II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor. Samanhudi,
2009
meneliti
tentang
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia ke Amerika Serikat dengan menggunakan model GLS (Generalized Least Square) dimana variabel bebas terdiri dari harga komoditi, GDP riil Amerika, kurs mata uang Indonesia terhadap dollar dan jumlah penduduk Amerika. Hasil dari model GLS menunjukkan bahwa harga produk pertanian Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor produk pertanian Indonesia, cateris paribus. Variabel GDP Amerika Serikat secara statistik mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor perkebunan, cateris paribus. Variabel kurs mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor perkebunan Indonesia sedangkan variabel populasi Amerika Serikat mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap volume ekspor produk perkebuanan Indonesia ke Amerika Serikat. Hanindita, 2008 meneliti tentang Analisis Ekspor Tomat Indonesia dengan menggunakan Regresi Linier Berganda dimana variabel bebas yang terdiri dari pendapatan perka pita negara pengekspor, harga komoditi di negara tujuan ekspor, jumlah penduduk negara tujuan, nilai tukar dollar Amerika terhadap negara tujuan, dan pertumbuhan harga memberikan pengaruh nyata terhadap volume permintaan tomat segar negara tujuan dari Indonesia. Peubah jarak antar dua negara dan pertumbuhan populasi tidak berpengaruh nyata.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor kopi Indonesia dari Amerika Serikat (Anggraini, 2006), menggunakan model regresi berganda atau OLS (Ordinary Least Square) dimana variabel independent terdiri atas pendapatan perkapita Amerika, harga kopi dunia, harga teh dunia, konsumsi kopi tahun sebelumnya, kurs riil dan populasi. Dari hasil penelitian dengan menggunakan OLS diperoleh bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor kopi Indonesia dari Amerika adalah variabel harga kopi dnia, harga teh dunia, jumlah penduduk Amerika Serikat dan variabel konsumsi kopi Amerika Serikat satu tahun sebelumnya. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadapap volume ekspor kopi Indonesia dari Amerika Serikat adalah variabel pendapatan penduduk Amerika Serikat dan variabel nilai tukar atau kurs riil uang dollar terhadap rupiah. Variabel harga kopi dunia berpengaruh negatif secara signifikan terhadap ekspor kopi. Sedangkan variabel harga teh dunia, konsumsi kopi Amerika, jumlah penduduk Amerika Serikat berpengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia. Dari penelitian Lubis (2002), dalam Dampak Liberalisasi Perdagangan Terhadap Keragaan Industri Kopi Indonesia dan Perdagangan Kopi Dunia, dengan menggunakan
model
ekspektasi
adaptif
(Adaptive
Expectation
Model)
menyatakan penerapan liberalisasi sepihak baik yang dilakukan eksportir selain Indonesia maupun oleh importir utama kopi dunia akan merugikan perdagangan kopi Indonesia, dimana pada dua kondisi ini penerimaan devisa menurun. Sedangkan penerapan liberalisasi perdagangan sesuai dengan kesepakatan Indonesia dengan AFTA, atau sesuai dengan kesepakatan Indonesia dengan WTO
Universitas Sumatera Utara
akan memberikan manfaat bagi pengembangan industri kopi Indonesia baik dari sisi produksi, maupun perdagangan ditingkat domestik dan pasar dunia.
2.1.1 Botani dan Morfologi Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Umurnya relatif pendek, hanya 90-180 hari. Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai ketinggian 0,5-1,2 meter, tergantung varietasnya (Budi Samadi, 2007). Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah, membesar dan berkembang menjadi buah. Buah berwarna hijau tua sampaikeungu-unguan, berbentuk bulat, berukuran kira-kira 2,5 cm, dan berongga dua. Buah mengandung 500 bakal biji yang nantinya menjadi biji hanya 10-300 biji. Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Kentang varietas genjah berumur 90-120 hari. Varietas medium berumur 120-150 hari dan varietas dalam berumur 150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari. Stolon atau bakal umbi terletak pada batang di bawah permukaan tanah. Bentuk umbi umumnya mencirikan varietas kentang yang ditanam. Umbi kentang memiliki mata tunas sebagai bahan perkembangbiakan, yang selanjutnya akan menjadi tanaman baru.
