INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2014 No. ISBN – ISBN Number : 4102004.3403 No. Publikasi – Publication Number : 34032.14.12 Naskah – Manuscript : Fredy Tjekden Penulis – Author : Fredy Tjekden Penyunting – Editor : Sunarto, S.Si, M.S.E
Diterbitkan oleh – Published by : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul BPS – Statistics of Gunungkidul Regency
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the source
SAMBUTAN
Pembangunan nasional merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup penduduk. Berbagai indikator kesejahteraan rakyat dapat digunakan untuk mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi keberhasilan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dari waktu ke waktu. Salah satu upaya untuk melengkapi indikator dalam bidang kesejahteraan rakyat yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul adalah melalui penyusunan Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014. Data yang disajikan dalam publikasi ini meliputi informasi dalam bentuk tabel, grafik, dan publikasi ini juga menganalisis secara umum data yang tersedia sebagai suatu bentuk ulasan terhadap pencapaian pembangunan daerah. Akhir kata kami sampaikan selamat bekerja dan sukses, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi petunjuk dan bimbingan kepada kita sekalian. Amin.
Wonosari, Desember 2015 Bappeda Kabupaten Gunungkidul Kepala,
Ir. Syarief Armunanto, M.M NIP. 19590728 199003 1 003
iii
KATA PENGANTAR
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014 merupakan publikasi tahunan yang menyajikan informasi berbagai indikator kesejahteraan rakyat di daerah ini. Publikasi ini sangat bermanfaat bagi birokrat, peneliti, pembuat kebijakan bahkan pihak swasta dalam rangka perencanaan, pengendalian dan evaluasi. Penerbitan publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014 adalah hasil kerjasama antara Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul dengan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gunungkidul. Publikasi ini menyajikan statistik dan indikator kesejahteraan rakyat sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan maupun evaluasi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Statistik yang dicakup meliputi aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, perumahan dan lingkungan, serta sosial. Dalam publikasi ini juga dilengkapi konsep dan definisi, untuk mempermudah pemahaman para pembaca. Kepada semua pihak yang secara aktif membantu dalam penerbitan ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Selanjutnya kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan penerbitan di masa yang akan datang.
Wonosari, Desember 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Kepala,
Agus Handriyanto, SE, M.Si NIP. 19660815 199401 1 001
iv
ABSTRAKSI
Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator kesejahteraan rakyat. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk sejak tahun 2010 hingga 2014 rata-rata 0,86 persen per tahun. Jumlah penduduk pada 2014 sebanyak 698.825 jiwa, dengan kepadatan 470 jiwa per km2. Peningkatan taraf kesejahteraan rakyat Kabupaten Gunungkidul di bidang kesehatan antara lain terlihat dari kenaikan Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Gunungkidul pada 2014 sebesar 73,39 tahun meningkat dari 73,38 pada tahun 2013. Dari aspek ketenagakerjaan, sektor pertanian (52,61 persen) masih merupakan lapangan usaha utama dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Gunungkidul. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2014 sebesar 77,65 persen dan Tingkat Pengangguran Terbuka yang turun ke level 1,61 persen akan memberikan kontribusi terhadap turunnya angka kemiskinan. Angka Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi terdapat pada kelompok usia 7-12 tahun, yaitu sebesar 100,0 persen, sedang untuk kelompok umur 13-15 sebesar 98,2 persen dan kelompok umur 16-18 sebesar 80,8 persen.
v
DAFTAR ISI
Sambutan ............................................................................................................................ iii Kata Pengantar ................................................................................................................... iv Abstraksi ............................................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................................. vi Daftar Tabel ........................................................................................................................vii Daftar Gambar .....................................................................................................................ix Daftar Tabel Lampiran .......................................................................................................... x Penjelasan Teknis .............................................................................................................. xv Pendahuluan ..................................................................................................................... xix Bab I. Kependudukan ......................................................................................................... 1 Bab II. Pendidikan ............................................................................................................... 8 Bab III. Kesehatan dan Keluarga Berencana ..................................................................... 13 Bab IV. Ketenagakerjaan .................................................................................................. 17 Bab V. Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga ......................................................... 21 Bab VI. Perumahan dan Lingkungan................................................................................. 25 Bab VII. Sosial .................................................................................................................. 28
Lampiran Tabel-Tabel ....................................................................................................... 31
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 (Persen) ............................................. 4 Tabel 1.2 Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 10 Tahun ke Atas menurut Umur Perkawinan Pertama di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 ............... 5 Tabel 1.3
Rata-rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga di Kabupaten Gunungkidul, 1961-2010............................................................. 7
Tabel 2.1 Rasio Murid terhadap Sekolah, Kelas, dan Guru menurut Tingkat Sekolah di Kabupaten Gunung Kidul, 2014/2015 .............................. 9 Tabel 2.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ............................................ 10 Tabel 2.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ............................................ 10 Tabel 2.4 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ............................................ 11 Tabel 3.1 Rasio Jumlah Puskesmas dan Dokter terhadap Jumlah Penduduk di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 ......................................................... 14 Tabel 3.2
Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 ............................ 14
Tabel 3.3
Angka Harapan Hidup menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 (Tahun) ...................................................................15
Tabel 4.1 TPAK Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 (persen) ........................................... 17 Tabel 4.2 TPT Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 (persen) ............................................ 19 Tabel 4.3 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Sektor Utama di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 ...................... 19 Tabel 5.1 Perbandingan Pengeluaran 4 Kelompok Penting di Kabupaten Gunungkidul, 2014..................................................................... 24
vii
Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga menurut Rata-rata Luas Lantai Rumah di Kabupaten Gunungkidul, 2011-2014 ........................................................... 25 Tabel 7.1 Jumlah Anak Cacat dan Penyandang Cacat di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014.................................................................................. 29 Tabel 7.2 Tambahan Narapidana Berdasarkan Keputusan Pengadilan menurut Status Tahanan dalam Lembaga Permasyarakatan di Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 ................................................................................. 29
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Kepadatan Penduduk Kabupaten Gunungkidul, 1990-2014 ......................... 2
Gambar 1.2
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul, 1961-2010 ............ 3
Gambar 2.1
Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ................... 11
Gambar 3.1
Persentase Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ...... 14
Gambar 3.2
Persentase Akseptor KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi yang Sedang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ....................... 16
Gambar 5.1
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Gunungkidul, 2009-2013 ...... 21
Gambar 5.2
Distribusi Pendapatan menurut Kriteria Bank Dunia di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ............................................................... 22
Gambar 6.1
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 ..............................................................................26
Gambar 6.2
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kloset yang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ....................................................................27
Gambar 7.1
Banyaknya Korban Bencana Alam yang Terjadi menurut Jenis Bencana di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 ......................................................30
ix
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 1.1. Persebaran Penduduk menurut Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta, 2000 dan 2010 ....................................................................... 32 Tabel 1.2. Luas dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta, 1990, 2000 dan 2010 .............................................................. 33 Tabel 1.3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 .................................................. 34 Tabel 1.4. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut Kabupaten/ Kota di D.I Yogyakarta, 1971 – 2010 .............................................................. 35 Tabel 1.5. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 1961 – 2010 ......................................................... 36 Tabel 1.6. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 .................................................................... 37 Tabel 1.7. Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ............................................. 38 Tabel 1.8. Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Umur Perkawinan Pertama di D.I Yogyakarta, 2014 ................................................................................... 39 Tabel 1.9. Rata-Rata Jumlah Anak Lahir Hidup, Anak Masih Hidup per Perempuan Usia 15 - 49 Tahun Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ..................................................................... 40 Tabel 1.10. Rata-rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 1971-2010 .......................... 41 Tabel 1.11. Rata-rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta, 2014 ......................................... 42 Tabel 2.1. Rasio Murid terhadap Sekolah, Kelas, dan Guru menurut Tingkat Sekolah (Negeri dan Swasta) di Kabupaten Gunungkidul, 2014 .................................. 43 Tabel 2.2. Persentase Penduduk Usia 7 - 12 Tahun menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ...................................... 43 Tabel 2.3. Persentase Penduduk Usia 13 - 15 Tahun menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ...................................... 44 Tabel 2.4. Persentase Penduduk Usia 16 - 18 Tahun menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ...................................... 44 x
Tabel 2.5. Persentase Penduduk Usia 19 - 24 Tahun menurut Partisipasi Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ..................................................................... 45 Tabel 2.6. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ............................................. 45 Tabel 2.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014................................................................. 46 Tabel 2.8. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamindi Kabupaten Gunungkidul, 2014 ....................................................... 46 Tabel 2.9. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 .................................................................................................................. 47 Tabel 2.10. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ...................................... 47 Tabel 2.11. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Status Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ...................................... 48 Tabel 2.12. Persentase Penduduk Tidak Buta Huruf Usia 15 Tahun ke Atas yang menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin D.I. Yogyakarta, 2014 ............................. 48 Tabel 3.1. Rasio Puskesmas Terhadap 10.000 Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ..................................................................... 49 Tabel 3.2. Rasio Banyaknya Dokter terhadap 100.000 Penduduk di Kabupaten Gunungkidul, 2006-2014............................................................ 50 Tabel 3.3. Jumlah dan Persentase Kasus Sepuluh Besar Penyakit menurut Jenis Penyakit di Kabupaten Gunungkidul, 2014............................... 51 Tabel 3.4. Persentase Penduduk menurut Jenis Keluhan Kesehatan Utama Selama Sebulan yang Lalu terhadap Seluruh Penduduk di Kabupaten Gunungkidul, 2014 .................................................................... 52 Tabel 3.5. Persentase Balita menurut Kabupaten/kota dan Penolong Kelahiran Terakhir di D.I. Yogyakarta, 2014 ................................................................................. 53 Tabel 3.6. Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota Lamanya Disusui (Bulan) di D.I. Yogyakarta, 2014 ........... 53 Tabel 3.7. Angka Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014 ........................ 54 Tabel 3.8. Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) dan Persentase Realisasi Akseptor KB menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ........... 55 xi
Tabel 3.9. Angka Partisipasi Peserta KB Aktif per 1000 Pasangan Usia Subur (PUS) menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 .................................. 56 Tabel 3.10. Banyaknya Akseptor KB Aktif menurut Kecamatan dan Jenis Tempat Pelayanan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ...................................... 57 Tabel 3.11. Persentase Wanita Berumur 15 - 49 Tahun dan Berstatus Kawin menurut Alat/Cara KB yang Dipakai di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ....................... 58 Tabel 3.12. Banyaknya Akseptor KB Aktif menurut Kecamatan dan Jenis Kontrasepsi Yang Sedang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ....... 59 Tabel 3.13. Banyaknya Akseptor KB yang Gagal menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014.......................................................... 60 Tabel 4.1. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ..................................................................... 61 Tabel 4.2. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Sektor Utama di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ........... 61 Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di D.I Yogyakarta, 2014 .................................................................................. 62 Tabel 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di D.I Yogyakarta, 2014 ................................................................................... 62 Tabel 4.5. Persentase Transmigran menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ..................................................................... 63 Tabel 4.6. Realisasi Pemberangkatan Transmigran menurut Provinsi Penempatan dan Jenis Transmigrasi di Kabupaten Gunungkidul, 2014 (KK)...................... 64 Tabel 4.7. Realisasi Pemberangkatan Transmigran menurut Provinsi Penempatan dan Jenis Transmigrasi di Kabupaten Gunungkidul, 2014 (Jiwa) .................... 65 Tabel 4.8. Persentase Pemberangkatan Transmigran menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ..................................................................... 66 Tabel 5.1. Persentase Pengeluaran Makanan yang Dikonsumsi Rumah Tangga Sebulan yang Lalu menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2014 ........ 67 Tabel 5.2. Persentase Pengeluaran Non Makanan yang Dikonsumsi Rumah Tangga Sebulan yang Lalu menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2014 ........ 68 xii
Tabel 5.3. Produksi Padi per Kapita Setahun menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul , 2014 .......................................................................................... 69 Tabel 5.4. Produksi Ikan Konsumsi (Laut dan Air Tawar) per Kapita Setahun di Kabupaten Gunungkidul , 2005 - 2014......................................................... 70 Tabel 5.5. PDRB Perkapita menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan di Kabupaten Gunungkidul , 2011 - 2014......................................................... 71 Tabel 5.6. Persentase Penduduk dan Pengeluaran Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ..................................................................... 72 Tabel 5.7. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun , 2011 - 2013 .......................................................... 73 Tabel 5.8. Distribusi Pendapatan Menurut Kriteria Bank Dunia di Kabupaten Gunungkidul , 2014 ................................................................... 73 Tabel 6.1. Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Terluas Tempat Tinggal di Kabupaten Gunungkidul, 2012 - 2014 ............................... 74 Tabel 6.2. Persentase Rumahtangga menurut Rata-rata Luas lantai Rumah di Kabupaten Gunungkidul, 2011 - 2014.......................................................... 74 Tabel 6.3. Persentase Rumahtangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Gunungkidul, 2011 - 2014.......................................................... 75 Tabel 6.4. Persentase Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kloset Yang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ................... 76 Tabel 6.5. Persentase Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Penerangan Utama di Kabupaten Gunungkidul, 2014 ....................... 77 Tabel 7.1. Banyaknya Penduduk Penyandang Cacat menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2014 ..................................................... 80 Tabel 7.2. Banyaknya Korban Bencana Alam yang Terjadi menurut Jenis Bencana di Kabupaten Gunungkidul , 2010 - 2014 ............................... 81 Tabel 7.3. Rata-rata Banyaknya Penduduk Pemeluk Agama terhadap Tempat Peribadatan menurut Jenis Tempat Peribadatan di Kabupaten Gunungkidul, 2010 – 2014 ......................................................... 81 Tabel 7.4. Banyaknya Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 .................................................................. 82 Tabel 7.5. Tambahan Narapidana Berdasarkan Keputusan Pengadilan menurut Jenis Kejahatan/Pelanggaran dan Status dalam Lembaga , 2010 – 2014 ................. 83 xiii
Penjelasan Teknis 1.
Proyeksi
Penduduk
suatu
tahun dan 65 tahun ke atas) dengan
penghitungan ilmiah yang didasarkan
banyaknya orang yang termasuk usia
pada asumsi mengenai tingkat dan
produktif (umur 15-64 tahun).
perkembangan
adalah
tingkat
kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk. Proyeksi
2.
penduduk
untuk
6.
Umur
Perkawinan
Pertama
setiap
menunjukkan umur saat seseorang
provinsi dilaksanakan di Pusat dengan
melangsungkan upacara perkawinan
menggunakan paket MCPDA.
yang pertama.
Penduduk menurut kelompok umur adalah
pengelompokan
berdasarkan
umur
dan
7.
Rumah
Sakit
adalah
tempat
penduduk
pemeriksaan dan perawatan kesehatan
biasanya
yang biasanya dibawah pengawasan
dikelompokkan ke dalam kelompok
dokter/tenaga medis.
interval 5 tahunan yang dimulai dari usia 0 tahun.
8.
Puskesmas
adalah
suatu
kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang 3.
4.
Kepadatan Penduduk/Km2 adalah
merupakan
rata-rata jumlah penduduk per km2.
kesehatan
masyarakat
membina
peran
pusat
pengembangan yang
serta
masyarakat
Laju Pertumbuhan Penduduk adalah
disamping
ukuran
secara menyeluruh dan terpadu kepada
rata-rata
kecepatan
pertambahan penduduk per tahun.
memberikan
juga
pelayanan
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
5.
Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan
9.
Seseorang
dikatakan
dapat
antara banyaknya orang pada usia yang
membaca dan menulis apabila ia
tidak produktif (umur di bawah 15
dapat
membaca
dan
menulis xv
surat/kalimat sederhana dengan suatu
yang putus sekolah di SD/SLTP/SLTA
huruf.
dengan
jumlah
penduduk
usia
7
tahun/13 Tahun/16 Tahun ke atas. 10. Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas
yang dapat
membaca
dan
menulis dengan jumlah penduduk usia
15. Sekolah adalah sekolah formal mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
15 tahun ke atas. 16. Rasio 11. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
murid
terhadap
guru
SD/SLTP/ SLTA :
adalah jumlah penduduk yang masih sekolah pada usia 7-12 tahun/13-15 tahun/16-18 penduduk
tahun usia
dibagi
7-12
jumlah
tahun/13-15
tahun/16-18 tahun dikalikan 100. 12. Angka
Partisipasi
Kasar
dengan
penduduk
7-12
usia
17. Rasio murid per kelas SD/SLTP/ SLTA :
(APK)
adalah persentase antara jumlah murid SD/SLTP/SLTA
Jumlah murid SD/SLTP/SLTA Jumlah guru SD/SLTP/SLTA
Jumlah murid SD/SLTP/SLTA Jumlah kelas SD/SLTP/SLTA
jumlah tahun/13-15
18. Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau
tahun/16-18 tahun.
punya pekerjaan namun sementara 13. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah
perbandingan
antara
tidak bekerja dan pengangguran.
murid
SD/SLTP/SLTA usia 7-12 tahun/13-15 tahun/16-18 tahun dengan penduduk usia 7-12 tahun/13-15 tahun/16-18
19. Bekerja adalah mereka yang selama seminggu
membantu
penghasilan atau 14. Angka
Putus
Sekolah
adalah
persentase antara jumlah penduduk usia 7 tahun/13 tahun/16 tahun ke atas
lalu
melakukan
pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
tahun (dalam persentase).
yang
memperoleh keuntungan dan
bekerja paling sedikit 1 (satu) jam berturut-turut dalam seminggu yang lalu. xvi
20. Pengangguran adalah penduduk yang
24. Bukan Angkatan Kerja adalah bagian
tidak bekerja tetapi sedang mencari
dari tenaga kerja (manpower) yang
pekerjaan, atau sedang mempersiapkan
tidak
suatu usaha baru atau penduduk yang
pengangguran,
tidak mencari pekerjaan karena merasa
mengurus rumah tangga atau tua dan
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
cacat.
bekerja
ataupun
bukan
seperti
sekolah,
(discouraged workers), atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima
25. Sekolah adalah kegiatan bersekolah di
bekerja/mempunyai
sekolah formal baik pendidikan dasar,
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
pendidikan menengah atau pendidikan
(future starts).
tinggi. Tidak termasuk yang sedang libur.
