I
Dr. H. Syar'i Sumin, MA.
i
1/
Autentisitas EC Popularitas
ts
0lRn'fiT
If-s[B'AH
Dalam Memb aca AI-Qur'in -
Kata,
?arytan:
Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al Munawwar, MA
rT\ \V r
{
t,r
PENA UTAMA
a
Perpustakaan Nasiond RI
Katdog Ddam Tetbitan (I(DT) Dr. H. Syar'i Sumirq MA. Ukuran: 15,5 x 23 cm
-
Pena Uama D.pok
]udul : Autcotieitas dan Populadtas Al-Qtr"h ISBN z 978.4t2-.ll,{0.30-3-2
-
Mei 2014 - xi+31 7
Prof. Dr. KH. Soid Agil Husin Al illuncrrvwor, rllA (Ketua Umum lkatan Persaudaraan Qari Qariah, Hafi? Hafilah (IPAAH) Tingkat Nasional dan Mantan Menteri Agama Republik lndonesia)
Pcnulis: Dr. H. Syat'i Sumin, MA Desaio Gta8s/t ayout Mahmudin Cetakan: Penam+ Dcscmbct 2011 Kedua, Mei 2014
Sudah maklum adanya, bahwa lndonesia adalah merupakan Negara yang jumlah umat lslamnya terbesar di dunia dan pelaksanaan Musabaqah Al-Qur'6nnya (seperti MTQ, MSQ, MHQ dan lain sebagainya) sangat syiar, dan semarak dibandingkan dengan Negara-negara lain di dunia, yang salah satu cabang utama dari musabaqah tersebut adalah Musabaqah QirA'At N-Sob'ah atau qi16'6t Al-Qur'3n.
Diterbitkan oleh:
PENA UTAMA Pamulang Elok Blok
Boiongari
-
M1A/3A
Kala"eryAa't
Qiti'AtN-Sabceh dalem Membaca
Pd. Petir
Dcpok, Tclp. OZl48(r55844
Website: pcnauterrre.phpnet-us Email:
[email protected]
Qiri'6t dengan seluruh bentuk-bentuk perbedaan bacaan
UU No. 19 Tdrun ZX)2 Tentang HakCipta Fmgsi dm Si&t Hak Cipa Pasal 2
atau Pcrcgang Hnk Cipta untuk meogumumL:o rteu nrenrpcrbatyak cipmannya, .vmg timbul secam otomatis setelah sral cipuan dilrhitten tmpa nrengmgi pembatasan menurut Pemtutm pcrundang-
Hd Cipta mrupaken haft ckskluif bagi pencipta und^ntfn ymt bcrlilu. Hek Terkait Pesd 49
L
Pelaku
mmilili
hak eksklusif untuk mcmberiken izin atau mclamng pihak lain
lmg
tmpa pcaetulunnya rnembut, mernperbanya\ atau mcnyiarkm tekmm sura dm/auu gambrr pertuni ukmnYr P stl 1 2 Barangsiaga dcngan senSmia
Smksi Pelargaran
1.
2.
dan tanpa hak melakukm pcrbuatan-
sebagaiman:t
dirnklud deLm pasal 2 ayrt (l) atau pasal 49 ayzt (2) dipidana dcngm pidtna penjm masing-masing paling singkat 1 (sttu) bulan
A!-Qur'3n, merupakan keindahan dan kebesaran kemukjizatan Al-Qur'5n, yang kita yakini dan terima secara Tauqifiyyoh (Dogmatis semata dari Allah SWT), bukanlah litihadiyyoh (hasil rasionalitas manusia), yang eksistensinya adalah untuk memelihara kredibilitas dan autentisitas Kalomullah dan memberikan kemudahan membaca Al-Qur'5n kepada umat lslam. MuShof Al-Qur'6n yang dicetak, dipakai dan beredar di Tanah Air kita tndonesia umumnya memakai Qir6'5t ASim (w.t27 H) menurut riwayat HafS (w.180 H), namun demikian, macam-macam qir6'6t lainpun sudah mulai dikenal oleh generasi muda, santri, mahasiswa dan masyarakat lndonesia.
hp. t.mCr.OOO,tt0 (satu l"ta rupiah), aau pidma peniate paling lma 7 (tuiulr) tahun dan/rtau&ndr paling banyak Rp 5.0m.000.000,00 Qinu mi.lir rupiah).
