Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI KAWASAN PASAR KEMUNING KOTA PONTIANAK Oleh : SURYONO NIM. E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 e-mail :
[email protected]
Abstrak Dalam penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang menyebabkan kurang berhasilnya implementasi kebijakan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 4 Tahun 2005 tentang “Retribusi Pelayanan Pasar” yakni masih banyak pedagang yang belum memahami aturan tentang kebijakan tersebut hal ini karena belum tersampaikan sepenuhnya informasi-informasi aturan berkaitan kebijakan tersebut baik secara komunikasi lisan maupun tulisan. Sarana yang masih minim dan kurangnya tenaga aparatur penagih yang masih belum mampu mencakup keseluruh pedagang. Terkait ketegasan pihak aparatur juga belum mampu untuk meningkatkan kesadaran para pedagang guna melakukan kewajibannya membayar retribusi. Selain itu pula, masih rendahnya pengawasan yang ditetapkan dalam struktur birokrasi oleh pihak Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pontianak. Penilitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan dan menganalisis implementasi Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Kemuning Kota Pontianak oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pontianak. Adapun menurut George C. Edward III, ada 4 faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan yakni komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi yang dilakukan hanya sebatas penyampaian informasi-informasi namun belum pada proses komunikasi yang berkelanjutan. Terkait sumberdaya, dirasakan masih kurangnya aparatur staf pelaksana terutama bidang yang melakukan penarikan retribusi, dan sarana penunjang implementasi kebijakan yang cukup minim. Sedangkan tentang sikap aparatur sudah memiliki komitmen akan tugas dan wewenang serta bersikap jujur dan demokratis, struktur yang berlaku disesuaikan dengan struktur yang sudah ada dan berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pontianak. Adapun saran dalam penelitian ini yakni perlu dilakukan penanganan secara serius untuk menanggulangi kekurangan tersebut dengan melakukan komunikasi secara berkala, menambah staf aparatur pelaksana dan memenuhi sarana penunjang dalam implementasi kebijakan, melakukan pengawasan terkait sikap birokrasi atau pelaksana dan mempertahankan atau mengubah struktur birokrasi dan prosedur sesuai dengan situasi yang dirasakan. Kata-kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Retribusi, Komunikasi, Sumberdaya.
Abstract In this study identified several issues that cause less successful implementation of policies Regional Regulation Pontianak No. 4 of 2005 on "Service Fees Market" which is still a lot of traders who do not understand the rules on the policy it is because they have not delivered fully information rules related policies The communication both oral and written. Means are still minimal and the shortage of personnel collectors are still not able to cover throughout the merchant. Related firmness party apparatus has not been able to raise awareness among traders in order to perform its obligation to pay the levy. Besides that, the low supervision set forth in the bureaucratic structure by the Department of Industry Trade Cooperatives and SMEs Pontianak. This research is intended to describe and analyze the implementation of the Regional Regulation No. 4 of 2005 on Service Fees Myrtle Market Market in the city of Pontianak by the Department of Industry Trade Cooperatives and SMEs Pontianak. As according to George C. Edward III, there are four factors that affect the implementation of the policy of communication, resources, disposition and bureaucratic structure. This research uses descriptive method with qualitative approach. While data collection techniques done with the interview, observation and documentation. 1 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
The results showed that the communication is done only limited delivery of information but not yet in the process of ongoing communication. Related resources, the perceived lack of personnel, especially the field staff implementing the withdrawal charges, and means of supporting the implementation of policies are quite minimal. As for the attitude of the apparatus already has a commitment to the task and authority as well as being honest and democratic, the prevailing structure adapted to existing structures and goes according to procedures established Department of Industry Trade Cooperatives and SMEs Pontianak. The suggestions in this study that needs to be done handling serious to overcome these shortcomings by communicating on a regular basis, adding staff apparatus implementing and fulfilling means of supporting the implementation of policies, monitoring related to the attitude of the bureaucracy or implementing and maintaining or changing the bureaucratic structures and procedures in accordance with the the perceived situation. Keywords: Policy Implementation, Levy, Communication, Resources.
otonomi
A. PENDAHULUAN
yang
seluas-luasnya
bagi
pemerintah daerah merupakan peluang dan Otonomi terjadinya
daerah
pergeseran
menyebabkan
paradigma
dari
sekaligus
tantangan.
pemerintahan
Peluang
daerah
yang
bagi
memiliki
sistem pemerintahan sentralisasi mengarah
potensi sumber daya yang memadai untuk
kepada sistem pemerintahan desentralisasi.
mengelola
Sebagaimana
bahwa
sedangkan jika daerah tersebut sumber
desentralisasi itu merupakan sebuah sistem
daya yang dimiliki kurang memadai maka
yang
hal tersebut akan menjadi tantangan.
diketahui
dijalankan
keleluasaan
dengan
kepada
memberikan
daerah
dalam
Masalah
sendiri
yang
mewujudkan daerah otonom yang luas dan
melaksanakan
bertanggungjawab, untuk mengatur dan
prospek
mengurus
pemerintah
setempat
kepentingan sesuai
wilayahnya. otonomi
kondisi
Adapun daerah
masyarakat dan
potensi
tersebut,
sering
muncul
dalam
otonomi
daerah
adalah
kemampuan daerah
pembiayaan dalam
potensi
melaksanakan
pada
dasarnya,
penyelenggara
itu
bertujuan
penyelenggara pemerintah serta melayani
meningkatkan daya guna dan hasil guna
masyarakat
penyelenggaraan
dinamika
pemerintah
daerah,
terutama dalam pelaksanaan pembangunan
fungsinya
rangka
pembangunan,
setempat kehidupan
sebagai
sejalan
dengan
masyarakat
yang
harus dilayani.
dan pelayanan terhadap masyarakat serta
Terkait pada daerah otonom, kota
untuk meningkatkan pembinaan kesatuan
Pontianak
politik dan kesatuan bangsa.
