IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMPIT NURUL HIKMAH MATRAMAN JAKARTA TIMUR
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: Yuda Setiadi 1110011000082
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI pesefia Skripsi berjudul implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur disusun oleh Yuda Setiadi,
NIM.
1110011000082, Jumsan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, IJniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaclasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas'
lakarta,2 Januari 2015
Yang mengesahkan, Pembimbing
NIP :
19 47 09 0219 67
L2l00L
I
L
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul implementasi kurikulum 2Ol3 dalam pendidikan karakter peserta didik di SMPIT Nurul Hikmah Matraman disusun oleh Yuda Setiadi, NIM. 1110011000082, Jurusan pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 19 Januari 2015 di
(S.Pd.I) hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 dalam bidang Pendidikan Agama Islam'
Jakarta,27 Januai2015
Panitia Ujian Munaqasah Ketua Jurusan/Program Studi
Tanggal
a Tangan
Dr. H. Abdul Majid Khon. M' Ag NIP:19580707 1983 1 005 Sekretaris JurusaniProdi
Hj. Marhamah Saleh" Lc. MA NIP: 19720313 200801 2 010
Penguji
I
Dr. Sapiudin Shidik. MA NIP: 196790206 1995032001 Penguji
II
Dra. ZtkrrNeni Iska. M.Psi
'o/,-*t
NIP: 19690206 199503 2 001
Mengetahui:
198603 2 001
M
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Yuda Setiadi
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Angkatan
2010
1001 1000082
Jl. Kebon Manggis II RT/RW:005/02 NO: 12 I{EL
Alamat
Kebon
Manggis Jakartatimur.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA pendidikan Bahwa skripsi yang berjudul imptementasi kurikulum 20L3 dalam
Timur karakter peserta didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama NIP
Pembimbing
:
Prof. Dr' Ahmad Syafi'I Noor'MA
:194709A21967121001
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
ini bukan hasil karya menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi sendiri.
lakarta, 2 Jaruwi 2015 Yang MenYatakan
UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul ,,implementasi kurikulum 2013 dalam pendidilian karakter peserta didik SMPIT Nurul Ilikmah Matraman Jakarta Timur" yang disusun oleh: Nama
Yuda Setiadi
NIM
1
Jurusan
Pefldidikan Agama Islam
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
I 1001 1000082
Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 2 Januari 2015.
lakarta,2lanuan2015 Dosen Pembimbiag
Prof. Dr. Ahmad Syafi'I
Noor. MA NIP
:1
94709 0219 67 12100
L
ABSTRAK Yuda Setiadi (1110011000082), “implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter peserta didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur”. Pendidikan karakter kini sedang marak dibicarakan oleh berbagai kalangan, mengingat bahwa kemerosotan moral/akhlak yang melanda negeri kita ini, bahkan di berbagai belahan dunia yang lain, perilaku manusia sudah tampak seperti tidak mempunyai karakter. Agama yang menjadi landasan agar kita berbeda dengan mahluk-mahluk lain ciptaan Allah SWT, kini hanya sebuah hiasan pada kartu tanda penduduk semata, bahkan ajaran-ajarannya mulai ditinggalkan. Lembaga pendidikan yang menjadi sandaran untuk dapat meningkatkan moral dan intelektual kini semakin jauh dari tujuan semula, mulai dari sistem, metode, dan faktor-faktor yang menunjangnya kini banyak yang kurang relevan dan terjangkau bagi masyarakat. Dari pernyataan tersebut maka rumusan masalah yang penulis ambil ialah bagaimana implementasi kurikulum 2013 di SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur, dalam pembentukan karakter peserta didik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum 2013, dan mengetahui nilai-nilai karakter dari implementasi kurikulum 2013. Adapun lebih dari itu, penulis berharap implementasi kurikulum 2013 ini menjadi alternatif pendidikan karakter di sekolah-sekolah yang bisa diterima dan diterapkan di masyarakat kita secara luas. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis metode deskriptif analisis, adapun teknik pengumpulan datanya selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, digunakan juga dengan cara kuesioner, dengan begitu hasil penelitian terlihat jelas dan valid. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah implementasi kurikulum 2013 ini baik dalam pembentukan karakter peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian penulis, hasil penelitian menunjukan proses dari implementasi kurikulum 2013 yang dilakukan secara aktif, komunikatif, serta terjadinya interaksi secara langsung antara guru dengan peserta didik dapat menimbulkan karakter peserta didik menjadi terbentuk, terlebih lagi adanya beberapa faktor yang dominan untuk pembentukan karakter peserta didik, seperti faktor pembelajaran dan lingkungan. Adapun usaha guru-guru untuk mendidik karakter siswa dalam implementasi kurikulum 2013 adalah poin penting. Di SMPIT Nurul Hikmah para guru tidak lagi hanya memperhatikan hasil belajar pada aspek nilai saja akan tetapi sudah memperhatikan perkembangan siswa-siswinya dari kepribadiannya, tutur katanya, dan karakter mereka. Adanya usaha para guru untuk membentuk karakter peserta didiknya saat mereka mengajar di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Hal itu para guru perhatikan agar terbentuknya beberapa karakter seperti jujur, kerjakeras, disiplin, dan masih banyak lagi. Dari data penelitian dengan menggunakan angket pun menunjukan bahwa implementasi kurikulum 2013 cukup baik dalam pendidikan/pembentukan karakter. Kata kunci: Implementasi Kurikulum 2013, Karakter, Pendidikan.
i
ABSTRACT Yuda Setiadi (1110011000082), “Implementation Of Character Education Curriculum In 2013 In Learners SMPIT Nurul Hikmah Matraman East Jakarta”. Character education is now emerging discussed by various groups, given that the decadence / morals that hit our country, even in different parts of the world, human behavior has seemed like not having character. Religion which became the foundation that we are different with other beings created by God, now just a decoration on identity cards alone, even his teachings began to be abandoned. Educational institutions into the back to be able to improve the moral and intellectual is increasingly away from its original purpose, ranging from systems, methods, and factors that support it is now much less relevant and affordable for the community. From these statements, the formulation of the problem that the authors take is how the implementation of the curriculum in 2013 in SMPIT Nurul Hikmah Matraman East Jakarta, in forming the character of learners. Therefore, this study aimed to describe the implementation of the curriculum in 2013, and know the character values of 2013. The implementation of the curriculum is more than that, the authors hope that the implementation of the curriculum in 2013 has become an alternative character education in schools that can be accepted and applied in our society extensively. This study used a qualitative research approach to the type of descriptive analysis method, while the data collection techniques in addition to using the techniques of observation and interviews, used also by way of a questionnaire, the results of the research so obvious and valid. The conclusion from this study is the implementation of the curriculum 2013 both in shaping the character of learners. This can be seen from the results of the study authors, the results show the process of implementation of the curriculum in 2013 which was active, communicative, and direct interaction between teachers and learners can cause students to be formed character, moreover, the presence of some of the dominant factors for character formation of students, such as learning and environmental factors. The efforts of teachers to educate students in the character of the curriculum implementation in 2013 is an important point. In SMPIT Nurul Hikmah the teachers are no longer just pay attention to the results of study on the value aspect alone but has been observing the development of its students from his personality, he said, and their characters. Any attempt to shape the character of teachers as they teach their students in the classroom and in the school environment. It was the teachers noticed that the formation of several characters such as honest, kerjakeras, discipline, and much more. From the research data by using questionnaires also showed that the implementation of the curriculum in 2013 quite well in the education / formation of character. Keywords: Implementation of Curriculum 2013, Character, Education.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji bagi Allah, Tuhan Pemilik alam. Tuhan Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Segala nikmat dan karunia-Nya yang selalu mengalir merupakan suatu anugrah yang terindah dalam kehidupan ini. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran atas segala urusan kita di dunia ini, termasuk dalam penulisan skripsi ini
yang merupakan tugas akhir untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Allahumma Shalli „ala Sayyidina Muhammad, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan Kekasih Allah SWT, yang telah menunjukan kita ke jalan yang diridhai-Nya, jalan yang penuh dengan kemuliaan, dimana kita telah diberi petunjuk sehingga menjadi pribadipribadi yang berkarakter. Karakter atau akhlak adalah sesuatu yang membuat kita berbeda dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Nabi Muhammad SAW dipuji oleh Allah SWT bukan karena kepintarannya, keberaniaannya, atau kegigihannya memperjuangkan Islam, tetapi karena karakter/akhlak beliau yang sangat terpuji, dan patut dijadikan suri tauladan bagi kita semuanya. Oleh karena itu, karakter/akhlak menjadi suatu pencapaian tertinggi di dalam Islam, apabila seseorang sudah berakhlak dengan benar maka sudah dianggap menjadi insan mulia yang pada tingkatannya menempati maqam Ihsan, dari ketiga maqam yakni Iman, Islam, dan Ihsan. Dalam skripsi ini, yang berjudul “implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter peserta didik di SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur”, akan menerangkan bahwa implementasi kurikulum 2013 yang baik dari guru-guru adalah langkah yang sangat penting untuk membuat kepribadian yang berkarakter/berakhlak, khususnya peserta didik di SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur.
ii
Keluh kesah, letih, malas, dan masih banyak pikiran-pikiran yang negatif telah menyerbu bak prajurit perang, menyerang dengan tombak dan panah nafsu negatif pada jiwa ini yang penuh dengan kelemahan. Namun, berkat kekuasaan Allah SWT, jiwa ini diberi kekuatan untuk melawan semuanya itu, sehingga tulisan yang sederhana ini dapat diselesaikan. Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terhindarkan dari motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Ibu Dra. Hj. Nurlena Rifa‟I, MA. Ph.D. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. 3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Hj. Marhamah Saleh, LC. MA 4. Dosen pembimbing skripsi Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi‟i Noor yang senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan memberikan saran kepada penulis Bapak Dr. Khalimi M.Ag. 6. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan Agama Islam. 7. Kepala sekolah SMPIT Nurul Hikmah Bapak Rusmani Azmi, Lc M.Ag yang telah membantu segala proses pengumpulan data penulis selama di sekolah. 8. Ibu Hj. Yayah Masturiah, bapak Ahmad Fauzi, bapak Fahrul, ibu Zahra, ibu Dwi Woro Hastuti, ibu Lidya, ibu Nina, ibu Endah, selaku guru-guru di SMPIT Nurul Hikmah yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis, sehingga saya dapat mendapatkan informasi-informasi yang bersangkutan dengan penelitian saya selama itu di sekolah. 9. Seluruh pengurus TPA Baitul Amin yang telah mendukung saya dalam penulisan skripsi ini dengan diberikannya cuti. 10. Bapak Lurah Zainul Arifin yang telah memberi motivasi penulis dan membantu penulis di awal pencarian judul.
iii
11. Keluarga besar karangtaruna kelurahan Kebon Manggis, yang telah mendukung saya dalam penulisan skripsi ini dengan menghendel tugas dan tanggungjawab saya sebagai ketua unit RW 02. 12. Yang teristimewa untuk kedua orang tua saya, bapak Muladi dan ibu Supami, yang selalu memberikan nasehat, perhatian, kasih sayang, dan do‟a-do‟anya setelah ibadah shalat mereka. 13. Saudara-saudari saya, bang Ari, mba Ita dan mba Iin yang telah menyemangati saya, membantu saya dari hal-hal administrasi saya seperti memberi uang potocopyan, tes TOEFL, DLL. 14. Keluarga besar Jurusan Pendidikan Agama Islam kelas B angkatan 2010 yang selama ini bersama-sama menyelesaikan studi S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 15. Teman-teman saya, Amin, Ryan, Puji, Mimah, dan Retno yang telah ikhlas mengajari saya yang bawel menanyakan yang ini dan itu dalam penyelesaian skripsi. 16. Ibu Roja, Davy Marciano Rossi dan Vio Marciano Rossi yang telah menyemangati dan mengajarkan saya tentang tes-tes TOEFL setelah bimbel usai. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dan pahala dari Allah SWT. semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Amin Ya Rabbal „alamin.
Jakarta, 15 Januari 2015
Yuda setiadi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i Kata Pengantar .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4 C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................................... 4 D. Tujuan Penelitian ................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II
KAJIAN TEORI A. Implementasi Kurikulum 2013 ............................................... 6 1. Pengertian Kurikulum 2013 ............................................ 6 2. Latar Belakang Dan Tujuan Kurikulum 2013 .................... 10 3.
Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 2013................... 16
4. Struktur Kurikulum SMP/Mts ............................................ 17 B. Pendidikan Karakter ............................................................... 22 1.
Pengertian Pendidikan Karakter ....................................... 22
2. Dasar-Dasar Pendidikan Karakter..........................................27 3.
Tujuan Pendidikan Karakter................................................ 32
4. Nilai-Nilai Karakter Bangsa Indonesia .............................. 34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................... 39 B. Latar Penelitian ........................................................................ 39 C. Metode Penelitian..................................................................... 39 D. Populasi Dan Sampel ............................................................... 41 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 42 F. Tahapan Pengumpulan Data .................................................. 45 v
G. Instrumen Penelitian................................................................. 47 H. Analisa Data ............................................................................. 48 I. Teknik Penulisan ...................................................................... 51 BAB VI
HASIL PENELITIAN A. Data Umum Sekolah................................................................. 52 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 55 C. Pembahasan ............................................................................. 67
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 79 B. Saran ........................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 82
vi
DAFTAR TABEL
No
Uraian
Halaman
Tabel 2.1
Cakupan Penilaian Sikap
13
Tabel 2.2
Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat Dalam KI-1 Jenjang SMP/Mts
Tabel 2.3
Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat Dalam KI-2 Jenjang SMP/MTs
Tabel 2.4
14
15
Beban Belajar Di SMP/Mts Untuk Kelas VII, VIII, IX
18
Tabel 2.5
Kompetensi Inti SMP/Mts
21
Tabel 2.6
Domain Budi Pekerti Islami
37
Tabel 3.1
Observasi Penelitian
43
Tabel 3.2
Wawancara peneneliti
44
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Karakter implementasi kurikulum 2013
Tabel 3.4
47
Ketentuan skor pembentukan karakter melalui implementasi kurikulum 2013
Tabel 4.1
49
Jumlah guru yang mengajar yang memiliki latar belakang pendidikan
54
Tabel 4.2
Hasil Angket
60
Tabel 4.3
Angket Karakter Kejujuran
62
Tabel 4.4
Angket Karakter Kerjakeras
63
Tabel 4.5
Angket Karakter Disiplin
64
Tabel 4.6
Angket Karakter Kerjasama
65
Tabel 4.7
Angket Karakter Tanggungjawab
65
Tabel 4.8
Angket Karakter Percaya Diri
66
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Uraian
Halaman
Lampiran 1
Hasil Observasi
82
Lampiran 2
Angket
84
Lampiran 3
Hasil Angket
88
Lampiran 4
Wawancara
93
Lampiran 5
Dokumentasi
111
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranan di masa yang akan datang. Pendidikan menjadi perhatian serius masyarakat luas, ketika moralitas dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap di tengah masyarakat. Akibatnya, di satu sisi, pendidikan yang telah dijalankan menjadikan manusia kian terdidik intelektualitasnya. Namun, di sisi lain, pendidikan yang diusung semakin menjadikan manusia kehilangan kemanusiaanya. Pendidikan Indonesia memang mengalami perkembangan yang memuaskan. Siswa-siswi Indonesia mulai
sering
mengikuti
ajang-ajang
kompetisi
Internasional.
Mendali,
penghargaan Internasional telaih diraih siswa-siswi Indonesia di kancah Internasional. Lembaga pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan. Demikian pula dengan pendidikan di negeri tercinta ini. Bangsa Indonesia tidak ingin menjadi bangsa yang bodoh dan terbelakang, terutama dalam menghadapi zaman yang terus berkembang di era kecanggihan teknologi dan komunikasi. Maka, perbaikan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia terus diupayakan melalui proses pendidikan. Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan, proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Menurut Akhmad Muhaimin “Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah munculnya gagasan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia”.1 Dalam mencapai gagasan tersebut-pun dunia pendidikan Indonesia berusaha untuk meraih tujuan pendidikan dengan berbagai cara, diantaranya 1
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia,(Jogjakarta: ArRuzz Media, 2011) h.9
1
2
membenahi kurikulum yang ada, komponen-komponennya, peningkatan kualitas pendidik, sarana dan prasaranya pendidikan serta yang lainnya. Salah satu dari objek pembenahannya ialah penerapan pendidikan karakter. Sebagaimana yang tersirat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2 Berkenaan
dengan
kurikulum
2013
adalah
produk
baru
yang
dipublikasikan dan pemerintah implementasikan di sekolah-sekolah, baik itui tingkat sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah keatas. Kurikulum 2013 menurut Sunarti dalam bukunya yang berjudul penilaian dalam kurikulum 2013 itu “Diawali dari kegelisahan melihat sistem pendidikan yang diterapkan selama ini hanya berbasis pada pengajaran untuk memenuhi target pengetahuan siswa. Selain itu, diperlukan keterampilan dan sikap yang tidak kalah pentingnya untuk mendapatkan lulusan yang andal dan beretika untuk selanjutnya siap berkompetisisecara global”.3 Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.4 Hal ini mengandung pengertian bahwa karakter merupakan kebajikan yang ditanamkan pendidik melalui internalisasi atau memasukkan materi dan nilai yang mempunyai relevansi dalam membangun sistem berpikir dan berprilaku siswa.
2
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 26. 3 Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:C.V Andi offset, 2014), h. 1 4 Asmaun Sahlan, Angga Teguh Prastyo. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), Cet.I, h.13
3
Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S An-Nahl: 90)
Dengan demikian pendidikan adalah proses yang terdiri dari usaha-usaha yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak didik, baik berupa bimbingan, pengarahan, pembinaan, ataupun latihan yang tujuannya adalah membawa si terdidik ke arah terbentuknya kepribadian utama baik jasmani maupun rohani bagi perjalanan hidupnya dimasa yang akan datang. Karakter diajarkan dengan mengenalkan, memahamkan hingga mengajak siswa sehingga pada akhirnya mereka mampu mempraktikkan dan memaknainya sebagai sesuatu yang melekat dan menjadi tindakan perenungan (reflective action) serta mengembangkannya menjadi pusat keunggulan insani. Dalam hal ini pembentukkan karakter menjadi sangat penting untuk dibahas, karena ketika seseorang tidak lagi memilki karakter yang baik, maka tindak kejahatan akan terus tumbuh. Oleh karena itu butuh suatu pengetahuan dasar tentang bagaimana metode membentuk karakter anak yang baik, hal itu diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan di masa-masa yang akan datang. Setidaknya metode pembentukkan karakter anak diharapkan mampu memberikan bekal bagi orang tua atau pendidik agar dapat mengarahkan anak didiknya agar memilki karakter yang bagus.
4
Dalam implementasi pendidikan karakter, perencanaan pembelajaran perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan karakter yang akan dibentuk dengan komponen pembelajaran lainya, yakni standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan karakter peserta didik, materi berfungsi memaknai dan memadukan kompetensi dasar dengan karakter; indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukkan karakter peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan karakter dalam setiap kompetensi dasar, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila karakter yang telah ditentukan belum terbentuk atau belum tercapai. Untuk ini penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang dituangkan dalam skripsi dengan judul: “Implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan Karakter Peserta Didik”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan judul yang penulis ambil yakni, “Implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan Karakter Peserta Didik”, dapat diambil garis besar yang melatar belakangi, dari judul tersebut pertama, yakni dari faktor kemerosotan karakter anak bangsa, yang kedua adalah system pendidikan Indonesia yang masih bermasalah, dan yang ketiga adalah sumber daya manusia dalam mengatasi pendidikan di Indonesia yang belum kompeten, seperti penggunaan metode pembelajaran yang kurang pas dalam kegiatan pembelajaran dan minimnya metode yang dikembangkan. Maka dari itu dapat di identifikasikan permasalahan dasar dari latar belakang tersebut antara lain :
1. Guru hanya memperhatikan hasil belajar pada bidang nilai saja. 2. Kurangnya siswa dalam kerjasama, toleransi, percaya diri dan disiplin. 3. Adanya perilaku siswa yang menyimpang. 4. Bagaimana pendidikan karakter pada kurikulum 2013. C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dijelaskan sebagai berikut:
5
1. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan dengan banyaknya permasalahan yang muncul tetapi waktu dan tenaga, faktor biaya, dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi pada permasalahan pendidikan karakter peserta didik kelas delapan di SMPIT Nurul Hikmah melalui implementasi kurikulum 2013. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter peserta didik kelas delapan di SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah Jakarta?”
D. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pendidikan karakter peserta didik melalui implementasi kurikulum 2013 di SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah Jakarta.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam kependidikan. 2. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi guna mempermudah bagi para akademisi atau pihak lain yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang jelas, serta turut mengembangkan wacana kependidikan dalam aplikasi di dalam kehidupan. 3. Bagi instansi penelitian, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber masukan bagi guru agama dalam mendidik dan mengembangkan kualitas peserta didiknya.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Implementasi Kurikulum 2013 1. Pengertian Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Rancangan kurikulum dan implementasi kurikulum adalah sebuah sistem membentuk garis lurus dalam arti implementasi mencerminkan rancangan. Menurut Fullan “Implementasi adalah proses mempraktekkan/menerapkan suatu gagasan, program, atau kumpulan kegiatan yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan untuk berubah”.1 Implementasi menurut brownedan widavsky adalah “Perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.2 Miller mengemukakan bahwa “Implementasi adalah suatu proses peletakan dalam praktik tentang suatu ide, program atau seperangkat aktivitas baru bagi orang lain dalam mencapai atau mengharapkan suatu perubahan”.3 Sedangkan menurut Hasan menyatakan “Bahwa implementasi kurikulum adalah usaha sadar merealisasikan ide, konsep, dan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum tertulis menjadi kenyataan”.4 Menurut Syafruddin Nurdin implementasi adalah “Suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/ gagasan, program, atau harapanharapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut”.5 Sedangkan secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “Pelari” dan curere yang berarti “Tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam bidang atletikpada zaman Romawi kuno di Yunani. Dalam bahasa Perancis, istilah
1
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes media, 2014) hal.6, cet.1 2 Syafruddin Nurdin, guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: ciputat pers, 2002) hal. 70. 3 Abdul Majid, op.cit. hal.6, cet.1 4 Abdul Majid, ibid., hal.6, cet.1 5 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: ciputat pers, 2002) hal. 73
6
7
kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh mendali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian, menurut zainal arifin secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah “Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah”.6 Menurut
Abdul
Majid,
bahwa
implementasi
kurikulum
adalah
“Operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran”.7 Dengan demikian, implementasi kurikulum merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum yang dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai rencana tertulis. Dari definisi tersebut maka implementasi kurikulum dapat dimaknai sebagai berikut: pertama, implementasi sebagai aktualisasi rencana atau konsep kurikulum. Kedua, implementasi kurikulum sebagai proses pembelajaran. Ketiga, implementasi kurikulum sebagai realisasi ide, nilai dan konsep kurikulum. Keempat, implementasi kurikulum sebagai proses perubahan perilaku peserta didik. Dengan demikian wujud nyata dari implementasi kurikulum adalah aktivitas belajar mengajar di kelas, dengan kata lain aktivitas belajar mengajar di kelas merupakan operasionalisasi dari kurikulum tertulis atau disebut juga dengan kurikulum aktual. Pengembangan
kurikulum
2013
merupakan
bagian
dari
strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah; 6
Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011) hal.3 7 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes media, 2014) hal.6, cet.1
8
pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan. Dan menurut Yunus Abidin dalam bukunya yang berjudul desain pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 ada beberapa tantangan-tantangan dalam meng-implementasikan kurikulum 2013, “Yaitu pertama, adalah guru. Diakui atau tidak sejumlah permasalahan mendasar masih terjadi dalam ekologi pembelajaran yang terdapat di sekolah kita selama ini. Sejumlah permasalahan tersebut diantaranya adalah rendahnya mutu kualitas pembelajaran, yang pembelajarannya masih didominasi oleh gurunya. Kedua, adalah waktu. Implementasi kurikulum 2013 akan memakai banyak waktu pelaksanaan pembelajaran. Hal ini berdasarkan kurikulum 2013 menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran aktif. Ketiga, adalah sarana prasarana pembelajaran/TIK. Implementasi kurikulum 2013 yang menghendaki dilaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif akan mendatangkan tantangan tersendiri dalam aspek sarana prasarana pembelajaran. Keempat, adalah bahan ajar. Kelima, adalah penilaian pembelajaran. Kurikulum 2013 menerapkan penilaian otentik dalam pembelajaran. Keenam, adalah strategi pembelajaran. Guru harus cermat dan „arif dalam menggunakan metode mengajar di setiap materinya”.8 Pengembangan kurikulum 2013 dirientasi terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowladge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Menurut Abdul Majid dalam bukunya orientasi pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh kurikulum 2006 yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada saat ini yaitu: a. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukaranya melampaui tingkat perkembangan usia anak. 8
Yunus Abidin, Desain Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung:PT. Refika Aditama, 2014), hal.24
9
b. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif)belum terakomodasi di dalam kurikulum. e. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragamdan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. g. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.9 Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Prof.Ir. Muhammad Nuh, DEA mengatakan bahwa “Kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan”. 10 Adapun ciri kurikulum 2013 menurut Imas Kurniasih yang paling mendasar adalah: a. Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. b. Siswa lebih didorong untuk mremiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. c. Meliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.11 Dan menurut Imas Kurniasih terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013: a. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46. b. Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.
9
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes media, 2014) hal.37-38, cet.1 10 Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, (Surabaya:katapena, 2014) h.21-22, cet.2 11 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ibid., h.21-22, cet.2
10
c. Kompetensi sosial yang harus dimilki guru agar tidak bertindak asosial kepada siswa dan teman sejawat lainnya. d. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.12 Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.
2. Latar Belakang Dan Tujuan Kurikulum 2013 Menurut Imas Kurinasih ada banyak sekali alasan kenapa terjadi perubahan kurikulum, yaitu antara lain “Kurikulum sebelumnya harus disempurnakan karena ada kekurangan disana-sini, tapi yang paling mendasar adalah agar kurikulum yang akan diterapkan tersebut mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi”.13 Menurut beberapa ahli pendidikan di buku ibu imas kurinasih yakni, “Perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun Negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya
selalu
berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa dicegah”.14 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan Yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan landasan empirik. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum
12
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, (Surabaya:katapena, 2014) h.21-22, cet.4 13 Imas kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 31. Cet.2 14 Imas kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 39. Cet.2
11
sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. a. Landasan Yuridis “Landasan yuridis kurikulum adalah pancasila dan undang-undang dasar 1945, undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi. Lebih lanjut, pengembangan kurikulum 2013 diamanatkan oleh rencana pendidikan-pendidikan menengah nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembanga kurikulum 2013 lainnya adalah instruksi presiden republik indonesia tahun 2010 tentang pendidikan karakter, pembelajaran aktif dan pendidikan kewirausahaan”.15 b. Landasan Filosofis “Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Pada pengembangan kurikulum 2013, pancasila sebagai falsafah bangsa dan negara menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila adalah nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam kurikulum”.16 c. Landasan Empiris “Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (program for international student assessment), studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada 15
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes media, 2014) hal.55, cet.1 16 Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, (Surabaya:katapena, 2014)h. 33. Cet.2
12
aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada abad 21”.17 d. Landasan Teoritik “Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “Pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based
education),
dan
teori
kurikulum
berbasis
kompetensi.pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk satu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau diatasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.18 Adapun tujuan diimplementasikannya kurikulum 2013 menurut Imas Kurniasih
untuk menyederhanakan kurikulum 2006 yang di dalamnya ada
beberapa permasalahan diantaranya; a. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak. b. Belum semuanya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional. c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills) belum terakomodasi dalam kurikulum. d. Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, Nasional, maupun global. e. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. f. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
17
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, (Surabaya:katapena, 2014)h. 35. Cet.2 18 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes media, 2014) hal.55, cet.1
13
g. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.19 Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi. Pada intinya, orientasi pengembangan/implementasi kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Sikap merupakan sebuah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Pada kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua yaitu: a. Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukkan peserta didik yang beriman dan bertakwa. b. Sikap sosial yang terkait dengan pembentukkan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.20 Cakupan penilaian sikap: Tabel 2.1 Cakupan Penilaian Sikap Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggung jawab Penilaian sikap sosial
4. Toleransi 5. Gotong royong 6. Santun 7. Percaya diri
19
Imas kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, (Surabaya:katapena, 2014)h. 132-133. Cet.2 20 Imas Kurniasih, Berlin Sani, Ibid., h. 65. Cet.2
14
Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati atau observasi oleh guru sebagai representasi dari sikap yang dinilai. Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs. Tabel 2.2 Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat Dalam KI-1 Jenjang SMP/Mts Sikap dan pengertian Sikap spiritual
Contoh indikator
Berdoa
Menghargai dan menghayati ajaran agama
sesudah
yang dianut
sesuatu.
sebelum
dan
menjalankan
Menjalankan
ibadah
tepat waktu.
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
agama
yang
dianut.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan yang maha Esa.
Mensyukuri kemampuan manusia
dalam
mengendalikan diri.
Mengucapkan ketika
syukur berhasil
mengerjakan sesuatu.
Berserah diri (tawakal) kepada
tuhan
setelah
15
berikhtiar
atau
melakukan usaha.
Menjaga
lingkungan
hidup di sekitar rumah dan masyarakat.
Dll
Tabel 2.3 Indikator Dari Sikap-Sikap Yang Tersurat Dalam KI-2 Jenjang SMP/Mts Sikap dan pengertian
Contoh indikator
Sikap sosial
Jujur
menyontek
dalam
mengerjakan ujian/ulangan.
adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakkan dan pekerjaan.
tidak
Tidak menjadi plagiat.
Mengungkapkan perasaan apa adanya.
Menyerahkan kepada yang berwenang
barang
yang
ditemukan.
Membuat laporan berdasarkan data
atau
informasi
apa
adanya.
Mengakui
kesalahan
atau
kekurangan yang dimiliki.
Disiplin
Datang tepat waktu.
Adalah tindakan yang menunjukkan
Patuh pada tata tertib/ aturan
perilaku
tertib
dan
patuh
pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
bersama /sekolah.
Mengerjakan dengan
tugas waktu
sesuai yang
16
ditentukan.
Mengikuti kaedah berbahasa tulis yang baik dan benar.
Tanggungjawab Adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan
tugas
dan
dengan baik.
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap
diri
sendiri,
Menerima
resiko
dari
tindakkan yang dilakukan.
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan.
melaksanakan tugas individu
Tidak menyalahkan orang lain tanpa bukti yang akurat.
Mengembalikan barang yang dipinjam
Menepati janji.
3. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 2013 Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu saja memiliki beberapa perbedaan dalam sistem yang diterapkan. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut, yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat disana-sini. Adapun keunggulan dan kekurangan kurikulum 2013 menurut Imas Kurinasih antara lain: a. Keunggulan kurikulum 2013 1) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. 2) Adanya penilaian dari semua aspek, yaitu penentuan nilai bagi siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujian saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain. 3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. 4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional.
17
5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap,keterampilan, dan pengetahuan. 6) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan secara proporsional. 7) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala. 8) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah sudah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia. 9) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal. 10) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk memiliki keterampilan membuat RPP. b. Kelemahan kurikulum 2013 1) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. 2) Banyak sekali guru-guru yang belum siap mental dengan kurikulum 2013. Karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataanya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. 3) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP. 4) Guru tidak banyak yang bisa menguasai penilaian autentik. 5) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa dan buku guru belum dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang menjadi plagiat. 6) Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. 7) Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.21
4. Struktur kurikulum SMP/MTs Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per-minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. 21
Imas kurniasih, berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, (Surabaya:katapena, 2014)h. 40-42. Cet.2
18
Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.
Tabel 2.4 Beban Belajar Di SMP/Mts Untuk Kelas VII, VIII, IX ALOKASI WAKTU MATA PELAJARAN
BELAJAR PER MINGGU VII
VIII
IX
Kelompok A 1
Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti
3
3
3
2
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
3
3
3
3
Bahasa Indonesia
6
6
6
4
Matematika
5
5
5
5
Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
5
6
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
7
Bahasa Inggris
4
4
4
Kelompok B 1
Seni Budaya (Termasuk Muatan Lokal)*
3
3
3
2
PJOK (Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan
3
3
3
2
2
2
38
38
38
Kesehatan) 3
Prakarya (Termasuk Muatan Lokal)
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu Keterangan: *muatan lokal dapat memuat bahasa daerah Ekstra kurikuler SMP/MTs antara lain: - Pramuka
- UKS
- OSIS
- PMR Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi
kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
19
Seni budaya dan prakarya menjadi dua mata pelajaran yang terpisah. Untuk seni budaya didalamnya terdapat pilihan yang disesuaikan dengan minat siswa dan kesiapan satuan pendidik dalam melaksanakannya. a. Beban belajar Dalam struktur SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38, dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah kompetensi dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. b. Organisasi kompetensi dasar dalam mata pelajaran Menurut Abdul Majid “dalam bukunya yang berjudul implementasi kurikulum 2013 bahwa “Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari kompetensi dasar”.22 Untuk kurikulum SMP/MTs organisasi kompetensi dasar kurikulum dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antar kelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan kompetensi inti. Khusus untuk muatan lokal, kompetensi dasar yang berkenaan dengan seni budaya, dan keterampilan, serta bahasa daerah dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seni budaya dan prakarya. Sedangkan kompetensi dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
22
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, (Bandung: interes media, 2014) hal.55, cet.1
20
c. Kompetensi inti Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasian (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti, merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/ jenjan di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1: KI 1), sikap sosial (kompetensi inti 2: KI 2), pengetahuan (Kompetensi inti 3: KI 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4: KI 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi inti 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Kompetensi inti SMP/MTs adalah sebagai berikut: Tabel 2.5 Kompetensi Inti SMP/Mts
21
KELAS VII
VIII
Menghargai
IX
dan Menghargai
dan Menghargai
dan
menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama menghayati
ajaran
yang dianutnya.
yang dianutnya.
agama yang dianutnya.
Menghargai
dan Menghargai
dan Menghargai
dan
menghayati
perilaku menghayati
perilaku menghayati
perilaku
jujur,
disiplin, jujur,
disiplin, jujur,
disiplin,
tanggungjawab,
peduli tanggungjawab,
peduli tanggungjawab,
peduli
(toleransi,
gotong (toleransi,
gotong (toleransi,
gotong
royong), santun percaya royong), santun percaya royong), santun percaya diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi secara
efektif
lingkungan
dengan secara
sosial
efektif
dan lingkungan
dengan secara
sosial
efektif
dengan
dan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan pergaulan
dan pergaulan
keberadaanya.
dan pergaulan
keberadaanya.
Memahami pengetahuan Memahami
dan
keberadaanya. dan Memahami
dam
(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan menerapkan prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan pengetahuan rasa
ingin
tentang
tahunya prosedural) berdasarkan konseptual, ilmu rasa
ingin
pengetahuan, teknologi, tentang seni,
budaya
tampak mata.
ilmu rasa
budaya
ingin
tahunya ilmu
terkait pengetahuan, teknologi,
fenomena dan kejadian seni, tampak mata.
dan
tahunya prosedural) berdasarkan
terkait pengetahuan, teknologi, tentang
fenomena dan kejadian seni,
(faktual,
budaya
terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
Mencoba, mengolah, dan mengolah, menyaji dan mengolah, menyaji dan menyaji
dalam
ranah menalar
dalam
ranah menalar
dalam
ranah
22
konkret
(menggunakan, konkret
mengurai,
merangkai, mengurai,
memodifikasi, membuat),
merangkai, mengurai,
dan memodifikasi,
dan
abstrak membaca,
(menggunakan, konkret (menggunakan,
ranah membuat),
dan memodifikasi,
dan
ranah membuat),
(menulis, abstrak
(menulis, abstrak
menghitung, membaca,
menghitung, membaca,
menggambar, mengarang)
dan menggambar, sesuai mengarang)
merangkai, dan
dan
ranah
(menulis, menghitung,
dan menggambar, sesuai mengarang)
dan sesuai
dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut pandang/teori.
pandang/teori.
pandang/teori.
B. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan karakter Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk meiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, msyarakat bangsa, dan negara”.23 Menurut Azyumardi Azra, “Pendidikan merupakan proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien”.24 Menurut Waini Rasyidi “Pendidikan adalah keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kehidupan manusia.”25 Sedangkan Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas dalam buku Nuraida dan Rihlah Nur Aulia pendidikan karakter untuk guru adalah: 23
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 3 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h.4 25 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani,Ibid., h.5 24
23
bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas tabiat, temperamen, watak,.” Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Asal kata “Karakter” dapat dicari dengan kata lati “Kharakter”, “Kharassein”, dan “Xharax”, yang maknanya “Tool for marking”, “To engrave”, dan “Pointed stake”. Kata ini mulai banyak dignakan kembali dalam bahasa Prancis “carter” pada abad ke14 dan kemudian masuk dalam bahasa inggris, menjadi “Character”, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia “Karakter”. Secara etimologis, karakter (character) berarti mengukir (verb) dan sifat-sifat kebajikan (noun). Secara konseptual, konsep karakter dapat diartikan sebagai usaha terus menerus seorang individu atau kelompok dengan berbagai cara untuk mengukir, mengembangkan atau melembagakan sifat-sifat kebajikan pada dirinya sendiri atau pada orang lain.26 Kata karakter dalam kamus lengkap bahasa indonesia yaitu: “Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Kalau berkarakter: mempunyai tabiat; mempunyai kepribadian; berwatak”.27 Menurut Wynne “Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebajikan dalam bentu tindakan atau tingkah laku”.28 Jadi istilah karakter erat kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang, dimana seseorang bisa disebut orang berkarakter (the character person) jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Karakter atau lain katanya adalah tabiat, juga disebut akhlak. Menurut Imam Ghazali, bahwa “Akhlak yang disebutnya dengan tabiat manusia dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu: satu, tabiat-tabiat fitrah. Kekuatan tabiat pada asal kesatuan tubuh dan berkelanjutan selama hidup. Sebagian tabiat tersebut lebih kuat dan lebih lama dibandingkan dengan tabiat lainnya. Lebih kuat dan lebih sulit diluruskan dan diarahkan dibanding tabiat marah. Dua, akhlak yang
26
Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, (Jakarta: Islamic Research Publishing, 2010), Cet. III, h. 8. 27 Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (surabaya: Karya Agung, 2005), h.241 28 Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, (Jakarta:aulia publishing house, 2010)cet.3, h. 8
24
muncul dari suatu perangai yang banyak diamalkan dan ditaati, sehingga menjadi bagian dari adat kebiasaan yang berurat berakar pada dirinya”.29 Menurut pendapat Ramayulis “Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah satu hasil dari iman dan ibadat, karena iman dan ibadat manusia tidak sempurna kecuali kalau dari situ muncul akhlak yang mulia. Maka akhlak dalam islam bersumber pada iman dan taqwa dan mempunyai tujuan langsung, yang dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh, yaitu ridha Allah SWT”.30 Karakter adalah istilah serapan dari bahasa Inggris character. Menurut Encarta Dictionaries dalam buku Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam menyatakan bahwa “Karakter” adalah kata benda yang memiliki arti: a. Kualitas-kualitas pembeda b. Kualitas-kualitas positif c. Reputasi d. Seseorang dalam buku atau film e. Orang yang luar biasa f. Individu dalam kaitannya dengan kepribadian, tingkah laku, atau tampilan Di samping itu terdapat kata karakteristik (characteristic) yang masih kata benda yang artinya : figur (ciri) pembatas (defining feature), sebuah fitur atau kualitas yang membuat seseorang atau suatu hal dapat dikenali.31 Kata sifat untuk karakter adalah “Khas” (typical), artinya pembeda atau mewakili seseorang atau hal tertentu. Hurlock dalam bukunya, Personality Development, secara tidak langsung mengungkapkan bahwa karakter terdapat pada kepribadian. Karakter mengimplikasikan sebuah standar moral dan melibatkan sebuah pertimbangan nilai. Karakter berkaitan dengan tingkah laku yang diatur oleh upaya dan keinginan. Hati nurani, sebuah unsur esensial dari karakter, adalah sebuah pola kebiasaan perlarangan yang mengontrol tingkah laku seseorang, membuatnya menjadi selaras dengan pola-pola kelompok yang diterima secara sosial. Berikut merupakan komponen-komponen karakter menurut Hurlock : a. Aspek kepribadian b. Standar moral dan ajaran moral 29
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006),h. 89 Ramayulis, Ibid., h. 89 31 Ramayulis, Ibid., h. 89-90 30
25
c. d. e. f. g.
Pertimbangan nilai Upaya dan keinginan individu Hati nurani Pola-pola kelompok Tingkah laku individu dan kelompok.32 Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan,
terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak bermoral. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan , dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup berdasarkan atas pilar kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happines), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity). Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Kacang ora ninggal lanjaran” (Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya 32
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori Dan Praktis Di Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 23.
26
melilit atau menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter. Di sekitar lingkungan sosial yang keras seperti di Harlem New York, para remaja cenderung berperilaku antisosial, keras, tega, suka bermusuhan, dan sebagainya. Sementara itu di lingkungan yang gersang, panas, dan tandus, penduduknya cenderung bersifat keras berani mati. Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter tersebut di atas, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi karakter, maka karakter menurut Muchlas Samani dapat dimaknai “Sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari”.33 Patut kita pahami bahwa bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki jumlah penduduk sangat besar dengan adat istiadat dan budaya yang bermacam-macam. Kenyataan itu mempengaruhi masyarakat dalam membangun pola interaksi satu sama lain. Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. Dan akhirnya dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki SDM yang bermutu. Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas. Menurut
Dharma
Kesuma
berpendapat
ada
beberapa
masalah
ketidaktepatan makna yang beredar di masyarakat mengenai makna pendidikan karakter, dapat diidentifikasi di antaranya sebagai berikut: 33
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 41.
27
a. Pendidikan karakter: mata pelajaran agama dan PKn, karena itu menjadi tanggung jawab guru agama dan PKn. b. Pendidikan karakter: mata pelajaran pendidikan budi pekerti. c. Pendidikan karakter: pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga, bukan tanggung jawab sekolah. d. Pendidikan karakter: adanya penambahan mata pelajaran baru dalam kurikulum. e. Dan sebagainya.34 Berbagai makna yang kurang tepat tentang pendidikan karakter itu bermunculan dan menempati pemikiran banyak orang tua, guru, dan masyarakat umum. Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional no.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk meiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, msyarakat bangsa, dan negara. Menurut Azyumardi Azra, “Pendidikan merupakan proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien”.35 Menurut Waini Rasyidi “pendidikan adalah keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kehidupan manusia.”36 Pendidikan karakter, menurut Ratna megawangi “Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya”.37 2. Dasar-Dasar Pendidikan Karakter Menurut Abdul Majid ada empat dasar dalam pendidikan karakter: 34
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.5 35 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h.4 36 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Ibid., h.5 37 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.5
28
a. Keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatifsetiap tindakan. b. Koherensi yang memberi keberanian membuat seseorang teguh pada prinsip, dan tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi dapat meruntuhkan kredibilitas seseorang. c. Otonomi. Di sana seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh desakan pihak lain. d. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna menginginkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.38 Menurut pendapat Rusworth Kidder yang telah diterjemahkan oleh Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul pendidikan karakter perspektif Islam tentang tujuh kualitas yang diperlukan dalam pendidikan karakter, antara lain: a. Empowered (pemberdayaan). Guru harus mapu memberdayakan dirinya untuk menagajarkan pendidikan karakter dengan memulai dari dirinya sendiri. b. Effective, proses pendidikan harus dilaksanakan denga efektif. c. Extended into community, komunitas harus membantu dan mendukung sekolah dalam menanamkan nilai-nilai. d. Embedded, integrasikan seluruh nilai ke dalam kurikulum dan seluruh rangkaian proses pembelajaran. e. Engaged, melibatkan komunitas dan menampilkan topik-topik yang cukup essensial. f. Evaluating, menurut kidder terdapat lima hal yang harus diwujudkan dalam menilai manusia berkarakter, yaitu : 1) Diawali dengan kesadaran etik. 2) Adanya kepercayaan diri untuk berpikir dan membuat keputusan tentang etik. 3) Mempunyai kapasitas untuk menampilkan kepercayaan diri secara praktis dalam kehidupan. 4) Mempunyai kapasitas dalam menggunakan pengalaman praktis tersebut dalam sebuah komunitas.. 5) Mempunyai kapasitas untuk menjadi agen perubahan dalam merealisasikan ide-ide etik dalam menciptakan suasana yang berbeda.39 Dalam buku Dharma Kesuma yang berjudul Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di Sekolah bahwa: 38
Abdul Majid dan Dian Andayani, pendidikan karakter perspektif Islam,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 36-37 39 Abdul Majid dan Dian Andayani, Ibid,. h. 37-38
29
“Kementrian Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pembentukan karakter dalam diri individu menyangkut seluruh potensi individu manusia, baik dari sisi kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam interaksi sosial-kultural dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang berlangsung seumur hidup. Konfigurasi yang digagas tersebut menyangkut olah hati (spiritual and emotional development) olahpikir (intellectual deveopment), olahraga dan kinestetik (physical and kinesthetic development), dan olahrasa dan karsa (affective and creativity development)”.40 Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila, yang dikembangkan dari buku Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 , antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, bersyukur jujur, amanah, adil, tertib, sabar, disiplin, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, punya rasa iba (compassion), berani mengambil resiko, pantag menyerah, menghargai lingkungan, rela berkorban dan berjiwa patriotik. b. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, analitis, ingin tahu (kuriositas, kepenasaran intelektual), produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif. c. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetik antara lain bersih dan sehat, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, ulet, dan gigih. d. Karakter yang bersumber dari oleh rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, saling mengasihi, gotong royong, kebersamaan, ramah, peduli, hormat, toleran, nasionalis, kosmopolit (mendunia), mengutaakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.41 Dalam pada itu landasan yuridis formal bagi implementasi pendidikan karakter di Indonesia tentu saja adalah konstitusi nasional Undang-Undang Dasar 1945. Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan
menjadi norma konstitusional bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sementara itu, dalam konteks universal, juga harus disepakati sebagai dasar filosofi pendidikan karakter apa yang pernah ditulis oleh William Franklin Graham Jr., berikut ini : When wealth is lost, nothing is lost When health is lost, something is lost 40
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.9 41 Dharma Kesuma, dkk, Ibid,. h.9-10
30
When character is lost, everything is lost “Bila harta benda yang hilang, tidak ada sesuatu berarti yang hilang Bila kesehatan hilang, ada sesuatu yang hilang Bila karakter hilang, segala sesuatu hilang”42
Dalam pernyataan di atas maka dapat digaris bawahi bahwa pemerintah menyediakan atau membantu pembentukan karakter melalui bidang yang menanganinya yakni pendidikan. Oleh karena itu Kementrian Pendidikan Nasional menginstruksikan kepada semua lembaga pendidikan dalam buku Hamdani Hamid yang berjudul pendidikan karakter perspektif Islam, “untuk menanamkan karakter pembangunan mental (character building) bagi anak didiknya, ada Beberapa karakter itu diantaranya “Kreatif, inovatif, problem selver, berpikir kritis, dan intrepreneurship atau disingkat KIPBE”.43
Akan tetapi,
implementasi pendidikan karakter tidak bisa berjalan optimal karena beberapa hal yang sebelumnya sudah dibahas pada bab pendahuluan, sebagian diantaranya meliputi: 1. Kurang terampilnya para guru mengimplementasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran 2. Sekolah terlalu fokus mengejar target akademik khususnya lulus ujian nasional(UN). Karena sekolah masih focus pada aspek-aspek kognitif dan akademik, baik secara nasional maupun lokal satuan pendidikan, aspek soft skils atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan karakter sering terabaikan.
