1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Perusahaan Bapak Bakery merupakan brand yang dibuat oleh PT. Bapak Roti pada tahun 1998 lalu, dimana perusahaan ini memproduksi bermacam – macam roti mulai dari croissant, dennis, muffin, white toast, brown toast, tiramisu cake, black forest, donat dan lain – lainnya. Perusahaan ini mendistribusikan produknya ke vila, hotel, café, restoran dan supermarket. Sistem penjualan produk roti bapak bakery bersifat jual putus, artinya perusahaan hanya akan memproduksi roti sesuai dengan orderan dan tidak menerima pengembalian produk. Produk roti yang diproduksi oleh brand Bapak Bakery ini adalah roti western yang dimana tekstur dari roti ini sedikit kasar berbeda dengan roti kebanyakan yang memiliki tekstur roti yang lembut. Produk roti yang diproduksi oleh brand Bapak Bakery ini juga tidak mengandung bahan pengawet sehingga roti ini hanya bertahan selama tiga hari. Diagram alir pembuatan roti manis dapat dilihat pada Gambar 1.
2.2. Pengertian Pemasaran Menurut Staton (1999) definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan – kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Tepung terigu, gula, margarine, telor, ragi basah, garam, improver, kalsium, susu cair, air dingin.
Dicampurkan Didiamkan ± 15 menit Ditimbang 1800 g Adonan dibagi masing-masing 50 g Dibentuk secara manual Ditambahkan selai Dioleskan dengan margarin Difermentasi (40oC, 120 menit) Dipanggang (210oC selama 15-20 menit)
Didinginkan (±2 jam)
Dikemas
Roti Manis Gambar 1. Diagram alir pembuatan roti manis (Nugrahadi, 2015)
3
Definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan (Kotler, 2001). Dari definisi diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk menggabungkan rencana strategis yang diarahkan kepada usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh bertanggungjawab terhadap kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harus diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba.
2.3. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran di dalam target pasar (Kotler, 1997). Bauran pemasaran merupakan kumpulan elemen organisasi perusahaan yang bisa dikontrol oleh perusahaan tersebut guna melakukan komunikasi dengan konsumen serta akan dapat digunakan untuk memuaskan konsumen (Dewantoro, 2013). Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (2002), bauran pemasaran merupakan kombinasi empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran
4
perusahaan yaitu produk, harga, lokasi dan promosi. Pada kasus – kasus yang berbeda keempat aspek tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda – beda.
2.4. Perilaku Konsumen Perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen (Kanuk dan Schiffman, 2004). Menurut Mowen dan Michael (1998), perilaku konsumen adalah studi unit – unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Definisi ini menggunakan istilah unit – unit pembuat keputusan, karena keputusan pembeliannya bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses – proses yang terjadi saat individu atau kelompok penyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu (Solomon, 1999). 2.4.1. Produk 2.4.1.1.Pengertian Produk Kualitas produk merupakan penggerak kepuasan pelanggan yang pertama dan kualitas produk ini adalah dimensi yang global (Durianto, 2004). Kualitas produk merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan pemilihan suatu produk oleh konsumen. Produk yang ditawarkan haruslah suatu produk yang benarbenar teruji dengan baik mengenai kualitasnya.Karena bagi konsumen yang diutamakan adalah kualitas dari produk itu sendiri. Konsumen akan lebih
5
menyukai dan memilih produk yang mempunyai kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. 2.4.1.2 .Klasifikasi Produk Menurut Kotler dan Amstrong (2001), klasifikasi produk dibagi menjadi dua bagian, yaitu : A. Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu : 1) Barang kebutuhan sehari-hari (Convience Goods) adalah barang - barang yang biasanya sering dibeli konsumen (memiliki frekuensi pembelian tinggi), dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan waktu yang minim dalam pembandingan dan pembeliannya. 2) Barang belanjaan (Shopping
Goods) adalah barang-barang
yang
karakteristiknya dibandingkan dengan berbagai alternatif yang tersedia oleh konsumen berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. 3) Barang khusus (Speciality Goods) adalah barang-barang dengan karakteristik dan atau identifikasi yang unik, yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk pembeliannya. 4) Barang yang tidak dicari (Unsought Goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau walau sudah diketahui namun secara umum konsumen belum terpikir untuk membelinya.
