III. KERANGKA TEORITIS 3.1 Konsep Pemikiran Teoritis Pada pasar kopi (negara kecil), keinginan untuk memperdagangkannya adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan antara permintaan dan penawaran kopi robusta di Indonesia, yang berada pada sisi kanan, digambarkan pada diagram tengah sebagai permintaan Indonesia terhadap kopi impor (kurva ED). Perbedaaan antara permintaan dan penawaran terhadap kopi di luar negeri, di sisi kiri, digambarkan pada diagram tengah sebagai penawaran luar negeri yang berupa ekspor kopi. Interaksi dari permintaan dan penawaran dari kedua negara akan menetnukan harga kopi dan kuantitas yang dihasilkan, diperdagangkan, dan dikonsumsikan. Selama ini, kekhawatiran terhadap produksi kopi yang melimpah lebih mengarah pada jenis kopi robusta. Dimana sekitar 30 persen permintaan dunia adalah kopi robusta.
Gambar 3.1 memperlihatkan sebelum terjadinya perdagangan internasional harga di negara A sebesar PA, sedangkan di negara B sebesar PB. Penawaran di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari PB. 16
Perdagangan internasional tidak akan terjadi apabila harga internasional sama dengan PA tau PB. Apabila harga internasional lebih besar dari PA maka terjadi excess supply pada negara A dan apabila harga internasional lebih rendah dari PB maka terjadi excess demand
pada negara B. Sehingga dari A dan B akan
terbentuk kurva ES dan ED di pasar internasional, dimana perpotongan antara kurva ES dan ED akan menentukan harga yang terjadi di pasar internasional sebesar P* (Salvatore,1997).
3.2 Teori Kuota Kuota yang dalam pengertiannya “jatah” atau pembakuan kuantitas merupakan bentuk hambatan perdagangan non tarif yang sering digunakan negara-negara dalam melakukan perdagangan internasional. Menurut Salvatore (1997), kuota adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah impor atau ekspor. Latar belakang penggunaan kuota sebagai hambatan non tarif antara lain untuk menjaga stabilitas harga dunia, untuk melindungi industri dalam negeri atau untuk melindungi sektor pertanian suatu negara. Kuota bisa berupa pembatasan kuota pasokan, misalnya sekian ton atau sekian unit per tahun, atau bisa juga berupa pembatasan nilai, misalnya ekspor produk ke suatu negara tidak boleh melebihi sekian juta dollar per tahun. Kuota ekspor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang diekspor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan mmeberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengekspor suatu produk atau komoditi yang jumlahnya langsung dibatasi itu. Kuota impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang diimpor.
17
3.3 Fungsi Ekspor Ekspor merupakan kelebihan penawaran domestik atau produksi barang atau jasa yang tidak dikonsumsi oleh konsumen negara yang bersangkutan dan tidak disimpan dalam bentuk stok (Kindleberger dan Lindert, 1982), sehingga bisa dirumuskan: QXt = Qt - Ct – St-1
(3.1)
Dimana: QXt = jumlah yang diekspor Ct = jumlah konsumsi St-1 = stok pada tahun t Jumlah stok diasumsikan tetap dari tahun ke tahun,maka : QXt = Qt - QDt
(3.2)
Dimana: QXt = jumlah yang diekspor Qt = jumlah produksi QDt = jumlah penawaran domestik 3.4 Model Respons Produksi, Permintaan Domestik, dan Penawaran Ekspor Kopi Robusta Produksi domestik suatu komoditi akan dipengaruhi oleh luas lahan, harga domestik tahun sebelumnya, harga input, jumlah tenaga kerja dan faktor produksi lainnya. Dalam penelitian ini, peubah yang dianalisis dan diduga mempengaruhi respon produksi kopi adalah luas lahan, harga domestik, dummy krisis dan harga pupuk, sehingga secara matematis dapat dituliskan menjadi: PDt = f (LLt, HD, HPt, D)
