1
IMPLEMENTASI PENATAAN RUANG KELAS DENGAN FORMASI “U” DALAM RANGKA MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA N 1 MUARO JAMBI ABSTRAK Siti, Zainab. 2014. Implementasi Penataan Ruang Kelas Dengan Formasi U Dalam Rangka Memotivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi. Pembimbing (I) Prof. Dr. H. Rahmat Murboyono, M.Pd, Pembimbing (II) Drs. Irzal Anderson, M.Si Kata Kunci: Implementasi Penataan Ruang Kelas Dengan Formasi U Untuk Memotivasi Siswa Dalam Belajar Siswa Kelas XI IPS Penelitian ini berlatar belakang bahwa penataan tempat duduk dengan formasi U ini digunakan oleh guru didalam pembelajaran di kelas dikarenakan siswa mulai jenuh dan bosan dengan pembelajaran menggunakan tempat duduk yang kurang bervariasi, sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menumbuhkan motivasi dan semangat peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan dengan menggunakan formasi kelas bentuk U. Pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan fokus penelitian Bagaimana Pelaksanaan Dalam Merencanakan, Menata Ruang Kelas dan Menggunakannya Dalam Pembelajaran Dengan Pengaturan Tempat Duduk Formasi “U” Sehingga Memotivasi Siswa Dalam Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMA N 1 Muaro Jambi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data yang terdiri dari reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mendapatkan data, digunakan instrument manusia yaitu peneliti sendiri. Sedangkan untuk mendukung perolehan data digunakan lembar observasi, wawancara, dan buku-buku referensi, serta dokumentasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penataan ruang kelas dengan formasi U yang sering digunakan oleh salah seorang guru mata pelajaran ekonomi untuk menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, karena apabila menggunakan penataan ruang kelas yang seperti biasanya siswa mudah bosan dan sulit untuk berkonsentrasi. Guru juga dapat memperhatikan siswa secara leluasa ke segala arah, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap oleh siswa. Kepada guru mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS hendaknya menggunakan penataan ruang kelas yang lebih bervariasi agar siswa tidak mudah bosan dalam
2
belajar dan Kepada siswa kelas XI IPS, hendaknya tekun dalam belajar dan memperhatikan apa yang disampaikan guru dalam memberikan materi pelajaran, agar dapat menyerap pelajaran dan mampu menyelesaikan setiap pertanyaan dan soal yang diberikan. PENDAHULUAN Konteks Penelitian Pada umumnya kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang guru dan sekelompok peserta didik di dalam sebuah ruangan yang disebut kelas. Kelas sebagai salah satu prasarana sekolah memiliki berbagai sarana, seperti meja, kursi, papan tulis, rak buku, papan absensi, penghapus, penggaris, LCD proyektor, serta sarana lainnya. Sebuah kelas juga sudah tentu memiliki pintu, jendela, lubang ventilasi, dinding kelas, dan sebagainya. Kesemua yang ada pada kelas dan di dalam kelas tersebut memiliki pengaruh terhadap kondisi kelas dan juga motivasi belajar peserta didik. Jika tata ruang kelas semrawut, suasana hati peserta didik juga semrawut dan dapat mengakibatkan buyarnya konsentrasi belajar peserta didik. Sebaliknya, jika kelas dengan berbagai bagian dan sarananya dapat diatur dengan baik oleh guru sebagai seorang manajer kelas, kelas akan menjadi sebuah tempat yang menyenangkan dan nyaman yang akan berpengaruh pula terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengaturan kelas yang baik harus dilakukan oleh guru jika ia menginginkan kelasnya menjadi kelas yang kondusif untuk belajar. Namun masalahnya disadari ataupun tidak, tidak semua guru mau dan mampu mengatur ataupun menata ruang kelasnya. Agar mau melakukan pengaturan ruang kelas tersebut, harus ditanamkan pada diri guru akan arti penting atau urgensi pengaturan ruang kelas dalam kegiatan belajar mengajar. Kemudian, agar guru sebagai seorang manajer mampu mengatur ruang kelasnya menjadi kelas yang kondusif, dia harus memiliki kemampuan dalam hal pengaturan tempat duduk peserta didik, pengaturan media pendidikan, pengaturan tanaman-tanaman dan tumbuh-tumbuhan serta memberikan aromaterapi. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengungkapkan lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut dan ternyata masih terdapat sekolah yang guru mata pelajaran ekonominya masih mengatur ruangan kelasnya dengan posisi tempat duduk berbentuk huruf U, dikarenakan posisi tempat duduk seperti ini yang lebih memotivasi siswa dalam belajar. Pelaksanaannya
3
dilakukan dalam awal-awal semester di kelas XI IPS 3 Di SMAN 1 Muaro Jambi dan memberi judul skripsi ini sebagai berikut: “Implementasi Penataan Ruang Kelas Dengan Formasi “U” Dalam Rangka Memotivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Di SMAN 1 Muaro Jambi ”. Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, adapun fokus penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan dalam merencanakan, menata ruang kelas dan menggunakannya dalam pembelajaran dengan pengaturan tempat duduk formasi “U” sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA N 1 Muaro Jambi. Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah penelitian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: “Implementasi penataan ruang kelas dengan formasi “U” dalam rangka memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMAN 1 Muaro Jambi”. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan diambil dari penelitian ini adalah: Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengetahuan ilmu pendidikan terutama yang berkaitan dengan implementasi penataan ruang kelas dalam rangka memotivasi belajar siswa dan peranannya didalam proses pembelajaran bagi siswa pada khususnya dan bagi guru pada umumnya. Secara praktis a.