Berkembangnya dunia QirS'dt Al-Qur'6n di lndonesia tidak terlepas dari peranan, visi, misi dan tujuan dari:
rmm sueni ciptaan aau barang hasil pelmg;aran II{Cipta sebagaimrnn dimalsud ddm eyat (1), dipidm dengan pidma peniam pelinfi]Itma 5 (lirna) tahun
1. Adanya
Barangsiapa dmgen icngaia menyiarkan, memamerkan, mengedarkm,
attu tnerrlual
kepade
dan/etu den& paling banlak
PQ 500.000.000,00
(ima ratus iuta rupiah)
wadah-wadah ikatan
Ha molatul
dan pemersatu
para
Qu r' dn,seperti:
A *en t i sit as da n P op t k itas !2i rA' At a l-.9 d b'd h
I
8a/ ?o*a,,,ra ASPEK.ASPEK POKOK TENTAI{G QIRA'AT AI.SABsATI A. Pengertlan Qird'd.t al-Sab'ah Ada ulama, seperti Syihabuddin al-Qustall6n? (w. 923 H) menetapkan macam-macam qire'et berdasarkan penisbohan qire'at imamnya.t Dengan demikian, qir6'5t dapat dibagi kepada tiga, yaitu:
1.
QirA'il ol-Sab'ofu yaitu qira'at yang dinrsbohkan
kepada tujuh orang imam qir5'6t, yakni lmam N6fi'(w. 169 H), lbn Ka3ir (w. 12O H), Ab0 'Amr (w. 154 H), lbn ?mir (w. 118 H), 'Asim (w. t27 H), Hamzah (w. 156 H) dan al-Kis5'i (w. 189 H).'z Qir6'6t olsab'o[ disepakati kemutowdtironnya oleh jumhur ulama.3
1
Al-QuslallSni Lotiif ol-lsyirAt fi Funin ol-Qh6'At, Tahqiq syekh 'Amir aFsayyid 'USmAn, (Mesir: Matba'ah al-Majlis al-A'la li aFsyuon aLlslSmiyya!, 1972), Jilid t, h. 17O.
' tbn Mul6hid, Kitab ortub'oL Ji ot-eir6'6t, Tahqiq Dr. syauqi Dalt (Mesir: Dar al-Ma'6rif, 1400 H), Cet. ll, h. 21.
{
' abd al-Ali salim Mukram dan Ahmad Mukhtar Umar, Mu'jam afQird'it olQu/aniwaL Mo'o MuqqddimaL li ol-Qird'dt wo Asyhor ol-Qurr6', l4oz Hl, cet. l, h.76. Baca: lbn Mujehid, loc.cit
A e ititas dar Pop aitar !2i,'d'At al-Sabhh
3
I
2. Qird'6t oFAsyoro[ yaitu qir6'5t yang dinisbahkan kepada sepuluh orang imam qir6'6t, yakni tujuh imam qirS'5t yang telah disebutkan, dan ditambah tiga orang lagi, yaitu lmam AbO Ja'far lazid bin al-Qa'qi' (w. 130 H), Ya'q0b (w. 2o5 H) dan Khalaf (w. 229 Hl. Qir6'6t sepuluh ini diperselisihkan oleh para ulama tingkat kemutowdtironnya. lbn al-Jazari (w. 833 H) berpendapat bahwa qir6'6t sepuluh adalah qiri'dt mutowitir, artinya, tiga qira'at sesudah qir6'6t ol-sob'ofi sama mutowitimya dengan qirA'At otsob'ofi.4
3.
Qiri'il
ol-Arbo'afi 'Asyar (qir6'At empat belasl, yaitu qir6'6t sepuluh ditambah dengan empat orang imam, yakni, lbn Muhaisin (w. 123 H), al-Yazidi (w. 2O2 H), Hasan al-Basri (w. 110 H) dan al-A'masy (w. 148 H). Para ulama sepakat mengatakan bahwa empat qirS'5t terakhir ini adalah qiri'5t syAizob., yaitu qira'at yang sanodnya $abih, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, akan tetapi menyalahi rosm ol-mushof .s
Untuk memberikan definisi tentang qir6'dt ol-sob'ofi' maka tidak bisa terlepas dari peranan seorang tokoh qira'at Al-Qur'5n, yaitu AbO Bakar Ahmad bin M0si bin al-Abb6s
' lbn al-Jazari ol-Nosyr 'llmiyya!, tth.), Juz l, h. 46.