21. Tingkat (TPT):
Pengangguran
Terbuka 26. Mengurus Rumah Tangga adalah
Jumlah Pengangguran X 100% Jumlah Angkatan Kerja
penduduk 15 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu mengurus rumah
22. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK): Jumlah Angkatan Kerja Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
tangga
atau
membantu
rumah
tangga
tanpa
mengurus
mendapatkan
upah/gaji. X 100%
27. Status 23. Mencari pekerjaan adalah kegiatan
Pekerjaan
adalah
jenis
kedudukan seseorang dalam pekerjaan.
seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, baik mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau mereka yang sudah pernah bekerja, karena
sesuatu
hal
berhenti
atau
28. Lapangan kegiatan
Usaha
adalah
bidang
dari
pekerjaan/usaha/
perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja,
atau
yang
hasilkan
oleh
perusahaan/kantor tempat responden bekerja.
diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. xvii
29. Bagan Ketenagakerjaan: Penduduk
Usia kerja
Bukan usia kerja
Angkatan Kerja
Bekerja
Bukan Angkatan Kerja
Pengangguran
Mempersiapkan Usaha
30. Konsumsi Rumah Tangga adalah pengeluaran
rumah
Mengurus Rumah tangga
Lainnya
Sementara tdk bekerja
Sedang bekerja
Mencari Pekerjaan
Sekolah
tangga
untuk
Merasa tak mungkin mendapat Pekerjaan
Sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja
31. Pengeluaran rata rata perkapita sebulan adalah rata rata biaya yang
memenuhi kebutuhan makanan dan
dikeluarkan
non makanan. Kelompok makanan
konsumsi semua anggota rumah tangga
mencakup
selama
bahan
pengeluaran
makanan,
minuman,
konsumsi
makanan
tembakau
dan
jadi,
rumah
sebulan
tangga
dibagi
untuk
dengan
banyaknya anggota rumah tangga.
sirih.
Sedangkan kelompok bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah dsb. xviii
Pendahuluan Umum
Sumber Data
Publikasi Rakyat
Indikator
Kabupaten
berisikan
disajikan,
Gunungkidul
data
kesejahteraan
statistik
disusun
Kesejahteraan
rupa
sendiri oleh Badan Pusat Statistik, seperti
keadaan
Sensus Penduduk (SP), Survei Sosial
Kabupaten
Ekonomi Nasional (SUSENAS), Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
luas
dan
rakyat kompleks,
tidak hanya dapat dilihat dari suatu aspek tertentu. Dalam publikasi ini kesejahteraan rakyat diamati dari beberapa aspek yang
Kesehatan
dan
lain-lain.
Data
primer
tersebut
mempunyai keterbatasan sebagai sumber kesejahteraan
sehingga suatu taraf kesejahteraan rakyat
yaitu
Kabupaten
sedemikian
dan
spesifik,
Rakyat
primer, dalam arti dikumpulkan dan diolah
Ruang Lingkup
sangat
Indikator
yang
Gunungkidul.
disadari
utama
Data-data
rakyat
Dimensi
data
Gunungkidul 2013 ini merupakan data
menggambarkan
kesejahteraan
2013
Sumber
tentang
rakyat.
sehingga
Kesejahteraan
aspek
Kependudukan,
Keluarga
informasi
publikasi
tahunan,
sehingga
selain menggunakan data primer, publikasi ini juga mengolah data sekunder yang berasal dari instansi-instansi pemerintah yang terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan,
Kantor
Kementrian
Agama, dan sebagainya.
Berencana,
Pendidikan, Ketenagakerjaan, Konsumsi dan Pengeluaran Rumahtangga, Perumahan dan Lingkungan, serta Sosial lainnya.
xix
Bab1 Kependudukan Pembangunan adalahsuatu proses berkelanjutan
mengoptimalkan
pemanfaatan
sumber
sumberdaya
manusia
mempengaruhi
cara
pemerintah. Jumlah penduduk yang besar
aktivitas
jika diikuti dengan kualitas penduduk yang
manusianya dengan kemampuan sumber
memadai akan merupakan pendorong bagi
alam yang tersedia.
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah
dengan antara
Penduduk sebagai komponen utama
penduduk
yang
dinamika
pembangunan
sinergi
alam
sangat
dan
menyusun
daya
Kondisi kependudukan yang ada
dilakukan
yang besar
oleh
dengan tingkat
sumber daya manusia merupakan faktor
kualitas yang rendah, menjadikan penduduk
yang sangat strategis dalam kerangka
tersebut sebagai beban bagi pembangunan
pembangunan
nasional,
selainsebagai
Oleh karena itu dalam
subyek juga sebagai obyek pembangunan.
pembangunan
Sebagai
maka
merupakan masalah yang sangat penting
berkembang
untuk diperhatikan, diantaranya mengenai
kemampuannya sehingga bisa menjadi
jumlah, komposisi, dan distribusinya.Untuk
penggerak
menunjang
subyek
penduduk
pembangunan
harus
pembangunan.
Sebaliknya,
masalah
proses
keberhasilan
kependudukan
pembangunan
pembangunan juga harus dapat dinikmati
maka kebijakan dibidang kependudukan
oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan
diarahkan kepada pengendalian jumlah
demikian jelas bahwa pembangunan harus
penduduk, peningkatan kualitas sumber
dikembangkan dengan memperhitungkan
daya manusia, dan pengarahan mobilitas
kemampuan
seluruh
penduduk. Dengan demikian diharapkan
penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam
tercipta penduduk yang berkualitas dan
dinamika
tersebut.
tersebar merata di seluruh wilayah sehingga
Sebaliknya, pembangunan tersebut
hasil-hasil pembangunan dapat dirasakan
dikatakan
oleh seluruh masyarakat secara adil dan
baru
meningkatkan
penduduk
agar
pembangunan
berhasil
jika
kesejahteraan
mampu penduduk
merata.
dalam arti yang luas.
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
1
2014 selalulebih kecil di bandingkan
1.1. Kepadatan dan PenyebaranPenduduk
dengan kabupaten/kota lainnya di D.I
Tingkat kepadatan penduduk dihitung berdasarkan wilayah
jumlah
dibagi
penduduk
dengan
Hal
ini
terjadi
Kabupaten
Gunungkidul
karena
merupakan
wilayah.
kabupaten dengan wilayah terluas diantara
Kepadatan penduduk merupakan indikator
kabupaten/kota diD.I Yogyakarta dengan
kependudukan untuk mengukur tingkat
jumlah penduduk yang relatif tidak terlalu
kejenuhan
banyak.
suatu
luas
suatu
Yogyakarta.
wilayah
menampung
Padatahun
1990,
kepadatan
sejumlah penduduk.Kepadatan penduduk
penduduk Gunungkidul tercatat sebesar 438
yang sudah mencapai titik jenuh dapat
jiwa/km, meningkat menjadi 451 jiwa/km
membawa dampak negatif karena tidak
pada tahun 2000 dan 455 jiwa/kmtahun
seimbangnya
2010.
antara
jumlah
penduduk
Untuk
tahun
2014,
kepadatan
dengan sumber daya alam dan daya dukung
penduduknya
lingkungan. Segi positif penduduk yang
470jiwa/km(Lampiran Tabel 1.2.).
padat akan meningkatkan daya saing penduduk
dalam
menggerakan
ekonomi
sehingga
akan
roda
menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Penduduk2000 bahwa
dan
jumlah
Sensus
2010menunjukkan
penduduk
Kabupaten
Gunungkidul menempati peringkat ketiga
lagi
menjadi
Jika dilihat kepadatan penduduk per kecamatan,
terlihat
2014Kecamatan kepadatan
hasil
meningkat
Wonosari
penduduk
1.079jiwa/km. kepadatan Girisubo
bahwa
mempunyai
terbesar
Sedangkan
terkecil yaitu
pada
pada
yaitu tingkat
Kecamatan
hanya
243
jiwa/km(Lampiran Tabel 1.3).
setelah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Hasil
menunjukkan bertempat
SP2000
dan
SP2010
persentasependuduk tinggal
Gunungkidul,
di
mencapai
sebesar 21,48 persen dan 19,53 persen dari jumlah
penduduk
D.I
470
465
yang
Kabupaten
masing-masing
Gambar 1.1. Kepadatan Penduduk Kabupaten Gunungkidul, 1990-2014
Yogyakarta
460
Kepadatan Penduduk
Bantul.
455 455
451
450 445 440
438
435
(Lampiran Tabel 1.1.). 430
Walaupun
jumlah
penduduknya
1990
2000
2010
2014
Sumber :SensuspendudukdanProyeksiPenduduk
besar, kepadatan penduduk Kabupaten
1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Gunungkidul sejak 1990 sampai dengan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
2
Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan
penduduk
pendorongpenduduk untuk mencari nafkah keluar daerah.
secara
Pada periode 2000-2010, jika dilihat
alami dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
menurut kecamatan, maka sebagian besar
kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
kecamatan
Pada umumnya lajupertumbuhan penduduk
negatif. Sedangkan kecamatan-kecamatan
Kabupaten Gunungkidul dari 1961 sampai
yang mengalami pertumbuhan positif ada di
dengan2010 terus melambat dari 0,81
Kecamatan
persen per tahun pada periode 1961 – 1971
Purwosari,
menjadi 0,68 persen per tahun pada periode
Kecamatan Wonosari, Kecamatan Playen,
1971 – 1980. Bahkan pada periode 1980-
Kecamatan Patuk, Kecamatan Nglipar dan
1990 terjadi pertumbuhan sebesar 0,13
Kecamatan
persen per tahun. Sedangkan pada periode
penduduk terbesar ada di Kecamatan Patuk,
1990 – 2000 pertumbuhan penduduk naik
yaitu
kembali menjadi 0,30 persen per tahun dan
pertumbuhan terkecil ada pada Kecamatan
pada 2000 – Penduduk 2010melambat Gambar periode 1.2. Laju Pertumbuhan
Rongkop, yaitu -0,50 persen.
memiliki
laju
pertumbuhan
Panggang,
Kecamatan
Kecamatan
Karangmojo,
Ngawen.
mencapai
Pertumbuhan
0,73
persen
dan
Kabupaten Gunungkidul , 1961-2010
menjadi 0,07 persen per tahun. (Lampiran Tabel 1.4).
1.3. Komposisi Umur dan Jenis Kelamin Penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan komposisi penduduk
1
pada suatu wilayah. Indikator komposisi
0.8 0.6
umur merupakan indikator yang sangat
0.4
berguna dalam perencanaan pembangunan.
0.2
Dengan
0
indikator
ini
akan
diketahui
kelompok penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) dan kelompok penduduk usia tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan Sumber :SensuspendudukdanProyeksiPenduduk
Penurunan penduduk
yang
Gunungkidul
laju terjadi
lebih
pertumbuhan di
Kabupaten
dipengaruhi
oleh
migrasi keluar (out migration). Kondisi geografis dan sosial ekonomi yang tidak menguntungkan menjadi salah satu faktor Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
usia diatas 65 tahun). Selain itu juga dapat diketahui
pula
angka
ketergantungan
penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif. Komposisi Kabupaten
umur
Gunungkidul
penduduk pada
2014 3
berdasarkan
hasilproyeksi
BerdasarkanTabel 1.1 terlihat bahwa
pendudukdiketahui bahwa penduduk yang
pada 2014angka ketergantungan penduduk
berada pada kelompok umur 65 tahun
mencapai52,91
keatas telah mencapai 12,98 persen.
ketergantungan sebesar itumengandung arti
persen.Angka
Jika dibandingkan dengan angka hasil
bahwa setiap 100 penduduk usia produktif
sensus-sensus penduduk sebelumnya, dapat
menanggung sekitar 53 penduduk usia tidak
dilihat adanya pergerakan struktur. Hasil
produktif,dengan asumsi bahwa penduduk
SP1980 jumlah penduduk terbesar masih
usia produktif benar-benar produktif.Dapat
dalam kelompok umur 5-9 tahun, yaitu
dibayangkan ketika asumsi tersebut tidak
13,97 persen. Seiring dengan gencarnya
terpenuhi, penduduk usia produktif akan
program KB waktu itu, hasil SP 1990
lebih
jumlah penduduk terbesar bergeser ke
penduduk usia produktif yang tidak benar-
kelompok umur 10-14 tahun sebesar 11,83
benar
persen.Hasil SP 2000, jumlah penduduk
(pengangguran).Angka ini relatif stabil
terbesar terdapat pada kelompok umur 60
setiap tahunnya mengandung arti tidak
tahun keatas yaitu sebesar 15,34 persen,
adanya perubahan secara drastis dalam
demikian
sosio demografi masyarakat.
halnyapada
2010
(SP2010),
jumlah penduduk terbesar berada pada
berat
lagi
dalam
produktif
Berdasarkan
menanggung
secara
proyeksi
ekonomi
penduduk
kelompok umur 65 tahun ke atas yaitu
2014, sex ratio di Kabupaten Gunungkidul
13,45 persen. Hal ini mengindikasikan
tercatat sebesar 93,63yang berarti bahwa
adanya
setiap 100 penduduk perempuan terdapat
peningkatan
taraf
kesehatan
masyarakat Kabupaten Gunungkidul.
sekitar 94 penduduk laki-laki. Jika dilihat menurut kelompok umur, sex ratiotertinggi
Tabel 1.1. Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 Persentase Kelompok Umur Tahun +
Angka Beban Tanggungan
berada pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu sebesar 109,45 diikuti pada kelompok umur
10-14
tahun
sebesar
106,48
dankelompok umur 0-4 tahun sebesar
0-14
15-64
65
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2012
21,77
65,17
13,06
53,45
rasio untuk kelompok umur diatas 20
2013
22,72
64,33
12,96
55,46
tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan
2014
21,62
65,40
12,98
52,91
105,83 (Tabel 1.7). Yang menarik adalah kecilnya sex
karena banyak penduduk laki-laki usia diatas
20
tahun
atau
usia
angkatan
Sumber : ProyeksiPenduduk Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
4
kerjaproduktif yang keluar daerah menuju
masyarakat maka akan menunda keputusan
pusat perekonomian untuk mencari nafkah.
penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas untuk kawin pada usia muda.
1.4. Umur Perkawinan Pertama Umur perkawinan pertama penduduk perempuan berpengaruh terhadap tingkat fertilitas
yang
mempengaruhi
pada
akhirnya
pertumbuhan
Tabel 1.2. Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 10 Tahun ke Atas menurut Umur Perkawinan Pertama di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014
akan
penduduk.
UmurPerkawinanPertama Tahun
17-18
19-24
25 +
(2)
(3)
(4)
(5)
2012
13,62
26,78
49,28
10,32 100,00
2013
14,30
30,00
46,70
8,90 100,00
2014
11,29
28,05
50,80
9,86 100,00
Semakin muda umur perkawinan pertama (1)
penduduk
perempuan
panjang
masa
menyebabkan
maka
yang
tinggi
tingkat
kelahiran. Umur
perkawinan
mempunyai
pengaruh
pertama terhadap
juga resiko
medis pada masa kehamilan dan saat melahirkan. Usia yang terlalu muda dan terlalu tua tidak baik secara medis untuk perempuan
untuk
mengandung
bayi.