b.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara maksimal dengan mengetahui penataan ruang kelas yang baik. Berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada pembaca serta bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan kebijakan pendidikan selanjutnya.
4
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Penataan Ruang Kelas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, atur berarti disusun baik-baik, tertib, rapi, berbaris rapi. Kata kerjanya adalah mengatur yang berarti membuat atau menyusun sesuatu menjadi teratur (rapi), menata, mengurus, merangkai, dan menyusun. Sementara menurut Alwi, dkk (2002:75-76) pengaturan merupakan proses, cara, dan perbuatan mengatur. Orang yang mengatur tersebut disebut pengatur. Menurut Raka (1996:53) Penataan ruang kelas yaitu kegiatan yang harus dilakukan guru sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktifitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman dan belajar dengan baik. Jadi, pengaturan ruang kelas dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengurus dan menata segala sarana belajar yang terdapat di dalam ruang kelas oleh guru untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Berbagai sarana belajar yang ada di dalam kelas seperti meja dan kursi, papan tulis, penghapus, penggaris, papan absensi, rak buku, dan lain sebagainya. Pengaturan Tempat Duduk Peserta Didik Menurut (Komsini, Dwi Sri Hartini, 1997:12) menyatakan bahwa pengaturan tempat duduk hendaknya dapat dirubah dengan mudah dan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam kegiatan belajar, peserta didik sudah tentu memerlukan tempat duduk. Dengan demikian, bahwa dikatakan bahwa tempat duduk dapat mempengaruhi peserta didik dalam mencapai keberhasilan belajarnya. Untuk itu tempat duduk harus bagus, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tidak terlalu berat, bundar, persegi empat panjang, dan sesuai dengan postur tubuh peserta didik . Bentuk serta ukuran tempat duduk yang sekarang digunakan juga bervariasi, ada tempat duduk yang hanya diduduki oleh satu orang peserta didik, ada juga yang dapat diduduki oleh dua orang atau lebih. Tempat duduk peserta didik sebaiknya tidak berukuran terlalu besar agar mudah diubah-ubah posisinya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dalam kegiatan belajar-mengajar (Djamarah, 2010:17). Formasi kelas bentuk U Formasi kelas bentuk U ini sangat menarik dan mampu mengaktifkan para peserta didik sehingga mampu membuat peserta didik antusias dalam belajar. Dengan demikian, harapannya keberhasilan kegiatan belajar-mengajar dapat tercapai. Dalam formasi ini, guru merupakan orang yang paling aktif bergerak dinamis ke segala arah serta langsung berinteraksi secara berhadap-hadapan dengan peserta didiknya.
