Dor^\,*,/
z^'^
/U, nrn/iu;
zoto
fot
IJNTVERSITAS MATARAM A: SAINS DAN TEKNOLOGT
EDISI
.,
VOLUME : 2 NO. 14, Agustus 200g DAFTAR ISI
Keamanan Sistem lnformasiAkademik Fakutls Teknik Unram (HeriWijayanto, ..........:...
1-10
Anatisa Pelgaruh pemanaian Cover Sistem Ganda Terhadap Fengaruh Pengeringan pada Alat pengering Tenaga surya (Ruci sutanto) ........
11-21
3.
Calorific Value Of Rubbish Produced ln Mataram (Mir.marrio)
22-31
4.
Konsentrasi N-Nh3 dan Dera.lat Keasaman (ph) cairan Rumen Kambing Jantan lokalYang Diberi Pakan Hijauan Secara Tunggal. (OscarY Dahlanuddin) ...................
32-38
Pengaruh Penambahan sirup Glukosa Dan Ekstrak Jahe pada pembuatan Nougat susu Kerbau Terhadap sifat Kimia, Fisik dan 0rganoleptik (satrijo Soloko*), llman Hidayani Dan Eko Basuki)...............................-....
3946
1.
Misbahuddin)
......"...,.
pencerupan Terhadap Beber:apa Pengaruh suhu dan Komponen Mutu _Lama Panili (vanilla Planifolia Andrews) (siti permatasari, sri widyastuti,
47-53 7.
8.
Keragaman Genetik Dan Heritabilitas padiBeras Merah pada Lingkungan Tumbuh Berbeda ( IGP Muliarta Aryana)
54-62
Pengolahan Pasca Panen Alga Merah strain Lokal Lombok MenjadiAgar-Agar Menggunakan Dua Metode Ekstraksi (Sri Widyastuti ................................. ... )
63-72
Kultur Jaringan Kotiledon, Epikotil Hipoko$r ranaman pakan Kaliandr:a (CalliandnaCalothyrsus)PadaMediaB5danMs(Spudiati) 10.
11.
73{,2
Penerapan Model Matematika dalam Memprediksi Keuntungan Budidaya Kerang Mutiana Melalui (Syachruddin Ar) ..........
8&90
Analisis Potensi Pengembangan usaha pengorahan Hasil remak Nusa 91-97
12.
Ekologi la1npgk . fengembalgan Pengetolaan Kawasan Tambak Udang Berkelanjutan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (Abubakar)
-........
98-104
Jurnal Penelitian UNFIAM, Agustus 2008 tssN 0854-0098
Vol.2 No. 14
KONSENTRASI N-NH3 DAN DERAJAT KEASAMAN (pH) GAIRAN RUMEN K.A.MBING JANTAN LOKAL YANG DIBERI PAKAN HIJAUAN SECARA TUNGGAL. RUMEN FLLIID AMMO\IIA CONCENTRATTONS AruD pH OF MALE LACAL GOATS FED FORAGE 4S S'NGIE DIET 0scar Y, Dahlanuddin Fakultas Peternakan Universitas Mataram Jl. Majapahit 62, Mataram 83125 NTB. Telpon (0370) 633603; Fax (0370) 640592
-:::::l*-*n.