li
ol-Qira'At oL'Asyt, (Beiruti D6r al-Kutub al-
Sebagian ulama dalam mendefinisikan qift'it sydiiob ada yang lebih ketat dari definlsi di atas. Mereka mengatakan bahwa suatu qir6'6t walaupun sudah sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sesuai dengan rqsm ol-musbot dan diriwayatkan dengaa mnod yang 5ohfu, akan tetapi lidak mutowatir, maka qirS'5t itupun digolongkan kepada qir6'At syA22aA. Baca:,,llbu zalah, Huiiot olQir6?t, Tabqlq:5aid al-Afg6ni, (Beirut: Muassasat al-Risrfh, 1984 M/14O4 H),
bin Mujihid al-Tamimi al-Bagdidi (w. 324 H), beliau selaku penggagas dan perumus konsep qftd?t ol'sab'oh, telah berjasa besar dalam pengembangan keilmuan qir6'5t, yang kemudian disepakati oleh jumhur ulama sebagai qir6'5t mutowdtir.G Maka secara definitif, qird'dt ol-sab'o[ ialah qir6'6t Al-Qur'dn yang dihimpun dan diseleksi oleh lbn Mujahid (w.324 H) berdasarkan standar persyaratan qira'at yang Sohih dan penilaian terhadap kredibilitas dan kapabilitas para imam qir6'At, serta senioritas dan popularitas mereka, sehingga menghasilkan bacaan dari tujuh orang ahI o!-qurrd'dari lima kota, yakni di Makkah; lbn Kaiir (w. 120 H), di Madinah; NSfi'(w. 169 H), di Syam; lbn'Amir (w. 118 H), di Ba5rah; Abu 'Amr (w. 154 H), dan di Kufah; 'Asim (w. 127 Hl, Hamzah (w. 156 H) dan al-Kis6'i (w. 189 H).7
B. Landasan Qird'dt o,l-So,b'oh Sebelum penulis mendekripsikan kriteria sebagai landasan qir6'6t al-sob'afi, ada baiknya dipahami suatu situasi yang merupakan prolog untuk lahirnya qir6'6t al'sob'oftter' sebut. Pertama sekali, qir6'6t Al-Qur'5n itu mengalami problema yang perlu ditangani dengan serius, oleh karena terdapat Hadii Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa AlQur'an diturunkan atas "tuiuh huruf'dan selanjutnya Nabi memerintahkan untuk membacanya mana yang mudah dari-
5
Cet. lV, h. 14.
4
Ar/lenririrdr dan Po?tlaitas pir,4',i/ al-Sab'al
6
Baca: Mann6'aFQatien, MobAhB
fi'Ulqm AlQuldn,lgeirut: al-Syirkah
al-Muttahidal' li al-Tauzi', 1973), h.79.
'Abd "l-'Ati salim Mukram dan Ahmad Mukhtar umar, op.cit.' l, h.73
dan 76.
Agterrliitar ddl PopLlaildr QjrA'at al-Sab'dh
5
nya, dan Nabi sendiri tidak pula menjelaskan apa yang dimaksud beliau dengan "tuiuh huruf itu.
Di samping itu, banyaknya bermunculan versi qir6'at, yang semuanya mengaku bersumber atau telah diizinkan oleh Rasulullah SAW membacanya' Terlebih lagi, orangorang yang tidak senang dengan berkembangnya qir6'6t Al-Qur'5n, terutama para ahli hawa nafsu dan pelaku bid'ah taa r{tlt Lt;5rt :!^il },1), mereka membaca Al-Qur'6n menurut iira'at y"ng tidak betul dan tidak populer untuk dibaca, membuat-buat qir6'6t baru, mengubah, menambah atau mengurangi.8
Dengan demikian, para ulama ohl ol-qurrd'cepat tanSgap untuk menyelamatkan dan menjaga kemurnian AlQur'6n, jangan sampai dirusak oleh oranS-orang yang tidak bertanggung jawab dengan qir6',5t-qir6',6t yang sebenarnya sanod atau silsilahnya tidak sampai kepada Rasulullah SAW. Pada akhir abad kedua hijriah, mulai para ulama ohl olqurr6' melakukan kegiatan meneliti, menyeleksi serta menS-
uji kebenaran qir6'6t yang diakui sebagai qiri'6t Al-Qur'6n. Penelitian dan pengujian tersebut dilakukan dengan memakai kaidah dan kriteria yang telah disepakati pula oleh para ahli hukum lslam, yaitu menyangkut sonod, rosm olmusbol dan kaidah-kaidah bahasa Arab.s Selanjutnya, pada pertengahan akhir abad ketiga hijrah bangkitlah seorang tokoh di Bagdad, yaitu lbn Muj6hid (w.
