43
III. METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Cimarga Kabupaten
Lebak yang merupakan wilayah pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Program yang dilaksanakan oleh Kecamatan Cimarga tersebut khususnya yaitu kegiatan Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) yang menjadi fokus penelitian ini. Pemilihan Kecamatan Cimarga sebagai lokasi penelitian dikarenakan wilayah ini cukup bisa mewakili sampel yang dibutuhkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2012. 3.2
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan suatu studi kasus dengan jenis data yang
digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang sedang dijalani. Sedangkan data sekunder adalah data yang memiliki tujuan awal saat mengumpulkan data, bukan untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang sedang dihadapi sekarang oleh peneliti. Data primer penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan masyarakat khususnya kaum perempuan yang tergabung dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Selain itu juga, data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM program Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP). Sedangkan
44
untuk data sekunder diambil dari laporan-laporan PNPM Mandiri Perdesaan, arsip dan laporan UPK, BPS Kabupaten Lebak dan BPS Kecamatan Cimarga. 3.3
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang bertujuan untuk
mengetahui lebih dalam mengenai sifat-sifat, dan karakteristik dari masingmasing individu, kelompok, maupun masyarakat yang ada di suatu wilayah. Untuk memperoleh informasi yang lebih komprehensif digunakan pemberian kuesioner kepada para responden yaitu kaum perempuan anggota kelompok pengguna SPP yang memperoleh dana pinjaman bergulir dua tahun terakhir yaitu tahun 2010 dan 2011 yang memiliki usaha produktif. Data primer yang diperoleh menggunakan kuesioner ini merupakan persepsi anggota kelompok terhadap kondisi perkembangan usaha mereka setelah adanya PNPM Mandiri Perdesaan program Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP). Hal ini dapat dilihat dari usaha produktif yang dimiliki setiap kelompok perguliran dana SPP dan dapat berkembang menjadi unit-unit usaha membentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Metode wawancara dilakukan dengan bertanya jawab secara langsung kepada ketua kelompok dan anggota kelompok pemanfaat perguliran dana SPP. Penelitian ini juga melakukan observasi yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui metode wawancara dan kuesioner. Observasi dilakukan selama pengumpulan data di daerah penelitian, khususnya pada waktu melakukan wawancara dengan responden. Hal-hal yang diobservasi yaitu yang berhubungan dengan penelitian, diantaranya yaitu usaha yang dijalankan, aktivitas sehari-hari,
45
dan keadaan umum Kecamatan Cimarga. Hasil-hasil informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam mengkaji dampak dari program Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) terhadap perkembangan UMKM. Sedangkan data sekunder mencakup semua data yang berhubungan dengan petunjuk pelaksanaan program Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP). 3.4
Metode Pengambilan Data Pengambilan contoh yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
teknik nonprobability sampling, yaitu teknik penarikan contoh dengan setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Teknik pengambilan datanya dilakukan dengan purposive sampling, yaitu prosedur memilih sampel berdasarkan pertimbangan karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian (Juanda, 2009). Pertimbangan dalam pengambilan sampel yaitu berdasarkan tahun penerimaan dana SPP. Sampel yang diambil yaitu 30 responden anggota kelompok SPP yang menerima dana pinjaman SPP pada dua tahun terakhir yaitu tahun 2010 dan 2011 di Kecamatan Cimarga. 3.5
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu untuk menentukan suatu besaran atau frekuensi dari suatu kejadian. Metode deskriptif yang dilakukan menggunakan dua bentuk pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan penyajian data yang ditampilkan dalam bentuk tabel.
46
Sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data fakta-fakta yang terjadi dilapangan hasil wawancara dengan narasumber. Pendeskripsian hasil penelitian dijelaskan dengan berdasarkan pada persepsi dari responden sebagai pemanfaat dana bergulir Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) terhadap perubahan kondisi perkembangan usaha yang dijalankan. Rancangan penelitian yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah causal research atau penelitian hubungan sebab akibat. Hal ini dikarenakan penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak perguliran dana Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) terhadap perkembangan UMKM. Dampak perguliran dana SPP dilihat dengan cara membandingkan omset dan keuntungan usaha rata-rata per tahun antara sebelum dengan sesudah memperoleh pinjaman dana bergulir SPP. Analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear berganda (multiple linear regression) dengan menggunakan persamaan simultan untuk mengukur dampak perguliran dana SPP terhadap perkembangan UMKM yang dilihat berdasarkan indikator perolehan omset usaha (nilai penjualan), laba usaha, dan penyerapan tenaga kerja. Metode yang digunakan untuk menduga parameter regresi yaitu Two-Stage Least Squares (2SLS) dengan pengujian signifikansi menggunakan aplikasi software SAS 9.1. 3.5.1
Besar Pinjaman UMKM Besar pinjaman UMKM merupakan besarnya jumlah pinjaman 2 tahun
