III. METODE PENELITIAN
A. Data Penelitian Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan yaitu PT. Medco Energi Internasional, Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode 2009 yang diperoleh dari situs resmi www.idx.co.id dan situs resmi perusahaan yang terkait yakni www.medcoenergi.com.
B. Alat Analisis 1. Analisis Kualitatif Pada dasarnya metode FC dan SE tidak akan memberikan pengaruh yang besar bila cadangan minyak dan gas bumi ditemukan, sebaliknya bila tidak berhasil ditemukan, maka kedua metode tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda, khususnya pada biaya pencarian.
Dalam PSAK No. 29 Tahun 2009 dijelaskan bahwa di dalam metode FC, semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh hak pengusahaan, eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan baru diamortisasi setelah cadangan minyak dan gas bumi berproduksi, dengan suatu batasan bahwa kapitalisasi biaya yang dilakukan tidak melebihi nilai cadangan minyak dan gas bumi yang ditemukan. Biaya hak pengusahaan dan eksplorasi yang ternyata gagal menemukan cadangan minyak dan gas bumi dianggap merupakan biaya yang tak dapat dihindarkan. Dengan demikian, metode FC mengkapitalisasi semua biaya yang dikeluarkan termasuk biaya eksplorasi yang tidak berhasil menemukan cadangan, menunggu sampai mendapatkan cadangan minyak dan gas bumi.
Dalam metode SE semua biaya eksplorasi suatu cadangan minyak dan gas bumi untuk sementara dikapitalisasi sampai pada suatu saat di mana diputuskan bahwa eksplorasi minyak dan gas bumi
tersebut gagal atau tidak komersil. Kalau eksplorasi tersebut ternyata menemukan cadangan minyak dan gas bumi yang komersil, maka semua biaya yang telah terjadi serta biaya pengembangan selanjutnya akan dikapitalisasi. Sebaliknya kalau pencarian tersebut gagal atau terbukti tidak komersil, maka semua biaya yang telah terjadi akan diperlakukan sebagai beban.
Dalam implementasinya, kedua metode ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan, tergantung pada ditemukan tidaknya cadangan minyak dan gas bumi. Bagi perusahaan yang kegiatan eksplorasinya berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi, penggunaan FC dan SE memberikan pengaruh yang tidak berbeda, kecuali untuk biaya geologi dan geofisika. Sebaliknya bila kegiatan eksplorasi tidak berhasil menemukan cadangan minyak dan bumi, maka penggunaan metode FC dan SE ini akan memberikan pengaruh yang berbeda, khususnya yang menyangkut perlakuan akuntansi atas biaya pencarian. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang relatif kecil cenderung untuk memilih metode FC, sedang perusahaan-perusahaan yang relatif besar lebih banyak menggunakan metode SE.
2. Analisis Kuantitatif Analisi kuantitatif yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua metode dalam pencatatan biaya eksplorasi. Metode-metode tersebut adalah metode Successful Effort dan metode Full Cost. Kedua metode tersebut akan memberikan hasil yang berbeda terhadap pencatatan biaya eksplorasi, apakah akan dibebankan atau dikapitalisasi. Hal tersebut akan berdampak pada laporan laba rugi. Kemudian dilakukan dengan perhitungan pajak penghasilan berdasarkan UU No.36 Tahun 2008. Menurut Pasal 17 ayat (1b) UU No.36 Tahun 2008, “Wajib
Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen)”.
Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap:
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp1.250.000.000,00 Pajak Penghasilan yang terutang: 28% x Rp1.250.000.000,00 = Rp350.000.000,00
Penekanan akan tarif-tarif tertentu dapat ditemui pada UU No.36 Tahun 2008 seperti pada pasal 17 ayat (2b) yang berbunyi “Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah”.
Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap:
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari PT. ABC, Tbk. Rp1.250.000.000,00 dimana 45% (empat puluh lima persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Sehingga Pajak Penghasilan yang terutang: (28%-5%) x Rp1.250.000.000,00 = Rp 287.500.000,00
Isi dari Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Pasal 31E ayat (1) adalah “Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Penjelasan dari undang-undang di atas akan digambarkan oleh contoh-contoh berikut ini :