PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DI KECAMATAN GALING KABUPATEN SAMBAS Oleh: HENDI NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email :
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja “Implementasi Kebijakan Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas yang belum terlaksana secara optimal. Belum optimalnya implementasi kebijakan tersebut terlihat dari timbulnya permasalahan yang ada di lapangan seperti masih banyak usaha kecil yang berada di Kecamatan Galing tidak memiliki izin usaha dari Pemerintah Kabupaten Sambas dan kurangnya pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Sambas terhadap usaha kecil yang tidak memiliki izin usaha perdagangan. Untuk menganalisis permasalahan yang terjadi, maka penulis menggunakan teori Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti sebagai pisau analisis. Teori Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti diharapkan mampu memberikan gambaran dan penilaian sejauh mana para pelaksana kebijakan melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan tersebut. Ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi menurut Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti yaitu kualitas kebijakan itu sendiri, kecukupan input kebijakan, ketepatan instrumen yang dipakai untuk mencapai tujuan, kapasitas implementor, karakteristik dan dukungan kelompok sasaran, kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi, dan politik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan sehingga tujuan yang ingin dicapai belum terealisasi dengan baik. Pertama, kapasitas implementor terutama dibidang pengawasan masih belum berjalan optimal disebabkan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait. Kedua, karakteristik dan dukungan kelompok sasaran dimana pengusaha kurang mendukung dikarenakan apabila pengusaha memiliki SIUP maka mereka wajib membayar pajak yang telah ditetapkan sedangkan penghasilan tidak menentu. Ketiga, kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi, dan politik dimana kondisi lingkungan baik itu geografi, sosial, dan ekonomi masih sangat tinggi pengaruhnya untuk mendukung berjalannya suatu kebijakan di Kecamatan Galing terutama untuk pengusaha yang wajib memiliki SIUP. Saran dari penelitan ini yaitu dari kapasitas implementor terutama dibidang pengawasan harus ditingkatkan lagi dan memberi sanksi kepada pengusaha apabila tidak memiliki SIUP. Kedua karakteristik dan dukungan kelompok sasaran yang mana pengusaha diberi arahan dan sosialisasi tentang pentingnya SIUP. Ketiga dari kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi dan politik terutama dibidang geografi yang mana pemerintah harus memberikan kemudahan dalam mengurus SIUP. Kata-kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, SIUP, Pengusaha
1 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
THE IMPLEMENTATION OF POLICY ISSUING TRADE LICENSEIN GALING SUBDISTRICT SAMBAS REGENCY
Abstract The purpose of this research is intend to explain the factors that influence the performance of “the implementation of policy issuing trade license in Galing subdistrict Sambas Regency which is do not run optimally yet. Not optimal implementation of these policies can be seen from the existing problem in the field like there are still many small business in Galing Subdistrict didn’t have the business license from the Sambas Regency Government and the lack of supervision of Sambas Regency Government to the small business that do not have trade license. To analyze the problem occurred, the researcher use the Purwanto and Dyah Ratih Sulistyastuti Theory as the knives analysis. Purwanto and Dyah Ratih Sulistyastuti Theory expected to be able to give an overview and assessment how far the policy implementers implement the objective that had been set for that policy. There are six variables that influence the performance of the implementation according to Purwanto and Dyah Ratih Sulistyastuti which are the policy itself, the adequancy of policy input, the precesion of the instrument used to achive the goal, the capacity of the implementor, the characteristic and the support from the target group, the condition of geographic, social, economic, and political environment. Based on the result of the research conducted by the researcher, it can be concluded that ther are some variables affected the performance of the policy implementation so that the goal can’t be realized well. First, the the capacity of the implementator especially in supervision is still not optimal because of the lack of supervision by the related parties. Second the characteristic and the support from the target group where the employers are less supportive because when the employers have the SIUP then they must pay the taxes that hav been set meanwhile the income is uncertain. Third, the condition of geographic, social, economic, and political environment where the environmental condition of geographic, social and economic still has many influence in supporting the passage of a policy in Galing Subdistrict especially for the employers which must have the SIUP. The suggestion from this research is from the capacity of the implementor especially in the field of supervision should be enhanced and to penalize the employers which didn’t have the SIUP. Second, characteristic and the support from the target group whre the employers were given advice and dissemination about the importance of SIUP. Third, from the environmental condition of geographic, social, economic and political especially in geographic field, where the government should provides convenience in care of SIUP. Keywords : Implementation, Policy, Siup, Employers
berskala besar saja melainkan juga usaha
A. PENDAHULUAN
kecil dan menengah agar usaha yang Surat
perdagangan
dilakukan mendapatkan pengakuan dan
seperti yang kita kenal dengan singkatan
pengesahan dari pihak pemerintah. Hal ini
SIUP
bisa
untuk menghindari terjadi masalah yang
melaksanakan usaha perdagangan. SIUP
dapat mengganggu perkembangan usaha
wajib dimiliki oleh orang atau badan yang
dikemudian hari.
