IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KARAKTER MELALUI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (SOCIOPRENEURSHIP) Nailariza Umami, M.Pd. Dosen STKIP PGRI Tulungagung
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan karakter dalam pembelajaran kewirausahaan sosial melalui implementasi nilainilai karakter yaitu ketaatan beribadah, kejujuran baik akademik maupun non akademik, disiplin dan tanggung jawab, hormat dan peduli serta kerjasama. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan mendasarkan pada pembelajaran berdasarkan proyek (Project Based Learning). Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Tulungagung yang menempuh mata kuliah kewirausahaan sebanyak 45 orang. Sedangkan obyek penelitian adalah nilai-nilai karakter yang dikembangkan yaitu ketaatan beribadah, kejujuran, kedisiplinan dan tanggungjawab, hormat dan peduli serta kerjasama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ketaatan beribadah masih perlu ditingkatkan terutama pada nilai berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Untuk nilai kedisiplinan dan tanggung jawab menghasilkan nilai yang cukup tinggi dengan kata lain mahasiswa sudah memahami pentingnya kedisiplinan baik dalam hal ketepatan waktu untuk mengikuti perkuliahan, menyerahkan tugas yang diberikan dosen serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Nilai karakter kejujuran masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal menuliskan sumber referensi yang benar ketika membuat karya tulis dan menulis tandatangan palsu dalam daftar hadir (presensi) atau format yang lain. Nilai hormat dan peduli sudah baik yang tercermin pada kebiasaan untuk bersikap sopan dan santun kepada teman, dosen, karyawan dan pimpinan fakultas. Sedangkan pembentukan karakter kerjasama telah berkembang dengan baik, karena metode pembelajaran yang dilakukan adalah metode berbasis proyek yang memang membutuhkan kerjasama dari semua anggota kelompok. Kata kunci: Pendidikan karakter, kewirausahaan sosial bangsa tidak luntur dilekang jaman tetapi
Pendahuluan Perkembangan dunia yang semakin mengglobal
mengakibatkan
tetap kuat, kokoh dan tak tergoyahkan.
begitu
Pada awal tahun 2010 Presiden RI
mudahnya nilai-nilai asing masuk ke dalam
telah mencanangkan suatu gerakan nasional
budaya dan kehidupan Bangsa Indonesia.
yaitu “Pendidikan Budaya dan Karakter
Untuk menjaga dan memperkuat jati diri
Bangsa”. Tentu ini bukan slogan belaka
bangsa dibutuhkan suatu kemauan, tekad
tanpa tujuan tetapi merupakan wujud
dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen
kepedulian
masyarakat agar identitas dan kepribadian
perkembangan dan dinamika masyarakat
pemerintah
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
terhadap
66
yang berkembang akhir-akhir ini. Generasi
kuliah yang ada di masing-masing program
muda diharapkan dapat membawa bangsa
studi. Dalam kesempatan ini dikembangkan
Indonesia menjadi bangsa yang kuat, kokoh
suatu
dan mandiri yang diperhitungkan dalam
karakter dalam mata kuliah kewirausahaan
kancah
khususnya mengenai kewirausahaan sosial.
kehidupan
dunia
internasional.
model
pembelajaran
pendidikan
Kesiapan mahasiswa sebagai generasi muda
Pembelajaran dalam mata kuliah
dalam memecahkan persoalan bangsa ini
kewirausahaan dan bisnis pada umumnya
harus didukung oleh sistem pembelajaran
masih menggunakan metode lama yaitu
yang ada. Selama ini penyelenggaraan
perkuliahan klasikal/konvensional sehingga
pendidikan
mahasiswa kurang memiliki daya tanggap
lebih
menekankan
pada
penguasaan materi dan melatih kecerdasan
(respon)
intelektual sehingga cenderung bersifat
permasalahan yang ada di dunia bisnis
intelektualistik.
permasalahan-
kita
belum
secara nyata terutama yang terkait dengan
interaksi
yang
kewirausahaan sosial (sociopreneurship).
paradigmatik antara aspek kehambaan dan
Kewirausahaan sosial adalah kewirausahaan
kekhalifahan. Akibatnya pendidikan kita
yang
kurang bermakna bagi kehidupan manusia
masyarakat bukan sekadar memaksimalkan
yang utuh dan asasi. Pendidikan yang
keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial
demikian
biasa disebut 'pengembangan masyarakat'
mampu
Pendidikan
terhadap
membangun
ini
cenderung
kurang
ditujukan
untuk
kepentingan
atau “organisasi bertujuan sosial' (Tan,
memperhatikan pendidikan karakter. Lulusan perguruan tinggi seharusnya
2005:1). Disini sangat kental dengan muatan
tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi
kepedulian sosial, tanggung jawab sosial,
juga memiliki akhlak mulia dan berkarakter
kejujuran dan kedisplinan yang kesemuanya
yang
itu terangkum dalam pendidikan karakter.
baik.