6
B. Barang Industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain konsumsi langsung, yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen, untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi). 2.4.2. Harga Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2001). Harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk (Lamb dan McDaniel, 2001). Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha, 2006). 2.4.3. Tempat/Saluran Distribusi Saluran distribusi adalah sebuah jalur yang dilalui arus barang – barang dari produsen menuju ke perantara dan kemudian sampai pada konsumen. Tempat menentukan lokasi dan saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan produk (Swastha dan Irawan, 2002). 2.4.4. Promosi Seluruh
kegiatan
yang
dilakukan
antar
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan sasaran konsumen agar membelinya. Promosi merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk memacu tingkat permintaan terhadap produk yang dipasarkan dengan
7
komunikasi antara produsen dan konsumen. Komunikasi pemasaran perlu dilakukan untuk memberitahukan produk yang akan dipasarkan (Kotler dan Keller, 2010).
2.5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler (1997), perilaku keputusan pembelian konsumen dipengaruhi empat faktor yaitu faktor kebudayaan (kebudayaan, sub budaya dan kelas sosial), faktor sosial (kelompok refrensi, keluarga dan status), faktor pribadi (usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri), serta faktor psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap). 2.5.1. Faktor Kebudayaan Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor kebudayaan yang terdiri dari kebudayaan, sub – budaya, dan kelas sosial. 1. Kebudayaan Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan perilaku seseorang yang paling mendasar. 2. Sub – Budaya Sub-budaya mempunyai kelompok – kelpompok sub-budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya yang lebih spesifik. Sub-budaya terdiri dari bangsa, agama, kelompok, ras dan daerah geografis. 3. Kelas Sosial
8
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingakah laku yang sama. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi jiga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. 2.5.2. Faktor Sosial Dalam pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor sosial yang terdiri dari kelompok refrensi, keluarga, peran dan status. 1. Kelompok Refrensi Perilaku seseorang dipengaruhi oleh berbagai kelompok.Sebuah kelompok refrensi bagi seseorang adalah kelompok – kelompok yang meberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh kelompok akan semakin besar pada produk yang akan tampak pada orang – orang yang dihormati oleh pembeli. 2. Keluarga Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Macam – macam keluarga dalam kehidupan pembeli dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua dan keluarga sebagai sumber keturunan yakni pasangan suami istri beserta anak – anaknya. 3. Peran dan Status Sepanjang kehidupannya seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan
9
membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan masyarakat kepada seseorang. Peranan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen. 2.5.3. Faktor Pribadi Keputusan konsumen dalam pilihan pembelian dipengaruhi oleh ciri – cirri kepribadiannya termasuk usia dan tahap hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. 1. Usia dan Tahan Hidup Dalam kenyataan banyak perilaku konsumen ditentukan oleh usia dan tahan hidup, orang membeli suatu barang atau jasa berubah – ubah selama hidupnya dan disesuaikan dengan usian dan seleranya. Hal ini sejalan dengan situasi keungan dan jenis produk yang menarik bagi setiap kelompok. 2. Pekerjaan Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan kelompok pekerjaan yang mempunyai minat lebih dari rata – rata pada produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produk mereka hanya untuk kelompok pekerjaan tertentu. 3. Kondisi Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang sangat berpengaruh besar dalam pilihan produk. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, kestabilan, pola waktu), hutang, kekayaan, kemampuan untuk meminjam dan sikap atas belanja atau menabung.
10
4. Gaya Hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggabarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Orang yang berasal dar sub-budaya, kelas sosial, bahkan dari pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. 5. Kepribadian dan Konsep Diri Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembelinya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relative konsisten dan bertahan lam terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri – ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variable yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen, asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklarifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. 2.5.4. Faktor Psikologi Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian. 1. Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak.