yaitu
izin
surat
usaha
izin
untuk
memiliki usaha perdagangan dan berfungsi
SIUP sebagai salah satu jenis izin
sebagai alat atau bukti pengesahan dari
pada pelayanan satu pintu merupakan
usaha perdagangan yang dilakukan. SIUP
salah satu jenis izin yang dibutuhkan oleh
tidak
kalangan perdagangan, termasuk sektor
hanya
dibutuhkan
oleh
usaha
2 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
usaha kecil dan menengah. Sektor ini
kegiatan usaha tidak terjadi masalah
merupakan salah satu sektor pemohon
perizinan, selain itu dengan memiliki SIUP
yang cukup besar dalam pengurusan Surat
dapat memperlancar perdagangan ekspor
izin usaha perdagangan, dan mempunyai
dan impor dan sebagai syarat untuk
peranan besar dalam sistim perekonomian
mengikuti
kegiatan
lelang
yang
SIUP dibedakan menjadi 4(empat)
diselenggarakan oleh pemerintah. SIUP
jenis yaitu SIUP Mikro, Kecil, Menengah,
berlaku selama perusahaan perdagangan
dan Besar. Adapun keempat jenis SIUP
menjalankan kegiatan usaha. Perusahaan
tersebut sebagai berikut ;
perdagangan sebagaimana dimaksud wajib
a. SIUP Mikro yaitu yang dapat diberikan kepada perusahaan perdagangan mikro, dengan modal dan kekayaan bersih seluruhnya tidak lebih dari Rp.50 juta. b. SIUP Kecil yaitu wajib dimiliki
melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun di tempat penerbitan SIUP. Dalam Pasal 12 Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 46 Tahun 2009 Tentang
penerbitan
usaha
dikatakan
dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya
Perdagangan
sebesar Rp.50 juta sampai dengan Rp.500
Petugas penerbit SIUP menerbitkan SIUP
juta,tidak termasuk tanah dan bangunan
paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
tempat usaha.
sejak diterimanya SP-SIUP dan dokumen
dimiliki oleh perusahaan perdagangan
“Setiap
izin
perusahaan perdagangan dengan modal
c. SIUP Menengah yaitu wajib
bahwa
surat
wajib
Perusahaan
memiliki
SIUP”.
secara lengkap dan benar dan dengan tidak dipungut biaya.
dengan modal dan kekayaaan bersih
Berdasarkan hasil penelitian awal
(netto) seluruhnya sebesar Rp.500 juta
dilapangan diketahui dari sejumlah 122
sampai
tidak
usaha perdagangan yang ada di Kecamatan
termasuk tanah dan bangunan tempat
Galing Kabupaten Sambas, baru sebanyak
usaha.
20 (sekitar 16%), usaha perdagangan yang
dengan
Rp.10
milyar
d. SIUP Besar yaitu wajib dimiliki
memiliki SIUP (sumber: Kantor Pelayanan
oleh perusahaan perdangangan dengan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
modal
Daerah Kabupaten Sambas dan Kantor
dan
kekayaan
bersih
(netto)
seluruhnya lebih Rp.10 milyar tidak termasuk tempat usaha. Kegunaan kepemilikan dari SIUP
Kecamatan Galing). Hasil
pengamatan
penulis
dilapangan, menunjukkan bahwa para
adalah sebagai alat pengesahan yang
pemilik
usaha
kecil
yang
ada
di
diberikan oleh pemerintah sehingga dalam
Kecamatan Galing Kabupaten Sambas 3
HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
banyak yang tidak memiliki izin dari
Adapun tujuan penelitian ini ialah
Pemerintah Kabupaten Sambas. Menurut
ingin mengidentifikasikan faktor-faktor
informasi yang peneliti terima dari para
apa yang mempengaruhi Implementasi
pemilik usaha kecil yang tidak memiliki
Kebijakan Penerbitan Surat Izin Usaha
izin, mengatakan bahwa mereka tidak
Perdagangan (SIUP) di Kecamatan Galing
mengetahui kalau usaha kecil itu harus
Kabupaten Sambas
memiliki izin usaha dari Pemerintah Kabupaten
Sambas.
Lemahnya
pengawasan yang dilakukan oleh pihak
B. KAJIAN TEORI
pemerintah Kabupaten Sambas dan juga tidak ada upaya untuk menindak lanjuti
Implementasi kebijakan berangkat
usaha kecil yang belum memiliki izin
dari berbagai masalah yang harus diatasi
resmi dari pihak terkait membuat semakin
oleh pemerintah yang berkaitan dengan
banyak yang usaha-usaha yang berdiri
publik. Masalah publik bersifat dinamik
tidak memiliki izin resmi dari pemerintah
sehingga
Kabupaten
Berdasarkan
secara menyeluruh (holistic approach)
permasalahan yang telah penulis paparkan
yaitu sebuah pendekatan yang memandang
diatas,
masalah
maka
Sambas.
penulis
tertarik
untuk
penyelesaiannya
merupakan
diperlukan
bagian
dari
meneliti masalah ”Implementasi Kebijakan
keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
atau diukur sendirian. Masalah publik
(SIUP) di Kecamatan Galing Kabupaten
tidak dapat diatasi secara perorangan dan
Sambas”.
