IMPLEMENTASI MODEL GROUP INVESTIGATION MODIFIKASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Octarina Hidayatus Sholikhah IKIP PGRI Madiun
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui manakah yang memberikan prestasi lebih baik antara model group investigation modifikasi dan model group investigation. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu, dimana responden dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok group investigation modifikasi dan model group investigation. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar IKIP PGRI Madiun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini adalah prestasi belajar matematika menggunakan model group investigation modifikasi lebih baik dari pada menggunakan model group investigation. Kata Kunci: Group Investigation, Modifikasi, Mahasiswa
Abstract The purpose of this research was to determine which one provides better performance between the investigation group model and modification of group investigation model. This type of this research is a quasi-experimental research, where respondents are grouped into two groups: group investigation and the modification of group investigation model. The population in this research were all student in IKIP PGRI Madiun. The sampling technique was conducted by stratified cluster random sampling. Data collection methods used in this research is the method of documentation and testing. Data analysis techniques in this study using t-test significance level of 5%. The results of this research are mathematics achievement using a modified model of investigation group is better than the model group investigation. Keywords: Investigation Group, Modification, Student of Collage
352
ditingkatkan mutunya sehingga dikemudian hari akan semakin banyak penghargaan yang didapatkan.
PENDAHULUAN Dalam rangka menghadapi MEA, setiap individu dituntut untuk dapat beradaptasi dalam mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Sumber daya masing-masing individu harus memiliki kualitas yang sangat tinggi sehingga dapat bertahan dalam keadaan dimana daya saing dalam mendapatkan pekerjaan juga semakin ketat. Peningkatan kualitas salah satunya adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah mengengah atas, hingga perguruan tinggi.
Salah satu aspek yang harus ditingkatkan adalah nilai mahasiswa khususnya dalam mata kuliah geometri program studi pendidikan dosen sekolah dasar. Ruseffendi (1990: 2) menyatakan geometri merupakan suatu sistem aksiomatik dan kumpulan regeneralisasi, model dan bukti tentang bentuk-bentuk benda bidang dan ruang. Pada dasarnya tujuan pengajaran geometri adalah mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengajar membaca dan menginterpretasikan argumenargumen matematika, menanamkan pengetahuan geometri yang diperlukan untuk studi lanjut dan mengembangkan kemampuan keruangan.
Mahasiswa merupakan peserta didik di tingkat perguruan tinggi. Sistem pendidikan di perguruan tinggi sangatlah berbeda dengan sistem pendidikan sebelumnya. Di perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan pendidikan yang sangat luas serta semakin dibentuk untuk menjadi manusia yang inovatif dan berdaya saing tinggi.
Keadaan yang terjadi di lapangan khususnya mahamahasiswa PGSD IKIP PGRI Madiun, banyak mahasiswa yang tidak lulus pada mata kuliah geometri. Beberapa fakta yang terjadi, disetiap tahunnya hampir 20-25% mahasiswa tidak lulus mata kuliah ini. Nilai hasil ujian akhir semester mata kuliah geometri yang telah dilaksanakan Juni 2015 lalu, 96 dari 123 mahasiswa (78,05%) mendapatkan nilai dibawah 70.
IKIP PGRI Madiun merupakan perguruan tinggi swasta paling unggul di wilayah kopertis VII (Jawa Timur). Perguruan tinggi ini banyak mendapatkan penghargaan dari pemerintah baik dari segi pendidikan maupun non pendidikan. Disamping banyaknya penghargaan yang didapatkan IKIP PGRI Madiun, masih ada beberapa aspek yang harus
Salah satu kemungkinan penyebab kesulitan mahasiswa dalam menguasai materi adalah cara dosen
353
dalam menyampaikan materi ajar. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Bas dan Beyhan, 2010: 366). Suatu pembelajaran akan lebih berarti apabila mahasiswa bereksperimen sendiri daripada mendengarkan ceramah dosen (Tuan, 2010: 66). Khususnya pada pembelajaran matematika, hendaknya dosen menggunakan model dimana mahasiswa berpartisipasi dalam diskusi untuk memecahkan masalah matematika yang dipelajari (Goos, 2004: 259). Salah satu model yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif. Hasil penelitian Walmsley dan Muniz (2003) menyatakan model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak efek yang positif dalam kelas matematika jika diterapkan dengan tepat. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif bermanfaat untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam memahami materi (Smith-Stoner & Molle, 2010) dan juga mengembangkan kemampuan umum para mahasiswa (Ballantine & Larres, 2007).
