IMPACT FACTOR JURNAL PERPUSTAKAAN PERTANIAN Sutardji Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya Kendalpayak km 8, Kotak Pos 66 Malang 65101, Telp. (0341) 801468, Faks. (0341) 801496 E-mail:
[email protected] Diajukan: 2 Februari 2010; Diterima: 3 Maret 2010
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Impact factor adalah ukuran pengaruh suatu kelompok dokumen, dan merupakan alat untuk mengukur peringkat kualitas suatu jurnal berdasarkan jumlah sitiran. Pengkajian ini bertujuan mengetahui nilai impact factor Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP) dan penulis artikel. Data berasal dari JPP yang terbit pada tahun 1992-2009, yang terdiri atas 34 nomor (145 artikel) dengan 1.085 sitiran. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa JPP disitir 106 kali. Nilai impact factor JPP bervariasi setiap tahun, dari nilai terendah 0,25 pada tahun 2009 sampai tertinggi 2 pada tahun 2004. Secara kumulatif diperoleh nilai impact factor JPP sebesar 0,88. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) merupakan institusi kontributor artikel dan penyitir terbesar pada JPP. Tjitropranoto merupakan penulis pada JPP yang artikelnya paling banyak disitir. Posisi sebagai penulis artikel terbanyak ditempati oleh SulastutiSophia, sedangkan Soehardjan merupakan penulis JPP dengan nilai impact factor tertinggi, dengan nilai 4.
Penyusunan karya tulis ilmiah bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi (pusdokinfo) merupakan salah satu kegiatan pustakawan yang termasuk dalam unsur pengembangan profesi. Motivasi pustakawan dalam membuat karya tulis ilmiah adalah untuk memperoleh angka kredit (Sumantri 2004). Angka kredit dibutuhkan untuk kenaikan pangkat dan jenjang jabatan fungsional. Karya tulis ilmiah, baik yang dipublikasikan dalam jurnal atau prosiding maupun yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan, akan diberi angka kredit yang lebih tinggi dibanding unsur kegiatan lainnya. Kegiatan pengembangan profesi diberlakukan untuk semua jenjang jabatan, mulai jabatan yang terendah hingga jabatan yang tertinggi, dari Pustakawan Pelaksana (II/b) hingga Pustakawan Utama (IV/e). Ketentuan tersebut ditegaskan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 132/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (Menpan 2002).
ABSTRACT Impact Factor of the Jurnal Perpustakaan Pertanian Impact factor is a value indicating the effect of a group of documents and it is considered as a tool to measure the grade or quality of a journal based on the calculation of its number or frequent citation. This assessment is intended to study the value of impact factor of the Jurnal Perpustakan Pertanian (JPP) and authors of the articles. Data were collected from the JPP published in 1992-2009, consisted of 34 issues, in which contained 145 articles and comprised of 1,085 citations. The result showed that the JPP was cited in the amount of 106 intensively. There was a variation in regards to the value of impact factor yearly, the lowest value of 0.25 was obtained in 2009 and the highest one of 2.00 was gained in 2004. In overall the value of impact factor acquired by JPP was 0.88 cumulatively. Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) was the highest institute which gave significant and largest contribution of articles, in which they were the most cited. The article written by Tjitropranoto was the most cited. The most productive author with the highest number of articles was gained by SulastutiSophia, and Soehardjan as the author having the highest impact factor with the value of 4.00. Keywords: Journal impact factor, author impact factor, citation analysis, journal quality
24
Artikel yang dimuat dalam jurnal pada hakikatnya memberi kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang pusdokinfo, karena artikel tersebut akan dibaca banyak orang dan berpeluang digunakan sebagai acuan bahkan disitir artikel lain. Suatu karya tulis ilmiah dianggap berkualitas dan mempunyai daya tarik untuk dibaca jika referensi yang digunakan mutakhir. Sumber informasi yang mutakhir adalah jurnal karena sifatnya yang terbit secara berkala. Di samping itu, kepakaran para penyunting jurnal juga menjadi salah satu faktor yang menjamin kualitas jurnal. Semakin sering suatu jurnal disitir artikel lain, jurnal tersebut dapat dikatakan semakin berkualitas. Semakin banyak artikel dalam suatu jurnal disitir oleh artikel lain, semakin tinggi peringkat jurnal tersebut. Peringkat atau kualitas jurnal disebut dengan istilah impact factor atau faktor dampak.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