dikehendaki penyelesaian secara efektif
Berdasarkan
belakang,
dan efisien yang mensyaratkan sebuah
menjadi permasalahan dalam implementasi
proses perumusan masalah dan penetapan
kebijakan penerbitan Surat Izin Usaha
kebijakan. Sehubungan dengan proses
Perdagangan (SIUP) di Kecamatan Galing
penetapan
Kabupaten Sambas antara lain adalah (1)
mempunyai peran yang memegang posisi
masih banyak usaha kecil yang berada di
dalam
Kecamatan Galing tidak memiliki izin
menyangkut penyiapan, penentuan, dan
usaha dari pemerintah Kabupaten Sambas,
menjalankan kebijakan atas nama dan
(2)
untuk keseluruhan masyarakat daerah
Kurangnya
latar
pengawasan
dari
kebijakan
proses
pemerintah Kabupaten Sambas terhadap
dalam
usaha kecil yang tidak memiliki izin usaha
2008:302).
itu
pembuatan
kekuasaannya
pemerintah
kebijakan
(Nugroho
,
perdagangan. 4 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Implementasi rangkaian
merupakan
aktivitas
suatu rangka
berbagai
kepada
kebijakan merupakan salah satu tahapan
masyarakat sehingga kebijakan tersebut
dari proses kebijakan publik (public policy
dapat
process
menghantarkan
dalam
politis karena adanya intervensi dari
kebijakan
membawa
hasil
sebagaimana
kepentingan.
sekaligus
Implementasi
studi
krusial).
(2008:91), implementasi kebijakan sebagai
bagaimanapun baiknya suatu kebijakan,
“suatu proses melaksanakan keputusan
jika tidak dipersiapkan dan direncanakan
kebijakan”.
secara baik dalam implementasinya, maka
Jones
dalam
Subarsono, (2010:84), mengatakan bahwa
tujuan
implementasi kebijakan merujuk pada
diwujudkan.
pelaksanaan
secara
efektif,
sehingga
kebijakan
krusial
sangat
diharapkan. Selanjutya menurut Widodo
Sementara
Bersifat
yang
tidak
karena
akan
bisa
Menurut Dunn (2003:22), proses
implementasi kebijakan memuat tentang
pembuatan
aktifitas-aktifitas
serangkaian tahap yang saling bergantung
program
yang
akan
kebijakan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
yang
telah ditetapkan dan dirasakan manfaatnya
penyusunan agenda, formulasi kebijakan,
oleh
dituju.
adopsi kebijakan, implementasi kebijakan,
tindakan
dan penilaian kebijakan. Dari serangkaian
implementasi kebijakan dapat dibedakan
kegiatan tersebut, pada penelitian ini
kedalam “policy inputs and policy proses”,
peneliti
lebih lanjut Dunn mengatakan bahwa
implementasi kebijakan. Setelah sebuah
policy inputs berupa masukan sumber
kebijakan
daya, sedangkan policy process bertalian
selanjutnya ialah implementasi kebijakan.
dengan
administratif,
Artinya, jika setiap usulan kebijakan yang
membentuk
telah diputuskan kemudian dilegalkan
transformasi masukan kebijakan ke dalam
(disahkan) oleh pihak yang memiliki
hasil-hasil.
kewenangan
kelompok
Menurut
Dunn
sasaran
(2003:97),
kegiatan
organisasional,
yang
yang
(output)
dan
dampak
kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan suatu proses dalam kebijakan publik yang
diatur
lebih
kebijakan
menurut
merupakan
aturan
mengarah
pada
diformulasikan,
maka
tersebut
keputusan telah
siap
waktu:
tahap
tahap
atas untuk
diimplementasikan. Pihak yang berkewajiban untuk
mengarah pada pelaksanaan kebijakan.
mengimplementasikannya
ialah
pihak
Dalam prakteknya implementasi kebijakan
pelaksana dari kebijakan tersebut. Namun
merupakan suatu proses yang begitu
demikian, pada tahapan implementasi
kompleks, bahkan tidak jarang bermuatan
sebuah kebijakan merupakan tahap krusial 5
HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
karena
merupakan
untuk
Indonesia tidak jauh berbeda dengan
mencapai tujuan kebijakan. Hal ini senada
kegagalan yang ditemukan di negara lain.
dengan yang diungkapkan oleh Widodo
Setidaknya ada enam faktor yang menjadi
(2008:85),
penentu berhasil atau tidaknya suatu
yakni
langkah
kalau
menghendaki
tujuan kebijakan dapat dicapai dengan baik,
maka
bukan
saja
pada
proses implementasi.
tahap
implementasi yang harus dipersiapkan dan
a.
Kualitas kebijakan itu sendiri.
direncanakan dengan baik, tetapi juga pada tahap
perumusan
atau
pembuatan
Kualitas disini menyangkut banyak hal, seperti: kejelasan tujuan, kejelasan
kebijakan juga telah diantisipasi untuk
implementor
dapat
implementasi, dan lainya. Lebih dari itu,
diimplementasikan.