Untuk
itu
perlu
terus
dikembangkan program pendidikan dan
Oleh
pelatihan tidak hanya kecerdasan intelektual
seorang sociopreneuer diperlukan suatu
dan
penting
metode pembelajaran yang inovatif yang
pengembangan soft skill secara terencana,
memadukan antara penanaman nilai-nilai
sinergis, sistematis, dan berkesinambungan.
moral yang menyangkut baik dan buruk dan
Program pembelajaran dibuat dalam suatu
pemahaman kewirausahaan sosial.
hard
skill,
tetapi
yang
karenanya
untuk
menghasilkan
model yang unik yang terintegrasi baik
Dari latar belakang di atas dapat
dalam bentuk mata kuliah pendidikan
dirumuskan masalah yang akan dibahas
karakter itu sendiri maupun dalam mata
dalam penelitian ini yaitu:
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
67
1.
2.
Bagaimana
implementasi
nilai-nilai
memaksimalkan
keuntungan
karakter yang dikembangkan yaitu
Kewirausahaan
ketaatan beribadah, kejujuran, disiplin
pengembangan masyarakat atau organisasi
dan tanggung jawab, hormat dan peduli
bertujuan sosial (Tan, 2005:1). Beberapa
serta kerjasama pada praktik sehari-hari
definisi
dalam kerangka kewirausahaan sosial?
digunakan untuk memahami aktivitas ini
Sejauh mana peningkatan ketaatan
adalah:
beribadah,
(S.Dev Appanah & Brooke Estin, 2009 )
kejujuran,
disiplin
dan
tanggung jawab, hormat dan peduli serta
kerjasama
sosial
pribadi.
wirausaha
biasa
sosial
disebut
yang
bisa
1. Definisi yang dikemukakan oleh J.
dalam
kerangka
Gregory Dees, Professor of Sosial
sosial
setelah
Entrepreneurship at Duke University
diintegrasikannya pendidikan karakter
yang mengatakan bahwa wirausaha sosial
dalam mata kuliah kewirausahaan?
adalah pelaku reformasi atau revolusi
kewirausahaan
sektor sosial (pendidikan, kesehatan, Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengimplementasikan
nilai-nilai
seni dan sebagainya). Mereka berusaha
beribadah,
mengatasi akar masalah, bukan sekedar
kejujuran baik akademik maupun non
menanggulangi ujung masalah dengan
akademik, disiplin dan tanggungjawab,
cara sistemik dan berkelanjutan dalam
hormat dan peduli dan kerjasama
bentuk organisasi non profit, hybrid
pembelajaran kewirausahaan sosial
(gabungan antara profit dan non profit),
Mengetahui
nilai-nilai
bank rakyat, balai latihan kerja. Inovasi
karakter ketaatan beribadah, kejujuran,
yang diciptakan adalah mengatasi akar
disiplin dan tanggungjawab, hormat dan
masalah, sedangkan misi sosial yang
peduli
karakter
2.
pengembangan ekonomi, lingkungan,
yaitu
ketaatan
peningkatan
serta
kerjasama
setelah
dikembangkan
mendapatkan
materi
kesehatan, pengembangan ekonomi dan
pendidikan karakter yang diintegrasikan
lingkungan seni. Model bisnis yang
dalam mata kuliah kewirausahaan.
sesuai meliputi bisnis bertujuan sosial,
mahasiswa
adalah
pendidikan,
bank rakyat, organisasi hybrid dan balai latihan kerja. Dampak yang dimunculkan
Kewirausahaan Sosial Kewirausahaan kewirausahaan
yang
sosial
adalah
ditujukan
untuk
kepentingan masyarakat bukan sekadar
dengan wirausaha sosial ini adalah menciptakan
nilai
sosial/lingkungan,
bertindak lokal untuk mengatasi masalah
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
68
global, skala bisa diperluas, perubahan
mendukung
sistemik,
pengembangan
perusahaan yaitu membantu masyarakat
berkelanjutan. Bentuk organisasi yang
yang kurang beruntung dan mengatasi
sesuai adalah organisasi non profit, bisnis
masalah lingkungan. Inisiatif inovatif
bertujuan sosial dan organisasi hybrid.
merupakan
dan
tujuan
jangka
bentuk
inovasi
panjang
yang
2. Bill Drayton, CEO and Chair of Ashoka
dikembangkan. Sedangkan misi sosial
Wirausaha sosial adalah individu yang
menurut Yunus melayani kelompok
memiliki solusi inovatif untuk mengatasi
masalah masyarakat atau lingkungan.