6
qir6'6t Al-Qur'5n. Pertama kali beliau membagi para penghafal Al-Qur'6n pada masanya menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut:
Pertomo, penghafal Al-Qur'6n yang mahir tentang segisegi, bahasa Arab dan qirS'61. Mereka adalah para imam yang dijadikan sebagai tempat rujukan oleh para penghafal Al-Qur'6 n.
Keduo, pen$hafal Al-Qur'An yang mahir tentang bahasa Arab dan tidak keliru dalam dialek, tetapi tidak memiliki pengetahuan yang lain. Mereka seperti orang Arab pedalaman yang membaca Al-Qur'An dengan dialek/bahasa mereka dan tidak mampu mengubah lisannya karena terpaku dengan bahasanya.
Ketiqa, penghafal Al-Qur'5n yang hanya melafalkan kembali apa yang ia dengar dari orang lain, tanpa memiliki ilmu apapun. Mereka tidak mahir bahasa Arab dan ilmu lainnya. Landasan mereka hanya hafalan dan pendengaran saja. Keempot, penghafal Al-Qur'5n yang mahir bahasa Arab, mengetahui makna-makna Al-Qur'6n dan menguasai dialek bahasa, tetapi tidak memiliki ilmu tentang qir6'61, maka terkadang pengetahuannya tentang bahasa Arab mendorongnya untuk membaca Al-Qur'6n dengan huruf yang diperbolehkan dalam bahasa Arab, tetapi belum pernah dibaca oleh orang-orang dahulu. Dengan demikian ia telah melakukan bid'oh.1o
.a
" tbid. s
324 H) untuk menyelamatkan dan menjaga autentisitas
'o lbn Mulahid, Op.cit., h- 45. Baca lagi: salim Mukram dan Ahmad
Mukhtar Umar, Op.cit-, h.77-78-
Manne' al-qag6n, op.cit., h.772
A',terriitus
dan PoPrlairas
pini'ir
al-S ab'ah
A
ntititat
daa PoX,iditd! !2irA'A al-Sabbh
7
Keragaman mutu bacaan Al-Qur'5n di atas, mendorong lbn Muj6hid (w.324 H) berjuang untuk melakukan penilaian terhadap qira'at-qira'at yang ada dan menetapkan landasan legalitas terhad ap qird'dt ol'sob'ofr.Lr
Dalam kitab "ol-Sab'obl" lbn MujShid (w. 324 H) menolak beberapa qir6'3t yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Konsep qirl'At aLsob'd[ menurut lbn Muj6hid (w. 324 H) didasarkan pada tiga syarat penerimaan qiri'6t yang disepaka ti liim6') para ulama, ditambah lagi dengan pertimbangan khusus beliau tentang kredibilitas dan kapabilitas para imam qir6'6t. Secara rinci, persyaratan-persyaratan tersebut sebagai landasan qird'dt ol-sab'ofi versi lbn Mujihid adalah sebagai berikut:
a. Qire'at tersebut harus mempunyai so nod yang sohih' b. QirS'6t tersebut harus sesuai dengan tulisan salah satu
c.
mu5llof 'lJimdni walaupun secara tersirat/im plisit' Qira'at tersebut harus sesuai dengan salah satu kaidah bahasa Arab.12
11
Pada akhir abad kedua hijriah, tujuh imam qira'6t, yang merupakan qifi'it ol-sobbh, sebenarnya sudah muncul, namun pada periode
imam-imam
lbn Mujahid, di antara imam-imam yang tuiuh itu ada yang diganti yaitu rn"ngg"nti lmam Ya'qub (w' 2O5 H) dengan lmam al-Kis6'i (w' 189 H)' Baca: MannS'al-Qatt5n, Op -cit., h, L72.