2.1.2. Manfaat Kentang
Universitas Sumatera Utara
Kentang merupakan sayuran umbi yang kaya vitamin C dan kalium, selain karbohidrat dan protein. Dengan kandungan gizi yang tinggi kentang cocok dijadikan sebagai bahan sumber pangan selain beras. Kentang sebagai prioritas alternatif yang mampu mensubstitusi kebutuhan pangan pokok masyarakat. Bahkan untuk kalangan tertentu (misalnya penderita diabetes), kentang merupakan makanan pokok untuk diet, karena kandungan kadar gulanya yang rendah sehingga kentang merupakan komoditas yang penting dan mampu berperan untuk memenuhi gizi masyarakat. Kentang dapat dikonsumsi dalam bentuk berbagai macam olahan anatara lain kentang rebus, kentang goreng, aneka snck, perkedel dan berbagai masakan seperti sup, gado-gado, bistik dan sebagainya. Pola konsumsi masyarakat terhadap makanan terutama di perkotaan, menjadikan kentang sebagai menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi bersama-sama dengan ayam goreng. Restoran fast food dan berbagai jenis panganan juga menggunakan kentang sebagai bahan menu utamanya. Berbagai kenyataan tersebut semakin menegaskan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap kentang.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintahsuatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Menurut Apridar, banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, diantaranya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1)
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2)
Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3)
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
4)
Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut
5)
Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi
6)
Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang
7)
Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain
8)
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Gambar 1. Grafik Kurva Perdagangan Internasional Antar dua Negara
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Pf : Harga keseimbangan di pasaran internasional Pd A
: Harga keseimbangan di negara A sebelum adanya perdagangan internasional
Pd B
: Harga keseimbangan di negara B sebelum adanya perdagangan internasional
OY 1A : Konsumsi di negara A sebelum adanya perdagangan internasional OY 1B : Konsumsi di negara B sebelum adanya perdaganagan internasional
Asumsi pola permintaan kedua negara diketahui maka secara grafis kurva ekspor suatu komoditas yang dilakukan oleh dua negara dapat dilihat di Gambar 1. Pada Gambar dapat ditunjukkan bahwa sebelum adanya perdagangan internasional di negara A harga keseimbangan komoditas Y pada titik C dan pada titik F pada negara B. Sedangkan konsumsi di negara A sebesar OY 1 dan OY 4 pada negara B. Pf adalah harga keseimbangan di pasaran internasional yaitu, di antara harga komoditas di negara A dan negara B. Apabila harga Y naik menjadi Pf di negara A setelah adanya perdagangan internasional, maka konsumsi domestik menjadi OY 2 sedang total penawaran komoditas Y sebesar OY 3 atau dititk E. Dengan demikian jumlah komoditas Y yang diekspor sebesar O-Y atau Y 2 -Y 3 . Selain faktor harga yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini akan diuraikan secara teoritis beberapa faktor yang akan dianalisis dalam penelitian ini.
2.2.2. Teori Permintaan Kurva permintaan adalah berbagai kombinasi harga dan jumlah yang menunjukkan jumlah sesuatu barang yang ingin dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu periode tertentu. Semakin rendah harga suatu barang maka akan semakin banyak jumlah yang akan diminta dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
D0
Harga (Price)
D0
Jumlah yang diminta (quantity) Gambar 2. Kurva Permintaan
Jumlah yang diminta tidak hanya bergantung pada harga saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lai seperti : a)
Perubahan pendapatan Apabila pendapatan konsumen meningkat dengan harga yang sama konsumen dapat membeli jumlah yang lebih banyak, apabila faktor-faktor lain dianggap tetap.
b)
Selera Selera konsumen yang meningkat dapat mendorong pembelian yang lebih banyak meskipun harga tidak berubah.
c)
Perkiraan (expectation) Apabila konsumen memperkirakan harga dikemudian hari akan meningkat, maka konsumen akan cenderung membeli lebih banyak saat ini.
d)
Jumlah Konsumen
Universitas Sumatera Utara
Apabila jumlah penduduk bertambah, maka jumlah yang dibeli semakin besar meskipun harga tidak turun. e)
Harga barang lain Hubungan satu barang dengan barang lain dapat bersifat saling berganti (subsitute) dan saling melengkapi (komplementer). Apabila harga barang pengganti naik maka konsumen akan membeli lebih banyak barang lain yang merupakan barang yang menjadi kebutuhan awal konsumen. Secara grafik, perubahan dari faktor-faktor diatas menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan atas dari D o D o ke D 1 D 1 . Perubahan dari titik A ke B merupakan perubahan jumlah yang diminta karena harga turun. Sedangkan pergeseran kurva permintaan dari D o D o ke D 1 D 1 disebut perubahan permintaan karena faktor-faktor lain (selain harga) yang mempengaruhi jumlah yang diminta (cateris paribus) berubah (Nopirin, 2008).
Y Harga (Rp/Kg)
D1 Do A B
D1 Do X Jumlah yang diminta (kg)
Gambar 3. Pergeseran kurva permintaan
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan oleh
suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara). GDP dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat. Gross domestic product hanya mencakup barang dan jasa akhir, yaitu barang dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Untuk barang dan jasa yang dibeli untuk diproses lagi dan dijual lagi (Barang dan jasa intermediate) tidak dimasukkan dalam GDP untuk menghindari masalah double counting atau penghitungan ganda.
Ada dua tipe Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) yaitu: 1) GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut. 2) GDP dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain Angka-angka GDP merupakan hasil perkalian jumlah produksi (Q) dan harga (P), kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP akan naik pula, tetapi belum tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi (GDP riil). Mungkin kenaikan
Universitas Sumatera Utara
GDP hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan volume produksi tetap atau merosot. Untuk barang normal, kenaikan pendapatan mengakibatkan kenaikan pembelian barang. Sebaliknya implikasinya untuk barang inferior bahwa peningkatan pendapatan menurunkan kuantitas yang dibeli (Nicholson, 2002).
2.2.4. Teori Produksi Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik (Soekartawi, 2010). Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh.
Dalam berbagai pengalaman menunjukkan bahwa faktor produksi
lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting di antara faktor produksi yang lain. Hubungan anatara faktor produksi (input) dengan produksi (output) biasanya disebut fungsi produksi atau disebut juga
factor relationship. Petani dalam
melakukan usahatani selalu berupaya bagaimana mengalokasikan input atau faktor produksi seefisien mungkin untuk memperoleh produksi yang maksimum. Perdagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi di dalam negeri. Kenaikan produktifitas merupakan pengaruh yang dirasakan sangat penting dari perdagangan luar negeri terhadap sektor produksi berupa peningkatan produktifitas dan efesiensi pada umumnya (Apridar, 2009).
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Ekspor Ekspor berasal dari produksi dalam negeri dijual/dipakai oleh penduduk luar negeri. Ekspor merupakan injeksi ke dalam aliran pendapatan seperti halnya investasi. Untuk memenuhi kenaikan ekspor, produsen harus menambah jumlah produksi dengan cara menambah penggunaan faktor produksi (Nopirin, 2008). Ekspor akan mendorong kegiatan ekonomi karena orang asing yang membeli barang produksi dalam negeri. Dan suatu negara perlu menggalakkan ekspor adalah untuk meningkatkan kekayaan negara yang berarti meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Ekspor sebagai bagian dari perdagangan internasional terjadi dimungkinkan oleh beberapa kondisi, antara lain : adanya kelebihan produksi dalam negeri sehingga dapat dijual keluar negeri melalui kebijaksanaan ekspor, adanya permintaan luar negeri untuk suatu produk walaupun produk tersebut karena adanya kekurangan produk dalam negeri, adanya keuntungan yang lebih besar dari penjualan ke luar negeri daripada penjualan di dalam negeri karena harga di pasar dunia lebih menguntungkan, adanya kebijaksanaan ekspor yang bersifat politik, dan adanya barter antar produk tertentu dengan produk lain yang diperlukan dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Harga ekspor negara bersangkutan, harga domestik, produksi, nilai tukar mata uang negara bersangkutan terhadap US dollar, diasumsikan variabel-variabel penting yang mempengaruhi ekspor kentang bagi negara-negara pengekspor kentang. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan ekspor. Menurut Darmansyah (1986) dalam Soekartawi (2010), faktor-faktor ini adalah harga
Universitas Sumatera Utara
internasional, nilai tukar uang (exchange rate), kuota ekspor-impor, kuota dan tarif serta nontarif.
