin Syafridar; Edy Hasan Umar; Eko Dodi Santoso, Drs.; Eny Iryanti, S.P.; Eny Susanti, S.T.; Fransiska R.R. Heniyati, S.Pt.; Gindo Napitupulu; Guntoro, S.Sos.; Hari Budi Laksono; Heri Susanto; Irawati Budi Kusumastuti, SE; Irwan Sahnan, A.Md.; Jamal Rozaq, A.Md.; Juwati; Khoirul Anam, S.E.; Lili Marliana; Marsono bin Meutadi Wangsa; Maryance Gondo Kusumo, SE; Marzaini; Merry Dwi Astuti, ST; Moh.Himawan S.W, S.Sos; Mohamad Herman; Muh. Agus Salim, A.Md.; Muhamad Zaenudin; Muhammad Badawi, S.P.; Murodi; Nirwana, AMF;
24
Nurlaela Nurdin; Paidi; Paidjan; Purba Manurung; Purwanto bin Atmotaruno; Rachmad Hidayat, SE; Rakhmat; Ririn Endah Setiorini, SE; Rochman; Ronny Hatta, A.Md.; Roslainy; Rugun Hutapea, SE. AK; S a r t o; Samasudin; Setiawan; Sri Budi Rahayu; Sri Maryani, AMF; Sri Retnaningsih, S.Pt.; Subhan Wahyudi, SE.; Sudarto; Sugino; Suhardi, Drs.; Suherman bin Sanin; Suherman bin Sumodiharjo; Suhermanto, SH.; Sukandi; Sukinem; Suparjo; Suroto; Sutomo; Sutrisno bin Sarman Yaeni; Suwardi III; Suyadi; Syafruddin Nur, A.Md.; Taufik Hidayat; Tekad Sutopo Raharjo, S.Pt.; Tety Hariastuti; Tri Wiyoto; Tukiman bin Atma Pawira; Udin Fachrudin. A; Umiyati; Usaeri; Vika Ratnasari, A.Md.; Y a d i n; Yudi Hartanto, SH.; Yudi Rosdiana, A.Md.; Yusup, SE.; Zainal Arifin bin M. Sidik.
Ultah April Afrianta, S.Si.; Agus Supriyanto, A.Md.;
Ahmad Marzuki, S.P.; Alim Kumbang; Aloysius Herbudianto; Apri Purwadi, SE; Arief Kuncoro; Aris Indra Kusuma, SE.; Asep Munadi, S.Psi.I; Asep Munadi, S.Psi.I; Asep Mursidi; Asikan; Bekti Na’omi, S.E.; Bimo Witjaksono, SE.; Christiana Indrawati,S.Pi; Dewi Khairani, SE.; Dewi Utari Nugrohowati, MM; Diana Prastianingrum,A.Md.; Didik Umarsono Adi, dr; Dika Irhandi, S.Pt.; Djoko Suparno; Dony Sofyan; Dwi Hastuti, S.IP; Edi Supriadi bin Kanang; Eka Aprilia, A.Md.; Endah Hidayati, SE; Endah Setyaningsih, A.Md.; Eni Rohmawati, S.Si. Apt.; Estu Widyastuti, S.Si.; Hartoyo; Heni Kusdiyanti; Henny Purwaningsih, AMd.; Hugo Koen Christanto,S.FarmApt; Ida Wirda N.; Iman Jubaedi; Irda Yuseva, SE.; Irianto Wahyuono; Joko Mardiono; Jumadi; Kamin; Kasi Supriyono; Komarun; Kusnanto, A.Md.; Lia Dahlia; Liwon; M a r l a n; Mangasi Manurung; Marajohan Nasution, S.E.; Margiyono; Mariyana Moentisari, S.T.;
Marsan; Merywati; Mohammad Rizal Fachlefi; Mul Sujarwo, S.Ag.; Mulyono, Ir.MS.; Mursali; Ngadikan; Ni Kadek Aryanthi, Drh.; Nurhasan; Pardjiyanto; Profiawati Muminat,S.Si.Apt.; Qoris Hanafi; Ramos Parulian Gultom, A.Md.; Rane Adiki, SE.; Rasul Hamidi; Ratih Widiati; Ratna Anggraeni; Renny; Rian Anggoro; Rokhadi Supriyanto; Romulo Hasibuan; Rr. Wahyu Sri Handayanti,A.Md.; Rully Faries; Saimun; Samijo Al Hariyanto; Sarwanto, SE; Senen; Sisri Amerta, A.Md.; Siti Heryanah; Siti Khobsah; Sri Hartuti, SE; Sri Rahayu S., S.Sos.; Suhari; Supriyadi bin Kasma; Supriyatmono; Suratman; Sutrisno bin Mugiman; Suwadi; Suyatno, S.Si. Apt.; Suyono; Sya Indradewi, Dra. Apt; Syamsu Rizal; Taufik Hidayat, S.Si.,Apt.; Toto Ariesanto Hadi; Tri Parwoto; Tri Winarno; Umri Putra, A.Md.; W a s n o; Wastub; Winardi; Zakariah.
