IMPLEMENT ASI SPPBN TINGKA T FASILIT AS DI MBA RI-E *V. Samiyoto dan **Pranjono ABSTRAK Implementasi Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir ( SPPBN) tingkat fasilitas di Material Balance Area (MBA) RI-E, Pusat Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang (P2TBDU), didasarkan alas struktur MBA RI-E dengan persyaratan dan ketentuan yang semuanya tertulis pada Facility Attachment No.5. Untuk memperlancar tugas akunting bahan nuklir (ABN), Kepa/a Pusat P2TBDU mengeluarkan SK tentang Organisasi Personalia Pengelo/a Akunting Bahan Nuklir, yang personilnya terdiri alas Penguasa Insta/asi Nuklir, Pengawas Bahan Nuklir, Koordinator Pengurus Bahan Nuklir dan Penguru.5 Bahan Nuklir di masing-masing Key Measurement Point (KMP). Tugas dC);ntanggung jawab masing masing personil pengelola ABN dilakukan
sesuai dengan aturan yang berlaku. Inspeksi rutin oleh International
Atomic
Energy
Agency (IAEA) dilakukan satu kali tiap periode tutup buku, yang didahului inspeksi lokal oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Untuk keperluan penutupan buku perlu dilakukan inventori fisik bahan nuklir (Physical Inventory Taking, PIT) dengan cara melakukan pengukuran seluruh bahan nuklir
yang ada di fasilitas. Pencatatan data-data hasil PIT di setiap KMP dilakukan oleh
masing-masing Pengurus KMP yang ditulis pada formulir Physical Inventory Itemized Listing (PilL). Laporan hasil pencatatan buku dan hasil PIT dituliskan pada formulir Physical Inventory Listing (PIL) dan Material Balance Report ( MBR) oleh Koordinator Pengurus Bahan Nuklir dan akan diperiksa dan disyahkan BAPETEN
oleh Pengawas Bahan Nuklir. Laporan tersebut- harus segera dikirimkan kepada
paling lambat
1 minggu
setelah
PIT, yang oleh BAPETEN
akan diverifikasi
den
selanjutnya akan diteruskan ke IAEA.
, PENDAHULUAN
fabrikasi
digunakan
untuk
pembuatan
pelet
UO2 sampai merakit EB menjadi bundel. Instalasi
Elemen
Bakar
Eksperimental
(IEBE) adalah salah satu instalasi nuklir yang dimiliki P2TBDU yang digunakan sebagai sarana
untuk
teknologi
":!1elakukan
bahan
bakar
pengembangan
reaktor
daya, yang
mengubah bahan baku berbentuk Yellow cake menjadi elemen bakar (EB) yang digunakan untuk reaktor daya. Instalasi
ini dilengkapi
dengan
fasilitas
Teknologi Pemurnian dan Konversi, Teknologi Fabrlkasl, den Kendall Kualltas. Pad a fasilitas Teknologi Konversi yang
dapat
meliputi
pengendapan,
dilakukan unit
Pemurnian dan kegiatan-kegiatan
pelarutan,
pemurnian,
dan unit kalsinasi-reduksi
yang
menghasilkan serbuk UOz, sedangkan fasilitas
URANIA No. 21& 22/Thn.VI/Januari-ApriI2000
Untuk
menanggulangi
penyelewengan
penggunaan bahan nuklir dari pemakaian untuk tujuan damai menjadi senjata/bahan peledak
lain,
yang
dapat
dilakukan
oleh
perorangan, kelompok orang, pihak manajemen fasilita$ atau bahkan oleh pihak pemerintah sendfri, maka sesuai dengan perjanjian safeguards, pemakaian bahan nuklir pada proses-proses di atas dikenakan safeguards oleh IAEA. Agar 'pemakaian bahan nuklir dapat memenuhi semua peraturan yang dikeluarkan baik oleh IAEA maupun oleh BAPETEN sebagai penyelenggara Sistem pertanggungjawaban dan Perigendalian Bahan Nukir (SPPBN/safeguards)
tingkat
negara,
maka
49
V.SAMIYOTO, PRANJONO Implementasi SPPBN Tingkat Fasi/itas di MB.4 RI-E mulai
tahun
P2TBDIJ)
1996
Ka.
membentuk
PEBN
(sekarang
verifikasi,
tim
Personalia
Facility Attachment
Pengelola Akunting Bahan Nuklir (ABN)PEBN melalui SK Nc. 0O1/HKOOO9/EBN/1996
struktur
IAEA akan menerbitkan MBA,
dokumen
yang berisi pengesahan
persyaratan
den
peraturan
pelaksanaan SPPBN tingkat fasilitas.
(yang diperbarui setiap tahun) sebagai satuan organisasi pelaksana implementasi tingkat fasilitas.
SPPBN di
(SPPBN)
Facility Attachment No.5 yang Islnya antara lain menyebutkan bahwa tim ABN di fasilitas
Dengan
ikut sertanya Indonesia menan-
da-tangani perjanjian NPT (Treaty on The Non Proliferation
0;
Nuclear
Weapons)
14
guards
1980
berdasarkan semua
bahan
perjanjian
pengelolaan
nuklir
serta
maka Safe-
safeguards
sistem
Tim ABN sebagai penyelenggara SPPBN tingkat fasilitas melakukan tugas dan
di
tanggung jawab sebagai berikut : Tugas danTanggung Jawab Pengurus KMP 1. Menyelenggarakan pencatatan data-data
perangkat
bahan nuklir yang ada pada KMP yang
nukl1r.
menjadi tanggung jawabnya pad a formulir Lajur Bantu berdasarkan data yang ada
Berdasarkan dikeluarkan
ketentuan-ketentuan
IAEA
pad a
dokumen
yang INF
pada Kartu Serta. 2.
CIRC/153 yang isinya antara lain mengharuskan
menyelenggarakan
penggu-
dan
semua
untuk
pencatatan dan pelaporan.
pada
menonda-tangani
Safeguards dengan IAEA, harus bersedia menerima
terhadap naan
Juli
diwajibkan
pad a
tanggal 2 Maret 1970 dan selanjutnya perjanjian Indollesia
SPPBN 01 MBA RI-E
Implementasi SPPBN di IEBE didasarkan atas struktur MBA RI-E dengan persyaratan dan ketentuan yang semuanya tertulis pada
SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDAl.IAN BAHAN NUKLIR
tanggal
II. IMPLEMENTASI
setiap
tangani
negara
perjanjian
yang
telah
Safeguards,
setiap
satu
hai ini sebagai
penyelenggara
safe-
MBA
Internal
negara berkewajiban menyelenggarakan sistem sefeguards. Oleh karena itu, BAPETEN dalam
pencatatan
se-tiap
pemindahan (pengiriman dan! atau penerimaan) bahan nuklir antar KMP dalam
menanda-
maka
Menyelenggarakan
3.
atas
pada
Formulir
Pemindahan
masing-masing
menjadi tanggung jawabnya. Menyelenggarakan Oaftar
KMP
yang
Inverlta-risasi
guards tingkat negara (state leval) berkewajiban membentuk SPPBN, dan penguasa
Fisik bahan nuklir pada waktu tertentu pada
instalasi
yang
sebagai
tingkai
fasilitas
penyelenggara (facility
mengimplementasikan IAEA
tersebut
362/DJ/IX/1994 dengan
level) berkewajiban
safeguards.
dilaksanakan
den~an mengeluarkan
Ketentuan
oleh
4.
BATAN
Ka.
No.
pada
Pengurus
memberikan
telah diganti
BAPETEN
ada
Fisik atas bahan nuklir KMP
tanggung jawabnya. Melakukan koordinasi dinator
SK Dirjen BATAN No.
yang sekarang
SK
Form Inventarisasi
safeguards
yang
menjadi
dengan
KMP
dengan
Koorjalan
informasi kepada Koordinator
Pengurus KMP. 5.
13/Ka.BAPETENNI-99.
Bertanggung langsungnya
jawab
kepada
atas kebenaran
atasan
tugas yang
menjadi bebannya. Struktur MBA di fasilitas (Iihat Lampiran, Gambar kannya
1). dibentuk ke
IAEA
dengan cara mengaju-
dengan
mengisi
formulir
dokumen disain fasilitas (Design Information Questionnaire, DIQ). Setelah melakukan
50
Tugas dan Tanggung Pengurus 1.
Jawab
Koor-dinator
KMP
Menyelenggarakan
pencatatan
data-data
bahan nuklir yang ada pada MBA yang
URANIA No.21 & 22/Thn.VI/Januari-ApriI2000
2.
V.SAMIYOTO, PRANJONO Implementasi SPPBN Tingkat Fasilitas di MBA RI-E
menjadi tanggung jawab-nya didasarkan atas data yang diberikan oleh masing~
Bertanggung jawab menjamin ierpenuhinya persyaratan dan peraturan baik nasional maupun internasional yang berlal
masing Pe-ngurus KMP dalam MBA yang bersangkutan. Menyelenggarakan pencatatan setiap pemindahan (pengiriman\ dan/atau penerimaan) bahan nuklir antar MBA pada formulir Inventory Change Document (ICD) atas MBA yang menjadi tanggung
11.1.PENCATATAN Ada dua sistem pencatatan dilakukan :
yang harus
jawabnya. 3
Melakukan Pelaksanaan berdasarkan data dari pengurus
4.
KMP
Inventori Fisik masing~masing
dalam
bersangkutan. Menyiapkan
MBA
yang
laporan
Sistem
Pertanggungjawaban dan Pengen-dalian Bahan Nuklir ke BAPETEN dan IAEA.
5. Menyertai pelaksanaan kegiatan verifikasi Inventori
Fisik
baik
oleh
11.1.1.Catatan pembukuan Catatan pembukuan yang dilaksanakan di MBA RI-E dibuat sedemikian sehinga dapat memenuhi berlaku.
persyaratan
Catatan
pembukuan
pembukuan
yang
tersebut terdiri
dari: 1.
BAPETEN
General ledger (GL) yaitu dokumen untuk .pencatatan resume dari seluruh pengubahan inventori bahan nuklir yang ada di
maupun IAEA.
dalam MBA dan dokumen ini dibuat untuk
Tugas
dan Tanggung
Jawab Pengawas
setiap jenis bahan nuklir.
Bahan Nuklir 1.
2.
Mengawasi dipenuhinya peraturan tentang
Subsidiary Ledger (SL) yaitu dbkumen pelengkap llntuk pencatatan bahan nuklir
Sistem
yang
Pertanggungjawab-an
dan
Pengendalian Bahan Nuklir. Memberikan petunjuk kepada
para
pelaksanaan Sistem Pertanggungjawaban dan Pengen-dalian Bahan Nuklir (SPPBN). Menyiapkan
petunjuk
teknis
yang
bersama Bahan
pelaksanaan dengan
Nuklir
Pelaksanaan Inspektur IAEA
dan Inventori
BAPETEN
pada
dan
Instalasi 1.
Fisik
gungjawaban Nuklir
pada
untuk
untuk
arsip
MBA
pengirim,
ke BAPETEN,
dikirim ke MBA penerima
1
3 lembar
untuk ditanda-
tangani dan selanjutnya dikirim kembali 1
hasil
lembar ke MBA pengirim dan 1 lembar ke
oleh
BAPETEN
baik
maupun
Inspektur
yang
menjadi
4
dan
penerima. Internal Material
1
lembar
arsip
MBA
Transfer
(IMT)
yaitu
dokumen untuk penoatatln pemlndlhan dan data bahan nuklir antar KMP dalam Jawab
Penguasa
Sistem
dan
ini dibuat
Fisik
Nuklir
Menyelenggarakan
dan
verifi-kasi
MBA-MBA
Tanggung
KMP
Inventory Change Document (ICD) yaitu dokumen dukung untuk pencatatan bahan
lembar
pengurus
tanggung jawabnys. Tugas
dokumen
lembar dikirim
Inventori
Koordinator
suatu
nuklir yang dipindahkan dari suatu MBA,ke t\1BA lain. ICD ini dibuat rangkat 5 (lima), 1
yang berlaku ~apat terpenuhi. Melakukan
dalam
setiap jenis bahan nuklir. 3.
diperlukan untuk pelaksanaan SPPBN agar semua persyaratan dan peraturan 4.
di
bahan nuklir antar KMP dalam
satu MBA,
pengurus Bahan Nuklir agar memudahkan
3.
ada
transaksi
Pertang-
Pengendalian
Bahan
instalasi-instalasi
yang
menjadi tanggung jawabnya.
URANIA No. 21& 22fThn.VI/Januari-ApriI2000
satu MBA. IMT 'ini dibuat rangkap 3 (tiga) yaitu: .lembar
1 untuk KMP penerima
.lembC)r
2 untuk KMP pengirim
.lembar
3 untuk Koordinator
Pengurus
Bahan Nuklir.'
51
3. 6.
Physical adalah
V.SAf\1IYOTO. PRANJONO
Imp/erne/llasi
Inventory
(PilL)
daftar
Itemized
inventori
List
bzhen
nuklir di
setiap KMP, yang dilengkapi dengan kodekode
yang
menerangkan
lokasi,
SPPBN Tingka/ Fasililas
di MBA RI-E
inventori dan selanjutnya
oleh BAPETEN
diteruskan ke IAEA. 2. PIL (Physical Inventory Listing)
kode
PIL merupakan laporan yang berisi daftar
bahan nuklir (material code) dan diskripsi bahan nuklir.
inventori seluruh bahan nuklir yang ada di fasilitas (MBA) yang datanya diperoleh dari pelaksanaan
inventori fisik (PIT). Dari sini
11.1.2.Catatanoperasional
dapat
Catatan operasional diperoleh dari :
bukti nyata keberadaan dan jumlah bahan nuklir yang ada di fasilitas atau MBA yang
1.
Data pengoperasian
2.
yaitu untuk menen-
diketahui
bahwa
PIL
merupakan
tukan perubahan kuantitas dan komposisi
bersangkutan. ke BAPETEN
bahan nuklir.
lebih dari 1 minggu setelah pelaksanaan
Kartu Serta Uranium yaitu '.mtuk penca-
inventori
tatan data bahan nuklir yang dipindahkan antar
alaVruang
dan
selalu
menyertai
bahan nuklirnya.
Laporan ini segera dikirim dalam jangka waktu tidak
fisik
dan
selanjutnya
oleh
BAPETEN diteruskan ke IAEA. 3. MBR (Material Balance Report) Laporan
ini
dibuat
untuk
melaporkan
keadaan neraca bahan di fasilitas. Kartu ini dibuat rangkap 4 yaitu:
Dari
.lembar
1 menyertai bahan nuklirnya
kecilnya
.lembar
2 untuk KMP penerima
diukur (hilang, terjadi penyelewengan dsb.)
.lembar
3 untuk KMP pengirim
yang disebut MUF (Material Unaccounted
.lembar
4 untuk Koordinator Pengurus
For).
Bahan Nuklir cuplikan
dan analisis) pengendalian
kualitas
Untuk
nuklir
diketahui yang
membuat
tindakan
untuk
persiapan
dan
pelaksanaan inventori fisik bahan nuklir.
besar
tidak
laporan
dapat
ini harus
komponen-komponen
ne-
raGa bahan yang ada. Laporan ini harus waktu
yang
setelah
pengukuran. Uraian
bahan
dapat
segera dikirim ke BAPETEN
Prosedur
5.
ini
memperhatikan
Data kalibrasi (tangki, instrumen, 4.
laporan
tidak
lebih
pelaksanaan
dalam jangka
dari
1 minggu
inventori
selanjutnya oleh BAPETEN
fisik,
diteruskan
ke
IAEA.
Uraian tindakan untuk menentl!kan jumlah kehilangan bahan nuklir yang disebabkan
Perhitungan
Neraca Bahan:
karena kecelakaan. Neraca
11.2.PELAPORAN
telah
Bahan
terpenuhinya
termasuk
di
dapat segala
disusun
apabila
komponen
dalamnya,
seperti
inventarisasi
fisik
data
yang dari
Laporan akunting bahan nuklir terdiri dari:
pelaksanaan
11.2.1. LapC\ran Rutin:
pengubahan-pengubahan yang terjadi (penerimaan/pengiriman antar MBA), penutupan buku
1. ICR (Inventory Change Report)
akhir (BE), dan BA, serta data inventarisasi
(PIT),
Laporan ini dibuat untuk melaporkan semua pengubahan irventori bahan nuklir
awal (PB), maka perhitungan
yang terjadi
atau~ah penyelewengan terdeteksi.
yang terjadi
BAPETEN dalam jangka waktu tidak lebih
Perhitungan
bahan
dari
dengan rumus sbb:
dan datanya
diperoleh
dari
dokumen pengubahan yang terjadi (ICDMT). Laporan ini harus segera dikirim ke 14 hari teihitung
berikutnya
52
setelah
mulai awal bulan teljadi
akan
memperlihatkan
neraca
data
neraca bahan
adanya
kehilangan tanpa
dilakukan
pengubahan
URANIA No.21 & 22frhn.VI/Januari-ApriI2000
V .SAMIYOTO~ PRANJONO
MUF = PB + Pemasukan -Pengeluaran
NfB.4RI-E
Implemenlasi SPPBN Tingkal Fasililas
-
secara signifikan
Inventori fisik akhir
terdeteksi.
atau penyelewengan
Tentu
tanpa
saja komponen-komponen
lain dari neraca bahan seperti penerimaan, PB
= Inventori awal
Pemasukan
= Penerimaan dari MBA lain.
