IMPLIKASI PRAKTIK NEOKOLONIALISME DALAM GLOBALISASI TERHADAP STRESS DAN PENUAAN DINI Firman Adi Prasetyo, Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Sebelas Maret Surakarta
Globalization that does not prioritize the right of people will very likely degenerate into a form of tyranny, perhaps oligarchic and oligopolistic, based on concentrations of tightly-largely unaccountable to the public (Noam Chomsky)
A. PENDAHULUAN Globalisasi sebagai liberalisasi memunculkan praktik neokolonialisme yang hanya berpihak pada pihak korporat atau perusahaan besar. Sektor publik tidak lagi dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Sebagian besar masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan menyebabkan beban globalisasi (global burden) yang berdampak pada stress. Masalah kesehatan jiwa ini akan berpengaruh besar pada kesehatan fisik terutama terjadinya penuaan dini. Sistem globalisasi memberi kesempatan bagi seluruh masyarakat dunia untuk
leluasa
berinvestasi.
Kemudahan
ini
dibuktikan
dengan
adanya
penghilangan tarif untuk mendirikan usaha di setiap wilayah Negara. Keadaan ini diperparah dengan penjualan aset Negara kepada pihak korporat atau dengan kata lain telah mengalami privatisasi. Aset Negara sebagai sektor publik tidak lagi dikuasai oleh pemerintah dan tidak digunakan untuk hajat hidup orang banyak melainkan hanya bagi kepentingan korporat. Sistem
pemerintahan
selanjutnya
akan
berubah
menjadi
sistem
korporatokrasi. Sistem pemerintahan ini lebih banyak didominasi oleh kepentingan kaum korporat yang telah menguasai sebagian besar aset Negara. Pemerintah tidak lagi berperan dalam melayani hak-hak masyarakat luas. Dapat dikatakan, Negara akan dikendalikan oleh kaum korporat. Dan ini merupakan bentuk
penjajahan
kolonial
sistem
baru
(neo)
yang
dikenal
dengan
neokolonialisme. Dan kaum korporat sebagai pihak kolonial.
1
Dalam bidang kesehatan, paham ini berakibat pada pengurangan subsidi kesehatan dan mengakibatkan adanya privatisasi pada layanan kesehatan. Sektor kesehatan tidak lagi menjadi pelayanan publik melainkan terjadi komersialisasi. Hal ini juga terjadi pada seluruh bidang terutama perekonomian. Sendi perekonomian akan dikuasai oleh yang bermodal besar tanpa adanya regulasi dari pemerintah. Bahkan bidang pendidikan pun tak luput dari sistem korporasi, adanya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP)
memberi
kesempatan kaum korporat menguasai institusi pendidikan. Maka hampir seluruh pemenuhan kebutuhan khalayak (kesehatan, ekonomi, pendidikan dan sebagainya) terjadi privatisasi. Stress merupakan konsekuensi logis apabila masyarakat tidak memperoleh kebutuhannya akibat adanya privatisasi ini. Sektor publik yang dikuasai oleh kaum korporat mengakibatkan pengurangan hak masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. Pelayanan publik yang seharusnya menjadi hak masyarakat luas harus diperoleh dengan harga mahal karena telah diprivatisasi oleh kaum korporat. Pada akhirnya, stress yang muncul akibat global burden akan berpengaruh terhadap penuaan dini. Kondisi mental masyarakat akan sangat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Salah satunya adalah proses penuaan akan terjadi lebih cepat.
B.
PRAKTIK NEOKOLONIIALISME DALAM GLOBALISASI Praktik neokolonialisme hanya mengedepankan sikap hidup yang hedonistik,
liberalis dan anti sosial. Hal ini terlihat pada bentuk persaingan bebas (liberal) yang tidak sehat dengan hilangnya kontrol pemerintah dalam mengendalikan persaingan. Persaingan ini akan menghasilkan pihak yang menang dan yang kalah. Pihak yang menang akan terus berjaya, bersenang-senang (hedonisme) tanpa peduli kepada kesengsaraan pihak yang kalah (anti sosial). Dan sektor publik hanya terkonsentrasi pada pihak yang menang. Sedangkan pihak yang kalah tidak lagi berada dalam tanggung jawab pemerintah.
