IMPLIKASI PENDIDIKAN DAR! KEPEMIMPINAN NABI mRAHIM AS BERDASARKAN QS. AL BAQARAH AYAT 124 TERHADAP KEPEMIMPINAN GURU
~----\T
,uNG ~
k
..~."M~
S K RIP. -.-S,t", "'KU ·
•
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Bandung
Ole h :
IRMA AZWITA . A Nomor Pokok : 913001105
~\ T4 S
.:..~"'.
i';<11
~. ~
i~ • ""4ND\l~" FAKULTAS
"',['
01 3218 . r41'1~9t
tt-2-tjJ {
TARBIY~ :~~~r'I~;~:'- ~",-2,
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1421 H / 2001 M
UWPLUKASIPENDIDUKAN DAR! KEPEMIMPINAN NAB! mRAHIM AS BERDASARKAN QS. AL BAQARAH AYAT 124 TERHADAP KEPEMIMPINAN GURU
Bandung , 1 Pebruari 200I disetujui untuk diajukan kepada panitia penguji
Pembimbing I
Pembimbing 1I
( Hj. Adliyah Ali MD, Dra. )
(Enoh Nuroai, Drs)
Mengetahui,
Pymt Dekan Fakultas Tarbiyah UniversitasIslam Bandung
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Bundung
( Sobar AI Ghazal, Drs, M.Pd )
( H. Agus Halimi, Drs, M.Ag )
PENGESAHAN
Skripsi
ini
telah
dimunaqasahkan oleh team
penguji skripsi pada tanggal 1 Pebruari 2001 dan telah diterima sebagai salah satu syarat uutuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Handung
Handung, 1 Pebruari 2001
PANITIA SIDANGfMUNAQASAB
K tua
Sekretaris
( Sobar Al Ghazal, Drs. M.Pd )
( H. Agus Halimi, Drs. M.Ag)
Team Penguji .
( SolJllr AI GhazaJ, Drs. M.Pd ) Ketua
( H. Agus Halimi, Drs. M.Ag ) Sekretaris
( )
( Nan Rahminawati, Anggota
D~a.
M.pn )
( l<:rhamwildll, Dra. M.Pd ) Anggota
Motto
" Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya "
( QS. AIIsraa' : 36)
Kupersembahkan kepada suami tercinta Tahyan
ABSTRAK
Nama NomorPokok Fakultas Program Pendidikan Judul
Irma Azwita A 913001105 Tarbiyah Sarjana ( S 1 ) IMPLIKASI PENDIDIKAN DARI KEPEMIMPINAN NABI lBRAHIM AS BERDASARKAN QS. AL BAQARAH AYAT 124 TERHADAP KEPEMIMPINAN GURU
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di antara makh1uk ciptaan Nya yang arnat banyak. Allah SWT pun berkehendak menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini bukan untuk membuat kerusakan, akan tetapi mengemban amanat sebagai khalifah ( pemimpin ). Oleh ' karena itu Allah menghendaki keadilan dapat ditegakkan di muka bumi dan ini hanya akan terlaksana melalui tangan orang-orang yang shaleh dan pernimpinpemimpin yang adil atau pemimpin yang tidak berlaku zhalim. Pembahasan tentang kepemimpinan di atas, menunjukkan suatu fenomena, bahwa seorang pemimpin hams memiliki keunggulan kepribadian. Salah satu ayat dalam Alqur'an yang mengisahkan tentang kepemimpinan Nabi ~ " yaitu berupa perintah Allah dan Ibrahim yang diuji Allah dengan " menggambarkan tentang keunggulan kepribadian yang hams dimi1iki oleh pemimpin adalah QS AI Baqarah ayat 124. Maka untuk dapat menghasilkan kepemimpinan yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim, perIu kiranya dilakukan pene1itian sehingga dapat dijadikan pedoman dan tauladan bagi para pemimpin di zaman era global ini agar tercipta pemimpin yang adil dan bijaksana. Dari latar belakang permasalahan di atas, maka dapatlah ditarik suatu ~" rumusan masalah di antaranya : Apa yang dimaksud : " dalam QS, AI Baqarah ayat 124 menurut para mufassir. Mengapa Nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin berdasarkan QS. AI Baqarah ayat 124 menurut para mufassir. Bagaimana esensi ayat dari QS. AI Baqarah Ayat 124. Bagaimana kepemimpinan guru menurut para ahli. Bagaimana implikasi pendidikan dari esensi ayat terhadap kepemimpinan guru berdasarkan QS. AI Baqarah ayat 124. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk ~ " berdasarkan QS, AI Baqarah ayat 124 mengetahui rnaksud" menurut para mufassir. Untuk mengetahui mengapa Nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin berdasarkan QS. AI Baqarah ayat 124 menurut para mufassir. Untuk mengetahui esensi ayat dari QS. AI Baqarah ayat 124. Untuk mengetahui kepemimpinan guru menurut para ahli. Untuk mengetahui implikasi pendidikan dari esensi ayat terhadap kepemirnpinan guru,
11
Adapun metoda yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metoda deskriptif analitis, yaitu suatu cara untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik penelitian book survey atau studi literatur, yaitu dengan membaca, mernahami, menganalisis serta menginterpretasikan sejumlahbuku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian. Adapun langlah-langkah yang dilakukan yaitu merumuskan masalah , merumuskan tujuan, mencari, membaca dan menulis keterangan dari kitabkitab, buku, artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, mengumpulkan ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat yang diteliti, merangkum penafsiran dari para mufassir, mencari makna yang terkandung dari penafsiran mufassir, menganalisa nilai-nilai pendidikan dan menyirnpulkan hasil analisa. Maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. QS. AI Baqarah ayat 124 , ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk diceritakan kepada kaumnya yang musyrik mengenai kisah Nabi Ibrahim ketika diuji Allah dengan" ~ "yaitu perintah Allah dan Nabi Ibrahim melaksanakan semua ujian Allah sehingga ia diangkat menjadi pemimpin. 2. Esensi dari kisah kepemimpinan Nabi Ibrahim yang memiliki keunggulan kepribadian sebagai seorang pemimpin yaitu memiliki landasan keimana yang kuat, merniliki daya pikir yang tajam dan kreatif, memiliki jiwa yang bersih, menjadi suri tauladan yang baik, memiliki sifat istiqamah, memiliki sifat sabar, rnemiliki sifat ikhIas dan berlaku adil. 3. Teori-teori yang dijadikan rujukan oleh penulis memberikan gambaran bahwa keunggulan kepribadian sangat berpengaruh dalam kebersilan memimpin. 4. Implikasi pendidikan QS. AI Baqarah ayat 124 adalah guru harus memiliki landasan keimanan yang kuat, guru harus memiliki daya pikir yang tajam dan kreatif guru harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani, guru harus menjadi suri tauladan yang baik, guru harus memiliki sifat istiqamah, guru hams memiliki sifat sabar, guru harus memiliki sifat ikhlas dan guru harus berlaku adil.
Bandung,
Januari 2001 penulis
( Irma Azwita A )
III
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Robbul 'Alamin yang telah melimpahkan Karunia yang tiada henti-hentinya kepada kita semua. Atas izinNya jua lah kiranya tulisan ini dapat diselesaikan menjadi sebuah karya ilmiah yang disajikan sebagai skripsi kesarjanaan di bidang pendidikan. Skripsi ini penulis beri judul : Implikasi Pendidikan Dari Kepemimpinan
Nabi Ibrahim as Berdasarkan QS. Al Baqarah Ayat 124 Terhadap Kepemimpinan Guru.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian SaIjana Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Bandung, dan juga diharapkan dapat dijadikan acuan oleh pemimpin ataupun guru dalam mengemban tugas kepemimpinannya. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tulisan ini belumlah mencapai standar kesempumaan, apalagi dalam proses penyusunan skripsi ini banyak sekali hambatan dan gangguan yang penulis hadapi, namun berkat pertolongan Allah SWT dan diiringi dengan berbagai upaya serta tekad untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya, juga adanya bantuan, dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, akhimya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
IV
Tak lupa penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini ada kesalahan dan kekhilafan . Penulis berterima kasih apabila para pembaca memberikan tanggapan,
kritik membangun dan koreksi
yang tentunya
bermanfaat untuk membina diri. Akhirnya hanya kepada Allah jualah yang Maha Mengetahui, Maha Berilmu, semoga Allah senantiasa melimpahkan ilmu Nya yang bermanfaat kepada kita, serta memberikan kekuatan untuk mengamalkannya. Sebagai akhir kata mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandung, Januari 200I Penulis
( Irma Azwita A )
v
UCAPAN TERIMA KASm
Dalam kesempatan ini juga penulis sampaikan ungkapan suara hati yang terda!am sebagai ucapan terima kasih kepada : I. Kedua
orang
memberikan
tua
yang
doa
restu,
dan mewujudkan 2.
telah membesarkan dan sehingga
penulis dapat
mendidik
serta
menyelesaikan
skripsi ini,
Ibu Hj Adliyah Ali MD, Dra , selaku pembimbing I dan Bapak Enoh Nuroni, Drs
selaku pembimbing
IT
, yang telah banyak meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran, yang penuh kesabaran , kerelaan hati da!am mernbirnbing dan memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat tersusun hingga selesai. 3.
Bapak Dekan dan dosen-dosen Fakultas Tarbiyah UNISBA yang telah menurunkan
ilmunya, memberikan pencerahan
alam pemikiran dan
membuka wawasan penulis sepanjang masa. 4.
Khusus penulis ucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada suami tercinta Tahyan, yang telah banyak memberikan dorongan mom berikut materiil yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Kakak ipar dan teteh E. Suryamah yang telah rnemacu semangat dalam penulisan skripsi ini,
6. Semua pihak yang tidak mungkin untuk disebutkan satu persatu. Semoga amal baik Bapak/Ibu/Sdr/i yang telah diberikan , mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT.
VI
DAFTAR lSI
ABSTRAK
.
KATAPENGANTAR............................
iii
UCAPAN TERIMA KASIH.......
V
DAFTARISI.........
VI
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
.
1
.
1
B. PerumusanMasalah ...
8
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
.
8
D. Kerangka Pemikiran
..
9
E. Metoda, Teknik dan Langkah-Langkah Penelitian .
BAB II
F. Sumber Data
..
G Sistematika Pembahasan
.
13
15 16
TAFSIRQS. ALBAQARAHAYAT 124MENURUT BEBERAPAMUFASSIR....................................
17
A Lafadz dan Terjemahan QS. AI Baqarah Ayat 124...
17
B. Tabel Makna Ayat QS. AI Baqarah Ayat 124......
17
C. Penafsiran Menurut Beberapa Mufassirin...
24
D. Rangkuman Pendapat Mufassirin.....................
33
E.
35
Esensi Ayat...... ... ...... ... ... ...... ... ...... ... .......
VlI
BAB III
LANDASAN TEOR! TENTANG KEPEMlMPINAN GURU MENURUT ISLAM.............................
36
A. Konsep Dasar Kepemimpinan Dalam Islam.. . . .. ...
36
1. Pengertian Pemimpin. .. .. . . . . . .. . ..
. .. .. . . . . . .. .
36
2. Keharusan Adanya Kepemimpinan...............
37
3. Modal Utama Pemimpin . . . . . . . .. . . . . . . .
38
.. . . . .
a) Kepribadian.......................................
38
b) Kemampuan...
43
c) Kesungguhan....................................
46
4. Larangan Berbuat Zhalim...
47
a. Pengertian Zhalim..
47
b. Macam-macam Kezhaliman...............
48
1) Kezhaliman Manusia Terhadap Allah....
48
2) Kezhaliman Manusia Dengan Sesamanya
49
3) Kezhaliman Terhadap Diri Sendiri..; . . . . .. 49 5. Akibat Berbuat ZhaJim...... ... ... ... ...
51
B. Kepemimpinan Guru......................
I. Pengertian Kepemimpinan Guru..;
54 . ..
54
2. Kepemimpinan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
.
55
a) Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar. b) Guru Sebagai Pemimpin Kelas
. .
55 56
viii c) Guru Sebagai Anggota Masyarakat...
57
3. Guru Yang Zhalim. .. .. ... . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. . .. .. ..
58
4. Guru Yang Tidak Zhalim............................
59
5. Syarat Kompetensi Guru..
59
a) Kompetensi Profesional...
60
b) Kompetensi Kepribadian........................
61
c) Kompetensi Kemasyarakatan...................
63
IMPLIKASI PENDIDlKAN DAR! ESENSI AYAT
BAB IV
TERHADAP KEPEMIMPINAN GURU.. ... ... ....
65
A. Analisis Pendidikan Terhadap Esensi Ayat
QS. AI Baqarah Ayat 124...........................
65
B. Implikasi Pendidikan Yang Terkandung Dalam Kepemimpinan Nabi Ibrahim as...
BAB
V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
.
85
A. Kesimpulan
.
85
B. Saran-saran C. Penutup
DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN
79
88
. .
88
89
. .
92
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan Allah dalam keadaan
sebaik - baik bentuknya
serta sempurna kelengkapannya,yaitu dilengkapi dengan sam'a ( pendengaran ), abshar (penglihatan ) dan af'idah ( hati ). Firman Allah QS. An Nahl ayat 78
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Depag JU, 1989 : 4 J3 ). Dengan memiliki kelebihan yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada manusia, maka manusia diberi amanat berupa tanggung jawab kekhalifahan di muka bumi. lni sesuai dengan Firman Allah QS Al An 'aam ayat 165 :
2
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Depag RI, 1989: 217 ). Allah
SWT
mempunyai
maksud
menciptakan
khalifah atau
pemimpin di muka bumi ini bukan untuk merusak, akan tetapi dengan. tugas untuk
memakmurkan
alam dan
mengembangkan amanat
risalah serta
menegakkan segala amal yang mengandung kernashlahatan, kebaikan dan kebenaran. Firman Allah QS Al Baqarah ayat 30 :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau 7. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. ( Depag RI, 1989 : 13 ).
Oleh karena itu Allah menghendaki keadilan benar-benar dapat ditegakkan dimuka bumi dan ini hanya akan terlaksana melalui tangan orangorang yang shaleh dan pemimpin-pemimpin yang adil atau pemimpin yang tidak berlaku zhalim. Menurut K.H.M. Ali Usman (1984:157) menyatakan : Asal makna kezhaliman ialah aniaya dan melampaui batas yang telah ditentukan.
3
Adapun menurut M. Abdul Mujieb dkk (1994 : 441) menyatakan :
Zhalim artinya orang yang aniaya, tidak adil, sewenang-wenang atau bengis dan menyimpang dari kebenaran. Dari pendapat di atas, dapatIah ditarik kesimpulan bahwa pemimpin yang zhalim adalah pemimpin yang mengikuti hawa nafsunya, selalu dipenuhi dengan keserakahan , kesombongan dan merendahkan orang-orang yang lemah. lni sesuai dengan Firman Allah QS. Al 'Alaq ayat 6 - 8 :
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). (Depag RI, 1989: 1079 ) Untuk memangku jabatan sebagai pemimpin tidaklah mudah , bahkan para sahabat Rasulullah di zaman Khulafaur Rasyidin , menolak jabatan atau kepemimpinan karena takut salah dan dosa. Ini sangat bertolak belakang pada masa sekarang , dimana banyak manusia yang berebut jabatan ingin menjadi pemimpin. Memimpin merupakan tanggung jawab yang berat, karena tugas
pemimpin adalah membimbing umat kepada kebaikan dan mendorong mereka kepada kebenaran. (Yusuf Abdullah Daghjaq, 1992 : 12 ).
4
Oleh karena itu jika seorang pernirnpin berlaku zhalirn, rnaka ia akan rnendapat celaan dan siksaan yang berat. lui sesuai dengan Firman Allah QS Ali'lmraan ayat 192
-
(®~~i~ Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orangorang yang zhalim seorang penolongpun. (Depag RI, 1989: 110) . Dan dari Sabda Nabi : ".
~
~
"9
",/rr~/dw//// III
//
III
/'l/.?/""
~
....... --:
»>
~
.J~ ~ ilo~j ~ ~jl ~ ~ ~~~ I iY..41u.~l:.Il-rI~10~
( t!
If. lhJ I olj.J )
Sesungguhnya siksaan ahli neraka yang paling pedih pada hari kiamat nanti ialah orang yang membunuh Nabi atau dibunuh oleh Nabi, dan pemimpin yang zhalim. (HR. Ath-Thabrani ). Dari ayat dan hadits di atas, dapatlah ditarik kesirnpulan bahwa seorang pernirnpin itu tidak boleh berlaku zhalim. Sarna halnya juga dengan seorang guru yang salah satu fungsi dan peranannya sebagai pernirnpin, guru juga tidak boleh berlaku zhalirn, sebab
guru dalam konsep ideal adalah manusia yang digugu dan ditiru, apa yang dikatakan guru merupakan suatu yang dipercaya oleh murid , dan apa yang
5
di lakukan guru merupakan teladan bagi murid. (Sintong Silaban dkk, 1993 : 107).
Menurut M.l. Soelaiman dalam bukunya Menjadi Guru (1985 : 58) mengemukakan bahwa : Salah satu persyaratan kepribadian guru adalah hams memiliki kemampuan dalam memimpin.
Dari ungkapan di atas jelaslah bahwa setiap pemimpin identik dengan seorang pendidik (guru). Oleh karena itu pemimpin ataupun guru harus merupakan suri teladan, baik kepribadian, sifat, tingkah laku dan pergaulannya dengan sesama manusia. Menurut Muhibbin Syah, M. Ed. (1995 : 225) mengemukakan bahwa : Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia, karena guru di samping ia berperan sehagai pembimbing dan pembantu juga berperan sebagai anutan.
Di dalam Kitab Suci Alqur'an yang penuh hikmah, banyak ayat yang mengemukakan tentang keunggulan-keunggulan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik dan berhasil, baik itu keunggulan keimanan, keunggulan budi pekerti, keunggulan fisik, keunggulan ilmu, keunggulan dalam memutuskan perkara, keunggulan dalam mental dan lain sebagainya. Salah satu . ayat Alqur'an yang mengisahkan tentang seorang pemimpin itu harus memiliki keunggulan kepribadian yaitu tidak boleh berlaku zhalim adalah QS. Al Baqarah ayat 124 , yang berbunyi :
6
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimah (perintah dan larangan), lalu Ibrahim inenunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanrnu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dati keturunanku. Allah berfirman: Janji Ku (ini) tidak mengenai orang yang zhalim .(Depag RI, 1989: 32).
Menurut Ahmad Mustafa AI Maraghi (1978:365) mengemukakan : Nabi Ibrahim diuji Allah dengan kalimah ( ~ ) yaitu perintah dan larangan , lalu Nabi Ibrahim melaksanakannya. Kemudian Allah mengangkat Ibrahim menjadi imam untuk umat manusia yang mengajak kepada manusia untuk beriman kepada Allah dan mengesakan Nya, juga membersihkan diri dari kemusyrikan. Pangkat mulia yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim dapat juga diperoleh dati keturunannya kelak asalkan tidak berlaku zhalim. Hal ini sekaligus merupakan perhatian bagi anak cucu Ibrahim agar jangan sekali-kali bergaul dengan orang yang zhalim, sebab orang yang zhalim tidak akan menyanggah tugas tersebut, karena pekerjaan utama bagi imam ialah menghapuskan kezhaliman . Menurut Hamka (1986: 293-295) mengemukakan bahwa: Kita diingatkan kembali siapa Ibrahim yang dibanggakan oleh kedua suku Bani Israil dan Bani Ismail sebagai nenek moyang mereka. Kemudian Allah mengujinya dengan beberapa kalimah ( ~ ) , artinya beberapa ketentuan Allah , antara lain ketika Ibrahim diuji menentang negerinya dan ayahnya sendiri yang menyembah berhala. Nabi Ibrahim meninggalkan negerinya karena mempertahankan keyakinannya. Dan Nabi Ibrahim diuji sampai tua tidak memperoleh anak, kemudian diuji lagi ketika anak yang diharapkan telah hadir dan dewasa, dia harus menyembe1ih putera yang dicintainya itu. Nabi Ibrahim melaksanakan semua ujian Allah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Kemudian Allah mengangkat Nabi Ibrahim menjadi imam / pemimpin. Jabatan Imam yang diberikan Allah kepadanya adalah hal yang wajar sebab imamah / kepemimpinan yang sejati tidaklah mudah di dapat oleh sembarang orang dan tidak boleh berlaku zhalim .
7
Dari penjelasan tafsir di atas, mengingatkan kembali kepada kita tentang siapa Ibrahim hingga ia diangkat memjadi pemimpin. Sebelum Ibrahim diangkat menjadi pemimpin, Allah mengujinya dengan kalimah ( ~ ) yaitu perintah Allah. Namun karena Ibrahin memiliki dasar keimanan yang kuat, memiliki daya pikir yang tajam dan kreatif, memiliki jiwa yang bersih, taat menjalankan semua ujian Allah, memiliki sifat istiqamah, maka segala ujian yang berat dapat dilaluinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bahkan jabatan sebagai pemimpin dapat juga diperoleh kelak dari keturunannya, asalkan tidak berlaku zhalim. Dari uraian ayat di atas, tergambar ada makna tersirat dari kalimah (
~
) berupa perintah Allah yang harus ditaati dan tergambar pula
keunggulan kepribadian yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim as sebagai pemimpin yang baik dan berhasil. Namun kenyataan sekarang dari beberapa pemimpin ataupun guru masih ada yang ditunjuk tanpa melaksanakan perintah Allah dan
masih ada
pula guru yang suka berlaku zhalim terhadap anak didiknya. Misalnya masih banyak guru yang berlaku sewenang-wenang , guru yang berlaku tidak adil kepada muridnya. Hal ini bukanlah pencerminan dari kepribadian seorang guru. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tentang kepemimpinan guru. Atas dasar itu, rnaka dirumuskan judul :
Implikasi Pendidikan Dari Kepemimpinan Nabi Ibrahim as Berdasarkan QS. Al Baqarab Ayat 124 Terhadap Kepemimpinan Guru .
8
B. Perumusan Masalah
Dengan menyimak kisah Nabi Ibrahim as hingga ia diangkat menjadi seorang pemimpin sangat menarik sekali, karena itu penulis perlu merurnuskan beberapa pertanyaan yang akan dijadikan bahan penelitian diantaranya : 1. Apa yang dimaksud"
~ " dalarn QS. AI Baqarah ayat 124 menurut
para mufassir ? 2. Mengapa Nabi Ibrahim as diangkat menjadi pemimpin berdasarkan QS AI Baqarah ayat 124 menurut para mufassir ? 3. Bagaimana esensiayat dari QS. AI Baqarah ayat 124? 4. Bagaimana kepemimpinan guru menurut para ahli ? 5. . Bagaimana implikasi pendidikan dari esensi ayat terhadap kepemimpinan guru?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian .
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan , maka perlu ditetapkan tujuan .Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam masalah ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui rnaksud "
~
"berdasarkan QS. AI Baqarah ayat
124 menurut para mufassir. b. Untuk mengetahui mengapa Nabi Ibrahim as diangkat menjadi pemimpin berdasarkan QS. AI- Baqarah ayat 124 menurut para mufassir. c. Untuk mengetahui esensi ayat dari QS. AI Baqarah ayat 124.
9
d.
Untuk mengetahui kepemimpinan guru menurut para ahli.
e. Untuk
mengetahui implikasi pendidikan dari esensi ayat
terhadap
kepemimpinan guru.
2. Kegunaan Penelitian Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Secara teoritis , diharapkan dapat dijadikan tolak ukur bagi para pemimpin ataupun guru untuk lebih meningkatkan keberhasilannya dalam dunia kepemimpinan .
b.
Secara praktis , diharapkan : 1) Dapat dimanfaatkan bagi para pemimpin ataupun guru yaitu dengan mencontoh
kepemimpinan
Nabi
Ibrahim agar
dapat
dijadikan pedoman dalam memimpin dan membimbing umat dimuka bumi. 2)
Dapat
diaplikasikan
dalam
segala
sikap
dan
perilaku
kehidupan yang Islarni.
D . Kerangka Pemikiran . Menurut Wahyu MS dan Muh. Masduki ( 1987 : 31 ) menyatakan : Kerangka pemikiran berarti menduduk perkarakan masalah yang telah diidentifikasi di dalam kerangka teoritis yang relevan , yang mampu menangkap , menerangkan dan menunjukan prespektif terhadap masalah tersebut . Upaya ini ditujukan untuk dapat menjawab atau menerangkan masalah yang telah diidentifikasikan itu .
10
Adapun yang menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Alqur'an mengandung ajaran yang lengkap, baik yang berkaitan dengan
kehidupan indivdu, keluarga, masyarakat dan negara. Masalah pemimpin dan kepemimpinanpun di bahas secarajelas dalam Alqur'an. 2. Manusia diciptakan Allah adalah sebagai Khalifah atau pemimpin di muka bumi Firman Allah QS. AI Baqarah ayat 30 :
Ingatlah keuka Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi . (Depag RI ,1989 : 13).
Dalam memimpin di muka bumi ini haruslah sesuai dengan apa yang telah Allah jelaskan dalam AI - qur'an dan Allah contohkan pada kepemimpinan dari nabi - nabi sebelumnya , yaitu dengan cara mengajak ke jalan Allah secara bijaksana , memberikan nasihat yang baik serta mengajak musyawarah secara baik pula. 3. Manusia
memiliki
fitrah
untuk
memimpin
dan
bertanggung
jawab atas kepemimpinannya. lni sesuai dengan sabda Nabi : I'"
""<1/
~,.,//,,,..
""'''''7
/~/,It/''/'"'''' /e-,,~"/4~.1~/
4"~~.J i f J~Y'; tl.J jL.),(.9~.J i f J~~; tl.J ~ f-""" /// I............
"p
II
Semua kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya , imam adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab atas pimpinannya. (HR.Bukhari Muslim). 4. Manusia hams memiliki landasan dasar yang menjadi
pedoman
dalam
kehidupan beragama dan bermasyarakat. Finnan Allah QS. An Nisaa' ayat 59
Hai orang - orang yang beriman , taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) , dan ulil amri diantara kamu . ( Depag Rl ,1989 : 128) Dari makna ayat di atas dapat ditarik kesimpulan , bahwa kita mempunyai kewajiban untuk taat kepada Allah , Rasul dan para pemimpin . Disini hendaklah kita mengambil contoh dari kepemimpinan para nabi, sehingga kita dapat merealisasikannya dalam kepemimpinan pada zaman era global sekarang ini 5. Pemimpin yang baik yaitu yang dapat membimbing umat
ke arah
kemaslahatan ,karena itu diperlukan seorang pemimpin yang berkepribadian baik, yang dapat memelihara dan membimbing dirinya , keluarganya dan umatnya dari siksa api neraka. Finnan Allah QS. At Tahriim ayat 6
12
Hai orang ~ orang yang beriman . peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api
neraka. (Depag. Rl , 1989: 951)
6. Perkataan pemimpin mempunyai macam -
macam pengertian, sebab
pemimpin di sini bermakna luas . Bisa pemimpin rumah tangga , masyarakat, umat, organisasi , negara dan dunia . Menurut Yusuf Abdullah Daghfaq ( 1992 : 12 ) mengungkapkan
Pemimpin adalah contoh dan panutan serta keleladanan . Adapun menurut Kartini Kartono
(1990: 34 ) yang dimaksud dengan
pemimpin adalah: Pribadi yang memi/iki kecakapan khusus , dengan atau
tanpa pengangkatan resmi,
dapat mempengaruhi kelompok yang
dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah kepada pencapaian sasaran tertentu . 7.
Setiap pemimpin adalah seorang pendidik. Jika seorang pemimpin menunjukkan sikap dan perilaku yang pantas untuk ditiru oleh orang lain , maka ia telah memainkan peranannya sebagai seorang pendidik . Menurut Duddy Zein ( 1982 : 87) : Pemimpin yang baik adalah guru yang baik.
Dia harus memberi teladan dan petunjuk - petunjuk yang baik . 8. Tugas pemimpin adalah untuk menghapuskan kezha/iman. Karena itu seorang pemimpin tidak boleh berlaku zhalim. (Yusuf Abdullah Daghfaq, 1992 : 52). Hal ini sesuai dengan Firman Allah QS. Huud ayat 113 :
13
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain dari pada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan . (Depag RI, 1989: 344 ). Dari ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang ancaman yang sangat berat bagi pemimpin yang me1akukan kezhaliman.
E. Metoda, Teknik Dan Langkah - Langkah Penelitian 1. Metoda Penelitian
Metode Penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. ( Wahyu MS dan Muh. Masduki , 1987: 39). Adapun metoda yang digunakan dalam pene1itian ini adalah metoda
deskriptij analitis yaitu : Suatu cara untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. (Moh. Nazir , 1988 : 105). Deskriptif analitis maksudnya menjabarkan secara sistematis, aktual dan terperinci kemudian hasil penelitian dianalisa dan diambil kesimpulan sebagai altematif pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan
QS. AI Baqarah
ayat 124 , kemudian menganalisa dengan teori pendidikan, kemudian dari hasil analisis diharapkan dapat menarik kesimpulan tentang implikasi pendidikan dari esensi ayat terhadap kepemimpinan Nabi Ibrahim as berkenaan dengan kepemimpinan guru.
14
Sedangkan yang menjadi alasan menggunakan metoda deskriptif analitis ini adalah memungkinkan untuk dapat memecahkan masalah yang aktual, yaitu dengan
jalan
mengumpulkan
data
menyusun
menganalisis
dan
mengaplikasikan . 2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian diartikan sebagai alat kerja yang merupakan kelengkapan cara kerja itu . Adapun penelitian ini menggunakan teknik studi literatur atau book survey , yaitu dengan membaca, memahami, menganalisis serta menginterpretasikan sejumlah buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan . Menurut Moh. Nazir (1988
111-112) mengemukakan bahwa teknik
book survey atau study literatur adalah : Mencari sumber data yang diperlukan
agar dapat diperoleh . Sedangkan kepustakaan adalah untuk menelusuri literatur seperti buku-buku yang ada serta memecahkannya secara tekun dalam mengerjakan penelitian . Alasan menggunakan teknik ini, karena obyek pembahasan yang diteliti didapatkan dengan cara dengan
penelitian
mengumpulkan sejumlah buku-buku yang berkaitan
ini, supaya
mudah
mendapatkan
data
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Langkah - Langkah Penelitian .
Dalam penelitian ini penulis menempuh langkah - langkah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.
15
b. Merumuskan tujuan penelitian. e. Meneari dan membaea kitab-kitab, buku, artikel yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. d. Menulis keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. e. Mengumpulkan ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat yang akan diteliti.
f. Merangkum penafsiran dari para mufassir yang telah ditetapkan. g. Meneari makna yang terkandung dari penafsiran para mufassir. h. Menganalisa makna yang terkandung, sehingga memperoleh garnbaran yang jelas
mengenai
makna
kalimah
(
~
gambaran tentang keunggulan kepribadian
),
dan
memperoleh
yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin menurut QS. AI Baqarah ayat 124. 1.
Menganalisa nilai-nilai pendidikan dari QS. AI Baqarah ayat 124.
J. Menyimpulkan hasil analisa.
F. Sumber Data
Dalarn penyusunan penelitian ini , penulis mengambil pengetahuan dari beberapa kitab tafsir dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Adapun kitab-kitab tafsir dan buku-buku yang menjadi bahan kajian serta sumber informasi dalarn penelitian ini di antaranya : 1. Tafsir AI Maraghi, Ahmad Mustafa AI Maraghi. 2. Tafsir AI Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad AI Anshary AI- Qurthubi.
16
3. Tafsir AI Ma'tsur, Abdurrahman Jalaluddin Assuyuti. 4. Tafsir Fathul Qadir, Muhammad bin Ali bin Muhammad Asysyaukani. 5. Tafsir Jami'ul Bayan, Abi Ja'far Muhammad bin Jarir At-Thabari. 6. AI qur'an dan Terjemahnya, Depag RI. 7. Buku-buku bacaan yang berkaitan dengan permasalahan.
G. Sistematika Pembahasan Supaya penelitian ini terarah dan je1as serta mempermudah dalam pembahasan maka dibuatkan sisternatika pembahasan yang disusun sebagai berikut: Bab I membahas pendahuluan yang me1iputi : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran Masalah, Metoda Teknik Dan Langkah-Langkah Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. Bab
II menguraikan tafsir Q.S. AI - Baqarah Ayat
124 menurut
beberapa mufassir yang me1iputi : Lafadz dan Terjemahan Ayat , Tabel Makna Ayat, Tafsir QS. AI Baqarah Ayat 124 Menurut Para Mufassir , Rangkuman Pendapat Mufassirin, dan Esensi QS AI Baqarah Ayat 124 . Bab III
menguraikan tentang landasan teori tentang kepemimpinan
guru menurut Islam. Bab
IV
menguraikan tentang
implikasi pendidikan dari esensi ayat
terhadap kepemimpinan guru. Bab V
menguraikan kesimpulan, saran dan penutup .
17
BABII TAFSIR QS.AL - BAQARAH AYAT 124 MENURUT BEBERAPA MUFASSIR
Dalarn bab ini akan dikemukakan tafsir surat Al- Baqarah ayat 124 yang meliputi: Lafadz dan terjemah ayat , tabel makna ayat , penafsiran menurut beberapa mufassirin , rangkuman pendapat mufassir dan esensi ayat . A. Lafadz Dan Terjemahan QS. AI-Baqarah Ayat 124
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia . Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman : Janji Ku ( ini ) tidak mengenai orang yang zhalim . (Depag RI, 1989: 32)
B. Tabel Makna Ayat QS. AI-Baqarah Ayat 124 TABEL I MAKNA KALIMAT :
18
No 1 01
02.
Mufassirin 2 Fathul Qodir
AI -Qurthubi
Keteranzan
Tahun/Juz/Hal 3
4
1924/I/136
Allah memberi ujian dan cobaan kepada Nabi Ibrahim dengan " ~ "( dengan sesuatu yang diperintahkan kepadanya ) . Makna " ~ "adalah: - dengan syari'at Islam. - dengan penyembelihan puteranya. - dengan thaharah : mencukur kumis , berkumur , menyikat gigi , memotong rambut ,memotong kuku mengkhitan membersihkan rambut dan bersuci setelah buang air besar dan kecil . - dengan hijrah . - dengan sabarnya Nabi Ibrahim waktu di lemparkan ke dalam api - dengan bersabarnya Nabi Ibrahim waktu menyembelih anaknya . - dengan bintang , bulan dan matahari . - dengan manasik haji. Maka Nabi Ibrahim telah menegakkan dan semua menyempurnakan kalimah( ~ ) itu.
1966/ II 96
Allah telah menguji kepada Nabi Ibrahim dengan " ~ " ( perintah dan beribadah ) .
Makna "
~
"
- dengan thaharah : mencukur kumis , berkumur , menyikat gigi , memotong rambut ,memotong kuku mengkhitan , membersihkan rambut dan bersuci setelah buang air besar dan kecil .
19
2
4
3
- dengan manasik haji - dengan yang enam : bintang , bulan matahari, api, hijrah dan mengkhitan. - dengan menyembelih anaknya. Maka Nabi menyempumakan cc
03.
Al Maraghi
1978/I/365
~
Ibrahim
"itu.
Ceritakanlah kepada kaummu (Muhammad) yang musyrik mengenai kisah Nabi Ibrahim ketika diuji Allah dengan" ~ " (beban perintah dan larangan). Makna" ~ ". - dengan ibadah haji - dengan matahari, bulan dan bintang yang Nabi Ibrahim saksikan ,kemudian Nabi Ibrahim mengambil kesimpulan tentang keesaan Tuhan. Kemudian Nabi Ibrahim mampu "c..oJS:," melaksanakan secara baik dan sempuma.
04.
Al- Ma'tsur
1983 / 1/273
Allah menguji Nabi Ibrahim as dengan" ~ " Makna " ~ "yaitu: - dengan thaharah : mencukur kumis , berkumur , menyikat gigi , memotong rambut , memotong kuku mengkhitan membersihkan rambut , dan bersuci setelah buang air besar dan kecil . - dengan hijrah ( memisahkan diri dari kaumnya ) - dengan kesabarannya atas cacian dari kaumnva
20
1
2
4
3
sewaktu mereka membakar - Nabi Ibrahim. - dengan menyembelih anaknya. - dengan manasik haji . - dengan bintang , bulan, dan matahari. Dan Nabi Ibrahim menyempumakan dan memenuhi " ~" semuanya dan mengikhlaskannya 05.
Jami'ulBayan
1988/1/523
Allah telah menguji kepada Nabi Ibrahim dengan " ~ "
Makna" ~ " - dengan thaharah : mencukur kumis , berkumur., menyikat gigi , memotong rambut , memotong kuku mengkhitan membersihkan rambut , dan bersuci setelah buang air besar dan kecil . - dengan manasik haji . - dengan yang enam bintang, bulan, matahari, api, batu dan khitan . - dengan hijrah . - dengan menyembelih
anaknya . Maka Nabi Ibrahim sabar atas ujian itu maka telah menyempumakan dan mengamalkan kepada rc ~ "itu ,
21
TABEL II
MAKNA KALIMAT •
No 1 01.
Mufassirin 2 Fathul Qodir
Tahun/JuzIHal 3 1924/1/136
Keterangan 4 Allah mengangkat Ibrahim sebagai pemimpin umat manusia yang akan mengikuti agamamu, kepada petunjukmu dan sunah-sunahmu.
02.
AI Qurthubi
1966 II / 96
Kami menjadikan kepadamu ( Ibrahim pemimpin bagi manusia yang akan menyempurnakan dan mengikuti kepadamu orang-orang yang shaleh.
03.
AI Maraghi
1978 II /365
Allah berfirman " Sesungguhnya Aku akan mengangkatmu menjaoi Rasul untuk umat manusia yang disertai dengan petunjuk sampai hari kiamat ",
04.
AI Ma'tsur
1983/ I / 273
Kami menjadikan kepadamu (Ibrahim) pemimpin bagi manusia yang akan agamamu, mengikuti kepada petunjukmu dan sunah-sunahmu.
05.
Jami'ul Bayan
1988/1/523
Sesungguhnya Aku akan menjadikan Ibrahim pemimpin bagi manusia , yang berserah diri kepada Allah, beriman kepada Ku dan utusan-utusan Ku.
22
TABEL III
MAKNA KALIMAT :
No
Mufassirin
1 01.
Fathul Qodir
3 1924 II /136
02.
AI Qurthubi
1966/ II 96
Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar keturunannya kelak juga menjadi Maka Allah pemimpm umat. menjadikan pemimpin bagi keluarga dan orang-orang yang mentaatiNya.
03.
AI Maraghi
1978/ I / 365
Nabi Ibrahim memohon : "Jadikanlah anak cucu kami sebagai Rasul-Rasul yang menjadi panutan ".
04.
AI Ma'tsur
1983/1/273
Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar keturunannya kelak dapat menjadi pemimpin.
05.
Jami'ul Bayan
1988/ 1/523
Semoga Engkau menjadikan dari keturunanku orang yang memimpin dan yang diikuti, sebagairnana telah Engkau menjadikan aku sebagai pemimpin umat manusia.
2
Tahun/Juz /Hal
Keterangan
4 Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar dari sebagian keturunannya dapat menjadi pemimpin
TABEL IV
MAKNA KALIMAT :
23
No I
01.
02.
Mufassirin 2 Fathul Qodir
AI Qurthubi
Keterangan Tahun/Juz/Hal 4 3 1924/11 136 " Sesungguhnya tidak akan sampai janji Allah terhadap kepemimpinan yang zhalim " Allah mengabarkan bahwa kepada Nabi Ibrahim sesungguhnya jika terbukti dalam keturunannya ada orang yang zhalim, makajanji Ku tidak akan sampai 1966/11 96
Allah memberitahukan kepada Nabi Ibrahim sesungguhnya di dalam keturunannya ada juga orang yang durhaka dan zhalim yang tidak berhak menjadi pemimpin.
03.
AlMaraghi
1978/11 365
Allah mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim. Dan karenanya Allah akan menjadikan anak cucunya sebagai Rasul yang menjadi panutan umat manusia, Tetapi janji Allah tidak akan diperoleh oleh orang-orang yang zhalim, sebab orang yang zhalim itu pantas dijadikan sebagai tidak . panutan.
04.
Al Ma'tsur
1983 II / 273
Allah berfirman : " Tidak Aku jadikan orang zhalim sebagai pemimpin yang akan diikuti", Adapun yang menjadi pemimpin yaitu para kekasih Allah yang taat kepada Nya.
05.
Jami'ul Bayan
1988 i I / 523
Firman Allah : " Tidak akan sampai janji Ku / Amanat Ku kepada orangorang yang zhalim", Ini suatu berita dari Allah yang Maha Tinggi tentang orang yang zhalim tidak akan terbukti menjadi pemimpin. Adapun para pemimpin itu adalah para kekasih Allah yang taat kepada Nya, bukan memusuhi Allah serta yang mengkufuri Nya.
'----
24
Dari keterangan makna ayat yang tertera pada tabel di atas , memberikan gambaran "
~
bahwasannya
Allah menguji kepada
". Akan tetapi perbedaan makna"
Nabi
~
Ibrahim
dengan
" yang dirnaksud ,
tidaklah menjadikan pertentangan, sebab semua ujian dan cobaan telah dilaksanakan Ibrahim dengan sempurna. Hal ini merupakan perwujudan dari keunggulan kepribadian Ibrahim, diantaranya memiliki landasan keimanan yang kuat, memiliki daya piker yang tajam dan kreatif, memilik.i jiwa yang bersih, taat menjalankan perintah Allah, memiliki sifat istiqamah. memilik.i sabar dan ikhlas dalam menjalankan ujian dan cobaan. Karenanya Allah mengangkatnya menjadi pemimpin bagi urnat manusia. Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar kelak keturunannya dapat juga menjadi pemimpin . Akan tetapi Allah memberikan syarat yaitu tidak boleh berlaku zhalim.
C. Penafsiran Menurut Beberapa Mufassirin. Dalam upaya mengungkapkan arahan mengapa Nabi Ibrahim as diangkat Allah menjadi pemimpin, penulis mengambil beberapa mufassirin yang menje1askan maksud QS. Al Baqarah ayat 124, yaitu : Fathul Qodir, AI Qurthubi, Al Maraghi, Al Ma'tsur, dan Jami'ul Bayan. 1. Tafsir
Fathul
Qodir,
Muhammad
bin
Ali
bin
Muhammad
Asysyaukani, 1924, Juz : 1 . Dalam penjelasan tafsir Fathul Qodir dijelaskan bahwa Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim as dengan sesuatu yang diperintahkan kepadanya. Dan te1ah berbeda pendapat para mufassir dalam menetapkan arti kalimah ( ~).
25
Ada yang mengartikan kalimah (
~
) disini dengan thaharah.
Menurut yang lainnya " ~ " yang dimaksud adalah penyembelihan
anaknya. Telah mengeluarkanJbnu Abi Syakban dan Ibnu Jarir dari Mujahid : "~
"yang dimaksud adalah : Ibrahim diuji dengan ayat-ayat sebelumnya . Dan telah mengeluarkan Ibnu Ishaq dan Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Abbas: " ~ "di sini yaitu : Ibrahim diuji berpisah dengan kaumnya karena Allah, dan bersabamya atas dilemparkannya dia ke dalam api, dan menyembelih anaknya . Dan telah menge1uarkan Abdurrazaq, Abdu bin Humaid, Ibnu Jarir, Ibnu Mundzar dan Al Hakim berkata: " ~ "yang di maksud berupa ujian cara-cara ibadah haji . ( Tafsir Fa/hill Qadir, Muhammad bin Ali bin Muhammad Asysyaukani, Juz : 1). Namun perbedaan pendapat tentang"
~
" di atas, tidaklah
merupakan suatu pertentangan . Menurut Azzujaz : Dan adapun perkataan ini, /idaklah saling
bertentangan , karena sesungguhnya semua ini adalah sesuatu yang diujikan kepada Ibrahim . (Tafsir Fathul Qadir, Muhammad bin Ali bin Muhammad Asysyaukani, Juz : 1 ). Nabi Ibrahim as menegakkan dan menyempurnakan semua ujian Allah. Dan Ibnu Assakir berkata : Tidaklah seorang diuji dengan agama ini,
maka menegakkanlah kepada semuanya kecuali Ibrahim. (Tafsir Fathul Qadir, Muhammad bin Ali bin Muhammad Asysyaukani, Juz : 1 ). Doa Nabi Ibrahim kepada Allah agar ke1ak dari keturunannya dapat juga menjadi pemimpin umat, dikabulkan Allah. Akan tetapi Allah pun mengabarkan bahwa sesungguhnya dan keturunan Ibrahim ada juga yang durhaka dan dalam
26
kegelapan , mereka tidak akan mashlahat dan tidak akan sampai janji Allah kepada mereka, yaitu orang-orang yang zhalim. Menurut Azzujaz : Sesungguhnya dari pemimpin yang adil dan mengamalkan sesuai hukum, karena sesungguhnya bilamana menyimpang dari hal itu, maka terbukti akan jadi orang zhalim . Menurut Ibnu Jarir : Sesunguhnya tidak akan sampai janji Allah terhadap kepemimpinan yang zhalim . (Tafsir Fathul Qodir, Muhammad bin Ali bin Muhammad Asysyaukani, Juz: 1 ). Ini
sekaligus
pemberitahuan
kepada
Nabi
Ibrahim
as,
bahwa
sesungguhnya akan ditemui dari sebagian keturunannya orang-orang yang zhalim.
Dan
mengandung
makna
pula
bahwa
sesungguhnya
jangan
menguasakan urusan-urusan sara pada orang zhalim.
2. Tafsir AI Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad AI Anshari AI Qurthubi, 1966, Juz : 1.
Dalam penje1asan tafsir AI Qurthubi, dijelaskan tentang kesempumaan Nabi Ibrahim dalam me1aksanakan ujian dan cobaan dari Allah. Para mufassir berbeda pendapat tentang makna " ~ " yang dimaksud. Menurut AI Qurthubi : " ~ " yang di maksud : Ada yang mengatakan diujinya dengan perintah dan beribadah ,ada juga yang berpendapat" ~ " yang dimaksud adalah syari'at Islam, sebagian lagi mengatakan dengan menyembelih anaknya, sebagian lagi berkata dengan melaksanakan se1uruh risalah ( Tafsir AI Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad AI Anshari AI Qurthubi, Juz: 1 ). Adapun menurut Ibnu Abbas: " ~ "di sini : Allah telah menguji kepada Ibrahim dengan thaharah diantaranya: mencukur kumis, berkumur, menyikat gigi, memotong
27
rambut, memotong kuku, mengkhitan, membersihkan rambut, dan bersuci setelah buang air besar dan kecil . Menurut Qotadah " ~ " itu adalah manasik haji Sedangkan menurut Hasan : "~ " yang dimaksud yang enam : bintang, bulan, matahari, api, hijrah,dan mengkhitan . ( Tafsir AI Qurthubi, Abi Abdiliah Muhammad bin Ahmad AI Anshari AI Qurthubi, Juz: 1 ). Semua ujian dan cobaan yang berat itu tidak menggoyahkan keimanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim taat menjalankan semua perintah Allah dan semua ujian yang Allah berikan disempurnakannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Menurut AI Qurthubi: Sesungguhnya Ibrahim itu terbukti orang-orang
yang hanif . (Tafsir Al Qurthubi, Abi Abdi//ah Muhammad bin Ahmad Al Anshari Al Qurthubi, Juz : I). Karenanya Allah mengangkat Ibrahim menjadi pemimpin. Sebagaimana dijelaskan oleh AI Qurthubi: Maka Allah menjadikan imam bagi keluarga dan
orang-orang yang mentaatinya . (Tafsir Al Qurthubi, Abi Abdi//ah Muhammad bin Ahmad Al Anshari Al Qurthubi, Juz : I). Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar keturunannya kelak diangkat juga menjadi pemimpin umat. Akan tetapi janji Allah tidak akan mengenai kepada orang-orang yang zhalim. Hal ini menggambarkan bahwa pada keturunan Ibrahim ada orang yang durhaka dan zhalim yang tidak berhak menjadi pernimpin. Ini sesuai dengan pernyataan AI Qurthubi : Tidaklah akan sarnpai janji Ku pada orang-orang zhalim . Bahkan sebagian ularna berpendapat : Sesungguhnya pernirnpin itu terbukti dari • orang-orang adil dan baik-baik dan merniliki kekuatan untuk itu (Tafsir AI Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad AI AI Anshari AI Qurthubi, Juz : 1 ).
28
3. Tafsir Al Maraghi, Ahmad Mustafa Al Maraghi, 1978, Juz : 1. Dalam penjelasan tafsir Al Maraghi dijelaskan, bahwa Allah menyuruh kepada Nabi Muhammad untuk meneeritakan kepada kaumnya yang musyrik mengenai kisah Nabi Ibrahim ketika diuji Allah dengan kalimah (
~
)
Menurut Alunad Mustafa Al Maraghi t" ~ "di sini ada yang
mengatakan bahwa hal tersebut adalah ibadah haji, ada juga yang mengatakan matahari, bulan dan bintang yang Nabi Ibrahim saksikan, kemudian Nabi Ibrahim mengambil kesimpulan tentang keesaan Tuhan . (Tafsir Al Maraghi .Ahmad Mustafa Al Maraghi, Juz : 1). Adapun makna "
~
" disini menurut Alunad Mustafa Al Maraghi
adalah amr (perintah) dan nahi (Iarangan). Kemudian Nabi Ibrahim as melaksanakan ujian Allah seeara baik dan sempurna, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah QS. An Najm ayat 37 :
Dan lembaran - lembaran Ibrahim yang selalu menyempumakan janji. (Depag RI, 1989: 874). Nabi Ibrahim taat melaksanakan perintah Allah, atas kehendak Nya pula maka Allah mengangkat Ibrahim menjadi Rasul, pemimpin umat manusia. Setelah dianugerahi pangkat mulia sebagai " imam ", timbulah fitrah Nabi Ibrahim. Untuk itu ia memohon kepada Allah agar anak cueunya nanti menjadi manusia yang baik akal , fisik maupun akh1aknya. Sebagaimana pennohonan Nabi Ibrahim :
29
~
~
-JI,' U
~", c.;r-.;.-;.) ~J .-=:....l~.
Jadikanlah anak
CliCU
~-
kami sebagai rasul-rasul yang menjadi panutan. (Tafsir
AI Maraghi, AhmadMustafa AI Maraghi, Juz: 1). Allah mengabulkan permintaan Ibrahim, tetapi janji Allah ini tidak akan diperoleh oleh orang orang yang zhalim. lni mengandung makna bahwa dari keturunan Nabi Ibrahim ada pula orang-orang yang zhalim. Sebagaimana Firman Allah QS. Ash Shaffaat ayat 113 :
Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zhalim terhadap dirinya sendiri . (Depag RI, 1989: 726). Dengan disebutkannya kata " zhalim " sebagai penghalang utama bagi kepernimpinan menandakan tentang tugas yang sangat berat, tetapi mernpunyai nilai paling tinggi, sebab Imamah atau kepernimpinan tidak akan diperoleh oleh orang-orang yang mengotori dirinya dengan kezhaliman dan akhlak yang buruk, kecuali oleh orang yang mempunyai jiwa yang selalu mendorong berbuat baik dan melepaskan diri dari kejahatan serta perbuatan dosa.
4. Tafsir AI Ma'tsur, Abdurrahman Jalalnddin Assuyuti, 1983, Juz : 1 Dalam penjelasan tafsir AI Ma'tsur dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim telah diuji Allah dengan kalimah ( ..::.....Js.:, ) dan dia memenuhi kepada " ..::.....Js.:," itu dan"
..::.....Js.:, " yang dimaksud terdapat perbedaan.
30
Menurut Ibnu Abbas : " ~ " di sini Allah menguji Ibrahim dengan thaharah: mencukur kumis, berkumur, menyikat gigi, memotong rambut, memotong kuku, mengkhitan, mernbersihkan rambut, dan bersuci setelah buang air besar dan kecil" Ada juga yang berpendapat " ~ " disini yaitu : memisahkan diri dari kaumnya karena terdapat pertentangan di kaumnya, dan kesabarannya atas cacian dari kaumnya sewaktu mereka membakamya, kemudian Nabi Ibrahim hijrah, dan cobaan yang Allah timpakan waktu Ibrahim menyembelih anaknya, maka ketika cobaan itu telah terlewati semuanya, Ibrahim mengikhlaskannya, Allah menyuruhnya untuk berserah diri , sebagaimana Ibrahim berkata : Aku berserah diri kepada yang mengurus semesta alam . ( Tafsir Al Ma'tsur, Abdurrahman Jalaluddin Assuyuti, Juz : 1 ). Sedangkan menurut Hasan: Allah mengujinya dengan bintang dan Ibrahim telah me1aksanakannya, diuji dengan bulan dan Ibrahim melaksanakannya, diuji dengan matahari dan Ibrahim melaksanaknnya, dan diuji dengan hijrah, khitan dan menyembelih anaknya juga Ibrahim melaksanaknnya . ( Tafsir Al Ma'tsur, Abdurrahman Jalaluddin Assuyuti, Juz: 1 ). Nabi Ibrahim yang menjadi kekasih Allah, telah mengamalkan perintah yang diwahyukan kepadanya dan menyempurnakannya. Ini semua terbukti bahwa Nabi Ibrahim te1ah mengamalkan dan menegakkan perintah Allah disebabkan taat kepada Allah. Kemudian Allah mengangkatnya menjadi pemimpin umat manusia. Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar keturunannya juga dapat menjadi pemimpin , akan tetapi janji Allah tidak mengenai orang - orang zhalim . Sebagaimana Firman Allah : Tidak akan sampai janji Ku kepada orang - orang zhalim . Ini suatu berita dari Allah tentang orang - orang yang zhalim tidak akan
terbukti menjadi pemimpin .Adapun yang menjadi pemimpin yaitu para kekasih Allah yang taat kepada Nya .
31
Menurut Abu Asbim dan Ibnu Abi Najib dari Mujahid • Bahwa tidak akan terbukti seorang imamJpemimpin dari orang-orang zhalim . Sedangkan menurut Abdu bin Humaid dan Ibnu Jarir dari Mujahid: Bahwa tidak Aku jadikan orang-orang zhalim sebagai imam yang akan diikuti . Menurut Hadits Abdu bin Humaid dari Irnran bin Husein : Aku mendengar Nabi bersabda: Tidak ada ketaatan bagi suatu makhIuk di dalam bermaksiat kepada Allah . Adapun dari Hadits Ibnu Mardhiyah dari Ali bin Abi Thalib dari Nabi: Tidak ada ketaatan kecuali dalam kebaikan . (Tafsir AI Ma'tsur, Abdurrahman Jalaluddin Assuyuti, Juz : I ).
5.
Tafsir
Jami'ul
Bayan,
Abi
Ja'far Muhammad bin Jarir
At
Thabari, 1988, Juz: 1. Dalam
penjelasan tafsir Jami'ul Bayan
dijelaskan bahwa
Allah
membebankan kepada Ibrahim untuk mengamalkan kepada kalimat - kalimat Nya sambi! menjadi ujian bagi dirinya. Telah berbeda pendapat para mufassir tentang sifat kalimah itu ( ~). Ada yang berpendapat bahwa "
~ "itu merupakan hukum -
hukum dalam Islam. Telah berkata Abi Ja'far dari Ibnu Abbas ." ~ " yang dimaksud
adalah perkara yang menguji kepada Ibrahim dalam melakukan manasik haji . Dari Yunus bin Abi Ishaq
berkata:
cc
~ "yang dimaksud
berhubungan dengan masalah khitan . ( Tafsir Jami 'ul Bayan, Abi Ja far Muhammad bin Jarir At Thabari, Juz : I).
Telah berkata ulama akhirin : Ayat ini berhubungan dengan enarn masalah: bintang, bulan, matahari, api, batu, dan khitan . Ini telah diujikan kepada Nabi Ibrahim, maka telah sabar Nabi Ibrahim atas semua itu . Menurut Qotadah :" ~ "di sini adalah : Allah menguji kepada Ibrahim dengan batu, hijrah, api,
32
menyembelih anaknya dan berkhitan, maka telah sabar Ibrahim atas semua itu . ( Tafsir Jami'ul Bayan, Abi Ja'far Muhammad bin Jarir At Thabari, Juz : 1 ). Nabi Ibrahim telah mengamalkan dan menegakkan semua
ujian
disebabkan taat kepada Allah. Allah meninggikan kedudukan dan memuliakan Nabi Ibrahim. Maka Allah memberitahukan kepada hamba Nya yaitu Ibrahim as yang menjadi kekasih Nya.
Sebagaimana Firman Allah
: Sesungguhnya
Aku
telah
menjadikan kamu (Ibrahim) sebagaipemimpin bagi manusia. Kemudian Nabi Ibrahim mernohon : fa Tuhanku, semoga Engkau
menjadikan pemimpin dari keturunanku yang mendapat petunjuk Mu, hidayah Mu serta mengikuti perbuatan dan akhlakku, sebagaimana Engkau telah menjadikanku pemimpin.
(Tajsir Jami 'ul Bayan, Abi Ja Jar Muhammad bin
Jarir At Thabari, Juz : 1). Adapun penafsiran tentang Firman Allah: Tidak akan sampai janji Ku
kepada orang-orangzhalim adalah: Suatu berita dari Allah yang Maha Tinggi tentang orang yang zhalim tidak akan terbukti menjadi pemirnpin yang akan diikuti. lni juga sebagai jawaban dari perkara yang membingungkan dalam permasalahan Nabi Ibrahim yang memohon kepada Allah agar dari keturunannya kelak menjadi pemimpin .( Tafsir Jami'ul Bayan, Abi Ja'far Muhammad bin Jarir At Thabari, Juz : 1 ). Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Zafar, telah bercerita kepada kami Yazid, berkata kepada kami Zuaibar dari Dhahaq : Finnan Allah yang artinya : Tidak akan sampai janji Ku bagi orangorang yang zhalirn , maksudnya tidak akan sampai janji Ku kepada yang memusuhi Ku lagi bennaksiat kepada Ku dan tidak akan Aku berikan janji kecuali kepada wali-wali Ku yang mentaati Ku . (Tafsir Jami'ul Bayan, Abi Ja'far Muhammad bin Jarir At Thabari, Juz: 1 ).
33
D. Rangkuman Pendapat Mufassirin.
Uraian dari para mufassirin di atas tentang kepemimpinan Nabi Ibrahim as berdasarkan QS. Al Baqarah ayat 124 mempunyai beberapa rangkuman :
1. Ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk diceritakan kepada kaurnnya yang musyrik, dengan " ~
mengenai kisah Nabi Ibrahim ketika diuji Allah
".
Adapun yang dimaksud " ~"
menurut para mufassir yaitu berupa
perintah Allah . Sedangkan bentuk dari " a.
~
" menurut para rnufassir adalah :
Nabi Ibrahim diuji dengan bintang, bulan dan matahari, kemudian ia mengambil kesimpulan tentang keesaan Tuhan.
b. Nabi Ibrahim diuji dengan thaharah : mencukur kumis, berkumur, menyikat gigi, memotong rambut, memotong
kuku, mengkhitan,
membersihkan rambut, dan bersuci setelah buang air besar dan kecil. c. Nabi Ibrahim diuji dengan cara-cara ibadah haji. d. Nabi Ibrahim diuji dengan hijrah yaitu memisahkan diri dari kaurnnya karena terdapat pertentangan demi mempertahankan keimanannya. e. Nabi Ibrahim diuji dengan di bakar di dalam api.
f Nabi Ibrahim diuji dengan hams menyembelih anaknya.
2. Setelah Nabi Ibrahim melaksanakan semua ujian Allah, maka Nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin, karena : a. Nabi Ibrahim memiliki landasan keimanan yang kuat.
34
b. Nabi Ibrahim memiliki daya pikir yang tajam dan kreatif c. Nabi Ibrahim memiliki jiwa yang bersih. d. Nabi Ibrahim taat melaksanakan semua perintah Allah. e. Nabi Ibrahim memiliki sifat istiqamah.
f Nabi Ibrahim memiliki sifat sabar. g. Nabi Ibrahim memiliki sifat ikhlas.
3. Setelah diangkat menjadi pemimpin, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar kelak dari keturunannya dapat juga menjadi pemimpin.
4. Allah memberikan syarat bagi pemimpin yaitu tidak boleh berlaku zhaIim , karena pemimpin itu : a.
Hams
mempunyai
jiwa
yang selalu mendorong berbuat baik dan
melepaskan diri dari kejahatan serta perbuatan dosa. b. Hams berlaku adil. c. Yang mampu mengamalkan sesuai hukum. d. Yang taat kepada Allah dan utusan Nya e. Yang tidak me1akukan maksiat.
35
E. Esensi Ayat.
Esensi dari kisah kepemimpinan Nabi Ibrahim as di atas menunjukkan bahwa setelah Nabi Ibrahim melaksanakan semua ujian Allah, maka segala tempaan yang menimpa pada dirinya membentuk pribadi yang unggul, sehingga ia di angkat menjadi pemimpin. Adapun keunggulan kepribadian Nabi Ibrahim ditunjukkan dengan :
I. Memiliki landasan keimanan yang kuat. Z. Memiliki daya pikir yang tajam dan kreatif .
3. Memiliki jiwa yang bersih . 4. Menjadi suri tauladan yang baik. 5. Memiliki sifat istiqamah. 6. Memiliki sifat sabar. 7. Memiliki sifat ikhlas. 8. Berlaku adil.
36
BAB
m
LANDASAN TEORI TENTANG KEPEMIMPINAN GURU MENURUT ISLAM
A. Konsep Dasar Kepemimpinan Dalam Islam. 1. Pengertian Pemirnpin.
Dilihat dari segi ajaran Islam, pemirnpin adalah seseorang yang rnenuntun, rnernbirnbing dan rnenunjukkan jalan yang diridhai Allah. Kegiatan tersebut rnernpunyai rnaksud untuk rnenurnbuhkernbangkan kernarnpuan dalarn mengerjakan di lingkungan orang yang dipirnpin dalarn usaha rnencapai ridha Allah SWT. Dalarn Karnus Bahasa Indonesia (1990), secara etirnologi, yang dikatakan pernirnpin yaitu: Pemimpin berasal dari kata pimpin dengan
mendapat awalam "me". Memimpin artinya menuntun, menunjukkan dan membimbing. (Dep. P dan K, 1990). Menurut .Ek. Mochtar Effendy (1986 : 206), permmpm adalah
Seseorang yang memimpin, membimbing dan mengarahkan orang lain sehingga orang yang dipimpin itu mematuhinya dengan sukarela. Sedangkan rnenurut
S. Prajudi Atrnosudirdjo yang dikutip oleh
Harnzah Ya'qub (1984 : 125), pernirnpin adalah : Orang yang mempengaruhi
orang lain agar orang itu mau menjalankan apa yang dikehendakinya. Sedangkan pengertian kepernirnpinan rnenurut Duddy Zein ( 1982 : 81 ) adalah : Sifat yang dimiliki oleh pemimpin untuk membimbing dan mengarahkan
37
tindakan orang lain. agar kegiatan yang dipimpinnya i/II mencapai tujuan yang dikehendaki.
Adapun kepemimpinan menurut G.R. Terry yang dikutip oleh Harnzah Ya'qub ( 1984 : 124) adalah : Kegiatan untukmempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama .
Dari beberapa pengertian pemimpin dan kepemimpinan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa keduanya memiliki pengertian yang sarna yaitu kemampuan seseorang dalam mernirnpin serta dapat mempengaruhi orang lain, sehingga mereka mau berbuat dan bertanggung jawab. Perbuatan itu merupakan sumbangan bagi pencapaian tujuan tertentu, baik yang ditetapkan oleh pemimpin sendiri ataupun yang ditetapkan secara bersama-sama di dalam suatu kelompok.
2. Keharusan Adanya Kepemimpinau.
Kepemimpinan merupakan proses yang harus ada dan perIu diadakan dalam kehidupan manusia selaku makhluk sosial. Kehidupan tidak dapat lurus dan muIus tanpa ada Undang-Undang, peraturan, pengawasan, kontrol, hukuman dan penghargaan. Semua itu tidak akan berjalan dengan baik bila tidak ada pembagian tugas dan administrasi yang teratur, baik dalam kelompok yang kecil ataupun yang besar. Untuk itu maka diperlukan pula bimbingan, pengarahan, penyuluhan dan lain sebagainya, agar orang dapat bekerja dengan baik.
38
Telah dimaklumi bahwa manusia selaku makhluk sosial, tidak dapat me1epaskan diri dari ketergantungannya dengan orang lain. Dari keharusan hidup bersosial atau berorganisasi ini, mengharuskan pula adanya pemimpin dan kepemimpinan, karena kepemimpinanlah yang menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan, motivasi dalarn pekerjaan,
sehingga apabila terdapat
kesalahan dalarn kepemimpinan, niscaya kegagalanlah yang terjadi, Ketetapan Allah bahwa manusia sebagai khalifah di muka bumi, berarti yang ada di bumi ini diserahkan kepada manusia untuk mengatumya, sebab Allah telah memberikan kelebihan kepada manusia dibandingkan dengan makhluk yang lain, agar rnanusia dapat mengatur alam dengan sebaik-baiknya. Dalarn pengelolaan isi bumi ini, manusia saling bekerja sama. Agar daJarn pelaksanaan, pengaturan dan pemeliharaan isi bumi ini dapat membawa kemashlahatan, maka diperlukan seorang pemimpin yang dapat membimbing ke jalan yang diridhai Allah SWT,
3. Modal Utama Pemimpin. Agar dapat berhasil dengan baik dalarn memimpin, ada modal utarna yang hams dimiliki oleh pernimpin, Adapun modal utarna pemimpin adalah :
a) Kepribadian, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1991: 788 ) bahwa
kepribadian adalah : Sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang
membedakan dirinya dari orang lain,
39
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono ( 1986 : 87 ) mengemukakan bahwa kepribadian adalah:
kecenderungan,
Kumpulan pembawaan biologis berupa dorongan,
selera dan instink yang dicampuri dengan sifat dan
kecenderungan yang di dapat melalui pengalaman yang terdapat pada diri seseorang. Sedangkan menurut Muhibbin Syah, M, Ed, ( 1995 : 225 ) kepribadian : Sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya
berarti
yang membedakan dirinya dari orang lain. Dari
beberapa pengertian di
atas,
dapatlah disimpulkan
bahwa
kepribadian menjadi faktor yang sangat berperan dalam pergaulan masyarakat, terutama bagi seorang pernimpin. Maka
timbul
pertanyaan
kepribadian
yang
bagaimanakah
yang
disyaratkan untuk keberhasilan seorang pemimpin ? Hal ini perlu ditinjau karena pemimpin merupakan figur. Menurut
AS, Moenir ( 1986
211 ) mengemukakan em-em
kepribadian pemimpin, yaitu : 1. Jujur.
Masalah kejujuran sudah merupakan kebutuhan umum dalam tata pergaulan, tidak hanya pemimpin yang dituntut harus berlaku jujur, akan tetapi juga semua orang,
2. Adi/.
40
Seorang pemimpin hams bersifat dan bersikap adil. Adil disini diartikan bahwa dalam setiap perbuatan atau tindakan harus pada tempatnya. Sebagai lawannya adalah zhalim. Menegakkan keadilan berarti menegakkan kebenaran. Oleh karena itu sifat ini perlu dimiliki oleh setiap pemimpin. Ini sesuai dengan Firman Allah QS. An Nisaa' ayat 58
Dan ( menyuruh) kamu apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya menetapkan dengan adil. (Depag RI, 1989: 128) Allah akan memberikan pahala yang besar bagi pemimpin yang bertindak dan berbuat adil. Ini sesuai dengan Hadits Nabi : 9
/' yo /"
,,~
--:.
-:.
/' /" ........
'41
1
?~
)I')'~ /~/.,,/
( ~..1>J I ) J;ll£. i lolill ":{ I )lJ; ":{ i y.. ill J .JJ I ~. ~ /'
....
/'
/'
/"
t//
.. , /
/"
Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada hart yang tidak ada naungan lagi kecuali naungan Nya, yaitu : pemimpin yang adil. ( AI Hadits ).
3. Ikhlas.
Ikhlas yaitu semua yang dilakukan semata-rnata hanya mengharap keridhaan Allah. Sifat ikhlas ini harus pula dimiliki oleh seorang pemimpin, karena menyadari bahwa kepemimpinan itu pada hakikatnya adalah pengabdian terhadap Tuhan dengan mengharapkan keridhaan Nya, dan pelayanan kepada yang dipimpinnya merupakan kewajibannya.
41
Sifat ikhlas yang dimiliki oleh seorang perrurnpm ditandai dengan a. Mempunyai disiplin yang tinggi. b. Melaksanakan pekerjaan dengan tekun, sadar dan teliti.
c. Sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya.
4. Benar Benar di sini artinya benar dalam kata dan perbuatan. Seorang pemimpin yang benar dalam kata dan perbuatannya merupakan harapan sernua orang yang dipimpinnya, karena akan menambah kepercayaan, wibawa dan perkataannya akan ditaati, sehingga ia akan menjadi contoh teladan yang baik bagi orangorang yang dipimpinnya.
5. Ramah tamah. Pemimpin yang baik hams mempunyai sifat ramah tamah, karena untuk mendekatkan hubungan persababatan dalam suatu pergaulan dan ini juga sangat menentukan dalam kelancaran berbagai urusan. Dari uraian di atas, dapatlah dirangkum bahwa ciri-ciri kepribadian seorang pemimpin menurut A. S. Moenir ( 1986 : 211 ) adalah : 1. Jujur. 2. Adil. 3.Ikhlas. 4. Benar. 5. Ramah tamah.
Adapun menurut Ek. Mochtar Effendy ( 1986 : 236 ) menyatakan sifatsifat pemimpin muslim, antara lain :
42
1. Taqwa. 2. Amanat.
3. Sungguh-sungguh. 4. Istiqomah. 5. Sabar. 6. Berani. 7. Pengasih serta penyayang. 8. Adil 9. Bertanggung jawab.
Menurut pendapat yang lain dari Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982 : 13 ) mengungkapkan bahwa sebagai pemimpin yang nantinya selalu berhadapan dengan orang lain dalam konteks so sial, maka harus merniliki syarat-syarat kepribadian, yaitu : I. Merniliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik, 2. Berpegang teguh pada tujuan yang di capai, 3. Bersemangat, 4. Cakap dalam memberi bimbingan. 5. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan. 6. JUjUL 7. Cerdas,
Sedangkan menurut M. Abdul Mujieb dkk ( 1994 : 157) mengemukakan syarat-syarat khalifah, antara lain: I. Dikenal sebagai orang yang adil dan taqwa. 2. Mempunyai pengetahuan yang luas. 3. Mempunyai kebijaksanaan, akal yang kuat, kecerdikan, tajam penyelidikan,dan mempunyai pandangan yangjauh ke depan, 4. Mempunyai pengalaman dan mampu berijtihad. 5. Mempunyai kecerdasan dalam bidang politik dan pemerintahan. 6. Sehat jasmani, rohani dan sosial
Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kepribadian seorang pemimpin merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan
kepemimpinannya.
43
b) Kemampuan. Menurut A S. Moenir ( ] 986 : 223 ) menyatakan : Dari segi hakikat,
sebenarnya setiap orang mempunyai fungsi ganda dalam masyarakat sebagai organisasi. Fungsi pertama sebagai "pemimpin ", dan fungsi kedua sebagai "orang yang dipimpin ". Unsur pembeda adalah waktu dan atau tempat . Menurut Richard E. Boyatzis ( ]976 : 24] ) bahwa : Kemampuan
kepemimpinan yang menentukan kualitas kepemimpinan seseorang . yang dengan kualitas itu pemimpin yang bersangkutan dapat melaksanakan kepemimpinannya secara berdaya guna . Kesadaran kapan dan di mana ia berperan sebagai pemimpin atau yang dipimpin sangat perlu jika ia ingin dihormati , dihargai, dan sukses dalam berorganisasi. Adapun ciri kcmampuan pernimpm ditunjukkan dalam melaksanakan tugas, menurut A. S Moenir ( ]986: 22] ) terdiri dari dua faktor, yaitu: I. Kesehatan jasmani dan rohani. 2. Keahlian atau keterampilan. Sedangkan menurut Ek. Mochtar Effendy ( ]986 : 228 ), kemampuan pemimpin minimal ada tiga yaitu :
1. Kemampuan Fisik. Salah satu fungsi kepemimpinan adalah amanat yang harus ditunaikan atau dipraktekkan ( amaliah ). Karena itu pemirnpin harus memlihara kesehatan
44
dan atau kekuatan fisiknya. Ini sesuai dengan Firman Allah QS. AI Baqarah ayat 247 :
Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa . ( Depag RI, 1989: 60)
2. Kemampuan Mental. Seorang pemimpin hams mempunyai mental yang kuat, tangguh dan baik. Bagi seorang pemimpin muslim, mental merupakan produk dari iman dan akhlak. Mental seorang pemimpin muslim dapat ditunjukkan dengan sikap hidup yang terpuji, seperti taqwa, amanat, istiqamah, sabar, berani, adil, bertanggung jawab dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan Firman Allah QS. An Nuur ayat 55 :
.-.. ,-.. , 'I
'"-
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi. (Depag RI, 1989: 553)
45
)1 3218 3. Kemampuan Intelektual. Setiap pemimpin harus mempunyai kelebihan di bidang intelektual, yaitu memiliki kecerdasan, kekuatan ilmu dan juga rnempunyai keahlian khusus. Hal ini sesuai dengan Firman Allah QS. AI Baqarah ayat 247 :
Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas . (Depag RI, 1989: 60) Dan Hadits Nabi :
....
/'
/'
.... ' 1 ' /
., /
.., ,..
?"/";'
/'
"
C.s)~ 101,,) ) ~ U I ~ LLtu I r-i- J I r':lILj ,//
,//......
/"
-'
/'
Jj f
....
Jika sesuatu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. (HR. Bukhari) Dari uraian di atas dapat pula dirangkum, yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh pemimpin menurut A S. Moenir ( 1986 : 228 ) ada 3 : 1. Kemampuan fisik. 2. Kemampuan mental. 3. Kemampuan intelektual.
Maka dapatlah kita ambil kesimpulan, bahwa kemampuan perrumpm turut menentukan dalam keberhasilan kepemimpinannya,
46
c) Kesungguhan.
Kesungguhan dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan apapun, sangat penting karena berpengaruh langsung pada kegiatan atau pekerjaan itu. Menurut A. S. Moenir ( 1986 : 226 ) bahwa : Kesungguhan dalam
memimpin merupakan salah satu sendi dari keberhasilan suatu usaha, karena . tanpa kesungguhan dalam memimpin, orang-orang yang dipimpin tidak akan mungkin digerakkan untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin . Apabila kesungguhan pada seseorang telah ada, maka perlu dipelihara agar tidak menurun secara tajam, antara lain dengan : 1. Memelihara keseimbangan kepentingan pribadi dan organisasi. 2. Meningkatkan kemarnpuan serta kemahiran. 3. Membina hubungan kerjasama. Dengan adanya kesungguhan , akan timbul sikap antara lain : a. Sikap hati-hati, tidak ceroboh. b. Sikap tekun dan melaksanakan kegiatan. c. Sikap disiplin dan sikap rnandiri. Dari keterangan di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa seorang pemimpin adalah arnanat dan tumpuan harapan dari orang-orang atau rakyat yang dipimpinnya. Karena itu, dia harus bersungguh-sungguh dengan sepenuh upaya dan semangat untuk melaksanakan amanat itu. Di sinilah letak pentingnya sikap bersungguh-sungguh, serius dan bekerja dengan semangat juang yang tinggi.
47
4. Larangan Berbuat Zhalim Bagi Pemimpin, a. Pengertian ZhaJim Dalarn Kamus Arab-Indonesia ( 1972 : 242 ), menyatakan bahwa zhalim berasal dan kata :
yang
artinya aniaya. Menurut K H. M. Ali Usman dkk ( 1984: 157 ), asal makna kezhaliman ialah : Aniaya dan melampaui batas yang telah ditentukan . Arti kezhaliman rnenurut ahli bahasa dan kebanyakan ulama ialah :
Meletakkan sesuatu bukan pada tempat semestinya,
baik mengurangi,
menambah atau mengubah waktu atau letaknya . Jadi kezhaliman diartikan sebagai penyimpangan dari ketentuan baik besar ataupun kecil. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1991 : 1135 )adalah
Zhalim artinya bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, kejam, aniaya, berbuat sewenang-wenang.
Adapun dalam Kamus Istilah Fiqih ( 1994 : 441 ), zhalim yaitu: Orang
yang mempunyai sikap atau tindakan yang tidak manusiawi dan menyimpang dari kebenaran.
Dengan demikian, tergambar bahwa zhalim rnerupakan sifat atau perbuatan yang tidak manusiawi, lalirn. Kebalikannya adalah sifat adil yaitu tidak berat sebelah, tidak memihak, berpegang pada kebenaran , tidak sewenang-wenang.
48
b. Macam-Macam Kezhaliman. Menurut K H. M. Ali Usman dkk ( 1984 : 157-159) bahwa sebagian ahli fi1safat Islam, membagi kezhaliman itu menjadi tiga, yaitu :
1) Kezhaliman manusia terhadap Allah. Kezhaliman yang terbesar dari jenis ini adalah kufur ( mengingkari Allah ), syirik ( menyekutukan Allah ) dan nifaq ( mengaku beriman dengan lidahnya akan tetapi batinnya menolak ) Kezhaliman jenis ini terdapat dalam Firman Allah QS. Luqman ayat 13 : ~
-
-
,:,;;IJ~c' '"'1j'
" . . -
.1 . . ,I. -:»:,-"\y.~,,~. - '. 1. - '"I' ~..J"'--":'u'; ~ ,,-,;,,' 1>.. ~ ~ :.. _ .. ..;--..;J~ _ _ ~ .,..--....:..4-~11...
._u
-7
Dan ( mgatlah ) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah.
Sesungguhnya mempersekutukan ( Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang
besar. (Depag RI, 1989 : 654 ). Firman Allah QS Az Zumar ayat 32
Maka siapakah yang lebih zhalim dart pada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya ?
49
Bukankah di neraka jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir
?
(Depag RI, 1989: 750 ).
2) Kezhaliman manusia dengan sesamanya. Kezhaliman manusia dengan sesamanya yaitu berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain rugi karena perbuatannya. Misalnya melanggar janji, tidak berlaku adil, takabur dan sebagainya. Kezhaliman jenis ini terdapat dalam Firman Allah QS. Asy Syuura ayat 40 :
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memacfkan dan berbuat baik, maka pahalanya alas ( tanggungan ) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim . (Depag RI. 1989 : 789).
3) Kezhaliman terhadap dirinya sendirl, Kezhaliman terhadap diri sendiri yaitu berbuat maksiat dan kedurhakaan seperi : berzina, rninum-minuman keras, melanggar larangan Allah dan sebagainya. Kezhaliman jenis ini terdapat dalam Firman Allah QS. Fathir ayat 32 :
50
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pihh diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya dirt mereka sendiri . ( Depag RI, 1989 : 700 ).
Adapun menurut Alqur'an dan Tafsirnya (1995
224), kezhaliman
dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Kezhaliman terhadap diri sendiri , termasuk didalamnya tidak melaksanakan perintah Allah dan tidak menghentikan larangan Nya, sehingga membawa kemurkaan dan azab Allah yang membawa bencana kepada diri sendiri. 2. Kezhaliman terhadap makhluk-makhluk Allah, seperti berbuat kerusakan di muka bumi. 3. Kezhaliman terhadap sesama rnanusia, seperti memutuskan silaturahmi.
Ketiga macam kezhaliman di atas, pada hakikatnya bertitik tolak pada satu, yaitu kezhaliman pada diri sendiri. Orang yang hendak me1akukan kezhalirnan terhadap orang lain, sebenamya berarti telah menzhalimi dirinya sendiri. Si penzhalim itulah yang pertama kali menderita akibat perbuatan zhalimnya. Sedang orang lain, hanya sebagai akibat dari perbuatan zhalim orang itu
Begitu pula kezhaliman terhadap Allah, juga sebenarnya ia telah
rnenzhalimi dirinya sendiri.
51
S. Akibat Berbuat Zhalim. Allah SWT akan membalas semua perbuatan yang dilakukan hambahamba Nya, jika perbuatan itu baik, maka Allah akan membalas dengan kebaikan, akan tetapi jika perbuatan itu buruk, maka akan dibalas dengan siksaan baik di dunia maupun diakhirat. Seorang pemimpin dilarang berbuat zhalim, karena kezhaliman adalah maksiat besar dan sebagai penyebab hancurnya suatu kaum. Adapun akibat berbuat zhalim, antara lain: a) Allah tidak akan memberikan petunjuk. Ini sesuai dengan Firman Allah QS. AI Baqarah ayat 258 :
Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim
(Depag RI, 1989: 64). b) Tidak ada yang menolong. Firman Allah QS Ali 'Imraan ayat 192
Dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolongpun . (Depag RI, 1989: 110)
52
c) Doanya tidak akan dikabulkan, Ini sesuai dengan Hadits Nabi : -'.;11)'
/,/
• ., .. / . , .... / " / , / ) '
I~' )lj 1..9:; "
,','j
//".7//""
rSJ '-! ~. )lj Iy 1.?
.,,,../
J.;.9
"'11'
I~ ~ 1-'
"1///
"//'
./1//
I.r. lhJ I Olj.J) Ij~' )lj Ij..; ,0'- .j'j
( c!..
./
~
Janganlah kamu berbuat zhalim karena akibatnya bilamana kamu berdoa maka doamu tidak akan dikabulkan lagi, dan jika kamu minta hujan tidak akan diberi hujan (atau hujannya tidak berkah ), dan jika kamu minta pertolongan niscaya tidak akan diberi pertolongan. (H R. Thabrani). d) Allah tidak mencintai orang yang zhalim. Ini sesuai dengan Firman Allah QS, Al 'Araafayat 44:
Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zhalim. (Depag RI, 1989: 228). e) Shalatnya tidak akan diterima. Ini sesuai dengan Hadits Nabi : -
(rS W I
0
,/
"#j" /'
....
?.l..
,,? /" ., /'"...
Ij.J ).J~ ~ r. !A r o'j.,.., .JJ I ~. ~ 4'/
~
~
~
,/ .-:.; ............ ""..
lY' WII
~.I ~ I
,,?
1ngatlah wahai manusia . Allah tidak menerima shalat pemimpin yang zhalim. (H R. Hakim).
53
f) Se1a1u ditemani oleh syaitan, lni sesuai dengan Hadits Nabi : ''''~/?''/
I// ~
r
/
/
... , , - , / . , / / . ,
Sesungguhnya Allah selalu bersama hakim selama ia lidak berlaku zhalim, tetapi jika ia zhalim, maka Allah akan-meninggalkannya dan ia ditemani oleh syaitan ,( H.R, Tirmidzi, 1bnu Majah, Ibnu Hibban). g) Orang zhalim penghuni neraka. Ini sesuai dengan Firman Allah QS, AI Anbiyaa' ayat 29 :
Dan barang siapa diantara mereka mengatakan : Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain dari pada Allah, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zhalim , ( Depag RI, 1989 : 499 ) Dan Firman Allah QS, Huud ayat 113 :
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. (Depag IU, 1989: 344),
54
Dari beberapa ayat dan hadits di atas, menggambarkan kepada kita, bahwa dalam memimpin tidak boleh main-main, karena akan di minta pertanggung jawabnya di hadapan Allah. Bagi pemimpin yang adil akan mendapat balasan syurga, akan tetapi bagi pemimpin yang zhalim akan mendapat siksa yang berat.
B. Kepemimpinan Guru 1. Pengertian Kepemimpinan Guru
Pembahasan tentang kepemimpinan yang telah diuraikan di atas, menunjukkan suatu fenomena kemampuan seseorang dalam menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain dalam suatu kerja sama, Apabila dipadukan dengan istilah guru, munculah istilah kepemimpinan guru. Menurut Moch, Idhochi Anwar ( 1990 : 4 ) menyatakan bahwa :
Kepemimpinan guru ditunjukkan dengan membimbing dan mempengaruhi agar murid-murid melaksanakan kegiatan-kegiatan yang relevan dan ejisien, sehingga kedewasaan murid untuk memecahkan masalahpun merupakan potensi yang perlu diefektifkan . Menurut Demar Hamalik ( 1991 : 9) menyatakan bahwa: Guru adalah
suatujabatan projesional yang memiliki peranan dan kompetensiprojesional . Menurut Hadi Supeno ( 1995 : 27) mengungkapkan bahwa: Perkataan
guru meliputi semua orang di sekolah yang bertanggung jawab dalam pendidikan para murid.
55
Adapun menurut Piet A. Sahertian ( 1994 : 6 ) mengemukakan bahwa : Guru merupakan pendidik; yaitu orang yang disertai tanggungjawab mendidik
Dari
pembahasan di atas , dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
kepemimpinan guru merupakan kemampuan guru dalam memimpin muridnya dalam mencapai tujuan bersama .
2. Kepemimpinan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar .
Kondisi
masyarakat
yang
semakin
maju
yang
ditandai
kadar
rasionalisasi dalam berkarya yang mengutamakan efisiensi, yang menuntut disiplin sosial yang tinggi, yang semakin menuntut kemampuan bekerjasama atau berorganisasi, dan semakin menuntut untuk menguasai ilmu dan tekhnologi dalam segala bidang
kehidupan, maka semakin diperlukan jasa sekolah dan
atau guru . Telah dimaklumi bahwa perkembangan barn terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya, karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Adapun peranan guru dalam proses belajar rnengajar, antara lain: a) Guru sebagai pendidik dan pengajar.
Menurut Moh. Uzer Usman ( 1992: 7) mengungkapkan bahwa : Peranan guru sebagai dernonstator / pengajar , hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa .
56
Adapun menurut Demar Hamalik ( 1991 : 46 ) bahwa: Sehubungan
dengan peranannya sebagai pendidik dan pengajar, maka guru harus menguasai ilmu dan memenuhi syarat-syarat kepribadian .
b) Guru sebagai pemimpin kelas. Disenangi atau tidak seorang pemimpin pada dasarnya adalah juga seorang pendidik . Mendidik disini diartikan secara luas , tidak terbatas hanya pada cara-cara mendidik yang ditempuh secara formal. Guru merupakan pemimpin di dalam kelas yang harus mempunyai kemampuan tersendiri . Guru disebut pemimpin karena karena mempunyai yang di pimpin yaitu anak didiknya yang harus di didik, di bimbing dan diarahkan. Guru yang bennutu mampu berperan sebagai pemimpin diantara kelompok siswanya dan juga diantara sesamanya . Ungkapan ini sesuai menurut A. Samana ( 1994: 55) bahwa: Salah satu kompetensi kepribadian guru adalah guru mampu berperan sebagai pemimpin , baik dalam lingkup sekolah maupun di luar sekolah, Kepemimpinan guru di sekolah tampak dalam : kemampuannya menciptakan situasi belajar siswa yang kondusif dan kemampuannya dalam mengorganisasi seluruh unsur serta kegiatan belajar siswa untuk memcapai tujuan belajarnya . Sedangkan kepemimpinan guru di lingkungan masyarakatnya hendaknya ditandai dengan kemampuannya menjadi penggerak dan atau organisator kemajuan masyarakat sekitarnya untuk menjadi lebih sejahtera . Sedangkan menurut Sondang
P. Siagian
(1978) mengungkapkan
bahwa : Peranan guru sebagai pemimpin akan berhasil apabila guru memiliki
kepribadian seperti: kondisi fisik yang sehat, percaya pada diri sendiri,
57
memiliki daya kerja yang besar, cepat mengambil keputusan, bersifat objektif, bertindak adil, dan mampu menguasai emosi . Adapun Harnzah Ya'qub ( 1984: 135 - 136) menyatakan bahwa: Seorang pemimpin berfungsi pula sebagai pendidik: kelompoknya dia bertindak sebagai guru yang dapat mendidik orang-orang yang dipimpinnya, sehingga orang-orang yang dipimpinnya itu akan memdapatkan kemajuan rohani, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan serta dapat meningkatkan pula kesadarannya terhadap kebenaran dan kebajikan .
Menurut Moh. Uzer Usman ( 1992 : 7-8 ) menyatakan bahwa: Dalam
perwwnnya sebagai pengelola kelas ( learning manager ), guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil optimal.
c) Guru sebagai anggota masyarakat.
Sehubungan dengan peranannya sebagai anggota masyarakat, guru harus memenuhi syarat-syarat kepribadian dan syarat penguasaan ilmu tertentu, misalnya menguasai psikologi sosial, khususnya mengenai hubungan antara manusia dalam rangka dinamika kelompok, Dari beberapa peranan yang dimiliki guru pada hakikatnya terpadu dalam penampilan guru yang manunggal dan terintegrasi, artinya pada saat mengaiar mungkin saja guru harus menampilkan sekian macam peranan sekaligus. Jadi setiap peranan tidak bisa lepas atau terpisah dari peranan yang lain.
58
Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kepemimpinan guru merupakan salah satu faktor yang turut menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar, yang diawali dengan guru mampu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengonrrolan, penilaian dan perbaikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Guru Yaug Zhalim.
Ada berbagai ungkapan untuk melukiskan kualifikasi personal guru, misalnya : guru yang baik, guru yang berhasil, guru yang efektif dan lain-lain, akan tetapi ada juga ungkapan seperti guru yang malas, guru yang kurang demokratis, guru yang dictator, guru yang suka menentang bahkan mungkin saja ada guru yang zhalim. Telah diuraikan sebelumnya, bahwa zhalim adalah sikap a/au tindakan
yang tidak manusiawi dan menyimpang dart kebenaran. (M Abdul Mujieb dkk, 1994: 441).
Maka guru yang zhalim yaitu guru yang melakukan tindakan zhalim, seperti berlaku tidak adil kepada anak didiknya, berlaku kejam, berbuat sewenang-wenang. Padahal figur seorang guru itu seharusnya digugu dan ditiru, maka guru harus mempunyai kepribadian yang baik. Oleh karena itu tidak pantas kalau guru berbuat zhalim.
59
4. Guru Yaog Tidak Zhalim Guru adalah sebagai pernegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Menurut Moh. Uzer Usman ( 1992 : I') berpendapat bahwa : Peristiwa
belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa inleraksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan
berupa materi pelajaran, melainkan
penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar . Adapun menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan ( 1991 : 16 ) mengemukakan bahwa: Sehubungan dengan peranannya dalam penanaman
sikap dan nilai pada diri siswa, maka guru dituntut hams memi/iki kepribadian yang baik, seperti : bersikap adil, jujur, obyektij, ikhlas dan lain-lain . Dari ungkapan di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa guru yang memiliki kepribadian yang baik di sini diartikan juga bahwa guru tersebut tidak zhalim.
5. Syarat Kompetensi Guru Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada urnumnya, karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seyogyanya
memiliki
perilaku
dan
mengembangkan siswanya secara utuh.
kompetensi
yang
memadai
untuk
60
Untuk melaksanakan tugasnya secara baik, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya. Adapun kompetensi guru dibagi tiga, yaitu
a) Kompetensi Profesional, Menurut A. Samana dalam bukunya Profesionalisme Keguruan (1994: 61 - 68) menyatakan bahwa kompetensi profesionalisme guru meliputi :
1. Guru dituntut menguasai bahan pelajaran. 2. Guru mampu mengelola program belajar mengajar. 3. Guru mampu mengelola kelas. 4. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran, 5. Guru rnenguasai landasan-landasan kependidikan. 6. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. 7. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa. 8. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. 9. Guru mengenal dan mampu ikut menyelenggarakan administrasi sekolah. 10. Guru memahami prmsip - prmsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil - hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.
Adapun menurut
Oernar Hamalik dalam bulrunya Pendidikan Guru
(1991 : 40-42 ) mengemukakan bahwa guru sebagai suatu profesi, maka hams
rnemenuhi kriteria profesional antara lain: a.. Fisik: 1) Sehat jasmani dan rohani. 2) Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan / cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik. b. Keilrniahan : 1) Memaharni ilmu pendidikan dan keguruan dan menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik. 2) Senang membaca bulru-buku iliniah. 3) Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.
mampu
61
4) Memahami pengetahuan
yang
menguasai serta akan diajarkan.
mencintai
ilmu
c. Keterampilan : I) Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar. 2) Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar. 3) Mampu menyusun Garis Besar Program Pengajaran ( GBPP ). 4) Mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.
Sedangkan menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan ( 1991 : 35 ) mengungkapkan bahwa kemampuan profesional guru meliputi : 1. Guru mampu menguasai bahan bidang studi. 2. Guru mampu mengelola program belajar mengajar. 3. Guru mampu mengelola kelas. 4. Guru mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar. 5. Guru mampu menilai prestasi belajar mengajar.
Kompetensi profesional guru, se1ain berdasarkan pada bakat guru pada diri seseorang, tetapi unsur pengalaman dan pendidikan pun memegang peranan yang sangat penting.
b) Kompetensi Kepribadian. Salah satu faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya, dan kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik, ataukah menjadi perusak dan penghancur bagi hari depan anak didiknya. Menurut A. Samana (1994: 55-57), bahwa : Kompetensi kepribadian
dari seorang guru merupakan modal dasar bagi seorang guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruannya secara profesional .
62
Adapun kompetensi kepribadian tersebut antara lain: I. 2. 3. 4. 5.
Guru hendaknya bertindak jujur. Guru mampu berbuat kreatif Guru mampu bersikap bijaksana. Guru mampu bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi. Guru tampil secara pantas dan rapi. Hal ini berhubungan bertindak, bertutur kata, berpakaian dengan tata cara dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.
Adapun pendapat yang lain menurut Dr. Oemar Hamalik ( 1991 : 42 ) mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian guru antara lain: 1. Berbudi pekerti yang luhur. 2. Berjiwa kreatif 3. Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa. 4. Mampu mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya. 5. Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi. 6. Ketaatannya akan disiplin.
Sedangkan menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan ( 1991 : 14 ) bahwa kemampuan kepribadian guru meliputi : 1. Kemantapan dan integritas pribadi. 2. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan. 3. Berfikir alternatif 4. Adil, jujur dan obyekrif 5. Berdisiplin dan melaksanakan tugas. 6. VIet dan tekun belajar. 7. Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya. 8. Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan dalam bertindak. 9. Bersifat terbuka. 10. Kreatif 11. Berwibawa.
sederhana
63
c) Kompetensi Kemasyarakatan. Adapun kompetensi kernasyarakatan guru menurut A. Sarnana ( 1994 : 57 ) me1iputi : 1. Guru mampu berperan sebagai pemimpin. 2. Guru mampu berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakatnya. 3. Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1991
48) mengemukakan
kompetensi kemasyarakatan guru me1iputi :
1. 2. 3. 4.
Menguasai psikologi sosial, khususnya mengenai hubungan antara manusia dalarn rangka dinamika kelompok. Memiliki keterampilan dalam membina kelompok. Memiliki keterampilan bekerja sarna dalam kelompok. Memiliki keterampilan menyelesaikan tugas bersama dalam kelornpok.
Dari penje1asan di atas, ada juga yang berpendapat bahwa prasyarat yang harus dimiliki guru menurut Balnadi Sutadipura ( 1983 : 44-45 ) yaitu:
1. Di bidang fisik : terhindar a) Hendaknya berbadan sehat , kuat supaya mungkin yang dari kekecewaan - kekecewaan sekali akan dialaminya. b) Hendaknya ia berusaha supaya segala gerak gerik dan tutur katanya menggambarkan manusia yang berbudaya. 2. Di bidang psikis : a. Spiritual : 1) Ia harus seorang guru yang beriman. b. Mental : 1) Harus mencintai, paling tidak menggemari pelajaran yang diberikannya. 2) Harus se1alu mcnambah ilmunya. 3) Harus progresif dan modem ( cara mengajar selalu diperbaiki dan dikembangkan ). 4) Mengenal dan menyayangi anak-anak. 5) Berlaku adil. 6) Harus demokratis.
64
3. Di bidang sosial : a) fa hendaknya menjadi peserta pembangunan bangsa yang produktif. 4. Di bidang profesi keguruan dan organisasinya : a) fa hendaknya memahami dan dan mengamalkan kode etik.
Ada lagi menurut pendapat Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan (1991 : 181 ) mengungkapkan bahwa kompetensi kemasyarakatan meliputi : 1. Terampil berkomunikasi dengan siswa, 2. Bersikap simpatik. 3. Dapat bekerja sarna dengan BP 3. 4. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara praktis ketiga syarat kompetensi guru di atas yaitu kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan, tidak dapat dipisahkan. Seorang guru yang terampil mengajar , tentu hams pula memiliki pribadi yang baik dan mampu pula melakukan social adjustment ( penyesuaian sosial ) dalam masyarakat.
)1
65
3218 BAB IV
IMPLIKASI PENDIDIKAN DAR! ESENSI AYAT TERHADAP KEPEMIMPINAN GURU
A. Analisis Pendidikan Dari Esensi Ayat QS. AI Baqarah Ayat 124. Kisah Nabi Ibrahim sebagai pemimpin yang telah dijelaskan di dalam Bab II memberikan gambaran bahwa setiap pemimpin haruslah memiliki keunggulan kepribadian di antaranya :
1. Pemimpin harus memiliki landasan keimanan yang kuat. Iman merupakan landasan hidup dan yang mendasari semua perbuatan manusia dimanapun ia berada dan di dalam pekerjaan apapun yang ia lakukan. Hal iui sesuai dengan Hadits Nabi : /'
( ,..Lo olj) )
"'..... .,
0l5"))' ~ -'
".....
9//'/
,...
.....
9'''//
"",.,
9~/ -'
/1
..,,.
J<.s-s 0 L.U ~ Jj2j ~ ~ ~ 0~. .....':ll /'
//
/''''''
[man ialah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lidah dan pengamalan dengan anggota badan . (HR. Muslim). Menurut Ek. Mochtar Effendy ( 1986 : 230) menyatakan bahwa: [man
adalah keyakinan yang teguh terhadap pengakuan yang mutlak mengenai keesaan Allah, dan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Nya, percaya kepada kitab Allah, percaya kepada malaikat, percaya kepada hari kemudian dan percaya kepada takdir dari Allah .
66
Sedangkan menurut Muh. AI Ghazali (1985
65) mengungkapkan :
Dari iman yang benar akan terpancar akhlak yang baik, dari akhlak yang baik terwujudlah perbuatan shaleh, termasuk di dalamnya melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar . Dari ungkapan di atas, menggambarkan bahwa kompetensi kepribadian yang ditunjukkan dengan keimanan dan ketakwaan,
terutama bagi seorang
pemirnpin sangatlah perlu, karena iman dan takwa merupakan landasan moral budi pekerti yang luhur, dan dengan memiliki keimanan yang kuat, akan selalu memelihara diri agar selalu berjalan pada garis kebenaran, dan percaya bahwa tugas yang dilaksanakannya itu merupakan amanah dan anugerah Tuhan. Begitu pula dengan keimanan Nabi Ibrahim yang diuji Allah melalui bintang, bulan, dan matahari yang ia saksikan, Kemudian Nabi Ibrahim mengambil kesimpulan tentang keesaan Tuhan, yang semua ujian ini tiada lain untuk menanarnkan landasan keimanan yang kuat pada diri Nabi Ibrahim, sehingga berbagai ujian yang berat dapat disempurnakannya. Bagi seorang pemimpin yang memiliki landasan keimanan yang kuat, maka ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh, rnengerjakan ama! shaleh tanpa. pamrih dan semua yang dilakukannya ditujukan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Allah telah memerintahkan dan memberikan izin Nya untuk mengangkat orang yang beriman dan beramal shaleh sebagai pemimpin. Hal ini sesuai dengan Firman Allah QS. AI Maaidah ayat 56 :
67
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. (Depag RI, 1989: 170). Dan ayat di atas, tergambar bahwa jika kita rnengangkat pemimpin dan golongan orang-orang yang beriman, maka balasannya akan mendapat
kernenangan. Sebaliknya Allah melarang untuk mengangkat orang-orang yang tidak beriman sebagai pemimpin. Ini sesuai dengan Firman Allah QS. Ali 'Imraan
ayat 28
Janganlah
orang - orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi
wali . (Depag RI, 1989: 80) Firman Allah QS. An Nisaa' ayat 144
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambi/ orang-orang kafir menjadi wali . (Depag RI, 1989 : 146)
68
Maka dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa seorang pemimpin yang memiliki dasar iman yang kuat, maka semua amal perbuatan yang dilakukannya akan terwujud dalam bentuk perbuatan yang shaleh, sebab dari iman yang benar akan terpancar akhlak yang baik dan dari iman yang terpelihara, maka ibadahnyapun terpelihara.
2. Pemimpin barns memiliki daya pikir yang tajam dan kreatif.
Seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya, tentu memerlukan pemikiran juga kreatifitas yang tinggi. Apalagi dalam menghadapi persoalanpersoalan organisasi, diperlukan keterampilan dalam memecahkan masalah. Menurut Harnzah Ya'qub ( 1984 : 132) menyatakan: Berdasarkan fungsinya sebagai pemikir, maka seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan (intelegensi ) yang cukup tinggi .
Adapun menurut Ek. Mochtar Effendy ( 1986 : 255 ) menyatakan : Setiap pemimpin harus mempunyai kelebihan di bidang imelektual daripada yang dipimpin. Kelebihannya terletak pada kecerdasan dan kekuatan ilmu yang dimilikinya. Pemimpin yang baik adalah seorang yang dapat membuat keputusan, penalaran, dan analisis yang baik.
Begitu pula dengan Nabi Ibrahim yang memiliki daya pikir yang tajam dan juga kreatif. Ini dapat ditunjukkan yaitu ketika ia menyaksikan bintang, bulan dan matahari
Nabi Ibrahim tidak hanya memikirkan akan tetapi ia
merenung dan bertanya lebih jauh lagi dalam hatinya siapa yang menciptakan .. ? semua 1m "
69
Oleh karena itu seorang penumpm harus memiliki keunggulan dalam daya pikir yang tajam dan juga kreatif agar berbagai persoalan dapat diatasi seperti juga yang telah dieontohkan oleh Nabi Ibrahim as
3. Pemimpin harus memiliki jiwa yang bersih. Tugas kepemimpinan termasuk tugas yang berat, yang tidak dapat dijalankan oleh orang yang lemah, Untuk itu diperlukan kekuatan , sehat jasmani dan rohani. Salah satu em perrumpm yang sehat jasmani dan rohani yaitu dia memelihara kebersihan , baik kebersihan badan apalagi kebersihan hatinya.Ini sesuai dengan Firman Allah QS Al Muddatstsir ayat 4-5 :
Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah. (Depag RI, 1989: 992) Bahkan agama Islam sangat mengutamakan akan kebersihan sebab kebersihan itu sebagian dari iman. Ini sesuai dengan Hadits Nabi : " , . , " / 7 ...... / /
(
~..1>J I ) lJ~.lIl ~yA 49 lkl I /'
r
/'
Kebersihan itu sebahagian dart iman. (AI Hadits ). Dari ayat dan hadits di atas menggambarkan bahwa memelihara kebersihan itu sangat perlu , bukan saja kebersihan lahiriyah saja, akan tetapi yang lebih penting adalah kebersihan bathiniyah.
70
Demikian juga Nabi Ibrahim dalam me1aksanakan kepemimpinannya, ia mengaplikasikan thaharah yang merupakan sebagian ujian Allah kepadanya.
4. Pemimpin harus menjadi suri tauladan yang baik.
Dalam suatu organisasi, peranan seorang pemimpin dikatakan berhasil apabila orang yang dipimpinnya mau melaksanakan ( taat / patuh ) terhadap keputusan yang telah disepakati. Menurut Ek. Mochtar Effendy (1986
207) mengungkapkan :
Pemimpin akan dipatuhi atau ditaati oleh orang-orang yang dipimpinnya, jika ia mempunyai keunggulan-keunggulan, baik itu keunggulan fisik, keunggulan mental ataupun keunggulan intelektual .
Sedangkan menurut Imam AI Ghazali ( 1999 : 23 ) menyatakan bahwa : Makna ketaatan adalah melaksanakan kewajiban-kcwajiban dari Allah dan menjauhi larangan-larangan Nya, serta bersandar pada hukum-hukum Nya .
Ungkapan di atas, menitik beratkan tentang kehati-hatian dalam mentaati perintah pemimpin. Apabila perintah pemimpin itu baik maka wajib ditaati, akan tetapi apabila perintah pemimpin itu dalam hal yang rnaksiat, rnaka tidak wajib taat. Dan ini sesuai dengan Hadits Nabi :
//////1///
/AI//)'",..
( ~~ 15.J ~ 0 I~)~ l1 'j~ ~ )lj 4.a.""! ~ 1019 "p-///r
71
Ibnu Umar ra berkata : Bersabda Nabi saw : Seorang muslim wajib mendengar, taat pada perintahnya, dalam apa yang disetujui atau tidak disetujui, kecuali jika diperintah maksiat. Maka apabila disuruh maksiat, maka tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat. (HR. Bukhari dan Mus/im) Menurut Yusuf Abdullah Daghfaq ( 1992 : 20) mengungkapkan bahwa :
Undang-undang dan peraturan yang di buat pemimpin hams mencerminkan ketaatannya kepada Allah dan Rasu/ . Ada lagi ungkapan menurut. Hamzah Ya'qub ( 1984 : 145 ) bahwa :
Seorang pemimpin haruslah menjadi suri teladan kelompoknya. Dia tidak boleh berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kata-katanya. Untuk membuat anak buah patuh dan mengikuti perintah, tidak cukup hanya dengan perintah lisan, melainkan perlu pemberian contoh dari pemimpin . Begitu juga yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim yang taat ketika diperintah Allah untuk beribadah kepada Nya tanpa memilih-milih apakah perintah itu berat ataukah ringan. Seperti ketika diperintah Allah untuk melaksanakan manasik haji, diperintah untuk melaksanakan thaharah, diperintah untuk berhijrah dan diperintah untuk menyembelih anaknya sendiri, dia melaksanakan semua perintah Allah dengan penuh ketaatan dan ketakwaan sebagai ujian baginya. Maka jelaslah dari uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa keunggulan kepribadian seorang pemimpin, selain harus beriman sebagai landasan utama, dia juga hams taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi
segala larangan Nya seperti yang telah dicontohkan dari kepemimpinan Nabi Ibrahim as.
5. Pemimpio harus memiliki sifat Istiqamah. Istiqamah berarti tegak lurus, tegak dalam menegakkan kebenaran, teguh dalam membela prinsip dan pendirian yang benar ( haq ). Seorang pemimpin atau manajer haruslah memiliki sifat istiqamah, yaitu teguh pendiriannya, tidak mudah goyah atau goncang sekalipun bahaya dan ancaman di hadapannya. Dalam ajaran Islam menjalankan
perintah
Allah,
penumpm yang menegakkan kebenaran dalam menjalankan
amar
ma'ruf nahyi
munkar
merupakan ciri muslim yang baik. Mungkin seseorang akan teguh pendiriannya di saat dia susah atau menderita, tetapi belum tentu dia istiqarnah sewaktu bergelimang dengan harta dan kemuliaan. Oleh karena itu Allah memerintahkan kita dan pemimpin khususnya untuk se1alu istiqamah. Ini sesuai dengan Firman Allah QS. AI Ahqaafayat 13 : ",.
J
;;; ""
It''''
;;;""
~,.I~UJII ~:, l.,JU~~1I0~
~0~~(-k'1~ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami ialah Allah , kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka eita . (Depag RI, 1989: 824).
73
Dan Hadits Nabi : ...
r
".",/ 1'.
"/r .., l'
(~..bJI)~I~·~ 4-::...:.o1j] ./
/"
/"
Katakankah! Beriman kemudian istiqamah pada pendirian. ( Al Hadits). Begitu pula ketika Nabi Ibrahim di' uji dengan hams hijrah yaitu meninggalkan negerinya karena mempertahankan keimanannya. Ini merupakan perwujudan dari keunggulan kepribadian Nabi Ibrahim yang memiliki sifat istiqamah.
6. Pemimpin harus memiliki sifat sabar, Selain harus beriman dan taat kepada perintah Allah, keunggulan kepribadian yang hams pula dimiliki oleh seorang pemimpin adalah bersikap sabar dalam menjalani semua ujian, bahkan belum dikatakan beriman kalau tidak diuji terlebih dahulu. Sebagaimana Firman Allah QS. Al 'Ankabuut ayat 2
Apakah manusia itu mengira babwa mereka dibiarkan ( soja ) mengatakan .' Kami telah beriman . sedang mereka tidak diuji lagi? (Depag RI, 1989 .' 628 ) Dalam menjalani kehidupan ini, tidaklah selalu berjalan rnulus, adakalanya banyak rintangan dan hambatan. Begitu pula dalam suatu organisasi atau kelompok juga tak luput dari berbagai permasalahan. Disinilah dituntut peranan seorang pemimpin agar dapat memecahkan berbagai permasalahan tersebut.
Seorang pemimpin harus memiliki sifat sabar, karena sifat sabar rnerupakan akhlak utama dalam menghadapi persoalan dengan tenang, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan mencari jalan keluar yang baik, sehingga tidak merugikan umat yang dipimpinnya. Menurut Ek. Mochtar Effendy ( 1986 : 246 ) mengungkapkan bahwa :
Kesabaran seorang pemimpin ditunjukkan dengan selalu bertindak dengan tenang, waspada, korektif. kritis terhadap sesuatu yang menimpanya . Begitu pula dengan Nabi Ibrahim yang sabar dalam menjalani ujian Allah. Seperti ketika diuji harus dibakar karena menentang raja Namruz demi mempertahankan keimanannya, kemudian diuji lagi dengan harus menyembelih anak yang dicintainya. Dan semua ujian itu dijalaninya dengan penuh kesabaran, tanpa berkeluh kesah. Seperti ungkapan dari K.H.M. Ali Usman dkk ( 1984 : 102 ) bahwa:
Sabar yang sempurna yaitu sabar yang tidak memperlihatkan keluhan dan rintihan .
Adapun menurut Muh. Al Ghazali ( 1985 : 258 ) menyatakan bahwa
.Sabar yaitu menyerahkan diri kepada Allah dan menerima ketetapan Allah dengan lapang dada. Agama Islam menempatkan pada ternpat yang tinggi, kepada orang yang mampu bersabar terhadap musibah, karena orang yang sabar akan memperoleh kemenangan. Sebagaimana Firman Allah QS. Muhammad ayat 31 :
75
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orangyang berjihad dan bersabar diantara kamu. (Depag Rl, 1989,' 834 ).
Dan Hadits Nabi : '/'J1' ~1/
( 15.) k) I olj.) )
4; • .a!.
..?~
;
"'/
fr->- ~ .JJ b;' ~
/"
//
/'/
Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi baik, niscaya ia selalu mendapat cobaan . (HR. Bukhart )
7. Pemimpin harus memiliki sifat ikhlas. Ikhlas merupakan amal kebajikan yang dilaksanakan semata-rnata karena mengharap keridhaan Allah. Menurut Salim Bahreisy ( 1987 : 18 ) mengungkapkan : Keikhlasan
dalam segala amalperbuatan ibadah, merupakan bukti taat kepada Allah. Ikhlas juga merupaka syarat diterimanya amal ibadah. Ini sesuai dengan Firman Allah QS. AI Bayyinah ayat 5 :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus . (Depag Ri, 1989,' 1084).
76
Dan Hadits Nabi :
~s ~~.J
L.aJ
l;..
oJ L> lS' 1.0 ':i I ~ I L>-" ill I ~. ':i
//'./"
/ / , /
Allah tidak menerima amalan, melainkan amalan yang ikhlas dan yang karena untuk mencari keridhaanAllah. (HR. Ibnu Majah) Seorang pemirnpin dalam tugasnya sebagai amanat, hams rnemiliki sifat ikhlas agar terhindar dari sifat riya atau sornbong. Menurut Harnzah Ya'qub ( 1984 : 139 ) rnenyatakan:
Sifat ikhlas
menjadikan seorang pemimpin selalu loyal dan tulus melaksanakan tugas kepemimpinannya . Keikhlasan rnerupakan surnber ketertiban, baik dalam organisasi kerja ataupun di lingkungan masyarakat, Dengan rnemiliki sifat ikhlas, orang akan rnengetahui kewajiban, kewenangan, taat pada aturan yang ditetapkan, Dan ini dapat dirnulai dari seorang pemimpin. Sarna halnya juga yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim yang semua cobaan dan ujian dijalaninya dengan penuh keikhlasan, rnenyerahkan segala amal ibadahnya kepada Allah dan hanya rnengharap ridha Nya, sehingga ujian yang paling berat sekalipin dapat dilaluinya dengan sempurna. Oleh karena itulah Allah mengangkatnya rnenjadi pemirnpin urnat.
8. Pemimpin harus berlaku adil. Tidak berlaku zhalirn sarna artinya dengan berbuat adil. Pemimpin yang tidak zhalirn berarti pemirnpin yang adil.
77
Ungkapan di atas senada dengan ungkapan dari K H. M. Ali Usman dkk (1984: 157) bahwa : Zhalim artinya aniaya dan melampaui batas yang telah
ditentukan. Kebalikannya adalah adil, tidak sewenang-wenang dan berpegang teguhpada kebenaran . Allah menghendaki keadilan dapat ditegakkan di muka bumi, dan' ini akan terwujud melalui tangan orang-orang yang shaleh dan pemimpinpemimpinyang adil . Menurut Abdurrohman AI Baghdadi (1994 bahwa:
10) mengungkapkan
Sikap pemimpin yang tidak zhalim ditandai dengan kejujuran,
ketegasan, keikhlasan dan kesabaran dalam berbakti kepada agama Allah yang
lurus. Menurut. A. S. Moenir ( 1986 : 214) bahwa: Seorang pemimpin harus
berlaku adil terhadap orang yang dipimpinnya, sebab berbuat adil dapat menghindarkan diri dari silang sengketa, rasa tidak puas dan perasaan terpaksa dalam kelompok . Sedangkan menurut Ek. Mochtar Effendy ( 1986 : 252) mengungkapkan
:Setiap pemimpin atau manager dalam bertidak atau mengambil keputusan harus dengan pertimbangan dan perhitungan yang adil karena dengan keadilan maka ketertiban, keselamatan dan keamanan akan terwujud. Tugas pemimpin adalah membimbing umat kepada kebaikan dan mendorong mereka kepada kebenaran. Karena itu Allah memerintabkan terutama kepada pemimpin untuk dapat mengambil keputusan dengan adil dan
78
bertindak benar, tidak ceroboh, tidak menurutkan hawa nafsu. Ini sesuai dengan Firman Allah QS. Shaad ayat 26
Maka berilah keputusan ( perkara ) diantara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. (Depag Rl, 1989: 736). Maka ketika Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar kelak dari keturunannya dapat juga menjadi pernimpin seperti dirinya, Allah memberikan satu syarat yaitu tidak boleh berlaku zhalim. Hal ini sekaligus pemberitahuan bahwa masih banyak pemimpin yang suka berbuat zhalim. Padahal seharusnya seorang pemimpin tidak pantas berbuat kezhaliman, karena tugas pemimpin untuk memakmurkan alam dan menegakkan kebenaran, bukan berbuat sewenang-wenang. Oleh karena itu Allah memberikan pahala yang besar bagi pernimpin dan siapapun yang selalu menegakkan keadilan. Ini sesuai dengan sabda Nabi : ~
....
9'
"'~?
~
"..
~
,...
~
'"
"..~/
...
(~.~I) Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari yang tidak ada naungan lagi kecuali naungan Nya, yaitu : pemimpin yang adil. (AI Hadits).
B. Implikasi Pendidikan Yang Terkandung Dalam Kepemimpinan Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as sebagaimana nabi-nabi lainnya memiliki fungsi atau tugas yang sarna, yaitu membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan dan mendidik umatnya. Dengan demikian figur Nabi Ibrahim sebagai pemimpin dapat diidentikkan dengan tugas guru sebagai pemimpin dalam prose belajar mengajar . Adapun implikasi pendidikan yang terkandung dalam kepemirnpinan Nabi Ibrahim berdasarkan QS. AI Baqarah ayat 124 yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut :
1. Guru harus memiliki dasar keimananan yang kuat, sehingga tercermin daJam amalan kepemimpinannya. Seorang pemimpin berfungsi pula sebagai pendidik, artinya baik pemimpin ataupun pendidik sarna-sarna mengemban tugas untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan dan juga kerohanian siswanya. Seorang guru harus memiliki dasar keimanan sebagai cermin dari amal perbuatannya, artinya dengan iman yang benar akan mencerminkan kepribadian yang baik, sesuai dengan kepribadian guru. Oleh karena itu, dengan memiliki Iandasan keimanan yang kuat, dapat diwujudkan dengan sikap guru yang menyerahkan hidup, mati, ibadah dan pekerjaannya dengan hanya mengharap ridha Allah semata.
80
2. Guru harus rnerniliki daya pikir yang tajarn dan kreatif.
Seorang guru harus memiliki daya pikir yang tajam dan kreatif, apalagi di zaman abad ilmu dan teknologi, Guru adalah tumpuan harapan dan tempat bertanya bagi anak didiknya. Oleh karena itu guru harus memberikan bimbingan dan nasehat yang harus selalu siap dengan ilmu pengetahuan yang diperlukan bahkan harus mampu memberikan dan melahirkan konsep baru yang ilmiah. Guru harus tanggap atau responsif terhadap
kejadian dan perkembangan
dinamis yang
ada
di
sekelilingnya.
3. Guru harus rnerniliki kesehatan jasrnani dan rohani.
Keunggulan yang hams pula dimiliki oleh guru adalah memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Guru merupakan sentral, yang menjadi pusat perhatian, Apalagi ketika berada di depan kelas , mulai dari atas sampai bawah selalu di perhatikan oleh anak didiknya, baik itu dari segala gerak geriknya ataupun dari pakaiannya. Oleh karena itu guru harus berpenampilan menarik agar tidak menjadi tertawaan dan cemoohan muridnya. Berpenampilan menarik di sini bukanlah harus memakai baju yang mewah ataupun perhiasan yang mahal, akan tetapi lebih ditekankan kepada kebersihan yang sesuai dengan kepribadian guru.
81
4. Guru harus menjadi suri tauladan yang baik bagi muridnya.
Seorang
pemimpin
bukan
hanya
mengajari
dipimpinnya secara lisan dan tulisan, tetapi
orang-orang
yang
yang lebih penting ialah
memberikan suri teladan yang baik, karena pemimpin merupakan tokoh utama atau tokoh sentral yang menjadi pusat perhatian, Kepemimpinan seperti itu harus ditunjang dengan kepribadian yang terpuji, karena akan bermanifestasi dalam fikiran, sikap dan perilaku seorang pemimpin. Begitu pula dalam dunia pendidikan, guru merupakan peranan utama dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai-nilai pada diri siswa yang sedang belajar.Oleh karena itu guru harus menjadi suri teladan bagi muridnya, agar dalam bertindak ataupun memerintah, murid selalu percaya dan taat pada gurunya, dan ini sesuai dengan konsep bahwa guru itu di gugu dan di
tiro, Dalam menjalankan fungsi keteladanan ini, seorang guru dituntut menampilkan seluruh aspek kepribadian, seperti kepribadian Rasulullah SAW
Ini sesuai dengan Firman Allah QS, Al Ahzaab ayat 21 :
Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik (Depag RI, 1989: 670).
82
5. Guru harus memiliki sifat istiqamah, Guru , walaupun identik dengan kesederhanaan, akan tetapi janganlah dijadikan kunci untuk menghalalkan segala cara. Untuk itulah searang guru sudah sepatutnya memiliki sifat istiqamah yang berarti tegak lurus, yaitu tetap teguh pada kebenaran walaupun akan menghadapi bahaya dan penderitaan. Guru yang memiliki sifat istiqamah, maka ia akan selalu dihormati dan di taati oleh anak didiknya.
6. Guru harus memiliki sifat sabar, Semua cobaan, baik penderitaan maupun kesenangan, baik kegagalan ataupun keberhasilan merupakan garamnya perjuangan yang senantiasa harus dihadapi manusia selama berjuang di muka bumi ini. Dalam dunia pendidikan pun banyak permasalahan-permasalahan, baik itu yang datangnya dari dalam ( lembaga formal) ataupun yang datangnya dari luar (lembaga in formal ). a. Lembaga formal. Lembaga formal salah satunya adalah lembaga pendidikan dan pengajaran., dimana guru sebagai peran utamanya. Maka guru dituntut harus mampu memecahkan berbagai permasalahan pendidikan, baik itu dari guru sendiri, anak didik, KBM (Kegiatan Belajar Mengajar ), metade, media, hingga mengevaluasi.
83
b. Lembaga in formal. Lembaga in formal ini biasa dikenal dengan lingkungan keluarga ataupun dilingkungan rnasyarakat. Maka guru pun dituntut bersikap terbuka, tidak bertindak otoliter dalarn menghadapi dinamika permasalahan. Karena itu, guru selain harus menguasai psikologi pendidikan, juga harus menguasai psikologi sosial. Maka sifat sabar harus dimiliki oleh setiap guru, dan ini dapat ditunjukkan dengan sikap seperti : tidak mudah emosi, selalu bertindak hati-hati, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan sehingga tidak merugikan muridnya.
7. Guru harus rnemiliki sifat ikhlas.
Guru harus memiliki sifat ikhlas artinya ikhlas dalam menjalankan fungsinya sebagai guru, tidak suka mengeluh, dan semua yang dilakukan hanya mengharap ridha Allah semata. KeikWasan seorang guru dapat ditunjukkan dengan sikap : I. Mempunyai disiplin yang tinggi, 2. Melaksanakan pekerjaan dengan tekun. 3. Sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya.
84
8. Guru harus bersikap ad it. Guru harus bersikap adil artinya guru yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya, tidak menyimpang dari kebenaran. Adapun sikap guru yang adil ditunjukkan dengan : 1. Berfikir dan bertindak atas kebenaran 2. Tidak sewenang-wenang / kejam kepada muridnya. 3. Tidak
pilih kasih,
tidak
memandang
siswa itu
familinya,
atau
anak si A atau si B. 4. Berlaku obyektif dan bijaksana
Dari semua uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa kompetensi atau keunggulan guru terutama keunggulan kepribadian guru turut menentukan dalam pencapaian tujuan.
85
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan. Setelah penulis menguraikan pengenalan masalah, bahan pemecahan masalah, landasan teori dan penganalisisan, maka pada bab ini kiranya penulis untuk dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendapat mufassir tentang kepemimpinan Nabi Ibrahim as berdasarkan
AI Baqarah ayat 124.
QS.
a. Ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhanunad SAW untuk diceritakan kepada kaumnya yang musyrik, tentang kisah Nabi Ibrahim as yang di uji Allah dengan "
~
Sedangkan bentuk dari "
", yaitu berupa perintah Allah.
~
"menurut para mufassir adalah :
1) Nabi Ibrahim diuji dengan bintang, bulan dan matahari, kemudian ia mengambil kesimpulan tentang keesaan Tuhan.. 2)
Nabi Ibrahim diuji dengan thaharah : mencukur kumis, berkumur, menyikat gigi, memotong rambut, memotong
kuku, mengkhitan,
membersihkan rambut, dan bersuci setelah buang air besar dan keci!. 3) Nabi Ibrahim diuji dengan cara-cara ibadah haji 4) Nabi
Ibrahim
diuji
dengan
hijrah yaitu
memisahkan diri dari
kaumnya karena terdapat pertentangan karena mempertahankan
keirnanannya. 5) Nabi Ibrahim diuji dengan di bakar di dalam api.
86
6) Nabi Ibrahim diuji dengan harus menyembelih anaknya. b. Semua ujian kepada Nabi Ibrahim dilaksanakannya dengan sempurna, sehingga Allah mengangkatnya memjadi pemimpin umat, karena Nabi Ibrahim memiliki landasan keimanan yang kuat, memiJiki daya pikir yang tajam dan kreatif, memiJiki kebersihan jiwa, taat melaksanakan semua perintah Allah, memiliki sifat istiqamah, juga sabar dan ikhlas dalam menjalani semua ujian. c. Permohonan Nabi Ibrahim as kepada Allah, agar kelak dari keturunannya juga dapat menjadi pemimpin umat. d. Allah memberikan satu syarat lagi atas permohonan Nabi Ibrahim as, yaitu tidak boleh berlaku zhalim bagi seorang pemimpin, artinya seorang pemimpin harus menegakkan keadilan, sebab tidak zhalim sarna artinya berbuat adil. 2. Esensi Ayat.
Setelah Nabi Ibrahim as melaksanakan semua ujian Allah, maka segala tempaan yang menimpa pada dirinya membentuk pribadi yang unggul,sehingga ia di angkat menjadi pemimpin. Adapun keunggulan kepribadian Nabi Ibrahim ditunjukkan dengan : 1. Memiliki landasan keimanan yang kuat.
2. Memiliki daya pikir yang tajam dan kreatif . 3. Memiliki jiwa yang bersih. 4. Menjadi suru tauladan yang baik. 5. MemiJiki sifat istiqamah.
87
6. Memiliki sifat sabar. 7. Memiliki sifat ikhlas. 8. Berlaku adil.
3. Landasan teori tentang kepemimpinan dalam Islam. Teori-teori yang dijadikan rujukan oleh penulis, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan tidak bisa dilakukan dengan sekehendak hati, sebab pemimpin berada di dalarn suatu kelompok yang terdiri dari individu-individu yang berbeda. Untuk itu agar tercapainya tujuan bersama, maka sangat dibutuhkan seorang figur pemimpin terutarna dengan memiliki keunggulan kepribadian yang baik. Demikianiah alasan penulis mengambil teori-teori kepemimpinan yang digarnbarkan di atas tadi, di mana keunggulan kepribadian sangat berpengaruh dalarn keberhasilan mernimpin.
4.
Implikasi pendidikan yang terkandung dalam kepemimpinan Nabi Ibrahim as. Dari kepemimpinan Nabi Ibrahim as yang telah diuraikan pada bab II ,
memiliki implikasi pendidikan yang dapat di ambil oleh manusia dalam rangka menjalankan tugas kepemimpinannya di muka bumi. yaitu : a. Guru harns memiliki landasan keimanan yang kuat sehingga tercermin dalarn arnalan kepernimpinannya. b. Guru harns memiliki daya pikir yang tajarn dan kreatif.
88
c. Guru harus memiliki kesehatan jasrnani dan rohani. d. Guru harus menjadi suri tauladan yang baik bagi murid-muridnya. e. Guru harus memiliki sifat istiqamah.
f Guru harus memiliki sifat sabar. g. Guru harus memiliki sifat ikhlas. h. Guru harus bersikap adil.
B. Saran-Saran. Saran bagi hamba-hamba Allah, khususnya bagi penulis dan bagi semua
insan di dunia, jadilah pemimpin yang memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan di jalan Allah serta hanya mengharap ridha Nya, sebagaimana yang telah dicontohkan pada kepemimpinan Nabi Ibrahim as. Kiranya penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh kita semua dalam me1aksanakan tugas kepemimpinan.
C. Penutup
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, berkat Iradah dan Inayah Nya jua lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga penelitian
ini mendapat ridha Allah SWT serta bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca yang budiman. Sebagai manusia biasa, tentu kemampuan penulis terbatas, meskipun skripsi ini telah terselesaikan bukan berarti telah sempurna, oleh karena.itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohman Al Baghdadi, Ulama Dan Penguasa Di Masa Kejayaan Dan Kemundurannya, Gema Insani Press, Jakarta, 1994. Abdurrohman Jalaluddin Assuyuti, Tajsir Al Ma 'tsur, 1983. Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad AJ Anshan Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, 1966. Abi Ja'far Muhammad bin Jarir At Thabari, Tajsir Jami 'ul Bayan, 1988. Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Darul Fikri, 1972. Ali Usman, A A DahJan, B.D. DahJan, Pola Pembinaan Akhlak Muslim, Diponegoro, Bandung, 1984.
cv.
A S. Moenir, Kepemimpinan Kerja, Peranan, Teknik dan Keberhasilannya, PI. Bina Aksara, Jakarta, 1986. A Samana, Profesionalisme Keguruan, 1994. Balnadi Sutadipura, Aneka Problema Keguruan, Angkasa, Bandung, 1985. Cece Wijaya dan A Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, PI. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991. Departemen Agama RI, Alqur 'an Dan Terjemahnya, Surabaya, 1989. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990. Duddy Zein, Tanya Jawab Manajemen Dan Kepemimpinan, Arrnico, Bandung, 1982. Ek. Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1986. Hadi Supeno, Potret Guru, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995. Hamka, Tafsir Al Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1986.
90 Harnzah Ya'qub, Manajemen Pemerintahan, Cv Diponegoro, Bandung, 1984. Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pendidikan Profesi Bagi Pemimpin Pendidikan, Usaha Nasional, 1988. Imam Al Ghazali, Titian Iman, Pustaka Madani, Bandung, 1999. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penterjemah, Jakarta, 1973. Muhammad Abdul Mujieb dkk, Kamus Istilah Fiqih, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1994. Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana, Semarang, 1985. Muhibbin Syah. M Ed, Psikologi Pendidikan, PI. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995. Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-syaukani, Fathul Qadir, 1924. Moch. Idochi Anwar, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Angkasa, Bandung, 1986. Moh. Nadzir, Me/ada Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988. M 1. Soelaiman, Menjadi Guru, CV. Diponegoro, Bandung, 1985. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992. Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, Mandar Maju, Bandung, 1991. Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, Andi Offset, Yogyakarta, 1994. Richard. E. Boyatzis, Prinsip-Prinsip Pokok Leadership ( Kepemimpinan ) (Terjemahan ), Liberty, Yogyakarta, 1976. Salim Bahreisy, Tarjamah Riadhus Shalihin I, Al Ma'arif, Bandung, 1987. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta, 1976. Sintong Silaban, Pendidikan Indonesia, Dasamedia, Jakarta, 1993.
91
Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktek Kepemimpinan, Bina Aksara, Jakarta, 1988. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1992. UII, Alqur 'an Dan Tafsimya, 1995. Wahyu M.S, Muh. Masduki M.S, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, Usaha Nasional, Surabaya, 1987.
Yusuf Abdullah Daghfaq, Berbuat Adil Jalan Menuju Bahagia, Gema Insani Press, Jakarta, 1992.
SURA T KEPUTUSAN DEKAN I1AKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM DANDUNG No.; 094 /DK.-r.Tb.l XI /2000
PETVNJ1JK PEMBIMDING PEMBUA T SKRIPSI
B isrnillah irrahmanirrahi 111
Delean Fakuitas Tarbiyah Universitas Islam Bandung Pengajuan Usulan Slcripsi Sdr.. Ima Azw i to.
Membaca
NPM. 913001105 sebagai syarat untuk penyelesaian Ujian Sarjana Fakultas Tc.biyah Universitas Islam Bandung,
1. Bahwa setiap mahasiswa mernerlukan bimbingan dalam pembuatan Skripsi dan untuk itu dipandang perlu mengangkat pembimbing untuk menyelesaikan tugas penelitian dan penulisannya. 2. Bahwa Saudara yang narnanya tercantum dibawah ini dianggap cukup mernenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan ill! serta perlu diatur dnlarn surat keputusan ini, I. Keputusan Dirjcn Birnasa Islam Departcmen Agruna
Menimbang
No. 05/05/1989 Terhitung 111\;I~i tan~f~J , , Mengangkat 1. Sdr~.::~~ .. ,r~ .'. "A... ~.:(.,!h" :\1.,: ..!:p" .... Sebagui Peu.bimbing 2. Sdl~.r~~ "E.n~J:l .. rr'!:':?."!'!-.... "." .. "" .. Sebagai Pembimbing
dalarn pembuatan Slcripsi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas ISlam Bandung. Nama !!"ma Azwi t a Judul Skripsi ; Al':.ClSlS PENDIDlKAN TERHADAP KEPEI.T'PIHAN :;ABl ISRAEl:; AS B:\RDASARKAH QS I~BJ;~A?G K:;;PEr-.~I~.:}l IT-!AJr
0
AL BAQOROH AYAT 124
GV2U
Deugan ketentuan ;
I. 2.
3. 4.
, Judul dapat dikembangkun sesuai cengan perkernbangan interaksi mahasiswa dan pembimbing. Pembimbing memberikan laporan kemajuan kepada Faleultas minimal 3 (Tiga) bulan setelah dikeluarkan Surat Keputusan ini. Kepada pernbimbing diberikan honorarium menurut ketentuan yang bed aku, Sural keputusan ini berlaku 6 (Enam) bulan sejak tanggal
dikeluarkan
dan
dapat
diperbaharui
lagi
mana kala
ctipcrlukan.
S, Scga.a sc suatu uknn dinbnh scbagaimann rncstinya apnbi!a dikemudinn hari terdapat kckel iruan dalam penetapan iui, Surat keputusar, ini disampnikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan diindahkan.
Dikeluarkan di
Pada Tanggal
Bandung, 10 November 2000
p'y;;?;p~.kan
/".''~ '' ,'.' ";"'\1
\
,
"
-r- ';",
-,
"".
-'.-~
V,:' .. '_) :':1 ~~.., >~. ...i A.. '
Teinbusan : I. Mahasiswa
SOGar Al Ghozal, Drs.,M.Pd. Ybs.
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM - UNISBA)
yY~J1.r4
SERTIFIKAT diberikan kepada
NAMA
IRMA AZWITA A. ..................................................................................
FAKULTAS
........r ~r.l?\ Y9.D.,
.
NPM/NIMKO
........ ~.1.)()().1.)O.~.j .. ~.\.:.1.6.?1.,."'2 .. I.1
.
NlLAI
85 (delapanpuluh lima)
=
A
sebagai bukti telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNISBA tahun akademik 1994/1995 yang diselenggarakan di Kecamatan Pasir Jambu - Ciwidey Kabunaten Daerah Tingkat II Bandung, sesuai dengan Surat Persetujuan dari Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat Nomor : 315/KoplII/S/1995 tertanggal 15 Juni 1995 dan Surat Keputusan Rektor UNISBA Nomor : 59/C.3/SK/V/1995 tertanggal 23 Dzulhijjah 1415 H/23 Mei 1995. Bandung, Agustus 1995 Ketua LPPM UNlSBA
i, Toto Tohir, SH., MH.
mengetahui : Koordinator KOPERTAlS Wilayah II Jawa Barat
Dekan Fakultas .. .T.C!r.P. !'Y.c!h -, .....-_" Universitas Islam Bandung
(~K'~I:.'~\_'-----