IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang)
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : JUNADATUL MUNAWAROH 073111071
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Junadatul Munawaroh
NIM
: 073111071
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 23 November 2011 Saya yang menyatakan,
Junadatul Munawaroh NIM.073111071
ii
iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Desember 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang) Nama : Junadatul Munawaroh NIM : 073111071 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing 1
Fahrurrozi, M.Ag.
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Desember 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang) Nama : Junadatul Munawaroh NIM : 073111071 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing 1
Fahrurrozi, M.Ag. NIP: 19770816 200501 1
v
ABSTRAK Judul Nama NIM
: Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang) : Junadatul Munawaroh : 073111071
Skripsi ini membahas tentang Implementasi Model Pembelajaran Yang Menyenangkan atau yang biasa disebut dengan joyful learning atau fun learning di SD Alam Ar-Ridho. Kajiannya dilatarbelakangi oleh pembelajaran sekarang ini yang pada umumnya bersifat monoton dan menjenuhkan. Dengan pembelajaran yang menyenangkan, anak tidak akan merasa tertekan dan alhasil potensi yag terpendam dalam diri anak akan muncul seiring proses pembelajaran berlangsung. Dalam skripsi ini, peneliti berusaha untuk menjawab tentang: 1. Bagaimana implementasi model joyful learning di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang. Sekolah alam ini dijadikan sumber dalam penerapan model tersebut karena di sekolah tersebut merupakan sekolah alam yang menggunakan model joyful learning dalam kegiatan belajar. Penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Datanya diperoleh melalui wawancara bebas, observasi partisipan, studi dokumentasi. Dalam data ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode observasi, interview, dokumentasi dan triangulasi data yakni menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang konsisten, tuntas dan pasti. Semua data dianalisis dengan pendekatan sosiologis dan analisis deskriptif yang menggunakan logika induksi. Kajian ini menunjukkan bahwa: dalam penerapan model joyful learning, guru menggunakan macam-macam metode dan teknik yang disesuaikan dengan tema. Di sekolah alam Ar-Ridho, pembelajaran dilakukan secara tematik dan diintegrasikan dengan menggunakan metode dan teknik yang bervariasi. Dengan penggunaan metode dan teknik yang bervariasi, kondisi sekolah yang asri serta model pembelajaran yang menyenangkan fun learning menjadikan anak beranggapan bahwa sekolah adalah rumah kedua bagi mereka (second home). Selain itu, anak tidak akan merasa tertekan ketika belajar, dan suasana belajar akan terasa lebih menyenangkan. Setiap pagi guru selalu melakukan tausiah tentang kisah-kisah teladan kemudian anak didik menyimpulkan tentang kisah yang telah disampaikan. Setelah anak menyimpulkan, guru memberikan refleksi tentang kisah tersebut. Interaksi yang baik antara guru dengan anak didik akan membuat anak merasa nyaman ketika belajar. Model pembelajaran yang menyenangkan mengembalikan fungsi mengajar kedalam fitrahnya yakni memunculkan potensi yang dimiliki oleh anak. Ciri dari model joyful learning adalah: 1. Multi metode dan multi media; 2. Praktik dan bekerja dalam satu tim; 3. Memanfaatkan lingkungan sekitar; 4. Dilakukan di dalam dan di luar kelas; dan 5. Multi aspek ( logika, praktik, dan etika).
vi
TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya. a
t}
b
z}
t
‘
s|
gh
j
f
h}
q
kh
k
d
l
z|
m
r
n
z
w
s
h
sy
’
s}
y
d} Bacaan madd:
Bacaan diftong:
a> = a panjang
= au
i> = i panjang
= ai
u> = u panjang
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah skripsi ini telah penulis selesaikan guna memenuhi syarat berakhirnya studi SI di IAIN Walisongo Semarang. Setiap perjumpaan pasti akan ada akhir yang sangat mengharukan, semoga penulis dapat mengukir kenangankenangan indah selama studi di kampus tercinta ini. Dalam skripsi yang berjudul Implementasi Model Joyful Learning khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini digambarkan penggunaan metode dan teknik serta variasi dalam mengajar. Beranekaragamannya teknik serta metode dalam mengajar akan lebih menjadikan anak tidak merasa bosan dan jenuh ketika belajar baik di dalam maupun di luar ruangan. Kondisi ini akan menjadikan anak merasa lebh enjoy dan fun dalam menerima pelajaran setiap harinya. Pembelajaran dengan menggunakan model yang menyenangkan ini beracuan pada tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi “pendidikan nasional bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Belajar dalam keadaan fun akan merangsang daya pikir anak menjadi lebih demokratis, hal tersebut diwujudkan dalam praktek pembelajaran yang tidak mendikte, menekan, dan terkesan memaksa. Melainkan dalam suasana belajar yang menyenangkan, anak akan lebih terbuka menerima pelajaran. Bahkan ketika anak bermain dan bersendau gurau dengan gurunya tanpa mereka sadari proses belajar telah berlangsung. Guru menyelipkan atau membubuhkan pelajaran diselasela gurauan mereka. Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak sekali pihak-pihak yang sangat membantu baik dalam bidang moril maupun materiil. Ucapan terima kasih tak lupa penuls ucapkan kepada: 1. Sudja‟I, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang sudah memberikan kesempatan penulis untuk mengkuti wisuda pada angkatan ini. 2. Dr. Fatah Syukur, M.Ag dan Drs. Wahyudi, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi. 3. Ibu Mia selaku Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho serta Ibu Ida dan Ibu Widi guru kelas VB yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 4. Tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
Selain ucapan yang penulis sampaikan kepada pihak-pihak diatas, tentunya ada dukungan yang terkait secara langsung maupun secara tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Ayahanda H. Kusrimin dan Ibunda Hj. Suti‟ah yang telah mendidik dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang serta memberikan motivasi baik spiritual maupun material guna menyelesaikan skripsi yang peneliti tulis. 2. Mas edi siswanto beserta keluarga yang telah memberikan limpahan kasih sayang pada penulis, sehingga penulis selalu bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Teman-teman kos-kosan A4 (astri, risty, jenk nafis, dll) yang selalu memberikan senyuman sehingga penulis tidak merasa bosan dan jenuh dengan aktifitas harian. 4. Teman-teman senasib seperjuangan paket PAI B „07 (afninti, mastiah, warsiyah, irna, dll) selalu menjadi teman yang baik selama penulis menjalankan studi. 5. Dan tak lupa guru terbaik bagi penulis yakni kehidupan yang telah memberikan banyak sekali pelajaran berharga. Tak ada kehidupan yang selalu memberikan senyuman, kadang hidup juga dihiasi dengan rintihan dan tangisan. Tak ada kehidupan yang tak indah dan tak ada keindahan jika kita tidak mampu mensyukuri apa yang telah ada. Namun hidup selalu memberikan sebuah pilihan yang akan indah pada waktunya. Terima kasih untuk semuanya, semoga Allah selalu memberikan limpahan nikmat dan barokah kepada kita semua. Amin.Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................i PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................ii PENGESAHAN......................................................................................................iii NOTA PEMBIMBING...........................................................................................iv ABSTRAK..............................................................................................................vi TRANSLITERASI.................................................................................................vii KATA PENGANTAR..........................................................................................viii DAFTAR ISI............................................................................................................x BAB I: PENDAHULUAN A. B. C. BAB
Latar Belakang.............................................................................................1 Rumusan Masalah........................................................................................5 Manfa‟at Penelitian......................................................................................5 II: PELAKSANAAN MODEL JOYFUL LEARNING PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Kajian Pustaka..............................................................................................7 B. Kerangka Teoritik........................................................................................8 1. Model Joyful Learning a. Pengertian Model Joyful Learning..................................................9 b. Dasar Model Joyful Learning.......................................................11 c. Tujuan dan Manfaat Model Joyful Learning................................13 d. Langkah-langkah Penerapan Model Joyful Learning...................14 e. Kelebihan dan Kekurangan Model Joyful Learning.....................16 2. Pembelajaran PAI a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran.............................................18 b. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam......................19 c. Dasar Pembelajaran PAI................................................................23 d. Tujuan Pembelajaran PAI..............................................................24 e. Materi atau Kurikulum PAI...........................................................27 3. Penerapan Model Joyful Learning Dalam Pembelajaran PAI a. Dasar Teori.....................................................................................28 b. Langkah-langkah Penerapan..........................................................29 BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...........................................................................................32 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian.................................................................................32 2. Waktu Penelitian..................................................................................33
x
C. D. E. F.
Sumber Penelitian......................................................................................33 Fokus Penelitian.........................................................................................35 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................35 Teknik Analisis Data..................................................................................37
BAB IV: ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang) A. Diskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Sejarah Berdirinya SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang.....................................................................40 2. Letak Geografis....................................................................................41 3. Visi Misi...............................................................................................42 4. Struktur Organisasi...............................................................................43 5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik......................................43 B. Model Joyful Learning di SD Alam Ar-Ridho 1. Model Pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho........................................49 2. Implementasi Model Joyful Learning Di SD Alam Ar-Ridho.............54 C. Analisis Implementasi Model Joyful Learning Di SD Alam Ar-Ridho................................................................................60 BAB V: PENUTUP A. Simpulan....................................................................................................67 B. Saran ..........................................................................................................68 C. Penutup ......................................................................................................68
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. “Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi belum disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata.2 Proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui interaksi dan pendekatanpendekatan yang diberikan oleh guru untuk pengembangan kreativitas peserta didik. Namun pada kenyataannya guru lebih menekankan kegiatan pembelajaran dalam ranah kognitif saja sehingga aspek-aspek lainnya seperti ranah afektif dan psikomotorik kurang mendapatkan perhatian oleh guru dan peserta didik hanya memfokuskan pembelajarannya pada taraf pengetahuan saja. 3 Dalam realitas dunia pendidikan dewasa ini guru cenderung ingin menguasai dan memperlakukan anak didik semaunya. Guru secara sepihak menginginkan semua keinginannya diikuti oleh anak didik dengan cenderung memonopoli dalam kelas. Guru merasa bahwa ia adalah satu-satunya sumber 1
UU SISDIKNAS, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SPN, (Bandung: Fokusmedia, 2006), hlm. 2. 2 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 2 3 Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang na ma, istilah, ide, gejala,rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan merupakan proses berpikir yang paling rendah. Lihat , Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 50
1
pengetahuan. Keinginannya ini dapat berdampak pada pembunuhan kreatifitas dan potensi anak didik secara perlahan. Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran Mark Twain dengan mengatakan bahwa pendidikan itu seharusnya membebaskan, bukan menindas. Pada dasarnya pekerjaan guru adalah mengkomunikasikan pengalaman kepada siswa tetapi kerap kali guru mengajarkan dengan menggunakan ceramah, yakni hanya dengan menggunakan kata-kata saja yang akibatnya siswa kurang memahami hal-hal yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, siswa terjebak dalam kondisi pengajaran yang verbalistik. 4 Dengan melihat realitas di atas, seharusnya peran guru sebagai pengajar dikembalikan kedalam fitrahnya yakni Guru sebagai organisator sekaligus fasilitator anak didik dalam proses penitisan nilai-nilai atau pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kehidupan dan lingkungan sekitarnya. Mengajar selain merupakan proses penitisan nilai dan pengetahuan, mengajar juga merupakan proses pengangkatan potensi-potensi yang terdapat dalam diri anak didik yang tujuannya untuk menemukan dan mengarahkan anak didik menjadi dirinya sendiri. 5 Dengan mengetahui potensi-potensi yang dimiliki, peserta didik bisa terarah untuk menuju proses menjadi manusia yang sesungguhnya. Seperti yang dikatakan oleh Paulo Freire bahwa tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dengan pendidikan peserta didik mampu meningkatkan pengetahuan, nilai moral dan nilai keagamaan secara bertautan. Pendidikan agama sangat diperlukan bagi peserta didik, karena agama memberikan motifasi hidup dan merupakan sarana pengembangan dan pengendalian diri yang sangat penting. Oleh karena itu, agama wajib diketahui, dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusia.
4
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 201 5 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010), hlm. 22
2
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. 6 Dasar idealnya yaitu firman Allah SWT dan Sunnah Rasulullah SAW. Jika pendidikan diibaratkan bangunan maka isi Al-qur’an dan Haditslah yang menjadi pondasinya. Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dalam Islam, kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan Sunnah Rasulullah SAW yang dijadikan landasan Pendidikan Agama Islam adalah berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasulullah SAW dalam bentuk isyarat.7 Menyinggung masalah peranan pendidikan agama di sekolah-sekolah maka hendaknya Pendidikan Agama Islam itu ditentukan kepada pembiasaan, yaitu pembiasaan untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama atau mengamalkan. Sekolah alam merupakan sekolah yang berbasis pada keuniversalan alam semesta. Sehingga siswa akan mampu belajar mengenai apa yang telah ia pelajari serta langkah yang harus dilakukan terhadap lingkungan sekitar. Siswa-siswa akan diajarkan untuk dekat dengan alam dan mengenal lingkungan alam dengan baik. Dalam proses pembelajaran harus dibuat dengan lemah lembut dan sekaligus menyenangkan agar peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Prinsip pembelajaran ini merupakan prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut.8 Nabi menganjurkan untuk menggunakan metode atau pendekatan dengan jalan lemah lembut tanpa paksaan kepada peserta didik, sesuai dengan kalam Ilahi yang berbunyi:
6
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.46 7 Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.16 8 Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), hlm. 167
3
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”9(Q.S Ali Imran: 159) Konsep Sekolah Alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar. Berlangsungnya proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan tidak lepas dengan modelmodel mengajar yang digunakan. Pembelajaran dengan model pengajaran yang bervariasi menghapuskan kejenuhan peserta didik. Sehingga manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa, manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Ini salah satu sisi positif yang melatar belakangi
pengajaran
dengan
menggunakan
pendekatan/
model-model
pembelajaran.10 Dengan penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar, guru bisa memunculkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru dapat mengembalikan fungsi mengajar ke fitrah awalnya, yakni membangkitan potensi anak didik melalui transfer pengetahuan yang tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru sebagai instrumen dan fasilitatornya.11
9
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’ Almalik Fahd Li Thiba’at Al-Mushaf Asy-Syarif,1420 H.), hlm. 103 10 Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), hlm. 13 11 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 25
4
Aktifitas belajar akan berhasil apabila berdasarkan motivasi pada diri peserta didik itu sendiri. Jika guru memaksakan dalam KBM (kegiatan belajar mengajar), peserta didik akan merasa tertekan dan hasilnya materi yang diajarkan hanya akan masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri begitu saja. Tugas guru yang berat adalah berupaya agar peserta didik mau belajar dan memiliki keinginan belajar secara berkelanjutan tanpa dibatasi waktu. 12 Joyful learning berasal dari bahasa inggris yakni enjoy (menyenangkan atau mengasikkan)13, dan learning (pembelajaran).14 Jadi joyful learning adalah pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran yang menyenangkan atau biasa disebut dengan joyful learning adalah Suatu pembelajaran yang dapat dinikmati oleh siswa, siswa merasa nyaman, aman dan mengasyikkan.
Mengasyikkan mengandung unsur “ inner motivation” yaitu
dorongan untuk selalu ingin tahu dan berusaha mencari tahu.15 Untuk mengetahui lebih jauh, bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alam Ar-Ridho dengan model joyful learning cukup efektif dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, maka dalam skripsi
ini
penulis
mengadakan
penelitian
dengan
menggunakan
judul
Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang. B. Rumusan Masalah Supaya pembatasan sekripsi ini dapat terfokus pada pokok permasalahan, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang perlu mendapat pembahasan dan pemecahan dalam penelitian skripsi. Dari uraian latar belakang di atas, terrumuskan masalah sebagai berikut :
12
Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 52 Yantirtobisono dan Ekrom Z., Kamus 3 Bahasa Arab Inggris Indonesia, (Surabaya: Apollo,2008), hlm. 350 14 Ibid, hlm. 222. 15 Rahayu Kariadinata, “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kretif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM)”, Bahan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru PLPG-2009. 13
5
Bagaimana Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang?
C. Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis rumuskan, maka tujuan penelitian ini secara garis besar adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisa bagaimana proses pembelajaran dengan model joyful learning setelah mengikuti kegiatan belajar pada kelas besar di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diharapkan hasilnya nanti akan dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan. Secara lebih jelas, manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis Penelitian ini di harapkan dapat menambahkan informasi, wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan Agama Islam serta penggunaan model joyful learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam 2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca berupa informasi mengenai pengembangan model joyful learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, serta hal-hal yang berkaitan dengannya, terutama penerapan model joyful learning pada pembelajaran PAI. Sehingga mampu mendorong pemikir/pendidik Pendidikan Agama Islam bersikap inovatif dan kreatif dalam menciptakan model pembelajaran yang tidak monoton dan menyenangkan untuk mengarahkan agar peserta didik mampu mengaktualisasikan potensi-potensi yang tertanam. Serta pendidik mampu mengembalikan fungsi mengajar ke fitrahnya yakni menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
6
BAB II PELAKSANAAN MODEL JOYFUL LEARNING PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Kajian Pustaka Kajian pustaka sering disebut juga dengan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini dapat pula berisi tentang data sekunder yang diperoleh dari jurnaljurnal ilmiah atau hasil penelitian pihak lain yang dapat dijadikan pertimbangan. 1 Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya dengan permasalahan dan tinjauan penelitian. 2Untuk menunjukkan posisi dalam penelitian ini, maka akan peneliti paparkan beberapa tulisan yang sudah ada. Telaah pustaka ini dimaksudkan untuk menentukan teori-teori konsep dan generalisasi untuk dijadikan landasan teoritis bagi peneliti yang akan dilakukan. Landasan ini penting bagi peneliti agar menjadi dasar yang mantap. Dalam penelitian ini, penulis menitikberatkan pada Implementasi Model Joyful Learning (Pembelajaran Yang Menyenangkan) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang). Oleh karena itu, untuk membuat proses penulisan skripsi ini peneliti menelaah beberapa skripsi yang berjudul: 1. Skripsi tentang “Penerapan Pendekatan PAIKEM Dalam Pembelajaran AlQur‟an Hadis Materi Pokok Surat Al-Qadr Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al-Iman Purwosari Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen” oleh Darsono (073111305). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dalam pelaksanaannya. Data yang diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran dan tujuan penelitian ini yang mempunyai tujuan untuk : 1. Mengetahui penerapan pendekatan 1
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Pedoman Penulisan Skripsi Program Strata Satu (S.1), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010), hlm. 13 2 I Made Wiratha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi Dan Tesis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006), hlm. 21
7
PAIKEM Dalam Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis Materi Pokok Surat Al-Qadr Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI AlIman Purwosari Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. 2. Mengetahui relevansi penerapan pendekatan PAIKEM Dalam Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis Materi Pokok Surat Al-Qadr Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al-Iman Purwosari Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. 2. Skripsi penelitian tentang “Implementasi Pembelajaran Tematik Melalui Metode Moving Class Dalam Pembelajaran PAI di SDIT Bina Amal Semarang" yang ditulis oleh Firtia Iva Widyastuti (03103062). Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pembelajaran Tematik Melalui Metode Moving Class Dalam Pembelajaran PAI di SDIT Bina Amal Semarang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yakni proseedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, interview (wawancara) dan dokumentasi, data penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan disimpulkan dengan metode induktif serta dipaparkan dalam bentuk narasi. Beberapa karya di atas tidak ditemukan pembahasan yang secara khusus tentang
Implementasi
Model
Joyful
Learning
(Pembelajaran
Yang
Menyenangkan) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), dalam skripsi tersebut menguraikan beberapa implementasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), maka dalam kesempatan kali ini saya tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembahasan tentang Implementasi Model Joyful Learning (Pembelajaran Yang Menyenangkan) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang).
8
B. Kerangka Teoritik Kerangka teoritik merupakan teori yang dirancang menjadi pijakan utama dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini, ada beberapa teori yang dijadikan pijakan peneliti dalam melaksanakan penelitian pelaksanaan model joyful learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Landasan teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka yang logis. Artinya, mendudukkan masalah penelitian yang telah dirumuskan didalam kerangka teoritis relevan yang mampu menerangkan masalah tersebut.3
1. Model Joyful Learning a. Pengertian Model Joyful Learning Dalam skenario pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru adalah menyusun dan memilih model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, maupun ketrampilan mengajar tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran4. Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar (harus) merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan, reaksi dan sikap secara mental dan fisik. Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi innteraksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan ssebagainya yang disebut proses belajar.5 Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, 3
Ibid, hlm. 23 http//www.wcer.wisc,edu/step/ep301/fall2000/tochonites/stu_cen.html/25.03.2011/12:00 5 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 43 4
9
didalamnya
mewadahi
menginspirasi
menguatkan
dan
melatari
metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Metode pembelajaran adalah cara guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Teknik pembelajaran adalah metode yang digunakan oleh guru namun metode ini lebih oprasional dalam kegiatan belajar. Sedangkan model pembelajaran adalah beberapa metode dan teknik yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam skripsi ini, penulis berusaha untuk menjelaskan tentang implementasi model pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) yang menggunakan pendekatan PAIKEM dalam buku Ismail SM. Kegembiraan dalam belajar telah terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil belajar peserta didik. Bahkan potensi kecerdasan intelektual yang selama ini menjadi “primadona” sebagai penentu keberhasilan belajar, ternyata tidak sepenuhnya benar. Kecerdasan emosional telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efektifitas pembelajaran disamping kecerdasan intelektual. Ketika peserta didik mendapat rangsangan yang menyenangkan dari lingkungannya, akan terjadi berbagai “sentuhan tingkat tinggi” pada diri peserta didik yang membuat mereka lebih aktif dan kreatif secara mental dan fisik. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik. Namun dalam kenyatannya proses ini hanya menggambarkan satu pihak saja yakni hanya guru yang aktif dalam pengajaran. Lain halnya dengan pembelajaran yang menuntut terjadinya interaksi antara guru dengan murid, murid dengan guru, dan murid dengan murid. Jadi dalam pembelajaran harus ada timbal balik antara unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembelajaran.