11
2. Persepsi Untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti, maka persepsi sebagai proses yang digunakan oleh individu. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi juga bergantung pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut. 3. Pengetahuan Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari dorongan, stimulasi, petunjuk, tanggapan dan penguatan. 4. Keyakian dan Pendirian Melalui bertindak dan belajar, orang – orang memperoleh kepercayaan dan pendirian, hal –hal tersebut kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai suatu hal.
2.6. Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2001), keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual.
12
Proses keputusan pembelian yang spesifik menurut Kotler dan Amstrong (2001), terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Secara rinci tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang di harapkan. 2. Pencarian informasi, yaitu konsumen ingin mencari lebih banyak konsumen yang mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif. 3. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif pilihan terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian. 4. Keputusan membeli, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap merek yang akan dipilih. 5. Perilaku sesudah pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen seperti yang terlihat pada Gambar 2. terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan masalah (problem recognition), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of alternatives), keputusan pembelian (purchase decision) dan perilaku setelah pembelian (postpurchase behavior) (Kotler, 1997).
13
pengenalan masalah
pencarian informasi
evaluasi alternatif
Keputusan untuk membeli
Peranan perilaku setelah pembelian
Gambar 2. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen (Kotler, 1997). Model yang digunakan pada Gambar 2. diatas karena model tersebut menunjukkan seluruh pertimbangan konsumen yang muncul saat menghadapi situasi pembelian baru dan kompleks.
2.7. Kuisioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis
yang telah
disusun
sebelumnya.Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka). Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masingmasing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
14
2.8. Responden Responden terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Mikro merupakan bagian terkecil dari responden, dan hanya berupa individu. 2. Meso merupakan bagian responden dengan jumlah anggota lebih banyak, seperti keluarga dan kelompok. 3. Makro merupakan bagian responden dengan anggota yang sangat banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas. Peran responden disini adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung (Yasmin, 2004).
2.9. Pengertian Analisis Faktor Analisi faktor adalah cara statistika yang digunakan memberikan deskripsi secara relatif sederhana dengan reduksi jumlah perubah yang disebut faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Faktor yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor. Analisis faktor adalah prosedur yang digunakan untuk mencoba menemukan beberapa faktor dasar yang mungkin mendasari dan mengungkapkan keterkaitan diantara variabel (Kotler, 2001). Menurut (Kerlinger, 1990), analisa faktor dimaksud dan digunakan untuk: 1. Mengeksplorasi
wilayah-wilayah
variabel
guna
mengetahui
dan
menunjukkan faktor – faktor yang diduga melandasi variabel – variabel itu.
15
2. Menguji hipotesis tentang relasi – relasi antar variabel. 2.9.1. Model Matematis Analisis Faktor Dua asumsi yang terdapat dalam analisis faktor adalah masing – masing variabel tidak memberikan kontribusinya pada antar variabel dan faktor – faktor dalam analisis yang terbentuk adalah bersifat bebas satu sama lainnya. Missal terdapat m variabel observasi, yaitu X1, X2, ………. Xm dimana setiap variabel berkorelasi, maka setiap variabel memiliki faktor yang mendasari korelasi antar varibel dan adanya faktor unik U1, U2, ………, Um maka model matematika dasar analisis faktor yang digunakan variabel Xj dimana