Dalam konteks berbangsa, pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik-baik sebagai warga negara. Hal itu diharapkan mampu memberikan
42
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),h.24 43 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal. 38.
31
konstribusi optimal dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka Maswardi Muhammad Amin dalam bukunya menyebutkan, “Membangun karakter/budi pekerti bangsa melalui pendidikan non-formal merupakan salah satu alternatif. Pendidikan karakter/budi pekerti/akhlak mulia adalah pendidikan perilaku, perilaku yang unggul dapat di bentuk dari kegiatan-kegiatan pendidikan dimasyarakat”.44 Setelah kita mengetahui tentang dasar-dasar karakter, seperti halnya penjelasan di atas, maka menurut Maswardi Muhammad Amin bahwa ada dua faktor yang menjadi dasar karakter seseorang diantaranya “Karakter dipengaruhi oleh hereditas atau bawaan(natur) dan lingkungan, termasuk pendidikan dan keluarga”.45 Muchlas Samani dan Hariyanto meyebutkan contoh dari faktor yang mempengaruhi karakter, “Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Kacang ora ninggal lanjaran” (Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik lingkunan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter.”46 Menurut Hamdani Hamid “Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional, Dengan demikian pembentukan karakter tidak lepas dari peranan pendidikan nasional yang sedang mencanangkan bagaimana karakter bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam berada pada koridor-koridor atau kaidah-kaidah ke-Islaman”.47 Dan adapun tujuan pendidikan karakter meliputi: a. Membentuk siswa berpikir rasional, dewasa, dan bertanggung jawab b. Mengembangkan sikap mental yang terpuji 44
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose Media Jakarta, 2011), h. 67. 45 Maswardi Muhammad Amin, Ibid,. h. 67 46 muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),h. 43. 47 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal. 39
32
c. Membina kepekaan sosial anak didik d. Membangun mental optimis dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan e. Membentuk kecerdasan emosional f. Membentuk anak didik yang berwatak pengasih, penyayang, sabar, beriman, takwa, bertanggung jawab, amanah, jujur, adil, dan mandiri.48 Menurut pengamat pendidikan, Sahrudin dan Iriani berpendapat bahwa “Pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya dijiwai, oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus berdasarkan Pancasila”.49 3. Tujuan pendidikan karakter Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 3(3): “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan Nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang”.50 Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dirumuskan dalam pasal 3 : “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar jadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab”.51 Berdeasarkan
komitmen
tersebut
Maswardi
Muhammad
Amin
berpendapat bahwa tujuan pendidikan karakter secara umum adalah “Untuk membangun dan mengembangkan karakter/budi pekerti peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan
48
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), h. 39. 49 Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Jakarta: Transmedia, 2011), h.105. 50 Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: baduose media, 2010), h. 36, cet .1 51 Maswardi Muhammad Amin, Ibid., h. 36, cet .1
33
nilai-nilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila dari Pancasila”.52 Dan fungsi pendidikan karakter menumbuhkan kemampuan dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat (domain kognitif, affektif, dan psikomotorik), membangun kehidupan bangsa yang multi kultur, membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya yang luhur, berkonstribusi terhadap pengembangan hidup umat manusia, membangun sikap warga negara yang cinta damai,kreatif, mandiri, maupun hidup berdampingan dengan bangsa lain”.53 Adapun kutipan Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul pendidikan karakter perspektif Islam dari beberapa tokoh dalam tujuan pendidikan karakter yaitu: a. Socrates: berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good dan smart. b. Rasulullah : menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik. c. Klipatrick, Lickona, Brooks: bahwa moral, akhlak/ karakter adalah tujuan yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan. d. Marthin Luther King : intelligence plus character, that is the true aim of education (kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang benar dari pendidikan). e. Fuad Hasan: pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial,. f. Mardiatmadja: pendidikan karakter sebagai ruh pendidikan dalam memanusiakan manusia.54 Pemaparan
pandangan
tokoh-tokoh
di
atas
menunjukkan
bahwa
pendidikan sebagai nilai universal kehidupan memiliki tujuan pokok yang disepakati di setiap zaman, pada setiap kawasan, dan dalam semua pemikiran. Abdul Majid dan Dian Andayani menyatakan bahwa “Tujuan pendidikan karakter adalah merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan 52
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: baduose media, 2010), h. 37, cet .1 53 Maswardi Muhammad Amin, Ibid., h. 37, cet .1 54 Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 30
34
keterampilan”.55 4. Nilai-Nilai Karakter Bangsa Indonesia Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang mencerminkan akhlak/perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad SAW, yaitu: shidik, amanah, fathonah, dan tabligh. Rasululloh adalah contoh atau uswatun hasanah bagi kita semua. Karena Nabi Muhammad SAW juga terkenal dengan karakter kesabarannya, ketangguhannya, dan berbagai karakter lainnya. Ke empat sifat Rasul tersebut diartikan sebagai berikut : a. Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah SAW berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, dan berjuang untuk menegakkan kebenaran. b. Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah SAW dapat dipercaya oleh siapa pun, baik kaum muslimin maupun nonmuslim. c. Fathonah yang berarti cerdas/pandai, arif, luas wawasan, terampil, dan professional. Artinya, perilaku Rasulullah SAW dapat dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah. d. Tabligh yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapapun yang menjadi lawan bicara Rasulullah SAW, maka orang tersebut akan mudah memahami apa yang dibicarakan/dimaksudkan oleh Rasulullah SAW.56 Dalam kajian Pusat Pengkajian Pedagogik Universitas Pendidikan Indonesia (P3 UPI) nilai yang perlu diperkuat untuk pembangunan bangsa saat ini adalah sebagai berikut. a. Jujur Perilaku jujur merupakan sebuah karakter yang dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jujur dalam kamus Bahasa Indonesia dimaknai dengan lurus hati; tidak curang. Dalam pandangan umum, kata jujur sering dimaknai “Adanya kesamaan antara realitas (kenyataan) dengan ucapan”, dengan kata lain “Apa adanya”. Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan 55
Abdul Majid dan Dian Andayani, pendidikan karakter perspektif Islam,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), h. 30 56 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 11.
35
dirinya. Kata jujur identik dengan “Benar” yang antonimnya adalah “Salah”. Maka jujur lebih dekat dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, tetapi semua orang yang terlibat. Berikut ini merupakan ciri-ciri orang yang berperilaku jujur diantaranya: 1) Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan. 2) Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya) 3) Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya.57 Sedangkan menurut Nurla Isna Aunillah, mengatakan bahwa “Penanaman kejujuran bagi peserta didik sejak dini dapat dilakukan saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak pihak yang berpendapat bahwa sekolah dasar dinilai menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter. Dan selain guru, orang tua juga memegang peranan penting dalam menumbuhkan karakter jujur bagi peserta didik. Oleh sebab itu, sekolah perlu melakukan kerja sama yang intensif dengan keluarga peserta didik”. Serta Mansur Umar menambahkan bahwa “Keteladanan merupakan faktor yang sangat penting dilakukan oleh guru dan orang tua dalam menanamkan karakter jujur pada diri peserta didik. Sebab, sikap tidak jujur dan berbohong yang dilakukan olehnya seringkali dipengaruhi oleh tingkah laku orang lain. Dengan ungkapan lain, sikap tidak jujur dan suka berbohong merupakan hasil peniruan dari orang lain”.58 b. Kerja keras Perilaku kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan dalam menyelesaikan pekejaan yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang kami maksud adalah mengarah kepada visi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemaslahatan manusia dan ligkungannya. Mengingat arah dari dari 57
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.
16. 58
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Jakarta: Transmedia, 2011), h. 49-52.
36
istilah kerja keras, maka upaya untuk kemaslahatan manusia dan lingkungannya merupakan upaya yang tiada hentinya. c. Ikhlas Ikhlas berasal dari bahasa Arab, yang artinya “Murni”, “Suci”, “Tidak bercampur”, “Bebas” atau pengabdian yang tulus”. Dalam kamus bahasa Indonesia, Ikhlas memiliki arti tulus hati;(dengan) hati yang bersih dan jujur. Sedangkan ikhlas menurut Islam adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya karena mengharapkan ridha Allah SWT. Para ulama bervariasi dalam mendefinisikan ikhlas namun hakikat dari definisi-definisi mereka adalah sama. Ada yang mendefinisikan ikhlas adalah “menjadikan tujuan hanyalah untuk Allah tatkala beribadah”, yaitu jika engkau sedang beribadah maka hatimu dan wajahmu engkau arahkan kepada Allah bukan kepada manusia. Ada yang mengatakan bahwa ikhlas adalah “membersihkan amalan dari komentar manusia”, yaitu jika engkau sedang melakukan suatu amalan tertentu maka engkau membersihkan dirimu dari memperhatikan manusia untuk mengetahui apakah perkataan (komentar) mereka tentang perbuatanmu itu. Perilaku yang mencerminkan ikhlas memiliki sejumlah karakter, yaitu: 1) Konsistensi yang kuat dari waktu ke waktu dan dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Konsistensi sebagai ciri ikhlasnya seseorang bukan dari cara pemecahan masalah yang dihadapi, tetapi perilaku seseorang yang memihak kepada yang benar tidak berubah dan terus melakukan apapun yang dihadapi yang bersangkutan sebagai konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. 2) Pengharapan dan kepuasan bagi pelaku adalah keridhaan dari Tuhannya, bukan dari siapa pun. Hal ini sangat berguna untuk evaluasi diri kita dalam mengidentifikasi perilaku yang kita lakukan, apakah karena Allah atau karena makhluknya. 3) Memiliki karakteristik kebermutuan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Artinya, perilaku yang diperbuat oleh yang bersangkutan selalu diperbaiki dari waktu ke waktu. Dengan demikian jika perilaku seseorang tidak ada perbaikan seiring dengan bertambahnya waktu, maka perilaku tersebut kemungkinan besar bukan didasari oleh keikhlasan atau mengharap ridha Allah SWT.59 Domain budi pekerti Islami yang dikutip dari Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Menengah
59
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 20.
37
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana yang telah tersusun dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.6 Domain Budi Pekerti Islami60 Terhadap Tuhan
Terhadap Diri
Terhadap
Terhadap Orang
Terhadap
Terhadap Alam
Sendiri
Keluarga
Lain
Masyarakat dan
Lingkungan
Bangsa 1. Iman
dan
1. Adil
1. Adil
1. Adil
1. Adil
1. Adil
2. Jujur
2. Jujur
2. Jujur
2. Jujur
2. Amanah
2. Syukur
3. Mawas diri
3. Disiplin
3. Disiplin
3. Disiplin
3. Disiplin
3. Tawakal
4. Disiplin
4. Kasih sayang
4. Kasih sayang
4. Kasih sayang
4. Kasih sayang
4. Ikhlas
5. Kasih sayang
5. Lembut hati
5. Lembut hati
5. Kerja keras
5. Kerja keras
5. Sabar
6. Kerja keras
6. Berpikir jauh
6. Bertanggung
6. Lembut hati
6. Berinisiatif
6. Mawas diri
7. Pengambil
jawab
7. Berinisiatif
7. Kerja keras
7. bijaksana
8. Kerja cerdas
8. Kerja cerdas
8. Menghargai
9. Berpikir jauh
9. Berpikir jauh
Takwa
7. Disiplin 8. Berpikir jauh ke depan
resiko 8. Berinisiatif 9. Kerja cerdas
9. Jujur
10. Kreatif
10. Amanah
11. Berpikir jauh ke
11. Pengabdian 12. Susila
depan/bervisi 12. Berpikir
13. Beradab
matang
kedepan 7. Berpikir konstruktif 8. Bertanggung jawab 9. Bijaksana
9. Pemaaf 10. Rela berkorban
10. Hemat
11. Rendah hati
11. Menghargai
12. Tertib
kesehatan
10. Berpikir
10. Berpikir
konstruktif 11. Bertanggung
12. Bijaksana
12. Bijak sana
13. Menghargai
13. Menghargai
14. Bersemangat
13. Rela
15. Tenggang rasa
kesehatan
16. Bela rasa
14. Produktif
14. Rendah hati
17. Pemurah
15. Rela
15. Setia
18. Ramah tamah
berkorban
16. Tertib
19. Sopan santun
16. Seria/loyal
17. Bijaksana
17. Kerja keras
20. Sportif
17. Tertib
18. Cerdik
18. Kerja cerdas
21. Terbuka
18. Amanah
19. Cermat
19. Amanah
19. Sabar
20. Dinamis
20. Sabar
20. Tenggang rasa
21. Efisien
21. Tenggang rasa
21. Bela rasa
22. Gigih
22. Bela
22. Pemurah
16. Bertanggung jawab
23. Tangguh 60
rasa/empati
11. Bertanggung
13. Amanah 14. Sabar
konstruktif
konstruktif
jawab
12. Pemaaf
berkorban
ke depan
jawab
13. Bersahaja
15. Berpikir
ke depan
kesehatan dan kebersihan 14. Rela
23. Ramah tanah
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.21
berkorban
38
24. Ulet
23. Pemurah
25. Berkemauan
24. Ramah tamah
keras
25. Sopan santun
26. Hemat
26. Sportif
27. Kukuh
27. Terbuka
28. Lugas 29. Mandiri 30. Menghargai kesehatan 31. Pengendalian diri 32. Produktif 33. Rajin 34. Tekun 35. Percaya diri 36. Tertib 37. Tegas 38. Sabar 39. Ceria/periang
24. Sikap hormat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan Karakter Peserta Didik Di SMP IT Nurul Hikmah Matraman” ini belum terlaksana. Penulis berencana akan melakukan penelitian dari tanggal 21 Oktober 2014. Dimulai dengan melengkapi teori-teori dari referensi yang relevan, kemudian penulis akan mulai meneliti di SMP IT Nurul Hikmah, Kecamaatan Matraman, Jakarta Timur. Dengan meneliti di tempat tersebut, maka diharapkan peneliti akan lebih mendalam dan lebih fokus dalam meneliti, karena pembahasan/permasalahan yang akan diteliti, yakni implementasi kurikulum 2013 berkembang di Indonesia. Dan dalam kaitannya dengan pendidikan karakter. B. Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP IT Nurul Hikmah Matraman-Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan melalui pengamatan langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorientasi pada temuan atau gejala yang bersifat alami. Penelitian ini menggambarkan implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter di SMP IT Nurul Hikmah Matraman-Jakarta Timur. C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode dengan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif analisis. Penelitian Kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. “Meskipun penelitian ini menggunakan metode kualitatif, tapi teknik pengumpulan datanya diperkuat dengan menggunakan kuesioner, sebagaimana dalam buku yang berjudul metode penelitian pendidikan(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D) karya
39
40
Sugiyono, yang menjelaskan bahwa metode kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan bersama-sama dengan syarat; metode tersebut dapat digunakan secara bersamaan, dapat difahami dengan jelas, teknik pengumpulan data kuantitatif seperti triangulasi dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, dan digunakan untuk meneliti obyek yang sama”.1 Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan kualitatif non interaktif. Metode kualitatif interaktif merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya. Para peneliti kualitatif membuat suatu gambaran yang kompleks, dan menyeluruh dengan deskripsi detil dari kacamata para informan. Beberapa peneliti kualitatif mengadakan diskusi terbuka tentang nilai-nilai yang mewarnai narasi. Penelitian interaktif mendeskripsikan konteks dari studi, mengilustrasikan pandangan yang berbeda dari fenomena, dan secara berkelanjutan merevisi pertanyaan berdasarkan pengalaman di lapangan. Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis adalah
suatu
bentuk
penelitian
yang
paling
dasar.
Ditujukan
untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenmena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristis, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Menurut Nana Syaodih menyatakan bahwa “Metode deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan”.2 Dalam penelitian ini (metode deskriptif analisis), peneliti akan menyelidiki atau menggambarkan keadaan yang berhubungan dengan penelitian, dan tentunya akan ditunjang dengan data yang penulis peroleh 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), cet. 10, h. 38. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 8, h.72
41
dari kepustakaan maupun dari data yang diperoleh dari lapangan. Kemudian menganalisis dan mengelaborasinya sehingga dapat dijelaskan dengan data empiris dan mudah dipahami. D. Populasi sampel “Populasi adalah seluruh elemen yang akan diteliti. Sampel adalah elemen yang merupakan bagian dari populasi. Data adalah fakta-fakta yang dapat dipercaya kebenarannya”.3 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi di SMPIT Nurul Hikmah, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 69 siswa. 2. Sampel “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktereristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi”.4 Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel kelompok (cluster sampling ) yaitu pengambilan sampel tidak langsung memilih anggota populasi untuk dijadikan sampel tetapi memilih kelompok terlebih dahulu. Yang termasuk sebagai sampel adalah anggota yang berada dalam kelompok terpilih tersebut, yaitu siswa siswi di SMPIT Nurul Hikmah, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur
kelas 8 tahun pelajaran 2013-2014
sebanyak 20 orang sebesar 29%. Karena untuk siswa kelas delapan telah dapat dijadikan responden yang tepat, dimana peneliti beranggapan bhwa mereka dapat menjawab setiap instrument yang dibuat dan dengan alasan kelas sembilan di SMPIT Nurul Hikmah tidak menggunakan kurikulum 2013.
3
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D( Bandung : Alfabeta. 2013) Hal. 116 4 Sugiyono. Ibid., Hal. 118
42
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat tersusunnya penelitian ini secara valid, maka penelitian ini menggali data-data dengan menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu penelitian lapangan field research.
Penelitian lapangan(Field Reseacrh) adalah penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke obyek penelitian yaitu SMP IT Nurul Hikmah Matraman. Untuk mendapatkan data di lapangan ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: 1. Observasi(Observation) “Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki”.5 “Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun non-partisipatif ”.6 Pada dasarnya, “tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut”.7 Setelah dirumuskan tujuan observasi, langkah berikutnya adalah membuat panduan (guidelines) observasi. Hampir sama dengan panduan wawancara, fungsi dari panduan observasi adalah untuk mempermudah peneliti memberikan patokan dan batasan dari observasi yang dilakukan agar observasi yang dilakukan tetap pada tujuannya. Adapun observasi yang
5
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 158 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 8, h. 220. 7 Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 132 6
43
dilakukan pada penelitian ini lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1 Observasi Penelitian No
Panduan Observasi
Rincian Observasi Implementasi kurikulum 2013
1
Siapa atau apa yang diobservasi ?
yang dilakukan oleh guru-guru untuk pendidikan karakter siswa. SMP Islam Terpadu Nurul
2
Dimana lokasinya ?
Hikmah Jakarta Observasi dilakukan pada saat
3
Kapan Observasi dilakukan ?
proses kegiatan belajar mengajar
2. Angket(Questionaire) “Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.8 Angket ini penulis sebarkan kepada responden yang terdiri dari siswa/siswi SMP IT Nurul Hikmah. Angket ini diberikan untuk mendapatkan informasi tentang implementasi . Angket ini terdiri dari 30 item pertanyaan, yang di dalamnya terdiri dari 6 aspek pertanyaan tentang karakter jujur, kerja keras, disiplin, kerjasama, tanggungjawab, dan karakter percaya diri, yang masing-masing aspek terdiri dari 5 pertanyaan 3. Wawancara Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Definisi wawancara berikutnya dikemukakan oleh Stewart & Cash yang didefinisikan sebagai berikut: 8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. 12, h.128.
44
An Interview is interactional because there is an exchanging, or sharing of roles, responsibilities, feelings, beliefs, motives, and information. If one person does all of the talking and the other all of the listening, a speech to an audience of one, not an interview, is talking place.9 Berdasarkan definisi menurut Stewart & Cash, wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan. Dalam penelitian kualitatif, “Wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara”.10 Untuk itu, penguasaan teknik wawancara sangat mutlak diperlukan. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti ketika melakukan wawancara, yaitu haruslah objektif, sistematis, metodologis dan jangan sampai subjek merasa seperti di interogasi oleh peneliti. Jika subjek merasa bahwa dirinya diinterogasi, maka subjek akan merasa tidak nyaman dan merasa terancam karena dalam interogasi terkandung unsur tekanan dari salah satu pihaknya. Penulis melakukan wawancara dengan guru-guru, koordinator guru asuh, siswa, dan warga sekitar SMP IT Nurul Hikmah mengenai implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter peserta didik.
NO 1
RESPONDENT Guru Mata pelajaran
Tabel 3.2 Wawancara peneneliti RINCIAN WAWANCARA Perihal
implementasi
kurikulum
dan
pendidikan karakter 2
Koordinator Guru Asuh
Perihal guru asuh dan pendidikan karakter
3
Siswa
Implementasi kurikulum 2013
9
Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 118 10 Haris Herdiansyah. Ibid., Cet. 3, h. 118
45
4
Warga/Penjaga Kantin
Perihal karakter siswa
4. Studi Dokumentasi(documentation study) “Merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian, teknik ini sering disebut juga observasi historis. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.11 Dokumen
berguna jika peneliti yang ingin mendapatkan informasi
mengenai suatu peristiwa tetapi mengalami kesulitan untuk mewawancarai langsung para pelaku. Kondisi tersebut mungkin terjadi jika peneliti melakukan studi pada peristiwa di masa lalu di mana para pelakunya mungkin sudah meninggal dunia. Terdapat berbagai macam jenis dokumen yang mungkin dijumpai peneliti. Tipe-tipe dokumen antara lain: a. b. c. d. e. f.
Dokumen personal, privat atau publik seperti: buku harian, notulen rapat, media massa, laporan tahunan, dan lainnya. Dokumen tertulis dan catatan (records), seperti: akta kelahiran, surat nikah, SIM, dan lainnya. Dokumen historis atau catatan sejarah Foto, video, dan film dari suatu peristiwa Dokumen elektronik Dokumen di internet.12
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk mencari data-data tentang profil lengkap SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah Jakarta, baik itu tentang sejarah berdirinya sekolah maupun infrastruktur serta sumber daya manusia yang ada didalamnya. F. Tahap Pengumpulan Data Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data yang peneliti lakukan ada tiga tahapan yakni: 11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. 6, h. 329 12 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 62-63
46
1. Tahap Persiapan Adapun persiapan-persiapan yang peneliti siapkan antara lain adalah membuat pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk soal-soal pada lembar wawancara ke beberapa pihak, antara lain siswa/siswi, guru mata pelajaran, koordinator guru asuh, dan warga sekitar yang bekerja juga sebagai penjaga kantin. membuat pernyataan-pernyataan negatif dan positif di lembar angket yang akan disebar peneliti kepada siswa-siswi SMP IT Nurul Hikmah. Membuat agenda/list kegiatan peneliti selama berada di sekolah tersebut. 2. Tahap Pelaksanaan Peneliti datang pada saat siswa dan siswi SMP IT Nurul Hikmah datang, melihat dan terjun langsung dalam suasana sekolah sebelum jam belajar dimulai. Memantau kegiatan-kegiatan siswa-siswi sebelum kegiatan belajar dimulai dan Melihat suasana ramainya kantin saat di jam istirahat. Melakukan wawancara dari beberapa orang yang menurut peneliti informasi mereka sangatlah membantu peneliti dalam melengkapi data dan mengetahui keadaan yang tidak peneliti lihat, dengar dan tidak peneliti alami selama menjalani penelitian di sekolah tersebut. Peneliti memotret suasana sekolah, merekam wawancara dari beberapa nara sumber, dan peneliti menyebar angket kepada siswa-siswi SMP IT tersebut. 3. Tahap Pengolahan Data Setelah peneliti melaksanakan penelitian di sekolah tersebut maka langkah berikutnya adalah mengelola data-data dan informasi-informasi yang membantu peneliti dalam kelengkapan materi skripsi peneliti. Dimulai dari merekap dan menghitung angket-angket yang disebar peneliti, dari beberapa butir pernyataan negatif dan positif dan dari pilihan-pilihan tertentu seperti menyatakan selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah disetiap jawaban dari setiap pernyataan angket tersebut. mengetik hasil wawancara dari guru-guru mata pelajaran PAI dan PPKN, koordiantor guru asuh, penanggungjawab kegiatan outing, dan penjaga kantin yang ada di sekolah tersebut.
47
G. Instrumen Penelitian Intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Karakter implementasi kurikulum 2013 No. 1
DIMENSI KARAKTER Jujur
BUTIR SOAL a. Kejujuran siswa/siswi pada saat 1 INDIKATOR
melakukan tes/ujian b. Kejujuran
siswa/siswi
ketika 2, 3, 4
membeli sesuatu atau kejujuran siswa/santri
ketika
menghadapi
temannya/orang lain c. Kejujuran siswa/siswi ketika hendak izin tidak masuk sekolah
2
Kerjakeras
a. Kerja
keras
siswa/siswi
5 dalam 1
mencatat materi yang diberikan guru di kelas. b. Kerja
keras
siswa/siswi
dalam 2,3
mempelajari ulang pelajaran dan soal ujian c. Kerja
keras
siswa/siswi
dalam 4
membantuorang tua di rumah.
d. Kerja
kersa
siswa/siswi
dalam
5
mendapatkan ranking kelas.
3
Disiplin
a. Kedisiplinan siswa/siswi terhadap 1 peraturan sekolah. b. Kedisiplinan
siswa/siswi
menjaga kebersihan kelas.
dalam 2
48
c. Kedisiplinan
siswa/siswi
dalam 3
melakasanakan kegiatan rutin shalat dhuha. d. Kedisiplinan siswa/siswi pada saat 4,5 belajar 4
Kerjasama
a. Kerjasama siswa/siswi dalam hal 1, pembelajaran
atau
memahami
materi pelajaran b. Kerjasama
menjaga 2,3
dalam
kebersihan
4,5
c. Kerjasama siswa/siswi dalam hal kebersihan dan ketertiban sekolah dan kelas 5
Tanggung jawab
a. Tanggung
jawab
siswa
dalam 1,2
menyimak materi dari guru. b. Tanggung jawab kepada semua 3,5 orang jika melakukan kesalahan. c. Tanggung jawab siswa/siswi setelah
4
meminjam sesuatu. 6
Percaya diri
a. Kepercayaan diri siswa/siswi dalam 1,2 melakukan printah guru. b. Kepercayaan
diri
siswa/siswi 3
menyikapi kemajuan zaman. c. Kepercayaan diri siswa/siswi dalam 4 menunjukkan bakat. d. Kepercayaan diri siswa/siswi saat 5 terpuruk dalam nilai. H. Analisa Data Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut,
49
berulang dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Artinya, data dari awal sudah mulai dianalisis, karena data tersebut terus bertambah dan berkembang, dan jika data yang diperoleh belum memadai atau masih kurang, maka dapat segera dilengkapi. Zainal Arifin mengutip dari Bogdan dan Biklen, dalam bukunya menjelaskan bahwa “Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari, menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data lainnya”.13 Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi sebelumnya yang telah digunakan dan diperoleh. Dalam pengolahan data pada angket, penulis menempuh cara sebagai berikut: 1. Editing/verifikasi Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis, penulis segera meneliti kelengkapan dalam mengisi angket bila ada jawaban yang tidak dijawab, penulis menhubungi responden yang bersangkutan untuk disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah. 2. Scoring Setelah melalui tahap Editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.4 Ketentuan skor pembentukan karakter melalui implementasi kurikulum 2013 No Alternatif Jawaban Positif Negatif Jumlah Skor
13
Jumlah Skor
Zainal Arifin, “Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. I, h. 171.
50
1
Selalu
4
1
2
Sering
3
2
3
Kadang-kadang
2
3
4
Tidak Pernah
1
4
3. Tabulating Langkah ketiga adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel. Kemudian setelah data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka selanjutnya melakukan analisa data dengan teknik deskriptif dengan presentase. 4. Analiting Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami. 5. Concloding Langkah ini adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan interpretasi data. Berdasarkan data yang dikumpulkan, yaitu data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif, maka digunakan data analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya presentase jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan adalah: P=
P
: angka presentasi
F
: frekuensi (jumlah jawaban responden)
N
: number of cases (jumlah)14
Untuk memberikan interprestasi dan prosentasi hasil angket yang diperoleh digunakan pedoman intrepestasi sebagai berikut: 14
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Radja Grafindo persada, 2011), cet. 23, h. 43.
51
a. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100% b. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 56-75% c. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 41-55% d. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 0-40%
I. Teknik Penulisan Secara teknik, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Umum SMPIT Nurul Hikmah 1. Sekilas Latar Belakang SMPIT Nurul Hikmah Derasnya arus globalisasi, demoralisasi, dan sekulerisasi, menyebabkan munculnya problematika hidup yang sangat komplek dan saling terkait. Kondisi ini sangat dan semakin mencemaskan jika kita melihat realita pendidikan yang secara umum masih diselimuti dengan ketidakjelasan visi, misi dan tujuan, serta kegagalannya dalam membangun moral anak didik. Padahal dari lembaga pendidikanlah yang sangat diharapkan oleh masyarakat luas untuk membangun generasi yang tidak larut dalam pengaruh globalisasi dan demoralisasi. Disisi lain putra-putri kita harus menghadapi dan hidup ditengah kondisi yang seperti itu. Dengan demikian kita dihadapkan kepada dua pilihan yang tidak bisa ditolak : Pertama : Jika kita rela dengan realita yang ada, dapat dipastikan generasi saat ini akan hanyut dalam arus globalisasi, demoralisasi, dan sekulerisasi tersebut. Kedua
: Jika tidak rela, maka kita harus memberikan solusi yang
diharapkan dapat menyelamatkan generasi yang sedang tumbuh berkembang saat ini. Dari latar belakang itulah, maka yayasan “Da’wah Ummahatul Muslimat” mendirikan lembaga pendidikan tingkat menengah pertama / SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah, guna memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, bangsa, dan agama dalam mencetak kader-kadernya yang sanggup menghadapi kondisi yang sedang atau akan terjadi
52
53
2. Identitas Sekolah a. Nama Lembaga Pendidikan Nama lembaga pendidikan ini adalah “SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah” yang selanjutnya disingkat menjadi SMP IT Nurul Hikmah. Yang didirikan pada tanggal 25 Juni 2002. b. Tempat SMP ini beralamat di: Alamat Sekolah
: Jl. Kelapa Hijau No. 33 B
Kelurahan
: Utan Kayu Selatan
Kecamatan
: Matraman
Kota
: Jakarta Timur
NPSN
: 20107094
3. Data Personil Sekolah a. Nama Kepala Sekolah
: Rusmani Azmi, Lc. M. Ag
Pendidikan Terakhir Kepala Sekolah : S2 b. Nama Wakil Kepala Sekolah Pendidikan Terakhir
: Nurhayatun,S. Pd : S1
4. Standar Pendidikan Dan Kependidikan a. Jumlah Tenaga Pendidik
: 20 Orang
b. Kualifikasi: a) S.3: Guru (L)Tidak ada dan Guru (P) Tidak ada. b) S.2: Guru (L) Ada dua orang (2 orang) dan Guru (P) Tidak ada. c) S.1: Guru (L) Ada tiga orang (3 Orang) dan Guru (P) Ada lima belas orang (15 Orang) d) D.3: Guru (L) Tidak ada dan Guru (P) Tidak Ada e) D.2: Guru (L) Tidak ada dan Guru (P) Tidak Ada Jumlah: Guru (L) berjumlah lima orang
54
Guru (P) berjumlah lima belas orang
5. Jumlah Guru Guru yang mengajar yang memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu! Tabel 4.1 Jumlah guru yang mengajar yang memiliki latar belakang pendidikan Jumlah guru dengan Jumlah guru dengan latar
latar belakang No
Guru
pendidikan sesuai
Mata
dengan mata pelajaran
Pelajaran
yang diampu D1/ D2
D3
S1
S2/S3
belakang pendidikan TIDAK sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
D1/D2
D3
Juml ah
S1
S2/S3
Agama 1
Islam
1
1
-
-
2
2
1
1
1
1
2
2 2
Agama 2 3 4
Kristen PKn Bahasa Indonesia
Bahasa 5
Inggris Mate-
6
matika
7
IPA
2
8
IPS
1
1
2
Seni 9
10
Budaya Olahraga Kesehatan
1
1
1
1
55
11
BK
1
1
2
TIK & 12
1
1
2
2
1
1
PLKJ
1
1
Jumlah
18
Prakarya Tahsin
13
Tahfidz Bahasa
14 15
Arab
2
20
6. Visi Dan Misi Sekolah a. Visi: luhur dalam pekerti, unggul dalam prestasi, ramah dalam pelayanan. b. Misi: a) Menumbuhkan dan mengamalkan nilai-nilai Islam serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. b) Meningkatkan disiplin segenap warga sekolah sehingga terwujud sekolah yang kondusif. c) Melaksanakn proses pembelajaran dan bimbingan yang efektif, efisien dan menyenangkan.
B. Hasil Penelitian Peneliti melakukan beberapa kegiatan di tempat penelitian (SMPIT Nurul Hikmah) untuk mendapat data-data atau informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mendukung pembahasan penelitian. Pada sebelumnya peneliti sudah melakukan kunjungan, maka dari itu peneliti sudah terarah apa-apa saja yang harus peneliti lakukan saat penelitian. Adapun hasil penelitian yang dilakukan antara lain: 1. Hasil Observasi Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah meminta izin dengan salah satu guru agar peneliti dapat mengikuti pembelajaran tersebut. Hal ini peneliti
56
lakukan kegiatan observasi terhadap guru tersebut! Adapun lembar observasi peneliti cantumkan di lampiran(Terlampir). Beberapa instrumen yang observer cantumkan adalah sebagai berikut: a. Kedisiplinan guru dan siswa dalam kehadiran tepat pada waktunya! Hal ini adalah hal yang penting untuk guru dan siswa agar selalu berkomitmen untuk masuk kelas tepat pada waktunya. Jika guru datang terlambat maka berkuranglah juga materi atau kegiatan-kegiatan kependidikan yang telah direncanakan guru dalam RPP . begitu juga bila siswa datang terlambat, maka siswa akan rugi karena tertinggal dengan teman-temanya yang datang tepat pada waktunya. Kelas yang saya observasikan adalah kelas bapak Ahmad Fauzi, yang dimana jam pelajaran pak Fauzi atau pelajaran PAI bertepatan pada jam siang, maka dari itu baik pak Fauzi maupun siswa-siswa kelas yang observer pilih datang atau hadir tepat pada waktunya. b. Guru mengkondusifkan/mengkondisikan kelas sebelum memulai pelajaran! Poin yang kedua ini adalah langkah awal bagi sorang guru untuk beberpa waktu kedepannya saat guru mengajar di kelas. Pengelolaan atau pengondisian kelas merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan kreatifitasnya untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efisien. Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan motivasi siswa baik secara berkelompok maupun secara individual. Pada saat di kelas pak Fauzi melakukan pengondisian kelas, dikarekan jam ajar pak Fauzi setelah jam istirahat shoalat Zuhur dan makan siang. Maka dari itu pak Fauzi perlu mengondisikan kelas terlebih dahulu sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar pelajaran PAI. Pak Fauzi memeriksa siswa-siswa yang belum memakai sepatu, menyeru siswa untuk merapikan peralatan makan mereka yang masih ada di atas meja siswa-siswi di kelas tersebut.
57
c. Guru mengucap salam dan berdo’a sebelum memulai pembelajaran! Setelah pak Fauzi mengondisikan kelas, maka pada waktu itu langkah selanjutnya dari pak Fauzi adalah mengucap salam dan memimpin do’a sebelum memulai KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di kelas. Hal ini diikuti semua siswasiswi di kelas tersebut (kelas delapan) dengan hikmat dan khusyu’. Usaha tersebut adalah agar semua kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, untuk lebih menghayati niat siswa-siswi datang kesekolah Dan semua KBM di-ridhoi oleh Allah SWT. d. Guru mencari pengetahuan awal siswa pada pemberian materi baru! Setelah Pak Fauzi memulai pembelajaran langkah yang pak Fauzi lakukan adalah menggali atau mecari tahu pengetahuan awal siswa-siswi tentang materi yang akan beliau sampaikan. Agar materi yang akan bapak Fauzi sampaikan sudah tergambar di benak siswa-siswi dan menstimulus siswa-siswi untuk lebih aktif lagi saat pembelajaran tersebut. Dan hasilnya para siswa-siswi antusias mengikuti pelajaran pak Fauzi dan terbentuknya suasana KBM yang interaktif. e. Guru menguasai materi yang diajarkan di kelas Walaupun pak Fauzi belum membuat RPP pada pertemuan itu, pak Fauzi sangat baik dalam menguasai materi, hal ini dilatarbelakangi kemampuan pak Fauzi saat memaparkan materi (beliau mengajar juga di SMP Negeri), metode yang bapak pakai, dan beliau dapat menjawab dengan jelas pertanyaanpertanyaan siswa-siswinya yang belum paham dengan materi yang sedang dibahas pada waktu itu, walaupun terkadang pertanyaan murid terlalu lebar dari materi sehingga bapak Fauzi meminta waktu untuk menjawabnya. f.
Bervariasinya metode pengajaran guru dalam satu pertemuan! Kita mengetahui bahwa pengajaran merupakan suatu sistem. Ini berarti
bahwa pengajaran dipandang sebagai suatu kerja sama secara simultan berbagai unsur atau komponen pengajaran yaitu : bahan pengajaran, metode penyajian, alat-alat bantu pengajaran, serta penilaian, yang secara teratur diarahkan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta
58
didiknya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mudah diterima. Hal ini juga diperhatikan pak Fauzi saat dia mengajar saat itu, tak hanya metode ceramah yang beliau gunakan tetapi juga menggunakan metode diskusi yang berdampak kelas lebih aktif dan memacu kemampuan siswa-siswi dalam berpendapat dan berbicara di depan temantemanya. g. Guru berinteraksi kepada murid dengan harmonis dan sangat menghormati! Interaksi menjadi poin penting dalam kegiatan belajar mengajar karena tak hanya siswa saja yang mendapatkan manfaat, namun juga para guru juga memperoleh umpan balik (feedback) apakah materi yang disampaikan dapat diterima murid dengan baik. Untuk itu, mendengar pengalaman para siswa dapat diaplikasikan dalam metode pembelajaran sebelum guru masuk ke dalam penjelasan teori. Interaksi antara pak Fauzi dan siswa-siswi di kelas sudah terjalin dengan harmonis, dikarenakan sikap sigap siswa-siswi saat diperintahkan untuk merapihkan apa-apa saja yang ada di atas meja mereka masing-masing(saat pengondisian kelas). Interaksi lebih harmonis di saat dilaksanakannya forum diskusi pada saat itu. Mereka bertutur kata dengan sopan saat bertanya dan berargumen tentang materi yang sedang didiskusikan. h.
Guru memberi stimulus kepada siswa untuk bertanya! Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan
informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah. Kegiatan tanya jawab antara pak Fauzi kepada murid dan kegiatan tanya jawab murid kepada pak Fauzi terlihat betul pada saat itu. Antusias siswa-siswi terhadap materi yang bapak Fauzi ajarkan sangat terlihat karena adanya tanya jawab siswa-siswi tersebut. Itu membuktikan minat mereka atas materi dan cara mengajar pak Fauzi sangat baik.
59
i. Tercapainya KD/Indikator pada pertemuan Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Pada saat pak Fauzi mengajar beliau tidak membuat RPP, tapi peneliti dapat melihat tercapai atau tidaknya KD dengan melihat buku paket. Bahwa pada materi tersebut, siswa dapat menempuhnya. j. Guru memberi stimulus kepada siswa untuk mengomunikasikan pelajaran saat di kelas. Adapun macap komunikasi dalam proses KBM ada tiga bentuk, antara lain pertama, komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah (guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi). Kedua, komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah.(guru dan murid berperan sama yaitu pemberi dan penerima aksi). Ketiga, komunikasi banyak arah (adanya interaksi antara guru dengan muri dan adanya interaksi murid yang satu dengan yang lainnya). Ketiga macam komunikasi di atas tercipta di saat pak Fauzi mengajar. k. Guru menunjuk siswa untuk memberi kesimpulan materi didepan kelas! Kegiatan ini baik dalam mengetahui pemahaman siswa akan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Hal ini terdapat pada waktu pak Fauzi mengajar, beliau meminta beberapa siswa-siswi untuk menarik kesimpulan dari materi yang beliau telah ajarkan di kelas. Respon dari siswa-siswi awalnya malu-malu dan saling menunjuk teman-temannya, sikap yang pak Fauzi ambil adalah menunjuk beberapa siswa maupun siswi dari absen,
dan hasilnya siswa-siswi mampu
memberi kesimpulan atas materi tersebut di depan kelas dan dilihat juga didengar teman-temannya. l. Guru memberi tugas individu maupun kelompok! Tugas yang diberikan pak Fauzi kepada murid-muridnya hanya membaca pembahasan berikutnya, dikarenakan pembahasan di bab tersebut belum habis. Hal ini dilakukan pak Fauzi untuk siswa-siswi membaca buku mereka saat di rumah dan dapat menanamkan pengetahuan awal murid pada pertemuan berikutnya. m. Guru memberi kesimpulan dan menutup kelas!
60
Setelah siswa-siswi memberikan kesimpulan pada materi tersebut dan bapak Fauzi telah memberi tugas kepada mereka, Pak Fauzi menyimpulkan materi dan memberi pengarahan untuk pertemuan selanjutnya. Dan selanjutnya pak Fauzi menutup kelas dengan mengucap hamdalah bersama siswa-siswi nya. n. Guru memberi nilai pada lembar penilaian di setiap KD! Kurikulum 2013 memberlakukan sistem autentik dalam penilaiannya. Penilaian auentik adalah penilaian pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebenarnya penilaian autentik ini sudah tidak asing lagi pada KBK dan KTSP, hanya saja pelaksanaannya konon belum maksimal. Setelah pembelajaran usai pak Fauzi baru menilai nilai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa-siswinya dengan arif dan bijaksana, tanpa adanya intervensi dari pihak lain. o. Guru membuat RPP di setiap pertemuan Pada saat peneliti mengobservasi, pak Fauzi tidak membuat RPP. Akan tetapi bapak Fauzi mengajar terarah dengan baik, langkah demi langkah pak Fauzi lakukan saat beliau mengajar di kelas. 2. Hasil angket Langkah peneliti selanjutnya adalah menyebar angket, angket hanya membantu peneliti mendapatkan informasi-informasi persoalan karakter siswasiswi kelas delapan yang telah memakai kurikulum 2013. Pengolahan data memakai rumus prosentase, Adapun angket dan perhitungan hasil angket peneliti di cantumkan di lembar lampiran.1 Dan berikut hasil perhitungan angket peneliti tentang karakter peserta didik kelas delapan di SMPIT Nurul Hikmah Matraman, Jakarta Timur :
Indikator Karakter jujur
Tabel 4.2 Hasil Angket Pernyataan 1. Kejujuran
siswa-siswi
melaksanakaan
saat
ulangan/ujian
tanpa bantuan orang lain. 1
Lampiran 4, perhitungan angket karakter peserta didik.