Menurut
Nugroho (2008:432).
atau
penanggung
jawab
sebagaimana dikatakan oleh Deleon dan
Implementasi
kebijakan
adalah
Deleon (dalam Agus Purwanto dan Ratih
cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai
Sulistyastuti, 2012:86 ) kualitas suatu
tujuannya
untuk
kebijakan akan sangat ditentukan oleh
mengimplementasikan kebijakan publik itu
perumusan kebijakan itu sendiri. Suatu
ada dua pilihan langkah, yaitu langsung
kebijakan
yang
dirumuskan
mengimplementasikan
demokratis
akan
sangat
dan
dalam
bentuk
secara
memberikan
program atau melalui formulasi kebijakan
peluang dihasilkannya kebijakan yang
derivate atau turunan dari kebijakan publik
berkualitas.
tersebut. Sementara itu, menurut Agustino
sebagaimana dianjurkan oleh Peter dan
(2006:139)
Linda
implementasi
kebijakan
Deleon
Dengan
sangat
demikian,
penting
untuk
menyangkut tiga hal, yaitu: (1) adanya
merumuskan kebijakan melalui proses
tujuan atau sasaran kebijakan; (2) adanya
yang demokratis agar implementasi lebih
aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan;
mudah untuk dilaksanakan.
(3) adanya hasil kegiatan. Model yang digunakan
untuk
menganalisis
b. Kecukupan input kebijakan (terutama
Implementasi Kebijakan Penerbitan Surat
anggaran).
Izin
di
Suatu kebijakan atau program tidak
Kecamatan Galing Kabupaten Sambas
akan dapat mencapai tujuan atau sasaran
mengacu
implementasi
tanpa dukungan anggaran yang memadai.
Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti
Dalam bahasa Wildavsky (Agus Purwanto
(2012: 85-87), yang menyatakan bahwa
dan Ratih Sulistyastuti, 2012:86), besarnya
kegagalan implementasi yang terjadi di
anggaran yang dialokasikan terhadap suatu
Usaha
Perdagangan
pada
model
(SIUP)
6 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kebijakan atau program menunjukkan
intrumen yang berbeda-beda. Ketepatan
seberapa besar political wil
pemerintah
intrumen ini akan sangat berpengaruh
terhadap persoalan yang akan dipecahkan
terhadap keberhasilan implementasi suatu
oleh kebijakan tersebut. Dengan demikian
kebijakan.
besarnya anggaran juga dapat dipakai sebagai proxy untuk melihat seberapa besar
pemerintah
Kapasitas
implementor
(struktur SDM,
terhadap
organisasi,
dukungan
kebijakan tersebut. Secara hipotesis dapat
koordinasi,
pengawasan,
dikatakan bahwa semakin besar anggaran
sebagainya).
yang
komitmen
d.
dialokasikan
pemerintah
Struktur organisasi yang terlalu
terhadap suatu kebijakan maka semakin
hirarkis tentu akan menghambat proses
besar
implementasi. Kepatuhan para bawahan
pula
oleh
dan
peluang
keberhasilan
implementasi kebijakan tersebut. Sebab
dalam
pemerintah juga memiliki komitmen yang
diberikan oleh para atasan sebagai upaya
kuat agar kebijakan tersebut mendukung
untuk
agar
Perspektif ini brangkat dari pertanyaan:
implementasi
kebijakan
tersebut
melaksanakan
perintah
suatu
yang
kebijakan.
Apakah implementor mematuhi prosedur
dapat berhasil.
yang c.
menjalankan
telah
ditetapkan?
Apakah
Ketepatan instrumen yang dipakai
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
untuk
yang telah disusun? Apakah kelompok
mencapai
(pelayanan,
tujuan
subsidi,
kebijakan
hibah,
dan
sasaran yang dijangkau sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh kebijakan?
lainnya). Dengan
analogi
suatu
Apakah implementor tidak melanggar
penyakit,maka untuk menyembuhkannya
larangan-larangan
diperlukan obat yang tepat, maka untuk
Perspektif ini sangat dipengaruhi oleh
menyembuhkannya diperlukan obat yang
pandangan
tepat. Demikian juga persoalan publik
implementasi ditentukan oleh persoalan
yang
suatu
pengelolaan
kebijakan juga memerlukan intrumen yang
manajemen.
ingin
dipecahkan
oleh
yang
telah
dibuat?
yang melihat keberhasilan
urusan
adminisrasi
dan
tepat. Intrumen tersebut berupa palayanan publik gratis atau dengan memberikan
e.
