II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lembaga Pembiayaan Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan secara khusus untuk melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan (Universitas Sumatera Utara, 2010) Perusahaan pembiayaan melakukan kegiatan yang meliputi : 1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara Finance Lease maupun Operating Lease untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Finance Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha, dimana Penyewa Guna Usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Operating Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana Penyewa Guna Usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor).
Yang dimaksud dengan
barang modal adalah setiap aktiva tetap berwujud, termasuk tanah sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa bangunan (plant), dan tanah serta aktiva yang dimaksud merupakan satu kesatuan pemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan digunakan secara langsung untuk menghasilkan, atau
meningkatkan, atau memperlancar produksi dan distribusi barang dan jasa oleh Lessee. Kegiatan Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) Kegiatan Sewa Guna Usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi penyewa Penyewa Guna Usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang tersebut. kegiatannnya
Dalam
sebagaimana dimaksud di atas, pengadaan barang
modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang milik Penyewa Guna Usaha yang kemudian disewa gunakan kembali. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas barang midal objek transaksi sewa guna usaha berada pada perusahaan sewa guna usaha. 2. Perusahaan Modal Ventura (Ventura Capital Company) Perusahaan Modal Ventura (Ventura Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu.
Perusahaan Pasangan Usaha adalah
bentuk penyertaan modal dari Perusahaan Modal Ventura. Kegiatan Perusahaan Modal Ventura (Ventura Capital Company) Kegiatan Modal Ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha untuk : 1. Pengembangan suatu penemuan baru 2. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana 3. Membantu
perusahaan
yang
berada
pada
tahap
dalam
tahap
pengembangan 4. Membantu
perusahaan
yang
berada
kemunduran usaha 5. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa 6. Pengembangan pelbagai penggunaan teknologi baru, dan alih teknologi baik dari dalam maupun luar negeri 7. Membantu pengalihan pemilikan perusahaan
Penyertaan modal dalam setiap Perusahaan Pasangan Usaha bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun. Divestasi adalah tindakan penarikan kembali penyertaan modal yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura dari Perusahaan Pasangan Usahanya. 3. Perusahaan Perdagangan Surat Berharga (Securities Company) Perusahaan Perdagangan Surat Berharga (Securities Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan perdagangan surat berharga. Perusahaan
ini
malakukan
kegitan
sebagai
perantara
dalam
perdagangan surat berharga. 4. Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company) Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Penjual Piutang (Klien) adalah perusahaan yang menjual dan atau mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada Perusahaan Anjak Piutang. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company) Kegiatan Anjak Piutang dilakukan dalam bentuk : 1. Pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari suatu transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. 2. Penata usahaan penjualan kredit serta penagihan pitang perusahaan klien 5. Kegiatan Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company) Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. Pemegang Kartu Kredit adalah nasabah yang mendapat pembiayaan dari perusahaan kartu kredit.
Kegiatan Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company) Kegiatan kartu kredit dilakukan dalam bentuk penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh pemegangnya untuk pembayaran pengadaan barang dan jasa. 6. Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company) Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan system pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.
Perusahaan
pembiayaan dapat melakukan lebih dari satu kegiatan pembiayaan. Perusahaan pembiayaan dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi.