peneritian yans berjud, dan Derajat Keasaman (pH) cairan Rumen Kambing Jantan Lokai yang diberi Pakan Hiiauarn Secara Tunggal, telah dilaksanakan di Laboratorium Teaching Farm Fakultas Peternakan Llnram. Dalam penelitian ini digunakan 6 ekor kambing jantan umur 1 ,5 2 tahun dengan bobot badan rata-rata 24 kg. Kambing
-
ditempatkan dalam kandang individu yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahap dan dari masing masing tahap diujikan dua jenis pakan, dan antar tahap perlakuan pakan dilakukan proses adaptasi selama 21 harl Adapun kesepuluh jenis pakan tersebut adalah : A (daun lamtoro),8 (daun singkong), ( C ) daun nangka, (D) daun waru , (E) daun dadap, (F) daun turi, (G) daun banten, (H) rumput iapangan, (l) daun gamal, (J) daun pisang. Data yang diperoleh dalam penelitian inidianalisa dengan statistik deskriftif. Hasil penelitian ini menunjukkan barhwa NH3 dipengaruhi oleh kandungan nutrien, terutama protein. Konsentrasi N-NH3 tertinggi sebesar 389 mg N/L untuk perlakuan turi pada 2 dan B jam setelah diberi pakan dan terendah sebesar 56 mg N/L untuk perlakuan banten 2 jam setelah diberi pakan. Derajat.keasaman (pH) tertinggi diperoleh pada perlakuan daun pisang, yaitu 7,39 sebelum diberi pakan, dan terendah sebesar 5, 91 untuk perlakuan lamtoro pada 8 jam setelah diberi pakan. Kata Kunci: Cairan rumen, N-NH3, pH ABSTRACT An experiment entitled Ammonia (NH3) concentrations and pH in the rumen fluid of goats fed forages commonly available in Lombok was carried out in the Teaching Farm Faculty of Animal Science University of Mataram. Six male goats aged 1.5-2 years with average weight 24 kg were used. The goats were housed individually in metabolism crates which vvere completed with feed and water troughs. The experiment was carried in five stages and two types of feeds were evaluated in each stage with 21 days adaptation in between. The 10 feeds evaluated were: A
(Leucaena leucocephala), B (Manihot esculenta cranth), C (Artocarpus integra menl, D (Hrbr'scus fllliacesus), E (Erythrina variagata), F (Sesbania glandiflora), G (Lannea grandr's), H (Native grasses), I (Gliricidia sepium), J (Banana /eaues). Results of this experiment show that rumen ammonia concentration is affected by nutrient contents of the feeds especially crude protein. The highest ammonia concentration (3BS mgN/L) was recorded in goats fed sesbania at two hours after feeding, while the lowest was 56 mg N/L in goats fed Lannea grandis at 2 hours after feeding. Rumen fluid pH was highest (7.39) in goats fed banana leaves measured before feeding, and the lovrest (5.91) 'ryas in goats fed leucaena at B hours after feeding. Key Wodrs: Rument Fluid, Amonia, pH
32: I I
Jumal Penelitian Universitas Mataram
Oscar Yanuarta, dkk
Lamp E PENDAHULUAN
Pakan ternak ruminansia
Pada
hijauan dan ketersediaan umumnya berupa 'daeiah
ti'opik berfluktuasi pada teroantunq dari musim. Dahlanuddin dkk' (20b1), mElaporkan bahwa jenis pakan yang
nij"u"n
umuni diberitan pada temak ruminansia
inrtrtny"
ternak kambing di pulau Lombok
adalah daun turi, rumput lapangan, daun lamtoro, daun gamal, daun kacang !qn?h, jalar' daun pisang, daun singkong, daun ubi
rerampak, daun banten,
dan
sisanYa
diberikan sebagai pakan campuran'
Pemberian Pakan secara rasional pada umumnya masih mengacu pada'tabel kebutuhan Oah taUet komposisibahan pakan yang dikembangkan oleh negara-negara inaiI. oata evalulsi pakan yang ada saat ini l,n=iin dirasakan belum lengkap, terutama tentang produk fermentasi rumen seperti oata ti-t'iHo dan pH cairan rumen' Tinggi rendahnya-kandungan produk fermentasi rumen
konsumsi,' sedangkan konsumsl pakan
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya fdnOuingan nutrisi dan palatabilitasnya'. Hal
ini peniing diketahui karcna tidak seluruh bahln pa=fan yang kandungan nutrisinya
tinooi akan dikohsuhsi temak dalam jumlah vai6 tinqqi, demikian pula jika pakan yang
'ranlung;;' nutrisinya rendah belum tentu
akan diionsumsi oleh temak dalam jumlah yang rendah pula, disamping itu respon lemaf lndonesia terhadap pakan tertentu kemungkinan besar akan berbeda bila standaitabel komposisi yang dikembangkan oleh negara-negara maju tersebut diterapkan ' pada ternak lndonesia.
Sifat kinetika Yang khas
dalam peneliti para perhatian rumen cukup menarik
dunia. Hasil-hasil penelitian para ahli sangat besar Peranannya . dalam meriingkatkan produksi ternak ruminansia,
di
terutafra temak kambing.
lnformasi derajat dan N-NH3 konsentrasi m6ngenai
keasiman (pH) cairan rumen
kambing
iantan lokal vans diberi pakan hijauan yang
iersedia di i'>uliu Lombok yang diberikan sebagai pakan tunggal sangat tgrOqfas' PeneTt$an' ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pemahaman tentang
karakteristik nutrisi pakan-pakan tersebut pada ternak kambing. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi N-NH3 dan derajat keasaman (pH) cairan rumen kambing jantan lokal yang diberi pakan hijauan secara tunggal. MATERI DAN METODE Lokasi Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan
di
Labordtorium Terapan (Teaching Farm) Lingsar dari dilanjutkan di Laboratoriurn Nutrisi dan Makanan
iemak Fakultas Peternakan
Universitas
Mataram
Ternak Percobaan
Dalam penelitian ini digunakan 6 ekor kambing jantan umur 1,5 - 2 tahun dengan bobot badan iata-rata 24 kg. Kambing ditempatkan dalam kandang dengan ukuran 150 x 90 x 120 cm yang dilengkafi dengan tempat pakan dan minum' Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan dua kegiatan utama yaitu : 1. Persiapan, Melakukan penyesualan yang berlangsung selama 1 minggu' Pada tahap ini ternak percobaan dibiasakan terhada p ingkun gan' kandang dan pakan yang akan dicobakan' Pakan yang aXan dicobakan sudah mulai .diberikan secara bertahap, dengan mengurangl ransum dasar. Penimbangan awal dilakukan dan temak disuntik dengan oOat cacing atau parasit (Fascol super hexachlorophen 1,5 ml/30 kg BB dan tenamicyn). Apabila kondisi ternak telah stabil I
maka diianjutkan tahap selanjutnya yaitu Perlakuan p'aXan. Perlakuan ini dilaksanakan dalam lima tahap dan dalam tiap tiap tahap
diujikan 2 jenis pakan dan dari masing-masing jen'is pakan terdiri dari 3 ulangan. Pada tahap I OiOerii
yang
akan
dicobakan
samPai
33
Jurnal Penelitian Universitas Mataram
Oscar Yanuarta, dkk
konsumsinYa konstan.
TahaP
rumen melalui lubang fistula, kbmudian cairan disedot sebanyak 20 ml untuk dicek pHnya dan 60 ml untuk dianalisis kemudian dimasukkan kedalam botolyang telah ditetesi dengan HzSOr pekat sebanyak 2 tetes untuk menurunkan pH cairan rumen sampai mencapai pi-{ t 2. P engukuran Konsentras i NI I j, menggunakan cawan Conway dilakukan menurut prosedur Sutardi (1994). Konsentrasi NtI3 dihitung dengan nrmus : Variabelyang Oiamati
ini
berlangsung selama 21 hari.
jenis Perlakuan Pakan : A = daun lamtoro (Le4caenaleucocePhala),8 = daun Adapaun
tersebut adalah
s'ngkong (Manlho! ggculenta cranlh), C- = daun nangka (Artoce[ous !0!9913 merr\, D = daun waru (Hr0'scus tilliacesus\, E ' = daun dadap (Er!ilhrina vaiaoata), F = daun turi (Sesbanra qtandiflora), G = daun banten (Lannea orandis), H = rumput lapangan iA/a{ye grasses), t = daun ganral (Gliricidia
[(T.Shmp.T.t]lkx I 4,0 lxNormalitaTitran]c I 000 Volum{lamPel
KcnsentrdNl{ = +seoium),
J=
daun pisang (Banana /eaves)
Koleksi dan pengambilan sampo., Tahap berlangsung selama 7 hari. Ternak ditimbang satu hari sebelum periode koleksi dan pada hari terakhir periode koleksi. Penimbangan ternak pada saat yang sama yaitu sebelum pemberian pakan kurang iebih jam 07.00. Kemudian dilanjutkan
2.
ini
dengan
pengambilan cairan rumen
Variabel yang diamati dalam penelitian
ini adalah konsentrasi N-NH3 dan pH
cairan
rumen.
Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa dengan statistik deskriftif, yaitu mencari rataannya tiap waktu pengambilan sampel pada maslng-maslng perlakuan Pakan.
Tabel 1. Kandungan NutrisiPakan
Jenis Semak PK
Lamtoro Gamal Turi R. Lapangan D. Singkong D. Nangka D. Waru
D. D, D.
Dadap Banten pisang
Zat Makanan (% BK) BETN SK
EB (Kcal/Kg)
Abu
8,36 37,01 32,42 17,28 4,00 11,22 40,20 31,97 13,89 2,27 10,85 46,98 7,30 10,85 4,02 7,33 10,64 21,30 7,50 41,14 8,89 17,52 14,95 2,66 49,26 14,69 11,56 18,83 3,39 48,77 9,78 18,08 18,98 1,88 37,57 9,65 21,68 29,22 9,99 6,49 10,79 10,65 11:74 41:78 24,86 15,13 (2006)
Sumber: Data Primer diolah dilakukan pada akhir periode koleksi pada jam yang sama pada masing-rriasing ternak HASIL DAN (0, 2, 4, 8) setelah Pemberian Pakan. 'EMBAHASAN
4875 4572 4648 481
I
4117
4276 4344 4400 4374
uii KonsentrasiN-NH3 NHo Hasil analisa N-NHg cairan rumen kambing Cara pengambilan cairan rumen, Cairan perlakuan dengan ;il ;;ing-masing I'i: rumen diambil dengan siringe yang dibagian '-;: offin"?T:""n vans berbeda disajikan Selanjutnya dilakukan dengan laboratorium untuk mendapatkan kadar
ujunsnya terdapat tablns
p"nvrtini.
Selanjutnya selang ctimasukkan kedalam
34
ffi:H
Jurnal Penelitian Univercitas Mataram
Oscar Yanuarta, dkk
yang diberi berbagai Tabel2 : Hasil rataan konsentrasi N-NH3 cairan rumen kambing jenis pakan tunggal(mg N/L) Perlakuan
J 172 238 19 161 179 109 154 147 95 133 151 84 129 140 81 140 147 77 I
210
70
63
214 217 21A 284
287
63
165
63
MA
301
389
56
290
70
63
gt
277
375
6S
4 Jam
308
59
109
91
259
354
63
8 Jam
305
73
73 175 242
389
63
294
100
76 153 263 334=-q@
0 Jam
270
133
84
1 Jam
354
9B
2 Jam
238
3 Jam
Rata-rata
Hasil analisa konsentrasi
N-NH3
cairan rumen kambing berkisar antara 56 mg N/L, yaitu dengan perlakuan banten (G) piaa Zjim setetah diberi pakal sampai bas mg illl-, yaitu dengan perlakuan turi (F) pada 2 iam dan 8 jam setelah diberi pakan. Hasll tersebut maslh dalam batas normal konsentrasi N-NHs, seperti yang dikatakan oleh Preston dan Leng (1989), bahwa kandungan amonia yang normal antara 50 - 250 mg N/L cairan rumen, dan ternak akan mengalami gangguan fungsi rumen jika konsentrasinya mencapai 400 mg N/L caiian rumen. Lebih lanjut Blummel et-al (1997) menyatakan bahwa konsentrasi NttH3 cairan rumen bervariasi antara 10 340 mg/l. Sedangkan untuk aktlvitas dan pertumbuhan mikroba rumen diperlukan konsentrasi N-NH3 antara 45-235 mg/|. Jadi pada hasil penelitian ini konsentrasi amonia 'N cairan rumen yang diperoleh masih dalam
kisaran normal untuk
perkembangan
mikroba rumen. Konsentrasi N-NH3 masing-
masing perlakuan secara keseluruhan beradi di atas kebutuhan minimal, yakni
sebesar 3,57 nM/l atau setara dengan 5 mg/100 mt (Satter dan Sl$er, 1974) tetapi adl beberapa jenis pakan memberikan kosentrasi N-NH3 masih dibawah kebutuhan
optimal untuk laju pertumbuhan. -mikroba nMil ying maXsimal, yakni sebesar 16,9 ef a/', (Mehrez itatlsetara dengah 235 mg/l 1e77)..
'
Konsentrasi rata-rata
N-NH3
terendah diperoleh pada perlakuan G (daun banten). Rindahnya konsentrael amonia-N
pada
'perlakuan
G
ini' disebabkan
oleh
1
Rata-;'ata 173
t
68.0c
t 101.62 175 t 106.09 160 t 112.80 159 t 107.45 181
168
t
111,41
karena rendahnya kandungan protein kasar yaitu 10,65%. Hal ini sesuai dengan pendapat
Haresign dan Cole (1981) dan Arora yang menyatakan kadar NH3 cairan
(1995) rumen protein bahan jumlah sifat pada dan iergantung pakan yang dikonsumsi. Protein dalam pakan
akan mempengaruhi konsenfasi N-NH3 calnan rumen, makin besar kandungan protein dalam pakan maka makin meningkatkan konsentrasiNkarena 60% protein pakan i{Ha aalam rumen, 'rnenjadi NH3 sedangkan sisanya akan diubah 40olo akan diteruskan ke abomasum dan usus halus untuk dicema dan diabsorbsi. Menurut hasil rataan konsentrasi N-NH3 yang tertera dalam Tabel 1, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi N-NH3 dengan meningkatnya waktu pengambilan sampel, yaitu pada perlakuan lamtoro (A), dadap (E) dan turi (fl Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan konsentrasi N-NH3 setelah makan, seperti dikatakan oleh Owens dan Zinn (1988)
yang dikutip oleh lndrawati (2000) bahwa konientrasi amonia dalam rumen akan mengalami Perubahan setelah temak
mengkonsumsi pakan. Apabila pakan temak banyak mengandung protein, maka konsentrasi amonia akan mencapai puncaknya sekitar 3 - 5 jam setelah makan. Dekker (1982), mengatakan -bahwa daun dadap dapat dipakai sebagai bahan pakan dan melihat analisis kimianya, daun iadap merupakan bahan pakan yang cukup mengandung protein. Kandungan protein yang tinggi pada ketiga perlakuan tersebut dapat mdningkaman patatabilitas pakan, sehingga konsumsi temak juga mengalami peningkatan. Sebaliknya, perlakuan lain mengalami
penurunan konsehtrasi
N-NH3
35
Jurnal Penelitian Universitas Mataram
Oscar Yanuarta, dkk
Hal ini dikarenakan kandungan protein yang
rendah, yang mengakibatkan palatabilitas pakan rendah sehingga input protein bagi ternak juga rendah llal ini diperkuat oleh Satter dan Slyter, 1974). yang melaporkan bahwa tingkat kandungan protein kasar di atas 13or',, dapat nreningkatkan konsentrast amonia cairan rumen. Pada kadar NH3, kurang dari 3.57 mM pertumbuhan mikroba rumen mulaiterhambat.
konsumsi ternak menjadi lebih sering. Konsentrasi
amonia tetap masih tinggi
dikarenakan kemungkinan ternak terus mengkonsumsi pakan pada malam hari dan pagi hari berikutnya saat
pengambilan sampel konsentrasi NHs masih tinggi" Disamping itu dari data pada Tabel 2. diatas menunjukkan bahwa periakuan larntoro, dadap dan turi memberikan sumbangan amonia yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ketujuh perlakuan lain. Konsentrasi amonia relatif
mengalami peningkatan setelah ternak Lain halnya dengan
Protein yang berasal dari pakan dalam cairan rumen dihidrolisis oleh mikroba
mengkonsumsi pakan.
rumen menjadi asam amino dan selanjutnya
daun pisang (J) yang menghasilkan konsentriasi amonia yang rendah. Lebih lanjut Mc Donald efal., (1987) menjelaskan bahwa amonia dalam
menjadi amonia (Arora, 1995). Sebagian
amonia
dari hasii
fermentasi
Yang
dibebaskan dalam rumen dimanfaatkan oleh
mikroba rumen untuk mensintesis protein mikroba. Dilihat dari rata-rata konsentrasi NNH3 mengalami penurunan setelah 2 jam menunjukkan waktu konsumsi, hal
ini
konsumsi ternak mulai menurun setelah 2 jam dan kemungkinan lain adalah N-NH3 mulai digunakan oleh mikroba rumen dan
perlakuan daun nangka (C), daun banten (G) dan
cairan rumen dapat digunakan sebagai petunjuk degradasi protein oleh mikroba dan sintesis protein mil
induk semang, sehingga
konsentrasinya menurun. Seperti dikatakan Arora (1995), apabila amonia dibebaskan dengan cepat, maka amonia diabsorbsi melalui dinding rumen sehingga sangat sedikit yang dipakai oleh bakteri.
Hasil pengamatan derajat keasaman
(pH)
cairan rumen kambing dari sepuluh perlakuan pakan disajikan dalam Tabel 3:
Dari tabel
3
diatas terlihat bahwa
pH
cairan rilmen kambing berkisar antara 5,91 yaitu Tabel 3 : Rataan derajat keasaman (pH)cairan rumen karnbing yang diberi pakan tunggal Perlakuan
Waktu
A
G
D
Rata-rata
Jam 6,68 7,22 7,21 6,94 7,12 7,03 6,87 6,84 7,19 7,39 7,05*0.22 1 Jam 6,05 7,18 7,A4 6,61 6,62 6,57 6,69 6,65 6,91 7,12 6,74t0.33 2 Jam 6,08 7,06 7,05 6,53 6,59 6,35 6,69 6,62 6,86 7,13 6,69+0.34 3 Jam 5,94 7,17 7,C1 6,7 6,64 6,22 6,67 6,64 6,84 7,05 6,68t0.38 4 Jam 6,21 7,21 6,99 6,47 6,65 6,07 6,64 6,52 6,81 7,01 6,66t0.36 5,91 7,14 6,9 6,54 6,79 6,11 6,64 6,53 6,92 7,04 _O65*0.40 B Jam Rata-rata 6,14 7,16 7,03 6,63 6,73 6,39 6,7 6,63 6,92 7,12 0
Dari Tabel. 2, kita juga dapat dilihat adanya
konsentrasi N-NH3 yang tinggi sebelum
diberi pakan. Hal ini dikarenakan pemberian pakan secara ad-libitum, sehingga frekwensi
Menurut Chalupa (1977) . dan
Czerkawski (1985) pH cairan rumen
ideal untuk pertumbuhan dan
36
yang aktivitas
dengan perlakuan lamtoro (A) pada B jam sampai 7,39 yaitu dengan perlakuan daun pisang (J) pada
0
jam
(sebelum diberi
pakan).
mikrobia rumen atau untuk proses fermantsi di dalam rumen berkisar antara 5-7,5, sementara Kamra (2005) mengatakan bahwa pH optimum
Jurnal Penelitian Universitas Mataram
Oscar Yanuarta, dkk
untuk aktivitas bakteri rumen adalah antara 6-€,9. Jadi data pH membuktikan bahwa ternak cendrung mempertahankan kondisi pi opt'mu, u-ntuk proses fermentas.i di latam rumen. pH cairan rumen tergantung pakan yang di f"oL- o"t kcmposisi kimia
i.oniumsi. Biia mengkonsumsi P![an
ffit;i
mengandung serat atau karbohidrat cendrung kearah 7 ' strulirtar mita pH 'banyak meng.andun! o.ati i"t pi-oii, pakan
;6d
karbohidrat mu-dah larut maka .pH kearah 5. Data pH beqda dalam ""nA*ng ronOiti Sptimum untuk proses fermentasi di dalam rumen membuktikan telah terjadi ilff", oleh air liur (McDonaldpulaet al', 1988; olehNH3' il;, 1995) dan diakibatxan
Kisaran PH dalam Tabel 3 diatias' menunjukkan populasi mikroorganisme
rumen'tidak mengalami penurunan, karena
dalam kisaran PH tersebut masih mendukung kehidupan
rnikroorgantsrne rumen untuk mendegradasi protein pakan
ataoun non Pro[ein Pakan meigftasif
fan
untuk
N-NH3. Seperti dijelaskan
oleh Egan (1982), bahwa semua protozoa dan baiteri akan mati bita pH cairan rumen dibawah PH 5.
DariTabel 3 diatas, dapat d'rjelaskan bahwa pU
rumen
kambing
rat?-r?I1
"rirrn penurunan y.ang. .b"111't'p mengalami kemldian sedikit mengalami kenail
pH cairan rumen akan
mengalami
.jumlah f,"nr*n"n dengan meningkatnya juga oakan dalam rumen. Penurunan pH liseOaUfan meningkatnya produksi VFA ir""irt, pi"pionat dan butirat) yang berasal pH ;;;ii;r'il;"iasi bahan pakan' Penurunan produksi Go"Ort dapat dinetialisir oleh ;;ffr" yang'digunakan sebagai buffer pH'
Saliva berguna sebagai. butfer ka19na tingginya iadar ion H-CO.* dan PO4* (Arora, 1995)' 'Penampilan pH cairan rumen yang tidak stabil
iuga d;i;,'m"nrhlrrxan bahwa konsumsi ternak n g bersifat
t]o} itruir, selan g kan prod uksi saliva 1a alkali berlangsung terus menerus' Seperti I?ng oi[ataran oni egin (1982), bahwa ternak kambing menghasilkan ;;;r;yri kelinjar' ludah yang 5 - 15 ber.lumlah alkali r"jurfrn trliva yang bersifat pada meningkat akan ini rii,ii p"t hari dah s6kresi saat ruminansi.
KESISPULAN DAN SARAN Kesimpulan maka Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas' : berikut J.prioit"rli beberapa kesimpulan sebagai oleh i.' X"Ort NH: aatam rumen dipengaruhi kandungan nutrien, terutama proteln' N/L Konsenirasi N-NH3 tertinggi sebesar 389 mg jam setelah B dan untut< perlakuan turi paaa Z N/L JiUeri bafan dan terendah sebesar 56 mg diberi jam setelah 2 untuk perlakuan banten
2.
pakan.
pada berajat keasaman (pH) tertinggi diperoleh sebelum yaitu 7'39 pisang, penafuan daun lloeii parrn, dan terendah sebesar 5, 91 untuk pertafi.ran lamtoro pada 8 jam setelah diberi pakan.
SARAN
Bagi peneliti selanjutnya, untuk . mengetahui N-NH3 dan
pakan terfraaap konsentrasi p"ig"r,in -
keanekaragaman ilH seuaiknya memanfaatkan disekitar kita ada dan dikenal [U"r* yang'belum perlu diteliti itu, Disamping r6O"g"iiaX-an alternatif.
oenoiruh berbagai kombinasi bahan rinetiri cairan rumen pada i#;;;
pakan
ternak
ruminansia.
37
.Jurnal Penelitian Universitas Mataram
Oscar Yanuarta, dkk
Arora, S.P. 1995. Pencernaan mikroba pada ruminansia. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Blummel, M., H. Steingass, and K Becker. 1997. The Relationship Between in Vitro Gas Production, ln vitro Microbial Biomass Yield and '15 N lncorporation and lts lmplications for The Prediction of Voluntary Feed lntake of Roughages. Br. J. Nutr. 77 : 911
Chalupa,
W.
W. and D.J.A. Cole. 1981. Recent Development in Ruminant Nutrition University of Notingham School of
Haresign,
DAFTAR PUSTAKA
1977. Manipulating
rumen
Agriculture.
lndrawati, W., 2000. Konsentrasi VFA dan NHs Cairan Rumen Kambing yang Diberikan Hijauan Lokal Pada Musim Kernarau. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Mataram.
Kamra, D.N. 2005. f?umen microbial ecosystem.. ' Current Science, Vol.89, No.1, 10 July 2005, pp. 124-135. Mc. Donald, P. M., dan L.P. Miligan., 1980 yang
clisitasi
fermentation. J. Aniin. Scie. 45 : 585.
dkk., 2001.
Peternakan Universitas
Mataram,
Mataram.
Dahlanuddin,
Suhubdy, Yanuarianto. O., HasYim., 2001. Evaluation Of LocallY Goat Feeds On Potential lntake Of
Mehrez, A. 2., E .R. Orskov and l. McDonald. 1977. llates of Rumen Fermentation in Relation to Amonia Concentration. Br. J. Nutr. 38 :
Nutrient, Product Of Fermentation,
437.
Mikrobial Protein SupPlY And Degradability Of Protein. Laporan.
Preston , T. R., and Leng, R. A., 1987. Matching
Domestic Collaborative Research Grant. Proyek Penelitian Untuk
Available Resourches ln Tropics and Sub
Ruminant Production System
Tropios. lnternational
Pasca
Pengembangan
Sarjana/URGE Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi
DePartemen
Pendidikan Nasional dan graduate Research Team/ Hibah TimFakultas Peternakan Universitas Mataram.
Jakarta.
Egan, A. R., 1982. Physiologi Ruminansia
and Bio
EnergY,
Brawijaya, Malang.
Universitas
With
Prqduction,
Queenslarrd
Satter, L.D., and L.D. Slyter. 1974. Effect of Amonia
concentration
on rumen microbial rotein
production in vitro. Br. J. Nutr. 32 : 199.
Sutardi, Dekker. J., 1982. Pakan Ternak. LlPl,
38
2000.
l(ambing yang Diberikan Hijauan Lokal Pada Musim Kemarau. Thesis. Fakultas
Czerkawski, J.R. 1985. An introduction to .rumen studies. Pergamon Press.
Dahlanuddin
oleh lndrawati, W.,
Konsentrasi VFA dan NH3 Cairan Rumen
T. 1994. Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia melalui Amoniasi Pakan Serat Bermutu Rendah, Defaunasi
dan
Suplementasi Sumber Protein Tahan
Degradasi dalam Rumen. LaPoran Penelitian Hibah Bersaing 1993/1994. lnstitut Pertanian Bogor, Bogor