Kondisi tubuh pada waktu hamil dan melahirkan yang tidak ideal akan berakibat buruk
pada
ibu
maupun
bayi
yang
dilahirkannya. Berdasarkan hasil Susenas 2014, pada umumnya penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Gunungkidul yang kawin pertama pada usia 19-24 tahun mencapai 50,80 persen. Pola ini juga berlaku untuk kabupaten/kota lainnya di D.I Yogyakarta (Lampiran Tabel 1.8). Data tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi maupun
tingkat
pendidikan
meningkatnya
(6)
semakin
reproduksi
semakin
Jumlah
16
seseorang
kesejahteraan
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
Sumber :Susenas 2012-2014
Jika
dibandingkan
dengankabupaten/kota
lainnya
diD.I
Yogyakartamaka penduduk perempuan usia 10 tahun keatas di Kabupaten Gunungkidul yang usia perkawinanpertamanya ≤ 16 tahun merupakan yang terbesar yaitu 11,29 persen,sedangkan pada tingkat provinsi hanya sekitar 7,61 persen.Kemudian untuk penduduk perempuan usia 10 tahun keatas di Kabupaten Gunungkidul yang usia perkawinanpertamanya≥ 25 tahun memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 9,86 persen,sedangkanpada tingkat provinsitelah mencapai
21,67
persen.Hal
ini
kemungkinan disebabkan karena tingkat pendidikan
tingkat
kesejahteraan
di
Kabupaten
Gunungkidul
masih
tertinggal
dibandingkan
penduduk relatif
dan
5
dengan
kabupaten/kota
lain
diD.I
Yogyakarta.
sebesar 1,75. Sedangkan rata-rata anak masih hidupnya sebesar 1,70 (Lampiran Tabel 1.9). Angka ini mengandung arti
1.5. Anak Lahir Hidup dan Anak Masih Hidup Berbeda dengan indikator Angka Kelahiran (jumlah kelahiran, CBR, ASFR dan TFR), indikator Anak Lahir Hidup atau yang juga sering disebut Children Ever Born mengandung pengertian yang bersifat ‘longitudinal’ atau mencerminkan semua anak yang telah lahir hidup, dari sejak menikah pertama kali sampai saat ini (bukan hanya anak yang lahir pada saat ini atau tahun ini). Sedangkan Anak Masih Hidup adalah jumlah anak kandung yang masih hidup yang dimiliki oleh seorang wanita saat wawancara dilakukan. Data jumlah anak masih hidup digunakan untuk mengetahui jumlah anak yang dimiliki seorang wanita secara riil karena dari seluruh anak lahir hidup tidak seluruhnya dapat terus hidup. Selain itu perbedaan Anak Lahir Hidup dan
bahwa rata-rata jumlah anak yang yang dilahirkan hidup oleh sekelompok wanita mulai memasuki masa reproduksi hingga kini adalah sekitar 1 – 2 orang anak dan dari seluruh anak yang lahir hidup tidak seluruhnya dapat terus hidup hal ini terlihat dari jumlah Anak Masih Hidup yang lebih kecil dari jumlah Anak Lahir Hidup. Jika dilihat menurut kelompok umur, semakin tinggi kelompok umur semakin banyak jumlah anak lahir hidup dan anak masih hidup.Pada kelompok perempuan usia 4045 tahun memiliki rata-rata anak lahir hidup dan anak masih hidup terbanyak, masingmasing sebesar 2,21anak lahir hidup dan 2,16 anak masih hidup. Anak Lahir Hidup pada usia ini disebut juga sebagai paritas lengkap (completed family size), yaitu jumlah anak yang sudah tidak bertambah lagi.
Anak Masih Hidup merupakan data yang menjadi dasar perhitungan Angka Kematian Bayi.
1.6. Banyaknya Anggota Rumah Tangga Rata-rata banyaknya anggota rumah tangga
Rata-rata anak lahir hidup yang dilahirkan perempuan usia 15 – 49 tahun di Kabupaten Gunungkidulpada 2014 adalah Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
per
menggambarkan
rumah tingkat
tangga
dapat
kesejahteraan
rumah tangga dan juga menunjukkan tingkat keberhasilan Program Keluarga 6
Berencana dalam rangka pengendalian
bagi tercapainya tujuan dari Program
jumlah penduduk. DariTabel 1.3 terlihat
Keluarga Berencana yaitu menciptakan
bahwa ada kecenderungan rata-rata jumlah
Catur Warga yang bahagia.
anggota rumah tangga per rumah tangga mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Apabila
dibandingkan
menurut
kecamatan, maka ada 3 kecamatan yang memiliki rata-rata jumlah anggota rumah
Tabel 1.3. Rata-rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga diKabupatenGunungkidul, 1961-2010 Rata-rata Banyaknya Tahun Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga (1)
(2)
1961
5,0
1971
5,1
1980
4,7
1990
4,1
2000
3,7
2010
3,5
Semin yang masing-masing pada umumnya
sebesar
3,3
tangga.Sedangkan
jiwa
per
rumah
kecamatan
yang
memiliki rata-rata jumlah anggota rumah tangga
1961
KabupatenGunungkidul
Kecamatan Gedangsari, dan Kecamatan
memiliki jumlah anggota rumah tangga
terbanyak
adalah
Kecamatan
Purwosari yaitu sebesar 3,99jiwa per rumah
Sumber :SensusPenduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010
BerdasarkanhasilSP
tangga terkecil, yaitu : Kecamatan Patuk,
tangga. di
rata-rata
jumlahanggotarumahtanggasebesar 5,0jiwa per rumahtangga, selanjutnyanaikmenjadi 5,1
jiwaper
rumahtanggapada
1971.
Kemudian menurun menjadi 4,7 jiwa per rumah tangga pada 1980, menurun lagi pada 1990 menjadi 4,1 jiwa per rumah tangga dan pada 2000 menjadi 3,7 jiwa per rumah tangga. Begitu pula pada 2010, banyaknya
anggota
rumahtangga
per
rumahtangga ada sebanyak 3,5 orang.Hal ini menggambarkan kondisi yang lebih baik Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
7
Bab 2 Pendidikan Pendidikan merupakan upaya yang
murid terhadap kelas dan rasio murid
terorganisir, berencana dan berlangsung
terhadap guru. Sedangkan indikator output
kontinu ke arah membina manusia menjadi
yang
insan paripurna, dewasa dan berbudaya
pendidikan
SDM
antara
lain
tingkat
(civilized). Setiap warga negara memiliki
pendidikan
yang
ditamatkan,
Angka
hak untuk mendapatkannya sesuai dengan
Partisipasi
Sekolah
minat,
Partisipasi
bakat,
dan
kemampuan
yang
diinginkannya tanpa memandang status sosial,
ekonomi,
suku,
agama,
dapat
menunjukkan
Kasar
kualitas
(APS),
(APK)
Angka
dan
Angka
Partisipasi Murni (APM).
etnik,
gender, dan lokasi geografis. Pemenuhan hak pendidikan bagi setiap warga negara mencerminkan pemerataan sekaligus
ukuran atas
keadilan
hasil
sebagai
dan
Mutrofin
Rasio murid terhadap sekolah, rasio
pembangunan
investasi
yang
dibutuhkan dalam proses pembangunan. Menurut
2.1. Rasio Murid Terhadap Sekolah, Kelas dan Guru
(1996)
bahwa
pentingnya pendidikan yang berkualitas semakin disadari, sebab terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat yang maju dan mandiri hanya dapat diwujudkan jika masyarakat berhasil ditingkatkan. Keberhasilan di bidang pendidikan dapat dilihat melalui beberapa indikator, baik indikator input maupun indikator output. Indikator input pendidikan salah satunya dilihat dari ketersediaan fasilitas pendidikan yang dalam hal ini diukur
murid terhadap kelas dan rasio murid terhadap
guru
merupakan
indikator
input
yang
beberapa
berguna
untuk
mengetahui apakah ketersediaan sekolah, kelas dan guru sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jumlah murid yang ada. Selain itu, indikator ini juga dapat digunakan sebagai tolok ukur peningkatan mutu
pendidikan.
Tingkat
kualitas
pendidikan masyarakat yang semakin tinggi diperlihatkan dengan rasio murid terhadap sekolah, kelas, dan guru yang semakin besar dengan asumsi jumlah sekolah, kelas, dan guru tetap.
dengan rasio murid terhadap sekolah, rasio Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
8
Tabel 2.1. Rasio Murid terhadap Sekolah, Kelas, dan Guru menurut Tingkat Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014/2015
Jenjang Pendidikan
sekolah ini semakin menarik perhatian calon siswa dibanding sekolah umum yang peningkatannya tidak sebesar SMK.
Rasio Murid/ Sekolah
Murid/ Kelas
Murid/ Guru
(1)
(2)
(3)
(4)
kelas dan rasio murid terhadap guru, SMP
TK/RA/BA
26,9
15,6
8,1
memiliki angka tertinggi yaitu 26 dan 11.
SD/MI
100,8
15,5
10,0
Peningkatan rasio ini juga menunjukkan
SLTP/MTs
219, 2
26,1
10,7
bahwa program pendidikan dasar 9 tahun
SMU/MA
210,2
23,4
6,9
SMK
350,3
26,9
9, 4
Namun untuk rasio murid terhadap
berjalan dengan baik dan tentunya menjadi tantangan bagi pemerintah untuk dapat
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul
Berdasarkan Tabel 2.1 terlihat bahwa
mengimbangi peningkatan tersebut.
2.2. Partisipasi Sekolah Ada beberapa indikator yang berguna
ada kecenderungan rasio murid terhadap sekolah maupun terhadap kelas semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan. Sebaliknya rasio murid terhadap guru kecenderungannya menurun seiring
dengan
meningkatnya
jenjang
untuk sekolah
ketersediaan jumlah sekolah dan jumlah kelas tidak seimbang dengan kebutuhan
penduduk.
Beberapa
indikator
(APS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APS merupakan indikator daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Sebagai indikator dasar, APS dapat digunakan untuk melihat akses pada
sekolah. murid
terhadap
sekolah
tertinggi berada pada jenjang pendidikan SMK, yaitu mencapai angka 382, nilai ini mengandung pengertian bahwa rata-rata setiap satu sekolah SMK menampung 350 siswa. Terus meningkatnya angka rasio murid
partisipasi
pendidikan khususnya bagi penduduk usia
jumlah murid. Rasio
situasi
tersebut adalah Angka Partisipasi Sekolah
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan maka
menjelaskan
terhadap
sekolah
SMK
Semakin
tinggi
APS,
maka
semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan
mengenyam
pendidikan.
Akan tetapi meningkatnya APS tidak selalu dapat
diartikan
sebagai
meningkatnya
pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
ini
menunjukkan adanya kecenderungan jenis Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
9
Tabel 2.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Sementara angka APK untuk tingkat SD mencapai lebih dari 100 persen, SMP 78,5 persen dan SLTA 85,6 persen.
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
7-12
100,0
100,0
100,0
13-15
96,7
100,0
98,2
diluar umur umumnya untuk tingkatan
16-18
77,8
83,9
80,8
tersebut semisal anak yang berumur kurang
Perbedaan
angka-angka
di
atas
lebih
disebabkan oleh banyaknya anak sekolah yang masuk suatu tingkatan sekolah namun
dari tujuh tahun namun sudah masuk SD.
Sumber: Susenas 2014
Angka partisipasi yang lain adalah Berdasarkan Tabel 2.2 terlihat bahwa
Angka Partisipasi Murni (APM). APM
Angka Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi
merupakan persentase jumlah anak pada
terdapat pada kelompok usia 7-12 tahun,
kelompok usia sekolah tertentu
yaitu sebesar 100,00 persen. Hal ini berarti
sedang bersekolah pada jenjang pendidikan
sudah tidak ada penduduk berusia 7-12
yang sesuai dengan usianya terhadap
tahun yang tidak bersekolah. Jika dilihat
jumlah seluruh anak pada kelompok usia
menurut
sekolah yang bersangkutan. Bila APK
jenis
kelamin,
terlihat
APS
yang
penduduk usia di atas 12 tahun perempuan
digunakan
lebih besar daripada laki-laki. Perlu dikaji
banyak penduduk usia sekolah yang sudah
lebih
penyebab
dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di
fenomena ini namun diduga berkaitan
suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa
dengan kultur mencari kerja atau sekedar
melihat
membantu orang tua mencari nafkah bagi
mengukur proporsi anak yang bersekolah
kaum laki-laki di Gunungkidul.
tepat waktu.
jauh
untuk
melihat
Tabel 2.3. Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014
untuk
berapa
mengetahui
usianya,
seberapa
maka
APM
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum, nilai
Jenjang Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
L+P
APM akan selalu lebih rendah dari APK
(1)
(2)
(3)
(4)
karena nilai APK mencakup anak diluar
SD
108,4
105,6
107, 2
usia sekolah pada jenjang pendidikan yang
SLTP
80,5
76,0
78,5
SLTA
77,5
93,8
85,6
bersangkutan.
Sumber: Susenas 2014 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
10
Tabel 2.4. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014 Jenjang Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
100,0
100,0
100,0
SLTP
73,5
75,0
74,2
Gambar 2.1. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Gunungkidul, 40.00 2014 30.00
20.00
10.00
SLTA
66,5
75,0
70,8
Sumber: Susenas 2014
Pada
0.00
2014
di
Kabupaten
L Tidak/belum punya
P SD sederajat
L+P SLTP sederajat
SLTA sederajat
Perguruan Tinggi
Gunungkidul, APM pada jenjang SD sebesar 100,0 persen yang berarti bahwa semua anak umur 7 – 12 tahuh di Gunungkidul bersekolah di SD tepat waktu. Hal ini menunjukkan indikator yang baik yaitu masyarakat Gunungkidul tidak buruburu untuk menyekolahkan anaknya di SD melainkan mereka menyekolahkan anaknya di SD ketika sudah berumur 7 tahun sesuai
Berdasarkan Susenas 2014, jenjang pendidikan
Kabupaten Gunungkidul terbesar adalah tamatan SD sederajat, yaitu sebesar 37,1 persen.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas Sumber Daya pendidikan
tertinggi yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan
Jenjang
pendidikan
tertinggi
berikutnya adalah tamat SLTP sederajat 23,9 persen, tidak/belum punya ijasah SD
masyarakat
dan
paling
sedikit
tamatan
perguruan tinggi yang hanya mencapai 3,9
2.3. Pendidikan yang Ditamatkan
adalah
ditamatkan
penduduk usia 10 tahun ke atas di
persen
(SDM)
yang
sederajat 18,9 persen, SLTA sederajat 16,2
anjuran dari pemerintah.
Manusia
tertinggi
maka
semakin tinggi kualitas SDM nya dan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya.
persen (Lampiran Tabel 2.10). Jika dilihat menurut jenis kelamin, terlihat bahwa penduduk laki-laki usia 10 tahun ke atas yang tamat SD sederajat sebesar 40,3 persen, tamat SLTP sederajat sebesar 22,4 persen, tamat SLTA sederajat sebesar 17,7 persen dan tamat Perguruan Tinggi sebesar 3,1 persen. Fenomena
yang
terjadi
di
Gunungkidul terkait pendidikan dan gender Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
11
menujukkan bahwa persentase perempuan berumur 10 tahun ke atas sebagian besar berpendidikan
SMP
ke
bawah,
yang
mencapai 80,7 persen. Angka ini lebih tinggi sedikit dibanding laki-laki yang mencapai 79,2 persen. Kesempatan
untuk
mengenyam
pendidikan minimal SLTA lebih besar dirasakan
penduduk
laki-laki
yang
mencapai 20,8 persen, sedang perempuan hanya 19,3 persen. Akan tetapi perempuan yang berpendidikan level perguruan tinggi lebih besar dibanding laki-laki dengan perbandingan 4,6 berbanding 3,1 persen.
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
12
Bab 3 Kesehatan & Keluarga Berencana Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan
meningkatkan
mengetahui
keefektifan
ketersediaan
kesadaran,
jumlah fasilitas kesehatan dalam melayani
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
penduduk. Semakin besar nilai rasionya
setiap orang agar terwujud kesehatan
maka semakin efektif jumlah fasilitas
masyarakat baik dalam bidang promotif,
kesehatan yang tersedia untuk melayani
preventif, kuratif dan rehabilitatif agar
penduduk.
setiap warga masyarakat dapat mencapai
Jumlah puskesmas termasuk pustu
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dam
baik fisik, mental dan sosial serta harapan
sebanyak 184 unit dengan jumlah penduduk
berumur panjang. Pembangunan di bidang
sebanyak
kesehatan diharapkan
Puskesmas terhadap 1.000 penduduk di
membuat
semua
puskesmas
keliling
698.825
pada
jiwa,
Kabupaten
kesehatan yang mudah, murah, dan merata.
Artinya bahwa setiap 1 Puskesmas di
masyarakat
derajat
diharapkan
meningkatkan
tingkat
kesehatan
pula
Gunungkidul
sebesar
Rasio
lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan Meningkatnya
Gunungkidul
maka
2014
melayani
sekitar
3,80. 3.798
dapat
penduduk. Adapun rasio tertinggi tingkat
kesejahteraan
kecamatan berada di Kecamatan Semanu,
penduduk. Pelayanan kesehatan masyarakat
yaitu
diwujudkan
Kecamatan Girisubo, yaitu sebesar 2,87.
oleh
menambah fasilitas
pemerintah
dengan
kesehatan maupun
sebesar Jumlah
4,87
dan
dokter
di
terendah
di
Kabupaten
pelayanannya misalnya membangun sarana
Gunungkidul pada 2014 tercatat 144 orang
dan prasarana puskesmas dan menambah
dengan rincian 92 dokter umum, 38 dokter
tenaga dokter maupun tenaga kesehatan
gigi dan 14 dokter spesialis, dan itu sudah
lainnya.
