IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MODEL PEMBINAAN STRUKTURAL RELIGIUS (Studi Kasus di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto)
Oleh: A. NURKHOLISH ANASUKHA NIM: 1320411039
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
YOGYAKARTA 2015 i
ABSTRAK A. NURKHOLISH ANASUKHA. Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius (Studi Kasus di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto). Tesis. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Islam, Konsentrasi Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2015. Latar belakang penelitian ini bahwasannya PAI merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal ini belum bisa tercapai dengan baik dikarenakan PAI lebih concern kepada teori, adanya isu kenakalan remaja dan sistem evaluasi PAI yang kurang bermakna. Sehingga, hal ini dapat berdampak negatif pada perilaku peserta didik. Maka, dibutuhkan suatu upaya yang dapat mengaplikasikan materi PAI ke dalam praktek agar lebih berdampak nyata. Penambahan jam pelajaran PAI ke dalam bentuk kegiatan keagamaan sebagai salah satu upaya dalam membina, mendidik, dan membimbing peserta didik agar terbentuk akhlakul karimah. Melalui model struktural, kepala sekolah bersama seluruh warga sekolah melaksanakan kegiatan keagamaan dalam rangka menciptakan budaya religius di sekolah. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), bersifat deskriptif kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Konsep pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto didasarkan atas adanya instruksi melalui surat keputusan kepala sekolah No. 01/10307/L-1.5/SK/2014 tentang Rencana Kerja Sekolah tahun pelajaran 2014/2015, melalui empat tahapan: a). Sekolah melihat permasalahan atau instruksi dari yayasan LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto b). Mengkoordinasikan dengan tim manajemen. c). Membentuk koordinator dan susunan kepanitiaan. d). Menyusun rencana kerja. Strategi yang digunakan adalah power strategi dan persuasive strategy dengan metode penciptaan budaya religius, internalisasi nilai, keteladan, pembiasaan dan pembudayaan. (2) Implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius diintegrasikan ke dalam: a) kegiatan harian: shalat dhuhur berjamaah, dzikir pagi dan sore, halaqah dan subuh call. b). kegiatan mingguan: shalat sunah dhuha, tadarus Al Qur’an, tasmi’ Al Qur’an, subuh keliling, infaq hari jum’at, dan shalat jum’at berjamaah. c). kegiatan bulanan: subuh mubarok dan kajian rutin rohis. d). kegiatan tahunan: ibadah latihan qurban, ‘Itikaf, malam bina iman dan taqwa, bina diniyah, zakat fitrah, pengenalan lingkungan masyarakat. Faktor pendukung: manajemen sekolah yang baik, peserta didik mudah diajak bekerjasama, sumber pendanaan yang mendukung, SDM/guru yang berkualitas, lingkungan sekolah yang agamis, dukungan dari orang tua/wali peserta didik. Faktor penghambat: terlalu banyak program kegiatan, masalah personal atau guru, sarana dan prasarana yang belum maksimal, mis-communication antara guru dan manajemen, miscommunication antara pihak sekolah dan orang tua/wali peserta didik, pergaulan peserta didik di luar sekolah, peserta didik manja dan suka datang terlambat. Solusi hambatan: rapat lokal MGMP PAI, rapat setiap akhir pekan, pemecahan masalah langsung di tempat, mengubah aula menjadi tempat ibadah, pengawasan melalui buku laporan kegiatan peserta didik, home visit (berkunjung ke rumah peserta didik). vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga penulisan tesis ini bisa selesai. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Penulisan tesis ini merupakan kajian tentang implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih khususnya kepada: 1.
Prof. Noorhaidi, M.A.,M.Phil., Ph.D selaku Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Prof. Dr. Maragustam Siregar, M.A., selaku Direktur Program Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.
Dr. Abdul Munip, M.Ag., selaku Sekertaris Program Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
4.
Dr. Maksudin, M.Ag., yang telah bersedia meluangkan waktu di sela-sela kesibukan padatnya untuk memberikan bimbingan demi penulisan tesis ini.
5.
Segenap Dosen dan Karyawan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6.
Bintoro Condro Purnomo, S.Si selaku Kepala SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.
viii
7.
Heru Widodo, Lc selaku Koordinator Guru PAI, Rofik Anhar, S.H.I selaku WKS Kesiswaan, Sumintarsih, S.Sos selaku WKS Kurikulum dan semua guru serta peserta didik SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.
8.
Muhamad Al Muslim, S.Pd.I dan Siti Kholifah, S.Pd.AUD Bapak dan Ibu kandung penulis berserta segenap keluarga besar tercinta di Karangpetir, Tambak, Banyumas, Jawa Tengah yang selalu menyayangi, memperhatikan dan mendoakan penulis.
9.
Fakhrul Fajar Pambudi dan Rizka Tri Nurlaela, adik-adik penulis yang juga menumbuhkan motivasi atas selesainya tesis ini.
10.
Afik Ahsanti, S.Pd.I.,M.Pd.I, istri penulis yang senantiasa menemani dan memberikan motivasi yang tiada henti sampai terselesaikannya tesis ini.
11.
Teman-teman satu kelas PAI A Non-Reguler angkatan 2013/2014 di Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam dan semua anggota Jamaah facebookiyah.
12.
Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan tesis ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah Swt., dan
mendapat limpahan rahmat yang lebih baik dari-Nya. Amin.
Yogyakarta, 27 April 2015 Penulis
A. Nurkholish Anasukha, S.Pd.I NIM. 1320411039
ix
PERSEMBAHAN
Tesis Ini Penulis Persembahkan Kepada Almamater Tercinta :
Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
x
MOTTO
∩⊇⊇∪ 3 öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉitóム4®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çÉitóムŸω ©!$# āχÎ) “Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Qs. Ar-Rad: 11)”.1
ﺍﻛﺜﺮ ﻣﺎ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﳉﻨﺔ ﺗﻘﻮﻯ ﺍﷲ ﻭ ﺣﺴﻦ ﺍﳋﻠﻖ “Kebanyakan (dari perkara) yang menjadikan seseorang masuk ke dalam surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia (HR. Tirmidzi)”.2
“Penyebab ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan (William Kilpatrick)”.3
1
Al Qur’an dan Terjemah, Mushaf Al Azhar, (Jakarta: Hilal, 2010), hlm. 250 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, terj. Harun Zen & Zenal Mutaqin, (Bandung: Jabal, 2011), hlm. 393 3 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 31 2
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...... ....
i
PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI. .............................................................
iii
PENGESAHAN DIREKTUR..........................................................................
iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ...................................................................
v
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................
x
MOTTO ...........................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................
8
D. Kajian Pustaka ............................................................................
10
E. Metode Penelitian .......................................................................
13
F. Sistematika Pembahasan .............................................................
23
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MODEL PEMBINAAN STRUKTURAL RELIGIUS............................................................