Kalimantan Barat yang merupakan daerah
Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagai
ibu
kota
provinsi
otonom yang dituntut mampu menjalankan roda
pemerintahannya
dengan 2
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
memanfaatkan pendapatan asli daerah itu
provinsi, kota Pontianak memiliki peluang
sendiri. Secara umum kota Pontianak
dan
akhir-akhir
menentukan
ini
menunjukkan
tantangan
tersendiri
kebijakan
dalam
pembangunan.
perkembangan aktivitas ekonomi yang
Dalam hal ini, tentunya pemerintah kota
pesat. Dengan pelaksanaan otonomi daerah
Pontianak akan dapat melihat sejauh mana
ini tentunya faktor yang dominan dan turut
kebijakan pembangunan yang akan diambil
menentukan perencanaan dan pelaksanaan
dan
pembangunan daerah, adalah keuangan
daerah
daerah itu sendiri. Faktor pendanaan sangat
penerimaan daerah tersebut, sehingga akan
memegang peranan penting dalam setiap
terbangun
kegiatan pemerintahan dan hampir semua
perkembangan pembangunan daerah secara
kegiatan pembangunan membutuhkan dana
struktural dan finansial.
yang cukup. Makin besar penerimaan kas
Berkaitan
disesuaikan
pada
potensi-potensi
yang ada guna menghasilkan
sebuah
keselarasan
dengan
antara
penerimaan
keuangan daerah akan semakin besar pula
daerah, tentunya pendapatan asli daerah
kemampuan daerah untuk menyeleng-
merupakan salah satu sumber keuangan
garakan pembangunan disegala bidang.
daerah
Dalam
kebijaksanaan
pemba-
yang
memberikan
diharapkan kontribusi
dan yang
dapat besar.
ngunan, pemerintah kota Pontianak harus
Pendapatan asli daerah ini dapat dihasilkan
mencari
untuk
dari berbagai sektor sebagaimana potensi-
menginvestasikan dalam jasa atau layanan,
potensi yang dimiliki daerah itu sendiri.
fasilitas-fasilitas,
untuk
Khususnya di kota Pontianak, banyak
mempertinggi aktivitas-aktivitas ekonomi
potensi yang bisa dimanfaatkan guna
yang
menunjang
cara
yang
efektif
infrastruktur
setidaknya
dapat
menunjang
penerimaan
dalam
Dalam
Nomor
28 tahun 2009,
bahwa
sumber-sumber
UU
dijelaskan
keuangan
daerah.
pendapatan
asli
daerah.
Adapun yang termasuk sumber-sumber pendapatan asli daerah yakni terdiri dari : a) hasil pajak daerah,
penerimaan daerah itu yaitu pendapatan
b) hasil retribusi daerah,
asli daerah, dana perimbangan, pinjaman
c) hasil perusahaan milik daerah, dan
daerah dan lain-lain penerimaan yang sah. Berdasarkan sumber penerimaan daerah tersebut, tentunya banyak yang bisa dilakukan
pemerintah
kota
Pontianak
hasil pengelolaan milik daerah yang dipisahkan, d) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
Berdasarkan sumber pendapatan
terkait keuangan daerah. Sebagai ibu kota
asli daerah di atas, sektor retribusi daerah 2
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tentunya menjadi potensi yang cukup
lahan pekerjaan bagi masyarakat, dan
memberikan
selanjutnya
kontribusi.
Dengan
pemanfaatan potensi yang ada di kota
berdampak
pula
pada
pendapatan asli daerah kota Pontianak.
Pontianak, Salah satu bentuk retribusi yang
Beberapa
jenis
usaha
yang
ditetapkan oleh pemerintah kota Pontianak
merupakan wajib retribusi sebagaimana
yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah
ditetapkan dalam Perda Kota Pontianak no.
Kota Pontianak Nomor 4 Tahun 2005
4 tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan
tentang “Retribusi Pelayanan Pasar”.
Pasar (hal. 3-4), yaitu sebagai berikut:
Peraturan Daerah Kota Pontianak
“Bahwa
yang
merupakan
wajib
nomor 4 tahun 2005 tentang “Retribusi
retribusi dalam kawasan pasar yaitu
Pelayanan Pasar” ini merupakan aturan
orang
yang ditetapkan oleh pemerintah kota
menggunakan,
Pontianak sebagai acuan atau panduan
yang
dalam hal penarikan retribusi terhadap
Daerah. Maka dari itu pula yang
pedagang-pedagang
disebut sebagai objek retribusi yakni
yang
terdapat
di
pribadi
atau
badan
yang
memanfaatkan
pasar
disediakan
a.)
ini. Maka dengan begitu pemerintah kota
dalamnya kios dan los; b.) Pertokoan;
Pontianak
melakukan
c.) Toko di dalam maupun di luar
penarikan retribusi tersebut. Sebaliknya
kawasan pasar; d.) Pedagang Kaki
pemerintah
kota
Pontianak
juga
Lima termasuk di dalamnya gerobak,
berkewajiban
untuk
melakukan
suatu
tenda, bakulan, hamparan baik di
upaya dalam hal pengembangan sektor
dalam maupun di luar kawasan pasar
informal ini, agar sektor ini mampu
yang
menjadi suatu solusi yang nyata sebagai
Daerah.”
pendobrak
dalam
perekonomian peningkatan
untuk
menangani
perihal
Pontianak
seperti
kota
pendapatan
daerah
dan
tradisional
Pemerintah
seluruh pasar tradisional di kota Pontianak
berhak
Pasar
oleh
diijinkan
termasuk
oleh
Pemerintah
Berdasarkan permasalahan dihadapi
Pemerintah
Pontianak baik dalam
di
Daerah
yang Kota
hal pembenahan
ketersedianya lapangan pekerjaan bagi
ekonomi rakyat, tata kota maupun dalam
masyrakat kota Pontianak. Tentunya perlu
hal mengatasi Pendapatan Asli Daerah
dilakukan
(PAD),
beberapa
langkah
dan
pemerintah
mencoba
untuk
mekanisme agar tujuan tersebut dapat
mengambil langkah pembuatan kebijakan
tercapai khususnya pemanfaatan sektor
yaitu perumusan PERDA Kota Pontianak
informal
No. 4 tahun 2005 tentang Retribusi
di
pasar
Kemuning
kota
Pontianak yang saat ini dapat menjadi 3 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pelayanan Pasar, dalam kebijakan tersebut
B. TINJAUAN PUSTAKA
hal yang diperhatikan antara lain : 1. Belum optimalnya Komunikasi yang
1.
Konsep Kebijakan Publik
dalam implementasi kebijakan Retribusi
Pengertian kebijakan merujuk pada
Pelayanan Pasar di pasar Kemuning
tiga hal yakni sudut pandang (point of
kota Pontianak.
view);
2. Minimnya sumber daya manusia dan sarana
prasarana
penunjang
yang
rangkaian
actions)
dan
tindakan
peraturan
(series
of
(regulations).
