III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada Perlebahan Madu Odeng, di Desa Bantar Jaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2008.
3.2 Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan meliputi : 1. Proses produksi serta peralatan dan perlengkapan yang digunakan. 2. Pengadaan lebah, tenaga kerja, pakan lebah, serta peralatan dan perlengkapan beternak lebah. 3. Jenis dan jumlah unit sumberdaya yang tersedia dan digunakan untuk menghasilkan produk lebah. 4. Kegiatan pengemasan dan pemasaran.
Data sekunder yang diperlukan antara lain : 1. Nilai perolehan, nilai rongsokan, masa pakai dan suku bunga untuk bangunan, kendaraan, barang inventaris, ratu lebah, serta peralatan dan perlengkapan perlebahan. 2. Jumlah produksi dan harga jual madu dan produk sampingannya. 3. Data statistik kehutanan untuk madu. 4. Data ekspor-impor produk madu di Indonesia.
3.3 Cara Pengumpulan Data Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dan wawancara di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dengan mempelajari dan data dokumentasi perusahaan.
3.4 Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi, harga pokok,
21
break even point, profitabilitas serta sistem pemasaran produk.
3.5 Biaya Produksi Analisis biaya dilakukan untuk mengetahui struktur biaya yang diperlukan dalam pengusahaan lebah madu, serta besarnya keuntungan yang dapat diperoleh oleh pengusaha madu yang dalam hal ini peternak lebah. Biaya pengusahaan lebah madu merupakan hasil dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel yang diperlukan untuk memproduksi madu. Elemen-elemen biaya yang menyusun biaya pengusahaan budidaya lebah madu dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Elemen Penyusun Biaya Produksi Madu Jenis data 1. Biaya tetap
Komponen
Depresiasi dan bunga modal untuk bangunan, kendaraan, barang inventaris, serta mesin-mesin produksi.
2. Biaya Variabel
Pajak
Gaji Pegawai
Biaya kantor
Pemeliharaan inventaris
Biaya material
Upah pekerja
Biaya sewa, meliputi sewa kendaraan, dll.
3.6 Biaya Tetap Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan dan bunga modal untuk alat produksi sendiri (perlengkapan perlebahan, kendaraan perlebahan, alat produksi madu olahan), dan alat produksi bersama (bangunan, kendaraan pemasaran, barang inventaris) serta gaji karyawan, pajak-pajak, biaya kantor dan pemeliharaan inventaris.
3.6.1 Biaya penyusutan dan bunga modal Biaya penyusutan dihitung dengan metode garis lurus seperti pada persamaan (1), sedangkan bunga modal dihitung menggunakan persamaan (2),
22
dengan tingkat bunga 8,03 % per tahun. Di =
Mi =
(Pi − Ri )
(1)
Ni
{(Pi − Ri )( Ni + 1) + Ri} xi% 2 Ni
(2)
dimana : Di
: Depresiasi dari investasi ke-i (Rp/ tahun); dimana i : bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan, ratu lebah
Mi
: Bunga modal dari investasi ke-i (Rp/ tahun); dimana i : bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan, ratu lebah
Pi
: Harga beli dari investasi ke-i (Rp); dimana i : bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan, ratu lebah
Ni
: Masa pakai ekonomis dari investasi ke-i (tahun); dimana i : bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan, ratu lebah
Ri
: Nilai sisa (rongsokan) dari investasi ke-i (Rp); dimana i : bangunan, kendaraan, barang inventaris, peralatan dan perlengkapan, ratu lebah
i%
: Tingkat bunga per tahun (% per tahun).
Untuk menghitung biaya penyusutan dan bunga modal bersama yang dibebankan kepada produk ke-i, digunakan persamaan (3) dan (4). Di =
Mi =
(Pi − Ri ) x W Ni
j
{(Pi − Ri )( Ni + 1) + Ri} x i % x Wj 2 Ni
(3)
(4)
dimana : Wj : Bobot produk ke-j (%).
Bobot yang digunakan adalah ratio antara biaya dengan nilai pasar masingmasing produk ke-j (%).
3.6.2 Biaya gaji tetap pegawai Biaya gaji tetap pegawai untuk setiap kilogram madu yang diproduksi dihitung dengan cara :
23
BGj =
(G ) Qj
x Wj
(5)
dimana : BGj
: Biaya gaji tetap yang dibebankan kepada produk ke-j (Rp/kg)
G
: Gaji yang dikeluarkan setiap bulan (Rp/tahun)
Qj
: Rata-rata produksi produk ke-j (kg/tahun).
Wj
: Bobot produk ke-j (%).
3.6.3 Biaya pajak, dan pembebanan lainnya Besarnya pajak dan pembebanan dihitung dengan persamaaan (6) : BLj =
T x Wj Qj
(6)
dimana : BLj
: Biaya pajak dan pembebanan lainnya untuk setiap produk ke-j (Rp/kg)
T
: Biaya pajak dan pembebanan lainnya setiap tahun (Rp/tahun)
Qj
: Rata-rata produksi produk ke-j setiap tahun (kg/tahun)
Wj
: Bobot produk ke-j (%).
3.7 Biaya Variabel Biaya variabel terdiri dari biaya material, upah pekerja dan sewa. Biayabiaya tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan (7). Bij =
Xij Q
(7)
dimana : Bij
: Biaya variabel ke-i untuk memproduksi produk ke-j (Rp/kg); dimana i : material, sewa dan upah pekerja; j : jenis produk ke-j
Xij
: Sumber daya ke-i yang dibutuhkan setiap tahun untuk memproduksi produk ke-j (Rp/tahun); dimana i : material, sewa, upah pekerja
Qj
: Rata-rata produksi produk ke-j (kg/tahun).
3.7.1 Biaya upah langsung Biaya upah langsung tiap bulan dihitung dengan persamaan (8) :
24
Buj =
(UL )
(8)
P
dimana : Buj
: Biaya upah langsung untuk memproduksi produk ke-j (Rp/kg)
UL
: Upah langsung (Rp/hari)
P
: Produktifitas pekerja (kg/hari)
3.8 Harga Pokok Harga pokok dihitung dengan menggunakan persamaan (9) : HP =
(1 + P% )BP
(9)
Q
dimana : HP
: Harga pokok madu (Rp/kg)
BP
: Total biaya untuk memproduksi madu (Rp/tahun)
Q
: Rata-rata produksi (kg/tahun)
p % : Persen keuntungan yang ingin diperoleh (% per tahun)
3.9 Break Even Point Perhitungan break even point menggunakan persamaan (10). BEPj =
Qj (R − C)
xF
(10)
dimana : BEPj = Tingkat produksi produk ke-j pada titik impas (kg/tahun) Qj
= Produksi produk ke-j (kg/tahun)
R
= Penerimaan total per tahun (Rp/tahun)
C
= Biaya variabel total per tahun (Rp/tahun)
F
= Biaya tetap total per tahun (Rp/tahun)
3.10 Profitabilitas Analisis Profitabilitas dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan memperoleh laba dan kelayakan usaha. Kemampuan perusahaan memperoleh laba dapat dilihat dari nilai ROI yang dihasilkan dengan menggunakan persamaan (11).
25
Semakin besar nilai ROI yang dihasilkan, maka semakin besar pula laba bersih yang dihasilkannya. Layak atau tidaknya suatu usaha dinilai dari B/C Ratio yang dihitung berdasarkan persamaan (12) jika nilai B/C Ratio ≥ 1, maka usaha tersebut layak dilakukan. Sebaliknya jika B/C Ratio nya < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. ROI =
NI AV
x 100 %
(11)
dimana : ROI : Kemampuan perusahaan memperoleh laba (%) NI
: Laba bersih perusahaan per tahun (Rp/tahun)
AV : Semua aset/modal yang dimiliki perusahaan (Rp/tahun)
B/C ratio =
PV revenues PV cos ts
(12)
dimana : B/C ratio
: Laba yang dihasilkan perusahaan;
PV revenues : Seluruh pendapatan yang dihasilkan berdasarkan nilai sekarang (Rp/tahun); PV cost
: Seluruh biaya yang dikeluarkan berdasarkan nilai sekarang (Rp/tahun).