lbn al-Jazari, Muniid ol-Muqriln wo Mursyid oLTAlibtn, Pengulas: Dr' Abd Hayyi al-Farmawi, (Kairo: Mustafa al-Babi al-Halabi 1341 H), h' 91' Lihat tagi: afiuyoti ol-ftq,n li 'UlAm AlQulon, (Mesir: Myltafa al-Bebi -al-Halabi' 19i1 Ml, iet. ll, f, h. 129. Baca lagi: al-s ataqasi, Gois ol 6ft fi dl-Qir6'6t ol-sob" (Kairo: Maktabat al-Tii6riyah al-Kubr6, tth.), h. 6' 12
8
Atkltiritdr da
Poprthritas
Qiti'tu al-Sab'afi
harus terkenal dan diakui qir6'6tnya oleh jumhur ulama yang benar-benar mendalam ilmunya tentang seluk beluk qira'at dan bahasa Arab.
d. lmam Qiri'6t tersebut
e. Harus dipertimbangkan segi senioritas para imam/qori tersebut, dan jumlah pengikutnya serta disepakati untuk diambil dan dikembangkan qi16'At mereka.13 Dua persyaratan terakhir inilah (d, e) yang merupakan pertimbangan khusus lbn MujShid (w. 324 H), sehingga akhirnya beliau tidak menominasikan lmam Ya'q0b (w' 2O5 H) dalam jajaran imam-imam qir6'dt ol'sob'of dan memasukkan lmam al-Kis6'i (w' 189 H). Dengan kata lain, untuk kota Ba5rah, lbn MujAhid lw. 324 H) memilih Abu Amr alBasri (w. 154 H) ketimbang dua orang muridnya, Yatub (w' 2O5 H) dan al-Yazidi (w. 2O2 H). Sama halnya, beliau memilih N6fi al-Madani (w. 169 H) dari pada Abu Ja'far (w. 13O H) guru N6fi' sendiri, karena qir6'At N6fr' lebih populer di kalangan ahli qir6'5t di Madinah. Selanjutnya, Khalaf (w. 229 H) tidak masuk nomina si qird'6t al-sab'ofi, karena qir6'5tnya tidak berbeda dengan qira'at orang Kufah, sementara Khalaf sendiri tergolong yunior. Untuk kota Makkah, lbn Mujihid (w. 324 H) memilih lbn KaSir (w. 120 H) dari pada lbn Muhaisin (w. 123 H) karena penduduk Makkah belum sepakat dengan qir6'6t lbn Muhaisin. Demikianlah ketatnya lbn Mujihid (w. 324 H) dalam menentukan kriteria-kriteria sebagai landasan legalitas qir6'6t ot-sab'a[. Perjuangan beliau tidak sia-sia, beliau ber-
"
tbn Mulahid, op.cit., h. 19.
Atttcrrtiitdr dar PoPti4itdr !2irA'A/ al-S ab bh
9
hasil menginventarisir tujuh imam qirS'at dari lima kota dan menghasilkan landasan legalitas serta konsep qird'At olsob'of, yang valid yang diakui oleh jumhur ulama serta disepakati sebagai
qirl'at
C. Kaidah-kaidah
yang mutuwA r-
Qird'dt
o,l'Sabco,h
Untuk mendala mi qirA'At ot-sob'ofi, para ulama qir6'6t telah merumuskan dalam bentuk kaidah yang terdiri dari "kaidah umum" dan "kaidah khusus", atau dengan menetapkan bentuk-bentuk perbedaan qir6'6t Al-Qur'an, yang mencakup perbedaan dari segi dialek kebahasaan (.,li+ll i $ilr), yang berhubungan dengan "kaidah umum" atau "kaidah usOf'dan perbedaan qiri'5t yang menyangkut substansi lafaz gliilr; a;/i.^;.y), yang berhubungan dengan "kaidah khusus" atau i'forsy dl-huruf' .
1. Kaidah Umum Yang dimaksud dengan kaidah umum ialah suatu ketentuan (rumus) qir6'6t yang berlaku dari awal hingga akhir AlQu/6n menurut ketentuan umum. Dalam hal ini, Muhammad
Fahad Kh6r0f menjelaskan bahwa "kaidah umum" disebut dengan "kaidah usOl", Yaitu: "
W',/V\'tY-r*n,*,# d"t^ ;.c'i a 4t''nn
Dengan perkataan lain, ketentuan yang bisa dianalogi_ kan qir6'6t pada suatu ayat dengan ayat lain, seperti irndrob soktoh, naql, dan lain sebagainya". Contoh hukum noql pada kata ;r!g bisa diperlakukan pada kata ,gifr, karena samasama ada olif lom to'rffsebelum homzaf,qofo'.