Ketiga hal tersebut menjadi pedoman bagi
terdapat dalam implementasi kebijakan
para
Retribusi Pelayanan Pasar di pasar
menjalankan sebuah kebijakan. Beberapa
Kemuning kota Pontianak.
definisi mengenai kebijakan publik antara
3. Sikap petugas yang masih kurang tegas
pengambil
keputusan
untuk
lain yaitu menurut Shiftz dan Russel
dalam menekankan kesadaran pada
(1997)
wajib retribusi untuk melaksanakan
mendefinisikan kebijakan publik dengan
kewajiban membayar retribusi di pasar
sederhana dan menyebut “is whatever
Kemuning kota Pontianak.
government dicides to do or not to do”.
4. Masih minimnya tingkat pengawasan
dalam
Winarno
(2002:78)
Chandler dan Plano (1982) dalam Winarno
yang ditetapkan dalam struktur birokrasi
(2002;89),
kebijakan
pada implementasi kebijakan Retribusi
pemanfaatan
Pelayanan Pasar di pasar Kemuning
sumber daya yang ada untuk memecahkan
kota Pontianak.
masalah publik atau pemerintah. Chandler
yang
publik
strategis
adalah terhadap
Fokus penelitian dalam penelitian
& Plano lalu membedakannya atas empat
ini: “Implementasi Peraturan Daerah Kota
bentuk, yakni regulatory, redistributive,
Pontianak nomor 4 tahun 2005 tentang
distributive, dan constituent.
retribusi
pelayanan
pasar
di
Pasar
Sementara,
Dye
(1981)
dalam
Kemuning Kota Pontianak”. Berdasarkan
Wibowo (2004:34), mengatakan bahwa
pembatasan
maka
kebijakan publik adalah “apapun yang
peneliti melakukan perumusan masalah
dipilih pemerintah untuk dilakukan atau
yang nantinya akan memberikan gambaran
tidak
pada pembahasan dalam penelitian ini:
mengatakan
“Bagaimana
Peraturan
adalah rangkaian pilihan yang saling
Daerah Kota Pontianak nomor 4 tahun
berhubungan yang dibuat oleh lembaga
2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di
atau pejabat pemerintah pada bidang-
pasar Kemuning kota Pontianak?”
bidang
masalah
tersebut,
implementasi
dilakukan”.
Dunn
bahwa
yang
(1998:56),
kebijakan
menyangkut
publik
tugas 4
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pemerintahan
seperti
pertahanan
masalah yang harus diselesaikan dengan
keamanan, energi, kesehatan, pendidikan,
pembuatan
kesejahteraan
identifikasi tersebut dilakukanlah formulasi
masyarakat,
kriminalitas,
perkotaan dan lainnya.
adalah
bahwa
kwenangan
pembuatan
Berdasarkan
kebijakan. Kebijakan disusun berdasarkan
Sedangkan Nasucha (2004:119), mengatakan
kebijakan.
alternatif-alternatif tindakan dan partisan.
kebijakan
publik
Setelah alternatif tindakan dan partisipan
pemerintah
dalam
disusun, maka proses adopsi dilakukan
kebijakan
yang
dengan memilih alternatif terbaik dengan
suatu
digunakan ke dalam perangkat peraturan
memperhatikan
hukum. Kebijakan tersebut bertujuan untuk
partisipan, proses dan muatan kebijakan.
menyerap
dinamika
sosial
syarat
pelaksanaan,
dalam
Tahap
masyarakat, yang akan dijadikan acuan
implementasi
perumusan
kebijakan terkait dengan pihak-pihak yang
kebijakan
agar
tercipta
hubungan sosial yang harmonis.
selanjutnya kebijakan.
adalah
Implementasi
terlibat, tindakan yang dilakukan dan
Dari beberapa definisi kebijakan
dampak terhadap muatan kebijakan itu
publik di atas, dapat dikatakan bahwa
sendiri. Setelah implementasi kebijakan
kebijakan publik yaitu :
dilakukan,
1. Keputusan atau aksi bersama yang
dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul
dibuat oleh pemilik wewenang
dalam
evaluasi
evaluasi
kebijakan
antara
lain
harus
adalah:
2. Berorientasi pada kepentingan publik
bagaimana kebijakan, siapa yang terlibat,
dengan dipertimbangkan secara matang
apa konsekuensi implementasi dan apakah
terlebih dahulu baik buruknya dampak
ada
yang ditimbulkan.
mengubah kebijakan tersebut.
tuntutan
untuk
mencabut
atau
3. Untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. 4. Aksi
pemerintah
2. mengatasi
Menurut George C. Edward III
masalah dengan memperhatikan untuk
dalam Subarsono (2006:90), keberhasilan
siapa,
implementasi kebijakan akan ditentukan
untuk
dalam
Konsep Implementasi Kebijakan
apa,
kapan,
dan
bagaimana?. Sebuah
oleh banyaknya variabel atau faktor-faktor kebijakan
publik
akan
yang saling berhubungan satu sama lain.
disusun berdasarkan sebuah proses sebagai
Ada empat faktor yang mempengaruhi
berikut: identifikasi, formulasi, adopsi,
keberhasilan atau kegagalan implementasi
implementasi dan evaluasi. Dalam proses
kebijakan, yakni :
identifikasi, pemerintah merasakan adanya
a) Komunikasi
5 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Komunikasi
sangat
keberhasilan
pencapaian
implementasi
menentukan tujuan
kebijakan
Menurut
Edward
(dalam
Agustino,
dari
(2006:152), hal-hal penting dalam variabel
publik.
disposisi, yakni pengangkatan birokrat dan
Implementasi yang efektif terjadi apabila
insentif.
para pembuat keputusan sudah mengetahui
melaksanakan
apa yang akan mereka kerjakan. Terdapat
faktor penentu dalam keberhasilan suatu
tiga indikator yang dapat digunakan dalam
kebijakan.
mengukur
keberhasilan
variabel
Sikap
implementor
tugasnya
dalam
juga
menjadi
d) Struktur birokrasi
komunikasi, yaitu transmisi, kejelasan
Struktur
informasi, dan konsistensi informasi yang
mengimplementasikan kebijakan memiliki
disampaikan.
pengaruh
b) Sumber Daya
organisasi
yang
yang
signifikan
bertugas
terhadap
implemtasi kebijakan. Salah satu aspek
Sumberdaya adalah faktor penting untuk
struktur yang penting dari setiap organisasi
implementasi
berjalan
adalah adanya prosedur operasi yang
dengan efektif, tanpa adanya sumberdaya
standar (standart operating procedures atau
kebijakan hanya akan menjadi kertas dan
SOP).
kebijakan
agar
dokumen saja. Menurut Edward (dalam Agustino, 2006:151) indikator sumber
3.