Renungan
Rahasia 90/10 yang Luar Biasa Ryan Anggoro Bidang P4
Apa rahasia 90/10 itu? 10% kehidupan dibuat oleh hal-hal yang terjadi terhadap kita 90% kehidupan ditentukan oleh bagaimana kita bereaksi atau memberi tanggapan. Apa artinya? Kita sungguh-sungguh tidak dapat mengontrol 10% kejadian-kejadian yang menimpa kita. Kita tidak dapat mencegah pesawat yang datang terlambat akibat cuaca buruk sehingga mengacaukan seluruh jadwal kita. Kita tidak punya kontrol atas hal yang 10% ini. Yang 90 % lagi berbeda. Kita yang menentukan yang 90% ini! Bagaimana? Dengan reaksi kita. Jangan biarkan orang lain mempermainkan kita, hanya kita yang dapat mengendalikan reaksi kita. Coba lihat contoh cerita di bawah ini, Misalkan anda sedang sarapan pagi bersama keluarga. Anak perempuan anda menumpahkan secangkir kopi ke baju kerja anda. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang telah terjadi itu. Apa yang terjadi kemudian akan ditentukan oleh bagaimana anda bereaksi. Anda marah dan memaki anak perempuan anda, sehingga dia menangis. Setelah itu anda melirik istri anda dan menyalahkannya karena telah menaruh cangkir kopi itu terlalu dekat dengan tepi meja. Pertempuran singkat terjadi dengan istri anda. Anda naik pitam dan kemudian pergi mengganti baju. Setelah itu anda kembali dan melihat anak perempuan anda sedang menghabiskan sarapan pagi sambil menangis dan siap berangkat ke sekolah.
maka tibalah anda di sekolah, dan anak anda cepat cepat berlari masuk, kemudian anda segera melanjutkan perjalanan dan tiba di kantor terlambat 20 menit. Anda baru sadar bahwa tas kerja anda tertinggal. Hari anda begitu buruk. Anda ingin segera pulang. Ketika anda pulang, ternyata anda mengalami kesulitan dalam hubungan anda dengan istri dan anak anda. Kenapa? Karena reaksi anda tadi pagi Kenapa hari anda begitu buruk? Karena secangkir kopi tumpah? Kecerobohan anak anda? Polisi yang menilang anda? Atau karena diri anda sendiri?
Lihat perbedaannya, 2 skenario kejadian yang berbeda. Keduanya dimulai dari hal yang sama, tapi berakhir dengan berbeda. Kenapa? Jawabnya, karena reaksi kita Sungguh kita tidak dapat mengontrol 10% hal-hal yang terjadi di luar kita Tapi yang 90% lagi ditentukan oleh reaksi kita, FIVE S: Smiling (Senyum) Softness (Tutur Kata Lembut) Serenity (Keheningan Hati) Sincerity for Success (Kesungguhan untuk Berhasil) Steadiness (Ketekunan)
Jawabnya adalah, Anda tidak dapat mengendalikan EMOSI anda dan situasi suasana pada saat tumpahnya kopi itu. Bagaimana reaksi anda 5 detik kemudian, itulah yang menyebabkan harimu menjadi buruk Ini yang mungkin terjadi seandainya jika anda bereaksi dengan cara yang berbeda. Kopi tumpah di baju anda. Anak anda sudah siap menangis. Kemudian anda dengan lembut berkata, “Tidak apa-apa sayang. Lain kali kamu harus lebih hati-hati ya.” Anda segera mengganti baju anda dan tidak lupa mengambil tas kerja anda. Anda kembali dan melihat anak anda sedang naik ke dalam bis sekolah. Istri anda mencium anda sebelum berangkat kerja. Anda tiba di kantor 5 menit lebih awal dan dengan senyum yang tulus menyapa rekan sekerja dengan ucapan selamat pagi. Atasan anda berkomentar tentang bagaimana baiknya hari ini buat anda.