masalah sosial dengan cara mengubah
Model bisnis yang sesuai adalah bisnis
sistem,
sosial, tidak ada kerugian, tidak berbasis
memberikan
memengaruhi melakukan
solusi
dan
masyarakat perubahan.
untuk
keuntungan
diinvestasikan
ia
kembali untuk tujuan jangka panjang.
bertindak dalam skala lokal kemudian
Dampak dari adanya wirausaha sosial ini
dapat
yang
adalah tujuan sosial jangka panjang,
dikembangkan adalah solusi inovatif dan
sedangkan struktur organisasi yang sesuai
menciptakan kesempatan baru. Misi
berbentuk profit dan non profit.
diperluas.
Awalnya
deviden,
Inovasi
sosialnya mengatasi masalah sosial yang paling menekan. Dampak dari adanya
1. Bentuk Wirausaha Sosial
wirausaha sosial ini adalah perubahan
Ada beberapa bentuk wirausaha sosial (Tan,
skala
2005)
luas,
mengubah
sistem
dan
a. Organisasi berbasis komunitas
menyebar luaskan solusi. 3. Muhamad Yunus, Founder of Grameen
Organisasi semacam ini biasanya dibuat untuk mengatasi masalah tertentu dalam
Bank
komunitas
(kelompok
(ekonomi atau non ekonomi, bertujuan
misalnya
menyediakan
profit atau non profit) inovatif untuk
pendidikan untuk anak-anak miskin,
membantu masyarakat. Bisnis sosial bisa
panti sosial untuk anak terlantar dsb.
jadi salah satu bentuk wirausaha sosial
Biasanya
tetapi tidak semua wirausaha sosial
didapatkan dari sedekah, amal jariyah,
berbentuk bisnis sosial. Bisnis sosial
sumbangan
donatur.
Untuk
bukan berbasis deviden. Keuntungan
menjalankan
organisasi,
tenaga
bisnis tidak dibagikan kepada investor
sukarelawan
tetapi
remaja, masyarakat umum) direkrut
Wirausaha
sosial
diinvestasikan
adalah
kembali
inisiatif
untuk
masyarakat), fasilitas
dukungan
(tenaga
finansial
profesional,
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
69
untuk
memberikan
Terkadang
organisasi
pelayanan.
mikro untuk masyarakat pedesaaan.
keagamaan
Contoh:
Lunar
melakukan wirausaha sosial semacam
(Yogyakarta),
ini. Organisasi ini sangat tergantung
(Bangladesh).
pada
dukungan
masyarakat
(Yogyakarta), Sekolah Darurat Kartini
2. Perbedaan
Bank
wirausaha
Selama
b. Socially responsible enterprises ini
Grameen
sosial
dan
wirausaha bisnis.
(Jakarta) dan sebagainya.
sosial
Kreasi
lokal.
Contoh: Panti Asuhan Sayap Ibu
Wirausaha
Media
ini
istilah
wirausaha
diidentikkan dengan wirausaha bisnis yang
berbentuk
tujuannya
melakukan
inovasi
untuk
perusahaan yang melakukan usaha
kekayaan individu. Oleh karena itu perlu
komersial
untuk
membedakan
mendukung/membiayai
usaha
wirausaha sosial (Boschee and McClurg,
sosialnya. Wirausaha mendirikan dua organisasi sekaligus. Satu organisasi
wirausaha
bisnis
dengan
2003): a. Biasanya
wirausaha
bisnis
juga
berwatak profit sedangkan satu lagi
melakukan tindakan tanggungjawab
berwatak
non-profit.
sosial seperti menyumbangkan uang
keuntungan
yang
organisasi
Sebagian
didapatkan
profit
ditujukan
mendukung/membiayai
dari
untuk organisasi nirlaba, menolak untuk
untuk
terlibat dalam jenis usaha tertentu;
usaha
menggunakan
bahan
lingkungan
Kedai Kebun Forum (Yogyakarta),
memperlakukan karyawannya baik dan
Banyan Tree Holiday Resorts dan
layak. Wirausaha sosial bekerja lebih
Banyan Tree Gallery (Singapura).
dari itu, berusaha mengatasi akar
atau
dualistic
enterprises. Wirausaha
masalah
praktek;
ramah
sosialnya. Contoh: Kedai Kebun dan
c. Socio-economic
dan
yang
sosial,
mereka
pengahasilannya
didapatkan dari menjalankan misinya sosial
perusahaan menjalankan prinsip-prinsip
ini
berbentuk
komersial usahanya sosial.