Gunungkidul
termasuk dokter yang berdinas di Dinas
pembangunan di bidang kesehatan juga
Kesehatan dan juga RSUD. Dengan jumlah
terus ditingkatkan.
dokter sebanyak itu, maka rasio banyaknya
Di
Kabupaten
dokter terhadap penduduk pada 2014 3.1. Rasio Jumlah Puskesmas dan Dokter Rasio jumlah Puskesmas dan rasio jumlah
dokter
terhadap
penduduk
sebesar
4.853.
Angka
sebesar
ini
mempunyai makna bahwa setiap 1 tenaga dokter melayani sekitar 4.853 penduduk.
merupakan salah satu indikator untuk Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
13
Tabel 3.1. Rasio Jumlah Penduduk terhadap Jumlah Puskesmas dan Dokter di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014
keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh penduduk yang mengalami keluhan kesehatan utama di Kabupaten
Tahun
Rasio Jumlah Penduduk per Puskesmas
Rasio Jumlah Dokter per Penduduk
(1)
(2)
(3)
2012
3.676
5.115
lainnya sebesar 17,59 persen, dan panas
2013
3.717
4.748
sebesar 11,80 persen. Sedangkan keluhan
2014
3.798
4.853
kesehatan seperti asma, diare, sakit kepala
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul dan Estimasi Penduduk
3.2. Keluhan Kesehatan dan Penyakit Terbanyak Indikator
keluhaan
Gunungkidul selama sebulan yang lalu adalah batuk, yaitu sebesar 19,64 persen,
berulang, dan sakit gigi relatif sedikit dialami penduduk. Gambar 3.1. Persentase Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Gunungkidul, 2014
merupakan salah satu indikator untuk
3.77
4.17
kesehatan
3.22
4.59
2.83 5.2
mengetahui derajat kesehatan masyarakat. Semakin
besar
persentase
keluhan
2.9
10.67
5.78 9.62
penduduk mengindikasikan jika derajat
Common Cold
ISPA
Hipertensi Primer
Gastritis
Dermatitis
Asma
kesehatan penduduk masih rendah.
Nyeri Kepala
Reumatoid
Batuk
Gangguan Sendi
Tabel 3.2. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu di Kabupaten Gunungkidul, 20122014 Keluhan Kesehatan (1)
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
26,61 44,09 42,00 5,48 1,83 13,04 6,00 44,09
11,80 19,64 17,53 2,02 0,84 6,59 2,32 17,59
25,99 Panas 48,52 Batuk Pilek 47,23 Asma, Sesak Nafas 3,47 Diare, Buang-buang Air 2,15 14,02 Sakit Kepala Berulang Sakit Gigi 4,22 Lainnya 41,48 Sumber : Susenas 2012-2014
Berdasarkan Kesehatan
data
Kabupaten
dari
Dinas
Gunungkidul,
penyakit yang paling banyak menjangkiti masyarakat Gunungkidul pada 2014 adalah common cold dengan persentase penderita mencapai
10,67
persen
dari
seluruh
penderita penyakit yang ada. Urutan kedua adalah penyakit ISPA sebesar 9,62 persen dan hipertensi primer sebesar 5,78 persen pada urutan ketiga. Selain persentase keluhan kesehatan
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi
dan penyakit terbanyak yang dialami,
Nasional, pada 2014 penduduk Kabupaten
derajat kesehatan penduduk juga dapat
Gunungkidul yang mengalami keluhan
dilihat indikator Angka Harapan Hidup
kesehatan
lalu
(AHH). Berdasarkan Tabel 3.3 dari tahun
sebanyak 40,90 persen. Sedangkan jenis
ke tahun Angka Harapan Hidup semakin
selama
sebulan
yang
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
14
meningkat,
artinya
derajat
penduduk
Kabupaten
kesehatan
3.3. Kesehatan Balita
Gunungkidul
Balita merupakan generasi penerus
memiliki kecenderungan terus meningkat.
masa depan. Balita yang sehat merupakan
Peningkatan usia harapan hidup juga dapat
modal dasar tercapainya masyarakat yang
dijadikan sebagai gambaran keberhasilan
sehat dan cerdas. Kesehatan balita tidak
program
hanya dipengaruhi oleh kesehatan ibu
kesehatan
dan
program
pembangunan sosial ekonomi. Pada 2010 Angka
Harapan
Hidup
penduduk
Kabupaten Gunungkidul mencapai 71,41 tahun dan pada 2014 angkanya sudah meningkat menjadi 71,45 tahun. Angka ini
semasa
kehamilan,
dipengaruhi
akan
oleh
tetapi
proses
juga
kelahiran/
persalinan dan asupan air susu ibu (ASI). Ditinjau
dari
penolong
kelahiran
terakhir di Kabupaten Gunungkidul, pada 2014 balita yang pada proses persalinannya
bermakna bahwa anak yang lahir pada
yang ditolong oleh dokter, bidan, dan
tahun 2012 diperkirakan akan hidup rata-
tenaga
rata sampai umur 71,45 tahun.
dibandingkan dengan yang ditolong oleh
medis
jauh
lebih
banyak
dukun dan lainnya. Persentase balita yang Tabel 3.3. Angka Harapan Hidup menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014 (Tahun)
ditolong tenaga terdidik (dokter, bidan dan tenaga
medis)
sebesar
99,50
persen,
sedangkan yang ditolong dukun dan lainnya Laki-laki+ Perempuan Perempuan
Tahun
Laki-laki
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
71,41
75,40
73,35
dibandingkan Kabupaten Kulonprogo di
2011
71,42
75,41
73,36
DIY walaupun masih lebih kecil dibanding
2012
71,43
75,42
73,37
Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan
2013
71,44
75,43
73,38
2014
71,45
75,44
73,39
hanya sebanyak 0,50 persen (Lampiran Tabel
3.5),
Angka
ini
lebih
baik
Kabupaten Bantul. Untuk
Sumber : Susenas 2010-2014
meningkatkan
kesadaran
tentang kesehatan Balita di Kabupaten Gunungkidul telah disosialisasikan kepada Hal yang menarik adalah Angka
masyarakat tentang perlunya pemberian Air
Harapan Hidup penduduk perempuan rata-
Susu
rata jauh lebih tinggi dibandingkan laki-
Kabupaten Gunungkidul pada 2014 balita
laki. Kenyataan ini dapat dimaklumi karena
yang pernah disusui ibunya mencapai 99,45
perempuan memiliki pola hidup yang lebih
persen. Persentase Balita yang paling
baik
banyak disusui ibunya paling lama 24 bulan
daripada
laki-laki
dan
laki-laki
memiliki perilaku yang lebih beresiko. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
Ibu
(ASI)
kepada
balita.
Di
atau lebih, yaitu mencapai 73,78 persen 15
(Lampiran Tabel 3.6). Pemberian ASI pada
Karangmojo, yaitu sebanyak 80 peserta KB
Balita di Kabupaten Gunungkidul masih di
aktif per 100 PUS (Lampiran Tabel 3.10).
bawah rata-rata provinsi walau masih ada
Gambar 3.2. Persentase Akseptor KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi yang Sedang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
kabupaten yang mempunyai angka yang lebih buruk dari Gunungkidul.
Suntik 49.65% 52.51% Pil
3.4. Keluarga Berencana Dalam kesejahteraan
15.81% 13.08%
rangka
peningkatan
masyarakat
di
samping
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, pengendalian laju pertumbuhan penduduk
MOP MOW dan MOP 10.53% 8.30% MOW 0.45% 4.03% 4.14%
melalui program Keluarga Berencana (KB) juga
terus
digalakkan.
Program
KB
Kondom
Implant
Sejalan penduduknya,
IUD 14.12% 18.96%
1.85% 2.80%
dengan
jumlah
Kecamatan
Wonosari
bertujuan untuk membina keluarga kecil
mempunyai jumlah akseptor KB aktif
yang sejahtera dan bahagia. Pada 2014
terbesar yakni 11.310 peserta, diikuti oleh
persentase realisasi Akseptor Keluarga
Kecamatan Semanu sebanyak 8.882 peserta
Berencana
dan Kecamatan Playen sebanyak 8.003
(KB)
terhadap
Perkiraan
Permintaan Masyarakat (PPM) mencapai
peserta (Lampiran Tabel 3.13.).
angka 106,06 persen (Lampiran Tabel 3.9).
Secara keseluruhan alat kontrasepsi
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
yang paling banyak digunakan penduduk
banyak penduduk Kabupaten Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul adalah suntik KB
yang sadar akan pentingnya pembinaan
sebesar 52,51 persen, disusul IUD 14,12
keluarga yang terencana.
persen dan pil KB sebesar 13,08 persen.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
Pada 2014 di Kabupaten Gunungkidul ada
di Kabupaten Gunungkidul pada 2014
sebanyak 35.331 peserta KB aktif yang
sebanyak 132.042 pasangan dengan peserta
menggunakan
KB aktif sebanyak 109.048 pasangan.
(IUD, MOP, MOW dan Implant) atau
Sehingga angka partisipasi KB aktif pada
sebesar 32,40 persen. (Lampiran Tabel
2014 sebesar 82,59 artinya ada sekitar 83
3.13).
alat
kontrasepsi
mantap
peserta KB aktif dari setiap 100 PUS (Pasangan Usia Subur). Angka partisipasi terbesar pada tingkat kecamatan terjadi di Kecamatan Rongkop yaitu
sebesar 88
peserta KB aktif per 100 PUS dan angka partisipasi
terkecil
di
Kecamatan
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
16
Bab 4 Ketenagakerjaan Masalah ketenagakerjaan setengah
serius meliputi
pengangguran
dalam
4.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
pengangguran, dan
rendahnya
kualitas tingkat hidup pekerja. Masalah ini
(TPAK) merupakan indikator atau gambaran keterlibatan ekonomi
sudah lama menjadi masalah serius dan tidak pernah berkurang selama 40 tahun
penduduk
yang
dalam
diukur
kegiatan
dengan
jumlah
penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) yang masuk dalam pasar kerja,
pembangunan ekonomi Indonesia. Bahkan
baik
ketika
menganggur. Dengan indikator ini dapat
terjadi
“Keajaiban
Ekonomi”
yang
bekerja
maupun
masih
tahun
dilihat besarnya penduduk usia kerja yang
sembilan-puluhan) struktur ekonomi yang
aktif secara ekonomi pada suatu wilayah
(ekonomi
tumbuh
cepat
dalam
timpang cenderung kurang membaik. Oleh karena itu pemanfaatan SDM sebagai suatu
atau
negara
dilihat
dalam
dimensi
tenaga
kerja.
dapat
menunjukkan
besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour
manifestasi dari kualitas SDM lebih sering
serta
supply)
yang
tersedia
untuk
produksi barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Permasalahan ketenagakerjaan juga tidak
bisa
dilepaskan
dari
masalah
Tabel 4.1. TPAK Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 (persen)
kependudukan. Jumlah penduduk yang besar menimbulkan masalah yang serius terhadap kesempatan
kerja.
Sasaran
utama
Tahun (1)
Laki-laki Perempuan (2)
(3)
Laki-laki+ Perempuan (4)
pembangunan di bidang ketenagakerjaan
2012
89,35
72,40
80,43
adalah penciptaan lapangan kerja baru
2013
87,86
68,88
77,87
dengan jumlah dan kualitas yang memadai
2014
86,35
69,81
77,65
sehingga dapat menyerap angkatan kerja yang dapat memasuki pasar kerja.
Sumber : Sakernas 2012-2014
Berdasarkan Tabel 4.1, di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2014 memiliki
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
17
TPAK sebesar 77,65 persen. Artinya bahwa
tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang
dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada
mempersiapkan suatu usaha baru atau
sekitar 78 penduduk berstatus sebagai
penduduk yang tidak mencari pekerjaan
angkatan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan
kerja.
Jika
dibanding
tahun
sebelumnya, TPAK tahun ini mengalami
pekerjaan
penurunan dari 77,87 persen. Jelasnya
penduduk yang tidak mencari pekerjaan
penurunan
TPAK
karena sudah diterima bekerja/mempunyai
langsung
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (future
belum
ataupun dapat
peningkatan secara
menggambarkan kondisi baik buruknya
(discouraged
workers),
atau
starts).
ketenagakerjaan di Kabupaten Gunungkidul.
Indikator
yang
digunakan
Peningkatan TPAK perlu ditelusuri lebih
untuk
jauh lagi, apakah lebih dipengaruhi oleh
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT
tingkat
memberikan indikasi tentang penduduk usia
pengangguran
ataukah
tingkat
mengukur
biasa
penyerapan tenaga kerja (penduduk yang
kerja
bekerja) pada kurun waktu tersebut.
pengangguran.
pengangguran
adalah
yang termasuk dalam kelompok TPT
diukur
sebagai
Jika dilihat menurut jenis kelamin,
persentase jumlah penganggur/pencari kerja
TPAK laki-laki menunjukkan angka yang
terhadap jumlah angkatan kerja. Naiknya
lebih tinggi dibandingkan perempuan. Pada
TPT dapat berarti adanya penurunan daya
2014, TPAK laki-laki sebesar 86,35 persen,
serap tenaga kerja atau dapat juga berarti
sedangkan TPAK perempuan sebesar 69,81
bahwa kecepatan laju kesempatan kerja
persen.
tidak dapat mengimbangi kecepatan laju
Tingkat
partisipasi
perempuan
cenderung lebih rendah disebabkan karena
pertumbuhan angkatan kerja.
peran ganda mereka dalam rumah tangga.
Kabupaten
Gunungkidul
pada
Perempuan akan cenderung keluar dari
Agustus 2014 memiliki TPT terendah
dunia
masa
dibandingkan dengan kabupaten/kota se- D.I
perkawinan, melahirkan, membesarkan anak
Yogyakarta, yaitu sebesar 1,61 persen.
dan kemudian kemungkinan mereka akan
Sedangkan TPT pada tingkat provinsi
kembali ke dunia kerja ketika anak-anaknya
mencapai 3,33 persen (Lampiran Tabel
sudah cukup besar.
4.4.).
kerja
ketika
memasuki
Rendahnya
Gunungkidul
TPT
di
Kabupaten
kemungkinan disebabkan
karena kondisi geografis dan sosial ekonomi
4.2. Pengangguran Terbuka suatu
masyarakat yang kurang menguntungkan
kondisi dimana seseorang yang tidak bekerja
sehingga mereka terpaksa mengoptimalkan
Menganggur
merupakan
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
18
pekerjaan mereka sehari-harinya dan tidak
Kenyataan ini dikarenakan sebagian besar
seselektif penduduk kabupaten/kota lain
perempuan di Gunungkidul menjadi pekerja
dalam menentukan pekerjaan. Jika mereka
keluarga untuk usaha pertaniannya, sedang
kalah bersaing dalam pasar tenaga kerja non
laki-laki lebih cenderung mencari tambahan
pertanian, maka mereka akan lari ke sektor
pekerjaan dan penghasilan dari sektor
pertanian.
lainnya.
Tabel 4.2. TPT Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 (persen)
4.3. Lapangan Usaha
Tahun
Laki-laki Perempuan
(1)
(2)
Laki-laki + Perempuan
(3)
(4)
Proporsi pekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu ukuran untuk melihat
potensi
perekonomian
dalam
menyerap tenaga kerja. Semakin besar
2012
2,14
0,53
1,38
2013
2,19
1,11
1,69
maka semakin tinggi „under utilitis‟ pekerja,
2014
1,81
1,38
1,61
karena secara umum sektor pertanian masih
Sumber : Sakernas 2011-2013
proporsi pekerja di sektor primer (pertanian)
merupakan
sektor
dengan
produktivitas
terendah. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa tahun 2014 TPT mengalami penurunan. Angka TPT ini setiap tahun mengalami
Tabel 4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Sektor Utama di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014
perubahan yang cepat karena sebagian Tahun
Pertanian
Manufaktur
Jasa
Jumlah
sektor pertanian yang setiap saat dapat
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
berhenti ataupun beralih ke sektor lain yang
2012
56,09
16,23
31,02
100,00
dirasa
secara
2013
54,41
14,68
30,92
100,00
ekonomi. Penurunan TPT dapat diartikan
2014
52,61
15,57
31,82
100,00
penduduk bekerja adalah pekerja keluarga di
lebih
menguntungkan
bahwa daya serap tenaga kerja pada 2014
Sumber : Sakernas Agustus 2012-2014
lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika dilihat menurut jenis kelamin, pada periode tersebut TPT laki-laki selalu lebih tinggi dari perempuan dan pada 2014 angkanya 1,81 persen untuk laki-laki dan
1,38
persen
untuk
perempuan.
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling dominan dalam menyerap tenaga kerja dimana lebih dari setengah penduduk bekerja di sektor tersebut, diikuti sektor jasa dan terakhir sektor manufaktur.
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
19
Pada
2014
Sektor
Pertanian
mampu
43,18 persen dari total transmigrasi di
menyerap tenaga kerja sebanyak 52,61
Kabupaten
persen dan sektor jasa sebesar 31,82 persen.
menurut
Sedangkan
hanya
Kabupaten Gunungkidul mengikuti Program
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak
Transmigrasi Umum dan Swakarsa Mandiri.
15,57 persen. Satu hal yang cukup menarik
Menurut daerah penempatan,
untuk dicermati persentase penduduk yang
Kalimantan
bekerja di sektor pertanian mengalami pola
terbanyak sebagai daerah tujuan transmigran
perubahan yang berkebalikan dengan sektor
yaitu sebanyak 18 kepala keluarga atau
lainnya selama periode 2012 hingga 2014.
42,86 persen dari transmigran dan sisanya
Hal ini lebih disebabkan oleh faktor
diberangkatkan
kuantitas
Selatan dan Bangka Belitung.
Sektor
hari
Manufaktur
hujan
berbeda
setiap
Gunungkidul. jenisnya,
Barat
ke
Jika
dilihat
transmigran
merupakan
Provinsi
dari
Provinsi pilihan
Sumatera
tahunnya. Semakin banyak hari hujan yang terjadi akan mempengaruhi pemilihan sektor pertanian sebagai pekerjaan utama sebagian besar penduduknya.
4.4. Transmigrasi Transmigrasi
merupakan
program
perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain. Program ini dilakukan sebagai upaya pemeratan penyebaran penduduk antar wilayah di Indonesia. Selain itu, secara tidak langsung transmigrasi juga sebagai upaya
alih
teknologi
di
bidang
ketenagakerjaan dari daerah asal ke daerah tujuan. Berdasarkan Lampiran Tabel 4.5 dan Tabel
4.6,
jumlah
transmigran
dari
Kabupaten Gunungkidul pada 2014 tercatat sebanyak 13 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 44 orang. Transmigran terbanyak berasal dari Kecamatan Gedangsari, yaitu Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
20
Bab 5
Konsumsi & Pengeluaran Rumahtangga Tingkat kesejahteraan penduduk akan
pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan
lebih terlihat jelas jika dilihat dari tingkat
yang dibutuhkan untuk hidup secara layak
pendapatannya.
dalam
di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan
Namun
operasionalnya
di
lapangan,
untuk
hidup layak tersebut diterjemahkan sebagai
data
pendapatan
rumah
sejumlah nilai rupiah yang diperlukan oleh
mudah.
setiap individu untuk dapat memenuhi
Keterbukaan dan kesediaan rumah tangga
kebutuhan makan setara 2.100 kilo kalori
untuk
yang
per orang per hari dan kebutuhan non-
kurang
makanan yang paling esensial yang terdiri
mendapatkan tangga
bukanlah
hal
memberikan
sesungguhnya
yang
informasi
masih
dirasa
kooperatif, sehingga informasi pendapatan
atas
rumahtangga
pendidikan, transportasi, dan aneka barang
akan
cenderung
under
estimate. Maka dalam berbagai penelitian tingkat penghasilan rumah tangga sering dilakukan dengan pendekatan konsumsi (consumption approach).
perumahan,
pakaian,
kesehatan,
dan jasa lainnya. Gambar 5.1: Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Gunungkidul, 2009-2013
Ada banyak indikator kesejahteraan penduduk
yang
dihasilkan
dari
data
konsumsi rumahtangga. Beberapa indikator kesejahteraan
yang
digunakan
dalam
publikasi ini antara lain jumlah dan persentase penduduk miskin, distribusi pengeluaran
rumahtangga
dan
pola
konsumsi rumahtangga. Berdasarkan Gambar 5.1. terlihat bahwa persentase penduduk miskin di
5.1. Penduduk Miskin Secara didefinisikan pendapatannya
umum
penduduk
sebagai
penduduk
(proksi
miskin
Kabupaten
Gunungkidul
cenderung
yang
mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
dengan
Tahun 2009 jumlah penduduk miskin
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
21
mencapai 24,44 persen sedangkan tahun
juga
2012 menjadi 22,72 persen dan turun
masyarakat.
kembali tahun 2013 menjadi 21,70 persen. Namun
dalam
periode
diantara
itu,
menghasilkan
pemerataan
bagi
Salah satu indikator yang dapat digunakan
untuk
melihat
tingkat
persentasenya cenderung fluktuatif yang
ketimpangan pendapatan penduduk adalah
menandakan
banyak
kriteria ketimpangan dari Bank Dunia.
penduduk dalam kondisi rentan miskin.
Kriteria ini membagi penduduk menjadi 3
Salah satu yang mempengaruhi fluktuasi ini
kelompok utama yaitu dengan melihat
adalah
persentase
bahwa
mata
masih
pencaharian
penduduk
pendapatan
yang
mampu
Kabupaten Gunungkidul yang sebagian
dibelanjakan oleh kelompok 40 persen
besar bekerja di sektor pertanian. Pertanian
penduduk yang berpendapatan terendah,
di Kabupaten Gunungkidul merupakan
kelompok
lahan pertanian tadah hujan. Curah hujan
berpendapatan menengah dan kelompok 20
yang
mudah
persen penduduk berpendapatan tertinggi.
produksi
Gambar 5.2: Distribusi Pendapatan menurut Kriteria Bank Dunia di Kabupaten Gunungkidul, 2014
kurang
menyebabkan
akan
dengan
berkurangnya
tanaman pangan di Kabupaten Gunugkidul dan
berimbas
penghasilan
pada
40
persen
penduduk
berkurangnya
penduduk
9.87
yang
menggantungkan hidupnya pada sector
61.23
28.90
pertanian. 40% terendah
5.2. Distribusi Pendapatan Pembangunan
ekonomi
40% menengah
20% tertinggi
yang
dilakukan oleh suatu negara tidak hanya
Berdasarkan Gambar
5.2 terlihat
mengejar peningkatan pendapatan secara
bahwa pengeluaran 40 persen penduduk
makro, tetapi juga harus memperhatikan
berpendapatan terendah hanya sekitar 9,87
pemerataan
persen dari total pengeluaran penduduk di
pendapatannya.
Distribusi
pendapatan yang tidak merata tidak hanya
Kabupaten
akan menciptakan kemiskinan, tetapi juga
pengeluaran kelompok 20 persen penduduk
dapat menimbulkan masalah kesenjangan
berpendapatan
sosial. Oleh karena itu pembangunan yang
persen. Ketimpangan pendapatan kelompok
dilakukan diharapkan tidak hanya untuk
penduduk berpendapatan terendah juga
mencapai target tingkat pertumbuhan, tetapi
terjadi
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
Gunungkidul.
dengan
teratas
Sedangkan
mencapai
kelompok
40
61,23
persen 22
penduduk berpendapatan menengah (28,90
mengalami perubahan turun naik di sekitar
persen). Kenyataan ini menunjukkan bahwa
45-49 persen, pada 2012 tercatat 46,63
adanya
ketimpangan
cukup
besar
pendapatan
yang
persen menurun menjadi 36,84 persen pada
penduduk
yang
2013 dan meningkat kembali ke 38,27
berpendapatan rendah dengan penduduk
persen pada tahun 2014. Sebaliknya untuk
berpendapatan menengah dan tinggi.
pengeluaran
antara
makanan
mengalami
peningkatan dari 53,37 persen pada 2012 5.3. Pola Konsumsi Rumahtangga Pola
konsumsi
rumah
menjadi 63,16 persen pada 2013 dan tangga
merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan
gambaran
keadaan
kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan maka porsi pendapatan untuk pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan.
Namun
pergeseran
tersebut
bukanlah hal yang bisa terjadi dengan cepat.
menurun kembali menjadi 61,73 persen tahun 2014. Hal ini memberi indikasi bahwa dari tahun ke tahun kesejahteraan penduduk Kabupaten Gunungkidul relatif belum banyak perubahan. Dilihat
menurut
komoditinya,
pada
jenis
2014
kelompok pengeluaran
makanan terbanyak yang dikonsumsi rumah tangga
per
bulan
adalah
untuk
sub
kelompok makanan dan minuman jadi/ Dalam kurun waktu lima tahun
olahan
yaitu
sebesar
25,00
persen,
terakhir ini pengeluaran konsumsi makanan
kemudian diikuti kelompok padi-padian
dan non makanan per kapita penduduk
sebesar 17,94 persen.
Gunungkidul masih berada pada kisaran
Yang menarik adalah lebih kecilnya
45-65 persen. Di suatu wilayah dengan
pengeluaran untuk sub kelompok sumber
jumlah penduduk yang bergantung pada
protein seperti ikan, daging, telur, dan
sektor pertanian tinggi, sangat wajar jika
buah-buahan
tingkat konsumsi makanan masih cukup
tembakau dan sirih (3,29; 4,66; 5,40; 4,49
tinggi dibanding konsumsi non makanan.
dibanding 9,04)
dibanding
pengeluaran
Hal ini karena secara umum penduduknya
Sedangkan persentase pengeluaran
berpendapatan rendah dan dengan tingkat
non makanan yang terbanyak dialokasikan
kemiskinan yang masih cukup tinggi,
untuk pemenuhan kebutuhan kelompok
sehingga
Aneka Barang dan Jasa yang diantaranya
proporsi
pengeluaran
untuk
makanan relatif lebih tinggi. Persentase
meliputi
pengeluaran
pendidikan dan kesehatan yaitu sebesar
bukan
makanan
selalu
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
pengeluaran
untuk
biaya
23
39,96 persen, kemudian diikuti pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga sebesar 38,04 persen (Lampiran Tabel 5.1. dan 5.2.).
Tabel 5.1 Perbandingan Pengeluaran 4 Kelompok Penting di Kab. Gunungkidul, 2014
Kelompok Pengeluaran
Persentase terhadap Total Pengeluaran
(1) Padi-padian Ikan dan sebagainya Telur, susu dsb Tembakau dan sirih
(2) 17,94 3,29 5,40 9,04
Sumber: Susenas 2014, BPS, data diolah kembali
Kajian menarik dapat dilihat pada tabel 5.1. Pengeluaran untuk Kelompok tembakau yang terdiri dari rokok (filter dan non filter), tembakau dan pelengkapnya, serta sirih pinang persentasenya mencapai 9,04 persen total pengeluaran makanan. Angka
itu
hampir
setara
setengah
pengeluaran untuk kelompok padi-padian dan tiga kali pengeluaran untuk ikan. Perlu ditingkatkan mengurangi
adanya bahkan
kesadaran
untuk
menghentikan
konsumsi rokok dan mengalihkannya ke investasi kehidupan yang lebih baik dalam bentuk kesehatan dan pendidikan.
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
24
Bab 6 Perumahan & Lingkungan Hidup Rumah
merupakan
salah
satu
kebutuhan dasar manusia selain pangan
yang sehat tentunya memiliki kriteria standar kelayakan sebuah rumah.
dan sandang. Setiap manusia pastinya
Tidak
dapat
dipungkiri
ingin memiliki tempat tinggal yang layak
kelengkapan
serta lingkungan yang sehat dan nyaman.
sebuah rumah menjadi salah satu faktor
Pada dasarnya, rumah berfungsi sebagai
penentu kenyamanan dan kesehatan bagi
tempat untuk berteduh dari panas dan
para penghuninya. Keberadaan fasilitas-
hujan, berlindung dari berbagai gangguan,
fasilitas tersebut pada gilirannya akan
serta tempat beristirahat untuk melepaskan
menentukan kualitas rumah, yang berarti
lelah sepulang dari bekerja. Lebih dari itu,
akan mempengaruhi derajat kesehatan dari
idealnya rumah memiliki fungsi yang lebih
penghuninya. Tingkat kesehatan rumah
kompleks. Sebaiknya rumah memiliki
dan lingkungan antara lain tercermin dari
fungsi sebagai tempat berlangsungnya
jenis lantai, luas lantai, sumber air minum,
pendidikan agama dan spiritual, moral,
jenis kloset yang digunakan, serta sumber
akademis, serta psikologis bagi para
penerangan.
fasilitas
bahwa
pokok/standar
penghuninya. Rumah yang diciptakan dengan suasana yang bersih, sehat, aman, nyaman, dan harmonis, diharapkan mampu
Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga menurut Rata-rata Luas Lantai Rumah di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014 Rata-rata Luas Lantai (m2)
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
<20
0,90
0,37
0,67
20 - 49
6,70
8,34
8,14
50 – 99
52,60
46,43
50,22
pemiliknya. Kita dapat membandingkan
100
39,80
44,85
40,97
kondisi ekonomi dan kesehatan seseorang
Jumlah
100,00
100,00
100,00
berperan
dalam
upaya
peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Sekarang
ini,
rumah
sebagai
bangunan fisik sudah menjadi bagian dari gaya
hidup
mencerminkan
dilihat
dari
merupakan
dan
bahkan
status
fisik salah
sosial
rumahnya. satu
dapat dari
Rumah
Sumber : Susenas 2012-2014
determinan
kesehatan masyarakat. Karena itu, rumah
Luas merupakan
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
lantai
tempat
indikator
tinggal untuk 25
menggambarkan
kecukupan
tempat
Gunungkidul tampak masih memerlukan
tinggal. Luas lantai erat kaitannya dengan
perbaikan. Pada 2014 tercatat masih ada
tingkat kepadatan hunian atau rata-rata
penduduk yang tempat tinggalnya masih
luas ruang untuk setiap anggota keluarga.
berlantai tanah sebesar 12,90 persen.
Diperkirakan sampai batas-batas tertentu,
Sedangkan lantai bukan tanah sebesar
semakin luas lantai yang didiami, berarti
87,10 persen.
semakin baik keadaan sosialnya, yang pada
gilirannya
mendatangkan
diharapkan kesejahteraan
Sumber air minum merupakan
akan
faktor utama penentu kualitas air yang
bagi
dikonsumsi dan sangat erat kaitannya
penghuninya.
dengan kesehatan. Pada 2014, sumur
Berdasarkan indikator luas lantai
merupakan sumber air minum yang paling
terlihat bahwa persentase rumah tangga
banyak digunakan oleh rumah tangga yaitu
dengan rata-rata luas lantai terbanyak
sebesar 38,78 persen. Sedangkan sebagian
memiliki luas antara 50 m2 sampai 99 m2
rumah tangga lainnya menggunakan air
yaitu sebesar 50,22 persen, kemudian
yang bersumber dari ledeng, dan air hujan
diikuti rumah dengan luas lantai ≥100 m2
masing-masing sebesar 25,63 persen, dan
sebanyak 40,97 persen. Hal ini bisa
18,37 persen.
dimaklumi karena masih luasnya lahan di Gunungkidul.
Gambar 6.1 : Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Gunungkidul, 2012 – 2014
juga dapat digunakan sebagai indikator untuk
melihat
kualitas
perumahan.
Semakin baik kualitas lantai perumahan dapat diasumsikan semakin baik tingkat kesejahteraan penduduknya. Selain itu, jenis lantai juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Semakin
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum
Selain dari luas lantai, jenis lantai 50 45 40 35 Air Kemasan
30
Ledeng 25
Pompa
20
Sumur Mata Air
15
Air Hujan
10
Lainnya
5 0
2011 2012
banyak rumah tangga yang mendiami rumah
dengan
berpengaruh
pada
lantai
tanah
derajat
kesehatan
Jenis kloset leher angsa dianggap sebagai tempat pembuangan air besar yang
Berbeda dengan indikator
2013 2014
akan
masyarakat.
lantai,
2012 2013
Sumber Air Minum, Tahun
indikator luas
perumahan
lain
di
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
paling sehat, karena di bawahnya terdapat saluran
berbentuk
huruf
“U”
untuk 26
menampung air sehingga bau tinja tidak
Saat ini, listrik sudah menjadi
bisa keluar. Sehingga, ketika semakin
fasilitas yang cukup vital bagi rumah
banyak rumah tangga yang menggunakan
tangga, salah satunya sebagai sumber
fasilitas tempat buang besar berupa kloset
penerangan
berjenis
leher
elektrifikasi
bahwa
kesadaran
angsa
mengindikasikan
masyarakat
untuk
di di
malam
hari.
Gunungkidul
Tingkat telah
mencapai 98,92 persen, sedangkan 0,94
menggunakan fasilitas tempat pembuangan
persen
rumah
tangga
lainnya
masih
air besar yang lebih sehat semakin
menggunakan pelita/sentir/obor sebagai
meningkat
sumber penerangan utamanya.