25
A. Pendidikan Agama Islam (PAI) ...................................................
25
1.
Pengertian PAI .....................................................................
25
2.
Fungsi, Tujuan dan Materi PAI ............................................
29
xii
a. Fungsi PAI .....................................................................
29
b. Tujuan PAI.....................................................................
33
c. Materi PAI .....................................................................
35
Ruang Lingkup PAI .............................................................
36
B. Model Pembinaan Struktural Religius .........................................
39
3.
1.
Pengertian Model Pembinaan Struktural Religius .................
39
2.
Budaya Religius di Sekolah..................................................
49
a.
Pengertian Budaya Religius di Sekolah .........................
49
b.
Cara Pembudayaan Religius di Sekolah .........................
51
c.
Fungsi Budaya Religius di Sekolah ...............................
55
d.
Strategi Pembudayaan Religius di Sekolah ....................
56
e.
Indikator Budaya Religius di Sekolah ............................
59
Kebijakan Pimpinan Sekolah/Kepala Sekolah ......................
61
a. Pengertian Kebijakan Pimpinan Sekolah ........................
61
Kegiatan Keagamaan di Sekolah ..........................................
70
a.
Pengertian Kegiatan Keagamaan ...................................
70
b.
Tujuan Kegiatan Keagamaan di Sekolah .......................
76
c.
Bentuk-Bentuk Kegiatan Keagamaan di Sekolah ...........
77
d.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
3.
4.
Kegiatan Keagamaan di Sekolah ...................................
83
BAB III GAMBARAN UMUM SMA IT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH PURWOKERTO .............................................................................
85
A. Letak Geografis dan Data Profil Sekolah.....................................
85
B. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya ........................................
86
C. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ....................................................
88
D. Struktur Organisasi Sekolah ........................................................
92
E. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan .............................. 115 F. Keadaan Peserta didik ................................................................. 120 G. Keadaan Sarana dan Prasarana .................................................... 121
xiii
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN DATA PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
BERBASIS
MODEL
PEMBINAAN
STRUKTURAL RELIGIUS DI SMA IT AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH PURWOKERTO ................................................... 125 A. Konsep Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius ...................................................................... 125 B. Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius .................................................... 135 C. Faktor Pendukung dan Penghambat serta Solusinya dalam Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius .................................................... 167 1.
Faktor Pendukung Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius .................................. 168
2.
Faktor Penghambat Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius .................................. 172
3.
Solusi dalam Mengatasi Faktor Penghambat Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius................................................................................ 176
BAB V
PENUTUP ........................................................................................ 182 A. Kesimpulan................................................................................. 182 B. Saran-Saran ................................................................................ 186
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 188 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 194 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, 116
Tabel 2
Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, 119
Tabel 3
Jumlah Peserta didik dan Rombongan Belajar SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, 120
Tabel 4
Data Lahan dan Bangunan Sekolah SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, 121
Tabel 5
Keadaan Bangunan Sekolah SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, 122
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Bagan struktur logika/alur berfikir Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, 84
Gambar 2
Bagan Struktur Organisasi Sekolah SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, 93
Gambar 3
Bagan Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembinaan Struktural Religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, 181
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Insrtument Pengumpulan Data Observasi, Dokumentasi dan Wawancara,
Lampiran 2
Kumpulan Foto Kegiatan Keagamaan di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015,
Lampiran 3
Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Rencana Kerja Sekolah Tahun Pelajaran 2014/2015,
Lampiran 4
Rencana Kerja Sekolah SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015 tentang Pengembangan Kompetensi Lulusan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Lampiran 5
Struktur Kurikulum 2014/2015,
Lampiran 6
Contoh Prosedur Operasional Standar Kegiatan Keagamaan Wudhu dan Shalat,
Lampiran 7
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Seminar Proposal Tesis Tahun Akademik 2014/2015,
Lampiran 8
Berita Acara Seminar Proposal Tesis Tahun Akademik 2014/2015,
Lampiran 9
Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Tesis dari Pembimbing,
Lampiran 10
Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto,
Lampiran 11
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015,
(Kurikulum
xvii
2013)
Tahun
Pelajaran
Lampiran 12
Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru PAI / PJ Biah Islamiyyah, WKS Kesiswaan dan Peserta didik,
Lampiran 13
Sertifikat Telah Lulus Toefl dari Pusat Pengembangan Bahasa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan salah satu dari sekian mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap peserta didik di sekolah, pada semua jenjang pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 Butir a yang menyatakan bahwa “setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik seagama”.1 Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2007 Pasal 3, tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan disebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama. Pengelolaan pendidikan agama dilaksanakan oleh Menteri Agama”.2 Melalui pendidikan agama khususnya agama Islam diharapkan akan terbentuk pribadi yang berakhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga pendidikan agama Islam menjadi sebuah cita-cita yang luhur bagi setiap muslim. Karena, bagi seorang muslim, pendidikan agama Islam bukan untuk dipelajari materinya saja ataupun dibaca dan dihafal terus menerus, namun yang terpenting dalam pendidikan agama
1
Sisdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung: 2010, Fokus Media), hlm. 20 2 Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam: Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Gramedia, 2001), hlm.54
1
2
Islam adalah bagaimana pengamalan dari pendidikan agama yang dipelajarinya dapat teraktualisasikan dengan baik dan benar dalam kehidupan nyata.3 Dalam mengaktualisasikan pendidikan agama Islam ke dalam kehidupan sehari-hari, khususnya peserta didik ternyata belum bisa mencapai tingkat kompetensi yang menggembirakan. Berkaitan dengan ini, Amin Abdullah menyoroti titik lemah kegiatan pendidikan agama Islam yang berlangsung di sekolah, diantaranya: 1. Pendidikan agama lebih terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif semata. 2. Pendidikan agama kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik lewat berbagai cara. 3. Isu kenakalan remaja, perkelahian, premanisme, minuman keras dan sebagainya, walaupun tidak secara langsung ada keterkaitan dengan pola metodologi pendidikan agama yang selama ini berjalan konvensionaltradisional. 4. Pendidikan agama lebih menitikberatkan pada aspek korespondensitekstual, yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan yang sudah ada. 5. Sistem evaluasi, bentuk-bentuk soal ujian agama Islam menunjuk prioritas utama pada kognitif dan jarang pada “nilai” dan “makna” spiritual keagamaan yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari.4
3
Ganjar Eka Subakti, “Implementasi Pendidikan Agama Islam di SD Islam Terpadu (Studi Deskriptif pada SD Plus Islam Terpadu Bhaskara Sukamelang-Subang Tahun 2010-2011)” (Jurnal Tarbawi, Vol. 1 No. 1 Maret 2012), hlm. 21 4 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 90
3
Sistem pendidikan agama Islam seperti di atas, berdampak pada pola perilaku peserta didik yang mudah menyimpang dari norma agama, norma hukum dan norma susila. Kemampuan peserta didik dalam hal praktek peribadatan, membaca, hafalan, dan menulis huruf Al Qur'an pada umumnya masih sangat rendah.5 Hal ini menjadi salah satu problem tersendiri bagi pendidikan agama Islam yang diadakan di sekolah. Permasalahan di atas, dianggap sebagai penyebab rendahnya peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang dipelajarinya secara utuh. Sehingga, pendidikan agama Islam merupakan faktor yang sangat penting dalam mengembangkan perilaku peserta didik untuk berbuat sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Di dalam Qs. AnNahl ayat 90 Allah SWT., menyebutkan.
Ï!$t±ósxø9$# Çtã 4‘S s ÷Ζtƒuρ 4†n1öà)ø9$# “ÏŒ Ç›!$tGƒÎ)uρ Ç≈|¡ômM}$#uρ ÉΑô‰yèø9$$Î/ ããΒù'tƒ ©!$# ¨βÎ) ∩⊃∪ šχρã©.x‹s? öΝà6‾=yès9 öΝä3ÝàÏètƒ 4 Äøöt7ø9$#uρ Ìx6Ψßϑø9$#uρ Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (Qs. An-Nahl: 90).6 Pada ayat di atas, manusia diajarkan untuk tidak saling merugikan dengan melakukan perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Sebagaimana Rasulullah SAW menyebarkan ajaran agama Islam dengan keagungan akhlaknya, sehingga bisa menjadi uswatun hasanah bagi seluruh umat 5
Yusuf Afriadi, “Kegiatan Ekstrakurikuler PAI”, dalam http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/07/kegiatan-ekstrakurikuler-pai.html. diakses tanggal 30 Desember 2014 6 Sofyan Abdul Rosyid, dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya Edisi Ilmu Pengetahuan, (Bandung: al-Mizan Publishing house, 2011), hlm. 278
4
manusia. Begitu pula pendidikan agama Islam yang ditanamkan di dalam diri peserta didik seharusnya menekankan pada akhlakul karimah, agar pengetahuan yang dipelajari peserta didik dapat menjadi benteng bagi dirinya dari perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Menurut Zakiah Daradjat bahwa pada masa remaja ada kecenderungan menekankan keberagamaan hanya pada dimensi intelektual saja. Pengetahuan keagamaan menjadi suatu kegiatan yang banyak diminati oleh peserta didik khususnya di sekolah yang mengutamakan aspek pengetahuan, namun seringkali mengabaikan dimensi religiusitas atau ketaatan pada agama.7 Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita pendidikan agama Islam yang selama ini lebih memprioritaskan materi pada aspek pengetahuan saja, harus bisa diaplikasikan dalam bentuk pengamalan atau kegiatan yang bersifat positif bagi peserta didik. Glock dan Stark dalam Rertson mengemukakan ada lima macam dimensi religiusitas yang harus ada pada diri setiap individu, yaitu: dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dan dimensi pengamalan agama.8 Integrasi dan keseimbangan kelima dimensi tersebut merupakan kondisi yang diharapkan dalam aktualisasi religiusitas seseorang. Kelima dimensi tersebut memiliki kesesuaian dengan agama Islam meskipun tidak sepenuhnya sama, dimensi keyakinan dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syari’ah dan dimensi pengalaman disejajarkan dengan akhlak. Dari kelima dimensi tersebut
7 8
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 24 Muhaimin, “Paradigma. . .”,hlm. 293
5
dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk kegiatan keagamaan sebagai wahana dalam upaya menciptakan suasana religius di sekolah. Untuk itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai cita-cita pendidikan agama Islam adalah dengan menambahkan jam pendidikan agama Islam melalui berbagai bentuk kegiatan keagamaan di sekolah dengan tujuan agar dapat mengurangi tindakan dan perilaku menyimpang yang banyak dilakukan peserta didik. Karena, di zaman seperti sekarang ini dibutuhkan lebih dari sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai keagamaan yang seharusnya mendapat porsi memadai dalam pembelajaran.9 Implementasi pendidikan agama Islam dalam bentuk kegiatan keagamaan di sekolah merupakan salah satu upaya pengembangan pendidikan agama Islam agar materi agama yang bersifat teoritis bisa diaplikasikan dalam kegiatan keagamaan yang lebih bersifat nyata bagi peserta didik, melalui koordinasi dan kerjasama antar warga sekolah dan juga lingkungan sekolah yang mendukung. Menciptakan suasana atau iklim kehidupan keberagamaan merupakan bagian dari pengembangan pendidikan agama Islam yang berdampak pada berkembangnya suatu pandangan hidup yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai agama Islam yang diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan hidup para warga sekolah. Implementasi pendidikan agama Islam dalam bentuk kegiatan keagamaan sebagai upaya menciptakan budaya religius dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan bimbingan, pengamalan, ajakan (persuasif), keteladanan dan
9
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hlm. 13
6
pembiasaan bersikap agamis baik secara vertikal (habluminallah) maupun horizontal (habluminannas) dalam lingkungan sekolah.10 Sekolah harus mengupayakan sebuah pendidikan agama Islam yang mampu mengembangkan seluruh kompetensi peserta didik dalam segala hal. Maka, hal ini sangat bergantung pada kecakapan dan kebijakan kepala sekolah dalam mengelola pendidikan di sekolah. Kepala sekolah harus bekerjasama dengan para guru dalam mendidik, mengajar, membimbing dan membina peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.11 Dalam hal ini, salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan agama Islam dan mengembangkannya ke dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan adalah SMA IT (Islam Teladan) Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Hal ini didasarkan pada pernyataan bahwa di sekolah ini implementasi pendidikan agama Islam tidak hanya diterapkan pada jam pelajaran di kelas tetapi juga dilaksanakan di luar jam pelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah melalui berbagai bentuk kegiatan keagamaan yang didasarkan pada visi dan misi sekolah yaitu menjadi sekolah Islam teladan dan melaksanakan pembiasaan amal saleh dan akhlak mulia.12 Pelaksanaan kegiatan keagamaan didasarkan atas adanya suatu kebijakan dan peraturan dari kepala sekolah kepada seluruh warga sekolah terutama peserta didik agar materi pendidikan agama Islam yang dipelajari peserta didik di kelas bisa dipraktekkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
10
E. Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), hlm. 32 11 Yani S Kusmardana, “Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, dalam http://yaniskusmardanaspd.blogspot.com/2011/10/peranan-kepala-sekolah-dalam.html. diakses tanggal 12 Januari 2015 12 Hasil wawancara dengan Bapak Bintoro Condro Purnomo, S.Si selaku Kepala SMA IT Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto. Senin, 2 Februari 2015 Jam 08.30 di ruang tamu kepala sekolah
7
Dapat diketahui bahwa implementasi pendidikan agama Islam di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto diterapkan tidak hanya pada jam pelajaran di kelas, tetapi juga di luar jam pelajaran baik di laksanakan di sekolah maupun di luar sekolah berdasarkan instruksi dari kepala sekolah. Hal ini sesuai dengan pendidikan agama Islam melalui model struktural dimana pengembangan pendidikan agama Islam ini, dalam bentuk kegiatan keagamaan yang disemangati oleh adanya peraturan-peraturan, pembangunan kesan, baik dari dunia luar atas kepemimpinan atau kebijakan suatu lembaga pendidikan atau suatu oraganisasi. Model ini biasanya bersifat “top-down”, yakni kegiatan keagamaan yang dibuat atas prakarsa atau instruksi dari pejabat/pimpinan atasan.13 Menurut kepala sekolah dalam pernyataannya mengatakan bahwa: “Pelaksanaan pendidikan agama Islam di dalam kelas dirasa kurang cukup untuk bisa membekali peserta didik pemahaman mendalam tentang agama Islam. Karena, materi agama yang mereka pelajari akan lebih baik jika dipraktekkan. Sehingga, kami terus berupaya untuk memprogramkan berbagai kegiatan keagamaan melalui pembinaan dan bimbingan kepada peserta didik. Kegiatannya meliputi kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang bersifat rutin, seperti shalat dhuhur berjamaah, shalat dhuha, mabit subuh keliling, tasmi’ Al Qur’an, Itikaf, zakat dan kegiatan keagamaan lainnya.”.14 SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto memfokuskan pengelolaan pendidikan pada program pembinaan akhlak yang berlandaskan agama Islam melalui proses pembiasaan budaya religius dengan cara menjadi teladan dalam proses pembudayaan, saling mengingatkan antar guru dan peserta didik secara langsung dan terus menerus.15
