IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY MELALUI PROGRAM TANGO PEDULI GIZI Siti Qona’ah Program Studi Kehumasan Akom BSI Jakarta Jl. Kayu Jati V No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur
[email protected]
Abstract Adoption program Tango Nias village in 2012 is the implementation of corporate social responsibility programs implemented by PT Orang Tua and an expansion of Tango Nutrition Care has been implemented since 2010-2011. The program consists of several activities those are supplementary feeding, home visit, the home of lusty tango, nutritional counseling assistance and a healthy lifestyle, economic empowerment and improvement of health infrastructure. Implementation of this research was to determine the corporate social responsibility programs through nutrition care tango 2012. In this study, researchers used a qualitative approach and case studies, as a method of research which suggests that this activity is part of corporate social responsibility in the field of family empowerment and community development. Meanwhile the corporate social responsibility through adoption tango village program Nias can increase family empowerment in family health and Nias community development. Keywords: Corporate Social Responsibility, Family Empowerment, Community Development
Abstraksi Program Adopsi Desa Tango Nias 2012 merupakan implementasi dari program corporate social responsibility (CSR) yang dilaksanakan oleh PT Orang Tua dan merupakan pengembangan dari Tango Peduli Gizi yang telah dilaksanakan selama tahun 2010-2011. Program yang dilaksanakan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu pemberian makanan tambahan, home visit, rumah sehat tango, pendampingan penyuluhan gizi dan pola hidup sehat, pemberdayaan ekonomi dan perbaikan prasarana kesehatan. Penelitian ini untuk mengetahui Implementasi Corporate Sosial Responsibility melalui Program Tango Peduli Gizi 2012. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan study kasus, sebagai metode penelitian yang memberikan gambaran bahwa melalui kegiatan ini merupakan bagian kegiatan corporate social responsibility dalam bidang perberdayaan keluarga dan pengembangan masyarakat. Dengan demikian dengan corporate social responsibility melalui program adopsi desa Tango Nias dapat meningkatkan pemberdayaan keluarga dalam peningkatan kesehatan keluarga dan pengembangan masyarakat Nias. Kata kunci : Corporate Social Responsibility, Pemberdayaan keluarga, Pengembangan Masyarakat
I.
PENDAHULUAN
Corporate social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang Perseroan terbatas (UUPT) yang terbaru yakni UU no 40 tahun 2007. Melalui undang-undang ini, Industri atau koprasi wajib untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan suatu beban yang memberatkan, pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau industri, tetapi setiap insan manusia 36
berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial kualitas hidup masyarakat. Bentuk kepedulian melalui program CSR yang dimaksudkan sebagai proses komunikasi orang-orang atau perusahaan terhadap lingkungannya, dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) pertukaran informasi (3) menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2005). Dalam mewujudkan kesejahteraan sosial
hidup masyarat tidak terlepas dari kesehatan gizi masyarakat. Di skala nasional, masalah gizi buruk memang masih menghantui Indonesia. Komnas perlindungan anak mencatat bahwa Indonesia berada pada peringkat lima di dunia untuk angka kurang gizi, tercatat sebanyak delapan juta anak balita atau 3,5 % dari seluruhan balita di Indonesia mengalami gizi buruk “stunting” (tinggi badan lebih rendah dibanding balita normal) dan 900 ribu bayi (4,5% dari total bayi di indonesia) mengalami gizi buruk. Data Riskesdas 2010 menyatakan bahwa Sumatra Utara termasuk Nias masuk dalam peringkat ke 14 dari 18 provinsi yang masih memiliki prevalensi berat kurang di atas angka prevalensi nasional (mix marketing communications: edisi Juni 2013 : 70) Berdasarkan hal tersebut PT. Orang Tua melaksanakan Program CSR berupa “Program adopsi desa Tango Nias 2012”, yang sasaran utamanya di desa Banua Gea, kecamatan Tuhemberue, Kabupaten Nias Utara. Hal ini dilaksanakan oleh Tango dengan tujuan meningkatkan kondisi kesehatan dan gizi anak terjaga dengan tersedianya pangan sumber gizi dan sanitasi yang memadai melalui program perbaikan ekonomi renovasi rumah serta pendampingan gizi, selain itu belum banyak peran swasta yang terlibat dalam upaya pemberantasan gizi buruk. Desa Banus Gea terdiri dari enam dusun, desa berpenduduk kurang lebih 2.938 jiwa dari 647 kepala keluarga itu memiliki cukup banyak kasus mal nutrisi, mata pencaharian utama warganya adalah petani karet dengan penghasilan yang tidak menentu. Menurut mix marketing communications: edisi Juni 2013 : 68), minimnya penghasilan rata-rata keluarga serta keterbatasan waktu pengetahuan ibu menjadi pemicu tidak tercukupi gizi dan kondisi sarana kesehatan yang jauh dan minim fasilitas. II. KAJIAN LITERATUR 2.1. Corporate Sosial Responsibility Kotler & Nancy (2005:4) corporate social resposiblity (CSR) adalah: komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktis bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagaian sumber daya perusahaan. Wibisono (2007:8) CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan (triple botton line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan)
Tanggung jawab sosial di artikan sebagai berikut : merupakan kontribusi dari dunia usaha terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari kegiatannya. (csr review: 2007) Dari uraian tersebut maka yang dimaksud corporate social responsibility adalah tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas dengan pembangunan berkelanjutan serta memperhatikan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan. 2.2. Manfaat CSR Agar Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilaksanakan secara terus menerus, Perusahaan harus sudah menggunakan Prinsip Triple Botton Line yang berpijak pada pemikiran bahwa selain mengejar keuntungan, perusahaan juga harus melihat sisi kesejahteraan lingkungan atau dikenal dengan istilah 3 P (profit, People, Planet). Wibisono (2007; 32) menyatakan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan harus memperhatikan unsur tiga P, yaitu profit (keuntungan) setiap perusahaan pasti akan berlomba-lomba untuk meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya. Selanjutnya people (masyarakat) masyarakat merupakan pemangku kepentingan yang utama bagi perusahaan dikarenakan dukungan masyarakat sangat di perlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Untuk mempekokoh komitmen dalam tanggung jawab sosial, perusahaan perlu memiliki pandangan bahwa CSR adalah investasi kedepan. Karena melalui hubungan yang harmonis dan citra yang baik timbal baliknya masyarakat juga akan ikut menjaga eksistensi perusahaan. Lalu planet (lingkungan), lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan kita. Hubungan kita dengan lingkungan adalah hubungan sebab akibat, dimana jika merawat lingkungan, maka lingkunganpun akan memberikan manfaat kepada kita. Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Wibisono (2007;78) menyatakan, tiga alasan mengapa kalangan dunia mesti merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya antara lain : a. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. b. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat saling ketergantungan. Dan juga untuk mendapatkan dukungan 37
dukungan dari masyarakat c. Tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau menghindari konflik. Lebih lanjut Wibisono (2007:84) menguraikan 10 keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program CSR yaitu: a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan citra perusahaan b. Layak mendapatkan ijin sosial operasional dari masyarakat sekitar, yakni komunitas utama perusahaan c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan, oleh karena itu pelaksanaan program CSR sebagai langkah preventif untuk mencegah memburuknya hubungan dengan pemangku kepentingan perlu mendapat perhatian. d. Melebarkan akses daya, rekam jejak yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu meluluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan. e. Membentangkan akses menuju market f. Mereduksi biaya g. Memperbaiki hubungan dengan pemangku kepentingan. h. Memperbaiki hubungan dengan regulator. i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan j. Peluang mendapatkan penghargaan. Menurut Iriantara (2007:61) bahwa “kita bisa melihat bagaimana ruang lingkup tugas yang bisa di jalankan seorang staf atau praktisi public relations dalam konteks tanggung jawab korporat dengan melihat bidang-bidang program tanggung jawab sosial”, bidang programnya antara lain. a. Komunitas dan masyarakat dengan memperkerjakan tenaga lokal, program pengembangan masyarakat. b. Program-program karyawan seperti keberagaman di tempat bekerja (khusus dalam manajemen) dengan partisipasi dalam pengembalian keputusan. c. Program penangan pelanggan/produk seperti program pelabelan – komunikasi dengan pelanggan berdasarkan standar perusahaan. Lebih lanjut Iriantara (2007:61) menyatakan, Kegiatan-kegiatan tanggung jawab social corporate antara lain : a. Memfasilitasi, melalui pemberian intensif bagi perusahaan untuk terlibat dalam agenda-agenda tanggung jawab sosial yang mendorong perbaikan sosial dan lingkungan. 38
b. Kemitraan, dengan mengembangkan kemitraan strategis antara pemerintah perusahaan dan masyarakat madani untuk menangani permasalahan-permasalahn sosial dan lingkungan yang kompleks c. Kesehatan dan pendidikan dengan memberikan pemahaman, pengetahuan tentang hal arti penting kebersihan dan kesehatan . 2.3 Pemberdayaan Keluarga Pemberdayaan menurut Rodwell (1996;305) adalah memampukan orang lain melalui proses transfer termasuk didalamnya transfer kekuatan atau power, otoritas, pilihan dan perijinan sehingga mampu menentukan pilihan dan membuat keputusan dalam mengontrol hidupnya. Gibson (1991:354) Penjelasan lain tentang pemberdayaan adalah proses sosial dalam mengenal, mempromosikan, dan meningkatkan kemampuan orang untuk memenuhi\ kebutuhannya, menyelesaikan masalahnya sendiri dan memobilisasi sumbersumber yang diperlukan untuk mengontrol hidup mereka. Nurhaeni dkk, (2011) dalam majalah kesehatan “makara” memahami pemberdayaan sebagai yang bisa digunakan untuk merubah, tidak hanya seorang individu tetapi termasuk merubah kondisi dan biasanya kondisi sosial dan politik yang berada pada status tidak berdaya. Paliadelis P dkk (2005;31) menjelaskan bahwa pemberdayaan keluarga memiliki makna bagaimana keluarga memampukan dirirnya sendiri dengan difasilitasi orang lain untuk meningkatkan atau mengontrol status kesehatan keluarga. 2.4. Pengembangan Masyarakat (Community development) Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial yang sering diterapkan di Indonesia adalah community development. Perusahaan mengedepankan konsep ini akan lebih menekankan pembanggunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sosial sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluangpeluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang di inginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan, selain itu tumbuh rasa percaya dari masyarakat, rasa memiliki perlahanlahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan didaerah
dan bermanfaat. (Susanto: 2003) Susanto (2007) menyatakan, Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang diterapkan Indonesia adalah community development. Perusahaan yang mengedepankan konsep ini akan lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dan kualifikasi yang diinginkan cara ini juga dapat membanggun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat, rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat. Program yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial di Indonesia dapat di golongkan dalam tiga bentuk yaitu: a. Public relations, usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan b. Strategy defensive, usaha yang dilakuan perusahaan guna menangkis anggapan negative komunitas yang sudah tertanan terhadap kegiatan perusaan, dan biasanya untuk melawan serangan negatif dari anggapan komunitas. Usaha CSR yang dilakuan adalah untuk merubah anggapan yang berkembang sebelumnya dengan mengantinya dengan yang baru yang bersifat positif. c. Kegiatan yang berasal dari visi perushaan, melakukan program untuk kebutuhan komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil perusahaan itu sendiri. Wijanarko (2005) Program pengembangan masyarakat di Indonesia dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu : a. Community relations, yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Dalam kategori ini, program lebih cenderung , mengarah pada bentuk-bentuk kedermawanan (charity) perusahaan. b. Community service, merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat atau kepentingan umum. Inti dari kategori ini adalah memberikan kebutuhan yang ada di masyarakat dan pemecahan masalah di lakukan oleh masyarakat sendiri sedangkan perusahaan hanyalah sebagai fasilitator dari pemecahan tersebut. c. Community empowering, program-program yang
berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya seperti pembentukan usaha industri kecil lainnya yang secara alami anggota masyarakat sudah mempunyai pranata pendukungnya dan perusahaan memberikan akses kepada pranata sosial yang ada tersebut agar dapat berlanjut. Dalam kategori ini adalah kemandirian komunitas. Kindervatter dalam Iriantara (2007:173) menyatakan bahwa pengembangan masyarakat memiliki komponen-komponen sebagai berikut : a. Berorientasi pada kebutuhan baik material maupun non material b. Memanfaatkan kesejatian (endogenous) masyarakat setempat termasuk visi dan misinya masa depan c. Mandiri yang berarti mendasar pada kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya d. Bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh kesadaran e. Didasarkan pada transformasi structural yang berarti adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan. 2.6. Pendekatan Pendekatan Program Pengembangan Masyarakat Menurut Suryadi (2009) menguraikan ada 3 pendekatan dalam community development. Tiga pendekatan atau model itu adalah: a. Locality development approach, beranggapan bahwa perubahan komunitas bisa terjadi optimal melalui partisipasi luas dari berbagai spectrum masyarakat ditingkat local dalam menetapkan tujuan dan aksi. Tujuan dari pendekatan locality development adalah meningkatkan kapasitas komunitas dan membantu komunitas lebih mandiri sehingga mampu menyelesaikan masalah. b. Sosial planning approach, menggunakan proses teknis mengatasi masalah sosial (termasuk kemiskinan, perumahan, kesehatan) yang ada melalui perubahan yang ada melalui perubahan yang terencana berdasarkan hasil penelitian dan perencanaan yang rasional. c. Social action approach, didasarkan pada anggapan kelompok populasi yang terbelakang perlu diorganisir agar beraliansi dengan yang lainnya, dengan tujuan mendorong terjadinya respon dari komunitas yang lebih besar untuk meningkatkan sumber daya atau perlakuan yang lebih adil dan demokratis. 39
III.
METODE PENELITIAN
Metodelogi pada penelitian ini yaitu metode studi kasus. Menurut Kriyantono (2006 : 66) metode studi kasus yaitu metode riset yang menggunakan berbagai summber data yang bisa digunakan untuk meneliti menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Mulyana (2001:201) studi kasus periset bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Data yang diperoleh akan di analisis secara kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan merangkai data yang telah dikumpulkan dan disusun secara sistematik kemudian di tarik kesimpulan. Pawito (2008:102) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, kesimpulan yang dihasilkan pada umumnya tidak dimaksudkan sebagai generalisasi, tetapi sebagai gambaran interpretative tentang realitas atau gejala yang diteliti secara holistik dalam setting tertentu, disini dikandung arti bahwa temuan apapun yang di hasilkan pada dasarnya bersifat terbatas pada kasus yang di amati. Karena itu, prinsip berpikir induktif lebih menonjol dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian komunikasi kualitatif. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Ruslan (2010:215) diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang di kaji dari sudut pandang yang utuh komprehensif dan holistik Moleong (2002:11) mengemukakan bahwa salah satu karakterisik dalam penelitian kualitatif adalah deskriptif. Dalam hal ini data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang di kumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah di teliti. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data yang di ambil peneliti dalam penulisan ini dapat melalui studi kepustakaan atau sumber tertulis (library research). IV PEMBAHASAN Salah satu wujud kepedulian Tango terhadap peningkatan gizi anak-anak Indonesia dicetuskan melalui program Tango Peduli Gizi pada tahun 2010 40
di Nias. Pada tahun itu Tango berhasil membantu memulihkan kurang lebih 572 anak dari keadaan gizi buruk dan gizi kurang melalui dua program, yaitu pemberian makanan tambahan dan balai pemulihan gizi. Program Adopsi Desa Banus Gea dipilih berdasarkan hasil evaluasi Tango Peduli Gizi 2010 , saat itu ditemukan bahwa program pemberian makanan tambah anak-anak dan pemulihan gizi anak Nias dan ruteng (NTT) di nilai efektif untuk memperbaiki gizi mereka. Akan tetapi kondisi yang telah pulih itu sulit di pertahankan ketika mereka kembali kerumah. Program ini bekerja sama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI) dari survei yang dilakukan Tango dan OBI, penyebab tingginya gizi buruk di Nias antara lain faktor budaya, dimana mereka tidak diperbolehkan untuk ber-KB, kondisi rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan, faktor ekonomi keluarga yang rendah, dan faktor makanan yang tidak memenuhi gizi seimbang. Selain itu faktor penyebab yang lainnya faktor ekonomi keluarga yang rendah berpengaruh terhadap ketersediaan pangan yang dapat di komsumsi. Faktor sanitasi sekitar dan tempat tinggal yang buruk menyebabkan anak-anak mudah terkena penyakit. Faktor kebiasaan yang tidak mencerminkan hidup serta minimnya pengetahuan pengetahuan mengolah sumber daya yang ada. Pada tahun 2011 hingga 2012 program ini dilanjutkan dengan titik berat pada program pemberdayaan keluarga yang bertujuan agar kondisi kesehatan dan gizi anak terjaga dengan tersedianya pangan sumber gizi yang memadai, melalui program perbaikan ekonomi, renovasi rumah serta pendampingan gizi. Terdapat dua aktivitas besar yang akan dilakukan, yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan mendukung dana operasional Feeding Centre yang dikelola oleh OBI. Pemberian Makanan Tambahan adalah program pemberian gizi yang akan ditujukan untuk anak-anak usia 5 - 12 tahun, setelah sebelumnya dilakukan survei data Antropometri (Berat Badan/BB; Tinggi Badan/ TB; Lingkar Lengan/ LILA ), untuk memastikan kondisi gizi dan sebagai parameter evaluasi ke depannya. Melalui program ini, 500 anak Indonesia akan mendapatkan tambahan gizi. Angka tersebut diluar pasien yang mendapatkan perawatan intensif dari Feeding Center. Untuk Kabupaten Nias, bantuan PMT akan terbagi dalam tiga desa, yaitu Desa Sitolu Banua, Desa Baledano, dan Desa Sisarahili. Untuk masingmasing desa di bagi kepada 100 anak yang membutuhkan berdasarkan survei yang telah dilakukan terlebih dahulu. Sedangkan anak-anak yang terdeteksi
memiliki status gizi sangat buruk sehingga membutuhkan tindak lanjut, dapat langsung mendapatkan perawatan intensif di fasilitas Feeding Center yang terdapat di Kabupaten Nias. Dalam setahun, Feeding Center tersebut dapat menampung sekitar 72 anak yang mengalami gizi buruk hingga tingkat gizi sangat buruk. Pada program PMT ini, anak- anak akan diberikan makanan bergizi 4 sehat 5 sempurna serta wafer Tango sebagai pelengkap nutrisi. Feeding Center diperuntukkan bagi anak gizi buruk yang membutuhkan perawatan intesif dari staf medis. Di Feeding Center, anak-anak harus menjalani rawat inap. Setiap hari perkembangan mereka akan dipantau oleh dokter spesialis anak. Pemberian makanan pun sangat diperhatikan. Jumlah kalori yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi anak tersebut. Selain itu, orang tua si pasien pun mendapatkan edukasi mengenai pentingnya kesehatan dan gizi bagi anak-anak mereka termasuk didalamnya pemberian gizi yang seimbang terhadap anak. Program Adopsi Desa Banus Gea dilaksanakan dengan beberapa jenis kegiatan, yakni: a. Pemberian makanan tambahan untuk anak bergizi kurang selama 3 bulan b. Home visit dan perawatan anak bergizi buruk c. Rumah sehat tango yang meliputi perbaikan sanitasi dan ventilasi rumah untuk keluarga dengan anak bergizi buruk, d. Pendampingan penyuluhan gizi serta pola hidup sehat (mencakup pengetahuan untuk mengolah bahan makanan yang tesedia di sekitar untuk menghasilkan makanan bergizi, cara mengolah makanan yang baik dan benar dan pola prilaku yang sehat) untuk ibu-ibu dan anak-anak e. Pemberdayaan ekonomi dan pengadaan gizi dengan memberikan bibit ternak (ayam) serta sayuran sebagai sumber gizi desa serta tambahan ekonomi f. Perbaikan prasarana kesehatan (lima puskesmas pembantu) pemberian alat kesehatan serta pendamping, penyuluhan dan pemberian motivasi untuk tenaga ahli di wilayah tersebut. Dalam melaksanakan program Tango peduli gizi di Nias terdapat beberapa hambatan yaitu, tidak mudahnya mendapatkan komitmen dari orang tua untuk mengikuti program permberdayaan karena hal tersebut di khususnya pada keluarga yang mau berswadaya selama rangkaian program tersebut dijalankan. Dalam melaksankan program tersebut Tango menyiaapkan tim media dan pendamping yang selalu memantau serta mengevaluasi jalannya program
tahap demi tahap termasuk perkembangan kondisi kesehatan gizi serta kegiatan pemberdayaan keluarga. Evaluasi program pemberdayaan keluarga yang terdiri dari pemdampingan gizi, pemberdayaan ekonomi dan renovasi rumah sehat dinilai telah memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan gizi anak. Beberapa indikator keberhasilan yang berhasil adalah kenaikan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas anak yang menjadi target program dan perilaku lebih bersih, lebih sehat, lebih ceria dengan peningkatan kemampuan berkomunikasi yang juga terlihat pada keluarga. Pada kaitan ini Yuna Eka Kristina selaku Head of corporate Marketing Communications Orang Tua Grup menyatakan. “Program TTG dijalankan bukan hanya sebagai bukti tanggung jawab, namun juga menjadi komitmen perusahaan yang akan dijalankan sepenuh hati. Berdasarkan komitmen itu program terus dijalankan dan dikembangkan dari tahun ketahun. Pada periode pertama fokus pada anak, periode kedua program target dikembangkan pada keluarga dan pada periode ketiga (2012-2013) dikembangkan dengan wilayah dalam bentuk desa adopsi” (mix marketing, 70) Dalam mengembangkan program CSR, PT. Tango menjalankan program pemberdayaan keluarga yang bertujuan agar kondisi kesehatan dan gizi anak terjaga dengan tersedianya pangan sumber gizi yang memadai, melalui program perbaikan ekonomi, renovasi rumah serta pendampingan gizi dan program pengembangan masyarakat melalui perbaikan ekonomi. Keluarga-keluarga yang mengikuti program tersebut berhasil mendapatkan tambahan penghasilan melalui ternak lele, ayam, maupun babi yang di berikan. Kaum ibu juga mendapatkan tambahan pengetahuan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dalam memenuhi gizi anak. Dalam Program pelatihan mengenai pemberdayaan ekonomi yang mencakup pemberian benih hewan atau bibit tanaman yang dapat digunakan untuk pemenuhan kecukupan gizi sehari-hari, sebagai tambahan pemasukan ekonomi, serta pendampingan cara memasarkan hasil ternak Tango menyalurkan bantuan berupa 18.000 benih lele budidaya, ayam, dan babi, untuk diternakkan. Diharapkan, hasil ternak ini bisa menjadi pemenuh gizi keluarga sekaligus menambah penghasilan.Salah satu keluarga yang sudah sukses mengikuti program ini adalah keluarga dari Darma Nazara di Desa Onositoli, Nias Utara yang diberikan bantuan berupa benih lele dan ayam 41