Rata-rata
Kategori
90%
Baik
61
2. Mengenai
perkataan
siswa
pada saat transaksi membeli barang. 3. Mengenai
pernyataan
siswa
pada saat meminjam barang 4. Mengenai tindakan kejujuran siswa dalam memberi bantuan kepada orang lain. 5. Mengenai alasan siswa pada saat meminta izin tidak masuk sekolah. Karakter
6. Kerjakeras mengenai mencatat
kerjakeras
materi yang guru sampaikan.
88%
Baik
90%
Baik
7. Kerjakeras mengenai kegiatan mengulang materi
guru
di
rumah. 8. Mengenai
tindakan
siswa
mengecek jawaban ujian di rumah. 9. Perbuatan menolong orang tua di
rumah
setelah
pulang
sekolah. 10. Usaha
mereka
mendapat
ranking. Karakter Disiplin
11. Tindakan siswa untuk mentaati tata tertib sekolah. 12. Upaya
siswa
menjaga
kebersihan kelas. 13. Kedisiplinan siswa mengikuti kegiatan
shalat
dhuha
di
62
sekolah. 14. Kedisiplinan
siswa
saat
mengumpulkan tugas. 15. Kedisiplinan siswa membawa buku beserta alat tulis. Karakter kerjasama
16. Bekerjasama membahas materi
80%
Baik
86%
baik
64%
Cukup
yang telah disampaikan guru. 17. Bekerjasama dalam menjaga kebersihan kelas. 18. Kebiasaan
siswa
menjaga
kebersihan kamar dan rumah. 19. Bekerjasama/menyontek
saat
ujian. 20. Mengerjakan sesuatu yang sissia saat jam istirahat. Karakter tanggungjawab
21. Sikap siswa dalam menyikapi perintah guru. 22. Menyikapi perintah guru saat diarahkan. 23. Permintaan
maaf
disaat
melakukan kesalahan. 24. Sikap siswa setelah meminjam sesuatu dari temannya. 25. Sikap siswa saat mendapat hukuman
saat
telat
masuk
sekolah. Karakter percaya diri
26. Sikap tanpa ragu-ragu. 27. Sikap
siswa
menunjukkan
kemampuan. 28. Sikap siswa mencoba hal-hal
baik
63
yang baru dan positif. 29. Sifat
siswa
yang
berani
menunjukkan talenta diri. 30. Sikap siswa saat menghadapi kegagalan
Setelah kita melihat data dari tabel di atas dapat kita ketahui: a. Karakter jujur: Tabel 4.3 Angket karakter kejujuran Butir Indikator
Pernyataan SL SR
KD TP
Jumlah
Per-
Per-
Rata-
nyataan
nyataan
Rata
Positif
Negatif
1
13
4
3
0
20
87%
Karakter
2
0
1
3
16
20
94%
Kejujuran
3
0
2
5
13
20
95%
4
8
7
5
0
20
79%
5
16
3
1
0
20
94%
90%
Siswa-siswi selalu mengerjakan soal ujian/ulangan tanpa bantuan orang lain, siswa-siswi sudah percaya akan kemampuan mereka sendiri dan maka dari itu mereka lebih memilih mengerjakan soal sendirian dari pada meminta bantuan kepada teman-teman di sebelahnya siswa-siswi tidak pernah berkata tidak jujur pada waktu bertransaksi di kantin. Karena menurut mereka, mereka sudah diberitahu atau sudah tau dampak dari memakan makanan yang tidak halal. Dan menurut mereka walaupun tidak ketahuan tetapi Allah maha melihat dan mengetahui. Soal siswa-siswi izin terlebih dahulu saat ingin meminjam sesuatu dari temannya cukup baik hasilnya yakni mayoritas dari mereka meminta izin terlebih
64
dahulu, walaupun sesekali mereka lupa untuk meminta izin dengan alasan terburu-buru dan teman dekat. siswa-siswi selalu berkata jujur dan membantu temannya yang sedang kesusahan. Dan Siswa-siswi selalu berkata jujur saat meminta izin pada waktu mereka tidak masuk sekolah. Dengan ini kejujuran siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 90% yang berartian masuk dalam kategori baik. b. Karakter kerjakeras Tabel 4.4 Karakter kerjakeras Butir Indikator
Per-
SL SR
KD TP
Jumlah
nyataan
Per-
Per-
Rata-
nyataan
nyataan
Rata
Positif
Negatif
6
17
2
1
0
20
95%
Karakter
7
1
1
3
15
20
90%
Kerjakeras
8
1
1
10
8
20
81%
9
0
2
10
8
20
82%
10
15
4
1
0
20
88%
92%
Menurut data tabel di atas menjelaskan bahwa kerjakeras sisswa dan siswi sudah baik, yang diantaranya Siswa-siswi menulis materi yang guru jelaskan di depan kelas, walaupun sesekali mereka tidak menulis materi yang ada di papan tulis dengan alasan sudah jam siang, mereka mengantuk dan merasa jenuh. Siswa-siswi sudah baik dalam membaca atau mempelajari ulang materi atau pelajaran di rumah .Siswa-siswi tidak pernah tidak mengecek kembali jawaban mereka di rumah atau bersama teman di luar sekolah seusai waktu ujian, Siswa-siswi tidak pernah tidak membantu orang tua mereka. Siswa-siswi selalu belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan ranking kelas. Dengan ini kerjakeras siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 88% yang berartian masuk dalam kategori baik.
65
c. Karakter disiplin Tabel 4.5 Karakter Disiplin Butir Indikator
Per-
SL SR
KD TP
Jumlah
nyataan
Per-
Per-
Rata-
nyataan
nyataan
Rata
Positif
Negatif
11
0
4
4
12
20
85%
Karakter
12
0
2
11
7
20
81%
Disiplin
13
0
0
4
16
20
95%
14
0
1
2
17
20
95%
15
0
0
4
16
20
95%
90%
Kedisiplinan siswa-siswi kelas delapan sudah baik, hal ini dilatar belakangi Siswa-siswi tidak pernah tidak mentaati tata tertib sekolah, Siswa-siswi tidak pernah tidak menjaga kebersihan kelas dan membuang sampah pada tempatnya. Siswa-siswi tidak pernah tidak mendirikan shalat dhuha yang sudah menjadi tata tertib sekolah. Siswa-siswi tidak pernah tidak mengumpulkan tugas pada waktunya. Pengumpulan tugas siswa-siswi tepat pada waktunya sudah baik, walaupun sesekali mereka meninggalkan tugas mereka di rumah sehingga tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan. Siswa-siswi sudah berusaha agar tidak pernah tidak membawa buku dan alat tulis saat masuk sekolah. Dengan ini kedisiplinan siswasiswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 90% yang berartian masuk dalam kategori baik. d. Karakter kerjasama Tabel 4.6 Karakter Kerjasama Butir Indikator
Per-
SL SR
KD TP
Jumlah
nyataan 16
8
2
10
0
20
Per-
Per-
Rata-
nyataan
nyataan
Rata
Positif
Negatif
72%
66
Karakter
17
11
2
7
0
20
80%
Kerjasama
18
8
7
5
0
20
79%
19
13
7
0
0
20
91%
20
8
9
3
0
20
81%
81%
Kerjasama siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan Siswasiswi
selalu
mengupayakan
untuk
bekerjasama
dengan
teman
untuk
memperdalam suatu materi yang telah guru sampaikan di kelas, Siswa-siswi selalu menjaga kebersihan kelas, Siswa-siswi selalu menjaga kebersihan rumah mereka. Siswa-siswi selalu bekerjasama untuk jujur dalam menjawab setiap soal ujian atau ulangan. Siswa-siswi selalu mengerjakan hal-hal yang bermanfaat pada waktu jam istirahat berjalan. Dengan ini kerjasama siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai rata-rata 80% yang berartian masuk dalam kategori baik. e. Karakter tanggungjawab Tabel 4.7 Karakter Tanggungjawab Butir Indikator
Per-
SL SR
KD TP
Jumlah
nyataan
Per-
Per-
Rata-
nyataan
nyataan
Rata
Positif
Negatif
Karakter
21
6
10
4
0
20
77%
Tanggung-
22
11
8
1
0
20
87%
jawab
23
0
2
4
14
20
90%
24
0
1
9
10
20
86%
25
0
1
6
13
20
81%
86%
90%
Kerjasama siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan Siswasiswi selalu mendengarkan dan mencatat dengan baik penjelasan guru di dalam
67
kelas, Siswa-siswi selalu melaksanakan apa-apa yang diperintahkan guru saat mereka mendapat sebuah perintah dari guru mereka. Siswa-siswi tidak pernah tidak meminta maaf kepada temannya saat mereka berbuat sesuatu yang keliru kepada temannya, Siswa-siswi tidak pernah tidak mengembalikan apa-apa yang mereka telah pinjam dari temannya dan Siswa-siswi tidak pernah tidak menerima hukuman yang mendidik dari guru atau penjaga pintu sekolah saat mereka telat datang ke sekolah. Dengan ini tanggungjawab siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah baik dengan nilai ratarata 86% yang berartian masuk dalam kategori baik. f. Karakter percaya diri Tabel 4.8 Karakter Percaya Diri Butir Indikator
Per-
SL SR
KD TP
Jumlah
nyataan
Per-
Per-
Rata-
nyataan
nyataan
Rata
Positif
Negatif
26
9
6
5
0
20
80%
Karakter
27
0
8
1
11
20
79%
Percaya
28
0
6
7
7
20
76%
Diri
29
13
2
5
0
20
85%
30
8
2
6
0
20
77%
64%
Kepercayaan diri siswa-siswi sudah baik, hal ini dilatar belakangi dengan Siswa-siswi selalu mengerjakan hal yang baik tanpa ragu-ragu, Siswa-siswi berani untuk menunjukkan kemampuan mereka, walaupun terkadang masih malu-malu. Siswa-siswi tidak pernah tidak berani mencoba hal-hal yang baru dan positif, Siswa-siswi tidak menutup-nutupi talenta mereka dalam suatu ajang bakat. Walaupun mereka malu saat memulai mengungkapkan talenta mereka. Siswasiswi selalu tidak akan berputus asa dan bersemangat belajar lebih giat lagi di saat
68
mereka turun peringkat. Dengan ini kepercayaan diri siswa-siswi SMPIT Nurul Hikmah sudah cukup baik dengan nilai rata-rata 64% yang berartian masuk dalam kategori cukup baik. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa karakter peserta didik di SMP IT Nurul Hikmah berkarakter baik! 3. Dokumentasi Langkah peneliti pada teknik pengumpulan data dokumentasi, yakni: a. Meminta profil sekolah, data atau jumlah guru di SMPIT tersebut. b. Rekaman pada saat peneliti mewawancarai guru-guru di sekolah. c. Foto-foto kegiatan belajar mengajar dan pada kegiatan wawancara. d. Form penilaian sikap siswa yang dinilai oleh siswa itu sendiri, oleh temannya, guru dan orangtuanya. e. RPP guru.
C. Pembahasan Kurikulum pendidikan di Indonesia bisa dibilang berubah-ubah dari tahun ke tahun. Karakteristik 2013 mengalami banyak perubahan, mulai tingkat SD sampai tingkat SMA, perubahannya antara lain adalah mengenai proses pembelajaran, jumlah mata pelajaran, dan jumlah jam pelajarandi setiap kelasnya. Mata pelajaran SMP kurikulum 2013 sebagai berikut: 1. Pendidikan agama dan budi pekerti 2. PPKN 3. Bahasa indonesia 4. Matematika 5. IPA 6. IPS 7. Bahasa inggris 8. Seni budaya (muatan lokal) 9. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (muatan lokal) 10. Prakarya
69
Alokasi waktu per-jam pelajaran SMP: 40 Menit. Banyak jam pelajaran per-minggu 38 jam. Sedangkan di SMP IT Nurul Hikmah ada beberapa pelajaran tambahan, yaitu: 1. Tahsin dan Tahfiz 2. Bahasa Arab 3. BK
1. Adapun usaha-usaha pemerintah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a. Pemerintah menyiapkan buku pegangan untuk guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya. b. Pelatihan guru, Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Menurut ibu Atun (bagian kurikulum) bahwasanya “guru-guru dari setiap mata pelajaran di kelas delapan dan tujuh sudah mengikuti pelatihan-pelatihan yang pemerintah adakan”. c. Tata kelola. Kementrian sudah pula memikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan yang terakhir adalah aspek sikap dan perilaku. Adapun pengertian dari ketiga aspek tersebut adalah: 1. Aspek Pengetahuan Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk menambah wawasan siswa di suatu bidang. Kurikulum 2013 memang diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang sebelumnya telah dicanangkan pemerintah sebelum terbentuknya kurikulum 2013 ini 2. Keterampilan Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat, melaksanakn, dan mengerjakan suatu soal atau proyek, sehingga
70
siswa dapat terlatih sifat ilmiah dan karakter yang merujuk kepada aspek keterampilan. Aspek keterampilan dapat berupa keterampilan pengerjaan soal, keterampilan pengerjaan dan pelaksanaan proyek, keterampilan membuat teks, dan keterampilan dalam menjawab soal lisan. 3. Sikap dan perilaku Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan menilai sikap dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek penilaian ini dinilai oleh guru dalam jurnal harian, teman sejawat dalam sebuah lembaran nilai, penilaian ini juga dinilai orang tua murid itu sendiri dan dinilai oleh diri-nya sendiri. Adapun implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter siswasiswi kelas delapan SMPIT Nurul Hikmah tidak luput dari proses-proses pembelajaran sekolah. Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler. 1. Intra-Kurikuler Adapun pembelajaran intra-kurikuler didasarkan pada prinsip berikut: a. Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema, sedangkan di SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru. c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai kompetensi dasar dan kompetensi inti pada tingkat yang memuaskan. 2. Ekstra-Kurikuler Selain pembelajaran intra-kurikuler ada pula pembelajaran ekstrakurikuler. Yang dimaksud pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggunya. Kegiatan ekstra-kurikuler
71
terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib. Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikuler berfungsi untuk: a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran di kelas. b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai keterampilan hidup.
Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan: a. Sekolah. b. Masyarakat. c. Alam.
Pendidikan karakter/sikap adalah poin penting dalam ruang lingkup kurikulum 2013, maka dari itu ada beberapa langkah/usaha sekolah beserta jajaran petugas kependidikan dalam membentuk/mendidik karakter siswa antara lain, yaitu: a. Faktor lingkungan Faktor lingkungan berperan dalam pembentukan/pendidikan karakter siswa. Adapun lingkungan yang mempengaruhi sikap siswa antara lain adalah lingkungan rumah, lingkungan bermain murid, dan lingkungan sekolah. Disini perlu adanya kerjasama antara pihak sekolah dan pihak keluarga/orang tua siswasiswi, untuk selalu memperhatikan tumbuh kembang anak agar terjauh dari halhal yang tidak baik dan merusak masa depan siswa itu sendiri. Seperti yang dilakukan ibu woro (wali kelas di kelas tujuh), yang mengambil keputusan untuk menskorsing salah satu siswa kelas tujuh yang membawa rokok pada waktu kegiatan perkemahan di daerah Cibubur. Hal itu diakui ibu woro adalah suatu keputusan yang sudah beliau pikir dengan matang dan penuh pertimbangan, agar perbuatan itu tidak diikuti/ditiru dengan temanteman lainnya. Murid yang diskorsing tidak semerta-merta libursaja, akan tetatpi
72
ibu woro memberi tugas yang telah ibu woro minta dari setiap guru mata pelajaran agar siswa ada kesibukan pada waktu skorsing itu berjalan. Adapun usaha-usaha guru di SMP ini adalah menjalin hubungan yang baik dengan murid, agar terjadinya interaksi yang sangat komunikatif dan berdampak baik untuk keduanya. b. Kegiatan/usaha sekolah dalam menunjang implementasi kurikulum 2013, antara lain: Adapun faktor-faktor pendidikan sekolah antara lain: 1. Implementasi kurikulum 2013 guru-guru dalam pendidikan karakter peserta didik kelas delapan. Menurut ibu Zahra “Upaya saya mendidik karakter murid saya di kelas delapan memberi materi dan melakukan tanya jawab, sehingga timbul kepercayaan diri dan rasa keingin tahuan mereka pada suatu materi yang saya ajarkan. Melatih siswa untuk berpendapat, membiasakan berdo’a dan memberi salam”.2 Menurut ibu Woro “cara saya untuk mendidik karakter anak-anak saya di kelas dengan membuat small group, agar siswa cakap dalam berpendapat pada suatu hal”.3 Menurut ibu Lidya “ setiap guru sebelum kurikulum 2013 sudah menerapkan pendidikan karakter, melatih siswa untuk kreatif dalam berbicara dan berkarya, membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar, dan lain-lain”.4 Menurut ibu Nina “ada dua, yaitu adanya pembiasaan akhlak yang baik, pembahasaan siswa saat berkomunikasi, dan sikap mereka harus baik. Yang kedua, melatih keahlian mereka dalam berbahasa yaitu dengan cara melatih berani, terampil, percaya diri, dan tanggung jawab.5 Menurut ibu Endang “membiasakan mereka berdo’a sebelum dan setelah belajar, berkomunikasi dengan saya dan teman-temanya dengan baik serta sopan dan santun. Melatih
2
Hasil wawancara bersama ibu Zahra, tanggal 3 Desember 2014, jam 09:46 , di sekolah. Hasil wawancara bersama ibu Woro, tanggal 3 Desember 2014, jam 09:51, di sekolah. 4 Hasil wawancara bersama ibu Lidya, tanggal 3 Desember 2014, jam 10:03 , di sekolah. 5 Hasil wawancara bersama ibu Nina, tanggal 3 Desember 2014, jam 11:20 , di sekolah. 3
73
keberanian mereka dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan masih banyak lagi”.6 Dari beberapa paparan di atas diambil kesimpulan bahwa implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan karakter dengan adanya pembiasaanpembiasaan guru terhadap peserta didik baik pembiasaan memberi salam dan berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran, melatih siswa agar lebih aktif di kelas, membuat pembelajaran yang komunikatif, terjalinya hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik, dan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik itu sendiri. 2. Pengadaan shalat Dhuha bersama sebelum masuk kelas Pengadaan shalat dhuha bersama sebelum masuk kelas untuk belajar dengan guru masing-masing sesuai mata pelajaran. Itu semua bertujuan untuk meningkatkan nilai religius siswa-siswi dari bentuk ubudiyahnya. Adapun kegiatan setelah shalat dhuha bersama guru dan murid berdoa bersama dengan hikmat. Dengan kata lain melakukan do’a sebelum belajar adalah tujaun diadakan kegiatan tersebut dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan ubudiyah yang sunnah tapi bernilai tinggi makna dan tujuan ibadah tersebut. 3.
Adanya kegiatan “outing”. Menurut ibu Indah sebagai koordinator dan penanggung jawab kegiatan
tersebut, kegiatan “outing” adalah membangkitkan rasa keingin tahuan anak atas hal-hal yang tidak ada di sekolah tetapi ada di pembahasan di mata pelajaran. Salah satunya kegiatan “outing” yang berada di gedung ASEAN, yang sebelumnya murid diberi pengetahuan dasar tentang ruang lingkup ASEAN tersebut, hal ini bertujuan untuk memberi pengetahuan dasar yang hasilnya murid tidak pasif saat berada di sana. Adapun kegiatan “outing” di Bank Indonesia dan museum fatahila, museum Al-Qur’an di TMII. Semua itu bertujuan agar siswa-siswi SMP IT Nurul Hikmah berkembang lagi wawasannya, menumbuhkan rasa keingin tahuan murid, dan 6
sekolah.
Hasil wawancara bersama ibu Endang, tanggal 3 Desember 2014, jam 11:25 , di
74
menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan kata lain memberi
pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan menjadi stimulus agar siswa bersemangat lagi belajar.
4. Adanya observasi penilaian sikap (religius dan sosial) Adanya
observasi
penilaian
sikap(religius
dan
sosial)
yang
diobservasi/dinilai diri siswa itu sendiri, teman sekelas, guru di setiap mata pelajaran/di setiap KD, dan orang tua. Hasil rekapitulasi penilaian itu di masukan/dicantumkan di dalam rapor siswa. Adapun penilaian sikap yang dinilai oleh guru setiap mata pelajaran, murid itu sendiri dan temannya mencakup beberapa aspek yaitu: a. Religius Aspek-aspek yang dinilai dari sikap religius adalah: a) Semakin yakin dengan keberadaan Allah setelah mempelajari ilmu pengetahuan. b) Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan suatu kegiatan. c) Mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Allah. d) Member salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di depan umum. e) Mengungkapkan keagungan Allah apabila melihat kebesarannya. b. Sosial a) Jujur (tidak menyontek, tidak plagiat, berani mengakui kesalahan). b) Disiplin (masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan lain-lain). c) Tanggung jawab (melakukan tugas dengan baik, berani meminta maaf kalau melakukan kesalahan, dan lain-lain). d) Toleransi (menghormati teman yang berbeda ras, berbeda agama, menerima kekurangan orang lain). e) Gotong royong (rela berbagi, aktif, bekerja sama). f) Santun (menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata hina, kotor, dan lain-lain).
75
g) Percaya diri (melakukan sesuatu tan pa ragu-ragu, mengambil keputusan denagn cepat, dan lain-lain). Penilaian yang dilakukan orang tua cukup berbeda dengan yang lainnya, yaitu: a. Aspek religius Adapun hal-hal yang diperhatikan antara lain: a) Shalat lima waktu b) Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan sesuatu kegiatan. c) Mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Allah. d) Memberi salam, meminta izin dan mencium tangan sebelum dan sesudah pulang sekolah. e) Mengungkapkan keagungan Allah apabila melihat kebesarannya. b. Aspek sosial Hal-hal yang diperhatikan antara lain: a) Jujur b) Disiplin (pulang tepat waktu, menyiapkan perlengkapan sekolah, meluangkan waktu untuk belajar). c) Tanggungjawab (melakukan tugas-tugas sekolah dan rumah dengan baik, berani menerima resiko, dan lain-lain). d) Toleransi (menghargai anggota keluarga yang berbeda pendapat pendapat, memaafkan kesalahan orang lain). e) Gotong royong (rela berbagi, aktif, bekerja sama). f) Santun (menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata hina, kotor, dan lain-lain). g) Percaya diri (melakukan sesuatu tan pa ragu-ragu, mengambil keputusan denagn cepat, dan lain-lain). Itu semua dinilai oleh orang tua di setiap harinya lalu direkap di lembar rekapitulasi bulanan-nya. Dinilai setiap harinya, direkap ke penilaian bulanan, lalu dimasukan/dikumpulkan ke wali kelas untuk data di pengisian rapor nantinya. 5. Adanya program guru asuh
76
Adanya program guru asuh untuk siswa-siswi di SMP IT Nurul Hikmah yang dibagi-bagi ke beberapa kelompok. Menurut bapak Fahrul sebagai penanggung jawab atau koordinator guru asuh, guru asuh adalah program unggulan sekolah. Yang fungsinya sebagai pembinaan pada siswa baik secara keagamaan, emosional, pembentukan karakter, dan konselor untuk siswa.7 Adapun kegiatan dan amanat dari guru asuh adalah pembiasaan ibadah harian siswa, seperti membaca Al-Qur’an satu hari minimal satu lembar, kebiasaan sehari-hari yang baik dalam bentuk perbuatan dan sikap berkomunikasi yang baik; dan amanat yang terakhir adalah menjaga akhlak/membina akhlak siswa, agar menjadi siswa-siswi yang berkarakter baik di sekolah maupun di luar sekolah. Adapun mekanisme pengadaan guru asuh antara lain diadakannya di luar sekolah. Guru asuh mengadakan kunjungan ke rumah anak asuhnya, agar menjalin silaturahim antara guru asuh dan orang tua siswa/anak asuh. Dan melihat kebiasaan anak sasuh di rumah mereka adalah salah satu poin penting dari kegiatan “home visit” itu sendiri. Adapun kegiatan-kegiatan pembinaan tersebut bisa di mana saja, ada guru yang diminta kelompok anak asuhnya untuk mengadakan bimbingan di MONAS, taman siropati, kafe, dan lain-lain. Walaupun tempat ditentukan bersama, akan tetapi tetap ada kegiatan-kegiatan inti yang harus dijaga betul yaitu pembukaan yang dibuka oleh guru asuh, membaca Al-Qur’an, pemberian pendidikan yang bernara sumberkan guru asuh tersebut dan orang tua mereka. Masalah pendanaan
itu semua ditanggung sekolah, guru asuh, dan
patungan antara anak asuh dan guru asuh. Adapun tujuan diadakannya guru asuh yaitu membentuk karakter dan memberi pendidikan nilai-nilai kehidupan yang baik untuk mereka sekarang dan kedepannya. Menjadi wadah untuk siswa bercerita atau menanyakan hal-hal yang sulit di suatu mata pelajaran yang mereka sedang pelajari dikelas. Adapun tanggapan guru dengan diadakannya guru asuh, tanggapan mereka selalu positif dan berwarna di setiap pertemuan mereka. Karena guru optimis dengan hasil guru
7
Hasil wawancara bersama ibu Fahrul, tanggal 30 Oktober 2014, jam 12:00 , di sekolah.
77
asuh ini dalam dampak perubahan karakter mereka menjadi baik dan lebih baik lagi. Berikut ini merupakan nilai-nilai karakter yang terbentuk dalam implementasi kurikulum 2013, antara lain: 1. Jujur Karakter jujur terbentuk dengan terkontrolnya siswa/siswi melalui tes yang dilakukan ketika siswa/siswi menyelesaikan setiap ujian ataupun ulangan mereka. 2. Kerja keras Kerja keras tumbuh dengan sendirinya, karena kurikulum 2013 memperhatikan sekali pengetahuan dan keterampilan siswa/siswi. Dan adanya ranking kelas/peringkat kelas, maka siswa/siswi sejatinya harus bekerja keras mempelajari dan memahami materi-materi di setiap mata pelajaran yang kurang lebih menginginkan peringkat kelas yang tinggi atau menjadi juara kelas. 3. Disiplin Disiplin turut tumbuh dengan sendirinya melalui tegasnya peraturan dalam pembelajaran dan dalam ruang lingkup sekolah. Karena bagi murid yang tidak disiplin, murid tersebut akan mendapatkan hukuman. Dengan masuk kelas tepat pada waktunya, berseragam sesuai tata tertib, mengerjakan tugas yang telah diberikan guru di kelas, dan membawa perlengkapan sekolah(buku tulis, alat tulis, dan buku pelajaran) 4. Kerjasama Pada proses pembelajaran ini siswa/siswi sering diperintahkan untuk saling bekerjasama dalam melaksanakan tugas. Tugas kelompok membuat murid lebih berani lagi untuk berpendapat, tugas kelompok melatih kepercayaan diri murid untuk melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu, berani mengambil kesimpulan dan tugas kelompok melatih murid untuk bertoleransi, yaitu menerima pendapat orang/teman yang berbeda. Kerjasama pun bisa dilihat dari hasil jadwal piket yang telah dibuat tiap kelasnya. Mereka bekerjasama menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. 5.
Percaya Diri
78
Rasa percaya diri adalah suatu poin penting untuk tumbuh kembangnya seorang anak, yang dimana seorang guru dituntut untuk menjadikan siswanya menjadi sosok/seseorang yang percaya akan kemampuan diri dia sendiri). Murid diarahkan/dibimbing agar siswa dapat melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu, berani mengambil keputusan secara cepat, tepat dan bisa dipertanggungjawabkan, tidak mudah putus asa, berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki di depan orang banyak, dan berani mencoba hal-hal yang baru yang positif. 6. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah sikap yang paling utama seseorang harapkan yang ada pada seseorang disekelilingnya. Pesan moral yang disampaikan dan dicontohkan guru adalah cara utama agar berkarakter tanggung jawa, seperti guru selalu datang tepat waktu. Memberi arahan yang baik dan logis adalah faktor pendukung rasa tanggung jawab siswa. Siswa bertanggung jawab akan semua arahan guru dan staf kependidikan di sekolah tersebut. Bila berbuat kesalahan, murid pun dilatih untuk berani mengungkapkan dan mengakui kalau perbuatannya itu salah dan disertai berani meminta maaf. Berbagai karakter siswa/siswi tampak terlihat. Menurut pendapat ibu Hj. Yayah masturiah(guru PPKN) “karakter siswa/siswi SMP IT Nurul Hikmah sangat luar biasa berfariasi, ada yang patuh, ada yang bandel, ada yang manja, egois, dan lainnya terhadap aturan yang disusun bersama dengan pihak orang tua”.8 Di lain sisi, ada pendapat yang hampir mirip yaitu pendapat bapak Ahmad Fauzi(guru PAI), yaitu “karakter peserta didik di sekolah ini sangat unik, berfariasi, dan membuat kita ingin berbuat lebih lagi dalam membentuk karakter mereka”.9 Maka dari itu, bapak Fauzi selalu mengadakan pengondisian kurang lebih lima menit sebelum lanjut ke pembahasan materi dikelas. Di sekolah ini mayoritas murid sangat kritis, rasa keingin tahuan mereka sangat tinggi, hal itu dirasakan bapak fauzi saat beliau mengajar dikelas.
8
Hasil wawancara bersama ibu Yayah, tanggal 18 November 2014, jam 11:00 , di
sekolah. 9
sekolah
Hasil wawancara bersama bapak Fauzi, tanggal 6 November 2014, jam 15:00 , di
79
Adapun karakter/sifat murid-murid SMP IT Nurul Hikmah menurut ibu Siti Asmaroh yaitu “mereka masih mencari jati diri, dan lagi masa-masanya PUBER. “Terkadang mereka membuat saya kualahan, jujur saja saya sendirian jaga kantin dikarenakan ibu kantin (pemilik kantin tidak datang) membuat saya kualahan, dan saya merasa ada saja siswa tidak bayar makanan/minuman mereka, mereka langsung pergi meninggalkan kantin”.10 Tapi menurut penuturan ibu siti ada juga siswi yang membuat dia terharu, yakni ada seorang siswi yang selalu membantu ibu siti mengumpulkan atribut-atribut kantin (piring-piring, sendok dan garpu) ke tempat cucian/memberi ke ibu siti sendiri. Menurut pak Fauzi, “perilaku murid SMP IT Nurul Hikmah bermacammacam, ada yang baik dan ada yang kurang baik, tapi mayoritas murid memiliki perilaku yang baik, disamping itu murid juga aktif bersosialisasi dengan teman, adik kelas, kakak kelas dan staf sekolah dengan baik dan sopan”.11 Berbagai karakter bisa terlihat yang diantaranya adalah karakter religius, jujur, kerjasama, kerja keras, disiplin. Lingkungan yang mendukung, rutinnya pengerjaan shalat berjamaah, tersistemnya pembelajaran, keteladanan para guru, para pengurus, murid senior, dan bimbingan kepala sekolah membuat terbentuknya karakter siswa yang baik.
10
Hasil wawancara bersama ibu asmaroh, tanggal 19 November 2014, jam 12:00 , di
11
Hasil wawancara bersama bapak Fauzi, tanggal 6 November 2014, jam 15:00 , di
sekolah sekolah
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan maka penulis menyimpulkan
bahwa;
implementasi
kurikulum
2013
baik
dalam
pendidikan/pembentukan karakter siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian penulis, hasil penelitian menunjukan proses dari implementasi kurikulum 2013 yang dilakukan secara aktif, komunikatif, serta terjadinya interaksi secara langsung antara guru/staff pendidikan dengan siswa dapat menimbulkan karakter siswa menjadi terbentuk, terlebih lagi adanya beberapa faktor yang dominan untuk pembentukan karakter siswa, seperti faktor pembelajaran dan lingkungan. Adapun usaha guru-guru untuk mendidik karakter siswa dalam implementasi kurikulum 2013 adalah poin penting. Di SMPIT Nurul Hikmah para guru tidak lagi hanya memperhatikan hasil belajar pada aspek nilai saja akan tetapi sudah memperhatikan perkembangan siswa-siswinya dari kepribadiannya, tutur katanya, dan karakter mereka. Adanya usaha para guru untuk membentuk karakter peserta didiknya saat mereka mengajar di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Hal itu para guru perhatikan agar terbentuknya beberapa karakter seperti jujur, kerjakeras, disiplin, dan masih banyak lagi. Dari data
penelitian
dengan
menggunakan
angket
pun
menunjukan
bahwa
implementasi kurikulum 2013 cukup baik dalam pendidikan/pembentukan karakter. Meskipun
demikian,
setiap
kelebihan
pasti
ada
kekurangannya,
sebagaimana juga dengan implementasi kurikulum 2013 ini. Implementasi kurikulum 2013 ini akan sulit berkembang dan terhambat dalam pendidikan karakter apabila dari faktor penunjangnya tidak mendukung, selain itu guru harus pintar menyiasati waktu dalam melakukan hal-hal administratif untuk mengisi penilaian sikap peserta didik di setiap KD-nya, agar tidak mengganggu proses pembelajaran dan pendidikan karakter peserta didik. Dan peserta didik harus siap 80
81
dari segi mental dan akal, karena implementasi kurikulum 2013 ini memerlukan kesiapan dan kegigihan peserta didik dalam menjalaninya. Hal itu tidak lepas dari peran aktif guru-guru dan staff kependidikan agar selalu memotivasi peserta didiknya dalam menjalani kegiatan-kegiatan/alur-alur dari peng-implementasian kurikulum 2013 tersebut. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi kurikulum 2013 dalam pendidikan Karakter peserta didik di SMP IT Nurul Hikmah Matraman, maka penulis menyampaikanbeberapa saran kepada semua pihak, antara lain; 1. Untuk lebih memperhatikan kehadiran guru di setiap harinya. Dikarenakan banyak siswa/siswi yang keluar masuk kelas di saat kelas kosong. Saran ini bukan hanya untuk staff pengajar di sekolah ini akan tetapi untuk seluruh
staff
kependidikan
di
sekolah
ini
agar
memperhatikan
keberlangsungannya kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Agar mengoordinasikan jadwal maupun berperan aktif untuk mengisi/masuk kelas yang tidak ada gurunya. Karena kekosongan kelas itu berdampak dengan minat belajar peserta didik tersebut. 2. Untuk pengajar dan staff kependidikan, agar lebih tegas dalam menegakkan peraturan sekolah. Penulis menyarankan agar mendidik peserta didik dengan lembut tapi tegas. Melakukan hukuman-hukuman edukatif yang membuat peserta didik yang nakal menjadi kapok/enggan mengulanginya lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus . Desain pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013, Bandung:PT. Refika Aditama, 2014, hal.24 Al-Maqhribi bin said al-maghribi. Begini Seharusnya Mendidik Anak, Jakarta: Darul Haq, 2007 Arifin, Zainal .“Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Arifin, Zainal. konsep dan model pengembangan kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Aunillah, Nurla Isna. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah, Jakarta: Transmedia, 2011 Azzet, Akhmad Muhaimin, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung, 2005 Hamid, Hamdani dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013 Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2012 Kesuma, Dharma dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di Sekolah,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012 Kurniasih, Imas dan berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, Surabaya:katapena, 2014 Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Majid, Abdul, Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis Dan Praktis, Bandung: interes media, 2014 Margono,S. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
82
83
Muhammad Amin, Maswardi , Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta: Baduose Media Jakarta, 2011 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012 Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, Jakarta: Islamic Research Publishing, 2010 Nurdin, Syafruddin. guru profesional dan implementasi kurikulum, Jakarta: Ciputat pers, 2002 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006 Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prastyo. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter, Jogjakarta: AR-Ruzz Media Samani, Muchlas Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, Jakarta: Indeks, 2012 Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Radja Grafindo persada, 2011 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: CV Alfabeta, 2010 Sunarti dan selly rahmawati, penilaian dalam kurikulum 2013, Yogyakarta:C.V Andi offset, 2014
Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI
Nama guru: Bapak Ahmad Fauzi Pelajaran: PAI (Pendidikan Agama Islam) Instrumen: NO
Instrumen
Ada
1
Kedisiplinan guru datang tepat pada waktunya
2
Guru mengkondusifkan/mengkondisikan kelas sebelum
Tidak
memulai pembelajaran! 3
Guru mengucap salam dan berdo’a sebelum memulai
pembelajaran! 4
Guru mencari pengetahuan awal siswa pada pemberian
materi baru! 5
Guru menguasai materi yang diajarkan di kelas
6
Bervariasinya metode pengajaran guru dalam satu
pertemuan! 7
Guru berinteraksi kepada murid dengan harmonis dan
sangat menghormati! 8
Guru memberi stimulus kepada siswa untuk bertanya!
9
Tercapainya KD/Indikator pada pertemuan!
10
Guru
untuk
Guru menunjuk siswa untuk memberi kesimpulan materi
memberi
stimulus
kepada
siswa
mengomunikasikan pelajaran saat di kelas! 11
didepan kelas! 12
Guru memberi tugas individu maupun kelompok!
13
Guru memberi nilai pada lembar penilaian di setiap KD!
14
Guru memberi kesimpulan dan menutup kelas!
84
15
Guru membuat RPP di setiap pertemuan
Guru MAPEL PAI
Bapak Ahmad Fauzi
85
Lampiran 2 ANGKET PENELITIAN SKRIPSI NAMA
:
KELAS/JILID
:
A. Judul Skripsi : Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan Karakter Peserta Didik B. Petunjuk pengisian angket: 1. Bacalah bismillah sebelum anda mengerjakan angket ini. 2. Bacalah pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab. 3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar 4. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang anda pilih 5. Akhiri dengan membaca hamdalah 6. Terimakasih atas partisipasi dan kejujurannya. A. Aspek Karakter Jujur 1. Apabila sedang dilaksanakan ulangan/ujian, saya .......mengerjakannya sendiri tanpa bantuan orang lain! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Saya ............ tidak mengatakan yang sebenarnya kepada penjual makanan/barang bahwa anda membelinya dengan jumlah tertentu dan membayarnya juga dengan seharga barang/makanan yang dibeli? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Apabila saya sedang membutuhkan sesuatu yang saya tidak memilikinya, dan teman saya memilikinya maka saya............... tidak meminta izin lebih dulu kepada teman saya, untuk meminjam/menggunakannya? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Apabila ada teman yang meminta bantuan kepada saya, misalnya teman saya mau meminjam uang kapada saya karena uang saku/jajannya hilang/ketinggalan, maka saya...... mengupayakan untuk meminjamkannya!, (tentunya pada saat saya dalam keadaan mempunyai uang lebih.) a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. suatu hari saya meminta izin tidak masuk sekolah atau izin karena keperluan lain, saya ..........mengupayakan untuk mengatakan yang sebenarnya tentang alasan saya izin, atau saya tidak berbohong tentang alasan saya izin kepada guru. a. Selalu c. Kadang-kadang 86
b. Sering
d. Tidak pernah
B. Aspek Karakter Kerja Keras 1. Saat guru menjelaskan materi di kelas atau menulis materi di papan tulis, saya................mencatatnya di buku catatan! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Setelah saya belajar suatu materi di kelas, saya....... tidak membaca/mempelajari ulang di rumah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Ketika ujian telah usai dilaksanakan, saya.........tidak mengecek kembali jawaban saya di rumah atau bersama teman-teman lainnya di suatu tempat? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Setelah pulang sekolah, saya ............tidak membantu orang tua saya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Saat pembagian buku rapor, wali kelas selalu mengumumkan siapasiapa saja yang mendapat ranking, oleh karena itu saya.........belajar lebih giat lagi dari sebelumnya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah C. Aspek Karakter Disiplin 1. Selama berada di sekolah, saya.......... tidak mentaati tata tertib sekolah! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Saya mengupayakan untuk menjaga kebersihan kelas, maka dari itu saya .........tidak membuang sampah pada tempatnya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Saya .......... tidak mendirikan shalat dhuha yang menjadi peraturan sekolah! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Saya .......... tidak mengumpulkan tugas pada waktunya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Saya ......... tidak membawa buku dan alat tulis saat masuk sekolah! a. Selalu c. Kadang-kadang d. Tidak pernah b. Sering
87
D. Aspek Karakter Kerja Sama 1. Saya ..........mengupayakan untuk bekerja sama dengan teman untuk memperdalam suatu materi yang telah guru sampaikan di kelas! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Kelas yang bersih membuat aktivitas belajar lebih nyaman, maka dari itu saya ........... beserta teman-teman selalu menjaga kebersihan kelas! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Kebiasaan menjaga kebersihan di sekolah, membuat saya .......... menjaga kebersihan kamar tidur/ rumah saya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Waktu sedang ujian, kami .......... bekerja sama untuk jujur dalam menjawab soal ujian! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Pada waktu luang di jam istirahat, saya dan teman-teman ........ mengerjakan hal-hal yang bermanfaat! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah E. Aspek Karakter Tanggung Jawab 1. Pada saat guru menjelaskan, saya ......... mendengarkan dan mencatat dengan baik! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Disaat guru memberi sebuah perintah yang baik untuk diri saya sendiri, saya ........... melaksanakan apa-apa yang diperintahkan guru dengan sigap! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Disaat saya melakukan hal yang keliru kepada teman saya, saya .... tidak meminta maaf kepadanya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Setelah saya meminjam alat tulis teman karena saya lupa membawanya, saya ...... tidak mengembalikan kepada teman secepatnya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Disaat saya telat datang kesekolah, saya ......... tidak menerima hukuman yang mendidik dari guru/penjaga pintu sekolah! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
88
F. Aspek karakter percaya diri 1. Saat diarahkan guru untuk mengerjakan hal yang baik, saya ..... mengerjakannya tanpa ragu-ragu! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Saat saya disuruh sesuatu dan saya bisa/mampu mengerjakan itu, saya........ tidak berani untuk menunjukkan kemampuan saya! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Zaman terus berganti, dan muncul hal-hal yang baru. Maka dari itu saya....... tidak berani mencoba hal-hal yang baru yang positif! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Disaat sekolah mencari murid yang bertalenta dalam suatu bakat, maka saya ................ tidak menutup-nutupi talenta saya dalam bakat itu! a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Saat saya turun peringkat, saya.......... tidak akan berputus asa dan bersemangat belajar lebih giat lagi! a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Tidak pernah
89
Lampiran 3 HASIL ANGKET BOBOT NILAI Butir pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
SL 13 0 0 8 16 17 1 1 0 15 0 0 0 0 0 8 11 8 13
SR KD 4 3 1 3 2 5 7 5 3 1 2 1 1 3 1 10 2 10 4 1 4 4 2 11 0 4 1 2 0 4 2 10 2 7 7 5 7 0
TP 0 16 13 0 0 0 15 8 8 0 12 7 16 17 16 0 0 0 0
JUMLAH RESPONDEN 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SL 4 1 1 4 4 4 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 4 4 4
SR 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 89
KD 2 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2
TP 1 4 4 1 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1
JUMLAH 70 75 76 63 75 76 72 65 66 74 68 65 76 76 76 58 64 63 73
PROSENTASE 87% 94% 95% 79% 94% 95% 90% 81% 82% 92% 85% 81% 95% 95% 95% 72% 80% 79% 91%
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
8 6 11 0 0 0 9 0 0 13 8
9 10 8 2 1 1 6 8 6 2 6
3 4 1 4 9 6 5 1 7 5 6
0 0 0 14 10 13 0 11 7 0 0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
4 4 4 1 1 1 4 1 1 4 4
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3
Keterangan: A. Bobot nilai pernyataan positif: No
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
1
Selalu
SL
4
2
Sering
SR
3
3
Kadang-kadang
KD
2
5
Tidak pernah
TP
1
90
2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2
1 1 1 4 4 4 1 4 4 1 1
65 62 70 72 69 72 64 63 61 68 62
81% 77% 87% 90% 86% 90% 80% 79% 76% 85% 77%
B. Bobot nilai pernyataan negatif: No
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
1
Selalu
SL
1
2
Sering
SR
2
3
Kadang-kadang
KD
3
5
Tidak pernah
TP
4
C. Perhitungan di Kolom jumlah sebagai berikut: 1. Pernyataan positif: Kolom Jumlah berasal dari hitungan Jumlah SL dikalikan dengan bobot nilai 4 + jumlah SR dikalikan dengan bobot nilai 3 + jumlah KD dikalikan dengan bobot nilai 2 + jumlah TP dikalikan dengan bobot nilai 1. 2. Pernyataan negatif: Kolom Jumlah berasal dari hitungan Jumlah SL dikalikan dengan bobot nilai 1 + jumlah SR dikalikan dengan bobot nilai 2 + jumlah KD dikalikan dengan bobot nilai 3 + jumlah TP dikalikan dengan bobot nilai 4.