Perusahaan pembiayaan dilarang menarik dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan Surat Sanggup Bayar (Promissory Note). 2.2. Pemasaran Pemasaran adalah salah satu dari kegiatan dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu pemasaran adalah ilmu pengetahuan yang obyektif, yang diperoleh dengan penggunaan instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen atau pemakai. Sebagai strategi bisnis, pemasaran merupakan tindakan penyesuaian suatu organisasi yang berorientasi pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis, baik dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang terus berubah (Hasan, 2008). Para pemasar perlu menganalisa berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis, sehingga mampu melihat dengan jelas kekuatan-kekuatan perubahan seperti politik, teknologi, ekonomi, kompetitor, dan konsumen dengan analisa dari peringkat sangat penting sampai dengan peringkat tidak penting yang berdampak secara signifikan terhadap kegiatan perusahaan. Pemasaran sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang berupaya bagi stakeholder dari waktu ke waktu. Pada saat perubahan nilai terjadi, maka konsep-
konsep pemasaran pun akan terus berubah, sesuai dengan perubahan tuntutan stakeholder dan perkembangan pasar. Untuk pemasaran yang lebih optimal, pemasar perlu memiliki dukungan yang kuat tentang pemahaman bagaimana cara yang paling efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pemasaran berdasarkan pemikiran strategis yang dituangkan ke dalam rencana menyeluruh yang menggambarkan semua aktivitas pemasaran yang akan dilakukan, ditentukan berdasarkan ukuran waktu tertentu, seperti proyeksi produksi, harga, target keuntungan, promosi, penjualan, dan anggaran pengeluaran untuk membiayai aktivitas pemasaran guna mencapai sasaran dan tujuan pemasaran yang diinginkan. Beberapa konsep pemasaran yang diidentifikasi adalah sebagai berikut (1) experiential oriented approach (pendekatan berorientasi pengalaman), (2) customer oriented approach (pendekatan berorientasi konsumen), (3) market oriented approach (pendekatan berorientasi pasar), (4) pendekatan filosofis, (5) pendekatan institusional, (6) pendekatan teoritis. 2.3. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Pada perusahaan jasa bauran pemasaran / service marketing strategy modern dilakukan melalui 8P yaitu Product, Place (cyberspace and Time), Price, Promotion, Process, Productivity and Quality, People, Physical environment yang merupakan pengembangan dari 4P tradisional (Lovelock & Wright, 2002 dalam Budiman, 2010). Delapan alat bauran pemasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Product Produk merupakan suatu penawaran berwujud dari perusahaan kepada pasar yang meliputi kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. 2. Place (Cyberspace and Time) Konsep tempat dalam bauran pemasaran mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produk, sehingga dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Konsep tempat
ini mengacu pada kegiatan distribusi, yang meliputi pemilihan perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi serta mengembangkan sistem distribusi secara fisik untuk menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. 3. Price Harga adalah jumlah uang yang dibayarkan oleh pelanggan atas suatu produk tertentu. Dalam kebijakan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim, dan halhal lain yang berkaitan dengan masalah harga. Konsep harga harus sesuai dengan nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. 4. Promotion Promosi
merupakan
komponen
yang
digunakan
untuk
memberitahukan dan mempengaruhi pasar. Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran seperti periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan sebagainya. 5. Process Komponen ini adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pasa saat penghantaran jasa. Sebagai sesuatu yang intangible, workflow di atas kertas itulah „wujud‟ sebuah jasa. 6. Productivity and Quality Dalam Jasa juga ada komponen biaya yang dihitung berdasarkan aktivitas, makanya kita mengenal istilah activity based accounting. Sementara itu kualitas sangat penting pada Jasa ketimbang pada produk. Jika produk kualitas rendah masih bisa laku di pasar, tidak demikian halnya dengan Jasa. 7. People Workflow tak berarti tanpa orang yang menjalankannya. Oleh karena itu, orang juga termasuk dalam komponen marketing mix jasa.
8. Physical environment Elemen- elemen fisik pada saat menghantarkan jasa yang menentukan juga nilai dari jasa tersebut di mata konsumen. Berdasarkan pengertian delapan variabel bauran pemasaran, maka dapat dinyatakan bahwa maksud dari bauran pemasaran adalah agar pemasaran dapat berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 2.4. Promosi Promosi adalah suatu arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dan pemasaran. Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Adapun bentuk dari promosi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Advertising, yaitu dengan melalui media elektronik, berwarna atau hitam putih, didalam atau luar negeri. 2. Sales promotion, yaitu dengan memberikan potongan harga atau diskon bagi pembeli tiket untuk bermacam-macam tujuan atau kota tertentu. 3. Personal selling, yaitu dengan melakukan presentasi melalui countercounter penjualan seperti pada permanen atau kantor- kantor cabang. 4. Brosur, yaitu dengan menyediakan bermacam-macam leaflet yang berkaitan dengan produk, tour program dan sebagainya. 5. Direct mail, yaitu dengan mengirimkan leaflet tentan produk yang ditawarkan kepada orang-orang yang dianggap potensial untuk melakukan perjalan wisata. Menurut Melilea (2010) cara- cara untuk melakukan promosi yang efektif adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan kalimat yang menarik Hindari kalimat-kalimat yang bombastis, tidak terukur, dan tidak realistis
2. Memilih tempat promosi Jika ingin yang tidak berbayar silahkan, gunakan web iklan baris gratis, namun sebaiknya sisihkan 20% - 30% pendapatan anda untuk promosi 3. Kapan dan berapa kali kita melakukannya Promosi tidak harus per jam atau yang menggebu-nggebu, luangkan 15- 30 menit saja sehari atau 2 hari sekali, harus disiplin dan konsisten 4. Jika ada orang yang tertarik apa yang harus kita lakukan Mulai kenal prospek anda, bisa dengan email, sms, atau telp jika anda punya prospek yang bagus 5. Melayani prospek dengan empati Sediakan waktu untuk mendengarkan, menjawab, sampai prospek anda merasa cukup, jika belum bisa minta waktu sampai anda dapat jawaban yang sesuai 6. Jangan sampai kehilangan contact Sangat jarang orang langsung gabung, saat ini hampir semua orang extra hati- hati untung memulai bisnis, jadi pasti akan tanya beberapa hal, 1- 5 hari mempertimbangkan dan mempelajari sendiri nah dalam jangka waktu prospek anda berpikir usahakan jangan kehilangan kontak, sms dia, tanya apa kendala dan yang belum jelas, minta email pertanyaan dll 7. Berikan
info-
info
yang
sesuai,
realistis,
dan
wajar
Dalam memberikan jawaban, info tentang prospek bisnis anda, usahakan yang wajar dan realistis, agar prospek anda bisa mengukur kemampuan dan bergabung dengan info yang lengkap dan jelas. 2.5. Bauran Promosi Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui keberadaan produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu, nilai, kinerja, dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi Bauran Promosi yang terdiri atas 5 komponen utama, yaitu:
1. Advertising (iklan), iklan merupakan media promosi yang paling banyak digunakan oleh pemasar sebab memiliki keunggulan cepat dalam menyebarkan informasi dan kemampuan iklan untuk diingat dalam waktu singkat. Bentuk iklan yang biasa digunakan antara lain iklan cetak,elektronik, film, brosur, poster, selebaran, billboard dan sebagainya. 2. Personal selling (tatap muka), komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk memeprkenalkan suatu produk.
Contohnya
penjulan dengan jasa sales, penjulan lewat toko, pasar malam, persentasi penjualan. 3. Sales promotion (promosi penjualan), adalah bentuk persuasif secara langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen.
Contohnya
dengan adanya undian berhadiah, diskon, sampel produk,coba gratis, hadiah bagi langganan, pengembalian uang dan sebagainya. 4. Publicity & public relation (publisitas dan hubungan masyarakat), yaitu bentuk penyajian, promosi, penyebaran ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh pihak atau organisasi lain yang bukan produsen dari produk tersebut (promosi secara cuma-cuma), bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau public relation (PR) merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti : siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying atau penyuluhan Contohnya bisnis atau produk yang diiklankan oleh majalah atau televisi karena kelebihannya (semisal wisata kuliner), acara seminar, pidato dan sebagainya. 5. Direct Marketing (Pemasaran langsung) Menggunakan sistem loop tertutup, interaktif dan pengiriman pesan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku konsumen.
Sistem
penjualan langsung tersebut digunakan untuk menciptakan respon konsumen secara langsung. Dalam mengembangkan bauran promosi, ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu : jenis pasar produk, kesiapan konsumen, dan siklus hidup produk (Kotler, 2005). 1. Jenis pasar produk Alokasi promosi berbeda- beda antara pasar konsumen dan bisnis. Walaupun iklan lebih sedikit digunakan dalam pasar konsumen daripada kunjungan penjualan dalam pasar bisnis, namun dalam pasar konsumen iklan dapat menjadi sarana perkenalan tentang perusahaan dan produknya. Jika produk tersebut memiliki ciri baru maka iklan dapat menjelaskannya. Iklan akan mengingatkan dengan lebih hemat daripada kunjungan penjualan. 2. Kesiapan konsumen Alat- alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda- beda sesuai dengan tahap kesiapan pembeli yang juga berbeda. Iklan dan pemberitaan memegang peranan terpenting dalam tahap pembangunan kesadaran. Keyakinan pelanggan sangat dipengaruhi oleh penjualan perorangan. Sedangkan penutupan penjualan dipengaruhi oleh penjualan perorangan dan promosi penjualan. 3. Siklus hidup produk Alat- alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda- beda sesuai dengan tahap siklus hidup produk yang berbeda. Pada tahap pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi disusul penjulan perorangan untuk memperoleh jangkauan distribusi dan promosi penjualan untuk mendorong konsumen untuk mencoba.
Pada tahap kematangan, secara berturut- turut promosi
penjualan, iklan, dan penjulan perorangan semuanya meiliki peranan penting. Pada tahap penurunan, promosi penjulan tetap berperan kuat, sedangkan iklan dan pemberitaan berkurang.
2.6. Efektivitas Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas yang menjelaskan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.
Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi
efektifitasnya. (Danfar, 2009) Semakin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Ukuran yang menggambarkan sejauh mana kegiatan penyampain pesan tentang suatu produk dapat mencapai sasaran baik kepada konsumen individu maupun massal. Hasan (2008) mengemukakan kriteria promosi yang efektif, sebagai berikut : 1. Mampu
menciptakan
tren
permintaan
primer
yang
lebih
menguntungkan. 2. Mampu menciptakan pembedaan produk (product differentiation). 3. Mampu meyakinkan bahwa kualitas produk penting bagi konsumen. 4. Terdukung oleh dana, sosiokultural, lingkungan, legalitas dan sebagainya. 2.7. EPIC Model EPIC Model adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dampak komunikasi dalam promosi.
Model ini ditemukan oleh
lembaga riset dan penelitian AC. Neilsen. EPIC Model terdiri dari empat dimensi yang saling melengkapi. Menurut Durianto, dkk. (2003) dimensi-dimensi yang ada pada EPIC Model adalah : 1. Dimensi empati Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai promosi dan bagaimana konsumen melihat hubungan promosi tersebut dengan pribadi mereka.
Empati merupakan keadaan mental yang
membuat seseorang mengidentifikasi dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau keadaan yang sama dengan orang lain atau
kelompok lain. Dimensi empati dapat menggambarkan keadaan positif maupun negatif dari suatu kegiatan promosi. 2. Dimensi persuasi Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasar dapat memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan berperilaku yang disebabkan oleh komunikasi promosi dan sesuatu yang dapat menarik seseorang untuk melakukan suatu hal tertentu. 3.
Dimensi dampak Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk bisa terlihat lebih menonjol daripada produk lain, dan apakah suatu promosi dapat mengikutsertakan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Tujuan dari dimensi dampak adalah peningkatan product knowledge (pengetahuan produk).
4. Dimensi Komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, kekuatan kesan yang ditinggalkan dan kejelasan promosi. 2.8. Direct Rating Method Direct Rating Method digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah promosi yang berkaitan dengan kemampuan promosi itu untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya promosi itu dibaca secara seksama, mudah tidaknya promosi itu dipahami, kemampuan promosi itu untuk menggugah perasaan dan kemampuan promosi tersebut untuk mempengaruhi perilaku (Durianto, dkk, 2003). Alat analisis ini terdiri dari lima variable yaitu : 1. Perhatian (Attention) Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Kapasitas merupakan sumberdaya yang
terbatas, maka konsumen sangat selektif dalam mengalokasikan perhatian mereka. Hal ini berarti bahwa pada saat sejumlah stimulus mendapatkan perhatian, maka yang lain akan diabaikan. Tugas pemasar adalah memahami dimensi perhatian, maka pemasar harus mengerti
faktor-
faktor
yang
menentukannya,
yang
dapat
dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu determinan penentu (pribadi) dan determinan stimulus. a. Determinan Pribadi Determinan pribadi merajuk pada karakteristik individu yang mempengaruhi perhatian. Secara umum faktor- faktor ini tidak berada dibawah kendali pemasar.
Keberadaan
faktor- faktor tersebut harus dikenali dan dipandang sebagai kendala yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi strategi. Faktor- faktor tersebut yaitu kebutuhan/motivasi, sikap, tingkat adaptasi dan rentang perhatian. b. Determinan Stimulus Perangkat kedua dari faktor yang mempengaruhi stimulus adalah karakteristik stimulus itu sendiri. Determinan ini menggambarkan faktor- faktor yang dapat dikendalikan, artinya
dapat
digunakan
meningkatkan perhatian. ukuran,
warna,
untuk
mendapatkan
dan
Faktor- faktor tersebut yaitu
intensitas,
kontras,
posisi,
gerakan,
kebaruan, stimulus pemikat perhatian yang dipelajari dan juru bicara menarik. 2. Pemahaman Pemahaman berkaitan dengan perhatian suatu stimulus.
Makna
stimulus tergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada. 3. Respon Kognitif Penerimaan sangat terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman disebut respon kognitif. Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Yang sangat penting adalah respon yang
disebut argument pendukung dan kontra argumen. Kontra argumen adalah pikiran yang menentang klaim dan pesan.
Penerimaan
ditingkatkan saat argumen pendukung meningkat dan ketika kontra argumen membesar. 4. Respon Afektif Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus.
Keragaman respon afektif dapat disederhanakan
menjadi tiga dimensi utama, yaitu riang, negatif dan hangat. Beberapa rekomendasi perangkat emosi yang lebih besar terdiri atas rasa takut, terkejut, sedih, jijik, marah, antisipasi, riang dan menerima. Respon afektif sangat berperan selama tahap penerimaan dalam proses informasi. Akhirnya konsumenlah yang menentukan seberapa kuat promosi dan iklan itu mempengaruhi perasaan mereka. 5. Sikap Terhadap Promosi (Perilaku) Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi itu. Promosi yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap suatu produk. Promosi yang tidak disukai mungkin akan menurunkan evaluasi produk dari sisi konsumen. Sikap terhadap suatu promosi berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk. 2.9. Hasil Penelitian Terdahulu Immadudin (2005), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektivitas Promosi PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang”, dengan menggunakan EPIC Model, DRM, diketahui bahwa promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS Amanah Ummah efektif dari segi dimensi empati, persuasi, dan komunikasi, sedangkan dari segi dimensi dampak berada dalam skala cukup efektif. Nilai EPIC Rate yang dihasilkan menunjukan bahwa promosi yang dilakukan efektif dalam menjaga keberlangsungan nasabah yang dimiliki dan meningkatkan kualitas dari nasabah tersebut. Nadyati (2007), dalam penelitiannya tentang “Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Giant Hypermarket Botani Square Bogor”, diketahui promosi yang
dilakukan untuk menarik perhatian konsumen agar berkunjunag ke Giant untuk berbelanja sehingga meningkatkan volume penjualan, menciptakan brand awareness di masyarakat luas, dan untuk menjaga gross profit perusahaan. Promosi yang dilakukan oleh Giant Hypermarket Botani Square efektif dari segi dimensi empati, dimensi persuasi, dan dimensi komunikasi. Sementara itu dari segi dimensi dampak, promosi yang dilakukan dalam rentang skala cukup efektif. Nilai EPIC Rate yang dihasilkan adalah 3,561. Hal ini menunjukan promosi yang dilakukan adalah efektif. Andhika (2009), melakukan penelitian mengenai “Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Death by Chocolate & Spageti Restaurant Bogor”, dari penelitian yang dilakukannya diperoleh bahwa promosi yang dilakukan oleh Death by Chocolate & Spageti Restaurant terdiri dari promosi Above The Line dan promosi Belows The Line. Dari hasil EPIC Model diketahui promosi yang dilakukan dari segi dimensi empati dan persuasi berada dalam skala efektif, sedangkan dari segi dimensi dampak dan komunikasi berada dalam skala cukup efektif. Nilai EPIC Rate menunjukan hasil 3,44 yang berari promosi yang dilakukan oleh Death by Chocolate & Spageti Restaurant adalah efektif. Hasil pengukuran efektivitas promosi dengan Direct Rating Method (DRM), menunjukan bahwa promosi Death by Chocolate & Spageti Restaurant masuk dalam kategori promosi yang baik dengan total skor direct rating sebesar 70,32. Penelitian yang berjudul Analisis Efektivitas Bauran Promosi PT. BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor memiliki kekhasan dibandingkan dengan ketiga penelitin terdahulu tersebut. Penelitian ini mengambil studi kasus di salah satu perusahaan pembiayaan yang baru berdiri di Kota Bogor sejak tahun 2008. Karena sejak beridirinya tahun 2008, PT. BFI Finance Indonesia Tbk gencar melakukan berbagai kegiatan promosi guna mendapatkan pangsa pasar di Kota Bogor. Untuk itu, penelitian ini perlu dilakukan unuk mengetahui tingkat keefektivitsan promosi yang dilakukan oleh PT. BFI Finance Indonesia Tbk cabang
Bogor,
sehingga
perusahaan
dapat
melakukan
menciptakann kegiatan promosi yang lebih efektif dan efisien.
perbaikan
dan