kampung. Darma memanen sekitar 50 kg lele, Ini merupakan hal yang membanggakan, karena sebelumnya pendapatan keluarga dengan 6 orang anak ini tidak menentu. Ditambah lagi, sekarang keluarga ini makan lele yang padat protein minimal seminggu 2 kali V. PENUTUP Dalam melaksanakan program Adopsi Desa Tango Nias 2012 Di Banua Gea yang berkerja sama dengan LSM Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI), secara rutin mengevaluasi pelaksanaan program. Pada evaluasi ditemukan fakta fakta baru yang mempengaruhi keputusan terutama mengenai keberlangsungan program. Hasil evluasi tersebut kemudian dirumuskan dalam progam selanjutnya dengan merujuk pada estimasi program. Seiring dengan diluncurkannya Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia ini, Tango pun meluncurkan website www.tangopeduligizi.com. Segala informasi mengenai Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia dapat dilihat disini. Di website ini menginformasikan kemajuan program. Konsumen juga dapat berinteraksi dengan anak- anak program. Dengan demikian Tango dapat menciptakan ikatan emosional antara konsumen dengan anak-anak di Kabupaten Nias dan Nusa Tenggara Timur. Dalam setiap pelaksanaannya, Wafer Tango berharap bahwa program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia yang dilakukan secara Kontinyu dan berkesinambungan ini dapat menjadi sebuah program berkepanjangan dengan pendekatan multidimensional yang komprehensif untuk dapat mendorong perubahan perilaku dan membangun kemandirian masyarakat dalam jangka panjang hingga mampu memperbaiki kondisinya sendiri, dan pada akhirnya dapat membantu pemerintah menciptakan generasi muda Indonesia yang sehat bergizi baik.
42
DAFTAR PUSTAKA A.B. Susanto. CSR dalam Perspektif Ganda. Harian Bisnis Indonesia. 2 September 2007 ---------, Memberikan Gerakan Hijau. Majalah Ozon. 5 Februari 2003. Gibson CH. 1991. A Concept Analysis of Empowerment. J. Adv. Nurs. Hulme PA. 1999. Family Empowerment: A nursing intervention on with suggested outcomes for families of children with a chronic health condition. J. Fam. Nurs. Iriantara Yosal. 2007. Commuity Relations, Konsep dan Aplikasinya. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Riset Komunikasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy, J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosda Karya. Nenglita, December 2nd, 2011 http://mommiesdaily. com/2011/12/02/cerita-tentang-gizi-di-nias Nurhaeni dkk. Pemberdayaan Keluarga pada Anak Balita Pneumoniadi Rumah sakit: persepsi Perawat Anak dan Keluarga, Majalah Makara, kesehatan, vol 15, no 2 Desember 2011 Paliadelis P, Cruickshank M. Wainohu. 2005. Implementing family-centered care: An exploratio of the beliefs and practices of paediatric nurses. Aust. J. Adv. Nurs. Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta. LKIS. R, & Stevens H. 2005. Implementing Family Centered Care: An exploratio of the beliefs and practices of paediatric nurses. Aust. J. Adv. Nurs. Rodwell CM. 1996. An analysis of the concept of empowerment. J. Adv. Nurs. Ruslan, Rosady. 2011. Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta. Rajawali pers. Setyanti, Chistina Andika, Tango Peduli Gizi di Nias Segera Tuntas http://female.kompas.com/ read/2012/01/26/13004152/Tango.Peduli.Gizi. di.Nias.Segera.Tuntas Severin Werner J, Tankard James W, JR. 2008. Teori Komunikasi. Jakarta, Kencana. Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta, Fak.Ekonomi Univ. Ind. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik. Fasco Publishing. Wijanarko, Himawan. Reputasi. Majalah Trust 4-10 Juli 2005.
bulanan vol 1. No 1, 2007, Jakarta) http://www.ot.co.id/news.aspx?news_id=10 http://www.wafertango.com/peduligizi
43