Implementasi Metode Point Counterpoint Pada Materi AMDAL Terhadap Peningkatan Hasil Belajar (PTK Kelas XI IPS SMAN 4 Depok)
Skipsi
Oleh Aldian Kurnia Putra NIM. 1110015000031
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 i
i
ii
ii
iii iii
ABSTRAK ALDIAN KURNIA PUTRA , “Implementasi Metode Point Counterpoint Pada Materi AMDAL untuk Meningkatkan Hasil Belajar (PTK Kelas XI IPS SMAN 4 Depok)”. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menggunakan metode point counterpoint. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus terhadap 38 orang siswa. Data yang di ambil berupa data hasil belajar yaitu tes objektif pilihan ganda dengan bobot 20 soal. Untuk non tes yang digunakan berupa lembar observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian yang dilakukan Untuk siklus I diperoleh data dengan jumlah nilai 2.885 dan rata-rata 75,92 dengan N-Gain 0,52 dan baru 74% siswa yang mencapai KKM. Pada siklus kedua diperoleh data dengan jumlah nilai 3.120 dan rata-rata 82, 11 dengan N-Gain 0,73 dan 87% siswa telah mencapai KKM. Berdasarkan hasil data pada siklus ke 2 maka hasil penelitian yang diharapkan tercapai, yaitu 85% siswa telah mencapai KKM.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Meningkatkan Hasil Belajar, Metode Point Counterpoint.
iv
ABSTRACT The Implementation Point Counterpoint Methode in amdal lesson to increase the learning result (Class Action Research XI Social Class 4 Senior High School Depok)”. Minithesis. Jakarta: Department of Education Social Sciences Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014. The reseach aim is determine to increase learning reseach with used point counterpoint method. The subyek in the reseach are class XI social 2 class in 4 senior high school depok. In this reseach has done in 2 cycle for 38 student. The data has taken by result study data objectivity test in multiple choise with 20 question. For non test has used obse4rvation sheets and interview. From the result reseach has done for 1 cycle got data with 2.885 score and average 75,92 with N-Gain 0.52 and only 74 % student achieve minimum score. On 2 cycle the result reseachb has achieved, is 85% student has achieve minimum score.
Key word : Action Reaseach Class, Increase result study, Point counter point methode
v
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji serta syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW beserta keluarganya. Saya sebagai penulis berucap syukur telah diberi nikmat iman, islam dan kesehatan dalam menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan pada semester akhir. Dalam hal ini penulis telah secara maksimal mencurahkan segala pikiran dan daya upaya dalam penyusunan skripsi ini. Penulis telah melakukan penelitian terkait Implementasi Metode Point Counterpoint Pada Materi AMDAL aterhadap Peningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 4 Depok. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Nurlena Rifa’i, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. A. Banadjid, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 6. Drs. Mawardi, selaku guru pamong mata pelajaran geografi SMAN 4 Depok yang telah membimbing pada berjalannya penelitian di sekolah. . 7. Ungkapan terimakasih penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada Kedua orang tua tercinta, yaitu ayahanda Budi Hartono dan ibunda vi
Manisa yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa dengan segala pengorbanannya yang telah diberikan untuk ananda. Semua merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis sampai saat ini. 8. Ungkapan terimakasih penulis haturkan dengan rasa bangga karena telah memiliki saudara/saudari kandung Harry Mulyanto dan Iis Fibrarini yang telah
mewarnai
hidup
penulis,
memberikan
semangat,
senantiasa
memanjatkan do’a untuk kesuksesan penulis. 9. Kelompok PPKT SMAN 4 Depok, Latifa Nurrachman, Ardi Wahyudi, Mulia Ningsih, Bayu Purnomo, dan Kurnia Dewi yang selalu kompak dalam bekerja sama atas kesuksesan pelaksanaan PPKT di SMAN 4 Depok. 10. Teman-teman
seperjuangan
pendidikan
IPS,
terlebih
khusus
untuk
Pendidikan Geografi 2010 kalian semua telah memberikan motivasi dan warna dalam hidup penulis. 11. Keluarga Besar ATK (Anak Tongkrongan Kopma) sebuah aliansi seluruh anak laki di pendidikan IPS angkatan 2010, M. Arib Jaudi, Lukman nur Hakim, Faisal Rhamdan, Ardi Wahyudi, Farid Iqbal, M. Faris Pradana, Arif Putranto, Khoerul Imam, Afin Rizal Fahlevi, M. Riza Fahlevi, Ipan Sunarya, Ferry Laksono, Ardi Arsyad, Rizky Awaludin, Bani Rochman, Syahbani, Aidil Zhulfi, Syarif Hidayatulah, Dinaris Prabowo, Andri Dharmawan, dan Tarmizi Ubadilah yang telah menemani dan mewarnai kehidupan perkuliahan yang tak terlupakan selama ini dan banyak memberikan inspirasi dalam kehidupan penulis. 12. Kelompok Headquarter, Anjar Fadilah, Adhi Setia Atmaja, Afdol Dinilhaq, Jecky Nur Pebrianus, Danang Kurniawan, Abdul Rahman Hakim, Fajar Sidiq, Restu Julianto, Virgian Abi Lesmana, dan Nur Budiyanto yang telah menemani dan mewarnai kehidupan penulis sejak SMA hingga saat ini dan selamanya. 13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua yang kalian berikan sangat berarti bagi penulis. vii
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.
Harapan penulis, semoga penyusunan Skripsi ini akan dapat membantu mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik – adik kelas yang hendak pula akan mengerjakan skripsi. Wassalmualaikum wr. Wb
Jakarta, 1 Desember 2014
Penulis
Aldian Kurnia Putra
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG................................................ii LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................iii ABSTRAK ............................................................................................................iv ABSTRACT .........................................................................................................iv KATA PENGANTAR .........................................................................................vi DAFTAR ISI .........................................................................................................ix DAFTAR TABEL.................................................................................................xi DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................1 A. Latar belakang ..................................................................................1 B. Identifikasi Masalah .........................................................................7 C. Pembatasan Masalah.........................................................................8 D. Perumusan Masalah ..........................................................................8 E. Tujuan Penelitian ..............................................................................9 F. Kegunaan Penelitian .........................................................................9
BAB II
KAJIAN TEORI ................................................................................11 A. Landasan Teori ...............................................................................11 B. Kerangka Berpikir ..........................................................................26 C. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................................27 D. Hipotesis Tindakan .........................................................................32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................33
ix
A. Tempat dan Waktu .........................................................................33 B. Metode Penelitian ...........................................................................34 C. Subjek yang terlibat dalam penelitian ............................................36 D. Peran Peneliti dalam Penelitian ......................................................36 E. Tahapan Intervensi Tindakan..........................................................36 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................38 G. Data dan Sumber Data ....................................................................39 H. Tehnik Pengumpulan Data .............................................................40 I. Instrumen Penelitian ........................................................................40 J. Uji Instrumen ...................................................................................42 K. Teknik Pengolahan Data................................................................47 BAB IV
PEMBAHASAN ................................................................................48 A. Profil SMAN 4 Depok....................................................................48 B. Pemekriksaan Keabsahan Data .......................................................48 C. Interprestasi Hasil Analisis .............................................................51 D. Analisis Data ..................................................................................76 E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian ............................................82 F. Keterbatasan Peneliti.......................................................................84
BAB V
PENUTUP ..........................................................................................85 A. Kesimpulan.....................................................................................85 B. Saran ...............................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA. ......................................................................................... 87 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Nilai Ulangan Tengah Semester BAB 4 Lingkungan Hidup Untuk Pembangun Berkelanjutan Kelas XI IPS 2 SMA Negri 4 Depok....5
Tabel 3.1
Tahapan Pelaksanaan Penelitian....................................................33
Tabel 3.2
Jenis Data, Sumber Data danInstrumen.........................................39
Tabel 3.3
Klasifikasi Interprestasi N-Gain.................................................... 48
Tabel 4.1
Kegiatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus I................. 53
Tabel 4.2
Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Siklus I...................... 54
Tabel 4.3
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I..................... 57
Tabel 4.4
Hasil Nilai Siklus I........................................................................ 60
Tabel 4.5
Kegiatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus II................ 65
Tabel 4.6
Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Siklus II.................... 66
Tabel 4.7
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II.................... 69
Tabel 4.8
Hasil Nilai Siklus II....................................................................... 73
Tabel 4.9
N-Gain Siklus I dan II................................................................... 76
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif Hasil belajar Siklus I...................................... 76
Tabel 4.11
Hasil Belajar Siklus I.................................................................... 76
Tabel 4.12
Statistik Deskriptif Hasil belajar Siklus II.................................... 78
Tabel 4.13
Hasil Belajar Siklus II................................................................... 78
Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peneliti/Guru.................. 80
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian.........................................................26 Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Menggunakan Siklus PTK.......................... 35 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siklus I................................................... 77 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siklus II................................................. 79
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Nilai Siswa Kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Pra Penelitian
Lampiran 3
Lembar Observasi Pra Penelitian
Lampiran 4
Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba dan Kunci Jawaban Siklus I
Lampiran 5 Coba Siklus I
Uji Validasi, Reabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal Uji
Lampiran 6
Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus I
Lampiran 7
Status Soal Uji Yang Digunakan Siklus I
Lampiran 8
Soal Siklus I Yang Digunakan
Lampiran 9
Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 10
Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba dan Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 11 Coba Siklus II
Uji Validasi, Reabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal Uji
Lampiran 12
Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus II
Lampiran 13
Status Soal Uji Yang Digunakan Siklus II
Lampiran 14
Soal Siklus II Yang Digunakan
Lampiran 15
Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 16
RPP Siklus I
Lampiran 17
RPP Siklus II
Lampiran 18
Instrumen Penilaian Mengajar Siklus I
Lampiran 19
Instrumen Penilaian Mengajar Siklus II
Lampiran 20
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 21
Pedoman Wawancara Guru Pamong Siklus I
Lampiran 22
Pedoman Wawancara Guru Pamong Siklus II
Lampiran 23
Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 24
Dokumentasi Aktivitas Pembelajaran
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pembangunan yang sangat penting. Karena Suatu kualitas bangsa akan terlihat dari kualitas sumber daya manusianya. Kita bisa melihat dari beberapa negara-negara maju yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang maju juga. Seperti jepang yang bisa dikatakan negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam yang menunjang, namun jepang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat di negara jepang yang memang sangat mementingkan pendidikan. Menurut Ace Suryadi, Sejumlah ahli ekonomi pendidikan seperti Blau (1975), Psacharopoulos (1980), Henry Levin (1975) dan Douglas M. Windham (1979) melakukan sejumlah penelitian ekonomi pendidikan dengan berbagai temuan yang secara konsisten memperlihatkan bahwa pendidikan sebagai suatu bentuk investasi sumber daya manusia memiliki pengaruh yang sangat signifikan (mungkin paling besar) terhadap produktivitas industri yang pada gilirannya dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.1 Berdasarkan fakta tersebut menunjukkan bahwa pendidikan merupakan suatu investasi bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan modal di masa depan nanti. Karena persaingan akan semakin ketat seiring memasukinya era globalisasi dimana orang-orang dari negara lain dapat mencari pekerjaan di Indonesia, dan ini menunjukkan jika pesaing tidak hanya dari masyarakat Indonesia sendiri melainkan juga dari warga negara lain.
1
Ace Suryadi, Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 2, h. 224.
1
2
Melalui
pendidikan
suatu
masyarakat
atau
bangsa
akan
memperoleh kemuliaan. Kebenaran akan pernyataan ini sebenarnya dapat kita lihat pada Quran Surat Al Mujadallah [58] : 11 :
ِ َّ ِ ِين اآمنُوا إِ اذا قِيل لا ُك ْم تا اف َّس ُحوا ِِف الْ ام اجال ۖ اَّللُ لا ُك ْم َّ س فاافْ اس ُحوا يا ْف اس ِح اَي أايُّ اها الذ ا ا ِ ِ ٍ اَّلل الَّ ِذين آمنُوا ِمْن ُكم والَّ ِذين أُوتُوا الْعِْلم درج ۖ ات ا اا ا يل انْ ُش ُزوا فاانْ ُش ُزوا يا ْرفا ِع َُّ ا ا ْ ا ا اوإ اذا ق ا اَّللُ ِِباا تا ْع املُو ان اخبِ ري َّ او Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu ; Berdirilah ! , maka berdirilah Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat ; Dan Allah dengan apapun yang kamu kerjakan adalah Maha Mengetahui.” (Q.S Al Mujadallah [58]: 11) Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang memiliki mayoritas muslim terbesar didunia. Dengan penggalan ayat ini seharusnya bisa menjadi modal untuk terus mencari ilmu baik dari dunia pendidikan formal ataupun non formal. Karena ilmu merupakan bekal yang tidak akan pernah membusuk atau habis jika terus digunakan ataupun diamalkan. Tujuan kegiatan pembelajaran dari bagian proses pendidikan adalah untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Quran Surat Az Zariyat [56]: 56 :
ِ ُوما خلا ْقت ا ِْْل َّن و ِْاْلنْس ِإََّّل ِلي عبد ون ُ اا ا ُْ ا ا ا Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Az Zariyat [56]: 56) Mata pelajaran Geografi pada tingkat SMA masuk kedalam ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang fenomena-fenomena yang
3
terjadi di bumi termasuk didalamnya mengenai hubungan manusia dengan alam. James E Preston menyatakan, “geografi adalah ilmu yang berhubungan dengan interelasi manusia dan lingkungannya”. 2 Berbagai gejala yang terjadi di bumi, baik yang berasal dari alam ataupun akibat dari aktivitas manusia masuk kedalam pembahasan geografi. Begitu besarnya cakupan materi yang dibahas pada mata pelajaran geografi ini yang membuat banyak siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Dari mulai ke dalam lapisan inti bumi, lapisan kehidupan dan sampai kelapisan udara terluar dibahas pada mata pelajaran geografi. Menurut Chaplin, “kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi ke salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya”.3 Oleh karena itu untuk bisa meningkatkan hasil belajar siswa tentu diperlukan sebuah stimulus untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Muhibbin Syah, Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu tetapi tidak sedikit siswa yang mengalami kejenuhan itu berkali-kali dalam periode tertentu.4 Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada guru pamong untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai kondisi sekolah dan siswa. Sedangkan observasi dilakukan peneliti untuk terjun langsung mencari data mengenai kondisi sekolah dan siswa di kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong dengan Bapak Drs. Mawardi yang telah mengajar di SMAN 4 Depok selama kurang lebih 2
Iwan Hermawan, Geografi sebuah pengantar, ( Bandung: Private publishing, 2009) h.55 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 165. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h. 162. 3
4
8 tahun, di dapatkan informasi bahwa kondisi sekolah saat ini sudah lebih baik. Khususnya untuk sarana dan prasarana seperti gedung sekolah yang sudah diperluas dan sarana-sarana lain yang sudah cukup lengkap. Namun untuk media alat bantu mata pelajaran geografi masih kurang dan terbatas. Mengenai kondisi siswa-siswa khusus kelas dua yang beliau ajar, menurutnya siswa-siswa masih sulit untuk dikondisikan saat belajar. Namun menurut beliau kondisi ini wajar melihat usia siswa yang masih remaja. Beberapa hal dilakukan beliau untuk bisa mengkondisikan siswasiswa dikelas seperti melakukan pendekatan dan pengenalan siswa-siswa dikelas. Saat mengajar beliau tidak sering melakukan metode-metode belajar tertentu. Hanya sesekali melakukan metode diskusi dengan melihat materi pelajaran yang menurutnya sesuai. Berikutnya untuk observasi sekolah dan siswa yang dilakukan peneliti dengan mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan dan pengamatan sekolah diluar proses belajar mengajar. Observasi yang dlakukan adalah mengamati sarana prasarana disekolah, dimana sarana prasarana yang tersedia seperti alat bantu mata pelajaran geografi (seperti peta, globe dan lainnya) dan LCD atau infokus. Namun demikian, alat bantu pelajaran tersedia meskipun sangat terbatas. Observasi dilanjutkan dengan pengamatan proses belajar mengajar dikelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok, dengan jumlah siswa 38 didapatkan masalah-masalah yang ada diantaranya yaitu (1) didalam kelas banyak siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan belajar pada saat proses pembelajaran geografi (seperti mengobrol, memainkan handphone, memainkan laptop dan mengerjakan tugas lain). (2) kurangnya interaksi siswa pada saat belajar geografi, hal ini di sebabkan karena siswa malu untuk menjawab atau bahkan tidak mengerti terhadap materi yang disampaikan. (3) pada saat guru/observer membagikan soal-soal evaluasi, terlihat kurangnya kemampuan siswa untuk menjawab soal-soal tersebut. Itu terlihat dari sikap mereka yang mengerjakan soal dengan mengobrol sesama teman sebangkunya dan lamanya waktu yang dibutuhkan siswa
5
untuk menyelesaikan soal. Hal ini dikarenakan siswa kurang paham dari materi yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil latihan soal-soal evaluasi yang telah dilakukan pada siswa, diperoleh data bahwa di SMA Negeri 4 Depok siswa kelas XI IPS 2 tahun pembelajaran 2013/2014 masih banyak nilai siswa yang kurang dari ketuntasan yaitu 73,00. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Tengah Semester Bab 4 Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan Berkelanjutan Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Depok. Nilai Rata-
Nilai di
rata Kelas
bawah 73
63,15
27
(%)
Nilai di
(%)
atas 73 71%
11
Jumlah Siswa
29%
38
Berdasarkan tabel di atas, hanya 29% siswa yang memenuhi standar ketuntasan, sedangkan sisanya sebesar 71% siswa belum tuntas. Dari pengamatan peneliti, hal ini disebabkan karena pada kelas XI IPS 2 sulit untuk memahami materi yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kelas yang kurang kondusif saat pelajaran berlangsung dan siswa yang kurang aktif selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil obeservasi dan hasil UTS siswa dapat dilihat kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran geografi dimana siswa-siswa dikelas sulit diatur untuk tetap fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Gavin Reid menyatakan didalam bukunya, “ke tidak mampuan mengakses materi pembelajaran dapat menjadi alasan mengapa pembelajar tidak dapat mengendalikan diri ketika belajar”.5 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong dan hasil observasi yang dilakukan peneliti inilah yang menjadikan latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SMAN 4 Depok.
5
Gavin Reid, Memotivasi siswa di kelas gagasan dan strategi, (Jakarta: Indeks, 2009), h. 103.
6
Mata pelajaran geografi kelas XI bagian BAB 5 membahas tentang pelestarian lingkungan hidup yang mencakup tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebagian besar aspek yang dibahas dalam materi AMDAL adalah tentang dampak yang tejadi pada lingkungan akibat pembangunan proyek-proyek. Berbagai macam dampak dapat
terjadi
yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat
sekitar
pembangunan. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok dalam materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tentu perlu ditingkatkan agar siswa lebih paham terhadap materi AMDAL dan siap menghadapi zaman yang terus berkembang dengan cepat. Dimana seiring bertambahnya jumlah penduduk yang semakin meningkat disetiap tahunnya maka kebutuhan akan barang dan jasa pun juga akan terus meningkat. Hal ini jugalah yang akan mempengaruhi bertumbuhnya pembangunan seperti proyek pembangunan industri atau pembangunan yang lainnya. Dan tentu akan ada dampak dari pertumbuhan
pembangunan
tersebut,
yang
salah
satunya
adalah
pencemaran terhadap lingkungan. Pentingnya materi tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ini tentu perlu diberikan kepada para pelajar sebagai penerus bangsa. Karena tidak dapat dipungkiri, merekalah yang akan membangun negri ini. Sehingga dengan pembekalan materi tersebut siswa siap untuk menghadapi masa depannya setelah selesai dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Terkait dengan pentingnya pemahaman siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok terhadap materi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
(AMDAL)
menerapkan
maka
penulis
berupaya
untuk
metode
pembelajaran Poin-Counterpoint pada materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang
7
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif. Salah satu alasan pemilihan Metode Point Counterpoint pada materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah karena metode ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format pada metode ini mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat. Dengan penggunaan metode Point Counterpoint pada materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), guru dapat membuat skema di sebuah forum diskusi yang membahas tentang pencemaran lingkungan yang dapat terjadi akibat adanya pembangunan. Dengan begitu proses pembelajaran tidak akan terjadi teacher centered, karena siswa-siswa dikelaslah yang akan membahas materi tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan mengangkat isu yang kompleks dan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing dalam berjalannya proses pembelajaran. Berdasarkan masalah yang didapat, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang implementasi metode point counterpoint terhadap peningkatan hasil belajar pada materi AMDAL (PTK Kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok)..
B. Identifikasi Masalah Dari kenyataan di atas, peneliti mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran Siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok. Berdasarkan hasil refleksi terungkap masalah-masalah dalam pembelajaran antara lain: 1. Alat bantu geografi yang masih sangat terbatas.
8
2. Banyak siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan belajar pada saat proses pembelajaran geografi. 3. Penerapan metode yang tidak sesuai oleh guru yang membuat siswa cenderung pasif sehingga terjadi teacher center. 4. Masih banyaknya hasil belajar siswa dibawah KKM 5. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 6. Kurangnya interaksi siswa pada proses pembelajaran geografi.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien dan terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan untuk menerapkan metode pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif sehingga tidak terjadi teacher center. 2. Penelitian difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa di atas KKM.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang, Identifikasi, dan Pembatasan Masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana Implementasi Metode Point Counterpoint dalam Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok?”