Karakteristik dan dukungan kelompok
hibah barang-barang tertentu. Tentu setiap
sasaran.
persoalan
Karakteristik
akan
membutuhkan
bentuk
kelompok
sasaran
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap 7 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dukungan kelompok sasaran terhadap
terdapat berbagai faktor, seperti: kondisi
proses implementasi. Untuk menjamin
geografis, sosial, ekonomi, dan politik
implementasi
dengan
yang memiliki kontribusi penting dalam
lancar, sebelum kegiatan penyampaian
kegiatan implementasi. Diantara faktor
berbagai keluaran kebijakan dilakukan
tersebut, faktor politiklah yang dianggap
kepada kelompok sasaran dimulai perlu
memiliki
didahului dengan penyampaian informasi
meskipun pada awalnya variabel politik
kepada
Tujuan
dianggap kurang penting dalam proses
agar
implementasi. Tingginya muatan politik
kelompok sasaran memahami kebijakan
dalam proses implementasi terjadi karena
yang akan diimplementasikan sehingga
melibatkan banyak stakeholder. Kiviniemi
tidak hanya akan dapat menerima berbagai
(dalam
program diinisiasi oleh pemerintah akan
Sulistyastuti,
tetapi berpartisipasi aktif dalam upaya
adanya non governmental actors yang ikut
untuk
berinteraksi dalam proses implementasi
dapat
kelompok
pemberian
berjalan
sasaran.
informasi
mewujudkan
adalah
tujuan-tujuan
kebijakan. Informasi yang disampaikan dalam
mencari
dukungan
pengaruh
Agus
yang
Purwanto 2012:86
)
dominan
dan
Ratih
menyebutkan
menjadi sangat dinamis.
terhadap
Berkaca pada studi di lapangan,
kelompok sasaran ini paling tidak harus
implementasi
mencakup berbagai hal berikut: penjelasan
Perdagangan (SIUP) ini tidak berjalan
sacara lengkap tentang tujuan kebijakan,
dengan
manfaat serta keuntungan yang akan
beberapa
dirasakan
sasaran,
bertentangan dengan maksud dan tujuan
stakeholder yang terlibat, dan mekanisme
dari kebijakan tersebut. Penyimpangan
kegiatan sebuah kebijakan atau program.
yang terjadi di luar tujuan kebijakan
oleh
kelompok
baik,
tersebut f.
Kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi,
dan
politik
dimana
implementasi tersebut dilakukan. Kebijakan yang berkualitas tidak
Surat
karena
persoalan
seharusnya
Izin
Usaha
masih
terdapat
yang
masih
mendapatkan
perhatian dari pihak pemerintah. Penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan kebijakan yang tejadi merupakan
salah
satu
contoh
akan berhasil ketika diimplementasikan
ketidakberhasilan implementasi kebijakan
dalam situasi dan kondisi lingkungan yang
penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
tidak kondusif terhadap upaya pencapaian
(SIUP) di Kecamatan Galing Kabupaten
tujuan kebijakan. Implementasi terjadi
Sambas. Penulis mencoba mengkaji dan
dalam suatu wilayah yang di dalamnya
menggali
faktor-faktor
yang 8
HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mempengaruhi mengapa suatu kebijakan tidak terimplementasi secara baik. Maka dari itu, untuk menyelesaikan masalahmasalah
yang
menggunakan
terjadi, teori
penulis
implementasi
kebijakan menurut Purwanto dan Dyah
Masalah: a. Banyak usaha kecil yang berada di Kecamatan Galing tidak memiliki izin usaha dari pemerintah Kabupaten Sambas. b. Kurangnya pengawasan dari pemerintah Kabupaten Sambas terhadap usaha kecil yang tidak memiliki izin usaha perdagangan.
Ratih Sulistyastuti (2012: 85-87), ada enam
variabel
mempengaruhi
kinerja
implementasi. 1. Kualitas kebijakan itu sendiri 2. Kecukupan input kebijakan. 3. Ketepatan instrumen yang dipakai untuk mencapai tujuan kebijakan. 4. Kapasitas implementor. 5. Karakteristik
dan
Model Implementasi Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2012: 106-110) 1. Kualitas kebijakan itu sendiri 2. Kecukupan input kebijakan 3. Ketepatan instrumen yang dipakai 4. Kapasitas implementor 5. Karakteristik dan dukungan kelompok sasaran 6. Kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi, dan politik
dukungan
kelompok sasaran 6. Kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi, dan politik
Meningkatnya permohonan perizinan pada berbagai jenis bidang usaha khususnya pada usaha kecil di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas
dimana implementasi tersebut dilakukan. Hasil yang diharapkan dari keenam variabel ini, Meningkatnya permohonan
C. METODE PENELITIAN
perizinan pada berbagai jenis bidang usaha khususnya pada usaha kecil di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:7), Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan ingin menggali secara luas tentang faktor-faktor
Kerangka Pikir Penelitian Implementasi Kebijakan Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas
atau
yang
mempengaruhi
terjadinya
sesuatu. Asumsi peneliti menggunakan penelitian eksploratif dikarenakan peneliti ingin menggali secara luas tentang faktor9
HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
faktor yang menyebabkan Implementasi
2. Satpol PP Kecamatan Galing
Kebijakan Penerbitan Surat Izin Usaha
3.
Perdagangan (SIUP) di Kecamatan Galing
berjumlah 3 orang.