Impact factor adalah salah satu pendekatan aplikasi bibliometrik untuk mengukur pengaruh suatu kelompok dokumen (Purnomowati 2008). Menurut kamus online Wikipedia, impact factor merupakan suatu ukuran yang menggambarkan jumlah rata-rata sitiran terhadap artikel yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal sains dan ilmu sosial. Pengukuran ini dirancang oleh Eugene Garfield, pendiri dari Institute for Scientific Information (ISI) yang kini menjadi bagian dari Thomson Reuters. Impact factor dihitung setiap tahun untuk jurnal-jurnal yang diindeks dalam Journal Citation Reports yang dimiliki oleh Thomson Reuters. Impact factor dihitung dengan membagi jumlah sitiran (citation) dengan jumlah artikel yang dimuat pada periode waktu tertentu, biasanya dua tahun penerbitan. Eugene Garfield dalam artikelnya “The History and Meaning of the Journal Impact Factor” mengemukakan bahwa impact factor dapat juga dihitung untuk periode lebih dari dua tahun. Eugene Garfield bahkan menghitung impact factor hingga 7-15 tahun (Garfield 2003). Nilai impact factor bervariasi bagi setiap jurnal. Beberapa jurnal memiliki impact factor nol koma nol sekian dan jurnal yang lain memiliki nilai yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi menunjukkan bahwa jurnal Zuriat memiliki nilai faktor dampak atau impact factor 1,37 (Tabel 1). Di Indonesia, impact factor belum populer, namun sesungguhnya mempunyai banyak keuntungan dan juga keterbatasan, bahkan kontroversi (Maryono 2008; Purnomowati 2008). Impact factor berbeda dengan sistem akreditasi jurnal ilmiah, yaitu sistem untuk menentukan peringkat akreditasi jurnal ilmiah nasional berdasarkan kriteria manajemen pengelolaan dan penampilan, seperti nama berkala, kelembagaan penerbit,
penyunting/dewan redaksi, kemantapan penampilan, gaya penulisan, substansi, keberkalaan, tiras, dan lainlain (LIPI 2005). Kriteria tersebut belum menunjukkan seberapa jauh suatu jurnal terakreditasi disitir atau digunakan sebagai sumber informasi, dan seberapa jauh suatu artikel yang diterbitkan disitir oleh penulis lain sebagai bahan rujukan. Di pihak lain, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) menetapkan kriteria jurnal internasional untuk jurnal nasional terakreditasi agar dapat dikategorikan sebagai jurnal internasional. Terdapat 19 kriteria umum yang ditetapkan oleh Dikti, dan kriteria yang terakhir (nomor 19) adalah mempertimbangkan impact factor (Dikti 2007). Hal ini dapat ditafsirkan bahwa impact factor masih terbatas sebagai bahan pertimbangan, belum mensyaratkan minimal nilai impact factor yang diperoleh suatu jurnal. Huth (2001) dalam Purnomowati (2008) menyatakan bahwa impact factor jurnal sangat membantu kepentingan pustakawan, penulis, editor/penerbit jurnal, dan penentu kebijakan. Pustakawan yang akan membeli suatu jurnal akan tertolong dengan adanya daftar impact factor jurnal tersebut. Jurnal dengan nilai impact factor tinggi akan dipilih karena dianggap unggul di bidangnya dan banyak diminati pengguna, sehingga akan mudah dipasarkan. Karena impact factor mencerminkan pengaruh jurnal di bidangnya maka ilmuwan akan memilih jurnal dengan nilai impact factor tinggi untuk memuat karya tulis ilmiahnya. Keterbatasannya, jumlah sitiran terhadap artikel jurnal tertentu tidak secara langsung mengukur kualitas jurnal atau manfaat ilmiah artikel di dalamnya, tetapi semata-mata mencerminkan kuantitas terbitan dalam bidang tertentu dan popularitas jurnal dalam topik tertentu. Jurnal dengan peredaran terbatas sulit memperoleh nilai impact factor tinggi.
Tabel 1. Peringkat 10 jurnal bidang pertanian berdasarkan nilai impact factor. Nama jurnal
Penerbit
Nilai impact factor
Zuriat Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesian Agricultural Research and Development Journal Majalah Penelitian Gula Jurnal Penelitian Hasil Hutan Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Food and Nutrition Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (Peripi), Unpad Departemen Hama dan Penyakit Tanaman, IPB Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian
1,37 1,00 0,81 0,80
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Pusat Penelitian Hasil Hutan Pusat Riset Perikanan Budi Daya Pusat Penelitian Kelapa Sawit Pusat Antar Universitas, Universitas Gadjah Mada Institut Pertanian Bogor
0,57
0,39 0,35 0,32
Sumber: Kementerian Riset dan Teknologi (2002).