E. Tujuan Penelitian
9
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
bagaimana
implementasi metode Point Conterpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok pada materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
F. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan pemahaman siswa IPS pada materi pemanasan global dapat dilakukan dengan metode Pointcounterpoint. 2. Manfaat Praktis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Bagi Siswa 1) Siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan 2) Siswa mendapatkan hasil pemahaman tentang materi Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berdasarkan hasil diskusi yang didapat. b. Bagi Guru 1) Menambah inovasi strategi pembelajaran bagi guru untuk proses pembelajaran yang aktif dan efektif. 2) Mendapatkan hasil evaluasi belajar siswa dari proses belajar pembelajaran menggunakan metode Point Counterpoint
10
c. Bagi Sekolah 1) Sebagai masukan bagi guru SMA dalam mengajarkan IPS pada materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan metode Point Counterpoint. 2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi melalui metode Point Counterpoint. 3) Sebagai acuan untuk melakukan kegiatan yang sejenis. d. Bagi Peneliti 1) Dengan pelaksanaan penelitian kelas ini peneliti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas. 2) Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. 3) Peneliti mampu mempebaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam menerima suatu materi ajar.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Implementasi a. Pengertian Implementasi Di dalam bukunya Syafruddin Nurdin menyatakan, “secara sederhana implementasi bisa diartikian pelaksanaan atau penerapan”. Majoe dan Wildavsky (1979) mengemukakan, “implementasi sebagai evaluasi”. Browne dan Wildavsky (1983) juga mengemukakan bahwa, “implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. “Implementasi merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan” juga dikemukakan oleh Mclaughlin. Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa, “Implementasi merupakan sistem rekayasa”.6 Di dalam jurnalnya Nisa Cullen menyatakan, Implementasi dimaksudkan membawa ke suatu hasil (akibat) melengakapi dan menyelesaikan. Implementasi juga dimaksudkan menyediakan sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu, memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesuatu. Pressman dan Wildavsky mengemukakan bahwa : “implimentation as to carry out, accomplish, fullfil, produce, complete” maksudnya: membawa, menyelesaikan, mengisi, menghasilkan, melengkapi.7 Pengertian-pengertian
ini
memperlihatkan
bahwa
kata
Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri. tetapi dipengaruhi objek berikutnya yang dalam pembahasan ini yaitu metode ponit counterpoint. 6
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Padang: Quoantum Teaching: 2008), h. 70 7 Nisa cullen, Implementasi Kebijakan, 2013, h. 1, (www.scribd.com/doc/57310777/implementasiadalah)
11
12
2. Teori Belajar Konstruktivisme Kaitannya dengan pembelajaran, menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Teori ini merupakan peningkatan dari teori yang dikemukakan Piaget, Vigotsky, dan Burner. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Jadi, dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peran siswa untuk dapat membangun contructive habits of mind. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.8 Menurut Bodner, konstruktivis yang pertama ialah piaget. Melalui perspektif piaget, pengetahuan diperoleh menurut proses konstruksi selama hidup melalui suatu proses ekuilibrasi antara skema pengetahuan dan pengalaman baru.9 Lawson menyarankan tiga tipe siklus belajar dalam belajar sains menurut model konstruktivis berpendapat betapa pentingnya peranan bahasa dalam bentuk argumentasi, terampil pula dalam menalar. Dari pengalaman mengajar selama ini, kita rasakan bahwa dengan meminta para siswa berargumentasi, kita pupuk keterbukaan dalam diri mereka, yang merupakan suatu syarat untuk memperoleh daya nalar tinggi.10 Sementara itu Driver and Bell mengungkapkan karakteristik pembelajaran konstruktivisme sebagai berikut, (i) siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (ii) belajar harus mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa, (iii) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan dikonstruksi secara personal, (iv) pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi lingkungan belajar, (v) kurikulum
8
Sukarjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo, 2009), h. 54 9 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2006), h152. 10 Ibid., h. 153.
13
bukanlah sekedar hal yang dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi dan sumber.11 Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengkondisikan kelas dimana siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Pada prinsip teori konstruktivisme yang diungkapkan oleh Driver and Bell, dimana pada pembelajaran siswa tidak dipandang pasif, pembelajaran harus seoptimal mumgkin, pengetahuan dibangun secara personal, pembelajaran melibatkan situasi lingkungan dan kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran. 3. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
dikembangkan
dari
teori
belajar
konstruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan Vygostsky. Bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak. Piaget dan Vygotsky mengemukakan adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar, juga mengemukakan tentang penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota-anggotanya yang beragama sehingga terjadi perubahan konseptual. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun dalam pemikiran siswa. Oleh karena itu, belajar adalah tindakan kreatif dimana konsep dan kesan dibentuk dengan memikirkan objek dan peristiwa, serta bereaksi dengan objek dan peristiwa tersebut.12 Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri dalam proses pembelajaran adalah Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK). Sebagaimana yang dikatakan oleh Hamruni, yaitu Ide penting dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa kepentingan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa, karena dalam dunia kerja sebagian besar dilakukan secara kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam 11
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 106. 12 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 173.
14
kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan kemampuan tingkat yang berbeda.13 Jadi, dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Dalam penyelesaian tugas, anggota saling berkerja sama dan membantu untuk memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai apabila salah satu teman belum menguasai bahan pembelajaran. a. Konsep dasar strategi pembelajaran kooperatif Strategi pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan. Menurut Hamruni, ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu adanya peserta, aturan upaya belajar dalam setiap anggota kelompok dan tujuan yang akan dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokkan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan. Diantaranya didasarkan atas minat dan bakat siswa, latar belakang kemampuan, campuran baik ditinjau dari minat maupun dari kemampuan. Pendekatan apapun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.14
Sri Esti Waryani Djiwandono mengungkapkan, dalam situasi kerja sama setiap individu berusaha untuk memberikan sesuatu yang menguntungkan bagi individu lain maupun pada kelompoknya. Semua siswa dalam kelompok akan bekerja untuk mencapai satu hasil, dan materi-materinya dapat dibagi-bagi ke anggota-anggota kelompok. Interaksi antar pribadi dengan teman sebaya sehingga siswa dapat menikmati merupakan bagian dari proses belajar.15
13
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h. 118. Ibid, h. 119. 15 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet. 5, h. 369. 14
15
SPK merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini
menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk
digunakan. Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian
membuktikan
bahwa
penggunaan
pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain., serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan
siswa
dalam
belajar
berfikir,
memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.16 Dari dua alasan tersebut maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan. Kemp mengemukakan, “bahwa strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”.17 Dikemukakan oleh johnson dkk., struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal.18 Pembelajaran kooperatif membuat siswa didalam kelompok saling bekerja sama untuk bisa mencapai kesuksesan di kelompok itu sendiri. salah satu metode pembelajaran di dalam strategi kooperatif adalah 16
Hamruni, loc. Cit. h. 120 Lif Khoiru ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), Cet. 1, h. 5. 18 Robert A. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. 4, h. 35. 17
16
metode point counterpoint. Dimana dalam model pembeljaran ini sangat mengandalkan kerja sama kelompok untuk mencapai kesuksesan. Karena didalam metode ini, dimana tiap kelompok memiliki perspektif yang berbeda dari pembahasan yang didiskusikan. Sehingga tiap kelompok harus bisa mempertahankan argumen mereka agar tidak kalah dari kelompok lain. Maka kerja sama kelompok sangatlah penting di metode pembelajaran point counterpoint ini. 4. Metode Pembelajaran Point Counterpoint a. Metode Point Counterpoint
Hamruni mengungkapkan, metode Point Counterpoint merupakan Metode Pembelajaran yang mengandalkan kerja sama kelompok untuk mendiskusikan suatu masalah yang dibahas oleh kelompoknya sendiri dimana
setelahnya
kelompok
itu
akan
beradu
argumen,
membandingkan pendapat kelompoknya dengan kelompok lain yang memiliki pandangan/perspektif yang berbeda dari suatu masalah yang dibahas dengan kelompoknya. Pada teori Motivasi, Deutsch menjelaskan, “bahwa ketika para siswa bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik dalam melakukan apapun yang perli diperlakukan untuk keberhasilan kelompok”.19 Pada teori kognitif, wadsworth mengungkapkan interaksi di antara siswa dalam tugas-tugas pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya untuk mengembangkan pencapaian prestasi siswa. Para siswa akan saling belajar satu sama lain karena dalam diskusi mereka mengenai konten materi, konflik kognitif akan timbul, alasan yang kurang pas
19
Robert A. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. 4, h. 35.
17
juga akan keluar dan pemahaman dengan kualitas yang lebih tinggi akan muncul.20 Metode ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan lebih cepat. b. Prosedur Metode Point Counterpoint.
Hamruni mengungkapkan beberapa langkah-langkah prosedur yang harus dilakukan dalam pelaksanaan metode Point Counterpoint, yaitu: a) Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua perspektif (sudut pandang) atau lebih. b) Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah perspektif yang telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan, mendiskusikan lasan-alasan yang melandasi sudut pandang masing-masing tim. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil. c) Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok. d) Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan sebuah argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara cepat maju-mundur diantara kelompok-kelompok. e) Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.21 c. Keunggulan Metode Point Conterpoint. Sebagai metode yang mengutamakan kerja sama tim dalam berdiskusi, metode Poin Counterpoint memiliki beberapa keunggulan. Menurut Ani Septiana, keunggulan tersebut seperti:
20 21
Ibid., h. 38. Hamruni, op. Cit.., h.164.
18
a) Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang mendebat/menyanggah sama-sama berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat mengenai suatu masalah. b) Siswa dapat terangsang untuk menganalisis masalah didalam kelompok, asal terpimpin sehingga analisis itu terarah pada pokok permasalahan yang dikehendaki bersama c) Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan faktadari kedua sisi masalah, kemudian diteliti fakta mana yang benar/valid dan bisa dipertanggung jawabkan. d) karena terjadi pembicaraan aktif antara pemrasaran dan penyanggah maka akan membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan suara. e) Dapat digunakan dalam kelompok besar.22 d. Keterbatasan Metode Poin Counterpoint
Selain
keunggulan,
metode
Point
Counterpoint
yang
mengutamakan kerja sama tim dalam berdiskusi juga memiliki keterbatasan. Menurut Ani septiana keterbatasan tersebut seperti: a) Terkadang tidak memperhatikan pendapat orang lain. b) Kemungkinan lain di antara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang berdebat. c) Dengan tekik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau diikuti dengan diskusi. d) Karena seringnya perdebatan bisa terjadi banyak emosi yang terlibat, sehingga debat itu semakin gencar dan ramai. e) Agar bisa terlaksana dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya. 5. Hasil Belajar a. Hakekat Belajar Suyono dan Hariyanto mengungkapkan, “belajar adalah suatu aktivitas
atau
meningkatkan
22
suatu
proses
keterampilan,
untuk
memperoleh
memperbaiki
perilaku,
pengetahuan, sikap
dan
Ani Septiana, “Efektifitas Metode Point Counterpoint Dalam Pembelajaran Menemukan Informasi Melalui Membaca Intensif Pada Siswa Kelas VIII SMP Negri 2Donorojo, Jepara”, Skripsi pada IKIP Semarang, Semarang, 2013, h. 37.
19
pengokohan kepribadian”. 23 Menurut pemahaman sains konvensional, “belajar adalah proses menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan. Kontak manusia dengan alam diistilahkan sebagai pengalaman”.24 Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan. Definisi ini beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di
alam, tinggal
bagaimana siswa atau pembelajar
bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Winkel, ”Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam
interaksi
aktif
dengan
lingkungan
yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap”.25 Belajar dalam konteks pendidikan menurut Wolfolk & Nicolish, “kegiatan belajar selalu harus memberikan perubahan pada subjek yang belajar. Perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman interaksi pembelajar dengan oranglain atau dengan lingkungannya”.26 Dari beberapa definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan salam diri kita adalah perubahan yang terencana dan bertujuan. Kita belajar belajar dengan tujuan sesuatu lebih dulu kita tetapkan.
b. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran, karena melalui evaluasi dapat diketahui apakah tujuan yang direncanakan atau perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat tercapai atau tidak. Evaluasi hasil belajar yang berhubungan dengan
23
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 9. 24 Ibid. 25 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011), Cet. 3, h. 38. 26 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), Cet. 5, h. 87.
20
tugas guru rutin dapat dilakukan evaluasi hasil, yang juga dapat dijadikan umpan balik. Purwanto mengungkapkan, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.27 Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi yang dimaksud sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.28 Remmer (1967) mengemukakan, paling tidak ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu untuk membantu pemahaman perkembangan peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru dalam membuat perencanaan pembelajaran.29 Evaluasi hasil bertujuan menilai apakah hasil belajar dicapai siswa sesuai dengan tujuan. Dengan kata lain Evaluasi hasil atau produk menilai sampai sejauh mana keberhasilan perencanaan pembelajaran dalam mengantarkan siswa kearah tujuan.
6. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) a. Pengertian AMDAL Mursid Raharjo mengungkapkan, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan.30
27
Op. Cit., h. 45. Ibid., h. 46. 29 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 5, h. 287. 30 Mursid Raharjo, Memahami Amdal, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 2, h. 45. 28
21
Analisis mengenai dampak lingkungan perlu dilakukan untuk proses pembangunan. karena dengan begitu maka akan terlihat apa dampak negatif ataupun positif bagi daerah sekitar dari pembangunan proyek tersebut. Dampak itu tidak hanya dilihat dari sisi masyarakat atau penduduk yang tinggal didaerah sekitar proyek, tetapi juga dilihat dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Masriah dan Mujahid didalam bukunya mengungkapkan, dalam penjelasan Undang-undang no 4 tahun 1982 antara lain menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang semakin meningkat,
mengandung
resiko
pencemaran
dan
perusakan
lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat rusak pula karenanya. 31 Hal semacam itu akan merupakan beban sosial, karena pada akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang harus menanggung beban pemulihannya. Penjelasan Undang-undang tersebut telah memberikan peringatan bagi kita semua bahwa semakin meningkatnya pembangunan dengan menggunakan teknologi yang begitu maju akan menimbulkan masalah lingkungan yang sangat kompleks. Oleh sebab itu bagi pihak pemerintah atau pihak swasta yang akan melaksanakan pembangunan wajib dilakukan Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Masriah dan Mujahid didalam bukunya, dicantumkan dalam pasal 16 Undang-undang No. 4 Tahun 1982 yang berbunyi: “setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah”.32 b. Prakiraan Dampak 31
Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, (Semarang: IKIP Malang, 2011), Cet. 1, h. 141. 32 Ibid.
22
Prakiraan dampak adalah salah satu langkah dalam studi AMDAL yang merupkan proses untuk menentukan dampak (sosial-budaya) yang akan terjadi. Menurut Sudharto P. Hadi, secara ringkas dalam prakiraan dampak penelitian harus menyajikan: 1) siapa yang terkena dampak. Siapa menunjuk pada beberapa orang yang terkena, ciri-ciri mereka bagaimana (umur, pekerjaan, tingkat kerentanan dan sebagainya). Siapa juga bisa menunjukkan satuan analisa: individu, keluarga, atau masyarakat. 2) dalam bentuk apa mereka terkena dampak. Misalnya, penduduk yang tinggal disepanjang rute menuju ke proyek akan terkena dampak dari aktivitas transportasi peralatan, aktivitas ini akan menimbulkan bising dan debu. 3) berapa lama dampak itu berlangsung. Dampak bising dan debu akan berlangsung selama masa konstruksi. Penyusun studi bisa menghitung berapa lama masa konstruksi itu berjalan. 33 Dampak sosial sangat sangat tergantung pada karakteristik proyek dan kondisi sosialekonomi budaya masyarakat. Meskipun proyeknya sejenis, namun proyek itu dibangun di daerah berbeda, dampak sosial bisa berbeda. c. Peranan Amdal 1) Peranan amdal dalam pengelolaan proyek Untuk dapat mengetahui dimana dan sejauh mana peranan andal, RKL, RPL di dalam pengelolaan proyek terlebih dahulu harus diketahui fase-fase dari pengelolaan proyek. Menurut Gunarwan Suratmo, pada umumnya fase-fase pengelolaan proyek dapat dibagi sebagai berikut: a) Fase identifikasi. b) Fase studi kelayakan. c) Fase desain kerekayasaan atau disebut juga fase rancangan. d) Fase pembangunan proyek. e) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi. f) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca operasi.34 33
Sudharto P. Hadi, Aspek Sosial AMDAL, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), Ed. 2, Cet. 1, h. 62.
23
Andal merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain studi kelayakan teknis dan studi kelayakan ekonomis, dengan melaksanakan kedua studi ini dapat saling memberikan masukan
sehingga
dapat
dilakukan
optimasi
untuk
mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek tersebut, terutama dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui pendekatan teknis atau dapat disebut sebagau penekanan dampak negatif dengan engineering approach, pendekatan ini biasanya akan dapat menghasilkan biaya pengolaan dampak yang murah.35 Menurut Gunawan Suratmo, bagian dari Andal yang dikaji dalam bidang teknis dan ekonomis proyek adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama sumber daya diperlukan proyek tersebut seperti air, energi, tenaga manusia, sarana dan prasarana angkutan dan lain sebagainya, serta bahayabahaya alam apa yang dapat mengancam proyek.36
2) Peranan Amdal bagi pemerintah Menurut Gunawan Suratmo, salah satu tugas dari pemerintah dalam mengarahkan dan mengawasi pembangunan adalah
menghindarkan
dampak
negatif
dari
proyek
pembangunan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam disamping menghindarkan pula terjadinya perselisihan yang dapat timbul antara proyek dengan proyek pembangunan lainnya. Keputusan yang dapat diambil ialah:
34
Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008), Cet. 11, h. 14. 35 Ibid. 36 Ibid., h. 16.
24
a) proyek tidak boleh dibangun b) proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa persyaratan).37
3) kegunaan Amdal bagi pemilik modal Untuk membangun proyek modal yang dipinjam dari bank, baik bank nasional atau bank internasional seperti Bank Dunia (Word
Bank)
atau
Bank
Pembangunan
Asia
(Asian
Development Bank) akan diminta laporan Amdal sebagai persyaratannya. Untuk bank internasional biasanya setiap permintaan pinjaman diminta penyertaan laporan Andal. Bank nasionalpun akan memintakan Andal pula terutama untuk proyek-proyek yang besar. Dengan demikian Andalpun bermanfaat bagi pemilik modal. 38 Menurut Gunawan Suratmo, Keuntungan laporan Amadal biasanya dirumuskan sebagai berikut: a) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan pada proyek dapat mencapai tujuan dari misi bank dalam membantu pembangunan atau pemilik modal yang memberikan pinjaman b) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar kembali oleh proyek sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang c) Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan misinya d) Pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal e) Menghindari duplikasi dari proyek-proyek lain yang tidak perlu f) Dan lain sebagainya.39 4) Kegunaan bagi masyarakat
37
Ibid., h 16 Ibid., h. 21 39 Ibid. 38
25
Menurut Gunawan Suratmo, kegunaan amdal bagi masyarakat yaitu seperti: a) Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, hingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupan apabila diperlukan b) Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek dibangun hingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut c) Turut serta dalam pembangunan didaerah sejak dari awal, khususnya didalam memberikan masukan informasi-informasi ataupun ikut langsung dalam membangun dan menjalankan proyek d) Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut menghindarkan timbulnya kesalahpahaman, hingga dapat menggalang kerja sama yang saling menguntungkan e) Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut menjaga dan mengelola kualitas lingkungan f) Dan lain sebagainya40
40
Ibid.
26
B. Kerangka Berpikir C. Te Teori Belajar: !. Behaviorisme a) Objek psikologi adalah tingkah laku. b) Semua bentuk tingkah laku dikembalikan kepada reflek. c) Mementingkan terbentuknya kebiasaan. John B. Watson: pengubahan tingkah laku dapat dilakukan melalui latihan atau membiasakan memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima. 2. Kognitif a) Stimulus b) Respon c) Berfikir kompleks
Model Pembelajaran Kooperatif
Kategori Teori Kognitif: a) Teori Pembangunan b) Teori elaborasi kognitif.
Hamruni
Pembelajaran Aktif
3, Humanisme
Jigsaw Struktural Jean Piaget
4. Kontruktivisme:
b. c. d.
e.
pembelajaran siswa tidak dipandang pasif, pembelajaran harus seoptimal mumgkin, pengetahuan dibangun secara personal, pembelajaran melibatkan situasi lingkungan dan kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran.
Group Investigasion Number Head Togather
Driver and Bell
Driver and Bell a.
Point Counterpoint
STAD
Kolb: a) Pengalaman kongkret b) Pengalaman aktif dan relektif c) Konseptualisasi d) Eksperimentasi
Jean piaget a) Kemampuan mengkonstruk/memban gun
Peningkatan Hasil Belajar
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Pembelajaran Efektif dan Efisien
27
C. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Skripsi a) Amiruddin Yusuf Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin Yusuf dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Iklan Baris Melalui Kartu Identitas Dengan Metode PointCounter-Point Pada Siswa Kelas Ix-A Mts. Nahdlotushshibyan Wonoketingal Demak Tahun Ajaran 2011/2012.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata kelas sebesar 58,03 dan belum mencapai nilai rata-rata ketuntasan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 75. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 11,71 atau sebesar 15,34% bila dibanding siklus I. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II, yaitu sebesar 76,34 atau dalam kategori baik. Peningkatan yang terjadi dari kondisi awal ke siklus II sebesar 18,31 atau 23,98%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah keterampilan menulis iklan baris siswa kelas IX-A MTs. Nahdlotushshibyan Wonoketingal, Demak mengalami peningkatan dan perubahan tingkah laku yang lebih positif setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode point-counterpoint.41 Pada hasil penelitian ini metode Point Counterpoint dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis iklan baris. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada penelitian ini fokus upaya peningkatan ada pada keterampilan siswa dalam menulis iklan baris, sedangkan pada penelitian yang saya lakukan pada fokus penelitiannya adalah hasil belajar dari suatu materi. b) Ani Septiana Penelitian yang dilakukan oleh Ani Septiana dengan judul “Efektivitas Metode Point Counter Point dalam Pembelajaran Menemukan Informasi Melalui Membaca Intensif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo, 41
Amiruddin Yusuf, Peningkatan Keterampilan Menulis Iklan Baris Melalui Kartu Identitas Dengan Metode Point-Counter-Point Pada Siswa Kelas Ix-A Mts. Nahdlotushshibyan Wonoketingal Demak Tahun Ajaran 2011/2012, september 2011.