Gambar 6.2 : Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kloset yang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2014 73.75
73,82
1,581.18 3,86 0.94
24.13 20,74 Leher Angsa
Plengsengan
Cemplung/Cubluk
Tidak Ada
Pada Kabupaten
2014,
rumah
tangga
Gunungkidul
di
yang
menggunakan kloset berjenis leher angsa hanya mencapai 75 persen. Walaupun angka ini adalah persentase terendah jika dibandingkan dengan kabupaten/kota seProvinsi Daerah Istimewa Yogyakarta namun setidaknya sudah ada peningkatan dibanding tahun lalu yang hanya sebanyak 73,82 persen. Sementara itu rumah tangga yang
masih
menggunakan
tempat
pembuangan akhir cemplung/cubluk masih cukup banyak yaitu sebesar 21,08 persen. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
27
Bab 7 Sosial Tingkat
kesejahteraan
masyarakat
Ketersediaan sarana peribadatan akan
selain dapat dilihat dari segi ekonomi juga
meningkatkan
dapat dilihat dari kegiatan non ekonomi.
beribadah.
Beberapa segi non ekonomi yang dapat
umatnya, tempat peribadatan yang tersebar
menggambarkan
kesejahteraan
di Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh
masyarakat antara lain tentang keagamaan,
tempat ibadat Umat Islam (Masjid). Jika
penyandang masalah sosial, keamanan dan
dilihat
ketertiban, serta berbagai masalah sosial
pemeluk agama terhadap tempat ibadahnya,
lainnya.
maka rasionya cukup bervariasi.
tingkat
kekhusukan
Sejalan
berdasarkan
dalam
dengan
rasio
proporsi
banyaknya
Rasio terbesar adalah tempat ibadah 7.1. Agama
agama Kristen Katholik (Gereja) kemudian
Pembangunan kehidupan beragama
diikuti Agama Islam (Masjid) dan paling
bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kecil tempat ibadah Agama Hindu (pura).
umat beragama sehingga tercipta suasana
Rata-rata
kehidupan beragama yang penuh keimanan,
Gunungkidul pada 2014 tersedia untuk 258
ketaqwaan, dan kerukunan. Hubungan yang
jama’ah, sedangkan
harmonis antar umat beragama merupakan
tempat ibadah paling besar adalah untuk
hal yang selalu diusahakan pemerintah.
agama Katholik sebesar 651 orang, dan
Untuk menciptakan
terkecil untuk Umat Budha sebanayak 58
taqwa
maka
masyarakat yang
kebebasan
beribadah
satu
masjid
di
Kabupaten
rasio jamaah per
jamaah.
dilindungi undang-undang. Pembangunan sarana ibadah juga selalu ditingkatkan, karena
semakin
kecil
rasio
7.2. Penyandang Masalah Sosial Usaha pemerintah bersama pihak
antara
banyaknya umat beragama terhadap tempat ibadahnya maka akan semakin baik fasilitas yang diperoleh masyarakat pemeluk agama tersebut.
swasta
di
sosial,
meningkatkan kesejahteraan
untuk
masyarakat
meliputi; mendirikan panti asuhan bagi anak-anak telantar, memberikan santunan kepada
korban
memberikan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
bidang
bencana
kursus
alam,
dan
keterampilan
bagi 28
penduduk
usia
produktif
yang masih
Kriminalitas
menggambarkan terjadinya
menganggur maupun kepada penduduk
ketimpangan
yang mengalami cacat fisik agar dapat
masyarakat, sekaligus merupakan fenomena
meningkatkan kesejahteraannya.
sosial yang memerlukan penanganan yang
kehidupan
sosial
di
serius. Tabel 7.1 Jumlah Anak Cacat dan Penyandang Cacat di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014
Tahun
Anak Cacat (orang)
Penyandang Cacat (orang)
(1)
(2)
(3)
2012
1.208
10.160
2013
1.092
8.208
2014
1.183
8.475
Kabupaten
penyandang
narapidana tambahan
pada
kasus pelanggaran. Jika dilihat menurut jenisnya, pada 2014 tambahan narapidana kejahatan terbanyak adalah dari kasus di
2014
2013 menjadi hanya
8.275 orang. Sedangkan jumlah anak cacat tercatat
1.183
sebanyak
orang
8,33
atau
persen
meningkat dari
Rutan
kasus kejahatan dan tidak ada yang akibat
semakin meningkat sekitar 3,25 persen dari 8.208 orang pada
menghuni
Wonosari, dengan rincian 153 orang karena
cacat
Gunungkidul
2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Tercatat sebanyak 153 orang
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul
Jumlah
Tambahan jumlah narapidana pada
perjudian dan pencurian yang mencapai 69 kasus dan 33 kasus. Tabel 7.2 Tambahan Narapidana Berdasarkan Keputusan Pengadilan menurut Status Tahanan dalam Lembaga Permasyarakatan di Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014
tahun
sebelumnya.
Status Tahanan Tahun
Kejahatan (orang)
Pelanggaran (orang)
(1)
(2)
(3)
2010
213
5
2011
245
1
Masalah keamanan dan ketertiban
2012
208
1
masyarakat seringkali menjadi topik yang
2013
192
3
2014
153
0
7.3.
Keamanan
dan
Ketertiban
Masyarakat
paling
menonjol
dalam
permasalahan
sosial. Terciptanya situasi yang aman dan
Sumber : Rumah Tahanan Negara Wonosari, Kabupaten Gunungkidul (Daftar LP2)
tertib akan banyak mendukung keberhasilan
7.4. Bencana Alam
pembangunan baik di daerah maupun untuk
Bencana
alam
merupakan
skala nasional. Salah satu indikator untuk
konsekuensi dari kombinasi aktifitas alami
melihat tingkat keamanan dan ketertiban
dari suatu peristiwa fisik (seperti letusan
masyarakat adalah tingkat kriminalitas.
gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor ,
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
29
angin topan, banjir, kebakaran, dll) dan aktivitas
ulah
manusia
(BPS,
2006).
Besarnya dampak dan kerugian bencana itu sendiri sangat tergantung dari kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana serta daya tahan yang dimiliki. Berdasarkan Gambar
7.1 terlihat
bahwa bencana alam terbanyak pada 2014 di Kabupaten Gunungkidul adalah bencana angin topan yaitu sebanyak 93 kasus, kemudian tanah longsor sebanyak 40 kasus, dan kebakaran sebanyak 26 kasus. Kecuali kasus tanah longsor, kasus bencana
alam
lain
yang
terjadi
di
Gunungkidul mengalami kenaikan jika dibanding tahun 2014. Gambar 7.1: Banyaknya Korban Bencana Alam yang Terjadi menurut Jenis Bencana di Kabupaten Gunungkidul, 2012-2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
30
Lampiran
Tabel 1.1.
Persebaran Penduduk menurut Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2000 dan 2010
Kabupaten / Kota (1)
2000
2010
Banyaknya (jiwa)
Persentase (%)
Banyaknya (jiwa)
Persentase (%)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Kulonprogo
370 944
11,88
388 869
11,25
2. Bantul
781 013
25,02
911 503
26,36
3. Gunungkidul
670 433
21,48
675 382
19,53
4. Sleman
901 377
28,89
1 093 110
31,62
5. Kota Yogyakarta
396 711
12,73
388 627
11,24
3 120 478
100,00
3 457 491
100,00
D.I Yogyakarta
Sumber
: Sensus Penduduk 2000 dan 2010
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
32
Tabel 1.2.
Luas dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 1990, 2000 dan 2010
Kabupaten / Kota
Luas (Km2)
(1)
(2)
Kepadatan Penduduk per Km2 1990
2000
2010
(3)
(4)
(5)
1. Kulonprogo
586,27
635
633
663
2. Bantul
506,85
1 375
1 541
1 798
1 485,36
438
451
455
574,82
1 358
1 568
1 902
32,50
12 679
12 206
11 958
3 185,80
914
979
1 085
3. Gunungkidul
4. Sleman
5. Kota Yogyakarta
D.I Yogyakarta
Sumber
: Sensus Penduduk 1990, 2000, 2010
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
33
Tabel 1.3.
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kecamatan
Luas Wilayah (Km2)
Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk per Km2
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Panggang
99,80
27 431
275
2. Purwosari
71,76
20 035
279
3. Paliyan
58,07
30 091
518
4. Saptosari
87,83
35 458
404
104,91
32 994
314
6. Tanjungsari
71,63
26 588
371
7. Rongkop
83,46
27 833
333
8. Girisubo
94,57
22 956
243
9. Semanu
108,39
53 531
494
10. Ponjong
104,49
51 529
493
11. Karangmojo
80,12
50 456
630
12. Wonosari
75,51
81 493
1 079
13. Playen
105,26
56 388
536
14. Patuk
72,04
31 395
436
15. Gedangsari
68,14
36 486
535
16. Nglipar
73,87
30 716
416
17. Ngawen
46,59
32 721
702
18. Semin
78,92
50 724
643
1 485,36
698 825
470
5. Tepus
Jumlah Sumber
: Proyeksi Penduduk 2010-2020
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
34
Tabel 1.4.
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 1971 – 2010
Kabupaten / Kota
1971 – 1980
1980 – 1990
1990 – 2000
2000 – 2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Kulonprogo
0,29
0,22
0,04
0,48
2. Bantul
1,21
0,94
1,19
1,57
3. Gunungkidul
0,68
0,13
0,30
0,07
4. Sleman
1,56
1,43
1,50
1,90
5. Kota Yogyakarta
1,72
0,34
0,39
0,21
1,09
0,58
0,72
1,04
D.I Yogyakarta
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
35
Tabel 1.5.
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul , 1961 – 2010
Kecamatan
1961 1971
1971 1980
1980 1990
1990 2000
2000 2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Panggang
0,89
0,20
-1,24
0,12
0,22
2. Purwosari
0,35
-0,35
-0,70
0,39
0,54
3. Paliyan
0,56
0,82
-0,20
0,55
-0,07
4. Saptosari
0,50
0,78
0,11
0,78
-0,11
5. Tepus
1,01
0,63
-0,59
0,17
-0,34
6. Tanjungsari
0,69
1,37
-0,01
0,28
-0,05
7. Rongkop
-0,02
0,24
-0,32
0,57
-0,50
8. Girisubo
1,63
0,23
-1,47
0,67
-0,47
9. Semanu
0,52
0,93
0,02
0,65
-0,14
10. Ponjong
0,66
0,70
-0,40
0,17
-0,05
11. Karangmojo
0,71
0,52
-0,31
-0,38
0,01
12. Wonosari
1,58
1,61
0,78
0,45
0,64
13. Playen
0,83
0,68
-0,19
0,19
0,42
14. Patuk
0,35
0,82
-0,11
0,36
0,73
15. Gedangsari
0,90
0,85
0,08
0,23
-0,25
16. Nglipar
0,94
0,69
-0,03
-0,36
0,18
17. Ngawen
0,97
0,37
0,47
0,65
0,27
18. Semin
1,02
0,13
0,16
0,29
-0,24
0,81
0,68
0,13
0,31
0,07
Jumlah Sumber
: Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
36
Tabel 1.6.
Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
0–4
24 734
23 371
48 105
5–9
25 328
23 998
49 326
10 – 14
27 674
25 990
53 664
15 – 19
22 818
20 848
43 666
20 – 24
16 724
18 065
34 789
25 – 29
21 972
23 220
45 192
30 – 34
22 112
23 028
45 140
35 – 39
23 666
25 807
49 473
40 – 44
24 711
26 815
51 526
45 – 49
24 371
27 286
51 657
50 – 54
23 069
26 713
49 782
55 – 59
22 671
24 087
46 758
60 – 64
18 782
20 282
39 064
65 +
39 288
51 395
90 683
Jumlah
337 920
360 905
698 825
Sumber
: Proyeksi Penduduk 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
37
Tabel 1.7.
Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kelompok Umur
Laki - Laki
Perempuan
Sex Ratio
(1)
(2)
(3)
(4)
0-4
51,42
48,58
105,83
5-9
51,35
48,65
105,54
10 - 14
51,57
48,43
106,48
15 - 19
52,26
47,74
109,45
20 - 24
48,07
51,93
92,58
25 - 29
48,62
51,38
94,63
30 - 34
48,99
51,01
96,02
35 - 39
47,84
52,16
91,70
40 - 44
47,96
52,04
92,15
45 - 49
47,18
52,82
89,32
50 - 54
46,34
53,66
86,36
55 - 59
48,49
51,51
94,12
60 - 64
48,08
51,92
92,60
65 +
43,32
56,68
76,44
Jumlah
48,36
51,64
93,63
Sumber
: Proyeksi Penduduk 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
38
Tabel 1.8.
Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Kabupaten/Kota dan Umur Perkawinan Pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014
Umur Perkawinan Pertama Kabupaten / Kota
Jumlah 16
17 - 18
19 - 24
25 +
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Kulonprogo
7,28
16,18
52,91
23,63
100,00
2. Bantul
7,30
14,46
56,19
22,05
100,00
11,29
28,05
50,80
9,86
100,00
4. Sleman
5,07
14,79
53,26
26,89
100,00
5. Kota Yogyakarta
7,79
12,65
49,32
30,24
100,00
D.I. Yogyakarta
7,61
17,66
53,06
21,67
100,00
(1)
3. Gunungkidul
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
39
Tabel 1.9.
Rata-Rata Jumlah Anak Lahir Hidup, Anak Masih Hidup per Perempuan Usia 15 - 49 Tahun Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kelompok Umur
Rata-Rata Anak Lahir Hidup
Rata-Rata Anak Masih Hidup
(1)
(2)
(3)
15-19
0,44
0,44
20-24
0,94
0,92
25-29
1,24
1,19
30-34
1,68
1,62
35-39
2,05
2,05
40-44
2,21
2,16
45-49
2,18
2,10
Rata-Rata
1,75
1,70
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
40
Tabel 1.10.
Rata-Rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 1971-2010
Kecamatan
1971
1980
1990
2000
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Panggang
5,6
5,1
4,3
4,0
3,9
2. Purwosari
5,1
4,8
4,2
4,0
4,0
3. Paliyan
5,0
4,6
4,0
3,7
3,5
4. Saptosari
5,1
4,7
4,1
3,9
3,7
5. Tepus
5,4
4,9
4,0
3,7
3,4
6. Tanjungsari
5,2
4,9
4,1
3,7
3,5
7. Rongkop
5,2
4,7
4,1
3,9
3,6
8. Girisubo
5,4
4,7
3,9
3,7
3,4
9. Semanu
4,8
4,7
4,0
3,7
3,4
10. Ponjong
5,2
4,9
4,2
3,8
3,5
11. Karangmojo
5,0
4,7
4,1
3,6
3,4
12. Wonosari
5,1
5,0
4,3
3,9
3,6
13. Playen
4,9
4,5
4,0
3,7
3,5
14. Patuk
4,7
4,0
4,0
3,6
3,3
15. Gedangsari
4,8
4,7
4,1
3,8
3,3
16. Nglipar
4,9
4,7
4,1
3,6
3,4
17. Ngawen
4,8
4,5
3,9
3,6
3,4
18. Semin
5,3
4,8
4,0
3,6
3,3
5,1
4,7
4,1
3,7
3,5
Jumlah Sumber
: Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
41
Tabel 1.11. Rata-Rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta, 2014
Banyaknya
Penduduk
Rumah Tangga
Rata-Rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga
(2)
(3)
(4)
1. Kulonprogo
407.330
113.749
3,58
2. Bantul
982.384
278.339
3,53
3. Gunungkidul
698 825
200.209
3,49
1.162.412
374.645
3,10
5. Kota Yogyakarta
407.249
139.157
2,93
D.I Yogyakarta
3.574.042
1.062.900
3,36
Kabupaten / Kota
(1)
4. Sleman
Sumber : Proyeksi Penduduk dan SUSENAS 2014, diolah kembali
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
42
Tabel 2.1. Rasio Murid terhadap Sekolah, Kelas, dan Guru menurut Tingkat Sekolah (Negeri dan Swasta) di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Tingkat Sekolah
Murid/Sekolah
Murid/Kelas
Murid/Guru
(1)
(2)
(3)
(4)
TK/RA/BA
26,9
15,6
8,1
SD/MI
100,8
15,5
10,0
SLTP/MTs
219,2
26,1
10,7
SMU/MA
210,2
23,4
6,9
SMK
350,3
26,9
9,4
Sumber : Gunungkidul Dalam Angka 2014
Tabel 2.2. Persentase Penduduk Usia 7 - 12 Tahun menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Partisipasi Sekolah
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak/ Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah
0,0
0,0
0,0
100,0
100,0
100,0
0,0
0,0
0,0
100,0
100,0
100,0
Tidak Bersekolah Lagi
Jumlah Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
43
Tabel 2.3. Persentase Penduduk Usia 13 - 15 Tahun menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Partisipasi Sekolah
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak/ Belum Pernah Sekolah
0,0
0,0
0,0
96,7
100,0
98,2
3,3
0,0
1,8
100,0
100,0
100,0
Masih Sekolah Tidak Bersekolah Lagi
Jumlah Sumber : Susenas 2014
Tabel 2.4. Persentase Penduduk Usia 16 - 18 Tahun menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Partisipasi Sekolah (1)
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
(2)
(3)
(4)
0,0
0,0
0,0
Masih Sekolah
77,8
83,9
80,8
Tidak Bersekolah Lagi
22,2
16,1
19,2
100,0
100,0
100,0
Tidak/ Belum Pernah Sekolah
Jumlah Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
44
Tabel 2.5. Persentase Penduduk Usia 19 - 24 Tahun menurut Partisipasi Sekolah di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Partisipasi Sekolah
Laki - Laki
(1)
Perempuan
Jumlah
(2)
(3)
(4)
1,6
1,0
1,3
Masih Sekolah
23,4
17,4
20,0
Tidak Bersekolah Lagi
75,1
81,6
78,8
100,0
100,0
100,0
Tidak/ Belum Pernah Sekolah
Jumlah Sumber : Susenas 2014
Tabel 2.6. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kelompok Umur
Laki – Laki
Perempuan
Laki - Laki + Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
7-12
100,0
100,0
100,0
13-15
96,7
100,0
98,2
16-18
77,8
83,9
80,8
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
45
Tabel 2.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Tingkat Pendidikan
Laki – Laki
Perempuan
Laki - Laki + Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
108,4
105,6
107,2
SLTP
80,5
76,0
78,5
SLTA
77,5
93,8
85,6
Sumber : Susenas 2014
Tabel 2.8. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Tingkat Pendidikan
Laki – Laki
Perempuan
Laki - Laki + Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
100,0
100,0
100,0
SLTP
73,5
75,0
74,2
SLTA
66,5
75,0
70,8
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
46
Tabel 2.9.
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan (1)
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
(2)
(3)
(4)
Tidak Punya
16,5
21,5
18,9
SD/Sederajat
40,3
33,8
37,1
SLTP/Sederajat
22,4
25,4
23,9
SLTA/Sederajat
17, 7
14,7
16,2
3,1
4,6
3,9
100,0
100,0
100,0
Diploma dan Perguruan Tinggi
Jumlah Sumber : Susenas 2014
Tabel 2.10. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Partisipasi Sekolah
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
5,7
18,0
12,1
Masih Sekolah
17,8
14,9
16,3
Tidak Bersekolah Lagi
76,5
67,1
71,6
100,0
100,0
100,0
Tidak/ Belum Pernah Sekolah
Jumlah Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
47
Tabel 2.11. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Status Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Tingkat Pendidikan
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Sekolah Dasar
5,7 7,4
18,0 5,3
12,1 6,3
SLTP
5,1
3,6
4,3
SMU
4,4
4,1
4,3
Diploma/ Universitas
0,9
1,9
1,4
Tdk Sekolah Lagi
76,5
67,1
71,6
Jumlah
100,0
100,0
100,0
Tdk/ Blm pernah Sekolah
Sumber : Susenas 2014
Tabel 2.12.
Persentase Penduduk Tidak Buta Huruf Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta, 2014
Kabupaten / Kota
Laki-laki
Perempuan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Kulonprogo
94,96
90,67
92,76
2. Bantul
97,97
93,80
95,87
3. Gunungkidul
94,72
88,29
91,31
4. Sleman
97,95
91,86
94,91
5. Kota Yogyakarta
97,60
95,76
96,65
D.I. Yogyakarta
96,99
91,98
94,44
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2014
48
Tabel 3.1.
Rasio Penduduk Terhadap Puskesmas menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kecamatan (1)
Banyaknya Penduduk *) (2)
Banyaknya Puskesmas **) (3)
Rasio (4)
1. Panggang
27 431
9
3 048
2. Purwosari
20 035
5
4 007
3. Paliyan
30 091
7
4 299
4. Saptosari
35 458
9
3 940
5. Tepus
32 994
10
3 299
6. Tanjungsari
26 588
7
3 798
7. Rongkop
27 833
8
3 479
8. Girisubo
22 956
8
2 870
9. Semanu
53 531
11
4 866
10. Ponjong
51 529
15
3 435
11. Karangmojo
50 456
14
3 604
12. Wonosari
81 493
16
5 093
13. Playen
56 388
13
4 338
14. Patuk
31 395
11
2 854
15. Gedangsari
36 486
9
4 054
16. Nglipar
30 716
10
3 072
17. Ngawen
32 721
9
3 636
18. Semin
50 724
13
3 902
698 825
184
3 798
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Keterangan : 1. *) Proyeksi Penduduk 2014 2. **) Termasuk Puskesmas Pembantu & Keliling
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
49
Tabel 3.2.
Rasio Banyaknya Dokter terhadap Penduduk di Kabupaten Gunungkidul, 2006 - 2014
Tahun
Banyaknya Penduduk *)
Banyaknya Dokter **)
(1)
(2)
2006
683 389
127
5 381
2007
685 210
82
8 356
2008
686 772
80
8 584
2009
688 145
88
7 819
2010
675 382
76
8 886
2011
677 998
131
5 175
2012
680 406
133
5 115
2013
683 735
144
4 748
2014
698 825
144
4 853
Sumber Keterangan
: :
(3)
Rasio (4)
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 1. *) Proyeksi SP2000 – SUPAS 2005, SP2010 dan Proyeksi Penduduk 2. **) Dokter Umum, Gigi, Spesialis (Termasuk Dokter PTT dan Dokter di Dinas Kesehatan)
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
50
Tabel 3.3.
Jumlah dan Persentase Kasus Sepuluh Besar Penyakit menurut Jenis Penyakit di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Jenis Penyakit
(1)
Penderita
Persentase (%)
(2)
(3)
1. Common Cold/Nasopharingitis akut
47 450
10,67
2. Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bag. Atas
42 774
9,62
3. Hipertensi Primer/Primary Hypertension
25 705
5,78
4. Gastritis
23 111
5,2
5. Dermatitis Kontak alergi
20 424
4,59
6. Asma/Asthma
18 534
4,17
7. Nyeri Kepala/Headache
16 747
3,77
8. Rheumatoid Arthritis
14 326
3,22
9. Batuk/Cough
12 910
2,9
10. Gangguan Sendi, althralgia
12 605
2,83
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
51
Tabel 3.4.
Persentase Penduduk menurut Jenis Keluhan Kesehatan Utama Selama Sebulan yang Lalu terhadap Seluruh Penduduk di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Jenis Keluhan
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Panas
13,03
10,66
11,80
2. Batuk
21,78
17,64
19,64
3. Pilek
18,36
16,75
17,53
4. Asma, Napas Sesak / Cepat
1,96
2,09
2,02
5. Diare / Buang-Buang Air
0,76
0,91
0,84
6. Sakit Kepala Berulang
5,83
7,30
6,59
7. Sakit Gigi
2,08
2,55
2,32
14,95
20,06
17,59
8. Lainnya
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
52
Tabel 3.5.
Persentase Balita menurut Kabupaten/ Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir di D.I. Yogyakarta, 2014
Kabupaten / Kota
Dokter, Bidan, dan Tenaga Medis
(1)
Dukun dan Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
99,47
0,53
100,00
100,00
0,00
100,00
99,50
0,50
100,00
4. Sleman
100,00
0,00
100,00
5. Kota Yogyakarta
100,00
0,00
100,00
D.I. Yogyakarta
99,84
0,16
100,00
1. Kulonprogo 2. Bantul 3. Gunungkidul
(4)
Sumber : Susenas 2014
Tabel 3.6.
Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota Lamanya Disusui (Bulan) di D.I. Yogyakarta, 2014 Lamanya Disusui (Bulan)
Kabupaten / Kota
≤5
6 - 11
12 - 17
18 - 23
24 +
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Kulonprogo
6,29
2,95
7,41
14,77
68,58
100,00
2. Bantul
2,21
5,86
7,83
13,67
70,43
100,00
3. Gunungkidul
1,02
0,82
6,77
17,61
73,78
100,00
4. Sleman
9,05
2,78
8,17
14,79
65,21
100,00
17,44
3,24
8,15
6,64
64,53
100,00
6,04
3,24
7,69
14,30
68,73
100,00
(1)
5. Kota Yogyakarta
D.I. Yogyakarta Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
53
Tabel 3.7.
Angka Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014 Angka Harapan Hidup (Tahun)
Tahun Laki-laki
Perempuan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
71,41
75,40
73,35
2011
71,42
75,41
73,36
2012
71,43
75,42
73,37
2013
71,44
75,43
73,38
2014
71,45
75,44
73,39
Sumber : IPM 2010-2014, diolah kembali
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
54
Tabel 3.8.
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) dan Persentase Realisasi Akseptor KB menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kecamatan
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM)
Realisasi
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Panggang
465
368
79,14
2. Purwosari
455
583
128,13
3. Paliyan
480
515
107,29
4. Saptosari
705
608
86,24
5. Tepus
575
590
102,61
6. Tanjungsari
515
409
79,42
7. Rongkop
530
526
99,25
8. Girisubo
510
484
94,90
9. Semanu
750
1 002
133,60
10. Ponjong
730
640
87,67
11. Karangmojo
735
660
89,80
1 872
2 181
116,51
13. Playen
795
1 022
128,55
14. Patuk
770
947
122,99
15. Gedangsari
700
683
97,57
16. Nglipar
625
732
117,12
17. Ngawen
555
632
113,87
18. Semin
760
704
92,63
12 527
13 286
106,06
12. Wonosari
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
55
Tabel 3.9.
Angka Partisipasi Peserta KB Aktif per 1000 Pasangan Usia Subur (PUS) menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kecamatan
Banyaknya PUS
Peserta KB Aktif
Angka Partisipasi
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Panggang
4 938
4 236
85,78
2. Purwosari
3 246
2 626
80,90
3. Paliyan
5 233
4 274
81,67
4. Saptosari
8 319
7 001
84,16
5. Tepus
7 703
6 386
82,90
6. Tanjungsari
6 074
5 052
83,17
7. Rongkop
6 338
5 583
88,09
8. Girisubo
5 825
5 036
86,45
9. Semanu
10 965
8 882
81,00
10. Ponjong
8 867
7 135
80,47
11. Karangmojo
7 868
6 290
79,94
14 130
11 310
80,04
13. Playen
9 156
8 003
87,41
14. Patuk
6 168
5 044
81,78
15. Gedangsari
7 215
5 922
82,08
16. Nglipar
4 807
3 878
80,67
17. Ngawen
5 780
4 667
80,74
18. Semin
9 410
7 688
81,70
132 042
109 048
82,59
12. Wonosari
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
56
Tabel 3.10.
Banyaknya Akseptor KB Aktif menurut Kecamatan dan Jenis Tempat Pelayanan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kecamatan
Pemerintah
Swasta
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Panggang
3 110
1 117
4 227
2. Purwasari
1 381
1 230
2 611
3. Paliyan
2 095
2 179
4 274
4. Saptosari
4 119
2 896
7 015
5. Tepus
4 426
1 870
6 296
6. Tanjungsari
2 070
2 980
5 050
7. Rongkop
3 557
2 116
5 673
8. Girisubo
2 775
2 165
4 940
9. Semanu
5 370
4 062
9 432
10. Ponjong
4 054
3 201
7 255
11. Karangmojo
3 084
3 131
6 215
12. Wonosari
5 256
6 017
11 273
13. Playen
4 024
4 044
8 068
14. Patuk
3 001
2 036
5 037
15. Gedangsari
3 270
2 614
5 884
16. Nglipar
2 466
1 413
3 879
17. Ngawen
3 298
1 369
4 667
18. Semin
4 400
3 323
7 723
61 756
47 763
109 519
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
57
Tabel 3.11.
Persentase Wanita Berumur 15 - 49 Tahun dan Berstatus Kawin menurut Alat/Cara KB yang Dipakai di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Cara KB
Persentase
(1)
(2)
1. MOW/Tubektomi/MOP/Vasektomi
4,14
2. AKDR/IUD
14,12
3. Suntik
52,51
4. Susuk KB
10,53
5. Pil KB
13,08
6. Kondom / Karet KB
1,85
7. Cara Lainnya
3,77
Jumlah
100,00
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
58
Tabel 3.12.
Banyaknya Akseptor KB Aktif menurut Kecamatan dan Jenis Kontrasepsi Yang Sedang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Jenis Kontrasepsi Kecamatan
Jumlah IUD
(1)
(2)
MOP + Implant Suntik MOW (3)
(4)
(5)
Pil (6)
Kondom (7)
(9)
1. Panggang
38
314
344
2 144
338
281
4 236
2. Purwosari
20
155
401
1 476
154
47
2 626
5
132
163
2 266
1 021
89
4 274
4. Saptosari
10
281
1 090
2 975
835
126
7 001
5. Tepus
11
170
1 030
2 786
1 459
143
6 386
6. Tanjungsari
26
175
683
2 152
1 073
57
5 052
7. Rongkop
3
84
401
2 175
1 500
120
5 583
8. Girisubo
9
185
379
2 388
759
96
5 036
9. Semanu
6
116
732
5 461
1 454
165
8 882
10. Ponjong
10
217
323
4 715
964
84
7 135
5
431
78
3 290
938
419
6 290
12. Wonosari
43
350
409
5 719
1 482
843
11 310
13. Playen
29
285
742
3 801
701
271
8 003
14. Patuk
74
278
1 118
2 140
549
96
5 044
15. Gedangsari
48
714
1 083
2 558
428
104
5 922
16. Nglipar
82
273
491
1 504
547
38
3 878
17. Ngawen
8
452
268
1 762
1 165
74
4 667
86
304
308
4 544
1 293
120
7 688
20 367
4 916
10 048
53 862
16 667
3 181
109 048
3. Paliyan
11. Karangmojo
18. Semin
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
59
Tabel 3.13.
Banyaknya Akseptor KB yang Gagal menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2010-2014
Kecamatan
2010
2011
(1)
(2)
(3)
1. Panggang
1
0
0
1
2
2. Purwosari
1
1
4
0
0
3. Paliyan
0
0
0
0
0
4. Saptosari
0
0
0
0
0
5. Tepus
1
6
0
0
0
6. Tanjungsari
0
0
2
0
1
7. Rongkop
0
0
0
0
0
8. Girisubo
2
0
0
1
1
9. Semanu
0
1
0
2
3
10. Ponjong
0
2
0
0
0
11. Karangmojo
1
0
2
1
2
12. Wonosari
1
4
9
15
14
13. Playen
3
0
1
0
1
14. Patuk
1
0
1
1
1
15. Gedangsari
1
0
1
2
2
16. Nglipar
1
0
1
1
1
17. Ngawen
0
0
1
0
0
18. Semin
0
0
1
0
1
13
14
23
24
29
Jumlah
2012 (4)
2013 (5)
2014 (6)
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
60
Tabel 4.1. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kegiatan utama
Laki-laki
(1)
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
(2)
(3)
(4)
84,78
68,85
76,40
Pengangguran
1,57
0,96
1,25
Mengurus rumah tangga
7,47
6,72
7,08
Sekolah
3,08
18,17
11,01
Lainnya
3,10
5,30
4,26
Jumlah
100,00
100,00
100,00
Bekerja
Sumber : Sakernas 2014
Tabel 4.2. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Sektor Utama di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Sektor Utama
Total
Kabupaten / Kota Pertanian
Manu faktur
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Kulonprogo
50,02
18,06
31,92
100,00
2. Bantul
14,41
31,94
53,65
100,00
3. Gunungkidul
52,61
15,57
31,82
100,00
4. Sleman
14,14
22,22
63,64
100,00
5. Kota Yogyakarta
0,61
18,75
80,64
100,00
D.I. Yogyakarta
25,41
22,32
52,27
100,00
(1)
Jasa
Sumber : Sakernas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
61
Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di D.I Yogyakarta, 2014
Kabupaten / Kota (1)
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
(2)
(3)
(4)
1. Kulonprogo
87,32
67,97
77,34
2. Bantul
78,75
56,71
67,55
3. Gunungkidul
86,35
69,81
77,65
4. Sleman
78,64
57,42
68,05
5. Kota Yogyakarta
77,32
63,37
70,07
D.I. Yogyakarta
80,93
61,60
71,05
Sumber : Sakernas 2014
Tabel 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di D.I Yogyakarta, 2014
Kabupaten / Kota (1)
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
(2)
(3)
(4)
1. Kulonprogo
3,17
2,52
2,88
2. Bantul
3,04
1,92
2,57
3. Gunungkidul
1,81
1,38
1,61
4. Sleman
4,88
3,29
4,21
5. Kota Yogyakarta
7,51
5,05
6,35
D.I. Yogyakarta
3,88
2,65
3,33
Sumber : Sakernas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
62
Tabel 4.5. Persentase Transmigran menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Banyaknya
Persentase
Kecamatan KK
Jiwa
KK
Jiwa
(2)
(3)
(4)
(5)
Panggang
2
6
15,38
13,64
Purwosari
0
0
0
0
Paliyan
0
0
0
0
Saptosari
0
0
0
0
Tepus
0
0
0
0
Tanjungsari
0
0
0
0
Rongkop
0
0
0
0
Girisubo
0
0
0
0
Semanu
1
5
7,69
11,36
Ponjong
0
0
0
0
Karangmojo
0
0
0
0
Wonosari
2
6
15,38
13,64
Playen
0
0
0
0
Patuk
2
5
15,38
11,36
Gedangsari
5
19
38,46
43,18
Nglipar
1
3
7,69
6,82
Ngawen
0
0
0
0
Semin
0
0
0
0
13
44
100,00
100,00
(1)
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
63
Tabel 4.6. Realisasi Pemberangkatan Transmigran menurut Propinsi Penempatan dan Jenis Transmigrasi di Kabupaten Gunungkidul, 2014 (KK) Jenis Transmigrasi Lokasi/ Daerah Tujuan
(1)
Jumlah
Umum
PIR
HTI
BANG DEP
SWA. M
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
PLG
1.