5
Formasi kelas bentuk U sangat tepat dilakukan dalam kegiatan belajar yang dilakukan dengan diskusi, presentasi, dan kerja tim. Pada formasi ini, guru dapat memindahkan peserta didik yang ada di deretan bangku kanan ke deretan bangku kiri, dan sebaliknya, tergantung kreativitas guru dalam menempatkan posisi peserta didik (Suparman, 2010:104). Dengan begitu, para peserta didik dapat lebih memaksimalkan potensi alat indra mereka dalam mengikuti proses pembelajaran dan mampu berinteraksi secara langsung sehingga akan mendapatkan respons dari guru secara langsung pula. Dari beberapa formasi tersebut, penulis hanya menggunakan formasi bentuk U dalam penelitian ini, dikarenakan formasi U yang sering dilakukan di sekolah yang Penulis teliti, karena formasi bentuk U sangat tepat dilakukan dalam kegiatan belajar yang dilakukan dengan diskusi, presentasi dan kerja tim, sehingga para peserta didik dapat lebih memaksimalkan potensi alat indra mereka. Siswa juga mampu berinteraksi secara langsung sehingga akan mendapatkan respons dari guru secara langsung pula. Pengertian Motivasi Belajar Seseorang berbuat atau melakukan sesuatu didorong oleh sebuah kekuatan dari dalam dirinya. Dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu disebut motif. Sorenson mengatakan motif adalah pikiran (thought) atau perasaan (feeling) yang bekerja sebagai suatu drive yang mendorong seseorang melakukan tindakan tertentu pada suatu saat tertentu. Grinder mengatakan motif adalah drive atau impuls dari dalam diri individu yang menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perilaku tersebut ke tujuan. Menurut Sardiman (2007:75) motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang manusia dan ingin melakukan sesuatu, dan bila dia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau menggelakkan perasaan tidak suka itu. Di sisi lain Hamzah (2006:9) mengartikan motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu baik dari keadaan sebelumnya. Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu)
6
yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Unsur-unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Dimiyati Mujiono (1994: 89-91) beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu: 1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa Adanya cita-cita yang dimiliki oleh seorang siswa disertai dengan perkembangan akal, moral, kemampuan, bahasa, kepribadian, dan nilai-nilai kehidupan. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan akan memperbesar kemauan dan semangat belajar (Monks, dalam Dimyati dan Mudijono. 1994: 90). 2. Kemampuan Siswa Suatu kegiatan atau cita-cita yang dimiliki oleh seorang siswa hendaknya dapat dibarengi dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut. 3. Kondisi Siswa Kesehatan jasmani dan rohani yang dimiliki oleh siswa tentunya akan mempengaruhi motivasi belajarnya. Siswa yang memiliki keadaan jasmani dan rohani sehat tentunya akan mempunyai motivasi belajar yang tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang sakit secara jasmani dan rohani. 4. Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan tempat tinggal siswa tentunya sangat memberikan pengaruh yang besar dalam motivasi belajar siswa. 5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Dalam kegiatan belajar dan pembicaraan siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan fikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman, pengalaman tersebut berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. 6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa Guru adalah seseorang pendidikyang selalu berinteraksi dan bergaul dengan siswa. Sebagai seorang pendidik, guru diharapkan dapat memahami karakteristik dari sisiwa yang diajar serta dapat menggunakan metode mengajar yang baik sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut Williana (dalam Winataputra, 1994:13) ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar, yaitu: a) Psikologis, yaitu setiap makhluk hidup mempunyai dorongan untuk berkembang, mengetahui sesuatu dan mengenalnya, b) praktis, yaitu dorongan untuk memperoleh kedudukan atau
7
keberhasilan dalam belajar, c) pembentukan kepribadian dalam segi estetik intelektualistik, d) kesusilaan, yaitu dengan belajar diharapkan siswa dapat memiliki kesusilaan, e) social, yaitu siswa harus dapat belajar tentang bagaimana cara bergaul dengan orang lain, f) ketuhanan, yaitu dengan belajar diharapkan siswa dapat mengabdi kepada Tuhan. Berdasarkan uraian di atas dipahami bahwa motivasi memiliki peranan yang besar dalam membangkitkan semangat belajar siswa. Dengan adanya motivasi dalam diri siswa, maka ia dapat berusaha untuk meningkatkan belajarnya. Oleh karena itu setiap siswa hendaknya memiliki motivasi belajar dan harus dapat ditingkatkan sehingga siswa tersebut dapat meningkatkan belajarnya. Penataan Ruang Kelas dalam Rangka Memotivasi Belajar Siswa Menurut Sardiman (2006: 92) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, antara lain: 1. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar 2. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran 3. Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa. 4. Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dasar indicator motivasi belajar adalah cita-cita atau aspirasi, kemampuan belajar, kondisi lingkungan keluarga dan kondisi lingkungan sekolah. Cita-cita atau aspirasi yang dimaksud adalah tujuan belajar, berpendapat. Kemampuan belajar menyangkut daya piker, perhatian. Kondisi lingkungan keluarga meliputi tindakan orang tua, suasana rumah, teguran orang tua. Kondisi lingkungan sekolah misalnya perpustakaan, sarana guru. TAHAPAN PENELITIAN Desain Penelitian Sesuai dengan metodologi penelitian dan permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2007:1) metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian ini mengetahui dan memperoleh gambaran, data beserta informaninforman yang dianggap penting tentang penataan ruang kelas yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS3 di SMA N 1 Muaro Jambi.
8
Setting Penelitian Tempat Penelitian Menurut Sukardi (2005:53) tempat penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah di SMAN 1 Muaro Jambi. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sewaktu peneliti memulai memasuki tempat yang akan diteliti yaitu di SMA N 1 Muaro Jambi atau situasi sosial penelitian, yang dilakukan pada awal semester, selama 2 bulan penelitian. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data Peneliti menggunakan instrumen manusia yaitu peneliti sendiri. Sedangkan untuk mendukung perolehan data, Peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi instrumen dalam penelitian ini. Informan Kunci dan Informan Pendukung Penelitian Informan Kunci Penelitian Adapun yang menjadi informan kunci penelitian ini adalah Guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS di SMAN 1 Muaro Jambi. Informan Pendukung Penelitian Informan pendukung yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah implementasi penataan ruang kelas dalam rangka memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS3 SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Jenis Data Data Primer Untuk mendapatkan data Peneliti menggunakan instrumen manusia yaitu peneliti sendiri. Sedangkan untuk mendukung perolehan data, Peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam penelitian ini. Data penelitian didapatkan dari observasi langsung ke lapangan, dalam hal ini SMAN 1 Muaro Jambi. Khususnya guru mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lainlain. Sumber Data
9
Manusia Dalam penelitian ini, manusia dijadikan sebagai sumber data karena dapat memberikan data secara langsung yang dibutuhkan berupa informasi. Informasi dalam penelitian ini sumber data adalah Guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS SMAN 1 Muaro Jambi yang ditetapkan sebagai data primer. Benda Benda yang digunakan sebagai sumber data diantaranya berupa dokumendokumen sekolah SMAN 1 Muaro Jambi dan benda-benda yang dianggap mendukung dalam masalah penelitian ini, yang ditetapkan sebagai data sekunder. Teknik Pengumpulan Data Teknik Observasi Menurut Sugiyono (2007:64) dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi adalah usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standar. Observasi juga bermakna pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Teknik Wawancara Adapun jenis wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka, dimana meneliti apa saja seputar data yang peneliti perlukan. Sebagai bukti fisik data yang peneliti peroleh, peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis, perekam suara, kamera dan beserta kelengkapannya. Wawancara mendalam dalam penelitian ini adalah Guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS SMAN 1 Muaro Jambi. Teknik Dokumentasi Fachruddin (2008:63) dokumentasi merupakan catatan peristiwa masa lampau. Dokumentasi dalam peristiwa ini adalah data-data mengenai keadaan kelas SMAN 1 Muaro Jambi dan siswa kelas XI IPS3 SMAN 1 Muaro Jambi. Adapun alat yang digunakan untuk dokumentasi berupa kamera. Triangulasi Menurut Sugiyono (2007:83) dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan observasi non partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
10
Teknik Analisis Data Analisis data penelitian ini adalah Guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS3 SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Sugiyono (2007:89) mengemukakan analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Analisis Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
yang
pokok,
Analisis Display (Penyajian Data) Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. (Miles dan Huberman dalam Sugiyono:2013). Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. (Miles dan Huberman dalam Sugiyono:2013). Tahapan Penelitian Tahapan Orientasi Tahapan dimana peneliti mengambil data-data yang ada di lapangan melalui teknik pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari observasi dan wawancara adalah berupa tampilan data, sedangkan hasil dari dokumentasi adalah berupa foto-foto sebagai penguat data yang sinkron. Tahapan Eksplorasi Tahapan dimana Peneliti mengambil data. Apabila ada data yang masih kurang maka harus dilengkapi, dalam arti kata data yang diambil adalah data yang untuk melengkapi data yang sudah ada. Hasil penelitian dalam tahap eksplorasi ini yaitu berupa hasil wawancara. Tahapan Pengujian Keabsahan Data Dalam memeriksa keabsahan data yang terkumpul, penulis menggunakan teknik triangulasi. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
11
Hasil Observasi Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti lakukan di SMAN 1 Muaro Jambi yang terletak di jalan lintas Jambi Ma. Bulian Km 20, Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jambi Luar, Kota Kabupaten Muaro Jambi. Pada awal pelaksanaan observasi deskriptif, peneliti hanya melakukan terlebih dahulu pengamatan apa-apa saja yang perlu diamati dan dilakukan, dalam penelitian ini untuk mendukung kelengkapan data-data yang akan diperoleh di dalam lingkungan SMA N 1 Muaro Jambi tersebut. Hasil Dokumentasi Dari hasil dokumentasi, peneliti mendapatkan data dari berbagai sumber, dokumentasi dalam peristiwa ini adalah data-data mengenai keadaan kelas SMAN 1 Muaro Jambi yaitu siswa kelas XI IPS3 SMAN 1 Muaro Jambi dengan posisi tempat duduk peserta didik bentuk U yang dapat dilihat pada lampiran. Temuan-Temuan Penelitian Dari hasil analisis, wawancara dan dokumentasi yang peneliti lakukan, maka peneliti dapat mengambil temuan-temuan sebagai berikut: 1. Terdapat banyak model penataan ruang kelas yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah, namun penataan ruang kelas dengan formasi kelas betuk U yang paling mudah dan paling sering diterapkan. Karena formasi kelas bentuk U tersebut dapat menciptakan kelas yang memiliki suasana belajar yang menggairahkan juga dapat memungkinkan guru dan juga peserta didik untuk bergerak secara leluasa didalam kelas serta dapat memfokuskan peserta didik untuk tetap fokus dalam belajar. 2. Penataan ruang kelas dengan formasi kelas bentuk U tersebut cocok diterapkan pada kelas yang siswa nya susah diatur dan dianggap sulit dalam menerima materi pelajaran, mengapa demikian, karena seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang baru yang dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, sehingga siswa tidak mudah bosan dalam menerima pelajaran, pelajaran ekonomi pada khususnya. PEMBAHASAN Setelah selesai mengumpulkan data dari hasil penelitian di SMA Negeri 1 Muaro Jambi melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari hasil penelitian. Sebagaimana dijelaskan dalam teknik analisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif dan data yang peneliti peroleh baik melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti selama mengadakan penelitian dengan lembaga terkait.
12
Dengan demikian, harapannya keberhasilan kegiatan belajar-mengajar dapat tercapai. Dalam formasi ini, guru merupakan orang yang paling aktif bergerak dinamis ke segala arah serta langsung berinteraksi secara berhadap-hadapan dengan peserta didiknya. Formasi kelas bentuk U ini sangat ideal untuk memberikan materi pelajaran dalam bentuk apa pun sehingga formasi ini menjadi formasi yang multifungsi. Dengan guru melakukan penataan ruang kelas dengan formasi bentuk kelas U ini, siswa yang sebelumnya kurang semangat untuk belajar menjadi lebih bersemangat, dan yang kurang serius atau berkonsentrasi lebih tekun dalam belajar, kemudian yang tadinya sulit menagkap materi pelajaran yang disampaikan menjadi mudah untuk meresap pelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari yang sebelumnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian, analisis dan penyajian data tentang Implementasi Penataan Ruang Kelas Dengan Formasi U dalam Rangka Memotivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Di SMA N 1 Muaro Jambi dapat disimpulkan sebagai berikut: Guru merencanakan penataan ruang kelas dengan formasi U ini didalam RPP, dimana pelaksanaannya selama dua kali pertemuan, sehingga perencanaannya terstruktur. Proses penataan ruang kelas dimulai sejak pergantian jam pelajaran yang menghabiskan waktu lebih kurang 15 menit. Guru mengkoordinir siswa untuk menyusun meja dan kursi dengan formasi U dimana meja guru di depan dan tempat duduk siswa dibagian depan dan kanan kiri meja guru. Penataan ruang kelas dengan formasi U ini sangat baik diterapkan dibandingkan penataan ruang kelas seperti biasanya, karena siswa mengalami perubahan dalam hal konsentrasi belajar yang tinggi dan memiliki motivasi belajar yang sangat baik. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: Kepada guru mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS hendaknya menggunakan formasi kelas bentuk U karena lebih mudah diterapkan dan sangat cocok untuk dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
13
Kepada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Muaro Jambi, hendaknya terus belajar dan lebih fokus lagi dalam belajar dan lebih giat dan semangat lagi dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. DAFTAR PUSTAKA Conny Setiawan, dkk. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. ------------, S. B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hasan Alwi dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Hernawan, Hery, Asep. 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS. Komsini., dan Dwi Sri H. 1997. Manajemen Kelas (SBM II). Semarang: IKIP Semarang Press. Latipah, Eva. 2012. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pedagogia. Moh. Sholeh Hamid. 2011. Menjadikan Siswa yang Kreatif dan Nyaman di Kelas. Yogyakarta: Diva Press. Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: CV Sinar Baru. Mudasir. 2011. Manajemen Kelas. Yogyakarta: Zanafa Publishing. Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Radno, Harsanto. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius. Sardiman. 2005. Motivasi Belajar. Yogyakarta: Pedagogia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudirman N, dkk., 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Posdakarya. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. ------------. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ------------. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suparman. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Udin S. Winataputra, M. 1993. Proses Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Bina Karya. Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen Kelas. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.