2.2.6. Harga Domestik Harga mempengaruhi secara simultan pada permintaan dan penawaran. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa permintaan dan penawaran kentang memberikan pengaruh yang berbeda pada tingkat harga kentang. Sekiranya permintaan kentang meningkat, cateris paribus maka harga kentang akan meningkat (positif), sedangkan jika penawaran kentang meningkat, akan memberikan pengaruh kepada turunnya harga kentang (negatif). Elastisitas harga atas penawaran mengandung efek subsitusi dan efek pendapatan. Dalam efek subsitusi suatu penurunan harga (misalnya harga kentang), mengakibatkan petani mengganti
tanaman
kentang
dengan
tanaman
lain
yang
relatif
lebih
menguntungkan. Sebaliknya kanaikan harga kentang dapat merangsang petani untuk memperluas tanaman kentangnya dan mengurangi tanaman lain. Pada sisi lain, efek pendapatan dari suatu perubahan harga terhadap penawaran dapat bersifat positif maupun negatif. Jika suatu kenaikan harga kentang misalnya menyebabkan kenaikan pendapatan petani, dan oleh karenanya petani semakin memperhatikan usahatani kentang, maka efek pendapatan adalah positif. Namun jika karena pendapatan yang meningkat tersebut, petani segera merasa puas dan kurang memperhatikan budidaya kentang lagi, maka efek pendapatan adalah negatif. Apabila elastisitas harga silang antara dua komoditi adalah positif maka kedua komoditi tersebut adalah merupakan joint-product, dan jika elastisitasnya negatif maka kedua komoditi tersebut competiting-product.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7. Harga Internasional Harga ekspor secara teoritis akan mampu merangsang kenaikan ekspor, hal ini disebabkan peningkatan harga ekspor dinegara eksportir akan merangsang eksportir memperbesar ekspornya, sehingga kuantitas di pasar domestik menjadi berkurang dan merangsang kenaikan harga domestik. Dengan demikian peningkatan produksi , akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap harga domestik. Makin besar selisih antar harga di pasar internasional dengan harga domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor menjadi bertambah banyak. Naik turunnya harga disebabkan oleh : a.
Keadaan perekonomian negara pengekspor, di mana dengan tingginya inflasi di pasaran domestik akan menyebabkan harga di pasaran domestik menjadi naik, sehingga secara riil harga komoditi tersebut jika ditinjau dari pasaran internasional akan terlihat semakin menurun.
b.
Harga di pasaran internasional semakin meningkat, dimana harga internasional merupakan keseimbangan antara penawaran ekspor dan permintaan impor dunia suatu komoditas di pasaran dunia meningkat sehingga jika harga komoditas di pasaran domestik tersebut stabil, maka selisih harga internasional dan harga domestik semakin besar. Akibat dari kedua hal di atas akan mendorong ekspor komoditi tersebut.
2.2.8. Nilai Tukar Uang (Exchange rate) Nilai tukar atau kurs valuta asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara lain. Nillai tukar valuta asing merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-
Universitas Sumatera Utara
barang di negara lain adalah lebih murah atau lebih mahal dari barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar antara lain : perubahan dalam permintaan dan penawaran valuta asing, perubahan preferensi masyarakat, perubahan harga barang ekspor dan impor, kenaikan harga umum (inflasi), perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kebijaksanaan nilai tukar uang adalah dimaksudkan untuk memperbaiki neraca pembayaran yang devisit melalui peningkatan ekspor. Efek dari kebijaksanaan nilai tukar uang adalah berkaitan dengan kebijaksanaan devaluasi (yaitu penurunan nilai mata uang domestik terhadap mata uang luar negeri) terhadap ekspor-impor suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah elastisitas harga untuk ekspor, elastisitas harga untuk impor dan saing komoditas tersebut di pasaran internasional. Apabila elastisitas harga untuk ekspor lebih tinggi daripada elastisitas harga untuk impor maka devaluasi cenderung menguntungkan.
2.2.9. Konsumsi Konsumsi dan permintaan komoditas holtikultura sangat menentukan banyaknya komoditas holtikultura yang dapat digerakkan oleh sistem tataniaga dan memberikan arah bagi produsen merencanakan untuk memproduksi (Saptana, 2005). Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangka panjang karena peranannya dalam pertumbuhan ekonomi (Mankiw Gregory, 2007). Keputusan
Universitas Sumatera Utara
konsumsi sangat penting untuk analisis jangka pendek karena peranannya dalam menentukan permintaan agregat. Berdasarkan Gambar 4. dapat dijelaskan bahwa untuk memenuhi permintaan dari OQ 1 , ke OQ 2 maka produsen juga harus meningkatkan produksi yang dihasilkan pada jumlah yang sama bila dikehendaki harga di pasaran tetap. Bila tidak terjadi demikian, misalnya jumlah barang yang diminta lebih banyak dari yang disediakan , maka harga akan naik. Begitu juga sebaliknya, bila terjadi kelebihan produksi yang disediakan (over supply), maka harga akan cenderung menurun.
S
H
S1
A B
D1 D O
Q1
Q2
Gambar 4. Perubahan Permintaan dan Penyediaan Barang pada Kondisi Harga Tetap
Permintaan, konsumsi nasional dibatasi atau dipengaruhi oleh jumlah penduduk, pendapatan, selera dan harga output. Parameter-parameter ini merupakan komponen dari fungsi permintaan sehingga membatasi kemampuan perekonomian dalam mengkonsumsi produk-produk pertanian. Penawaran, produksi nasional dibatasi oleh ketersediaan sumberdaya (lahan, tenaga kerja dan modal), teknologi, harga input, dan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
manajemen. Parameter-parameter ini merupakan komponen dari fungsi produksi sehingga membatasi kemampuan perekonomian dalam menghasilkan komoditas pertanian. Harga dunia untuk yang diperdagangkan secara internasional, baik input maupun output, menentukan dan membatasi peluang untuk proses pembuatan kebijakan yang bersifat nasional. Ada tiga kategori kebijakan didalam ekonomi makro yang mempengaruhi sektor pertanian yaitu kebijakan fiskal dan moneter, kebijakan nilai tukar, kebijakan harga faktor domestik, sumberdaya alam, dan tataguna lahan.
2.2.10. Hubungan Produksi dan Ekspor Dari sudut pandang eksternal, pemasaran (ekspor) adalah titik awal untuk analisis suatu kegiatan industri hasil pertanian. Tanpa ada permintaan (demand) terhadap suatu kegiatan, misalnya kegiatan industri hasil pertanian dan konsumsi, maka tidak ada dasar ekonomi (economic basic) untuk melakukan kegiatan ke hilir (produksi, pengolahan dan pasokan bahan baku) dalam Saptana, et.al (2004). Keadaan konsumsi dan permintaan komoditas holtikultura sangat menentukan banyaknya komoditas hortikultura yang dapat digerakkan oleh sistem tataniaga dan memberikan arah bagi produsen seberapa besar dalam merencanakan produksi dalam Saptana, et.al.(2005). Hal ini menyatakan bahwa keadaan ekspor ditentukan oleh banyaknya produksi yang dihasilkan.
2.3. Kerangka Pemikiran Tidak mudah membangun sektor pertanian di Indonesia, mengingat petani yang jumlahnya jutaan dengan luas lahan yang relatif sempit. Faktor produksi
Universitas Sumatera Utara
sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penampilan ekspor. Menurut Darmansyah (1986) dalam Soekartawi (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor adalah harga internasional dan nilai tukar uang (exchange rate). Usahatani kentang merupakan tanaman holtikultura yang mempunyai nilai perdagangan domestik dan potensi ekspor yang cukup baik. Pengembangan usahatani kentang dipengaruhi oleh tingkat produksi kentang. Ekspor kentang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain produksi kentang di Kabupaten Karo, harga domestik kentang, harga internasional kentang, nilai tukar (kurs), konsumsi kentang di negara pengimpor utama (Malaysia), PDB Malaysia, dan konsumsi kentang di Indonesia. Disamping itu, produksi yang semakin menurun akan mempengaruhi ekspor kentang khususnya di Kabupaten Karo. Dari faktorfaktor yang mempengaruhi ekspor kentang maka dapat ditemukan masalahmasalah yang menghambat dan mempengaruhi tingkat ekspor kentang di Kabupaten Karo. Dari penemuan masalah tersebut dapat ditemukan alternatif kebijakan yang sebaiknya diterapkan untuk meningkatkan usahatani kentang. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Nilai Tukar (X4) Produksi Kentang (X1)
Ekspor Kentang di Kab. Karo (Y)
Harga Domestik Kentang (X2)
Konsumsi Kentang Negara pengimpor (X5)
Konsumsi kentang di Indonesia (X7)
Harga Internasional Kentang (X3)
PDB Malaysia (X6)
Gambar
2.4.
5.
Kerangka Pemikiran Teoritis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Kentang di Kabupaten Karo
yang
Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang dan kerangka teoritis maka dalam penelitian ini dilakukan hipotesis sebagai berikut : Produksi kentang di Kabupaten Karo, harga domestik kentang, harga internasional kentang, nilai tukar, konsumsi kentang pengimpor utama (Malaysia), PDB Malaysia dan konsumsi kentang di Indonesia berpengaruh terhadap ekspor kentang Kabupaten Karo secara parsial maupun agregat.
Universitas Sumatera Utara