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
25
Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP) sebagai sarana dan media komunikasi secara tertulis dan sebagai media penyebaran ilmu pengetahuan bidang pusdokinfo, selayaknya mendapat pengakuan. Untuk mendapatkan pengakuan tersebut harus disediakan data kuantitatif dalam bentuk pangkalan data tentang kinerja jurnal tersebut. Data kuantitatif suatu jurnal disebut journal impact factor. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui impact factor jurnal dan penulis artikel pada JPP. METODE Pengkajian dilakukan dengan pendekatan analisis sitiran. Objek kajian adalah artikel yang dimuat dalam JPP yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) selama 18 tahun, mulai tahun 1992 hingga 2009 yang terdiri atas 34 nomor. Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa semua artikel, meliputi nama penulis, institusi penulis, jumlah artikel, dan jumlah daftar pustaka. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif, yang mencakup jumlah artikel, jumlah sitiran, dan artikel penyitir, untuk menghitung nilai impact factor jurnal per tahun dan peringkat penulis artikel berdasarkan nilai impact factor. Sitiran diri sendiri (self citation) tidak disertakan dalam menghitung impact factor. Nilai impact factor jurnal dihitung berdasarkan rumus: jumlah sitiran pada artikel yang dimuat dalam jurnal x jumlah artikel yang dimuat dalam jurnal x Impact factor penulis dihitung dengan rumus: jumlah sitiran yang diterima penulis artikel yang dimuat dalam jurnal x jumlah artikel yang diterbitkan dalam jurnal x
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebaran Artikel dan Sitiran JPP terbit dua kali setahun, setiap nomor memuat 3-5 artikel. Selama 18 tahun sejak penerbitan perdananya, JPP telah memuat 145 artikel. Sebanyak 102 artikel (70,30%) merupakan karya penulis tunggal, sedangkan 43 artikel (29,70%) merupakan karya penulis ganda (26 artikel ditulis 2 orang, 13 artikel ditulis 3 orang, dan 4 artikel ditulis oleh 4 orang). Tingkat kolaborasi penulis secara sederhana
26
dapat dihitung berdasarkan jumlah artikel karya penulis ganda dibagi dengan jumlah seluruh artikel, sehingga diperoleh nilai kolaborasi sebesar 0,30. Tingkat nilai tersebut menunjukkan bahwa kolaborasi penulis artikel JPP tergolong sangat rendah karena kurang dari 0,50. Data tersebut menunjukkan bahwa artikel dalam JPP sebagian besar ditulis secara individu. Sejak penerbitan pertama (Vol. 1 No. 1 tahun 1992) hingga Vol. 18 no. 1 tahun 2009, JPP telah menerbitkan 34 nomor dengan 1.085 sitiran. Sitiran tersebut berasal dari jurnal sebanyak 313 (28,85%), dan 772 sitiran (71,15%) berasal dari nonjurnal (buku, prosiding, skripsi, tesis, makalah, laporan, dan informasi dari internet). Dari 313 sitiran yang berasal dari jurnal, 106 sitiran (33,87%) diperoleh dari JPP. Hal ini dimungkinkan karena JPP mempunyai daya jangkau wilayah yang luas dan tersebar di seluruh unit kerja Kementerian Pertanian serta unit kerja kementerian terkait sehingga mudah diakses. Tabel 2 menggambarkan jumlah artikel, jumlah sitiran untuk masing-masing volume, dan banyaknya artikel yang menyitir JPP berdasarkan tahun terbit. JPP pertama kali disitir setelah dua tahun terbit. Usman (Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros) merupakan penyitir pertama pada tahun 1994, dengan tiga sitiran dari JPP, yaitu terbitan tahun 1992, 1993, dan 1993. Pada tahun 1995, JPP disitir oleh dua artikel dengan enam sitiran, tahun 1996 tidak disitir, dan sejak tahun 1997 JPP selalu disitir. Banyaknya artikel yang menyitir JPP bervariasi dari satu hingga enam sitiran per artikel. Sitiran JPP terbanyak terjadi pada tahun 2004 yang mencapai 14 sitiran, sedangkan sitiran terkecil pada tahun 2009 yaitu satu sitiran. Selama 18 tahun penerbitan dengan jumlah artikel sebanyak 145, terdapat 47 artikel (32,40%) yang menyitir JPP dengan jumlah sitiran 106 sitasi atau 33,87% dari seluruh sitiran yang berasal dari jurnal (Tabel 2). Sitiran yang berasal dari jurnal berasal dari 68 judul jurnal, terdiri atas 23 jurnal dalam negeri dan 45 jurnal luar negeri. Frekuensi sitiran pada tiap judul jurnal berkisar antara 1-106 sitiran, dengan rata-rata 4,60 sitiran per artikel. Nilai rata-rata tersebut dijadikan batas minimum untuk menyusun peringkat jurnal yang disitir artikel dalam JPP. Sebanyak 46 judul jurnal mendapat satu sitiran, enam judul mendapat 2 sitiran, 2 judul mendapat 3 sitiran, 2 judul mendapat 4 sitiran, dan frekuensi sitiran berikutnya seperti terlihat pada Tabel 3. JPP merupakan jurnal yang artikelnya paling banyak disitir, yaitu 106 sitiran (Tabel 3), disusul Library Trends 29 sitiran, kemudian Majalah Ikatan Pustakawan
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
Tabel 2. Jumlah artikel dan jumlah sitiran dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP), 1992–2009. Tahun, vol./no.
Jumlah
Jumlah sitiran
artikel
Jurnal
Nonjurnal
Jumlah artikel yang menyitir JPP berdasarkan tahun terbit
1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, 1999,
1(1) 2(1-2) 3(1-2) 4(1-2) 5(1-2) 6(1-2) 7(1-2) 8(1-2)
7 11 9 8 7 8 10 9
10 25 10 26 8 6 15 22
31 33 42 26 32 35 35 66
1 2 1 4 6
2000, 2001, 2002, 2003,
9(1-2) 10(1-2) 11(1-2) 12(1-2)
9 7 8 8
27 14 33 34
47 24 59 59
4 1 4 5
2004, 13(1-2)
7
14
40
4
6 9 8 10
13 17 9 21
35 46 56 54
3 3 4 4
4
9
52
1
145
313
772
2005, 2006, 2007, 2008,
14(1-2) 15(1-2) 16(1-2) 17(1-2)
2009, 18(1) Total
artikel: 1992, 1992, 1993 artikel: 1992, 1993, 1993, 1995, 1996, 1996, 1997, 1997 artikel: 1992, 1992, 1992, 1993, 1993, 1994, 1996, 1996, 1996, 1996, 1996, 1997, 1997 artikel: 1992, 1993, 1994, 1994, 1998 artikel: 1992, 1992, 1997, 1997, 1999 artikel: 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1996, 1997, 1998, 2001 artikel: 1994, 1995, 1995, 1997, 1998, 1998, 1998, 1998, 2000, 2000, 2000 artikel: 1994, 1995, 1996, 1996, 1999, 1999, 2000, 2000, 2000, 2000, 2000, 2003, 2003, 2003 artikel: 1992, 1993, 1994, 2000, 2000, 2001, 2003, 2004 artikel: 1998, 2001, 2002, 2003 artikel: 1992, 1998, 1998, 1999, 2000, 2006 artikel: 1995, 1999, 2000, 2005, 2007, 2007, 2007, 2007, 2007, 2007 artikel: 2007
Tabel 3. Peringkat jurnal yang disitir Jurnal Perpustakaan Pertanian berdasarkan frekuensi sitiran, 1992-2009. Judul jurnal
Frekuensi sitiran
Jurnal Perpustakaan Pertanian Library Trends Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia Journal of Documentation Journal of Information Sciences Baca Journal of the American Society for International Science Information Processing and Management The Library Quarterly LIBRI Media Pustakawan Library and Information Science Research Social Studies of Science Jurnal Pustakawan Indonesia Special Libraries Jurnal lain