N.A Darussalam
0
0
0
0
0
0
0
2.
Sumatera Utara
0
0
0
0
0
0
0
3.
Riau
0
0
0
0
0
0
0
4.
Sumatera Barat
0
0
0
0
0
0
0
5.
Bengkulu
0
0
0
0
0
0
0
6.
Jambi
0
0
0
0
0
0
0
7.
Sumatera Selatan
4
0
0
0
0
0
4
8.
Bangka Belitung
3
0
0
0
0
0
3
9.
Kalimantan Barat
5
0
0
0
1
0
6
10. Kalimantan Selatan
0
0
0
0
0
0
0
11. Kalimantan Tengah
0
0
0
0
0
0
0
12. Kalimantan Timur
0
0
0
0
0
0
0
13. Sulawesi Selatan
0
0
0
0
0
0
0
14. Sulawesi Tengah
0
0
0
0
0
0
0
15. Sulawesi Tenggara
0
0
0
0
0
0
0
16. Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
17. Maluku
0
0
0
0
0
0
0
18. Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
19. Papua
0
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
1
0
13
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
64
Tabel 4.7. Realisasi Pemberangkatan Transmigran menurut Provinsi Penempatan dan Jenis Transmigrasi di Kabupaten Gunungkidul, 2014 (Jiwa) Jenis Transmigrasi Lokasi/ Daerah Tujuan
Jumlah
Umum
PIR
HTI
BANG DEP
SWA. M
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1. N.A Darussalam
0
0
0
0
0
0
0
2. Sumatera Utara
0
0
0
0
0
0
0
3. Riau
0
0
0
0
0
0
0
4. Sumatera Barat
0
0
0
0
0
0
0
5. Bengkulu
0
0
0
0
0
0
0
6. Jambi
0
0
0
0
0
0
0
7. Sumatera Selatan
13
0
0
0
0
0
13
8. Bangka Belitung
11
0
0
0
0
0
11
9. Kalimantan Barat
18
0
0
0
0
0
18
10. Kalimantan Selatan
0
0
0
0
0
0
0
11. Kalimantan Tengah
0
0
0
0
0
0
0
12. Kalimantan Timur
0
0
0
0
0
0
0
13. Sulawesi Selatan
0
0
0
0
0
0
0
14. Sulawesi Tengah
0
0
0
0
0
0
0
15. Sulawesi Tenggara
0
0
0
0
0
0
0
16. Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
17. Maluku
0
0
0
0
0
0
0
18. Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
19. Papua
0
0
0
0
0
0
0
42
0
0
0
0
0
42
(1)
Jumlah
PLG
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
65
Tabel 4.8. Persentase Pemberangkatan Transmigran menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Keluarga
Jiwa
Jenis Transmigrasi
(1) 1. Transmigrasi Umum
Banyaknya (KK)
Persentase (%)
Banyaknya (jiwa)
Persentase (%)
(2)
(3)
(4)
(5)
12
92,31
42
100,00
2. Transmigrasi Swakarsa PIR
0
0,00
0
0,00
3. Transmigrasi HTI
0
0,00
0
0,00
4. Transmigrasi Bangdep
0
0,00
0
0,00
5. Transmigrasi Swakarsa Mandiri
1
7,69
0
0,00
0
0,00
0
0,00
13
100,00
42
100,00
6. Transmigrasi PLG
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
66
Tabel 5.1. Persentase Pengeluaran Makanan yang Dikonsumsi Rumah Tangga Selama Seminggu menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2014
Jenis Makanan
Persentase (%)
(1)
(2)
1. Padi – Padian
17,94
2. Umbi – Umbian
0,89
3. Ikan Dan Sebagainya
3,29
4. Daging
4,66
5. Telur, Susu dan Sebagainya
5,40
6. Sayur – Sayuran
9,93
7. Kacang – Kacangan
5,12
8. Buah – Buahan
4,49
9. Minyak Dan Lemak
4,45
10. Bahan Minuman
5,65
11. Bumbu – Bumbuan
1,73
12. Konsumsi Lainnya
2,39
13. Makanan dan Minuman Jadi 14. Tembakau dan Sirih
Jumlah
25,00 9,04
100,00
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
67
Tabel 5.2.
Persentase Pengeluaran Non Makanan yang Dikonsumsi Rumah Tangga Selama Satu Bulan menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2014
Jenis Pengeluaran (1)
Persentase (%) (2)
1.
Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga
38,04
2.
Aneka Barang dan Jasa
39,96
3.
Pakaian, Alas Kaki dan Tutup Kepala
5,62
4.
Barang - Barang Tahan Lama
8,59
5.
Pajak, Pungutan dan Asuransi
3,01
6.
Keperluan Pesta dan Upacara/ Kenduri
4,78
Jumlah
100,00
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
68
Tabel 5.3.
Produksi Padi per Kapita Setahun menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul , 2014
Kecamatan
Penduduk *) (jiwa)
Padi **) (ton)
Perkapita (kw)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Panggang
27 431
11.489,61
4,19
2. Purwosari
20 035
8.458,27
4,22
3. Paliyan
30 091
8.909,70
2,96
4. Saptosari
35 458
16.458,05
4,64
5. Tepus
32 994
8.798,82
2,67
6. Tanjungsari
26 588
8.901,20
3,35
7. Rongkop
27 833
11.443,44
4,11
8. Girisubo
22 956
10.666,74
4,65
9. Semanu
53 531
16.245,83
3,03
10. Ponjong
51 529
25.496,31
4,95
11. Karangmojo
50 456
21.867,89
4,33
12. Wonosari
81 493
17.974,49
2,21
13. Playen
56 388
15.941,93
2,83
14. Patuk
31 395
20.691,66
6,59
15. Gedangsari
36 486
22.433,43
6,15
16. Nglipar
30 716
12.266,11
3,99
17. Ngawen
32 721
18.968,67
5,80
18. Semin
50 724
32.774,46
6,46
698 825
289.786,60
4,15
Jumlah Sumber :
*) Proyeksi Penduduk 2014 **) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
69
Tabel 5.4.
Produksi Ikan Konsumsi (Laut dan Air Tawar) per Kapita Setahun di Kabupaten Gunungkidul , 2005 – 2014
Tahun
Ikan (Kg)
Penduduk *) (jiwa)
(1)
(2)
(3)
(4)
2005
762 269
681 554
1,1
2006
772 246
683 389
1,1
2007
2 063 885
685 210
3,0
2008
1 888 302
686 772
2,7
2009
3 584 815
688 145
5,2
2010
4 758 877
675 382
7,0
2011
4 889 478
677 998
7,21
2012
6 834 846
680 406
10,05
2013
8 909 702
683 735
13,03
2014
11 104 390
698 825
15,89
per Kapita (Kg)
Sumber : Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Gunungkidul *) Proyeksi Penduduk 2014 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
70
Tabel 5.5.
PDRB Perkapita menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan di Kabupaten Gunungkidul , 2011 – 2014 (Jutaan Rupiah)
PDRB Perkapita Setahun Tahun
Harga Berlaku (Rp)
Indeks Berantai ADH Berlaku
Harga Konstan (Rp)
Indeks Berantai ADH Konstan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2011
14,22
108,88
13,50
103,37
2012
15,23
107,10
14,00
103,70
2013*)
16,47
108,14
14,54
103,86
2014**)
17,97
109,11
15,03
103,37
Keterangan : Tahun Dasar 2010 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
71
Tabel 5.6. Pengeluaran Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan (1)
Persentase Pengeluaran (%) (2)
<200000
1,07
200000-<300000
7,50
300000-<400000
18,41
400000-<500000
14,80
500000-<600000
12,27
600000-<700000
8,05
700000-<800000
5,15
800000-<900000
4,70
900000-<1000000
8,73
>=1000000
19,34
JUMLAH
100,00
Sumber : Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
72
Tabel 5.7. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun , 2011 - 2013
2011
2012
2013
Penduduk Penduduk Kabupaten/Kota Penduduk Miskin Persentase Miskin Persentase Miskin Persentase (000 jiwa) (%) (000 jiwa) (%) (000 jiwa) (%) (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Kulonprogo
92,76
23,62
93,2
23,31
86,5
21,39
2. Bantul
159,38
17,28
159,2
16,97
156,6
16,48
3. Gunungkidul
157,09
23,03
157,8
22,71
152,4
21,70
4. Sleman
117,32
10,61
118,2
10,44
110,8
9,68
5. Kota Yogyakarta
37,74
9,62
37,4
9,38
35,6
8,82
D.I. Yogyakarta
564,29
16,14
565,7
15,88
541,9
15,03
Sumber
: Susenas 2011-2013
Tabel 5.8. Distribusi Pendapatan Menurut Kriteria Bank Dunia di Kabupaten Gunungkidul , 2014
Kelompok Penduduk
Jumlah Penduduk (jiwa)
Jumlah Pengeluaran (Juta Rupiah)
Persentase Pengeluaran (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
40% Dengan Pendapatan Terendah
279 530
74 465
9,87
40% Dengan Pendapatan Menengah
279 530
116 453
28,90
20% Dengan Pendapatan Atas
136 765
114 171
61,23
698 825
305 090
100,00
Jumlah Sumber
: Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
73
Tabel 6.1. Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Terluas Tempat Tinggal di Kabupaten Gunungkidul, 2012 – 2014
Jenis Lantai Terluas Tahun
Jumlah Tanah
Bukan Tanah
(1)
(2)
(3)
(4)
2012
13,82
86,18
100,00
2013
13,58
86,46
100,00
2014
12,90
87,10
100,00
Sumber : Susenas 2012 - 2014
Tabel 6.2. Persentase Rumah Tangga menurut Rata-rata Luas Lantai Rumah di Kabupaten Gunungkidul, 2011 – 2014
Rata-rata Luas Lantai (m2)
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
<20
0,27
0,90
0,37
0,67
20 - 49
9,63
6,70
8,64
8,14
50 – 99
49,61
52,60
46,43
50,22
100
40,49
39,80
44,85
40,97
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber : Susenas 2011 – 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
74
Tabel 6.3. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Gunungkidul, 2011 – 2014
Sumber Air Minum
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1,93
1,16
2,26
3,85
22,56
23,31
25,07
25,63
2,35
3,92
6,14
3,82
Sumur
44,48
44,91
47,93
38,78
Mata Air
10,03
9,62
2,09
9,14
Air Hujan
18,33
17,08
16,33
18,37
Air Sungai
0,32
0,00
0,19
0,41
100,00
100,00
100,00
100,00
Air Kemasan dan Air Isi Ulang
Ledeng
Sumur Bor/Pompa
Jumlah Sumber : Susenas 2011 – 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
75
Tabel 6.4. Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kloset yang Digunakan, 2014
Jenis Kloset
Kabupaten/Kota
Jumlah Leher Angsa
Plengsengan
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Kulonprogo
89,23
0,78
9,99
0,00
100,00
2. Bantul
94,21
0,44
5,35
0,00
100,00
3. Gunungkidul
75,00
3,92
21,08
0,00
100,00
4. Sleman
99,47
0,31
0,09
0,13
100,00
5. Kota Yogyakarta
98,79
1,08
0,00
0,13
100,00
D.I Yogyakarta
92,47
1,16
6,31
0,06
100,00
(1)
Sumber
Cemplung/ Tidak Pakai Cubluk
: Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
76
Tabel 6.5. Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Penerangan Utama, 2014
Sumber Penerangan Utama
Kabupaten/Kota
Jumlah Listrik PLN
(1)
Petromak/ Pelita/ Aladin Sentir/Obor
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Kulonprogo
99,58
0,00
0,25
0,17
100,00
2. Bantul
99,67
0,00
0,19
0,14
100,00
3. Gunungkidul
98,92
0,14
0,94
0,00
100,00
4. Sleman
99,74
0,16
0,10
0,00
100,00
5. Kota Yogyakarta
100,00
0,00
0,00
0,00
100,00
D.I Yogyakarta
99,58
0,08
0,28
0,05
100,00
Sumber
: Susenas 2014
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
77
Tabel 7.1. Banyaknya Penduduk Penyandang Cacat menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kecamatan
Anak Cacat (orang)
(1)
Penyandang Cacat (orang)
(2)
(3)
1. Panggang
47
352
2. Purwosari
41
359
3. Paliyan
132
479
4. Saptosari
62
575
5. Tepus
29
230
6. Tanjungsari
25
281
7. Rongkop
47
325
8. Girisubo
54
321
9. Semanu
79
641
10. Ponjong
69
575
11. Karangmojo
67
793
12. Wonosari
120
909
13. Playen
52
471
14. Patuk
65
495
15. Gedangsari
57
524
16. Nglipar
57
609
17. Ngawen
79
469
18. Semin
101
67
1 183
8 475
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
80
Tabel 7.2. Banyaknya Kejadian Bencana Alam yang Terjadi menurut Jenis Bencana di Kabupaten Gunungkidul, 2010 – 2014
Jenis Bencana
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Angin Topan
35
36
48
74
93
Kebakaran
10
16
15
15
26
Tanah Longsor
20
20
16
50
40
Banjir/Lainnya
6
15
5
5
13
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Gunungkidul
Tabel 7.3.
Rata-rata Banyaknya Penduduk Pemeluk Agama terhadap Tempat Peribadatan menurut Jenis Tempat Peribadatan di Kabupaten Gunungkidul, 2010 – 2014
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Masjid (Islam)
278
315
280
258
258
Gereja (Protestan)
123
135
145
148
148
Gereja (Katholik)
363
421
607
651
651
Pura (Hindu)
188
127
87
94
70
Vihara (Budha)
163
171
69
155
58
(1)
Sumber : Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
81
Tabel 7.4. Banyaknya Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2014
Kecamatan
Nikah
Talak
Cerai
Rujuk
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Panggang
299
0
6
0
2.
Purwosari
245
2
10
0
3.
Paliyan
478
5
8
0
4.
Saptosari
478
1
6
0
5.
Tepus
513
4
18
0
6.
Tanjungsari
252
0
0
0
7.
Rongkop
275
1
6
0
8.
Girisubo
184
1
1
0
9.
Semanu
317
5
8
0
10. Ponjong
547
6
18
0
11. Karangmojo
262
0
9
0
12. Wonosari
625
5
20
0
13. Playen
214
4
10
0
14. Patuk
466
0
4
0
15. Gedangsari
375
3
14
0
16. Nglipar
308
5
15
0
17. Ngawen
240
3
8
0
18. Semin
504
9
13
0
174
0
Jumlah
6 582
54
Sumber : Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
82
Tabel 7.5. Tambahan Narapidana Berdasarkan Keputusan Pengadilan menurut Jenis Kejahatan/Pelanggaran dan Status dalam Lembaga, 2010 - 2014 Jenis Kejahatan / Pelanggaran
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
22. Ekonomi
0 0 6 0 0 0 0 13 74 1 5 6 61 3 0 6 8 0 0 1 29 0
0 0 1 0 0 0 0 16 96 0 0 7 75 1 3 2 18 0 0 0 26 0
0 0 0 0 0 0 0 4 81 6 0 7 64 3 0 5 9 0 3 5 21 0
0 0 2 0 0 6 0 5 76 0 3 5 56 1 0 5 11 0 0 3 19 0
0 0 8 0 0 2 0 0 69 0 6 4 33 5 0 10 3 0 0 0 13 0
Jumlah Kejahatan
213
245
208
192
153
23. KUHP
0
0
24. Ekonomi
0
0
25. Korupsi
5
1
0 0 1
0 0 3
0 0 0
Jumlah Pelanggaran
5
1
1
3
0
218
246
209
195
153
Kejahatan 1. Politik 2. Thd. Kepala Negara 3. Terhadap Ketertiban 4. Pembakaran 5. Penyuapan 6. Mata uang 7. Pemalsuan surat/materai 8. Kesusilaan 9. Perjudian 10. Penculikan 11. Pembunuhan 12. Penganiayaan 13. Pencurian 14. Perampokan 15. Memeras/Mengancam 16. Penggelapan 17. Penipuan 18. Merusak Barang 19. Dalam Jabatan 20. Penadahan 21. Lain-lain, Narkoba
Pelanggaran
Total Sumber Keterangan
: Rumah Tahanan Negara Wonosari Kabupaten Gunungkidul (Daftar LP2) : Jumlah Narapidana tidak termasuk Residivist
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2014
83