Bagan Alur Kerangka Pikir
daya yakni terdiri dari yaitu staff yang cukup (jumlah dan mutu), informasi yang dibutuhkan,
kewenangan
dan
Peraturan Daerah Kota Pontianak nomor 4 tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar
fasilitas/Sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan. Selanjutnya Edward III (dalam Widodo, 2008:98) mengemukanan bahwa “faktor sumberdaya
ini
mempunyai
peranan
penting dalam implementasi kebijakan”. Sumberdaya yang dimaksud meliputi: a. Sumber Daya Manusia b. Sumber Daya Anggaran c. Sumber
Daya
Informasi
dan
Kewenangan c) Disposisi (kecenderungan atau tingkah laku) Disposisi adalah watak dan karakteristik
Identifikasi Masalah dalam implementasi kebijakan - Komunikasi yang belum optimal - Minimnya ketersediaan sumber daya manusia dan sarana prasarana - Kurangnya ketegasan petugas guna meningkatkan kesadaran wajib retribusi - Minimnya pengawasan berdasarkan struktur birokrasi Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Menurut George C. Edward III - Komunikasi - Sumber Daya - Disposisi (sikap birokrasi dan pelaksana) - Struktur birokrasi Terlaksananya Implementasi Peraturan Daerah Kota Pontianak nomor 4 tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar dengan baik
yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis.
6 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
logis, analisis logika, induksi, deduksi, analogi, komparasi dan sebagainya.
C. METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
ini
adalah
deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mengungkapkan
fenomena
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
berkaitan
dengan implementasi kebijakan Retibusi
Untuk mengetahui implementasi
Pelayanan Pasar di Pasar Kemuning kota
kebijakan Peraturan Daerah nomor 4 tahun
pontianak sebagai kajian untuk meneliti
2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di
faktor-faktor yang berpengaruh dalam
Pasar Kemuning Kota Pontianak, peneliti
proses implementasi kebijakan tersebut,
melakukan penelitian secara mendalam
kemudian
suatu
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
paparan hasil penelitian untuk diambil
implementasi menurut George C. Edward
kesimpulan sesuai dengan hasil temuan di
III,
lapangan. Informan penelitian terdiri dari
disposisi, dan struktur birokrasi. Oleh
subjek sekunder dan subjek utama, yang
karena
mana subjek sekunder dalam penelitian ini
pembahasannya sebagai berikut :
yaitu Kepala Badan Pasar Kemuning dan
Komunikasi
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah
Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2005
Pengelolaan
tentang Retribusi Pelayanan Pasar di
menjelaskan
pasar
dalam
tradisional
Kota
Pontianak. Sedangkan subjek utama dalam
yaitu
komunikasi,
itu
sumber
penelitian
dalam
daya,
melakukan
implementasi
Pasar Kemuning Kota Pontianak
penelitian ini yaitu Pedagang di Pasar
Komunikasi
sangat
Kemuning sebanyak 5 pedagang. Objek
keberhasilan
dalam penelitian ini yakni terkait dengan
implementasi kebiajkan publik. Adapun
hasil implementasi Perda Kota Pontianak
yang menjadi aktor komunikasi terkait
No 4 Tahun 2005 tentang Retribusi
penyampaian segala bentuk informasi baik
Pelayanan
berupa
Kemuning
Pasar
di
dalam
kawasan
Pasar
pencapaian
menentukan
aturan
tujuan
maupun
dari
prosedur
mendukung
pelaksanaan kebijakan berdasarkan hasil
peningkatkan PAD Kota Pontianak. Teknik
wawancara dengan ibu Lisdawati, S.IP
pengumpulan berupa observasi, pedoman
selaku
wawancara,
Untuk
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
menganalisis data yang telah diperoleh
UKM Kota Pontianak, bahwa pihak dari
digunakan pendekatan Analisis Kualitatif,
Disperindagkop dan UKM merupakan
yang dasarnya menggunakan pemikiran
pihak yang berwenang untuk memberikan
dan
dokumentasi.
Kepala
Bidang
Pasar
Dinas
7 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
segala bentuk penyampaian informasi dari
Selanjutnya Disperindagkop dan UKM
kebijakan ini, sedangkan yang menjadi
melakukan penyampaian kepada UPTD
sasaran dalam komunikasi ini yaitu adalah
dan
pedagang yakni sebagai wajib retribusi.
kebijakan tersebut, yang mana dalam
Terdapat
tiga
indikator
pedagang
terkait
implementasi
yang
penyampaian tersebut dilakukan dengan
digunakan dalam mengukur keberhasilan
cara mensosialisasikan kebijakan tersebut
variabel komunikasi, yaitu:
secara lisan maupun tertulis. Informasi
a) Transmisi
secara
lisan
ini
dilakukan
dengan
Proses penyampaian informasi yang
pengadaan sebuah forum diskusi terkait
dimaksud adalah bagaimana cara dalam
dengan hal-hal yang diatur atau ditetapkan
penyampaian informasi dari pihak pembuat
dalam kebijakan tersebut. Penyampaian
kebijakan dengan pihak pelaksana. Hal ini
informasi seperti yang dijelaskan tersebut
penting karena penyaluran komunikasi
dianggap lebih efektif karena didalamnya
yang baik akan dapat menghasilkan suatu
akan terdapat sebuah pemahaman yang
implementasi yang baik pula. Seringkali
sejalan
yang terjadi dalam penyaluran komunikasi
bersama. Selain itu, dalam diskusi tersebut
adalah adanya salah pengertian antara
juga akan dihasilkan sebuah temuan-
pembuat
temuan baru terkait kebutuhan pedagang.
kebijakan
implementernya. Pontianak
yang
dengan
Pemerintah membuat
Kota kebijakan
dan
bisa
dimengerti
secara
b) Kejelasan Informasi Komunikasi
yang
diterima
oleh
retribusi pasar dan juga menyampaikan
pelaksana kebijakan haruslah jelas dan
informasi kebijakan tersebut melalui 2
tidak membingungkan. Hasil wawancara
(dua) cara yaitu dengan lisan dan tertulis.
penulis dengan ibu Lisdawati, S.IP selaku
Informasi
penulis
Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian
maksud adalah berupa pertemuan dengan
Perdagangan Koperasi dan UKM Kota
tim dari Pemerintah Kota Pontianak yang
Pontianak berhubungan dengan kejelasan
mana
informasi
berupa
kebijakan
lisan
tersebut
yang
dirumuskan,
yang
diterima
mengenai
kemudian kebijakan tersebut disampaikan
pemungutan retribusi pasar, menyatakan
sebagaimana yang telah ditetapkan sebagai
bahwa Informasi yang diterima semuanya
kebijakan kepada instansi terkait yakni
sudah jelas karena informasi disampaikan
Disperindagkop
yang
dengan draf aturan yang ada, baik itu
notabanenya merupakan memang instansi
terkait dengan besarnya retribusi yang
yang membidangi urusan pasar yang
harus dibayarkan oleh pedagang maupun
merupakan bagian perdagangan dan ukm.
aturan-aturan terkait sanksi yang diberikan
dan
UKM
8 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
serta kewajiban-kewajiban lainnya yang
informasi tentang kebijakan tetap konsisten
harus dilakukan oleh pedagang.
karena isi kebijakan tersebut belum pernah
Hasil wawancara dengan beberapa pedagang yaitu : 1) bapak Bambang (40)
berubah
sehingga
informasi
yang
disampaikan pun juga tidak berubah.
pedagang sayur dan rempah pada los blok
Sedangkan
terkait
A; 2) ibu Chotijah (38) pedagang ayam
informasi
potong pada los blok B; 3) bapak Rudi (43)
berkenaan dengan seperti aturan-aturan
pedagang ikan pada blok C; dan 4) bapak
maupun kewajiban-kewajiban pedagang
Mattamin (49) pedagang sayur/pedagang
serta tugas-tugas uptd, hasil wawancara
kaki lima, sebagaimana wawancara yang
dengan ibu Lisdawati, S.IP selaku Kepala
telah dilakukan kepada para pedagang
Bidang
tersebut disimpulkan pula bahwa Informasi
Perdagangan Koperasi dan UKM Kota
yang didapat sudah jelas karena ada aturan
Pontianak menyatakan bahwa informasi
secara tertulis yang diberikan oleh pihak
akan tetap konsisten selama aturan tersebut
dinas.
belum ada perubahan, dan ketika terjadi Berdasarkan
hasil
wawancara
lain
Pasar
sebuah
yang
informasidisampaikan
Dinas
perubahan
Perindustrian
informasi
tersebut penulis menyimpulkan bahwa
disampaikan
informasi yang diterima dari pembuat
kewajiban serta tugas-tugas dari uptd, kami
kebijakan kepelaksana kebijakan dan yang
selaku
menerima kebijakan tersebut sudah sangat
menyampaikan dan selanjutnya informasi
jelas. karena selain penyampain melalui
tersebut tidak akan ada perubahan.
tim
juga
semua
pelaksanaan
ketentuan
kebijakan
untuk
retribusi
pasar
terkait
hal-hal
yang
pelaksana
Berdasarkan tersebut
penulis
akan
hasil dapat
aturan,
segera
wawancara menyimpulkan
tercantum dalam Perda Nomor 4 Tahun
bahwa informasi yang disampaikan oleh
2005 tentang retribusi pasar.
pembuat
c) Konsistensi
Informasi
yang
disampaikan Terkait
kebijakan
kepada
pelaksan
kebijakan sudah konsisten, karena belum mengalami perubahan.
konsistensi
informasi
Berdasarkan
hasil
wawancara
peraturan daerah nomor 4 tahun 2005
terkait tiga indikator komunikasi di atas
tentang retribusi pasar yang disampaikan,
maka
hasil wawancara dengan ibu Lisdawati,
komunikasi yang dilakukan sudah berjalan
S.IP selaku Kepala Bidang Pasar Dinas
dengan
Perindustrian Perdagangan Koperasi &
komunikasi dilakukan secara musyawarah
UKM Kota Pontianak menyatakan bahwa
dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan
dapat
baik,
disimpulkan
karena
bahwa
mekanisme
9 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dan informasi yang disampaikan dapat
sumber daya yang akan mendukung dalam
diterima secara jelas serta tetap konsisten.
implementasi kebijakan peraturan daerah
Namun
dalam
kota Pontianak nomor 4 tahun 2005
komunikasi juga harus dilakukan secara
tentang retribusi pasar, beliau menyatakan
terus menerus dalam periode tertentu, hal
bahwa unsur sumber daya manusia, unsur
ini
menutup
sarana dan prasana yang memadai dan
kemungkinan akan terjadi perubahan atau
mencukupi, dan unsur-unsur pendukung
pergantian
yang
selain itu tentu akan menjadi penentu
melakukan aktifitas di pasar kemuning,
tingkat keberhasilan penerapan kebijakan
sehingga dalam hal ini perlu adanya
ini.
menurut
penulis,
dikarenakan
tidak
daftar
penyampaian
pedagang
informasi
agar
Adapun indicator yang terkandung
pedagang yang baru tersebut mengetahui
dalam sumber daya yang merupakan salah
ketentuan-ketentuan terkait retribusi pasar
satu
dan aturan-aturan lainnya berhubungan
implementasi kebijakan yakni terdiri dari
aktifitas berdagang di pasar kemuning.
beberapa elemen, yaitu sebagai berikut :
Sumber
a.
Daya
dalam
kembali
implementasi
faktor
yang
mempengaruhi
Staf yang cukup (jumlah dan
Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2005
mutu)
tentang Retribusi Pelayanan Pasar di
Sumber daya yang utama dalam implementasi kebijakan adalah staf. Hasil
Pasar Kemuning Kota Pontianak Dalam
suatu
kebijakan
faktor
wawancara dengan ibu Lisdawati, S.IP
sumber daya juga menjadi hal utama yang
selaku
harus diperhatikan dalam implementasi
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
kebijakan. Dalam hal ini sumber daya yang
UKM Kota Pontianak mengenai staf
dimaksud
cukup,
menyatakan bahwa Staf yang ada sekarang
informasi, wewenang dan juga fasilitas
kami rasakan masih kurang, khususnya di
atau sarana dan prasarana yang mendukung
pasar Kemuning kami masih merasa
jalannya
implementasi
kurang petugas penagih retribusi yang
peraturan daerah nomor 4 tahun 2005
hanya berjumlah 1 orang, sedangkan
tentang retribusi pasar di pasar Kemuning
petugas bagian kebersihan dan keamanan
Kota
pasar itu tidak ada.
adalah
staf
pelaksanaan
Pontianak.
yang
Sebagaimana
hasil
wawancara dengan ibu Lisdawati, S.IP selaku
Kepala
Bidang
Pasar
Kepala
Dari
hasil
Bidang
Pasar
wawancara
Dinas
tersebut
Dinas
dapat simpulkan bahwa sumber daya
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
khusus staf di pasar kemuning kota
UKM Kota Pontianak terkait unsur-unsur
pontianak masih terdapat kekurangan. 10
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kekurangan tenaga tersebut terjadi pada
Pada umumnya, kewenangan harus
petugas yang bergerak di bidang penagihan
bersifat
retribusi/kolektor, sedangkan di bidang lain
dilaksanakan.
seperti kebersihan pasar memang tidak
otoritas atau legitimasi bagi para pelaksana
disediakan
dalam
petugas
khusus
untuk
menangani kebersihan.
formal
agar
kebijakan dapat
Kewenangan
melaksanakan
merupakan
kebijakan
yang
ditetapkan. Hasil wawancara dengan ibu
Pada petugas penagih, secara rinci
Lisdawati, S.IP selaku Kepala Bidang
dalam wawancara tersebut dijelaskan juga
Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan
bahwa hanya terdapat 1 petugas yang
Koperasi
bertugas melakukan penagihan retribusi.
menyatakan bahwa kewenangannya disini
b.
meningkatkan pendapatan retribusi pasar.
Informasi yang dibutuhkan
dan
UKM
Kota
Pontianak
Informasi merupakan sumber penting
Wewenang para pelaksana kebijakan
dalam pelaksaan kebijakan, ketersediaan
pemungutan retribusi pasar adalah dapat
informasi yang cukup sangat mendukung
meningkatkan
pelaksanaan kebijakan. Hasil wawancara
termasuk
dengan ibu Lisdawati, S.IP selaku Kepala
pendapatan asli daerah juga meningkat.
Bidang
d.
Pasar
Dinas
Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM Kota
pendapatan
retrribusi
retribusi
pasar,
sehingga
Sarana yang dibutuhkan Dalam
implementasi
kebijakan
Pontianak menyatakan bahwa pelaksanaan
retribusi pelayanan pasar ini memerlukan
pemungutan retribusi pasar sudah sesuai
sarana
dengan apa yang ada dalam perda. Beliau
kendaraan dinas untuk menjalankan tugas
menambahkan bahwa Kami menjalankan
pelaksana dengan baik. Hasil wawancara
tugas dalam pemungutan retribusi sesuai
dengan ibu Lisdawati, S.IP selaku Kepala
dengan apa yang sudah diatur jadi saya
Bidang
pikir semua itu sudah jelas.
Perdagangan Koperasi dan UKM Kota
Sesuai dengan pernyataan diatas dapat penulis simpulkan bahwa informasi mengenai
pelaksanaan
dan
prasarana
Pasar
seperti
Dinas
kantor,
Perindustrian
Pontianak menyatakan bahwa Fasilitas yang didapat hanya honor bagi penagih.
pemungutan
Berdasarkan hasil wawancara penulis
retribusi sudah sangat jelas, begitu pula
menyimpulkan bahwa sarana dan prasara
personil-personil yang terlibat didalamnya
yang disediakan oleh pemerintah didalam
harus melaksanakan tanggungjawab sesuai
pengimplementasian kebijakan peraturan
dengan aturan yang telah dikeluarkan.
daerah nomor 4 tahun 2005 tentang retribusi
c.
Kewenangan
pelayanan
berpengaruh
terhadap
pasar
ini
sangat
jalannya
proses 11
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pelaksanaan pemungutan retribusi pasar
pasar dan pelaksana tersebut bekerja sesuai
yang dilakukan oleh implementer karena
dengan tugasnya.
dengan fasilitas yang mencukupi maka
Berdasarkan
hasil
wawancara
implementer juga dapat bekerja dengan
tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
baik. Sarana yang disediakan adalah honor
aparat
diperuntukkan untuk staf/penagih retribusi
pemungutan
Disposisi
komitmen
(Sikap
Birokrasi
dan
pelaksana
yang
retribusi dalam
melaksanakan
pasar
memiliki
melaksanakan
tugas
implementasi
mereka sesuai dengan tugas dan wewenang
Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2005
serta ketetapan yang terdapat pada Perda
tentang Retribusi Pelayanan Pasar di
kota pontianak nomor 4 tahun 2005
Pasar Kemuning Kota Pontianak
tentang retribusi pelayanan pasar.
Pelaksana)
dalam
Disposisi karakteristik
adalah yang
watak
dan
Kejujuran aparatur pelaksana
oleh
Kejujuran adalah suatu sikap yang
implementer, seperti komitmen, kejujuran,
mutlak dimiliki oleh seorang implementer,
dan sifat demokratis. Apabila implementer
karena
memiliki
maka
melaksanakan kebijakan maka akan hilang
pelaksana akan menjalankan tugas dengan
kepercayaan dari pembuat kebijakan dan
baik seperti yang diinginkan oleh pembuat
masyarakat terhadap pelaksana kebijakan.
kebijakan. Ketika implementer memiliki
Berkenaan dengan kejujuran yang wajib
sikap yang berbeda dengan pembuat
dimiliki
kebijakan,
wawancara dengan ibu Lisdawati, S.IP
disposisi
maka
dimilik
b.
yang
proses
baik,
implementasi
tanpa
para
di
implementer,
a.
Komitmen aparatur pelaksana
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
Komitmen dari aparatur pelaksana
UKM Kota Pontianak menyatakan bahwa
berjalannya
dapat
Dinas
petugas memang harus memiliki sifat jujur
tersebut
sesuai
diinginkan.
Hasil
retribusi diberikan buku tagihan dengan
wawancara dengan ibu Lisdawati, S.IP
daftar list pedagang yang dibuat secara
selaku
Dinas
rekap, setiap pedagang membayar retribusi
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
maka petugas penarik retribusi langsung
UKM Kota Pontianak mengenai komitmen
mencatat pembayaran retribusi pedagang
aparat
pada hari itu dibuku tagihan dan begitu
dengan
kebijakan
menunjang
Pasar
Hasil
selaku
kebijakan
Bidang
dalam
kebijakan juga menjadi tidak efektif.
sebuah
Kepala
kejujuran
apa
yang
Kepala
pelaksana
Bidang
Pasar
menyatakan
bahwa
Komitmen itu memang perlu dimiliki oleh
pada
saat
menagih,
petugas
penarik
juga pada hari selanjutnya.
pelaksana dalam pemungutan retribusi 12 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Selanjutnya
hasil
wawancara
setiap aparat pelaksana mutlak memiliki
dengan kolektor, menyatakan bahwa Kami
sifat
hanya bertugas menagih retribusi dari
tugasnya serta dapat menerima dengan
pedagang dan hasilnya langsung kami
lapang dada hasil pemungutan retribusi
kepada pihak dinas.
walaupun tidak mencapai target, tapi
Dari
hasil
wawancara
tersebut
demokratis
dalam
menjalankan
pelaksana juga harus mengingat bahwa
penulis dapat simpulkan bahwa apabila
wewenangnya
kolektor selesai malakukan penagihan
pendapatan retribusi pasar.
kepedagang-pedagang, hasilnya langsung
Struktur Birokrasi dalam implementasi
diserahkan kepada pihak dinas khususnya
Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2005
bidang pasar disperindagkop dan ukm.
tentang Retribusi Pelayanan Pasar di
c.
Pasar Kemuning Kota Pontianak
Sifat
demokratis
dari
aparat
Menurut
pelaksana Sifat
yaitu
demokratis
yang
penulis
keempat
Edward
yang
meningkatkan
III,
variabel
mempengaruhi
maksud adalah sifat aparat pelaksana untuk
keberhasilan
dapat menerima segala kebijakan yang ada
publik adalah struktur birokrasi. Dalam
serta melaksanakannya sesuai tugasnya
penelitian ini, struktur yang dimaksud
masing-masing dan juga dapat menerima
adalah struktur pengelola dan prosedur
hasil-hasil yang telah dicapai.
kerja untuk mengatur tata aliran pekerjaan
Berkenaan dengan sifat demokratis
implementasi
tingkat
dalam pelaksanaan kebijakan, adapun yang
tersebut, Hasil wawancara dengan ibu
menjadi indikatornya yaitu:
Lisdawati, S.IP selaku Kepala Bidang
a. Struktur
Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
dan
UKM
Kota
Pontianak
kebijakan
Dalam
penelitian
ini
penulis
maksudkan adalah struktur pengelola dari
menyatakan bahwa petugas melakukan
implementasi
pemungutan retribusi pasar sudah bekerja
Pontianak nomor
dengan baik dan sesuai dengan tugasnya
retribusi pelayanan pasar ini. Dari hasil
masing-masing, sedangkan masalah hasil
wawancara dengan ibu Lisdawati, S.IP
tagihan dapat diterima dengan lapang dada
selaku
karena pedagang juga tidak bisa dikerasi
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
jadi sedikit atau banyaknya hasil tagihan
UKM Kota Pontianak terkait struktur
harus diterima.
organisasi dalam implementasi kebijakan
Berdasarkan
hasil
wawancara
tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
peraturan
Kepala
daerah
kota
4 tahun 2005 tentang
Bidang
Pasar
Dinas
retribusi pelayanan pasar ini disesuaikan dengan
struktur
yang
dibuat
oleh 13
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Disperindagkop dan Ukm kota Pontianak
mengumpulkan
dan bagan organisasi pasar Kemuning kota
diserahkan kepada pihak Disperindagkop
Pontianak
dan UKM khususnya bidang Pasar.
dan
berjalan
sebagaimana
hasil
pungutan
dan
tupoksi tugas masing-masing bidang yang ditetapkan
dalam
struktur
organisasi
tersebut.
E. PENUTUP
b. Prosedur Prosedur merupakan cara atau alur kerja.
Dalam
penelitian
penulis
Berdasarkan hasil penelitian pada
maksudkan adalah cara atau alur kerja para
yang telah diuraikan penulis pada bab-bab
pelaksana yang melaksanakan kegiatan-
sebelumnya
kegiatan pada tiap harinya sesuai dengan
penelitian tentang implementasi Peraturan
standar yang ditetapkan. Hasil wawancara
Daerah nomor 4 tahun 2005 tentang
dengan ibu Lisdawati, S.IP selaku Kepala
Retribusi
Bidang
Kemuning Kota Pontianak, khususnya
Pasar
Dinas
ini
a) Kesimpulan
Perindustrian
yang
merupakan
Pelayanan
di
membahas
Pontianak menyatakan bahwa
mempengaruhi kebijakan menurut George
kerjanya
sesuai
dengan
Perda
Kota
faktor-faktor
Pasar
Perdagangan Koperasi dan UKM Kota prosedur
terkait
Pasar
hasil
yang
C. Edward III maka penelitian ini dapat
Pontianak tentang Retribusi pelayanan
disimpulkan sebagai berikut :
pasar, segala bentuk mekanisme yang
1. Secara garis besar komunikasi yang
dijalankan tetap mengacu pada apa saja
dilakukan
yang dibutuhkan dan ditetapkan dalam
Perdagangan Koperasi dan UKM Kota
kebijakan retribusi pasar.
Pontianak sudah cukup baik dan
Dalam wawancara tersebut, Beliau menambahkan
pula
Perindustrian
berjalan secara lancar karena informasi
prosedur
yang disampaikan tidak mengalami
penarikan retribusi dikatakan pemungutan
perubahan dari ketentuan yang telah
dilakukan langsung dilapangan yakni di
diatur.
pasar Kemuning
oleh petugas penagih
menutup kemungkinan akan terjadi
yang telah ditunjuk oleh bidang pasar
kesalah pemahaman pedagang dalam
Disperindagkop dan UKM kota Pontianak.
menanggapi informasi yang diterima,
Kolektor
retribusi
karena komunikasi yang dilakukan
langsung kepada para pedagang yang ada
hanya ketika ada informasi-informasi
di pasar Kemuning kota Pontianak, setelah
baru yang perlu disampaikan maupun
melakukan penarikan selanjutnya kolektor
disepakati
tersebut
terkait
Dinas
menarik
Namun
demikian,
dengan
tidak
musyawarah. 14
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Komunikasi dijalankan dengan 2 cara
kejujuran dalam menjalankan tugas
yaitu lisan yaitu secara musyawarah
tetap dijunjung tinggi, serta sifat
bersama pedagang, sedangkan kedua
demogratis yang ditunjukkan dengan
secara tulisan yaitu dengan berupa
mendengarkan keinginan dan keluhan
pengumuman, selebaran, dan lainnya
para pedagang.
terkait perda dan aturan lainnya. 2. Pada
implementasi
perda
4. Struktur birokrasi dalam implementasi
retribusi
kebijakan yang dikembangkan George
pelayanan pasar ini, dapat dinilai
C. Edward III mempunyai 2 unsur
bahwa
cukup
yaitu struktur dan prosedur. Struktur
memenuhi seperti pada sumberdaya
birokrasi disesuaikan pada struktur
manusia dirasakan dan disadari pula
organisai pada Disperindagkop dan
masih kurang, khususnya pada petugas
UKM.
penagih yang hanya memiliki 1 orang
retribusi
petugas. Sedangkan unsur sarana yang
dikhususkan pada bidang retribusi
diberikan, pihak disperindagkop dan
disperindagkop
ukm
pontianak.
sumberdaya
hanya
belum
memfasilitasi
petugas
Dalam
implementasi
pelayanan
pasar,
dan
ukm
Sehingga
perda lebih
kota dalam
dengan buku tagihan yang berupa list
prosedurnya itu disesuaikan dengan
wajib retribusi, dan petugas hanya
aturan-aturan dan ketentuan yang telah
mendapatkan honor sebagai upah kerja
ditetapkan berdasarkan job description
penagihan.
dari masing-masing bidang.
3. Disposisi
(sikap
pelaksana)
birokrasi
dalam
dan
implementasi
b) Implikasi
kebijakan yang dikembangkan George
Manfaat yang diharapkan dengan
C. Edward III terdapat 3 indikator yaitu
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai
komitmen,
input atau masukan bagi pemerintah kota
kejujuran,
dan
sifat
demogratis aparatur pelaksana. Secara
Pontianak
umum aparatur pelaksana baik itu
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
Dinas
UKM
Perindustrian
Perdagangan
khususnya
Kota
bagi
Pontianak
Dinas
guna
Koperasi dan UKM maupun aparatur
mengoptimalkan implementasi Peraturan
pelaksana
penagih
Daerah Kota Pontianak nomor 4 tahun
mempunyai kecenderungan sikap yang
2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di
cukup baik ketika menjalankan tugas
Pasar
sebagai
kebijakan.
sebagaimana merupakan salah satu sumber
Komitmen terhadap kewajiban dan
Pendapatan Asli Daerah ini dan sebagai
yakni
petugas
implementor
Kemuning
Kota
Pontianak
15 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bahan
untuk
saling
kontrol
terhadap
pelaksanaannya dilapangan.
minimal
2
orang
petugas
yang
melakukan pemungutan retribusi secara
Selain itu peneliti juga berharap
bergantian, dan dapat mengantisifasi
apabila penelitian ini dapat dijadikan
jika
terjadi
salah
satu
sebagai landasan teori, referensi, dan
berhalangan
untuk
melaksanakan
tempat berpijak bagi peneliti yang lainnya
tugasnya agar kinerja pemungutan
yang ingin meneliti dengan tema yang
berjalan
masih berkaitan dengan penelitian ini
secara teratur. Tentunya melakukan
dimasa yang akan datang.
regenerasi terhadap petugas pemungut
optimal
dan
petugas
berlangsung
retribusi sangatlah penting, karena c)
pengaruh
Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka
usia
terhadap
juga
efektifitas
berpengaruh
kinerja
peneliti merekomendasikan beberapa saran
melakukan
terkait implementasi Peraturan Daerah
Selain
nomor 4 tahun 2005 tentang Retribusi
perlengkapan sarana aparatur pelaksana
Pelayanan Pasar di Pasar Kemuning Kota
yang dibutuhkan dalam melakukan
Pontianak, antara lain sebagai berikut :
pemungutan
1. Dalam
diperhatikan karena fasilitas penunjang
komunikasi
tentunya
perlu
pemungutan
dalam
retribusi.
menambah
petugas,
retribusi
untuk
informasi yang disampaikan sudar
retribusi sangat dibutuhkan agar kinerja
pernah
petugas tersebut dapat berjalan dengan
hal
ini
dilakukan agar jika terjadi pergantian pedagang
sebagai
pengguna
jasa
petugas
perlu
dilakukan secara berkala walaupun
diinformasikan,
para
juga
pemungutan
lancar. 3. Terkait
disposisi
perlu
melakukan
terhadap
petugas
pelayanan pasar, pedagang tersebut
pengawasan
bisa memahami terhadap aturan yang
pemungutan retribusi, karena tidak
telah
menutup kemungkinan akan terjadi
ditetapkan
bersama.
Selain
dan itu
disepakati perlu
juga
kecurangan atau penyimpangan dalam
dilakukan sosialisasi kepada para wajib
menjalankan
retribusi guna membangun kesadaran
langsung ke lapangan akan menjadi
dan mengingatkan kepada pedagang
upaya
akan pentingnya retribusi pelayanan
kecenderungan
pasar.
lapangan. Pengawasan dapat dilakukan
2. Terkait sumber daya, penambahan jumlah petugas pemungut retribusi,
tugasnya.
yang
tepat sikap
Pengawasan
guna
menilai
dari
petugas
dengan pendekatan-pendekatan kepada petugas
dan
pedagang
guna 16
SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kinerja dan sikap birokrasi atau pelaksana kebijakan, sehingga akan mendapatkan
penilaian
bagaimana
tentang
sikap-sikap
ketika sedang menjalankan kebijakan. 4. Struktur birokrasi yang ada harus dan
sesuai
dengan
Job
Description dari masing-masing bidang begitu
juga
prosedur
yang
telah
ditetapkan harus berjalan sesuai dengan mekanisme yang sudah ada. Namun perubahan
struktur
birokrasi
dan
prosedur yang dijalankan tidak akan menutup kemungkinan akan dan harus dilakukan.
Tentunya
Dunn, William. 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
yang
ditunjukkan pelaksana ataupun petugas
sejalan
Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
perubahan
tersebut harus didasarkan pada situasi
Faisal, Sanapiah. 1999. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kartono, Kartini. 1980. Teori Kepribadian. Bandung: PT. Alumni. Meter, Donald S. Van and Carl E. Van Horn. 1975. The Policy Implementation Process: A Conceptual Framework in Administration and Society. Beverly Hills: Sage Publication. Nugroho, R. D. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT. Gramedia. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
dan kondisi sesuai kebutuhan, sehingga struktur birokrasi dan prosedur yang dijalankan
akan
kebutuhan
yang
sejalan
dengan
didasarkan
pada
kondisi sebenarnya.
F. REFERENSI
1. Buku-Buku: Amirin, Tatang M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Chaizi, Nasucha. 2004. Reformasi Administrasi Publik Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Grasindo
Wahab, S Abdul. 1997. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara Wibowo, Edi, dkk. 2004. Kebijakan Publik dan Budaya. Yogyakarta: YPAPI Winarno, Budi. 1996. Teori Kebijakan Publik. Jogjakarta: Gajah Mada Express Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan. Yogyakarta: PT. Media Pressindo . 1999. Analisis Kebijakan Publik Teori dan Aplikasinya. Malang: PT Danar Wijaya.
2. Literatur Browsing :
17 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Bappeda Kota Pontianak. 2007. Kajian Penanganan Permasalahan Pedagang Informal di Kota Pontianak. http://bappeda.pontianakkota.go.id/dok/ BAB%20III%20kajian%20PKL.pdf. Diakses pada selasa, 29 juni 2010 jam 16.07
3. Literatur Perundang-undangan : .2005. Peraturan Daerah Kota Pontianak nomor 4 tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan pasar. Pontianak: Sekretariat Daerah Kota Pontianak
18 SURYONO, NIM E01107098 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN