MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS V SD NEGERI 188/III SUNGAI BETUNG MUDIK Keberhasilan
pembelajaran
ditunjukkan
oleh
dikuasainya
tujuan
pembelajaran oleh siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Secara umum tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa, dan sebagai pengelola pembelajaran yang bertugas menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Siswa terkadang menganggap kurang penting terhadap penyelenggaraan mata pelajaran ini, perilaku kebanyakan dari
You are using demo version Please purchase full version from www.technocomsolutions.com
mereka yang tampak adalah datang duduk diam. Siswa SD Negeri 188/III Sungai Betung Mudik lebih sering asal hadir dari pada berusaha menguasai kompetensi yang di bentuk melalui mata pelajaran ini. Setelah di analisis ditemukan bahwa penyebab belum optimalnya aktivitas belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam antara lain: 1) rendahnya aktivitas dan motivasi belajar siswa, dan
2) kurang efektifnya
model pembelajaran yang digunakan guru. Ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa disebabkan antara lain, (a) kondisi kelas kurang kondusif, (b) sajian materi tidak menantang, (c) rendahnya tuntutan interpersonal, (d) tidak adanya insentif berupa ganjaran atau hukuman, dan (e) kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran. Dari pihak guru, ditemukan antara lain kurangnya upaya guru untuk: (a) membangkitkan perhatian, (b) menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran, (c) marangsang ingatan (misalnya tidak memberikan pre test), (d) tidak memberikan umpan balik dari penilaian unjuk kerja (misalnya tidak mengembalikan hasil penilaian tugas, tes formatif maupun tes sumatif), dan (e) tidak memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar diluar kegiatan tatap muka. Setelah
mempelajari
berbagai
model
pembelajaran
yang
telah
dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran role playing, atau sering disebut juga dengan istilah sosiodrama
You are using demo version Please purchase full version from www.technocomsolutions.com
(bermain peran). Model pembelajaran role playing dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk praktek menempatkan diri mereka didalam peran-peran dan situasi yang dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap diri sendiri dan alam sekitar. Bermain peran (role playing) merupakan suatu model pembelajaran untuk “menghadirkan” peran-peran dan situasi-situasi yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu “pertunjukan peran” didalam kelas, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta
memberikan penilaian
terhadapnya. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam “pertunjukan” dan bukan pada kemampuan pemain peran. Role playing adalah sejenis permaianan yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang, selain itu roleplaying dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana siswa membayangkan dirinya seolah-olah berada diluar kelas. Dalam role playing mengelola situasi bermain peran dengan cara yang sebaik-baiknya untuk mendorong timbulnya spontanitas
dan
belajar
dan
mengajarkan
keterampilan-keterampilan
mengobservasi dan mendengarkan sehingga siswa mengobservasi dan mendengarkan satu sama lain secara efektif dan kemudian menfsirkan dengan tepat apa yang mereka lihat dan dengarkan. Model role playing melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan memberikan suasana yang menggembirakan sehingga siswa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian kesan yang didapat
You are using demo version Please purchase full version from www.technocomsolutions.com
siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui model pembelajaran role playing kelas V SD Negeri 188/III Sungai Betung Mudik Kecamatan Gunung Kerinci, begitu juga keaktifan dan minat siswa saat pembelajaran berlangsung. Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran role playing ini berpusat pada kegiatan siswa dengan cara komunikasi sendiri (penyelidikan sederhana), yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran role playing. Semua langkahlangkah yang ditempuh jelas membimbing siswa untuk menggunakan pendekatan ilmiah dan berpikir secara objektif dalam memecahkan masalah model pembelajaran role playing ini diusahakan agar tercipta dikusi secara bebas dan terbuka serta memiliki rasa tanggung jawab untuk berusaha. Implementasi prinsip belajar dan pembelajaran diwujudkan melalui terciptanya interaksi edukatif yang mendorong rasa ingin mencoba dan bersikap mandiri dengan cara memunculkan permasalan-permasalan faktual yang membutuhkan jawaban. pembelajaran yang dikembangkan melalui model pembelajaran role playing berpusat pada kegiatan siswa dikatakan berhasil. Dimana guru hanya menggunakan metode ceramah yang dianggap motode yang tepat dan gampang dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
You are using demo version Please purchase full version from www.technocomsolutions.com
Untuk menghindari dari bias/subjektifitas dalan kevalidan penelitian ini, maka peneliti mengikutsertakan teman sejawat yang bertindak sebagai observasi pengamat disamping sosok guru (peneliti) tentu ikut andil dalam keberhasilan penelitian tindakan kelas ini. Selama proses pembealajaran yang menggunakan model pembelajaran role playing ini guru harus berperan sebagai pendamping yaitu memberikan bantuan kepada siswa dalam menjelaskan kedudukan mereka dalam proses belajarnya, cara-cara belajarnya dan dalam setiap penyusunan rencana yang akan mereka lakukan. Demikian pula guru harus dapat membantunya dalam merumuskan dan menjelaskan setiap istilah yang ada pada hipotesis maupun masalah, digunakan serta cara berpikir yang efektif dan objektif. Peran utama guru dalam model pembelajaran role playing adalah sebagai fasilitator bukan instruktur. Belajar melalui pemeranan sesuai dengan bentuk-bentuk belajar pemecahan
masalah
dapat
meningkatkan
keaktifan
siswa,
dengan
meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data-data perilaku keikutsertaan tindak belajar pada pembelajaran siklus I ada 10 orang siswa (55,56%) dikategorikan cukup aktif dengan ketuntasan 56%. Siklus II ada 13 orang siswa (72,22%) dikategorikan cukup aktif dengan ketuntasan 72% dan pada siklus III ada 16 orang siswa (88,89%) dikategorikan sangat aktif dengan ketuntasan 89%. Hasil evaluasi siswa pada pembelajaran siklus I nilai rata-rata siswa 61 dikategorikan baik, pada siklus II nilai rata0rata siswa 67
You are using demo version Please purchase full version from www.technocomsolutions.com
dikategorikan cukup baik dan pada siklus III nilai rata-rata siswa 76 dikategorikan baik sekali.
You are using demo version Please purchase full version from www.technocomsolutions.com