5
II. KERANGKA TEORETIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Peta Konsep Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat dan gairah murid untuk belajar lebih lanjut dan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid. Metode pembelajaran peta konsep ini berkaitan dengan keinginan siswa untuk belajar serdiskusi, senang bertanya dan menjawab pertanyaan, dan juga senang menyelesaikan semua tugasnya. Salah satu cara untuk mengembangkan strategi belajar mengajar bermakna kepada siswa adalah menggunakan metode peta konsep (concept mapping). Asumsi yang digunakan dalam peta konsep ialah dari teori kognitif yang menyatakan bahwa keterkaitan erat antar satu konsep dengan konsep lain merupakan hal yang sangat penting dalam membangun sebuah pengetahuan . Keterkaitan antar sebuah konsep dengan konsep-konsep yang lain disebut dengan proposisi. Apabila sebuah proposisi dibangun dalam bentuk sebuah pengorganisasian antar konsep sesuai dengan arti hubungannya masing-masing maka disebut dengan peta konsep .
6 Peta konsep disusun berdasarkan hubungan antar konsep dalam sebuah pokok bahasan. Biasanya sebuah peta konsep dibuat per bab. Dalam sebuah peta konsep, keterkaitan antara sebuah konsep-dengan konsep lain disusun secara bermakna sehingga membentuk proposisi. Dalam proposisi, sebuah konsep yang memiliki makna yang lebih luas diletakan diatas. Dengan menggunakan peta konsep ini dalam pembelajaran maka dapat diperkirakan kedalaman dan keluasan konsep yang perlu diajarkan kepada siswa. Sesuai dengan teori asosiatif, kaitan konsep yang satu dengan konsep yang lain ini bagi siswa merupakan hal yang penting dalam belajar, sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih bermakna, lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta dikeluarkan kembali bila diperlukan. (Saripudin, 2008) Untuk membuat peta konsep, menurut Rusmansyah ada beberapa langkah yang harus diikuti , yaitu : 1. Menentukan konsep-konsep yang relevan Mengurutkan konsep-konsep dari yang paling umum ke yang paling tidak umum (khusus) atau contoh-contoh. 2. Memilih referensi Referensi dicari yang sesuai dengan konsep-konsep yang telah ditentukan. 3. Menyusun/menuliskan konsep-konsep itu di atas kertas. Memetakan konsep-konsep itu berdasarkan kriteria: konsep yang paling umum di puncak, konsep-konsep yang berada pada tingkatan abstraksi yang sama diletakkan sejajar satu sama lain, konsep yang lebih khusus di bawah konsep yang lebih umum. 4. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata penghubung tertentu untuk membentuk proposisi dan garis penghubung. 5. Jika peta sudah selesai, perhatikan kembali letak konsep-konsepnya dan kalau perlu diperbaiki atau disusun kembali agar dan berarti menjadi lebih baik Peta konsep menurut Novak dan Gowin dalam Rusmansyah (2003) menyatakan bahwa :
7 Pemetaan konsep akan membantu para siswa membangun kebermaknaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang baru dan lebih kuat dalam bidang studi. Peta konsep (Concept Mapping) adalah metode yang digunakan guru untuk membantu siswa mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan antara satu konsep (informasi) dengan konsep yang lain dikenal sebagai proposisi. Keuntungan-keuntungan menggunakan peta konsep menurut Ausubel dalam Holil (2009) adalah menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, mempelajari cara belajar, mengungkapkan konsepsi salah dan alat evaluasi. Manfaat penggunaan peta konsep menurut Rusmansyah (2003): a. Bagi guru 1). Membantu untuk mengerjakan apa yang telah diketahui dalam bentuk yang lebih sederhana, rencanakan dan memulai suatu topik pembelajaran, serta mengolah kata kunci yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2). Membantu untuk mengingat kembali dan merevisi konsep pembelajaran, membuat pola catatan kerja dan belajar yang sangat baik untuk keperluan presentasi. 3). Membantu untuk mendiaknosis apasaja yang diketahui oleh siswa dalam bentuk struktur yang mereka bangun dalam bentuk kata-kata. 4). Membantu untuk mengetahui adanya miskonsepsi dari para siswa, contohnya dalam ujian akan tergambar kemampuan siswa mengolah idenya dalam bentuk grafik ataupun penggunaan visual yang representatif. 5). Membantu untuk mengecek pemahaman siswa akan konsep yang dipelajari, dimana peta konsep yang dibuat siswa benar atau salah. 6). Membantu untuk memperbaiki kesalahan konsep yang diterima siswa sebagai dasar untuk pembelajaran selanjutnya sehingga akhirnya efektif untuk merubah kesalahan konsep yang diterima siswa. 7). Membantu untuk merencanakan instruksional pembelajaran dan evaluasinya ataupu untuk mengukur keberhasilan tujuan instruksional pembelajaran. b. Bagi siswa 1). Membantu untuk mengidentifikasi kunci konsep, menafsirkan atau memperkirakan hubungan pemahaman dan membantu pembelajaran lebih lanjut. 2). Membantu membuat susunan konsep pelajaran memjadi lebih baik sehingga mudah untuk keperluan ujian. 3). Membantu menyediakan sebuah pemikiran untuk menghubungkan konsep pembelajaran.
8 4). Membantu untuk berfikir lebih dalam dengan ide siswa dan menjadikan para siswa mengerti benar akan arti pengetahuan yang diperolehnya. 5). Mengklarifikasi ide yang telah diperoleh siswa tentang sesuatu dalam bentuk kata-kata. 6). Membentuk suatu struktur pemahaman dari bagaimana semua faktafakta (yang baru dan eksis) dihubungkan dengan pengetahuan berikutnya. 7). Belajar bagaimana mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta dan konsep kedalam suatu konteks pemahaman, sehingga terbentuk pemahaman yang baik dan menuliskannya yang benar. Jenis-jenis peta konsep menurut Holil (2009), yaitu : a. Pohon Jaringan. Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garisgaris itu b. Peta Konsep Siklus Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. 2. Minat Minat merupakan suatu hal yang sangat penting dalam ketercapaian tujuan dari suatu proses kegiatan belajar. Sebagai seorang pendidik sekaligus pengajar, penting bagi seorang guru untuk memperhatikan faktor minat ini. Minat dapat dibangkitkan dengan cara membangkitkan suatu kebutuhan, menghubungkan dengan pengalaman yang lampau, memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan menggunakan bebagai macam bentuk (metode) mengajar. Pelajaran yang dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian
9 siswa harus memberikan kesempatan bagi peran sertanya bahkan rasa keterlibatan bagi siswa. Menurut Slameto (2003): Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh, minat pada dasarnya adalah menerima akan suatu hubungan antara dirinya sendiri dengan suatu di luar diri. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena bila pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Minat belajar merupakan pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat diukur melalui beberapa indikator yaitu (1) perhatian misalnya hadir tepat waktu, memperhatikan penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat. (2) rasa ingin tahu atau ketertarikan , misalnya keinginan untuk mencoba, menggali informasi, ingin mengetahui materi selanjutnya, dan bertanya. (3) usaha yang dilakukan atau keterlibatan misalnya mengulang kembali pelajaran, selalu mengerjakan tugas, berlatih mengerjakan tugas, dan berdiskusi dengan teman. (4) Perasaan senang misalnya merasa senang pada waktu mengikuti pelajaran, merasa tertantang dengan pelajaran fisika, dan ingin pandai fisika. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Sebab, apabila bahan belajar yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, mereka tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik bagi siswa. Maka digunakanlah metode pembelajaran peta konsep untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Beberapa indikator yang dipakai pada pembelajaran ini yaitu (1)
10 diskusi misalnya keinginnan untuk belajar diskusi, dan senang melakukan diskusi serta mau mengemukakan pendapat. (2) tanya jawab misalnya keinginan untuk bertanya, dan menjawab pertanyaan. (3) tugas misalnya menyelesaikan tugas dikelas, dan mengerjakan tugas rumah. 3. Hasil Belajar Tercapainya suatu tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Dimyati dalam Dwi Ariyanti, 2006). Hasil belajar adalah hasil dari evaluasi atau penilaian yang dilakukan setelah sis-wa menyelesaikan pengalaman belajarnya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mereka dapat menguasai bahan pelajaran yang disampaikan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa penilaian hasil belajar bagi seseorang siswa merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin keberhasilan belajar. Bagi guru hasil belajar dapat digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode mengajar yang digunakan, dengan demikian dapat dijadikan sebagai umpan balik pembelajaran. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan pelaksanaan suatu program atau ketercapaian tujuan pembelajaran. (Arikunto dalam Dwi Ariyanti, 2006).
