perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI SEKOLAH MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI- PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB) DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO
SKRIPSI
Oleh: IKA YULIANTINA K7408100
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2012
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Ika Yuliantina
NIM
: K7408100
Jurusan/Program Studi
: PIPS/Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI-PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB) ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Mei 2012
Yang Membuat Pernyataan
Ika Yuliantina
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 IMPLEMENTASI SEKOLAH MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI- PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB) DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO
Oleh: IKA YULIANTINA K7408100
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M. Pd
Sohidin, SE, M.Si, Akt
NIP. 19630520 198903 1 005
NIP. 19720128 200501 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sudiyanto, M. Pd
Sekretaris
: Elvia Ivada, SE, M. Si, Ak
Anggota I
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Anggota II
: Sohidin, SE, M. Si, Akt
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Senin
Tanggal
: 21 Mei 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sudiyanto, M. Pd
Sekretaris
: Elvia Ivada, SE, M. Si, Ak
Anggota I
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Anggota II
: Sohidin, SE, M. Si, Akt
Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqan Hidayatullah, M. Pd NIP 196600727 198702 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
(Q. S. Al- Insiyah: 6-8)
(Oprah Winfrey)
(Aristoteles)
(Penulis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya yang ditulis dengan penuh pengharapan ini untuk:
Ibu (Dwi Rahayu) dan Bapak (Martono) atas Eyang Putri (martina Hartini) untuk Dua adik perempuanku (Dwi Ratih Septiawati dan Oktavia Bryan) atas semua perhatian dan pengertian Keluarga besar Engkau yang selalu ada dalam situasi apapun Sahabat-sahabatku untuk motivasi dan semangatnya Almamater UNS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 ABSTRAK Ika Yuliantina, IMPLEMENTASI SEKOLAH MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI-PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB) DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono, (2) mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono, (3) mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Strategi yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang, bila ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitian ini merupakan studi kasus (case study). Dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan purposive sampling atau sampling yang bertujuan. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono sudah hampir sesuai dengan pedoman Sekolah Model SKM-PBKLPSB. Dimulai dari tahap perencanaan yang meliputi pemahaman substansi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan penyusunan Rencana Kerja Sekolah, tahap pelaksanaan, sampai pada tahap supervisi dan evaluasi yang umumnya sudah berjalan baik, meskipun ada beberapa hambatan yang dihadapi. Hambatanhambatan tersebut antara lain, 1) animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah, 2) adanya guru yang tidak mau belajar, 3) ketergantungan pendidik terhadap listrik, 4) kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang kurang memadai. Sedangkan upaya yang dilakukan pihak SMA N 1 Banyudono untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain, 1) SMA N 1 Banyudono melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan menyebar pamflet dan sosialisasi ke sekolah-sekolah, 2) SMA N 1 Banyudono mengadakan pelatihan pembelajaran berbasis TIK dan e-learning bagi tenaga edukatif dan administratif, 3) penggunaan metode dan model pembelajaran yang tetap menyenangkan ketika listrik padam, 4) pemanfaatan ruang yang ada semaksimal mungkin dan mendayagunakan ruang sekitar dalam kegiatan praktek membatik Kata Kunci: Sekolah Model, Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 ABSTRACT Ika Yuliantina, THE IMPLEMENTATION OF SEKOLAH MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI-PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB) IN SMA NEGERI 1 BANYUDONO. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, May 2012. The purpose of this reseach was to: (1) know the implementation of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono, (2) know the obstacles encountered in implementing of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono, (3) knowing how to overcome obstacles encountered in the implementation of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKMPBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono. This was a qualitative descriptive research. The strategy used is a single strategy fixed, if viewed from the aspect of the study, this research is a case study. This research used purposive sampling. Data sources used were informants, documents, and archives. Data collection techniques used were interviews, triangulation methods. While the data analysis technique used is the interactive model analysis techniques. Based on the result of data analysis and discussion can be concluded that the implementation of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono was almost in accordance with the guidelines of Sekolah Model SKM-PBKL-PSB. Starting from the planning phase that includes understanding the substance of the National Education Standards (SNP) and the preparation of School Work Plan, the implementation phase, phase to the extent of supervision and evaluation are generally going well, although there are several obstacles faced. These barriers include, 1) the public interest against SMA N 1 Banyudono are still low, 2) the teacher is not willing to learn, 3) the dependence of the electrical educators, 4) the needs of batik art space and inadequate tools. While efforts are being made the SMAN 1 Banyudono to overcome these obstacles, among others, 1) SMA N 1 Banyudono outreach to the community by spreading pamphlets and socialization to schools, 2) SMA N 1 Banyudono training of ICT-based learning and e-learning for educational and administrative personnel, 3) use of methods and models of learning are still fun when the power goes out, 4) utilization of existing space and utilize the space as much as possible about the activities of the practice of batik Keywords:
Sekolah Model, Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi. Untuk itu segala bentuk bantuan, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang sangat tulus diberikan kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3.
Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4.
Sohidin, SE., M. Si, Akt, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5.
Drs. Joko Raharjo, selaku Kepala SMA Negeri 1 Banyudono, yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
6.
Drs. Wijianto selaku Penanggung Jawab Pelaksana SMA Model SMA Negeri 1 Banyudono yang telah meluangkan waktu dalam pengumpulan data penelitian.
7.
Padil, S. Pd selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Banyudono yang telah meluangkan waktu dalam pengumpulan data penelitian.
8.
Suroto, B. Sc selaku Ketua Komite SMA Negeri 1 Banyudono yang telah meluangkan waktu dalam pengumpulan data penelitian.
9.
Dra. Sri Harjanti, Drs. Karjono, Tri Dewi Nuraeni, S. Pd, Hari Christianto, S. Kom, Heri Winarno, S. Pd, Drs. Sri Mulyati selaku guru SMA Negeri 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Banyudono yang yang telah meluangkan waktu dalam pengumpulan data penelitian. 10.
Keluarga besar SMA Negeri 1 Banyudono yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
11.
Ibu, bapak, dua adik, dan seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dukungan, dan kasih sayang, dan doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ini.
12.
Mas yang selalu ada bagi penulis dalam situasi apapun.
13.
Sahabat-sahabatku, Isna, Kiki, Hanny, Nda, Koko, Septi, Iin, Intan, Puput, Melisa, Kurniawan, Joko, dan semua teman-temanku di FKIP Akuntansi 2008 terimakasih untuk kebersamaannya yang sangat indah.
14.
TemanMinah, Dek Us, Dek Mutia, Dek Tya, Dek Komsi, Mb Funsu, De Yeni, De Dewi, De Iza, terima kasih untuk motivasi dan dukungannya.
15.
Toshiba Satellite L510, Sony DSC DSC W310, Sony DCR-SX85E, Nokia 6600, Nokia 5130c
16.
Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta,
Mei 2012
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iv
HALAMAN REVISI .....................................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vi HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii ABSTRAK ..................................................................................................... ix ABSTRACT ...................................................................................................
x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Perumusan Masalah .....................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
5
D Manfaat Penelitian .......................................................................
6
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
7
1. Hakikat Pendidikan ................................................................
8
a. Pengertian Pendidikan ......................................................
8
b. Tujuan Pendidikan ...........................................................
8
c. Komponen Pendidikan ....................................................
9
2. Tinjauan Manajemen Berbasis Sekolah ................................ 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 a. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ........................ 10 b. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah ......... 11 c. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah .................... 12 1) Manajemen Kurikulum ............................................. 12 2) Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan ...... 13 3) Manajemen Kesiswaan .............................................. 14 4) Manajemen Pendanaan/Keuangan ............................. 14 5) Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat ....... 15 3. Tinjauan Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) 15 a. Pengertian SKM-PBKL-PSB
15
1) Standar Isi
............................ 16
2) Standar K
16
3) Stan
17
4) Standar Pendidik dan Tenaga
17
5) Standar Sa
17
6) Standa
18
7) Stand
18
8) Standar Pe
18
b. Karakteristik Sekolah Model SKM-PBKL-
19
c. Tujuan SMA Model SKM-PBKL-
20
d. Prosedur Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB 21 1) Pemahama
22
2) Ana
22
3) Penetapan
23
4) Penyusunan KTSP, RKJM dan RKA-
23
5) Pelaksanaan Kegiat
23
e. Supervisi dan
24
4. Tinjauan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) ... 25 5. Tinjauan Pusat Sumber Belajar (PSB) ................................... 28 a. Pengetian Pusat Sumber Belajar ....................................... 28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 b. Fungsi Pusa
29
c. Sasaran Pusat Sumber Belajar
29
d. Ruang Lingkup Pu
29
6. Profil SKM-PBKL-
29
1) Sta
30
2) Standar Ko
30
3) Stand
30
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan..................... 31 5) Standar Sar
31
6) Standar
32
7) Standa
33
8) Standar Penila
33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 34 C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 40 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 40 1. Tempat Penelitian ................................................................... 40 2. Waktu Penelitian .................................................................... 40 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 41 1. Pendekata
41
2. Jenis Penelitian
41
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 42 1. Narasumber ............................................................................. 42 2. Dokumen dan Arsip ................................................................ 42 3. Tempat dan Peristiwa .............................................................. 42 D. Teknik Sampling ......................................................................... 43 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 43 1. Wawancara .............................................................................. 44 2. Observasi ........................................................................... ...... 44 3. Dokumentasi ............................................................................ 45 F. Uji Validitas Data ......................................................................... 45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 H. Analisis Data ............................................................................... 47 I. Prosedur Penelitian ....................................................................... 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 51 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 51 1. Riwayat Singkat ...................................................................... 51 2. Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................. 51 3. Keadaan Lingkungan Belajar .................................................. 54 4. Struktur Organisasi .................................................................. 55 5. Tenaga Pengajar, Karyawan, dan Siswa .................................. 59 B.Deskripsi Temuan Penelitian ....................................................... 60 1. Pengelolaan SKM-PBKL-PSB ................................................ 61 a. Kronologis diadakannya SKM-PBKL-PSB ....................... 61 b. Tahap Perencanaan SKM-PBKL-PSB ................................ 62 c. Tahap Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ................................ 63 d. Supervisi dan Evaluasi ........................................................ 73 e. Hambatan Penyelenggaraan SKM-PBKL-PSB ................. . 74 f. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ........................................... 76 C. Pembahasan ................................................................................. 78 1. Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ............................................... 78 2. Hambatan Penyelenggaraan SKM-PBKL-PSB ...................... 82 3. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ........................................... ... 82 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 83 A. Simpulan ............................................................................... 83 B. Implikasi ................................................................................ 84 C. Saran ...................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86 LAMPIRAN ................................................................................................... 88
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 DAFTAR GAMBAR
39 Gambar 3.
49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Jadwal Pen
41
Tabel 4. 1. Daftar Tenaga Pengajar dan Karyawan SMA Negeri 1 Banyudono
60
Tabel 4. 2. Rincian Jumlah Siswa
60
Tabel 4. 3. Data Lulusan Diterima di Perguruan Tinggi
66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Pedoman Wawancara ........................................................
91
Lampiran 2.
Validitas Data dengan Trianggulasi Sumber
97
Lampiran 3.
Validitas Data dengan Trianggulasi Metode
104
Lampiran 4.
Field Note/Catatan Lapangan
Lampiran 5.
Proposan/Progker SKM-PBKL-PSB SMA 2011
148
Lampiran 6.
Perjanjian Kerjasama Double Degree Program
168
Lampiran 7.
Sertifikat Double Degree Program
176
Lampiran 8.
KTSP SMA N 1 Banyudono
179
Lampiran 9.
Rencana Kerja Sekolah dan Rencana Kerja Tahunan
216
. 111
SMA Negeri 1 Banyudono Tahun 2009/2014 Lampiran 10. RAPBS SMA Negeri 1 Banyudono 2011/2012
268
Lampiran 11. Contoh Silabus dan RPP Mata Pelajaran Biolog
287
(Integrasi Keunggulan Lokal Tanaman Hias) Lampiran 12. Pe
324
Lampiran 13. Foto-
330
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah merasuki kehidupan manusia di belahan bumi manapun. Batas negara seolah menjadi tidak nampak dan akses informasi menjadi semakin mudah. Di era globalisasi kemajuan teknologi informatika dan teknologi komunikasi semakin pesat dan persaingan sumber daya manusia semakin terlihat. Untuk menghadapi kondisi tersebut maka diperlukan sumber daya manusia berkualitas. Pembangunan manusia yang berkualitas pada dasarnya adalah untuk menciptakan dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang modern sebagai suatu sarana untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, mandiri dan sejahtera. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menciptakan manusia yang berkualitas adalah dengan proses pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia dituntut untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas dengan pengembangan kualitas peserta didik dan pengembangan potensi diri melalui proses pembelajaran. Berdasarkan data Human Development Index yang dikeluarkan oleh United Nations Development Proggrame (UNDP) melaporkan bahwa pada tahun 2010/2011 Indonesia menduduki peringkat ke 124 dari 187 negara yang diteliti (dikutip dari http://mediaindonesia.com/humandevelopment-index). Mengacu pada data tersebut, maka pendidikan di Indonesia harus dirancang lebih kompetitif agar sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi. Tanpa kemampuan internal yang baik,
globalisasi berpotensi untuk
menurunkan nilai-nilai luhur bangsa terutama generasi penerus. Dampak negatif globalisasi tersebut dapat diantisipasi melalui pendidikan yang memasukkan unsur keunggulan lokal dalam proses pembelajaran. Setiap masyarakat suatu bangsa pasti memiliki keunggulan lokal yang unik dan tidak dapat ditemukan di tempat lain. Keunggulan lokal di masing-masing daerah tersebut diharapkan dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 terkonservasi dari generasi ke generasi yang pada akhirnya dapat memperkuat identitas nasional dalam era global (Santoso: 2009). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Naional pada BAB III pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa Pendidikan dinyatakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Selanjutnya pada BAB X pasal 36 ayat (2) dinyatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, dan pada pasal yang sama ayat (3) butir c menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan lingkungan. Pasal 37 (ayat) 1 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat ketrampilan/kejuruan (butir i) dan muatan lokal (butir j). Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah menyelanggarakan program rintisan sekolah kategori mandiri yang memasukkan unsur keunggulan lokal dan memanfaatkan dan mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran dan administrasi sekolah. Rintisan Sekolah Kategori Mandiri merupakan program pembinaan pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diberikan pada sejumlah Sekolah Menengah Atas dengan tujuan :(a) mendorong sekolah untuk mencapai kondisi memenuhi/hampir memenuhi SNP, (b) memberikan arahan upaya-upaya yang harus dilakukan sekolah untuk dapat memenuhi atau hampir memenuhi SNP, (c) memberikan pendampingan kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah kategori mandiri dalam kurun waktu tertentu, (d) menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta pemangku kepentingan di SMA baik ditingkat pusat dan daerah dalam mengembangkan SMA kategori mandiri, dan (e) mendapatkan model/rujukan SMA kategori mandiri. Standar Nasional Pendidikan dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Pendidikan merupakan proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 berkesinambungan dalam upaya merubah pola hidup, pola bertingkah laku dan bersikap, sehingga peserta didik diharapkan menjadi insanul karim, manusia yang paripurna. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman di berbagai bidang khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi, menyebabkan peredaran uang yang semakin cepat serta tingkat persaingan global yang semakin ketat, tidak bisa tidak, pendidikan dituntut untuk mampu menjawab tantangan dan kebutuhan di bidang tersebut. Sekolah mau tidak mau harus menemukan keunggulannya dan mengembangkannya di dalam dunia pendidikan agar dapat melengkapi kebutuhan siswa menjadi pribadi yang berdaya saing lokal maupun global. Kebutuhan dan kecepatan penguasaan dan penerapan IPTEK dalam rangka menghadapi tuntutan global semakin meningkatkan peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Teknologi Informasi dan Komunikasi semakin dibutuhkan dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran untuk berbagai informasi dan pengetahuan. Kondisi tersebut menempatkan TIK sebagai salah satu ikon utama dalam mewujudkan program pengelolaan bahan ajar berbasis TIK melalui Pusat Sumber Belajar (PSB). Selain itu keunggulan lokal sebuah sekolah juga harus terus diberdayakan dan difokuskan sehingga menjadi ciri dari sekolah tersebut. Untuk mewujudakan SNP yang meliputi 8 standar, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, maka dibutuhkan Sekolah Kategori Mandiri yang mempu mengelola manajemen sekolah dengan baik dan terarah. Dari ketiga hal tersebut, maka terbentuklah sekolah model yang melaksanakan
Sekolah
Kategori
Mandiri
(SKM),
Pendidikan
Berbasis
Keunggulan Lokal (PBKL), dan Pusat Sumber Belajar (PSB). Program Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar merupakan upaya positif bagi dunia pendidikan dimana peserta didik dibekali tentang pengetahuan dan sikap menghargai sumberdaya dan potensi yang ada di lingkungan setempat, serta menggali dan memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai bekal kehidupan yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 dijalani peserta didik di masa yang akan datang dengan menggunakan media berbasis TIK untuk mengembangkan bahan ajar dan kemampuan mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Pelaksanaan sekolah model SKM-PBKL-PSB sebagai salah satu upaya penyelenggaraan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang berbasis keunggulan lokal. Satuan
pendidikan
dapat
memasukkan
PBKL
dalam
kurikulum
yang
pelaksanaannya dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan dapat menjadi
mata
pelajaran
muatan
lokal.
Hasil
yang
diharapkan
dari
penyelenggaraan sekolah model SKM-PBKL-PSB adalah mencetak lulusan dengan keunggulan ketrampilan, kreativitas, dan kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupan di masyarakat dan memiliki keunggulan dalam upaya pelestarian budaya bangsa dan keunggulan dalam bersikap dan berperilaku. Penyelenggaran sekolah model untuk memenuhi delapan standar menyangkut semua komponen sekolah yang meliputi kegiatan belajar mengajar sebagai komponen pokok dan komponen sekolah lainnya yang mendukung kegiatan belajar mengajar seperti kepala sekolah, guru, laboran, teknisi, pustakawan, staf administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan lingkungan sekolah. Kepala Sekolah memegang peran yang sangat vital karena posisinya sebagai pimpinan dan manajer yang bertanggung jawab pada penyelengaraan sekolah. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banyudono diperoleh informasi bahwa penerapan SKM-PBKL-PSB belum efektif. Sekolah Model SKM-PBKL-PSB harus menyelenggarakan pendidikan dengan memasukkan unsur keunggulan lokal dan memanfaatan TIK dalam pembelajaran. Hal ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh tenaga pendidik sebagai komponen sekolah yang mendukung kegiatan belajar-mengajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) keunggulan lokal belum terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan sehingga Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal belum dapat terintegrasikan dalam mata pelajaran. Pembelajaran berbasis TIK juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 belum sepenuhnya bisa diterapkan oleh tenaga pendidik. Silabus berbasis ICT belum semuanya dilaksanakan di semua mata pelajaran. Kesadaran tenaga pendidik dalam pembuatan bahan ajar berbasis TIK juga masih kecil. Hal tersebut dibuktikan dengan penggunaan buku terbitan penerbit oleh sebagian besar guru dalam proses belajar-mengajar. Belum semua guru membuat bahan ajar yang berbasis TIK. Dilihat dari segi siswa dan orang tua siswa, mereka belum sepenuhnya mengetahui konsep SKM-PBKL-PSB yang dilaksanakan oleh sekolah. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penyelenggaraan SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono, dengan judul penelitian Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-
.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimanakah penerapan SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono?
2.
Hambatan-hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam penerapan SKMPBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono?
3.
Apa sajakah upaya-upaya yang dilakukan oleh SMAN 1 Banyudono guna mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SKMPBKL-PSB?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu: 1.
Untuk mengetahui penerapan SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono.
2.
Untuk mengetahui hambatan-hambatan
yang dihadapi
SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono.
commit to user
dalam penerapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 3.
Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh SMAN 1 Banyudono guna mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SKMPBKL-PSB.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan tentang Sekolah Kategori MandiriPendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKMPBKL-PSB). b. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian tentang pelaksanaan sekolah model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB).
2.
Manfaat Praktis a. Bagi lembaga pendidikan khususnya SMA Negeri 1 Banyudono sebagai sumbangan dalam rangka penyelenggaraan dan usaha untuk memperbaiki penyelengaraan sekolah model SKM-PBKL-PSB pada SMA Negeri 1 Banyudono. b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan profesi yang penulis tekuni sehingga ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 BAB II LANDASAN TEORI
A. 1.
Tinjauan Pustaka
Hakikat Pendidikan a.
Pengertian Pendidikan Dalam arti luas pendidikan diartikan sebagai segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Dalam arti sempit pendidikan diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Menurut Mortimer J. Adler seperti dikutip oleh Arifin, M.
mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang
dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat dikatakan membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (1) mendefinisikan Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar yang didalamnya memiliki unsur-unsur penunjang seperti pendidik, peserta didik, tujuan, metode dan fasilitas-fasilitas, sehingga semuanya akan menuju pada suatu hasil yang dianggap bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
b. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menurut jenisnya, terbagi dalam beberapa jenis, yaitu tujuan nasional, institusional, kurikuler dan instruksional. Tujuan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa; Tujuan institusional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai suatu lembaga pendidikan; Tujuan kurikuler adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu mata pelajaran tertentu; dan Tujuan instruksional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu pokok atau sub pokok bahasan tertentu. Menurut Bloom seperti dikutip oleh Suwarno, W. (2006: 35-36) tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Cognitive domain Cognitive domain meliputi kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat tercapai setelah dilaksanakannnya proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam kemampuan tersebut bersifat hierarkis. Artinya untuk mencapai semuanya sudah memiliki kemampuan sebelumnya. 2) Affective domain Berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, menilai, membentuk, dan mengkarakterisasi. 3) Psychomotor domain Terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan, dan respons terpimpin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 c.
Komponen Pendidikan Sistem pendidikan nasional merupakan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan nasional secara menyeluruh. Komponen pendidikan adalah semua hal yang berkaitan dengan jalannya proses pendidikan. Dalam proses pendidikan ada pendidik yang berfungsi sebagai pelatih, pengembang, dan pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat bahan yang dilatihkan, dikembangkan, diberikan dan diwariskan yaitu pengetahuan, ketrampilan berpikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta murid yang menerima latihan, pengembangan, pemberian dan pewarisan pengetahuan, ketrampilan, pikiran dan karakter. Semua komponen tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu komponen tidak ada maka proses pendidikan tidak dapat dilaksanakan. Proses pendidikan menurut Hasbullah (2005) melibatkan banyak hal, yaitu : 1) Subjek yang dibimbing (peserta didik) Peserta
didik
adalah
anggota
masyarakat
yang
berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Setiap peserta didik mempunyai potensi yang khas dan unik yang membedakannya dengan peserta didik lainnya. 2) Orang yang mendidik (pendidik) Secara akademis, pendidik adalah tenaga kependidikan, yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik serta mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan nasional. 3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara pendidik dengan peserta didik yang mengarah pada tujuan pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) Tujuan
pendidikan
merupakan
muara
dari
penyelenggaraan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode dan sarana-sarana pendidikan. 5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (alat dan metode) Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan atau diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. 6) Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan) Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
2.
Tinjauan Manajemen Berbasis Sekolah a.
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai diperkenalkan setelah implementasi desentralisasi pemerintahan yang dikenal dengan otonomi daerah khusus dalam penyelenggaraan pendidikan. Implikasi dari era otonomi daerah menimbulkan reformasi pada sektor pendidikan yang menyebabkan perubahan pengelolaan di sekolah yaitu struktur organisasi, tugas dan fungsi sekolah berubah ke arah yang lebih mandiri. Penerapan model manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu gagasan yang diterapkan dalam manajemen sekolah untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Menurut Pricilla Wohlstetter dan Albert Mohrman seperti dikutip oleh Umiarso dan Imam Gojali (2010: 72) menjelaskan secara
politis untuk mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada partisipasi sekolah pada tingkat lokal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
adalah partisipasi kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat sekitar. Eman
Suparman
mendefinisikan
seperti
Manajemen
dikutip
oleh
Berbasis
Mulyono
Sekolah
(2008:
(MBS)
239)
sebagai
penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional. Konsep manajemen berbasis sekolah akan menguntungkan sekolah yang menerapkannya karena sekolah semakin berkembang sesuai dengan kemandiriannya dan kebebasan bergerak dalam mengelola sekolah. Sekolah dapat dengan aktif, kreatif, dan mandiri dalam mengembangkan dan melakukan inovasi dalam berbagai program untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri yang tidak lepas dari kerangka tujuan pendidikan nasional dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), serta sekolah harus mampu mempertanggungjawabkan kepada masyarakat.
b. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah Pemberian otonomi pendidikan yang luas kepada lembagalembaga pendidikan merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dalam masyarakat. Pendekatan otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasikan seluruh keinginan dan memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Menurut Kustini Hardi dalam Umiarso dan Imam Gojali (2010: 80-81) tiga tujuan diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 1) Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk meningkatkan mutu sekolah. 2) Mengembangkan kemampuan sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat sekolah. 3) Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah untuk membantu peningkatan mutu sekolah. Manajemen Berbasis sekolah memberikan kebebasan dan kewenangan yang luas kepada sekolah disertai dengan seperangkat tanggung jawab. Otonomi yang diberikan menuntut sekolah untuk mampu bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya dan pengembangan manajemen sekolah sesuai dengan kondisi sehingga guru dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam melayani siswa. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan adanya partisipasi dari masyarakat mendorong kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai manajer maupun sebagai pemimpin sekolah. Pemberian kesempatan
kepada
sekolah
dalam
mengembangkan
kurikulum
mendorong guru untuk berimprovisasi dan berinovasi dalam melakukan berbagai eksperimen di lingkungan sekolah dengan tujuan menemukan kesesuaian antara teori dan kenyataan. Melalui pengembangan kurikulum yang efektif dan fleksibel, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan masyarakat setempat akan meningkat serta layanan pendidikan akan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat seiring dengan perkembangan jaman yang terus berubah.
c.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah pemberian otonomi yang luas kepada sekolah dengan tujuan akhir meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat menghasilkan prestasi yang sebenarnya melalui proses manajerial yang baik. Melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua elemen sekolah,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 maka sekolah pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan keleluasaannya akan menjadi instansi pendidikan yang demokratis, kreatif, inovatif, dan unik dengan ciri khasnya sendiri untuk melakukan pembaharuan sendiri (self reform) (Umiarso dan Imam Gojali, 2010). Kebebasan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan bukan berarti sangat bebas tetapi harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Implementasi Manajemen
Berbasis
Sekolah
sebagaimana
diungkapkan oleh Umiarso dan Imam Gojali (2010) adalah: 1) Manajemen kurikulum Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka
mewujudkan
ketercapaian
tujuan
kurikulum.
Manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Otonomi yang diberikan sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi sekolah dengan tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan. Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan realisasi dan relevansi antara kurikulum nasional dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik dan lingkungan. 2) Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan masuk ke dalam organisasi pendidikan melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan, dan pemberhentian. Tujuan manajemen sumber daya manusia di bidang pendidikan mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan berprestasi. Manajemen
personalia
pendidikan
bertujuan
untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap pada kondisi yang menyenangkan. Fungsi manajemen personalia di sekolah yang harus dilaksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, menggaji dan memotivasi sumber daya manusia agar mencapai tujuan pendidikan secara optimal, membantu sumber daya manusia mencapai
posisi
pengembangan
dan
karier,
standar serta
perilaku,
menyelaraskan
memaksimalkan tujuan
individu,
kelompok, dan organisasi. 3) Manajemen kesiswaan Manajemen kesiswaan/peserta didik merupakan layanan yang memusatkan perhatian pada peserta didik di dalam maupun di luar kelas. Manajemen peserta didik merupakan upaya pemberian layanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didik sejak masuk sampai meninggalkan sekolah. Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatankegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di sekolah. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan dirinya baik yang berhubungan dengan segi individualitasnya, segi sosial, aspirari, dan kebutuhan. 4) Manajemen pendanaan/keuangan Manajemen
keuangan
sekolah
merupakan
rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 keuangan sekolah. Sekolah harus mampu mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. 5) Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat Hubungan antara sekolah dan masyarakat diartikan sebagai proses komunikasi dua arah antara sekolah dengan masyarakat secara timbal balik untuk meningkatkan kerja sama dan memenuhi kepentingan bersama. Sekolah sebagai lembaga sosial harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekolah berkewajiban untuk memberikan penerangan kepada masyarakat terkait program dan tujuan sekolah dan sekolah juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Tujuan
hubungan
sekolah
dan
masyarakat
adalah
peningkatan mutu pendidikan sehingga masyarakat akan merasakan dampak kemajuan tersebut. Hubungan sekolah dan masyarakat diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas sehingga tercipta hubungan yang aktif dan dinamis.
3.
Tinjauan Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) a.
Pengertian Sekolah Menengah Atas (SMA) Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) adalah SMA yang telah memenuhi atau hampir memenuhi
8
(delapan)
Standar
Nasional
Pendidikan
(SNP),
menyelenggarakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Model merupakan SMA yang dinilai mempunyai potensi dan kemampuan sebagai prototype Sekolah Kategori Mandiri yang menyelenggarakan PBKL dan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dan manajemen sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Pengintegrasian PBKL pada SMA Model tersebut merupakan bagian dari
upaya
untuk
mewujudkan
dan
menunjukkan
model
penyelenggaraan PBKL. Sedangkan pemanfaatan TIK di sekolah dalam bentuk Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan model TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah. Berdasarkan pengertian SMA Model SKM-PBKL-PSB Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2010) merumuskan 8 standar minimal yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: 1) Standar Isi Standar isi merupakan salah satu acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum yang selanjutnya disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Terkait dengan fungsi kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan kegiatan pembelajaran maka substansi kurikulum SMA Model SKM-PBKL-PSB harus menggunakan seluruh program yang diselenggarakan oleh sekolah termasuk PBKL dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan manajemen sekolah yang diprioritaskan pada pembelajaran. KTSP yang sudah dimiliki sekolah perlu dikembangkan lagi dengan memasukkan unsur PBKL dan TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah. 2) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas SKL satuan pendidikan, SKL kelompok mata pelajaran, dan SKL mata pelajaran, selain merupakan salah satu acuan utama dalam pengembangan KTSP juga digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Oleh karena itu substansi SKL harus menjadi acuan bagi sekolah dalam mengembangkan visi, misi, tujuan dan program kerja termasuk di dalamnya PBKL dan pemanfaatan TIK. Hal ini dimaksudkan agar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 sekolah dapat menyiapkan proses pemenuhan SKL peserta didik yang akan diukur melalui penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. 3) Standar Proses Standar Proses selain merupakan salah satu acuan utama dalam pengembangan KTSP juga merupakan acuan bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran dalam mencapai kompetensi lulusan. Standar Proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan mendapatkan hasil yang optimal diperlukan adanya keterpaduan terhadap keseluruhan proses mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan. 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar pendidik dan tenaga kependidikan mencakup kualifikasi dan kompetensi serta kesesuaian pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Pemenuhan kompetensi guru menjadi prioritas utama khususnya pada kompetensi pembelajaran, penilaian, dan penguasaan TIK untuk pembelajaran. Selanjutnya adalah pemenuhan tenaga perpustakaan dan laboran dengan prioritas memberdayakan dan meningkatkan kompetensi tenaga yang sudah ada. 5) Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, dan kelengkapan prasarana dan sarana (ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium
komputer,
ruang
laboratorium
bahasa,
ruang
pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 gudang,
ruang
sirkulasi,
tempat
bermain/berolahraga).
Mempertimbangkan bahwa sarana dan prasarana merupakan standar yang membutuhkan pendanaan yang relatif besar, maka pemenuhannya diprioritaskan sarana dan prasarana yang secara langsung mendukung proses pembelajaran yaitu prasarana dan sarana ruang kelas, perpustakaan, dan semua jenis laboratorium. Sarana dan prasarana lainnya dipenuhi kemudian secara bertahap. 6) Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pemenuhan Standar Pengelolaan bagi SMA Model menjadi salah satu prioritas utama yang dititik beratkan pada pemantapan visi, misi dan tujuan sekolah; penguatan program kerja sekolah (RKJM dan RKA-S); pemenuhan pedoman-pedoman pengelolaan sekolah; pemantapan
pelaksanaan
program
kesiswaan;
peningkatan
kompetensi pendidik khususnya dibidang TIK dan konten pembelajaran; penguatan budaya dan lingkungan sekolah, dan peningkatan sistem pengawasan. 7) Standar Pembiayaan Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu Tahun. Permasalahan umum pemenuhan standar pembiayaan adalah keterbatasan ketersediaan dana oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Oleh karena itu perlu digalakan penggalian dana dari pihak ketiga untuk keperluan operasional pendidikan dengan tetap mengedepankan ketentuan yang mengatur tentang pembiayaan sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 8) Standar Penilaian Pendidikan Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Pemenuhan standar penilaian diprioritaskan pada penerapan penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan sesuai dengan prinsip, mekanisme dan prosedur. Sekolah harus menyiapkan semua instrumen penilaian sesuai persyaratan substansi, konstruksi dan bahasa.
b.
Karakteristik Sekolah Model SKM-PBKL-PSB Karakteristik adalah ciri atau tanda yang menjadi pembeda antara satu dengan lainnya. Karakteristik adalah ciri atau tanda suatu SMA
disebut
sebagai
SMA
Model
SKM-PBKL-PSB
untuk
membedakan dengan istilah/model/program SMA lainnya.. Berdasarkan pengertian diatas, maka karakteristik dari SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah : 1) Memenuhi atau hampir memenuhi 8 (delapan) standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. 2) Melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Ditjen Pembinaan SMA mengoperasionalkan konsep PBKL adalah pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan daerah dengan memanfaatkan berbagai sumber seperti sumberdaya alam, sumberdaya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik. 3) Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam
proses
pembelajaran
dan
manajemen
administrasi sekolah. Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di SMA dikembangkan salah satunya melalui Pusat Sumber Belajar. Sistem pengelolaan yang terorganisir di sekolah untuk menyusun, mengembangkan, dan menyediakan
sumber
belajar
untuk
mendukung
proses
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
c.
Tujuan SMA Model SKM-PBKL-PSB Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam suatu pelaksanaan program atau kegiatan. Setiap kegiatan apa pun bentuk dan jenisnya selalu diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. Segala sesuatu yang tidak memiliki tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Tujuan program SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai berikut: 1) Memberikan pendampingan/pembinaan kepada sekolah untuk mewujudkan SKM yang menyelenggarakan pendidikan berbasis keunggulan lokal, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah. 2) Menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di SMA, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam memenuhi SNP, dan menerapkan PBKL serta memfungsikan PSB di sekolah. 3) Mewujudkan SMA Model SKM-BKL-PSB untuk dapat digunakan sebagai rujukan bagi SMA yang akan memenuhi SNP, dan menyelenggarakan PBKL dan PSB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Tujuan konsep dan strategi implementasi program SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai berikut: 1) Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan tentang konsep dan strategi implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB. 2) Memberikan acuan bagi institusi pembina yaitu Dit. Pembinaan SMA,
Dinas
Pendidikan
Provinsi,
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota dalam memberikan bantuan teknis, manajerial dan pendanaan untuk mendukung terwujudnya SMA Model SKMPBKL-PSB. 3) Memberikan arahan bagi SMA Model SKM-PBKL-PSB dalam melaksanakan program SMA Model SKM-PBKL-PSB. 4) Memberikan acuan bagi SMA lain yang berkeinginan untuk merintis pemenuhan 8 SNP , menyelenggarakan PBKL dan PSB.
d.
Prosedur Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB Pelaksanaan
program
SMA
Model
SKM-PBKL-PSB
dilakukan secara terpadu, sistematis dan berkelanjutan dengan melibatkan unsur Ditjen Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sekolah dan pemangku kepentingan lainnya sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing. SKM, PBKL, dan PSB merupakan satu kesatuan program yang akan dicapai secara
bersamaan
oleh
SMA
Model
SKM-PBKL-PSB.
SKM
merupakan kategori memenuhi/hampir memenuhi SNP yang harus dicapai oleh semua SMA dan merupakan induk dari program SKM, sedangkan PBKL merupakan upaya pemerintah untuk memberikan pembekalan pengetahuan/ketrampilan dan PSB merupakan tuntutan global dalam rangka mendapatkan sumber belajar yang bervariasi dan mewujudkan pembelajaran yang berbasis TIK. Program dan kegiatan yang telah dicanangkan akan berjalan dengan efektif apabila ada upaya dan aktivitas yang perlu dilakukan sekolah secara sistematis dan berkelanjutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Acuan umum dalam pemenuhan SNP, PBKL, dan PSB yang harus dilakukan SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah sebagai berikut: 1) Pemahaman subtansi 8 SNP Operasionalisasi SNP sebagaimana dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP tertuang dalam Permendiknas yang mengatur tentang 8 SNP yaitu standar isi (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006), standar kompetensi lulusan (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006), standar proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007), standar pengelolaan (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007), standar pendidik dan tenaga kependidikan (Permendiknas Nomor
16
Tahun
2007),
standar
sarana
dan
prasarana
(Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007), standar pembiayaan (Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009) ,dan standar penilaian (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007). Penguasaan isi 8 SNP mutlak diperlukan baik oleh institusi pembina maupun sekolah sebagai dasar untuk mempelajari konsep SMA Model SKM-PBKLPSB. Oleh karena itu 8 SNP harus dikuasai sampai menemukan indikator-indikator kunci yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan. 2) Analisis Konteks Prinsip dasar program SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah meningkatkan pemenuhan SNP sekolah dari kondisi saat ini menuju kondisi memenuhi/hampir memenuhi SNP, sekaligus melaksanakan PBKL dan meningkatkan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah. peningkatan pemenuhan SNP tersebut dilakukan berdasarkan kesenjangan antara kondisi nyata
sekolah
saat
ini
dengan
kondisi
yang
diharapkan
sebagaimana disyaratkan dalam SNP. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi sekolah saat itu untuk mengetahui tingkat pemenuhan indikator-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 indikator 8 SNP, PBKL dan PSB dalam bentuk keberhasilan, kekurangan dan permasalahan. Keberhasilan
menggambarkan
8
SNP
yang
telah
memenuhi/hampir memenuhi SNP dan merupakan modal awal yang harus dipertahankan dan dikembangkan oleh sekolah untuk masa yang akan datang. Kekurangan adalah indikator 8 SNP yang belum memenuhi/hampir memenuhi 8 SNP dan merupakan kondisi yang harus ditingkatkan sampai mencapai/memenuhi 8 SNP. 3) Penetapan Skala Prioritas Identifikasi kondisi awal sekolah akan menghasilkan sejumlah data dan informasi tentang keberhasilan, kekurangan dan permasalahan dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL dan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dana manajemen sekolah. berbekal data dan informasi tersebut maka dilakukukan analisis kekurangan dan permasalahan berdasarkan tingkat kemendesakan dan kepentingannya. Analisis menghasilkan daftar kekurangan dan permasalahan yang perlu diselesaikan berdasarkan skala prioritas. 4) Penyusunan KTSP, RKJM dan RKA-S Mengacu pada hasil analisis kondisi dan penetapan skala prioritas, sekolah menyusun atau menyempurnakan rencana kerja sekolah berupa Rencana Kerja Jangka Menengah (RJKM) empat Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) satu Tahunan. RKJM dan RKA-S memuat kegiatan-kegiatan pemenuhan 8 SNP termasuk didalamnya pemenuhan PBKL dan PSB sebagaimana skala prioritas yang telah diteteapkan dengan mempertimbangkan sasaran masing-masing standar. 5) Pelaksanaan Kegiatan Program Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar merupakan upaya pemerintah
dalam
menghadapi
tuntutan
pelaksanaan kegiatan program ini adalah:
commit to user
global.
Pedoman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 a)
Pelaksanaan
kegiatan
SMA
Model
SKM-PBKL-PSB
dilaksanakan berdasarkan rencana kerja Tahunan (RKA-S) oleh penanggung jawab kegiatan. b)
SNP, PBKL, dan PSB merupakan satu kegiatan yang terintegrasi, namun agar efektif pelaksanaannya dikelola oleh masing-masing tim dibawah koordinasi dan kendali Kepala Sekolah dengan dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah.
c)
Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapatkan persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
d)
Kepala
Sekolah
mmepertanggungjawabkan
pelaksanaan
pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non akademik pada rapat komite sekolah dalam bentuk laporan akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja Tahunan berikutnya.
e.
Supervisi dan Evaluasi Supervisi dan evaluasi merupakan bagian dari kegiatan pengendalian. Supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pimpinan melalui bimbingan, pengarahan, motivasi dan evaluasi. Supervisi pendidikan adalah pembinaan berupa bimbingan atau perbaikan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umunya dan peningkatan mutu belajar dan mengajar pada khususnya. Supervisi pendidikan dilakukan oleh supervisor, yaitu kepala sekolah, penelik sekolah, dan pengawas ditingkat kabupaten/kota. Evaluasi adalah merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program perencanaan yang akan datang. Evaluasi adalah kegiatan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan dengan menggunakan indikator-indikator tujuan yang telah ditetapkan. Supervisi dan evaluasi dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. Supervisi dan evaluasi dalam program Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar adalah: 1) Supervisi dan evaluasi dilaksanakan oleh internal dan eksternal sekolah
sebagai
pengendalian
proses
dan
penilaian
hasil
pelaksanaan kegiatan sekolah. 2) Supervisi internal dilakukan terhadap pengelolaan akademik secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah sedangkan supervisi eksternal dilakukan oleh pengawas. 3) Evaluasi internal dilakukan dalam bentuk : a) Evaluasi diri terhadap kinerja sekolah untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan SNP dalam bentuk evaluasi proses pembelajaran sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun dan program kerja tahunan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun. b) Evaluasi dan pengembangan KTSP dilakukan secara berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan sosial. c) Evaluasi
pendayagunaan
peserta
didik
dan
tenaga
kependidikan meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas. 4) Supervisi dana evaluasi eksternal dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan baik secara bersama-sama
maupun
sendiri-sendiri
untuk
memantau
perkembangan proses dan menilai kinerja sekolah untuk 8 SNP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 4.
Tinjauan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Keunggulan Lokal merupakan suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif. Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7M, yaitu Man, Money, Machine, Material, Methode, Marketing and Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi (bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi. Proses dan realisasi tersebut akan menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal yang mungkin berbentuk produk (barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki keunggulan komparatif, dan unik. Dari pengertian keunggulan lokal tersebut diatas maka Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik. Sedangkan Ditjen Pembinaan SMA mengoperasionalkan konsep PBKL adalah pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan daerah dengan memanfaatkan berbagai sumber seperti sumberdaya alam, sumberdaya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Strategi implementasi PBKL di sekolah menurut Direktorat Pembinaan SMA (2010: 22) adalah: a.
Melalui integrasi Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam strategi ini adalah; 1) Memilih KD dari kelas X sampai kelas XII yang dapat mengintegrasikan keunggulan lokal dengan cara membandingkan Standar Isi dengan daftar kompetensi dari hasil inventarisasi kompetensi. 2) Menambah Kompetensi Dasar (KD) baru jika Keunggulan Lokal (KL) belum terakomodir di SK/KD yang ada. 3) Menyempurnakan silabus SK/KD terpilih untuk mengintegrasikan keunggulan lokal dengan cara menambah substansi KD atau menyisipkan ke dalam indikator. 4) Menyempurnakan RPP. 5) Membuat bahan ajar cetak TIK. 6) Merencanakan dan melaksanakan penilaian.
b.
Melalui mata pelajaran keterampilan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam strategi ini adalah; 1) Penentuan SK/KD (kalau tidak termuat pada SI) 2) Pengembangan silabus 3) Penyusunan RPP 4) Penyusunan bahan ajar cetak/TIK 5) Penyusunan bahan penilaian 6) Mengadakan kerja sama dengan lembaga lain yang relevan 7) Pelaksanaan Mata Pelajaran Ketrampilan secara kontinyu mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII
c.
Melalui muatan lokal Hal-hal yang harus diperhatikan dalam strategi ini adalah; 1) Penentuan SK/KD (kalau tidak termuat pada SI) 2) Pengembangan silabus 3) Penyusunan RPP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 4) Penyusunan bahan penilaian 5) Pelaksanaan Muatan Lokal dapat berganti pada tiap semester sesuai kebutuhan. d.
Melalui budaya sekolah Pada strategi ini dibutuhkan komitmen yang tingggi dari setiap warga sekolah untuk melaksanakan budaya dan menciptakan iklim tertentu di sekolah sesuai dengan Tema Keunggulan Lokal yang telah ditetapkan sekolah.
e.
Melalui pengembangan diri Pada strategi ini dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu melalui Bimbingan dan Konseling (BK) atau Ekstra Kurikuler (Ekskul) yang dilaksanakan di sekolah. Penyusunan program BK dan program ekskul yang tepat serta pelaksanaannya yang kontinyu adalah kunci keberhasilan dari strategi ini.
5.
Tinjauan Pusat Sumber Belajar (PSB) Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di SMA dikembangkan salah satunya melalui Pusat Sumber Belajar. Sistem pengelolaan yang terorganisir di sekolah untuk menyusun, mengembangkan, dan menyediakan sumber belajar untuk mendukung proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. a. Pengertian Pusat Sumber Belajar Menurut
Pusat
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
(Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional pusat sumber belajar adalah
suatu
unit
dalam
suatu
lembaga
(khususnya
satuan
pendidikan/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultasi pembelajaran, dll), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi) media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Program Pusat Sumber Belajar yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA mempunyai pengertian sebagai media informasi dan komunikasi pembelajaran di SMA yang dapat melayani kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan dan satuan pendidikan lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. b. Fungsi Pusat Sumber Belajar 1) Sebagai media informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran bagi warga satuan pendidikan dan stakeholders. 2) Sebagai wahana belajar melalui forum diskusi antar pendidik-siswa, pendidik-pendidik,
siswa-siswa,
dan
satuan
pendidikan-satuan
pendidikan, serta satuan pendidikan-masyarakat yang terkait dengan proses pembelajaran. 3) Sebagai
media
unjuk
kerja
berbagai
inovasi
dalam
proses
pembelajaran. c. Sasaran Pusat Sumber Belajar 1) Siswa, mahasiswa, warga belajar. 2) Guru, instruktur, Widyaiswara, pamong belajar. 3) Karyawan. 4) Masyarakat umum. d. Ruang Lingkup Pusat Sumber Belajar Ruang lingkup PSB meliputi perencanaan pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Bahan Ajar; pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan model-model pembelajaran; dan penilaian hasil pembelajaran meliputi bahan ujian, analisis butir soal, dan Laporan Hasil Belajar.
6.
Profil Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) Kata profil berasal dari bahasa Italia yaitu profilo dan profilare, yang berarti gambaran garis besar atau kerangka. Profil SKM-PBKL-PSB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 adalah pernyataan secara garis besar dalam bentuk persyaratan/kondisi yang menggambarkan wujud SMA Model SKM-PBKL-PSB yang dituangkan dalam bentuk komponen, aspek dan indikator. Profil SMA Model SKMPBKL-PSB disusun mengacu pada Permendiknas yang mengatur 8 (delapan) SNP yang memuat 8 (delapan) SNP. Berikut adalah profil SMA Model SKMPBKL-PSB secara umum. a.
Standar Isi 1) Memiliki dokumen KTSP yang didukung dengan dokumen hasil analisis kontek dan dokumen hasil analisis keunggulan lokal. 2) Dokumen KTSP telah dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah dengan pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
b.
Standar Kompetensi Lulusan 1) Pencapaian rata75%. 2) Nilai kelulusan US minimal sama dengan KKM setiap mata pelajaran. 3) Tingkat kelulusan 100%. 4)
c.
Standar Proses 1) Melakukan dokumen perencanaan proses pembelajaran berupa silabus, RPP dan bahan ajar yang disusun sesuai ketentuan dan telah mengintegrasikan PBKL dan TIK. 2) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan persyaratan rombongan belajar (32 peserta didik), beban kerja minimal guru (24 jam tatap muka/minggu), buku teks pelajaran, pengelolaan kelas. 3) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan menerapkan pendekatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dengan memanfaatkan perpustakaan dan TIK. 4) Melaksanakan pembelajaran PBKL yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan/mulok/keterampilan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 5) Melaksanakan dan melaporkan pengawasan proses pembelajaran dalam bentuk pemantauan pembelajaran, supervisi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. d.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1) Memiliki lebih dari 75% pendidik yang telah memenuhi kualifikasi akademik, latar belakang pendidikan, sertifikasi profesi guru, kompetensi TIK dan pengembangan bahan ajar. 2) Memiliki tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium yang telah memenuhi persyaratan jenis, kualifikasi akademik dan kompetensi dibidang TIK. 3) Memiliki minimal 4 tenaga layanan khusus yaitu penjaga sekolah, tenaga kebersihan, pengemudi, tukang kebun, pesuruh yang telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi.
e.
Standar Sarana dan Prasarana 1) Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar. 2) Memiliki luas lahan sesuai persyaratan standar dan secara sah menempati lahan yang telah disetujui untuk peruntukan sekolah. 3) Semua bangunan gedung memenuhi persyaratan luas, keselamatan kesehatan, menyediakan fasilitas dan aksebilitas bagi penyandang cacat, kenyamanan, sistem keamanan, dan ketersediaan listrik sesuai kebutuhan, serta terpelihara secara berkala. 4) Memiliki prasarana sekurang-kurangnya adalah ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan,
jamban,
gudang,
ruang
sirkulasi,
dan
tempat
bermain/berolahraga, telah yang memenuhi persyaratan luas dan kelengkapan sarana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 5) Memiliki sarana pendukung PSB berupa website dan perangkat audio visual. f.
Standar Pengelolaan 1) Memiliki dokumen perencanaan program berupa Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dikembangkan berdasarkan visi, misi, dan tujuan sekolah. 2) Memiliki
pedoman-pedoman
(KTSP;
kalender
pendidikan/akademik; struktur organisasi sekolah; pembagian tugas di antara guru; pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; peraturan akademik; tata tertib sekolah; kode etik sekolah; biaya operasional sekolah) yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional dan struktur organisasi sekolah yang diuraikan secara jelas dan transparan. 3) Melaksanakan rencana kerja bidang kesiswaan dalam bentuk memberikan layanan konseling kepada peserta didik; melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik; melakukan pembinaan prestasi unggulan; melakukan pelacakan terhadap alumni dan didukung dengan tersedianya petunjuk proses penerimaan peserta didik. 4) Melaksanakan rencana kerja bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran berdasarkan persyaratan yang tertuang dalam KTSP, kalender pendidikan, program pembelajaran, penilaian hasil belajar peserta didik, dan peraturan akademik. 5) Melaksanakan
rencana
kerja
bidang
pendidik
dan
tenaga
kependidikan meliputi pemberdayaan, pengangkatan, promosi, penempatan, dan pendayagunaan. 6) Melaksanakan rencana kerja bidang sarana dan prasarana meliputi pemenuhan, pendayagunaan, pemeliharaan sarana dan prasarna, dan pengelolaan perpustakaan, laboratorium, fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 7) Melaksanakan rencana kerja bidang keuangan dan pembiayaan mengacu pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional. 8) Melaksanakan rencana kerja bidang budaya dan lingkungan sekolah untuk menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang kondusif dengan menerapkan tata tertib sekolah, dan kode etik sekolah. 9) Melaksanakan rencana kerja bidang peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah dengan sasaran menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah, berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan. 10) Melaksanakan pengawasan pengelolaan sekolah dalam bentuk pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. 11) Melakukan evaluasi diri proses pembelajaran, program kerja Tahunan, KTSP, pendayagunaan tenaga pendidik dan kependidikan secara periodik. 12) Hasil akreditasi sekolah adalah A 13) Mempunyai kepemimpinan yang terdiri dari Kepala Sekolah dengan dibantu 3 Wakil Kepala Sekolah yang diangkat sesuai dengan ketentuan. 14) Memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel dengan sumberdaya manusia dan fasilitas yang efisien, efektif, dan mudah diakses. g.
Standar Pembiayaan 1) Mengelokasikan dan memenuhi biaya investasi, biaya operasi, biaya personal dan non personal. 2) Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta memanfaatkan dana dari berbagai sumber. 3) Membuat laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan transparan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 h.
Standar Penilaian Pendidikan 1) Menerapkan prinsip-prinsip penilaian. 2) Menerapkan teknik dan instrumen penilaian. 3) Menerapkan mekanisme dan prosedur penilaian. 4) Menerapkan penilaian oleh pendidik. 5) Menerapkan penilaian oleh satuan pendidikan
B.
Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini dilakukan oleh: 1. Keunggulan Lokal sebagai Model Pendidikan Berkarakter dan Berbudaya Ba bahwa model pendidikan berkarakter dan berbudaya dapat diimplementasikan dengan mengakomodasi keunggulan lokal di setiap daerah yang beragam dan khas baik fisik maupun non fisik. Strateginya dengan mengimplementasikan muatan keunggulan lokal pada aktivitas peserta didik (kurikulum nasional) yang bertujuan agar pembelajaran dapat lebih bermakna. Selain itu, juga dapat diintegrasikan pada kultur sekolah. Pada akhirnya, secara bertahap dan berkelanjutan, dua strategi tersebut dapat menumbuhkan motivasi instrinsik, selanjutnya menjadi konsep diri yang berdasarkan interlocal wearness, terbuka dengan globalisasi, namun tetap beretika dan menjunjung potensi keunggulan lokal khasanah sekaligus sebagai identitas bangsa. Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang diangkat
yaitu
Pendidikan
Berbasis
Keunggulan
Lokal.
Sedangkan
perbedaannya adalah penelitian terdahulu mengkaji implementasi Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal untuk mendukung pendidikan berkarakter dalam era global, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah implementasi Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 2.
Lia Yuliana; Meilina Bustari; Safitri Yosita Ratri (2010) dengan judul
n ini adalah: a. Upaya kesiapan kepala sekolah, guru dan siswa dalam Implementasi Sekolah Kategori Mandiri SMP Negeri 2 Banguntapan dalam pelaksanaan komponen kemandirian masih rendah (kurang dari 75%), hal ini menunjukkan SMP rintisan Sekolah Kategori Mandiri belum berhasil menjadi mandiri, dalam melaksanakan komponen kemandirian mencapai kisaran target 50% sampai dengan 75% atau termasuk SMP Kategori Standar III. b. Kendala sekolah dalam kesiapan implementasi Sekolah Kategori Mandiri adalah pada komponen Installed Program dan Produk. Dalam instaled program dan produk ini SMP 2 Banguntapan masih belum bisa melaksanakan tujuan-tujuan Sekolah Kategori Mandiri. Komponen kemandirian yang sudah berhasil dilaksanakan dengan baik adalah komponen Tujuan Program dan Proses. Dalam tujuan program SMP rintisan sudah berhasil menetapkan target-target sebagai sekolah mandiri, dan dalam proses SMP rintisan sudah berhasil melaksanakan programprogram yang bisa dijalankan. c. Ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah untuk menunjang keterlaksanaan Sekolah Kategori Mandiri terungkap bahwa sarana prasarana yang dimiliki secara rata-rata mencapai 64,47% dan termasuk dalam kriteria SMP N 2 Banguntapan Kategori Standar III, berarti sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah belum mampu menunjang sekolah untuk masuk kedalam SMP Kategori Mandiri. Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang diangkat yaitu Sekolah Kategori Mandiri. Sedangkan perbedaaannya terletak pada spesifikasi penelitian. Jika penelitian terdahulu mengevaluasi kesiapan implementasi Sekolah Kategori Mandiri, sedangkan penelitian yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 dilakukan peneliti adalah implementasi Sekolah Kategori Mandiri secara umum. 3.
Dwi Atmono Menunjang Proses Pembelajaran Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan pada
diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa konteks guru dalam memanfaatkan keunggulan lokal dapat dicermati melalui visi dan misi dari lokasi penelitian, misalnya di Kota Banjarmasin yang mengembangkan visi dan misi sebagai kota perdagangan, industri, dan pariwisata yang dalam pelaksanaan pembelajarannya dilakukan dengan pendekatan kontekstual yaitu melalui proses relating (belajar dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata), experiencing (belajar ditekankan pada penggalian, penemuan, penciptaan), applying (belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya, cooperating (belajar melalui konteks komunikasi inter personal), transfering (belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru). Kemudian untuk melaksanakan tuntutan kurikulum diperlukan
kemampuan:
memiliki
pengetahuan
yang
luas,
dapat
merencanakan dan merumuskan tujuan dengan tepat, mempresentasikan dengan jelas dengan menggunakan metode dan media pembelajaran sehingga siswa termotivasi belajar, memeriksa tugas-tugas dan mengevaluasi proses proses pembelajaran, memperhatikan hubungan individu dengan siswa, melaksanakan interaksi kelompok, antusiasme serta berinovasi dalam proses pembelajaran. Peran yang dilakukan guru dalam mengelola proses pembelajaran yang memanfaatkan konteks keunggulan lokal yaitu dengan mengembangkan pembelajaran kontekstual, memilih strategi pembelajaran, menerapkan tujuh komponen pembelajaran kontekstual, merencanakan pembelajaran kontekstual, dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran kontekstual. Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang diangkat yaitu implementasi Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Sedangkan perbedaaannya terletak pada spesifikasi penelitian. Jika penelitian terdahulu menerapkan keunggulan lokal dalam pembelajaran IPS, penelitian yang dilakukan peneliti mengkaji penerapan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal secara umum. 4. Sekolah Kategori Mandiri (Studi Situs SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan Tahun 2010/2011). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengelolaan sarana dan prasarana Rintisan Sekolah Kategori Mandiri yang meliputi pengelolaan sarana dan prasarana yang didapat dari bantuan pemerintah, swadaya masyarakat, hibah, dan swadaya sekolah. Penggunaan sarana dan prasarana didapatkan berdasarkan jadwal dan tidak terjadwal, yang menggunakan semua warga sekolah tergantung kebutuhan masingmasing. Pemeliharaan atau perawatan sarana dan prasarana dilakukan secara terus-menerus, berkala, darurat, preventif, dengan tujuan yaitu agar sarana dan prasarana dalam keadaan selalu siap pakai, tidak cepat rusak, awet, aman bagi pengguna, enak dan nyaman bila dipandang sehingga dapat memperlancar dalam proses belajar mengajar. Pemeliharaan atau perawatan melibatkan semua warga sekolah. Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang diangkat yaitu Sekolah Kategori Mandiri. Sedangkan perbedaannya terletak pada spesifikasi penelitian. Jika penelitian terdahulu mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana Sekolah Kategori Mandiri, maka penelitian kali ini mengkaji implementasi Sekolah Kategori Mandiri secara umum.
Pendidikan
C. Kerangka Berfikir merupakan salah upaya pemerintah
dalam
rangka
menghadapi persaingan global yang semakin tajam dan ketat. Globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak bisa dipungkiri berpengaruh terhadap gaya hidup dan cara pandang masyarakat terutama remaja usia sekolah. Berkaitan dengan kondisi tersebut pemerintah berupaya untuk memasukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 unsur-unsur keunggulan lokal dalam dunia pendidikan dengan melaksanakan program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dalam bentuk Standar Nasional Pendidikan (SNP). Berkaitan dengan kebijakan SNP, dalam rangka mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang berbasis keunggulan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Dalam pelaksanaan program rintisan SKM-PBKL-PSB di sekolah ternyata masih mengalami berbagai kendala terutama pemenuhan delapan standar nasional pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Kendala tersebut diantaranya adalah kesiapan pelaksanaan, pendanaan, dan dukungan pihak internal maupun pihak eksternal. Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya suatu upaya untuk mengatasi hambatan yang terjadi baik dari pihak sekolah maupun pemerintah. Dari pihak sekolah perlu adanya suatu komitmen dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, sedangkan pemerintah seharusnya selalu berkoordinasi dengan pihak sekolah dan masyarakat agar program rintisan SKMPBKL-PSB dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka menghadapi hambatan-hambatan pelaksanaan SKMPBKL-PSB dapat menjadikan pelaksanaan SKM-PBKL-PSB menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Berdasarkan dari kajian teori dan kerangka berpikir maka mengarah pada permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali, 2) Hambatan-hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali, 3) Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali guna mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar. Untuk memudahkan penelitian, maka digambarkan skema kerangka penelitian sebagai berikut: Tuntutan globalisasi
Program Sekolah Model
untuk menghasilkan
Sekolah Kategori Mandiri-
SDM berkualitas yang
Pendidikan Berbasis Keunggulan
berkeunggulan lokal dan
Lokal-Pusat Sumber Belajar
berwawasan global
(SKM-PBKL-PSB)
Pelaksanaan
Hambatan-hambatan
SMA Model
pelaksanaan
SKM-PBKL-PSB
SMA Model SKM-PBKL-PSB
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB yang lebih baik
Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali, Tahun Ajaran 2011/2012. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian di tempat ini adalah : a. Tersedianya data-data yang dibutuhkan peneliti di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali sehingga lebih memudahkan dan mendukung kelancaran dalam pelaksanaan penelitian. b. SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali merupakan satu-satunya SMA di Kabupaten Boyolali yang menyelenggarakan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB), sehingga peneliti tertarik ingin mengetahui implementasi SKM-PBKL-PSB di sekolah tersebut. c. SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali belum pernah digunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan, dengan lama penelitian selama enam bulan yang dimulai bulan Januari sampai dengan Juni 2012. Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian:
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Tabel 3. 1. Jadwal Penelitian Kegiatan
Tahun 2012 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
1. Perencanaan Penelitian a. Pengajuan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data b. Analisis Data c. Penarikan Kesimpulan 3. Penyusunan Laporan
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1.
Pendekatan Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka metodologi penelitian yang paling tepat digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti keadaan apa adanya. Penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian berlangsung.
2.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus.H.B. Sutopo (2002, 111)
pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 C. Data dan Sumber Data Sumber data merupakan bagian penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip Moleong (2000:
ma dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainJenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1.
Narasumber (Informan) Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan informasi bagi peneliti. Informan (narasumber) akan memberikan semua informasi tentang situasi dan kondisi dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah Penanggung Jawab Pelaksana (PJP) SMA Model, Wakasek Kurikulum, guru, siswa, dan komite sekolah. Oleh karena informan-informan tersebut dianggap berkompeten dan terlibat dalam penyelenggaraan program SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono.
2.
Dokumen dan Arsip H. B. Sutopo (2002) menyatakan bah merupakan suatu bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa
dapat berupa kurikulum sekolah, draft panduan pelaksanaan sekolah model, dan laporan-laporan lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian. 3.
Tempat dan Peristiwa Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah SMA N 1 Banyudono Boyolali. Dari lokasi ini akan muncul berbagai fenomena dan data yang diperlukan dalam penelitian. Sedangkan peristiwa merupakan fenomena yang terjadi di lokasi penelitian tersebut. Peristiwa yang diteliti disini adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB.
D. Teknik Sampling Teknik sampling (cuplikan) merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (H. B. Sutopo, 2002: 55).
Menurut Lincoln dan Guba seperti dikutip oleh entuan sampel dalam penelitian kualitatif
tidak didasarkan pada perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Peneliti mendasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi, dan sebagainya. Cuplikan tidak digunakan dalam usaha untuk melakukan generalisasi statistik atau sekedar mewakili populasinya, tetapi lebih mengarah pada generalisasi teoretis. Sumber data yang digunakan disini tidak yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sesuai dengan sumber data yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 digunakan dalam penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Wawancara Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Esterberg (2002) seperti dikutip oleh Sugiyono (2007, 317) mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara, dimana sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu menyusun kerangka pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pedoman, sedangkan penyampaiannya kepada informan adalah bebas tetapi mengarah pada maksud dari pewawancara. Data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah: a.
Pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono.
b.
Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono.
c.
Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori MandiriPendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKMPBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono.
2.
Observasi Teknik obesrvasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Teknik observasi ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian dengan melibatkan indera penglihatan dan pendengaran dalam mencari kejadian yang diteliti. Observasi dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 secara informal dan formal. Observasi secara informal dilakukan pada waktu peneliti kunjungan awal, sebelum secara formal mendapatkan ijin. Data yang diperoleh berupa hasil pengamatan seperti lokasi penelitian dan gambaran secara umum lingkungan sekolah. Sedangkan observasi secara formal dilakukan peneliti setelah mendapatkan ijin dari sekolah. Observasi dalam penelitian ini adalah mengamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan implementasi Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB). 3.
Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Teknik dokumentasi
merupakan
teknik
pengumpulan
data
dengan
cara
mengklasifikasikan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel dengan mengkaji dan mempelajari dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian
ini
menggunakan
teknik
pengumpulan
data
yaitu
dokumentasi, dimana peneliti mendapatkan data berupa rekaman-rekaman yang merupakan bukti dokumentasi pelaksanaan sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB).
F. Uji Validitas Data Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang peling tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Cara paling umum yang digunakan dalam penelitian kualitatif bagi peningkatan validitas adalah trianggulasi. Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik pengambilan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Susan stainback (1988) seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
Menurut Sutopo, H. B (2002: 77-85) ada empat macam trianggulasi, yaitu: 1.
2.
3.
4.
Trianggulasi data/trianggulasi sumber Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Trianggulasi metode Jenis ini dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam trianggulasi ini yang ditekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Trianggulasi peneliti Trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya oleh beberapa peneliti. Trianggulasi teori Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perpektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak, sehingga dapat dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Penelitian ini menggunakan trianggulasi data (sumber) dan trianggulasi
metode. Data yang diperoleh dari berbagai sumber kemudian dilakukan uji keabsahan melalui trianggulasi sumber. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara informan yang satu dengan informan yang lain, sehingga dapat diketahui keabsahan dari data yang diperoleh. Peneliti juga menggunakan trianggulasi metode, data yang diperoleh dari seorang informan diuji dengan berbagai macam metode pengumpulan data (wawancara, observasi, dan dokumentasi) sehingga dapat diketahui kevalidan dari data tersebut. Kemudian keseluruhan hasil data tersebut dibandingkan pula dengan analisis dokumen. Dengan demikian mutu dari keseluruhan proses pengumpulan data dalam penelitian ini menjadi valid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 G. Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data. Analisis data data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sutopo, H. B. , 2007). Bogdan seperti dikutip oleh Sugiyono (2007, 334) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola penelitian induktif yang diolah dengan teknik saling terjalin atau interaktif mengalir. Proses analisis data dengan model interaktif meliputi empat komponen yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1.
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang ketiganya saling berhubungan dan saling melengkapi. Data yang dikumpulkan masih berupa data kotor sehingga masih terdapat data-data yang seharusnya tidak dibutuhkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah draft pengembangan kurikulum, dokumen-dokumen pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB, dan dokumen-dokumen lain yang sesuai dengan obyek penelitian.
2.
Reduksi Data Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung selama pelaksanaan penelitian. Dalam reduksi data, peneliti harus mengkaji secara lebih cermat data atau informasi apa saja yang kurang, informasi apa saja yang perlu ditambahkan, dan informasi apa saja yang perlu dihilangkan. Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan jika data yang diperoleh peneliti tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 relevan dengan data yang dibutuhkan untuk menganalisis pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono. 3.
Penyajian Data Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan terjadinya penarikan kesimpulan dalam penelitian. Penyajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengorganisasikan informasi secara sistematis,
menggabungkan
dan
merangkai keterkaitan antar data, dan menggambarkan proses dan fenomena yang ada dari obyek penelitian. 4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Sejak awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi. Kesimpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan bisa dipertanggungjawabkan. Verifikasi dapat dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian dan melakukan replikasi pada satuan data yang lain. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya. Empat hal utama yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi sebagai sesuatu yang saling berkaitan pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan dan verifikasi Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif Sumber : Sutopo (2002: 96)
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitiannya dari awal sampai dengan akhir kegiatan penelitian. Menurut Sutopo, H. B (2002:187-190) terdapat empat tahapan dalam prosedur penelitian, yaitu: (1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) analisis data, (4) penyusunan laporan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Tahap persiapan Tahap persiapan penelitian merupakan tahapan awal yang dilakukan peneliti untuk mempersiapakan semua yang dibutuhkan peneliti sebelum melakukan penelitian di lapangan. Persiapan penelitian ini meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, dan perijinan obyek penelitian.
2.
Tahap pengumpulan data Tahapan ini merupakan upaya peneliti untuk mendapatkan informasi dengan berbagai teknik atau metode. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain itu, peneliti juga membuat fieldnote (catatan lapangan) dan merangkumnya dalam transkip hasil wawancara. Datadata yang sudah diperoleh tersebut kemudian diatur dan dipilih sesuai dengan kebutuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 3.
Tahap analisis data Data-data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan desain penelitian. Data-data yang terkumpul dilakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman. Pengumpulan data secara lebih terfokus dilakukan apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas. Data yang sudah dianalisis kemudian dirumuskan simpulan akhirnya sebagai temuan penelitian.
4.
Tahap penyusunan laporan penelitian Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari prosedur penelitian yaitu penyusunan
laporan
penelitian
yang
dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji.
commit to user
kemudian
diajukan
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. 1.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Banyudono Pada mulanya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono bernama SMA Negeri Banyudono yang berstatus Unit Gedung Baru (UGB) yang berdiri pada tahun 1992/1993 berdasarkan SK Mendikbud RI No 0313/0/1993 per Agustus 1993. SMA Negeri 1 Banyudono diampu oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Teras yaitu Bapak Basoeki, B. Sc. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Banyudono mulai menerima siswa baru tahun pelajaran 1992/1993. Karena gedung masih dalam proses pembangunan, maka proses belajar mengajar menumpang di SMP Negeri 2 Banyudono. Proses pembelajaran dilaksanakan sore hari selama lebih kurang tiga bulan dengan jam belajar jam 12.30 sampai dengan 17.30 WIB. Sekolah Menengah Atas Banyudono mulai menempati gedung baru pada hari Senin, 12 Oktober 1992. Luas tanah SMA Negeri 1 Banyudono adalah sekitar 10.000 m2 dengan luas bangunan 2.948 m2, luas halaman 240 m2, luas lapangan olah raga 612 m 2, dan luas kebun 6.200 m2. Dengan areal tanah seluas 10.000 m2 telah dibangun satu ruang Kepala Sekolah dan Tata Usaha, satu ruang guru/OSIS/UKS/gudang, enam ruang gudang, dan satu ruang laboratorium. Sesuai dengan SK Mendikbud RI No 53797/A2.I.2/C/1993 tanggal 26 Agustus 1993 diadakan serah terima jabatan Kepala SMA Negeri Banyudono (pengampu) kepada Kepala SMA Negeri 1 Banyudono Ibu Sri Muryati, BA. Selama tahun pelajaran 1993/1994 SMA Negeri 1 Banyudono mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa satu ruang perpustakaan dan perlengkapannya, dua buah bangunan RKB (Ruang Kelas
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Baru), satu buah televisi, satu buah komputer, satu buah OHP, satu perangkat kesenian, buku-buku pelajaran dan buku referensi. Sampai dengan tahun 2012 SMA Negeri 1 Banyudono telah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak delapan kali. Nama-nama beliau yang pernah menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 1 Banyudono adalah:
2.
1.
Sri Muryati, BA
2.
Drs. Setiawan
3.
Drs. H. Ngalimin
4.
Drs. Suyono
5.
Sumadi, S. Pd
6.
Drs. Agung Wardoyo
7.
Drs. Mahatma Joko Subandi, M. Pd
8.
Drs. Joko Raharjo
Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Banyudono a.
Visi Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah. Sekolah harus memiliki visi karena visi memerupakan gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. Terwujudnya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono yang unggul dalam prestasi dan teladan dalam perilaku .
b. Misi Misi adalah tindakan untuk mewujudkan atau merealisasikan visi yang telah ditetapkan. Misi SMA N 1 Banyudono adalah: 1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 2) Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif. 3) Melaksanakan
pembinaan,
pembimbingan,
pelatihan
dalam
pengembangan potensi diri siswa. 4) Menumbuhkan semangat berprestasi dan berkompetisi secara sehat bagi segenap warga sekolah. 5) Melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan ilmu dan kehidupan. 6) Memberdayakan semua potensi sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan mutu sekolah. 7) Mengembangkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan berwawasan global dalam memperkaya mutu pendidikan. 8) Menanamkan dasar nilai-nilai keilmuan, keimanan, dan ketaqwaan dalam kehidupan. 9) Mengembangkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, simpatik) dalam pergaulan. 10) Melaksanakan penilaian dan evaluasi pada setiap kegiatan untuk umpan balik dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
c.
Tujuan Pendidikan Bertolak dari visi dan misi selanjutnya sekolah merumuskan tujuan pendidikan. Tujuan merupakan apa yang akan dicapai/dihasilkan sekolah. Tujuan pendidikan SMA N 1 Banyudono adalah: 1) Membekali siswa dengan ilmu, imtaq, ketrampilan dan semangat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. 2) Mengembangkan
kemandirian
siswa
dalam
meningkatkan
kemampuan diri, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk menghadapi pendidikan dan kehidupan yang akan datang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 3) Membangun sikap demokratis, jujur, kreatif, sportif, disiplin dan percaya diri bagi seluruh warga sekolah. 4) Mengembangkan 7K (ketertiban, keamanan, kebersihan, kesehatan, kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan) melalui aktifitas kehidupan sekolah. 5) Meningkatkan efektifitas dan kreativitas bagi seluruh warga sekolah untuk mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu. 6) Mendorong siswa untuk menguasai TIK agar memiliki daya saing dan keunggulan.
3.
Keadaan Lingkungan Belajar Lingkungan belajar SMA Negeri 1 Banyudono sangat kondusif sehingga mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Letak SMA Negeri 1 Banyudono yang jauh dari keramaian kota membuat suasana menjadi tenang dan nyaman untuk pembelajaran. Untuk lingkungan secara umum, SMA Negeri 1 Banyudono adalah sekolah yang asri, sejuk, dan bersih, di setiap sudut bangunan terdapat taman dan beberapa pohon serta ruang hijau yang terawat. Sedangkan keadaan kelas pada umumnya bersih dan tertata rapi. Kelas juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang pembelajaran berupa LCD, screen LCD, satu unit komputer dan LAN, speaker, whiteboard, meja, kursi dan sebagainya. Untuk menunjang kegiatan belajar juga disediakan laboratorium dan perpustakaan. Dengan adanya berbagai fasilitas penunjang tersebut, kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Banyudono dapat berjalan maksimal. Rasa dan suasana kekeluargaan juga tercipta di sekolah ini dengan diterapkannya suasana yang hangat dan penuh keakraban dengan saling manyapa. Dengan hal tersebut diharapkan akan tercipta suasana kerjasama yang penuh dengan rasa kekeluargaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 4.
Struktur Organisasi SMA N 1 Banyudono Struktur organisasi sekolah merupakan gambaran tentang garis koordinasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Struktur organisais di SMA Negeri 1 Banyudono adalah: a.
Kepala Sekolah 1) Sebagai pendidik Membimbing guru dalam hal menyusun program pengajaran, mengevaluasi
hasil
belajar
dan
melaksanakan
program
pengayaan maupun remedial. Membimbing karyawan/TU dalam menyusun program kerja, melaksanakan
tugas
sehari-hari,
menanamkan
kerjasama,
pembuatan laporan dan teknik pelayanan. Membimbing siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler dan
mengikuti lomba-lomba di luar sekolah. Mengembangkan staff dalam mengikuti pelatihan, kegiatan MGMP, seminar, penyediaan bahan bacaan, dan kenaikan pangkat. Proses belajar mengajar perkembangan IPTEK. 2) Sebagai pengajar Menyusun program jangka panjang ( ± 8 tahun), menengah (± 4 tahun), pendek (± 1 tahun). Menyusun organisasi/personalia sekolah. Menggerakkan staf guru dan karyawan. Mengoptimalkan sumber daya manusia. 3) Sebagai supervisor Menyusun program supervisi, melaksanakan program supervisi dan memanfaatkan hasil supervisi. 4) Sebagai pemimpin Kepribadian baik dan memahami anak dengan baik. Memiliki visi dan misi sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Kemampuan mengambil keputusan dan berorganisasi. 5) Sebagai inovator Mampu mencari peluang perubahan dan melakukan perubahan di sekolah. Sebagai motivator. Mengatur lingkungan kerja fisik dan suasana kerja (non fisik). Kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. b.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum 1) Menyusun program pengajaran. 2) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran. 3) Menyusun jadwal ulangan blok dan tes semester serta UAN/UAS. 4) Menyiapkan kriteria kenaikan kels dan pelaksanaan ujian. 5) Mengatur jadwal penerimaan buku laporan penilaian hasil belajar, STTB/STL. 6) Mengkoordinasikan dan mengarahkan satuan pelajaran dan silabus kurikulum . 7) Menyusun laporan pelaksanaan ujian. 8) Mengkoordinasi pelaksanaan KBM sesuai jadwal KBM . 9) Bersama guru piket mengatur pengisian jam kosong/tugas dari guru yang berkaitan administrasi guru. 10) Membina dan bertanggung jawab dalam membina kegiatan MGMP. 11) Melaksanakan pemilihan guru teladan (sekolah). 12) Membina lomba-lomba dalam bidang akademik . 13) Pengelolaan penjurusan.
c.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan 1) Menyusun program pembinaan kesiswaan. 2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian kegiatan kesiswaan/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tertib sekolah serta pemilihan pengurus OSIS. 3) Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 4) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidental. 5) Membina dan melaksanakan koordinasi kegiatan K7 dan panca tertib. 6) Bertanggung jawab dalam melaksanakan penelitian/pemilihan calon siswa teladan penerimaan beasiswa (kerjasama dengan BP/BK). 7) Menyiapkan siswa yang akan dikirim untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah. 8) Bertanggung jawab dalam pengaturan dan penyusunan siswa/kelas 9) Menyusun
kegiatan
kesiswaan
secara
berkala,
PSB,
class
meeting/pentas seni, dan perpisahan akhir tahun pelajaran. 10) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengaturan kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa). 11) Membantu mengontrol pengisian data buku induk, klaper, mutasi siswa, dan rekap keadaan siswa setiap bulan. 12) Bertanggung jawab dalam pemantapan realisasi Wawasan Wiyata Mandala. 13) Mengendalikan
kegiatan
UKS/PMR/Pramuka/
kegiatan
ekstrakurikuler. 14) Bertanggung
jawab
dalam
pengaturan
pelaksanaan
upacara
bendera/hari besar/agama. 15) Membantu kelancaran dalam penyiapan kelengkapan data siswa yang akan dibuat pada daftar nominasi peserta UAS/UAN. d.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana 1) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana sekolah (KBM, guru, Tata Usaha, siswa, perpustakaan, laboraturium, kafetaria, ekstrakurikuler, dll). 2) Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana-prasarana. 3) Mengelola pembiayaan alat-alat pengajaran. 4) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana prasarana secara berkala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 5) Menginventariskan dan melengkapi daftar inventaris barang tiap bulan. 6) Rehabilitasi dan pengadaan alat kantor dan kelas. 7) Pemeliharaan dan pengembangan perpustakaan, laboraturium dan penataan halaman. 8) Pengendalian dalam pemeliharaan dan penjagaan kebersihan, keindahan dan kesehatan kelas/ruang serta lingkungan sekolah sepanjang hari. e.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat 1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali dan masyarakat secara harmonis. 2) Membina hubungan antara sekolah dengan BP3 dengan kinerja yang baik. 3) Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha dan lembaga sosial. 4) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala. 5) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan antar personal/warga sekolah. 6) Merekam data sekolah secara aktual dan divisualisasikan.
f.
Kepala Tata Usaha 1) Menjabarkan kebijakan Kepala Sekolah. 2) Mengkoordinasi administrasi sekolah. 3) Melaksanakan administrasi umum ke dalam dan ke luar. 4) Mengelola ketatausahaan. 5) Membuat daftar gaji. 6) Mengelola administrasi kepegawaian dan pensiun.
g.
Wali Kelas 1) Wali kelas melaksanakan 12 langkah, yaitu: Mengetahui jumlah anak didik. Mengetahui nama anak didik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 Mengetahui identitas anak didik Mengetahui kehadiran anak didik Mengetahui masalah-masalah anak didik Mengadakan penelitian kelakuan Mengambil tindakan untuk mengatasi masalah Mengetahui buku raport, kenaikan kelas dan ujian akhir Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan siswa Membina suasana kekeluargaan Melaporkan kepada kepala sekolah Membantu guru mata pelajaran dalam melaksanakan pelayanan dikelas 2) Menerima nilai dari guru mata pelajaran dan mengisikannya ke buku ledger nilai. 3) Memasukan nilai dari buku leger nilai kedalam raport. 4) Meneliti jurnal kelas dan presensi kelas kemudian memasukkannya ke buku daftar kelas yang akan diperiksa setelah akhir ajaran. 5) Memberikan bimbingan penyuluhan. h.
Guru 1) Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar 2) Pengelolaan kelas. 3) Pembinaan terhadap siswa.
5.
Tenaga Pengajar, Karyawan, dan Siswa SMA N 1 Banyudono a.
Tenaga Pengajar dan Karyawan Jumlah tenaga pengajar/guru dan karyawan di SMA N 1 Banyudono sebanyak 52 orang yang terdiri dari:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Tabel 4. 1. Daftar Tenaga Pengajar dan Karyawan SMA N 1 Banyudono Status L P Jumlah 1) Guru 21 15 36 a) Guru Tetap 3 3 6 b) Guru Tidak Tetap 1 2 3 2) Karyawan 6 1 7 a) Karyawan Tetap b) Karyawan Tidak Tetap JUMLAH 31 Sumber : TU SMA N 1 Banyudono b.
21
52
Siswa Jumlah Siswa di SMA N 1 Banyudono Tahun 2011/2012 dapat diperinci sebagai berikut: Tabel 4. 2. Rincian Jumlah Siswa SMA N 1 Banyudono 2011/2012
No
1) 2)
Jurusan IPA IPS JML
Kelas X Kls 6 6
L 55 55
P 130 130
Kelas XI Jml 185 185
Kls 2 4 6
L 15 37 52
P 49 73 122
Kelas XII Jml 64 110 174
Kls 2 3 5
L 17 42 59
P 46 58 104
Jml Seluruhnya Jml 59 106 163
Kls 6 4 7 17
L 55 32 83 170
Sumber: TU SMA N 1 Banyudono B.
Deskripsi Temuan Penelitian
Berdasarkan data atau informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti, maka peneliti melakukan analisisi terhadap data yang terkumpul sehingga data yang diperoleh dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini penulis menunjuk 12 informan sebagai sumber informasi guna mendukung kelengkapan data yang dibutuhkan, yaitu: 1.
Informan 1 (field note 1) yaitu Wakasek Kurikulum
2.
Informan 2 (field note 2) yaitu PJP SMA Model
3.
Informan 3 (field note 3) yaitu Ketua Komite Sekolah
4.
Informan 4 (field note 4) yaitu Guru TIK
5.
Informan 5 (field note 5) yaitu Guru Ketrampilan Batik
6.
Informan 6 (field Note 6) yaitu Guru Seni Budaya
commit to user
P 130 91 133 354
Jml 185 123 216 524
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 7.
Informan 7 (field Note 7) yaitu Guru Sejarah
8.
Informan 8 (field Note 8) yaitu Guru Biologi
9.
Informan 9 (field Note 9) yaitu Guru Biologi
10. Informan 10 (field Note 10) yaitu Guru Kimia 11. Informan 11 (field Note 11) yaitu Siswa kelas XII IPS 12. Informan 11 (field Note 11) yaitu Siswa kelas XII IPA Penelitian ini akan mengkaji masalah yang ditentukan dalam rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono, hambatan pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB, dan upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono. Gambaran data penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pengelolaan SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono a.
Kronologis diadakannya Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar di SMA N 1 Banyudono Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono mulai menjadi sekolah model
yang menyelenggarakan
Sekolah
Kategori
Mandiri-
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKLPSB) sejak tahun ajaran 2010/2011 pada masa kepemimpinan Drs. Mahatma Joko Subandi, M. Pd. SMA Negeri 1 Banyudono dibina oleh Direktorat Pembinaan SMA sejak
tahun
2004
dengan
menjadi
mini
piloting
sekolah
yang
menyelenggarakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Selain rintisan KBK sekolah juga menjadi Rintisan Pusat Sumber Belajar yang menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. Setelah selesai dengan RPSB sekolah kemudian menjadi rintisan sekolah yang menyelenggarakan PBKL. Sejak tahun ajaran 2010/2011 SMA N 1 Banyudono dengan bimbingan Direktorat Pembinaan SMA menjadi sekolah model yang menyelenggarakan SKM-PBKL-PSB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 Sekolah
Model
SKM-PBKL-PSB
adalah
SMA
yang
menyelenggarakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) dan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah. SMA Model adalah sekolah sudah sesuai dengan PP no 19 tahun 2005 tentang SNP yang dalam konsep pengajarannya sudah menggunakan ICT dan mempunyai nilai-nilai yang dinamakan keunggulan lokal. SMA Model konsepnya mencakup tiga hal yaitu sekolah kategori mandiri, mempunyai keunggulan lokal, dan pengajarannya berbasis TIK. (Catatan Lapangan 1) SMA N 1 Banyudono merupakan satu-satunya SMA di Karisidenan Surakarta yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai SMA Model. SMA N 1 Banyudono sebagai sekolah model SKM-PBKL-PSB adalah sekolah yang di program untuk mendukung potensi keunggulan lokal yang didukung dengan infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia yang professional sesuai standar yang ditetapkan. Selain itu sebagai SMA Model harus memiliki institusi mitra dalam pengembangan keunggulan lokal. Institusi mitra yang bekerja sama dengan SMA N 1 Banyudono adalah industri batik Mawar Semi dan Java Techno. Hal ini dinyatakan oleh Ekstra TKJ ada mitra dari luar dari Java Tecno ntuk PBKL ada pendamping dari perusahaan batik Mawar Semi di Makam Haji
b. Tahap Perencanaan SKM-PBKL-PSB Penyusunan program SMA Model dimulai dengan pemahaman substansi delapan SNP yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Prinsip dasar program SMA Model adalah meningkatkan pemenuhan delapan SNP sekolah dari kondisi saat ini menuju kondisi memenuhi atau hampir memenuhi SNP, sekaligus melaksanakan PBKL dan meningkatkan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 Delapan SNP itu adalah standar isi, standar standar kompetensi lulusan, standar standar proses, standar pengelolaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Kedelapan SNP itu harus bisa terpenuhi dan dipamahi untuk dilaksanakan. Kalau kedelapan SNP itu sudah dipahami maka dilakukan analisis SNP, analisis kondisi satuan pendidikan dan kondisi lingkungan satuan pendidikan. Semua itu menjadi dasar dalam penyusunan rencana sekolah yang melibatkan komite sekolah. (Catatan Lapangan 2) Pemahaman
delapan
substandi
SNP
menjadi
dasar
dalam
menemukan kondisi nyata sekolah dalam bentuk keberhasilan, kekurangan, dan permasalahan. Keberhasilan menggambarkan indikator delapan SNP yang telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP dan merupakan modal awal yang harus dipertahankan dan dikembangkan oleh sekolah untuk masa yang akan datang. Kekurangan adalah indikator delapan SNP yang belum memenuhi atau hampir memenuhi delapan SNP dan merupakan kondisi yang harus ditingkatkan sampai mencapai memenuhi atau hampir memenuhi delapan SNP. Identifikasi awal yang menghasilkan data tentang keberhasilan, kekurangan, dan permasalahan dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL dan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah menjadi dasar dalam penyusunan skala prioritas dan penyusunan rencana kerja sekolah. Rencana kerja sekolah berupa Rencana Kerja Menengah (RJKM) empat Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) satu Tahunan. RKJM dan RKA-S mencakup kegiatan pemenuhan delapan SNP termasuk di dalamnya pemenuhan PBKL dan PSB. Penyusunan KTSP, RKJM, dan RKA-S tidak lepas dari hasil supervisi temuan oleh Direkrorat Pembinaan SMA.
c.
Tahap Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB Sekolah
Menengah
Atas
(SMA)
Model
SKM-PBKL-PSB
merupakan sekolah binaan langsung dari Direktorat Pembinaan SMA dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 merupakan satu kesatuan kegiatan yang terintegrasi. Pelaksanaan kegiatan SMA Model dilaksanakan berdasarkan rencana kerja Tahunan (RKA-S). 1) Kurikulum Kurikulum berasal dari bahasa Inggris yaitu curriculum yang berarti rencana pelajaran. Menurut UU No 20 Tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran
penyelenggaraan
serta
cara
kegiatan
yang
digunakan
pembelajaran
untuk
sebagai
pedoman
mencapai
tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum di SMA Model SKM-PBKL-PSB harus menggambarkan seluruh program yang diselenggarakan oleh sekolah termasuk PBKL dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Padil, S.Pd selaku Wakasek Kurikulum SMA N 1 Banyudono pada hari Sabtu 24 Maret 2012 mengungkapkan bahwa Kurikulumnya sama dengan sekolah lain artinya kita juga menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Bedanya dengan sekolah lain adalah bahwa pengelolaannya sudah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dan dipadukan dengan keunggulan lokal dan pengajarannya berbasis TIK. (Catatan Lapangan 1) Kurikulum di SMA Model SKM-PBKL-PSB sama dengan kategori sekolah lainnya yaitu KTSP tetapi terdapat perbedaan pada pengembangan kurikulum sekolah yang ditambah aspek keunggulan lokal
seperti
yang
diungkapkan
oleh
Wakasek
Kurikulum
Pengembangan kurikulum juga sama seperti sekolah lainnya. Bedanya hanya pada pengembangan keunggulan lokal Pelaksanaan PBKL dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. PBKL yang diangkat di SMA N 1 Banyudono dilaksanakan melalui tiga strategi implementasi yakni melalui integrasi, melalui mata pelajaran ketrampilan dan melalui pengembangan diri. Hal tersebut sesuai yang ntuk pelaksanaan PBKL nya ada tiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 strategi. ekstrakurikuler, diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran, dan mata pelajaran yang berdiri sendiri
Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Untuk PBKL menggunakan integrasi dan ketrampilan. PBKL dapat diterapkan dalam 3 hal yaitu integrasi, muatan lokal (mulok) dan ketrampilan Dari hasil observasi dan beberapa pendapat informan, dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang digunakan pada SMA Model SKMPBKL-PSB adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memasukkan unsur keunggulan lokal dan memanfaatkan TIK. Kenyataan tersebut sudah sesuai dengan standar isi yang ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2) Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dimilki peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan di suatu satuan pendidikan. Sekolah merumuskan dan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan menetapkan kriteria kelulusan Ujian Nasional. Kriteria Ketuntasan Minimal ditetapkan berdasarkan analisis intake siswa, analisis materi dan analisis daya dukung. Hal ini sesuai ungkapan
Angka kelulusan siswa dan siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi setiap tahunnya selalu ditarget meningkat. Selama menjadi SMA Model angka kelulusan siswa mencapai 100 %. Hal ini
lulus siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi 57% belum sesuai dengan
Angka tersebut lebih besar prosentasenya dibandingkan dengan Rintisan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 Sekolah Kategori Mandiri (RSKM) yang selama 3 tahun terakhir yakni 40% siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Tabel 4.3 Data Lulusan Diterima di Perguruan Tinggi Diterima di Perguruan Tinggi
Tahun
Total diterima di
Pelajaran
Negeri (PTN)
Swasta (PTS)
2008/2009
12
70
82
2009/2010
18
80
98
2010/2011
26
89
115
Perguruan Tinggi
Sumber : TU SMA N 1 Banyudono Dari hasil observasi dan beberapa pendapat informan, dapat disimpulkan bahwa sekolah telah memenuhi Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan. 3) Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Pembelajaran di SMA N 1 Banyudono sudah menerapkan standar sebagai SMA Model SKMPBKL-PSB dalam perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator, pencapaian kompetensi, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan 8 mengimplementasikan pembuatan silabus, RPP, ataupun materi pembelajaran kita sesuaikan dengan draft yang ada di kurikulum Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
telah
disusun
merupakan dasar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran telah memanfaatkan TIK terbukti dengan pernyataan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Saya sudah menggunakan TIK untuk penyampaian teori. Misalnya untuk menerangkan motif batik, video proses pembuatan batik, menggunakan LCD, laptop, dan fasilitas lain yang disediakan oleh sekolah. Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran oleh guru dibenarkan oleh siswa dan mendapat respon positif dari siswa. Hal tersebut dibenarkan oleh informan 11 yang menyatakan bahwa hampir semua guru sudah memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Standar ketiga tentang pengawasan proses pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh informan 8 bahwa pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas dan PJP. Pendapat tersebut diperkuat oleh informan 2 yang menyatakan bahwa bahwa Kepala Sekolah, Pengawas, dan Penanggung Jawab Pelaksana SMA melaksanakan pemantauan pembelajaran dalam bentuk supervisi. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono telah memenuhi standar dalam penyelenggaraan proses pembelajaran yang meliputi
perencanaan
proses
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Keberhasilan
pelaksanaan
pendidikan
di sekolah
sangat
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik secara kualitas harus memenuhi kualifikasi akademik, sertifikasi profesi dan kesesuaian pendidikan sesuai dengan mata pelajaran Kualifikasi tenaga pendidik dan non kependidikan kita kurang memenuhi syarat karena ada 1 orang guru yang belum S1 (syarat minimal). Kita baru mencapai 97% untuk SDM nya, karena ada 1 yang lulusan D3 Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pelaksanaan administrasi sekolah didukung oleh tenaga kependidikan yang terdiri dari Kepala Sekolah dan tenaga administrasi tenaga layanan khusus meliputi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 penjaga sekolah, tenaga kebersihan, tukang kebun, dan pesuruh yang memiliki rincian tugas masing-masing. Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Banyudono sudah cukup memiliki pendidik sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan, tenaga kependidikan dan tenaga layanan khusus. 5) Standar Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di SMA N 1 Banyudono sudah mendukung pelaksanaan pembelajaran dan administrasi sekolah. Seperti Sarana prasarana sangat mendukung sekali. Anda sendiri bisa merasakan ketika praktek mengajar (PPL)
mendukung sekali. Setiap kelas sudah ada LCD, komputer, LAN, screen, dan pengeras suara Hal tersebut diperkuat oleh informan 2 yang menyatakan bahwa bahwa tidak hanya ruang kelas saja yang dilengkapi LCD, komputer, LAN, screen, dan pengeras suara tetapi ruang laboratorium dan perpustakaan juga dilengkapai fasilitas tersebut. Sarana dan prasarana kita sudah memenuhi persyaratan sekolah pelaksana SKM-PBKL-PSB. Fasilitas di sekolah sudah sangat mendukung. Infrastruktur yang baik, jaringan internet yang sudah masuk ke seluruh ruangan. Unit komputer dan LCD di ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan. (Catatan Lapangan 2) Hasil observasi menunjukkan bahwa sekolah telah memiliki ruang kelas, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, jamban, gudang, tempat bermain/berolahraga, dan semua lahan, bangunan/gedung, sarana prasarana tertata rapi, terpelihara, bersih , aman dan nyaman. Sarana dan prasarana lengkap yang disediakan sekolah sangat mendukung kelancaran proses pembelajaran dan penyelenggaraan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 pendidikan sehingga SMA Negeri 1 Banyudono telah memenuhi standar sarana dan prasarana. 6) Standar Pengelolaan Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Perencanaan program sekolah dituangkan dalam visi dan diuraikan dalam misi-misi yang harus dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2 yang Konsep SMA Model disesuaikan dengan visi dan misi . (Catatan Lapangan 2) Visi SMA N 1 Banyudono adalah Terwujudnya SMA N 1 Banyudono yang unggul dalam prestasi dan teladan dalam perilaku. Dengan misi 1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui penyelenggaraan
dan
pelaksanaan
pendidikan,
2)
Melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif, 3) Melaksanakan pengembangan
pembinaan, potensi
diri
pembimbingan, siswa,
pelatihan
4) Menumbuhkan
dalam semangat
berprestasi dan berkompetisi secara sehat bagi segenap warga sekolah, 5) Melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan ilmu dan kehidupan, 6) Memberdayakan semua potensi sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan mutu sekolah, 7) mengembangkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan berwawasan global dalam memperkaya mutu pendidikan, 8) Menanamkan nilai-nilai dasar keilmuan, ketaqwaan, dan keimanan dalam kehidupan, 9) Mengembangkan budaya 5S (senyum,
salam,
sapa,
sopan,
simpatik)
dalam
pergaulan,
10) Melaksanakan penilaian dan evaluasi pada setiap kegiatan untuk umpan balik dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Rencana kerja sekolah dituangkan dalam struktur kurikulum, program kerja tahunan, dan menjalin kemitraan dengan institusi yang relevan. Evaluasi sekolah dilaksanakan oleh internal dan eksternal serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 kepemimpinan sekolah yang dibantu oleh wakil kepala sekolah untuk bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, dan hubungan masyarakat. Sekolah juga menerapkan administrasi sekolah yang efektif, efisien, dan akuntabel serta dapat diakses oleh pemangku kepentingan Dari hasil observasi dan pendapat beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa SMA N 1 Banyudono sudah memiliki visi-misi yang jelas, membuat program sekolah, pengawasan dan evaluasi internaleksternal, kepala sekolah sekolah yang dibantu wakil kepala sekolah, dan manajemen sekolah yang efektif, efisien, dan akuntabel. 7) Standar Pembiayaan Sekolah Model SKM-PBKL-PSB membutuhkan dana untuk menunjang semua program kerja. Pelaksanaan program sekolah dibiayai oleh APBN, Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten, dan komite sekolah atau orang tua peserta didik. Iuran komite setiap anak mulai kelas X sampai kelas XII adalah sebesar Rp100.000,00. Informan 2 (Catatan Lapangan 2) untuk sekolah model disupport dari APBN sebesar Rp150.000.000,00 setahun. Untuk pengembangan e-learning Rp150.000.00
bertanggung jawab pada iuran siswa untuk pengembangan sekolah. Komite akan membuat pertanggungjawaban penggunaan dana kepada orang tua siswa. Semua orang tua siswa yang hadir dalam pleno dikasih
Komite sekolah juga besar kontribusinya. Sekolah bisa menjadi seperti ini berasal dari dana komite. infrastruktur yang memadai, jaringan internet di setiap ruangan, wifi-hotspot area semuanya berasal dari dana internal/komite dan dari pemerintah pusat. Kemarin baru saja sekolah mendapat bantuan Rp150.000.000,00 dari APBN untuk pengembangan infrastruktur dan jaringan internet. Sedangkan untuk LCD dan unit komputer di ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan berasal dari dana komite. Komite sekolah juga berperan dalam pendampingan kegiatan dan program-program yang dilaksanakan sekolah. Tanpa komite, sekolah tidak bisa menjadi seperti sekarang ini. (Catatan Lapangan 2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 Dana yang diperoleh dari berbagai pihak tersebut digunakan untuk pengembangan infrastruktur, penyediaan sarana dan prasarana dan pengembangan sumber daya manusia. Pemasukan dan penggunaan dana sekolah
juga
dilaporkan
kepada
pihak-pihak
yang
memangku
kepentingan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban secara akuntabel dan transparan. Berdasarkan
pendapat
beberapa
informan
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa pembiayaan pelaksanaan SMA Model SKM-PBKLPSB berasal dari APBN, pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan orang tua peserta didik yang dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, dan penyediaan sarana dan prasarana. 8) Standar Penilaian Pendidikan Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrument tes maupun non tes. Evaluasi yang dilakukan di SMA N 1 Banyudono mencakup 3 aspek penilaian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada 3 aspek yang dinilai. Kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kognitifnya dengan tes tertulis misalnya ulangan harian, ujian mid semester, ujian akhir semester. Afektifnya kita lihat setiap pembelajaran, bagaimana sikap anak. Kalau psikomotornya bagaimana siswa menerapkan pelajaran yang ia terima. (Catatan Lapangan 4) Penilaian kognitif dilakukan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Tes ini berupa penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ujian akhis semester. Penilaian afektif dilakukan setiap proses pembelajaran dengan memperhatikan sikap anak ketika mengikuti pembelajaran. Penilaian psikomotor dilakukan dengan pengamatan oleh guru terhadap siswa tentang ketrampilan atau kemampuan berttindak siswa setelah mengikuti pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 Pernyataan tersebut diperkuat oleh
enilaiannya
seperti penilaian pada umumnya. Penilaian mencakup 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian dilakukan dengan pemberian tugas-tugas, ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan semester
n 8).
Hasil observasi menyatakan bahwa penilaian juga dilakukan oleh satuan pendidikan. Setiap guru diwajibkan untuk menetapkan dan mendokumentasikan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), kriteria kenaikan kelas, dan kelulusan peserta didik. Dokumentasi aspek penilaian tersebut dituangkan dalam perangkat pembelajaran. Dari hasil observasi dan berbagai pendapat informan SMA Negeri 1 Banyudono sudah memenuhi kriteria standar minimal dalam pelaksanaan pembelajaran yang mencakup prosedur penilaian, penilaian oleh pendidik, dan penilaian oleh satuan pendidikan. 9) Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal Pelaksanaan
program
SMA
Model
SKM-PBKL-PSB
memerlukan kesiapan dari seluruh warga sekolah dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan pendidikan berbasis keunggulan lokal, pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK, dan pelaksanaan KTSP. Di samping itu dalam pelaksanaannya perlu mendapatkan dukungan dari pihak luar sekolah.
Semua
warga
sekolah
mendukung
dan
antusias
atas
penyelenggaraan sekolah sebagai SMA Model. Rata-rata Positif. Mereka mendukung. Pro dan kontra memang hal biasa tapi lebih banyak yang menikmatinya, artinya lebih banyak yang mendukung. Pro dan kontra kan biasa dalam suatu kebijakan, na yang kontra itu yang belum mengerti tetapi ketika sudah diberikan sosialisasi akhirnya mengerti juga dan mau menerima. Mereka yang kontra tersebut menilai bahwa sekolah model itu terlalu berat, tapi ketika mereka sudah mulai memahami malah mereka lebih enjoy. (Catatan Lapangan 1) Dukungan dari internal saya rasa baik. Bapak-ibu guru menyambut dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 program antara sekolah dengan Dirjen Pembinaan SMA dan mereka tidak keberatan untuk menjalankannya Senada dengan hal tersebut,komite sekolah sangat mendukung penyelenggaraan sekolah model dan berusaha memfasilitasi antara wali murid dan sekolah. Hal tersebut diutarakan oleh ketua komite SMA N 1 Saya merasa senang dan mendukung program sekolah dengan Dirjen Pembinaan SMA
u
berkoordinasi dengan komite sekolah terkait pengembangan dan program-
Ya tentu dilibatkan. Sekolah dan komite
selalu berkoordinasi. Tidak pernah berjalan sendiri-sendiri. Sekecil apapun yang menyangkut orang tua siswa komite tetap dilibatkan. Setiap tiga bulan komite juga mengadakan kontrol Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono telah siap menyelenggarakan SKM-PBKL-PSB dan mendapat dukungan internal dan eksternal sehingga telah memenuhi standar kesiapan sekolah dan dukungan eksternal.
d. Supervisi dan Evaluasi Supervisi dan Evaluasi merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan program SKM-PBKL-PSB. Supervisi dan evaluasi dilaksanakan oleh internal dan eksternal sekolah sebagai proses pengendalian proses dan penilaian hasil pelaksanaan kegiatan sekolah. Supervisi dan evaluasi dilaksanakan oleh internal dan eksternal. Supervisi dilakukan oleh direktorat pembinaan SMA minimal satu tahun satu kali. Tahun ini baru sekali. Tahun kemarin 2 kali, September dan Desember. September supervisi pertama, Desember supervisi tindak lanjut (Catatan Lapangan 2). Supervisi eksternal dilakukan oleh direktorat pembinaan SMA dari Jakarta, sedangkan supervisi internal dilakukan oleh kepala sekolah dan PJP SMA Model. Evaluasi internal dilakukan untuk menilai pemenuhan SNP dan pengembangan kurikulum. Supervisi eksternal dilaksanakan oleh Dit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 Pembinaan SMA yang dilaksanakan dalam dua tahap yakni supervisi yang menghasilkan temuan dan supervisi hasil dan rekomendasi.
e.
Hambatan Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terdapat beberapa hambatan dalam penyelenggaraan program SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono yaitu: 1.
Animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah Salah satu hambatan utama dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah minat masyarakat untuk bersekolah di SMA N Pertama ada pada input siswa yang rendah. Animo masyarakat untuk sekolah di SMA 1 Banyudono rendah Input siswa yang rendah tanpa didukung dengan proses pembelajaran yang baik berakibat pada output yang juga rendah. Letak sekolah yang kurang menguntungkan menjadikan SMA N 1 Banyudono kurang dikenal publik padahal didalamnya tersimpan potensi yang besar. Letak sekolah di pedesaan tidak didukung dengan sarana transportasi sehingga berimbas pada pencitraan sekolah di mata masyarakat. Bersekolah di SMA N 1 Banyudono merupakan pilihan ke empat setelah sekolah-sekolah favorit di kabupaten Boyolali.
2.
Adanya guru yang tidak mau belajar Dukungan sumber daya manusia adalah hal penting dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB. Seperti halnya yang Kendalanya ada pada faktor SDM. Ada guru yang sudah hampir pensiun sedikit enggan untuk belajar komputer. Tapi hal ini tidak begitu signifikan pengelolaan sekolah. masalahnya adalah mereka tidak begitu familiar dengan TIK (gaptek Lapangan 1) Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah merupakan hal wajib yang harus dilaksanakan sebagai SMA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 Model. Guru yang tidak mau belajar tersebut berimbas pada kualitas pembelajaran yang monoton dan kurang menyenangkan. Sebagaimana Saya penginnya semua guru menyenangkan
sehingga
tidak
ada
lagi
siswa
yang
tidak
memperhatikan Ada guru yang suaranya kurang keras (karena faktor usia), lalu ada juga guru yang mengajarnya belum menyenangkan (Catatan Lapangan 12) Dalam proses pembelajaran bahwa ada beberapa guru yang kurang menyenangkan dan kurang jelas dalam penyampaian materi. Suara guru yang kurang keras menjadikan sebagian siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri daripada memperhatikan guru. Metode pengajaran guru yang monoton dan tidak inovatif membuat siswa merasa bosan dan sulit untuk menangkap pelajaran. 3.
Ketergantungan pendidik terhadap listrik Di jaman yang serba modern listrik adalah kebutuhan pokok di segala bidang kehidupan termasuk penyelenggaraan proses pendidikan. Ketergantungan terhadap listrik membuat guru tidak bisa memanfaatkan Saya rasa hambatannya ketika mati listrik. Kalau sudah mati listrik otomatis pembelajaran berbasis TIK jadi susah
. 4.
Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai Keunggulan lokal yang diangkat di SMA N 1 Banyudono salah satunya adalah ketrampilan batik. Membatik membutuhkan alat dan bahan pendukung yang memadai. Kebutuhan ruang yang mampu menampung sedikitnya satu kelas siswa dan alat pengolah batik menurut informan 5 belum mencukupi. Saya rasa kendalanya ada pada kebutuhan ruangan. Sebenarnya ruangan ini (ruang seni) di setting untuk galeri dan ruang musik. Kalau saya menginginkan ruang batik sendiri yang tidak perlu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 ada keramiknya (soalnya kalau ada keramik jika ada lilin tumpah kelihatan kotor). Saya butuh ruangan untuk praktek. (Catatan Lapangan 5) Kebutuhan ruang yang belum mencukupi juga dirasakan oleh . Kebutuhan ruang juga belum mencukupi, idealnya ruang harus cukup untuk menampung satu kelas
Catatan Lapangan 6).
Kebutuhan ruang seni yang saat ini tersedia harus dibagi dua untuk musik dan seni batik. Selain itu sekolah belum menyediakan bak penampungan air untuk proses pewarnaan dan alat pemanas yang masih menggunakan kompor. Ruang seni idealnya mampu menampung siswa satu kelas dan dipergunakan khusus untuk ruang kreasi dan galeri.
f.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB Upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono adalah : 1.
Animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah Sosialisasi kepada masyarakat. Hanya saja masyarakat itu kok sepertinya tidak mau menerima kalau SMA Banyudono itu luar biasa. Untuk mengatasinya dengan membuat spanduk, membuat brosur dan promosi lewat internet (Catatan Lapangan 2). Upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan animo masyarakat adalah dengan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan dengan menyebar brosur dan pamflet serta mengadakan In House Training (IHT) bagi sekolah lain. Selain itu upaya yang dilakukan untuk menaikkan citra sekolah adalah memasang papan penunjuk arah yang dipasang di jalan kecamatan dengan mencantumkan SMA N 1 Banyudono sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 2.
Adanya guru yang tidak mau belajar Upaya yang dilakukan SMA N 1 Banyudono untuk mengatasi guru yang tidak mau belajar adalah dengan mengadakan pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran yang dilaksanakan secara rutin yakni setiap libur semester yang wajib diikuti oleh semua guru. Informan
Mengadakan pelatihan bagi guru-guru. Khusus
untuk guru-guru yang benar-benar tidak bisa TIK, kita mempunyai tim yang bertugas untuk memfasilitasi guru tersebut Tim khusus yang bertugas untuk memfasilitasi guru yang kesulitan
dalam
pemanfaatan
TIK
tersebut
diharapkan
mampu
meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran yang menyenangkan dan memanfaatkan TIK. Upaya tersebut akan berimbas pada kualitas mengajar guru dan kualitas lulusan yang diharapkan selalu meningkat dari tahun ke tahun. 3.
Ketergantungan pendidik terhadap listrik Listrik merupakan kebutuhan pokok yang sulit dicarikan Kalau sudah mati listrik itu kan susah ya mau ngapa-ngapain. Listrik kan kebutuhan sangat vital. Kemarin ada wacana kalau sekolah akan membeli genset. Minimal bisa untuk menghidupkan LCD di setiap kelas (Catatan Lapangan 4). Wacana pengadaan genset agar pembelajaran tetap memanfaatkan TIK ketika mati listrik dalam realisasinya diperlukan musyawarah semua warga sekolah dan pertimbangan dari komite sekolah. Sebelum pengadaan genset dapat terealisasi, guru menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan tetapi tidak bergantung kepada listrik.
Kalau
pas mati listrik kan otomatis TIK tidak bisa digunakan. Ya pembelajaran bisa beralih ke diskusi atau model lain yang menyenangkan yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 4.
Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai Penyediaan ruang seni dan bak penampungan air membutuhkan dana dan waktu yang cukup lama untuk pemenuhannya. Untuk mengatasi kekurangan ruang, guru ketrampilan batik berupaya untuk menggunakan ruangan yang ada semaksimal mungkin dan mendayagunakan luar kelas untuk praktek membatik sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 5 Sementara ini kita baru bisa memanfaatkan ruangan yang sudah ada. jika ruang ini tidak cukup menampung siswa saya mengakalinya dengan membatik di luar ruangan Guru juga memberikan informasi kepada anak jika anak menginginkan untuk membeli alat membatik secara mandiri seperti yang Guru memberi penjelasan/informasi misalkan anak mau membeli peralatan sendiri. Misalnya mau membeli peralatan di daerah Klewer, Jongke atau Baron
6)
C. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, temuan studi yang dapat dihubungkan dengan kajian teori adalah: 1.
Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB Dari hasil penelitian di lapangan peneliti menemukan adanya perbedaan dengan kajian teori yang peneliti jabarkan sebelumnya yaitu tentang strategi implementasi PBKL yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan keadaan sekolah. Strategi implementasi PBKL yang dipilih oleh SMA N 1 Banyudono ada 3 yaitu: a.
Melalui integrasi Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang diangkat di SMA Negeri 1 Banyudono adalah tanaman hias. Mata Pelajaran yang dipilih untuk integrasi PBKL adalah mata pelajaran Biologi dan Kimia.
b.
Melalui mata pelajaran ketrampilan Stategi melalui mata pelajaran ketrampilan dipilih sekolah untuk membekali siswa dengan keunggulan yang dapat dipergunakan siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 dalam kehidupan sehari-hari semasa sekolah maupun selepas lulus dari sekolah. Ketrampilan batik dipilih sekolah karena lokasi sekolah dekat dengan kota Surakarta yang terkenal dengan batik. c.
Melalui pengembangan diri Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler TKJ (Teknik Komputer Jaringan). Bagi siswa yang mengikuti ekskul TKJ selepas lulus mendapatkan ijazah D1. Pelaksanaan ekskul TKJ bekerjasama dengan Java Techno sebagai instruktur. Kegiatan ini diharapkan membekali siswa untuk menghadapi kehidupan di era persaingan yang semakin ketat. Dari kajian teori yang telah dijabarkan sebelumnya secara umum
pengertian SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah SMA yang telah memenuhi/hampir
memenuhi
8
(delapan)
SNP,
menyelenggarakan
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), dan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan, dan kesiapan sekolah dan dukungan eksternal. 1) Standar Isi Standar
isi
merupakan
acuan
bagi
satuan
pendidikan
dalam
mengembangkan kurikulum. Standar minimal pendidikan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). dari temuan di lapangan Kurikulum yang digunakan di SMA N 1 Banyudono adalah KTSP yang ditambah dengan 2 fokus pengembangan yakni Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 2) Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan merupakan pedoman dalam menentukan kelulusan peserta didik. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 peserta didik dirumuskan berdasarkan analisis materi dan intake siswa. Target kelulusan Di SMA Negeri 1 Banyudono 100% dan telah mencapai realisasi 100%. Tetapi realisasi kelulusan 100% tersebut belum dibarengi dengan realisasi siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang
3) Standar Proses Proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Banyudono sudah menerapkan standar minimal diantaranya adalah melaksanakan pembelajaran PBKL yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan/mulok/ketrampilan, menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi, penyusunan silabus, RPP, dan bahan ajar yang berbasis PBKL dan TIK, serta melaksanakan evaluasi pembelajaran. 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tenaga Pendidik SMA Model minimal S1 yang telah memenuhi kualifikasi akademik dan berlatar pendidikan tinggi sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Sedangkan tenaga kependidikan menurut standar nasional sekurang kurang terdiri atas Kepala
Sekolah, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga laboratorium yang telah memenuhi persyaratan. Memiliki minimal 4 tenaga layanan khusus yakni penjaga sekolah, tenaga kebersihan, pengemudi, tukang kebun, dan pesuruh yang telah memenuhi kualifikasi. Tenaga pendidik di SMA N 1 Banyudono sudah memenuhi kriteria 97 % berpendidikan S1 dan mengajar sesuai latar belakang pendidikannya. Sedangkan kekurangan sekolah adalah belum memiliki tenaga perpustakaan dan tenaga laboratorium yang saat ini masih ditangani oleh guru. Tenaga pustakawan dan laboran yang belum dimiliki sekolah disebabkan karena adanya
peraturan
yang
melarang
sekolah
untuk
menambah
guru/karyawan secara mandiri. Menanggapi hal tersebut sekolah bersama dewan komite berinisiatif untuk mengangkat tenaga pustakawan dan laboran yang dibiayai oleh komite mulai tahun ajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 5) Standar Sarana dan Prasarana Penyelenggaraan sekolah didukung dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Memiliki rombongan belajar, infrastruktur yang mendukung kegiatan belajar-mengajar dan administrasi sekolah, tersedianya peralatan yang memadai di setiap ruangan, laboratorium, dan referensi lain berupa buku, jurnal, CD di perpustakaan serta sarana pendukung PSB berupa website dan perangkat audio visual. Sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Banyudono sudah mencukupi dan mendukung kegiatan pembelajaran dan administrasi sekolah. 6) Standar Pengelolaan Manajemen penyelenggaraan sekolah dimulai dengan perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Perencanaan sekolah tertuang dalam visi dan misi sekolah yang jelas. Pelaksanaan program sesuai dengan rencana kerja yang selalui diawasi dan dievaluasi didukung dengan sistem informasi manajemen yang efektif, efisien, dan akuntabel. 7) Standar Pembiayaan Pembiayaan untuk melaksanakan SMA Model SKM-PBKL-PSB diperlukan dana yang tidak sedikit. Kebutuhan dana tersebut diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten dan komite sekolah. Dana yang terkumpul kemudian dialokasikan untuk peningkatan mutu sekolah, pengembangan SDM dan infrastruktur, dan penyediaan sarana dan prasarana,
dan
penyelenggaraan
sekolah.
Pengunaan
dana
dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 8) Standar Penilaian Pendidikan Kegiatan belajar mengajar perlu penilaian pendidikan agar dapat diketahui hasil pencapaian peserta didik. Penilaian pendidikan dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 9) Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal Penyelenggaraan sekolah sebagai SMA Model didukung oleh semua warga sekolah dan pihak eksternal. Infrastruktur sekolah yang memadai didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan terus ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan rutin. Dukungan eksternal datang dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan lembaga kemitraan di bidang seni batik dan teknologi informasi. 2.
Hambatan Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB Hambatan yang muncul selama penyelenggaraan program SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono adalah: a.
Animo masyarakat terhadap SMA Negeri 1 Banyudono yang masih rendah
3.
b.
Adanya guru yang tidak mau belajar
c.
Ketergantungan pendidik terhadap listrik
d.
Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai
Upaya-upaya
yang
Dilakukan
Untuk
Mengatasi
Hambatan
Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB a.
Sosialisasi kepada masyarakat melalui brosur dan pamflet serta penyelenggaraan IHT bagi guru SMA lain.
b.
Pelatihan pemanfaatan TIK secara rutin dan wajib diikuti oleh guru.
c.
Penggunaan metode dan model pembelajaran yang tidak bergantung pada listrik tetapi tetap menyenangkan.
d.
Memanfaatkan
ruangan
yang
ada
semaksimal
mungkin
mendayagunakan ruangan luar kelas untuk praktek membatik.
commit to user
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan SMA Model Sekolah Kategori MandiriPendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono sudah hampir sesuai dengan pedoman penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB. Namun masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengelolan SMA Model SKM-PBKL-PSB Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono, meliputi tiga tahap yaitu: a.
Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi pemahaman substansi delapan SNP, analisis kondisi sekolah, dan penyusunan KTSP, RKJM dan RKA-S. Tahap perencanaan ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
b.
Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi beberapa aspek yaitu kurikulum, peserta didik, proses pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian pendidikan, dan kesipan sekolah dukungan eksternal.
c.
Tahap Supervisi dan Evaluasi Tahap ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan. Tahap ini dilakukan oleh pihak internal (kepala sekolah, penanggungjawab pelaksana) dan pihak eksternal (direktorat dan pengawas).
commit to user 83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 2. Hambatan dalam Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono antara lain: a.
Animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah
b.
Adanya guru yang tidak mau belajar
c.
Ketergantungan pendidik terhadap listrik
d.
Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai
3. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB Upaya-upaya yang dilakukan SMA Negeri 1 Banyudono untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB, antara lain: a.
SMA Negeri 1 Banyudono melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan menyebar pamflet dan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
b.
SMA Negeri 1 Banyudono mengadakan pelatihan pembelajaran berbasis TIK dan e-learning bagi tenaga edukatif dan administratif.
c.
Penggunaan metode dan model pembelajaran yang tetap menyenangkan ketika listrik sedang padam.
d.
Pemanfaatan ruang yang ada semaksimal mungkin dan mendayagunakan ruang sekitar dalam kegiatan praktek membatik.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoretis Pelaksanaan
SMA
Model
SKM-PBKL-PSB
bukan
hanya
memperhatikan SNP (Standar Nasional Pendidikan) sebagai acuan minimal dalam penyelenggaraan program sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tetapi dalam pelaksanaannya perlu difokuskan pada beberapa komponen. Jika dilaksanakan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku maka pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 PSB di SMA N 1 Banyudono sudah sesuai dengan pedoman penyelenggaraan SMA Model. 2. Implikasi Praktis a. Pelaksanaan Sekolah Model SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono memberikan dampak positif terhadap pengelolaan dan peningkatan mutu sekolah. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai materi penunjang untuk melakukan penelitian yang serupa. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah lain sebagai bahan kajian untuk mengimplementasikan SMA Model SKM-PBKL-PSB.
C. Saran Dari analisis yang dilakukan, kesimpulan dan implikasi yang telah diambil maka dapat dikemukanan saran sebagai berikut: 1.
Bagi Guru a. Sebaiknya guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah dalam pemahaman materi. b. Guru hendaknya mengikuti seminar, pelatihan, dan diklat yang tidak hanya diselenggarakan
oleh
intern
sekolah
untuk
meningkatkan
empat
kompetensi guru. 2.
Bagi Sekolah a. Pihak sekolah hendaknya mengadakan kerja sama dengan institusi mitra dalam hal investasi, penjualan, dan penyaluran siswa berbakat terkait keunggulan lokal seni batik. b. Pihak sekolah sebaiknya menambah keunggulan lokal yang berkaitan dengan seni batik dalam mata pelajaran atau ekstrakurikuler keunggulan lain yang merupakan kegiatan lanjutan dari produksi batik.
3.
Bagi Pemerintah a. Pemerintah hendaknya menetapkan standar dengan memperhatikan kebutuhan dalam penyelenggaraan sekolah sehingga tidak terjadi kesenjangan antara aturan pemerintah dengan apa yang dibutuhkan.
commit to user