28
Jepara Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dan metode pada penelitian ini adalah eksperimen. Dari hasil analisis data, hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 4,43. Dengan dk = 67 dan taraf nyata α = 5% dari daftar distribusi t diperoleh ttabel = 2,002. Karena thitung > ttabel (4,43>2,002) sehingga bunyi hipotesisnya adalah diterima dan data yang diperoleh adalah signifikan. Jadi dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima, yaitu metode point counter point efektif dalam pembelajaran menemukan informasi melalui membaca intensif pada siswa kelas VIII SMP N 2 Donorojo, Jepara tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan keefektifan metode point counter point, siswa mampu mencari argumentasi yang kuat untuk memecahkan permasalahan dari teks bacaan dengan berdiskusi serta mendapatkan pemahaman lebih mendalam.42 Persamaan yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah mengaktifkan siswa dalam mencari informasi untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan metode point counterpoint membuat siswa turut aktif berargumen dari informasi-informasi yang didapat untuk memecahkan masalah yang dibahas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah fokus penelitian ini adalah meningkatkan ke efektifan siswa sedangkan fokus penelitian yang saya lakukan adalah meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Thesis a) Ulin Nuha Rosyada Penelitian yang dilakukan oleh Ulin Nuha Rosyadi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Point Counterpoint”. Thesis. UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran active learning tipe point-counterpoint terhadap prestasi belajar biologi dan partisipasi siswa pada materi pokok 42
Ani Septiana, Efektivitas Metode Point Counter Point dalam Pembelajaran Menemukan Informasi Melalui Membaca Intensif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo, Jepara Tahun Ajaran 2012/2013, juni 2013
29
pengaruh manusia di dalam ekosistem siswa kelas VII MTs. Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode PointCounterpoint tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat prestasi belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil uji t pada nilai postest untuk kedua kelas diperoleh Sig. (2-tailed) 0.960 pada signifikasi taraf nyata 5% yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk variabel partisipasi, metode Point-Counterpoint berpengaruh positif terhadap partisipasi belajar siswa berdasarkan hasil nilai kategori baik pada kelas kontrol sebanyak 8 siswa atau 25%, sedangkan kelas eksperimen sebanyak 21 siswa atau 65.5% . 43 Pada penelitian ini didapatkan jika metode Point Counterpoint tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa namun terdapat pengaruh yang signifikan terhadap partisipastif siswa dalam proses pembelajaran. Pada penelitian yang saya lakukan partisipatif siswa juga akan ditingkatkan dengan penggunaan metode Point Counterpoint dalam proses pembelajaran dan juga diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b) Mutiara Fitriyanti Penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Fitriyanti dengan judul ”Penerapan Teknik Point Counterpoint Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Xi Bahasa Sma Negeri 1 Cianjur”. Thesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Masalah utama yang dibahas dalam thesis ini adalah bagaimana menerapkan teknik Point Counter Point di kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Cianjur untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Agar permasalahan tersebut tidak meluas. Metode yang digunakan oleh peneliti saat berlangsungnya proses penelitian adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Taggart. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 4 siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik Point 43
Ulin Nuha Rosyadi, Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Point Counterpoint, May 2012
30
Counter Point dapat digunakan sebagai salah satu solusi alternatif untuk menciptakan suasana pembelajaran sejarah yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dilihat dari ketercapaian indikator-indikator kemampuan berpikir kritis yang muncul ketika proses penerapan teknik Point Counter Point, indikator-indikator tersebut diantaranya: Memfokuskan Pertanyaan; b) Menganalisis Argumen; c) Bertanya dan Menjawab Pertanyaan; d) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/tidak; e) Membuat dan menentukan hasil pertimbangan; f) Mengidentifikasi istilah dan pertimbangan suatu definisi; g) Berinteraksi dengan orang lain.44 Fokus penelitian ini adalah usaha untuk meningkatkan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran sejarah dengan menerapkan metode point counterpoint. Beberapa hal yang bisa diambil dari penelitian ini adalah metode point counterpoint selain bisa meningkatkan berpikir kritis siswa juga dapat mengkondisikan kelas menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini juga menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, sama seperti penelitian yang saya lakukan.
3. Jurnal a) Armilia Miza dan Rika Afriyanti Penelitian ini dilakukanoleh Armilia Miza dan Rika Afriyanti dengan judul “The Effect Of Point-Counterpoint Strategy Toward Students’ Speaking Achievement A Study At The Eleventh Grade Students Of Sman 1 Sungai Geringging”. Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari strategi belajar Point-Counterpoint dalam pengajaran Bahasa Inggris khususnya speaking skill. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dua klasifikasi (group). Grup satu sebagai kelas penelitian atau kelas eksperimen diberikan perlakuan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan Point-Counterpoint strategy dan kelas kontrol menggunakan Pair work Strategy. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebanyak delapan kali pertemuan. Materi yang diajarkan berkaitan dengan jenis teks. 44
Mutiara Fitriyanti, Penerapan Teknik Point Counter Point Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Xi Bahasa Sma Negeri 1 Cianjur, Februari 2014.
31
Instrument yang digunakan adalah speaking test. Peneliti melakukan try out ke kelas lain sebelum melakukan post test. Selanjutnya post test diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol. Post test digunakan untuk melihat peerbedaan nilai yang didapat dari kedua kelas yaitu pada kelas eksperimen dan kontrol. Hasil analisis pada penelitian ini di dapat rata-rata hasil test pada kelas eksperimen 69,34 dan standar deviasi 11,19. Dan rata-rata kelas kontrol 63,1 dan standar deviasi 10,63. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan uji t-table, setelah dilakukan pengujian diperoleh t-calculated 2,86 lebih besar dari t-table 1,645, maka hipotesis pada penelitian ini diterima.45 Fokus pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan speaking skill pada pelajaran bahasa inggris. Persamaan pada penelitian ini adalah penerepan metode point counterpoint terhadap peningkatan hasil belajar. Pada penelitian ini hasil belajar pada kelas penelitian yang menggunakan metode point counterpoint dapat meningkatkan hasil belajar. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah metode penelitian dimana pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen sedangkan yang saya lakukan adalah penelitian tindakan kelas. b) Agung Widodo dan Runtut Prih Utami Penelitian yang dilakukan oleh Agung Widodo dan Runtut Prih Utami dengan judul “Penggunaan Strategi Point Counterpoint Melalui Media Compact Disc (Cd) Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Di Sma Negeri 1 Banguntapan”. Jurnal. Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui keterlaksanaan penggunaan strategi point counter point melalui media compact disc (CD) interaktif pada proses pembelajaran biologi di kelas XI IA 1 SMA N 1 Banguntapan; (2) mengetahui banyaknya siklus pembelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IA 1 SMA N 1 Banguntapan; dan (3) mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IA 1 SMA N 1 Banguntapan dengan menggunakan media compact disc (CD) interaktif melalui strategi point counter point pada 45
Armilia Miza dan Rika Afriyanti dengan judul, The Effect Of Point-Counterpoint Strategy Toward Students’ Speaking Achievement A Study At The Eleventh Grade Students Of Sman 1 Sungai Geringging, Juni 2012.
32
materi sistem reproduksi manusia. Model penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran menggunakan strategi point counter point melalui media compact disc (CD) interaktif dapat terlaksana di kelas XI IA 1 SMA N 1 Banguntapan; (2) Siklus pembelajaran yang dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sebanyak 2 siklus; dan (3) strategi point counter point melalui media compact disc (CD) interaktif dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 26% pada siklus II. Rata-rata nilai post-tes siklus I adalah 7,77, dan ratarata nilai post-tes siklus II adalah 8,13. Jadi, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari tiap siklusnya dengan effect sizesebesar 0,36.46 Fokus penelitian ini adalah penerapan metode point counterpoint untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa melalui media compact disc. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode point counterpoint dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah penerapan metode point counterpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dan dalam pelaksanaanya menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah “Implementasi Metode Point Counterpoint dalam Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi AMDAL siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok”.
46
Agung Widodo dan Runtut Prih Utami, Penggunaan Strategi Point Counterpoint Melalui Media Compact Disc (Cd) Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Di Sma Negeri 1 Banguntapan. April 2011.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Tempat pelaksanaan penelitian di SMAN 4 Depok. Penelitian hanya di terapkan kepada siswa kelas XI IPS 2. Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2013/2014, semester 2. Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian No
Kegiatan
Bulan Des
1.
Jan
Feb
Mar
Penyusunan Proposal
2.
Pengumpulan Proposal
3.
Seminar Proposal
4.
Revisi Proposal
5.
Pengumpulan Revisi Proposal
6.
Bimbingan Bab 1-3
7.
Penyusunan
Surat
Izin ke lapangan 8.
Penelitian
ke
lapangan 9.
Pengolahan Data
10.
Penyusunan bab 45
11.
Sidang Munaqosah
12.
Revisi Skripsi
33
Apr
Mei
Juni
Juli
Agus
Sept
Des
34
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Menurut Suharsimi Arikunto, “penelitian tindakan kelas harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Selain itu penelitian tindakan kelas bukan hanya sekedar mengajar, tetapi juga harus ada upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan dalam penelitian tindakan harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan lebih baik dari biasanya.”47 Penelitian ini dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas. Pada penelitian tindakan ini akan digunakan model pembelajaran Point Counterpoint dalam menunjang kegiatan pembelajaran yang telah
dirancang
yang
disajikan
kepada
siswa
dalam
proses
pembelajaran. 2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian Peneliti akan melakukan sebanyak 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yakni perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Berikut ini gambaran dari siklus PTK
47
Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Grafika Offset, 2012), Cet. 11, h. 2.
35
Kerangka Pemikiran Menggunakan Siklus PTK Menurut Suhardjono
Gambar 3.1 kerangka pemikiran menggunakan siklus PTK.48
Menurut Suhardjono siklus pertama dilakukan untuk mengetahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama. Dan pada siklus kedua ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk menguatkan hasil juga untuk perbaikan dari tindakan terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung 48
Suharsini Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi askara, 2012), cet. 11, h. 74.
36
dari kepuasan peneliti sendiri, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.49
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa SMAN 4 Depok kelas XI IPS 2 semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 38 orang siswa kelas XI IPS 2, yang terdiri dari 19 perempuan dan 19 laki-laki.
D. Peran Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dengan cara Partisipatif. Cara ini digunakan peneliti agar data yang diinginkan dapat diperoleh sesuai dengan yang dimaksud peneliti. Partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat langsung (menjadi guru) dan berperan sebagai observer dalam penelitian.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Pelaksanaan
pembelajaran
dalam
pertemuan
mengikuti
siklus
rancangan penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada penelitian, yaitu: a. Perencanaan Kegiatan
yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
mempersiapkan desain metode diskusi, yaitu: 1) Mempersiapkan sebuah masalah yang mempunyai beberapa perspektif (sudut pandang). 2) Menentukan beberapa pesrpektif mengenai amdal (pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana amdal dan peneliti). 3) Mempersiapkan name tag sebagai penanda penentuan perspektif bagi tiap kelompok (name tag merah: pemerintah, name tag kuning: pemilik proyek, name tag hijau: pemilik modal, name tag
49
Ibid., h. 74-75
37
hitam: masyarakat, name tag putih: pelaksana amdal dan name tag biru: peneliti) 4) Mempersiapkan media dan alat seperti power poin, infokus dan leptop. 5) Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas diskusi siswa dalam pembelajaran. b. Pelaksanaan tindakan Adapun langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan tindakan ini adalah: 1) Tahap pendahuluan dengan rincian sebagai berikut: a) Mensosialisasikan
kepada
siswa
tentang
metode
point
counterpoint b) Membentuk kelompok siswa yang telah direncanakan c) Menjelaskan prosedur dalam pelaksanaan point counterpoint d) Memberikan kegiatan awal berkaitan dengan materi yang akan diajarkan 2) Tahap pengembangan dengan rincian sebagai berikut: a) Membagi enam kelompok, dimana masing-masing kelompok memiliki ketua kelompok. b) Tiap kelompok memiliki perspektif yang berbeda dengan kelompok lain mengenai materi Amdal yang akan di diskusikan. 3) Tahapan penerapan dengan rincian sebagai berikut: a) Masing-masing ketua kelompok mengambil secara acak pita berwarna yang akan menentukan perspektif kelompok mereka yang akan di diskusikan. b) Masing-masing kelompok mendiskusikan dengan sesama teman sekelompoknya mengenai Amdal disesuaikan dengan perspektif yang sudah ditentukan sebelumnya. c) Masing-masing kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok mengungkapkan/mempresentasikan
hasil
diskusi
mereka
38
mengenai Amdal yang disesuaikan dengan perpektif yang telah ditentukan. d) Setelah seluruh kelompok mengungkapkan/mempresentasikan pendapatnya, kelompok lain boleh memberi sanggahan terhadap hasil ungkapan/presentasi dari kelompok lainnya. e) Menyimpulkan kegiatan diskusi dengan isu-isu Amdal yang berkembang saat ini.
c. Observasi Kegiatan pengamatan terhadap semua aspek yang terjadi selama tindakan dilakukan dengan continue setiap kali pembelajaran berlangsung. Di dalam pembelajaran dilakukan pengamatan aktifitas diskusi siswa dan kegiatan guru/peneliti dalam mengolah kelas saat pembelajaran oleh observer. d. Evaluasi dan Refleksi Tahap ini mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah diberikan. Hal ini dilakukan dengan cara melihat efesiensi waktu dan kemampuan
siswa
dalam
mempresentasikan
dan
menanggapi
permasalahan. Selain itu peneliti mengevaluasi hasil belajar yang diperoleh setelah pembelajaran. Peneliti ingin melihat perubahan atau peningkatan
hasil
belajar
akibat
penggunaan
metode
point
counterpoint yang diberikan pada pembelajaran Amdal di kelas XI IPS 2. Apakah terjadi perubahan atau peningkatan dari hasil belajar setelah penggunaan metode point couterpoint atau hasil belajar justru merendah dari hasil belajar sebelum penggunaan metode point counterpoint. Jika hasil masih belum sesuai dengan yang diharapkan pada siklus 1, maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan Intervensi tindakan pada penelitian ini adalah berupa penggunaan metode pembelajaran Point Counterpoint dalam pelajaran geografi materi
39
AMDAL. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif geografi siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran, yakni sebanyak 85% siswa dapat mencapai kriteria kelulusan minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada materi pelajaran di SMAN 4 Depok yakni sebesar 73. Menurut Ahmad Sofyan dan Kawan-kawan, “kelas dinyatakan tuntas belajar jika siswa yang tuntas belajar mencapai minimal 85%”.50 Diharapkan siswa telah mencapai KKM pada siklus pertama penelitian dan akan dilanjutkan kesiklus kedua jika dalam siklus pertama belum mencapai KKM.
G. Data dan Sumber Data Jenis Data yang dikumpulkan adalah hasil tes sebelum perlakuan (pre test) dan hasil tes sesudah perlakuan (post test) oleh siswa, aktivitas siswa dan guru ketika proses pembelajaran, dan hasil wawancara dari beberapa sempel subjek yang diteliti. Tabel. 3.2 Jenis Data, sumber Data dan Instrumen Data
Sumber Data
Instrumen
Hasil pre test dan post
Siswa
Tes objektif
Siswa & guru/peneliti
Lembar observasi
test Aktivitas siswa & guru/peneliti ketika
(Siswa & Guru)
proses pembelajaran Persepsi siswa & guru
Siswa & Guru
Pedoman
Wawancara
pamong tentang ke
pamong
(Siswa & Guru)
Siswa
Dokumentasi
efektifan metode point counterpoint. Foto-foto kegiatan
50
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.102.
40
H. Teknik Pengumpulan Data Dalam sebuah penelitian, data merupakan bagian terpenting karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data. Oleh karena itu terdapat beberapa teknik pengumpulan data agar mendapatkan data yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi, wawancara dan tes (pret test dan Post test) 1. Teknik observasi partisipatif. Menurut Sugiyono, “Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya”.51 Yang akan diobservasi meliputi tingkah laku siswa selama pembelajaran dan suasana kelas saat berjalannya diskusi. Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung dilaksanakan oleh observer dan guru pamong dalam pembelajaran dengan lembar observasi. 2. Teknik Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono, “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.52 Tes hasil belajar yang akan dilakukan berupa pre test dan post test. Pre test diberikan kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal, sedangkan post test diberikan untuk melihat tingkat pemahaman siswa setelah proses
I. Instrumen Penelitian 1. Lembar observasi (siswa dan guru) Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar 51 52
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 204. Ibid, h. 208.
41
observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. Pada lembar obvservasi siswa untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. aktivitas siswa yang diamati ketika proses
pembelajaran
disesuaikan
dengan
indikator-indikator
pendekatan pembelajaran Point Counterpoint. Lembar observasi guru untuk melihat aktivitas guru/peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung. aktivitas guru mengenai bagaimana menyampaikan prosedur pelaksanaan metode point counterpoint, penyampaian
materi
awal
yang
akan
dibahas,
dan
mengatur/memoderatori jalannya pembelajaran. 2. Tes hasil belajar Tes adalah alat untuk mengetahui atau mengukur hasil belajar siswa, tes yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan pada sebelum pelaksanaan metode point counterpoint (pre tes) dan setelah pelaksanaan metode poin counterpoint (post tes). Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda, meliputi jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4). 3. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Wawancara dilakukan kepada guru pamong mata pelajaran geografi yang ikut serta dalam pelaksanaan penelitian sebagai penilai berjalannya penelitian. Sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan dengan beberapa sampel subjek penelitian, yaitu 6 siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok. sampel subjek yang diambil adalah tiap ketua kelompok diskusi. Wawancara yang dilakukan kepada guru adalah untuk mencari informasi tentang pandangan guru dari jalannya penerapan metode Point Counterpoint yang telah diberikan. Sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan untuk mencari informasi secara mendalam
42
tentang pandangan/perspektif mereka dari jalannya metode Point Counterpoint yang telah diterapkan. 4. Dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk memberikan bukti dilapangan dari kegiatan-kegiatan dan kondisi siswa saat prapenelitian dan pada saat penelitian berlangsung.
J. Uji Instrumen Instrumen yang baik (baik tes maupun non tes) harus valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
1. Pengujian Validitas Instrumen a) Untuk instrumen lembar observasi dan wawancara Pengujian Validitas Konstrak (contruct validity) Dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya tentang isntrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total.53 Pada lembar observasi dilakukan validitas konstrak kepada Dosen pembimbing dan guru pamong untuk dimintai penilaiannya terhadap bentuk lembar observasi yang telah dibuat peneliti. Baik pada lembar observasi aktivitas peneliti yang di isi oleh guru pamong ataupun lembar observasi aktivitas siswa yang di isi oleh peneliti sendiri. Validitas Konstrak pada pedoman wawancara dilakukan kepada dosen pembimbing yang digunakan untuk mewawancarai guru pamong dan beberapa siswa terpilih untuk dimintai pendapatnya dari terlaksananya metode point counterpoint ini.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2012), Cet. 15, h. 177.
43
b) Untuk instrumen tes (pretest dan posttest) digunakan rumus Ypb. Rumus Ypb:
√
Dimana : = koefisien korelasi biserial = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya = rerata skor total = standar deviasi dari skor total proporsi = proporsi siswa yang menjawab benar ( = proporsi siswa yang menjawab salah (
) )54
Jika harga r hitung lebih besar dari pada harga r tabel untuk taraf signifikansi 5%. sehingga harga r hitung adalah signifikan. Ini berarti bahwa butir soal adalah valid dan dapat digunakan lebih lanjut. Pada penilitian ini peneliti menggunakan media microsoft Excel untuk pengolahan data validitas soal. Responden yang dipilih untuk mengisi soal sebelum diseleksi kevaliditasannya adalah siswa kelas XII IPS SMAN 4 Depok dengan jumlah responden 30 orang. Pemilihan responden kepada siswa kelas XII IPS SMAN 4 Depok dikarenakan responden telah berada di tingkatan yang lebih tinggi dari subjek yang di teliti yaitu siswa kelas XI IPS SMAN 4 Depok. Sehingga responden sudah mempelajari materi-materi yang ada didalam soal.
54
Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 93.
44
c) Pengujian Validitas Isi (content validity) Pengujian
validitas
isi
dapat
dilakukan
dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.55 Pada instrumen tes juga dilakukan uji validitas isi dengan mehubungkan soal-soal dengan materi pelajaran yang akan di pelajari. Sehingga soal-soal yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. 2. Reliabilitas Instrumen Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf keprcayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasil berubah-ubah, perubahan tersebut dapat dikatakan tidak berarti.56 Untuk instrumen tes digunakan rumus Metode K-R 20. Rumus K-R 20: (
)(
∑
)
Dimana: = Reliabilitas tes secara keseluruhan p q
= koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1p)
∑
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q = banyaknya item = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)57
55
Ibid., h. 82. Ibid., h. 100. 57 Ibid., h. 115. 56
45
Cara membelah butir soal dengan cara membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belah ganjilgenap. Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data reliabilitas soal.