Kemudian ternyata anak anda ketinggalan bis sekolah, sedangkan istri anda telah pergi bekerja, maka anda yang harus mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda takut terlambat, anda mengendarai mobil dengan cepat dan menerobos lampu merah dan akhirnya ditilang oleh polisi. Setelah tertunda 15 menit karena berurusan dengan polisi,
25
Jeda Tirta Heryanawati Bidang Pemastian Mutu
Kemajuan Indonesia di Bidang Komunikasi Tiga negara, Amerika, Inggris dan Indonesia berlomba menentukan siapa di antara mereka yang lebih dulu menggunakan teknologi canggih dan terhebat pada masa lalu dengan meneliti keadaan tanah di negara masingmasing. Disepakati, penelitian dimulai dari Amerika terus Inggris danterakhir Indonsia. Di Amerika, setelah penggalian mencapai 1.000 meter ditemukan kabel tembaga. Tim Amerika dengan bangga menyimpulkan bahwa 1.500 tahun yang lalu telah dibangun jalur telepon dengan memakai tembaga Amerika. Sementara di Inggris, penggalian sampai 1.000 meter tidak ditemukan kabel tembaga. Namun, di kedalaman 1.500 meter para para peneliti menemukan serpihan kaca. Tim Inggris pun merasa lebih unggul karena penemuan itu membuktikan bahwa sejak 2.500 tahun silam di Inggris telah dibangun jalur komunikasi dengan fiber optik. Terakhir di Indonsia. Tim penggali tidak menemukan apa, meski galian lebih dalam dari yang dilakukan di Amerika dan Inggris. Hal ini membuat Tim Indonesia merasa menang dan menyimpulkan bahwa sejak 5.000 tahun silam, komunikasi di negeri ini telah menggunakan wireles. Et ...dah.
Pejabat Diberi Hadiah Mobil Seorang pejabat tinggi di Indonesia pemegang proyek mobil dinas mendapat undangan untuk berkunjung ke pabrik perakitan mobil mewah di Jerman. Tiba di pabrik, sang pejabat tampak kagum melihat cara kerja perakitan mobil, yang modern dan canggih. Pemilik pabrik yang menerimanya, berkata: “Mobil jenis terbaru ini kami berikan sebagai hadiah kepada Bapak”. Dengan pasang wibawa, sang pejabat berkata: “Oh, saya tidak bisa menerimanya. Nanti saya dikira menerima suap”. Kemudian pemilik pabrik berkata, “Kalau begitu saya jual seharga Rp500.000”. Sang pejabat dengan cepat menyahut: “Kalau begitu saya beli lima”. (Nah…..ketahuan dah belangnye….)
Suami IT Man Hari itu, sang suami yang seorang IT Man telat pulang. Begitu tiba di rumah dia berkata: “Selamat malam sayang, sekarang saya logged in.” Istri: “Apakah kamu bawa oleh-oleh yang aku minta?” Suami: “Bad command or file name.” Istri: “Tapi aku bilangnya dari tadi pagi!” Suami: “Errorneous syntax. Abort?” Istri: “Trus, bagaimana tentang beli televisi baru?” Suami: “Variable not found…” Istri: “Ok deh, kalo gitu aku minta kartu kreditmu. Aku mau belanja sendiri aja. Suami: “Sharing Violation. Access denied…” Istri: “Apakah kamu lebih mencintai komputer daripada aku? Atau kamu hanya main-main menikahi aku?” Suami: “Too many parameters…” Istri: ”Itu kesalahan terbesar kalo saya menikahi orang model kamu.” Suami: “Data type mismatch.” Istri: “Kamu tidak berguna.” Suami: “It’s by default.” Istri: “Bagaimana dengan gajimu?” Suami: “File in use … Try later.” Istri: “Kalo gitu apa posisiku di keluarga ini?” Suami: “Unknown virus.” Makanya, sebelum memutuskan untuk menikah dengan IT Man pikir dulu masak-masak dan jangan menyesal kemudian.
26
27
28