ada, mencari solusi, dan menyesuaikan hasil yang didapatkan dengan hasil yang benar (Glasson dan Lalik, 1993: 188). Akinoglu dan Tandogan (2006: 78) menyatakan model pembelajaran aktif lebih efektif daripada model pembelajaran tradisional. Lebih spesifik, penelitian Doymus (2007) menyimpulkan pembelajaran yang didasarkan pada pembelajaran kooperatif secara signifikan menghasilkan prestasi lebih baik daripada menggunakan pembelajaran tradisional. Hal serupa juga terjadi pada hasil penelitian Adeyemi (2008) yang menyatakan pembelajaran dengan model kooperatif memberikan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan strategi pemecahan masalah peserta didik. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Group Investigation (GI). Slavin (2010: 214) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu tipe kooperatif yang menuntut siswa untuk memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan ketrampilan proses berkelompok. Dalam penerapannya, ada kekurangan-kekurangan dari GI sehingga belum maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian, diantaranya Sardjoko (2011) menyimpulkan pada materi persamaan kuadrat, prestasi belajar matematika menggunakan NHT lebih baik daripada menggunakan GI
Penerapan model pembelajaran kooperatif mengacu pada paham kontruktivisme, dimana mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri. Untuk mengkontruksi pengetahuan, mahasiswa diharuskan mengidentifikasi permasalahan yang
354
serta penelitian Utami (2012) yang menyimpulkan pada materi garis dan sudut, prestasi belajar matematika menggunakan NHT lebih baik daripada menggunakan GI. Berdasarkan alasan tersebut perlu adanya perbaikan pada GI, dan hal ini sejalan dengan Sholikhah (2015: 214) yang menyatakan perlu ada beberapa perbaikan pada langkah model pembelajaran GI.
homogenitas dengan uji Bartllet, 2) uji hipotesis: menggunakan uji-t. Semua analisis penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Uji keseimbangan yang dilakukan menggunakan uji-t. Uji prasyarat untuk uji-t yang dilakukan menunjukkan bahwa masing-masing kelompok perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki variansi yang sama, sedangkan uji-t yang dilakukan menunjukkan bahwa rerata kemampuan awal dari kedua kelompok perlakuan adalah sama (seimbang). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelompok perlakuan layak untuk diberikan perlakuan. Adapun rerata tes prestasi belajar matematika diperoleh seperti pada Tabel 1.
ISI Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu, dimana responden dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok GI dan GI modifikasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar IKIP PGRI Madiun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar matematika.
Tabel 1. Rangkuman Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Model Pemb
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) metode dokumentasi, berupa hasil nilai ujian tengah semester pada mata kuliah geometri, 2) tes, berupa 25 butir soal pilihan ganda. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: 1) uji keseimbangan: menggunakan uji-t dengan uji prasyarat uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji
Nilai Maha siswa Terenda Terting h gi
Ratarata
GI
40
52.00
76.00
65,38
GI modifikas i
41
52.00
80.00
70,00
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t yang sebelumnya ada uji prasyarat yang menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan memiliki variansi yang sama yang ditunjukkan pada Tabel 2.