Pengusaha
Kabupaten Sambas belum optimal. Ada
beberapa
di
Kecamatan
Galing
Teknik Pengumpulan data yang yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah wawancara, dokumentasi, dan
ini
observasi. Menurut Miles dan Hiberman
antara
lain
menentukan
langkah
pra
memilih
permasalahan
atau
penelitian
(Sugiyono:2008;183)
terdapat
aktivitas
,melakukan pra survey, membuat proposal
dalam analisis data, yang mana aktivitas
penelitian
yang
unsur
ini saling berhubungan dalam menganalisa
rumusan
permasalahan,
pertanyaan
data yang didapat. Jadi pada penelitian ini,
penelitian, memilih pendekatan dan jenis
dalam menganalisa data menggunakan
penelitian
memasukan
yang
sesuai
dengan
reduksi
diteliti.
Tempat
verifikasi. Uji menguji data yang diperoleh
penelitian yang diteliti oleh penulis adalah
dalam penelitian yang sah dan benar maka
di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas.
diperlukan uji kredibilitas. Pada penelitian
Adapun alasan penulis memilih tempat
ini, penulis menggunakan triangulasi untuk
tersebut untuk diteliti seperti yang telah
menguji keabsahan data. Dalam teknik
peneliti ungkapkan di latar belakang
triangulasi, peneliti menggunakan teknik
bahwa
yang
pengumpulan data yang berbeda-beda
berkaitan dengan Implementasi Kebijakan
untuk mendapatkan data dari sumber yang
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
sama secara serempak.
permasalahan
yang
adanya
permasalahan
data,
penyajian
data,
serta
(SIUP) di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas.
Permasalahan
perizinan
di
Kecamatan Galing sampai sekarang belum dapat
diselesaikan
meskipun
diterbitkan
peraturan
undangannya.
Untuk
menentukan
tempat
D.
telah
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
perundangitulah
penulis
penelitian
di
Kecamatan Galing Kabupaten Sambas. Adapun informan dalam penelitian
Tahapan
implementasi
suatu
kebijakan merupakan suatu hal yang sangat krusial, dikarenakan tahapan ini akan
menentukan
keberhasilan
ini adalah sebagai berikut:
kegagalan
dari
1. Kabid Pelayanan Perizinan BPMPPT
kebijakan.
Untuk
Kabupaten
kesiapan yang matang dalam melakukan
Sambas.
implementasi
atau
itulah
suatu
diperlukan 10
HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
implementasi kebijakan tersebut sejak dari
menggunakan teori Purwanto dan Dyah
tahapan perencanaan, pengorganisasian,
Ratih
pelaksanaan
sejauh mana keberhasilan implementasi
sampai
dengan
Sulistyastuti
pengevaluasian kebijakan tersebut. Pada
kebijakan.
konteks implementasi kebijakan penulis
1.
Kebijakan
merupakan
keputusan-
untuk
mengetahui
Kualitas kebijakan itu sendiri
berkualitas.
Dengan
demikian,
keputusan pemerintah yang mempunyai
sebagaimana dianjurkan oleh Peter dan
pengaruh penting pada warga masyarakat.
Linda Deleon ( dalam Agus Purwanto dan
Kebijakan
Ratih
yang
diambil/dibuat
oleh
Sulistyastuti,
2012:86)
sangat
pemerintah dengan tujuan untuk kebaikan
penting untuk merumuskan kebijakan
dan
melalui proses yang demokratis agar
kesejahteraan
rakyatnya.
Sebuah
kebijakan publik lahir sebagai akibat dari
implementasi
lebih
mudah
dua hal. Pertama adanya aspirasi dari
dilaksanakan.
masyarakat. Kedua berangkat dari niat
2. Kecukupan input kebijakan
untuk
baik pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya. Dalam perumusan kebijakan publik sentral
pemerintah yang
memegang
sangat
peran
menentukan.
Kebijakan publik yang ditetapkan oleh pemerintah wajib bermanfaat bagi seluruh rakyat, atau minimal sebagian besar dari rakyat. Kualitas disini menyangkut banyak hal, seperti: kejelasan tujuan, kejelasan implementor
atau
penanggung
jawab
implementasi, dan lainya. Lebih dari itu, sebagaimana dikatakan oleh deleon dan deleon (dalam Agus Purwanto dan Ratih Sulistyastuti, 2012:86) dalam kualitas suatu kebijakan akan sangat ditentukan oleh perumusan kebijakan itu sendiri. Suatu kebijakan yang dirumuskan secara demokratis
akan
sangat
memberikan
peluang dihasilkannya kebijakan yang 11 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Suatu kebijakan atau program tidak
intrumen ini akan sangat berpengaruh
akan dapat mencapai tujuan atau sasaran
terhadap keberhasilan implementasi suatu
tanpa dukungan anggaran yang memadai.
kebijakan.
Dalam bahasa Wildavsky (Agus Purwanto
4. Kapasitas implementor
dan Ratih Sulistyastuti, 2012:86 ), besarnya
Struktur
organisasi
yang
terlalu
anggaran yang dialokasikan terhadap suatu
hirarkis tentu akan menghambat proses
kebijakan
menunjukkan
implementasi. Kepatuhan para bawahan
pemerintah
dalam menjalankan perintah yang diberikan
terhadap persoalan yang akan dipecahkan
oleh para atasan sebagai upaya untuk
oleh kebijakan tersebut. Dengan demikian
melaksanakan suatu kebijakan. Perspektif
besarnya anggaran juga dapat dipakai
ini
sebagai proxy untuk melihat seberapa besar
implementor mematuhi prosedur yang telah
komitmen pemerintah terhadap kebijakan
ditetapkan? Apakah pelaksanaan kegiatan
tersebut. Secara hipotesis dapat dikatakan
sesuai dengan jadwal yang telah disusun?
bahwa
yang
Apakah kelompok sasaran yang dijangkau
dialokasikan oleh pemerintah terhadap suatu
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
kebijakan maka semakin besar pula peluang
kebijakan?
keberhasilan
kebijakan
melanggar larangan-larangan yang telah
tersebut. Sebab pemerintah juga memiliki
dibuat? Perspektif ini sangat dipengaruhi
komitmen yang kuat agar kebijakan tersebut
oleh pandangan yang melihat keberhasilan
dapat berhasil.
implementasi ditentukan oleh persoalan
3. Ketepatan instrumen yang dipakai
pengelolaan
urusan
manajemen.
Di
atau
program
seberapa besar political wil
semakin
Dengan
besar
anggaran
implementasi
analogi
suatu
penyakit,
brangkat
dari
Apakah
pertanyaan:
Apakah
implementor
tidak
adminisrasi dalam
dan
kapasitas
maka untuk menyembuhkannya diperlukan
implementor terdapat 4 poin untuk mencapai
obat
untuk
berhasil atau tidaknya suatu implementasi
menyembuhkannya diperlukan obat yang
yaitu struktur organisasi, dukungan SDM,
tepat. Demikian juga persoalan publik yang
Koordinasi dan Pengawasan..
ingin dipecahkan oleh suatu kebijakan juga
5. Karakteristik dan dukungan kelompok
yang
tepat,
maka
memerlukan instrumen yang tepat. Dalam ketepatan instrumen terdapat 3 faktor yaitu pelayanan, subsidi, dan hibah. Ketepatan
sasaran Karakteristik
kelompok
sasaran
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap 12
HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dukungan kelompok sasaran terhadap proses
terdapat berbagai faktor seperti: kondisi
implementasi.
geografis, sosial, ekonomi, dan politik.
Untuk
menjamin
implementasi dapat berjalan dengan lancar, sebelum kegiatan penyampaian berbagai keluaran
kebijakan
dilakukan
kepada
E. KESIMPULAN
kelompok sasaran dimulai perlu didahului dengan
penyampaian
kepada
Berikut ini adalah kesimpulan yang
pemberian
dapat penulis kemukakan dari Implementasi
informasi adalah agar kelompok sasaran
Kebijakan Penerbitan Surat Izin Usaha
memahami
Perdagangan (SIUP) di Kecamatan Galing
kelompok
sasaran.
informasi Tujuan
kebijakan
yang
akan
diimplementasikan sehingga tidak hanya
Kabupaten Sambas:
akan dapat menerima berbagai program
1.
diinisiasi
oleh Pemerintah akan tetapi
Kualitas kebijakan itu sendiri Bahwa
dapat
digambarkan
bahwa
berpartisipasi aktif dalam upaya untuk
kualitas dari kebijakan itu sendiri sudah
mewujudkan
kebijakan.
cukup baik. Yang mana pengusaha yang
Informasi yang disampaikan dalam mencari
berada di Kecamatan Galing sudah
dukungan terhadap kelompok sasaran ini
mengetahui maksud dari kebijakan yang
paling tidak harus mencakup berbagai hal
mewajibkan setiap pengusaha memiliki
berikut: penjelasan sacara lengkap tentang
SIUP.
tujuan-tujuan
tujuan kebijakan, manfaat serta keuntungan
2.
Kecukupan input kebijakan
yang akan dirasakan oleh kelompok sasaran,
dimana terkait dengan besaran anggaran
stakeholder yang terlibat, dan mekanisme
yang digunakan oleh Badan Penanaman
kegiatan sebuah kebijakan atau program.
Modal
6. Kondisi lingkungan geografi, sosial,
Terpadu
ekonomi, dan politik
dan Pelayananan Perizinanan dalam
kebijakan
SIUP
disesuaikan dengan APBD Kabupaten
Kebijakan yang berkualitas tidak akan berhasil ketika diimplementasikan
Sambas. 3.
Ketepatan instrumen yang dipakai untuk
dalam situasi dan kondisi lingkungan yang
mencapai tujuan kebijakan
tidak kondusif terhadap upaya pencapaian
Dibidang
tujuan
terjadi
bahwa pelayanan yang diberikan oleh
dalam suatu wilayah yang di dalamnya
BPMPPT dalam melayani pembuatan
kebijakan.
Implementasi
pelayanan
menunjukkan
13 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
4.
SIUP sudah cukup baik. Namun yang
kondisi lingkungan baik itu geografi,
menjadi kendala adalah pengusaha itu
sosial, dan ekonomi masih sangat tinggi
sendiri yang tidak mau mengurus SIUP
pengaruhnya
dikarenakan masih terdapat pengusaha
berjalannnya
yang tidak tahu bagaimana proses
Kecamatan
pembuatan SIUP.
pengusaha yang wajib memiliki SIUP.
untuk suatu Galing
mendukung kebijakan
terutama
di
untuk
Kapasitas implementor terutama dibidang pengawasan masih belum berjalan dengan optimal karena
F. SARAN
kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait terhadap pengusaha
5.
kesimpulan
dari
yang tidak memiliki SIUP dan sanksi
penelitian ini, penulis memberikan saran
yang diberikan hanya berupa teguran.
agar Implementasi Kebijakan Penerbitan
Karakteristik dan dukungan kelompok
Suarat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di
sasaran
Kecamatan
Dimana jarak yang ditempuh untuk
menjadi lebih baik.
mengurus SIUP sangat jauh karena
1.
SIUP
dikeluarkan
Penanaman
6.
Berdasarkan
Modal
oleh dan
Badan Pelayanan
Galing
Kabupaten
Sambas
Kapasitas implementor Kapasitas dibidang
implementor
terutama
pengawasan
harus
Perizinan Terpadu Kabupaten Sambas
ditingkatkan lagi karena masih terdapat
yang letaknya di kabupaten selain itu
pengusaha yang tidak memiliki SIUP.
pengusaha juga kurang mendukung
Untuk kedepannya lebih ditingkatkan
karena apabila pengusaha memiliki
lagi dan sanksi yang diberikan kepada
SIUP maka mereka wajib membayar
pengusaha yang tidak memiliki SIUP
pajak yang telah ditetapkan sedangkan
harus dipertegas agar jumlah pengusaha
penghasilan mereka tidak menentu dan
yang
usaha mereka tergolong usaha kecil.
Perdagangan
Kondisi lingkungan geografi, sosial,
meningkat
ekonomi, dan politik.
menjalankan usahanya sesuai dengan
Dimana
implementasi
tersebut
dilakukan dimana diketahui
membuat
Surat
Izin
(SIUP) dan
pengusaha
Usaha semakin dapat
ketentuan yang berlaku.
bahwa 14
HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
3.
Karakteristik dan dukungan kelompok
penelitian tidak 100 % terbuka secara detail
sasaran
dalam menyampaikan informasi, sehingga
Karakteristik dan dukungan kelompok
dalam melakukan analisis terhadap masalah
sasaran
diberi
penulis mengalami kendala. Di samping itu,
arahan dan sosialisasi tentang Surat Izin
sulitnya memperoleh data rinci terkait
Usaha
agar
masalah Surat Izin Usaha Perdagangan
pengusaha dapat mendukung program
(SIUP) menyebabkan data yang penulis
yang telah dibuat oleh Pemerintah.
tampilkan dirasakan kurang memadai.
terutama
pengusaha
Perdagangan
(SIUP)
Kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi, dan politik Kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi,
dan
implementasi
politik tersebut
dimana dilakukan
diketahui bahwa kondisi lingkungan baik itu geografi, sosial dan ekonomi masih sangat tinggi pengaruhnya untuk mendukung
berjalannya
suatu
kebijakan. Dalam hal ini pemerintah selaku
pembuat
H. REFERENSI
kebijakan
harus
memberikan solusi kepada pengusaha
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Dunn, William, N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, Maleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
agar pengusaha dapat membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan
Nugroho, Riant. 2008. Jakarta: PT. Gramedia.
Public
Policy.
tidak ada lagi kegiatan perdagangan yang tidak memiliki izin.
G. KETERBATASAN PENELITIAN
Dari penelitian yang peneliti lakukan di lapangan, hal yang menjadi kendala dan
Purwanto, Erwan Agus, dan Dyah Ratih Suliyastuti, 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan Publik (Edisi Ketiga) : Konsep, Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono.2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfhabet.
keterbatasan dalam penelitian adalah subjek 15 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sugito,dkk.2011. Pedoman Penulisan Skripsi. Pontianak: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Tachjan, H. 2008. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung : Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Bekerjasama Dengan Puslit KP2W Lembaga Penelitian Unpad. Tohardi, Ahmad. 2010. Metode Penelitian Sosial Diktat Kuliah. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Widodo, Joko. 2008. Analisis Kebijakan Publik, Konsep Dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang : Bayumedia. Wahab, Solichin Abdul. 2010. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Sumber lain : Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 46 Tahun 2009 Tentang Penerbitan Surat Izin Usaha. Peraturan Bupati Sambas Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati dalam Penandatangan Perizinan kepada Kepala BPMPPT Kabupaten Sambas
16 HENDI, NIM. E01112081 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN