15
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nilai Tukar Perdagangan Salvatore (1997), menyatakan bahwa nilai tukar perdagangan (terms of trade) dari suatu negara merupakan rasio harga komoditi ekspornya terhadap harga komoditi impornya. Misalkan di dunia ini hanya terdiri dari dua negara, ekspor salah satu pihak merupakan impor bagi pihak yang lain, maka nilai tukar perdagangan dari suatu negara merupakan kebalikan dari nilai tukar perdagangan negara lain yang yang menjadi mitra dagangnya. Keadaan yang sebenarnya di dunia ini terdiri dari banyak negara dan jenis komoditi yang diperdagangkan pun sangat banyak dan bervariasi. Oleh sebab itu, pengukuran nilai tukar perdagangan tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan rasio harga antara dua komoditi melainkan harus dirinci berdasarkan suatu indeks.
Di dalam indeks tersebut
termuat harga-harga dari berbagai komoditi yang diekspor dan diimpor oleh negara-negara yang bersangkutan.
Nilai tukar perdagangan yang berkaitan
dengan komoditi atau barter neto (N) net barter terms of trade, dihitung berdasarkan rasio indeks harga komoditi ekspor suatu negara (Px) terhadap indeks harga komoditi impornya (Pm) dikalikan 100 (guna menyatakan nilai tukar perdagangan tersebut dalam angka persen). Bila N lebih besar daripada 100 atau terjadi kenaikan net barter terms of trade berarti terjadi perkembangan perdagangan luar negeri yang positif/baik karena dengan nilai ekspor tertentu diperoleh nilai impor yang lebih besar. Menurut Apridar (2009), terms of trade adalah besaran statistik yang mencerminkan daya tukar suatu barang lain antara dua negara baik dalam bentuk harga maupun volume. Terdapat beberapa definisi nilai tukar perdagangan, yaitu Income Term of Trade, Gross Barter Term of Trade, Capacity Term of Trade, Factorial Term of Trade dan Double Factorial Term of Trade. Dalam penelitian ini, nilai tukar perdagangan yang dipakai adalah net barter terms of trade, karena dalam perdagangan ini belum melibatkan pemakaian uang.
16
2.2
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan Nilai tukar perdagangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting
yang memengaruhi nilai tukar perdagangan adalah nilai ekspor dan nilai impor. Menurut Rao (2009), faktor lain yang juga turut berpengaruh terhadap nilai tukar perdagangan adalah sebagai berikut : 1. Elastisitas permintaan dan penawaran 2. Daya saing 3. Selera 4. Nilai tukar mata uang 5. Tarif dan kuota 6. Pertumbuhan ekonomi
2.3
Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan Kurva kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi output yang
dapat diproduksi suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Gambar 9 menggambarkan kurva kemungkinan produksi suatu negara. Jika produksi barang X maupun Y meningkat, maka kurva bergeser menjauhi 0. Faktor-faktor yang memengaruhi nilai tukar perdagangan (elastisitas permintaan, daya saing dan selera) dapat memengaruhi produksi barang dan menggeser kurva kemungkinan produksi. Barang Y
Barang X 0 Sumber: Apleyard, et al. 2008
Gambar 9.
Kurva Kemungkinan Produksi
17
Gambar 10 menggambarkan kombinasi kurva kemungkinan produksi dengan kurva indifferent. Kurva indifferent menunjukkan selera dan ekuilibrium konsumen. Perdagangan terjadi karena suatu negara memproduksi barang X sebanyak X2 dan konsumsi pada X1, sehingga ekspor sebanyak X2 – X1. Sementara itu produksi barang Y sebanyak Y2 dan konsumsi sebanyak Y1, sehingga impor sebanyak Y1 – Y2, nilai tukar perdagangan adalah Px/Py seperti terlihat pada Gambar 10. Kurva kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi output yang dapat diproduksi sutu negara. menunjukkan selera dan ekuilibrium konsumen.
Kurva indifferent
Ekuilibrium konsumen
ditunjukkan oleh slope yang sama antara kurva indifferent dan terms of trade.
Kurva Kemungkinan Produksi
Kurva indifferent
TOT=Px/Py
Sumber: Apleyard, et al. 2008
Gambar 10. Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan 2.4
Kemajuan Teknologi dan Batas-batas Kemungkinan Produksi Teknologi informasi komunikasi merupakan bagian dari teknologi secara
keseluruhan. Kemajuan teknologi, oleh Hicks diklasifikasikan menjadi tiga tipe utama, yakni kemajuan teknologi yang cenderung menghemat tenaga kerja (laborsaving technical progress), kemajuan teknologi yang menghemat modal (capital-
18
saving technical progress) dan kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technical progress).
Pada dasarnya semua kemajuan teknologi cenderung
mengurangi pemakaian faktor-faktor produksi dalam menghasilkan komoditi tertentu pada tingkat output berapapun (Salvatore 1997).
Sumber: Savatore, 1997
Gambar 11.
Kurva Produksi dan Kemajuan Teknologi
Gambar 11 adalah kurva produksi suatu negara.
Dengan input yang
terbatas yaitu x, mula-mula produksi yang dihasilkan adalah yo.
Adanya
kemajuan teknologi berupa penemuan-penemuan baru yang mempermudah proses produksi, meningkatkat kualitas dan output, serta memperbanyak ragam output akan membuat produksi yang dihasilkan meningkat pada posisi y1 dengan jumlah input yang tetap. Sama halnya dengan kasus pertambahan produksi, semua tipe kemajuan teknologi akan mendorong naiknya batas-batas kemungkinan produksi suatu negara. Sedangkan jenis maupun besar kecilnya pergeseran itu sendiri, ditentukan oleh tipe dan tingkatan kemajuan teknologi dalam salah satu atau kedua sektor. Kurva batas kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi dua komoditi yang bisa diproduksi oleh suatu negara dengan sumber daya yang ada. Apabila kemajuan teknologi yang terjadi dalam sektor-sektor yang memproduksi kedua komoditi itu sama besarnya, maka kurva batas kemungkinan produksi
19
negara yang bersangkutan akan bergerak ke atas sejajar dengan kurva sebelumnya.
Namun bila kemajuan teknologi berbeda untuk masing-masing
komoditi maka pertumbuhan kurva akan bias ke salah satu komoditi yang kemajuan teknologinya lebih besar. Gambar 12 menggambarkan kurva kemungkinan produksi suatu negara dan kemajuan teknologi. Barang Y
Kurva Kemungkinan Produksi
Y3 Y1 Y4
Kurva indifferent
TOT2
Y2 TOT1
0
X1 X3X2
X4
Barang X
Sumber: Apleyard, et al. 2008
Gambar 12.
Kurva Kemungkinan Produksi Suatu Negara dan Kemajuan Teknologi
Kurva kemungkinan produksi yang pertama adalah keadaan dimana barang X diproduksi sebesar X2 dan konsumsi domestik hanya sebanyak X1. Sehingga kelebihan produksinya diekspor sebanyak X2 - X1. Produksi barang Y adalah sebanyak Y2, sementara kebutuhan domestik barang Y adalah Y1, sehingga negara ini mengimpor barang Y sebanyak Y1 - Y2 dan garis yang menyinggung adalah nilai tukar perdagangan yang pertama (TOT1).
Adanya kemajuan teknologi
meningkatkan produksi barang X sebanyak X4.
TOT semakin baik karena
banyaknya barang yang diekspor meningkat,
kurva indifferent yang
menggambarkan kepuasan konsumen bergeser ke atas. Konsumsi domestik pada posisi X3, sehingga ekspor menjadi X4 - X3 dan impor Banyaknya ekspor setelah kemajuan teknologi adalah daripada X2 - X1, sebelum adanya kemajuan teknologi.
sebanyak Y3 - Y4. X4 - X3 lebih besar
20
2.5
Biaya Transportasi dalam Perdagangan Biaya transportasi memberikan pengaruh langsung yang sangat besar
terhadap perdagangan internasional, yaitu dengan meningkatkan harga atau komoditi yang diperdagangkan, baik bagi negara pengekspor maupun bagi negara pengimpor. Biaya transportasi juga memberikan pengaruh tidak langsung terhadap lokasi penyelenggaraan produksi dan pusat-pusat industri secara internasional. Jepang meminimalkan biaya transportasi dengan membangun pusat-pusat industri di negara yang menjadi pasar ekspornya. Biaya transportasi meliputi ongkos pengapalan, biaya bongkar muat di pelabuhan, premi asuransi serta aneka pungutan pada saat komoditi yang diperdagangkan itu disimpan di suatu tempat sementara (transit). Ketika biaya transportasi sangat tinggi dan metode pengiriman dan pengemasan barang belum sempurna, maka berdampak pada suatu barang tidak dapat diperdagangkan secara internasional. Perkembangan metode perkapalan kargo kontainer dengan pengemasan barang dalam jumlah yang sangat besar ke dalam kotak-kotak standart dapat menurunkan biaya pengemasan dan pengiriman berbagai barang. Banyak komoditi yang semula tidak pernah melintasi tapal batas antar negara menjadi komoditi utama dalam perdagangan internasional. Biaya transportasi memegang peranan yang penting dalam perdagangan internasional. Dalam
analisis
keseimbangan
parsial,
dijelaskan
hubungan
biaya
transportasi dengan ekspor/impor. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam hal ini adalah sebagai berikut : 1. Kurs mata uang dari negara-negara yang mengadakan perdagangan konstan. 2. Tingkat pendapatan dari kedua belah pihak juga konstan. 3. Tingkat konsumsi, produksi dan perdagangan komoditi yang dipertukarkan antar ke 2 negara tersebut tidak konstan. Gambar 13 menunjukkan analisis keseimbangan parsial atas biaya transportasi.
21
PX($)
15 SX 13
Negara 2
11 Negara 1
DX
E 9 Impor
Ekspor 7 DX
5 E 3 SX X
X 100 0
70 0
50 0
30 0
0
30 0
50 0
70 0
100 0
Sumber: Savatore, 1997
Gambar 13. Analisis Keseimbangan Parsial atas Biaya Transportasi Tanpa adanya perdagangan internasional, Negara 1 akan memproduksi komoditi X sebanyak 50 unit, dan dia akan mengadakan konsumsi dalam jumlah yang sama berdasarkan harga equilibrium Px = 5 dolar (ini ditunjukkan sebagai titik perpotongan antara Dx dan Sx di Negara 1). Sedangkan negara 2 akan mengadakan komoditi X sebanyak 50 unit, dan jumlah itu pula yang akan dikonsumsinya berdasarkan Px = 11 dolar. Setelah perdagangan internasional berlangsung antara ke dua negara tersebut, negara 1 akan mengekspor komoditi X ke negara 2. Begitu hal ini terjadi, Px akan meningkat di negara 1, sedangkan Px di negara 2 akan turun. Jika biaya transportasinya adalah 2 dolar per unit komoditi
22
X, Px di negara 2 akan melampaui Px di negara 1 sebesar 2 dolar. Biaya tersebut akan dibagi rata oleh kedua negara demi menyeimbangkan nilai perdagangan di antara mereka. Dalam gambar 13, hal tersebut terjadi apabila Px = 7 dolar di negara 1, dan Px = 9 dolar di negara 2. Pada Px = 7 dolar maka negara 1 akan meningkatkan produksi komoditi X hingga 70 unit, sedangkan konsumsi domestiknya akan turun, sehingga hanya tinggal 30X, sedangkan 40X sisanya akan di ekspor ke negara 2. Di negara 2, dimana Px = 9 dolar, produksi komoditi X akan segera mengalami penurunan menjadi hanya 30 unit, namun tingkat konsumsinya mengalami peningkatan hingga 70 unit, sementara 40 unit kekurangannya akan diimpor dari negara 1. Tanpa adanya biaya-biaya transportasi (setelah perdagangan berlangsung, maka harga yang berlaku di kedua negara akan sama yakni Px = 8 dolar, dan jumlah komoditi X yang diperdagangkan akan mencapai 60 unit. Dengan demikian adanya biaya transportasi mengakibatkan turunnya tingkat spesialisasi dalam produksi yang pada gilirannya menurunkan volume dan keuntungan perdagangan. Biaya transportasi mengakibatkan perbedaan harga absolut dan relatif atas komoditi X di kedua negara. Dalam kenyataannya, biaya transportasi tidak terbagi sama rata diantara 2 negara, porsi biaya yang dipikul oleh tiap-tiap negara tidak sama. Secara umum, semakin tajam kemiringan Dx dan Sx di negara 1 secara relatif terhadap kurva permintaan dan penawaran di negara 2, akan semakin besar bagian biaya transportasi yang harus dipikul oleh negara 1.
2.6 Teknologi Informasi Komunikasi dalam Perdagangan Istilah teknologi informasi komunikasi muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, secara khusus komponen
teknologi
informasi
komunikasi
mencakup
perangkat
keras
(hardware), perangkat lunak (software) dan peralatan telekomunikasi (Kaiser dalam Azuari, 2010). Teknologi informasi komunikasi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam Azuari, 2010). Secara umum teknologi informasi komunikasi mencakup seluruh peralatan
23
teknis yang digunakan untuk memproses dan menangani informasi dan membantu komunikasi melalui perpaduan teknologi komputer dan teknologi komunikasi dengan menggunakan cara-cara inovatif untuk menyediakan penggunanya kepada akses informasi (Azuari, 2010). Secara terminologi teknologi informasi komunikasi dapat dikelompokkan dalam dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi didefinisikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan proses, manipulasi teknologi pengolahan dan penyebaran data serta informasi dengan menggunakan hardware dan software, komputer, komunikasi, dan elektronik digital secara tepat dan efektif. Teknologi informasi disusun oleh teknologi komputer yang menjadi pendorong utama perkembangan teknologi informasi dan muatan informasi (information content) yang menjadi aplikasi informasi pada teknologi komputer. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Faktor utama teknologi komunikasi adalah telekomunikasi, sebagai alat bantu penyebaran informasi. Teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Setelah terjadi evolusi ekonomi dunia dari yang bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah sebagai faktor produksi yang paling dominan. Kemudian terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global berevolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Hingga saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi informasi komunikasi berkembang juga Ekonomi Informasi, dimana manusia cenderung menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Dalam hal ini teknologi informasi komunikasi memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology). Sebagai sebuah teknologi yang disebut general purpose technology (GPT), teknologi informasi komunikasi memiliki tiga karakteristik dasar, pertama tersebar luas, yaitu menyentuh ke semua sektor dan dapat dipergunakan dalam banyak bidang dan untuk memenuhi banyak macam kebutuhan. Kecepatan
24
perubahan teknologi dalam berbagai sektor dapat mendorong perbedaan laju pertumbuhan sektoral. Kedua, meningkat seiring dengan waktu dan dengan demikian terus mengurangi biaya untuk pengguna. Ketiga, menghasilkan inovasi, memfasilitasi penelitian, pengenalan pasar dan pengembangan produk baru, jasa atau proses (e-Business Watch Study Report dalam Azuari, 2010). Thomas L. Friedman di dalam bukunya The World is Flat 2005 atau dunia itu datar yang ditandai dengan perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi. Dengan teknologi informasi komunikasi tidak ada batasan lagi antar bangsa di dunia. Pada akhirnya siapa yang menguasai teknologi informasi komunikasi akan berpeluang untuk menguasai dunia. Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang relatif cepat telah memengaruhi perkembangan perekonomian dunia. Pada periode 1999-2000, negara-negara sedang berkembang di wilayah Asia Pacific, termasuk Indonesia menunjukkan bahwa difusi teknologi informasi berkorelasi positif cukup kuat dengan tingkat pendapatan per kapita (Kim dalam Hermana, 2010). Secara luas layanan teknologi informasi tersebut mencakup penggunaan fasilitas berbasis telekomunikasi seperti internet dan teknologi bergerak (mobile technology), layanan telekomunikasi bernilai tambah seperti komunikasi melalui komputer pribadi dan layanan data, layanan siaran seperti TV, radio, dan satellite broadcasting. Dalam dunia perdagangan peranan teknologi informasi komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai ECommerce (e-dagang) atau perdagangan elektronik. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet. E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dan lain-lain. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini. E-dagang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan
25
di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester dalam Dian, 2011 perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun USD pada tahun 2011.
2.7
Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Infrastruktur Transportasi Infrastruktur transportasi berpengaruh terhadap biaya ekspor/impor. Biaya
ekspor/impor akan memengaruhi kegiatan ekspor/impor secara keseluruhan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap volume dan nilai ekspor/impor, sedangkan nilai ekspor/impor akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Sebagian besar transportasi (pengiriman barang) ekspor/impor melalui lalulintas laut, sedangkan sebagian kecil melalui lalulintas udara. Hal-hal yang memengaruhi transportasi (pengiriman barang) ekspor/impor diantaranya adalah : 1. Handling Cargo, adalah proses yang dibutuhkan pada saat pengiriman atau pengapalan barang. Termasuk trucking dari gudang perusahaan ke pelabuhan, jasa forwading agent, pengurusan dokumen di Bea Cukai dan sertifikat. 2. Pengapalan atau Freigh adalah mengirim barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan negara tujuan. Biaya pengapalan tergantung dari besarnya container LCL, 20 Ft, 40 Ft, 40 HC, dan jaraknya. 3. Asuransi, untuk keamanan barang yang dikirim perlu adanya asuransi untuk mengurangi resiko kehilangan/kerusakan dalam proses pengapalan. Besarnya biaya asuransi tergantung dari jenis pertanggungan dan komoditi barang Latin
Business
Chronicle,
2011,
mengelompokkan
transportasi ke dalam 16 kelompok sebagai berikut : a.
Costs to export (US $ per containers),
b.
Costs to import (US $ per containers),
c.
Time to export (days),
d.
Time to import (days),
e.
Documents to export (number),
f.
Documents to import (number),
infrastruktur
26 g.
Quality of port infrastructure,
h.
Quality of air transport infrastructure,
i.
Quality of railroad infrastructure,
j.
Quality of roads,
k.
Customs efficiency,
l.
Ease of arranging competitively priced shipments,
m.
Competence and quality of logistical services,
n.
Ability to track and trace consignments,
o.
Timeliness of shipments in reaching destination within the scheduled or expected delivery time.
p.
Overall quality of trade infrastructure
Karena keterbatasan ketersediaan data, hanya 5 variabel dari 16 variabel di atas akan diteliti dalam penelitian ini. Gambar 14 menunjukkan hubungan infrastruktur transportasi dan nilai tukar perdagangan.
Kualitas Infrastruktur Waktu Ekspor
EKSPOR - Biaya Ekspor - Biaya Impor
Waktu Impor
Nilai Tukar Perdagangan IMPOR
Gambar 14. Hubungan Variabel Infrastruktur Transportasi dengan Nilai Tukar Perdagangan Kondisi infrastruktur transportasi suatu negara dapat memengaruhi biaya ekspor/impor. Semakin baik kondisi infrastruktur, maka biaya ekspor/impor akan semakin rendah. Demikian juga dengan waktu yang diperlukan selama proses eskpor/impor berlangsung. Semakin singkat waktu yang diperlukan, maka biaya ekspor/impor akan semakin rendah. Selanjutnya, biaya eskpor/impor akan memengaruhi nilai maupun volume ekspor/impor dan akan memengaruhi nilai tukar perdagangan suatu negara.
27
2.8
Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Teknologi Informasi Komunikasi Teknologi informasi dan komunikasi telah diterapkan dalam berbagai segi
perdagangan internasional. Salah satu penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam perdagangan internasional adalah sistem dan prosedur kepabeanan. Di Indonesia, Ditjen Dea & Cukai (DJBC) memanfaatkan teknologi informasi komunikasi pada proses pelayanan kepabeanan.
DJBC memulai
mengotomatisasikan sistem dan prosedur Kepabeanan sejak tahun 1990 dengan diperkenalkannya Customs Fast Release System (CFRS). Sampai saat ini DJBC telah mengalami kemajuan yang cepat dalam proses otomatisasi sistem dan prosedur Kepabeanan dengan diperkenalkan Electronic Data Interchange (EDI) dalam hal
pengiriman
dokumen pabean
melalui
infrastruktur
jaringan
telekomunikasi. EDI Kepabeanan ini telah diterapkan terutama untuk aplikasi ekspor dan impor. Dalam perkembangannya, untuk memperlancar proses penyelesaian kepabeanan, diperlukan prosedur kepabeanan yang semakin sederhana dan telah diharmonisasikan. Konsep Single Window berusaha mewujudkan tujuan diatas. Konsep Single Window timbul dalam kesepakatan Kepala-kepala Negara Asean di Bali tanggal 7 Oktober 2003. Dalam Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II), sepakat membuat suatu sistem yang terintegrasi dalam upaya menangani kegiatan ekspor/impor dengan membangun ASEAN Single Window (ASW). Dalam mendukung ASW, negara anggota harus membentuk terlebih dahulu National Single Window (NSW), dimana NSW dari negara-negara anggota ASEAN nantinya akan beroperasi dan berintegrasi. Konsep NSW sendiri dapat di artikan sebagai integrasi pelayanan instansi-instansi pemerintah dalam proses impor-ekspor clearance. Dengan NSW nantinya proses impor-ekspor clearance termasuk proses perijinannya, importir/eksportir hanya sekali saja mengirimkan dokumen pemberitahuannya ke sistem dan selanjutnya sistem yang akan menyebarkan dokumen tersebut ke instansi pemerintah terkait sampai akhirnya diterbitkannya ijin impor atau ekspor, Nandini (2010). Penggunaan
internet
sangat
berpengaruh
terhadap
perdagangan
internasional. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara
28
internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak (dalam hal ini provider) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet. Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri (seperti nomor telepon) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer (PC) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet. Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Teknologi informasi komunikasi dapat mengurangi biaya transaksi, biaya transportasi, biaya pemasaran dan biaya produksi secara simultan. Teknologi informasi ini juga berfungsi memperbaiki manajemen dan quality control, kemudahan akses komunikasi serta efisiensi. Hal ini akan memengaruhi ekspor/impor dan pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Berdasarkan uraian di atas, variabel teknologi informasi komunikasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah : pengguna internet, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan impor barang teknologi informasi komunikasi. Gambar 15 menunjukkan hubungan teknologi informasi komunikasi dengan nilai tukar perdagangan.
29
Teknologi Informasi Komunikasi
Kemudahan Akses Informasi
Ekspor
Impor
Nilai Tukar Perdagangan Gambar 15.
2.9
Hubungan Teknologi Informasi Komunikasi dengan Nilai Tukar Perdagangan
Penelitian Terdahulu Freunda dan Weinhold (2004) dengan model gravity meneliti pengaruh
internet terhadap perdagangan internasional. Cakupan penelitian terdiri dari 56 negara, mulai tahun 1995 sampai dengan 1999.
Model memperlihatkan
peningkatan perdagangan karena biaya tetap untuk masuk ke perdagangan internasional semakin murah. Penelitian Shepherd dan Wilson (2008) mengenai fasilitas perdagangan di negara-negara ASEAN menyatakan bahwa arus perdagangan di Asia Tenggara sensitif di sektor infrastruktur yaitu transportasi dan teknologi informasi komunikasi. Dalam penelitian tersebut, infrastruktur didekati dengan kualitas infrastruktur pelabuhan, kualitas infrastruktur bandar udara dan juga kualitas penyediaan jasa internet. Pendekatan lainnya melalui beberapa faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan ekspor dan impor, seperti waktu ekspor/impor, biaya ekspor/impor per kontainer, dan lain sebagainya. Keterkaitan faktor-faktor tersebut terhadap arus perdagangan diduga akan memengaruhi nilai perdagangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan
30
Sen et al, (2009) menerangkan bagaimana variabel ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang memengaruhi gross terms of trade di negara berkembang dan negara maju. Analisis empiris menggunakan data 22 negara berkembang dan 15 negara maju dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Hasil analisis dengan regresi panel memperlihatkan perubahan variabel ilmu pengetahuan dan teknologi lebih signifikan menjelaskan terms of trade dan ekspor neto negara maju.
Studi memasukkan variabel non teknologi
(pertumbuhan ekonomi, penanaman modal asing, kredit domestik untuk swasta, suku bunga riil, inflasi, real effective exchange rate), model lebih baik dalam menjelaskan terms of trade negara berkembang, dibandingkan terms of trade negara maju.