355
Tabel 2. Rangkuman Uji Prasyarat Uji
Jenis Uji
Hasil
Normalitas Kontrol
Lilliefors
Lobs=0,156
H0 diterima
Data berdistribusi normal
Normalitas Eksperimen
Lilliefors
Lobs=0,136
H0 diterima
Data berdistribusi normal
2 obs 1.317
H0 diterima
Data Homogen
Homogenitas Barlett
Keputusan Kesimpulan
Hipotesis uji-t sebagai berikut: H0: 1 2
(prestasi belajar matematika menggunakan model group investigation modifikasi tidak lebih baik dari pada menggunakan model group investigation)
H1: 1 2
(prestasi belajar matematika menggunakan model group investigation modifikasi lebih baik dari pada menggunakan model group investigation)
t obs
Uji hipotesis diperoleh hasil 2,799 dan t tabel 1,960 . Ini
berarti H0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika menggunakan model group investigation modifikasi lebih baik dari pada menggunakan model group investigation. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang disusun. Group investigation modifikasi lebih
efektif dari pada group investigation dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Keefektifan group investigation modifikasi menunjukkan bahwa usaha para mahasiswa untuk belajar terwujud dengan baik. Keberhasilan proses pembelajaran bisa didapatkan apabila permasalahan-permasalahan dalam proses tersebut bisa diminimalisasi. Pada group investigation modifikasi, penempatan kelompok yang hanya berisi 2-4 siswa dapat mengurangi kegaduhan di dalam kelas, karena pembentukan kelompok bisa dilakukan dengan teman sebangku atau teman pada bangku depan atau belakang. Semakin kondusif keadaan kelas, maka konsentrasi belajar siswa di kelas semakin tinggi. Pembagian materi pada group investigation modifikasi dua, kelompok mendapatkan materi yang sama. Hal ini berakibat jika hasil presentasi kelompok A ada yang kurang lengkap, maka kelompok B bisa melengkapi kekurangan tersebut, atau sebaliknya. Dengan adanya perbaikan-perbaikan pada kekurangan model group investigation, maka semakin baik pula kualitas pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah prestasi belajar matematika menggunakan model group
356
investigation modifikasi lebih baik dari pada menggunakan model group investigation. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyarankan implementasi model group investigation modifikasi menjadi rujukan dalam mengembangkan DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran yang inovatif dan kreatif, dosen lebih aktif dan termotivasi untuk mengaplikasilan model-model pembelajaran yang lain sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Elementary Education, Vol. 2, No. 3, pp 365-385.
Adeyemi, B. 2008. Effect Cooperative Learning and Problem Solving Strategies on Junior Secondary School Students Achievement in Social Studies. Electronic Journal of Research in Educational Psycology, Vol. 6, No.3, pp 691-708.
Doymus, K. 2007. Effect of Cooperative Learning Strategy and Learning Phases of Matter and One Component Phase Diagrams. Journal of Chemical Education, Vol. 84, No. 11, pp 1857-1860. Glasson, G.E. & Lalik, R.V. 1993. Reintrepeting the Learning Cycle from Social Contructivist Prespective: A Qualitative Study of Teachers Beliefs and Practices. Journal of Research in Science Teaching, Vol. 30, No. 2, pp 187-207.
Akinoglu, O. & Tandogan, R.O. 2007. The Effect of ProblemBased Active Learning in Scienec Education on Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol. 3, No. 1, pp 71-81.
Goos, M. 2004. Learning Mathematics in a Classroom Community of Inquiry, Journal of Research of Mathematics Education, Vol. 35, No.4, pp 258- 291.
Ballantine, J. & Larres, P. 2007. Cooperative Learning: A Pedagogy to Improve Students Generic Skills. Journal Articles; Report-Evaluative Aducation & Training, Vol. 49, No. 2, pp 126-137.
Ruseffendi. 1990. Pengajaran Matematika Modern. Bandung : Tarsito Sholikhah, O. H. (2016). Problematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Alternatif Pemecahanannya. Premiere Educandum, 5(2) pp 210-222.
Bas, G. & Beyhan, O. 2010. Effect of Multiple Intelligence Supported Project-Based Learning on Student’s Achievement Levels and Attitude Toward Anglish Lesson. International Electronic Journal of
357
Sardjoko, T. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Groups Investigation (GI) Pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa SMA di Kabupaten Ngawi. Tesis: UNS Surakarta.
Walmsley, A.L.E. & Muniz, J. 2003. Cooperative Learning and It’s Effects in a High School Geometry Classroom. Mathematics Teacher, Vol. 96, No. 2, pp 112-116.
Slavin. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Smith-Stoner, M. & Molle, M.E. 2010. Collaborative Action Research: Implementation of Cooperative Learning. The Journal of Nursing Education, Vol. 49, No. 6, pp 312-318. Tuan,
L.T. 2010. Cooperative Learning EFL Classroom. Language Teaching, No. 2, pp 64-77.
Infusing Into An English Vol. 3,
Utami, P. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang Diajar Melalui Model Cooperative Learning Tipe Groups Investigation (GI) dengan Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII SMPN 10 Salatiga. Skripsi: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
358