91
Indikator Karakter jujur
Karakter kerjakeras
Karakter disiplin
Karakter kerjasama
Karakter tanggungjawab
Butir Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
SL
SR
KD
TP
Jumlah
Pernyataan Positif
13 0 0 8 16 17 1 1 0 15 0 0 0 0 0 8 11 8 13 8 6 11 0 0 0
4 1 2 7 3 2 1 1 2 4 4 2 0 1 0 2 2 7 7 9 10 8 2 1 1
3 3 5 5 1 1 3 10 10 1 4 11 4 2 4 10 7 5 0 3 4 1 4 9 6
0 16 13 0 0 0 15 8 8 0 12 7 16 17 16 0 0 0 0 0 0 0 14 10 13
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
87%
Pernyataan Negatif
Rata-rata
kategori
90%
Baik
88%
Baik
90%
Baik
81%
Baik
86%
Baik
94% 95% 79% 94% 95% 90% 81% 82% 92% 85% 81% 95% 95% 95% 72% 80% 79% 91% 81% 77% 87% 90% 86% 90%
92
Karakter percaya diri
26 27 28 29 30
9 0 0 13 8
6 8 6 2 6
5 1 7 5 6
0 11 7 0 0
20 20 20 20 20
80%
64% 79% 76%
Cukup baik
85% 77%
Keterangan: 1. Cara mendapatkan rata-rata adalah dengan menjumlahkan prosentase butir pernyataan dalam tiap indikatornya dan dibagi dengan jumlah butir pernyataan! 2. Menentukan kategori lihat pada bab 3 (tiga)
93
Lampiran 4 PEDOMAN WAWANCARA A. Pertanyaan Wawancara Pewawancara : Yuda Setiadi Nara sumber : Hj. Yayah Masturiah (Guru PPKN) Hari/tanggal
: Selasa, 18 November 2014
Waktu
: 11:00 WIB
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
a. Pembahasan Tentang Kurikulum 2013 1. Apakah Kurikulum 2013 yang telah berlaku di sekolah ini Lebih Tepat Dari Kurikulum Sebelumnya?
2. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat RPP Berkarakter di kurikulum sebelumnya, nah apakah betul kurikulum 2013 lebih baik dalam pembentukan karakter siswa?
3. Bagaimanakah usaha bapak/ibu mengembangkan KI 1 dan KI 2 di setiap pembelajaran di dalam kelas?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang rumor di kalangan siswa bahwa kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru saja?
5. Sejauh ini, apakah guru lebih terbantu dengan adanya 2013 dalam setiap kegiatan pembelajaran ?
b. Pendidikan Karakter Peserta Didik 1. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang karakter/akhlak siswa-siswi di SMP ini?
2. Bagaimanakah kondisi peserta didik di dalam kelas saat bapak/ibu mengajar?
3. Bagaimana usaha bapak/ibu membentuk karakter siswa yang buruk menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi?
94
4. Dalam kurikulum 2013 terdapat buku babon, pada hakikatnya apa fungsi dari buku tersebut di dalam KBM?
5. Apa dampak dari buku babon itu sendiri terhadap siswa? 6. Pada RPP Berkarakter guru membentuk karakter siswa di setiap kegiatan guru maupun siswa itu sendiri, pertanyaanya adalah bagaimana usaha guru membentuk/mendidik karakter siswa dalam kurikulum 2013 saat ini?
7. Apakah ada upaya/usaha guru-guru dalam kegiatan pendidikan karakter di luar kelas? Baik di dalam atau di luar sekolah?
B. Jawaban 1. Dalam pertanyaan pertama (poin kurikulum 2013) beliau menjelaskan bahwa,kurikulum 2013 lebih tepat dari kurikulum sebelumnya. Akan tetapi masih membingungkan, karena aturan yang masih simpangsiur dan selalu berubah-ubah. 2. Kurikulum 2013 sudah lebih baik dalam membentuk karakter siswa, kurikulum yang lalu pun menurut saya cukup baik, karena guru membuat RPP Berkarakter di setiap kegiatan guru dan siswa. 3. Dalam penerapan KI 1 di mata pembelajaran PPKN dilihat dari pantauan ibadah di rumah, perilaku siswa saat berdo’a dan mengerjakan soal. Sementara KI 2 yaitu sikap sosial peserta didik dilihat saat diskusi, kerjasama dalam memecahkan masalah dan membuat solusi, toleransi terhadap pendapat temannya, menghargai dan menyimak pendapat. 4. Pendapat bahwasannya kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru saja itu saya tidak menyetujuinya/tidak sependapat, karena pendidik mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada peserta didik. Diantaranya menkonfirmasi dan memberi penjelasan materi. 5. Kurikulum 2013 sangat membantu guru dalam pengajaran, akan tetapi terlalu menyita waktu dalam memberikan dan mengelola nilai sikap KI 1 dan KI 2 beserta KI 3 dan KI 4. 6. Dalam pertanyaan kedua (poin pendidikan karakter peserta didik) beliau
95
menjelaskan, bahwa karakter peserta didik di SMP IT Nurul Hikmah sangat luar biasa berfariasi. Ada yang patuh, ada yang membangkang, ada yang manja, egois, dan lain-lain terhadap aturan yang disusun bersama orang tua. 7. Adapun kondisi peserta didik pada saat belajar PPKN lebih semangat bila model pembelajaran diskusi dan penayangan materi melalui power point (menggunakan multimedia) 8. Usaha kami membentuk karakter yang buruk menjadi baik melalui pendekatan yang intens dan lemah lembut tapi tegas. Karena selalu keras akibatnya siswa SMP IT Nurul Hikmah menjadi pembangkang dan sulit diperbaiki. Selain itu diberlakukan hukuman supaya ada efek jera dan tidak mengulangi lagi. Ada pun usaha kami membentuk karakter yang baik menjadi lebih baik lagi dengan cara memberikan perhatian secara lisan pada saat pelaksanaan shalat berjama’ah dan juga memberi hadiah/pujian kepada mereka. 9. Adapun fungsi buku babon adalah untuk acuan pembelajaran terhadap siswa, untuk merancang RPP. 10. Dampak dari buku babon untuk siswa yaitu untuk siswa lebih terarah dari tugas yang diberikan guru. Adanya kesinambungan antara buku pegangan guru dan buku pegangan siswa. 11. Usaha kami dalam membentuk karakter siswa dalam kurikulum 2013 melalui figur dan contoh teladan dari pendidik. Diharapkan siswa dapat mengambil hal yang lebih baik dari apa yang disampaikan gurunya.
12.Usaha/upaya guru/sekolah dalam kegiatan pendidikan karakter peserta didik di luar kelas adalah pengadaan program guru asuh, yang fungsinya mengontrol ibadah siswa, perilaku, dan lainnya. Yang lainnya seperti LDKS dan adanya pembimbingan OSIS Interviewee
Hj. Yayah Masturiah
96
A. Pertanyaan Wawancara Pewawancara : Yuda Setiadi Nara sumber : Ahmad Fauzi (Guru PAI) Hari/tanggal
: Kamis, 6 November 2014
Waktu
: 15:00 WIB
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
a. Pembahasan Tentang Kurikulum 2013 1. Apakah Kurikulum 2013 yang telah berlaku di sekolah ini Lebih Tepat Dari Kurikulum Sebelumnya? 2. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat RPP Berkarakter di kurikulum sebelumnya, nah apakah betul kurikulum 2013 lebih baik dalam pembentukan karakter siswa? 3. Bagaimanakah usaha bapak/ibu mengembangkan KI 1 dan KI 2 di setiap pembelajaran di dalam kelas? 4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang rumor di kalangan siswa bahwa kurikulum 2013 hanya menguntungkan pihak guru saja? 5. Sejauh ini, apakah guru lebih terbantu dengan adanya 2013 dalam setiap kegiatan pembelajaran ?
b. Pendidikan Karakter Peserta Didik 1. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang karakter/akhlak siswa-siswi di SMP ini? 2. Bagaimanakah kondisi peserta didik di dalam kelas saat bapak/ibu mengajar? 3. Bagaimana usaha bapak/ibu
membentuk karakter siswa yang buruk
menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi? 4. Dalam kurikulum 2013 terdapat buku babon, pada hakikatnya apa fungsi dari buku tersebut di dalam KBM? 5. Apa dampak dari buku babon itu sendiri terhadap siswa? 6. Pada RPP Berkarakter guru membentuk karakter siswa di setiap kegiatan guru maupun siswa itu sendiri, pertanyaanya adalah bagaimana usaha
97
guru membentuk/mendidik karakter siswa dalam kurikulum 2013 saat ini? 7. Apakah ada upaya/usaha guru-guru dalam kegiatan pendidikan karakter di luar kelas? Baik di dalam atau di luar sekolah.
B. Jawaban Wawancara 1. Menurut beliau bahwa kurikulum 2013 baik, akan tetapi menyita waktu pembelajaran dengan adanya hal-hal administratif seperti penilaian sikap, keterampilan, dan aspek pengetahuan siswa di setiap KD pembelajaran pelajaran PAI. 2. Menurut beliau kurikulum yang lama sudah baik, dan kurikulum 2013 lebih menonjol dalam hal-hal administratifnya. Sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa terdeskripsikan dengan baik, dan akhirnya pihak wali kelas dan orang tua mengetahui seluk beluk si anak tersebut lebih detail. 3. Untuk meningkatkan KI 1 Dn KI 2 adalah dengan adanya peran aktif saya memberi contoh teladan dan perilaku saya yang tegas. Tak sedikit yang memanggil beliau dengan sebutan “satpol PP” yang identik dengan keras. Ini semua saya lakukan agar terjalinnya hubungan guru dan murid seperti apa yang diharapkan. 4. Tidak juga, memang disaat pelatihan si pembicara mengatakan bahwa guru tinggal duduk santai saja. Akan tetapi guru tidak segampang itu, malahan tugas guru bertambah dengan hal-hal administratif. 5. Menurut beliau sangat membantu, karena di kurikulum 2013 murid dituntut aktif di setiap pembelajaran. 6. Adapun karakter peserta didik disini adalah hebat dan unik. Ada murid yang aktif sekali bertanya, kritis saat saya mengajar dikelas. Dan ada juga yang nakal karena kurangnya perhatian orang tua, karena mayoritas siswa di SMP ini dari kalangan menengah keatas. Yang dimana kurangnya sosok orang tua yang ikut serta mendidik anak. Informasi ini beliau peroleh dari guru-guru asuh di SMP ini. 7. Kalau dibilang kondisi kelas, bapak selalu mengondisikan kelas terlebih dahulu kurang lebih lima menit. Agar terlaksananya pembelajaran dengan
98
kondusif. 8. Usaha saya memberi hadiah/pujian bagi yang unggul/baik dan juga memberi hukuman kepada siswa yang berbuat salah. Menyeru siswa agar menjalankan puasa sunnah, dan mengadakan usaha-usaha pendekatan kepada siswa-siswa beliau. 9. Bagus dan membuat terarah baik untuk guru dan siswa, tapi kedua buku itu berbeda. Buku pegangan guru berbeda dengan buku pegangan murid. Buku pegangan guru lebih dari materi saja, tetapi ada unsur-unsur yang membantu dipelaksanaannya. 10. Buku pegangan murid berbeda dalam sistematika peletakan pada buku pegangan guru. Dan terkadang di buku pegangan guru hal A di bab satu tetapi di buku siswa di bab lima, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan siswa. 11. Murid dituntut mencari tambahan materi di luar sekolah, baik dari buku maupun internet, membuat siswa aktif, dapat menyumbang pemikiran dan pendapat dalam pemecahan masalah, dan lain-lain. 12. Adanya kegiata “OUTING” kelas luar, yang lebih memacu semangat siswa dalam belajar. Seperti ke museum, gedung ASEAN dan lain-lainnya. Orang tua asuh yang ada di program unggulan sekolah ini.
Interviewee
Ahmad Fauzi
99
A. Pertanyaan Wawancara Pewawancara : Yuda Setiadi Nara sumber : Fahrul (Koordinator program guru asuh) Hari/tanggal
: Kamis, 30 Oktober 2014
Waktu
: 12:00 WIB
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
1. Apa/siapa itu guru asuh? 2. Apa amanat yang mereka pegang selama mereka menjadi guru asuh tersebut? 3. Bagaimana sistematika pengadaan program guru asuh itu sendiri? 4. Apa tujuan diadakannya guru asuh di SMP ini? 5. Bagaimana keluh kesah guru asuh sendiri selama mereka menjadi guru asuh?
B. Jawaban Wawancara 1. Guru asuh itu: program unggulan sekolah, yang berfungsi sebagai pembinaan pada siswa baik secara keagamaan, emosional, pembentukan karakter, konselor untuk siswa. 2. Adapun usaha guru asuh adalah pembiasaan ibadah harian peserta didik. Seperti satu hari minimal membaca satu lembar al-Qur’an, kebiasaan perilaku dan ucapan sehari-hari peserta didik, dan menjaga akhlak siswa. 3. Sistematika pelaksanaan program ini adalah dana didapatkan dari sekolah, guru asuh, dan patungan anggotanya. Yang bernara sumberkan guru dan bisa juga salah satu orang tua peserta guru asuh tersebut. Adapun urutan acara saat bimbingan yaitu pembukaan, membaca Al-Qur’an bersama, memberikan materi-materi kependidikan. 4. Memberi pengarahan, mendidik sifat dan karakter peserta guru asuh tersebut, menjadi wadah untuk curhat dan menanyakan hal-hal yang baru yang edukatif, dan sebagainya.
100
5. Respon dari setiap guru asuh adalah senang dan penuh cerita. Mereka menjalaninya dengan ikhlas sebagia orang tua kedua untuk peserta huru asuh tersebut.
Interviewee
Fahrul
101
A. Pertanyaan Wawancara Pewawancara : Yuda Setiadi Nara sumber : Siti Asmaroh (penduduk/penjaga kantin) Hari/tanggal
: Rabu, 19 November 2014
Waktu
: 12:00 WIB
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
1. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai siswa-siswi, baik mengenai perilakunya, atau rasa sosialnya kepada masyarakat? 2. Bentuk perilaku sosial yang seperti apakah, dari siswa-siswi kepada warga/masyarakat sekitar SMP ini? 3. Bapak/Ibu sebagai warga yang sering berhadapan langsung dengan anakanak santri, apakah bapak/Ibu pernah mengalami atau menghadapi siswa/siswi yang nakal, dan bentuk kenakalannya seperti apa? Serta tindakan apa yang bapak/Ibu lakukan? 4. Apakah Bapak/Ibu sering melihat beberapa murid yang selalu telat saat tiba di sekolah? 5. Dari sekian banyak murid, pernahkah bapak/Ibu mengalami pengalaman yang sangat berkesan dari beberapa murid yang pernah bapak/Ibu kenal/temui? dan ceritakanlah pengalaman tersebut!
B. Jawaban wawancara 1. Namanya juga anak SMP, jadi banyak banget yang bertingkah tidak lebih dari pencarian jati diri. Terkadang siswa laki-lakinya suka tidak jujur, suka tidak bayar makanan dan minuman yang mereka ambil. Piring bekas makannya diletakkan dimana-mana. 2. Kalau disekolah mereka suka tidak sabaran saat memesan makanan, tapi kalu di luar sekolah suka menyapa saya, dan beda banget dengan kebiasaan mereka di sekolah. 3. Terkadang beliau suka marahin dan menasehati siswa yang bandel dan
102
tidak sabaran. 4. Ada aja yang telat, tapi sekarang sudah mengurang. Dikarenakan kalau sudah sering telat disuruh pulang. 5. Yang membuat beliau terkesan adalah salah seorang siswi yang selalu membantu beliau dalam mengumpulkan piring bekas makan anak-anak yang lain ke kantin/tempat cuci piring.
Interviewee
Siti Asmaroh
103
A. Pertanyaan Wawancara Pewawancara : Yuda Setiadi Nara sumber : Muhammad Irfan Tam Tomo Hari/tanggal
: Selasa, 6 November 2014
Waktu
: 10:00 WIB
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
1. Mengapa anda memilih SMP ini sebagai Sekolah pilihan anda untuk menuntut ilmu 2. Apakah anda merasakan ada perubahan setelah belajar disini, baik dalam bidang pengetahuan dan pengamalan ibadah! 3. Apakah anda selalu mentaati peraturan-peraturan Sekolah? 4. Apa pesan kepala sekolah/guru yang sangat berkesan dan sangat anda pegang dalam kehidupan anda? 5. Bagaimana pendapat anda mengenai kurikulum 2013? Apakah dengan belajar mengikuti acuan kurikulum 2013 anda merasa lebih semangat lagi untuk mengikuti semua kegiatan di setiap pembelajaran ? 6. Apakah ada perubahan metode mengajar guru setelah diberlakukannya kurikulum 2013? Coba jelaskan secara singkat! 7. Sepengetahuan anda, apa sajakah aspek penilaian guru terhadap setiap murid selain ujian saat UTS maupun UAS? 8. Kegiatan-kegiatan apa sajakah yang diselenggarakan sekolah selain kegiatan belajar mengajar di tiap kelasnya? Apa manfaatnya setelah anda mengikuti kegiatan tersebut?
B. Jawaban Wawancara 1. Saya memilih sekolah ini dikarenakan saya lulusan dari SDIT Nurul Hikmah, agar menyambung saja dalam kegiatannya. 2. Saat masuk sekolah ini saya menjadi terbiasa mendirikan shalat dhuha, melancarnya bacaan Qur’an saya, dan pengetahuan saya.
104
3. Saya sering mentaati peraturan, karena saya juga sudah kelas delapan jadi sudah terbiasa dengan peraturan sekolah. 4. Pesan dari kepala sekolah yaitu harus menjaga sikap dan unggul dalam pengetahuan. 5. Menurut saya kurikulum 2013 itu sangat memberatkan saya, banyaknya tugas. Tapi setelah kurikulum 2013 saya merasa lebih asyik lagi belajar di kelas, adanya kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, tapi cukup gerogi juga saat disuruh guru maju untuk menjelaskan materi di depan kelas/teman sekelas. 6. Guru berubah metode mengajarnya saat diberlakukannya kurikulum 2013, guru memberi tugas lebih, guru hanya memperhatikan kita saat diskusi. Lebih banyak memberi kesempatan kepada kami dalam berpendapat. 7. Penilaian guru terhadap kami adalah penilaian sikap, ke-agamaan kita, bacaan Qur’an kita, dan ibadah-ibadah kita.
8. Ada, sperti LDKS dan manfaatnya adalah melatih kita jadi pemimpin, merubah sikap kita, lebih mendorong kita agar percaya diri. Adanya pengadaan shalat dhuha dan zuhur bersama, yang bermanfaat melatih kebiasaan ibadah kita dan melatih kita untuk menjadi imam yang baik dan muadzin yang baik pula, karena kita digilir untuk menjadi imam/muadzin.
Interviewee
Muhammad Irfan Tam Tomo
105
Pewawancara
: Yuda Setiadi
Nara sumber
: Ibu Zahra (guru BK)
Hari/tanggal
: Rabu, 3 Desember 2014
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013? 2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara 1. Kurikulum 2013 itu komplit, Semua hal yang ada di dalamnya itu untuk kebaikan
peserta
didik.
Walaupun
ada
sedikit
siswa
yang
mengeluhkannya!
2. Upaya saya mendidik karakter murid saya di kelas delapan memberi materi dan melakukan tanya jawab, sehingga timbul kepercayaan diri dan rasa keingin tahuan mereka pada suatu materi yang saya ajarkan. Melatih siswa untuk berpendapat, membiasakan berdo’a dan memberi salam.
Interviewee
Zahra
106
Pewawancara Nara sumber
: Yuda Setiadi : Ibu Dwi Woro Hastuti (guru B.Inggris)
Hari/tanggal
: Rabu, 3 Desember 2014
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013? 2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara 1. Menurut saya, materi di kurikulum 2013 cukup bagus. 2. Cara saya untuk mendidik karakter anak-anak saya di kelas dengan membuat small group, agar siswa cakap dalam berpendapat pada suatu hal.
Interviewee
Dwi Woro Hastuti
107
Pewawancara Nara sumber
: Yuda Setiadi : Ibu Lidya (guru matematika )
Hari/tanggal
: Rabu, 3 Desember 2014
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013? 2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara 1. Adanya tambahan beberapa penilaian yang detail kepada tiap siswanya. 2. Setiap guru sebelum kurikulum 2013 sudah menerapkan pendidikan karakter, melatih siswa untuk kreatif dalam berbicara dan berkarya, membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar, dan lain-lain.
Interviewee
Lidya
108
Pewawancara
: Yuda Setiadi
Nara sumber
: Ibu Nina Nur Afni (guru B. Indonesia)
Hari/tanggal
: Rabu, 3 Desember 2014
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Wawancara 1. Kurikulum 2013 adalah upaya pemerintah untuk memajukan standar pendidikan Negara Indonesia ini.
2. Cara saya ada dua, yaitu adanya pembiasaan akhlak yang baik, pembahasaan siswa saat berkomunikasi, dan sikap mereka harus baik. Yang kedua, melatih keahlian mereka dalam berbahasa yaitu dengan cara melatih berani, terampil, percaya diri, dan tanggung jawab.
Interviewee
Nina Nur Afni
109
Pewawancara Nara sumber
: Yuda Setiadi : Ibu Endah (guru B.Arab)
Hari/tanggal
: Rabu, 3 Desember 2014
Tempat
: SMP IT Nurul Hikmah Matraman
A. Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang kurikulum 2013? 2. Bagaimana bapak/ibu mendidik karakter siswa-siswi dalam kegiatan mengajar bapak/ibu di kelas?
B. Jawaban Pertanyaan 1. Kurikulum 2013 bagus, tinggal kitanya saja yang mau atau tidak untuk merubah kebiasaan buruk kita di kurikulum yang sebelumnya.
2. Membiasakan mereka berdo’a sebelum dan setelah belajar, berkomunikasi dengan saya dan teman-temanya dengan baik serta sopan dan santun. Melatih keberanian mereka dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan masih banyak lagi.
Interviewee
Endah
110
LAMPIRAN 6
Dokumentasi A. Wawancara tentang implementasi kurikulum 2013 guru dalam mendidik karakter peserta didik kelas delapan SMPIT Nurul Hikmah Matraman.
B. Wawancara dengan murid untuk mengetahui cara mengajar guru di kelas.
C. Penyebaran angket tentang karakter siswa di kelas delapan.
111
NURLIL HIKMAH ISLAMIC JLTNIOR HIGH SCHOCL PLUS
SlttlP ISUM TERPADU NURUL HIKMAH Jalan Kelapa Hiiau N0.33 B Rt.006/014 Utan Kayu Selatan Matramarr Jakarta Timur kode pos :13120 Tetp./Fax : 021 858 3994 www. smpit-nurulhikmah. com
JAKA.RTA
SURAT KETERANGAN No. 083/ A - SMP IT NIV Xll 14
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:Rusmani Azmi, Lc.
Jabatan
: Kepala Sekolah
M.Ag
Tempat Tugas : SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah
A.lamat
. Jl. Kelapa Hijau
No. 33 B Rt 0061014
Utan Kayu Selatan - Matraman, Jakarta Timur
Menerangkan bahwa: Nama
: Yuda Setiadi
NIM
: i110011000082
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Asal Karyrus : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Telah melakukan penelitian di SMP IT Nurul Hikmah, Matraman sejak tanggal
2l
Oktober 2014 s.d
-
Jakarta Timur
2l Nopember2014.
Demikian surat keterangan
ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta"
2l Nopember
2014
NURUL HIKMAFi iSLAMIC JUNIORHIGH SCHOOLPLUS
Stl
fP ISIAM
TERPADTJ
ftrUffi{/t
HIK.{vq AH
Jalan Kelapa Hijau l'.l0.33 B Rt.006/014 Utan Kayu Selatan Matraman Ja
ka
r
ta''*
JAKARTA
No: 085/ A
-
" ,liff
SK - SMP
J,.l; i-i,"rii
i',
##.'iil # "
85
I
3es
4
IT NH/ Xfr/ 19M.----=#=,-.* t2 . : ... ..'' ' i
.,
'z
'if
'-
'1
-'::l
-
' I
I
i I
i
SMP ISLAM TERPADU NURLTL
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Nurul Hikmah
di
bawah naungan
Yayasan Da'wah Ummahatul Muslimat, setelah:
MENIMBANG: Berdasarkan Rapat Dewan Guru SMP Islam Terpadu Nurul Hikmah
Tahun Ajaran 2014 - 2015, maka dipandang perlu untuk tetap menyelenggarakan sistem pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas VTI dan kelas VItr MENGINGAT: Sesuai dengan hasil Rapat Dewan Guru SMP Islarn Terpadu Nurul
Hikmah Tahun Ajaran 2014 MEMPERH,\TIKAN:
l.
- 20i5
Hasil Rapat Dewan Guru SMP Islam Teqpadu Nurul Hikmah
MEMUTUSKAN MENETAPKAN:
Pertama Kedua
:
:
Mengukuhkan kurikulum 2013 sebagai sistem pembelajaran untuk kelas VII dan kelas VIII tetap diselenggarakan di SMP IT Nurul
Hikmah Bahwa dikemudian hari terdapat perubahan akan diinformasikan lebih lanjut
Keputusan ini berlaku sejak tanggal diretapkan
Ditetapkan Pada
di
tanggal
: Jakarta
: 3 Desember 2014
Hikmah
RENCANA PELAI(SANAAN PEMBELATARAN (RPP ) :SMPIT NURUL HIKMAH
Sekolah Mata Felajaran I(elas/ Semester Materi Pokok
Bahasa lnggris
vrrr/1 Menyatakan dan Menanyakan I(egiatan Sehari-hari 4 x 40 menit
Alokasi Waktu
A.
I(ompetensi lnti
KI1 KI2 KI3 KI4
B.
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianuhrya.
Venfnargai dan menghayati perilaku jujua disiplin, tanggungiawab, peduli (toleransf gotoig rJyong), s"r,torr, percay+ diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan keberadaannya. iocial dan alam dalam jangkauan pergaulan -pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) Memahami dan *"rr"ri.pk^rr berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merirgkai, -"orodifikasi, dan membuat) dan ranah_ abstrak (menulis, mcmbaca, ,rr".rgtit rrrg, menggambar, dan mengarang) sesu"i dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sarna dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar danindikator
No. 1.
1.1
Kompetensi Dasar Mensyukuri kesemPatan daPat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa Pengantar
munikasi Lntemasional Ya.g dir+"uj udkan dalam semangat ko
Indikator 1.1.1 Bersemangatdalammelaksanakan setiap kegiatan pada pembelajaran Bahasa Inggris. melaksanal
1.|1.2 Serius dalam
kegiatan pada pembelajaran Bahasa Inggris.
belqjar 2.
2.2
Menun j ukkan perilaku jujur,
Cisiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab d'alam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.2.7 Memberikan informasi 2.2.2
yang benar tentang kegiatan seh ari-hari. Menanyakan dan mejawab pertanyaan tentang kegia tan
sehari-hari mengg'makan bahasa inggris dengan percaYa diri. 2.2.3 Menunjukkan sikaP disiPlin selama mengikuti kegiatan menyatakan dan menanYakan kegiatan sehari-hari. 2.2.4 Menjawab pertanyaan teman dan guru tentang kegiatan sehari-hari dengan jujur.
2.2.5 Menunjukkan
sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan menyatakan dan menanyakan kegiatan sehari-hari.
3
3.6
Menerapkan struktur teks dan
3.6.1 Mengidentifikasi fungsi sosial
unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menya takandan menanYakan
menyatakan dan menanyakan kegiatan sehari-hari.
tindakan/kejadian Yang dilakukan,/ terjadi secara rutin atau meri:pakan kebenaran
3.6.2 Menggunakan struktur
teks yang
sesuai dalam percakapan
menyatakan dan menanyakan kesiatan sehari-hari. t--
umurn, sesuai dengan konteks p€nggunaannya
3.6.3 Menggunakan
rr,r*
kebahar*n
yang sesuai dalam menyatakan
dan menanyakan kegiatan sehari_
hari.
Menyusun teks iisan dan fulis unhrk menyatakan dan menanyakan tentang tinda kan/ kejadian yang dilakukan / te\adisecara rutin atau merupakan kebenaran umum, dengan memperhatkan fungsi sosial, strukfur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
C.
4.7.7 Meiakukan
percakapan
menyatakan dan menanyakan
4.7.2
kegiatan sehari-hari. Menrrli<]qan daftar kegiatan sehari-
hari.
Tujuan Pembelajaran Peserta didik:
1'1'1'1
Bersemangat dalam melaksanakan setiap kegiatan pada pembelajaran Bahasa
Inggris;
7-7.2.1 serius
2'2'!'1 2'2'LL
2'2'3'L 2'2'4'7
daram melaksanakan setiap kegiatan pada pembelajaran Bahasa
hggro; Memberikan informasi yu'.g u"rr* i""t*[ **; sehari-hari dalam bahasa inggris. Menanyakan dan mejawa! pertanyaan tentang kegiatan sehari-hari menggunalan -bahasa inggns dengan pertaya diri Menunir{'ka1 sikap aisiprin tut":r,u mengikuti kegiatan menyatakan dan
menanyakan kegiatan sehari_hari.
Menjawab pertanyaan teman dan guru
l*t1ng kegiatan sehari-hari dengan jujur. 2-2.5.1. Men'.rnjukkan sikap bertanggung jawab da]"am meraksanakan kegiatan menyqtakan dan menanyakan kegiatan sehari-hari.
3'6'1'1 Mengidentifikasi fungsi sosial yang sesuai menyatakan dan kegiatan sehari-hari.
menanyakan
3.6.2.1 Menggunakan struktur teks yang sesuai daram percakapan menyatakan dan menanyakan kegiatan sehari_hari. -3.6.3.1 Menggunakan unsur kebahasaan yang sesuai daram menyatakan dan menanyakan kegiatan sehari_hari. 4'7'L'1' Melakukan menyatakan dan menanyakan kegiatan sehari-hari. 4.7.L\ \lsnrrlislar"! ryt;it1r* daftar kegiatan r"fr*i_f,uri. D.
Materi Pembelajaran
1.
Fungsi Sosial dari ungkapan:
a. Menanyakan kegiatan setrari-hari b. Menyatakan kegiatan sehari-hari
L
Struktur Teks dari percakaan yang menggunakan ungkapan sapaan dan pamitan, yaitu:
a. opening b. content/sustaining
c.
closrng
3.
Unsur Kebahasaan dari ungkapan sapaan dan pamitan, yaitu:
a. Kata kerja dalam Simple Present Tense'
b. Adverbia:
always, often, somttiffEq
r!frert usually, eoery
c. Kosa kata: kata benda, kata kerja dan kata sifat yang terkait dengan oran& brnatang, benda di kelas, sekolah, rumah, dan sekitamya
d. Penggunaan nominal singular dan plural secara tepa! dengan atau tanPa a, the, this, thlse, fiy, their, dsb secara tepat dalant frasa nominal
e. UcaPa+ tekanan kata, intonasi,
f.
Ejaan dan tanda baca
g. Tutisan tangan.
E.
F.
Peurbelaiaran 1. Pendekatan Saintifik 2. Pendekatan Komunikatif
Metode
f\J
1'
u
Media, Alat, dan Sumber Pembelaiaran
1. Media a. Video daily activity (sumber: www.youhrh'com)
b. Buku
Paket "When English Rings a Bell"
2. AIat/Bahan Komputer & LCD
3. SumberBelajar KementerianpendidikancianKebudayaan.20l4. Bahasa Inggris tNhcn EnglishRings aBeIl
sMP/MTs Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
G.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1.
Pertemuan Kesafu
a.
Pendahuluan (10 menit)
1)
Guru mmyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk rnengikuti proses pembelajaran dengan memberi salarn nrengajak peserta didik untuk merapikan kelas dan penampilan mereka, mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdoa, dan memeriksa kehadiran peserta didik
2) 3)
Guru mengajak peserta didik melakukan Ice breaking untuk memotivasi siswa belajar Bahasa Inggis. Guru mengajukan pertanyaan tentang maEli Bahasa Inggis yang dipelajariatau telah dikenal sebelumnya.
4)
Guru menyampaikan tentang tujuan perrtbelajaran atau kompetensi dasar Yang akan dicaPai.
5)
Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian
k"gotat
sesuai RPP.
b.
Inti
L)
(50
menit)
Mengamati
a)
Siswa diberikan perbanyaan arahan untuk membantu memasuki topik dailY routines
b)
Peserta didik menyaksikan video yang berkaitan dengan kegiatan sehari-
hari.
2)
Menanya
a)
Dengan bimbingan guru peserta didik merumuskan pertanyaan terkait dengan isi, fungsi sosial, dan struktur teks, serta unsur kebahasaan dalam video yang telah disaksikan.
b)
Siswa lain dengan bimbingan guru diarahkan untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
3)
Mencob4/lvlengumpulkan Data atau Informasi
a) b)
Siswa menuliskan kegiatan sehari-hari mereka
Siswa bekerja dalam kelompok saling bertanyh jawab dengan teman kelompoknya tentang kegiatan sehari-hari.
4)
Mengasosiasi/vlenganalisis Data atau Inforrnasi
a)
Siswa membandingkan hasil tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari mereka dengan daftar kegiatan sehari-hari mereka sendiri'
b)
Siswa mernbandingkan hasil tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari mereka dengan kelomPok lain
5)
Mengomunikasikan
a)
-Setiap kelompok mempresentasikan hasil tanya jawabnya ke kelompok lain.
c. Penutup
1)
(10 MeniQ
Guru dan peserta didik secara bersama-sama rnembuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari pada pertemuan ini.
2)
Guru mengajukan pertanyaan kepada F€serta didik untuk membanhr mereka melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang telah merelca lakukan
3)
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk bertaya jawab kegiatan sehari-hari dengan orang lain di luar kelas dan menuliskarurya di lembar kerja yang tersedia.
4)
Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran yang akan datang.
H. Penilaian
1. Kompetensi Sikap Spiritual a. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri b. Bentuk Instrumen : l,embaro bservasi dan lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi N o.
Butir Nilai
:
Indikator
|umlah Butir Instrumen
Bersyu
1.
Bersemangat dalam melaksanakan setiap kegiatan pada oembelaiaran Bahasa Inssris. Serius dalam mel,aksanakan setiap kegiatan p ada pembela jaran Bahasa Inggris.
kur
1
1
IUMLAH
d. e.
Instrumen: lthat Lampiran 1A danLampiran 18. Pehrnjuk Penentuan Skor: lihat Lampiran 3.
2.
Kompetensi Sikap Sosial
a. b. c.
2
Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri Bentuk lnstrumen : Lembar observasi dan Lembar Penilaian Diri
Kisikisi
:
No.
Butir Nilai
1
Jujur
Jumlah Butir lnstrumen
lndikator
Memberikan informasi yang benar tentang kegiatan sehari-hari.
Menjawab pertanyaan teman dan guru tentang kesiatan sehari-hari denean iuiur.
1
1
Menanyakan dan mejawab pertanyaan tentang 2
Percaya Diri
3
Disiplin
4
Tanggung Jawab
kegiatan sehari-hari menggunakan bahasa inggris dengan percaya diri.
1
Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti kegiatan menyatakan dan menanyakan kegiatan sehari-hari.
Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan menyatakan dan
4-
1
men anyakan ke giatan sehari-hari.
Jumlah
3.
1
5
d. e.
Instrumen: PetunjukPenentuanSkor: KompetensiPengetahuan
a. Teknik Penilaian :Tes Lisan b. Bentuk Instrumen : tanya jawab tentang kegiatan c. Instrumen: Iampiran 1 d. Petunjuk Penentuan Skor:
sehari-hari
Keterampilan
a. TeknikPmilaian : Praktik b. Bentuk Instrumen : Rubrik Penilaian Tes Praktik c. Instrumen: d. Petunjuk Penentuan Skor:' Jakarta.,
20
november 2014
Mengetahui Kepala SMP
Rusmani
Azmitr MAg
Guru Mata Pelajaran
DwiWorc HastuES.Pd
Larnpiran
1
QUESTIOT{S:
1. WHATTIME DO YOU USUALY GET UP IN THE MORNING?
2. WHO DO YOU ALWAYS
PLAY WITH?
3. HOW DO YOU ALWAYS GO TO SCHOOL? 4. WHAT KIND OF BOOK DO YOU OFTEN READ? 5. WHERE DO YOU SOMETIME GO WITH YOUR FAMILY IN HOL1DAY
DAFTAR REFERENSI
Nama Judul
: Yuda Setiadi (1110011000082) : Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan Karakter Peserta
Didik Di SMPIT Nurul Hrkaah Matranian, Jakarta. Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ahmad Syaf i Noor.MA No Bab Nomor Hlm Referehsi F ootnote Skrinsi I
1
2
2
1
2
Parrif Bimbinsan
Ahmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia, (logjLkA4alAr-Ruzz Media, 20 1 1 ) h. 9 Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
(Bandung:
Il
PT Remaja Rosdakarya,
20tt\.h.26. a J
1
4
a
J
2
4
2
5
5
J
6
I
6
Sunarti dan selly rahmaWati, penilaian dalam kurikulum 20 13, (Yogyakarta:C.V Andi offset,2014), h; 1 Asmau:r sahlan, t.iirgga teguh piastyo.
Desain Pemb0lajaran
Berbasis
Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: ARRuzz Media). Cet.I. h.13 Al-Maqhribi bin said al-maghribi. Begini Seharusnya Mendidik Anak, (Jakarta: Darul Haq,2007), cet.4, h, I Abdul Majid, implementasi kurikuhim
\_
2013 kajian teoritis dan praktis, (Bandung: interes media, 2014) hal.6, cet.1 7
2
6
8
3
6
9
4 5
6 6
11
6
7
12
7
7
10
2
\
Syafruddin Nurdin, guru profesional dan implementasi kurikulum, (Jakarta: ciputat pers. 2002) hal. 70. Abdul Maiid. loc. cit. ha1.6. cet.1 Abdul Majid,Ibid., hal.6, cel1 Syafruddin Nurdin, guru profesional dan implementasi kurikulum, (Jakarta: ciputat
pers.2002) hal.73 ZainaLArifin, konsep dan model pengernbangan kurikulum, ( bandung:PT Remeja Rosdakarya, 2011) hal.3
Abdul Majid, irnplementasi kurikulum
2013 kajian teoritis dan
praktis,
(Bandung: interes media, 2014) hal.6, cet.1
t3
8
8
Yunus Abidin, desain pembelajaran
dalam konteks kurikulum
2013.
(_
(Bandr.tng:PT. Refrka Aditama, 2014), hal.24
Abdul majid, implementasi kurikulum
2013 kajian teoritis dan praktis, (Bandung: interes' media, 2014) hal,37. 10
Imas kunriasih, berlin sani, Implementasi
Kurikulum 2013:Konsep
&
Penerapan,
2014\h.21-22. cet"2 Imas kurniasih dan berlin sani, Ibid., h.2I-22. cet.Z Irtras kurniasih, berlin sani, knplementasi Kurikulurn 2013:Konsep & Penerapan, 2014\h.21-22; cet.4 Imas kurniasih, berlin sani, Ibid., h. 31.
16
L-LI
Cet.2
Imas kurniasih, berlin sani, Ibid., h. 39. Cet.2
Abdul rnaj id, implementasi kurikulum 20 L3 kajian teoritis dan praktis, (Bandung: interes rhedia, 2014) hal.55, cet.1 L6
Imas kurniasih, berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, 2014)h. 33. Cet.2 Imas kumiasih, berlin sani, Implementasi Kurikulum 20 I 3 :Konsep & Penerapan, 2014\h.35. Cet.2 Abdul maj id, implementasi kurikulum 2013 kajian teoritis dan praktis, (Bandung: iirteres media, z}lq hal.55,
L9
Imas kumiasih, berlin sani, Implementasi
cet.
l
Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, (Surabaya:katapena, 2014)h. 132-133. Cet.2
Imas kumiasih, berlin sani, Ibid., h. 65. Cet.2
Imas kurniasih, berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013:Konsep & Penerapan, Surabaya:katapena, 20 l4)h. 40 -42, Cet.2 Abdul majid, implementasi kurikulum 2013 kajian teoritis dan praktis, (Bandung: interes media, 2fr14) ha1.55, cet.1
Hamdani Hamid dan Beni
Ahmad
Saebani, Pendidikan Karakier Perspektif trslam, (Bandung: CV. Pustaka Seti 20i3), h.4
Hamdani Hamid dan Beni Ahnrad Saebani,ibid,, h,5
Nuraida dan Fjhlah Nur Aulia, Pendidikan Karaher Untuk Guru, (Jakarta: Islamic Research Publishing, 2010). Cet. III. h. 8.
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (surabaya: Karya Agong, Nuraida dan rihlah nur aulia, Pendidikan Karakter Untuk Guru, (Jakarta:aulia
Ramayulis,
Ilmu
Pendidikan Islam,
Jakarki: Kalam Mu Ramawlis,Ibid., h. 89 Iakatta: Kalam
Mulia 200fl.h. 89-90
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktis di Sekolah,(Bandung: PT Remaja Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Kai'akter,
(Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 41. Dharma Kesuma, dk,k, Pendidikan Karakter Kajian Teari dan Praktis di S e ko I a h, @ andung: PT Remaj a
Rosdakarya,2012),h.5 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Pet spektif Islam, (Bandung: CV. Pustaka Sotia,
2013),h.4
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani. Ibid.,h.5
Dharma Kesuma, dkk,
Pendidikan
Karakter Kajian Teori dan Praktis di
PT Remaja 2012),h,5 Abdul majid dan dian andayani, pendidikan karakter perspektif Islarn,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Sekolah,(Bandung:
20tt),h.36-37 Abdul majid dan dian anCayani, ndidikan karakter perspektif
44
39
29
2
Islam,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.37-38 Dharma Kesuma, dW, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktts di S e ko la h, @andung: PT Remaj a Rosdakarya
,2012\.h.9
muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2A1D.b.24 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspehif Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hal. 38 Maswardi Muhamiirad Amin, , Pendidikon Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose Media t akatt, 20 L l),
45
30
46
31
+/
32
48
32
muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter, @andung: PT Remaja Rosdakarya,
49
33
Hamdani Harnid dan Beni Ahmad Saebani, P endidikqn Karakter P erspektif
\
!) \4/
h. 67.
2o7t),h,43.
l-
50
33
Islam, @andung: CV. Pustaka Setia, 2013), h. 39. Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di S eko lah, (Jakarta: Transmedia, 20 I I),
I \
h.105.
46
51
52
Z
33
33
Masrvardi muharirmad amin, pendidikan karakter anak bangsa, (Jakarta: baduose media, 20L0), h. 36, cet.1
I
Maswardi muhammad amin, Ibid., h. 36, cet .1
48
53
34
t
54
34
I
Maswardi muhammad amin, pendidikan karakter anak bangsa, (Jakarta: baduose media,2010), h. 37. cet.1 Maswardi muhammad amin, Ibid., h. 37,
\
cet.l 55
56
34
5l
35
Abdul majid dan dian andayani, pendidikan karakter perspektif Islam,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 201 1), h. 30 Abdul majid dan dian andayani, pendidikan karakter persp ektif Islam, (B andung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011),
h.30
/
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012\.h.
tt.
Dhauna Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
20t2\.h. t6. Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikqn Karakter Di Sekolah, (Jakarta: Transmerlia, 2011), h. 49-52 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012\.h.20. Sugiyono, Meto de P enelitian P endidikan P en d eka tan Kuantitatif, Kua litatif, D an
R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 20 10), cet. 10. h. 38. Nana Syaodih Sukrnadinata, luleto de P enelitian Pendidikan, @andung: PT
2012\. cet.8.h.72 Sugiyono. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatit, kualitatif, dan
bandune: alfabeta.2013) Hal. 116 Ibid., Hal. 118 S. Margono, Metode Penelitian P endidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). h. 1s8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode P enelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja R.osdakarya, 2012), cet. 8, h. 220,
I{aris Herdiansyah. Metodoio gi P enelitian Kualitatif: untuk llntu-Ilmu Sos ial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2017), Cet. 3, h.132 Suharsimi Arikunto, Pros e dur
P enelitian
atu P e nd ekat an P raktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002\, cet. 12,h. 128.
Su
Haris Herdian syah. Meto dol o gi
Kualitatif: untuk llmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet.3,h.
P enelitian
118
Haris Herdiansyah. Ibid., Cet. 3, h, I l8
70 7T
46
Sugiyono, Metode Penelitian P
en
di dikan : P en d ekat an Ku a nti t a
tif
Kualitatif, dan R&D, (Bandung: 4l&b.lL?q9Q,g9! j.h, :?g Samiaj i Sarosa, P enelitian Kualitarif
o
52-63
t5
13
s0
74
t4
52
Zarnal Arifin, " P enelitian Penrdidikiri Metode dan Paradigma Baru", (Bandung: PT Rernaja Rosdakarya, 2011), cet.I, h. 17l. Anas Sudjiono, Pengantar Stdtistik Pendidikan, (Jakarta: PT Radja Grafindo I persada, 2Ol1),
cet.23,h.43.
J
Ir
ur
t
akarta, 5 Januari 201 5
Mengetahui,
Pembimbing
Prof.Dr. a.hmad Suafili Noor.wIA NIP: 19470 90219 57 lzrcat
M