tersebut
misalnya:
mempekerjakan
yang
orang cacat fisik atau mental, miskin
berdasarkan
atau penyandang masalah sosial tertentu
Misalnya
(PSK, anak jalanan, tuna wisma);
perusahaan yang melakukan daur ulang
menjual
produk
atau
jasa
sampah rumah tangga, organisasi yang
mengatasi
mempekerjakan orang cacat, kredit
(memproduksi alat bantu untuk orang
masalah
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
untuk sosial
70
cacat, bank masyarakat miskin, panti
Kreativitas
merujuk
kepada
sosial, balai latihan kerja, pendidikan
pembentukan ide-ide baru, sementara
untuk kelompok marjinal).
inovasi adalah upaya untuk menghasilkan
b. Ukuran keberhasilan wirausaha bisnis adalah
kinerja
keuangan
mengatasi masalah dengan menggunakan
(nilai
ide-ide baru tersebut. Dengan demikian,
perusahaan, keuntungan bagi pemegang
kreativitas merupakan titik permulaan
saham/pemilik). Ukuran keberhasilan
dari setiap inovasi. Inovasi adalah kerja
wirausaha sosial adalah hasil keuangan
keras yang mengikuti pembentukan ide
dan sosial. Ukuran keuangannya adalah
dan biasanya melibatkan usaha banyak
pendanaan yang terus menerus sehingga
orang dengan keahlian yang bervariasi
menjamin keberlangsungan organisasi.
tetapi saling melengkapi.
Keuntungan finansial diarahkan untuk
c. Disiplin dan Bekerja keras
meningkatkan skala kegiatan bukan dibagikan
pada
pemegang
Seorang wirausaha melaksanakan
saham.
kegiatannya dengan penuh perhatian.
Sedangkan hasil sosial yang diharapkan
Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak
adalah masalah sosial teratasi atau
mau menyerah, walaupun dia dihadapkan
setidaknya berkurang.
pada rintangan yang mustahil diatasi. Menjalankan organisasi sosial bukan hal
3. Sifat Wirausaha Sosial (Dees, 2001)
yang mudah. Ada banya hambatan akan
a. Berfungsi sebagai agen perubahan sosial:
dihadapi seperti mengidentifikasi akar
•
• •
Mengadopsi misi untuk menciptakan
masalah
dan mempertahankan nilai sosial
pendanaan,
(bukan nilai hanya pribadi)
membangkitkan partisipasi masyarakat,
Mengenali dan mengejar peluang baru
mengkomunikasikan ide/gagasan pada
untuk mewujudkan misi tersebut,
pihak lain dsb. Seluruh masalah itu hanya
Melakukan
proses
inovasi
yang
berkelanjutan, adaptasi, dan belajar •
Bertindak berani tanpa dibatasi oleh
Meningkatkan
akuntabilitas
mengelola
modal, program,
dapat diatasi dengan mental disiplin dan bekerja keras. d. Altruis Sikap moral yang memegang prinsip
sumber daya yang dimiliki, dan •
sosial,mendapatkan
pada
bahwa
setiap
individu
memiliki
konstituen yang dilayani dan hasil
kewajiban membantu, melayani dan
kerja
menolong orang lain yang membutuhkan.
b. Kreatif dan inovatif
Tujuan tindakannya adalah kesejahteraan
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
71
masyarakat secara umum. Wirausaha
diperlukan pula lingkungan yang sehat dan
sosial harus memiliki sifat altruis ini
kondusif.
karena seluruh tindakannya didorong
Nilai-nilai karakter utama yang akan
oleh keinginan mengatasi masalah sosial.
dikembangkan dalam pembelajaran ini
Tentu
adalah:
saja
karena
bekerja,
ia
(1)
ketaatan
beribadah;
(2)
mendapatkan imbalan material namun
kejujuran; (3) disiplin dan tanggung jawab,
imbalan ini bukan menjadi pendorong
(4) rasa hormat dan peduli serta (5)
utama.
kerjasama.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Pendidikan karakter Pendidikan
karakter
psikologis
mencakup
reasoning,
moral
dimensi
secara
Based Learning) Project
moral
based
Learning
moral
(Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan
behavior (Lickona, 1991). Secara praktis,
metoda belajar yang menggunakan masalah
pendidikan karakter adalah suatu sistem
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
penanaman nilai-nilai perilaku (karakter)
dan mengintegrasikan pengetahuan baru
kepada warga sekolah atau kampus yang
berdasarkan
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
beraktifitas secara nyata. PBL dirancang
atau
untuk
kemauan
feeling,
dan
dan
tindakan
untuk
pengalamannya
digunakan
pada
dalam
permasalahan
baik
komplek yang diperlukan mahasiswa dalam
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
melakukan insvestigasi dan memahaminya.