Efek dari
variabel ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
berpengaruh pada kedua kelompok negara. Penelitian yang dilakukan oleh Albarran et al, (2009) menyatakan bahwa investasi di bidang infrastruktur transportasi dapat menurunkan biaya transportasi terutama untuk perusahaan yang melakukan ekspor di Spanyol. Pada akhirnya, penurunan biaya transportasi membantu perusahaan kecil dan menengah untuk masuk ke dalam pasar ekspor Siddiqi dan Vemuri (2009) telah meneliti mengenai pengaruh teknologi informasi komunikasi terhadap volume perdagangan internasional. Penelitian dilakukan untuk 64 negara periode 1985-2005. Metode panel data digunakan dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan infrastruktur teknologi informasi komunikasi dan ketersediaan internet untuk transaksi komersial pada volume perdagangan internasional. Chung et al, (2010) meneliti pengaruh teknologi informasi komunikasi dalam perdagangan bilateral sayuran dan buah antara negara anggota APEC periode 1997-2006. Penggunaan internet dan telepon selular merupakan variabel yang diteliti. Hasil studi menunjukkan bahwa menggunakan teknologi informasi komunikasi digital memiliki efek positif yang signifikan pada perdagangan buah dan sayuran antara negara-negara APEC. 2.10 Kerangka Pemikiran Kerjasama perdagangan antara negara-negara ASEAN dengan mitra dagangnya
negara-negara
Asia
Timur
terus
berlangsung.
Penulis
31
mengelompokkan negara menjadi dua kelompok yaitu ASEAN dan mitra dagangnya Asia Timur. Kelompok pertama terdiri dari negara-negara ASEAN dan kelompok kedua merupakan negara-negara Asia Timur. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di dua kelompok negara ASEAN dan Asia Timur. Pengaruh infrastruktur transportasi diwakili oleh indeks kualitas infrastruktur transportasi, biaya ekspor per kontainer, biaya impor per kontainer, waktu ekspor dan waktu impor. Selain itu juga dianalisis pengaruh variabel teknologi informasi komunikasi seperti pengguna internet, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan impor barang teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan. Gambar 16 menggambarkan kerangka pemikiran penelitian. Kedua kelompok negara dibandingkan dan dianalisis, apakah terdapat pengaruh variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan. Penggunaan internet dan barang-barang teknologi informasi komunikasi
lainnya
sangat
memengaruhi
kemudahan
akses
informasi.
Kemudahan akses informasi, kondisi infrastruktur suatu negara dan waktu yang diperlukan untuk proses ekspor/impor akan memengaruhi biaya ekspor/impor. Selanjutnya biaya ekspor/impor akan memengaruhi nilai maupun volume ekspor/impor dan akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Analisis panel data statis digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang secara signifikan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Berdasarkan variabel-variabel tersebut, disajikan saran untuk meningkatkan nilai tukar perdagangan.
32
1. Internet 2. Ekspor/Impor Barang Teknologi Informasi Komunikasi
1. Infrastruktur 2. Waktu Ekspor/Impor
Kemudahan Akses Informasi
Biaya Ekspor/Impor
Ekspor/Impor Indeks Nilai Impor
Indeks Nilai Ekspor Nilai Tukar Perdagangan
Analisis Panel Data Statis
Faktor Yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan
Kebijakan Untuk Meningkatkan Nilai Tukar Perdagangan Gambar 16. 2.11
Kerangka Pemikiran Penelitian
Hipotesis Penelitian Dalam perdagangan internasional, kinerja perdagangan diukur dengan
nilai tukar perdagangan (terms of trade). Nilai tukar perdagangan merupakan interaksi antar indeks nilai ekspor dan indeks nilai impor. Semakin tinggi nilai ekspor akan mendorong peningkatan nilai tukar perdagangan. Semakin baik nilai tukar perdagangan, berarti kesejahteraan suatu negara
semakin baik, serta
33
mengindikasikan suatu negara mendapatkan keuntungan dalam perdagangan internasional. Dari berbagai penelitian sebelumnya diketahui bahwa arus perdagangan dipengaruhi oleh variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi. Dalam penelitian ini diduga variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi akan mempengaruhi nilai tukar perdagangan. Menurut Sen et al, (2009) variabel ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mendorong pertumbuhan nilai tukar perdagangan adalah pengeluaran untuk pendidikan tinggi, pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi, hak paten, riset dan pengembangan. Terkait dengan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh antara variabel infrastruktur transportasi dengan nilai tukar perdagangan 2. Ada pengaruh antara variabel teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan.