III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penulis ingin menggambarkan keadaan yang terjadi pada masyarakat saat ini sesuai dengan fakta yang ada. Oleh karena itu peneliti ingin menggambarkan Pengaruh sistem kekerabatan terhadap sikap nasionalisme masyarakat Batak Toba di Bandar Lampung Tahun 2013.
3.2 Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah merupakan suatu bentuk upaya persiapan sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis meliputi perencanaan, prosedur dan teknis pelaksanaan lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Persiapan Pengajuan Judul
Langkah awal penulis lakukan dalam penelitian ini adalah mengajukan judul kepada dosen pembimbing akademik yang terdiri dari dua alternatif judul. Setelah salah satu judul disetujui, langkah selanjutnya adalah
dengan mengajukan judul tersebut kepada ketua program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada tanggal 7 Januari 2013 judul tersebut disetujui dan sekaligus langsung ditetapkan dosen pembimbing utama dan pembimbing pembantu yang akan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
2. Penelitian Pendahuluan
Setelah judul penelitian disetujui oleh pembimbing akademik dan ketua program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan peneliti mendapatkan surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan FKIP pada 13 Februari
2013
No:
1198/UN.26/3/PL/2013,
maka peneliti
mulai
melakukan penelitian pendahuluan di Di Punguan Si Raja Panggabean Bandar Lampung.
Maksud dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengetahui lokasi dan keadaan tempat penelitian, memperoleh data serta mendapatkan gambaran secara umum tentang hal-hal yang akan diteliti dalam rangka menyusun proposal penelitian yang ditunjang dengan beberapa literatur dan arahan dari dosen pembimbing. Kemudian hasil penelitian pendahuluan ini diseminarkan pada tanggal 25 April 2013, seminar proposal tersebut diadakan dengan tujuan memperoleh masukan, saran, dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan dalam pembuatan dan penyelesaian skripsi ini.
3. Pengajuan Rencana Penelitian Setelah seminar proposal dilaksanakan, kemudian penulis melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari dosen pembahas pada saat seminar tersebut. Kemudian setelah proses perbaikan selesai penulis melakukan pengesahan komisi pembimbing yang disahkan oleh pembimbing I dan pembimbing II serta disahkan oleh ketua jurusan pendidikan IPS dan oleh dekan FKIP UNILA. Selanjutnya, berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh dekan FKIP UNILA No: 2466/UN.26/3/PL/2013 yang ditujukan kepada Ketua Punguan Si Raja Panggabean Bandar Lampung maka penelitian ini mulai dilakukan.
4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan alat pengumpulan data berupa angket yang ditujukan kepada 37 responden. Jumlah intem pertanyaan adalah 20 soal yang terdiri dari tiga alternatif jawaban. Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penyusunan angket tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi angket tentang Pengaruh Sistem Kekerabatan Terhadap Sikap Nasionalisme Masyarakat Batak Toba di Bandar Lampung. b. Membuat item-item pertanyaan angket tentang Pengaruh Sistem Kekerabatan Terhadap Sikap Nasionalisme Masyarakat Batak Toba di Bandar Lampung.
c. Melakukan konsultasi angket kepada pembimbing I dan pembimbing II yang akan digunakan untuk meneliti guna mendapatkan persetujuan. d. Setelah angket tersebut disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II maka angket siap diuji reliabilitasnya dengan cara disebarkan kepada sepuluh (10) masyarakat Batak Toba di Kota Metro di luar responden dan setelah itu angket diberikan kepada responden yang sebenarnya.
5. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perkumpulan marga Batak Toba yang ada di Bandar Lampung, berdasarkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Lampung atas nama Pembantu Dekan I Nomor.
/H26/3/PL/2013.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Sedangakn Sugiyono (2009:117) mengatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek/subyek yang akan diteliti dalam penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu.
Adapun
yang
menjadi
populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
perkumpulan masyarakat Batak Toba yang ada di Bandar Lampung yang berjumlah 22 perkumpulan atau berjumlah 370 Kepala Keluarga. . 3.3.2 Sample Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan Sugiyono (2009:118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 62). Apabila subjek dalam suatu penelitian kurang dari 100 orang maka semua sampelnya digunakan, sehingga penelitian tersebut menggunakan penelitian populasi. Dan apabila subjeknya lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10-15%, 20-25%, ataupun lebih. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penentuan sampel peneliti menggunakan tehnik arearandom sampling yaitu dengan mengambil 10% dari jumlah populasi. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah : 37 Kepala Keluarga Batak Toba di Bandar Lampung.
Sampel akan diambil secara random dengan menggunakan teknik proporsional random sampling.
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel penelitian didefinisikan sebagai objek penelitian ataupun yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:97).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pengaruh sistem kekerabatan masyarakat Batak Toba di Bandar Lampung (X) sebagai variabel bebas terhadap sikap nasionalisme sebagai variabel terikat (Y) yang dapat diukur dari : a. Sistem kekerabatan Batak Toba melalui skor yang berskala 3 berpengaruh, kurang berpengaruh, tidak berpengaruh berdasarkan indikator : 1. Kepentingan adat 2. Tata pergaulan adat 3. Sistem kekeluargaan b. Sikap nasionalisme, diukur melalui skor tingkat berskala 3 (setuju, raguragu, tidak setuju) berdasarkan indikatornya: 1. Hasrat kesatuan 2. Hasrat kehormatan bangsa 3. Hasrat senasib sepenanggungan 4. Hasrat bela negara
3.5 Definisi Variabel a. Sistem kekerabatan masyarakat Batak Toba merupakan suatu ikatan kekeluargaan karena adanya hubungan darah, perkawinan, dan pemberian marga pada masyarakat Batak Toba untuk kepentingan adat, tata pergaulan dan sistem kekeluargaan.
b. Sikap nasionalisme adalah suatu tingkat efeksi baik yang bersifat positif maupun negatif mengenani situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabadikan langusng kepada negara bangsa atas nama sebuah bangsa.
3.6 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi Langsung Observasi merupakan cara yang digunakan pada saat awal maupun dalam pelaksanaan penelitian dengan pengamatan langsung dilokasi penelitian dan langsung terhadap objek masalah yang diteliti sehingga mendapatkan data yang berkaitan dengan proses integrasi pada masyarakat setempat.
2. Angket / Kuessioner
Teknik pokok yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket / kuessioner. Teknik ini berisi daftar pertanyaan/ pernyataan secara tertulis berisi item-item yang berkaitan dengan pengaruh sistem kekerabatan terhadap sikap nasionalisme masyatakat Batak Toba di Bandar Lampung. Angket yang dipergunakan adalah angket tertutup.
3. Wawancara Dalam proses wawancara peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, artinya pedoman pertanyaan memuat garis besar yang akan dinyatakan, sehingga hasil yang dicapai nantinya sangat tergantung dari pewawancara.
Wawancara dilakukan dengan sebagian masyarakat Batak Toba dan tokoh-tokoh adat Batak Toba di Bandar Lampung.
3.7 Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihahn suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:168) bahwa “sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat”. Dari pendapat di atas validitas merupakan tingkat kekuatan dan kepercayaan instrument penelitian hasil yang dilakukan dengan indicator factor. Untuk uji validitas di lihat dari logical validity dengan cara judgment yaitu dengan mengkonsultasikan kepada beberapa ahli penelitian dan tenaga pengajar di lingkungan FKIP UNILA. Dalam penelitian ini penulis mengkonsultasikan kepada pembimbing skripsi yang di anggap penulis sebagai ahli penelitian dan menyatakan angket ini valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Penelitian yang menggunakan uji coba angket, memerlukan suatu alat pengumpulan data, yaitu uji reliabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto, (2010:178) menyatakan bahwa untuk menumbuhkan kemantapan alat pengumpulan data maka akan digunakan uji coba angket, reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen tersebut sudah baik. Adapun langkah-langkah yang dapat di tempuh adalah sebagai berikut: 1.
Menyebar angket untuk di uji cobakan kepada 10 orang responden.
2.
Untuk reliabilitas soal angket di gunakan teknik belah dua / ganjil genap.
3.
Selanjutnya mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan korelasi product moment yaitu:
Rxy
X Y XY N X Y X Y N N 2
2
2
2
Keterangan : Rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y Xy = Product dari gejala x dan y N = Banyaknya subyek (Sutrisno Hadi, 1989 : 318)
Adapun hasil dari uji coba angket tersebut dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 2. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden di Luar Populasi Untuk Item Ganjil (X) No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 1 2 1 1 2 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
5 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
Nomor Item Ganjil (X) 7 9 11 13 15 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3
17 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
19 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2
Skor 27 24 26 28 26 26 27 28 27 26 265
Sumber : data analisis hasil sebar angket Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui X = 265 yang merupakan penjumlahan dari hasil skor uji coba angket kepada 10 orang Batak Toba di luar responden dengan indikator item ganjil. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam tabel kerja hasil uji coba angket antara item ganjil (X) dengan item genap (Y) untuk mengetahui besar reabilitas dan kevalidan instrumen penelitian. Berdasarkan data
tersebut, dapat dikatakan bahwa indikator hasil uji coba angket pada item soal ganjil mempunyai skor yang bervariasi.
Selanjutnya hasil uji coba angket untuk lingkup item genap dapat diketahui berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi Hasil Dari Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden di Luar Populasi Untuk Item Genap (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
Nomor Item Genap (Y) 8 10 12 14 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
18 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1
20 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2
Skor 28 27 28 29 28 28 28 29 28 27 280
Sumber : data analisis hasil sebar angket Berdasarkan tabel 3. Dapat diketahui Y = 280 yang merupakan penjumlahan hasil skor uji coba angket kepada 10 orang peserta didik di luar responden dengan indikator item genap. Selanjutnya untuk mempermudah pengolahan data hasil uji coba angket maka hasil perhitungan pada tabel 2 dan tabel 3 dimasukkan dalam tabel kerja berikut ini:
Tabel 4. Tabel Kerja Antara Kelompok Item Ganjil (X) dan Kelompok Item Genap (Y)
X 27 24 26 28 26 26 27 28 27 26 265
Y 28 27 28 29 28 28 28 29 28 27 280
XY 756 648 728 812 728 728 756 812 756 702 7426
X2
729 576 676 784 676 676 729 784 729 676 7035
Y2
784 729 784 841 784 784 784 841 784 729 7844
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 4 yang merupakan penggabungan hasil skor uji coba angket kepada 10 orang Batak Toba di luar responden dengan indikator kelompok item ganjil (X) dengan kelompok item genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel kerja uji coba angket antara kelompok item ganjil (X) dengan kelompok item genap (Y), maka untuk mengetahui reabilitas angket tersebut, data yang diperoleh dikorelasikan dengan rumus Product Moment sebagai berikut :
Diketahui berdasarkan data di atas, bahwa :
XY rXY
(X )(Y ) N
2 X 2 2 Y 2 X Y N N
Di ketahui :
X = 265
Y =280
XY
= 7425
X2 = 7035
Y2 =7844
N
= 10
(X )(Y ) N rxy 2 X 2 2 Y 2 X Y N N XY
(265)(280) 10 2 2 265 280 7.035 7.844 10 10 7.425
7.425 7.420
7.035 7.022,57.844 7.840 5
12,54
5
5 7,07
50
= 0,707 Untuk mengetahui koefisien seluruh item angket digunakan rumus Sperman Brown, yaitu :
R xy = 2
rgg 1 rgg
Rxy
2 (0,707) 1 0,707
1,414 1,707
0,828 Berdasarkan hasil perhitungan koefisien item angket yaitu dengan hasil 0,828 dengan kriteria reabilitas sedang, sesuai dengan kriteria reabilitas yang dikemukakan oleh Manase Mallo. Oleh karena itu angket tersebut dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian selanjutnya.
3.8 Teknis Analisis Data Untuk mengolah dan menganalisis data akan digunakan teknik analisis data dengan menggunakan rumus interverval adalah sebagai berikut: I
NT NR K
Keterangan : I
= Interval
NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori (Sutrisno Hadi, 1986:12)
Penentuan tingkat presentase di gunakan rumus yang di kemukakan oleh Muhammad Ali sebagai berikut:
P
F 100% N
Keterangan: P = Besarnya presentase F = Jumlah skor yang di peroleh item N = Jumlah perkalian seluruh item dengan responden (Muhammad Ali, 1984:184) Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa untuk menafsirkan banyaknya presentase yang di peroleh di gunakan kriteria sebagai berikut : 76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik 0% - 39% = Tidak Baik (Suharsimi Arikunto, 1986 : 196) Untuk menguji keeratan maka digunakan rumus kontigensi sebagai berikut :
C
x2 X 2 n
Keterangan : C : Koefisien Kontigensi
X 2 : Chi Kuadrat n
: Jumlah Sampel
Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor diatas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus:
Cmaks
m 1 m
Keterangan : Cmaks : Koefisien kontigen maksimum
m
: Harga maksimum antara baris dan kolom
1
: Bilangan konstan
(Sutrisno Hadi, 1989 : 317)
Makin dekat harga c pada c maksimum maka makin besar derajat asosiasi antara variabel.