10
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh: 1) Faktor internal, kondisi dalam proses belajar yang berasal dari diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk faktor internal: kecerdasan, bakat (aptitude), minat, ketrampilan (kecakapan), motivasi, kondisi fisik dan mental. 2) Faktor eksternal, kondisi diluar individu peserta didik yang dipengaruhi belajarnya. Termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan masyarakat). Faktor
tersebut
memiliki
dampak
yang
sangat
signifikan
dalam
pembelajaran. Jika faktor-faktor yang diterima anak didik adalah positif, maka positif pula output yang dihasilkan. Kedua faktor tersebut saling keterkaitan satu sama lain. Jika ingin memperoleh anak didik yang mempunyai kepribadian serta terasah potensi yang dimilikinya maka yang pertama kali perlu dibenahi adalah sikap guru dalam menyampaikan pelajaran dalam proses pembelajaran. Guru harus menata ulang cara yang sangat menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa tertekan saat belajar baik di dalam kelas maupun diuar kelas.
b. Dasar Model Joyful Learning Berlatar dari penerapan strategi PAIKEM, joyful learning atau disebut juga dengan pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu model pembelajaran dalam strategi tersebut. Dalam pembelajaran ini mempunyai landasan-landasan yang bisa dijadikan sebagai dasar atau acuan, sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu.
11
Landasan pelaksanaan joyful learning: 1) As-sunnah, Sunnah merupakan perkataan, perbuatan dan takrir nabi. Dalam hal ini nabi mengkiaskan sebuah hadist tentang pembelajaran yang baik bagi peserta didik yang berbunyi:
ْ ِاِذَا بَعَثَ اَحَدًا م:َ كَانَ رَسُوْلُ الَلًِ عَلَ ْيًِ وَسَلَم:َعَهْ اَبِىْ بُرْدَةَ عَهْ اَبِى مُوْسَى قَال ه )ْاَصْحَا ِبًِ فِيْ بَعْضِ اَمْرِيِ قَالَ يَّسِرُوْا وَلَاتُعَّسِرُوْا وَبَّشِرُوْا وَلَاتُىَّفِرُوْا (رواي مُّسْلِم “Dari abi burdah dari abi musa berkata : ketika Rasulullah memerintahkan seorang sahabat untuk melaksanakan salah satu perintahnya, dengan bersabda: “mudahkanlah dan jangan kamu persulit, sampaikanlah kabar gembira dan jangan menakutnakuti.”(HR: Muslim)6 Dalam mengajarkan suatu pelajaran, guru tentunya tidak pernah mempersulit, serta tidak pernah menakut-nakuti. Hal ini dikarenakan jika anak belajar dalam keadaan yang terpaksa, maka anak tersebut tidak dapat mendalami pelajaran tersebut. Alhasil, anak hanya akan mendapatkan ilmu sambil lewat saja. Ibarat masuk telinga kanan keluar telinga kiri, informasi yang diperoleh hanya sambil lalu. 2) Landasan Hukum a) UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pasal 4 dan pasal 40 ayat 2. 7 Pasal 4 berbunyi: “Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran” Pasal 40 ayat 2 berbunyi: “Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: i) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. ii) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.” 6
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, (Bandung: Jabal, 2008), hlm. 313 Jamal Ma‟mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Jogja:Diva Press,2011), hlm.91 7
12
b) PP. No. 19 tahun 2005, pasal 19 yang berbunyi : “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.8 Jadi sudah menjadi keharusan bagi guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar menjadi menyenangkan, sehingga anak didik mampu teraktualisasikan potensi-potensi yang ada pada dirinya. c. Tujuan dan Manfaat Model Joyful Learning Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal. Disamping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada giliranya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya. 9 Tujuan dan manfaat model pembelajaran yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar yakni, guru bisa memunculkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru dapat mengembalikan fungsi mengajar ke fitrah awalnya, yakni membangkitkan potensi anak didik melalui transfer pengetahuan yang tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru 8 9
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), hlm. 2 Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 46
13
sebagai instrumen dan fasilitatornya.10 Di sisi lain, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa: 1) 2) 3) 4) d.
Berani mencoba/berbuat; Berani bertanya; Berani mengemukakan pendapat/gagasan; Berani mempertanyakan gagasan orang lain. Langkah-langkah Penerapan Model Joyful Learning Dalam penerapan model joyful learning, guru tidak perlu risau. Hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran guru hanya perlu membuka hati pada setiap permasalahan yang dihadapi oleh anak didik.
Dengan mengembangkan
permasalahan yang dihadapi oleh anak, guru mampu membuka wawasan serta jendela baru dalam penggunaan metode dan teknik yang tepat dalam proses pembelajaran. Dengan penggunaan metode dan teknik yang bervariasi oleh guru, maka akan lebih mudah pula penyampaian materi pada anak didik. Di sekolah alam guru memberikan kebebasan peserta didik untuk mengeksplor potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Anak tidak dibatasi dalam suasana kelas yang monoton dan menjenuhkan, melainkan peserta didik dipersilahkan untuk belajar diluar kelas. Hal terebut bertujuan agar peserta didik tidak terpaku pada proses belajar klasikal yang hanya menjejalkan materi-materi secara bertubi-tubi tanpa memikirkan bahwa banyak hal yang dapat dipelajari diuar sana. Dengan lebih mendekatkan anak pada alam, secara tidak langsung guru telah memberikan pelajaran yang tak tenilai harganya yakni tentang belajar menyayangi lingkungan dan alam sekitar. Penggunaan metode dan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan anak. Lima strategi efektif untuk memotivasi siswa belajar dan membuat belajar lebih menarik serta menyenangkan yakni:11
10
Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 25 http://kurniasepta.blogdetik.com/memotivasi-siswa-sehingga-belajar-lebih-menarikdan-menyenangkan/ 11
14
1) Gunakan pertanyaan untuk berpikir kritis Hal yang baik dari metode ini adalah mereka (siswa) tidak selalu memiliki jawaban benar atau salah sehingga mereka diperbolehkan untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan siswa hanya diberitahu untuk menghafal fakta. Selanjutnya, guru dapat membiarkan siswanya berbagi jawaban mereka untuk membentuk diskusi kelas. Setelah itu, guru mengambil sebuah jajak pendapat para siswa di kelas. 2) Gunakan musik untuk mengajar Musik merupakan salah satu alat pembelajaran paling sederhana dan merupakan cara yang bagus untuk memicu minat siswa. Sebagai contoh, saat mengajar pelajaran pada perdagangan budak dan “Middle Passage”, seorang guru pernah memperkenalkan topik dengan memainkan lagu Bob Marley berjudul “Buffalo Soldier” dan “Catch a Fire” 3) Gunakan video atau multimedia Video adalah salah satu alat pengajaran paling sering disalahpahami dan disalahgunakan. Padahal, jika digunakan dengan benar, video dapat menjadi alat yang hebat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 4) Hubungkan apa yang siswa pelajari dengan yang sedang terjadi di dunia nyata. Pada beberapa mata pelajaran, cara ini jelas lebih mudah dilakukan dari yang lain. Siswa perlu mengetahui “mengapa” mereka belajar sesuatu. Dengan menghubungkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata akan membuat pembelajaran akan lebih bermakna. Siswa akan lebih tertarik dan akan menyimpan apa yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama. 5) Hubungkan yang dipelajari siswa dengan hal-hal yang penting bagi mereka Trik di sini adalah untuk mengetahui pribadi siswa dan belajar tentang hal-hal yang menjadi kegemaran mereka. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dapat sangat menantang, tapi ini merupakan elemen penting dalam
15
tahap menjadi seorang guru yang efektif. Sebagai tambahan, guru juga akan menemukan dirinya menikmati proses mengajar, karena jauh lebih mudah dibandingkan ketika guru merasa terpaksa dalam menjalankannya. e. Kelebihan dan Kekurangan Model Joyful Learrning Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan. Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan. Guru tidak hanya menggunakan model pembelelajaran yang menyenangkan dalam KBM, melainkan juga guru mengkombinasikan beberapa model pembelajaran. Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan. Model pendekatan ini lebih efektif jika diterapkan dalam sekolah alam.
16
Rabiah tanthawie psikiater RS. Dadi Makassar mengatakan bahwa: “Jika anak hidup dengan kritik, ia belajar melawan. Jika anak hidup dengan hostilitas (permusuhan), ia belajar bekelahi. Jika anak hidup dengan ejekan, ia belajar merasa malu. Jika anak hidup dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah. Jika anak hidup dengan toleransi, ia belajar bersabar. Jika anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak hidup dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak hidup dengan kejujuran, ia belajar adil. Jika anak hidup dengan rasa aman, ia belajar mempercayai. Jika anak hidup dengan persetujuan, ia belajar menyukai diri sendiri. Jika anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, ia belajar menemukan kasih sayang di dunia.”12 Dengan pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan anak, maka anak pulalah yang akan merasakan dampak dari proses belajar tersebut dikemudian hari ketika mereka telah terjun dalam kehidupan yang sesungguhnya yakni hidup ditengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari masyarkat. Dalam pelaksanaan model pembelajaran yang menyenangkan atau biasa disebut dengan joyful learning ini tentunya terdapat kelebihan serta kelemahan. Kelebihan dan kekurangannya yakni: 1) Kelebihan-kelebihan model pembelajaran yang menyenangkan, antara lain guru tidak membuat siswa: a). Takut salah; b) Takut ditertawakan; c) Takut dianggap sepele. Learning is fun atau joyful learning merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. 2) Kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan model joyful learning: Hampir tidak ada kekurangan dalam pelaksanaan model ini, peserta didik akan terasah kreatifitas secara alami dan tidak dibuat-buat. Hal tersebut 12
Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 31
17
dikarenakan anak diasah potensinya dengan perlahan-lahan dan tidak terkesan terpaksa. Kekurangan ini hanya bersumber pada guru atau tenaga pendidik itu sendiri, jika guru tidak aktif atau pintar memilih metode yang tepat notabennya mengkombinasikan metode dan teknik dalam pembelajaran, maka jatuhnya anak didik bukannya paham malahan jadi bingung. Pengkombinasian ini bertujuan agar anak didik tidak bosen dan jenuh dalam belajar. Oleh karena itu, menjadi kekurangan dalam joyful learning jika guru kurang menguasai metode, teknik, dan pendekatan dalam mengelola pembelajaran.
2. Pembelajaran PAI a. Pengertian Belajar dan pembelajaran Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar (harus) merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan, reaksi dan sikap secara mental dan fisik. Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, merupakan perubahan kelakuan.13 Nana Sudjana menyatakan bahwa belajar adalah "suatu proses yang ditandai adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan dari hasil belajar yang dapat ditunjukkan dalam bentuk seperti perubahan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterangan, kedisiplinan atau perubahan-perubahan aspek lain pada individu yang belajar."14
13 14
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, hlm. 36 Nana Sudjana, CBSA Dalam PBM, (Bandung: Sinar Baru, 1985), hlm. 5.
18
Dengan demikian pengertian belajar mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: 1) 2) 3) 4)
Belajar merupakan proses Proses tersebut menghasilkan perubahan Perubahan itu merupakan suatu hal yang baru, dan Perubahan itu bersifat permanen atau hasil yaitu direalisasikan dalam kehidupan sesuai aspek-aspeknya. Pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari
guru dan siswa, yang bermuara pada pematangan intelektual, kedewasaan emosional, ketinggian spiritual, kecakapan hidup, dan keagungan moral.15 Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Dalam pembelajaran tujuan utamanya adalah proses pemanusiaan manusia atau memanusikan manusia seutuhnya. Manusia terdiri dari organ-organ yang saling keterkaitan satu dengan yang lainnya, jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka mulutlah yang akan berkata „aduh‟ atau „sakit‟. Sama halnya dengan pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dengan peserta didik dan guru serta penyampaian yang tepat. Komponen-komponen ini merupakan satu kesatuan dalam pendidikan, karena proses pembelajaran sangat mempengaruhi hasil atau output dari suatu lembaga pendidikan. Proses pembelajaran tidak akan berhasil tanpa pemilihan metode yang tepat dalam penyampaian materi. Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari
15
Jamal Ma‟mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), hlm. 5
19
proses pendidikan. Pembelajaran yang baik, cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula sebaliknya.16 Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadiankejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung didalam diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran harus dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan dan dikendalikan.
b. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan adalah bagian tak terpisahkan dalam hidup. Pendidikan bukan semata instrumen untuk mencari pekerjaan. Pandangan hidup atas pendidikan sepeti inilah yang membuat konsep long life education (pendidikan sepanjang hayat) mampu dipahami dan dilaksanakan dengan baik. Sedangkan di Indonesia dan
kebanyakan
negara
berkembang,
seseorang
menempuh
pendidikan
didasarkan pada kepentingan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Falsafah pendidikan seperti ini sejatinya mengarahkan msyarakat untuk mereduksi fungsi pendidikan. Esensi pendidkan hanya dihargai sebatas tataran ekonomi. Padahal jauh lebih itu, pendidikan merupakan proses pembentukan kemanusian.17 Pendidikan menurut john dewey adalah the word education means just process of leading or bringing up.18 Yang artinya yakni arti kata pendidikan adalah proses bimbingan dan arahan. Sedangkan menurut Nelson B. Henry pendidikan adalah education is the process by which those powers (abilities, capacities) of men that are susceptible to habituation are protected by good habits, through means artistically contrived, and employed by any man to help another or himself achieve the end in view. 19
16
Ibid, hlm. 18 Jamal Ma‟mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif, (Jogjakarta:Diva Press,2010), hlm. 224 18 John Dewey, Democracy and Education: and Introduction of The Philosophy of Education, (New York: Macmilan Company, 2004), hlm. 10 19 Nelson B. Henry, Philosophies of Education, (New York: The University of The USA, 1962), hlm. 209 17
20
Yang artinya pendidikan merupkaan suatu proses dimana kemampuan seseorang dapat dipenuhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang berupa kebiasaan baik maupun kebiasaan yang disusun secara artistik yang digunakan oleh beberapa orang untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri guna mencapai tujuan akhir. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Memang
pendidikan
merupakan
alat
untuk
memajukan
peradaban,
mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka. Belajar sudah ada sejak dahulu kala, bahkan Allah juga merupakan pengajar yang sangat baik, hal ini tertuang dalam Q.S Al-Baqarah ayat 31:
“dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".20 Ini adalah maqam dimana Allah menceritakan Adam dan memuliakannya atas malaikat karena Dia mengajarinya sesuatu yang tidak diajarkan kepada malaikat. Allah berfirman : “dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya”, maksudnya nama-nama seluruh makhluk, baik yang besar maupun yang kecil. 21 Saat itu Tuhan befirman kepada para malaikat bahwa dia hendak menjadikan khalifah di bumi. Lalu malaikat berkata dalam Q.S Al-Baqarah ayat 30:
20
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma‟ Almalik Fahd Li Thiba‟at Al-Mushaf Asy-Syarif,1420 H.), hlm. 14 21 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, Penerjemah Syihabuddin, Kemudahan Dari Alllah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 107
21
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."22 Allah ta‟ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam dan penghormatan kepada mereka dengan membicarakan mereka di Al-mala‟ul A‟la, sebelum mereka diadakan. Maka Allah berfirman, “dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat.” Maksudnya, hai Muhammad, ceritakanlah semua itu kepada kaummu. Sesungguhnya Allah hendak menjadikan khalifah di bumi.” Yakni, suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah ta‟ala berfirman,“Dia-lah
yang
menjadikan
kamu
khalifah-khalifah
di
muka
bumi”.(Fathir:39)23 Islam adalah ajaran Allah yang diturunkan kepada umat manusia, supaya mereka beribadah kepadaNya. Untuk melaksanakan ajaran (syariat) Islam, manusia perlu menuntut adanya pendidikan sehingga dapat mengetahui ajaranajaran yang seharusnya dapat dijalankan dalam kehidupan. Adapun pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan agama Islam. Istilah “pendidikan” dalam konteks Islam lebih banyak dikenal dengan menggunakan term “Al-tarbiyah”, “At-ta‟lim”, “At-ta‟dib” dan “Ar-riyadloh”.
22
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm . 13 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, Penerjemah Syihabuddin, Kemudahan Dari Alllah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, hlm. 103-104 23
22
Setiap term tersebut mempunyai makna yang berbeda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya. Pendidikan Agama Islam dapat didefinisikan sebagai berikut : 1) Prof.
Dr.
Oemar
Muhammad
Al-Toumi
Al-Syaibany
mendefinisikan
Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.24 2) Menurut A. D. Marimba adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukumhukum Agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.25 Yang dimaksud dengan dengan kepribadian yang utama ialah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. 3) Menurut H. M. Arifin Pendidikan Islam yaitu usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.26 Dari beberapa pendapat tersebut diatas kita dapat memberi pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan terhadap mental (jiwa) dan jasmani seseorang berdasarkan hukum-hukum Islam sehingga dapat tercipta manusia yang sempurna (insan kamil), sehat jasmani dan rohani yang akhirnya akan dapat mengamalkan serta menjadikannya ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidup. Sedangkan arti khususnya, Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan
24
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 14 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 15. 26 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 32 25
23
bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat untuk mencapai tujuan sekolah yang bersangkutan. Karena itu, subyek ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan dalam kehidupan anak kelak, yakni manusia yang memiliki kualifikasi tertentu tetapi tidak terlepas dari nilai-nilai ajaran Islam.27 c. Dasar Pembelajaran PAI Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam di suatu lembaga pendidikan atau di sekolah-sekolah. Yakni dalam falsafah negara Pancasila, misalnya dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1978, tentang P4 dijelaskan : “Dengan sila ketuhanan YME, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.28 Landasan pelaksanaan pembelajaran yakni terkait dengan Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah landasan yang berasal dari Al-Qur‟an, Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi sumber pokok umat islam dalam menata kehidupan. Salah satu dari landasan religius yang terdapat dalam Al-Qur‟an tertuang dalam lima ayat pertama yang berbicara tentang keimanan dan pembelajaran yakni Q.S Al-„Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
27
Chabib Thoha, dkk (ed)., Metodologi pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 4. 28
UUD‟45. P4. GBHN, Team Pembinaan Penataran dan Bahan Penataran Mahasiswa/Pegawai Negeri, hlm. 30.
24
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”29
(bacalah) maksudnya, mulailah membaca dan memulainya )nagned menyebut nama rabbmu yang menciptakan) semua makhluk. (Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia- (dari „Alaq) lafaz „Alaq bentuk jama‟ dari lafaz „Alaqah, artinya segumpal darah yang kental. (bacalah) lafaz ayat ini mengukuhkan makna lafaz pertama yang sama - (dan rabbmulah yang paling pemurah) artinya, tiada seorangpun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafazayat ini sebagai hal dari dhomir yang terkandung didalam lafaz iqra‟. ( yang mengajar) manusia menulis- (dengan qalam) orang pertama yang menulis memakai qalam atau pena adalah nabi idris. ( dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia - (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreatif serta hal-hal lainnya. Tafsir Lima ayat tersebut : ayat tersebut berisikan tentang perintah untuk selalu menelaah, membaca, belajar, dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sendiri. 29
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 1079
25
Ayat ini mengandung perintah untuk membaca serta perintah untuk menulis. Hal tersebut sangat jelas bahwa dalam proses pembelajaran terdapat unsur membaca dan menulis. Jadi dalam Q.S Al-„Alaq tersebut Allah telah memerintahkan manusia untuk senantiasa belajar. d. Tujuan Pembelajaran PAI Reformulasi tujuan pembelajaran Agama Islam adalah sebuah keharusan. Oleh karenanya dalam hal ini akan dirumuskan dengan memadukan konsep idealisme, pragmatisme dan Islam. Setidaknya dari kerangka itu ditemukan sebuah tujuan ideal, namun tetap melihat bagaimana aspek praktisnya (manfaat/ nilai), dengan tetap berpegang pada bingkai Islam sebagai paradigma pendidikan. Hakikat pendidikan menurut idealisme adalah semangat pada keinginan kembali kepada warisan budaya masa silam yang agung. Sehingga pendidikan dimaknai sebagai “education as cultural convervation”, yakni pendidikan sebagai pemelihara kebudayaan. Sebab kebudayaan lama, warisan sejarah dinilai telah mebuktikan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan manusia.30 Sehingga tujuan pendidikan berdasarkan idealisme adalah membentuk anak didik agar menjadi manusia yang sempurna, yang berguna bagi masyarakatnya. Pendidikan diarahkan pada pengkayaan pengetahuan (transfer knowledge) pada peserta didik. Secara esensial tujuan pendidikan sebenarnya merupakan upaya untuk menghadirkan manusia yang benar-benar sadar terhadap hakikat penciptaan dirinya. Dalam arti, pendidikan juga harus seiring dengan tujuan manusia diciptakan. Sebab manusia diciptakan sebagai makhluk terbaik. Sebagaimana pernyataan-Nya, dalam Al-Qur‟an surat at-Tiin ayat 4 :
30
Moh. Noor Syam, Filsafat Pendidikan Islam dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), hlm. 260.