11 Pada umumnya hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Mata pelajaran yang mengandung tiga ranah tersebut tidak dapat dievaluasi secara terpisah-pisah, namun penekanannya saja yang berbeda-beda. Penilaian ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, memperoleh pengetahuan konsep, pemahaman, penalaran dan pengenalan. Penilaian ranah afektif mencakup perasaan, minat, emosi, sikap atau nilai. B. Kerangka Pemikiran Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep merupakan metode yang dapat membantu para siswa membangun kebermaknaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang baru dan lebih kuat dalam bidang studi. Peta konsep (Concept Mapping) adalah metode yang digunakan guru untuk membantu siswa mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan antara satu konsep (informasi) dengan konsep yang lain dikenal sebagai proposisi. Peta konsep memiliki ciri yaitu memperlihatkan proposisi konsep-konsep serta menunjukkan adanya heararki atau urutan konsep-konsep. Keadaan ideal dalam proses pembelajaran adalah siswa belajar dengan sungguh-sungguh, bersemangat, dan penuh perhatian. Bila keadaan seperti itu terwujud, dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar berjalan efektif. Keadaan yang demikian dapat diciptakan dengan menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk terlibat secara penuh selama proses belajar mengajar berlangsung. Metode yang dimaksud adalah peta konsep dengan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut: suasana
12 kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih bermakna, lebih mudah diingat, lebih mudah dipahami, dan dapat diolah serta dikeluarkan kembali bila diperlukan. Sehingga dengan demikian, minat dan hasil belajar siswa akan meningkat. Berdasarkan hasil nilai yang sudah ada penempatan siswa dikelompokkan secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dalam kelompok ini siswa mengerjakan LKS, diharapkan akan terjadi kerja sama yang baik antar anggota kelompok. Pemahaman tiap anggota kelompok dalam memahami materi pembelajaran menjadi tanggung jawab anggota kelompok. Persentasi dilaksanakan setelah diskusi, persentasi ini berupa tanya jawab atas masalah yang telah didiskusikan berfungsi sebagai penguat setelah melaksanakan diskusi yang telah dilakukan. Guru memberikan pembelajaran yang bersifat secara langsung kepada semua siswa. Kegiatan ini bertujuan untuk menuntaskan semua materi pembelajaran sekaligus menjajaki kemungkinan adanya kesalahan konsep dan menyamakan persepsi siswa dalam tim heterogen. Setelah semua siswa memahami materi pembelajaran maka diadakan tes formatif, tes formatif ini dikerjakan oleh masing-masing anggota tim. Berdasarkan uraian di atas pembelajaran menggunakan metode peta konsep diharapkan dapat meningkatkan minat siswa, sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar fisika siswa. Alur kerangka pikir dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Pembelajaran menggunakan peta konsep Siswa dibagi menjadi kelompok heterogen yang berjumlah 5 orang per kelompok Siswa dalam
Siswa mengidentifikasi
13
Gambar 1. Bagan alur kerangka pikir penelitian C. Rumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diungkapkan maka rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: dengan menerapkan metode peta konsep dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas XI SMAN 1 Labuhan Ratu Lampung Timur.