(3.3)
18
Dimana : PDt LLt HD HPt D
= produksi domestik tahun ke-t (ton) = luas lahan tahun ke-t (hektar) = harga domestik (Rp) = harga pupuk (Rp) = peubah dummy berupa krisis ekonomi Indonesia Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan secara matematis
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Persamaan matematis yang dapat menjelaskan permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dapat dituliskan sebagai berikut (Rahardja dan Manurung, 2001): QDt = f (HDt, HSt, YPt, Tt, Idt, Popt, Ppt, Advt) QDt HDt HSt YPt Idt Tt Popt Ppt Advt
(3.4)
= volume permintaan domestik tahun ke-t = harga domestik tahun ke-t = harga barang substitusi tahun ke-t = pendapatan perkapita tahun ke-t = jumlah pendapatan rata-rata tahun ke-t = selera tahun ke-t = jumlah penduduk tahun ke-t = perkiraan harga barang x periode mendatang tahun ke-t = upaya produsen meningkatkan penjualan tahun ke-t Dari peubah fungsi permintaan domestik pada persamaan di atas, dalam
penelitian ini peubah yang dianalisis hanyalah harga domestik kopi, harga barang substitusi, dan jumlah penduduk, dan Tren. Sehingga fungsi permintaan domestik bisa dituliskan menjadi: QDt = f ( HDt, HSt, Popt )
(3.5)
Dimana : QDt HDt HSt Popt
= volume permintaan domestik tahun ke-t (ton) = harga domestik tahun ke-t (Rp/kg) = harga barang substitusi/kakao tahun ke-t (Rp/Kg) = jumlah penduduk tahun ke-t
19
Penawaran ekspor sebuah negara akan dipengaruhi oleh faktor permintaan penduduk domestik terhadap komoditi ekspor, yaitu harga domestik tahun ini (HDt), produksi tahun ini (PDt) dan harga domestik tahun sebelumnya (HDt-1). Sebagai penawaran, ekspor komoditi akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan negara pengimpornya terhadap komoditi yang bersangkutan, yaitu harga domestik negara tujuan ekspor (HDIt), harga impor dari negara tujuan ekspor (HIIt), pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor (YPIt), dan selera penduduk negara tujuan ekspor (SIt). Faktor dari pasar internasional yang turut mempengaruhi penawaran ekspor suatu komoditi adalah harga internasional (HXt) dan nilai tukar uang efektif (KUt). Untuk mengetahui pengaruh jangka panjang dalam kegiatan ekspor, dalam model dimasukkan ramalan volume ekspor tahun sebelumnya (Xt-1). Di fungsi itu juga dimasukkan ramalan kondisi perekonomian sebagai peubah dummy (Dt). Secara keseluruhan fungsi penawaran ekspor suatu komoditi secara matematis dapat dituliskan menjadi: Xt = f (HDt, HDt-1, PDt, HDIt, HIIt, YPIt, SIt, HXt, NTt, Xt-1, D)
(3.6)
Dimana : Xt HDt HDt-1 PDt HDIt HIIt YPIt SIt HXt KUt Xt-1 D
= volume ekspor tahun ke-t (ton) = harga domestik tahun ke-t (Rp/kg) = harga domestik tahun sebelumnya (Rp/kg) = produksi domestik tahun ke-t = harga domestik dari negara tujuan ekspor tahuin ke-t = harga impor dari negara tujuan impor = pendapatan perkapita negara tujuan ekspor = selera negara tujuan ekspor = harga ekspor tahun ke-t = nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tahun ke-t (Rp/US$) = volume ekspor tahun sebelumnya = peubah dummy kondisi perekonomian negara
20
Dari peubah fungsi penawaran ekspor pada persamaan di atas, dalam penelitian ini peubah yang dianalisis hanyalah nilai tikar rupiah terhadap dollar Amerika tahun ke-t, harga ekspor tahun ke-t, harga domestik tahun ke-t, sehingga secara matematis, fungsi penawaran ekspor kopi bisa dituliskan menjadi : Xt = f (Xt-1, HIt, HDt, D)
(3.7)
Dimana : Xt HDt HXt Xt-1 D
= volume ekspor tahun ke-t (ton) = harga domestik tahun ke-t (Rp/kg) = harga ekspor tahun ke-t (US$/ton) = volume ekspor tahun sebelumnya (ton) = peubah dummy berupa krisis ekonomi Indonesia
21