26
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
َ لَقَدْ خَلَ ْقىَا الْإِوّسَان- (sesungguhnya kami telah menciptakan manusia) artinya, semua manusia -
ٍ( فِي أَحّْسَهِ تَ ْقوِيمdalam bentuk yang sebaik-
baiknya) artinya, baik bentuk ataupun penampilannya amatlah baik. 32 Firman Tuhan tersebut, paling tidak mengingatkan pada manusia, tentang eksistensinya di muka bumi ini. Tidak mungkin manusia di kirimkan ke alam raya ini tanpa maksud dan tujuan. Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah selaras dengan pandangan Islam terhadap manusia sebagai khalifah Allah di bumi yang mampu melaksanakan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai Islam dan sesuai pula dengan tempat dimana ia berada. Tujuan umum Pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan islam itu dilaksanakan serta harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyenlenggarakan pendidikan itu.33 Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam adalah terwujudnya kepribadian muslim. Yaitu kepibadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran islam.34 Tujuan terakhir pendidikan agama islam tersebut didasarkan pada firman Allah Q.S Ali Imron ayat 102 yang berbunyi sebagai berikut:
31
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 1076. Imam Jalaluddin Al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Penerjemah Bahrun Abu Bakar, Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabunnuzul, (Bandung:Sinar Baru Offset,1990), hlm. 2750 33 Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 63 32
34
Ibid., hlm. 69
27
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”35 Berkata Ibnu Mas‟ud menurut riwayat Ibnu Abi Hatim tentang arti “bertakwa sebenarnya takwa”, ialah bahwa hendaknya Allah ditaati dan tidak dima‟siati, diingat dan tidak dilupakan dan disyukuri nikmat-Nya tidak diingkari.” Aspek-aspek kepribadian itu dapat dikelempokkan menjadi tiga hal, yaitu:36 1). Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dari luar. 2). Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dari luar. 3). Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Hakikat dari tujuan pendidikan adalah penyempurnaan akhlak, seperti yang telah disabdakan oleh rasulallah dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam ahmad bin hambal yang berbunyi:
ُ قَالَ رَسُوْلَ اهلل صَلَى اهلل عَلَ ْيًِ وَسَلّمَ اِوَمَا بُعِثْت:َعَهْ اَبِىْ ٌُرَيْرَةَ رَضِىَ اهللُ عَ ْىًُ قَال 37
)ْلِاُتَمِمَا صَا لِحُ الْاَخْلَاقِ (رَوَايُ اَحْمَد
“Dari Abi Hurairah r.a berkata rasulallah SAW bersabda, sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang bagus” (H.R Ahmad) Oleh karena itu, dalam sekolah alam moral peserta didik sudah sejak dini mulai dibentuk. Usaha ini dimulai dengan pembiasaan beribadah, mentaati guru, menyayangi teman, serta mencintai lingkungan atau alam sekitar serta masih banyak yang lainnya.
35
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 92. Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 69 37 Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad Juz II, (Beirut: Darul Kutub, 1413 H), hlm. 504 36
28
e. Materi atau Kurikulum PAI Setiap kegiatan ilmiah memerlukan suatu perencanaan, organisasi. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dengan pendidikan, diperlukan adanya program yang mapan dan dapat menghantarkan proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”. Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin curriculum semula berarti a running course, or race course, especially a chariot race course dan terdapat pula pada bahasa perancis courier artinya to run, berlari. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.38 Sesuai dengan pengertian secara umum seperti tersebut diatas, maka kita dapat memberi pengertian kurikulum pendidikan agama. Jadi kurikulum pendidikan agama disini adalah suatu komponen yang merupakan sarana dalam pendidikan agama untuk mencapai tujuan termasuk didalamnya adalah sejumlah mata pelajaran pendidikan agama yang telah dirumuskan dalam GBPP. Adapun bahan pendidikan agama meliputi : 1) Keimanan
5) Akhlak
2) Ibadah
6) Syari‟ah
3) Al-Qur‟an
7) Muamalah
4) Al-Hadits
8) Tarikh
Dari beberapa bahan pelajaran itu, secara garis besar ruang lingkupnya adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya. Sehingga dengan sarana yang demikian tujuan pendidikan agama yang telah dirumuskan secara rinci dan sistematis dapat dicapai dengan baik. Dengan kata 38
Ibid, hlm. 131
29
lain pembelajaran Pendidikan Agama Islam mencakup interaksi manusia atau makhluk secara horizontal maupun secara vertikal. Kedua garis tersebut sangat erat hubungannya sehingga tidak mungkin dan tidak akan terputus.
3. Penerapan Model Joyful Learning Dalam Pembelajaran PAI a. Dasar Teori Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi hidup kita, karena dengan belajar kita akan tahu suatu hal yang baru. Belajar bukan untuk dikhususkan bagi para pelajar maupun mahasiswa saja, tapi bisa juga untuk semua lapisan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan, belajar mempunyai sifat yang luas. Dalam kehidupan, kita akan belajar dengan yang namanya pengalaman, pepatah mengatakan "pengalaman adalah guru yang paling berharga" benar tidak? lain halnya di lingkungan sekolah kita belajar sesuai dengan yang dianjurkan atau disarankan oleh guru kita, karena ini menyangkut dengan materi yang kita pelajari. Belajar dengan menyenangkan dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan potensi yang dimiliki anak. Model pembelajaran Joyful Learning ini, dasar teorinya diambil dari pendekatan PAIKEM oleh Ismail S.M dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM serta buku jamal ma‟mur asmani yang berjudul 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Dalam kedua buku tersebut, peneliti menemukan bahwa dalam penerapan model joyful learning, anak akan merasa enjoy dalam belajar dan tidak merasa tertekan ketika pembelajaran berlangsung. Bahkan, anak merasa bahwa sekolah menjadi rumah keduanya. Hal tersebut dikarenakan, terjalinnya rasa saling percaya antara anak dan guru yang menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang erat. b. Langkah-langkah Penerapan Penggunaan macam-macam atau variasi gaya dalam mengajar akan menumbuhkan semangat dan keingintahuan anak. Hal inilah yang menjadikan anak selalu antusias menunggu-nunggu kedatangan guru dalam kelas, dengan
30
beranekaragam kreatifitas guru dalam menyampaikan pelajaran. Sehingga anak tidak akan pernah merasa bosan ataupun jenuh ketika belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas. Variasi gaya mengajar yang dimaksud adalah: 39 1) Variasi suara Variasi suara yang dimaksud adalah dalam hal intonasi, volume, nada, kecepatan, serta isi pembicaraan dan penggunaan bahasa. Guru dapat mendramatisir ketika menjelaskan suatu peristiwa, mennunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik, menegur anak didik yang kurang perhatian, dll. Variasi suara ini dapat memberikan dampak yang baik bagi anak, hal tersebut dikarenakan secara tidak langsung guru sudah menjadi tauladan bagi anak ketika bertutur kata. Islam sangat menganjurkan kita untuk selalu bertutur kata yang baik dengan orang lain. 2) Penekanan Penekanan berfungsi untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, digunakan penekanan feral. Penekanan tersebut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari, memberi tanda pada papan tulis, atau dengan perubahan mimik wajah. Selain intonasi suara, penunjukan sesuatu dengan mimik wajah, gerakan tangan, penggunaan alat peraga, aau gerakan anggota tubuh lainnya juga mendukung dalam penyampaian cerita. 3) Pemberian waktu Untuk mendapatkan perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi, hening, dari suatu kegiatanmenjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran kebagian berikutnya. Dalam ketrampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjjadi pertanyaan
39
Suparman, S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm.88-92
31
yang lebih tinggi tingkatannya. Yang perlu menjadi perhatian guru adalah elastisitas pemberian waktu. 4) Kontak pandang Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangan kke seluruh kelas. Biasanya ada guru yang hanya menonton mengajar dengan menoleh sebelah kanan saja, atau begitu pula sebaliknya. Akibatnya, anak didik yang berada di salah satu sisi yang jarang dilihat. Padahal kontak pandang secara langsung antara anak didik dengan guru berpengaruh secara psikologis terhadap diri anak didik. Menatap mata setiap anak didik dapat menimbulkan dampak yang sangat positif dan menghindari hilangnya kepribadian. 5) Petunjuk wajah Wajah bisa menjadi petunjuk atau menjadi media komunikasi antara guru dan anak didik. Wajah juga merupakan instrumen atau alat untuk menyampaikan pesan dan makna. Guru bisa menggunakan bahasa wajah dalam proses pembelajaran untuk mengontrol, meningkatkan hubungan emosional, dan mengawasi anak didik. 6) Gerakan anggota badan Variasi dalam mimik, gerakan kepala aatau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan. 7) Pindah posisi Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru. Yang terpenting setiap perubahan memiliki tujuan yang jelas, positif, dan tidak menjemukan atau membosankan. Dengan penggunaan variasi dalam mengajar, niscaya anak didik tidak akan pernah merasa bosan disetiap memasuki pelajaran.
32
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah ntuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional1, empiris2, dan sistematis3. Data yang diperoleh melalu penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid4. A. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis teliti yakni tentang Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di SD Alam ArRidho Bukit Kencana Semarang) yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam penelitian ini instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti sendiri. 5
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian SD Alam Ar-Ridho terletak di Semarang Selatan, tepatnya terletak di jalan Kelapa Sawit I, Blok AA Bukit Kencana Jaya, Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kabupaten Semarang. SD ini menempati tanah seluas 121,5 m2, luas bangunan 212,07 m2. 118 Gedung ruang kelas SD Alam ArRidho berbentuk saung yaitu lantainya terbuat dari papan dan dinding gedungnya tidak penuh sampai atap tapi hanya setengah saja yang dibuat dari 1
Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. 2 Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara0cara yang digunakan. 3 Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkahlangkah tertentu yang bersifat logis. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuanttitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 2 5 Ibid, hlm. 8
33
papan juga. Secara fisik, gedung SD Alam Ar-Ridho memang berbeda dengan gedung-gedung SD lainnya. Hal ini disesuaikan dengan nama SD yaitu SD Alam Ar-Ridho. Tujuan dibuat gedung yang seperti itu adalah agar siswa dapat bebas melihat keadaan alam sekitar sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan. Alasan peneliti memilih SD Alam Ar-Ridho sebagai tempat penelitian, dikarenakan Ar-Ridho merupakan salah satu sekolah yang menggunakan alam sebagai media belajar, anak dibebaskan untuk belajar dimanapun dan disesuaian dengan tema mingguan (didalam maupun diluar ruangan kelas), sehingga anak akan terbebas dari kesan belajar yang monoton dan membosankan. Terlebih lagi, di SD ini menggunakan salah satu model pembelajaran yang menyenangkan atau biasa disebut dengan model joyful learning atau fun learning yang merupakan tema dalam skripsi peniliti. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua periode yakni semester ganjil dan semester genap yang tertulis tgl 09 Maret sampai 10 April 2011 dan tgl 18-20 Juli 2011, hal tersebut dilakukan karena pada tahap pertama peneliti merasa data yang diperoleh selama penelitian masih kurang sehingga perlu diadakan penelitian untuk tahapan yang kedua untuk menyempurnakan data yang peneliti butuhkan. Adapun tahapan yang dilalui peneliti antara lain : a. Melakukan kunjungan ke sekolah dan melakukan pendekatan pada kepala sekolah, sekaligus mencari informasi tentang persyaratan yang harus dipenuhi peneliti selama melakukan penelitian di sekolahan tersebut. b. Melakukan survey awal yang bertujuan mengetahui gambaran umum serta mengetahui seluk beluk sekolah. c. Melakukan observasi dan wawancara tentang obyek penelitian. d. Melakukan analisis data kemudian menyimpulkannya.
C. Sumber Penelitian Secara umum sumber data dalam penelitian adalah subjek dari manan data dapat diiperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan
34
datanya, maka sumber data disebut responden. Namun apabila peneliti menggunakan tekniik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan perkataan manusia dalam suatu latar yang bersifat alamiah, selebihnya adalah bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, majalah koran, buku arsip, foto, video, dan lain sebagainya. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka diklasifikasikan menjadi 3 P, yaitu: 6 1.
Person, yaitu sumber data berupa orang. Sumber data ini adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Person ini diperoleh dari orang yang langsung terlibat pada obyek penelitian. Dalam hal ini, peneliti dapat memperoleh data dari berbagai keterangan tentang hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SD Alam Ar-Ridho Semarang yang dilakukan dengan teknik wawancara terhadap Direktur, Kepala Sekolah, Guru, siswa, dan karyawan di SD Alam Ar-Ridho Semarang. 2.
Place, yaitu sumber data berupa tempat. Sumber data place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak. Sumber data yang menjadi obyek kajian peneliti, yaitu SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Jaya Semarang. Adapun Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang adalah sekolah yang menggunakan alam sebagai media dalam proses pembelajaran. Alam memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi anak. Sekolah alam memberikan dampak yang sangat positif bagi anak, selain anak bisa mengenal alam lebih dekat serta alam pulalah yang memberikan pelajaran hidup bagi semua orang. Dengan belajar di sekolah alam, anak akan merasa terbebas dari tradisi belajar yang monoton dan terkesan mendikte. Alhasil, anak akan merasa enjoy dan senang ketika menerima pelajaran. 3.
Paper, yaitu sumber data yang berupa simbol atau dokumen.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke 13 hlm. 129
35
Sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Sumber paper ini merupakan sumber data yang berupa dokumen yaitu segala macam bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun yang tidak resmi dalam bentuk laporan, statistika, surat-surat resmi, buku harian, dan semacamnya, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan. Oleh karena itu, dicari sumber data dari berbagai buku dan laporan tentang proses kegiatan belajar mengajar serta hasil evaluasi kegiatan peserta didik di SD Alam Ar-Ridho Semarang.
D. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Alam ArRidho. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour obsevation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. 7
E. Teknik Pengumpulan Data Penggunaan metode yang jelas, sistematis dan terarah merupakan suatu keharusan dalam proses pengumpulan dan pengolahan data suatu penelitian agar data yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan metode: 1. Metode Observasi Observasi atau yang biasa disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuanttitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 209
36
indra.
Mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan,
penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap.8 Ciri khas metode kualitatif adalah tidak dapat dipisahkan
dari sebuah
pengamatan. Observasi mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara cermat tentang situasi di lapangan (kelas) dengan cara berperan serta dalam kegiatan sehari-hari subjek, pada setiap situasi yang diinginkan peneliti. Dalam penelitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya, karena tekhnik ini dibesarkan secara langsung. Dalam observasi ini menggunakan observasi langsung, oleh karenanya observasi ini dilakukan di kelas pada saat belajar mengajar atau pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui secara langsung mengenai Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data-data yang dikumpulkan dalam metode ini antara lain, seperti: letak geografis, sarana prasarana sekolah, dan lain-lain. 2. Metode Interview (wawancara) Wawancara adalah alat tukar menukar informasi, percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.9 Metode pengumpulan data ini dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).10 Wawancara bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus dapat menciptakan suasana santai tetapi serius; artinya bahwa interview dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, tidak main-main tetapi tidak kaku.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 156 Djuju Sudjana., Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 194 9
10
Muh Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indah, 1988), hlm. 234
37
Suasana ini harus dijaga agar responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur.11 Dalam penelitian ini, penulis mengadakan wawancara untuk mengetahui Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Wawancara ini dilakukan dengan Direktur Sekolah, Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran PAI, peserta didik, serta karyawan atau tenaga kependidikan lainnya. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan guna mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. 12 Dokumentasi merupakan metode yang digunakan dengan mencari data melalui peningkatan tulisan, seperti arsip yang berupa catatan-catatan, buku agenda dan lainnya yang berhubungan penelitian dan penerapan model joyful learning. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang. Data itu berupa brosur, foto-foto pembelajaran, arsip, laporan perkembangan tiap semester dan inventaris Sekolah Dasar Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang. 4. Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.13 Peneliti 11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan Praktek, hlm. 156. Ibid , hlm. 231. 13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, hlm. 241. 12
38
menggunakan triangulasi yakni dengan menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang konsisten, tuntas dan pasti. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh setelah mengumpulkan data, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 14 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data di lapangan peneliti menggunakan model Miles dan Huberman sebagai acuan, yakni Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, meliputi: 15 1. Data Reduction (Reduksi Data) Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Data Display (Penyajian Data)
14 15
Ibid, hlm. 244. Ibid, hlm. 246-253.
39
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart. 3. Conclusion Drawing/Verification. Langkah ketiga dalam analisis data yakni penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan data-data yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan
data
berikutnya.
Tetapi
apabila
kesimpulan
yang
dikemukakan pada awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
40
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang) A. Diskripsi Hasil Penelitian 1.
Gambaran Umum Sejarah Berdirinya SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang Sekolah alam adalah sekolah yang menggunakan alam sebagai media dalam
proses pembelajaran. Alam memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi anak. Sekolah alam memberikan dampak yang sangat positif bagi anak, selain anak bisa mengenal alam lebih dekat serta alam pulalah yang memberikan pelajaran hidup bagi semua orang. Dengan pembelajaran di alam, diharapkan potensi-potensi anak mampu tereksplor sehingga anak didik menjadi manusia yang seutuhnya seperti yang tertuang dalam UU yang membahas tentang pendidikan. Latar belakang dan tujuan berdirinya SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Jaya Semarang adalah sebagai berikut: Berawal dari gagasan yang dimunculkan oleh H. Nurul Khamdi, B. Eng beserta teman-teman dekatnya yang ingin mencerahkan manusia menjadi manusia yang berkualitas baik dalam urusan dunia maupun akhirat, maka pada tahun 1996 di dirikan TK Islam terpadu. Kemudian atas saran dari teman temannya juga, beliau bermaksud mendirikan Sekolah Dasar. Sebelum mendirikan SD ini, H. Nurul Khamdi beserta stafnya melakukan studi banding di Sekolah Alam Ciganjur Jakarta. Dari sinilah, muncul ide untuk mendirikan dan mendesain yang serupa di Semarang. Dana yang digunakan dalam membangun lembaga pendidikan tersebut diperoleh dari donatur yaitu dengan mengajukan proposal kepada para mukhsinin. Disamping itu biaya gedung juga diperoleh dari wali murid. Dilihat dari latar belakang berdiri dan usaha untuk membuat sekolah alam dengan model pembelajaran yang bersahabat sekaligus mendekatkan peserta didik
41
dengan alam. Di samping itu alam mengandung berbagai bahan pelajaran yang dapat digali untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siswa. Alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari manusia dan untuk dipelajari manusia sehingga dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia di muka bumi ini. 1 Alah telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi rohaniah yang lebih daripada makhluk-makhluk lainnya, terutama potensi akal. Maka manusialah yang dibebani tugas untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar. Dalam keadaan panas namun tetap antusias, ibu mia selaku direktur sekolah alam Ar-Ridho mengatakan bahwa “Dengan adanya konsep “long life education” pendidikan berlangsung seumur hidup, yang menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Selain itu rintisan Sekolah Alam ArRidho menjadi bentuk layanan pendidikan untuk anak usia dini sesuai dengan basis lokal yaitu alam sekitarnya. Atas dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan didukung memiliki tempat, sarana pendidikan dan memiliki guru yang profesional sesuai kebutuhan dibidangnya serta program pembelajaran yang berbasis alam.”2 (W.I, 090311, Jam 11:00). Dengan dasar inilah kenapa beliau sangat menekankan pembelajaran yang berbasis alam yang notabennya sangat dibutuhkan oleh anak didik untuk mengeksplor potensi-potensi yang ada pada diri anak. Keinginan tersebut pada akhirnya tercapai dengan usaha keras yang dilakukan oleh ibu Mia dan tim. Usaha untuk menjadikan sekolah yang mempunyai inovasi serta kreatifitas untuk menyempurnakan sistem, metoda dan prakteknya. Tujuannya yakni untuk mencetak manusia berkualitas dari dua aspek yaitu aspek spiritual yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan akhirat dan aspek intelektual untuk membekali diri guna mengarungi kehidupan dunia menjadi generasi yang berdaya guna. 1
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 50 Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar-Ridho pada tanggal ‟09Maret-2011/11:00 2
42
2.
Letak Geografis SD Alam Ar-Ridho terletak di Semarang Selatan, tepatnya terletak di
Jl.Bukit Kelapa Kopyor VIII Blok BN No. 23 Bukit Kencana Jaya, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang 50279 (024) 76484001 dan (024) 70374878. SD ini menempati tanah seluas 1200 m2, luas bangunan 212,07 m2. 118 Gedung ruang kelas SD Alam Ar-Ridho berbentuk saung yaitu lantainya terbuat dari papan dan dinding gedungnya tidak penuh sampai atap tapi hanya setengah saja yang dibuat dari papan juga. Secara fisik, gedung SD Alam ArRidho memang berbeda dengan gedung-gedung SD lainnya. Hal ini disesuaikan dengan nama SD yaitu SD Alam Ar-Ridho. Tujuan dibuat gedung yang seperti itu adalah agar siswa dapat bebas melihat keadaan alam sekitar sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan. Gedung SD Alam Ar-Ridho berada di lantai satu, dari ruang gedung digunakan sebagai kantor. Walaupun gedungnya sederhana, bukanlah suatu halangan untuk menciptakan suatu tempat yang nyaman dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Letak bangunan gedung. SD Alam Ar-Ridho Semarang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : sebelah barat merupakan Desa Bulusan, sebelah utara SD Alam Ar-Ridho merupakan persawahan, sebelah timur SD Alam Ar-Ridho merupakan Dukuh Teleh Desa Meteseh, sedangkan disebelah selatan merupakan perumahan bukit kencana jaya. Meskipun berada di luar pusat kota, namun lokasi tersebut mudah dijangkau dan ramai lalu lintas menuju kepada perumahan Bukit Kencana yang padat penghuninya. 3.
