IMPLEMENTASI KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: NURUL FITRIANINGSIH NIM: 111-11-213
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
i
IMPLEMENTASI KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: NURUL FITRIANINGSIH NIM: 111-11-213
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orangorang yang beruntung. (QS. Ali Imran,104)
Dan…
Kamu besar dengan karena berfikir besar, kamu kecil karena berfikir kecil Keterbatasanmu adalah pikiranmu, keberhasilan semata-mata bagaimana kamu menempatkannya dalam pikiranmu. Jadi langkah pertama adalah BERFIKIR BESAR…!!!
vi
PERSEMBAHAN
Dengan berucap syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tentu semuanya tidak lepas dari doa dan dukungan dari semua pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih banyak. Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.
Kedua orang tua yang selalu mendukungku di semua keadaan. Alm. Pak Machali, ku rindu saat bapak menenangkanku dalam peluknya, saat merasa takut, meyakinkanku bahwa aku bisa mandiri. Tak lupa es krim dan apel merah oleholeh wajibmu untukku. Pak,semoga putrimu ini bisa mejadi seperti yang bapak harapkan. Dan mak Mutmainnah, aku menjadi anak yang beruntung di dunia dilahirkan olehmu, tiada kata yang bisa melukiskan rasa terimaksihku dan syukurku. Terimakasih…
2.
Untuk mbak Zaimah, terimaksih sudah menjadi ibu sekaligus kakak yang hebat. Aku belajar banyak darimu. Kau paksa aku tersenyum meski kau tahu saat itu aku sulit melakukannya. Terimaksih…
Untuk 5F jagoan mak mut, tapi bukan aku. 3.
Untuk bude, bulek dan om yang tak bisa ku sebut one by one, akihh banget. Terimaksih doa dan motivasinya, tak lupa upin-upin ku (riva, vira, yuuga, elfa cs) yang selalu berhasil membuatku tersenyum bahkan ngakak.
4.
Untuk kakak yang sekarang entah dimana. Terimakasih…menjadi lantaran Allah melihatkan indahnya islam, tolabul ilmi, gunung, dll. Serta mbak Nisa yang sekarang damai disisiNya, banyak hal ku dapatkan darimu walau lewat penamu. vii
Kita tidak bertemu di dunia tetapi semoga di jannahNya kita bertemu dan bersapa. 5.
Untuk keluarga besar Mapala Mitapasa yang telah memberiku banyak hal yang tak bisa diukur dengan apapun. Rahasia Allah menghendaki aku melewati episode hidupku masuk Mitapasa di semester khomsah dan tetap ku syukuri. PENDASPALA XIX, power rangers terimakasih diijinkan berproses bersama. Otret maaf memposisikanmu menjadi mbak tertua single yang harusnya kita barengan. Tapi aku tau kamu baqoh hehehe, menoah, dorce dan pedet bagaimanapun kalian, tetep saja kalian adalah saudara pertama yang menenangkan dan meyakinkanku untuk terus lanjut berjuang di februari 2014 lalu, makasih dan maaf aku lulus duluan. Angkatan XX cipok yang jadi pawang pijetnya anak beskem, warot derno-ne diilangi, sangeng my good patner di kesek, si imbas-imbis ndang nyusul koncomu AT. Angkatan XIX maaf ga sampe rampung nemeni kalian. Dan semua yang tak bisa ku sebutkan satu per satu, terimakasih
6.
Pak sabar kantin konyol, terimakasih kebaikan utangnya dan kejailannya. Ra lali pak. Pak bon yang selalu ramah n membersihkan lingkungan belajar kami, pak satpam yang ga tw namanya tapi hafal wajah-wajahnya.
7.
Pak Mufiq, bu Asdiqoh, bu Rukhayati, pak Sairozi, pak Mukti terimakasih bantuan dan bimbingannnya
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “AKTUALISASI KODE ETIK PECINTA ALAM DALAM PENDIDIKAN ISLAM” STUDI KASUS MAHASISWA PECINTA ALAM MITAPASA 2016. Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada: 1.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd. serta Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
ix
3.
Dosen pembimbing Bapak Dr. Mukti, Ali M.Hum.. atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
4.
Dosen pembimbing akademik Bapak Mufiq, M.Phil. Terimaksih arahannya selama ini.
5.
Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
6.
Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.
7.
Sejawat-sejawat Mitapasa yang memberikan warna berbeda di masa kuliyah, segenap loyalitas Mapala MITAPASA.
8.
Teman-teman angkatan 2011, terimankasih proses dan bantuannya. Khususnya saat PPL di MTs Al Madinah dan saat KKN di Magelang.
9.
Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal dan kebaikan semua pihak
dapat diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Ia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya. Salatiga, 3 September 2016 Penulis
x
Nurul Fitrianingsih NIM. 111-11-213
ABSTRAK
Fitrianingsih, Nurul. 2016. Aktualiosasi Kode Etik Pecinta Alama Indonesia dalam Pendidikan Islam. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum. Kata kunci: Kode Etik Pecinta Alam, Pendidikan Islam pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan eviromentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. Dengan melakukan kesepakatan bersama yang berupa kode etik pecinta alam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan tujuanuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa saja yanag ada di lokasi penelitian. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Seperti hanya dokumentasi, peneliti mengambil subtansi dari buku-buku terkait, catatan harian danlain sebagainya. Kemudian melakukan pengamatan langsung di lapangan melalui perilaku mahasiswa seharihari. Dan yang terahir adalah peneliti mewawancarai mahasiswa pecinta alam yang selanjutnya digunakan sebagai tolakkan data yang ril untuk kesuksesan pembuatan skripsi ini. Setelah data berhasil di dapatkan, maka dapat disimpulkan Pemahaman Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga berbeda-beda, namun garis besarnya sama yaitu berusaha mengamalkan nilai-nilai Kode Etik Pecinta Alam dalam kehidupan sehari-hari. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Sebagian besar menyadari bahwa lebih banyak yang merusak bumi dari pada mereka yang peduli. Namun bukan berarti menghalangi langkah mereka untuk berusaha melestarikan bumi.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v MOTTO ......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix ABSTRAK .................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8 C. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 8 D. Penegasan Istilah ............................................................................. 9 E. Metode Penelitian
.......................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 13
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA B. PENDIDIKAN ISLAM
………….. ........... 15
......................................... 18
1. Pengertian Pendidikan Islam
......................................... 18
2. Landasan pendidikan islam
......................................... 21
3. Tujuan pendidikan Islam
......................................... 21
BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Mapala Mitapasa ................................................. 24 1. Identitas Organisasi
.......................................................... 24
2. Visi Misi Organisasi
.......................................................... 25
3. Struktur Organisasi
......................................................... 26
4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa ...................................... 27 B. Penyajian Data .................................................................................. 30 1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga..................... 30 2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga ..................... 37 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga …………………………………… ....... 43 B. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga ……………………….…………… 62 xiii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 69 B. Saran ................................................................................................ 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia hidup di bumi tidaklah sendiri, melainkan bersama dengan mahluk hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahluk hidup lainnya bukan sekedar teman hidup bersama dan pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia terikat erat. Tanpa mereka manusia tak dapat hidup. Ada hukum timbal balik di dalamnya. Oleh karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahluk yang paling berkuasa adalah tidak benar. Manusia bersama hewan, tumbuhan dan jasat renik menempati suatu ruang tertentu. Dalam ruang tempat manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik hidup, terdapat pula benda tak hidup seperi udara, air, tanah dan batu. Ruang yang ditempati mahluk hidup dan tak hidup disebut lungkungan hidup. Dan dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia. Tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi. Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan. Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia 1
itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.(Sri lestari’ dan Ngatini. 2010:27) Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam bukunya Sonny Keraf (2010: 181) yang berbunyi: “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.” Berdasarkan undang-undang tentang lingkungan hidup di atas, meliputi beberapa hal, diantaranya pertama, cakupan. Harus diakaui Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 mempunyai cakupan yang jauh lebih jelas, luas dan komprehensif. Cakupan atau ruang lingkupnya sama dengan cakupan atau ruang lingkup perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang meliputi dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan sampai pada pengawasam dan penegakan hukum. Kedua, dasar utama dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak lain adalah perencanaan. Dengan perencanaan yang baik, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik pula. Pemanfaatan, perlindungan, pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum hanya mungkin terlaksana dengan baik dan efektif kalau didasarkan pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Sebagaimana di atur dalam pasal 10 ayat empat: "rencana perlindungan dan pengelolahan lingkungan lidup (RPPLH) meliputi 2
tentang; a) pemanfaatan atau pencadangan sumberdaya alam. Selanjutnya b) pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup. c) pengendalian. Pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam dan d) adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Rencana yang memuat aspekaspek lalu menjadi dasar bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, maka pengawasan dan penegakan hukumnya pun akan jelas dan pasti dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa kita bisa berhasil dalam perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup. Ketiga, memperkuat Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 dan sejalan dengan visi besar kita untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan maka sasarannya adalah menjaga daya duku dan daya tampung lingkungan hidup. Segala sesuatu yang diatur dalam undang undang ini mulai dari perencanaan sampai pada penegakan hukum, khususnya pidana bertujuan mencapai sasaran akhir menjamin terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Berangkat dari sini kelompok pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan environmentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. L. Safii (1999: 33) dalam bukunya
3
mengemukakan, beberapa prinsip hidup untuk menuntut manusia dalam menerapkan etika lingkungan adalah sebagai berikut: 1.
Manusia bukan sumber dari semua nilai: kita adalah bagian dari lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menyayangi diri kita, sayangi pula semua kehidupan dan lingkungan yang ada.
2.
Lingkungan tidak disediakan hanya untuk kepentingan manusia. Akan tetapi, diperuntukan bagi semua kehidupan. Kita harus menjadi bagian dari lingkungan yang jujurdan cinta kepada lingkungan hidup kita.
3.
Sumber daya alam yang terbatas harus dipelihara untuk kepentingan manusia dan semua mahluk hidup lainnya. Pergunakan untuk keperluan vital, bukan dipergunakan dengan serakah.
4.
Sumber bahan dan energi jumlahnya sangat terbatas, hematlah pemakaiannya. Pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan yang
lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi : landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola hubungan guru dan murid, metodologi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, pembiayaan dan lain sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan seringkali berjalan apa adanya. Akibatnya kurangnya rasa kesadaran akan pentingnya pendidikan. Tujuan Pendidikan Islam sering kali diarahkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang hanya menguasai ilmu tentang Islam saja. Namun sebenarnya tujuan Pendidikan Islam sangatlah luas cakupannya. Dalam proses pembelajaran
4
Pendidikan Islam, memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas serta membentuk pribadi “khalifah” . Heri Gunawan (2014:10), menyatakan bahwa: “Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tuga pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membentuk insan khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.” Sumber daya alam adalah potensi sumber daya yang terkandung dalam bumi, Soerianegara dan indrawan (1983: 57) mengemukakan, salah satunya air dan dirgantara yang dapat didaya gunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara. Sumber daya alam dibagi berdasarkan: 1. Jenis a. Sumber daya alam hayati/ biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari mahluk hidup. Contohnya: tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain. b. Sumber daya alam non-hayati/ abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. Contohnya: bahan tambang, air, udara, batuan. Dan lain-lain. 2. Pembaharuan a. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui/ renewable yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. Contohnya: air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan liannya. 5
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui/ non renewable ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat diguakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta punah. Contohnya: minyak bumi, batubara, timah, gas, dan lain-lain. Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya. Manusia tidak dapat lepas dari kebutuhannya terhadap alam. Alam memerlukan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh manusia sebagai pemanfaatnya. Menurut Zakiyah Drajat (1996: 30-31) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pendidikan Islam” bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang meliputi : tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Apabila penyelenggaraan pendidikan Islam mampu mencapai tujuan umum ini, maka terwujudlah bentuk insan kamil dengan pola taqwa. Tujuan akhir dari pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah.
6
“dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) matangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. “ (QS. Al-An’am: 99) Berangkat dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian yang berjudul “Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dalam Pendidikan Islam (studi kasus organisasi mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga 2016”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013: 302).
7
Dari latar belakang yang terurai di atas dapat diketahui bahwa kesadaran manusia terhadap alam adalah salah satu wujut ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Kode Etik Pecinta Alam dalam Pendidikan Islam? 2. Bagaimana implementasi Kode Etik Pecinta Alam pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2016 dalam ranah Pendidikan Islam?
C. Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian antara lain: 1. Manfaat Teoritis Penulis berharap agar peneitian ini bermanfaat kepada para pembaca, serta menambah wacana mengenai aktualisasi Kode Etik Pecinta Alam dalam Pendidikan Islam khusunya Mahasiswa pada lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Manfaat Praktik a. Penelitian ini dapat menunjukkan pengamalan Kode Etik Pecita Alam Indonesia pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institute Agama Islam Negeri Salatiga 2016 b. Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan sadar akan lingkungan sebagai salah satu wujut ketakwaan kepada Allah SWT.
8
D. Penegasan Istilah Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan rang lingkup dalam penelitian ini, perlu di jelaskan istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain: 1. Implementasi Implementasi berasal dari kata: implementation yang berarti suatu pelaksanaan atau penyelenggaraan. Jadi arti dari implementasi di sini adalah mengaplikasikan sebuah teori ke dalam realita, sehingga akan menghasilkan manfaat dari teori tersebut serta dapat mengembangkannya menjadi lebih sempurna. Jadi, implementasi merupakan aplikasi atau penerapan yang berasal dari teori, berangkat dari teori kemudian diterapkan pada lapangan, sehingga dari permasalahan yang akan menghasilkan sebuah kesimpulan realistis. 2. Kode etik pecinta alam Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kode etik adalah tanda persetujuan yang mempunyai arti maksut tertentu; aturan yan telak di sepakati. Sedang pecinta alam adalah sekelompok orang yang mencintai alam semesta beserta isinya. Jadi Kode Etik Pecinta Alam adalah
aturan yang disepakati oleh
pecinta alam. 3. Pendidikan Islam Dilihat dari etimologis, istilah Pendidikan Islam sendiri terdiri atas dua kata, yakni “pendidikan” dan “islam”. Heri Gunawan (2014: iii) dalam bukunya,
9
dalam konteks keislaman, definisi pendidikan sering dengan berbagai istilah, yakni al-tarbiyah, al-ta‟dib. E. Metode Penelitian 1.
Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Moleong (1993: 3) menyatakan, penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi (Emzir. 2011: 3) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor- faktor, sifatsifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
2.
Sumber Data Menurut Arikunto (2004: 107), dalam bukunya sumber data dalam penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Sumber data primer Yaitu data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Jenis data primer dalam penelitian 10
ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara, observasi atau dengan cara lainnya. b. Data sekunder Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Ezmir (2011: 38) menyatakan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut : a.
Metode observasi mengatakan dalam bukunya metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Metode wawancara (interview) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait.
11
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis interview bebas terpimpin dan instrumen yang digunakan dalam interview ini adalah pedoman wawancara. Interview dalam penelitian ini, peneliti lakukan baik secara formal maupun secara nonformal. Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi : 1) Wawancara ketua umum mapala MITAPASA sejarah, visi dan misi mapala MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga. mengenai pengaktualan kode etik pecinta alam selaku yang bergerak di bidang pecinta alam. 3) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga mengenai hambatan yang di hadapi. c.
Metode dokumentasi Yakni mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung (Emzir. 2011: 66).
F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui pembahasan skripsi ini dengan baik, penulis sampaikan sistematika pembahasan sebagai berikut:
12
Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II, merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang memaparkan tentang konsep pecinta alam ditinjau secara umum tentang pendekatannya secara teologis, dan tentang Pendidikan Islam. Bab III, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian lapangan yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, penyajian data tentang pengaktualan mahasiswa pecinta alam MITAPASA terhadap kode etik pecinta alam dalam Pendidikan Islam. Bab IV, merupakan bab yang membahas tentang analisis aktualisasi kode etik pecinta alam dengan pendidikan islam. Bab V, merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian. Daftar pustaka Lampiran
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dicetuskan pertama kali pada Januari tahun 1974. Kode Etik ini menjadi acuan dan pegangan teguh bagi para pecinta alam se-Indonesia dalam bersikap dan berperilaku dalam segala kegiatan di alam bebas. Gladian ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-Ujung Pandang dan diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia. Gladian Nasional merupakan Event pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Gladian Nasional pada intinya adalah kegiatan “ajang latihan” bagi para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, skill keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai media silaturahim dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia. Kode etik pecinta alam Indonesia ini, sampai saat ini masih dipergunakan dan dipegang teguh oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia. Adapun isi kode etik pecinta alam Indonesia adalah: 1. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa 2. Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air 3. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa
14
Bila disimak lebih cermat, kode etik pecinta alam indonesia bermakna sebagai berikut: 1. Keinginan luhur dari para Pencinta Alam, yaitu keinginan yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan manusia, 2. Kesadaran akan hakiki Pencinta alam itu sendiri, Pencinta alam menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan tidak untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri. Muhammad Tri Asmil menyatakan, kandungan makna Kode Eti ini tentang keteladanan dan tuntunan ada dua, yaitu: Tuntunan hubungan yang vertical dan Tuntunan
hubungan
yang
horizontal
(http://mahorpalaunm.blogspot.co.id/2013/04/kode-etik-pencinta-alam-indonesia. dikutip tanggal 4 Oktober 2016 pukul 07.50 WIB). Hubungan yang pertama manusia meyakini Tuhan YME sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari segenap makhluk yang diciptakan-Nya. Alam sangat bergantung pada manusia, karena bila alam sudah tersentuh manusia maka ia akan menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada manusia, maka dia berhak mendapatkan kesejahteraan
15
yang di topang oleh alam ini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan alam ini untuk generasi yang mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan dalam Islam, memelihara lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan kewajiban ibadah-ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji. Sebaliknya, perbuatan
merusak lingkungan
atau perbuatan
yang bisa
mengakibatkan kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau pembunuhan dan perampokan . Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan Tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat diri masing-masing Pencinta alam sangat komplek dan sangat sulit untuk diberi batasan pengertiannya. Aspek yang dapat dilihat dalam pembicaraan tentang Pencinta alam yaitu tentang organisasinya, anggotanya, kegiatannya pelaksanannya, dll. Tentang individu Pencinta alam, apa kriterianya, siapa yang disebut pencinta alam dan masih banyak persoalan yang timbul. Banyak diskusi, musyawarah serta pertemuan-pertemuan nasional yang bermuara pada kesadaran bahwa
16
serbaserbi Pencinta alam itu unik dan menarik, menantang serta merangsang. Kesadaran itu menjadi keinginan yang dapat menggerakkan kebersamaan dan keserasian. Wujud keinginan tersebut berawal dari Forum Gladian Nasional III di Pantai Carita Jawa Barat tahun 1972. Forum tersebut mendapat mandate atau tugas untuk menyusun norma-norma sehingga dapat menjawab semua tantangan tersebut. Norma yang diharapkan tak kunjung muncul, penampilan bagai tak berujung. Namun penantian itu berakhir di Ujung Pandang dalam Forum Gladian IV tepatnya pada pukul 00.15 WITA, di pulau Khayangan, palu diketukkan sebagai akhir penantian dan sekaligus sebagai Kode Etik Pencinta Alam Indonesia. B. PENDIDIKAN ISLAM 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan. Dengan demikian bisa terjadi anak mendidik orangtuanya, seorang murid mendidik gurunya, lingkungan mendidik manusia dan singkatnya bahwa hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup itu sendiri (Tim Dosen IKIP Malang, 1988: 5).
17
Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik sekaligus makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan sebagai proses atas nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik (H.M. Arifin. 1987: 11), hail ini berkaitan dengan kesadaran lingkungan. Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang menghargai lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. sebagaimana pernyataan Naniek Suparni (1994: 28), dalam bukunya, kemerosotan lingkungan adalah produk (kebiasaan, budaya) masyarakat. Dan hanya dapat diselesaikan oleh keterlibatan masyarakat tanpa pandang bulu. Pendidikan harus dilaksanakan dengan proses bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Akibatnya ada proses timbalbalik yang bukan hanya manusia yang melakukan penyesuaian dengan kosmos, tetapi juga sebaliknya. Manusia belajar mengetahui alam, dan juga mengontrol alam itu (termasuk dalam etika alam). Dan juga belajar mengetahui dan merasakan keakraban dirinya, merasa tinggal di alamnya sendiri. Oleh karena itu landasan filosofiknya, filsafat pendidikan mengakui bahwa manusia itu harus menemukan dirinya sendiri sebagai bagian internal dari alam ( H.M. Arifin. 1987: 12) 18
Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba. Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah ta‟lim dengan kata kerja „allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam AlQur’an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang tua kepada anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya hanya ada pada Allah semata. Beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang mengandung kata tarbuyah Al-Isra’ (17: 24)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil" Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai tingkat dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi. Zarkowi Soejoeti, sebagaimana dikutip Malik Fadjar (1995: 55) memberikan pengertin pendidikan islam: petama, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam adalah jenis
19
pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan (1995: 14). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai bidang studi (sebagai ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu yang lain. 2. Landasan Pendidikan Islam Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak bagi muslim untuk dapat melaksanakan Islam secara baik dan benar. Sebab, pendidikan islam bertujuan mempersiapkan manusia agar dapat melaksanakan amanat. Dengan demikian landasan pendidikan islam adalah hukum islam (sumber hukum islam), yakni Al-Qur’an dan As-Sunah. Dengan dua landasan utama ini, dapat dikembangkan pola pengambilan hukum dengan ijtihad, al-mashlahah, al-mursalah,istihsan, qiyas, dan sebagainya (Drajat Zakiyah. 1992: 19). Ismail
Ali,
dikutip
Bahruddin
(2007:149)
dalam
bukunya
berpendapat bahwa, landasan ideal pendidikan islam terdiri enam macam, yaitu: Al-Qur’an, Sunnah, kata-kata sahabat, kemasyarakatan umah, nilainilai adat kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para pemikir islam. Keenam daar tersebut merupakan suatu herarki dan tidak dapat diubah susunannya. Namun demikian, pada hakikatnya keseluruhannya telah tercakup dalam dua dasar pertama, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.
20
3. Tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan yang paling utama adalah terciptanya manusia yang berkepribadian muslim. Menurut Langgulung yang dikutip Heri Gunawan (2014: 10) tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan „abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga
diberi
tanggung
jawab
untuk
menjaga,
melestarikan,
dan
memakmurkan bumi. Abdurrahman Saleh Abdullah yang dikutip Ahmad Zayadi (2006: 56), menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam harus meliputi empat aspek, yaitu: a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusi sebagai pengemban tugas khalifah fil Ardh, melalui pelatihan ketrampilan fisik. b. Tujuan rohani dan agama. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya
21
kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan. c. Tujuan intelektual. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mengarahkan
potensi
intelektual
manusia
untuk
menemukan
kebenaran dan sebab-sebabnya. d. Tujuan sosial. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai al-nas yang hidup bermasyarakat.
22
BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Mapala Mitapasa Data yang diperoleh dengan metode observasi pada jum’at 17 juli 2016, maka diperoleh data sebagai berikut: 1. Identitas Organisasi Nama Organisasi
:
Mapala Pecinta
Mitapasa dan
(Mahasiswa
Pemerhati
Alam
Salatiga) Bidang
:
Panjat tebing (rock climbing), susur gua (caving), pendakian gunung (gunung hutan) dan lingkungan hidup
Alamat Kantor
:
Jl. Tentara Pelajar No.2 gd. PKM I lnt. 2 kampus 1 IAIN Salatiga, Kode Pos 50721
Email
:
[email protected]
Website
:
mitapasa.wordpress.com
23
Kelurahan
:
Kalicacing
Kecamatan
:
Sidorejo
Kota
:
Salatiga
Provinsi
:
Jawa Tengah
2. Visi dan Misi Organisasi a. Visi Hamemayu hayuning bhawono, menghidupi dan memperindah, melestarikan alam sekitar. Dengan indikator visi sebagai berikut: 1) Mengembangkan kecintaan anggota Mapala Mitapasa terhadap alam sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk Allah SWT. 2) Memperkokoh persatuan anggota dengan mensinergikan maupun secara kekeluargaan. b. Misi 1) Menumbuhkan rasa keagamaan melalui kegiatan kepecintaalaman. a) Mengenali lingkungan sekitar. b) Identifikasi terhadap kerusakan lingkungan dalam jangka pendek / panjang. c) Memulai sikap tersebut dari diri sendiri. d) Melatih kedisiplinan beribadah.
24
2) Menumbuh kembangkan bakat dan minat kepecintaalaman. a) Latihan survival setiap waktu dan tempat. b) Melatih mental dan keberanian. c) Mengembangkan jiwa yang lebih mementingkan kelompok dari pada pribadinya dalam mengimplementasikan korsa. 3) Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkngan menyeluruh. 4) Meningkatkan sumber daya manusia tentang kepecintaalaman. 5) Prinsip Kode Etik Untuk menjadi pedoman dan prinsip anggota Mapala Mitapasa dalam membina pribadi dan wataknya. 6) Korsa Menurut Kamus Besar Theasurus Indonesia (Pusar Bahasa Kemendiknas, 2008) ialah menjunjung tinggi rasa empati terhadap sesame anggota sebagai perekat dan pemersatu dalam menyelesaikan suatu masalah, dalam melaksanakan kegiatan dan landasan gerak organisasi. Atau dalam bahasa lain atinya komando satu rasa. 3. Struktur Organisasi Pengurus Mapala Mitapasa IAIN Salatiga Per. 2015-2016 Ketua Umum
: Zaenal Arifin
Sekertaris Umum
: Dewi Oktavia Ni’ami
Bendahara Umum
: Nur Hikmatus Sa’diyah 25
Sie. Pendidikan dan Latihan
: Sholeh Rubiyanto
Sie. Logistik
: Abu Yazid
Sie. Lingkungan Hidup
: Nurul Fitrianingsih
Divisi Gunung Hutan
: Williyar Alibra Pratama
Divisi Rock Climbing
: Wahyu Hidayati
Divisi Caving
: At-Toriq Saputra
4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa Nomor
Nama
Logistik
Logistik
No
Merk
Jumlah
Keterangan
Mitapasa
2
Baik
Beal
3
Baik
NN
1
001/logWall MTPS/20 1.
clumbing 15
002/logKarmante MTPS/20 2.
l 15 Ukuran pendek
3.
Faders
003/log-
26
5
Baik
MTPS/20
Carabiner
Petzl2
15
srew
wiliam Petzl1 attache Smc
1
Petzl
1
Classic
1
Omegalite
5
Auto stop
petzl
1
Baik
Gri gri
petzl
1
Baik
Croll
petzl
1
Baik
004/logCarabiner MTPS/20 4.
Baik
snap 15
005/logMTPS/20 5. 15 006/logMTPS/20 6. 15 007/logMTPS/20 7. 15
27
008/logMTPS/20
Jumar
petzl
2
Baik
Figure of
Camp
eight
italy
3
Baik
NN
1
Kurang baik
Petzl
1
NN
1
Mammut
3
Claw
1
8. 15 009/logMTPS/20 9. 15 010/log-
Mailon
MTPS/20
rapid
15
(delta)
10.
011/logMTPS/20
Slink
Baik
11. 15
012/log-
Weebing(
Baik 12.
MTP/2015
standar)
013/log-
Weebing(
MTPS/20
pendek)
NN
9
4 NN
Baik
13. 15
Webbing
28
1
(panjang) 014/log-
Cotreck
2
Baik
Petzl
1
NN
1
Baik
1
Kurang baik
Crisbow
4
Baik
NN
8
Baik
NN
2
Baik
NN
27
18 baik
Harness MTPS/20 14.
panjat 15
kurang baik
015/logHarness MTPS/20 15.
caving 15 016/logCanone MTPS/20
Cover all
16.
