Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
INCREASED EFFORT DAN USER EXPECTATION SEBAGAI DETERMINAN DARI RESISTENSI TERHADAP SISTEM INFORMASI Heru Santoso Wahito Nugroho1, Suparji1,Subagyo1, Sunarto1 1Program Studi Kebidanan Magetan, Polteknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Kemenkes Surab Jl. S. Parman 1 Magetanaya Telp. (0351) 895216 E-mail:
[email protected]
ABSTRACT User resistance is one of the obstacles for implementation of management information systems. Therefore, we need a special handling of the determinants involved, so that the problem can be addressed properly. The purpose of this study is to prove the conjecture that 'increased effort' and 'user expectance' is a direct determinant of resistance to the implementation of management information systems. The results showed that it has been proven that both these determinants are direct determinants of resistance to change from the the implementation of the off-line to the on-line system. In order to overcome this problem, further research is needed in order to find other determinants, ie determinants directly or indirectly, so it can be done in a comprehensive treatment of the problems of resistance that occurs. Kata Kunci: information system, resistance due to change, increased effort, user expectation
untuk berusaha menguasai sistem tersebut. Selain itu, banyak struktur dan fungsi SIAK yang belum memenuhi harapan pengguna. Kesimpulan dari indepth interview di atas layak untuk diduga sebagai faktor penyebab terjadinya resistensi terhadap implementasi SIAK. Pengorbanan waktu dan tenaga untuk menguasai SIAK identik dengan increased effort, struktur dan fungsi SIAK yang belum memenuhi harapan identik dengan user expectation, sedangkan kemalasan melaksanakan SIAK identik dengan resistance due to change (Salih, Hussin, & Dahlan, 2010). Oleh karena itu, dugaan tersebut di atas dirasa penting untuk dibuktikan melalui penelitian ilmiah.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi seperti sekarang ini, teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas organisasi (Wijaya, 2006). Oleh karena itu, implementasi sistem informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi mutlak diperlukan bagi organisasi. Sebagai sebuah organisasi pendidikan, Program Studi Kebidanan Magetan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya telah mengimplementasikan Sistem Informasi Akademik (SIAK), suatu SIM pendidikan yang bersifat web-based sejak tahun akademik 2012/2013. Sistem informasi tersebut sudah berjalan, namun masih ditemukan beberapa kendala terutama yang berkaitan dengan “user resistance” (penolakan pengguna). Dari hasil studi pendahuluan melalui observasi terhadap perilaku pengguna dalam penerapan SIAK sehari-hari, ditemukan adanya kemalasan dalam melaksanakan SIAK, bahkan ada beberapa orang yang belum menerapkan SIAK sama sekali. Jika dirujuk pada klasifikasi resistensi, kondisi di atas masih berada dalam kategori ringan yaitu pada level perilaku apatis dan resistensi pasif. Selain itu masih ada klasifikasi yang lebih berat yaitu resistensi aktif dan resistensi agresif (Cerom & Cregor, 2010). Meskipun tidak ada tanda-tanda resistensi dalam kategori berat, kondisi ini tidak boleh dibiarkan, karena pada dasarnya resistensi dapat menghambat terjadinya perubahan menuju kepada kondisi yang lebih baik. Hasil studi pendahuluan lanjutan dengan metode indepth interview dengan beberapa pengguna SIAK, disimpulkan bahwa perubahan pekerjaan dari offline menuju on-line telah menjadi beban, karena harus mengorbankan banyak waktu dan tenaga
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya disusun rumusan masalah yaitu: “Apakah resistance due to change dalam implentasi sistem informasi akademik (SIAK) di Program Studi Kebidanan Magetan dipengaruhi oleh increased effort dan user expectation? 1.3
Tujuan Penelitian Ada dua tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu: a. Mendeskripsikan increased effort, user expectation, dan resistance due to change dalam implementasi SIAK b. Menguji pengaruh increased effort dan user expectation terhadap resistance due to change dalam implementasi SIAK 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Pada dasarnya SIM merupakan suatu kegiatan penggunaan komputer dengan berdasarkan sistem 398
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
pengolahan informasi yang mendukung operasi, manajemen, dan fungi pembuatan keputusan dari suatu organisasi atau perusahaan (Gaol, 2010). Di dalam SIM, komputer memainkan peranan penting karena sistem informasi yang sangat kompleks tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya komputer (Supono, 2006). Tentunya sebagai sebuah organisasi, institusi pendidikan juga memerlukan implementasi SIM berbasis komputer agar dapat mewujudkan efisiensi dan efektifitas, sebagaimana disampaikan oleh Wijaya (2006) mengenai pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam SIM. Sistem informasi seperti ini lazim dinamakan sistem informasi kampus, yaitu sistem informasi yang digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan di kampus. Informasi yang diberikan berupa jadwal kuliah, dosen, mahasiswa, gedung, nilai, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan (Marimin, Tanjung, & Prabowo, 2012).
ISSN: 2089-9813
c. Resistensi aktif yang dianggap sebagai bentuk konstruktif, misalnya mengemukakan points of views yang berbeda, negosiasi untuk konsensus, serta akomodasi d. Resistensi agresif yaitu user dapat menjadi ancaman, memboikot atau melakukan aksi lain yang bertujuan menghambat implementasi perubahan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan resistensi para pengguna terhadap teknologi baru yaitu: 1) perubahan dalam konten pekerjaan, 2) kehilangan status, 3) perubahan hubungan interpersonal, 4) kehilangan power (kekuasaan), 5) perubahan dalam pendekatan pengambilan keputusan, ketidakamanan pekerjaan, serta 6) ketidakpastian/unfamiliarity/misinformasi (Jiang, Muhanna, & Klein, 2000). Peneliti lain mengemukakan determinandeterminan baik langsung maupun tidak langsung yang bisa berpengaruh terhadap resistensi dalam implementasi sistem informasi yaitu: 1) kurangnya pendidikan dan pelatihan dari pengguna, 2) perubahan dalam konten pekerjaan, 3) kurangnya komunikasi antara pimpinan dengan pengguna, 4) kurangnya keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi, 5) isu kemampuan menggunakan dan resistensi terhadap teknologi, 6) usaha yang berat untuk bisa mengoperasikan teknologi, serta 7) harapan pengguna terhadap sistem informasi (Salih, Hussin, & Dahlan, 2010). Dalam kasus terjadinya resistensi terhadap implementasi SIAK di Program Studi Kebidanan Magetan, ada dua determinan yang diduga kuat menyebabkan terjadinya resistensi (selanjutnya disebut resistance due to change) yaitu increased effort (meningkatnya usaha/beratnya usaha) untuk melaksanakan perubahan dan user expectation (harapan pengguna) terhadap SIAK. Selanjutnya masing-masing konstruk didefinisikan mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Salih, Hussin, & Dahlan (2010) sebagai berikut: a. Increased effort didefinisikan sebagai sejauh mana kemudahan untuk menerapkan sistem informasi. b. User expectation didefinisikan sebagai peran pengguna dan apa yang hendak mereka berikan kepada sistem informasi, tidak terkomunikasikan oleh organisasi. Resistance due to change didefinisikan sebagai penolakan pengguna karena mereka menolak semua perubahan. Salah satu penjelasannya adalah karena mereka pernah memiliki pengalaman yang buruk dengan penerapan sistem yang lain.
2.2
Resistensi Terhadap Sistem Informasi Implementasi sistem informasi merupakan suatu perubahan dari sistem manual menuju sistem online. Terkait dengan hal ini, banyak penulis (Lawrence, 1954; Maurer, 1996; Strebel, 1994; Waddell dan Sohal 1998, antara lain) yang memberi penekanan bahwa kegagalan inisiasi perubahan terjadi karena adanya resistensi terhadap perubahan tersebut. Resistensi akan menyebabkan proses perubahan menjadi tertunda dan memakan biaya yang lebih besar (Ansoff, 1990). Resistensi merupakan sumber informasi yang berguna untuk mempelajari bagaimana cara mengembangkan proses perubahan yang lebih sukses (Beer dan Eisenstat, 1996; Goldstein, 1988; Lawrence, 1954; Piderit, 2000; Waddell dan Sohal, 1998). Tidak diragukan lagi, resistensi terhadap perubahan adalah topik utama dalam manajemen perubahan dan harus dipertimbangkan secara serius untuk membantu organisasi untuk mencapai keuntungan dari transformasiResistensi pengguna sistem informasi lebih spesifik dibandingkan dengan resistensi terhadap perubahan secara umum. Resistensi pengguna melibatkan interaksi pengguna dengan sistem. Resistensi pengguna didefinisikan sebagai ekspresi perilaku perlawanan pengguna terhadap sistem, selama sistem tersebut diimplementasikan. Sikap menentang sistem informasi dapat berkembang sebelum, selama, atau sesudah implementasi dan mungkin diekspresikan satu kali atau berkali-kali (Klaus & Blanton, 2010). Resistensi terhadap perubahan bisa diekspresikan dalam berbagai tingkatan yaitu: a. Perilaku apatis, yaitu sikap tidak tertarik dan tidak mau melaksanakan perubahan b. Resistensi pasif, yaitu bertindak lamban dalam menjalankan perubahan dan mempertahankan sistem yang lama,
2.3
Kerangka Konseptual Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, selanjutnya dikemukakan kerangka konseptual penelitian sebagaimana tertera pada Gambar 1. Kerangka konseptual penelitian ini di atas mengacu kepada hasil penelitian Salih, 399
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
Hussin, & Dahlan (2010) tentang pengguna terhadap implementasi ERP.
resistensi
ISSN: 2089-9813
yang telah terkumpul sudah benar dan lengkap. Tahap berikutnya adalah coding yaitu mengkonversikan pilihan jawaban pada setiap item menjadi kode, lalu dilanjutkan tahap scoring yaitu menghitung total skor dari kode pada setiap item sebagai skor akhir bagi setiap responden. Selanjutnya skor akhir dari ketiga variabel ditabulasikan langsung ke dalam komputer. Selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan metode statistika deskriptif dan metode statistika analitik. Metode statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan increased effort, user expectation, dan resistance due to change. Pada tahap ini data digambarkan berupa nilai-nilai penyebaran dan pemusatan. Metode statistika analitik digunakan untuk menguji hipotesis yakni adanya pengaruh increased effort dan user expectation terhadap resistance due to change dalam implementasi SIAK. Uji yang digunakan adalah multiple linear regression.
Increased effort Resistance due to change User expectation Gambar 1. Kerangka konseptual penelitian 2.4
Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Increased effort dan user expectance berpengaruh terhadap resistance due to change dalam implementasi SIAK di Program Studi Kebidanan Magetan.
4.
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data tahap pertama menggunakan metode statistika deskriptif menghasilkan gambaran nilai-nilai penyebaran dan pemusatan dari ketiga variabel sebagaimana disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik, dengan rancangan cross sectional, yang dilaksanakan di Program Studi Kebidanan Magetan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya selama bulan Januari 2014.
Tabel 1. Nilai-nilai penyebaran dari variabel
3.2
Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh komponen sivitas akademika di kampus tersebut (dosen, karyawan, dan mahasiswa) yang memiliki kewajiban menggunakan SIAK pada Tahun Akademik 2013/2014. Besar sampel sebagai unit analisis adalah 134 orang, yang diambil secara random (probability sampling). Teknik sampling yang digunakan adalah proportionated sampling, yaitu mengambil secara proporsional antara kelompok dosen, karyawan, dan mahasiswa. Proses pengambilan sampel pada masing-masing kelompok dilakukan secara acak dengan bantuan tabel bilangan random.
No
Variabel
1 2 3
Increased effort User expectation Resistance due to change
Nilai Minimal 3 3 3
Nilai maksimal 12 12 12
Tabel 2. Nilai-nilai pemusatan dari variabel No 1 2 3
3.3
Pengumpulan dan Analisis Data Setelah menyelesaikan mekanisme perijinan, selanjutnya dilakukan pengumpulan data melalui pengisian kuesioner secara langsung oleh responden. Kuesioner tersebut diadopsi dari Salih, Hussin, & Dahlan (2010) berupa kuesioner tertutup berskala Likert dengan lima opsi jawaban, yang terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia tanpa mengubah makna. Proses pengisian kuesioner dilakukan serentak dalam satu hari dengan pendampingan langsung oleh tim peneliti, untuk meminimalkan bias dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan. Setelah data terkumpul, selanjutnya langsung dilakukan editing untuk meyakinkan bahwa data
Variabel Increased effort User expectation Resistance due to change
Mean 7,78 8,02 7,86
Mode 9 9 9
Dari Tabel 1 diketahui bahwa untuk ketiga variabel, seluruhnya memiliki nilai minimal dan maksimal yang sama yakni 3 dan 12, sehingga ketiganya memiliki range yang sama yaitu 9, suatu range yang cukup lebar jika dibandingkan dengan range maksimal yang memungkinkan yaitu 12 (karena nilai terendah yang memungkinkan adalah 3, dan nilai tertinggi yang memungkinkan adalah 15). Yang menarik adalah bahwa mean berada pada angka mendekati 8 dan mode pada angka 9 (Tabel 2). Dalam range 3-15, kedua angka tersebut berada pada posisi tengah. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya increased effort atau beratnya usaha yang harus dilakukan oleh para pengguna untuk menjalankan SIAK sebagai bentuk perubahan, 400
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
berada pada level sedang, sebagian user expectance atau harapan pengguna belum bisa dipenuhi oleh implementasi SIAK, dan resistance due to change atau penolakan mereka terhadap implementasi SIAK belum berada dalam kategori resistensi berat. Ini relevan dengan hasil observasi pada fase pra penelitian (studi pendahuluan) bahwa sebagian dari pengguna malas menggunakan atau belum menggunakan SIAK, namun tak ada perilaku menentang secara aktif dan agresif. Selanjutnya hasil analisis data tahap kedua menggunakan metode statistika analitik (hasil analisis multiple linear regression) diuraikan secara berurutan mulai dari persyaratan yang harus dipenuhi sampai dengan kesimpulan hasil uji hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan untuk dilakukan analisis menggunakan multiple linear regression disajikan pada Tabel 3.
b. Uji Anova menghasilkan nilai signifikansi 0,000 (<0,05), maka disimpulkan bahwa model regresi ini signifikan. c. Nilai signifikansi dari uji t pada tabel koefisien adalah <0,05 (0,001 untuk konstanta, 0,000 untuk increased effort, dan 0,002 untuk user expectation). Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi (B) signifikan, sehingga persamaan regresi dapat disusun berdasarkan nilai-nilai koefisien tersebut. d. Nilai koefisien regresi masing-masing adalah 1,937 untuk konstanta, 0,480 untuk increased effort, dan 0,273 untuk user expectation. Sehingga persamaan regresi bisa disusun sebagai berikut:
Y(resistance) = 1,937+0,480.effort+0,273.expectation
Residu dari dependent variable harus terdistribusi normal
Tidak ada multikolinearitas (korelasi antar independent variable) Tidak ada autokorelasi
Tidak ada heteroskedastisitas
Indikator
Hasil Kesimpula (Terlampir) n
Histogram berbentuk kurve normal (lonceng terbalik) dan Normal P-P Plot mendekati garis linear 45o Variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 2
Histogram menyerupai lonceng terbalik dan P-P Plot mendekati garis linear 45o VIF = 1,721 (<2)
Residu dari dependent variable terdistribus i normal (memenuhi syarat)
Durbin-Watson = 1,65-2,35
1,874 (di antara rentang )
Grafik SdResidual dan standardized predicted tidak membentuk pola tertentu
Grafik tidak membentuk pola tertentu
Tidak terjadi autokorelas i (memenuhi syarat) Tidak terjadi heterosked astisitas (memenuhi syarat)
(1)
Berdasarkan analisis di atas, berarti resistance due to change atau penolakan terhadap perubahan menuju implementasi SIAK di Program Studi Kebidanan Magetan telah terbukti dipengaruhi oleh dua determinan yang telah diduga sebelumnya yaitu: 1) beratnya upaya yang harus dilakukan oleh pengguna untuk menerapkan SIAK sebagai bentuk perubahan dan 2) harapan pengguna terhadap SIAK yang belum terpenuhi. Kedua determinan tersebut merupakan determinan langsung dari resistensi pengguna, sehingga penanganan secara intensif terhadap kedua determinan diharapkan akan dapat memecahkan masalah resistensi pengguna dalam implementasi SIAK. Namun jika ditelaah lebih jauh, kemungkinan akan timbul pertanyaan-pertanyaan lanjutan, misalnya: tindakan apa yang harus dilakukan oleh manajemen kampus supaya para pengguna menjadi lebih ringan dalam usaha mereka untuk menguasai SIAK? Serta bagaimanakah kampus harus berbuat agar harapan pengguna terhadap SIAK bisa terwujud? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya harus digali lagi secara lebih mendalam, mengapa usaha pengguna dalam menerapkan SIAK terasa cukup berat? Disebabkan oleh minimnya keterampilan dasar mengoperasikan komputer, ataukah karena sebab lain misalnya perubahan radikal dari pekerjaan off-line menjadi on-line? Atau masih ada sebab lain yang masih belum tergali sama sekali? Pertanyaan-pertanyaan lain sangat mungkin juga akan bermunculan lebih banyak lagi ketika pihak kampus akan berusaha memperbaiki keadaan kedua determinan di atas. Oleh karena itu, perlu dipelajari lebih jauh mengenai determinan langsung dari increased effort dan user expectance, yang tentunya sekaligus menjadi determinan tidak langsung dari resistance due to change dalam implementasi (Salih, Hussin, & Dahlan, 2010)SIAK. Bahkan determinan tidak langsung dari increased effort dan user expectance juga dapat ditelusuri, demikian
Tabel 3. Hasil pengujian asumsi klasik Syarat
ISSN: 2089-9813
Tidak ada efek multikolinearitas (memenuhi syarat)
Hasil pengujian asumsi klasik (Tabel 3) menunjukkan bahwa keempat syarat telah dipenuhi, sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji multiple linear regression. Hasil pengujian ini ditampilkan secara ringkas sebagai berikut: a. Nilai koefisien determinasi atau R-square adalah 0,457 atau 45,7%, maka dapat dikatakan bahwa resistensi pengguna terhadap implementasi SIAK sebesar 45,7% dapat dijelaskan oleh faktor increased effort dan user expectation. Sedangkan selebihnya (54,3%) dapat dijelaskan oleh faktor yang lain. 401
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
seterusnya sehingga pokok akar dari permasalahan dapat ditemukan untuk diatasi. Untuk dapat menelusurinya, tentu diperlukan literature review terhadap hasil-hasil penelitian yang serupa misalnya seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Jiang, Muhanna, & Klein (2000), serta Salih, Hussin, & Dahlan (2010) bahwa ada banyak determinan langsung dan tidak langsung dari resistensi terhadap sistem informasi antara lain: kurangnya pendidikan dan pelatihan dari pengguna, perubahan dalam konten pekerjaan, kurangnya komunikasi antara pimpinan dengan pengguna, kurangnya keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi, isu kemampuan menggunakan dan resistensi terhadap teknologi, kehilangan status, perubahan hubungan interpersonal, kehilangan power (kekuasaan), perubahan dalam pendekatan pengambilan keputusan, ketidakamanan pekerjaan, serta ketidakpastian/unfamiliarity/misinformasi. Hasil lireature review tersebut sebaiknya diteliti lebih lanjut, sehingga dapat ditemukan determinandeterminan lain yang secara signifikan memiliki peran sebagai penyebab terjadinya resistensi pengguna dalam implementasi SIAK di Program Studi Kebidanan Magetan.
ISSN: 2089-9813
Implementation Phase: A Longitudinal Research A High Tech Corporation. Gaol, J. L. 2010. Sistem Informasi Manajemen, Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo. Goldstein, J. 1988. A Far-from-Equilibrium Systems Approach to Resistance to Change. Organizational Dynamics, (Autumn), pp. 16-26. Jiang, J. J., Muhanna, W. A., & Klein, G. 2000. User Resistance and Strategies for Promoting Acceptance Across System Types. Information & Management , 37, 25-36. Klaus, T., & Blanton, J. E. 2010. User Resistance Determinants and The Psychological Contract in Enterprise System Implementation. Europan Journal of Information Systems , XIX, 625-636. Lawrence, P.R. 1954. How to Deal with Resistance to Change. Harvard Business Review, (May/June), pp. 49-57. Marimin, Tanjung, H., & Prabowo, H. 2012. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo. Maurer, R. 1996. Using Resistance to Build Support for Change. The Journal for Quality and Participation, 19 (3), pp. 56-66. Piderit, S.K. 2000. Rethinking Resistance and Recognizing Ambivalence: A Multidimensional View of Attitudes Toward An Organizational Change. Academy of Management Review, 25 (4), pp. 783-794. Salih, S. H., Hussin, A. C., & Dahlan, H. M. 2010. User Resistance Factors in Post ERP Implementation. Journal of Research and Innivation in Information Systems , 19-27. Supono, R. A. 2006. Penerapan Teknologi Informasi pada Dunia Kedokteran: Peluang dan Hambatan Penerapan Pengobatan Jarak Jauh Berbasis Internet di Negara Berkembang. In J. T. ITB, Sistem Informasi dalam Berbagai Perspektif (p. 160). Bandung: Penerbit Informatika. Strebel, P. 1994. Choosing The Right Change Path. California Management Review, 36 (2), pp. 2951 Waddell, D. and Sohal, A.S. 1998. Resistance: A Constructive Tool for Change Management. Management Decision, 36 (8), pp. 543-548. Wijaya, S. W. (2006). Kajian Teoritis Technology Acceptance Model Sebagai Model Pendekatan Untuk Menentukan Strategi Mendorong Kemauan Pengguna Dalam Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi . In J. T. ITB, Sistem Informasi dalam Berbagai Perspektif (p. 186). Bandung: Penerbit Informatika.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa increased effort dan user expectation merupakan determinan langsung dari resistance due to change dalam implementasi SIAK di Program Studi Kebidanan Magetan. Oleh karena itu, bagi pihak kampus disarankan agar segera melakukan upaya untuk memperbaiki keadaan kedua determinan tersebut. Agar proses perbaikan dapat berjalan dengan baik, maka perlu dikenal determinan-determinan lain dari resistensi baik determina langsung maupun tidak langsung, sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan yang dapat menutup kelemahan-kelemahan dari penelitian ini. PUSTAKA Ansoff, I.H. 1990. Implanting Strategic Management, London: Prentice Hall International, Ltd. Beer, M. & Eisenstat, R.A. 1996. Developing An Organization Capable of Implementing Strategy and Learning. Human Relations, 49 (5), pp. 597617. Cerom, M. R., & Cregor, H. E. 2010. Avoiding Management of Resistance During IT Pre-
402
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
Lampiran: Hasil Analisis Data Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
Harapan terhadap SIAK, Tingkat usaha dalam melaksanakan SIAKa
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Resistensi terhadap implementasi SIAK
Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
1
Harapan terhadap SIAK, Tingkat usaha dalam melaksanakan SIAKa
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Resistensi terhadap implementasi SIAK
Model Summaryb Model
R
R Square a
1
.676
Adjusted R Square
.457
Std. Error of the Estimate
.449
Durbin-Watson
1.47128
1.874
a. Predictors: (Constant), Harapan terhadap SIAK, Tingkat usaha dalam melaksanakan SIAK b. Dependent Variable: Resistensi terhadap implementasi SIAK
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
238.736
2
119.368
55.144
.000a
Residual
283.570
131
2.165
Total
522.306
133
a. Predictors: (Constant), Harapan terhadap SIAK, Tingkat usaha dalam melaksanakan SIAK b. Dependent Variable: Resistensi terhadap implementasi SIAK
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant)
Std. Error
1.937
Standardized Coefficients
t
Beta
.480
.085
Harapan terhadap SIAK
.273
.088
Collinearity Statistics Tolerance
.589
Tingkat usaha dalam melaksanakan SIAK
Sig.
VIF
3.288
.001
.476
5.640
.000
.581
1.721
.262
3.104
.002
.581
1.721
a. Dependent Variable: Resistensi terhadap implementasi SIAK
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model Dimension 1
Eigenvalue
1
2.949
2 3
Condition Index
(Constant)
Tingkat usaha dalam melaksanakan SIAK
Harapan terhadap SIAK
1.000
.01
.00
.00
.032
9.634
.95
.29
.08
.020
12.260
.04
.70
.92
a. Dependent Variable: Resistensi terhadap implementasi SIAK
403
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
Residuals Statisticsa Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
4.1943
10.9652
7.8582
1.33978
134
Std. Predicted Value
-2.735
2.319
.000
1.000
134
Standard Error of Predicted Value
.129
.379
.210
.068
134
Adjusted Predicted Value
4.2794
11.0651
7.8586
1.34353
134
Residual
-3.73315
5.71544
.00000
1.46017
134
Std. Residual
-2.537
3.885
.000
.992
134
Stud. Residual
-2.571
4.019
.000
1.006
134
Deleted Residual
-3.83278
6.11822
-.00043
1.50207
134
Stud. Deleted Residual
-2.628
4.276
.001
1.019
134
Mahal. Distance
.024
7.854
1.985
2.043
134
Cook's Distance
.000
.379
.010
.034
134
Centered Leverage Value
.000
.059
.015
.015
134
a. Dependent Variable: Resistensi terhadap implementasi SIAK Charts
404
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
405
ISSN: 2089-9813