Visi Misi Sekolah Dasar (SD) Ar-Ridho Semarang yang didirikan setelah PAUD Ar-
Ridho merupakan sebuah lembaga yang mengkomunikasikan ide dan metode kreatif manusia dalam proses pembelajaran aktif. Didirikan oleh sekelompok insan dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengembangan media teknologi dan pengembangan sumber daya
43
manusia. SD Ar-Ridho berupaya menjadi sebuah wahana tumbuh dan berkembangnya peserta didik dalam proses pembelajaran yang menyelaraskan kemampuan emosional, intelektual, dan spiritual. Visi Sekolah Dasar (SD) Alam Ar-Ridho yaitu menjadi world school yang selalu berinovasi mengembangkan metode pendidikan yang menjadikan manusia tahu tata cara tunduk kepada Allah sebagai khalifah dalam setiap proses pembelajaran. 3 Berdasarkan pada visi sekolah di atas, segenap warga Sekolah Alam ArRidho Semarang diharapkan mempunyai gambaran yang jelas tentang keberadaannya dimasa depan yang harus disertai dengan peningkatan dedikasi dan loyalitas, kerjasama yang baik antara segenap tenaga kependidikan, siswa dan masyarakat, maka di tetapkanlah misi yang jelas sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. 4.
Mendidik aqidah, ibadah, dan akhlaqul karimah Mendidik karakter leader, enterpreneur, ilmiah, dan peduli lingkungan. Mengoptimalkan seluruh kecerdasan. Membangun kepedulian terhadap hidup sehat dan bersih. Mempersiapkan pendidik yang kreatif dan inovatif Profesional dalam manajemen Bersinergi dengan seluruh stake holder utamanya orang tua siswa. Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. 4 Struktur Organisasi Secara struktural Sekolah Alam Ar-Ridho merupakan sekolah yang berada
di bawah naungan yayasan Ar-Ridho. Struktur kelembagaan dan sistem pengelolaan yang ada sesuai dengan hirarki kerja, tanggung jawab dan pelaksanaan tugas sesuai dengan urutan yang telah ditentukan. Hal ini sebagai upaya mewujudkan sistem manajemen yang solid dan konsisten. Dengan penempatan staf dan tenaga pendidik yang sesuai dengan bidang kajiannya masing-masing, sehingga dalam pelaksanaan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Struktur organisasi tersebut sebagaimana terlampir. (Lampiran 1) 3 4
Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun Ajaran 2010-2011 Ibid
44
5.
Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik
a.
Keadaan Pendidik Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa
depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan. Ingat kisah sukses imam syafi‟i? Kesuksesan beliau tidak bisa dilepaskan dari peran guru-gurunya, khususnya Imam Malik. Begitu juga dengan kisah sukses K.H. Moh. Hasyim Asy‟ari yang tidak lepas dari peran gurunya, khususnya Syekh Kholil bangkalan madura.5 Munculnya guru-guru yang berkualitas menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk mengubah masa depan bangsa ke arah kemajuan pesat di segala aspek kehidupan. Gurulah yang diharapkan seluruh elemen bangsa ini untuk mengubah nasib bangsa. Guru yang dapat dikategorikan sebagai guru yang ideal, sebagai berikut:6 1) Guru yang memahami benar profesinya. Proofesi guru adalah prrofesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tidak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari sang khalik. Kehadirannya dirindukan peserta didik. Wajahnya selalu ceria, senang dan selalu menerapkan 5S (salam, sapa, sopan, senyum, dan sabar) dalam kesehariannya. 2) Guru yang rajin membaca dan menulis. Pengalaman mengatakan, barang siapa yang rajin membaca, maka ia akan kaya ilmu. Wawasan guru yang rajin membaca akan terlihat dari cara bicara dan cara menyampaikan pelajarannya. Menulis dan membaca adalah dua sisi mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan. 3) Guru yang sensitif terhadap waktu. Waktu lebih daripada uang da bagaiakan sebilah pedang yang dapat membunuh siapa saja, termasuk pemiiliknya. Kualitas seseorang dari cara ia memperlakukan waktu. 5
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), hlm. 17 6 Ibid, hlm. 21-24
45
4) Guru yang kreatif dan inovatif. Merasa sudah berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia sudah menjadi guru yang baik? Apakah dia sudah mendidik dengan benar? Apakah anak didiknya mengerti pelajaran yang ia sampaikan? Dia selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Selalu ada inovasi baru yang dia ciptakan dalam proses pembelajarannya. 5) Guru yang memiliki lima kecerdaan. Kelima kecerdasan itu adalah: kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan kecerdasan motorik. Kreatifitas yang harus kita kembangkan adalah daya (cipta) yang mula-mula timbul untuk merangsang anak didik ke arah penyajian kembali, penelaahan kembali, rethinking, dan rediscovery, yang lambat laun tetapi pasti menjurus ke arah penemuan yang baru dan timbulnya problem baru. Guru sebagai pendidik merupakan orang yang berkompeten dibidangnya yaitu mendidik anak agar dapat mengembangkan segala potensinya. SD Alam ArRidho merupakan lembaga pendidikan yang menyadari akan pentingnya seorang pendidik yang berkualitas, sehingga rasio jumlah perbandingan antara guru dan anak, kompetensi serta latar belakang pendidikan pendidik, menjadi prioritas utama. Di SD Alam Ar-Ridho seorang pendidik harus seseorang yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan dalam mendidik. Selain itu, mereka juga harus memiliki dedikasi, kompetensi, loyalitas, responbility dan kreatifitas. Perbedaan setiap siswa sangat diperhatikan oleh mereka. Tanggung jawab guru tidak hanya mengajar, tetapi juga bertanggung jawab mengetahui kelemahankelamahan atau kekurangan anak. Untuk membantu anak yang kurang atau tertinggal, pihak sekolah melakukan komunikasi dengan orang tua. 7 (WII: 090311, Jam 11:00). Jumlah keseluruhan dari tenaga pendidik SD Alam Ar-Ridho Semarang tahun ajaran 2011-2012 berjumlah 30 guru, dengan pembagian kelas sebagaimana terlampir. (Lampiran 2)
7
Hasil wawancara dengan ibu Mia selaku Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho
46
b.
Keadaan Peserta Didik Jumlah peserta didik SD Alam Ar-Ridho Semarang mengalami peningkatan
tiap tahunnya, hal ini sebanding dengan kualitas peserta didik. Peserta didik SD Alam Ar-Ridho merupakan peserta didik yang berasal dari masyarakat sekitar dan warga lain yang mengetahui keunikan dari Sekolah Alam Ar-Ridho. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian langsung di SD Alam Ar-Ridho Semarang, jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012 secara keseluruhan adalah 351 siswa. Berikut data yang bisa peneliti jabarkan dalam skripsi ini: Tabel 4.1 Keadaan Siswa SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011-2012 No. Kelas 1. IA 2. IB 3. IC 4. II A 5. II B 6. II C 7. III A 8. III B 9. III C 10. IV A 11. IV B 12. IV C 13. VA 14. VB 15. VC 16. VIA 17. VIB Jumlah Total
Jumlah 21 20 20 22 21 20 19 20 17 21 19 20 21 18 20 25 27 351
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011-2012.
c.
Sarana & Fasilitas Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang penting dalam
proses belajar, selain proses belajar itu sendiri. Hal ini dikarenakan keterkaitan antara unsur tersebut dengan keberlangsungan proses belajar secara lebih efektif
47
dan lebih efisien. Berdasar hal tersebut, di sekolah alam Ar-Ridho banyak sekali sarana dan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar yakni antara lain: 1). Sarana dan Fasilitas Pendukung :8 a). Ruang belajar yang nyaman b). Taman yang asri c). Greenhouse d). Lahan Kebun e). Alat dan tempat bermain luar ruang (Playground) f). Kolam ternak ikan g). Lapangan olahraga h). Laboratorium Komputer i). Laboratorium IPA j). Laboratorium Bisnis (Rumah Jamur, retail, dll) k). Internet l). Ruang perpustakaan dengan 10.000 buku m). Alat Peraga pendidikan (Matematika, Sains, Bahasa, IPS) n). Ruang Multimedia o). Sarana Outbound p). Kantin Sekolah q). Masjid r). Antar Jemput 8
http://www.sekolahalamarridho.sch.id/index.php/about-us/sarana-a-fasilitasSaturday, 23 October 2010 05:44 administrator diunduh 07 maret 2011 jam 21.45
48
s). Catering Sekolah t). Koperasi sekolah u). Gedung sekolah milik sendiri 2). Program Unggulan : TK - SD a). Outbound Training b). Outing/Fieldtrip c). Renang d). Fun Science e). Kegiatan Puncak Tema f). Home Visit g). Parent Meeting h). Parenting Club i). Qiro‟ati j). Market Day k). Makan Bersama (TK) l). Menyanyi/Menari/Menggambar (TK) m). Sholat Berjamaah SMP a). Kerohanian : Qoran holic, pembiasaan sholat dhuha, mentoring, keputrian, Kampung Ramadhan, Mabit. b). Cinta Lingkungan : Operasi Semut, Save the Earth c). Leadership : Outbound, OSIS, Pekik Kemerdekaan.
49
d). Entrepreneurship : Bisnis, Magang, Business Day, Unjuk Karya, Ar-Ridho Camp e). Logika Berpikir : Eksplorasi, Observasi, Penelitian, Outing. 3). Ekstrakurikuler a). Robot "Robota" b). Eureka "Smart in English" c). Pencak Silat d). Sepak Bola/Futsal e). Riset and Technology f). Writing Club g). Pramuka h). Tata Boga dan Tata Busana (SMP) i). Klub Fotografi (SMP) j). Musik Sebuah lembaga pendidikan dapat melangsungkan proses kegiatan belajar mengajar mutlak membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan sarana dan prasarana di atas, diharapkan dapat menciptakan output yang berkualitas serta mampu mengembangkan potensi-potensi anak didik. B. Model Joyful Learning di SD Alam Ar-Ridho 1.
Model Pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho Berbagai perubahan yang terjadi di berbagai lini kehidupan di era
pengetahuan, terutama perkembangan teknologi informasi dan komunikasi haruslah dianggap penting oleh dunia pendidikan. Meningkatnya kemudahan aksesbilitas dan kenyamanan serta murahnya biaya atas pengetahuan itu harus menjadi perhatian institusi pendidikan. Agar institusi pendidikan dapat terus bertahan dan mendapatkan apresiasi tinggi, institusi pendidikan juga harus
50
berubah menyesuaikan dan memperbaiki diri. Salah satu aspek yang diubah dan diperbaiki itu adalah proses belajar mengajar. 9 Mengajar bagi sebagian orang atau mungkin bagi banyak orang adalah sebuah aktifitas yang membosankan, menjenuhkan, dan tidak menantang. Anak didik juga akan merasakan hal yang sama jika gurunya berpikiran seperti demikian. Guru berpikir seperti itu, dikarenakan guru tidak menggunakan modelmodel, metode-metode, strategi pembelajaran yang bervariasi. Alhasil, anak didik akan merasa jenuh dengan proses pembelajaran. Bukan hanya anak didik yang belajar saat proses belajar mengajar sedang berlangsung, tapi guru juga. Belajar menembus batas umur, ruang dan waktu. Demikian pula ilmu pengetahuan. Guru mengajar untuk belajar, bukan belajar untuk mengajar. Melihat dan memahami mentalitas, karakter, dan potensi anak didik adalah salah satu proses belajar yang sedang dilakukan oleh guru tanpa ia sadari. Dalam proses pembelajarannya secara umum SD Alam Ar-Ridho menggunakan perpaduan kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) dan kurikulum khas sekolah alam yang diorganisir secara terpadu (terintegrasi) berdasarkan multiplle intellegences (kecerdasan majmuk). Dengan maksud dari penjabaran yang lebih spesifik pada pelaksanaannya yaitu di tambah kurikulum lokal, dikaitkan dengan local wisdom (kearifan lokal). Dengan mengintegrasikan kurikulum lokal dengan kurikulum nasional, sekolah alam Ar-Ridho dapat dengan mudah mengeksplor potensi anak didik sesuai dengan tujuan awal. Dengan perpaduan tersebut tentunya dalam pembelajaran berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya, berikut petikan wawancara dari ibu widi yang merupakan guru kelas V periode tahun 2010-2011 “Proses pembelajaran yang dilakukan adalah penyampaian materi 25% yang diberikan di kelas. Sedangkan, praktek dilakukan di alam terbuka dengan prosentase 75%. Pembelajaran dilakukan secara tematik, dimana satu tema dapat
9
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan, ( Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 13
51
mencakup beberapa materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang ditekankan disini adalah pembiasaan anak pada alam.”10(W.III, 110311, Jam 13:50) Bermain diantaranya merupakan suatu aktivitas yang langsung, spontan di mana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di sekitarnya, dilakukan dengan senang (gembira) atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal (imaginative), menggunakan panca indera, dan seluruh anggota tubuhnya. Anak menemukan nikmatnya dalam belajar. Sedangkan belajar dijadikan satu kegiatan dalam kegiatan pembelajaran bermain anak, dan inilah yang diterapkan dengan menciptakan kesenangan (fun learning atau joyful learning) pada pelaksanaannya sehingga pendekatan dalam pembelajaran dengan beragam dilakukan utuk mendukung segala aktifitas. Model joyful learning merupakan salah satu model pembelajaran dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau yang biasa disebut dengan PAKEM. Ciri-ciri model pembelajaran ini adalah: 11 a. b. c. d. e.
Multi metode dan multi media Praktik dan bekerja dalam satu tim Memanfaatkan lingkungan sekitar Dilakukan di dalam dan di luar kelas, serta Multi aspek (logika, praktik, dan etika) Jadwal pelaksanaan kegiatan SD Alam Ar-Ridho, menggunakan ketentuan
yang berlaku oleh Dinas Pendidikan, dengan acuan SK KD, tapi dikolaborasikan dengan pendekatan Webbed (jejaring) yang disesuaikan dengan lingkungan, budaya lokal serta media belajar yang sederhana kreatif dan edukatif. Sesuai
10
Wawancara dengan Widiyawati Tenaga pendidik kelas 5A Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang tahun 2010-2011 11
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), hlm. 56
52
dengan perkembangan anak, program untuk SD alam ar-ridho yang dilaksanakan menggunakan model bahan ajar melalui lesson plan12 dan weekly13. Metode yang digunakan dalam pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho sebagai berikut : a. Keteladanan, keteladanan diberikan kepada semua peserta didik. Hal ini dilakukan oleh pemimpin sekolah, guru sampai karyawan. Keteladanan ini meliputi
aqidah,
ibadah,
akhlak,
maupun
pembangunan
karakter
kepemimpinan, bisnis, berwawasan ilmiah dan kepedulian pada lingkungan. b. Integrated learning adalah proses pembelajaran yang mengintegrasikan materi pelajaran dalam satu pembahasan dengan pembahsan yang lain. Dengan pemaduan materi-materi dan mengintegrasikannya, maka anak didik akan lebih teraktualisasikan dalam kehidupannya. Proses pembelajaran disiapkan dengan menggunakan
metode
spiderweb,
yang
memungkinkan
untuk
mengintegrasikan seluruh sasaran pendidikan sekolah yaitu aqidah, akhlak, ibadah, leadership, entrepreneur, wawasan ilmiah dan peduli lingkungan. c. Joyful learning atau fun lerning adalah pengggunaan metode-metode pembelajaran dalam suatu pembahasan dengan variasi metode pembelajaran. Dengan penggunaan variasi metode, anak didik tidak akan merasa bosan dan jenuh ketika belajar. Dengan keyakinan bahwa setiap anak cerdas, maka setiap kecerdasan anak perlu dioptimalkan dengan berbagai teknik dan cara pengajaran sehingga setiap anak akan senang belajar. Hal tersebut dapat membuat anak tidak terpaksa ketika belajar dan menyadarkannya bahwa belajar adalah kebutuhan. d. Learning by doing, adalah proses untuk membangun scientific skill yaitu observasi, klasifikasi, estimasi, infer, predict, modeling, hipotesa, investigasi, eksperimen, collect data, interpretasi data, komunikasi dimana akan 12
Lesson Plan merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat untuk mengintegrasikan sebuah tema dengan mata pelajaran yang terkait dalam satu semester. Lesson Plan ini sama halnya dengan silabus. 13
Weekly merupakan istilah yang digunakan sebagai rencana pembelajaran dalam bentuk mingguan, yang dibuat dengan model tematik serta sistim pembelajaran dilaksanakan secara integrated.
53
menstimulasi seluruh indera dan mengaktifkan otak kiri dan otak kanan. Anak didik tidak hanya belajar di dalam kelas namun anak juga diajak untuk belajar diluar kelas. Dengan belajar diluar anak akan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Pembelajaran dengan metode ini, menitik beratkan pada prakteknya, karena anak akan lebih paham jika dengan mempraktekkannya terlebih dahulu tidak hanya sekedar teori saja. Berjalan-jalan adalah suatu hal yang menyenangkan, tubuh senantiasa bergerak tidak statis seperti berada di dalam kelas. Suasana menyenangkan karena berubah sesuai dengan kondisinya. Suasana yang fleksibel dan nyaman dapat menyegarkan proses berpikir dan menentramkan suasana hati. Dan karena efek positif ini, biasanya anak didik lebih aktif mengajukan pertanyaan dengan keingintahuan yang sangat tinggi. Hal tersebut juga bisa menghindari dan mengobati kejenuhan dan kebosanan dalam kelas. Itu adalah salah satu efek dari anak yang bersekolah di sekolah alam, selain anak bebas melakukan hal yang ia inginkan (selama hal tersebut tidak bertentangan dengan etika, moral, dan norma) anak juga dapat mengeksplor potensi yang dimilikinya. Dengan pembelajaran yang menyenangkan tersebut, anak didik akan mempunyai keinginan yang sangat besar untuk belajar. Belajar berdasarkan minat memang belum pernah diterapkan di Indonesia. Oleh karena itu, di sekolah alam Ar-Ridho diajarkan suatu pembelajaran dengan menyenangkan dan menggembirakan (joyful learning). Guru biasa melakukan terobosan baru dalam kelas yang diasuhnya dengan melakukan belajar berdasarkan minat.14 Dengan belajar berdasar minat, anak tidak akan terkesan terpaksa ketika proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran di Ar-Ridho bisa dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam kelas tentunya mempunyai kriteria atau batasan dalam proses tersebut. Berikut pembelajaran di SD Alam ArRidho meliputi waktu-waktu yang telah ditentukan. Tabel 4.2 Waktu Belajar SD Alam Ar-Ridho Semarang
14
Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 160
54
No. 1. 2. 3.
Kelas I – III IV – VI I – III
Hari Senin – Kamis Senin – Jum`at Jum‟at
Jam 07.30 – 12.30 WIB 07.30 – 15.00 WIB 07.30 – 10.30 WIB
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011-2012
Dengan sistem pebelajaran terpadu (integrated system) dengan masa belajar penuh waktu (full day school) tersebut, SD Alam Ar-Ridho Semarang mengembangkannya melalui kurikulum yang diterapkannya, karena kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.15 Kurikulum SD Alam Ar-Ridho berusaha memadukan kurikulum terpadu (KTSP) yang diperkaya dengan sistem pendekatan Islami melalui pengintegrasian antara aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan pendidikan agama. Kurikulum SD Alam Ar-Ridho mengacu kurikulum Diknas (KTSP) plus; yaitu dengan melengkapi kurikulum dengan muatan pendidikan Islam yang dirancang khusus dengan pendekatan teori kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual. 16 Kurikulum pendidikannya diperkaya dengan sistem pendekatan Islami melalui pengintegrasian antara aspek kognitif, afektif, psikomotorik dan pendidikan agama. Sehingga perkembangan sistem pendidikannya terus mengikuti dunia pendidikan secara cepat. 2.
Implementasi Model Joyful Learning Di SD Alam Ar-Ridho Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar
(harus) merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan, reaksi dan sikap secara mental dan fisik. 15
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 120. 16
Hasil wawancara dengan Ibu Widiyawati (Tenaga pendidik kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang) pada tanggal 7 Maret 2011.
55
Proses merupakan suatu perubahan yang dilakukan secara continue, menjadi Penting bahkan menjadi permanen dalam memberikan timbal balik atau perubahan kemampuan manusia dan diikuti oleh sikap dan perilakunya. Begitu juga dengan belajar, seharusnya mampu menghasilkan perubahan perilaku anak didik dan guru. Hal tersebut berfungsi untuk mengeksplor potensi menjadi maksimal sesuai dengan fitrahnya. Untuk mencapai perubahan pada lembaga pendidikan diperlukan kontrol dan gebrakkan sistem yang membutuhkan waktu lama. Penerapan proses indoktrinasi telah berlangsung sangat lama dalam sistem yang dianut oleh pendidikan Indonesia. Sistem yang dipakai adalah sistem prusia/militeristik. Sistem ini bercirikan outside in, yakni semuanya dari luar ke dalam semua dari atas ke bawah (top down). Sistem ini bercirikan pemaksaan dan penekanan yang senantiasa memberikan kata “harus” serta mengagungkan pemberian-pemberian informasi, pengetahuan, doktrin dan dogma yang mesti, harus dan wajib disertai dengan pemaksaan dan penekanan. 17 Pendidikan menjadi investasi paling strategis di masa depan. Pendidikanlah yang diharapkan mengubah bangsa yang berkembang ini menjadi bangsa maju dengan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir sebagaimana Jepang, Amerika, Prancis, Inggris, dan negara-negara maju lainnya. 18 Dengan mengadopsi inovasi pembelajaran dari bangsa-bangsa maju tersebut, bangsa kita tentunya dapat mengejar ketertinggalannya secara bertahap. Proses belajar menjadi efektif jika dalam keadaan yang menyenangkan. Hal ini terbukti bahwa kegembiraan dalam belajar telah memberikan efek yang luar biasa dalam capaian hasil belajar peserta didik. Kegembiraan dan kesenangan dalam belajar dapat diciptakan melalui berbagai cara seperti lingkungan yang bersih dan kondusif untuk belajar, belajar sambil rekreasi, permainan peran, iringan musik, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa dianggap faktor
17
Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 24 Jamal Ma‟mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), hlm. 56 18
56
yang paling besar kontribusinya dalam mebantu menciptakan suasana belajar menyenangkan.19 Kemampuan guru menjadi pendengar yang baik, sehingga berbagai macam pendapat baru muncul dan terakomodasi, adalah hal yang sangat penting. Guru mengajarkan untuk memperkaya wawasan dan membuka pikiran. Dengan cara tersebut, guru tidak monoton hanya memberikan materi secara bertubi-tubi. Adakalanya anak didik diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya, sehingga anak merasa „dianggap‟ baik di dalam kelas maupun ketika pembelajaran di luar ruangan. Untuk merubah pembelajaran dengan metode tradisional, banyak tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan pembelajaran dan penanaman nilai kepedulian dapat dilalui dengan berbagai cara pertama, mengetahui perkembangan anak dengan pengenalan lingkungan pembiasaan oleh pendidik. Kedua, dengan berbagai macam metode pendekatan pembelajaran melalui keterlibatan anak didik menjadi pelaku langsung. Ketiga, melalui kegiatan outing (tamasya) berkunjung ke tempat pembelajaran lingkungan semisal kepada tempat kebun binatang dan pantai. Dengan melibatkan anak didik dalam praktek nyata, akan menjadi sebuah pengalaman yang membekas dan memberikan pembelajaran nilai yang lebih total. Pembelajaran efektif ditandai oleh sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan peserta didik secara aktif. Pembelajaran bukan sekedar memorasi dan recall, bukan pula sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan (logos), tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh peserta didik (etos). Keberadaan sekolah alam pada dasarnya mempunyai tujuan kurikulum mencakup penciptaan akhlak yang baik, penguasaan ilmu pengetahuan dan penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai. 20 Pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan 19
Darmasyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 11 20 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press, 2010)., hlm. 18
57
melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Sekolah alam pada umumnya menggunakan sistem pembelajaran dengan konsep tematik dan tetap diintegrasikan dengan pembelajaran yang ada. Setiap tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni, bahasa, kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap tingkatan memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbedabeda. Tema di sekolah alam ini selalu berubah setiap bulannya, hanya satu tema yang memiliki waktu lama hingga 3 bulan yakni tema Indonesian Culture. Dalam tema ini setiap kelas diharuskan menampilkan tradisi dari salah satu daerah di indonesia, yang meliputi makanan khas, pakaian adat, dan lain sebagainya. 21 Dalam tema Indonesian Culture anak dibiasakan untuk mempunyai kecintaan pada tanah air dan tentunya kebudayaan Indonesia itu sendiri. Dengan selalu menjaga dan melestarikan kebudayan tersebut agar tidak terjadi kasus serupa dengan „Reog Ponorogo‟ yang hampir diakui oleh negara tetangga. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya, baik budaya, ras, suku, dan bahasa yang beranekaragam namun tetap dalam satu kesatuan yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai. Kondisi fisiologis mereka ketika belajar di alam terbuka juga akan sangat berpengaruh terhadap keefektifan cara belajar mereka. Suasana dan kondisi lingkungan yang menyenangkan (fun learning), akan sangat mendukung dalam proses pembelajaran ini. Berdasarkan hal tersebut, sangatlah penting bagi kita untuk mengkonsep sebuah pendidikan yang menyelenggarakan sistem belajar mengajar yang menghargai setiap potensi yang ada. Dalam pembelajaran dapat diselaraskan dengan kondisi psikologis siswa, sehingga otak mereka akan sangat mudah untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran dan proses belajar pun akan menjadi sangat optimal dan efektif. Ketika belajar, anak didik di Sekolah Alam Ar-Ridho tidak menggunakan seragam melainkan menggunakan busana muslim. Beda halnya ketika jadwal 21
Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho tahun ajaran 2011-2012
58
outbond, anak malah diwajibkan mengenakan seragam olah raga yang disediakan oleh sekolahan. Hal tersebut bertujuan agar anak bebas, dan itulah kenapa disebut sebagai sekolah alam yakni sekolah yang menyatu dengan alam tanpa batasan seragam. Dalam skripsi ini penulis berusaha memaparkan tentang Implementasi Model joyful learning (pembelajaran menyenangkan) di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang, serta menganalisis Implemen Model Tersebut Di SD ArRidho. Model joyful learning merupakan salah satau model dari PAKEM. Model ini bertujuan untuk lebih mengeksplor potensi yang dimiliki oleh anak didik. Dengan pembelajaran yang menyenangkan, anak tidak akan merasa tertekan dan akan lebih santai namun tetap kembali ke tujuan awal dari pembelajaran yakni memanusiakan manusia. Tujuan ini dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya yakni dengan penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan. Penerapan model joyful learning di SD Ar-Ridho sangat berperan penting untuk menggali potensi yang dimiliki anak didik. Lahirnya model ini memberikan ekspektasi besar akan lahirnya generasi masa depan yang berkualitas dan mempunyai mental untuk berkompetisi yang memadai dalam pencaturan global. Apapun latar belakang dari murid yang bersangkutan, sekolah alam sebagai tempat belajar adalah muara penciptaan akhlak yang baik. Oleh sebab itu, pada sekolah alam mempunyai salah satu kurikulum yang ada mendasarkan pada pendidikan agama yang memenuhi syarat. Dengan
mengintegrasikan konsep
dari
sekolah alam
dan
model
pembelajaran joyful learning atau fun learning, alhasil proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Sebagai contoh dalam penerapan model joyful learning di SD Alam Ar-Ridho yakni penggunaan metode bermain peran yang sebelumnya terlebih dahulu guru memutarkan VCD Harun-Yahya yang didalamnya terdapat kisah semut dan lebah yang dapat diambil hikmah oleh anak didik. Semut dan lebah selalu hidup dalam sebuah koloni atau kelompok ketika ia mencari makanan dan membuat sarang, mereka selalu bergotong royong dan saling membantu satu sama lain. Kemudian anak mempraktekkan apa yang tersaji dalam kisah semut dan lebah tersebut. Guru menekankan pada anak didik agar selalu meniru akhlak
59
sekelompok semut dan lebah yang selalu bertutur sapa dengan sesamanya dan selalu bergotong royong dalam hidup. Dengan metode bermain peran, anak akan belajar merasakan dan meniru apa yang tertuang dalam cerita tersebut dan telebih lagi anak diikutsertakan dalam proses belajar mengajar. Cerita hikmah secara tidak sadar anak dapat dikuatkan Aqidahnya tentang kekuasaan Allah yang telah menciptakan binatang sekecil semut dan lebah yang mampu dijadikan sebagai teladan atau contoh dalam kehidupan bermasyarakat. Aspek Akhlak yang tertuang dalam kisah tersebut yakni anak senantiasa diajarkan untuk bergotong royong serta berbuat baik terhadap sesamanya. Selain contoh diatas juga ada salah satu metode yang dapat terekam dan terangkum dalam tulisan oleh peneliti yakni ketika guru memberikan tugas pada anak didik untuk mengumpulkan botol bekas dengan regu yang dibuat oleh anak. Tentunya pada saat pengumpulan botol tersebut, anak akan mempunyai banyak cerita. Masing-masing anak ditanya oleh guru setelah melaksanakan tugas, namun tetap dengan keadaan santai agar tidak terkesan menekan. Ada anak yang mendapat botol banyak, namun ada juga yang sedikit. Dari cerita tersebut, guru akan memberikan refleksi pada anak bahwa setiap orang berkewajiban untuk senantiasa berusaha atau berikhtiar. Dengan berikhtiar Allah akan memberikan jalan keluar dari semua masalah. Karena Allah senang dengan orang yang selalu berusaha semaksimal mungkin. Setelah itu, satu persatu kelompok ditanya guru tentang apa saja yang dijumpai anak ketika mengumpulkan botol bekas tersebut. Ketika anak didik bercerrita, disinilah secara tidak langsung anak telah mengaplikasikan mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang bercerita dengan baik (meskipun hanya sebagian anak yang mampu menceritakan kembali hal yang telah dijumpainya dengan baik dan runtut). Selain mata pelajaran Bahasa Indonesia juga terdapat pelajaran lainnya yakni tentang Pengetahuan Sosial ketika anak bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sehingga anak tidak akan merasa takut ketika berinteraksi dengan masyarakat luas. Berikut petikan wawancara dengan ibu ida yang menjadi guru kelas V di SD Alam Ar-Ridho “Proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dilakukan secara
60
terintegrasi dengan mata pelajaran lain, sehingga pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan pada saat pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran dengan model joyful learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode. Pembelajaran ini mampu menjembatani anak agar dapat belajar dengan santai tanpa beban. Model joyful learning dalam PAI dapat juga diaktualisasikan dengan mengajak anak keluar kelas kemudian membuat lingkaran. Hal ini dilakukan agar anak dapat menerima pelajaran dengan keadaan rileks dan kondusif. Pembelajaran ini juga dapat dilakukan dengan mengajak anak ke taman,
melakukan brain storming dengan sebuah
permasalahan. Setiap pagi anak selalu diberi tausiah oleh guru kelas dan kemudian dilanjut do‟a. Setelah tausiah, anak-anak diberikan pertanyaan tentang tausiah dan menarik kesimpulan. Kemudian guru menyimpulkan kembali tausiah tersebut”.(WIV: 13072011, jam 09:30) Variasi dalam penggunaan metode dalam model ini, membuat anak didik merasa senang (enjoy) ketika belajar. Pembelajaran PAI lebih menekankan pada pembelajaran yang aplikatif, pembentukan karakter. Alhasil, pembelajaran dapat berjalan dengan apa adanya tanpa paksaan dan rekayasa mengalir bagai air. Peserta didik dalam satu kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam, ada yang pandai, sedang dan kurang. Sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam mengatasi perbedaan daya tangkap anak didik, wali kelas setiap minggunya mengadakan pertemuan dengan orang tua anak didik sekedar memberikan konsultasi atau masukan tentang perkembangan anaknya.
C. Analisis Implementasi Model Joyful Learning Di SD Alam Ar-Ridho Hal yang mendukung pembelajaran dari sisi guru adalah kreatifitas guru dalam mengembangkan materi secara mandiri serta kreatifitas dalam mencoba menerapkan
metode
pembelajaran
tertentu
kemudian
dimodifikasi
dan
dikembangkan lebih jauh. Dengan memodifikasi bahkan membuat inovasi tentang
61
metode belajar, kemudian diikuti dengan diskusi yang matang untuk menetapkan apakah metode tersebut cocok diterapkan dalam mata pelajaran PAI sehingga mampu membangkitkan kecerdasan dan potensi siswa. Untuk mengembangkan ketrampilan hidup, dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki disiplin diri. Pembelajaran kontekstual dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik atau guru. Hendaknya proses ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep dikuasai dengan baik. Semua ini dilakukan dengan menyajikan kegiatan berulangulang. Dalam mengimplementasikan model joyful learning mata pelajaran PAI guru lebih menitik beratkan pada proses belajar mengajar dengan enjoy atau fun. Setiap individu anak mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal ini yang sering disebut sebagai keunikan individu. Bila keunikan itu dihargai, dalam arti semua anak itu diterima kekurangannya namun juga dihargai kelebihan-kelebihannya, maka individu atau anak itu akan mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan menggunakan metode belajar aktif dimana guru betul-betul berfungsi sebagai fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (student centris). Guru harus merancang berbagai tema pembelajaran tentang lingkungan seperti air, serangga, sampah dan yang lainnya dan kemudian dipraktikkan dengan metode outing (kegiatan keluar). Yang menarik dari sekolah alam, tidak hanya siswa yang belajar guru pun dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau guru-guru lain. Yang sangat penting dalam pembelajaran adalah penanaman dasar bahwa semua makhluk berkewajiban untuk belajar, belajar dalam konteks toleransi sosial. Bahkan yang lebih dalam proses pelajaran, bukanlah hanya mengejar nilai, namun bagaimana
62
memahami seberapa jauh proses belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik. Adapun cara belajar itu banyak sekali macamnya, misalnya; belajar dengan cara berkelompok, berdiskusi, berdebat, bermain, bercerita, ceramah, observasi, dll. Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. b. Guru
menggunakan
berbagai
alat
bantu
dan
berbagai
cara
dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan „pojok baca‟ d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Salah satu contoh pembelajaran yang menyenangkan dalam PAI yakni dengan menggunakan metode-metode pembelajaran secara begantian agar peserta didik tidak bosan ketika belajar. Misalnya dalam suatu tema atau pembahasan yang mengisahkan tentang sejarah nabi, disini guru dapat menggunakan metode bermain peran dalam penyampaian materi. Anak tidak hanya dapat berperan aktif dalam peran namun juga dapat menghayati makna dari cerita yang telah dimainkan tadi dengan menarik kesimpulan dan mengambil hikmah yang dapat dipetik dari kisah tersebut. Lain halnya ketika guru menyampaikan materi tentang tata cara bersuci, tentunya guru akan menggunakan metode demonstrasi dalam praktek tersebut. Penggunaan metode demonstrasi akan memberikan respon yang baik dengan daya ingat anak, karena anak akan lebih mengingat atau terkesan
63
ketika anak tersebut mempraktekkannya juga dalam pembelajaran tidak hanya mengenal teori yang sangat menjemukan. Dalam memadukan atau mengintegrasikan PAI dengan mata pelajaran yang lain, guru telah mempunyai daily plan yang didalamnya berisikan tentang proses pembelajaran yang akan berlangsung. Daily plan ini merupakan kata lain dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), yang didalamnya berisikan metodemetode apa yang digunakan ketika belajar, media atau alat dan lain sebagainya. Untuk menjadikan belajar aktif, maka peserta didik dikelompokkan menjadi 5 kelompok, tiap-tiap kelompok maksimal ada 10 orang dan minimal 8 orang dengan standar IQ yang bervariasi, ada yang cepat dan lambat. Hal itu dimungkinkan supaya terjadi : 1) aksebilitas yaitu peserta didik agar mudah menjangkau alat/ sumber belajar yang tersedia, 2) mobilitas, yaitu peserta didik dan guru mudah bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain dalam kelas, 3) interaksi, yaitu memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik, 4) variasi kerja peserta didik, yaitu memungkinkan peserta didik bekerjasama secara perorangan, berpasangan atau kelompok. Berdasarkan observasi yang dilakukan secara langsung dapat diilustrasikan sebagai berikut : Saat kegiatan belajar berlangsung guru mengajak anak-anak untuk keluar ruangan yakni ke saung atau taman Sekolah. Dengan udara dan suasana yang sejuk, anak diajak untuk melihat indahnya alam sekitar. Guru membimbing anak untuk membuat lingkaran, dengan penyampaian materi yang bisa dilakukan atau dibantu dengan alat yakni microphone. Alhasil anak didik akan menerima pelajaran dengan rileks dan kondusif. Anak tidak setiap saat diajak untuk keluar ruangan, hal tersebut disesuaikan dengan tema mingguan. Setiap harinya guru melakukan brain storming dengan anak-anak terhadap permasalahan yang dialami anak didik. Misalnya, pada saat istirahat ada anak yang berbicara keras dan tidak menggunakan tata krama. Ketua kelaslah yang bertugas menulis pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu anak tersebut. Ketua kelas melaporkan permasalahan pada guru, maka guru akan
64
membahas pelanggaran yang dilakukan anak didik dan menjelaskan tentang tata krama dan penggunaan bahasa yang halus. Akan lain penyelesaiannya jika permasalahannya berbeda. Jadi, setiap hari selalu saja ada permasalahan yang terjadi pada anak. Kegiatan pembelajaran dimulai oleh guru PAI dengan memberikan tausiah dan membaca do‟a sebagai bentuk bahwa murid telah memiliki kesiapan dalam menerima pelajaran. Sesuai dengan jadwal di Ar-Ridho, maka setiap pelajaran akan dimulai anak didik diwajibkan membaca surat-surat pendek selama 5 atau 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan memberikan artinya. Setelah itu, salah satu anak menyampaikan tausiah pendek (secara bergiliran menurut jadwal) tentang ayat atau surat yang dibacakan dan anak yang tidak mendapat giliran ditugaskan untuk menanggapi. Setelah semua anak menanggapi, guru memberikan kesimpulan serta hikmah dari kandungan ayat tersebut. Dalam melakukan evaluasi, guru lebih berprinsip bahwa “tingkat kecerdasan bukan satu satunya faktor untuk menentukan prestasi, belajar tidak untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga yang menjadi acuan dari penilaian setiap anak berbeda tergantung tingkat kemampuan anak masing–masing yang dibandingkan dengan hasil evaluasi dari kegiatan sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan peserta didi, setiap tenaga pendidik kelas ataupun tenaga pendidik mata pelajaran harus mengadakan evaluasi. Penilaian ini dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan”.(WV: 13072011, jam 09:30) Setelah pembelajaran dengan model ini berlangsung, maka anak didik akan menjadi enjoy atau fun. Dalam aplikasi model joyful learning, guru dapat menggunakan metode drama teater, bermain peran, cerita hikmah, dan lain sebagainya disesuaikan dengan tema. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru PAI sesuai dengan landasan pemikiran kontruktivisme dimana sebelum materi baru diberikan, guru
65
mengingatkan kepada siswa mengenai materi yang pernah diberikan sebelumnya. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan siswa. Selama pembelajaran berlangsung guru memperlakukan siswa tanpa membeda-bedakan antara satu siswa dengan siswa yang lain. Setelah selesai guru memberikan penjelasan mengenai materi (aspek fiqih/ ibadah). Siswa disuruh membaca secara berulang-ulang dalam hati selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu guru menyuruh menghafal materi tersebut, dengan menunjuk tiap-tiap kelompok dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan siswa. Setelah selesai memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan siswa, guru bersifat reaktif dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mendorong siswa yang pendiam dan agak tertinggal untuk lebih giat dalam pembelajaran. Pembelajaran PAI berjalan dengan aplikatif serta pembentukan karakter anak didik. Dalam kegiatan pembelajaran siswa merupakan pusat pembelajaran, sehingga keaktifan siswa sangat diperlukan. Demikian pula siswa kelas V SD Alam Ar-Ridho. Pada saat pembelajaran siswa lebih suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran, selain itu juga guru PAI memberi respon positif kepada siswa yang berkemampuan tinggi dan juga sebaliknya, diberikan motivasi kepada siswa yang berkemampuan rendah. Setiap harinya guru mempunyai daily plan atau semacam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam daily tersebut, guru melakukan penilaian terhadap anak. Melalui pembelajaran dengan memanfaatkan media yang tersedia di SD Alam Ar-Ridho, guru secara tidak langsung mengajarkan tentang arti sebuah kehidupan. Saat praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan berkreasi, sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya dengan berbasis alam sekitar. Metode belajarnya menggunakan lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran (learning experience).
66
Guru memberikan suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga anak didik tidak tertekan ketika proses belajar berlangsung. Pembelajaran dilakukan tanpa adanya paksaan dari guru, sehingga anak akrab dengan guru. Di waktu istirahat, guru mengajak tukar pikiran dan sharing atau „curhat‟ dengan anak didik. Guru bertanya tentang apa saja yang dilakukan anak selama belajar dan ketika sedang istirahat. Hal tersebut yang menjadikan anak merasa lebih dekat dengan
gurunya,
bahkan
seperti
berbicara
dengan
temannya.
Dengan
perbincangan tersebut, guru akan mengetahui seberapa jauh pemahaman anak tentang materi atau pembahasan yang diajarkan serta anak akan lebih terbuka dengan gurunya. Saat pembelajaran, guru bukan sebagai instruktur tapi menjadi fasilitator yang mampu menciptakan suasana pembelajaran kreatif, lebih menarik dan menyenangkan. Diantaranya adalah dengan mengembangkan kreatifitas anak melalui keakraban antara guru dan murid dengan distimulasi melalui berbagai cara sehingga belajar terjadi sinergi antara keduanya. Suasana belajar melalui model pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi kemampuan kecerdasannya menjadi begitu penting untuk
diperhatikan.
Disini
guru
benar-benar
dituntut
untuk
mampu
mengembangkan kreatifitasnya dengan terus melakukan inovasi dalam setiap tema yang ditentukan sesuai dengan bahan ajar. Sehingga guru mampu mensinergikan materi yang mencakup penanaman nilai lingkungan, akhlakul karimah, akidah, leadership dan intepreneurship. Guru dalam proses pembelajaran sebagai fasilitator sekaligus partner yang baik bagi anak didiknya, sehingga dapat diupayakan dengan mendesain suasana belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (student centris). Metode pembelajaran yang berpusat pada anak (child centered learning) merupakan pembelajaran dengan menggunakan perspektif yang berpusat pada anak dan mengetahui kondisi perkembangan mental dan emosional anak. Melalui pembelajaran partisipatif, antara anak dan pendidik terjalin hubungan erat dalam proses pembelajaran dan terjalin rasa kasih sayang. Alhasil, anak akan lebih enjoy dan fun ketika belajar.
67
Model pembelajaran joyful learning hampir tidak mempunyai kelemahan, hal tersebut dikarenakan model ini menitikberatkan pada pengembangan potensi masing-masing anak didik dan hal tersebut merupakan belajar berdasarkan fitrahnya. Hanya satu kelemahan dalam model ini, yakni tertuju pada keprofesionalan seorang guru. Seberapa besar guru memiliki kemampuan atau kompetensi untuk mengajar. Hal tersebut yang mempengaruhi seberapa besar dia mampu mengaplikasikan dengan baik model joyful learning ini ke dalam kelas. Alih-alih ingin mengembangkan potensi anak, malahan yang terjadi adalah kekisruhan dalam proses belajar mengajar.
68
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Joyful learning atau fun learning merupakan salah satu model pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho. Dalam penerapan model ini, guru menggunakan gaya mengajar yang bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan atau kebosanan. Variasi gaya mengajar ini meliputi variasi intonasi suara, variasi gerak anggota badan, dan variasi posisi guru dalam kelas. Semua variasi ini dianggap sebagai suatu hal yang positif, energik, bersemangat, menyenangkan, dan semuanya memiliki hubungan yang erat terhadap pencapaian hasil belajar yang maksimal. Selain penggunaan variasi gaya mengajar, guru juga harus menggunakan metode yang berbeda disesuaikan dengan materi pembelajaran. Ketika guru mengajarkan tentang kisah-kisah tauladan, adakalanya guru menggunakan metode bermain peran. Hal tersebut bertujuan, supaya anak didik bisa menghayati cerita yang ditampilkan, dan di akhir guru memberikan refleksi tentang cerita tersebut, kemudian ditarik hikmah yang terkandung. Model joyful learning atau fun learning ini hampir tidak mempunyai kelemahan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dikarenakan, saat pembelajaran berlangsung guru telah mengembalikan dasar pembelajaran ke fitrahnya yakni membangkitkan potensi anak didik melalui transfer pengetahuan yang tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru sebagai instrumen dan fasilitatornya. Sudah jelas bahwa pembelajaran yang fun atau enjoy dapat memberikan suasana yang santai tanpa adanya paksaan, sehingga akan lebih mudah anak didik untuk memahami pelajaran tersebut. Hanya ada satu kelemahan dalam joyful learning yakni terletak pada guru atau tenaga pendidik. Dalam joyful learning guru harus mempunyai inspiratif, kreatifitas serta inovatif dalam proses belajar mengajar. Apa jadinya jika guru tidak mempunyai hal tersebut?? tentunya, hanya akan memberikan rasa tertekan pada diri guru itu sendiri dan hasil pembelajaran tidak maksimal.
69
B. Saran Berdasarkan uraian dan cara pandang, ada beberapa saran terkait dengan Implementasi Model Joyful Learning yakni: 1. Seorang pendidik dalam proses pembelajaran dituntut untuk kreatif dan inovatif. Salah satu faktor yang paling urgen yaitu dalam pembelajaran, maka perlu menciptakan hal yang baru, menyenangkan dan enak di terima. Setidaknya membuat anak betah atau dapat menganggap sekolahan sebagai rumah kedua (second home) setelah keluarga, diantaranya dengan memahami keinginan anak dalam sikap dan perilakunya. Setelah anak merasa nyaman dengan sekolahannya, alhasil akan lebih mudah lagi anak untuk mengeksplor potensi yang dimilikinya. 2. Guru harus selalu membuka hati dan membuka diri untuk sepenuhnya menerima pendapat atau pertanyaan dari anak didik. Anak didik akan merasa dihargai jika pendapatnya didengarkan bahkan diterima oleh guru. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
C. Penutup Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini sesuai dengan harapan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung nabi akhiruzzaman nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah kelak. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang mengikuti sunnahnya. Dengan penuh rasa syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan karena telah menyusun skripsi ini dengan penuh perjuangan. Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terjadi khilaf atau kesalahan. Oleh karena itu, sudilah kiranya memberikan kritik dan saran yang konstruktif. Akhirnya tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam terselesaikannya penulisan skripsi ini yang tentunya tidak
70
mampu penulis sebut satu persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfa’at bagi semua pihak dan mampu memberikan hidayah. Amin Ya Robbal Alamin.....
______________________________
71
DAFTAR PUSTAKA A.
D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1986)
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Jakarta: PT Rosda Karya: 2008) Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, (Bandung:Jabal,2008) Al-Mahally, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Penerjemah Bahrun Abu Bakar, Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabunnuzul, (Bandung:Sinar Baru Offset,1990) Amir, M. Taufiq Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan, ( Jakarta: Kencana, 2009) Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010) Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) Arifin Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib, Penerjemah Syihabuddin, Kemudahan Dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999) Asmani, Jamal Ma’mur, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Jogja:Diva Press,2011) __________, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif, (Jogjakarta:Diva Press,2010) Darmasyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Dewey, John, Experience and Education, dialih bahasakan oleh Hani’ah, Experience and Education pendidikan berbasis pengalaman, (Jakarta: Teraju, 2004)
__________, Democracy and Education: and Introduction of The Philosophy of Education, (New York: Macmilan Company, 2004) Disampaikan Rahayu Kariadinata, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kretif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM), Bahan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru PLPG-2009. Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun Ajaran 2010-2011 Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho Tahun Ajaran 2011-2012 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Pedoman Penulisan Skripsi Program Strata Satu (S.1), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010) Ghulsyani, Mahdi, Filsafat Sains Menurut Al-Qur`an, (Bandung, Mizan, 1996) Hadeli, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Padang: PT Quantum Teaching, 2006) Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi, 2000) Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Henry, Nelson B,. Philosophies of Education, (New York: The University of The USA, 1962) Ihsan, Hamdani dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998) Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad Juz II,(Beirut: Darul Kutub, 1413 H) Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’ Almalik Fahd Li Thiba’at Al-Mushaf Asy-Syarif,1420 H.) Lesson Plan merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat untuk mengintegrasikan sebuah tema dengan mata pelajaran yang terkait dalam satu semester. Lesson Plan ini sama halnya dengan silabus. Maman, U., Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006) Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007).
Nasir, Muh, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indah, 1988) Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) S., Suparman, Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010) Santoso, Satmoko Budi, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press, 2010). SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAL Media Group, 2008) Sudjana, Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) Sudjana, Nana, CBSA Dalam PBM, (Bandung: Sinar Baru, 1985) Sugiyono, Metode Penelitian Kuanttitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008) Syam, Moh. Noor, Filsafat Pendidikan Islam dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988) Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) Thoha, Chabib Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996) ________, dkk (ed)., Metodologi pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) Uno, B. Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) UU SISDIKNAS, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan, (Bandung: Citra Umbara, 2010) UUD’45. P4. GBHN, Team Pembinaan Penataran dan Bahan Penataran Mahasiswa/Pegawai Negeri Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar-Ridho pada tanggal 1207-2011/08:00 Wawancara dengan Haryati Ida KW, S.Si, Guru Kelas VB Sekolah Alam Ar-Ridho pada tanggal 13-07-2011/09:30
Wawancara dengan Widiyawati Tenaga pendidik kelas VA Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang tahun 2010-2011 Weekly merupakan istilah yang digunakan sebagai rencana pembelajaran dalam bentuk mingguan, yang dibuat dengan model tematik serta sistim pembelajaran dilaksanakan secara integrated Wiratha, I Made, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi Dan Tesis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006) Yantirtobisono dan Ekrom Z., Kamus 3 Bahasa Arab Inggris Indonesia, (Surabaya: Apollo,2008) Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993) http//www.wcer.wisc,edu/step/ep301/fall2000/tochonites/stu_cen.html/25.03.2011/12 :00. http://kurniasepta.blogdetik.com/memotivasi-siswa-sehingga-belajar-lebih-menarikdan-menyenangkan/ http://www.sekolahalamarridho.sch.id/index.php/about-us/sarana-afasilitasSaturday, 23 October 2010 05:44 administrator diunduh 07 maret 2011 jam 21.45
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan Siswa SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011-2012, 46 Tabel 2 Waktu Belajar SD Alam Ar-Ridho Semarang, 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Struktur Organisasi Di Sekolah Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang
Lampiran 2
Formasi Guru SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang Tahun Ajaran 2011-2012
Lampiran 3
Pedoman Dan Hasil Wawancara di SD Alam Ar-Ridho
Lampiran 4
Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 1 BERIKUT STRUKTUR ORGANISASI DI SEKOLAH ALAM AR-RIDHO BUKIT KENCANA SEMARANG PEMBINA YAYASAN H. NURUL KHAMDI, B.ENG PENGAWAS YAYASAN ADI DARMAWAN, Msi KETUA YAYASAN H. JUMALA, MM
WK. KETUA YAYASAN
SEKRETARIS
BENDAHARA
NUR QUDUS, MT
FAUZUN A MUSTHOFA
M.P. NUGROHO
M. DHONY R.
DIREKTUR SEKOLAH ALAM HJ. MIA INAYATI R. AMD
BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN NUR QUDUS, MT
BIDANG EKONOMI TEGUH IMAN, MM
KETUA PESANTREN TAHFIDZ
BIDANG PENGAWASAN INTERNAL
SOFI SUMARI
DJOKO PRIJATNO
Lampiran 2 FORMASI GURU SD ALAM AR-RIDHO SEMARANG TAHUN AJARAN 2011-2012 KEPALA SEKOLAH TRI WINDARTI, S.Psi
TATA USAHA UNIT PERPUSTAKAAN ROHIMA HALIMAH
I A : Susanti Berty P,A.Md Yusni Marlina, S.Si IB: Ana Rohana, S.Si
2A: Nur Aeni, S.Pd
3A: Rusmanto, S.Pd
Winky Winangsih,A.Md
Isti Muyasaroh, S.Si
2B: Endra Sattrahing JK,ST
3B: Dwi Hartini,SKM
Tasropi, S.Kel
4A: Anik setyawati, S.Si
5A: Priyotomo,ST
6A: Atik Widiyati, S.Pd
Qiroaty Eni Supriyanti
4B: Santi Muliawati, A.Md
5B: Haryati Ida KW, S.Si
6B: Kamizar, S.Pd
zamroni
Syaiun Alim, A.Md Prastiwi Yunita D,S.Psi Sriyem
IC: Muji Rahayu, S.Pt Rina Idayani, S.Pd
2C: Ika Umu Chafidah,SKM Hardipo Andriyanto,
ST
3C: Doni Riadi
4C: Atilah, S.Kel
5C: Arif Rahmawati, S.Si
Widiyawati, S.ST Musyrofah
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK HARI/TGL
:6 : Senin Nama Kegiatan
Dzikir pagi dan qiroaty Outing: mengukur pertumbuhan tanaman, (arah tropisme) Learning Objective Siswa mengetahui cara mengukur pertumbuhan tanaman dan jenis-jenis gerak tropisme Outcome Siswa mampu mengetahui cara mengukur tanaman dan mengetahui jenis-jenis tropisme Proses skill: Observe,explore Resource: SF hal 112-113 LK pengamatan
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
60 menit -
siswa duduk melingkar dikelas dan guru menjelaskan maksud dari kegiatan outing tsb( mengamati arah pertumbuhan tanaman ) Guru membagikan LK hasil pengamatan pertumbuhan tumbuhan Siswa menyiapakan alat tulisnya Guru memandu siswa keluar kelas Siswa mengamati di luar kelas Siswa menuliskan hasil pengamatan dan pengukurannya Siswa kembali ke kelas Siswa mengumpulkan hasil pengamatan
Assesment
Observasi, LK
ISTIRAHAT Melihat VCD pertumbuhan tanaman(gerak tropisme) Learning Objective: Mengidentifikasi jenis-jenis gerak pada tumbuhan Outcome: siswa mampu menyebutkan jenisjenis gerak tropisme Proses SKILL: collection data, observe Resource: perlengkapan menonton VCD, CD pertumbuhan
60 menit -
Guru mempersiapkan perlengkapan menonton VCD Guru mengkondisikan siswa Guru membuka dengan memancing pertanyaan terkait dengan pengamatan sebelumnya. Siswa menonton CD pertumbuhan tanaman Siswa meresume kembali
observasi
Keterangan
Diskusi arah pertumbuhan tanaman dan tujuannnya, mencatat panjang pertumbuhannnya Learning Objective: Mengidentifikasi jenis-jenis gerak pada tumbuhan Outcome: siswa mampu menyebutkan jenisjenis gerak tropisme Proses SKILL: Comunicate Resource: Buku Ensiklopedia IPA percobaan sains, TAHFIDZ MAPEL
60 menit -
guru mengkondisikan anak2 Guru memandu untuk diskusi Guru memancing dengan berbagai masalah dan pertanyaan Anak2 menanggapi pertanyaan dari guru Guru menjelaskan hasil pengamatan, menonton, dan diskusi Anak2 menulis hasil kesimpulan dari diskusi tersebut Anak2 memahami tentang gerak2 tropisme
observasi
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK HARI/TGL
:6 : Selasa Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
Assesment
Keterangan
Math: Sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat Learning Objective: Siswa Operasi hitung bilangan bulat (assosiatif dan komutatif) Outcome Proses skill: Resource: Math BSE
60 menit -
Guru menerangkan tentang kasus permasalahan terkait bilangan bulat( pertumbuhan tanaman) Guru mencoba menerjemahkan dalam bentuk gambar Guru menuliskan dalam bilangan matematika Guru mengajak anak2 mengingat kembali pokok bahasan bilangan bulat waktu kelas 4 Guru menerangkan cara menyelesaikan Guru mempersilakan anak2 untuk bertanya Anak mencatat Guru memberi latihan
Observasi, LK
ISTIRAHAT LAB ZONE : menutup daun dan melarutkan klorofil Learning Objective:percobaan fotosintesis Othema: Proses SKILL: eksperimen, 1 Resource: LK, alab2 lab science Learning Objective: Penjelasan hasil proses fotosintesis Outcome: Proses SKILL: Resource: Rekaman SF hal 95-101
60 menit -
Guru mempersiapkan perlengkapan lab zone Guru membagikan anak2 dalam beberapa kelompok Guru membagikan panduan praktikum dan memberi penjelasan Anak2 melakukan praktikum berdasarkan petunjuk
Observasi, LK
60 menit -
guru mengkondisikan anak2 guru menyiapkan perlengkapan sound guru memperdengarkan rekaman anak2 membuat dan menulis resume dari materi tersebut guru memberi penjelasan
observasi
ISHOMA TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK
:6
HARI/TGL
: Rabu , Nama kegiatan
Doa pagi dan qiroaty Outbond Learning Objective:
Outcome
Proses Skill: Leadership, disiplin Resourse Perkap OUTBOND
Tahfidz mapel
Durasi waktu 60 menit 30 menit
Langkah kegiatan
Pembukaan - Anak2 dikumpulkan dilapangan - Dipimpin oleh pemimpin kelas untuk baris-berbaris dan pemanasan - Guru outbond memberi pengarahan 180 Inti menit - Kegiatan OB Penutup 15 menit - Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan OB
Assesmant
Ket
observasi
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK HARI/TGL
:6 : KAMIS Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
Assesment
Keterangan
Math Learning Objective Operasi hitung bilangan bulat (assosiatif dan komutatif) Outhema Proses skill: Resource: Math BSE, LK
60 menit -
guru mengkondisikan anak Guru mereview materi sebelumnya untuk mengingatkan Guru memberikan kesempatan kpd anak2 untuk bercanda Guru membagikan LK Anak2 mengerjakan LK Anak2 mengumpulkan LK Guru membahas bersama2
Observasi, LK
ISTIRAHAT Science Learning Objective:mengamati daun dan bagian tumbuhan lainnya dengan menggunakan miskroskop atau gambar literatur Proses SKILL: collection data dan observe Resource: mikroskop dan preparat daun batang, akar, gambar literature, kertas gambar Diskusi Learning Objective: Fungsi akar, xylem dan floem, bagian bunga Outcome: Proses SKILL: Resource:
60 menit -
60 menit -
Guru mempersiapkan perlengkapan pengamatan Anak2 secara bergantian melihat gambar di mikroskop Anak2 menggambarkan apa yang yang telah diamati Guru menjelaskan bagian-bagian tumbuhan Anak2 melengkapi gambarnya beserta nama tiap bagian berdasarkan penjelasan Guru Anank2 mengumpulkan gambar yang telah dibuat
Observasi, LK
guru mengkondisikan anak2 guru menyiapkan perlengkapan sound Guru memancing dengan pertanyaan yang berkaitan dengan pengamatan Anak menjawab pertanyaan guru Guru menjelaskan hasil dari diskusi Anak menuliskan hasil diskusi Guru embagi kelas menjadi beberapa kelompok memask Guru memberi tugas tiap kelompok untuk membuat hasil olahan dari cadangan makanan bagian tumbuhan
observasi
ISHOMA TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK HARI/TGL
:6 : Jumat Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty Bussiness Learning Objective Hasil olahan cadangan makanan dari bagian2 tumbuhan Outhema Proses skill: 1,2,3,5, observe Resource: Perlengkapan memasak dan market day
Durasi waktu 60 menit 3 jam
-
Langkah Kegiatan
Assesment
guru mengkondisikan anak anak mempersiapkan alat dan bahan anak memulai untuk proses memasak Guru menjelaskan tentang untung dan rugi Anak membuat persiapan untuk market day sekaligus mengestimasi dana (terkait dengan nilai jual hasil olahannya Proses market day Penghitungan untung rugi
Observasi, LK
Keterangan
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK HARI/TGL
:7 : Senin Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
Assesment
Keterangan
Math: Notasi waktu 24 jam, perhitungan waktu dan sudut Learning Objective: Membaca dan menulis tanda waktu dalam 24 jam Outcome : siswa mampu membaca dan menulis tanda waktu dalam 24 jam Proses skill: communicate, infering Resource: Peraga jam (dinding,tangan, analog), Math BSE , LK
10 menit -
30 menit 20 menit -
Menonton CD Penyerbukan dan pembuahan Learning Objective:Siswa mengetahui dan memahami proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Outcomes: siswa mampu menceritakan proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Proses SKILL: collection data Resource: VCD, sound, CD film penyerbukan, SF hal 102-109,LK
5 menit 30 menit 25 menit -
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan game konsentrasi( siswa tepuk tangan sesuai yang diminta guru misal: tepuk 1,2,3, dan siswa tidak bertepuk jika guru menyebut tepuk sate, duit, dan tepuk tikus) Ulang2 dengan perintah yang semakin cepat sampai semua siswa konsentrasi Guru membawa alat peraga jam dinding/ jam analog Intii: Guru menjelaskan waktu dalam 24 jam dengan alat peraga Guru memutar jarum jam pada suatu angka tertentu Guru bertanya ke anak2 : jam berapa ini?, gimana menulisnya? Siswa yang mampu menjawab, diminta maju untuk menuliskannya Guru menjelaskan cara membaca dan menuliskannya Siswa mencatat keterangan guru Penutup: Siswa di minta membuat gambar jam beserta.menuliskan waktunya ( 5 soal bebas) Guru mengecek dan mengevaluasi Penugasan LK ISTIRAHAT
Observasi ( siswa mana yang sudah mampu membaca dan menulisn jam )
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru mempersiapkan perkap menonton CD Inti: Siswa menonton Video penyerbukan dan pembuahan Guru menjelaskan dan menjabarkan dari video tersebut Penutup: Siswa diminta membuat resume dari penjelasan guru dan video.