j
=
1,2,……,m dapat dirumuskan sebagai berikut: Xj = Aj1 + Aj2 + …. + AjpFp + bjuj…………………………..(1) Model linier dan aditif ini merupakan model dasar yang ditujukan untuk memaksimumkan reproduksi korelasi, diman tiap variabel Xj secara linier saling berkaitan dengan faktor kesamaan Fr (common factor) dan faktor unik Uj (unique factor). Koefisien dari faktor kesamaan disebut bobot faktor (loading factor ). Model dasar analisis faktor pada kesamaan (1) dimodifikasi ke dalam bentuk persamaan:
Dimana : Xj
= variabel ke-j
Fr
= faktor kesamaan ke-r
Uj
= faktor unik variabel ke-j
Ajr
= bobot faktor kesamaan variabel ke-j pada faktor
16
bj
= bobot faktor unik dari variabel ke-j Bobot faktor Ajr menunjukkan kontribusi yang besar dar variabel Xj pada
faktor kesamaan Fr sesuai dengan tingkat korelasi antar variabel sedangkan faktor unik menunjukkan sisa varian dari variabel yang tidak tertangkap dalam faktor kesamaan (Yasmin, 2004). 2.9.2. Ekstraksi Faktor Ekstraksi Faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan ekstraksi faktor yaitu: (Anwar, 2014). 1. Principal Components Analysis: Analisis komponen utama (principal components analysis) merupakan metode yang paling sederhana di dalam melakukan ekstraksi faktor. Metode ini membentuk kombinasi linear dari indikator yang diobservasi. 2. Principal Axis Factoring: Metode ini hampir sama dengan metode principal components analysis sebelumnya kecuali matriks korelasi diagonal diganti dengan sebuah estimasi indikator kebersamaan, namun tidak sama dengan principal components analysis di mana indikator kebersamaan yang awal selalu diberi angka 1. 3. Unweighted
Least
Square: Metode
ini
adalah
prosedur
untuk
meminimumkan jumlah perbedaan yang dikuadratkan antara matriks korelasi yang diobservasi dan yang diproduksi dengan mengabaikan matriks diagonal dari sejumlah faktor tertentu.
17
4. Generalized Least Square: Metode ini adalah metode meminimumkan error sebagaimana metode unweighted least squares. Namun, korelasi diberi timbangan sebesar keunikan dari indikator (error). Korelasi dari indikator yang mempunyai error yang besar diberi timbangan yang lebih kecil dari indikator yang mempunyai error yang kecil. 5. Maximum Likelihood: Adalah suatu prosedur ekstraksi faktor yang menghasilkan
estimasi
parameter
yang
paling
mungkin
untuk
mendapatkan matriks korelasi observasi jika sampel mempunyai distribusi normal multivariat. 2.9.3. Rotasi Faktor Setelah kita melakukan ekstraksi faktor, langkah selanjutnya adalah rotasi faktor (rotation).Rotasi faktor ini diperlukan jika metode ekstraksi faktor belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas.Tujuan dari rotasi faktor ini agar dapat
memperoleh struktur faktor
yang lebih
sederhana
agar
mudah
diinterpretasikan. Ada beberapa metode rotasi faktor yang bisa digunakan yaitu (Anwar, 2014): 1. Varimax Method: Adalah metode rotasi orthogonal untuk meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai loading factor tinggi pada tiap faktor. 2. Quartimax Method: Merupakan metode rotasi untuk meminimalisasi jumlah faktor yang digunakan untuk menjelaskan indikator. 3. Equamax Method: Merupakan metode gabungan antara varimax method yang meminimalkan indikator dan quartimax method yang meminimalkan faktor.
18
2.10. Penelitian Terdahulu Penelitian analisis keputusan pembelian telah dilakukan oleh Muny Yasmin (2004) mengenai “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Ayam Goreng di Restoran Cepat Saji (Fast Food) (Studi Kasus di Wilayah Kota Denpasar)”. Dimana dari penelitian tersebut dihasilkan faktor – faktor yang yang berhubungan dengan perilaku konsumen dalam membeli terdiri dari 4 faktor yaitu: faktor 1 dengan proporsi varian penyajian (bobot faktor 0,788) dan pelayanan (bobot faktor 0,840). Faktor 2 dengan proporsi varian rasa (bobot faktor 0,845) dan kerenyahan (bobot faktor 0,828). Faktor 3 dengan proporsi varian informasi kandungan gizi (bobot faktor 0,801) dan informasi zat pengawet (bobot faktor 0,771). Faktor 4 dengan proporsi varian harga (bobot faktor 0,599) dan lokasi 0,721).
(bobot faktor