13
Muhaimin, “Paradigma. . .”, hlm. 306 Hasil wawancara dengan Bapak Bintoro Condro Purnomo, S.Si selaku Kepala SMA IT Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto. Senin, 2 Februari 2015 Jam 08.30 di ruang tamu kepala sekolah 15 HandBook SMA Islam Teladan Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, (Puwokerto: SMA IT Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto, 2014), hlm. 36 14
8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti memfokuskan pada beberapa masalah yang disusun dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana konsep pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto?
2.
Bagaimana implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto?
3.
Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat serta solusinya dalam implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara umum yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui konsep pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.
b.
Untuk mengetahui implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.
c.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat serta solusinya dalam
implementasi pendidikan agama Islam berbasis model
9
pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: a. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya di sekolah dalam rangka mengimplementasikan pendidikan agama Islam yang berbasis pada model pembinaan struktural religius dan juga bermanfaat untuk kegiatan penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1) Bagi sekolah a) Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di sekolah. b) Diharapkan dapat menjadi pedoman bagi kepala sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan agama Islam dengan model pembinaan struktural religius sebagai upaya dalam membina akhlak peserta didik. 2) Bagi para guru a) Sebagai bahan acuan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agama Islam melalui model pembinaan struktural religius di sekolah.
10
b) Sebagai upaya dalam meningkatkan koordinasi dan menjalin kerjasama
antar
guru
bidang
studi
dalam
rangka
mengimplementasikan pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di sekolah.
D. Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan untuk mengetahui kejujuran dalam penelitian tesis. Bahwa tesis yang disusun bukanlah karya adopsi dan plagiasi penelitian lainnya. Di samping itu, untuk menunjukkan bahwa judul yang diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya dalam konteks yang sama.16 Oleh karena itu, ada beberapa yang menjadi kajian pustaka yang relevan dengan judul tesis ini, diantaranya yaitu: Tesis karya Tri Rahayu dengan judul “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Religius Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal (Pembelajaran Membatik di MI Ma’arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul), tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi pendidikan. Adapun kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan nilai-nilai karakter religius peserta didik, dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan (terdiri dari pendahuluan, inti, penutup) dan evaluasi pembelajaran (melalui observasi, penilaian diri dan penilaian antar teman). Nilai religius yang dikembangkan meliputi penciptaan motif batik sebagai pesan dan doa harapan yang ditujukan kepada Allah SWT. Pengembangan
16
Abdurrahman Assegaf, Teknik Penelitian Skripsi, Materi Sekolah Penelitian TIM DPP Divisi Penelitian, (Yogyakarta: Fak. Tarbiyah UIN SUKA, 2006), hlm. 3
11
karakter religius ini mengembangkan pada moral knowing (kesadaran moral, mengetahui nilai-nilai moral, perspektif diri, penalaran moral, pengambilan keputusan dan pengetahuan diri), moral feeling (hati nurani, percaya diri, empati, mencintai kebenaran, mampu mengontrol diri dan rendah hati), dan moral action (kompetensi, keinginan dan kebiasaan).17 Tesis karya Rochanah dengan judul “Pembentukan Karakter Peserta Didik Berbasis Kultur Madrasah di MAN Kebumen” tahun 2014. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan psikologi kognitif. Adapun kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan: Adanya desain pembentukkan karakter peserta didik melalui beberapa tahapan, 1) Artifak (material culture dan behavioral culture), 2) Nilai-nilai Keyakinan, 3) Asumsi. Karakter yang terbentuk meliputi: a) Artifak material culture (religius, disiplin, kreatif, kerja keras), Artifak behavioral culture kegiatan intrakurikuler (religius, disiplin, peduli lingkungan), kegiatan ekstrakurikuler, hubungan antar warga madrasah, b) Nilai-nilai dan keyakinan (bersahabat/komunikatif), c) asumsi (religius, bersahabat). Pembudayaan pendidikan karakter yang dapat terbentuk yaitu religius, disiplin, kreatif, kerja keras, peduli lingkungan, komunikatif, bersahabat.18 Tesis karya Fil Isnaeni dengan judul “Pembudayaan Agama dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di MTs N Sleman Kota Yogyakarta” tahun 2014. Penelitian ini bersifat análisis deskriptif kualitatif. Kesimpulan
17
Tri Rahayu, “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Religius Siswa Berbasis Kearifan Lokal (Pembelajaran Membatik di MI Ma’arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul), (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Suka Yogyakarta, 2014) 18 Rochanah, “Pembentukan Karakter Siswa Berbasis Kultur Madrasah di MAN Kebumen”, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Suka Yogyakarta, 2014)
12
hasil penelitian ini menunjukkan adanya pembudayaan agama harian yang dilakukan setiap hari di lingkungan madrasah dan pembudayaan agama setiap minggu dan tahunan. Faktor pendukungnya adalah lingkungan madrasah cukup baik, sarana prasarana, dan sebagainya. Faktor penghambatnya meliputi perbedaan visi misi pendidik, latar belakang pendidik dan teladan guru yang belum sepenuhnya bisa diikuti.19 Tesis karya Budi Santosa dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Religius pada Peserta didik di SD Muhamadiyah Senggotan Tirtonirmolo Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta” tahun 2014. Penelitian ini bersifat kualitatif. Kesimpulan penelitian ini memfokuskan pada penanaman nilai-nilai Islam dalam membentuk karakter religius yaitu nilai kejujuran, memberi hormat, nilai kesabaran, nilai saling tolong menolong, nilai ketaatan, nilai keadilan, nilai berbuat baik, kebenaran, rendah hati dan nilai terima kasih.20 Dari hasil kajian pustaka di atas peneliti menemukan beberapa kesamaan dari beberapa tesis yang membahas tentang pendidikan Islam dan budaya sekolah. Namun dari segi judul, konsep, isi, maupun tujuan dari penelitian yang disusun oleh peneliti, belum ada penelitian tesis yang mengarah secara khusus pada pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius pada jenjang sekolah menengah akhir (SMA).