Observasi( konsetrasi anak), LK
Outing:membedakan jenis biji dikotil dan monokotil, perkawinan generative( cara penyebaran biji,spora ) dan perkembangbiakan vegetatif Learning Objective:Siswa mengetahui dan memahami proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Outcomes: siswa mampu menceritakan proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Proses SKILL: collection data Resource: VCD, sound, CD film penyerbukan, SF hal 102-109,LK, lingkungan sekitar
5 menit 50 menit 5 menit
TAHFIDZ MAPEL
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru membagikan LK Siswa menyiapkan alat tulis Guru menjelaskan maksud dari kegiatan outing Inti: Guru memandu siswa keluar kelas Siswa mendata biji tumbuhan dikotil dan monokotil Guru menjelaskan dengan contoh biji tumbuhan dikotil dan monokotil Guru menunjukkan cara penyebaran biji tanaman, pengenalan spora di tumbuhan suplir dan proses perkembangbiakan generatifnya Guru memberi contoh salah satu perkembangan vegetative dan menyebutkan cara perkembangbiakan vegetative lainnya Siswa meresume di LK Penutup: Siswa ditugasi melakukan salah satu contoh perkembangbiakan vegetative dalam bentuk laporan ISHOMA
Observasi, LK (tertulis), portopolio( Laporan )
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK HARI/TGL
:7 : Selasa Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
Assesment
Keterangan
Math: perhitungan waktu dan sudut Learning Objective: Melakukan pengerjaan hitung yang berkaitan dengan waktu dan mengukur sudut Outcome : siswa mampu menyelesaikan masalah yang terkait dengan waktu dan mampu mengukur besarnya sudut yang dibentuk dari 2 jarum jam Proses skill: estimate dan measure Resource: Peraga jam dinding, Math BSE
10 menit 30 menit 20 menit -
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak Guru mereview lagi jenis2 sudut dengan pertanyaan. Ada berapa jenis sudut yang masih kalian ingar? kalo sudut siku-siku, lurus besarnya berapa derajat?dst Inti Guru membawa alat peraga jam dinding Guru meletakkan jarum jam dipukul 3, dan pukul 6. Guru menanyakan “ kira-kira berapa ya besar sudut terkecilnya?” Guru menjelaskan besar sudutnya. Dengan patokan sudut siku-siku dan sudut lurus. Penutup: Siswa dibagikan LK pengukuran sudut
Observasi ( siswa mana yang sudah mampu membaca dan menulisn jam )
ISTIRAHAT Diskusi: penumbuhan tanaman baru, penyebaran biji dan dan tanaman baru(proses perkembangbiakan generative dan vegetative) Learning Objective:Siswa mengetahui dan memahami cara perkembangbiakan generatif Outcomes: siswa mampu menceritakan cara perkembangbiakan generative dan vegetative tanaman Proses SKILL: comunicate Resource: SF hal 108
5 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru memberi bahan diskusi dengan bacaan SF 108. Inti: 30 menit - Siswa membaca bacaan SF hal 108 yang diberikan guru - Guru menyusun permasalahan untuk bahan diskusi: Bagaimanakah cara tumbuhan berkembangbiak??? 25 menit Penutup: - Siswa diminta membuat resume dari hasil diskusi
Observasi( keaktifan siswa saat diskusi)
Reading: Pengaruh DNA terhadap pertumbuhan tanaman
5 menit -
Learning Objective:Siswa membaca dan memahami teks panjang Outcomes: siswa mampu memahami isi suatu bacaan dan mampu membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat Proses SKILL: collection data Resource: SF 110-111
20 menit 35 menit -
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru membagikan bacaan kepada siswa Inti: Secara bergilir guru meminta siswa untuk membaca keras teks bacaan tersebut Guru menjelaskan tentang intonasi bacaan dan contoh pemakaiannya Siswa secara bergilir diminta membaca keras berdasarkan intonasi yang tepat Penutup: Siswa diminta membuat rangkuman
Observasi (kemampuan membaca dan menulis)
ISHOMA TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK HARI/TGL
:7 : Rabu , Nama kegiatan
Doa pagi Outbond Learning Objective:Low Impact
Outhema
Proses Skill: Leadership, disiplin Resourse Perkap OUTBOND
Durasi waktu 15 menit 4 jam -
Langkah kegiatan
Assesmant
Anak2 dikumpulkan dilapangan Dipimpin oleh pemimpin kelas, baris-berbaris dan pemanasan Guru outbond memberi pengarahan Kegiatan OB istirahat Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan OB
observasi
Ket
Tahfidz mapel
-
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:7 : Kamis
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Outing: membongkar pot bawah tanah
10 menit
Nama Kegiatan
Learning Objective: Melakukan pengamatan ekosistem dan unsure-unsurnya Outcome : siswa mampu menyebutkan unsure-unsur ekosistem ( biotic dan abiotik) Proses skill: observe, Collection data, Classify, Modelling, proaktif, prediction Resource: SF hal 127-129, LK
Langkah Kegiatan
30 menit -
20 menit -
-
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak Siswa menyiapkan alat tulis Guru memandu siswa keluar kelas Inti Guru memberi contoh/ Demo membongkar pot Siswa mengamati ekosistem dalam pot Siswa mendata mahluk hidup dan tak hidup yang ada *)Apabila guru mencabut tanaman dalam pot apa yang terjadi terkait dengan unsure-unsur ekosistem( bagaimana semut yang ada apakah masih tetap di stu atau merasa terganggu lalu pergi) Siswa diminta membuat tulisan analisa jika poin *) dilakukan/ salah satu unsure ekosistem dihilangkan Penutup: Siswa dibagi menjadi 2 kelompok Tiap kelompok perindividu diberi penugasan membuat project : membangun model ekosistem yang berisi semut hitam lalu didatangkan semut merah(modeling perubahan akibat datangnya organism baru) dan membuat model perubahan ekosistem kadar garam pada tanaman air dan ikan cethul
Assesment
Observasi (pengamatan siswa), LK
Keterangan
ISTIRAHAT Merumuskan pengertian ekosistem, unsure ekosistem, dan diskusi peran tiap makhluk Learning Objective:Siswa mengetahui pengetian ekosistem dan unsur2nya Outcomes: siswa mampu menjelaskan ekosistem dan usur2nya serta peran tiap unsure thd ekosistem Proses SKILL: comunicate Resource: SF hal 127-128
15 menit
20 menit
25 menit Reading: Menaksir suatu bilangan Learning Objective:Siswa menaksir hasil pengerjaan hitung 2 bilangan Outcomes: siswa paham tentang penaksiran dan bisa menaksir hasil pengerjaan 2 bilangan Proses SKILL: estimate and measure Resource: Math BSE hal 9-13, LK
5 menit
20 menit
35 menit
TAHFIDZ MAPEL
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru mereview ingatan siswa terkait materi ekosistem di kelas 4 Guru mengajukan beberapa pertanyaan Guru mengukur tingkat pemahaman siswa dari jawaban2 yang dilontarkan siswa Inti: - Guru mengajukan pertanyaan lagi untuk didiskusikan: “ apa peranan komponen ekosistem bagi kelangsungan ekosistem tersebut?” - Siswa berdiskusi mengajukan argumennya - Guru menjelaskan Penutup: - Siswa diminta meresume hasil diskusi Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan game konsentrasi (peganglah apa yang bu guru katakan jangan mengikuti gerakan yang dipraktekkan guru) - Ulang-ulang sampai semua siswa mampu konsentrasi Inti - Setelah semua siswa bisa konsentrasi guru mulai bercerita suatu kasus dalam kehidupan sehari2 yang berkaitan dengan penaksiran. - Guru mulailah mengenalkan istilah penaksiran dan pemanfaatannya - Guru menjelaskan cara menaksiran hasil penghitungan 2 bilangan. - Guru menuliskan dengan kalimat matematika - Siswa memperhatikan dan menulis Penutup: - Siswa diminta menyelesaikan suatu kasus yang terkait dengan penaksiran(menaksir orang dalam suatu area) ISHOMA -
60 menit 60 menit
Observasi( keaktifan siswa saat diskusi)
LK
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:7 : Jumat Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty Outing: melihat ekosistem air dekat sekolah(kolam) Learning Objective Siswa mengetahui komponen ekosistem suatu kolam Outcome: siswa mampu menyebutkan komponen ekosistem di kolam dan mampu menjelaskan peran tiap komponen dalam ekosistem kolam tsb. Proses skill: observe, Collection data, Classsify,Modelling, proaktif Resource: Kolam, sound, mix
Durasi waktu 60 menit 10 menit 30 menit 20 menit -
Langkah Kegiatan
Assesment
Pembukaan guru mengkondisikan anak Guru mereview materi sebelumnya tentang apa itu ekosistem, komponen-komponennya. Guru menjelaskan maksud outing: mengamati ekosistem air di skitar sekolah Siswa menyiapkan alat tulisnya Inti Guru memandu siswa kluar kelas Pengamatan di luar kelas Siswa mencatat pengamatan Penutup Guru meminta siswa kembali ke kelas Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan didepan kelas
Observasi, LK
Keterangan
Diskusi: berbagai contoh bioma di dunia (terjadinya suatu bioma) Learning Objective Siswa mengetahui sebab-sebab terbentuknya Bioma Outcome: Siswa mampu menceritakan terjadinya suatu bioma dan bisa menyebutkan contoh-contoh bioma di dunia Proses skill: observe, Collection data, Resource: sound, mix
Akhlaq: Pesan menjaga keseimbangan lingkungan
10 menit -
40 menit 10 menit -
-
Learning Objective: siswa mengetahui Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi Outcame: siswa paham tentang tugas khalifah di muka bumi terkait dengan menaga keseimbangan lingkungan Proses Skill: observe, collection data Resource: Artikel kerusakan alam, ayat al quran (alMu'minun ayat 115, Surat All-Baqarah ayat 30, Qs. Al-An'am [6]: 165, Al Hijr ayat 27)
-
Pembukaan Guru mengkondisikan siswa Guru membagikan bahan untuk didiskusikan: “ apa yang kalian ketahui tentang bioma?, sebab-sebab terjadinya bioma?, sebutkan beberapa bioma didunia?” Guru membagi dalam 3 kelompok diskusi. Tiap kelompok boleh mencari studi literaturnya Inti: Siswa mencari studi literature Tiap kelompok masing2 berdiskusi Tiap kelompok presentasi di depan kelas Pembahasan bersama Guru dikaitkan Penutup: Siswa ditugasi meresume hasil diskusi Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar Guru membagikan beberapa artikel keseimbangan lingkungan terganggu( kerusakan alam) Inti Siswa di minta membacakan secara keras secara bergilir Pembahasan bersama oleh Guru : di kaitkan dengan tugas manusia di muka bumi ini( ayat al quran) Penjelasan manusia sebagai khalifah di muka bumi bukan perusak Penutupan: Siswa menulis kesimpulan
Observasi( keaktifan saat diskusi) LK( hasil resume)
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interactions in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:8 : Senin Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty Outing: mengamati interaksi 2 makhluk hidup atau lebih (simbiosis dan kompetisi) di lingkungan sekolah Learning Objective: Siswa memahami tentang simbiosis dan kompetisi Outcome : Siswa mampu menceritakan apa itu simbiosis dan kompetisi dan mampu menyebutkan contoh simbiosis dan kompetisi Proses skill: communicate, inferring, classify Resource: Lingkungan sekitar,
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
10 menit 40 menit 10 menit -
Lingualistik: membuat laporan pengamatan dan diskusi tujuan kompetisi antar makhluk hidup Learning Objective:Siswa mengetahui sistematika laporan Pengamatan Outcomes: siswa mampu membuat laporan pengamatan dengan sistematis
5 menit 30 menit -
Assesment
Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa Siswa menyiapkan alat tulis Guru menjelaskan tujuan dari kegiatan outing Intii: Guru memandu siswa keluar kelas Siswa menyebar mengamati lingkungan sekitar Siswa mencatat pengamatan jika menemui interaksi antar makluk hidup Siswa kembali ke kelas Guru mendata interaksi makluk hidup yanga ada Siswa mengklasifikasikan mana yang simbiosis dan mana yang kompetisi Guru membantu menjelaskan setelah mereka berhasil mengklasifikasi Siswa mengetahui apa itu kompetisi dan simbiosis Penutup: siswa mempersiapkan materi untuk bahan laporan pengamatan ISTIRAHAT
Observasi ( keaktifan mengamati
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru memberikan bahan diskusi: apa tujuan kompetisi Inti: Siswa berdiskusi di pandu guru Siswa menyimpilkan hasil diskusi yang di peroleh Guru mengkompare hasil diskusi dengan literature SF hal 140-143
Observasi(keaktifan anak saat diskusi),porto polio
Keterangan
Proses SKILL: communicate, collection data Resource: SF Hal 140-143
25 menit -
Menonton: perilaku berang-berang dan semut mengubah membuat ekosistem Learning Objective: Siswa mengetahui perilaku berang2 dan semut Outcomes: siswa belajar dari perilaku berang2 dan semut Proses SKILL: collection data dan observe Resource: VCD, sound, CD film
10 menit 30 menit 20 menit -
Siswa mencatat kesimpulannya Penutup: Siswa diminta membuat laporan pengamatan tentang simbiosis dan kompetisi dari bahan pengamatan yang sudah ada/dilalukukan Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru menyiapkan sound, mix dan perlengkapan nonton CD Inti: Siswa menonton Guru memberi penjelsan Penutup: Siswa diberi tugas menulis pesan yang terkait terkait dari film
ISHOMA TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / / Interactions in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:8 : Selasa Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
Assesment
Keterangan
Math: mengukur sudut dengan busur lingkaran dan menyelesaikan perhitungan di bangun datar
5 menit
Learning Objective: Siswa melakukan pengukuran suatu sudut dan menghitung jumlah sudut di suatu bangun datar
40 menit -
Outcome : siswa mampu mengukur sudut dengan busur dan bisa menentukan besar sudut salah satu sudut bangun datar Proses skill: estimate dan measure Resource: Busur, bangun datar, LK
-
15menit -
Pembukaan: Siswa menyiapan busur dan alat tulis lainnya Guru membawa alat peraga bangun datar Inti Guru menjelaskan cara mengukur sudut dengan busur Guru memberi contoh Guru membagikan bangun ruang lain ke siswa Siswa mencoba mengukur tiap sudut di bangun ruang tersebut Siswa menjumlahan sudut-sudutnya Dengan dipandu guru siswa menyimpulkan jumlah sudut di setiap bangun datar yang sudah dibagi. Penutup: Siswa menulis catatan Penugasan di rumah terkait mengukur sudut
ISTIRAHAT Reading: Membaca SF 148-151 (rantai energy,N,O2,CO2 dan pengaruhnya)
10 menit
Learning Objective:Siswa membaca teks panjang dengan intonasi dan lafal yang tepat Outcomes: siswa mampu membaca keras teks panjang dengan lafal dan intonasi yang tepat Proses SKILL: comunicate , collection data Resource: SF hal 148-151, mix, sound Menulis: Merangkum dan menemukan tema utama di setiap paragraph
40 menit -
Learning Objective: menemukan kalimat utama di setiap paragraph Outcomes: Siswa mampu membuat rangkuman dan menentukan kalimat utama
-
10 menit -
5 menit 20 menit -
Pembukaan: Guru membagikan materi yang akan dibaca(sf hal 148-151) Inti: Siswa membaca bacaan SF hal 148 -151yang diberikan guru Guru meminta tiap untuk membaca keras secara bergilir Penutup: Siswa diminta memahami bacaan
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru membagikan bacaan kepada siswa Inti: Secara bergilir guru meminta siswa untuk membaca keras teks bacaan tersebut Guru menjelaskan tentang intonasi bacaan dan contoh
Observasi ( siswa mana yang sudah mampu), LK
tiap paragraf Proses SKILL: collection data, observe Resource: SF 148-151, kertas hvs
35 menit -
pemakaiannya Siswa secara bergilir diminta membaca keras berdasarkan intonasi yang tepat Penutup: Siswa diminta membuat rangkuman
ISHOMA TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:8 : Rabu , Nama kegiatan
Durasi waktu
Langkah kegiatan
Assesmant
Ket
Doa pagi dan qiroaty
60 menit
Outbond Learning Objective:
30 menit
Outcome
Proses Skill: Leadership, disiplin Resourse Perkap OUTBOND
Tahfidz mapel
Pembukaan - Anak2 dikumpulkan dilapangan - Dipimpin oleh pemimpin kelas untuk baris-berbaris dan pemanasan - Guru outbond memberi pengarahan 180 Inti menit - Kegiatan OB Penutup 15 menit - Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan OB
60 menit 60 menit
observasi
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:8 : Kamis Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Outing: keadaan di bawah pohon rindang (membandingkan tempat yang sedikit O2 dan yang banyak O2)
10 menit
Learning Objective: Mengamati siklus makanan, membandingkan tempat yang ber 02 banyak dan sedikit Outcome : siswa mampu menceritakan tentang siklus makanan
30 menit
Proses skill: compare and contrast, prediction Resource:
Langkah Kegiatan
-
20 menit -
Math: mengukur sudut dibangun datar
15 menit
Assesment
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak Guru memandu siswa keluar kelas menu tempat yang banyak pohonnya Inti Guru membagikan plastic ke tiap anak Guru meminta siswa menutup kepalanya dengan plastic Guru meminta siswa merasakan Dalam waktu 10 menit guru mengomando untuk membuka plastiknya. Guru meminta beberapa siswa menceritakan apa yang mereka rasa Selama 10 menit juga siswa diminta merasakan di bawah pohon yang rindang Guru meminta beberapa orang untuk bercerita membandingkan 2 kondisi tsb. Setelah semua paham , Guru menugasi siswa mengamati siklus makanan yang ada di sekitar Penutup Siswa di beri tugas membuat contoh siklus makanan ISTIRAHAT
Observasi (pengamatan siswa), LK
Pembukaan:
Observasi(
Keterangan
dengan busur Learning Objective:Siswa membandingkan pengukuran sudut dengan busur dan dengan perhitungan Outcomes: Siswa mampu menggunakan busur dan mengetahui jumlah sudut dalam suatu bangun datar Proses SKILL: compare dan contrast, estimate and measure Resource: bangun datar, busur, kertas, LK
20 menit -
25 menit -
Game: Bermain dengan sudut dan arah Learning Objective:Siswa memahami besarnya sudut dan arah Outcomes: siswa mengerti tentang arah dan besarnya sudut 45,90.180. Proses SKILL: comunicate Resource: penutup mata
10 menit -
40 menit
\
-
10 menit -
Guru mengkondisikan anak Guru membagikan LK Inti: Siswa mengukur sudut di bangun datar tsb menggunakan busur. Siswa menyisakan satu sudut di bangun datar tersebut jangan diukur dulu Guru mengintruksikan ke siswa untuk mengingat hipotesa yang sudah didapat( sudut di segitiga berjumlah 180, din bangun segiempat berjumlah 360) Guru meminta siswa untuk mengira2 besar susdut yang tersisa dengan hasil hipotesa tersebut Guru meminta siswa mengukur sudut tsb dengan busur Guru meminta siswa untuk membandingkan hasilnya Guru memberikan kesimpulan Penutup: Siswa menyelesaikan LK yang lain Pembukaan: Guru mengkondisikan anak Guru menjelaskan aturan permainan( mata ditutup, siswa diminta untuk mengikuti intruksi guru, 90 derajat kea rah kanan, 45 derajat ke kiri dst) Inti Beberapa siswa di tutup matanya Guru memberi instruksi Siswa mendengarkan ,bagi yang salah digantikan teman yang lain Seterusnya sampe siswa yang paling terakhir bertahan itulah pemenangnya Penutup: Refleksi dari permainan yang ada ISHOMA
TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
keaktifan siswa saat diskusi)
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:8 : Jumat Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty Reading: artikel hikmah di balik benalu (tanaman parasit) Learning Objective Siswa mengetahui hikmah di balik benalu, menentukan kalimat utama Outcome: siswa bisa mengambil hikmah di balik benalu, menuliskan kalimat utama Proses skill: observe Resource: Artikel, mix, sound
Durasi waktu 60 menit 5 menit 20menit 35 menit -
Langkah Kegiatan
Assesment
Pembukaan guru mengkondisikan anak Guru membagikan artikel Inti Siswa membaca artikel mandiri Guru meminta siswa untuk membaca keras secara bergiliran Guru menjelaskan hikmah dibalik benalu Penutup Guru menugaskan siswa menentukan kalimat utamanya Dari kalimat utama tersebut, siswa diminta mengembangkan kalimat lagi dengan bhasa sendiri
Observasi,LK
Keterangan
Mendengarkan kisah tentang Rosulullah( latar belakang kakek dan pamannya) Learning Objective Siswa mengetahui kisah rosulullah Outcome: Siswa mampu menceritakan kembali kisah rosulullah Proses skill: observe, Collection data, Resource: Mute
5 menit 25 menit 30 menit -
Bahasa Jawa :Cerita Pandhawa Learning Objective: membaca dan memahami teks bahasa jawa
-
Outcame: Siswa mampu membaca teks bahasa jawa dan memahami isinya
-
Pembukaan Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar Inti: Guru mulai bercerita kisah rosulullah dari kanak-kanak sampai dewasa Siswa mendengarkan Penutup: Siswa ditugasi menceritakan kembali apa yag telah didengar
Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar Guru membagikan teks Inti Siswa di minta membacakan secara keras secara bergilir Penutup: Siswa menuliskan kembali isi teks
Proses Skill:, collection data Resource: Teks bahasa jawa tentang pandawa, mix, sound
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:9 : Senin ,
Observasi( keaktifan saat diskusi) LK( hasil resume)
Nama kegiatan Doa pagi dan qiroaty Perubahan DNA dan sifat yang diturunkannya( perubahan DNA dikarenakan lingkungan) Learning Objective: Siswa mengetahui Apa itu DNA, sifat yang diturunkan Outcome: Siswa mengetahui istilah DNA dan sifat yang diturunkan Proses Skill: collection data Resourse SF hal: 170-173
Interview: Sifat fisik orang tua, anak, binatang peliharaan terkait dengan penurunan sifat Learning Objective: Siswa melakukan wawancara Outcome: Siswa berani bertanya dan mewawancarai
Durasi waktu 60 menit
Langkah kegiatan
15 menit
Pembukaan - Guru mengkondisikan siswa dengan game( “Ikuti jika guru berkata: saya berkata pegang………”) - Siswa mengikuti 30 menit Inti - Gurumenjelaskan tentang DNA dan penurunan sifat 15 menit - Guru menjelaskan tentang perubahan DNA akibat lingkungan ( anjing yang awalnya karnivora, kemudian karena dipelihara lingkungan mengaklibatkan menjadi jinak dan omnivore) Penutup - Siswa mencatat penjelasan guru
observasi
5 menit
Observasi (keseriusan dan keberanian untuk wawancara), laporan wawancara
Pembukaan - Guru mengkondisikan siswa - Guru membagikan form wawancara - Guru menjelaskan form wawancara Inti : 30 menit - Siswa mewawancarai teman satu kelas - Siswa menulis hasil wawancara 25 menit Penutup: Siswa menulis laporan wawancara
Proses Skill: collection data Resourse: form wawancara Diskusi: Contoh sifat yang diturunkan dan yang tidak( gen-lingkungan) Learning Objective: siswa mengetahui sifat yang diturunkan dan yang tidak ( dipengaruhi oleh gen dan lingkungan)
Assesmant
10 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa - Guru memberikan bahan diskusi: sifat- sifat apa saja yang bisa menurun dan sifat apa saja yang tidak menurun Inti: 30 menit - Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok diskusi
Ket
Outcome: Siswa mampu menyebutkan contoh sifat yang bisa diturunkan dan yang tidak diturunkan
- Siswa berdiskusi berdasarkan hasil dari interview - Guru menjelaskan 20 menit
Penutup: Siswa meresume hasil diskusi
Proses Skill: comunicate Resourse: hasil interview Tahfidz MapeL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interactions in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:9 : Selasa Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
Assesment
Keterangan
Math: pengulangan materi yang lalu dalam soal cerita Learning Objective: Siswa menyelesaikan soal cerita terkait materi sudut, waktu, bilangan bulat, KPK dan FPB, sifat bangun datar Outcome : Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan Proses skill: Resource: LK
10 menit 40 menit 10 menit -
Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa Siswa menyiapkan alat tulis Guru mereview beberapa materi Guru membagikan LK Inti: Siswa mengerjakan LK yang diberikan guru Penutup: Guru memeriksa kerjaan siswa Guru mengevaluasi daya serap siswa
Observasi ( kemampuan daya serap), LK
ISTIRAHAT Diskusi: Bagaimana binatang beradaptasi, berubah perilaku,(anjing, kucing, burung) Learning Objective:Siswa mengetahui bagaimana binatang beradaptasi dengan lingkungannya. Outcomes: siswa mampu menyebutkan salah satu cara adaptasi hewan Proses SKILL: communicate, collection data Resource: SF
10 menit -
40 menit 10 menit
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Guru membagi siswa dalam 5 kelompok Tiap kelompok menyelidiki cara adaptasi dari beberapa hewan ( kucing, burung, bebek, anjing, dll) Guru memberikan bahan diskusi: Bagaimana binatang beradaptasi, berubah perilaku Inti: Siswa berdiskusi dalam satu kelompok Siswa mempresentasikan Siswa kelompok lain menanggapi Siswa menyimpulkan hasil diskusi yang di peroleh Guru mengkompare hasil diskusi dengan literature SF hal 140-143 Penutup Guru mereview ulang
Observasi(keaktifan anak saat diskusi),porto polio
LaB: perubahan perilaku pada ikan cethul
10 menit
Learning Objective: Siswa mengamati perubahan perilaku pada ikan cethul Outcomes: siswa mampu bercerita tentang contoh perilaku binatang yang berubah karena lingkungan Proses SKILL: collection data, observe Resource: ikan cethul, toples berisi air, air garam, Prosedure cara kerja
30 menit 20 menit -
Pembukaan: Siswa menyiapkan ikan cethul beserta toplesnya Guru membagikan prosedur langkah kerja Inti: Siswa mengamati sesuai langkah kerja Penutup: Siswa menulis hasil pengamatan
Observasi( keaktifan siswa ikut lab) Portofolio
ISHOMA TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:9 : Rabu , Nama kegiatan
Doa pagi dan qiroaty Outbond Learning Objective:
Outcome
Proses Skill: Leadership, disiplin
Durasi waktu 60 menit 30 menit
Langkah kegiatan
Pembukaan - Anak2 dikumpulkan dilapangan - Dipimpin oleh pemimpin kelas untuk baris-berbaris dan pemanasan - Guru outbond memberi pengarahan 180 Inti menit - Kegiatan OB Penutup 15 menit - Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan
Assesmant
observasi
Ket
Resourse Perkap OUTBOND
Tahfidz mapel
OB
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interactions in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:9 : kamis Nama Kegiatan
Doa pagi dan Qiroaty Lingual: Bagaimana perubahan ekosistem menyebabkan perubahan makhluk hidup Learning Objective: Siswa melakukan pengamatan bahwa perubahan ekosisistem bisa menyebabkan perubahan perilaku makhluk hidup Outcome : Siswa mampu memberi salah satu contoh makhluk hidup yang berubah akibat berubahnya ekosistem Prosses Skill: observasi, collection data Resource: SF 174-177
Durasi waktu 60 menit
Langkah Kegiatan
10 menit 20 menit 30 menit -
Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa Guru menyiapkan artikel SF hal 174-177 Guru membagikan artikel tersebut Inti: Siswa membaca artikel yang diberikan guru Siswa memahami artikel tersebut Penutup: Guru meminta siswa untuk menjelaskan maksud artikel tersebut secara tertulis( boleh gambar, artikel, atau skema)
ISTIRAHAT
Assesment
Keterangan
Penjelasan: kepunahan perubahan sifat genetis akibat perubahan lingkungan. Adaptasi yang gagal / buruk Learning Objective:Siswa mengetahui kepunahan perubahan sifat genetis akibat perubahan lingkungan. Adaptasi yang gagal / buruk. Outcomes: siswa mampu menceritakan sebab-sebab terjdi kepunahan Proses SKILL: collection data Resource: SF
10 menit
Akhlaq: perlunya menjaga keseimbangan alam dan menyayangi makhluk hidup Learning Objective: Siswa mengetahui akhlaq terhadap makhluk hidup dan lingkungan lewat poster Outcomes: siswa melakukan contoh perilaku memnjaga keseimbangan lingkungan Proses SKILL: observe Resource: kertas gambar, pewarna, poster
10 menit
30 menit 20 menit -
50 menit -
-
Pembukaan: Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar Game konsentrasi Inti: Guru menjelaskan tentang materi Siswa memperhatikan Penutup Siswa mencatat
Observasi(keaktifan anak saat diskusi),porto polio
Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa Guru menjelaskan perlunya menjaga keseimbangan lingkungan Inti: Siswa menuangkan ide menjaga keseimbangan alam lewat menggambar poster Penutup: Guru memberi note poster siswa
Poster
ISHOMA TAHFIDZ MAPEL
60 menit 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem WEEK HARI/TGL
:9 : Jumat Nama Kegiatan
Durasi waktu
Langkah Kegiatan
Assesment
Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty
60 menit
Math: pengulangan materi yang lalu dalam soal cerita Learning Objective: Siswa menyelesaikan soal cerita terkait materi sudut, waktu, bilangan bulat, KPK dan FPB, sifat bangun datar Outcome : Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan Proses skill: Resource: LK
10 menit
PKn: Wawasan Nusantara Learning Objective Siswa mengetahui pentingnya wawasan nusantara Outcome: Siswa mampu menjelaskan pentingnya wawasan nusantara untuk mempersatukan NKRI Proses skill: observe, Collection data, Resource: Buku Pkn
5 menit
40 menit 10 menit -
25 menit 30 menit -
Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa Siswa menyiapkan alat tulis Guru mereview beberapa materi Guru membagikan LK Inti: Siswa mengerjakan LK yang diberikan guru Penutup: Guru membahas LK
Pembukaan Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar Inti: Guru mulai bercerita tentang wawasan nusantara beserta contohcontoh dalam kehidupan sehari-hari Siswa mendengarkan Penutup: Siswa ditugasi meresume penjelasan guru
Observasi,LK
Bahasa Jawa :Cerita Pandhawa (lanjutan) Learning Objective: membaca dan memahami teks bahasa jawa
-
Outcame: Siswa mampu membaca teks bahasa jawa dan memahami isinya Proses Skill:, collection data Resource: Teks bahasa jawa tentang pandawa, mix, sound
-
Pembukaan: Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar Guru membagikan teks cerita punakawan Inti Siswa di minta membacakan secara keras secara bergilir Penutup: Siswa menuliskan kembali isi teks
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
A. Hari/Tanggal Tempat
: Selasa, 12 Juli 2011 : Kantor SD Alam Ar-Ridho Semarang
Waktu
: 08:00 WIB
Narasumber
: Direktur SA Ar-Ridho, Mia Inayati Rahmania, A.Md.
1. Peneliti : Seperti Apa Tinjauan Historis SD Alam ArRidho Semarang? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho : Tinjauan historis SD Alam Ar-Ridho yakni Sebelum berdirinya SD pada tahun 2000, terebih dahulu sudah ada TK dan PAUD Alam Ar-Ridho pada tahun 1996. Atas saran dari teman teman ibu Mia, beliau bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip sekolah lanjutan setelah TK atau PAUD. 2. Peneliti : Siapa yang mempunyai ide atau gagasan pertama kali untuk mendirikan SD Alam Ar-Ridho Semarang? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho
:
Berawal dari gagasan yang dimunculkan oleh H. Nurul Khamdi, B. Eng, Mia Inayati Rahmania M.Pd., beserta teman-teman dekatnya yang ingin menciptakan manusia yang berkualitas dalam urusan dunia maupun akhirat, maka pada tahun 1996 di dirikan TK Islam terpadu. Kemudian atas saran dari teman temannya juga, beliau bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip sekolah lanjutan setelah TK. Sebelum mendirikan SD ini, H. Nurul Khamdi beserta stafnya melakukan studi banding di Sekolah Alam Ciganjur Jakarta. Setelah bertemu dengan penggagas dari sekolah alam dan konsepnya sesuai yakni mewadahi anak secara alam dan mendekatkan diri anak pada lingkungan, membuat hidup anak menjadi lebih berwarna sehingga dalam pembelajaran anak tidak terpaksa melakukan pelajaran. Maka pada tahun 2000 berdirilah SD Alam Ar-Ridho. 3. Peneliti Semarang?
: Apa visi dan misi SD Alam Ar-Ridho
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho
:
Visi Sekolah Dasar (SD) Alam Ar-Ridho Menjadi word school yang selalu berinovasi mengembangkan metode pendidikan yang
1
menjadikan manusia tahu tata cara tunduk kepada Allah sebagai khalifah dalam setiap proses pembelajaran. Missi SD Alam Ar-Ridho: Mendidik aqidah, ibadah, dan akhlaqul karimah. Mendidik karakter leader, enterpreneur, ilmiah, dan peduli lingkungan. Mengoptimalkan seluruh kecerdasan. Membangun kepedulian terhadap hidup sehat dan bersih. Mempersiapkan pendidik yang kreatif dan inovatif Profesional dalam manajemen. Bersinergi dengan seluruh stake holder utamanya orang tua siswa. Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. 4. Peneliti : Bagaimana keadaan guru, karyawan, dan siswa di SD Alam Ar-Ridho Semarang? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho
:
Tenaga pendidik di SD Alam Ar-Ridho merupakan orang yang berkompeten dibidangnya yaitu mampu mendidik anak agar dapat mengembangkan segala potensinya. Rasio jumlah perbandingan antara tenaga pendidik dan anak, kompetensi serta latar belakang pendidikan pendidik, menjadi prioritas utama. Di SD Alam Ar-Ridho seorang pendidik harus seseorang yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan dalam mendidik. Tenaga pendidik di SD Alam Ar-Ridho harus memiliki dedikasi, kompetensi, loyalitas, responsibility dan kreatifitas. Perbedaan siswa sangat diperhatikan oleh mereka. Tanggung jawab tenaga pendidik tidak hanya mengajar, tetapi juga bertanggung jawab agar jangan sampai terlambat untuk mengetahui kelemahan anak. Untuk membantu anak yang kurang, maka pihak sekolah melakukan komunikasi dengan orang tua. 5. Peneliti : Bagaimana Kurikulum yang digunakan di SD Alam Ar-Ridho Semarang? Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho
:
Kurikulum SD Alam Ar-Ridho sesuai dengan kurikulum dari pemerintah. SD Alam Ar-Ridho menggunakan pembelajaran tematik serta tema dari PERMENDIKNAS yang bermuatan sains. Materi pokok tersebut kemudian dijadikan tema pembelajaran yang kemudian diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. Tema tersebut terus berubah setiap minggunya sehingga anak tidak akan merasa bosan atau jenuh untuk belajar.
2
B. Hari/Tanggal Tempat di kelas VB
: Rabu, 13 Juli 2011 : Ruang Kelas SD Alam Ar-Ridho Semarang, tepatnya
Waktu
: 09:30 WIB
Narasumber
: Guru Kelas VB, Haryati Ida KW, S.Si
1. Peneliti Semarang? Guru
: Apa saja Materi PAI di SD Alam Ar-Ridho :
Secara umum materi PAI yang disampaikan sesuai dengan SK KD dari Permendiknas, karena di SD Alam Ar-Ridho ini juga mengikuti UAS dari pemerintah. Akan tetapi penyampaian serta pengembangan materinya disesuaikan dengan tingkat kemampuan serta tingkatan peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan. Dalam penyampaian mata pelajaran PAI, di SD Alam ArRidho mempunyai tingkatan-tingkatan dalam penyampaiannya. Misalnya : untuk kelas I-IV mapel PAI disampaikan secara tematik dan diintegrasikan dengan mapel yang lainnya. Sedangkan pembelajaran PAI di kelas V dan VI hampir sama dengan pembelajaran di kelas I-IV, namun di kelas ini ditambahkan pelajaran Fiqih dan Bahasa Arab. Kenapa pelajaran Fiqih dipisahkan dengan pelajaran PAI, hal tersebut dikarenakan Fiqih merupakan pelajaran bagi anak menjelang usia baligh. Pengetahuan ini harus terkonsentrasi, karena merupakan pengetahuan wajib bagi anak. 2. Peneliti : Bagaimana Proses Pelaksanaan Model Joyfull Learning Pendidikan Agama Islam di SD Alam Ar-Ridho Semarang? Guru : Proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain, sehingga pelaksanaan pendidikan agama islam dapat dilakukan pada saat pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas. Pembelajaran dengan model joyfull learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode. Pembelajaran ini mampu menjembatani anak agar dapat belajar dengan santai tanpa beban. Model joyfull learning dalam PAI dapat juga diaktualisasikan dengan mengajak anak keluar kelas kemudian membuat lingkaran. Hal ini dilakukan agar anak dapat menerima pelajaran dengan keadaan rileks dan kondusif. Pembelajaran ini juga dapat dilakukan dengan mengajak anak ke taman, melakukan brainforming dengan sebuah permasalahan. Setiap
3
pagi anak selalu diberi tausiah oleh guru kelas dan kemudian dilanjut do’a. Setelah tausiah, anak-anak diberikan pertanyaan tentang tausiah dan menarik kesimpulan. Kemudian guru menyimpulkan kembali tausiah tersebut. Variasi dalam penggunaan metode dalam model ini, membuat anak didik merasa senang (enjoy) ketika belajar. Pembelajaran PAI lebih menekankan pada pembelajaran yang aplikatif, pembentukan karakter. Alhasil, pembelajaran dapat berjalan dengan apa adanya tanpa paksaan dan rekayasa mengalir bagai air. 3. Peneliti : Bagaimana evaluasi pelajaran Pendidikan Agama Islam ? Guru PAI :
Pelaksanaan
mata
Evaluasi di SD Alam Ar-Ridho berprinsip bahwa tingkat kecerdasan bukan satu satunya faktor untuk menentukan prestasi, belajar tidak untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga yang menjadi acuan dari penilaian setiap anak berbeda tergantung tingkat kemampuan anak masing – masing yang dibandingkan dengan hasil evaluasi dari kegiatan sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan peserta didi, setiap tenaga pendidik kelas ataupun tenaga pendidik mata pelajaran harus mengadakan evaluasi. Penilaian ini dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. 4. Peneliti : Bagaimana bentuk dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan di SD Alam Ar-Ridho ini? Guru PAI
:
RPP di SD Alam Ar-Ridho menggunakan daily dan weekly, daily merupakan Rencana pembelajaran harian penjabaran dari weekly. Setiap awal semester kepala sekolah beserta guru-guru mengadakan raker untuk materi pembelajaran selama satu semester yang termasuk di dalamnya membahas mengenai weekly dan daily. 5. Peneliti learning? Guru
: Apa kelemahan dari penerapan model joyfull
:
Model joyfull learning atau fun learning ini hampir tidak mempunyai kelemahan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dikarenakan, saat pembelajaran berlangsung guru telah mengembalikan dasar pembelajaran ke fitrahnya yakni membangkitkan potensi anak didik melalui transfer pengetahuan yang 4
tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru sebagai instrumen dan fasilitatornya.
6.
Apa kendala-kendala yang dihadapi ketika pelaksanaan model joyfull learning pada mata pelajaran PAI? Guru
:
Dalam penerapan model joyfull learning, titik tolak terdapat pada guru. Jika guru menguasai macam-macam metode, pendekatan serta teknik dalam pembelajaran maka tujuan dari pembelajaran tersebut akan mudah tercapai. Sedangkan dari segi sarana dan prasarana di SD Alam Ar-Ridho sudah baik dan lengkap, tinggal manusianya saja yang menjalankannya. Kendala dalam pembelajaran yaitu pada manusianya, model dan perangkat apapun, jika manusia siap bergerak pasti akan baik pula. kendala yang lain juga keterbatasan waktu dan tenaga, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu kendala waktu.
5
Grade 5 Weekly Plan
Theme / sub theme
Month : July Week : 1
Semester : Year : time Monday
Tuesday
Wednesday
Thursday
Friday
Resource
basic competency Science-tech: 07.30 - 08.30 compare contrast 08.30 - 09.30
Math : bangun datar, menaksir
LIFE SCIENCE / Klasifikasi
1 2011/2012
Lingua: listen, 09.30 - 10.00 writing, presentasi 10.00 - 11.00 Social : kerja kelompok Leadership : 11.00 - 12.00 Art : herbarium dedaunan Religi : adam as, hikmah lebah semut
Qiroaty
Qiroaty
Qiroaty
Math : sifatsifat bangun O datar, Cd mengumpulka Cl n klasifikasi
Out: mendata hewan tumb O sekitar Cd sekolah, Cl karakteristik
Outbond
E M Cl
Sc: hewan avert. Lihat O VCD lebah, Cd semut, hikmah
Math : Menghitung E luasan bangun datar
Scien: dasar klasifikasi (SF hal 7 listen)
Scien : diskusi Co di dlm kelas Co 5 6 karakte 56 vertebrata
Lab zone : memisahkan kacang
lanj : resume vertebr, ciri dan siklus hidup, games
Outbond
Lingua: menulis resume, presentasi lanjutan (kesimpulan siklus avert.)
Bhs Jawa : Al Co Baitar/ Al Dinawari Religion : Adam as, Perawi Hadits
12.00 - 13.00 Istirahat 2
Hafalan
Computer
Bhs Arab
Fiqih
Inggris
Hafalan
Computer 14.00 - 15.00 Music Pulang
2. VCD Harun Yahya : semut, lebah
3. Audio Ilmuwan Muslim (Jawa)
Istirahat 1
Pulang
13.00 - 14.00
Outbond
Qiroaty
1. SF audio terjemahan hal. 7
Hafalan
4. Kertas kotak kecil
5. perangkat multimedia
Grade 5 Weekly Plan
Them e/ sub them
Month : July Week : 2 basic competency
Semester : Year : time
Monday
Tuesday
Monday
Thursday
1 2011/2012 Friday
07.30 - 08.30 Science-tech: classify, predict, summarize
Qiroaty
Qiroaty
Math : volume dan praktek cara E mengukur vol. dan waktu
outing mkumpulkan daun, herbarium, mklasifikasi, msebut ksrskteristik
08.30 - 09.30
Math : bangun datar, faktorisasi
LIFE SCIENCE / Klasifikasi
10.00 - 11.00
Social : kerja kelompok, Sejarah 11.00 - 12.00
Religion : mengagumi ciptaanNya
Outbond O Cd Cl
Lab zone : Lingua, Scien: menumbuhka reading SF 22n bakteri di Ex Cd 25. tumb dan semangka, klasifikasi summarize lab zone: membuat bakteri dg air P Ex gula, V suhu→tulis prosedur kesimpulan
Art/business
Qiroaty
lanjutan, klasifikasi tumbuhan ditambah dengan penjelasan guru
Math : volume dan praktek cara E mengukur vol. dan waktu
Qiroaty
Ahlak dan Sejarah : Kerajaan awal Cl di Nusantara Id dan tugas telaah
Scien, Lingua : 1 Math : Presentasi Co Faktorisasi, multimedia m FPB dan KPK Outbond Scien, Lingua : 1 Religi : Tafsir Presentasi Co Al Lahab/ multimedia m evaluasi
12.00 - 13.00 Istirahat 2
Pulang
13.00 - 14.00 Hafalan
Computer
Bhs Arab
Fiqih
Inggris
Hafalan
Hafalan
Computer 14.00 - 15.00 Music
Outbond Pulang Note : Penugasan hari selasa membuat presentasi multimedia tentang percobaan yang dilakukan, topik penumbuhan bakteri
Resource 1. gelas ukur, stop watch / timer
2. air, gula, thermometer, fermipan
4. SF : hal. 2225 Terjemah, reading mat'l