terakhir yang diperoleh UMKM dari Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP). Untuk menduga besar pinjaman yang diperoleh digunakan fungsi dari nilai aset
47
UMKM, omset sebelum memperoleh pinjaman, jumlah guliran pinjaman dan lama usaha. Persamaan besar pinjaman UMKM dirumuskan sebagai berikut : BP = a0 + a1ASET + a2NP1 + a3JUG + a4LU + U1 ………………...…(3.1) Tanda parameter yang diharapkan : a1, a2, a3, a4 > 0 , dimana : BP = Besar Pinjaman yang diterima pemilik UMKM (Rupiah) ASET = Nilai aset UMKM (Rupiah). NP1 = Nilai Penjualan / Omset sebelum memperoleh pinjaman (Rupiah) JUG = Jumlah guliran pinjaman LU = Lama Usaha (Tahun)
3.5.2
Nilai Penjualan (Omset) UMKM Nilai penjualan atau omset usaha adalah nilai penerimaan total yang
diperoleh UMKM. Untuk menduga besarnya omset UMKM maka digunakan fungsi dari aset usaha, besarnya pinjaman, lama usaha dan modal awal usaha. Persamaannya dirumuskan sebagai berikut : NP2 = b0 + b1ASET + b2BP + b3LU + b4MA + U2 ...............................(3.2) Tanda parameter yang diharapkan : b1, b2, b3, b4 > 0, dimana : NP2 = Nilai Penjualan / Omset setelah memperoleh pinjaman (Rupiah) MA = Modal Awal (Rupiah)
3.5.3
Nilai Keuntungan Usaha Keuntungan usaha adalah selisih antara total pendapatan dengan total
biaya atau jumlah pendapatan bersih yang diperoleh. Untuk menduga besarnya nilai keuntungan usaha digunakan fungsi dari biaya total, omset penjualan, tingkat pendidikan dan lama usaha. Persamaannya dirumuskan sebagai berikut : KU = c0 + c1TC + c2NP2 + c3TP + c4LU + U3 …………………...… (3.3)
48
Tanda parameter yang diharapkan : c1, c2, c3, c4 > 0 ; dimana : KU = Keuntungan Usaha (Rupiah) TC = Biaya Total (Rupiah) TP = Tingkat Pendidikan (Tahun)
3.5.4
Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan penggunaan input berupa tenaga manusia dalam
kegiatan usaha. Untuk menduga penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan usaha, maka digunakan fungsi dari besarnya pinjaman, keuntungan usaha dan jumlah anggota keluarga. Persamaan penggunaan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut : TK = d0 + d1BP + d2KU + d3JAK + U4 …………………... (3.4) Tanda parameter yang diharapkan : d1, d3 > 0 ; d2, d4 < 0 TK = Tenaga Kerja (Orang) JAK = Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
3.6
Definisi Operasional 1. Program adalah serangkaian kegiatan-kegiatan, proyek-proyek, atau proses-proses yang terorganisasi dan diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan. 2. Dampak adalah hasil yang diperoleh dari efek suatu kegiatan atau proyek yang dihasilkan oleh suatu kegiatan pada tingkat yang lebih luas dan menjadi tujuan jangka panjang kegiatan tersebut. 3. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan adalah salah satu program pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan
49
di perdesaan dengan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat desa dengan mencakup serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan program. 4. Simpan Pinjam khusus Perempuan adalah salah satu program utama dari PNPM Mandiri Perdesaan berupa kegiatan perguliran dana kepada kaum perempuan yang tergabung dalam suatu kelompok untuk menjalankan unit usaha. 5. Distribusi dana adalah jumlah dana yang diterima kelurahan atau desa untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan khusunya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Indikator distribusi dana dlihat dari tingkat kemudahan mendapatkan dana bergulir SPP dan tingkat manfaat dana bergulir tersebut terhadap perkembangan unit usaha yang dimiliki. 6. Fasilitator keluruhan atau desa adalah individu atau lembaga yang memberikan bantuan baik berupa pendampingan maupun penyampaian materi pada saat pelatihan dan pelaksanaan kegiatan SPP. Indikator dilihat dari tingkat pengetahuan responden pengguna dana SPP tentang fasilitator desa, tingkat kemampuan fasilitator desa dalam mangayomi, tingkat kehadiran fasilitator desa dalam pertemuan, tingkat kehandalan dalam mengatasi masalah yang dihadapi responden, dan tingkat manfaat dengan adanya fasilitator desa. 7. Pelatihan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan khususnya program Simpan Pinjam khusus Perempuan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan meningkatkan
50
kemampuan responden atau peserta pelatihan. Indikator dilihat dari tingkat pengetahuan responden mengenai pelatihan, tingkat kehadiran dalam pelatihan, dan tingkat keaktifan dalam pelatihan. 8. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh fasilitator dalam mendampingi para anggota kelompok pengguna dana bergulir SPP untuk membantu
apabila
terdapat
suatu
permasalahan
yang
dihadapi.
Indikatornya dapat dilihat dari tingkat pengetahuan responden mengenai pendampingan. 9. Peningkatan modal usaha adalah penambahan uang yang dapat digunakan untuk memulai usaha dan menambah jumlah usaha yang dijalankan oleh kaum perempuan anggota kelompok pengguna SPP . 10. Peningkatan pendapatan adalah penambahan jumlah pemasukan rata-rata per bulan yang diterima. 11. Partisipasi adalah tingkat kehadiran dan keaktifan dalam sosialisasi, pelatihan, pendampingan program SPP, dan dalam kegiatan unit usaha yang dilakukan. 12. Guliran adalah frekuensi atau tahapan perolehan pinjaman SPP yang telah diperoleh anggota kelompok SPP. 13. Tanggung renteng adalah suatu bentuk penanggungan sanksi secara bersama jika terjadi kemacetan pembayaran dari salah satu anggota kelompok SPP dalam bentuk pemberian dana talangan yang berasal dari tabungan kelompok.