2
Fakta tersebut dikarenakan kemunculan sistem korporatokrasi. Peran pemerintah semakin melemah dalam melindungi hak untuk hidup layak bagi seluruh masyarakat khususnya pihak yang kalah dalam persaingan. Dan sektor publik hanya dinikmati oleh kaum korporat. David Korten melukiskan betapa menakutkan langkah-langkah korporasi untuk melakukan praktik kolonisasi (dikutip dalam Rais 2008, h. 83) : ‘ketika korporasi-korporasi (besar) memperoleh kekuasaan kelembagaan yang bersikap otonom dan makin terasingkan dari masyarakat dan tempatnya, kepentingan korporasi dan kepentingan kemanusiaan semakin menganga berbeda…’ Nilai-nilai kemanusiaan akan semakin luntur seiring dengan menjamurnya praktik neokolonialisme ini. Kepentingan umum akan dikesampingkan demi kepentingan pihak tertentu. Pada tahap lanjut, kesejahteraan hidup tidak akan diperoleh secara merata dan hanya dimiliki oleh kaum korporat. Sektor publik sebagai penyedia kebutuhan primer akan diperoleh dengan harga mahal dan dikomersialisasikan. Maka hanya kaum korporat yang mampu memperoleh ketersediaan kebutuhan tersebut. Sebaliknya sebagian besar masyarakat akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan.
C.
GLOBALISASI, STRESS DAN PENUAAN DINI Masyarakat di era global akan mengalami beban psikis yang parah akibat
adanya praktik neokolonialisme dalam globalisasi. Fenomena ini dikenal dengan sebutan beban globalisasi (global burden). Beban tersebut akan menimbulkan permasalahan pada kesehatan jiwa. Sebagaimana survei yang telah dilakukan oleh Bank Dunia sebagai berikut : …menurut studi World Bank tahun 1993 di beberapa Negara 8,1 persen dari global burden disease (penyakit akibat beban globalisasi) disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa, yang menunjukkan dampak yang lebih besar dari penyakit TBC (7,2 persen), kanker (5,8 persen), jantung (4,4 persen), dan malaria (2,4 persen)… (Ilmawati, 2008)
Dan stress merupakan manifestasi masalah kesehatan jiwa yang muncul akibat global burden. Dengan demikian stress merupakan masalah kesehatan yang sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat di era global. 3
Salah satu penyebab utama terjadinya stress adalah masalah keuangan. Tentunya hal ini tak terlepas dari efek penguasaan sendi perekonomian oleh kaum korporat.
Kaum
korporat
yang
menjalankan
praktik
neokolonialisme,
mengakibatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat semakin sulit diperoleh. Dan uang adalah solusi praktis dalam menghadapi permasalahan tersebut. Hal ini berefek pada orientasi hidup masyarakat global yang hanya tertuju pada material. Kehidupan materialistik tersebut sama sekali tidak memperhatikan nilainilai kemanusiaan dan cenderung ego sentris. Sikap tak peduli terhadap nilai kemanusiaan dan ego sentris masyarakat global akan menambah stress akibat persoalan material. Hal ini sesuai dengan survei di Negara Amerika Serikat :
MICHIGAN-Sebuah Studi nasional menunjukkan warga Amerika Serikat mengaku merasa kian stress. Survei terhadap 1.000 pria dan wanita usia 18 tahun ke atas itu mengungkap bahwa 47 persen responden merasa lebih stress ketimbang tahun lalu. Tak ada yang mengejutkan, sumber utama stress adalah persoalan keuangan pribadi yang diakui 49 persen responden (TEMPO, 10 Oktober 2008, h.C6)
Persoalan material
sudah tentu hanya dialami bagi pihak yang kalah