Adventure 15
017/log-
Helm
MTPS/20
Helm
17. 15
batok
018/logMTPS/20
Flaisit
18. 15
19.
019/log-
Tabung
MTPS/20
gas
29
15 020/logKompor MTPS/20 20.
NN
9
Berkarat
NN
3 set,
Baik
Apache
3
IA
1
paravin 15 021/logMTPS/20
Nisting
21. 15
022/logSepatu MTPS/20 22.
Baik panjat
Indonesia
15
1 Advanture
023/logMTPS/20
Compas
Eiger
9
3 baik
Prusik
NN
7
Baik
protaktor
NN
8
Baik
23. 15 024/logMTPS/20 24. 15
25.
025/log-
30
MTPS/20 15 026/logLampu MTPS/20 26.
NN
4
2 rusak
NN
7
Baik
Lavuma
1
Baik
Cole man
1
Rusak
best way
1
Rusak
NN
11
badai 15 027/logMTPS/20
Matras
27. 15
028/logMTPS/20
Doom
28. 15
029/log4(kurang MTPS/20
Drigen
29.
Baik) 15 041/logMatras MTPS/20
30.
NN
10
Kurang baik
NN
1krnjng
Baik
bolder 15
31.
042/log-
Poin
31
MTPS/20
panjat
15 048/logMTPS/20
Chalkbag
NN
6
Baik
NN
2
Baik
-
3
2 rusak
-
1
Rusak
Soldier
NN
1
Baik
Kabel
NN
4
Baik
32. 15 073/logSepatu MTPS/20 33.
PDL 15 074/logMTPS/20
Piples
34. 15 076/logKompor MTPS/20 35.
listrik 15 082/logMTPS/20
36. 15 083/log37.
MTPS/20
32
15
panjang
gulung
B. Penyajian data 1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Bila disimak lebih cermat, kode etik pecinta alam indonesia bermakna sebagai berikut: Keinginan luhur dari para Pencinta Alam, yaitu keinginan yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan manusia, Kesadaran akan hakiki Pencinta alam itu sendiri, Pencinta alam menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan tidak untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri.. Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal, memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan seseorang. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur’an yang lain dan Hadist Nabi,
33
diantaranya adalah: hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali hanya kepada Allah yang menciptakan alam. Selanjutnya, hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Alam dengan segala sumber dayanya diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Dalam
memanfaatkan
sumberdaya
alam
guna
menunjang
kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh berlebihan atau boros). Demikian pula tidak diperkenankan pemanfaatan sumberdaya alam yang hanya untuk memenuhi kebutuhan bagi generasi saat ini sementara hakhak pemanfaatan bagi generasi mendatang terabaikan. Manusia dilarang pula melakukan penyalahgunaan pemanfaatan dan atau perubahan alam dan sumberdaya alam untuk kepentingan tertentu sehingga hak pemanfaatannya bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau hilang. Pemahaman Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa merupakan hal yang sangat urgen bahkan beragam pemaknaanya. Sebagaiman dalam hasil dari wawancara yang dilakukan kepada salah satu anggota organisasi tersebut pada: Senin, 21 Juni 2016, 12.30 WIB. Sebagai berikut:
34
“Pemaknaan kode etik pecinta alam dari anggota pecinta alam beragam, pengalaman dan juga cara pandangang seseorang mempengaruhi. Menurut saya kode etik pecinta alam adalah kesepakatan bersama yang di dalamnya memuat tentang bagaimana kita bersikap kepada alam, sesama ciptaan Allah.” (01/DA/07/2016) Koresponden DA mengungkapan bahwa mempunya ketertarikan dengan lingkungan hidup dan saat ini sedang mendalami tentang lingkungan dan konservasi. Dan juga jelasnya, ia juga sedang mendalami lingkungan hidup dalam perpektif Islam mengingat Mitapasa di bawah lembaga IAIN Salatiga. Hal serupa juga diungkapkan oleh anggota Mapala Mitapasa lain dengan kode responden AZ dalam wawancara pada hari yang sama, dengan hasil wawancara: “menurut saya, kode etik pecinta alama adalah aturan pecinta alam tentang bagaiamana kita hidup ditengah-tengah mahluk yang samasama hidup dan memerlukan makan. Sehingga bagaimana kita saling menghargai sesama mahluk hidup, saling menjaga karena kita saling membutuhkan.” (03/AZ/06/2016) Pendapat serupa juga di ungkapkan oleh DI, dimana ia adalah sorang anggota baru mapala namun mempunyai pandangan yang cukup kritis terhadap alam. Ungkapnya : “sebagai sesama ciptaan Allah, kita harus menjaga dan memeliharanya sesama ciptaaan Allah. Menghargai sesama, mulai dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Seperti halnya tentang sampah. Bagaimana kita bijak dengan sampah kita sendiri.” (02/DI/06/2016)
35
Kemudian koresponden lain (DO) juga menjelaskan beberapa pion pada hari yang sama pukul 18.30, yang isinya sebagai berikut: “Allah menciptakan langit, bumi beserta isinya. Dari diskusi lingkungan hidup yang saya ikuti beberapa waktu lalu, Allah menjelaskan dalam al-Qur’an bahwa lebih mudah bagi Allah menciptakan manusia dari pada ciptaan Allah yang lain. Dari sini masihkan kita pantas mengagung-agungkan akal kita untuk sombong dan berbuat dzalim kepada ciptaan Allah lain, padahal Allah lebih mudah menciptakan kita dari pada alam beserta isinya. Ini menjadi renungan khususnya diri saya untuk lebih peka lagi terhadap lingkungan. Pastinya belum bisa muluk-muluk untuk lingkup yang lebih luas, tapi dimulai dengan diri sendiri, lingkungan sekitar. Apa kontribusi kita untuk sekitar.” (05/DO/06/2016) hal yang sama diungkapkan oleh (WA), bagaimana sikap kita terhadap sesama ciptan Allah: “kita tidak bisa hidup sendiri. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, baik sesama manusia maupun dengan mahluk ciptaan Allah yang lain saling membutuhkan. di alam ini disadari atau tidak ada hubungan simbiosis mutualisme. Tidak melakukan hal-hal negatif. Karena saya percaya apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita, jadi bila kita berlaku baik kepada sesama ciptaan Allah yang lain, mereka pun akan berlaku baik pada kita. Mengingtkan saya pada hukum kausalitas dan dalam agama pun juga ada ayat yang menerangkan bahwa kita akan mendapatkan balasan atas perbuatan yang kita lakukan, dan itu bukan berlaku kepada sesama manusia saja tapi juga yang lain.” (04/WA/06/2016) Ungkapnya, meskipun ia tinggal di kota dan bukan dari backgron religi, tapi ia hidup di tengah-tengah keluarga yang menanamkan nilai religi sejak kecil. Lebih lagi ia tinggal satu komplek dengan pondok pesantrel Al-Falah, yang terbiasa dengan lingkungan yang kental akal nilai-nilai religi. 36
Koresponden lain yang juga anggota Mapala Mitapasa yang menjabat sebagai ketua umum periode 2013-2014 (AJ) mengungkapkan bahwa: “Berusaha untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sesama mahluk karena hal itulah yang mungkin bisa membuat lingkungan seimbang. Dan terus belajar, menggali makna-makna kehidupan dan bagaimana kita beralam. Menyadari bahwa yang menempati alam ini bukan hanya manusia tetapi ada mahluk-mahluk lain yang harus kita jaga kelestariaanya” (10/AJ/07/2016) Kemudian lebih lanjut, peneliti mewawancarai seorang anggota yang mungkin wawancara dengan pemegang sie lingkungan hidup selama dua tahun berturut-turut (YY). Tuturnya; “bahwa bagaimana sikap kita kepada sesama mahluk hidup adalah seperti yang disampaikan orang umumnya bila ditanya bagaimana kita bersikap kepada sesama ciptaan Allah, menghargai, merawat, dll. Merawat, menjaga adalah kata kerja yang didalamnya, sehingga menimbulkan aksi. Dengan kata lain ada yang diperbuat. Sebagai seorang yang hidup di negara hukum, kita memiliki undang-undang yang di dalamnya memuat bagaimana kita bersikap terhadap alam (sesama ciptaan Allah), begitupun dalam al Qur’an maupun hadits juga dibahas bagaimana ki bersikap sudah begitu banyak landasan kita untuk bersikap baik secara undang-undang maupun ayat alQur’an. Ibarat orang berjalan kita telah memegang peta tentang tujuan kita, sekarang tinggal langkah yang menentukan, mau maju atau diam di tempat. Kita tahu sebagai sesama ciptaan Allah harus menghargai, menjaga. Tapi menghargai dan menjaga yang seperti apa” (11/YY/07/2017) Sejalan dengan pernyataan di atas, hasil wawancara dengan anggota lain yang diberi kode koresponden BR pada hari Senin, 18 juli 2016 menyatakan bahwa:
37
“sebagai sesama ciptaan Allah kita harus menghargai, menjaganya. Bukankah manusia dibumi tugas utamanya adalah untuk ibadah. Dan sependek yang saya tahu amalan apapun asal baik, bisa di niatkan untuk beribadah. Bisa juga kita menjaga alam berbilai ibadah bila kita niatkan untuk ibadah. Menjaganya untuk tetap lestari demi kehidupan yang lebih baik, untuk anak cucu kita kelak” (20/BR/07/2016) Dari pengamatan lapangan dapat digambarkan sikap Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga kepada sesama mahluk ciptaan Allah adalah sebagai berikut: Sebagian besar anggota Mapala Mitapasa, beranggapan tentang bagaimana bersikap kepada sesama mahluk ciptaan Allah adalah dengan menghargai, menjaga. Karena manusia adalah mahluk soaial dan kita tidak bisa hidup sendiri, kita membutuhkan alam dan alam pun membutuhkan kita. Ada hubungan timbal-balik di dalamnya. Untuk menjaga hubungan itu tetap harmonis harus ada tindakan yang dilakukan. Apa lagi bila di kaitkan dengan manusia sebagai khalifah fil ard, manusia yang diberi amanah oleh Allah sebagai pemimpin Allah di bumi, yang dibekali
akal
dalam
penciptaannya.