Pengeluaran MUF
= Pengiriman ke MBA lain. = Inventori buku-inventori Fisik = (" Jumlah yang semestinya
perlgiriman, pembuangan dll, harus pula diperhatikan untuk melengkapi arti neraca bahan. Data-data baik dari inventarisasi fisik maupun dari seluruh komponen neraca b~han diperlukan agar neraca bahan dan MUF dapat dievaluasi dan menghasilkan kesimpulan yang
ada")- (" Jumlah kenyataan") Inventori buku = (Inventori awal + penerimaan
berarti. Sebelum dilakukan pelaksanaan inventori fisik secara menyeluruh untuk
-pengeluaran) Inventori fisik = Inventori akhir = "Jumlah
mempcrsiapkan audiUpemeriksaan bahan nuklir baik oleh BAPETEN maupun oleh IAEA,
kenyataan yang ada".
Koordinator Pengurus Bahan Nuklir membuat
11.2.2.Laporan Khusus
surat Nota Dinas yang i5inya tentang jadual
Laporan khusus ini dibuat apabila terjadi suatu
kecelakaan/kejadian
yang
mengaki-
penghentian
sementara
nuklir
fasilitas
di
pemeriksaan
batkan hilangnya sejumlah bahan nuklir yang
maupun
bahan
IAEA
cukup berarti atau melebihi batas yang telah
seluruh
pemakai
dan pula bila terjadi
Dalam
pelaksanaan
"contaiment
dan surveillance"
diduga
dari
yang
telah
perubahan
(CIS) yang tak
ditentukan
dalam
petugas tug as
bahan
selesainya
oleh
BAPETEN
disampaikan
bahan
Pengelola dan
nuklir
yang
ditentukan,
pemakaian sampai
nuklir
PIT,
kepada
di fasilitas.
setiap
personil
Bahan Nuklir melakukan
tanggungjawab
masing-masing
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Facility Attachment.
(Iihat
halaman di atas/Lampiran di SK Kapus). Laporan-laporan
jenis
lain
dapat
saja
dibuat untuk memenuhi keperluan manajemen fasilitas
sendiri
atau
oleh
fihak
nasional, Permasalahan yang ada pada peiaksanaan SPPBN di MBA RI-E masih terdapat
misalnya laporan evaluasi MUF, dll. Laporan-laporan Koordinator mengisi PIL
tersebut disiapkan oleh
Pengurus
Bahan Nuklir dengan
formulir-formulir
dan
MBR)
BAPETEN
dan
setelah
Pengawas
Bahan
persetujuan
dari
standar akan
IAEA (ICR,
dikirimkan
ditanda-tangani Nuklir
serta
penguasa
III. PERMASALAHAN
beberapa
ke oleh
Nuklir
yang
penyelesaiannya: 1. Belum tercapainya
mendapat
Instalasi
masalah
2.
perlu
sistem
dipikirkan komunikasi
yang lancar dalam pemindahan
data dari
data-data
data-data
operasi
menjadi
akunting. Oleh karena hal tersebut di atas, maka pada pelaksanaan inventarisasi fisik sering
(PIN).
kali masih ada kesalahan yang ditemukan 11.3.Pelaksanaan Keglatan
Inventarisasi ~IT
Inl sang at
Fisik (PIT; menentukan
oleh inspektor,
yang
seharusnya
diantisipasi apabila ada kelengkapan datE)operasl.
dapat data-
dalam akunting dan pengendalian atas bahan nuklir karena dari sini dapat dibuktikan secara nyata keberadaan
IV. PEMBAHASAN/PEMECAHAN
MASALAH
fisik bahan nuklir. Neraca
bahan yang diperoleh atas inventarisasi fisik
Sebagian
data akunting
terutama
data
adalah satu-satunya cara yang dimiliki fasilitas
inventarisasi fisik yang harus dibuat oleh Tim
untuk menjamin
akunting
bahwa tidak ada kehilangan
bahan
nuklir,
sangat
bergantung -
URANIA No. 21& 22/Thn.VI/Januari-ApriI2000
53
2. 4.
V.SAMIYOTO, PI{ANJONO
kepada
data-data
operasi
Imp/ementasi
SPPBN TingkaJ f(I.I'i/ita.l: di ,\18:1/(1-£
yang dibuat oleh
personil yang ditunjuk sebagai pengelola akunting bahan nuklir.
para pemakai bahan nuklir, oleh k::trena kedua jenis data terse but dibuat oleh personil yang
3.
Untuk 1ebih mengefektifkan
pelaksanaan
berbeda dan ul'ltuk kepentingan yang berbeda
SPPBN di MBA RI-E perlu adanya usaha
harus dibuat sedemikian
terns menerus
dari semua pihak dalam
Kartu serta uranium yang harus diisi oleh para
hal
data-data
pemakai
kedalam
uraniuIT.
bersama-sama. pelaksanaan
sehingga ada form
yang
dapat
digunakan
Hal ini diperlukan agar pad a inventarisasi
fisik
tidak
pengisian KSU,
bahan
sehingga
nuklir
keberadaan
bahan nuklir selalu disertai dengan KSU.
perlu
dilakukan pengukuran ulang oleh Tim ABN. Oi sisi lain, Tim tersebut dapat mengalami kesulitan bila melaku~
DAFTARPUSTAKA
1
SURIPTO,
A.,
"Implementasi
SSAC
tingkat fasilitas di instalasi bahan nuklir'"
dikenakan pada bahan nuklir yang telah dan sedang digunakan. .
kuliah SSAC-2 di Serpong, 1993 Dokumen IAENINFCIRC/153., and content of agreement
Banyaknya jumlah item/batch yang harus
"Structure between
the
diukur untuk menentukan jumlah bahan nuklir
agency and states required in connection
tiap-tiap
with the treaty on the Non-Proliferation Nuclear Weapons", Februari 1983
batch
dan 'Naktu
PIT yang
relatif
sing kat kurang lebih 2 minggu. kedua faktor tersebut memperbesar kemungkinan kesalahan pengukuran oleh Tim ABN. Untuk mengatasi
adanya
permasalahan
di atas dapat dilakukan
tersebut
3.
of
SK Dirjen No. 362/DJ/IX/1994 tentang Sistem Pertangggungjawaban dan Pengendatian Bahan Nuklir. Facility Attachment No.5 untuk MBA RI-E
usaha-usaha sebagai
berikut : 1.
Perlu
terus
terciptanya data 2.
menerus
d!lakukan
kebiasaan
bahan
nuklir
Uranium (KSU). Perlu diadak(;1n
upaya
menuliskan pad a
Para
data-
Kartu
Serta
para *Staf
pejabat
SubBidang Bidang
sosialisasi
tentang
**Staf
Bid. Tek.
3.
seyogyanya dimasukkan
pranata
Akuntansi
Bakar
adalah
nuklir
Bahan
Keselamatan
Bahan
dan
Nuklir,
Kerja
Reaktor
dan
Daya,
P2TBDU,BATAN
Akuntansi Bahan Nuklir di instalasi yang bersangkutan dalam interval waktu tertentu. Oi masa ciatang Akuntansi
Penulis
TANYAJAWAB
I USULAN
Bahan Nuklir
dalam salah satu
Hendro Wahyono
materi Oiklat di P2TBOU. Perlu diadakan DIKLAT tentang MBA bagi V. KESIMPULAN
pengurus
DAN SARAN
Balance
1
Pada umumnya
2
MBA RI-E dapat berjalan lancar. Semenjak diberlakukan SK Oirjen 362/0J/IX/94
pelaksanaan
SPPBN di. No.
Pengelola Accounting)
MBA
(Material
atau
Pengurus
Bahan Nuklir di masing-masing KMP.
V. Samiyoto
(sampai dengan Juni 1999)
dan diduklJng SK Kapus, pelaksanaan SPPBN di MBA RI-E dapat berjalan lebih
Usulan diterima. Koreksi unt-uk
19ncar, karena adanya pembagian
tugas
Accounting.
dan
setiap
Balance Area.
tanggung
jawab
terhadap
Material
Balance
Yang benar adalah Material
V.SAMIYOTO, PRANJONO Implementasi SPPBN Tingkat Fasilitas di MBA RI-E
LAMPI RAN
KMP
KMP2
Gambar 1. MBA RI-E, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental.
Gambar 2. ORGANISASI DAN PERSONALIA PENGELOLA ABN -P2TBDU (periode 1Juli- 31 Maret 2000)
URANIA No. 21& 22/Thn.VI/Januari-ApriI2000
Kembali ke Jurnal
55