106 29 13 12 12 8
Total sitiran
313
dari JPP
artikel: 1992, 1993, 1993 artikel: 1992, 1992, 1992, 1992, 1993, 1993
47
7 7 7 7 7 6 6 5 5 76
Indonesia 13 sitiran. Menurut Garfield dan WeljansDorof dalam Margono (2000), sitiran tidak dapat dipakai untuk menilai mutu suatu artikel, namun dapat digunakan
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
Jumlah sitiran
0 0 3 6 0 3 8 13 5 5 9 11 14 8 4 6 10 1 106
sebagai indikator tentang peringkat pemanfaatan dan penyebarannya. Tingkat sitiran terhadap suatu jurnal menggambarkan tingkat pemanfaatan jurnal tersebut oleh penulis artikel. Impact Factor Jurnal Perpustakaan Pertanian Penghitungan nilai impact factor JPP dilakukan setiap tahun, kecuali tahun 1992, 1993 dan 1996 tidak dihitung karena pada tahun tersebut JPP tidak/belum disitir oleh artikel lain, sehingga nilai impact factor dihitung mulai tahun 1994, 1995, 1997 hingga tahun 2009. Dari 120 judul artikel dalam JPP yang dianalisis, terdapat empat artikel yang memperoleh sitiran dari penulis artikel yang bersangkutan atau menyitir diri sendiri (self citation), yaitu pada tahun 1995, 2000, 2003, dan 2005, masing-masing satu sitiran per artikel. Sitiran yang demikian tidak diperhitungkan dalam menghitung nilai impact factor. Karena nilai impact factor JPP dihitung berdasarkan jumlah sitiran, nilainya akan berbeda-beda setiap tahun, dari nilai terendah 0,25 pada tahun 2009 hingga nilai tertinggi 2,00 pada tahun 2004, (Tabel 4). Nilai impact factor tahun 2004 tersebut diperoleh dari tujuh artikel
27
Tabel 4. Nilai impact factor Jurnal Perpustakaan Pertanian, 1994-2009. Sitiran
Tahun 1994, 1995, 1997, 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, Total
3(1-2) 4(1-2) 6(1-2) 7(1-2) 8(1-2) 9(1-2) 10(1-2) 11(1-2) 12(1-2) 13(1-2) 14(1-2) 15(1-2) 16(1-2) 17(1-2) 18(1)
Total sitiran
Impact factor
Pihak lain
1 1 1 1 -
3 5 3 8 13 4 5 9 10 14 7 4 6 10 1
3 6 3 8 13 5 5 9 11 14 8 4 6 10 1
9 8 8 10 9 9 7 8 8 7 6 9 8 10 4
0,33 0,75 0,38 0,80 1,44 0,56 0,71 1,13 1,38 2,00 1,33 0,44 0,75 1,00 0,25
4
102
106
120
0,88
dengan 14 sitiran. Setelah tahun 2004, nilai impact factor JPP mengalami penurunan, karena semakin meningkatnya pemakaian sitiran yang berasal dari sumber informasi lain, seperti sumber informasi online (internet). Nilai impact factor secara keseluruhan dapat dihitung berdasarkan jumlah sitiran yang diperoleh dibagi dengan jumlah artikel, yaitu 106 : 120 = 0,88. Data tersebut menunjukkan bahwa impact factor JPP cukup baik karena nilai 0,88 mendekati angka 1. Impact factor menggambarkan kualitas suatu jurnal, sehingga jurnal yang banyak disitir oleh artikel lain berarti jurnal tersebut berperan penting atau aktual. Semakin banyak JPP disitir oleh penulis artikel lain, semakin besar nilai impact factor-nya, semakin tinggi tingkat pemanfaatannya oleh masyarakat, dan semakin tinggi pula kualitas artikel yang dimuat.
Institusi Penyitir dan Institusi Penyumbang Artikel Institusi merupakan lembaga tempat penulis artikel bekerja. Dari 22 institusi penyumbang artikel JPP, terdapat enam institusi yang berasal dari luar Kementerian Pertanian. Delapan institusi dengan jumlah sembilan artikel tidak menyitir JPP. Tabel 5 menunjukkan peringkat institusi penyitir dan institusi penyumbang artikel berdasarkan jumlah sitiran yang berasal dari JPP.
28
Total artikel
Sendiri
PUSTAKA di samping sebagai institusi penyitir terbanyak, yaitu 51 sitiran (48,11%), juga merupakan institusi penyumbang artikel terbanyak yaitu 99 artikel atau 68,27% dari total artikel. Kondisi ini dimungkinkan karena di samping sebagai penerbit beberapa jurnal ilmiah, PUSTAKA didukung sumber daya yang cukup memadai, ditunjang suasana kondusif sehingga dapat membangkitkan stimulus untuk berkompetisi. Berbeda dengan Balai Penelitian dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), minimnya sumber daya menyebabkan dorongan motivasi menulis belum sepenuhnya terbangun; kegiatan menulis artikel belum terbiasa dan belum terlatih, sehingga berdampak pada rendahnya kontribusi naskah/artikel ke redaksi JPP. Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa kontribusi artikel dari Puslit, Balit, dan BPTP sebesar 23 artikel (15,86%). Institusi di luar Badan Litbang Pertanian, seperti Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, PDIILIPI, dan IPB juga menjadikan JPP sebagai acuan dalam karya tulisnya. Hal ini menunjukkan bahwa peredaran JPP cukup luas dan memberi manfaat bagi penulis lain di luar institusi penerbit jurnal, dan membuktikan kualitas jurnal, minimal memperoleh pengakuan pembaca di luar Badan Litbang Pertanian. Semakin banyak institusi yang menyitir JPP, semakin tinggi kualitasnya dan semakin besar pengakuan terhadap JPP sebagai jurnal acuan/ referensi di bidang pusdokinfo, baik di lingkup Badan Litbang Pertanian maupun di tingkat nasional.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
Tabel 5. Institusi penyumbang artikel Jurnal Perpustakan Pertanian (JPP) dan jumlah sitiran dari JPP, 1992-2009. Institusi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Balai Penelitian Ternak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Balai Penelitian Tanaman Serealia Balai Besar Penelitian Veteriner Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Institut Pertanian Bogor Kebun Raya Bogor Pejabat Penilai Jabatan Pustakawan, Kementerian Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia SEAMEO BIOTROP Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Pusat Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Direktorat Pembibitan Ternak Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Universitas Gadjah Mada Total
Jumlah Artikel
Jumlah sitiran dari JPP
99
51
5
16
3
9
3 1 2 3 1
7 4 4 3 3
9 1 3
3 2 1
2
1
2
1
2
1
2 1
-
1
-
1 1 1
-
1
-
1
-
145
106
Impact Factor Penulis Jurnal Perpustakaan Pertanian Kontribusi penulis artikel JPP berkisar antara 1-9 artikel. Jumlah seluruh penulis artikel dalam JPP, baik karya tunggal maupun karya ganda (berkolaborasi) sebanyak 199 penulis. Dari jumlah tersebut, teridentifikasi 70 penulis yang berbeda, dan dari 70 penulis tersebut terdapat 33 (47,14%) nama penulis artikel yang disitir oleh penulis artikel lain, sedangkan 37 (52,86%) penulis lainnya belum disitir oleh penulis lain. Sitiran pada diri sendiri (self citation) tidak disertakan dalam menghitung nilai impact factor penulis. Tjitropranoto merupakan penulis yang
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
artikelnya paling banyak disitir oleh penulis artikel lain, yaitu 18 sitiran, sedangkan Sulastuti-Sophia merupakan penulis yang menyumbang artikel terbesar, yaitu 9 judul artikel. Hasil perhitungan nilai impact factor memosisikan Soehardjan sebagai penulis artikel dengan nilai impact factor tertinggi (4). Tabel 6 memperlihatkan peringkat 33 nama penulis artikel JPP berdasarkan nilai impact factor yang diperoleh masing-masing penulis, dari nilai tertinggi (4) sampai nilai terendah (0,33). Penulis yang artikelnya sering disitir atau dijadikan rujukan penulis lain menunjukkan bahwa artikel tersebut lebih baik, lebih berkualitas, dan kepakarannya diakui di bidangnya, sehingga berdampak besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang pusdokinfo. Mengingat nilai impact factor penulis dihitung berdasarkan jumlah sitiran yang diterima penulis artikel, terdapat 37 (52,90%) nama penulis artikel yang belum memiliki impact factor karena artikelnya tidak/belum disitir oleh penulis lain. Bahkan ada dua penulis muda yang produktif, yang masing-masing memberikan artikel empat dan enam judul. Hal ini disebabkan bukan karena artikel mereka kurang berkualitas atau kurang aktual, melainkan karena artikel tersebut membahas topik yang spesifik. KESIMPULAN Impact factor merupakan alat untuk mengukur peringkat kualitas suatu jurnal, dan dalam perkembangannya dapat dipakai untuk mengukur peringkat kualitas penulis. Dari 145 artikel JPP yang dikaji, terdapat 47 (32,40%) artikel yang menyitir JPP dengan frekuensi sitiran 106 sitasi (9,70%) dari seluruh jumlah sitiran. Nilai impact factor JPP berkisar antara 0,25-2,00 setiap tahun, atau secara kumulatif nilainya sebesar 0,88. Dengan demikian, JPP memiliki impact factor cukup baik, karena nilai 0,88 mendekati 1. Penulis artikel dengan nilai impact factor tertinggi adalah M. Soehardjan (4), disusul P. Tjitropranoto, dengan nilai 3. P. Tjitropranoto juga merupakan penulis JPP yang artikelnya paling banyak disitir penulis lain. Tingginya nilai impact factor belum bisa dijadikan ukuran kualitas suatu jurnal atau penulis artikel lebih tinggi atau lebih berkualitas, mengingat kemungkinan banyaknya faktor yang memengaruhi hal tersebut. Penulis artikel yang memiliki impact factor tinggi merupakan simbol reputasi bagi pustakawan Kementerian Pertanian.
29
Tabel 6. Penulis artikel Jurnal Perpustakaan Pertanian (JPP) berdasarkan nilai impact factor penulis, 1992-2009. Sitiran Sendiri
Pihak lain
Jumlah sitiran
Jumlah artikel
Impact factor
1 1 1 1 -
12 18 3 4 9 3 3 3 6 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1
13 18 3 4 9 3 3 3 6 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 3 4 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1
3 6 1 2 6 2 2 2 5 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 4 6 2 4 2 2 2 5 3 3 3 3
4,00 3,00 3,00 2,00 1,50 1,50 1,50 1,50 1,20 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,88 0,75 0,66 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,40 0,33 0,33 0,33 0,33
Penulis artikel Soehardjan, M. Tjitropranoto, P. Tyasdjaya, A. Suratman, M. Haryono, T. Daywin, L.K. Maksum Margono, T. Mansjur, S. Mulyani, E.S. Djunaedi, A. Djuariah, J. Hidayat, S. Ma’arus, F. Mustafa, B. Permana, M. Suleiman, S.A.R. Sudarmini, E. Sujana, I.G. Usman, M. Sulastuti-Sophia Suryantini, H. Andriaty, E. Andriani, J. Mulyono, P. Rushendi Supardi Widharto Sutardji Hermanto Muhajan, Z. Rufaidah, V.W. Sundari, T.S.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Untuk membangkitkan motivasi gemar menulis dan meningkatkan kualitas dan kuantitas artikel, perlu diupayakan: (1) bimbingan/pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi pustakawan/pengelola perpustakaan secara berkelanjutan; (2) melakukan pengkajian bidang pusdokinfo yang melibatkan perpustakaan Balai Penelitian, BPTP atau unit kerja lain; dan (3) menganjurkan para penulis/pustakawan untuk berkolaborasi dalam melakukan pengkajian atau menghasilkan karya tulis agar karya tulisnya lebih berkualitas.
Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi). 2007. Kriteria Jurnal Internasional. www.dikti.go.id/Archive2007/p3m/files/ akreditasi_jurnal/KJI.doc. [7 April 2010]. Garfield, E. 2003. The meaning of the impact factor. Int. J. Clin. Health Psychol. 3(2): 363-369. Kementerian Riset dan Teknologi. 2002. Indeks sitasi bidang pertanian http://www.progriptek.ristek.go.id/web-asdep/ IndSitasi/ind_sitasi/. [15 April 2010]. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). 2005. Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 01/E/ 2005 tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Jakarta: LIPI.
30
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
Margono, T. 2000. Studi keterpakaian Jurnal Perpustakaan Pertanian sebagai bahan rujukan pada penulisan artikel ilmiah. Jurnal Perpustakaan Pertanian 9(2): 53-59. Maryono. 2008. Impact factor: penghitungan dan kontroversinya. http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/maryono.pdf. [15 April 2010]. Menpan (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara). 2002. Keputusan Menteri PAN No. 132/Kep/M.Pan/12/2002
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 19, Nomor 1, 2010
tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 186 hlm. Purnomowati, S. 2008. Impact factor: Kriteria jurnal internasional. http://www.pdii.lipi.go.id/impact-faktor-kriteria-jurnalinternasional.html. [7 April 2010]. Sumantri, U.P. 2004. Motivasi pustakawan dalam menulis karya ilmiah yang dipublikasikan. Jurnal Perpustakaan Pertanian 13(2): 41-46.
31