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
Berikut pengertian PBL menurut beberapa
sehingga menjadi manusia paripurna (insan
ahli
kamil).
a.
melaksanakan
nilai-nilai
tersebut,
adalah
sistematik
Pembentukan karakter harus disertai dengan
PBL
metoda
yang
pengajaran
mengikutsertakan
mahasiswa ke dalam pembelajaran
pembiasaan-pembiasaan
(habituation). Pembiasan dimaksud dapat
pengetahuan
dilakukan di kampus dengan berbagai cara
kompleks, pertanyaan authentic dan
dan menyangkut banyak hal seperti disiplin
perancangan
waktu, etika berpakaian, etika pergaulan,
(University of Nottingham, 2003)
perlakuan mahasiswa kepada karyawan, dosen,
dan
pimpinan
fakultas,
dan
sebaliknya. Untuk pembentukan karakter
b.
PBL
adalah
dan
keahlian
produk
yang
dan
pendekatan
tugas
cara
pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman
pembelajaran
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
dengan
72
c.
pendekatan berbasis riset terhadap
kenyataan
permasalahan dan pertanyaan yang
mempraktikkan hal-hal yang terkait dengan
berbobot, nyata dan relevan bagi
teori kewirausahaan sosial dalam kehidupan
kehidupannya
sehari-hari, sehingga mahasiswa tidak hanya
[Barron,
B.
1998,
di
lapangan
serta
dapat
Wikipedia].
sekedar tahu teori kewirausahaan sosial
PBL adalah pendekatan komprehensif
tetapi juga melihat dari dekat bagaimana
untuk pengajaran dan pembelajaran
usaha yang dijalankan dengan prinsip sosial
yang
tersebut.
dirancang
agar
mahasiswa
melakukan riset terhadap permasalahan nyata. [Blumenfeld et Al. 1991]. d.
Metode Penelitian
PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran
Penelitian
mengenai
metode
menggunakan
pembelajaran pendidikan karakter melalui
permasalahan sebagai stimulus dan
kewirausahaan sosial ini dirancang dalam
berfokus kepada aktifitas mahasiswa.
bentuk
[Boud & Felleti, 1991].
(Classroom
Model pembelajaran proyek adalah
mengadaptasi model Kemmis & Taggart.
langkah-langkah
Action
Tindakan
kelas
Research)
dengan
untuk
Metode penelitian ini terdiri dari beberapa
mencapai tujuan pembelajaran tertentu, yang
siklus seperti yang digambarkan pada
dilakukan melalui suatu proyek dalam
gambar berikut ini (Kemmis & McTaggart,
jangka waktu tertentu dengan melalui
1990:14) :
langkah-langkah
pembelajaran
Penelitian
sebagai
berikut:
(1)
persiapan/perencanaan; (2) pelaksanaan;(3) pembuatan
laporan;
dan
(4)
mengkomunikasikan hasil kegiatan serta evaluasi. Proyek membantu mahasiswa untuk melibatkan keseluruhan mental dan fisik, syaraf, indera termasuk kecakapan sosial
dengan
sekaligus.
melakukan
Pembelajaran
banyak
hal
proyek
ini
merupakan salah satu bentuk pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL). Kontekstual
dalam
proyek ini
adalah
menghubungkan antara materi teori dengan
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
73
Penelitian
Model pembelajaran yang dijadikan
ini
dilaksanakan
di
sebagai bahan penelitian tindakan kelas
semester gasal tahun akademik 2016/2017.
adalah model pembelajaran berbasis proyek
Subjek
(Project Based Learning). Mahasiswa diberi
semester lima Jurusan Pendidikan Ekonomi
tugas untuk mengamati beberapa bisnis yang
yang
berwawasan sosial di sekitar mereka dan
Kewirausahaan yang berjumlah 45 orang
membandingkan
yang
mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan
berorientasi keuntungan (profit). Setelah
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif
melalui
yaitu analisis yang didasarkan pada hasil
dengan
pembelajaran
memberikan
di
bisnis
kelas
pemahaman
untuk
mengenai
penelitian
adalah
mengambil
mahasiswa
mata
kuliah
pengolahan data.
kewirausahaan sosial maka mahasiswa yang dibagi
kedalam
kelompok-kelompok
tugas/proyek diajak untuk melakukan studi
Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian
Tindakan mata
ini
lapangan melihat dari dekat usaha yang
dilaksanakan
berbentuk social entrepreneurship. Setelah
Kewirausahaan dengan mengambil topik
kunjungan lapangan tersebut kelompok
bahasan Kewirausahaan Sosial. Nilai-nilai
diberi waktu untuk membuat laporan dan
karakter
mempresentasikan di depan kelas hasil
ketaatan beribadah, kejujuran, disiplin dan
kunjungan lapangan dan dikaitkan dengan
tanggung jawab, hormat dan peduli serta
teori yang telah mereka peroleh.
kerjasama. Pelaksanaannya dilakukan dalam
yang
pada
Kelas
dikembangkan
kuliah
adalah
dua siklus yaitu siklus I dilaksanakan dalam Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
74
dua kali pertemuan yang meliputi materi
dikembangkan yaitu ketaatan beribadah,
pengertian
kewirausahaan
dan
kejujuran, disiplin dan tanggung jawab,
kewirausahaan
sosial
pembagian
hormat dan peduli serta kerjasama. Selain itu
kelompok tugas dalam bentuk proyek
juga digunakan data mengenai kesiapan
kegiatan kewirausahaan sosial. Siklus II
mahasiswa menerima pelajaran/materi dan
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
proses belajar mengajar. Deskripsi data yang
meliputi kajian secara teoritis dan studi
disajikan meliputi Mean (M), Median (Me),
lapangan dengan mengunjungi sebuah usaha
Modus (Mo), dan standar deviasi (SD).
yang melakukan prinsip kewirausahaan
Perhitungan kelas mengacu pada rumus
sosial (sociopreneurship) yaitu Wiramuda
Sturgess yaitu nilai k = 1 + 3,332 Log n,
Tulungagung yang bertempat di kabupaten
kemudian
Tulungagung.
Penjabaran
pengidentifikasian kecenderungan variabel
karakter
diamati
yang
melakukan
kunjungan
dan
nilai-nilai
adalah
selama
lapangan
dan
dan
dilanjutkan
memperhitungkan
dengan
empat
kategori
berikut:
presentasi kelompok di kelas. Metode
M + 1,5 SD ke atas
= tinggi
pembelajaran dalam topik kewirausahaan
M s/d M + 1,5 SD
= sedang
sosial ini menggunakan pendekatan/metode
M – 1,5 SD s/d
= cukup
project based learning dimana masing-
M – 1,5 SD ke bawah
= kurang
masing kelompok membuat suatu proyek
Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal
yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan
(SDi) diperoleh berdasarkan norma sebagai
sosial masyarakat.
berikut:
1. Data Responden
M = ½ (skor tertinggi – skor terendah)
Dari
jumlah
mahasiswa
yang
SD = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)
mengikuti perkuliahan kewirausahaan yang mengintegrasikan
pendidikan
karakter
dalam topik kewirausahaan sosial sebanyak
a) Nilai karakter Ketaatan Beribadah Data
nilai
karakter
ketaatan
45 orang dengan rincian laki-laki sebanyak
beribadah menunjukkan skor tertinggi yang
23 orang (51,1%) dan perempuan 22 orang
dicapai adalah 25 dan skor terendah yang
(48,9%)
dicapai adalah 3. Hasil analisis yang
2. Analisis Deskriptif
diperoleh adalah nilai mean sebesar 24 dan
Penelitian ini menggunakan lima
standar deviasi sebesar 5,33. Pengkategorian
data yang digunakan untuk mengukur
penilaian terhadap nilai ketaatan beribadah
indikator
dapat dilihat pada tabel:
nilai-nilai
karakter
yang
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
75
Tabel 1. Kategori Nilai Ketaatan Beribadah Interval
Keterangan
Jumlah
Prosentase
≥ 32
Tinggi
0
0
24 - 31
Sedang
1
2,22
16 - 23
Cukup
29
64,44
≤ 15
Kurang
15
33,34
Jumlah
45
100,00
Nilai karakter ketaatan beribadah
perkuliahan juga dengan berdoa. Hal ini
berdasarkan pengkategorian yang dibuat
untuk menjadikan pembiasaan (habit) bagi
menunjukkan skor cukup taat beribadah
pembentukan karakter mahasiswa.
sebesar 64,44% dan kurang taat beribadah masih cukup tinggi yaitu sebesar 33,34%.
b) Nilai karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab
Hal ini terutama pada jawaban mahasiswa
Nilai karakter disiplin dan tanggung
terhadap pertanyaan kebiasaan berdoa ketika selesai
jawab menunjukkan skor tertinggi yang
melakukan kegiatan. Mahasiswa belum
dicapai adalah 24 dan skor terendah yang
terbiasa untuk melakukan kegiatan tersebut.
dicapai adalah 11. Hasil analisis yang
Untuk itu dalam setiap kali pertemuan atau
diperoleh adalah nilai mean sebesar 15 dan
memulai kegiatan perkuliahan selalu diawali
standar deviasi sebesar 3,67. Pengkategorian
dengan berdoa yang dipimpin oleh salah
penilaian terhadap disiplin dan tanggung
seorang mahasiswa dan menutup kegiatan
jawab dapat dilihat pada tabel:
memulai
suatu
kegiatan
dan
Tabel 2. Kategori Nilai Disiplin Dan Tanggung Jawab Interval
Keterangan
Jumlah
Prosentase
≥ 20
Tinggi
29
64,45
15 - 19
Sedang
14
31,11
10 - 14
Cukup
2
4,44
≤9
Kurang
0
0
Jumlah
45
100,00
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
76
Nilai karakter disiplin dan tanggung jawab
berdasarkan
pengkategorian
menunjukkan skor tinggi sebesar 64,45%
yang telah mereka buat dan kegiatan presentasi yang dilaksanakan oleh semua anggota kelompok.
dan cukup berdisiplin hanya sebesar 4,44%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa sudah
mulai
memperhatikan
c) Nilai Karakter Kejujuran
aspek
Nilai
karakter
kejujuran
kedisiplinan dan tanggung jawab terutama
menunjukkan skor tertinggi yang dicapai
dalam hal datang tepat waktu, selalu
adalah 24 dan skor terendah yang dicapai
mengikuti
dan
adalah 14. Hasil analisis yang diperoleh
berusaha menyerahkan tugas tepat waktu.
adalah nilai mean sebesar 18 dan standar
Nilai kedisiplinan dan tanggung jawab
deviasi sebesar 4. Pengkategorian penilaian
tersebut terlihat dalam hal ketepatan waktu
terhadap kejujuran dapat dilihat pada tabel
kelompok untuk mengumpulkan proyek
berikut:
kegiatan
perkuliahan
Tabel 3. Kategori Nilai Kejujuran Interval
Keterangan
Jumlah
Prosentase
≥ 24
Tinggi
2
4,44
18 – 23
Sedang
31
68,88
12 – 17
Cukup
12
26,67
≤ 11
Kurang
0
0
Jumlah
45
100,00
Nilai karakter kejujuran berdasarkan
d) Nilai Karakter Hormat dan Peduli
pengkategorian menunjukkan skor yang
Data
nilai
hormat
dan
peduli
sedang sebesar 68,89% dan cukup jujur
menunjukkan skor tertinggi yang dicapai
sebesar 26,67%. Hal ini menunjukkan
adalah 33 dan skor terendah yang dicapai
bahwa mahasiswa masih perlu ditingkatkan
adalah 17. Hasil analisis yang diperoleh
kejujurannya terutama dalam menuliskan
adalah nilai mean sebesar 21 dan standar
sumber referensi yang benar ketika membuat
deviasi
karya tulis.
penilaian terhadap hormat dan peduli dapat
sebesar
4,67.
Pengkategorian
dilihat pada tabel:
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
77
Tabel 4. Kategori Nilai Hormat dan Peduli
Interval
Keterangan
Jumlah
Prosentase
≥ 28
Tinggi
22
48,89
21 - 27
Sedang
21
46,67
14 -20
Cukup
2
4,44
≤ 13
Kurang
0
0
Jumlah
45
100,00
Nilai karakter hormat dan peduli
e)
Nilai Karakter Kerjasama
berdasarkan pengkategorian menunjukkan
Data nilai kerjasama menunjukkan
skor tinggi sebesar 48,89% dan sedang
skor tertinggi yang dicapai adalah 34 dan
sebesar 46,67%. Hal ini menunjukkan
skor terendah yang dicapai adalah 16. Hasil
bahwa mahasiswa sudah memperhatikan
analisis yang diperoleh adalah nilai mean
aspek saling menghormati dengan sesama
sebesar 21 dan standar deviasi sebesar 4,67.
teman, dosen, karyawan dan pimpinan
Pengkategorian
fakultas.
kerjasama dapat dilihat pada tabel:
penilaian
terhadap
Tabel 5. Kategori nilai Kerjasama
Interval
Keterangan
Jumlah
Prosentase
≥ 28
Tinggi
31
68,89
21 – 27
Sedang
12
26,67
14 – 20
Cukup
2
4,44
≤ 13
Kurang
0
0
Jumlah
45
100,00
Nilai
karakter
kerjasama
kelompok. Terlihat dari jawaban mereka
berdasarkan pengkategorian menunjukkan
yang
sangat
baik
skor tinggi sebesar 68,89%. Hal ini
menghargai
menunjukkan bahwa mahasiswa sangat
kelompok, mendorong anggota kelompok
memperhatikan aspek kerjasama dalam
untuk berpartisipasi dalam diskusi dan dapat
pendapat
untuk
pertanyaan
teman
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
dalam
78
berperan
sesuai
yang
telah
yang
dikembangkan
dalam
penelitian
disepakati. Pengembangan nilai karakter
tindakan kelas ini adalah ketaatan beribadah,
kerjasama ini sangat penting dalam model
disiplin dan tanggung jawab, kejujuran,
pembelajaran
hormat dan peduli serta aspek kerjasama.
berbasis
proyek,
karena
masing-masing anggota kelompok dapat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berperan dan saling membantu diantara
nilai
ketaatan
beribadah
masih
perlu
mereka untuk mencapai tujuan.
ditingkatkan terutama pada nilai berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
Kesimpulan dan Saran
Untuk nilai kedisiplinan dan tanggung jawab
Kesimpulan
menghasilkan nilai yang cukup tinggi
Kewirausahaan sosial merupakan
dengan
kata
lain
mahasiswa
sudah
salah satu bentuk kewirausahaan yang
memahami pentingnya kedisiplinan baik
bertujuan untuk membantu masyarakat.
dalam hal ketepatan waktu untuk mengikuti
Bisnis sosial bisa jadi salah satu bentuk
perkuliahan,
wirausaha
diberikan dosen serta mengerjakan tugas-
sosial
tetapi
tidak
semua
menyerahkan
tugas
Wirausaha sosial adalah inisiatif (ekonomi
kejujuran masih perlu ditingkatkan terutama
atau non ekonomi, bertujuan profit atau non
dalam hal menuliskan sumber referensi yang
profit) yang inovatif.
benar ketika membuat karya tulis dan
Penanaman nilai-nilai karakter yang baik
menulis tandatangan palsu dalam daftar
menjadi
hadir (presensi) atau format yang lain. Nilai
penting
ketika
diberikan.
Nilai
yang
wirausaha sosial berbentuk bisnis sosial.
sangat
yang
tugas
karakter
perkembangan dan
hormat dan peduli sudah baik
dinamika masyarakat yang berkembang
tercermin pada kebiasaan untuk bersikap
akhir-akhir ini. cenderung berdampak pada
sopan dan santun kepada teman, dosen,
hal-hal yang kurang positif, misalnya
karyawan dan pimpinan fakultas. Sedangkan
perilaku tidak tertib dan tidak disiplin, tidak
pembentukan
peduli terhadap 231eligi dan lingkungannya,
berkembang dengan baik, karena metode
perilaku amoral dan lunturnya budi pekerti,
pembelajaran yang dilakukan adalah metode
melemahnya nilai 231eligious dan ketaatan
berbasis
beribadah, dan kurang kerjasama diantara
membutuhkan
anggota
anggota kelompok.
masyarakat
karakter
proyek
kerjasama
yang
telah
memang dari
semua
Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
79
umumnya
dan
kerjasama
yang
mahasiswa pada khususnya. Nilai karakter
Saran Pelaksanaan pendidikan
implementasi
karakter
dalam
bentuk
pengembangan metode pembelajaran yang terintegrasi sebaiknya direncanakan secara matang dan mendalam sehingga hasil yang dicapai dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengukuran nilai-nilai karakter yang
diintegrasikan
pembelajaran standar
belum
dalam
model
memiliki
bentuk
sehingga
memperoleh
hasil
dimungkinkan
yang
berbeda
Arman
Hakim Nasution dkk.(2007). Etrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Basrowi. (2011). Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia. Boschee,Jerr., dan McClurg, Jim. (2003).‘Toward a Better Understanding of Social Entreprenuership’.Artikel diunduh dari http://www.selliance.org/better_und erstanding.pdf, 17-08-2009
jika
dilakukan oleh orang yang berbeda. Oleh karenanya diharapkan dengan penelitian ini dapat
diperoleh
suatu
bentuk
standar
mengenai implementasi pendidikan karakter di universitas.
Daftar Pustaka Anita Volintia Dewi. (2013). Pengaruh Pengalaman Pendidikan Kewirausahaan dan Keterampilan Kejuruan terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta. Appanah, S. Dev., dan Estin, Brooke. (2009). ‘Social Entreprenuership Definition Matrix’. Artikeldiunduh dari www.changefusion.com, 17-082009. Appanah, S. Dev., dan Estin, Brooke. (2009). ‘Social Entreprenuership Definition Matrix’. Purworini, Stevani Endah (2006) Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habits of Mind Studi Kasus Di SMP KPS Nasional Balikpapan, Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 1, Nomor 2. Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung
80