dalam persaingan. Akses untuk memperoleh kebutuhan semakin sulit dan mahal. Begitu pula dari segi kesehatan, pemeliharaan kesehatan sudah pasti membutuhkan biaya yang tidak murah. Sehingga penduduk miskin lebih sering menderita penyakit dan permasalahan kesehatan serius lainnya. Perihal ini akan berpengaruh pada proses penuaan yang terjadi lebih cepat. Underwood berpendapat dengan mengatakan : …Sebagian besar penyakit lebih sering ditemukan pada warga masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi rendah dan warga masyarakat ini menunjukkan perubahan penuaan dan mati lebih awal dibandingkan dengan warga masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih tinggi, sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya… (Underwood 1996, vol.1, h. 309)
Stress sebagai akibat beban globalisasi (global burden) juga sangat berpengaruh pada terjadinya penuaan secara genetik. Dalam Koran TEMPO (Desember 2004) : ‘Sebuah penelitian di amerika melaporkan bahwa tekanan
4
emosi (stress) yang berat dapat mempercepat terjadinya penuaan sel-sel tubuh pada tingkatan genetik…’. Menurut (Underwood 1996, vol. 1, h. 308), proses penuaan dapat terjadi secara genetik dan lingkungan. Faktor genetik sangat berperan dalam menentukan proses penuaan. Dan faktor lingkungan (kondisi sosial ekonomi) mampu mempercepat proses terjadinya penuaan. Maka stress yang muncul akibat masalah keuangan merupakan permasalahan kesehatan jiwa yang sangat serius. Hal ini disebabkan stress mampu mempercepat terjadinya proses penuaan secara genetik. Dengan demikian, salah satu inti permasalahan terjadinya penuaan dini di era global adalah stress yang disebabkan oleh global burden. Dan ini muncul akibat munculnya sistem neokolonialisme. Sehingga praktik neokolonialisme sudah selayaknya dihapuskan di era globalisasi. Pemerataan ekonomi harus lebih diprioritaskan. Dan kekuasaan pemerintah dalam menjamin hal tersebut tidak boleh dikalahkan oleh kaum korporat. Penghapusan sistem neokolonialisme akan mengembalikan fungsi kontrol pemerintah. Adanya kontrol pemerintah dalam menjamin hak-hak masyarakat secara luas akan berdampak pada pengurangan global burden. Tingkat permasalahan kesehatan jiwa (stress) akan menurun dan penuaan dini akan dapat dicegah. Akhirnya Umur Harapan Hidup (UHH) semakin meningkat sebagai indikator tingkat kesejahteraan Negara.
D.
KESIMPULAN 1. Globalisasi
melalui
asas
liberalisme
akan
memunculkan
praktik
neokolonialisme yang hanya mengesampingkan nilai kemanusiaan dan juga berpengaruh pada sistem pemerintahan korporatokrasi. 2. Sistem
pemerintahan
korporatokrasi
berdampak
pada
hilangnya
perlindungan bagi masyarakat untuk memperoleh kebutuhan primer dan pelayanan publik, sehingga mengakibatkan stress. 3. Stress yang terjadi sebagai beban globalisasi akan berdampak pada akselerasi proses penuaan dalam tubuh.
5
DAFTAR PUSTAKA Fadilla, Aditya F 2007, Panduan Penulisan Referensi Akademis Sistem Referensi Havard, updated 21 Januari 2008, dilihat 24 Januari 2008.
Ilmawati, Yulia 2008, ‘Depresi Sosial, Gejala dan Akar Penyebabnya’, Hizbut Tahrir Indonesia, 3 Juli 2008, h. 6. Isa 2007, Stress mempercepat terjadinya penuaan, dilihat 24 Januari 2008, . Rais, Muhammad Amin 2008, Agenda Mendesak Bangsa, Selamatkan Indonesia, PPSK pers, Yogjakarta. Underwood, JCE 1996, Patologi Umum dan Sistemik, edk 2, vol. 1, trans. Sarjadi, EGC, Jakarta.
6