Ed.14/03/10
Quantum Ilmiy
Perkenalkan. Namaku Quantum Ilmiy. Sering mendengar buku-buku yang berbau Quantum kan kayak Quantum Reading, Quantum Learning, Quantum Teaching, dan Quantum Tarbiyah? Nah, aku pun ada sebagai sebuah kesadaran pentingnya membudayakan rasa cinta keilmuan khusus pada teman-teman ADK UI. Eits, bukan berarti aku engga percaya ADK itu suka meneliti dan suka menulis, buktinya banyak ADK yang rajin mem-posting tulisannya baik melalui blog maupun milis dan banyak pula ADK yang menang di Pimnas maupun LKTM dan PKM. Tapi, ternyata mereka-mereka itu masih bisa dihitung jari. Termasukkah kita di dalamnya?
MENU: Update info Lomba Quantum Reading
Melejitkan Potensi ADK
Quiz Asah Otak
WISE WORDS “Membaca adalah pusat kreatif kehidupan seorang penulis.” *Stephen King]
E-mail:
[email protected]
Sekapur Sirih Assalamu’alaikum Wr. Wb. Perkenalkan. Namaku Quantum Ilmiy. Sering mendengar buku-buku yang berbau Quantum kan kayak Quantum Reading, Quantum Learning, Quantum Teaching, dan Quantum Tarbiyah? Nah, aku pun ada sebagai sebuah kesadaran pentingnya membudayakan rasa cinta keilmuan khusus pada teman-teman ADK UI. Eits, bukan berarti aku engga percaya ADK itu suka meneliti dan suka menulis, buktinya banyak ADK yang rajin mem-posting tulisannya baik melalui blog maupun milis dan banyak pula ADK yang menang di Pimnas maupun LKTM dan PKM. Tapi, ternyata mereka-mereka itu masih bisa dihitung jari. Termasukkah kita di dalamnya? Ilmiy UI tahun ini menyadari bahwa untuk membudayakan kecintaan pada penelitian seringkali terbentur dengan masalah sarana maupun peningkatan tsaqafah yang mumpuni sehigga seseorang memiliki kepercayaan diri untuk menulis. Ya, menulis. Terlihat simple namun ternyata butuh resep khusus untuk bisa membangun kepercayaan diri untuk bisa menulis. Ok, salah satu tipsnya akan aku berikan kali ini, yaitu sering membaca. Korelasinya jelas. Dengan banyak membaca kita akan menjadi berpengetahuan luas. Karena kita akan banyak membaca pikiran orang lain. Pilihannya ada dua, menyetujui pemikiran orang tersebut atau menolaknya. Lalu kita tuliskan pemikiran kita menganai bacaan tersebut ke dalam beberapa kata, kalimat, paragraf, hingga jadilah sebuah tulisan yang memiliki gagasan. Gampang khan? Nah, sekarang coba deh diinget-inget. Seberapa sering kita membaca buku di luar buku wajib kompetensi kita dalam seharinya? Berapa banyak buku yang sanggup kita lahap satu minggunya? Jenis bukunya apa? Ok, biar lebih jelasnya, nantikan Quantum Ilmiy di edisi selanjutnya yang akan berisi suplemensuplemen yang insya Allah kita butuhin. Aku akan terbit dua kali sebulan tiap pekan ke-2 dan ke-4. Tentunyan, suplemen-suplemen ini tak akan berguna bila ternyata teman-teman yang kami harapan dapat melakukan action setelah mendapatkan suplemen dariku tidak memberikan bukti nyata dalam bentuk tulisan balik. Aku menantang teman-teman untuk mengirimkan tulisan-tulisannya baik itu fiksi maupun non fiksi padaku ke email
[email protected]. Ayo, siapa berani? Semoga Ilmiy kali ini bisa selalu dinanti teman-teman semua karena manfaatnya! Saran dan komentar teman-teman akan sangat kutunggu... Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam,
Quantum Ilmy ~Melejitkan potensi ilmiy ADK UI~
Nah untuk edisi kali ini, aku menyajikan sebuah artikel yang menarik dari Hernowo. Penulis laris kara-karya seperti Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza (2003) atau Membacalah Agar Dirimu Mulia (2008) akan membantu meningkatkan quantum ilmiy kita minggu ini. Met’membaca^^ -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Quantum Reading – Menjadikan membaca sebagai kegiatan mengasyikkan
.: QUANTUM READING :. Oleh Hernowo
Bagaimana Menjadikan Membaca sebagai Kegiatan Sehari-hari yang Mengasyikkan dan Bermanfaat bagi Pertumbuhan Otak (Pengembangan Seluruh Kecerdasan)
Apakah, secara pribadi, kita sudah menyenangi kegiatan membaca? Apakah kegiatan membaca tersebut benar-benar kita jalankan secara kontinu dan kon-sisten, setiap hari? Apakah buku-buku yang kita baca adalah buku-buku berman-faat untuk keperluan meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan, mengem-bangkan potensi diri? Apakah, secara sosial, kita juga merasa bertanggung jawab untuk menja-dikan diri kita sebagai “teladan membaca”? Apakah setiap kali mengajar, kita sela-lu menunjukkan kepada anak didik kita sebuah buku yang sudah kita baca? Apa-kah kita menekankan pentingnya membaca untuk meningkatkan kualitas pem-belajaran? Apakah setiap ada waktu luang–baik sedang bepergian naik kereta api, duduk di taman menunggu anak-anak selesai kursus, berada di ruang tunggu dok-ter, maupun di mana saja–kita senantiasa memanfaatkannya untuk membaca? Apakah setiap kali membaca sebuah buku, kita dapat merasakan manfaat-langsung dari membaca? Apakah setiap kali membaca buku, kita dapat mengalami secara hebat betapa pikiran kita kemudian menjadi jernih, cerah, dan seperti ber-tumbuh? Apakah juga setiap kali kita membaca, kita mendapatkan hal-hal menge-sankan yang kemudian hal-hal mengesankan tersebut dapat kita ingat terus hingga lama? Dan apakah yang kita baca juga dapat kita keluarkan sewaktu-waktu dan kita bagikan kepada orang yang membutuhkannya? 1. Apakah Kita Sudah Memperlakukan Buku sebagai “Makanan”? Setiap hari, jika tubuh kita tidak kita beri makanan, ada kemungkinan kita menjadi loyo dan kurang sehat. Apalagi jika makanan yang kita makan setiap hari tidak memiliki gizi yang kaya dan tidak higenis; tentulah, kita akan mengalami kesulitan dalam upaya kita membugarkan tubuh atau jasmani kita. Kita tidak hanya terdiri dari unsur jasmani. Diri kita juga dibangun, selain oleh unsur jasmani, oleh ruhani. Kadang-kadang, ruhani lebih menentukan sosok kita sebagai manusia ketimbang
jasmani. Jika jasmani sakit, ada banyak cara mu-dah untuk menyembuhkannya; namun, jika ruhani yang sakit, ada kemungkinan penyembuhannya lebih sulit ketimbang jasmani yang sakit. Apabila kita, secara rutin–kadang lewat ritual tiga kali, yaitu sarapan, ma-kan siang, dan makan malam–jasmani kita setiap hari kita beri makanan, apakah ruhani kita juga kita beri makananterbaiknya? Mungkin kita menganggap dengan mendengar ceramah keagamaan atau melihat acara siraman ruhani di televisi, setiap hari, kita sudah memberikan “makanan ruhani” kepada diri kita. Benar, ceramah tetap bermanfaat bagi diri kita. Namun, menurut para ahli saraf (neurolog), ceramah bukanlah “makanan ruhani” terbaik untuk diri kita–khususnya diri kita yang memiliki unsur ruhani. Menurut para ahli saraf, “makan-an ruhani” terbaik adalah buku. Dengan membaca buku, sel-sel saraf otak kita bekerja dalam tingkat yang paling dahsyat. Bahkan seorang ahli saraf yang bekerja di Henry Ford Health System, Dr. Edward Coffey, menunjukkan hasil penelitiannya bahwa kegiatan membaca yang kontinu dan konsisten dapat menghindarkan seseorang terserang penyakit demen-sia (rusaknya jaringan saraf otak). Membaca (dengan baik, tentunya), bahkan da-pat mengganti (mengompensasi) jaringan saraf yang rusak.
Sudahkah Anda menganggap buku sebagai sepotong pizza? 2. Apakah Kita Sudah Merasakan Manfaat-Langsung Membaca? Tak sedikit orang yang menyatakan bahwa hobinya adalah membaca. Tapi, kebanyakan orang yang hobinya membaca tersebut lupa bertanya kepada dirinya sendiri: apa yang telah kudapat dari kegiatan membacaku? Dan tak sedikit orang yang secara rutin melahap buku-buku–baik itu novel, kumpulan cerita pendek, atau buku yang lain–kadang merasa kosong atau hampa tidak mendapatkan apa-apa usai membaca. Memang, membaca saja tanpa memahami apa yang dibaca sudah sangat bermanfaat bagi otak. Membaca adalah “mengolahragakan” otak, melatih otak untuk bekerja secara aktif. Ahli linguistik, Dr. Stephen D. Krashen, dalam peneli-tiannya mengungkapkan bahwa orang yang jarang membaca, dan setiap hari hanya menonton televisi, tidak mungkin memiliki otak yang dapat digunakan untuk bere-fleksi (memikirkan sesuatu secara sangat mendalam). “Otak orang ini,” kata Dr. Krashen, “adalah otak yang dangkal.” Namun, ada baiknya kita tidak hanya berhenti pada sebatas hanya menja-lankan kegiatan membaca. Jadikan kegiatan membaca kita sebagai sebuah cara untuk menumbuhkembangkan pelbagai potensi diri. Dengan tibanya zaman yang sangat cepat berubah seperti saat ini, membaca dapat kita tata sehingga membuat diri kita tidak akan ketinggalan zaman. Untuk menata kegiatan membaca kita, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah bertanya “Apa Manfaat-Langsung yang Kudapat dari Membaca?” Apabila setiap kali ada keinginan membaca dan setelah selesai membaca kita menggunakan AMBAK (bertanya tentang apa yang diperoleh dari membaca), ada kemungkinan besar, kegiatan membaca kita menjadi dapat kita tata. Misalnya, kita dapat memilih buku yang benar-benar “bergizi”. Kita juga dapat mencicipi dulu buku-buku yang tidak akan menyiksa diri kita. Lantas, kita
dapat membaca secara “ngemil” (mencicil) dan setiap kali usai “ngemil”, hasil membaca kita itu kita “ikat” (dituliskan secara bebas dalam bentuk personal/subjektif). Saya yakin, jika dapat menata kegiatan membaca kita, dan setiap kali usai membaca, kita lantas “mengikat makna” apa yang kita baca, kita tentu akan dido-rong untuk menulis. Memiliki kemampuan menulis adalah manfaat-langsung ter-dahsyat dari kegiatan membaca yang tertata. (Bandung, 11 April 2007) Posted by pasitb on May 1, 2007
Update Info Lomba
Ikutilah Kontes Write a Story!
Kontes Write a Story adalah lomba menulis cerita untuk buku-buku anak yang diselenggarakan oleh Erlangga for Kids (EFK), salah satu divisi penerbitan Erlangga Group.
Syarat & Ketentuan: 1. Peserta adalah pria/wanita dewasa (usia diatas 18 tahun). 2. Cerita yang ditulis untuk anak usia 5 – 12 tahun 3. Panjang cerita 3 halaman, 1 ½ spasi, times new roman 11 4. Tema cerita bebas dan orisinil (fantasi, fabel, humor, dsb) serta tidak mengandung unsur SARA 5. Naskah cerita yang dikirimkan belum pernah dipublikasikan baik di media elektronik maupun cetak, dan belum pernah diikutsertakan dalam sayembara lain. 6. Naskah cerita yang dikirim dalam bentuk hardcopy atau soft copy (file word). Sertakan biodata singkat penulis, alamat lengkap, nomor telepon, dan fotokopi KTP. Cantumkan WRITE A STORY disebelah kiri atas amplop.
7. Kirimkan naskah ke: Panitia WRITE A STORY Divisi Erlangga For Kids, Penerbit Erlangga Jl. H. Baping Raya no. 100 Ciracas Pasar Rebo Jakarta Timur 13740 Atau via email ke:
[email protected] 8. Peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 naskah 9. Naskah yang masuk sepenuhnya menjadi milik panitia 10. Naskah paling lambat diterima tanggal 25 Maret 2010 11. Pengumuman pemenang tanggal 25 April 2010 12. Hanya naskah yang memenuhi syarat yang akan dinilai. Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat 13. Peserta tidak dipungut bayaran apapun 14. Untuk keterangan lebih lanjut klik www.erlangga.co.id atau email ke
[email protected], atau hubungi Marcomm Penerbit Erlangga di 8717006 ext. 229 Hadiah: Juara 1: Rp 5 juta dan hadiah sponsor Juara 2: Rp 3 juta dan hadiah sponsor Juara 3: Rp 2 juta dan hadiah sponsor
Quiz Asah Otak Berapa kata yang bisa kamu buat dari kata?
MENTARI Dengan aturan sbb.
Lebih dari tiga huruf
Bukan nama orang
Bukan bahasa daerah
boleh disusun menjadi kata dalam bahasa Inggris
Kata yang dibentuk haruslah sesuai EYD (bukan bahasa non-baku)
Contoh: TARI (Benar), NARI (Salah)
Jwabannya ? Nantikan 2 pekan depan ya, insya Allah^^...