Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
ISSN 1410-234X
Pengaruh Kombinasi Perasan Air Seledri (Apium Graveolens L.) dan Wortel (Daucus Carota L.) Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Dengan Hipertensi Derajat I di Posbindu RW 09 dan RW 21 Wilayah Kerja Puskesmas Padasuka Kota Cimahi Argi Virgona Bangun1* & Luthfia Ghaisani Hakim1 1
STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi perasan air seledri dan wortel terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi derajat I. Metode penelitian ini menggunakan quasy eksperiment dengan desain penelitian one group pre-test and post-test. Jumlah sampel sebanyak 33 orang yang menggunakan concecutive sampling dengan Tehnik NonRandom dengan memperhatikan kriteria inklusi. Penelitian dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan mengkonsumsi perasan air seledri dan wortel sebanyak 200 ml pada sore hari. Pengolahan data dilakukan dengan uji t-dependent dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh konsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel terhadap tekanan darah. Rata-rata penurunan tekanan darah sistole adalah 17,24 mmHg, p-value = 0,0001 dan rata-rata penurunan tekanan darah diastole adalah 11,79 mmHg, p-value = 0,0001. Kata kunci: Seledri, Wortel, Tekanan Darah, Lansia, Hipertensi
523
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
Pendahuluan Pada tahun 2013, hipertensi disebut sebagai silent killer oleh WHO (World Health Organitation) karena penderita hipertensi tidak dapat mengetahui dirinya mengalami hipertensi sebelum dilakukan pemeriksaan dan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada 2025 mendatang diproyeksikan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi dan penderita terbesar dari penyakit ini adalah lansia. Di Indonesia penyelidikan prevalensi penyakit ini telah banyak dilakukan secara terpisah, pada umumnya prevalensi berkisar antara 8,6 – 10% dan hasil penelitian terakhir mengungkapkan, prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 17-22% (Nuryanto, 2012). Di Jawa Barat pada tahun 2013 kecenderungan kejadian penyakit hipertensi semakin meningkat dibandingkan tahun 2012. Terdapat 7 kabupaten kota dengan angka kejadian Hipertensi 2012 dan 2013 selalu diatas angka kejadian hipertensi rata-rata provinsi adalah Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kab. Sumedang, Kab. Majalengka, Kab.Garut dan Kab.Ciamis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2014, terdapat 10 penyakit terbanyak di kota Cimahi dan Hipertensi Primer menduduki peringkat ke 2 sebanyak 20.514 jiwa. Di Puskesmas Padasuka tahun 2014, Hipertensi menjadi kasus penyakit terbanyak ke 2 yaitu
ISSN 1410-234X
sebanyak 966 kasus dengan jumlah lansia terbanyak di Kota Cimahi. Pada 3 bulan terakhir di tahun 2014 pasien yang berkunjung sebanyak 39 orang (Desember), 92 orang (November) dan 33 orang (Oktober). Lanjut usia adalah suatu bagian dari tumbuh kembang manusia dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap. Hasil penelitian data menyebutkan Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur usia lanjut (Aging Structured Population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Data dasar program lansia Kota Cimahi pada tahun 2014, menunjukkan dari 24 Puskesmas Pembina terdapat 3 puskesmas yang memiliki jumlah lansia terbanyak yaitu Cimahi Utara sebanyak 5.989 jiwa (9,64%), Cibeureum sebanyak 5.943 jiwa (9,57%), dan Padasuka sebanyak 5.411 jiwa (8,71%). Sedangkan, sasaran anggota posbindu terbanyak terdapat di daerah Padasuka sebanyak 1.507 jiwa (10,9%), Melong Tengah sebanyak 1.445 jiwa (10,45%). Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan cara pengobatan Farmakologi yaitu meminum obat-obatan antihipertensi atau pengobatan Non- Farmakologi yaitu terapi komplementer yang terdiri dari Terapi Relaksasi Progresif, Terapi Musik, Senam Aerobik dan yoga, Terapi diet (Pola makan), Herbal. Namun sayangnya,
524
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
masih banyak yang menganggap pengobatan komplementer tidak mengikuti perkembangan zaman karena kurangnya pengetahuan akan manfaat pengobatan tersebut. Dari hasil penelitian, tanaman yang dapat menurunkan tekanan salah satunya adalah tanaman seledri dan wortel. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan (Nuryanto, 2012) pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut dengan judul pengaruh pemberian air rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah. Seledri telah banyak digunakan di masyarakat dan diketahui mengandung banyak senyawa aktif yang bermanfaat, antara lain asparagin, manit, zat pati dan yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu ''apiin'' dan manitol yang berfungsi seperti diuretik, bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing. Wortel (Daucus carota L) adalah tumbuhan sayur pegunungan yang ditanam sepanjang tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa wortel memiliki bermacam senyawa aktif yaitu alkaloid, flavonoid, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B, C, D, dan betakaroten. Hasil riset Robertson et al menunjukkan, konsumsi wortel segar atau mentah sebanyak 200 gram sehari selama tiga minggu dapat mengurangi kadar kolesterol darah sebesar 11%. Pada tanggal 18 Februari 2015, peneliti sudah melakukan survei dan wawancara langsung pada
ISSN 1410-234X
lansia yang menderita hipertensi. Berdasarkan hasil wawancara, 9 dari 10 orang lansia mengatakan tidak mengetahui kombinasi perasan air seledri dan wortel bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah sebagai terapi herbal sehingga pasien hanya bergantung pada pengobatan farmakologi yang diberikan dari puskesmas. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti sangat tertarik untuk mengenalkan dan menguji pengaruh kombinasi perasan air seledri dan wortel terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi derajat I sebagai salah satu pendamping obat medis untuk meminimalisir efek samping pengobatan farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi rerata tekanan darah sebelum intervensi, distribusi rerata tekanan darah sesudah intervensi dan mengetahui pengaruh rerata tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada lansia dengan hipertensi derajat I. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Quasy Eksperiment dengan desain one group pre-test and post-test yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh konsumsi perasan air seledri dan wortel terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi derajat I. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang menderita hipertensi derajat I dan memenuhi kriteria inklusi yang berada di
525
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
posbindu RW 09 dan RW 21 wilayah kerja Puskesmas Padasuka Cimahi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan concecutive samping dengan Tehnik NonRandom. Penelitian ini mengambil sampel 33 orang yang didapat berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus penelitian analitik numerik berpasangan dengan alokasi proporsi, dengan jumlah sampel RW 09 sebanyak 18 orang dan RW 21 sebanyak 15 orang. Adapun kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah usia diatas 60 tahun, tidak merokok, tidak obesitas, mengkonsumsi obat antihipertensi, rentang kecemasan ringan-sedang. Instrumen yang digunakan yaitu sphygmomanometer digital. Peneliti melakukan penelitian gelombang pertama di RW 09, setelah selesai peneliti melanjutkan penelitian di RW ke dua di RW 21. Setelah menyeleksi sesuai dengan kriteria inklusi peneliti mengukur tekanan darah responden sebelum intervensi. Lalu peneliti mempersiapkan perasan air seledri dan wortel yang sudah dibuat sebelumnya dengan cara sebagai berikut, blender 1 buah wortel sedang (100 gr) dan seledri (20 gr) dengan 2 gelas air (200 ml), lalu peras ke dalam gelas sebanyak 200 cc dengan gelas ukur. Setelah takarannya sesuai, lalu responden meminum perasan air seledri dan wortel tersebut.
ISSN 1410-234X
Setelah meminum perasan air seledri dan wortel tersebut, responden menunggu selama 90 menit untuk diukur kembali tekanan darahnya dengan menggunakan sphygmomanometer digital yang sama. Peneliti melakukan seluruh tahapan yang sama dihari berikutnya selama 5 hari pada sore hari dengan target responden 18 orang di RW 09. Peneliti mengakumulasi dan mengolah data dengan menggunakan SPSS yang berbentuk tabel untuk mempermudah pengontrolan hasil dari tekanan darah masing-masing responden. Penelitian gelombang 2 dilakukan di RW 21 dengan melakukan seluruh tahapan yang sama dengan jumlah target sampel 15 orang. Sehingga total keseluruhan target reponden sebanyak 33 orang tercapai. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data. Analisa univariat untuk menggambarkan tekanan darah sistol dan diastol pada penderita hipertensi sebelum mengonsumsi perasan air seledri dan wortel. sedangkan analisa bivariat yang digunakan adalah uji tdependen (uji parametrik) dengan data normal, dengan batas kemaknaan 5% hal tersebut untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh pelaksanaan konsumsi perasan air seledri dan wortel terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.
526
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
ISSN 1410-234X
Hasil Penelitian Hasil analisa univariat adalah sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Rerata Tekanan Darah Responden Sebelum Intervensi Variabel Mean S.D Minimal-Maksimal Tek. Sistole sebelum 149,42 6,629 140-159 intervensi Tek. Diastole sebelum 94,76 3,410 90- 99 intervensi
Dari hasil analisis didapatkan rerata tekanan darah sistole responden sebelum intervensi adalah 149,42 mmHg. Sedangkan, rerata
93,55-95,97
95% CL 129,87-134,49 81,35-84,59
tekanan diastole responden sesudah intervensi adalah 82,97 mmHg. Hasil analisa bivariat adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Pengaruh Rerata Tekanan Darah Responden Sebelum dan Sesudah Variabel Mean SD SE P value SISTOLE 149,42 6,629 1,154 Sebelum intervensi 0,0001 Sesudah intervensi 132,18 6,512 1,134 DIASTOL 94,76 3,410 3,410 Sebelum Intervensi 0,0001 Sesudah intervensi 82,97 4,579 4,570
Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa rerata tekanan sistole sebelum intervensi adalah 149,42 mmHg dan rata-rata tekanan
147,07-151,77
tekanan darah diastole responden sebelum intervensi adalah 94,76 mmHg.
Tabel 2 Distribusi Rerata Tekanan Darah Reponden Sesudah Intervensi Variabel Mean S.D Minimal-Maksimal Tek. Sistole sesudah 132,18 6,512 121-147 intervensi Tek. Diatole sesudah 82,97 4,579 70-90 intervensi
Dari hasil analisis didapatkan rerata tekanan darah sistole responden sesudah intervensi adalah 132,18 mmHg. Sedangkan, rerata
95% CL
sistole 132,18 tekanan adalah
T
17,27
sesudah intervensi adalah mmHg. Sedangkan rerata diastole sebelum intervensi 94,76 mmHg dan rerata
527
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
tekanan diastole sesudah intervensi adalah 82,97 mmHg. Setelah dilakukan uji statistik rerata tekanan sistolik sebelum dan sesudah intervensi diperoleh p-value = 0,0001 < α = 0,005. Dan setelah dilakukan uji statistik rerata tekanan diastole sebelum intervensi dan sesudah intervensi diperoleh p-value = 0,0001 < α = 0,005. Dari hasil penelitian t hitung diperoleh 17,278 dan derajat kebebasan (df) sebesar 2,042. Maka T hitung (17,278)> T tabel (2,042), maka H0 ditolak. Hal ini bermakna bahwa ada pengaruh yang signifikan rerata tekanan darah antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel tehadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi derajat I di RW 09 dan RW 21 wilayah kerja posbindu puskesmas Padasuka Cimahi tahun 2015. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 33 responden didapatkan rerata tekanan sistole sebelum mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel adalah149,42 mmHg (SD = 6,629). Dan rerata pada tekanan diastole sebelum mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel adalah 94,76 mmHg (SD = 3,410). Tekanan darah responden yang tinggi ini sesuai dengan populasi responden yang memang
ISSN 1410-234X
seluruhnya berumur diatas 60 tahun dan termasuk kedalam golongan lansia. Hal ini sejalan dengan penelitian dari depkes bahwa seiring bertambahnya usia akan terjadi kemunduran alamiah di dalam tubuh sehingga beresiko tinggi dengan masalah kesehatan, salah satunya adalah tekanan diatas normal (hipertensi). (depkes RI, 2003 dalam Maryam 2008). Hal tersebut diperkuat dalam buku azizah 2011, bahwa adaptasi perubahan fisiologis yang dapat timbul dari penuaan adalah dalam sistem kadiovaskuler dimana terjadi perubahan seperti hilangnya elastisitas pembuluh darah sehingga hal ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan terjadilah peningkatan tekanan darah (hipetensi) (Azizah, 2011). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 33 responden didapatkan rerata tekanan sistole sesudah mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel adalah 132,18 mmHg (SD = 6,512) dan rerata tekanan diastole sesudah mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel adalah 82,97 mmHg (SD = 4,579). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan tekanan darah pada responden. Hal ini disebabkan karena responden mengonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel sebanyak 200 ml dan kemauan responden untuk menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah seperti
528
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
diet garam, merokok, konsumsi alkohol, aktifitas yang berat. Perasan air seledri dan wortel dapat menurunkan tekanan darah karena seledri memiliki unsur – unsur yang dapat menurunkan tekanan darah adalah flavonoid (apigenin) dan vitamin C yang dapat melenturkan arteri menjadi lebih rileks sehingga membuat tekanan darah menurun. Fitosterol dapat secara efektif menurunkan kolestrol sebanyak 9-14 % pada manusia dan vitamin K bersifat larut dan untuk menstabilkan tekanan darah terutama pada serebrovaskuler dan juga mempertahankan elastisitas pembuluh darah. Seledri juga memiliki kandungan senyawa 3-nbutil-phtalide yang berguna untuk meregangkan atau melebarkan otototot dinding arteri sehingga memungkinan darah mengalir lebih lancar dan berguna mengurang hormon yang menimbulkan stres karena pembuluh darah yang semakin lama semakin mengerut. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Muzakar (2012), yang melibatkan 62 orang penderita hipertensi diberi intervensi pemberian air rebusan seledri sebanyak 2x sehari yaitu pada pagi dan sore hari dengan takaran 100cc selama 3 hari berturut-turut menunjukkan hasil yang signifikan yaitu terdapat penurunan tekanan darah. Selain itu, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Somali (2009, dalam Nuryanto, 2012) bahwa konsumsi 2 batang seledri (40 gram) sehari selama satu
ISSN 1410-234X
minggu dapat menurunkan tekanan darah sistole dari 158 mmHg menjadi 118 mmHg. Hal lain yang dapat menurunkan darah adalah wortel. Unsur-unsur dalam wortel yang dapat menurunkan tekanan darah adalah flavonoid, senyawa ini beraktivitas sebagai antioksidan dengan melepaskan atau menyumbangkan ion hidrogen kepada radikal bebas peroksi agar menjadi lebih stabil, betakarotek ini berfungsi mengoptimalkan kerja endokrin untuk meningkatkan produksi insulin. Insulin yang dihasilkan akan meningkatkan glukosa dan menghantakan keseuruh tubuh untuk dijadikan energi. Ketika energi dalam tubuh digunakan maka tidak terjadi penyimpanan cadangan makanan, maka lemak dalam tubuh berkurang yang menyebabkan tidak ada penumpukan kolestrol dalam pembuluh darah, khususnya pembuluh darah jantung. Ketika tidak terjadi penumpukan kolestrol dalam pembuluh darah maka tekanan dinding pembuluh darah berkurang yang menyebabkan tekanan darah menurun, vitamin A & C sebagai antioksi dan melindungi pembuluh darah dari radikal bebas, yang merusak dan membunuh sel-sel. Hal ini sejalan dengan penelitian yang diterbitkan dalam “International Journal of Angiology” pada tahun 2005, peneliti menemukan bahwa antioksidan dapat membantu untuk mengobati hipertensi dalam berbagai cara.
529
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
Hal ini diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan Haris (2012), yang melibatkan 13 orang penderita hipertensi yang diberi intervensi pemberian terapi jus wortel sebanyak 1x sehari yaitu pada pukul 13.00 dengan takaran 130cc selama 5 hari berturut-turut menunjukkan hasil yang signifikan yaitu terdapat penurunan tekanan darah baik sistole maupun diastole. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan kandungan mineral yang terdapat pada wortel adalah kalium yang dapat berfungsi sebagai penyeimbang air dalam tubuh dan membantu menurunkan tekanan darah serta membantu menetralkan asam dalam darah (Bangun, 2004). Berdasarkan tabel 3 rerata tekanan sistole sebelum dan sesudah mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel adalah 149,42 mmHg dan 132,18 mmHg. Sedangkan rerata tekanan darah diastole sebelum dan sesudah mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel sebesar 94,76 mmHg dan 82,97 mmHg. Sehingga, hasil uji statistik tekanan darah sistole sebelum dan sesudah mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel diperoleh pvalue = 0,0001 < α = 0,005. Dan hasil uji statistik tekanan darah diastole sebelum dan sesudah mengkonsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel diperoleh pvalue = 0,0001 < α = 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kombinasi perasan air seledri dan wortel terhadap tekanan
ISSN 1410-234X
darah pada lansia dengan hipertensi derajat I di RW 09 dan RW 21 wilayah kerja posbindu puskesmas padasuka cimahi tahun 2015. Hasil penelitian ini memperkuat pendapat sheps (2005), terapi herbal merupakan salah satu terapi komplementer alamiah yang banyak digunakan oleh masayakat karena mempunyai efek samping yang sangat sedikit, salah satu tumbuhan herbal yang dapat menurunkan tekanan darah dalah seledri dan wortel. Daun seledri bersifat tonik, meningkatkan enzim pada pencernaan (stomatik), menurunkan tekanan darah (hipotensif), menghentikan pendarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuretik), melancarkan datangnya menstruasi serta meredakan nyeri haid, membantu tubuh mengeluarkan kadar asam urat yang tinggi, membantu membersihkan darah dari racun makanan dan minuman serta memperbaiki fungsi kerja hormon yang terganggu sehingga daun seledri merupakan bagian yang cocok digunakan untuk obat herbal menurunkan tekanan darah Wortel merupakan tanaman herbal yang dapat menurunkan tekanan darah, hal ini dibuktikan dari pernyataan Khomsan (2009) yaitu Banyak manfaat yang bisa didapat dari wortel salah satunya yaitu meningkatkan kesehatan jantung dan melancarkan peredaran darah, Manfaat yang diperoleh wortel tidak hanya berasal dari umbinya, namun akar dan bijinya pun memiliki
530
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
manfaat yang berguna bagi manusia (Khomsan, 2009). Wortel banyak mengandung senyawa aktif, yaitu: protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, gula alamiah, pectin, glutatin, asparaginin, betakarotek sebagai antioksidan, alphakarotek, bisabolene, tiglic acid, geraniol, flavonoida, asarone, carotol, pinene, vitamin A, B,C,D,E, dan K; serta mineral, seperti zar besi, kalsium, kalium,potasium, belerang, klor, dan fosfor. Wortel juga merupakan sumber utama karoten yang dikonversi di dalam usus menjadi vitamin A dengan bantuan vitamin B12. Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa kombinasi penarasan air seledri dan wortel dan obat antihipertensi catropil berpengaruh terhadap penurunaan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi secara efektif.
ISSN 1410-234X
1.
2.
3.
Saran 1.
2.
Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada 33 responden dan pengolahan data serta pembahasan mengenai “Pengaruh kombinasi perasan air seledri dan wortel tehadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi derajat I di Posbindu RW 09 dan RW 21 wilayah kerja Puskesmas Padasuka Cimahi tahun 2015”, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Distribusi rerata tekanan darah responden sebelum intervensi adalah 149,42/94,76 mmhg. Distribusi rerata tekanan darah responden sesudah intervensi adalah 132,18/82,97 mmHg. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna konsumsi kombinasi perasan air seledri dan wortel terhadap tekanan darah.
3.
Bagi petugas puskesmas, diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini lebih dalam sehingga dapat meningkatkan kegiatan penatalaksanaan nonfarmakologi khususnya kombinasi perasan air seledri dan wortel ini sebagai terapi pengobatan komplementer pada penderita hipertensi. Bagi lansia dengan hipertensi diharapkan menjadi motivasi untuk lebih sehat karena terapi perasan air seledri dan wortel ini sudah terbukti dapat menurunkan tekanan. Bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti kembali dengan objek penelitian yang sama namun dengan cara atau kemasan pemberian yang berbeda, misalkan dengan cara mengekstrak kombinasi seledri dan wortel tersebut jika memungkinkan atau dikonsumsi langsung tanpa diproses apapun.
531
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
Daftar Pustaka Aaronson, Philip I & P.T. Ward, Jeremy.(2010). At a Glance Sistem Kardiovaskular Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Amran, yuli dkk (2010). Artikel penelitian Pengaruh Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadapPenurunan Hipertensi Sistolik Tingkat Sedang padaLanjutUsia. 125-126, http://jurnalkesmas.ui.ac.id/, diperoleh pada tanggal 1 april 2015. Ana.(2011). Perhimpunan Hipertensi Indonesia. 2 & 15 , http://www.inash.or.id/news_d etail.html?id=34, diperoleh pada tanggal 4 Maret 2015. Anonim. (2007). Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. 120, http://www.riskesdas.litbang.de pkes.go.id/download/Pedoman Pengukuran.pdf, diperoleh pada tanggal 22 Maret 2015. Anonim. (2011). State – Trait Anxiety Inventory. 1, http://thesis.binus.ac.id/doc/Ba b3/2011-2-01051PS%20Bab3001.pdf, diperoleh pada tanggal 28 April 2015. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi IV). Jakarta: Rineka Cipta Aryanto, Edwin(2010) Efek Rebusan Akar Alang-Alang
ISSN 1410-234X
(Imperatacylindrica (L.)Beauv.)Terhadap Tekanan Darah Normal Laki-Laki Dewasa.Other thesis, Universitas Kristen Maranatha. Azizah, Lilik Ma`rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bangun. (2004). Menangkal Penyakit denga Jus Buah dan Sayur. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka Braverman, Eric R & Braverman Dasha. (2004). Penyakit Jantung & Penyembuhannya secara Alami. Jakarta: BIP. Brunner & Sudararth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medial Bedah. Jakarta: EGC. Dahlan S. (2013). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokterandan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Dinkes Kota Cimahi. (2013). Profil Dinas Kesehatan Kota Cimahi 2013. Cimahi: Dinkes Kota Cimahi. Fitbie MSN. (2012). 5 Alasan Anda Harus Cukup Tidur. 1. http://www.artikelkesehatan99. com/5-alasan-anda-haruscukup-tidur/. Diperoleh pada tanggal 11 juni 2015 Haris, Nurul Fitriani. (2012). Pengaruh Pemberian Jus Wortel (Daucus Carota)
532
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta, 4-5. Hidayat, A.Aziz. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Hikayat, dkk. (2013). Penalaksanaan Non Farmakologis Terapi Komplementer Sebagai Upaya Untuk Mengatasi dan Mencegah Komplikasi pada Penderita Hipertensi Primer di Kelurahan Indralaya Mulya Kabupaten Ogan Hilir. Jurnal Pengabdian Sriwijaya, 124126. Iswari, dkk. (2010). Pemberian Air Rebusan Seledri (Apium Graveolens L.) terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan. Hal. (1-2). Iswantoro, Gatot. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Julianti, Eliza Diana dkk. (2005). Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus. Jakarta: Puspa Swara. J. Corwin, Elizabeth. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
ISSN 1410-234X
Kasjono, Heru & Yasril.(2009). Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kharisma, Dendy dkk. (2012) Efektifitas Konsumsi Jus Mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2 (2), 1-2. Khomsan, Ali. (2009). Rahasia Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: PT. Media Kompas Nusantara. Kurniadi, dr. Helmanu & Nurrahmani, Ulfa. (2014). Stop! Diabetes Hipertensi Kolestrol Tinggi Jantung Koroner. Yogyakarta: Istana Media. Maryam, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika. M. Wijoyo, IR Padmiarso. (2009). Ramuan Penurun Kolestrol Penolak Penyakit Jantung dan Stroke. Jakarta: Bee Media Indonesia. Nugrahaeuni dan Mauliku. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.
533
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
Nuryanto, Muzakar. (2012). Pengaruh Pemberiaan Rebusan Air Seledri terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6 (1), 10. Putri, Maha. (2014). Penggunaan Intervensi Kelompok Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Untuk Menurunkan Kecemasan pada Lansia. 35, http://arsip.uii.ac.id/files/2012/ 08/05.2-bab-2116.pdf, diperoleh pada tanggal 28 April 2014. Rahmawati, Upik. (2010). Pengaruh Konsumsi Jus Seledri (Apium Graveolens L.) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Artikel Penelitian Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, hal. Abstract. RISKESDA. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Barat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Riyanto A. (2011). Pengolahan dan Analisa Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Robinson, Joan & Saputra, Lyndon.(2014). Buku Ajar Visual Nursing (MedikalBedah) Jilid Satu. Tangerang: Bina Rupa Aksara.
ISSN 1410-234X
Ronny, dkk (2008). Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC. Rusilanti. (2007). Sehat dengan Jus Buah 88 Resep Jus Buah Segar untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Sastroasmoro, Sudigdo & Ismail, Sofyan. (2011). Dasar- dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto. Sekarindah, Titi & Rozaline, Hartanti. (2009). Terapi Jus Buah dan Sayur. Depok: Puspa Swara. Selby, Anna. (2007). Makanan Berkhasiat. Jakarta: Erlangga. Setiawan, Zamhir. (2006). Karakteristik Sosiodemografi Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Studi Ekologi di Pulau Jawa Tahun 2004. Tesis. FKM UI, Depok : xix +88 hal Sheps, Sheldom G. (2005). Mayo Klinik Hipertensi Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Intisari Medika Utama. Spielberger, Gorsuch, &Lushene .(2004). State-Trait Anxiety Inventory (STAI). 1-5, http://www.statisticssolutions.c om/state-trait-anxietyinventory-stai/, diperoleh pada tanggal 28 April 2015.
534
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
ISSN 1410-234X
Yulianti, Sufrida dan Maloedyn Sitanggang. (2006). 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Depok: PT. Agromedia Pusta
Stikes A. Yani. (2015). Pedoman Penulisan dan Petunjuk Karya Tulis Ilmiah (KTI), Laporan Tugas Akhir (LTA), dan Skripsi. Cimahi. Sudewo, Bambang. (2007). Tanaman Obat Populer Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta Selatan: PT. Agromedia Pustaka. Sukmono SH, Rizki Joko.(2009). Mengatasi Aneka Penyakit dengan Terapi Herbal. Jakarta Selatan: AgroMedia. Sunanto, Hardi. (2009). 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Obesitas dan Asam Urat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipetensi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Utami, dr. Prapti. (2006). Terapi Jus untuk Remtik & Asam Urat. Depok: AgroMedia Pustaka. Wahyuni, Dewi. (2011) Konsep lansia. 54, http://digilib.unimus.ac.id/files/ disk1/122/jtptunimus-gdldewiwahyun-6099-3-babii.pdf, diperoleh pada tanggal 13 februari 2015.
535
Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
ISSN 1410-234X
536