3. Daya Beda Instrumen Sebelum
melakukan
tes,
alangkah
baiknya
soal
tersebut
diujicobakan terlabih dahulu, agar soal tes yang digunakan bisa berkualitas. Setelah soal tes diujicobakan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis butir soal tes untuk mengukur sejauh mana soal tes itu mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, pembeda ini disebut juga daya beda. Angka
yang menunjukkan daya
pembeda
disebut
indeks
deskriminasi disingkat D (d besar), angka yang digunakan dalam daya beda berkisar 0,00 sampai 1,00. Hanya pada daya pembeda ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks deskriminatif digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas tastee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu: -1,00
0,00
1,00
Daya pembeda
daya pembeda
daya pembeda
negatif
rendah
tinggi (positif)58
Pengukuran daya beda yang dilakukan peneliti terlebih dahulu mengelompokkan peserta tes (testee) kedalam dua kelompok yaitu kelompok atas (siswa yang berkemampuan tinggi) dan kelompok bawah (siswa yang berkemampuan rendah). pengukuran daya beda bisa menggunakan rumus :
58
Ibid., h. 226.
46
Keterangan: : Dimana: J
= jumlah peserta
JA
= banyaknya peserta kelompokm atas
JB
= banyaknya peseta kelompok bawah
BA
= banyaknya jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= banyaknya jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar59
Klasifikasi daya pembeda: 60 D : 0,00
-
0,20
:
jelek
D : 0,21
-
0,40
:
cukup
D: 0,41
-
0,70
:
baik
D : 0,71
-
1,00
:
baik sekali
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data daya pembeda soal.
4. Uji Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. 0,0 59 60
Ibid., h. 229. Ibid., h. 232.
1,0
47
Sukar
mudah Didalam indeks istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbil
P (p besar), singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P=0,70 lebih mudah dibandingkan dengan P=0,20. Rumus mencari P adalah: P= Dimana: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes61 Menurut ketentuan yang diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah62 Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data daya pembeda soal.
K. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data kuantitatif
Dan kualitatif. Terhadap perolehan hasil belajar siswa
digunakan analisis statistik N-Gain. Perhitungan N-Gain diperoleh dari skor pretes dan postes. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus menurut Meltzer adalah sebagai berikut:
61 62
Ibid., h. 223 Ibid., h. 225
48
Keterangan: Spost = Skor post test Sideal = 100 Spre = Skor pre test Smaks = Skor maksimum63 Interpretasi N-Gain menurut Hake disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi N-Gain Besar Persentase
Interpretasi
> 0,7
Tinggi
0,3 - 0,7
Sedang
< 0,3
Rendah
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data hasil belajar. Hasil data observasi aktivitas siswa dan wawancara guru dan siswa dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Analisis deskriptif untuk observasi aktivitas peneliti atau guru dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat ke efektifan aktivitas peneliti/guru dalam kegiatan pembelajaran. Presentase nilai
63
=
x 100%
Vincent dan Jeffrey, Interpreting FCI Score: Normalized Gain, Pre-Instrucion Scores, And Scientific, (http://www.Myweb.lmu.edu/jphilips/per/interpreting_FCI.pdf).
49
Kemudian untuk menggambarkan ke efektifan peneliti/guru dalam kegiatan pembelajaran, hasil persentase di kategorikan dalam klasifikasi: sangat baik, baik, cukup, kurang baik, sangat kurang. Sangat baik
: 81% - 100%
Baik
: 61% - 80%
Cukup
: 41% - 60%
Kurang
: 21% - 40%
Sangat kurang : 0 % - 20%
BAB IV PEMBAHASAN A. Profil SMA Negri 4 Depok Nama Madrasah
: SMA Negeri 4 Depok
Alamat Madrasah
: Jl. Jeruk Raya No. 1, Pondok Sukatani Permai, Kecamatan Tapos-Depok
No. Telepon
: (021) 8743464
Fax.
: (021) 87743053
Kelurahan
: Sukatani
Kecamatan
: Tapos
Kotamadya
: Depok
Provinsi
: Jawa Barat
Kode Pos
: 16454
Nama Kepala Madrasah
: Dra. Hj. Laksmi Gantini, M.Si.
Status Madrasah
: Negeri
Akreditasi Madrasah
:A
Keadaan Gedung
: Permanen
Nomor Statistik Sekolah
: 30102521010
Tahun Didirikan/Dibangun
: 1992/1993
Tahun Beroperasi
: 1993/1994
Status Tanah
: Sertifikat
Luas Tanah
: 9225 M2
Luas Bangunan
: 4200 M2
B. Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan Data hasil belajar diperoleh dari kemampuan awal (Pre test), yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh materi pelajaran dan tes kemampuan akhir (post test), yaitu tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan materi dengan menggunakan metode
50
51
point counterpoint. Hasil pre test dan post test kemudian diperiksa dan dianalisis. Setelah diperoleh suatu data maka dibandingkan hasil pre test dan post test pada siklus pertama dan siklus kedua sehingga diperoleh jawaban apakah pembelajaran dengan metode point couterpoint dapat meningkatkan hasil belajar atau tidak. Menurut Sofyan dkk, “apabila hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan yaitu 85% nilai siswa dibawah KKM
maka
dilanjutkan
kesiklus
selanjutnya
untuk
perbaikan
pembelajaran”. 64 Data hasil penelitian juga diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru pamong agar dapat mengevaluasi kegiatan pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran dikelas agar berjalan lebih baik. Evaluasi dilakukan pada tahap refleksi dengan kolabolator berdasarkan lembar observasi tersebut. Data selanjutnya yang digunakan sebagai penunjang penelitian ini adalah hasil wawancara kepada beberapa siswa dan guru pamong untuk mengetahui persepsi siswa dan guru pamong secara mendalam dalam penerapan pembelajaran menggunakan metode point counterpoint.
C. Interprestasi Hasil Analisis 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Perencanaan (planning) 1) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Tahap ini dilakukan saat observasi dikelas, dengan melakukan kegiatan belajar mengajar. Tujuannya untuk mengetahui situasi dan kondisi didalam kelas. 2) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. Peneliti membuat rencana pelaksanaan
64
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.102.
52
pembelajaran (RPP) dengan materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 3) Mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan standar kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan
hidup
dan
pelestarian
lingkungan
kompetensi hidup
dalam
dasar
menganalisis
kaitannya
dengan
pembangunan berkelanjutan. 4) Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan metode point counterpoint. Mempersiapkan sebuah masalah yang mempunyai beberapa perspektif (sudut pandang). Menentukan beberapa perspektif mengenai Amdal (pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana amdal dan peneliti). 5) Mempersiapkan
name
tag
sebagai
penanda
penentuan
perspektif bagi tiap kelompok (name tag merah: pemerintah, name tag kuning: pemilik proyek, name tag hijau: pemilik modal, name tag hitam: masyarakat, name tag putih: pelaksana amdal dan name tag biru: peneliti) 6) Mempersiapkan media dan alat seperti power poin, infokus dan leptop. 7) Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas diskusi siswa dalam pembelajaran.
b.
Tindakan (acting) Pertemuan pelajaran geografi dalam satu minggu terbagi dua kali. Pada hari Selasa 1x45 menit dan Kamis 2x45 menit. Pada pertemuan pertama siklus pertama dilakukan pada Rabu 7 Mei 2014. Sedangkan pertemuan kedua siklus pertama dilakukan pada Kamis 8 Mei 2014. Sesuai dengan skenario bahwa peneliti bertindak sebagai guru yang telah ada sebelumnya didalam kelas. Terkait pembelajaran dari awal hingga akhir akan dikelola oleh
53
peneliti dan guru IPS yang sebenarnya bertindak sebagai kolabolator yang tugasnya membantu dan mengevaluasi peneliti dalam melakukan tindakan kelas.
Tabel 4.1 Kegiatan Guru dan siswa pada Pembelajaran Siklus I No. Kegiatan Guru 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau mengaitkan KD dengan dunia nyata
Kegiatan Siswa Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran atau kaitan KD dengan kehidupan nyata
2
Guru memberikan soal pretest kepada siswa
Siswa mengerjakan soal pre test yang telah diberikan
3
Guru mengembangkan suatu pernyataan tentang AMDAL yang memiliki beberapa perspektif dan membagi kelas menjadi 6 kelompok tim diskusi yang sudah disusun yaitu kelompok pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana AMDAL dan peneliti.
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan kemudian membentuk kelompok sesuai dengan instruksi guru sesuai perspektif yang telah ditentukan
4
Guru meminta masingmasing kelompok untuk mendiskusikan materi yang sudah disesuaikan dikelompoknya masingmasing.
Siswa mendiskusikan materi bersama teman sekelompoknya sesuai perspektif yang telah ditentukan.
5
Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
Perwakilan siswa dari tiap kelompok mempresentasikan materi kelompoknya masingmasing secara bergantian.
54
6
Guru memulai diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ketiap kelompok dan kemudian mengambangkannya dengan meminta pendapat kelompok lain.
Siswa bersiap memulai diskusi dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru atau menanggapi pendapat kelompok lain.
7
Mengakhiri perdebatan dan menyimpulkan hasil pembahasan
Siswa memperhatikan penjelasan guru
8
Memberikan soal posttest
Siswa mengerjakan soal post test masing-masing.
c. Pengamatan (observasi) 1) Hasil Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa Sebelum
melakukan
kegiatan
pembelajaran
peneliti
memberikan lembar observasi untuk di isi oleh guru IPS yang membantu
dalam
melakukan
tindakan
didalam
kelas
(kolabolator). Lembar observasi yang diisi oleh guru pamong adalah untuk mengetahui ke efektifan peneliti menjalankan metode point counterpoint dalam pembelajaran. Dimana pada hasil analisis lembar observasi pada siklus I diperoleh nilai persentase sebesar 60% dan skor rata-rata 3.
Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Siklus I No I
INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI PRA PEMBELAJARAN
SKOR 12345
55
II
III
1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media
12345
2. Memeriksa kesiapan siswa
12345
MEMBUKA PELAJARAN
12345
1. melakukan kegiatan apresiasi
12345
2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi
12345
KEGIATAN INTI
12345
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
12345
2. Mengembangkan materi seputar Amdal
12345
3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok
12345
4. Mengatur jalannya diskusi
12345
5. Mencapai tujuan komunikatif
12345
6. Kemampuan menjadi penengah di dalam jalannya diskusi
12345
7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipasif
12345
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
12345
9. Penguasaan kelas
12345
10. Kemampuan menjalankan metode pembelajaran
12345
11. Merespon positif partisipasi siswa
12345
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
12345
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
12345
14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan kritis
12345
15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan jelas
12345
16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
12345
56
IV
PENUTUP
12345
1. Menyimpulkan materi pembahasan
12345
2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran
12345
Total skor
66
Skor ideal
110
Skor Rata-rata
3
Presentase nilai
60%
Keterangan: 1 = Sangat buruk
4 = Baik
2 = Kurang
5 = Sangat baik
3 = Cukup *perhitungan terlampir Berdasarkan
data
observasi
aktivitas
guru
tersebut
didapatkan hasil persentase sebesar 60% yang masuk kedalam kategori “cukup”. Dari hasil ini bisa digambarkan ke efektifan guru dalam lembar observasi menunjukkan bahwa pada fase membuka pelajaran yang masih kurang yaitu mengkondisikan kesiapan siswa pada awal masuk kelas dan akan memulai pembelajaan. Kurang efektif dalam menggunakan waktu. Waktu yang tersedia cukup singkat karena sudah dipakai oleh hal-hal diluar alokasi waktu pembelajaran, terlalu lambat siswa membentuk kondisi kelas ke dalam kelompok-kelompok diskusi yang sudah ditentukan. Lembar observasi siswa di isi oleh peneliti untuk melihat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dimana hasil analisis data pada lembar observasi siswa didapatkan kekurangan yang perlu dievaluasi seperti kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dimana kondisi kelas
57
yang kurang kondusif dan lamanya siswa dalam membentuk kelompok sehingga cukup banyak waktu yang terbuang. Selain itu masih ada sebagian siswa yang masih kurang berpartisipasi disaat kegiatan diskusi, dimana tiap kelompok masih didominasi oleh beberapa siswa yang lebih aktif. Tabel 4.3 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I NO ASPEK YANG DIAMATI I
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan siswa menerima pelajaran
II
III
DESKRIPSI
Siswa terlihat kurang siap menerima pembelajaran karena kondisi kelas yang kurang kondusif.
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
Siswa terlihat cukup memperhatikan kompetensi yang hendak dicapai saat disampaikan.
2. Mendengarkan prosedur pelaksanaan metode Point-counterpoint
Siswa mengerti dengan baik prosedur metode point counter.
3. kesiapan membentuk kelompok diskusi
Siswa kurang kondusif saat membentuk kelompok sehingga membutuhkan cukup waktu untuk membentuk kelas menjadi kelompokkelompok.
Kegiatan Inti Pembelajaran
58
1. memperhatikan penjelasan materi yang akan didiskusikan
Siswa cukup antusias memperhatikan materi yang akan didiskusikan.
2. kesiapan siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa cukup baik menyampaikan presentasi kelompok yang disesuaikan dengan perspektif kelompoknya masing-masing.
3. kesiapan siswa mengungkapkan pendapat
Masih belum semua siswa yang berani mengungkapkan pendapat, masih ada sebagian siswa yang tidak berpartisipasi mengungkapkan pendapat dalam kegiatan diskusi.
4. kesiapan siswa menjawab pertanyaan
Cukup terlihat siswasiswa yang lebih menguasai materi dengan lebih siap menjawab pertanyaan. Siswa yang tidak siap hanya diam atau sedikit berpendapat.
5. respon siswa terhadap pendapat siswa lain
Respon siswa cukup baik dalam menanggapi pendapat kelompok lain.
6. interaksi antar siswa
Interaksi antar siswa/kelompok cukup berjalan dengan difasilitatori oleh guru/peneliti.
7. interaksi antar siswaguru
Interaksi antar siswaguru cukup berjalan dengan baik.
59
IV
8. interaksi antar siswamateri pelajaran
Interaksi siswa-materi tidak begitu baik karena masih ada sebagian siswa sebelumnya tidak menguasai materi pada lembar diskusi siswa.
9. kerja sama siswa tiap kelompok
Kerja sama kelompok belum terlalu terlihat karena tiap kelompok masih didominasi oleh siswa yang lebih aktif.
10. mencatat penjelasan yang disampaikan guru
Siswa cukup merespon dengan mencatat penjelasan yang penting di lembar diskusi kelompok/dibuku catatannya.
11. mengerjakan latihan/pos test yang diberikan
Kelas cukup kondusif saat diberikan post test setelah kegiatan diskusi pembelajaran.
Penutup 1. pemahaman siswa menerima materi yang telah didiskusikan
Siswa cukup paham dari materi yang didiskusikan, terlihat dari kondisi kelas yang cukup kondusif saat diberikan post test.
Observasi menunjukkan masih cukup banyak kekurangankekurangan yang didapatkan selama proses pembelajaran. Hasil data observasi ini dievaluasi dan dipelajari guna memperbaiki pelaksanaan pada siklus berikutnya.
60
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar tes objektif siswa. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dapat dilihat dengan memberikan siswa tes akhir (post test). Berikut ini adalah data hasil tes akhir siswa.
Tabel 4.4 Hasil Nilai Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Siswa Adinda Putri Agioriz Atqa Ahmad Hilal Anis Sumarni Ardhea Maura Ayu Sita Bayu Ibnu Bisma Akbar Dwi Hardiyanti Dwi Wahyu Elyezar Alexsander Fadilah Ehsan Faisal Fazri Fatimah Putri Fauzi Ramdan Fitri Muthia Fransiskus Dimas Gina Phampilia Iqbal Fajar Iqbal Hawairi Jourdy Aldier Kevin Reynaldy Liana K. Herndyan Madania Mawarni
Siklus I pretes postes 40 85 50 80 40 75 50 75 50 75 45 80 55 60 50 65 45 70 50 85 55 70 50 65 55 80 50 85 45 80 60 80 45 85 50 80 50 70 55 85 60 75 55 70 55 80 45 85
N gain 0,75 0,6 0,58 0,5 0,5 0,64 0,11 0,3 0,45 0,7 0,33 0,3 0,56 0,7 0,64 0,5 0,73 0,6 0,4 0,67 0,38 0,33 0,56 0,73
Kategori Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi
61
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Malini Yossiadinda Muhammad dumairy Muthia Istiqomah Nabila Ayu Abidin Nadia Hasna Natasha Nathan Nael Prima Rahmat Ria Dwi Carolin Riand Ari Rohmansyah Siti Alifah Wahyu Sigit Yan Pradana Jumlah Rata-rata
40 45 55 45 40 60 45 55 45 55 40 45 50 60 1.885 49,61
75 75 80 55 60 80 75 85 70 75 80 85 75 75 2.885 75,92
0,58 0,55 0,56 0,18 0,33 0,5 0,55 0,67 0,45 0,44 0,67 0,73 0,5 0,38 19,65 0,52
Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
Berdasarkan hasil pengolahan data pada siklus I diperoleh hasil belajar post test dengan rata-rata 75,92 dan N-Gain 0,52. Dari siklus I ini nilai N-Gain sudah dalam kategori sedang dan nilai rata-rata post test sudah melampaui kriteria ketuntasan belajar (KKM) di sekolah SMAN 4 Depok yaitu 7,3. Tapi acuan lainnya adalah 85% siswa memenuhi KKM sedangkan pada siklus I ini ada 10 orang siswa nilai post test belum memenuhi KKM atau baru sekitar 74% siswa di kelas yang mencapai KKM sehingga hasil belajar pada siklus I belum tercapai dan perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya dengan perbaikan dari kekurangan yang ada pada siklus I.
Siklus petama dilaksanakan dengan memberikan pre test dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar dan diakhiri dengan post test. Tujuannya untuk melihat hasil belajar siswa. Berikut hasil pre test dan post test pada siklus pertama:
62
Siklus I
Pre test
Post test
Jumlah
1.885
2.885
Rata-rata
49,61
75,92
d. Refleksi Tahap refleksi pada siklus satu ini berdasarkan pada lembar observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh kolabolator ditemukan beberapa kekurangan, yaitu: 1) Kurang menguasai kondisi atau keadaan kelas ketika awal masuk sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi ketika akan memulai pembelajaran. 2) Kurang efektif dalam menggunakan waktu, khususnya pada pertemuan ke dua siklus I dimana pada pertemuan ini dijalankannya
metode
point
counterpoint.
Seperti
menenangkan siswa yang belum siap menerima pembelajaran dan respon siswa yang lambat membentuk kelas menjadi beberapa kelompok yang telah ditentukan. 3) Masih adanya siswa yang tidak ikut berkonstribusi dalam menyampaikan pendapatnya disaat diskusi berlangsung dan kurang tegasnya peneliti dengan siswa yang melakukan kegiatan lain diluar aktivitas pembelajaran seperti mengobrol dengan siswa teman sekelompoknya. 4) 10 orang siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Sehingga harus dilakukan kesiklus berikutnya. Siklus I yang telah dilakukan dianalisis bahwa terdapat beberapa kelebihan peneliti dari hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh kolabolator:
63
1) Kualitas suara yang dikeluarkan peneliti sudah mampu terdengar oleh seluruh siswa didalam kelas, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan suara yang jelas. 2) Lembar-lembar diskusi siswa yang digunakan sebagai bahan materi yang disesuaikan dengan persepsi masing-masing kelompok
dapat
membuat
siswa
seolah-olah
sebagai
perwakilan dari suatu kelompok sesuai dengan masing-masing. perspektif yang telah ditentukan. 3) Cukup meratanya peneliti melakukan pendekatan kepada siswa karena peneliti tidak hanya berdiri disatu tempat tetapi mencoba untuk mendekati tempat kelompok-kelompok diskusi yang terbagi didalam kelas. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Perencanaan (planning) 1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 2) Mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan standar kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan
hidup
dan
pelestarian
lingkungan
kompetensi hidup
dasar
dalam
menganalisis
kaitannya
dengan
pembangunan berkelanjutan. 3) Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan metode point counterpoint. Mempersiapkan sebuah masalah yang mempunyai beberapa perspektif (sudut pandang) mengenai dampak pembangunan terhadap lingkungan. Menentukan beberapa perspektif mengenai dampak pembangunan terhadap lingkungan (pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana amdal dan peneliti).
64
4) Mempersiapkan
name
tag
sebagai
penanda
penentuan
perspektif bagi tiap kelompok (name tag merah: pemerintah, name tag kuning: pemilik proyek, name tag hijau: pemilik modal, name tag hitam: masyarakat, name tag putih: pelaksana amdal dan name tag biru: peneliti) 5) Mempersiapkan media dan alat seperti power poin, infokus dan leptop. 6) Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas guru dan diskusi siswa dalam pembelajaran.
c. Tindakan (acting) Pertemuan pelajaran geografi dalam satu minggu terbagi dua kali pertemuan. Pada hari Rabu 1x45 menit dan Kamis 2x45 menit. Pada pertemuan pertama siklus kedua dilakukan pada Rabu 14 Mei 2014. Sedangkan pertemuan kedua siklus kedua dilakukan pada 15 Mei 2014. Sesuai dengan skenario bahwa peneliti bertindak sebagai guru yang telah ada sebelumnya didalam kelas. Guru IPS yang sebenarnya bertindak sebagai kolabolator yang tugasnya membantu dan mengevaluasi peneliti dalam melakukan tindakan kelas.
Tabel 4.5 kegiatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus II No. Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau mengaitkan KD dengan dunia nyata
Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran atau kaitan KD dengan kehidupan nyata
2
Guru memberikan soal pretest kepada siswa
Siswa mengerjakan soal pre test yang telah diberikan
65
3
Guru mengembangkan suatu pernyataan tentang AMDAL yang memiliki beberapa perspektif dan membagi kelas menjadi 6 kelompok tim diskusi yang sudah disusun yaitu kelompok pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana AMDAL dan peneliti.
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan kemudian membentuk kelompok sesuai dengan instruksi guru sesuai perspektif yang telah ditentukan
4
Guru meminta masingmasing kelompok untuk mendiskusikan materi yang sudah disesuaikan dikelompoknya masingmasing.