19
Fil Isnaeni, “Pembudayaan Agama dalam Pembentukan Karakter Siswa di MTs N Sleman Kota Yogyakarta”, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Suka Yogyakarta, 2014) 20 Budi Santoso, “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Religius pada Peserta Didik di SD Muhamadiyah Senggotan Tirtonirmolo Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta” (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Suka Yogyakarta, 2014)
13
Harapan dari penelitian ini dapat menjadi referensi baru yang bersifat menambahkan dari penelitian-penelitian sebelumnya dan juga bagi para pakar pendidikan di sekolah pada umumnya sebagai upaya dalam membina akhlak peserta didik, yang tidak sekedar teori atau materi tetapi juga di praktekkan dengan berbagai kegiatan keagamaan yang dapat menjadi pembiasaan mulia bagi peserta didik.
E. Metode Penelitian Metodologi penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.21 Metode penelitian berarti berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian.22 Metode penelitian ini peneliti gunakan untuk mengetahui implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius, sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan fenomena-fenomena sosial/suatu peristiwa. Sesuai dengan definisi penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm, 3. 22 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm, 20.
14
tertulis atau kesan dari orang dan perilaku yang dapat diamati untuk menunjang peneliti meneliti bidang pendidikan.23 Jenis penelitian ini peneliti gunakan untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi yang jelas mengenai suatu objek, yaitu tentang implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan studi kasus, sebagaimana pendapat Lincoln dan Guba yang menyebutkan bahwa penelitian kualitatif dapat juga disebut dengan case study yaitu penelitian yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan
subjek
penelitian.24
Lebih
lanjut
Sayekti
Pujosuwarno mengemukakan pendapat dari Moh. Surya dan Djumhur yang menyatakan bahwa studi kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seseorang individu secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang baik.25 Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengungkap tentang pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan structural religius, dengan memahami dan memaknai pandangan serta kejadian pada
23
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993),
hlm. 98 24
Sayekti Pujosuwarno, Petunjuk Praktis Pelaksanaan Konseling, (Yogyakarta : Menara Mas Offset, 1992), hlm. 34 25 Ibid.
15
subjek penelitian dalam rangka menggali konsep, implementasi, factor pendukung dan penghambat serta solusinya pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Pemilihan pendekatan ini didasari pada fakta bahwa tema dalam penelitian ini termasuk unik. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian atau informan adalah orang-orang yang berhubungan langsung dalam memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar atau objek penelitian.26 Adapun yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian tesis ini adalah: Kepala SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Puwokerto, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Koordinator Guru Pendidikan Agama Islam/ PJ Biah Islamiyyah dan Peserta didik. Dalam penentuan subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan teknik snowball sampling. Penentuan sampel dengan teknik purposive sampling artinya peneliti mengambil narasumber dengan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.27 Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu dan paling mengerti tentang apa yang kita harapkan. Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif, peneliti akan memasuki situasi sosial tertentu, melakukan pengamatan dan wawancara
26 27
Lexy J Moelong, Metode. . “,hlm. 132 Sugiyono, “Metode...”, hlm. 300
16
kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial dalam objek penelitian peneliti.28 Penentuan sampel dengan teknik snowball sampling artinya peneliti akan menggunakan informan lain untuk melengkapi informasi dari informan yang terdahulu.29 Dalam penentuan sampel, pertama-tama peneliti memilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya sampai jumlah sampel semakin banyak.30 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomenafenomena yang diselidiki.31 Jenis metode observasi yang peneliti gunakan adalah metode observasi terus terang atau tersamar. Dalam hal ini peneliti secara terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti
28
Sugiyono, “Metode...”, hlm. 244. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 102 30 Sugiyono, “Metode…”, hlm. 219. 31 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian (Yogyakrta: Andi Offset, 1999), hlm. 170 29
17
atau tersamar tujuannya adalah untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.32 Dengan metode observasi terus terang atau tersamar ini peneliti akan mengamati, memantau dan mencatat setiap tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek penelitian yang berkaitan dengan implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui gambaran nyata tentang implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada pihak yang dikerjakan secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penelitian.33 Jenis wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara mendalam (in-dept interview) yaitu pertemuan langsung
dengan
narasumber
secara
berulang-ulang
untuk
mendapatkan berbagai data ataupun penjelasan yang utuh dan mendalam darinya. Oleh karena itu, aplikasi dari wawancara mendalam tidak bersifat kaku dan terstruktur, bahkan lebih terbuka (open-
32 33
Sugiyono, “Metode…”, hlm. 312 Sutrisno Hadi, “Metodologi...” , hlm. 171
18
ended).34 Sehingga, pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun sumber data dalam wawancara ini adalah : 1) Kepala Sekolah Kepala sekolah ini dijadikan sebagai sumber informasi untuk mengetahui kondisi sekolah secara umum dan menyeluruh mengenai keadaan dan situasi sekolah terutama mengenai kebijakan dan konsep dalam implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius. 2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan ini dijadikan sumber untuk memperoleh berbagai informasi secara umum dan khususnya tentang implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius bagi peserta didik. 3) Koordinator Guru Pendidikan Agama Islam/ PJ Biah Islamiyyah Dari guru PAI ini peneliti mendapatkan suatu informasi dan gambaran nyata terkait perencanaan, implementasi dan evaluasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius serta berbagai faktor pendukung dan penghambat serta solusinya dari berbagai kegiatan keagamaan yang ada.
34 Sukiman, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Praktis bagi Mahasiswa Tarbiyah) Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, No. 2, Vol. 4, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003), hlm. 147
19
4) Peserta Didik Peserta didik ini peneliti jadikan sumber informasi untuk memperoleh data secara lengkap tentang aktivitas peserta didik, pendapat peserta didik dan apa yang dirasakan peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumendokumen baik tertulis, gambar maupun elektronik.35 Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data yang berwujud arsip dokumen tentang SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, seperti profil sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan pendidik dan tenaga kependidikan, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana. Adapun bentuk dokumentasi yang digunakan peneliti berupa foto-foto tentang aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan keagamaan, dokumen-dokumen sekolah, artikel-artikel laporan sekolah yang dapat mendukung data atau informasi dalam penelitian ini. d. Triangulasi Triangulasi
yaitu
teknik
pengumpulan
data
yang
bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.36 Singkatnya triangulasi merupakan kroscek terhadap kebenaran data. Metode pengumpulan data dengan triangulasi,
35 36
Nana Syaodih Sukmadinata, “Metodologi …”, hlm. 220 Sugiyono, “Metode…”, hlm. 330
20
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data. Dalam triangulasi ini peneliti menggunakan teknik sebagai berikut: 1) Triangulasi Teknik Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi untuk mengetahui kebenaran/kredibilitas suatu data. 2) Triangulasi Sumber Dalam hal ini peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.37 Seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. 5. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data, semua data yang diperoleh dibaca, dipelajari, dipahami, dipilih dan dikumpulkan serta dianalisis menggunakan deskriptif analitik. Analisis deskripsi yang dimaksud adalah melakukan analisis terhadap implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius yaitu suatu 37
Sugiyono, “Metode…”, hlm. 330.
21
strategi pengembangan pendidikan agama Islam melalui pembinaan dan bimbingan dalam berbagai kegiatan keagamaan atas dasar peraturan dan kebijakan kepala sekolah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data dengan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.38 a. Reduksi Data Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka langkah selanjutnya adalah melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.39 b. Penyajian Data Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian ini penyajian data yang dimaksud adalah dengan menggunakan teks yang bersifat naratif untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.
38 39
Sugiyono, “Metode...”, hlm. 337. Ibid., hlm 338.
22
c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Langkah yang terakhir adalah penarikan kesimpulan. Setelah data dalam bentuk teks yang bersifat naratif kemudian dibuat suatu kesimpulan mengenai implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak menemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh buktibukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.40 Hasil kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah, sehingga pada kesimpulan penelitian ini menjawab permasalahan tentang konsep dan implementasi pendidikan agama Islam berbasis model
pembinaan
struktural
religius,
faktor
pendukung
dan
penghambat serta solusinya dalam implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.
40
Sugiyono, “Metode...”, hlm. 345
23
F. Sistematika Pembahasan Agar penelitian ini mudah dipahami, maka peneliti menyusun rancangan sistematika pembahasan yang terdiri dari: BAB I, merupakan gambaran umum tentang isi tesis ini secara keseluruhan, yang meliputi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II, berisi penjelasan dari inti penelitian dan pembahasannya. Bab ini akan membahas yang pertama, pendidikan agama Islam meliputi pengertian pendidikan agama Islam, fungsi, tujuan dan materi pendidikan agama Islam, ruang lingkup pendidikan agama Islam. Kedua, model pembinaan struktural religius yang meliputi, pengertian model pembinaan struktural religius, budaya religius meliputi: pengertian budaya religius, fungsi budaya religius di sekolah, indikator budaya religius di sekolah, pembudayaan religius di sekolah, kebijakan pimpinan sekolah meliputi : pengertian kebijakan pimpinan sekolah dan kegiatan keagamaan di sekolah yang meliputi: pengertian kegiatan keagamaan, tujuan kegiatan keagamaan, bentuk-bentuk kegiatan keagamaan di sekolah, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan keagamaan di sekolah. BAB III, peneliti menguraikan gambaran umum lokasi tempat penelitian, diantaranya tentang, letak geografis dan data profil sekolah, sejarah berdiri dan perkembangannya, visi, misi dan tujuan sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan pendidik dan tenaga kependidikan, keadaan peserta didik, serta keadaan sarana dan prasarana yang mendukung implementasi pendidikan
24
agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. BAB IV, berisi tentang pembahasan dan penyajian data pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Terdiri dari empat sub bab, pertama yaitu tentang konsep pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al-Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, kedua berisi tentang implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, ketiga berisi tentang faktor pendukung dan penghambat serta solusinya dalam implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. BAB V, merupakan bab terakhir yaitu penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang diperlukan. Setelah itu peneliti menyajikan daftar pustaka sebagai kejelasan dan pertanggungjawaban referensi tesis.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian lapangan (field research), dengan fokus penelitian pada implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius (studi kasus di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto), maka peneliti menyimpulkan: 1. Konsep pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Konsep pendidikan agama Islam yang dikembangkan di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto adalah dalam bentuk pembinaan melalui berbagai kegiatan keagamaan sebagai upaya dalam mewujudkan budaya religius di sekolah yang dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru, karyawan dan peserta didik berdasarkan adanya peraturan, kebijakan dan perintah dari kepala sekolah yang menjadi komitmen bersama dengan tujuan agar warga sekolah memiliki cara pandang, cara berfikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam . Pembinaan pendidikan agama Islam melalui berbagai bentuk kegiatan keagamaan merupakan sebuah aplikasi materi PAI ke dalam praktek, dengan harapan materi ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik di kelas dapat berdampak nyata bagi diri peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama Islam di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto mengarahkan aktivitas belajar peserta didik melalui pembinaan kegiatan keagamaan yang diprogramkan oleh sekolah, yang mana program kegiatan
182
183
keagamaan tersebut adalah bersifat rutin, yaitu kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan dan kegiatan tahunan. Di dalam melakukan aktivitas pembinaan melalui kegiatan keagamaan, kepala sekolah menerapkan dua strategi, yaitu power strategy dengan mengembangkan bentuk perintah dan larangan yang disepakati bersama, seperti tata tertib dan POS. Kemudian, persuasive strategi dengan mengembangkan pendekatan yang bersifat mengajak secara halus kepada warga sekolah. Adapun guru di dalam melakukan pembinaan kegiatan keagamaan kepada peserta didik dapat dilakukan melalui lima pendekatan yaitu melalui penciptaan budaya religius, internalisasi nilai, keteladanan, pembiasaan dan pembudayaan. Kelima pendekatan tersebut merupakan strategi di dalam mewujudkan budaya religius di sekolah. Pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto dalam pelaksanaan semua kegiatan keagamaan tersebut berdasarkan adanya surat keputusan kepala sekolah, nomor: 01/10307/L-1.5/SK/2014 tentang: Rencana Kerja Sekolah Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun langkah-langkah di dalam menyusun dan menentukan program kegiatan keagamaan adalah melalui musyawarah atau rapat sekolah. Hal ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: a. Sekolah melihat kasus/permasalahan yang sedang terjadi atau instruksi langsung dari yayasan LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto b. Mengkoordinasikan dengan tim manajemen c. Membentuk koordinator dan susunan kepanitiaan d. Menyusun rencana kerja
184
Implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, berupaya mewujudkan seluruh warga sekolah terutama peserta didik yang dapat membiasakan dan membudayakan sikap religius di sekolah melalui metode pembinaan dari kepala sekolah ataupun guru, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik, yaitu memiliki akhlak mulia. Menghidupkan sunah-sunah Rosulullah SAW., di lingkungan sekolah melalui berbagai kegiatan keagamaan yang diprogramkan oleh pihak sekolah merupakan salah satu cara membangun ukhuwah Islamiyyah yang pernah dibangun oleh Rasulullah kepada umatnya. Kepala sekolah, guru, karyawan dan peserta didik merupakan umat di dalam sekolah, sehingga harapannya seluruh warga sekolah terutama peserta didik memiliki kebiasaan-kebiasaan positif dan melaksanakan aturan-aturan yang memang menjadi kewajiban diri setiap orang muslim. 2. Implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Implementasi pendidikan agama Islam melalui pembinaan berbagai kegiatan keagamaan di sekolah merupakan kegiatan yang bersifat rutin bagi seluruh warga sekolah terutama peserta didik. Kepala sekolah sebagai pimpinan memiliki wewenang dalam mengatur dan mengambil suatu kebijakan dalam pendidikan. Kebijkan tersebut adalah mengaplikasikan materi PAI yang bersifat teoritis ke dalam praktek agar materi PAI tersebut dapat berdampak nyata bagi peserta didik. Melalui kebijakan tersebut maka lahirlah berbagai bentuk kegiatan keagamaan sebagai wujud aplikatif dari materi PAI. Seluruh warga sekolah terutama guru PAI sebagai pembina dan peserta didik sebagai yang dibina melakukan aktivitas kegiatan keagamaan
185
secara bersama-sama, sehingga pembinaan kegiatan keagamaan tersebut lebih kepada tindakan mempengaruhi, mengajak, memberi contoh dan menjadi pembiasaan secara bersama-sama dalam rangka untuk mewujudkan budaya religius di sekolah. Budaya religius ini kemudian diintegratifkan melalui kegiatan keagamaan, sebagai berikut: a. Kegiatan harian, meliputi shalat dhuhur berjamaah, dzikir pagi dan sore, halaqah dan subuh call. b. Kegiatan mingguan, meliputi shalat sunah dhuha, tadarus Al Qur’an, tasmi’ Al Qur’an, subuh keliling, infaq hari jum’at dan shalat jum’at berjama’ah. c. Kegiatan bulanan, meliputi subuh mubarok dan kajian rutin ROHIS d. Kegiatan tahunan, meliputi ibadah latihan qurban, ‘Itikaf, malam bina iman dan taqwa (MABIT), bina diniyah, zakat fitrah dan pengenalan lingkungan masyarakat (PLM). Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pembinaan berbagai kegiatan keagamaan secara struktural, maka materi PAI lebih berdampak nyata/positif bagi warga sekolah terutama peserta didik, pemahaman keagamaan lebih mendalam, pembiasaan praktek ibadah bukan sebagai bentuk paksaan tetapi sebagai kecintaan di dalam melaksanakannya dan memperkuat ukhuwah Islamiyyah umat Islam diantara warga sekolah. 3. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius, yaitu: a. Faktor pendukung meliputi: 1) Manajemen sekolah yang baik 2) Peserta didik mudah diajak bekerjasama 3) Pendanaan yang mendukung
186
4) Sumber daya manusia/guru yang berkualitas 5) Lingkungan sekolah yang agamis 6) Dukungan dari orang tua/wali peserta didik b. Faktor penghambat meliputi: 1) Terlalu banyak program kegiatan 2) Masalah personal atau guru 3) Sarana dan Prasarana yang belum maksimal 4) Mis-communication antara guru dan manajemen 5) Mis-communication antara pihak sekolah dan orang tua/wali peserta didik 6) Pergaulan peserta didik di luar sekolah 7) Peserta didik manja dan suka datang terlambat c. Solusi dalam mengatasi faktor penghambat implementasi pendidikan agama Islam berbasis model pembinaan struktural religius, yaitu melalui: 1)
Rapat lokal MGMP PAI
2)
Rapat akhir pekan semua guru
3)
Pemecahan masalah langsung di tempat
4)
Mengubah aula menjadi masjid
5)
Pengawasan melalui buku laporan kegiatan peserta didik
6)
Home Visit (berkunjung ke rumah peserta didik)
B. Saran-Saran Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi selama proses penelitian, maka peneliti akan sedikit memberikan saran yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi seluruh keluarga besar SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto dalam pelaksanaan pembinaan melalui
187
kegiatan keagamaan untuk kedepannya. Berikut merupakan beberapa saran dari peneliti: 1. Peneliti melihat bahwa dalam implementasi pendidikan agama Islam dalam bentuk kegiatan keagamaan di masa yang akan datang bisa lebih khusu’, lebih tenang, lebih semarak dan lebih memudahkan peserta didik dalam pelaksanaannya. 2. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik perlu ditambah berbagai macam kegiatan keagamaan yang lebih menarik, sehingga peserta didik akan terus termotivasi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut. 3. Untuk pelaksanaan kegiatan keagamaan yang sudah terlihat kesuksesannya agar lebih ditingkatkan, terkait dengan intensitas waktu pelaksanaannya perlu ditambah agar materi-materi keagamaan yang disampaikan bisa lebih dipahami peserta didik. 4. Untuk anggota-anggota ROHIS agar bisa menjadi contoh yang baik bagi peserta didik lainnya terkait dengan kedisplinan dan sebagainya. Kemudian, kegiatan-kegiatan ROHIS yang masih bersifat bulanan untuk bisa ditingkatkan menjadi kegiatan rutin mingguan bahkan harian. 5. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan lebih meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar pihak sekolah, terutama kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik dan kepala sekolah dan guru dengan orang tua peserta didik. Karena peneliti menganggap ini sebagai salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam mengimplementasikan pendidikan agama Islam bagi seorang anak terkait dengan tujuan pembinaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemah, Mushaf Al Azhar, Jakarta: Hilal, 2010 Abdul, Sofyan Rosyid, dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya Edisi Ilmu Pengetahuan, Bandung: al-Mizan Publishing house, 2011 Assegaf, Abdurrahman, Teknik Penelitian Skripsi, Materi Sekolah Penelitian TIM DPP Divisi Penelitian, Yogyakarta: Fak. Tarbiyah UIN SUKA, 2006 Ancok, Djamludin & Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam (Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi), Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1995 Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1976 Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005 ___________________, Al Hidayah Al Qur’an Tafsir Perkata Tajwid Kode Angka, Banten: Kalim, 2010
Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian, Yogyakrta: Andi Offset, 1999. Hadi, Aslan, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta: Rajawali, 1986 Hamid, Said Hasan, dkk., Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta: Balitbang Kemendiknas, 2010 Hand Book SMA Islam Teladan Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, Puwokerto: SMA IT Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto, 2014 Hajar, Ibnu Al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Bandung: Jabal, 2011, hlm. 393, hadis no. 1533. Hadis diriwayatkan oleh at-Tirmidzi Imron, Ali, Kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008
J, Lexy Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993. Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial Bandung: Mandar Maju, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1994 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.211 Tahun 2011, “Tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada Sekolah” Lampiran Peraturan Menteri Agama No. 16 Tahun 2010 “Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah”. Majid, Abdul, & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Rosdakarya, 2004. _________________________, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012. Madjid, Nurcholis, Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina, 1997 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 _________, Rekonstruksi Pendidikan Islam (dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009 _________, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media, 1996 Mulyasa, E, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005 __________, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007
Mustakim, Bagus, Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter Emas Menuju Indonesia Bermartabat, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012 Nata, Abuddin, Paradigma Pendidikan Islam: Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Gramedia, 2001. Naim, Ngainun, Character Buiding, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012 Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: UI Press, 1985 Nogi, Hessel S Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi, Konsep, Strategi dan Kasus, Yogyakarta: Lukman Offset dan YPAPI, 2003 Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Parson, Wayne, Public Policy; Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Terj. Tri Wibowo Budi Santoso, Jakarta: Kencana, 2006 Pujosuwarno, Sayekti, Petunjuk Praktis Pelaksanaan Konseling, Yogyakarta: Menara Mas Offset, 1992 Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: Erlangga, 2007 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994 Saleh, M. Muntasir, Mencari Evidensi Islam (Analisa Awal Sistem Filsafat, Strategi dan Metodologi Pendidikan Islam), Jakarta: Rajawali, 1985 Sahlan,
Asmaun, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Upaya Mengembangkan PAI dari Teorik ke Aksi, Malang: UIN Maliki Press, 2010
Sisdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), Bandung: Fokus Media, 2010. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta, 2010.
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Alumni, 1981
Sutrisno dan Muhyidin Albarobis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012 Syaodih, Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media Group, 2008 Sudrajat, Ajat, dkk, Din Al Islam, Yogyakarta: UNY Press, 2008 Tafsir, Ahmad, Metodologi Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Tap MPR RI dan GBHN 1998-2003, Surabaya: Bina Pustaka Tama, 1993 Walgito, Bino, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI Offset, 2003 ___________, Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi, Jogjakarta: Psikolog UGM, 1982 Winkle, W.S, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Jakarta: PT. Gramedia.1982 Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987 Zamroni, Dinamika Peningkatan Mutu, Yogyakarta: Gavin Kalam Utama, 2001 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011 TESIS Isnaeni, Fil, Pembudayaan Agama dalam Pembentukan Karakter Siswa di MTs N Sleman Kota Yogyakarta, Yogyakarta: Pascasarjana UIN SUKA Yogyakarta, 2014
Rahayu, Tri, Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Religius Siswa Berbasis Kearifan Lokal (Pembelajaran Membatik di MI Ma’arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul), Yogyakarta: Pascasarjana UIN SUKA Yogyakarta, 2014 Rochanah, Pembentukan Karakter Siswa Berbasis Kultur Madrasah di MAN Kebumen, Yogyakarta: Pascasarjana UIN SUKA Yogyakarta, 2014 Santoso, Budi, Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Religius pada Peserta Didik di SD Muhamadiyah Senggotan Tirtonirmolo Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta: Pascasarjana UIN SUKA Yogyakarta, 2014) JURNAL Eka, Ganjar Subakti, “Implementasi Pendidikan Agama Islam di SD Islam Terpadu (Studi Deskriptif pada SD Plus Islam Terpadu Bhaskara Sukamelang-Subang Tahun 2010-2011)” Jurnal Tarbawi, Vol. 1, No. 1, Maret 2012, hlm. 21 Sukiman, “Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Praktis bagi Mahasiswa Tarbiyah)” Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, No. 2, Vol. 4, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003, hlm. 147 WEB Anonim,
“Pengertian Kebijakan Menurut Para Ahli”, dalam http://www.pengertianahli.com/2014/08/pengertian-kebijakanmenurut-para-ahli.html# Akses tanggal 20 Januari 2015
Anam, Khoerul, “Hubungan antara Intensitas Mengikuti Kegiatan Keagamaan dengan Sikap Keagamaan” dalam eprints.iainsalatiga.ac.id/685/3/BAB%20II.pdf. Akses tanggal 20 April 2015 Agustin, Zie, “Pendekatan Fenomenologi dalam Ranah Penelitian Kualitatif”, dalam http://aksarasindo.blogspot.com/2013/03/pendekatanfenomenologi-dalam-ranah.html. Akses tanggal 20 April 2015
Atih, Ani, “Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Menurut Para Ahli“, dalam http://aniatih.blogspot.com/2014/03/pengertian-pemimpin-dankepemimpinan.html. Akses tanggal 15 Januari 2015 Abdullah, Sofyan & Ade Nandang, “Program Kerja Kegiatan Keagamaan Madrasah Tsanawiyah Negeri Leuwisari Tahun Pelajaran 2008/2009”, dalam http://mtsnleuwisarikabtsm.blogspot.com/2009/01/programkerja-keagamaan-0809_12.html. Akses tanggal 29 Desember 2014 Afriadi,
Diana,
Yusuf, “Kegiatan Ekstrakurikuler PAI”, http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/07/kegiatanekstrakurikuler-pai.html. Akses tanggal 30 Desember 2014.
dalam
Nana, “MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa)”, dalam http://www.binaukhuwah.or.id/2014/03/mabit.html. Akses tanggal 30 Desember 2014
Gunawan, Wawan dkk, “Pesantren Kilat sebagai Upaya Meningkatkan Pendidikan Moral Siswa”, dalam http://akselerasipendidikancikeusik.blogspot.com/2011/01/makalahpendidikan-pesantren-kilat.html. Akses tanggal 30 desember 2014 S, Yani Kusmardana, “Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, dalam http://yaniskusmardanaspd.blogspot.com/2011/10/peranan-kepalasekolah-dalam.html. Akses tanggal 12 Januari 2015 Sulistiyono, “Pengaruh antara Kegiatan Jam’iyah al-Istiqomah dengan Perilaku Keagamaan di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”, dalam jtptiaingdl-s1-2006-sulistiyon-1462-bab2_119-6. Pdf. Akses tanggal 20 April 2015 Setiawan, Ebta, “KBBI Online” dalam http://kbbi.web.id/pembinaan. Akses tanggal 20 April 2015