Tentunya
manusialah
yang
bertanggung jawab atas kelestarian maupun kerusakan yang terjadi di bumi. Selanutnya, implementasisi tanggungjawab Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga akan lingkungan kepada Allah Sebagaimana hasil dari wawancara kepada anggota Mapala Mitapasa dengan kode AY yang sudah menjabat kepengurusan selama 2
38
tahun. Hasil wawancara yang dilakukan pada hari kamis 11 Juli 2016, sebagai berikut: “menurut saya, wujud tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah ialah kita bisa memulai dari lingkungan sekitar. tentang momok klasik yaitu sampah. Dimulai dari sampah yang dihaslkan oleh diri sendiri. Contoh kecilnya dari bungkus permen, puntung rokok. Bila kita bisa bijaksana dengan hal-hal kecil, yang lain akan mengikuti. Bukankah kualitas lingkungan di tentukan oleh kualitas manusia” (12/AY/07/2016) Kemudian kaitannya dengan tanggungjawab akan lingkungan sebagaimana wawancara yang dilakukan pada waktu bersamaan (AS) sebagai berikut: “ketika kita menggunakan/ mengambil sesuatu dari alam kita juga harus berupaya melestarikannya. kita ambil contoh air. kita tidak bisa hidup tanpa air. dari buku yang pernah saya baca, di dunia ini 90% adalah air . Memang lebih dominan air dari pada daratan tapi hanya 30% dari total air yang ada di bumi ini yang bisa di konsumsi manusia. mengingat begitu sedikitnya air yang bisa di gunakan, sudah seharusnya kita lebih cermat menggunakannya, menjaga kelestariannya dengan ikut penanaman, tidak buang sampah di sungai, dll. Itu baru air padahal masih banyak sumber-sumber energy yang kita pakai dan itu berlaku untuk semua bukan hanya air saja.” (12/AS/07/2016) Hasil pengamatan pada anggota lain (NS) yang berpendapat bahwa: “Wujud tanggungjawab akan lingkungan adalah kita memperkaya diri dengan memperbanyak ilmu tentang lingkungan, etika lingkungan. Kita dalami di filosofinya, sebagai bekal tindakan atau aksi-aksi kita. Misalnya tanam pohon, sebelum menanam mungkin kita bisa refleksi bersama apa manfaat menanam pohon. Bisa jadi atas keadaan sekarang dimana krisis air bersih, udara yang semakin tercemar, bencara banjir dan tanah longsor dimana-mana, dll. Dimulai dengan obrolan-obrolan ringan yang kemudian menjadi aksi lingkungan.” (06/NS/06/2016)
39
NS adalah anggota Mapala Mitapasa yang sejak kecil hidup di salatiga. Ia mengaku bahwa masa kecil dulu salatiga masih sejuk udaranya, dingin dan masih banyak lahan hijau. Beda dengan sekarang, gedung dimana-mana, lahan produktif disulap menjadi pabrik, dan semakin sedikitnya pohon. Dari keprihatinan itu ia mulai giat mendalami tentang lingkungan. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh saudara yang diberi koresponden ZZ yang juga di berdomisili di salatiga. Ia mengungkapkan bahwa: “bentuk tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah adalah kita peka akan lingkungan sekitar. Dimana pun kita berada, kita bisa membaca keadaan sekitar, lantas apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan tempatnya. Tentunya penanganan untuk daerah kota dengan hutan berbeda.jadi menurut saya, tanggungjawab kepada lingkungan adalah kepekaan dan penanganan sesuai dengan tempatnya.” (12/ZZ/07/2016) Dari wawancara di atas dapat saya simpulkan, wujut tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah adalah bagaimana bersikap, peka dan beraksi terhadap lingkungan. Membangun kesadaran tentang pentingnya lingkungan, menyadari bahwa bukan hanya kita tapi anak cucu kita kelak juga akan menempati lingkungan ini. Jadi bila kita bisa bijaksana terhadap lingkungan yang akan menikmati sampai anak cucuk kita kelak. Kesadaran tentang lingkungan. Bisa di bangun dari pembicaraan kecil
40
mengenai lingkungan, menyadari sampah-sampah terkecil dari kita sampai aksi-aksi yang lebih besar lagi. 2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga Untuk mengetahui mengetahui pemahaman sebagai kalifah fil ardh oleh Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat, maka penulis melakukan wawancara kepada beberapa narasumber, berikut adalah hasil dari penelitian. Pertama penulis mewawancarai anggota mapala, koresponden dengan kode SR dan hasilnya sebagai berikut: “sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai islam. Pengenalan dan pembekalan akan lingkungan sejak dini akan tertanam dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi sadar lingkungan sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan disini memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat.” (13/SR/07/2016) Hal tersebut juga diperkuat oleh anggota lain, UB misalanya. UB menyebutkan dalam wawancara pada hari sabtu 16 juli 2016 pukul 10.16 WIB, sebagai berikut: “Melihat dari perintah dan laranangan tentang kelestarian lingkungan. Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan sesama manusia. Dengan berusaha menjaga keseimbangan dengan memegang teguh memayu hayuning bawana.” (14/UB/07/2016) Serupa dengan pernyataan di atas, hasil wawancara terhadap RA sebagaimana yang dilakukan pada hari senin, 18 juli 2016, sebagai berikut:
41
“sebagai seorang pemimpin di bumi, kita harus berusaha bagaimanapun juga melestarikan ciptaan Allah, walau pun memang apa yang Allah ciptakan di bumi ini untuk kepentingan manusia tapi juga harus sesuai mestinya. Kita mengambil sesuai kebutuhan dan harusnya juga di imbangi dengan melestarikannnya. Pun, semua itu tidak bisa jauh dengan hubungannya dengan manusia yang lain. Baik dengan alam maupun dengan sesama manusia kita saling membutuhkan.” (15/RA/07/2016) Sependapat yang sama juga di sampaikan oleh anggota yang lain yaitu SM, dalam wawancara yang dilakukan pada waktu yang sama menurutnya: “Sebagai yang ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi, kita menjaga ,merawat alam dan sesama manusia kita adalah mahluk sosial. Kita saling membutuhkan pertolongan orang lain dan sesama manusia kita bagaimana bersama-sama menjaga alam karena kebutuhan manusia semua dari alam. Misalnya dari padi, bagaiman kerjasama dari petani yang menanam sampai dengan konsumen terjaga hubungannya. Dan semua itu merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat di pisahkan” (16/SM/07/2016) Anggota lain datang HW dan menambai, bahwa: “walau dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai pemimpin di bumi namun ini bukan berati kita bebas mengeksploitasi alam, bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam ini di ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Tidak bisa dipungkiri kita bergantung dengan alam. Kita berhidup semua menggambil dari alam. Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan tertier semuanya dari alam. Memang alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi tetapi semua ada batasannya. Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan kita terhadapnya. Terbukti bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua karena kita lali, menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya. Semua itu kita tidak bisa bekerja sendiri. Seperti hanya untuk menjadi sebuah baju, seorang membuat jarum, seorang yang lain mebuat benang, yang satunya lagi menjahit dan sampai akhirnya menjadi baju. Belum sampai disini, ada orang yang ke sekian yang bertugas menjadi distributor dan penjual sampai akhirnya kita membeli dan memakainya. Itu baru satu contoh padahal di dunia ini banyak sekali manusia yang bertugas dan saling membantu menyediakan kebutuhan manusia. Disini kita saling membutuhkan baik dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai baik dengan alam maupun dengan sesama manusia.” (18/HW/07/2016)
42
Pendapat ini juga lebih diperjelas lagi oleh salah seorang pengurus ZA. Ia mangungkapkan bahwa: “menjaga ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat sebagai khalifah fil ard adalah saling menghargai. Seperti misalnya pada hari bumi yang jatuh pada tanggal 24 April 2016, mapala se-Salatiga dan perwakilan dari warga setempat mengadakan rentetan acara diantaranya bersih kali Andong Salatiga. Ini merupakan salah satu wujut kita menjaga ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat.” (19/ZA/07/2016) Dan dari pengamantan penulis di kantor kesekretariatan Mapala Mitapasa, saat diskusi yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 Juni 2016 yang bertemakan pecinta alam dalam kajian islam. Di dalamnya membahas manusia sebagai pemimpin di bumi, etika lingkungan, dari kesimpulan yang penulis dapat selama diskusi berlangsung bahwa pada dasarnya semua pecinta alam meyakini adanya Tuhan. Semakin seseorang itu berpetualang dan melihan alam yang begitu indah secara tidak langsung, ia meyakini Allah yang indah ini ada penciptanya dan sudah tentu Sang pecipta lebih indah dari Yang DiciptakanNya. Dan dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membahas konsep dasar tentang alam. Diantaranya satu ayat berkaitan dengan khalifah fil ardh adalah bahwa alam ini ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia (untuk dihuni, dirawat dan dimanfaatkan oleh manusia). Walau alam memang tercipta dan ditundukkan untuk manusia dan juga bahwa manusia di beri amanah oleh Allah sebagai wakilNya di bumi, bukan pelegalan untuk manusia unuk serakah mengambil secara bebas dari alam. Walau alam telah dijinakkan
43
namun, ada batasannya. Alam pun akan marah bila manusia serakah mengekploitasi tanpa di imbangi dengan perbaikan/ pelestariannya. Dan juga di lain ayat ada yang membahas bahwa alam ini adalah warisan, sesuatu yang harus dipindahkan kepemilikannya ke generasi selanjutnya. Jadi bisa dibilang kepemilikan alam ini estafer dari generasi ke generasi. Bila di tangan kita alam kita rusak lalu apa yang kita tinggalkan untuk anak-cucu nanti. Bila yang kita tinggalakan adalah alam yang rusak, hutan yang gundul, air yang tercemar,
polusi
udara
dimana-mana.
Secara
tidak
langsung
kita
menelantarkan mereka, dan dosa kita mengalir bahkan walau sudah meninggal. Bagaimana tidak, karena kelalaian kita menjaga alam. orientasi kita hanya keuntungan pribadi tanpa pikir panjang. Tugas manusia sebagai pemimpin adalah menjaga kesimbangan bumi agar tetap lestari. Singkatnya
manusia
di
bumi
mempunyai
3
hubungan
yang
berkesinambungan, dalam nilai dasar mapala Mitapasa di sebut trilogi hubungan. Yang pertama manusia dengan tuhannya, manusia dengan alam dan yang terahir manusia dengan manusia. Dimana manusia harus menjaga keharmonisan hubungan ini sesuai dengan kapasitasnya. Bila yang pertama manusia sebagai hamba, yang kedua manusia sebagai pemimpin dan yang ketiga manusia sebagai bagaian dari manusia lainnya. Dari wawancara dan pengamatan penulis di sekretariat mapala mitapa, dapat penulis simpulkan pemahaman khalifah fil ard anggota mapala mitapa dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat adalah 44
walau memang sudah di tegaskkan dalam Al-Qur’an bahwa, manusi dijadikan Allah sebagai wakilNya di bumi dan alam juga sudah di tundukkan untuk kepentingan, keberlangsungan hidup manusia. Namun bukan berarti kita bebas mengeksploitasi alam. Ada batasan tertentu alam jinak atau tunduk. Keserakahanlah yang membuat manusia lalai menjaga alam. Sebagai pemimpin di bumi manusia juga diberi amanah untuk menjaga dan melestarikan alam. Karena kepemilikan alam ini estafet dari generasi ke generasi. Pengertian estafet dari generasi ke generasi, secara tidak langsung terjalin hubungan sesama manusia. Bagaimana dari generasi ke generasi selanjutnya mengkomunikasikan untuk menjaga dan melestarikan alam.
45
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara/ interview, observasi dan dokumentasi. Maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih oleh peneliti yaitu penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan mengalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian dengan pihak terkait. Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisa oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah diatas. Di bawah ini adalah hasil analisa peneliti, yaitu 1. Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pemahaman Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga adalah bagaimana sikap Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga terhadap sesama mahluk ciptaan Allah SWT. Sesuai dengan isi Kode Etik Pecinta Alam poin pertama, pecinta alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha
46
Esa. Dan islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal, memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan seseorang. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur’an yang lain dan Hadist Nabi, diantaranya adalah: hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali hanya kepada Allah yang Menciptakan alam. Sementara itu Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga menyikapi dengan sesama ciptaan Allah berbeda-beda, namun garis besarnya sama yaitu menghargai, menjaga. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Sebagaiamana koresponden DA mengartikan kode etik pecinta alam adalah “kesepakan bersama yang didalamnya memuat tentang bagaimana bersikap kepada alam dan sesama ciptaan Allah”. Disini dapat ditarik satu benang merah yaitu bagaimana bersikap kepada alam dan sesama ciptaan Allah. 47
Kembali kepada fitrah manusia di bumi dan salah satu tujuan pendidikan islam adalah menjadikan manusia mempuanyai jiwa pemimpin/ khalifah fil ardh. Dalam penciptaannya, manusia di beri kelebihan oleh Allah berupa akal, yang menjadi pembeda oleh penciptaan mahluk Allah yang lain. Dan menjadi alasan mengapa Allah memberikan tanggng jawab sebagai wakil-Nya di bumi. Sebagai wakil Allah, maka manusia harus bisa merepresentasikan peran Allah terhadap alam semesta termasuk bumi seisinya antara lain memelihara (al-rab) dan menebarkan rahmat di alam semesta (rahmatan lil ‟alamin). Oleh karena itu kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam, untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di alam. Untuk mempertahankan dan memenuhi hajat hidupnya, manusia diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala sumberdaya alam secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan bertanggungjawab. Baharuddin dalam bukunya (2007:66), sebagai wakil Allah di bumi manusia harus mewujutkan kesejahteraan bagai komunitas jagad raya. Paling tidak menciptakan suasana kondusif. Baik bagi dirinya sebagai eksistensi mikrokosmis, juga bagi alam sekitarnya sebagai mikrokosmis. Sejalan dengan ini, Al-Qur’an dalam surat Hud ayat 61 menyatakan :
Artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya”
48
Dalam upaya memakmurkan kehidupan satu pihak mengisyaratkan adanya tuntunan senangtiasa menjalin keharmonisan antara dirinya dengan Allah sedang pihak lain mausia dituntut untuk meneruskan ciptaan Allah di bumi dengan mengurusnya dan mengembangkannya sesuai dengan amanah yang diberikan Allah. Dalam hal ini mengembangkan pola kehidupan antarsesamanya, baik aspek lahir ataupun aspek spiritual. Sejalan dengan ini koresponden AJ menyatakan bagaiama sikap kita kepada sesama ciptaal Allah adalah “berusaha manjaga keharmonisan hidup sesama ciptaan Allah. Dan terus menggali makna-makna kehidupan dan bagaimana kita beralam, bukan hanya manusia tapi ada mahluk-mahluk lain yang harus kita jaga kelestariannya”. Menjaga keharmonisan hidup sesama ciptaan Allah berarti kita menjaga keselarasan, keseimbangan alam. Keseimbangan merupakan hukum Tuhan yang juga berlaku atas alam termasuk manusia. Muhjiddin Mawardi (2011:29) menyatakan, Keseimbangan ini bisa mengalami gangguan (dis-harmoni) jika salah satu atau banyak anggota kelompok atau suatu kelompok mengalami gangguan baik secara alamiah (karena sebab-sebab yang alamiah) maupun akibat campur tangan manusia. Jika terjadi gangguan terhadap keseimbangan alam, maka alam akan bereaksi atau merespon dengan membentuk keseimbangan baru yang bisa terjadi dalam waktu singkat, atau bisa pula dalam waktu yang cukup lama tergantung pada intensitas gangguan serta sifat kelentingan masing-masing sistem alam yang bersangkutan. Keseimbangan baru
49
yang terbentuk ini sudah barang tentu bisa berbeda secara kuantitatif maupun kualitatif dengan keseimbangan sebelumnya. Demikian pula keseimbangan ini bisa bersifat merugikan, bisa pula menguntungkan bagi anggota komunitas atau kelompok yang bersangkutan. Perilaku dan perbuatan manusia terhadap alam termasuk antar manusia yang diharamkan (dilarang), sebenarnya bertujuan agar keseimbangan atau harmoni alam
tidak
mengalami
gangguan.
Larangan
untuk
tidak
mengambil/
mengleksploitasi alam secara berlebih, tebang pilih, sebenarnya mengandung pesan bahwa keseimbangan lingkungan dan harmoni kehidupan tidak boleh diganggu dengan perbuatan-perbuatan yang merusak. Alam diciptakan Allah dalam keberagaman kualitatif maupun kuantitatif seperti ukuran, jumlah, struktur, peran, umur, jenis kelamin, masa edar dan radius edarnya. Walaupun demikian, alam dan ekosistem ciptaan Tuhan yang sangat beragam ini berada dalam keseimbangan, baik keseimbangan antar individu maupun antar kelompok. Selajutnya koresponden dengan inisial AZ, ID, BR dan YY yang keempatnya berpendapat bahwa sebagai sesama ciptaan Allah harus saling menjaga, merawat, bagaimana bijak dengan sampah. Hubungan manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya, bukanlah hubungan penahluk dengan yang ditahlukkan, atau hubungan tuan dengan hamba, melainkan hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah. Karena, meskipun manusia mampu mengolah (menguasai) alam atau sesama, namun
50
hal tersebut bukanlah akibat kekuatan yang dimilikinya melainkan akibat tuhan menundukkannya untuk manusia. Untuk menepis perilaku destruktif manusia terhadap alam, termasuk bagi manusia lainnya, diperlukan batasbatas etika dan moral. Karena konsep alam dalam Al-Qur’an mengisyartakan adanya perilaku seimbang dan harmonis antara manusia dan lingkungannya. Sebagaimana surat Al-Zukhruf ayat 32 :
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain” Sesungguhnya yang menimbulkan permasalahan lingkungan ialah manusia itu sendiri yang dalam aktivitasnya tidak memperdulikan keseimbangan dan keselarasan lingkungan. Manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan melampai daya dukung lingkungan. Dalam nilai dasar mapala Mitapasa (2015:34) eksploitasi terhadap alam yang berlebihan itulah yang menyebabkan terganggunya keseimbangan dan keserasian lingkungan. Tuntutan gaya hidup, keserakahan dan didorong motivasi untuk mencari keuntungan materi. Perilaku manusia yang menyebabkan harmonis dan dis-harmonis lingkungan. Firmannya dalam surah Ar-Rum ayat 41
51
Artinya: “telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”
Diantaranya empat faktor penyebab persoalan lingkungan, yaitu (1) sikap dan perilaku; (2) jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan persebarang taidak merata; (3) globalisasi; dan (4) desentralisasi (Agus Indiyanto,2012:276).
Keempat faktor tersebut saling mempengaruhi dan
tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Karena pada dasarnya semuanya berpangkal pada sikap dan tingkah laku manusia yang bersumber pada persepsi yang ada pada diri mereka. Malik Haris yang dikutip Made Kutanegara (2014:100) menyatakan bahwa, menurut pandangan holistik, antara manusia di satu pihak dengan lingkungan hidup di pihak terintegrasi sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan karena segala kebutuhan manusia tersedia dan diambil dari lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan demikian erat dan merupakan hubungan yang bersifat fungsional. Manusia harus menjaga dan memelihara lingkungannya. Sementara itu lingkungan hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan manusia. Inilah mengapa kita harus menjaga keseimbangan lingkungan.
52
Perilaku manusia untuk lebih peduli lingkungan tidak terlepas dari tingkat pengetahuan dan sikap tentang berbagai hal yang berkaitan dengan lingkungan. Pengetahuan seseorang tentang suatu hal akan berkaitan dengan lingkungan. Made (2014:102) pengetahuan menjadi dasar pembentukan keyakinan serta keyakinan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan sikap. Sikap kepedulian lingkungan hidup tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki, karena tidak sedikit pula orang yang memiliki pengetahuan, tetapi masih bersikap tidak ramah lingkungan. Selanjutnya koresponden dengan kode BR menyatakan, menghargai sesama ciptaan Allah. Di niatkan untuk ibadah, menjaganya agar tetap lestari demi kehidupan yang lebih baik lagi, untuk anak cucu kelak. Bila dilihat dari tujuan penciptaannya, tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Mujiyono (2001:15) menyatakan dalambukunya, agama islam memandang bahwa semua aspek kehidupan dan apa saja yang dilakukan manusia semata-mata sebagai sarana beribadah kepada Allah Sebagaimana firmanNya dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56
Artinya: “ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Oleh karena itu memelihara lingkungan dalam islam merupakan bagian dari totalitas ibadah manusia, oleh sebab itu islam menjadi rahmatan lil „alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang mendorong umat agar tidak
53
membuat kerusakan di bumi dan alam semesta. Kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di alam. Untuk mempertahankan dan memenuhi hajat hidupnya, manusia diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala sumberdaya alam secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan bertanggungjawab. Segala sikap, perilaku atau perbuatan manusia (lahir dan batin) yang berkaitan dengan pemeliharaan alam harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan setelah kehidupan dunia ini berakhir. Islam melarang pemanfaatan sumber daya alam yang melampaui batas, berlebihan, dan boros. Sumini sebagaimana dikutip Made Kutanegara (2014:135) energi mampunyai peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Kebutuhan energi masyarakat cukup tinggi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi. Selain itu, energi juga menjadi bahan baku untuk kebutuhan lainnya seperti industry, manufaktur, pertanian, hotel dan perkantoran. Sejalan dengan ketergantungan yang tinggi terhadap energi, pemerintah belum sepenuhnya mampu menyediakan kebutuhan energi masyarakat. Di Negara berkembang sumber energi sebagian besar adalah tenaga manusia dan biomas (bahan bakar tumbuhan), energi itu dugunakan terutama untuk keperluan domestik. Sedang di negara maju, sumber energi sebagian besar berupa bahan bakar fosil ditambah energi PLTA dan PLTN. Energi biomas hampir tidak digunakan (Otto Soemarwoto,1985:230). Penggunaan 54
dari masing-masing energi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengguaan energi biomas yang lebih ramah lingkungan namun masih terbatas penggunaannya. Sedang penggunaan energi fosil merupakan energi terbatas yang tak terbarukan dan cepat habis. Bumi merupakan tempat kehidupan yang terbatas, sumber-sumber dayanya juga terbatas. Manusia yang terlibat, baik dalam memelihara, maupun merusak ekositem bumi, bisa menentukan arah dan kebijakan perilakunya. Sehingga dengan kesadarannya, manusia mampu menyiasati penggunaan sumber daya alam yang tersedia dengan jumlah terbatas secara efisien dan hemat. Mujiono (2011:61) menyatakan, keyakinan bahwa energi itu tebatas di dasarkan bahwa luas, volune dan massa bumi terbatas. Dengan demikian, energi sebagai bagian integral dari bumi juga terbatas adanya dan kegunaannya. Teologi keterbatas ini di dasarkan pada Al-Qur’an surah AlAhqaf ayat 3
Artinya: “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” Oleh karena itu, agar energi yang terbatas itu tetap dapat terus di manfaatkan secara lestari. Yaitu pemanfaatan energi yang didasarkan pada perhitungan nilai ekologis dan ekonomis. Penggunaan energi dengan 55
bijaksana,
dengan
prinsip
berkelanjutan.
Dengan
adanya
masalah
keterbatasan sumber energi, orang berusaha dengan keras menghemat energi. Penghematan itu dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan energi dan secara relatif dengan menaikkan efisiensi penggunaan energi. Selanjutnya korenponden WA menyatakan bahwa “manusia adalah mahluk sosial, baik sesama manusia maupun mahluk hidup yang lain. Apa yang kita kerjakan akan kembali ke diri kita”. Manusia adalah mahluk yang bergantung dengan lingkungannya. Tidak bisa hidup sendiri, saling membutuhkan satu dan yang lainnya. Dalam kehidupan ini tidak seorang puun mendapatkan kehidupan yang menyenangkan dan membahagiakan apabila tidak ada peran orang lain terhadapnya. Seperti halnya seorang bayi yang terlahirdi dunia, ia membutuhkan orang lain agar dapat terus hidup dan berkembang menjadi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia menampilkan kebersamaannya dengan orang lain, hampir setiap kegiatan seseorang melibatkan perang orang lain. Ini membuktikan manusia adalah mahluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam tujuan pendidikan islam, ahmad Zayadi yang dikutip Heri Gunawan (2014:11) menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam meliputi empat aspek, yaitu (1) tujuan jasmani, bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri sebagai pengemban tugas khalifah fil ardh; (2) tujuan rohani dan agama, bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada 56
Allah semata, dan melaksanakan akhlak qur’ani yang dicontohkan Nabi SAW; (3) tujuan intelektual, bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan menelaah ayatNya yang membawa keimanan kepada Allah; (4) tujuab sosial, bahwa proses pendidikan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh, yang tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat. Dari tujuan pendidikan diatas, salah satunya dalam kerangka membentuka pribadi yang tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat dengan kata lain membentuk pribadi yang berjiwa sosial. Dan kaitannya dengan pendidikan, seorang pendidik harus memiliki empat kompetensi diantaranya, kompetensi sosial (Abdul Sukur,2014:114), yaitu seperangkat kemampuan dan ketrampilan yang terkait dengan hubungan dan interaksi dengan orang lain. Artinya seorang pengajar dituntut harus memiliki ketrampilan berinteraksi dengan masyarakat khususnya dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah masyarakat. Kaitannya dengan lingkungan, ke-Maha bijaksanaan Allah, telah menentukan (mentaqdirkan) bahwa antara satu makhluk dengan lainnya dialam ini saling berkaitan dan saling membutuhkan. Saling keterkaitan antara satu komponen dan saling membutuhkan ini mengakibatkan terjadinya sebuah keseimbangan yang dinamis yang dengan keseimbangan ini keberlanjutan kehidupan di alam bisa terjaga (Muhjiddin,2011:33). Tindakan 57
eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, kesalahan cara pemanfaatan, perusakan atau pencemaran sumberdaya alam merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Allah. Pandangan sempit, kepentingan pribadi atau kelompok dan tindakan tak bertanggung jawab lainnya pada umumnya akan mengganggu keseimbangan yang telah diatur oleh Allah tersebut. Dengan demikian perlindungan terhadap sumberdaya alam dari pencemaran dan atau perusakan merupakan tugas atau kewajiban manusia sebagai wakil (khalifah) Allah dimuka bumi. Di sisi lain, organisasi pecinta alam IAIN Salatiga juga sudah menerapkan untuk menghargai sesama ciptaan Allah. Baik di lingkungan kampus maupun di hutan. Terlihat bila dilingkungan kampus di belakang kantor sekretariat Mapala Mitapasa terdapat beberapa bibit pohon yang sekarang sulit dijumpai karena kelangkaannnya, hasil penyemaian anggota. Yang nantinya akan di tanam di beberapa titik sekitar kampus, untuk mengupayakan kampus tetep hijau. Ini menjadi salah satu upaya konservasi yang dilakukan. Tidak diragukan lagi pentingnya tumbuhan bagi kehidupan, karena tanpanya kehidupan manusia dan juga hewan tak akan bisa berlanjut. Tuhan Yang Maha Tahu, dan bijaksana menciptakan hewan dan tumbuhan untuk hidup di muka bumi ini bukan tanpa maksud, tujuan dan manfaat. Muhjiddin (2011:47) menyatakan Setiap bentuk kehidupan merupakan ciptaan Tuhan yang mempunyai peran dan kegunaan masing-masing. Tidak
58
ada makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini ( sekecil apapun bahkan sekecil jasad renik) yang tak berperan atau tak berguna. Sebagai suatu sumberdaya kehidupan genetik, masing-masing spesies dan varitas merupakan sebuah keunikan dan tidak bisa saling ditukar satu dengan lainnya. Jika suatu anggota komunitas atau spesies telah hilang, maka hilangnglah anggota atau spesies tersebut selamanya dan tak dapat diganti. Tumbuhan juga menyediakan dan memperkaya makanan dan nutrisi bagi tanah serta melindungi tanah dari erosi hujan maupun angin. Tanaman bisa pula berperan dalam konservasi air dengan menahan air limpasan permukaan sehingga memberi kesempatan air untuk berinfiltrasi masuk ke dalam tubuh tanah. Tanaman juga menghasil O2 yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan manusia dan hewan. Diantara banyak tanaman yang tumbuh di muka bumi ini terdapat pula tanaman yang bisa digunakan sebagai obat penyembuh penyakit, menghasilkan minyak nabati, parfume, lilin, serat, kayu dan bahan bakar. Kemudian apabila melakukan kegiatan di alam bebas(hutan), bila akan mengambil kayu untuk keperluan pendirian tenda atau lainnya, mereka terbiasa tebang pilih. Memilik ranting pohon yang sudah tidak produktif. Karena
islam
menekankan
tentang
pentingnya
tindakan
untuk
mempertahankan kehidupan semua makluk sehingga masing- masing bisa berfungsi secara optimal sesuai dengan fungsi masing-masing di alam. Perusakan mutlak atau pemusnahan terhadap setiap spesies hewan atau 59
tumbuhan oleh manusia sama sekali tidak dibenarkan (muhjiddin, 2011:49). Demikian pula tidak diperkenankan untuk melalukan pemanenan secara besar- besaran sehingga melebihi kemampuan regenerasi atau reproduksinya secara alamiah terhadap spesies tumbuhan tertentu. Ketentuan ini berlaku utuk
perburuan
hewan,
penangkapan
ikan,
penebangan
pohon,
penambangan, pemanenan tanaman dan semua penggunaan sumberdaya kehidupan. Pembukaan hutan dengan cara melakukan penebangan habis seluruh tanaman hutan, pemberantasan hama tanaman dan hewan dengan mematikan semua populasi hama termasuk dalam kategori pemusnahan ini. Oleh karena itu juga dilarang. Hal ini menunjukkan bahwa keaneka ragaman hayati harus di lestarikan baik untuk menjaga keberlanjutan kehidupannya maupun untuk kehidupan manusia dan semua makhluk. Aktualisasi atau bentuk tanggung jawab akan lingkungan kepada Allah oleh Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga sangat beragam. Bagaimana mahasiswa pecinta alam iain salatiga mengartikan dan mengamalkan bentuk tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah, ini sesuai dengan Kode Etik Pecinta Alam poin ke dua, yang berbunyi Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tangungjawab kami kepada Tuhan, Bangsa dan Tanah Air. Akan tetapi disini penulis menspesifikkan bentuk tanggung jawab akan lingkungan kepada Allah. Beragam aktualisasi dari anggota Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga, diantaranya 60
Seperti koresponden dengan kode AY menyatakan bahwa “bisa memulai dari lingkungan sekitar. Sampah”. Indek perilaku seseorang peduli lingkungan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi pendidikan, umur, jumlah anggota keluarga, pengetahuan tentang lingkungan serta sikap terhadap lingkungan (Made,2014:148). Dari masing-masing faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang terhadap lingkungan adalah pengetahuan akan lingkungan. Semakin seseorang mengetahui kondisi lingkungannya, ia akan semakin peka terhadap lingkungan. Kemudian tentang sampah, secara umum sampah diartikan sebagai bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses prodksi. Baik skala rumah tangga, industri dan sebagainya. Menurut Undang-Undang No.18 tahun 2008 pasal 2 ayat 1 tentang pengelolan sampah, sampah yang dikekolah berdasarkan undang-undang terdiri atas (a) sampah rumah tangga, (b)
sampah
sejenis
(Made,2014:122). mengganggu
sampah
Pengelolaan
keseimbangan
rumah sampah
alam
dan
tangga, sesuai
(c)
sampah
jenisnya
menimbulkan
spesifik
agar
masalah
tidak bagi
lingkungan. Kemudian koreponden AS menyatakan bahwa “ketika kita mengambil sesuatu dari alam kita harus juga berus berupaya melestarikannya kembali. Bijak memanfatkan energi”. Ini sebagai salah satu upaya menjaga keseimbangan alam. Ketika kita mengambil sesuatu dari alam untuk
61
kebutuhan kita, kita harus berupaya melestarikannya kembali. Mengingat bukan hanya kita yang membutuhkan alam ini, bukan hanya kita yang meninggali alam ini. Di atas sudah di sebutkan bahwa ada hubungan fungsional antara manusia dengan alam atau pun mahluk lain. Hal penting lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan alam ini adalah bahwa alam dengan segala sumberdaya alamnya, bukan hanya untuk melayani atau memenuhi kebutuhan manusia saja, akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup lainnya. Hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang dikembangkan berdasarkan konsep penciptaan alam ini dengan demikian harus secara eksplisit dan tegas menyatakan bahwa segala sumberdaya ciptaan dan atau anugerah Tuhan diperuntukkan bagi semua makhluk hidup, bukan hanya untuk manusia. Dengan kata lain semua makhluk hidup manusia, hewan maupun tumbuhan, mempunyai hak untuk memanfaatkan karunia Tuhan yang berupa sumberdaya alam. Manusia dipersilahkan untuk memaanfaatkan sumberdaya alam. Hal penting lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan alam ini adalah bahwa alam dengan segala sumberdaya alamnya, bukan hanya untuk melayani atau memenuhi kebutuhan manusia saja, akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup lainnya.
62
Selanjutanya koreponden dengan kode NS dan ZZ yang keduanya menyatakan pernyataan yang hampir sama, bahwa aktualisasi tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah adalah memperkaya diri dengan informasi tentang lingkungan serta peka terhadap lingkungan, dimana pun berada. Saat ini lingkungan hidup sekitar kita sampai pada kondisi yang semakin rumit dan kompleks. Upaya penyelamatan fungsi lingkungan hidup secara sinergis, masyarakat merupakan satu komponen utama yang berada di depan dalam aksi nyata perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang masih terabaikan baik dari akses maupun partisipasi publik. Gerakan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan ntuk keberlanjutan kehidupan mulai muncul pada tataran global, yaitu pada konferensi lingkungan hidup di Stockholm 1972 (Otto 1985:1). Hasil dari konferensi itu adalah ditetapkannya 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup. Sejak saat itu baik di tingkat global maupun local, berbagai kebijakan dan progam di bidang lingkungan hidup direncanakan lebih matang dan sistematis untuk kepentingan keberlanjutan kehidupan. Kondisi lingkungan yang baik maupun yang buruk, sekarang maupun yang akan datang sangat bergantung pada keberadaan dan perilaku manusia. Dan akibat dari pergeseran semesta secara alami seperti gunung meletus, pergeseran kulit bumi, gempa bumi. Dengan demikian kondisi lingkungan hidep penting dijaga kualitasnya dan fungsinya untuk menopang keberlangsungan kehidupan itu. Baik dari sisi daya dukung dan daya tamping. 63
Made (2014:34) menyatakan, upaya peningkatan serta peran masyarakat dengan berbagai pihak semakin di tingkatkan dengan berbagai media komunikasi yang ada. Baik tatap muka maupun penggunaan media komunikasi massa. Pentingnya peran serta masyarakat dalan pengelolaan lingkungan hidup menunjukkan bahwa perwujutannya tidak terlepas dari aspek komunikasi lingkungan. Dengan demikian, progam komunikasi lingkungan yang dikembangkan merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam proses perwujutan pengelolahan lingkungan hidup. Muhjiddin (2011:6) dalam bukunya, bumi yang merupakan planet di mana
manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya terdiri atas berbagai unsur dan elemen dengan keragaman yang sangat besar dalam bentuk, proses dan fungsinya. Berbagai unsur dan elemen yang membentuk alam tersebut diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi, sekaligus merupakan bukti ke Mahakuasaan dan Kemahabesaran Sang Pencipta dan Pemelihara alam. Dalam Al-Qur’an firman Allah dalam surat Taha ayat 53-54,
Artinya: “yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan
64
dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” Kemudian, dalam pelaksanaan pendidikan islam menempati posisi yang sangat penting dan strategis dalam menciptakan situali dan kondisi masyarakat yang sejah tera, adil dan makmur (Heri Gunawan, 2014:16). Karenma pendidikan islam akan membimbing manusia dengan bimbingan Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup, hingga terbentuk individu yang memiliki kepribadian islami. Pendidikan islam memfasilitasi manusia untuk belajar dan berlatih mengaktualisasikan segenap potensi yang dimiliknya dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Heri (2014:19) menyatakan sarana dan tujuan pendidikan islam yaitu, menjadikan manusia yang ulil albab. Yakni manusia yang berdzikir sekaligus berfikir disertai dengan sikap aktif mengerjakan amal saleh dimana pun berada sekaligus menghiasi dirinya dengan akhlak mulia. Aklah mulia di tandai bukan hanya perilakunya dengan sesama manusia tetapi juga bagaimana perilakunya dengan alam. Bagaiaman ia menjadikan menjaga keseimbangan alam sebagai salah satu srana beribadah kepada Allah.
65
2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam pendidikan Islam. Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan hidup dan kehidupan. Sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan. Menurut Zarkowi Soejoeti, sebagaimana dikutip Malik Fadjar (1995: 55) memberikan pengertin pendidikan islam: yang salah satunya, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam. Dilihat dari tujuan pendidikan islam diantaranya adalah membentuk pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Kemudian dalam lingkup yang lebih kecil, Pemahaman sebagai khalifah fil ardh oleh Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat terdapat banyak pendapat. Sebagai wakil-Nya di bumi mensyukuri anugerah ciptaanNya dan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri baik dengan alam maupun sesama manusia, semuanya saling membutuhkan. Walaupun sudah dipertegas dalam Al-Qur’an bahwa manusia adalah pemimpin dan alam telah ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia namun tugas pemimpin di bumi diantaranya adalah menjaga keseimbangan. Dalam mejalankan tugasnya menjaga keseimbangan
66
dibutuhkan kerjasama sesama manusia. Kerjasama disini membutuktikan manusia bagian dari masyarakat. Sejalan dengan koresponden SR yang beranggapan bahwa sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai Islam. Pengenalan dan pembekalan akan lingkungan sejak dini akan tertanam dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi sadar lingkungan sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan disini memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat. Disini ia menyadari bahwa membentuk karakter/ mental pemimpin dibutuhkan usaha yong continuitas. Tidak bisa sekali jadi, dalam upaya pembentukan generasi sadar lingkungan dibutuhkan peran di semua pihak. Baik di lingkup kecil hingga luas, dari pembiasaan dirumah hingga di tataran pemerintahan. Emil Saling yang dikutip Made (2014:35) tugas yang diterima sewaktu menjabat sebagai Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) tahun 1978 adalah mengembangkan pola pembangunan yang tidak merusak atau berwawasan lingkungan berdasarkan pola pikir penyerasian ekonomi dan ekologi. Masalah konkrit yang dihadapi adalah menerjemahkan prinsip ekologi dalam pembangunan dan komunikasi lingkungan yang perlu di kembangkan. Komuniksi lingkungan dalam upaya penyadaran masyarakat akan lingkungan hidup pada saat ini ditujukan bagi semua tingkatan masyarakat. Strategi yang diambil adalah untuk menyadarkan masyarakat bahwa lingkungan 67
hidup merupakan tanggung jawab semua orang. Untuk itu, strategi ini menggunakan semua sarana komunikasi, seperti semua jenis media massa, jaringan informasi berbagai instansi pemerintah dan penyuluhan lapangan, jaringan pemuka agama, jaringan sosial serta komunikasi intrapersonal lain. Keragaman
target
komunikasi
membutuhkan
pendekatan
yang
mempertimbangkan bahasa, budaya, perbedaan konsep lingkungan di setiap daerah, dan kelompok masyarakat. Agar penyampaian pesan lingkungan tersampai secara tepat, diperlukan berbagai bahasa daerah, pesan-pesan agama, tradisi dan nilai-nilai tradisional. Koresponden lain dengan kode UB menyatakan bahwa, melihat dari perintah dan laranangan tentang kelestarian lingkungan. Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan sesama manusia. Dengan berusaha menjaga keseimbangan
dengan
memegang
teguh
memayu
hayuning
bawana.
Korenponden UB lebih mengartikan peran khalifah fil ardh dengan apa peran kita terkait kelestarian lingkungan, etika lingkungan dan manusia sebagaima mahluk sosial. Bagaiaman upaya kita memperindah dunia yang kita tempati. Terkait dengan etika lingkungan, Muhjiddin (2011:15) menyatakan asas etika lingkungan yaitu, asas keseimbangan, kesatuan ekosistem serta keterbatasan alam (daya dukung dan faktor pembatas) hingga saat ini masih digunakan oleh para ilmuan dan praktisi lingkungan untuk menyusun kebijakan
68
dalam pengelolaan lingkungan. Asas tersebut juga telah digunakan sebagai landasan moral (etika) perlindungan alam dan lingkungan bagi aktifitas manusia dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam. Berikut ini akan dikemukakan secara singkat beberapa asas etika lingkungan yang dimaksud, (1) lingkungan alam (planet bumi dan seisinya) merupakan lingkungan yang bersifat holistik dan saling mempengaruhi; (2) segala sumber kehidupan dibumi (termasuk keanekaragaman hayati) merupakan kekayaan alam yangmerupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya; (3) dialam ini (bumi) terjadi perputaran (siklus) dan penyebaran sumberdaya alam secara terus menerus melalui suatu mata rantai ekosistem (rantai makanan), sehingga saling terpengaruh antara satu komponen dengan komponen lainnya; (4) kehidupan dialam ini terdapat faktor pembatas; (5) Setiap individu atau spesies mempunyai kelebihan
(sekaligus
kekurangan
atau
faktor
pembatas)
untuk
bisa
mempertahankan dan melestarikan spesiesnya; (6) ekosistem mempunyai kemampuan tertentu untuk mempertahankan kehidupannya; (7) Didalam alam ini selalu terjadi pengembangan dan penyetimbangan ekosistem. Dari ketuju asas di atas menjadi landasan moral (etika) perlindungan alam dan lingkungan bagi aktifitas manusia dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam Selanjutanya koresponden dengan kode RA, SM dan HW secara garis besar, pernyataan ketiganya hampir sama. Bahwa walau dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai pemimpin di bumi namun ini bukan
69
berati kita bebas mengeksploitasi alam, bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam ini di ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Ada hubungan fungsional didalamnya, kita hidup bergantung dari alam. Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan tertier semuanya dari alam. Memang alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi tetapi semua ada batasannya. Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan kita terhadapnya. Terbukti bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua karena kita lali, menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya. Semua itu kita tidak bisa bekerja sendiri. Disini kita saling membutuhkan baik dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai baik dengan alam maupun dengan sesama manusia Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam ini adalah bersifat sebagai pemelihara atau penjaga alam (al-rab al‟alamin). Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Menjaga bumi ini berarti menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia, sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya. Khilafah bisa juga bermakna kepemimpinan. Manusia adalah wakil Tuhan di muka bumi ini yang telah ditunjuk menjadi pemimpin bagi semua makhluk Tuhan yang lain, alam semesta termasuk bumi dan seisinya
70
(Muhjiddin,2011:25). Makna ini mengandung konsekuensi bahwa manusia harus bisa mewakili Tuhan untuk memimpin dan memelihara keberlangsungan kehidupan semua makhluk. Pilihan Tuhan ini bukan tanpa alasan. Manusia telah dipilih oleh Tuhan dan manusia juga telah menyetujui pilihan ini. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat. Al-Ahzab ayat 72
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh” Untuk menjalankan khilafah ini manusia telah dianugerahi oleh Tuhan kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain, yakni kesempurnaan ciptaan dan akal budi yang tidak diberikan oleh Tuhan kepada makhluk lainnya (Muhjiddin,2001:26). Dengan berbekal akal budi (akal dan hati nurani) ini manusia mestinya mampu mengemban amanat untuk menjadi pemimpin sekaligus wakil Tuhan di muka bumi. Baharuddin (2007:85) dalam bukunya, sebagai
pemimpin,
manusia
harus
bisa
memelihara
dan
mengatur
keberlangsungan fungsi dan kehidupan semua makhluk, sekaligus mengambil keputusan yang benar pada saat terjadi konflik kepentingan dalam penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya alam. Pengambilan keputusan ini harus dilakukan secara adil, bukan dengan cara memihak kepada individu atau kelompok
71
makhluk tertentu, akan tetapi mendholimi atau mengkhianati individu atau kelompok makhluk lainnya dalam komunitas penghuni bumi sebagaiman ayat dalam surah An-Nisa ayat 58
Artinya: “Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah
memberi
pengajaran
yang
sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” Walaupun dalam fitrahnya manusia adalah khalifah fil ardh namun sikap kepemimpinan itu harus terus di pupuk dan diasah dengan nilai-nilai islami. Sebagai upaya membentuk jiwa pemimpin yang juga tidak melupakan bahwa tujuan utama manusia di bumi adalah untuk beribadah dengan Allah. Jadi sebisa mungkin manusia cerdas memposisikan dirinya. Satu sisi manusia adalah hamba Allah, manusia adalah khalifah fil ardh, dan sisi lainnya manusia adalah bagian dari manusia itu sendiri. Dari pengamatan penulis, terdapat beberapa kegiatan yang mengacu pada pemahaman khalifah fil ardh oleh Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat. Diantaranya
72
a. Sudah tiga tahun terahir mengadakan peringatan hari lingkungan. Bekerjasama mapala se-Salatiga dan warga salatiga untuk aksi cabut paku di pohon, bersih kali, donor darah, seminar lingkungan. b. Mengadakan diskusi umum tentang lingkungan di sekitar kampus. Ini merupakan wujud aksi kecil organisasi Mapala Mitapasa untuk menggugah kesadaran bersama untuk lebih peka dan cinta lingkungan
73
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian serta pemahaman yang mengacu pada rumusan masalah, dan pembahasan hasil penelitian yang diuraikan secara deskriptif di dalam BAB IV, maka dapat di simpulkan mengenai aktualisasi Kode Etik Pecinta Alam dalam pendidikan islam pada mahasiswa Pecinta Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia, mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga berbeda-beda dalam memahaminya, namun garis besarnya sama yaitu berusaha mengamalkan nilai-nilai Kode Etik Pecinta Alam dalam kehidupan sehari-hari. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Sebagian besar menyadari bahwa lebih banyak yang merusak bumi dari pada mereka yang peduli. B. Di sisi lain, organisasi pecinta alam IAIN Salatiga juga sudah menerapkan untuk menghargai sesama ciptaan Allah. Baik di lingkungan kampus maupun di alam bebas. Diantaranya ada yang memulai dengan memperkaya
74
pengetahuan lingkungan, menyadari untuk lebih bijaksana menggunakan energi baik yang tidak bisa diperbarui maupun yang bisa di perbarui. C. Saran Berdasarkan
pada
pembahasan
hasil
penelitian,
maka
dengan
kerendahan hati, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Kepada seluruh anggota Mapala Mitapasa untuk terus menggali dan mengamalkan nilai islam dimanapun berada 2. Menjadi pelopor dakwah dengan lingkungan, dengan aktif di lingkungan menjadi sarana kita untuk meraih pahala mengingat konsep lingkungan dalam al-Qur’an sangat banyak dan studi kasusnya dekat dengan kehidupan kita sehari-hari 3. Tetap terus melestarikan dan menghidupi bumi, tanah air kita dimana kita berpijak. Dan berpegang teguh terhadap ajaran yang kita pilih yaitu agama islam. Kegiatan apapun itu bila tidak diniatkan untuk Allah SWT akan percuma dan sia-sia.
75
DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Mujiyono. 2001. Agama Ramah Lingkungan. Jakarta: Paramedin. Agusindiyanto, Aqrom Kuswanjono. 2002. Agama Bahayadan Bencana. Yogyakarta: Mizan Pustaka. Arifin. H. M. 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bima Aksara. Bahruddin. 2017. Pendidikan Humanistik. Jogjakarta: Ar_Russ Media. Bakker, Anton. 1995. Kosmologidan Ekologi. Yogyakarta: Kanisius.Sri Lestari dan Ngatini. 2010. Pendidikan Islam Kontekstual.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bima Aksara. Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Guawan, Heri.2014.Pendidikan Islam Kajian Teoritisdan Pemikirantokoh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. http://mahorpalaunm.blogspot.co.id/2013/04/kode-etik-pencinta-alam-indonesia.html Ilya, Muhjiddin,dkk. 2011. Teologi Lingkungan.Yogyakarta: Muhamandiyah Keraf, A.Sonny. 2010. Krisisdan Bencana Lingkungan Hidup Global. Yogyakarta: Kanisius Press. Kristianto, Ir Philip. 2004.Ekologi Industri. Yogjakarta: Andi Ofset. Kutanegara, Made. 2014. Membangun Masyarakat Indonesia Peduli Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiyah Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Trust Media.
Moleong. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bima Aksara Nilai Dasar Mapala Mitapasa 2015. Safii, L. 1999. Cintailah Lingkunganku. Jakarta:PT. Tiga Serangkai. Soemarwoto, Otto. 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. Soerianegara, I dan Indrawan, 1983. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Sukur, Abdul.2014.Profesi Pendidik.Salatiga:STAIN Salatiga Press. Suparni, Niniek. 1994. Hukum Lingkungan. Jakarta: Sinar Grafika. Tim Dosen IKIP Malang. 1988. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Triharyanto, Agung. 2012. Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: PT Aksarra Sinergi Media.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
Nurul Fitrianingsih
Tempat/ Tanggal Lahir
:
Kab. Semarang 03 September 1992
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Kewarga Negaraan
:
Indonersia
Agama
:
Islam
Alamat
:
Krajan, RT 14 RW 03 Tengaran, Kecamatan Tengaran Kab. Semanrang 50775
Email
:
[email protected]
SD Negeri 03 Tengaran
:
Lulus Tahun 2004
MTs Negeri Susukan
:
Lulus Tahun 2007
MAN Tengaran
:
Lulus Tahun 2010
Riwayat Pendidikan :
Demikian, Riwayat ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 3 September 2016 Penulis
Nurul fitrianingsih NIM. 11111213
Pedoman Wawancara
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? b. Bagaimana sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? g. Dan bagaimana jalan keluarnya? h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
Wawancara
: 10
Koresponden : AJ Waktu
: senin, 21 Juni 2016
Tempat
: kantin pak sabar
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “Faham, walau belum menyelruh” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “Berusaha untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sesama mahluk karena hal itulah yang mungkin bisa membuat lingkungan seimbang. Dan terus belajar, menggali makna-makna kehidupan dan bagaimana kita beralam. Menyadari bahwa yang menempati alam ini bukan hanya manusia tetapi ada mahluk-mahluk lain yang harus kita jaga kelestariaanya.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “Kita semua, bukan hanya pemangku jabatan namun semua pihak ikut terlibat dalam kelestarian alam“ d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “Ya jika kita mampu menghargai mahluk lain yang diciptakan Allah keseimbangan akan terjaga, Berupa semaksimal mungkin menjaga keharmonisa alam” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “Eksploitasi yang sesuai dengan kebutuhan tanpa ego yang diprioritaskan” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “Keterbatasan ilmu materi dan tenaga” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “Memperkaya diri dengan pengetahuan lingkungan”
h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “Memulai dari diri sendiri, yang kemudian menyebar ke masyarakat sekitar” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh, bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “Setiap manusia adalah pemimpin, minimal meminpin diri sendiri”
Pedoman wawancara
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? g. Dan bagaimana jalan keluarnya? h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
Wawancara
: 01
Koresponden : DO Waktu
: senin, 21 Juni 2016
Tempat
: beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “Pemaknaan kode etik pecinta alam dari anggota pecinta alam beragam, pengalaman dan juga cara pandangang seseorang mempengaruhi. Menurut saya kode etik pecinta alam adalah kesepakatan bersama yang di dalamnya memuat tentang bagaimana kita bersikap kepada alam, sesama ciptaan Allah.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “Menghargai dan saling menjaga sesama ciptaan Allah.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “Manusia, pecinta alam dan pemerintah” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “Menjaga lingkungan dimana pun berada dan dimulai dari diri sendiri.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “Memulai dengan niat, kemudian tindakan dari hal-hal kecil” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “Rasa malas untuk berbuat” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “Memperbari niat” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “Saling menjaga dan saling mrngingatkan.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh, bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “Sebagai pemimpin, minimal memimpin diri sendiri, sekitar dan lainnya”
Wawancara
: 02
Koresponden : DI Waktu
: senin, 21 Juni 2016
Tempat
: Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “Faham namun tidak banyak” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “Alam anugerah dari Allah, kita harus menjaganya sebagai realisasi rasa syukur kepada Allah” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “Semua orang” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjaganya, memeliharanya dengan tindakan. Misalanya masalah sampah, memilah sampah orgaik dan anorganik supaya lebih mudah dalam mengolahnya” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “memilah sampah yang kemudian mengolahnya, meminimalisir penggunaan energi” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “rasa malas dan tidak mau bertindak, kurangnya pengetahuan akan lingkungan dan kesadaran bersama akan lingkungan” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “Memperbanyak diskusi dan refleksi bersama akan lingkungan” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“bersama-sama berpartisipasi tentang lingkungan. Menjadi penggerak untuk aksi lingkungan” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “pemimpin dalam segala hal, yang dimintai pertangungjawabannya di kemudian hari”
Wawancara
: 03
Koresponden : AZ Waktu
: senin, 21 Juni 2016
Tempat
: beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “Belum tentu, karena jarang juga membacanya” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “menjaga, merawatnya dan bersahabat dengannya. Kita butuh mereka dan mereka pun butuh kita. Apalagi dalam tataran rantai makanan, manusia berada dalam posisi tertinggi. Sebagai produsen pertama yang berarti yang mempunyai kepentinggan terhadap alam yang paling besar. Sudah selayaknya kita yang harus lebih menjaganya, melestarikannya” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “umat manusia” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “dimana kerusakan alam tidak lebih besar dari pada kelestarian alam” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “menanam pohon, ikut aksi lingkungan” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kemalasan diri sendiri” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “ikut organisasi” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “berkontribusi terhadap kelestarian alam sebagai titipan Allah.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “sebagai hamba yang diberi amanah menjadi wakilNya di bumi, namun juga harus di imbangi dengan jiwa amanah, menjaga”
Wawancara
: 04
Koresponden : WA Waktu
: Senin, 21 Juni 2016
Tempat
: Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “belim sepenuhnya paham, setidakknya tahu” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “manusia mahluk social, saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Ada hubunganb simbiosis mutualisme. Karena manusia yang punya akal, jadi yang berperan paling aktif menjaga lingkungan.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “manusia yang punya akal dan kesadaran bahwa kita hidup berantung dengan alam” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “kita tidak bisa hidup sendiri. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, baik sesama manusia maupun dengan mahluk ciptaan Allah yang lain saling membutuhkan. di alam ini disadari atau tidak ada hubungan simbiosis mutualisme. Tidak melakukan hal-hal negatif. Karena saya percaya apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita, jadi bila kita berlaku baik kepada sesama ciptaan Allah yang lain, mereka pun akan berlaku baik pada kita. Mengingtkan saya pada hukum kausalitas dan dalam agama pun juga ada ayat yang menerangkan bahwa kita akan mendapatkan balasan atas perbuatan yang kita lakukan, dan itu bukan berlaku kepada sesama manusia saja tapi juga yang lain..” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “konservatif terhadap alam, penaman kembali hutan yang gundul”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kemampuan diri sendiri, ilmu dan alam.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “lebih kreatif, inovatif, memanfaatkan barang bekas” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “menyadari bahwa yang ada di alam adalah titipan dan berusaha bersamasama mejaganya” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “pemimpin yang di beri amanah manjaga dan melestarikan bumi
Wawancara
: 05
Koresponden : DO Waktu
: Senin, 21 Juni 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham, hanya sekedar mengerti” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “harus peduli alam sekitar, sesama manusia maupun mahluk ciptaan Allah yang lain” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “saya, dan kita semua yang tinggal di alam” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “merawat, menjaga karena kita juga yang menikmati hasilnya” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “sampah, bagaimanakah kita bijak dengan sampah” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “teledor dan sering hilaf yang disengaja” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “mencari komunitas atau organisasi yang sepaham sebagai upaya saling mengingatkan” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “aktif di kegiatan lingkungan dan berpartisipasi” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“menjadi pemimpin disegala aspek kehidupan yang kelak dimintai pertanggungjawabannya.”
Wawancara
: 06
Koresponden : NS Waktu
: Senin, 21 Juni 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “paham, belum seutuhnya” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menghargai san menjaga” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “merekan yang tahun dan sadar akan lingkungan” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “sangat banyak,diantaranya berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan. Seperti tanam pohon, bersih kali dan lainnya” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “komunikasi lingkungan, sosialisasi lingkungan sesuai kelembagaan” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “waktu dan pengalaman” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “bersama-sama kerja tim yang salingmengingatkan” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “memperkaya ilmu dengan diskusi mengenai etika lingkungan, pemahaman lingkungan” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“seorang yang diberi amanah Allah menjadi penjaga, pemimpin di bumi yang nantinya akan dipertanyakan pertanggungjawabannya di hari kelak. Dan sebagai pemimpin umum (bukan pemimpin spesifik tentang satu amanah tertentu) sudah sepatutnya menjaga keseimbangan baik alam maupun yang lainnya”
Wawancara
: 07
Koresponden : WH Waktu
: Senin, 21 Juni 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham, mengingat tentang pecinta alam yang terkandung dalam kode etik pecinta alam dan member tahu” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “bersyukur, manusia diciptakan sebagai pemimpin sehingga kita harus bisa menjaga.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia. Bukan hanya aktifis lingkungan tetapi semua manusia” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “ketika harus tahu posisi dan harus bertindak seperti apa(kondisional tentang lingkungannya)” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “dimulai dari individu dan hal-hal kecil. Tentang tidak membuang sampah sembarangan, merawat tanaman sekitar, tebang pilih, dllm yang berupa aksilingkungan” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “sifat malas dan lalai” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “saling mengingatkan dan sering di diskusikan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“ketika kita dilahirkan di suatu lingkungan yang asri, kita mati harisnya lingkungan itu tetap asri kalo bisa lebih baik lagi malah.bukannya tambah rusak.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “menjaga apa yang telah Allah tundukkan untuk kehidupan manusia.”
Wawancara
: 08
Koresponden : AK Waktu
: Kamis, 30 Juni 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham, bahwa pecinta alam yang ada di kode etik pecinta alam adalahsebagai bukti, realisasi dan tanda kepecintaalamannya” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menjaga dan sebagai ciptaan yang dibekali akal fikiran, kita yang lebih menjaganya.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “bukan hanya pecinta alam, pemerintah akan tetapi semua terlibat dalam melestarikan alam.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “melindungi dan merawat apa yang ada di bumi, agar tetap lestari.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “bagaiamana kita memperlakukan sampah-sampah kita, bagaimana kita melakukan tebang pilih. Singkatnya semua yang mempengaruhi untuk kebaikan alam.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kurangnya kesadaran manusia akan lingkungan, terlalu banyak mengeksplor alam. Perluasan jalan, penebangan pohon, dll” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “sosialaisasi, pendekatan serta publikasi kesadaran akan lingkungan” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“sebagai manusiaharus menjaga keseimbangan alam, merawat tumbuhan agar tidak punah” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “seorang hamba yang diamanahi tanggungjawab dan dibekali akal untuk menjalankannya”
Wawancara
: 09
Koresponden : DK Waktu
: Kamis, 30 Juni 2016
Tempat
: Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham, walau sebatas tekstual” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “mengenal, menyayangi dan menjaganya” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “manusia sebagai kholifah fil ardh” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “harus menjaganya agar tetap imbang, kanrena kalau tidak imbang akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “mengurangi hal-hal yang merusak alam” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “keterbtasan pengetahuan dan jaringan untuk mengkomunikasikan tentang lingkungan.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “mulai aktif, baik di lingkungan sendiri, kampus serta aksi-aksi tentang lingkungan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “berusaha menjaga keseimbangan, dimanapun berada.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh?
“seorang yang dibaris depan dalam menjaga keseimbangan.”
Wawancara
: 11
Koresponden : YY Waktu
: Senin, 30 Juni 2016
Tempat
: Kantin Pak Sabar
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham, secara makna belum.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “bahwa bagaimana sikap kita kepada sesama mahluk hidup adalah seperti yang baik secara undang-undang maupun ayat al-Qur‟an. Ibarat orang berjalan kita telah memegang peta tentang tujuan kita, sekarang tinggal langkah yang menentukan, mau disampaikan orang umumnya bila ditanya bagaimana kita bersikap kepada sesama ciptaan Allah, menghargai, merawat, dll. Tapi disini bukan hanya teori yang apik melalui pilihan katakata tetapi lebih tepatnya action dari kita. Sebagai seorang yang hidup di negara hukum, kita memiliki undang-undang yang di dalamnya memuat bagaimana kita bersikap terhadap alam (sesama ciptaan Allah), begitupun dalam al Qur‟an maupun hadits juga dibahas bagaimana ki bersikap sudah begitu banyak landasan kita untuk bersikap maju atau diam di tempat. Kita tahu sebagai sesama ciptaan Allah harus menghargai, menjaga. Tapi menghargai dan menjaga yang seperti apa.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? ”semua umat” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “mencoba adil, menempatkan sesuatu pada tempatnya.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “menjaganya tetap lestari, ramah energi.”
f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “rasa malas dan apatis” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “lagi berusaha” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “aktif dan peduli dengan acara lingkungan.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “sebagai pelantara penyampai ke semua pihak akan lingkungan.”
Wawancara
: 12
Koresponden : ZZ Waktu
: Senin, 4 Juli 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham. Tetapi belum menyeluruh” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menghargai dan menjaga keharmonisan hubungan.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “bentuk tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah adalah kita peka akan lingkungan sekitar. Dimana pun kita berada, kita bisa membaca keadaan sekitar, lantas apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan tempatnya. Tentunya penanganan untuk daerah kota dengan hutan berbeda.jadi menurut saya, tanggungjawab kepada lingkungan adalah kepekaan dan penanganan sesuai dengan tempatnya.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “tanam pohon, peduli dan ikut dengan aksi-aksi lingkungan.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kurangnya motivasi baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “saling mengingatkan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat?
“sebagai
pengkomunikasi
aktif
tentang
masalah
dan
jalan
keluar
lingkungan.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “yang diberi bekal dan diamanahi sebagai wakilnya di bumi.”
Wawancara
: 13
Koresponden : SR Waktu
: Selasa, 4 Juli 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menjaga sesama mahluk” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjaganya tetap pada tempatnya.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “memulai dari diri sendiri dan hal kecil.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kurangnya motivasi untuk berbuat.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “melatih kepekaan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai islam. Pengenalan dan pembekalan akan lingkungan sejak dini akan tertanam dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi sadar lingkungan
sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan disini memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “mencoba amanah dan adil.”
Wawancara
: 14
Koresponden : UB Waktu
: Selasa, 4 Juli 2016
Tempat
: Beskem Mitapasa
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “menghargai dan menjaga.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia tidak pandang jabatan dan status.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjaganya letap lestari.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “membuang sampah pada tempatnya, berperilaku ramah lingkungan.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “rasa malas dan kurang motivasi.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “melihat begitu urgennya masalah lingkungan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “Melihat dari perintah dan laranangan tentang kelestarian lingkungan. Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan sesama manusia. Dengan berusaha menjaga keseimbangan dengan memegang teguh memayu hayuning bawana.”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “yang menjaga keseimbangan manusia, alam.”
Wawancara
: 15
Koresponden : RA Waktu
: selasa, 4 Juli 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “sedikit, belum menyeluruh.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menjaga dan menghargai.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua yang hidup di alam ini.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjaganya tetap lestari.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “imeminimalisir penggunaan energi baik yang bisa diperbarui maupun yang tidak bisa di perbarui.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kurangnya kesadaran baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar akan pentingnya lingkungan.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “sering di adakannya peringatan hari lingkungan dan saling mengingatkan sesama.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “Sebagai seorang pemimpin di bumi, kita harus berusaha bagaimanapun juga melestarikan ciptaan Allah, walau pun memang apa yang Allah ciptakan di bumi ini untuk kepentingan manusia tapi juga harus sesuai mestinya. Kita
mengambil sesuai kebutuhan dan harusnya juga di imbangi dengan melestarikannnya. Pun, semua itu tidak bisa jauh dengan hubungannya dengan manusia yang lain. Baik dengan alam maupun dengan sesama manusia kita saling membutuhkan.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “yang menjaga lingkungan dan semuanya dari kacamata teologi.”
Wawancara
: 16
Koresponden : SM Waktu
: Selasa, 4 Juli 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “faham.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menjaga dan menghargai.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjaga amanah Allah.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “berbuat bijak dengan lingkungan.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “keterbatasan dalam berbuat.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “terus menggali nilai-nilaili ngkungan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “Sebagai yang ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi, kita menjaga ,merawat alam dan sesama manusia kita adalah mahluk sosial. Kita saling membutuhkan pertolongan orang lain dan sesama manusia kita bagaimana bersama-sama menjaga alam karena kebutuhan manusia semua dari alam. Misalnya dari padi, bagaiman kerjasama dari petani yang menanam sampai
dengan konsumen terjaga hubungannya. Dan semua itu merupakan satukesatuan yang tidak dapat di pisahkan.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “yang menjaga dan melestarikan bumi.”
Wawancara
: 18
Koresponden : HW Waktu
: Rabu, 6 Juli 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “sedikit mengerti.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menjaga fungsional hubungan ini.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjaganya tetap lestari.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “membuang sampah pada lingkungannya” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “keterbatasan dan berbuat.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “lebih kreatif dalam berbuat.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “walau dalam Al-Qur‟an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai pemimpin di bumi namun ini bukan berati kita bebas mengeksploitasi alam, bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam ini di ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Tidak bisa dipungkiri kita bergantung dengan alam. Kita berhidup semua menggambil dari alam. Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan tertier semuanya dari alam. Memang
alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi tetapi semua ada batasannya. Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan kita terhadapnya. Terbukti bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua karena kita lali, menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya. Semua itu kita tidak bisa bekerja sendiri. Seperti hanya untuk menjadi sebuah baju, seorang membuat jarum, seorang yang lain mebuat benang, yang satunya lagi menjahit dan sampai akhirnya menjadi baju. Belum sampai disini, ada orang yang ke sekian yang bertugas menjadi distributor dan penjual sampai akhirnya kita membeli dan memakainya. Itu baru satu contoh padahal di dunia ini banyak sekali manusia yang bertugas dan saling membantu menyediakan kebutuhan manusia. Disini kita saling membutuhkan baik dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai baik dengan alam maupun dengan sesama manusia.” i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “yang diberi amanah.”
Wawancara
: 19
Koresponden : ZA Waktu
: Rabu, 6 Juli 2016
Tempat
: Depan Wall Climbing
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “sedikit mengerti.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “saling menghargai dan menyayangi.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjagany tetap lestari.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “ikut berpartisipasi dengan dengan aksi-aksi lingkungan.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kurangnya motivasi dan kesadaran akan lingkungan.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “memperkaya diri dengan pengetahuan lingkungan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “menjaga ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat sebagai khalifah fil ard adalah saling menghargai. Seperti misalnya pada hari bumi yang jatuh pada tanggal 24 April 2016, mapala se-Salatiga dan perwakilan dari warga setempat mengadakan rentetan acara diantaranya bersih kali Andong Salatiga. Ini merupakan salah satu wujut kita menjaga ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “yang mendapat amanah.”
Wawancara
: 20
Koresponden : BR Waktu
: Rabu, 6 Juli 2016
Tempat
: Beskem Mapala
a. Apakah pecinta alam faham akan kandungan Kode Pecinta Alam? “sedikit mengerti.” b. Bagaiman sikap kamu terhadap alam, sebagai sesama mahluk ciptaan Allah? “sebagai sesama ciptaan Allah kita harus menghargai, menjaganya. Bukankah manusia dibumi tugas utamanya adalah untuk ibadah. Dan sependek yang saya tahu amalan apapun asal baik, bisa di niatkan untuk beribadah. Bisa juga kita menjaga alam berbilai ibadah bila kita niatkan untuk ibadah. Menjaganya untuk tetap lestari demi kehidupan yang lebih baik, untuk anak cucu kita kelak.” c. Siapa yang bertugas merawat, menjaga serta melestarikan alam? “semua manusia.” d. Menjaga keseimbangan alam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, bagaimana kamu mendefinisakan bentuk menjaga keseimbangan alam itu? “menjagany tetap lestari.” e. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai upaya menjaga keseimbangan alam? “ikut berpartisipasi dengan dengan aksi-aksi lingkungan.” f. Apa yang menghalangimu untuk merealisasikan gagasan untuk menjaga dan melestarikan alam? “kurangnya motivasi dan kesadaran akan lingkungan.” g. Dan bagaimana jalan keluarnya? “memperkaya diri dengan pengetahuan lingkungan.” h. Bagaimana aktualisasi tanggungjawab pada Tuhan jika kita sebagai mahasiswa, Pecinta Alam dan sebagai masyarakat? “yang menjaga”
i. Dalam islam, manusia di bumi sebagai khalifah fil ardh. Bagaimana kamu mengartikan manusia sebagai khalifah fil ardh? “yang mendapat amanah.
Gb. 1 Kegiatan bersih kali
Gb.2 Penanaman di kampus 2
DAFTAR NILAI SKK Nama :
Fakultas/
Nurul Fitrianingsih
: Tarbiyah/ PAI
jurusan Nim
:
111 11 213
: Mufiq. S. Ag.
Dosen PA
M.Phil
No
Nama
1.
Sertifikat
Tanggal Peserta
tahun 2011 2.
3.
Sertifikat
Opak 23
Status
Nilai
Agustus Peserta
3
Agustus Peserta
2
Agustus Peserta
2
Agustus Peserta
2
September Peserta
2
2011 Peserta AMT 23
2011
2011
Sertifikat ODK 2011
24 2011
4.
Sertifikat Entrepreneurship
Seminar 25 dan 2011
Koperasi 5.
Sertifikat Perpustakaan
UPT 20 2011
6.
Sertifikat Diklatsar SSC 22-29 (III)
7.
Sertifikat STAIN (PORS) 17-18
Sertifikat
4
April Panitia
3
2012
IV 8.
Januari Panitia
2012 SSC
BEBEK 1 Juli 2012
Panitia
3
13-14 Oktober Panitia
3
CUP IV 9.
Sertifikat SSC CUP II
2012 10.
Sertifikat
LPJ
MUBES SSC 2012 11.
November Peserta
2
Januari Panitia
4
2012
Sertifikat Diklatsar SSC 7-13 (IV)
12.
dan 17
2013
Sertifikat STAIN (PORS) 4-5 Mei 2013
Panitia
4
9-10 November Panitia
3
V 13.
Sertifikat SSC CUP III
2013 14.
Sertifikat
LPJ
MUBES SSC 2013
dan 30 2013
November Panitia
3
15.
Sertifikat PORS IV SSC
24-25
Maret Panitia
3
Mei Peserta
3
Mei Panitia
4
2014 16.
Sertifikat
Lomba 17-18
Orientering
Faktapala 2014
STAIN Purwokerto 17.
Sertifikat
pendidikan 24-26
lanjut Mapala Mitapasa
2016
18.
SK opak 2014
6 Agustus 2014 Panitia SC
19.
Sertifikat Opak 2014
6 Agustus 2014 Panitia
20.
SK Pendakian Massal dan 22 Punut Sampah
21.
Sertifikat
Panitia 22
Sertifikat Nasional Lingkungan
September Panitia
3
November Sekretaris
3
Desember Panitia
8
2014
SK Prusiking competition 20 Mapala Mitapasa
23.
September Sie. P3K
2014
Pendakian Massal 2014 22.
3
2014 Seminar 27
Harmonisasi 2014
24.
SK
Diksar
Mapala 1
Mitapasa 25.
Sertifikat LPJdan MUBES 6-7 Desember Panitia
Sk
Pengurus
Mapala 17 Maret 2015
Sertifikat Lomba Panjat 30 Mei-1 Juni Peserta
Jateng
Sertivikat Internasional
31.
SK
4
Pengurus
3
3
2015 Panitia
5
Februari Peserta
8
bersama November
FPTI kota salatiga 30.
September Panitia
Sertifikat Sirkuit Panjat 13-15 Tebing
Panjat
2015
SK MMEF 2015 Mapala 28 MITAPASA
29.
Divisi Tebing
Nasional Aldakawanaseta 28.
3
2014
Mitapasa 27.
4
2014
SSC 2014 26.
Desember Sie. P3k
2015 Seminar 28 2015 Mapala 17 Maret 2016
Sie LH
4
Peserta
3
Mitapasa 32.
Sertifikat
IPPBMM- 4 Mei 2016
PTKIN se -Jawa 33.
Sertifikat Kerukunan
Kepala
Pusat 30 Mei 2016 Umat
Beragama, KEMENTRIAN AGAMA RI
Peserta
4