Siswa mendiskusikan materi bersama teman sekelompoknya sesuai perspektif yang telah ditentukan.
5
Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
Perwakilan siswa dari tiap kelompok mempresentasikan materi kelompoknya masingmasing secara bergantian.
6
Guru memulai diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ketiap kelompok dan kemudian mengambangkannya dengan meminta pendapat kelompok lain.
Siswa bersiap memulai diskusi dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru atau menanggapi pendapat kelompok lain.
7
Mengakhiri perdebatan dan menyimpulkan hasil pembahasan
Siswa memperhatikan penjelasan guru
8
Memberikan soal posttest
Siswa mengerjakan soal post test masing-masing.
66
d. Pengamatan (observasi) 1) Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa Hasil analisis lembar observasi yang diisi guru pamong pada siklus kedua diperoleh nilai persentase sebesar 77% atau skor rata-rata 4. Hasil ini meningkat dari hasil analisis yang dilakukan pada siklus pertama yang diperoleh nilai persentase sebesar 60% atau skor rata-rata 3. Pada siklus ke II ini skor rata-rata telah mencapai angka 4 yang berkategori “baik” dan nilai persentase yang cukup tinggi yaitu 77% yang masuk kedalam kategori baik. Berdasarkan hasil data tersebut menunjukkan
aktivitas peneliti dalam pelaksanaan metode
point counterpoint pada siklus kedua berjalan lebih baik dibandingkan dengan berjalannya metode point counterpoint pada siklus pertama.
Tabel 4.6 lembar observasi aktivitas peneliti/guru Siklus II No I
II
III
INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI
SKOR
PRA PEMBELAJARAN
12345
1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media
12345
2. Memeriksa kesiapan siswa
12345
MEMBUKA PELAJARAN
12345
1. melakukan kegiatan apresiasi
12345
2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi
12345
KEGIATAN INTI
12345
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
12345
2. Mengembangkan materi seputar Amdal
12345
3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok
12345
67
IV
4. Mengatur jalannya diskusi
12345
5. Mencapai tujuan komunikatif
12345
6. Kemampuan menjadi penengah di dalam jalannya diskusi
12345
7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipasif
12345
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
12345
9. Penguasaan kelas
12345
10. Kemampuan menjalankan metode pembelajaran
12345
11. Merespon positif partisipasi siswa
12345
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
12345
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
12345
14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan kritis
12345
15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan jelas
12345
16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
12345
PENUTUP
12345
1. Menyimpulkan materi pembahasan
12345
2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran
12345
Total skor
85
Skor ideal
110
Rata-rata
4
Persentase nilai
77%
68
Keterangan: 1 = Sangat buruk
4 = Baik
2 = Kurang
5 = Sangat baik
3 = Cukup *perhitungan terlampir Berdasarkan data hasil lembar observasi dapat digambarkan aktivitas peneliti yang lebih baik dengan mengkondisikan kesiapan siswa pada awal masuk kelas dan akan memulai pembelajaan. Hal ini bisa dilakukan karena sebelum kelas dimulai guru langsung meminta kepada ketua kelas untuk mengkoordinir
teman-teman
sekelasnya
untuk
langsung
mengkondisikan kelas membentuk kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Sehingga selain siswa bisa lebih siap untuk melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti juga tidak perlu membuang-buang waktu untuk meminta siswa membentuk kelas kekelompok-kelompok sehingga peneliti bisa lebih efisien dalam menggunakan waktu. Pada siklus kedua ini peneliti juga lebih lugas dalam memfasilitatori berjalannya diskusi dan lebih tegas terhadap siswa yang melakukan kegiatan lain diluar aktivitas pembelajaran seperti mengobrol dengan teman sekelompoknya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tersebut.. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi siswa yang digunakan peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Dimana pada observasi sebelumnya menunjukkan masih cukup banyak siswa yang tidak ikut berkonstribusi dalam menyampaikan pendapatnya saat berdiskusi dan pada pertemuan siklus kedua ini disiasati peneliti dengan memilih siswa-siswa yang cenderung pasif dengan memberi pertanyaan saat berlangsungnya materi sehingga siswa-siswa yang pasif bisa lebih berpartisipasi dan
69
siswa-siswa yang lebih aktif bisa berpartisipasi dengan memberikan tanggapan-tanggapannya. Berdasarkan data hasil analisis lembar observasi siswa di siklus II kegiatan pembelajaran bisa berjalan lebih baik, dimana kekurangan-kekurangan pada lembar observasi siklus I bisa diatasi seperti kurangnya kesiapan siswa di awal pembelajaran disiasati dengan meminta kepada setiap siswa untuk
memehami
lembar diskusi
siswa karena
ajuan
pertanyaan saat berjalannya diskusi akan diberikan secara acak oleh guru. Lalu kesiapan pengkondisian kelas kedalam kelompok-kelompok disiasati dengan meminta siswa untuk segera membentuk kelas kedalam kelompok-kelompok saat jam istirahat sehingga saat jam pelajaran geografi berlangsung kondisi kelas sudah terbetuk kedalam kelompok-kelompok. Sedangkan
untuk
menyiasati
agar
siswa-siswa
lebih
berpartisipasi dalam kegiatan diskusi yaitu dengan mengajukan pertanyaan diskusi ke beberapa siswa didalam satu kelompok sehingga jawaban kelompok tidak hanya didominasi oleh satudua siswa yang aktif, selain itu dengan melempar pertanyaan ke siswa jika ada siswa lain yang mengajukan pertanyaan. Tabel 4.7 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II NO ASPEK YANG DIAMATI I
DESKRIPSI
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan siswa menerima pelajaran
Siswa cukup siap menerima pembelajaran karena pada pertemuan sebelumnya siswa sudah diminta agar memahami lembar diskusi kelompoknya.
70
II
III
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
Siswa terlihat cukup memperhatikan kompetensi yang hendak dicapai saat disampaikan.
2. Mendengarkan prosedur pelaksanaan metode Point-counterpoint
Siswa mengerti dengan baik prosedur metode point counter.
3. kesiapan membentuk kelompok diskusi
Kondisi kelas saat memulai diskusi sudah kedalam bentuk kelompok-kelompok.
Kegiatan Inti Pembelajaran 1. memperhatikan penjelasan materi yang akan didiskusikan
Siswa cukup antusias memperhatikan materi yang akan didiskusikan.
2. kesiapan siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa cukup baik menyampaikan presentasi kelompok yang disesuaikan dengan perspektif kelompoknya masing-masing.
3. kesiapan siswa mengungkapkan pendapat
Masih cukup terlihat beberapa siswa yang masih malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya.
4. kesiapan siswa menjawab pertanyaan
Masih ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan kurang lugas, namun partisipasi siswa dalam menjawab lebih merata keseluruh siswa.
71
IV
5. respon siswa terhadap pendapat siswa lain
Respon siswa baik dalam menanggapi pendapat kelompok lain.
6. interaksi antar siswa
Interaksi antar siswa/kelompok cukup berjalan dengan difasilitatori oleh guru/peneliti.
7. interaksi antar siswaguru
Interaksi antar siswa-guru cukup berjalan dengan baik.
8. interaksi antar siswamateri pelajaran
Interaksi siswa-materi cukup baik karena siswa sudah ditekankan untuk memahami materi untuk kesiapannya menjawab pertanyaan yang diajukan.
9. kerja sama siswa tiap kelompok
Kerja sama kelompok lebih baik.
10. mencatat penjelasan yang disampaikan guru
Siswa cukup merespon dengan mencatat penjelasan yang penting di lembar diskusi kelompok/dibuku catatannya.
11. mengerjakan latihan/pos test yang diberikan
Kelas cukup kondusif saat diberikan post test setelah kegiatan inti pembelajaran.
Penutup 1. pemahaman siswa menerima materi yang
Siswa cukup paham dari materi yang didiskusikan,
72
telah didiskusikan
terlihat dari kondisi kelas yang cukup kondusif saat diberikan pos tes.
Pengambilan data wawancara dilakukan setelah siklus ke dua selesai. Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa,. Siswasiswa yang dipilih adalah ketua kelompok dari setiap kelompok diskusi yang berjumlah 6 orang. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa untuk mengetahui pendapat siswa dalam pembelajaran yang menggunakan metode point counterpoint, diketahui
siswa
cukup
menyukai
jalannya
metode
point
counterpoint karena penerapan dengan metode diskusi seperti ini belum pernah dilakukan selama pembelajaran di kelas XI. Siswa juga merasa dapat menerima materi yang diajarkan dengan melakukan diskusi secara mendalam. Sedangkan kendala yang dirasakan siswa saat mengikuti pembelajaran diskusi dengan metode point counterpoint khususnya pada siklus pertama adalah masih adanya anggota kelompoknya yang masih malu-malu jika diminta ketua untuk mengungkapkan pendapat. Kendala ini bisa dijadikan evaluasi bagi peneliti untuk siklus kedua
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar tes objektif siswa. Hasil belajar diperoleh dengan melaksanakan postes diakhir kegiatan inti pembelajaran. Dari hasil pengolahan data pada siklus II diperoleh hasil belajar postes dengan rata-rata 81,18 dan N-Gain 0,68. Dari siklus II ini nilai N-Gain sudah dalam kategori sedang dan nilai rata-rata postes sudah melampaui kriteria ketuntasan belajar (KKM) di sekolag SMAN 4 Depok yaitu 7,3. Seluruh siswapun sudah mencapai KKM yang
73
ditentukan sehingga hasil belajar pada siklus II sudah tercapai dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Tabel 4.8 Hasil Nilai Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Siswa Adinda Putri Agioriz Atqa Ahmad Hilal Anis Sumarni Ardhea Maura Ayu Sita Bayu Ibnu Bisma Akbar Dwi Hardiyanti Dwi Wahyu Elyezar Alexsander Fadilah Ehsan Faisal Fazri Fatimah Putri Fauzi Ramdan Fitri Muthia Fransiskus Dimas Gina Phampilia Iqbal Fajar Iqbal Hawairi Jourdy Aldier Kevin Reynaldy Liana K. Herndyan Madania Mawarni Malini Yossiadinda Muhammad dumairy Muthia Istiqomah Nabila Ayu Abidin Nadia Hasna Natasha Nathan Nael Prima Rahmat
Siklus II pretes postes 50 90 40 80 35 85 20 65 30 90 25 65 50 85 35 80 45 85 35 80 25 70 45 90 25 85 30 85 25 70 40 85 30 85 20 70 35 85 30 85 25 75 40 80 35 85 30 85 50 90 30 85 25 85 55 90 25 80 45 85 30 85 35 80
N gain 0,8 0,67 0,77 0,56 0,86 0,53 0,7 0,69 0,73 0,69 0,6 0,82 0,8 0,79 0,6 0,75 0,79 0,63 0,77 0,79 0,67 0,67 0,77 0,79 0,8 0,79 0,8 0,78 0,73 0,73 0,79 0,69
Kategori Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang
74
33 34 35 36 37 38
Ria Dwi Carolin Riand Ari Rohmansyah Siti Alifah Wahyu Sigit Yan Pradana Jumlah Rata-rata
30 25 30 35 60 40 1.315 34,61
80 75 85 80 95 85 3.120 82,11
0,71 0,67 0,79 0,69 0,88 0,75 27,84 0,73
Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Berdasarkan hasil pengolahan data pada siklus II diperoleh hasil belajar post test dengan rata-rata 82,11 dan N-Gain 0,73. Dari siklus II ini nilai N-Gain sudah dalam kategori Tinggi dan nilai rata-rata postes sudah melampaui kriteria ketuntasan belajar (KKM) di sekolah SMAN 4 Depok yaitu 7,3. Dan sekitar 87% siswa telah mencapai KKM di kelas, ini menunjukkan jika target 85% siswa yang harus mencapai KKM telah tercapai. Siklus kedua dilaksanakan dengan memberikan pre test dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar dan diakhiri dengan post test. Tujuannya untuk melihat hasil belajar siswa. Berikut hasil pre test dan post test pada siklus pertama: Siklus II
pretes
Postes
Jumlah
1.315
3.120
Rata-rata
34,61
82,11
e. Refleksi Tahap refleksi pada siklus kedua ini berdasarkan pada lembar observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh kolabolator dan diperoleh: 1) Pada siklus kedua ini guru/peneliti bisa mengontrol kelas dengan cukup baik sehingga kondisi kelas cukup kondusif.
75
2) Kekurangan yang terjadi pada siklus I dalam hal keefektifan waktu bisa diatasi. Dimana guru/peneliti meminta siswa untuk langsung membentuk kelas ke dalam kelompok saat memasuki jam isrirahat. Sehingga saat jam pelajaran geografi berlangsung kondisi kelas sudah membentuk ke dalam kelompok. 3) Masih adaya siswa yang tidak ikut berkonstribusi dalam menyampaikan pendapatnya disaat diskusi berlangsung pada siklus I pun dijadikan evaluasi pada pelaksanaan siklus ke II. Dimana guru/peneliti tidak lagi hanya meminta secara sukarela kepada siswa yang ingin memberikan pendapatnya, namun guru/penelitilah yang menentukan siswa-siswa yang harus mengungkapkan pendapatnya dan memberikan kesempatan bagi siswa yang memang ingin menambahkan memberikan pendapatnya sehingga kelompok tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa yang aktif saja. 4) Kualitas suara yang dikeluarkan peneliti sudah mampu terdengar oleh seluruh siswa didalam kelas, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan suara yang jelas. 5) Lembar-lembar diskusi siswa yang digunakan sebagai bahan materi yang disesuaikan dengan persepsi masing-masing kelompok
dapat
membuat
siswa
seolah-olah
sebagai
perwakilan dari suatu kelompok sesuai dengan masing-masing. perspektif yang telah ditentukan. 6) Cukup meratanya peneliti melakukan pendekatan kepada siswa karena peneliti tidak hanya berdiri disatu tempat tetapi mencoba untuk mendekati tempat kelompok-kelompok diskusi yang terbagi didalam kelas. 7) 87% siswa telah mencapai target KKM yang telah ditentukan yaitu 7,3 untuk pelajaran geografi. Ini menunjukkan pada siklus kedua telah mencapai target yaitu 85% siswa harus mencapai KKM yang telah ditentukan.
76
D. Analisis Data 1. Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok Hasil belajar siswa berupa pre test dan post test diolah menggunakan rumus N-Gain yang dianalisis menggunakan media Microsoft Excel. Dari tabel hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat jumlah N-Gain 19,65 dan rata-rata N-Gain hanya 0,52 sedangkan pada siklus II dengan jumlah N-Gain 27,84 dan rata-rata NGain 0,73. Tabel 4.9 N-Gain Siklus I dan II N-Gain siklus I
N-Gain siklus II
Jumlah
19,65
27,84
Rata-rata
0,52
0,73
Tabel 4.10 Statistik deskriptif hasil belajar IPS Siklus I siswa kelas XI-2 Statistics Pre test
Post test
Mean
49,61
75,92
Median
50,00
75,00
Std. Deviation
6,083
7,698
Variance
37,002
59,264
Minimum
40
55
Maximum
60
85
Tabel 4.11 Hasil belajar siklus I Pre test Nilai
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
40
5
13,2
13,2
13,2
45
10
26,3
26,3
39,5
50
10
26,3
26,3
65,8
77
55
9
23,7
23,7
89,5
60
4
10,5
10,5
100,0
38
100,0
100,0
Total
Post test Nilai
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
55
1
2,6
2,6
2,6
60
2
5,3
5,3
7,9
65
2
5,3
5,3
13,2
70
5
13,2
13,2
26,3
75
10
26,3
26,3
52,6
80
10
26,3
26,3
78,9
85
8
21,1
21,1
100,0
38
100,0
100,0
Total
Gambar 4.1 histogram hasil belajar siklus 1
78
Tabel 4.12 Statistik deskriptif hasil belajar IPS Siklus II siswa kelas XI-2 Statistics Pos test
Pre test
Mean
82,11
34,61
Median
85,00
32,50
Std. Deviation
6,939
9,821
Variance
48,151
96,462
Minimum
65
20
Maximum
95
60
3.120
1.315
Sum
Tabel 4.13 Hasil belajar siklus II Pre test Nilai
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20
2
5,3
5,3
5,3
25
8
21,1
21,1
26,3
30
9
23,7
23,7
50,0
35
7
18,4
18,4
68,4
40
4
10,5
10,5
78,9
45
3
7,9
7,9
86,8
50
3
7,9
7,9
94,7
55
1
2,6
2,6
97,4
60
1
2,6
2,6
100,0
38
100,0
100,0
Total
Post test Nilai
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
65
2
5,3
5,3
5,3
70
3
7,9
7,9
13,2
75
2
5,3
5,3
18,4
79
80
8
21,1
21,1
39,5
85
17
44,7
44,7
84,2
90
5
13,2
13,2
97,4
95
1
2,6
2,6
100,0
38
100,0
100,0
Total
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar dari pre test dan post test baik pada siklus I dan siklus II, dan diketahui bahwa pada siklus II telah terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup besar bila dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I.dan dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode
pembelajaran
point
counterpoint
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat digunakan sebagai salah satu metode belajar yang dapat membantu guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran IPS.
80
2. Hasil Lembar Aktivitas Peneliti/Guru dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok a) Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini mencakup aktivitas peneliti/guru dan catatan lapangan kegiatan siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat proses pembelajaran menggunakan metode point counterpoint, pada siklus I maupun siklus II. Selain
itu digunakan oleh peneliti untuk
melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Data lembar
Jumlah
Rata-Rata
Skor ideal Persentase
Siklus I
66
3
110
60%
Siklus II
85
4
110
77%
observasi
Berdasarkan data hasil pengamatan pada lembar observasi aktivitas peneliti/guru mengalami peningkatan. Pada siklus pertama didapatkan nilai persentase sebesar 60% yang berkategori “cukup” sedangkan pada siklus ke II hasil persentase sebesar 77% yang masuk
kedalam
kategori
“baik”.
Sehingga
terdapat
peningkatan pada hasil persentase aktivitas peneliti/guru pada siklus I ke siklus II, yakni sebesar 60% ke 77%. Berdasarkan
data
tersebut
menunjukkan
adanya
peningkatan kinerja peneliti/guru dalam melaksanakan metode di dalam proses pembelajaran. Baik dalam hal penyampaian materi, komunikasi sampai ke pengondisian kelas.
81
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Berdasarkan data lembar aktivitas siswa, didapatkan hasil aktivitas siswa pada siklus I dan II. Dari data lembar observasi siswa siklus I didapatkan kekurangan yang perlu dievaluasi seperti kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dimana kondisi kelas yang kurang kondusif dan lamanya siswa dalam membentuk kelompok sehingga cukup banyak waktu yang terbuang. Selain itu masih ada sebagian siswa yang masih kurang berpartisipasi disaat kegiatan diskusi, dimana tiap kelompok masih didominasi oleh beberapa siswa yang lebih aktif. Data hasil lembar observasi siswa di siklus II didapatkan hasil kegiatan pembelajaran bisa berjalan lebih baik, dimana kekurangan-kekurangan pada lembar observasi siklus I bisa diatasi seperti kurangnya kesiapan siswa di awal pembelajaran disiasati dengan meminta kepada setiap siswa untuk memehami lembar diskusi siswa karena ajuan pertanyaan saat berjalannya diskusi akan diberikan secara acak oleh guru. Lalu kesiapan pengkondisian kelas kedalam kelompok-kelompok disiasati dengan meminta siswa untuk segera membentuk kelas kedalam kelompok-kelompok saat jam istirahat sehingga saat jam pelajaran geografi berlangsung kondisi kelas sudah berbetuk kedalam kelompok-kelompok. Sedangkan untuk menyiasati agar siswa-siswa lebih berpartisipasi dalam kegiatan diskusi yaitu dengan mengajukan pertanyaan diskusi ke beberapa siswa didalam satu kelompok sehingga jawaban kelompok tidak hanya didominasi oleh satu-dua siswa yang aktif, selain itu dengan melempar pertanyaan kesiswa jika ada siswa lain yang mengajukan pertanyaan.
82
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian Berdasarkan hasil data wawancara penelitian pada siswa setelah pelaksanaan penelitian di dapatkan bahwa siswa menyenangi proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode poin counterpoint. Dalam penerapan metode poin counterpoint siswa merasa bisa ikut berpartisipasi di kegiatan pembelajaran dengan memberikan pendapat mereka masingmasing sesuai dengan perspektif kelompok mereka. Menurut Nana Syaodih, “pada teori pengkondisian, belajar merupakan suatu upaya untuk mengondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu”.65 Membiasakan pengkondisian siswa dengan belajar aktif akan membiasakan siswa untuk ikut serta berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Siswa tidak akan canggung untuk menungkapkan pendapat mereka tentang materi yang sedang dibahas, karena pembiasaan proses pembelajaran aktif yang selalu dilakukan. Berdasarkan hasil data wawancara yang telah dilakukan kepada guru pamong menyatakan bahwa metode poin counterpoin cukup efektif dilakukan dengan materi IPS karena metode ini bisa membuat siswa-siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dengan mengangkat suatu studi kasus yang berhubungan dengan materi menjadikan diskusi bisa berjalan mengarah ke tujuan yang ingin dicapai. Dalam situasi kerja sama setiap individu berusaha untuk memeberikan sesuatu yang menguntungkan bagi individu lain maupun pada kelompok. Menurut Sri Esti, “Semua siswa dalam kelompok akan bekerja untuk satu hasil, dan materi-materinya dapat dibagi diantara siswa-siswa anggotanya. Interaksi antar pribadi dengan teman sebaya sehingga siswa dapat menikmati merupakan bagian dari proses belajar”.66 Hasil data dari tindakan guru yang telah dilakukan mengalami peningkatan. Sesuai hasil observasi menyatakan, hasil analisis data 65
66
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), Cet. Ke 4, h. 163. Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet. Ke 5, h. 369.
83
observasi pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 3 yang berarti dapat dikatakan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti/guru dalam proses pembelajaran “cukup” sedangkan pada siklus II dari hasil analisis data observasi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 4 yang berarti dapat dikatakan tindakan yag telah dilakukan “baik”. Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan metode point counterpoint mengalami peningkatan dari siklus I dengan rata-rata N Gain 0,52 dan N Gain siklus II dengan rata-rata 0,73 dari data tersebut maka pembelajaran dapat dikatakan efektif. Hasil belajar telah tercapai dari nilai N Gain yang sudah dalam kategori efektif dan 85% siswa telah mencapai standar KKM mata pelajaran geografi yaitu 7,3 pada siklus II ini maka Penelitian tindakan kelas pada siklus II telah sesuai dilakukan dan hasil yang diharapkan tercapai, yaitu 85% siswa telah mencapai KKM. Maka penelitian akan diakhiri atau diselesaikan pada siklus II. Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain., serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.67 Berdasarkan data tersebut maka Hipotesis tindakan dapat diterima yaitu Implementasi Metode Point Counterpoint dalam Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi AMDAL siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok.
67
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan madani, 2011), h. 120
84
F. Keterbatasan Peneliti Penulis menyadari penelitian yang dilakukan masih banyak kekurangan atau kelemahan diantaranya karena keterbatasan penulis dalam penelitian ini karena hanya dilakukan di SMAN 4 Depok. Mungkin jika dilakukan penelitian di waktu yang berbeda dan di tempat yang lain belum tentu hasilnya akan sama dengan penelitian yang telah dilakukan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang Implementasi metode point counterpoint pada materi AMDAL untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Implementasi metode point counterpoint terlaksana dengan baik karena dengan menggunakan metode poin counterpoint menjadikan siswa untuk turut berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang aktif, efektif dan efisien bisa dilaksakan dalam proses pembelajaran. Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan metode poin counterpoint terlihat meningkat dari siklus I dan siklus II, hal ini ditunjukkan dari hasil belajar Post test siswa pada siklus I dengan jumlah 2.885 dan rata-rata 75,92 dengan N-Gain 0,52 dan baru 74% siswa yang mencapai KKM. Sedangkan hasil post test pada siklus II dengan 3.120 dan rata-rata 82, 11 dengan N-Gain 0,73 dan 87% siswa telah mencapai KKM. Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siklus II telah tercapai dengan nilai N Gain yang sudah dalam kategori efektif dan 85% siswa telah mencapai standar KKM mata pelajaran geografi yaitu 7,3. Maka Penelitian tindakan kelas pada siklus II telah sesuai dilakukan dan hasil yang diharapkan tercapai, yaitu 85% siswa telah mencapai KKM. Maka penelitian akan diakhiri atau diselesaikan pada siklus II. Hipotesis tindakan dapat diterima yaitu Implementasi Metode Point Counterpoint dalam Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi AMDAL siswa kelas XI SMAN 4 Depok.
85
86
B. Saran Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis memiliki beberapa saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya: 1. Bagi siswa alangkah baiknya untuk belajar aktif jadi tidak hanya guru yang dijadikan sumber belajar, tapi saat ini sumber belajar dapat diperoleh dari berbagai sumber referensi. 2. Bagi guru hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif, karena metode dapat mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS seharusnya dapat membuat siswa untuk turut berpartisipasi. Karena materi pelajaran IPS dapat mencakup berbagai sisi kehidupan yang dapat dibahas bersama-sama. 3. Bagi pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan yang mendukung kegiatan pembelajaran khususnya IPS, seperti alat bantu mata pelajaran ataupun sarana seperti audio visual dan infokus disetiap kelas. 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan komperhensif untuk memperoleh hasil yang signifikan serta dapat mengembangkan suatu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Lif Khoiru ahmadi dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Arikunto, Suharsini. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Arikunto, Suharsini, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi askara, Cet. 11, 2012. Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2009. Hadi, Sudharto P. Aspek Sosial AMDAL. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009. Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani, 2012. Harsanto, Radno. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius, 2011. Hermawan, Iwan. Geografi sebuah pengantar. Bandung: Private publishing, 2009. Masriah dan Mujahid. Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan. Semarang: IKIP Malang, 2011. Nisa
cullen,
“Implementasi
Kebijakan”,
www.scribd.com/doc/57310777/implementasi-adalah, 30 Mei 2014. Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Padang: Quoantum Teaching: 2008. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011. Raharjo, Mursid. Memahami Amdal. yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Reid, Gavin. Memotivasi siswa di kelas gagasan dan strategi. Jakarta: Indeks, 2009. Rosyida, Ulin Nuha. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Point-Counterpoint, Jakarta: Skripsi pada UIN Jakarta, 2012 Septiana, Ani. Efektifitas Metode Point Counterpoint Dalam Pembelajaran Menemukan Informasi Melalui Membaca Intensif Pada Siswa Kelas VIII SMP Negri 2Donorojo, Jepara: Skripsi pada IKIP Semarang, Semarang, 2013.
87
88
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. Slavin, Robert A. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media, 2009. Suratmo, Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cet.11, 2008 Suryadi, Ace.
Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. 2, 2002. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Vincent dan Jeffrey. “Interpreting FCI Score: Normalized Gain, Pre-Instrucion Scores,
And
http://www.Myweb.lmu.edu/jphilips/per/interpreting_FCI.pdf,
Scientific”, 30
Mei
2014 Yusuf, Amiruddin. Peningkatan Keterampilan Menulis Iklan Baris Melalui Kartu Identitas Dengan Metode Point-Counter-Point Pada Siswa Kelas Ix-A Mts. Nahdlotushshibyan Wonoketingal Demak Tahun Ajaran 2011/2012. Demak: Skripsi IKIP Semarang, Semarang, 2011.
LAMPIRAN
89
PEDOMAN WAWANCARA PRA PENELITIAN
A. Identitas Interviewer 1. 2. 3. 4.
Nama Jabatan Jenis Kelamin Tempat dan Waktu
: Drs. Mawardi Zhulfi : Guru Mata Pelajaran Geografi : Laki-laki : SMAN 4 Depok, April 2014
B. Butir Pertanyaan 1. Bagaimana kondisi lingkungan sekolah saat ini? 2. Apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah lengkap dan khususnya untuk mata pelajaran geografi? 3. Bagaimana kondisi siswa-siswa di sekolah ini dan khususnya siswasiswa kelas XI IPS 2 yang Bapak ajar? 4. Apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi masalah-masalah di kelas seperti siswa-siswa yang ribut dan lainnya? 5. Apakah bapak sering menggunakan metode-metode tertentu saat proses pembelajaran?
HASIL WAWANCARA PRAPENELITIAN Interviewer
: Drs. Mawardi Zhulfi
1. Bagaimana kondisi lingkungan sekolah saat ini? Kondisi sekolah saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Sejak pergantian kepala sekolah disaat Ibu menjadi kepala sekolah, banyak diadakan perubahan-perubahan. Seperti halnya perenovasian sekolah yang sekarang ini jauh lebih baik dari sebelumnya. 2. Apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah lengkap dan khususnya untuk mata pelajaran geografi? Untuk meningkatkan kualitas sekolah ini tentu peningkatan sarana dan prasarana terus ditambah. Seperti halnya pelengkapan fasilitas lab IPA dan komputer. Perlengkapan alat-alat ekstrakulikulerpun terus ditambah seprti peralatan band dan olahraga. Namun untuk sarana mata pelajaran geografi masih sama seperti sebelumnya, seperti media peta yang jumlahnya masih sama seperti sebelumnya. Sarana-sarana lain untuk menunjang proses pembelajaran seperti infokuspun juga masih banyak kelas yang belum memilikinya. Sebagian karena rusak dan masih belum diganti. 3. Bagaimana kondisi siswa-siswa di sekolah ini dan khususnya siswa-siswa kelas XI IPS 2 yang Bapak ajar? Melihat usia siswa-siswa SMA yang masih remaja tentu ada saja masalahmasalah yang terjadi. Seperti yang sudah biasa adalah keterlambatan siswa datang kesekolah. Untuk lebih spesifiknya sering siswa-siswa yang telat datang ke kelas jika jam mata pelajaran selanjutnya dimulai. Hal ini karena beberapa siswa yang pergi ke kantin atau ke kamar mandi saat jam mata pelajaran selesai. Kondisi proses pembelajaran siswapun sering kali kurang kondusif khususnya saat jam-jam mata pelajaran telakhir. Dimana mungkin siswa sudah mulai lelah atau jenuh untuk memulai pembelajaran. Kondisi seperti ini tentu tidak bisa dipaksakan, sebagi guru harus bisa menyesuaikan kondisi saat mengajar di jam-jam mata pelajaran siang ini. 4. Apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi masalah-masalah di kelas seperti siswa-siswa yang ribut dan lainnya? Tentunya diperlukan pendekatan kepada siswa-siswa dikelas. Tidak selamanya siswa-siswa yang harus menyesuaikan diri kepada guru, gurupun
harus bisa menyesuaikan diri kepada kondisi siswa. Misalkan untuk jam pelajaran siang tadi, tentu proses pembelajaran dilakukan dengan lebih rileks agar siswa tidak jenuh saat proses pembelajaran. Sedikit candaan bisa mencairkan suasana dikelas.
5. Apakah bapak sering menggunakan metode-metode tertentu saat proses pembelajaran? Saya tidak sering menggunakan metode-metode tertentu saat proses pembelajaran. Dengan melakukan sesi tanya jawab kepada siswa-siswa saat berlangsungnya pembelajaran itu sudah cukup untuk menjadikan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hanya dimata pelajaran tertentu saja saya menggunakan metode yang menurut saya sesuai.
LEMBAR OBSERVASI PRA PENELITIAN Nama
: Aldian Kurnia Putra
Tempat
: SMAN 4 Depok Kelas XI IPS 2
Tanggal
: 22 April 2014
No 1
Observasi Aktivitas belajar siswa dikelas
2
Ketersediaan sarana dan prasarana
Keterangan 1. didalam kelas banyak siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan belajar pada saat proses pembelajaran geografi (seperti mengobrol, memainkan handphone, memainkan laptop dan mengerjakan tugas lain). 2. kurangnya interaksi siswa pada saat belajar geografi, hal ini di sebabkan karena siswa malu untuk menjawab atau bahkan tidak mengerti terhadap materi yang disampaikan. 3. pada saat guru/observer membagikan soal-soal latihan, terlihat kurangnya kemampuan siswa untuk menjawab soalsoal tersebut. Itu terlihat dari sikap mereka yang mengerjakan soal dengan mengobrol sesama teman sebangkunya dan lamanya waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan soal. 1. sarana prasarana yang tersedia seperti alat bantu mata pelajaran geografi (seperti peta, globe dan lainnya) dan LCD atau infokus. Namun demikian, alat bantu pelajaran tersedia meskipun sangat terbatas.
Mengetahui Gru Pamong Mata Pelajaran
Drs. Mawardi
Observer
Aldian Kurnia Putra
KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA DAN KUNCI JAWABAN SIKLUS 1 Kelas Semester Kompetensi Dasar
N o 1
2
Indikator Pembelajara n Mendeskranal isis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
: XI (Sebelas) : Genap : 3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan 3.2 menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan Indikator soal Menjelaskan alasan dilakukannya AMDAL
Menggambark an proyek yang telah melakukan AMDAL
Aspek Kognit if C1
C3
95
Nomor Soal dan Soal
1. Alasan utama dilakukannya AMDAL adalah untuk... a. agar kualitas lingkungan tidak rusak akibat proyekproyek pembangunan b. untuk melindungi hewan dan tumbuhan dari kepunahan c. untuk menambah devisa negara d. agar tidaki ada korupsi dalam pembangunan e. agar hasil dari pembangunan tahan lama 2. Hasil dari proyek pembagunan yang telah melakukan AMDAL seperti... a. industri yang telah membuat wilayah konservasi b. industri dapat
Kunci Jawab an
A
B
mengendalikan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif c. industri mendapatkan tempat yang strategis untuk memproduksi barang/jasa d. industri dapat keuntungan yang lebih besar e. industri akan mendapatkan produk yang berkualitas tinggi 3
4
Menyeleksi yang tidak mencakup proses AMDAL
C4
Menganalisis kegagalan pengelolaan lingkungan
C4
3. Yang tidak mencakup proses AMDAL adalah... a. pengelolaan lingkungan b. pemantauan proyek c. pengambilan keputusan d. penentuan produksi e. dokumen yang penting 4. Untuk menghindari kegagalan pengelolaan lingkungan, perlu dilakukan... a. perencanaan b. pengambilan keputusan c. pemantauan d. peningkatan kinerja e. P6enyuapan
D
C
5
6
Menjelaskan tugas pemerintah dalam proses AMDAL
C2
Memilih keputusankeputusan dari proses AMDAL
C4
5. 8Tugas pemerintah dalam mengarahkan dan m9engawasi aktivitas pembangunan adalah... a. mengatur pangsa pasar produksi suatu industri b. membuka peluang tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar proyek pembangunan c. menetapkan pajak proyek untuk menambah devisa negara d. memberi modal agar proyek pembangunan dapat berjalan dengan baik e. menghindarkan terjadinya perselisihan antar proyek pembangunan 6. Keputusankeputusan yang dapat diambil dari AMDAL antara lain seperti berikut, kecuali... a. proyek dapat berjalan dengan pajak yang tinggi b. proyek dapat dibangun dengan pengelolaan lingkungan dampak yang akan terjadi c. proyek tidak dapat di bangun
B
A
d. proyek boleh di bangun sesuai usulan e. proyek boleh dibangun dengan persyaratan tertentu 7
8
Menjelaskan peran AMDAL bagi pengambil keputusan
C2
Menganalisis
C4
7. Dengan mempelajari AMDAL, pengambilan keputusan menganalisis hal-hal seperti... a. apakah wilayah pangsa pasar yang akan diambil proyek tersebut sudah sesuai b. apakah proyek akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga terjadi pertentangan c. apakah proyek tersebut akan menyerap banyak tenaga kerja d. apakah proyek tersebut dapat memproduksika n hasil produksinya seoptimal mungkin e. apakah proyek tersebut akan membuat wilayah konservasi untuk lingkungan sekitar proyek pembangunan 8. Kegunaan AMDAL
B
kegunaan AMDAL bagi pemerintah
9
Menganalisis kegunaan AMDAL bagi pemilik proyek
bagi pemerintah adalah seperti berikut, kecuali... a. sebagai alat pengambil keputusan b. menjamin manfaat bagi masyarakat sekitar proyek pembangunan c. mengatur pemrataan proyek pembangunan di indonesia d. mencegah agar SDA dikelola tidak rusak e. mencegah pertentangan yang mungkin akan timbul antara masyarakat dengan pemilik proyek C4
9. Kegunaan AMDAL bagi pemilik proyek adalah... a. menambah hasil produksi b. dapat menentukan sumber bahan mentah untuk produksi c. dapat menjalin hubungan dengan pemerintah d. untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan perencanaan proyek e. mengkomersilka n nama produk
D
D
yang ramah lingkungan 10
Menganalisis proses AMDAL
11
C4
C5 Memilih kegunaan AMDAL bagi peneliti dan pemilik modal
12
Mengaitkan kegunaan
C4
10. Pada proses MADAL, laporan yang mengkaji telaah mendalam tentang dampak proyek pembangunan adalah... a. laporan rencana pengelolaan lingkungan b. laporan rencana pemantauan lingkungan c. laporan hasil pemantauan d. laporan aktivitas proyek berjalan e. laporan analisis dampak lingkungan 11. 1. Berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan 2. menghindari duplikasi dari proyek lain 3. 3. bahan uji kelemahan dan kekurangan proyek pe pemmbangunan 4. 4. pengambilan keputusan berjalannya suatu proyek Dari pernyataan di atas yang merupakan kegunaan AMDAL bagi peneliti dan pemilik modal ada pada nomor... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 3 dan 4 e. 1 dan 3 12. Berguna untuk meningkatkan
B
D
AMDAL bagi pihak-pihak yang melaksanakan nya
13
14
15
16
Mendeskripsi
keterampilan dan pengetahuan adalah kegunaan AMDAL bagi... a. pemerintah b. peneliti c. masyarakat d. pemilik modal e. pemilik proyek
Menyebutkan instansi yang meminjamkan modal kepada pemilik proyek
C1
Mengurutkan proses AMDAL
C3
Mengaitkan alasan dilakukannya AMDAL
C4
Mengkategori
C2
13. Dalam membangun proyek, biasanya pengusaha meminjam modal dari... a. pemerintah b. masyarakat c. bank d. costumer service e. direktur perusahaan 14. Dalam proses pelaksanaan AMDAL, setelah pemilik proyek melampirkan laporan ANDAL maka akan dilakukan... a. pengelolaan b. pemantauan c. perencanaan d. keputusan e. evaluasi 15. Desakan untuk dijalankannya AMDAL dikarenakan semakin meningkatnya... a. transportasi b. komunikasi c. iptek d. pembangunan ekonomi e. kesejahteraan masyarakat 16. Udara, air bersih,
B
C
E
D
kan Kualitas lingkungan hidup
17
18
19
kan derajat terpenuhinya kebutuhan hidup
keturunan dan perlindungan merupakan derajat terpenuhinya kebutuhan hidup... a. primer b. utama c. sekunder d. makhluk hayati e. manusiawi
Memilih kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia
C1
Menggambark an fungsi hutan
C1
Menjelaskan limbah padat
C2
17. 1. wabah hama 2. 2. gempa bumi 3. 3. angin siklon 4. 4. kebakaran hutan 5. 5. Letusan gunung berapi 6. 6. banjir Perusakan lingkungan yang dilakukan oleh aktivitas manusia ditunjukkan pada nomor... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 6 d. 5 dan 6 e. 2 dan 4 18. Yang merupakan fungsi hutan dalam kehidupan adalah... a. mengatur siklus air di bumi b. mencegah gempa bumi c. untuk pertanian d. sebagai tempat teduh e. menyalurkan hobi memburu 19. Yang dimaksud dengan limbah padat seperti... a. limbah lumpur dari bor mesin tambang b. air detergen dari rumah tangga
D
C
A
C
20
21
Menyelidiki penyebab terjadinya tsunami
C3
Menggambark an gas efek rumah kaca
C1
c. tersumbatnya aliran sungai oleh sampah pelastik d. asap pekat dari kendaraan bermotor e. tercemarnya air sungai karena bahan kimiawi 20. Salah satu penyebab terjadinya tsunami adalah... a. surutnya air laut secara tiba-tiba b. terjadinya longsor di daerah pantai c. gempa di lantai dasar laut d. gelombang besar yang mencapai belasan meter e. mencairnya kutub selatan 21. Yang dimaksud dari efek gas rumah kaca adalah... a. banyaknya bangunan rumah kaca yang dibuat memantulkan pancaran sinar matahari b. pertumbuhan gedung-gedung tinggi pencakar langit yang merusak lapisan ozon c. memanasnya suhu bumi yang mencairkan kutub selatan d. banyaknya lapisan co2 di atmosfer yang menyelubungi dan merangkap sinar matahari
C
D
e. memanjangnya musim kemarau yang mengeringkan lahan 22
23
Menerapkan partisipasi pelestarian lingkungan
C3
Menetukan kekurangan Indonesia dalam pembangunan
C3
22. Cara kita untuk ikut serta dalam pelestarian lingkungan adalah dengan... a. lebih memilih penggunaan pelastik untuk membungkus b. menghemat penggunaan kertas c. membeli air kemasan dari pada memasak air sendiri d. menggunakan pendingin ruangan untuk menghilangkan panas di ruangan e. tidak menggunakan kenalpot racing pada kendaraan 23. Salah satu modal indonesia yang tidak dimiliki untuk memajukan pembangunan adalah... a. sumber daya alam yang berlimpah ruah b. jumlah penduduk yang tinggi c. wilayah maritim yang luas d. sumber daya manusia yang berkualitas e. cadangan bahan
E
A
tambang 24
25
26
Menggambark an sumber daya alam yang dapat diperbaharui
C1
Mengaitkan sumber gas efek rumah kaca
C3
Menganalisis kerusakan lingkungan
C4
24. Yang dimaksud sumber daya yang dapat diperbaharui seperti... a. migas yang terbentuk dari fosil tumbuhan dan hewan sejak jutaan tahun yang lalu b. sinar matahari yang tidak pernah habis c. menanam pohon jati yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk bisa diambil kembali kayunya d. air hujan yang turun di musim penghujan e. sumber tenaga angin yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan tenaga listrik 25. Yang bukan merupakan sumber gas rumah kaca adalah... a. Asap kendaraan bermotor b. asap pabrik c. asap pembakaran sampah d. limbah cair industri e. asap dapur rumah penduduk 26. Kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor
C
D
alam antara lain... a. erupsi gunung api – gempa bumi– kebakaran hutan b. erupsi gunung api – kebakaran hutan – pembalakan liar c. kebakaran hutan – pembalakan liar – pencemaran air d. pencemaran air – angin siklon – gempa bumi e. erupsi gunung api – angin siklon – gempa bumi
E
27
Memilih fungsi hutan
C5
27. 1). memproduksi hasil bumi, seperti kayu 2) habitat hewan dan D tumbuhan 3) tempat pembuangan sampah 4) mengatur siklus air 5) lokasi industri Yang merupakan fungsi hutan adalah... a. 1,2,3 b. 2,3,4 c. 3,4,5 d. 1,2,4 e. 1,2,5
28
Mencirikan sungai yang tidak tercemar
C2
28. Ciri-ciri sungai yang tidak tercemar adalah... a. alirannya deras b. airnya keruh dan berbau c. terdapat banyak sampah d. ikan yang hidup hanya spesies ikan sapu-sapu
E
e. airnya bisa dimanfaatkan untuk perikanan 29
30
31
Analisis mengenai dampak lingkungan (DAMPAK)
Menggambark an permasalahan lingkungan permukiman
C1
Mencirikan pembangunan berkelanjutan
C2
Mengemukaka n diperlukannya AMDAL
C3
29. Permasalahan lingkungan permukiman adalah... a. lahan yang semakin kritis b. kebutuhan air bersih c. kepunahan satwa d. kepunahan flora e. hujan asam 30. 1. menggunakan pandangan jangka pendek untuk 2. merencanakan pembangunan 2) 3. memelihara keanekaragaman hayati 3) 4. mementingkan sisi komersial 4) 5. menjamin pemerataan dan keadilan Ciri dari pembangunan berkelanjutan adalah... a. 1,2 b. 2,3 c. 3,4 d. 1,3 e. 2,4 31. Alasan diperlukannya AMDAL adalah... a. agar terbebas dari pungutan liar b. agar faktor ekonomi meningkat c. agar tidak terjadi korupsi proyek d. agar lingkungan tidak rusak e. agar
B
E
C
kesejahteraan meningkat 32
33
34
Menentukan phak yang berhak mengajukan AMDAL
C3
Menyusun langkahlangkah proses AMDAL
C6
Menjelaskan manfaat AMDAL bagi masyarakat
C1
32. Pihak yang berhak melakukan pengajuan uji AMDAL adalah... a. pemilik proyek b. pemerintah c. masyarakat sekitar proyek d. DPRD Provinsi atau Kota e. kepolisian 33. Jika laporan ANDAL diterima, langkah yang harus dilakukan adalah... a. menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan b. menuntut masyarakat sekitar c. menghentikan proyek d. mengubah rancangan pembangunan e. menurunkan harga jual proyek 34. Manfaat AMDAL bagi masyarakat adalah... a. masyarakat menjadi tenaga kerja proyek pembangunan b. meningkatkan pendapatan dengan pungutan liar kepada proyek c. mengetahui rencana pembangunan
A
A
C
sehingga memahami dampak yang akan dirasakan d. menjadi jaminan pinjaman modal e. melindungi dari tuntutan hukum 35
36
37
Menjelaskan manfaat AMDAL bagi pemerintah
Mendeskripsi kan lingkungan hidup
C1
35. Manfaat AMDAL bagi pemerintah adalah... a. munculnya pertentangan dari masyarakat b. tidak memberikan manfaat yang jelas bagi masyarakat c. menghindarkan dari perusakan lingkungan d. memudahkan fungsi hutan e. memaksimalkan eksploitasi sumber daya alam
Mendeskripsik C2 an kegiatan manusia yang merusak hutan
36. Kegiatan manusia yang dapat merusak hutan adalah... a. menjadikan hutan menjadi tempat konservasi b. membuka ladang dengan cara membakar hutan c. melakukan tebang pilih d. melakukan reboisasi e. melepas satwa liar
Menentukan unsur yang
37. Selain faktor kualitas hidup, unsur
C3
C
B
menjadi penentu kualitas lingkungan
38
C2
Menjelaskan drajat kebutuhan manusiawi
yang menjadi penentu kualitas C lingkungan adalah... a. kenampakan alam yang luas b. ketersediaan air bersih c. keadaan wilayah yang baik E d. bebas dari unsur manusia e. tidak adanya polusi 38. Sifat manusia yang selalu ingin memiliki suatu benda secara utuh merupakan pengertian dari... a. kualitas lingkungan b. kebutuhan hidup manusiawi c. kebutuhan hidup hayati d. kebutuhan hidup relatif e. derajat kebebasan kepemilikan
39
40
Menentukan gas yang mempengaruh i efek gas rumah kaca
C3
Memilih UU tentang pencemaran lingkungan
C1
39. Gas polutan yang paling berpengaruh dalam proses efek rumah kaca adalah... a. oksigen b. nitrogen c. karbon dioksida d. karbon tetraklorida e. helium 40. Peraturan yang membahas tentang pencemaran lingkungan tercantum adalah... a. UU No.31 tahun 2009
C
E
b. UU No.32 tahun 2009 c. UU No.33 tahun 2009 d. UU No.34 tahun 2008 e. UU No.31 tahun 1999
STATUS SOAL UJI YANG DIGUNAKAN SIKLUS I No Soal
VALIDITAS
SOAL NO 1 SOAL NO 2 SOAL NO 3 SOAL NO 4 SOAL NO 5 SOAL NO 6 SOAL NO 7 SOAL NO 8 SOAL NO 9 SOAL NO 10 SOAL NO 11 SOAL NO 12 SOAL NO 13 SOAL NO 14 SOAL NO 15 SOAL NO 16 SOAL NO 17 SOAL NO 18 SOAL NO 19 SOAL NO 20 SOAL NO 21 SOAL NO 22 SOAL NO 23 SOAL NO 24 SOAL NO 25 SOAL NO 26 SOAL NO 27 SOAL NO 28 SOAL NO 29 SOAL NO 30 SOAL NO 31 SOAL NO 32 SOAL NO 33 SOAL NO 34 SOAL NO 35 SOAL NO 36 SOAL NO 37 SOAL NO 38 SOAL NO 39 SOAL NO 40
VALID VALID VALID VALID INVALID VALID VALID INVALID VALID INVALID INVALID INVALID VALID VALID INVALID INVALID INVALID VALID VALID INVALID INVALID VALID VALID INVALID VALID INVALID VALID INVALID INVALID INVALID INVALID INVALID INVALID VALID VALID VALID INVALID INVALID VALID VALID
TINGKAT KESUKARAN SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SUKAR SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SUKAR SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SUKAR SEDANG MUDAH
DAYA BEDA
STATUS
CUKUP BAIK CUKUP BAIK SEKALI JELEK BAIK BAIK JELEK BAIK JELEK JELEK JELEK BAIK BAIK SEKALI JELEK CUKUP JELEK BAIK BAIK JELEK JELEK BAIK BAIK JELEK BAIK BAIK BAIK JELEK JELEK JELEK JELEK JELEK JELEK BAIK BAIK BAIK JELEK CUKUP BAIK BAIK
DI PAKAI DI PAKAI DI PAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DI PAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DI PAKAI
SOAL SIKLUS I YANG DIGUNAKAN
No
Soal yang di Gunakan
Kunci Jawaban
Klasifikasi Bloom
1
1
A
C1
2
2
B
C3
3
3
D
C4
4
4
C
C4
5
6
A
C4
6
7
B
C2
7
9
D
C4
8
13
C
C1
9
14
E
C3
10
18
A
C1
11
19
C
C2
12
22
A
C3
13
23
C
C3
14
25
D
C3
15
27
D
C1
16
34
C
C1
17
35
C
C1
18
36
D
C2
19
39
C
C3
20
40
E
C1
KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA DAN KUNCI JAWABAN SIKLUS II Kelas Semester Kompetensi Dasar
N o 1
2
Indikator Pembelajara n Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
: XI (Sebelas) : Genap : 3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan 3.2 menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan Indikator soal Mendiagnosis prakiraan dampak pembangunan
Mencirikan dampak kebisingan dari pembangunan
Aspek Kognit if C4
C2
Nomor Soal dan Soal
1. dalam prakiraan dampak yang harus disajikan adalah... A. Siapa yang terkena dampak B. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah dampak C. Berapa ganti rugi yang harus dikeluarkan untuk masyarakat D. Berapa kerugian proyek E. Siapa yang akan harus ganti rugi 2. yang dimaksud dampak kebisingan dari pembangunan proyek seperti... a. Jalannan sekitar proyek menjadi macet b. Suara mesin berat di tengah malam yang mengganggu c. Debu yang
Kunci Jawab an
A
B
menyelimuti disekitar proyek d. Rusaknya jalanan akibat dilintasi truk besar proyek e. Hilangnya mata pencaharian masyarakat 3
4
Mengidentifik asi dampak kebisingan dari pembangunan
C1
Menguraikan proses AMDAL
C2
3. permasalahan lingkungan permukiman adalah... a. kepunahan flora b. kepunahan fauna c. hujan asam d. kebutuhan air bersih e. jalanan macet 4. jika laporan ANDAL diterima maka langkah selanjutnya adalah... a. mengubah rancangan pembangunan b. melakukan evaluasi c. menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan d. mengkaji lingkungan sekitar proyek e. pengambilan keputusan
D
C
5
Mendeskripsi kan pelestarian lingkungan
6
7
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Menggambark an ciri hujan asam
C1
5. 1)Kandungan ph dibawah 5,6 2) meyebabkan B karat 3) meyuburkan tanaman 4) meracuni perairan 5) terjadi di daerah pegunungan Ciri-ciri dari hujan asam adalah... a. 1,2,3 b. 1,2,4 c. 3,4,5 d. 1,3,4 e. 1,2,5
Menjelaskan pengertian “Prokasih”
C1
6. “Prokasih” adalah upaya pelestarian di bidang... a. sumber daya air b. sumber daya tanah c. sumber daya udara d. keaneka ragaman hayati e. sumber daya manusia
Mengkategori kan peran masyarakat pada proses AMDAL
C2
7. peran masyarakat pada proses AMDAL saat proyek sedang dibangun seperti... a. membangun warung kecil disekitar proyek b. memantau dampak yang terjadi c. melamar pekerjaan kepada pemilik proyek d. menyusun laporan keadaan
A
B
lingkungan e. mencari informasi pembangunan proyek 8
9
10
Mendeskripsi kan pelestarian lingkungan
Menentukan peran pengambil keputusan pada proses AMDAL
C3
Menganalisis sungai yang tidak tercemar
C4
Menganalisis kerusakan alam akibat aktivitas manusia
C4
8. pihak yang berhak mengambil keputusan berjalannya atau tidak berjalannya proyek adalah... a. pemilik modal b. pemilik proyek c. pengamat lingkungan d. pemerintah e. masyarakat sekitar 9. ciri-ciri sungai yang tidak tercemar adalah... a. alirannya deras b. kedalamannya dangkal c. ikan yang hidup hanya spesies ikan sapu-sapu d. airnya bisa dimanfaatkan untuk perikanan e. dijadikan lokasi arum jeram 10. contoh kegiatan manusia yang dapat merusak hutan adalah... a. menjadikan hutan sebagai tempat konservasi b. membuka ladang dengan cara dibakar c. melakukan
D
D
B
tebang pilih d. melepas satwa liar e. melakukan reklamasi 11
12
13
Menjelaskan peran AMDAL
Menentukan taman nasional
Menentukan gas pencemar
C1
C3
C3
11. alasan diperlukannya AMDAL aadalah... a. agar terbebas dari pungutan liar b. agar sektor ekonomi meningkat c. agar produksi meningkat d. agar lingkungan tidak rusak e. agar kesejahteraan meningkat 12. taman nasional yang lokasinya paling dekat dengan DKI Jakarta adalah... a. Taman Nasional Kerinci Seblat b. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango c. Taman laut Bunaken d. Taman Nasional Gunung Leuser e. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 13. gas polutan yang paling berpengaruh dalam proses efek gas rumah kaca adalah... a. Nitrogen b. Oksigen
D
B
C
c. Carbon dioksida d. Helium e. Karbon teraklorida 14
15
16
Menerapkan cara penerapan pembangunan berkelanjutan
C3
Menganalisis kemampuan lingkungan hidup
C4
Memilih
C4
14. salah satu cara menerapkan pembangunan berkelanjutan adalah dengan memerhatikan... a. Pemerataan pembangunan b. Kesenjangan sosial c. Persebaran sumber daya alam d. Integrasi kebudayaan e. Kesinambungan dan pelestarian lingkungan hidup 15. kemampuan lingkungan untuk menghasilkan sumber daya, menoleransi zat pencemar, serta membatasi ketegangan sosial merupakan pengertian... a. Derajat lingkungan b. Daya lingkungan c. Daya perusak lingkungan d. Daya guna lingkungan e. Daya dukung lingkungan 16. yang tidak termasuk
E
D
kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia
17
18
19
Memilih zat pencemar lingkungan
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam adalah... a. Gunung meletus b. Gempa bumi c. Tsunami d. Kebakaran hutan e. Badai siklonc. C4
17. yang bukan merupakan sumber gas rumah kaca... a. Asap kendaraan bermotor b. Asap pembakaran sampah c. Limbah cair industri d. Asap dari dapur rumah penduduk e. Asap knalpot
Memilih C4 langkahlangkah proses AMDAL
18. yang tidak termasuk dalam proses AMDAL adalah... a. Pengelolaan proyek b. Pemantauan lingkungan c. Pengelolaan lingkungan d. Pengambilan keputusan e. Pembuatan dokumen
Menggambark an dampak limbah padat
19. sampah yang menumpuk akan berdampak... a. kesempatan mencari barang bekas b. membuka
C3
D
C
A
C
20
21
Menerapkan peran masyarakat dalam proses AMDAL
C3
Membandingk an dampak negatif proyek pembangunan pada lingkungan dan sosial
C2
lapangan pekerjaan yang baru c. mengandung bahan kimia beracun d. dapat diolah menjadi pupuk f. pengkajian penelitian 20. sikap masyarakat yang harus dilakukan jika merasakan dampak dari pembangunan proyek adalah... a. menyerahkanny a kepada pemilik proyek b. menegur pemilik proyek secara langsung c. melaporkan pengaduan kedinas pemerintahan sekitar d. membakar ban di depan proyek e. unjuk rasa besar-besaran penolakan proyek 21. yang bukan termasuk dampak negatif lingkungan dari pembangunan proyek adalah... a. terjadinya kebisingan disekitar proyek b. banyaknya debu yang berterbangan c. banyak jalanan
C
D
yang rusak disekitar proyek d. jalanan macet disekitar proyek e. limbah lumpur yang mencemari pertanian 22
menganalisis manfaat AMDAL bagi Pemerintah
C4
22. salah satu manfaat AMDAL bagi pemerintah adalah... E a. munculnya pertentangan dari masyarakat b. menjadi jaminan untuk peminjaman modal c. memudahkan alih fungsi lahan d. peluang kampanye partai e. menghindari perusakan lingkungan
23
Menganalisis dampak sosialekonomi pembangunan proyek
C4
23. dampak positif sosial-ekonomin dari pembangunan proyek adalah... a. membuka peluang kesempatan kerja b. menjaga kualitas lingkungan sekitar terjamin c. proyek yang berjalan ramah lingkungan d. terjadinya kemacetan disekitar proyek e. melaksanakan aturan UU
A
24
Menerapkan peran dalam pelestarian lingkungan
C3
24. peran kita ikut serta dalam pelestarian lingkungan adalah dengan... a. merokok pada tempatnya b. memilih membeli air kemasan dibanding memasak air sendiri c. menghemat penggunaan kertas d. tidak menggunakan kenalpot racing e. memilih plastik sebagai kantung agar lebih awet
25
Menentukan peran pemerintah pada proses AMDAL
C2
25. yang menjadi penengah jika D terjadi ketegangan dari masyarakat oleh pihak pemilik proyek adalah... a. instansi pelaksana AMDAL b. pemilik modal c. pengamat d. pemerintah e. Tokoh masyarakat setempat
26
Mengidentifik asi manfaat cagar alam dan suaka marga satwa
C1
26. manfaat cagar alam dan suaka margasatwa adalah untuk... a. usaha pariwisata b. mencari hean peliharaan yang bagus
C
E
c. sumber bahan baku terpilih d. pengembangan ilmu pengetahuan e. melindungi hewan dan tumbuhan agar tidak punah 27
28
29
Menetukan peran masyarakat dalam proses AMDAL
C3
Menganalisi fungsi RPL
C4
Mengkritik pembangunan di Indonesia
C5
27. yang bisa berperan menjadi pemantau dari pelaksanaan AMDAL adalah... a. pekerja pelaksana AMDAL b. kepolisisan c. tokoh agama d. masyarakat sekitar e. bank 28. salah satu fungsi Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah... a. memantau pelaksanaan AMDAL b. mengevaluasi laporan andal c. alat pengambil keputusan d. jaminan bank e. meminimalisir dampak negati 29. salah satu kelebihan yang tidak dimiliki Indonesia untuk memajukan pembangunan adalah... a. sumber daya alam yang
D
E
B
b. c. d. e.
30
31
32
Menganalisis proses AMDAL
Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
C1
Memilih faktor meningkatnya pertumbuhan pembangunan
C4
Menganalisis dampak pertumbuhan penduduk di
C4
melimpah kualitas sumber daya manusia negara kepulauan potensi tanah yang subur objek wisata alam yang bagus
30. AMDAL merupakan salah satu bagian dari proses... a. pembangunan b. trilogi pembangunan c. GBHN d. Master plan pembangunan e. Pembangunan berkelanjutan 31. yang tidak termasuk alasan meningkatnya pertumbuhan pembangunan adalah... a. Meningkatnya jumlah penduduk b. Meningkatnya kebutuhan c. Meningkatnya penggunaan sumber daya alam d. Pengaruh globalisasi e. Kerja sama ekonomi internasional 32. Alasan mengapa Jakarta tidak pernah terlepas dari
E
C
A
Jakarta
33
34
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Memilih peran AMDAL bagi pemilik modal
Mendeskripsik an fungsi RPL dalam proses AMDAL
kemacetan adalah... a. Kurangnya pemerataan pembangunan b. Banyaknya objek wisata di Jakarta c. Pemandangan yang indah di Jakarta d. Terjaminnya Kebutuhan hidup di Jakarta e. Menjadi lokasi mudik masyarakat Indonesia C2
C4
33. fungsi AMDAL bagi pemilik modal adalah... a. Menjadi jaminan peminjaman modal b. Agar terhindar dari ketegangan sosial c. Untuk mengetahui potensi lingkungan sekitar d. Mencegah kerusakan lingkungan e. Sumber informasi keadaan lingkungan proyek 34. fungsi Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah sebagai... a. Evaluasi
A
C
b.
c.
d. e.
berjalannya proyek Memantau keadaan lingkungan sekitar Memantau berjalannya proses AMDAL Alat pengambil keputusan Mengoptimalka n dampak positif pembangunan
STATUS SOAL UJI YANG DIGUNAKAN SIKLUS II No Soal
VALIDITAS
SOAL NO 1 SOAL NO 2 SOAL NO 3 SOAL NO 4 SOAL NO 5 SOAL NO 6 SOAL NO 7 SOAL NO 8 SOAL NO 9 SOAL NO 10 SOAL NO 11 SOAL NO 12 SOAL NO 13 SOAL NO 14 SOAL NO 15 SOAL NO 16 SOAL NO 17 SOAL NO 18 SOAL NO 19 SOAL NO 20 SOAL NO 21 SOAL NO 22 SOAL NO 23 SOAL NO 24 SOAL NO 25 SOAL NO 26 SOAL NO 27 SOAL NO 28 SOAL NO 29 SOAL NO 30 SOAL NO 31 SOAL NO 32 SOAL NO 33 SOAL NO 34
VALID VALID INVALID VALID INVALID INVALID VALID VALID VALID VALID VALID INVALID INVALID VALID VALID INVALID INVALID VALID INVALID VALID VALID INVALID VALID VALID INVALID INVALID VALID VALID INVALID INVALID VALID INVALID VALID VALID
TINGKAT KESUKARAN SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SUKAR SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG
DAYA BEDA
STATUS
BAIK BAIK JELEK BAIK JELEK CUKUP BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK CUKUP JELEK BAIK BAIK JELEK JELEK BAIK JELEK BAIK BAIK SEKALI JELEK CUKUP BAIK JELEK JELEK BAIK BAIK SEKALI JELEK JELEK BAIK JELEK BAIK CUKUP
DI PAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DIPAKAI DI PAKAI DIPAKAI DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI TIDAK DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI TIDAK DI PAKAI DI PAKAI DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DI PAKAI DIPAKAI TIDAK DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DIPAKAI TIDAK DIPAKAI DIPAKAI DI PAKAI
SOAL SIKLUS II YANG DIGUNAKAN
No
Soal yang di Gunakan
Kunci Jawaban
Klasifikasi Bloom
1
1
A
C4
2
2
B
C2
3
4
D
C1
4
7
B
C2
5
8
D
C3
6
9
D
C4
7
10
B
C4
8
11
D
C1
9
14
E
C3
10
15
D
C4
11
18
A
C4
12
20
C
C3
13
21
D
C2
14
23
A
C4
15
24
C
C3
16
27
D
C3
17
28
E
C4
18
31
C
C4
19
33
A
C2
20
34
C
C4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMAN 4 Depok
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas / Semester
: XI IPS 2
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit (pertemuan ke-1) & 2 x 45 menit (pertemuan ke 2)
A. Standar Kompetensi
3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembanguan berkelanjutan.
C. Indikator
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Menyebutkan pengertian lingkungan hidup Menjelaskan pengertian pelestarian lingkungan hidup Menguraikan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup Mengemukakan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup Menyebutkan pengertian AMDAL Menjelaskan proses pelaksanaan AMDAL Mengemukakan alsan diperlukan amdal Menilai kegunaan AMDAL bagi pihak-pihak terkait
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian lingkungan hidup 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian pelestarian lingkungan hidup
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Siswa dapat menguraikan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup Siswa dapat mengemukakan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup Siswa dapat menyebutkan pengertian AMDAL Siswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan AMDAL Siswa dapat mengemukakan alsan diperlukan amdal Siswa dapat menilai kegunaan AMDAL bagi pihak-pihak terkait
E. Materi Ajar 1. Pelestarian lingkungan hidup. 2. Proses pelaksanaan AMDAL 3. Kegunaan AMDAL bagi pihak-pihak terkait.
F. Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran :
Point Counterpoint
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan pertama (1x45 menit) a) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan
Kegiatan Siswa
Guru
Siswa menjawab
mempersiapkan
salam, berdoa
kelas dengan
dan
mengucap salam,
memperhatikan
berdoa, dan mengisi
daftar hadir yang
daftar hadir
dibacakan.
Guru
Siswa
mendeskripsikan
memperhatikan
secara singkat materi
penjelasan guru
tentang pelestarian
tentang materi
Alokasi
Nilai
waktu
Karakter
10 menit
Proaktif Responsif
lingkungan hidup
pelestarian
dan AMDAL
lingkungan hidup dan AMDAL.
b) Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
20 Menit
Jujur
Guru memberikan
Siswa
soal Pretes kepada
mengerjakan soal
Kerja sama
siswa
pretes yang
Toleran
diberikan guru
Guru menanyakan
Siswa menjawab
kesiapan siswa
kesiapan belajar
untuk belajar
mereka
10 Menit Guru menjelaskan
Siswa menyimak
prosedur metode
penjelasan metode
point conterpoint
point counter
yang akan
point yang
digunakan dalam
disampaikan guru
proses pembelajaran
Siswa masuk kedalam
Guru membagi
kelompok sesuai
kelas menjadi 5
yang dibuat oleh
kelompok tim
guru
diskusi yang sudah disusun yaitu Klompok pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana AMDAL
Siswa
dan peneliti.
mendiskusikan bersama teman-
Guru meminta
teman diskusinya
masing-masing
sesuai dengan
kelompok
perspektif
mendiskusikan
kelompok
lembar diskusi
masing-masing
kelompok sesuai
yang sudah
dengan perspektif
ditentukan
kelompok masingmasing yang sudah ditentukan.
c) Kegiatan Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru memberikan
Siswa
tugas untuk
mengerjakan
mencatat hasil
tugas yang
diskusi kelompok
diberikan guru
masing-masing
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
5 menit
Disiplin
Guru menutup pertemuan dengan
Siswa
berdoa/membaca
berdoa/membaca
hamdalah
hamdalah
2. Pertemuan kedua (2x45 menit) a)
Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi waktu
Nilai Karakter
Guru mempersiapkan
Siswa menjawab
10 menit
Proaktif
kelas dengan
salam, berdoa dan
mengucap salam,
memperhatikan
berdoa, mengisi daftar
daftar hadir yang
hadir
dibacakan
Responsif
Guru mendeskripsikan Siswa secara singkat materi
memperhatikan
tentang pelestarian
penjelasan guru
lingkungan hidup dan
tentang materi
AMDAL
pelestarian lingkungan hidup dan AMDAL.
b)
Kegiatan inti Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
10 menit
Disiplin
Guru meminta
Siswa
masing-masing
mendiskusikan
Kerja sama
kelompok
lembar
Percaya diri
mendiskusikan
kelompok
lembar diskusi
dengan perspektif
diskusi sesuai
Toleran Jujur
kelompok sesuai
kelompok masing-
dengan perspektif
masing.
kelompok masingmasing yang sudah ditentukan. Setiap perwakilan
10 menit
Guru meminta setiap kelompok maju kelompok dengan
mempresentasikan
diwakili satu orang
materi yang
mempresentasikan
disesuaikan
materi yang
dengan sudut
disesuaikan sudut
pandang masing-
pandang masing-
masing kelompok
masing tkelompok.
Siswa bersiap dan 20 menit Guru memulai
menyampaikan
diskusi/perdebatan
pandangan-
dengan menyuruh
pandangan mereka
juru bicara tiap
tentang Amdal.
kelompok menyampaikan pandanganpandangan mereka tentang Amdal.
Siswa
menyimak
penjelasan guru
10 menit
Guru mengakhiri perdebatan dan menyimpulkan hasil pembahasan.
Siswa mengerjakan soal 25 menit
Memberi soal post post test test
c)
Kegiatan Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru memberikan
Siswa
tugas untuk
mengerjakan tugas
mencatat hasil
yang diberikan
diskusi kelompok
guru
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
5 menit
Disiplin
Guru menutup pertemuan dengan
Siswa
berdoa/membaca
berdoa/membaca
hamdalah
hamdalah
H. Penilaian
Teknik
Instrumen
Tes hasil belajar
Lembar tes objektif
Penilaian sikap
Lembar Observasi siswa
I. Alat dan Sumber Belajar a. Alat
:
1. Laptop 2. Infocus 3. Papan tulis
b. Sumber Belajar
:
1. Buku paket Geografi XI
2. Buku aspek sosial AMDAL disusun oleh Sudharto P.Hadi 3.
Buku
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan disusun oleh Prof. Dr. Ir. F. Gunawan Suratmo
Mengetahui 2014
Depok, Mei
Guru Pamong Mata pelajaran Geografi PPKT
Mahasiswa
Drs. Mawardi
Aldian Kurnia Putra
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMAN 4 Depok
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas / Semester
: XI IPS 2
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit (pertemuan ke-1) & 2 x 45 menit (pertemuan ke 2)
A. Standar Kompetensi
3. Siswa mampu menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Siswa mampu mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 2. Mengemukakan konsep penting dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan 3. Membedakan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 4. Menyelidiki contoh pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di kehidupan sehari-hari 5. Menjelaskan prakiraan dampak pembangunan dalam proses AMDAL 6. Menganalisis prakiraan dampak pembangunan dalam proses AMDAL 7. Menganalisis dampak pembangunan bagi lingkungan hidup dan kehidupan sosial
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 2. Siswa dapat mengemukakan konsep penting dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan 3. Siswa dapat membedakan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 4. Siswa dapat menyelidiki contoh pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di kehidupan sehari-hari 5. Siswa dapat menjelaskan prakiraan dampak pembangunan dalam proses AMDAL 6. Siswa dapat menganalisis prakiraan dampak pembangunan dalam proses AMDAL 7. Siswa dapat menganalisis dampak pembangunan bagi lingkungan hidup dan kehidupan sosial E. Materi Ajar 1. Pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 2. Prakiraan pdmpak pembangunan dalam proses AMDAL. 3. Analisis dampak pembangunan bagi lingkungan hidup dan kehidupan sosial. F. Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran :
Point Counterpoint
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 3. Pertemuan pertama (1x45 menit) d) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan
Kegiatan Siswa
Guru
Siswa menjawab
mempersiapkan
salam, berdoa
kelas dengan
dan
Alokasi
Nilai
waktu
Karakter
10 menit
Proaktif Responsif
mengucap salam,
memperhatikan
berdoa, dan mengisi
daftar hadir yang
daftar hadir
dibacakan.
Guru
Siswa
mendeskripsikan
memperhatikan
secara singkat materi
penjelasan guru
tentang pelestarian
tentang materi
lingkungan hidup
pelestarian
dan AMDAL
lingkungan hidup dan AMDAL.
e) Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
20 Menit
Jujur
Guru memberikan
Siswa
soal Pretes kepada
mengerjakan soal
Kerja sama
siswa
pretes yang
Toleran
diberikan guru
Guru menanyakan
Siswa menjawab
kesiapan siswa
kesiapan belajar
untuk belajar
mereka
Guru menjelaskan
Siswa menyimak
prosedur metode
penjelasan metode
point conterpoint
point counter
yang akan
point yang
digunakan dalam
disampaikan guru
10 Menit
proses pembelajaran
Siswa masuk kedalam
Guru membagi
kelompok sesuai
kelas menjadi 5
yang dibuat oleh
kelompok tim
guru
diskusi yang sudah disusun yaitu Klompok pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana AMDAL
Siswa
dan peneliti.
mendiskusikan bersama teman-
Guru meminta
teman diskusinya
masing-masing
sesuai dengan
kelompok
perspektif
mendiskusikan
kelompok
lembar diskusi
masing-masing
kelompok sesuai
yang sudah
dengan perspektif
ditentukan
kelompok masingmasing yang sudah ditentukan.
f) Kegiatan Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru memberikan
Siswa
tugas untuk
mengerjakan
mencatat hasil
tugas yang
diskusi kelompok
diberikan guru
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
5 menit
Disiplin
masing-masing
Guru menutup pertemuan dengan
Siswa
berdoa/membaca
berdoa/membaca
hamdalah
hamdalah
4. Pertemuan kedua (2x45 menit) d)
Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi waktu
Nilai Karakter
Guru mempersiapkan
Siswa menjawab
10 menit
Proaktif
kelas dengan
salam, berdoa dan
mengucap salam,
memperhatikan
berdoa, mengisi daftar
daftar hadir yang
hadir
dibacakan
Guru mendeskripsikan Siswa secara singkat materi
memperhatikan
tentang pelestarian
penjelasan guru
lingkungan hidup dan
tentang materi
AMDAL
pelestarian lingkungan hidup dan AMDAL.
Responsif
e)
Kegiatan inti Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
10 menit
Disiplin
Guru meminta
Siswa
masing-masing
mendiskusikan
Kerja sama
kelompok
lembar diskusi
Percaya diri
mendiskusikan
kelompok sesuai
Toleran
lembar diskusi
dengan perspektif
Jujur
kelompok sesuai
kelompok masing-
dengan perspektif
masing.
kelompok masingmasing yang sudah ditentukan. Setiap perwakilan
10 menit
Guru meminta setiap kelompok maju kelompok dengan
mempresentasikan
diwakili satu orang
materi yang
mempresentasikan
disesuaikan
materi yang
dengan sudut
disesuaikan sudut
pandang masing-
pandang masing-
masing kelompok
masing tkelompok.
Siswa bersiap dan 20 menit Guru memulai
menyampaikan
diskusi/perdebatan
pandangan-
dengan menyuruh
pandangan mereka
juru bicara tiap
tentang Amdal.
kelompok menyampaikan pandangan-
pandangan mereka tentang Amdal.
Siswa
menyimak
penjelasan guru
10 menit
Guru mengakhiri perdebatan dan menyimpulkan hasil pembahasan.
Siswa mengerjakan soal 25 menit
Memberi soal post post test test
f)
Kegiatan Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru memberikan
Siswa
tugas untuk
mengerjakan tugas
mencatat hasil
yang diberikan
diskusi kelompok
guru
Guru menutup pertemuan dengan
Siswa
berdoa/membaca
berdoa/membaca
hamdalah
hamdalah
Alokasi
Nilai
Waktu
Karakter
5 menit
Disiplin
H. Penilaian
Teknik
Instrumen
Tes hasil belajar
Lembar tes objektif
Penilaian sikap
Lembar Observasi siswa
I. Alat dan Sumber Belajar a. Alat
:
1. Laptop 2. Infocus 3. Papan tulis
b. Sumber Belajar
:
1. Buku paket Geografi XI 2. Buku aspek sosial AMDAL disusun oleh Sudharto P.Hadi 3.
Buku
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan disusun oleh Prof. Dr. Ir. F. Gunawan Suratmo
Mengetahui 2014
Depok,
Guru Pamong Mata pelajaran Geografi PPKT
Mahasiswa
Drs. Mawardi Putra
Aldian
Mei
Kurnia
INSTRUMEN PENILAIAN MENGAJAR Nama Penilai : Drs. Mawardi
Kelas
: XI IPS 2
Nama Sekolah : SMAN 4 Depok
Siklus/pertemuan
: Pertama/1&2
Mata Pelajaran : Geografi
Tgl
: 7-8 Mei 2014
Petuntuk penilaian: 1. 5 = Sangat Baik; 4 = baik; 3 = cukup; 2 = kurang; 1 = sangat kurang 2. lingkari skor penilaian 3. Jumlahkan skor total dan buat skor rata-rata
No I
II
III
IV
INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI PRA PEMBELAJARAN 1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa MEMBUKA PELAJARAN 1. melakukan kegiatan apresiasi 2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi KEGIATAN INTI 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengembangkan materi seputar Amdal 3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok 4. Mengatur jalannya diskusi 5. Mencapai tujuan komunikatif 6. Kemampuan menjadi penengah di dalam jalannya diskusi 7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipasif 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 9. Penguasaan kelas 10. Kemampuan menjalankan metode pembelajaran 11. Merespon positif partisipasi siswa 12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan kritis 15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan jelas 16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar PENUTUP 1. Menyimpulkan materi pembahasan 2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran Total skor Skor ideal Skor Rata-rata
SKOR 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 66 110 3
60%
Presentase nilai
Skor rata-rata
= =3
Presentase nilai
=
x 100% x 100% = 60%
INSTRUMEN PENILAIAN MENGAJAR Nama Penilai : Drs. Mawardi
Kelas
: XI IPS 2
Nama Sekolah : SMAN 4 Depok
Siklus/pertemuan
: Kedua/1&2
Mata Pelajaran : Geografi 2014
Tgl
: 14-15 Mei
Petuntuk penilaian: 1. 5 = Sangat Baik; 4 = baik; 3 = cukup; 2 = kurang; 1 = sangat kurang 2. lingkari skor penilaian 3. Jumlahkan skor total dan buat skor rata-rata
No I
II
III
IV
INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI PRA PEMBELAJARAN 1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 2. Memeriksa kesiapan siswa MEMBUKA PELAJARAN 1. melakukan kegiatan apresiasi 2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi KEGIATAN INTI 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengembangkan materi seputar Amdal 3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok 4. Mengatur jalannya diskusi 5. Mencapai tujuan komunikatif 6. Kemampuan menjadi penengah di dalam jalannya diskusi 7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipasif 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 9. Penguasaan kelas 10. Kemampuan menjalankan metode pembelajaran 11. Merespon positif partisipasi siswa 12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan kritis 15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan jelas 16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar PENUTUP 1. Menyimpulkan materi pembahasan 2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran Total skor
SKOR 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 85
110 4 77%
Skor ideal Rata-rata Persentase nilai
Skor rata-rata
= = 3,86 (dibulatkan menjadi 4)
Presentase nilai
=
x 100% x 100% = 77%
PEDOMAN WAWANCARA GURU PAMONG SIKLUS I
C. Identitas Interviewer 5. 6. 7. 8.
Nama Jabatan Jenis Kelamin Tempat dan Waktu
: Drs. Mawardi Zhulfi : Guru Mata Pelajaran Geografi : Laki-laki : SMAN 4 Depok, Mei 2014
D. Butir Pertanyaan 1. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point counterpoint? 2. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode point counterpoint? 3. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses pembelajaran tadi menurut bapak? 4. Apakah pelaksanaan metode point counterpoint ini cocok dengan materi yang diajarkan? 5. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan metode point counterpoint? 6. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint?
HASIL WAWANCARA PENELITIAN Interviewer
: Drs. Mawardi Zhulfi
1. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point counterpoint? Jalannya metode point counterpoint tadi sudah cukup berjalan baik. Terlihat siswa-siswa menjadi lebih aktif saat proses pembelajaran. Karena memang metode ini adalah metode yang membuat siswa bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Ulasan materi yang dilakukan sebagian besar dilakukan oleh siswa-siswa saat proses pembelajaran. Dan tentu peran guru disisni sangat dibutuhkan untuk membimbing proses pembelajaran ini. 2. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode point counterpoint? Masih banyak kekurangan yang terlihat pada pembelajaran tadi. Kurang afisiennya menggunakan waktu saat proses pembelajaran menjadi hal utama yang harus diperbaiki. Banyak waktu yang terbuang yang sia-sia saat pembentukkan kelompok siswa dikelas. Lamanya siswa-siswa berdiskusi dengan kelompoknya juga harus diminimalisir, karena waktu tersebut bisa digunakan untuk sesi diskusi kelas saat pembahasan maslah. Selain itu pengkondisian kelas yang kurang baik membuat kelas menjadi gaduh saat proses diskusi. Guru harus lebih tegas dan lugas dalam memfasilitatori proses pembelajaran. Dan juga memang masih adanya siswa yang kurang aktif saat proses diskusi. Memang tidak mungkin bisa membuat keseluruhan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya saat proses diskusi mengingat waktu yang terbatas. Namun tentu harus ada pembagian-pembagian penyampaian pendapat oleh siswa-siswa dikelas saat proses pembelajaran, agar proses diskusi tidak dikuasai oleh orang-orang yang sama. 3. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses pembelajaran tadi menurut bapak? Dengan menggunakan metode point counterpoint ini memang telah memberikan pengalaman baru kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dan jika dilihat dari berjalannya metode pembelajaran tadi, cukup terlihat siswa lebih aktif untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan. Gurupun sudah cukup menguasai meteri-materi yang dibahas saat berjalannya diskusi. kualitas suara yang dilakukan guruspun sudah cukup baik dimana siswa-siswa bisa mendengar dengan jelas penjelasan materi yang diberikan. Selain itu
sebagai fasilitator dan pembimbing dsikusi, mobilitas guru saat penyampaian materi sudah cukup baik. Guru tidak hanya diam, namun terus bergerak ke kelompok-kelompok diskusi yang terbagi di kelas. 4. Apakah pelaksanaan metode point counterpoint ini cocok dengan materi yang diajarkan? Melihat isu yang diangkat saat proses diskusi berlangsung dan pembagian kelompok yang disesuaikan oleh beberapa perspektif yang telah ditentukan, tentu saja metode point counterpoint ini cocok dilakukan khususnya pada materi yang diajarkan. Karena dalam pembelajaran IPS khususnya geografi tidak selamanya harus membahas materi-materi yang ada di dalam buku. Guru juga harus bisa membawa siswa-siswa dikelas untuk mengkaji masalahmasalah realitas yang terjadi di dalam kehidupan. Ini juga bisa meningkatkan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran. 5. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan metode point counterpoint? Harus ada evaluasi yang dilakukan. Pada diskusi yang dilakukan, materi yang dibahas adalah realitas kehidupan. Jadi perlu adanya waktu bagi siswa-siswa untuk mempelajari materi tersebut sehingga siswa-siswa bisa lebih aktif dan terarah dalam menjalankan diskusi. jika hanya dalam waktu beberapa menit saja, tentu siswa-siswa tidak akan menguasai materi yang dibahas secara mendalam. 6. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint? Harus ada evaluasi yang dilakukan agar pelaksanaan metode yang berikutnya bisa berjalan lebih baik. Pada hal pembagian waktu, harus ada pembagian waktu yang lebih baik dalam pelaksanaan diskusi mulai dari pembagian kelompok, diskusi dan sesi debat yang dilakukan. Sebisa mungkin untuk meminimalisir waktu yang terbuang percuma. Lalu untuk keaktifan siswa, perlu ada pembagian yang lebih baik saat proses diskusi agar tidak dikuasai oleh siswa-siswa tertentu saja. Tidak selamanya guru melakukan secara suka rela bagi siswa yang ingin mengungkapkan pendapat, guru juga harus meneunjuk siswa-siswa tertentu yang terlihat pasif untuk ikut berpartisipasi dalam proses diskusi. Dan juga untuk pengkondisian siswa-siswa dikelas. Tentu jika kondisi kelah kurang kondusif saat proses pembelajaran ini akan mengganggu siswa-siswa lain yang ingin lebih berkonsentrasi. Tentu guru harus bisa lebih mengontrol siswa-siswanya dikelas saat proses pembelajaran khususnya saat sesi diskusi.
Mengetahui Guru Pamong Mata Pelajaran
Drs Mawardi
PEDOMAN WAWANCARA GURU PAMONG SIKLUS II
E. Identitas Interviewer 9. Nama 10. Jabatan 11. Jenis Kelamin 12. Tempat dan Waktu
: Drs. Mawardi Zhulfi : Guru Mata Pelajaran Geografi : Laki-laki : SMAN 4 Depok, Mei 2014
F. Butir Pertanyaan 7. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point counterpoint? 8. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode point counterpoint? 9. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses pembelajaran tadi menurut bapak? 10. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan metode point counterpoint? 11. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint?
HASIL WAWANCARA PENELITIAN Interviewer
: Drs. Mawardi Zhulfi
7. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point counterpoint? Jalannya metode point counterpoint ini berjalan lebih baik dari sebelumnya. Banyak evaluasi-evaluasi yang telah dilakukan dari mempelajari kekurangankekurangan yang terjadi saat pembelajaran yang sebelumnya. 8. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode point counterpoint? Tidak begitu banyak kekurangan-kekurangan yang terlihat dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelumnya. Hanya mungkin untuk pengkondisian siswa yang terkadang masih kurang kondusif. Namun hal ini wajar karena metode ini menuntut siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga ada beberapa siswa yang memang aktif namun tidak sesuai dengan berjalannya diskusi (bercanda). 9. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses pembelajaran tadi menurut bapak? Pada pembelajaran kali ini terlihat kelebihan-kelebihan yang dikakuan. Seperti halnya pembagian waktu yang lebih efisien, dimana siswa susah siap melakuakan pembelajaran sejak awal pembelajaran dengan membentuk kelas sebelum memulainya pelajaran geografi sehingga tidak ada waktu yang terbuang lebih banyak. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaranpun lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan melakukan penunjukkan kepda siswasiswa tertentu tentu bisa membuat siswa-siswa yang terbiasa pasif saat proses pembelajaran bisa lebih aktif lagi. Dan dengan menunjuk siswa-siswa yang melakukan kegiatan lain diluar proses diskusi untuk mengungkapkan pendapat bisa meminimalisir keributan saat proses diskusi berlangsung. 10. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan metode point counterpoint? Dengan memberikan materi yang akan dibahas untuk pelaksaan diskusi beberapa hari sebelumnya, tentu siswa-siswa lebih siap untuk menjalankan diskusi. siswa-siswa memiliki waktu lebih lama untuk mempelajari materi yang akan dibahas saat berjalannya diskusi nati.
11. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint? Tentu penggunaan metode point counterpoint ini harus ada persiapan yang matang sebelum melakukannya. Terutama untuk materi yang akan dibahas dengan menggunakan metode ini. Dimana materi pelajaran harus bisa terbagi beberapa perspektif agar berjalannya diskusi lebih menarik. Dan kesiapan guru dalam memfasilitaori dan membimbing saat berjalannya diskusi, karena jika guru tidak bisa melakukannya maka akan terjadi keributan dan kelas akan tidak kondusif.
Mengetahui Guru Pamong Mata Pelajaran
Drs Mawardi
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN
160
169