Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
EVALUASI KARAKTER AGREGATE DAN KETAHANAN CAMPURAN ASPAL TERHADAP PENUAAN (AGEING ) Thathit Bimo Luhung 1), Ary Setyawan 2), Syafi’i 3) 1)Mahasiswa 2,3)Dosen
Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634524. Email:
[email protected] ABSTRAK
Agregat dan aspal merupakan bahan utama pembuatan lapis perkerasan struktural jalan raya. Agregat diambil sebagai sampel pembanding berasal dari JATIM dan JATENG sebanyak 11 quary . Campuran LASTON pembanding penelitian evaluasi ketahanan agregat berupa campuran HRS dan HRA sebagai lapisan atas dalam perkerasan lentur. Sebelum dilakukan pengujian Marshal, dilakukan pengujian durabilitas agregat berupa Abrasi, Impact ,Kelekatan Aspal, dari quary 11. Terpilih 3 quari Ngawi, Pacitan, Waleri Kendal(Semarang). Kadar aspal rencana 7% dengan rentang kadar aspal rencana 6% ; 6,5% ; 7% ; 7,5% ; 8%. Setelah itu dilakukan uji Marshal untuk mencari kadar aspal optimum. JMF yang diuji yaitu stabilitas, flow, MQ. Berdasarkan hasil pengujian HRS dan HRA dengan aspal 60/70, Campuran HRS berurutan quary Ngawi, Pacitan, Semarang nilai stabilitas 1406 kg/cm ; 919 kg/cm ; 1402 Kg/m. flow 3,6 mm; 3,5 mm; 4,3. Mm. Marshal qoutien; 329 kg ; 316 kg ; 320 kg Campuran HRA Berurutan Ngawi, Pacitan, Semarang stabilitas 1283 kg/cm; 1115 kg/cm; 1250 kg/cm; flow : 3,4 mm, 3,2 mm ; 4,0 mm. Marshal qoutien; 379 kg ; 357 kg ; 380 kg.
KATA KUNCI: Agregat, Aspal, HRS, HRA, Marshal 1. PENDAHULUAN.
pengambilan agregat,
untuk saat ini agregat
Sarana transportasi jalan raya awet kuat
cenderung agak sulit didapat yang memenuhi
diperlukan pemilihan material yang baik . Bahan
syarat, diambil langsung dari alam( quari).
pembentuk lapis perkerasan lentur jalan raya
Sehingga untuk mendapatkan butiran butiran
adalah agregat dan aspal. Agregat Merupakan
yang
bahan utama Pembentukan Campuran aspal
menggambil quari terbaru dari gunung, sungai
laston HRS dan HRA, hampir 95% dari
dengan gradasi yang minimal, lebih lanjut
campuran
mencoba
Bitumen
terdiri
dari
agregat
memenuhi
syarat
menggambil
yang
quari
diharapkan
JATIM
dan
berdasarkan prosentase beratnya, daya dukung
JATENG. Meliputi 11 quari: Madura, Pasuruan,
dan stabilitas lapis permukaan jalan dari sifat –
Mojokerto,
sifat , bentuk butir , gradasi agregatnya. Dalam
Karanganyar,
Nganjuk, Sragen,
Ngawi Kendal,
Bojonegoro, semarang,
92
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
Kebumen,
Boyolali.
Untuk
mendapatkan
campuran aspal yang memenuhi syarat agregat
jawa tengah dan jawa timur 3. Bagaimanakah karakter campuran aspal
diolah menggunakan mesin pemecah batu( stone
menggunakan
crusher).
Tengah dan jawa Timur
Tujuan penelitian ini adalah mencari
agregat
properti
Jawa
1.2. Batasan Masalah
quari baru yang memenuhi syarat sebagai
1. Agregat kasar (termasuk batuan dan filler
pembanding campuran HRA dan HRS dari 11
standard) yang digunakan adalah batu dari
quari. Agregat digunakan sebagai campuran
quari pacitan batu sungai giri ndulu, Ngawi
LASTON menggalami beberapa uji durabilitas
quari gunung lawu karang gupito, quari
berupa: abrasi test, impact test, kelakatan aspal,
kendal
dan pelapukan agregatnya , hasil pengujian
.
menunjukan 3 quary yang berbeda mutu dan
2. Standar pengujian yang digunakan adalah
kualitas yaitu Ngawi, Pacitan, Semarang. Dicoba
standar dari British Standard (BS) di tambah
mencampur dengan campuran aspal panas hot
dengan
rolled sheet ( HRS) dan hot rolled aspal (HRA) yang
3.
Standar dari Bina Marga (BM).
terpilih sebagai bahan lapis perkerasan jalan
4.
Filer Abu batu dari quari setempat
tiga quari: Ngawi, Pacitan, Kendal
untuk wilayah JATIM dan JATENG. Spesikasi Perbandingan besar persentase
Aspal yang digunakan adalah aspal dengan
5.
terhadap agregat yang digunakan antara agregat
penetrasi 60/70 ex PT. Pertamina, karena
kasar dan halus, dapat dikatakan bahwa untuk
merupakan jenis aspal yang paling umum
jenis
digunakan.
campuran
HRS
(beton
Aspal)
perbandingannya berimbang antara agregat kasar
Test dan uji Marshall Immersion Test.
dengan agregat halus sehingga memiliki tingkat kepadatan yang lebih tinggi. Untuk jenis HRA
Uji yang dilakukan adalah Marshall
6.
7.
Sifat-sifat
kimia
dari
bahan
material
(Hot Rolled Asphalt) perbandingannya agregat
penyusun campuran HRA dan HRS pada
kasar lebih sedikit terhadap agregat halus,
peneltian ini tidak ditinjau dan diuji.
Pengujian lapis perkerasan dilakukan dengan marshall test akan mendapatkan nilai
2.TINJAUAN PUSTAKA
marshal stabilitas, marshal flow, Marshall Quotient,
Agregat merupakan bahan dasar campuran
berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat diketahui
laston. Jenis agregat yang digunakan dari batu
karakteristik campuran pada masing-masing jenis
pecah berdasarkan Kelompoknya bentuk
campuran yang memenuhi spesifikasi yang telah
agregat bulat pipih dari Batu pecah, bulat,
ditetapkan. sebagai bahan material.
Kubus, pipih dan tak beraturan ,Sukirman
1.1. Permasalahan yang dibahas adalah antara lain:
2003. Laston merupakan salah satu bahan lapisan
2. Bagaimanakah karaktr agregat yang biasa
permukaan jalan yang terdiri dari campuran
digunakan sebagai bahan material jalan di
aspal keras dan agregat yang mempunyai
93
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
gradasi menerus, dicampur, dihamparkan,
13/PT/1983)
dan dipadatkan pada suhu tertentu (DPU, 1983)
3.METODE PENELITIAN
Dedi Martono 2011, Pembuatan perkerasan
3.1. Tempat Penelitian.
yang menggunakan aspal panas mempunyai
Penelitian telah dilakukan diLaboratorium
beberapa metode, diantaranya adalah metode
Transportasi dan Jalan Raya Jurusan Teknik
HRA yang dikenal juga dengan campuran
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
aspal
Maret dan Laboratorium jalan dan tanah
dengan
gradasi
senjang
dengan
menggunakan panduan British Standard yang berasal dari Inggris. Metode ini menggunakan
P.U.Kabupaten Madiun. 3.2.Bahan Penelitian
agregat halus yang lebih menentukan dari
Bahan penelitian yang digunakanterdiri darii
pada agregat kasarnya. Akibatnya campuran
agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi
HRA ini menjadi sangat lentur dan nyaman
(filler) serta bahan pengiikat berupa aspal
untuk dilewati oleh kendaraan, sedangkan
penetrasi 60/70 dan material Asbuton butir
pada sisi lain kelemahan dari campuran aspal
tipe 15/25.
ini adalah kurang fleksibel terhadap suhu
3.3. Alat yang digunakan
tinggi (sering terjadi bleeding)
Alat yang digunakan pada penelitian ini
Menurut Siswosoebrotho, B.I. (1995-dalam
meliputi 1 (satu) set saringan, oven pemanas,
Mulyono, A.T, 1996), campuran agregat aspal
1 (satu) set alat Marshall, satu set saringan, 1
bergradasi senjang bersifat tahan terhadap
(satu) set timbangan (neraca), 1 (satu) buah
keausan, lebih lentur tanpa mengalami fatique
kompor minyak tanah untuk pemanasan
cracking serta mempunyai ketahanan terhadap
aspal dan Campuran.
cuaca dan kemudahan dalam pengerjaannya.
3.4. Metode penelitian yang dilakukan
Namun demikian campuran ini bersifat
antara lain:
kurang
kaku,
kurang
tahan
terhadap
Dalam
melaksanakan
penelitian
deformasi dan memerlukan bitumen 2.0%
dilaboratorium mengacu kepada langkah
lebih banyak dibandingkan campuran agregat
penelitian dan diagram alur yang dibuat agar
aspal bergradasi tertutup seperti AC (Asphalt
tidak keluar dari ketentuan yang telah
Concrete). Namun metode HRA di Indonesia
ditetapkan penelitian dapat dilihat pada:
ini
juga
mengalami
perbaikan,
dengan
1. Pengujian agregat yang digunakan
diluncurkannya spesifikasi terbaru, yaitu
diantaranya: pengujian abrasi, sand
disebut sebagai Hot Rolled Sand Sheet dan Hot
equivalen,analisa saringan, soundness test
Rolled Sheet (Priyatno, B., 2001). Hot Rolled
2. Penentuan jenis campuran panas aspal-
Sheet dibagi lagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
agregat (HRS, HRA, ) danspesifikasinya.
A didesain sebagai Lataston (spesifikasi Bina
3. Perencanaan campuran (mix design)
Marga 12/PT/1983) dan kelas B atau disebut
4. Pembuatan sampel benda uji sebanyak
sebagai Laston (spesifikasi Bina Marga
36 sampel dengan variasi kadar aspal 6% ,
94
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
6,5% , 7% , 7,5% , 8%.
penetrasi 60/70 dan aspal minyak. Hal ini
5. Pengujian sampel dengan prosedur
diperlukan untuk mengetahui apakah jenis
pengujian marshall test yang dikeluarkan
agregat, aspal penetrasi 60/70 maupun aspal
olehASTM-D-62T
minyak yang digunakan berkualitas baik atau
6. Analisa dilakukan terhadap sifat-sifat
tidak (memenuhi batasan spesifikasi atau tidak).
marshall yaitu: Stability, Flow dan
Adapun
Marshall Quotien.
campuran beton aspal HRS dan HRA adalah
7. Evaluasi
agregat ¾”, ⅜”, abu batu dan pasir yang berasal
agregat
yang
digunakan
untuk
dari Stone Crusher quari daerah setempat. Hasil pemeriksaan terhadap sifat-sifat teknis agregat 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa
4.1. Hasil Pemeriksaan Material dan Gradasi
berkualitas baik ,sedang dan rendah. dan dapat
Gabungan Agregat .
digunakan
karena
agregat yang digunakan memenuhi
syarat
yang
Sebagai langkah awal pada penelitian ini,
ditetapkan dalam spesifikasi. Pada prinsipnya
telah dilakukan pengujian material yang akan
pembuatan campuran beraspal dilakukan dalam
digunakan
dua tahap, yaitu penetapan komposisi agregat
meliputi
pemeriksaan
terhadap
karakteristik fisik agregat, sifat-sifat teknis aspal
Gradasi agregat
Tabel. 1. Standart Bina Marga % Berat Yang Lolos Terhadap Total Agregat Dalam Campuran Latasir (SS)
Lataston(HR)
Laston AC
Ukuran
Gradasi
Gradsi Semi
ayakan
Senjang
Senjang
(mm)
Kl
Klas
as
B
WC
Base
wc
Base
Gradasi Halus wc
BC
Base
Gradasi Kasar wc
BC
Base
A 37,5
100
25 19
10
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0 12,5 9,5
90100
90 - 90 - 87-
90 - 90-
90-
73
100
100.
100
72-90
47
100
100
100
90
75 - 65-
65-
55-70
-
85
90
90
100
- 90 - 71100 - 72-
73-90
90 58-
45 -
67
90
80
66
- 39,5-
43-
37-
25 -
10 0 4,75
54
- 47
95
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
2,36
69
64
50
63
75 - 50 - 35 - 50 - 32-
39,1-
34,6-
30,8
28 - 23-
19 -
100
53
49
–
39,1
28
72
55
62
44
56
36
34,6
37,1 1,18
8
-15
13
40
28
25,6
22,3
18,1
23,1-
7
60
45
30
13,6
15 - 5-35
13,7-
11,4-
9-
7-
5
35
20
16
13,5
13,7
11,4
9-15
4-13
4-10
6-13
5-11
4,5 -9
4 -10
4-8
3-6
4-10
4-8
3-7
35
0,15 10
19 - 15 - 12-
35 - 15 - 20 - 15-35
0,3
0,075
24,1-
- 60 - 2 - 9
6-10
4-8
-
10
Prosentase Lolos
100 90 KOMPOSISI HRS WC AGRE. EX. 80 NGAWI 70 60 50 40 30 20 10 0 3 n n 0 no. 10no 20 50 60 70 3/ 80 1/90 100/ o 30 40 o 4 2 . Saringan (inci/N0) 2 8 . . "
100 90 KOMPOSISI AGRE. HRS WC EX.
SEMARANG
80 70
Prosentase Lolos
0,6
31.6-
60 50 40 30 20 10
Gb 2 grafik grading agregat quary Ngawi
0
Prosentase Lolos
100 90 KOMPOSISI AGRE. HRS WC EX. 80 PACITAN 70 60 50 40 30 20 10 0 3 1 n n 0 no. 10no 20 50 60 70 3/ 80 /90 100/ o 30 40 o Saringan (inci/N0) 2
8
2
3
n 0 no 10 n 20no 30 40 50 60 70 3/ 80 1/90 100/ o . o 4 2 . . 20 8 . Saringan (inci/N0) "
campuran HRS
0
5 0
3 0
8
"
"
Gambar 4 grafik grading agregat quari Semarang campuran HRA. Tabel 2 speks gradasi agregat campuran HRA No
Nominal thicnes layer (mm)
40
1
Perecentage (m/m) of total agregate
100
Pasing test sieve :
4
28.00 mm Gb 3 grafik grading agregat quari Pacitan
2
20 mm
85 - 100
campuran HRS
3
14 mm
60 -90
4
10 mm
-
96
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
6,30 mm
60 - 72
6
2,36 mm
25 - 45
7
6,00µ m
15 - 30
8
212 µ m
8 - 12
9
75.00µm
10
Minimum target binder content
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
6,5
percentage (m/m)of total mixture Sumber : British Sandard/BS. 594 part 1 (1992)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
3
n 1 3 0 no 10no1 20no 30 40 o. 50 60 70 / 80 / 90 100/ 00 . 8 . 8 Saringan (inci/N0) 20 2 4 3 0 " "
Prosentase Lolos
Gambar 7 grafik quari Semarang Campuran HRA tipe C.
Eks HRA tipe c Ngawi Hasil
aspal
60/70
Tabel 2 hasil aspal penetrasi 60/70 pengujian bina marga
Gambar 5 grafik grading agregat qauari ngawi
N
Jenis
Meto
Persyar
Ha
Ketera
O
pemeriks
de
atan
sil
ngan
SNI0
60 - 70
63.
memen
50
uhi
48,
memen
5
uhi
22
memen
5
uhi
>1
Meme
campuran HRA
aan 1
Penetrasi ,
100
250, 6-
100gr, 5 2546-
90 Prosentase Lolos
terhadap
2010 3
70
pengujian
digunakan memenuhi spesifikasi bina marga
n n 0 no. 10no1 20 30 40 50 60 70 / 80 1/90 1003/ o 00 o 8 . . Saringan (inci/N0) 2 2 4 3 8 "
80
eks Semarang HRA Type C
Prosentase Lolos
5
exs Pacitan HRA type C
detik,
1991
0,1mm
60
2
Titik
SNI0
40
lembek
6-
30
0c
2434
50
20
48 - 58
-
10
1991
0 3 / 8
n 0 no 10no1 20no 30 40 50 60 70 80 190 1003 o. 00 . 20 0
. 3 0
8
/
2 Saringan (inci/N0) " "
/ 4 "
3
Titik
SNI0
nyala
6
Min
– 200
2433
Gambar 6 garfik quary Pacitan campuran
-
HRA.tipe C.
1991 4
Daktilita
SNI
MIN
97
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
s,250c
5
06 – 100
00
nuhi
Pb = 0.035 x CA + 0,045 x FA + 0,18x FF +
2432
K.
-
Quary Ngawi Pb = 0,035 x 48,13 + 0,045 x
1991
45,91+ 0,18 2,20 = 7,0 :
Berat
SNI0
jenis
6
MIN1,
– 0
1,0
Meme
Quary Pacitan 0,035 x 48,47 + 0,045 x 46,52 +
4
nuhi
0,018 x 5,01 + 2,20 = 6,9:
2431
Quary Semarang 0,035×40,83 + 0,045 x53,25
-
+0,18x 2,20= 7,1
1991 6
Kelaruta
RSN
n dalam IM-
7
Trichlor
04-
Ethylone
2004
Penurun
SNI
an Berat 06-
8
MIN
99,
Meme
99
07
nuhi
HRS - WC Maks
0,3
Meme
0,8
5
nuhi
dengan
2440-
TFOT
1991
Penetrasi
SNI
Setelah
06 - 54
Penurun
2456
an Berat
-
MIN
54,
Meme
50
nuhi
1991 9
Daktilita
SNI0
s setelah 6penurun
Tabel 4.8 Komposisi Agregat
MIN
>1
Meme
50
00
nuhi
2432-
ex.ngawi
ex.pacitan
ex.semarang
48,13
48,47
40,83
45,91
46,52
53,25
5,96
5,01
5,93
2,20
2,20
2,20
7,0
6,9
7,1
C A
=
FA
=
FF
=
K
=
Pb.
Tabel 2 Hasil pengujian kadar optimum (KAO)
an Berat 1991
HRS
asli
Quary
4.2 Hasil Pemeriksaan Marshall untuk Benda Uji KAO pada 6,1%, 7% dan 7,5% Asbuton
Campura
Nga
Pacita
Semaran
n
wi
n
g
7,3%
7,4
7,1
4,6
7,3
4,4
1406
919
1402
HRS
Kadar aspal
Pemakaian aspal sifat fisik dan mekanis
optimu
aspal ex PT. Pertamina aspal keras Pen 60/70,
m
kadar
Peleleha
aspal
campuran
HRS
dari
gradasi
gabungan Tabel 4.7. dan 4.8. yang digunakan
n
dengan campuran berdasarkan penentuan kadar
Stabilita
aspal optimum.(KAO) Pb.
98
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
4.3. Pengaruh jenis agregat terhadap hasil
s Marshal
366
152
pengujian Marshal
314
Tabel 4 Perbandingan Hasil Marshal HRS dan
quetien
HRA sifat fisik dan
Sifat
mekanis aspal ex PT. Pertamina aspal keras
Cam
CAMPURA
Pen 60/70, kadar aspal HRA yang digunakan
pura
N HRS
dengan campuran
n
Pemakaian aspal
CAMPURA
Pb = 0.035 x CA + 0,045 x FA + 0,18x FF +
Kadar aspal
Kadar Aspal
7,5
7,5
K. Quary Ngawi Pb = 0,035 x 39,83 + 0,045 x 55
Jeni
+ 0,18 2,20 = 7,3.
Sta
N
P
S
N
P
S
s
nda
G
C
M
G
C
M
Quary Pacitan Pb = 0,035 x 55,01 + 0,045 x
Pen
rt
W
T
R
W
T
R
55,69 + 0,18 2,20 = 7,1
gujia
Quary Semarang Pb.= 0,035 x 30,78. + 0,045 x
n
62,28 + 0,18 2,20 = 7,3
mar
Tabel . Tabel Penentuan Pb HRA Type C
shal
G
Stab
HRA TYPE C ex. Ngawi
ex. Pacitan
ex. Semarang
ilitas
CA
39,83
39,31
30,78
Mar
FA
55,00
55,01
62,28
shal
FF
6,77
5,69
6,95
Pele
K
2,20
2,20
2,20
leha
Pb.
7,3
7,1
7,3
n Mar
Tabel 3 Hasil pengujian kadar optimum
shal
aspal(KAO) HRA
Quo tient
Quary Campuran
Sat
N HRA
Mi kg
n 800
14 06
9 1 9
m
Mi
3,
3,
m
n2
6
5
kg
Mi
/m
n
m
200
32 9
3 1 6
G
,1
.1
28
11
3
5
3,
3,
4
2
30
37
35
38
0
9
7
0
14 02.
4,3
.12 50
4,0
Ngawi Pacitan Semarang
HRA tipe
Kadar
C
aspal
7,3%
7,6%
7,2%
a.Stabitas Marshal dapat dijelaskan bahwa nilai stabilitas campuran
Stabilitas
1283
1115
1250
yang mengandung kadar campuran HRS 7,5%
Pelelehan
3,4
3,2
4,0
lebih besar dibandingkan dengan campuran yang
Marshal
379
357
380
mengandung kadar HRA
quetien
7,4 % Hal ini
disebabkan karena campuran yang mengandung kadar campuran HRS butir agregat 7,5% memiliki nilai kepadatan yang lebih tinggi dari
99
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
campuran yang engandung kadari campuran
3 2 1
SMRG
PCT
NGW
SMRG
PCT
NGW PCT SMRG NGW PCT SMRG
CAMPURAN CAMPURAN HRS HRA Perbandingan Campuran HRA da HRS
marshal
Sedang Gambar 7 dapat dilihat bahwa nilai stabilitas Marshall untuk campuran beraspal panas Campuran HRA dan HRS dengan KAO 7,5 % yaitu quari Ngawi 1406 Kg, quari pacitan 919 kg, quari semarang 1402 kg
dan nilai
stabilitas untuk campuran beraspal panas HRA dengan KAO 7,4 % quari Ngawi 1283 kg,quari Pacitan 1115 kg, quari Semarang 1250 kg. Kelelehan
marshall
adalah
besarnya
perubahan bentuk plastis dari beton aspal padat akibat adanya beban sampai batas keruntuhan.
Nilai
kelelehan
marshall
dinyatakan dalam mm. Pemeriksaan kelelehan flow
meter
diperlukan
CAMPURAN HRS CAMPURAN HRA Campuran HRA dan HRS
Gambar 9 grafik perbandingan marshal flow Campuran HRS dan HRA Dari Gambar
dapat pula dilihat bahwa nilai
kelelehan marshall (flow) untuk campuran beraspal panas memenuhi spesifikasi yang ditentukan yaitu minimal 3 mm. Nilai kelelehan (flow) pada gambar di atas cenderung turun seiring dengan penambahan kadar aspal pada campuran. Hal ini disebabkan karena semakin besar kadar aspal dalam suatu campuran maka semakin tinggi nilai kepadatannya dan semakin kecil pula rongga dalam campuran tersebut,
b. Marshal flow (Kelelehan)
untuk
mengukur besarnya deformasi yang terjadi akibat beban. Nilai flow dapat dilihat pada Gambar
4
0
Gambar 8. grafik perbandingan stabilitas campuran HRA dan HRS
dengan
5 Marshal flow (mm)
1500 1000 500 0 NGW
marshal stabilitas (Kg)
HRA sehingga stabilitasnya lebih tinggi.
sehingga
apabila
diberikan
beban
maka
perubahan plastis yang terjadi akan lebih kecil. Dari gambar diatas dapat di lihat bahwa campuran yang mengandung kadar asbuton butir 8% mempunyai nilai flow yang lebih rendah dibandingkan dengan campuran yang mengandung kadar asbuton butir 7% dan 9% Berdasarkan Gambar 22. Diperoleh bahwa nilai kelelehan
marshall
(flow)
pada
campuran
beraspal panas dengan KAO 5,2% yaitu 4,170 mm, sedangkan nilai kelelehan marshal (flow) pada campuran beraspal panas dengan KAO 6,2% yaitu 4.123 mm. Nilai kelelehan marshall (flow) pada campuran beraspal panas dengan kadar
100
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
asbuton butir 8% lebih kecil dibandingkan pada
campuran HRA beraspal panas (kadar aspal
campuran beraspal panas dengan kadar asbuton
butir 7,5%), hasil pengujian quari Ngawi 379
butir
kg/mm,
7%.
Perbedaan
nilai
kelelehan
ini
quari
pacitan
357kg/mm
,quari
disebabkan karena nilai KAOnya lebih besar,
semarang 380 sedangkan campuran beraspal
sebab nilai kelelehan (flow) cenderung turun
panas
seiring dengan penambahan kadar aspal pada
kelenturan dan plastisitas memenuhi standart.
dengan KAO 7,5 memiliki tingkat
campuran. Tabel 5 Kekurangan dan Kelebihan
c. Marshal qoutien Nilai MQ pada kadar aspal optimum Nilai MQ
Campuran HRS dan HRA
pada kadar aspal optimum dapat dilihat pada
Campuran
Campuran
Gambar 9. dapat dilihat bahwa nilai MQ pada
HRS
HRA
campuran panas dengan kadar Campuran HRA
Kadar aspal
Kadar aspal
dan HRS 7,5% memenuhi spesifikasi yang
7,5%
7,4%
1.Nilai
1. Nilai
Kepadatannya
Stabilitasnya
400
lebih besar
lebih tinggi
300
2.Nilai stabilitas 2. Nilai
200
tinggi
Kelebihan
fleksibilitasnya Lebih tinggi
100
HRS HRA Perbandingan nilai campuran HRA da HRS
Gambar 10, grafik perbandingan marshal qotien perbandingan campuran HRA dan HRS. Berdasarkan Gambar 9
3. Nilai
SMRG
PCT
NGW
SMRG
PCT
0 NGW
Marshal qoutien
ditentukan yaitu 300 kg/mm.
terlihat bahwa
nilai MQ campuran beraspal panas (kadar aspal butir 7,5%) dengan KAO quari Ngawi 329 kg/mm, quari pacitan 316 kg/mm, quari semarang 300 kg/mm sedangkan nilai MQ campuran beraspal panas campuran HRA (kadar
Durabilitasnya Lebih Tinggi Kekurangan
1. Nilai
1. Nilai
Stabilitasnya
Kepadatannya
Lebih rendah
lebih kecil
2.Nilai Fleksibilitasnya Lebih rendah 3. Nilai Durabilitasnya Rendah 4.KAOnya besar (7,5%)
aspal 7,5%) dengan 6,5 yaitu quari 327 kg/mm. Kadar aspal Nilai MQ merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan flow, dimana pada
Dari Tabel 5 dapat kita lihat bahwa campuran beraspal panas HRS yang mengandung aspal tipe 60/70 dengan kadar 7,5% lebih hemat karena
101
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
KAOnya lebih kecil, lebih mudah dipadatkan
yaitu 1406Kg, quari pacitanyaitu:919 kg,
karena nilai kepadatannya kecil, , sedangkan
quari
campuran
sedangkan
beraspal
panas
HRA
yang
semarang nilai
yaitu:1402 untuk
kg
campuran
mengandung Aspal tipe 60/70 dengan kadar
beraspal Panas Campuran HRA dengan
7,4% lebih awet karena nilai durabilitasnya lebih
kadar aspal optimum 7,4% quari Ngawi
tinggi, cocok digunakan untuk lalu lintas yang
yaitu 1283Kg, quari semarang yaitu1250
memiliki volume sedang dan dilalui kenderaan
kg, quari pacitan 1115 kg, Fleksibilitas
sedang karena nilai setabilitasnya dibawah
campuran dinyatakan dengan nilai MQ.
campuran HRS kecuali quari pacitan perlu
Pada campuran beraspal panas HRS
pengambilan quari diluar lokasi sungai giri ndulu
dengan kadar Aspal 7,5% mempunyai
Pacitan .
nilai MQ quari Ngawi yaitu 329 kg/mm, quari Kendal 300kg/ mm, quari Pacitan
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Dari
hasil
penelitian
316kg/ mm sedangkan nilai MQ untuk
yang
telah
campuran beraspal Panas HRAdengan
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai:
kadar Aspal 7,4% quari Ngawi yaitu
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan di peroleh
Kg/mm.quari Pacitan 357 kg/mm,
kadar aspal optimum untuk campuran yang
quari kendal semarang 380 kg/mm.
menggunakan 60/70 dengan diperoleh
Ketiga quari memenuhi syarat.
kadar
aspal
optimum
sebesar
7,5%
sedangkan pada campuran HRA tipe aspal 60/70 dengan kadar diperoleh kadar
5.2 Saran a.
Pada penelitian ini menggunakan aspal tipe
aspaloptimum 7,4% .Sedangkan campuran
60/70, untuk penelitian lebih
dengan kadar 8 % tidak diperoleh kadar
lanjutdisarankan menggunakan Aspal
aspal optimum. Karena salah satu nilai
dengan tipe yang lain.
karakteristiknya
yaitu
nilai
Marshal
b.
Dalam penelitian ini menggunakanvariasi
Stabilitas gampuran HRS berada dibawah
kadar aspal 6%, 7%, 7,5%, 8% Pada variasi
ketiga quari Pacitan paling kecil, tetapi
kadar asbuton butir 8% tidak diperoleh
masih memenuhi standar 800 kg.
kadar aspal optimum Untuk penelitian
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisa karakteristik
campuran
beraspal
panas
selanjutnya, disarankan untuk memakai variasi kadar 6%
(HRS) dengan kadar optimum aspal 7,5% dan
campuran
optimum(
dengan
HRA)7,4%,
kadar
aspal
diperoleh
karakteristik sebagai berikut: a)
Stabilitas, Fleksibilitas dan Durabilitas
6. Daftar Pustaka 1.British Standart, 1985, Spesification for Construction Materials and Asphalt Mixture, London.
Stabilitas pada campuran beraspal panas HRS dengan KAO 7,5% quari Ngawi
102
Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. III. No. 1 - Maret 2015 ISSN : 2339-0271
2. Cabrera,JG, 1999, Performance and Durability
Pengisi (Filler) Terhadap Durabilitas
of Bitumious Materials and Hydraulic Stabilised
Campuran Hot Rolleds Asphalt (HRA),
Composite, Zurich.
Prosiding 1.Simposium III FSTPT, ISBN
3 Robert, et.al, 1991, Hot Mix Asphalt Materials , Mixture Design and Construction, NAPA Education Foundation Anhamm Maryland. 4. Silvia Sukirman, 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Jakarta
NO. 979-96241-0-X. 8. Putrowijoyo R, (2006), Kajian Laboratorium Sifat Marshall dan Durabilitas Asphalt Concrete – Wearing Course (AC - WC) Dengan
5. The Asphalt Institute, 1983, Asphalt
Membandingkan Penggunaanantara Semen
Technology and Construction Practices,
Portland dan Abu Batu sebagai Filler, Tesis
EducationalSeries, Maryland
Program Pasca Sarjana Universitas
6. Totomiharjo,S, 1999, Model Rancangan
Diponegoro Semarang
Campuran Agregat Aspal untuk Uji Marshall,Forum Teknik UGM, Yogyakarta. 7. Novrizal dkk, (2000), Pengaruh Penggunaan Mikro Asbuton sebagai Bahan
103