Perlu diketahui, bahwa pembicaraan tentang ketentu_ an-ketentuan yang menyangkut "kaidah umum,, ini sangat banyak dan luas, antara lain:
ol-lom'(Ct..) Mim ol-Jam' ialah " mim" yang menunjukkan joma,
a. Mim
muzokkor (laki-laki banyak), baik sebagai mukhdtab maupun sebagai gdib, yaitu mim jomo'adakalanya terletak sebelum huruf hidup (JF) dan adakalanya terletak sebelum huruf mati.ls
tl. Mim al-tam' yangterletak
sebelum huruf hidup.
Bila ada mim jomo' terletak sebelum huruf hidup, menurut imam tujuh terjadi perbedaan bacaan. perbedaan-perbedaan tersebut adalah: a). Bila huruf hidupnya berupa homzoh qota', maka: (1). Warsy (w. 197 H) dan tbn KaS?r (w. 12O H) membaca dengan dammah "mim" serla menghubungkan dengan "wau" lsiloh "mim" jomo'1.,.-"1:h,
#;,<),
t
Artinya:"Hukum-hukum umum yong berdasarkon atds ke' tetopon Yong biso diqiYdskon"
{
rsMuhammad
"Abd al-?li selim Mukram, op.cit, h. 131
10
Adorrtiritar
dLr,
Po\llnritat Qiri'dt al-S ab'ah
A*eruisilas dat
S6lim Muhaisin, (ot-MuhohZobl Op.cit., t, h.36-37
Popralaritar
QirA'at dlsab'dfi
11
AdtKetua S&,ARAH DAN PERI(IMBANGAI'I QIRA,AT AI-SAB'AEI A.
Pertumbuhan Qiri'it Al-Qur'dn Sebelumsampaikepadauraiantentangmunculnya
,qir6'6t al-sob'ofi, terlebih dahulu, penulis akan menguraikan Muncul suatu sekilas tentang sejarah qir3',6t pada umumnya. persoalan dalam pembahasan ini, yaitu kapankah sebenarnya qir6'6t itu mulai diturunkan?, di Makkah atau di Madinah. Dalam permasalahan ini, ada dua pendapat:
Pertamo, mengatakan bahwa qir6,6t mulai diturunkan 'di tVtakkah bersamaan dengan turunnya Al-Qur'an. Mereka .,y-?,ng memegang pendapat ini mengemukakan alasan bahwa sgbagian besar surat-surat Al-Qur'6n adalah Makkiyah di terdapat juga di dalamnya pemasalahan qir6'6t selpina .alk t, ,. Modaniyoh' ffiaimana yang terdapat dalam surat-surat ini menunjukkan bahwa qir6'6t itu sudah mulai di-
'1i
{ l!
"__531daan
I
tlrunkan sejak di Makkah. #flYr.
-4,::t- Keduo, mengatakan bahwa qir3'5t mulai diturunkan di Madinah sesudah peristiwa hijrab dimana orang-orang yang dan
PEtlaitas girA'At al-S4b'ah
73
masuk lslam sudah banyak dan saling berbeda ungkapan bahasa Arab dan dialeknya. Allah SWT. memberikan keluwesan dan keringanan kepada umat-Nya untuk membaca Al-Qur'6n dalam tuiuh huruf.l
ini dikuatkan oleh Hadis yang diriwayatkan oleh lmam Muslim lw. 26t H) dalam kitab 5of if-nya, demikian juga lbn Jar?r al-fabari (w. 31O H) dalam kitab tafsirnya. fiadiS dimaksud adalah sebagai berikut: Pendapat kedua
ei,
.v\
$',
j{ P)+
io'
,J-
;r ;i .- i, &, -K a o.\ "*
ir & iy'"tui ',; oi -rrl nr il ;u t>r..lt +, .1,-s .rt ,u;, c,li;J-'! JLI
l;1lit.iuL
Jtll..r; {y,t,rt
iryu
ar.1ur ;ra
",ri
';
Vrj
;-
4-
ii Jr!
r1".irr:I.*i r; ;i
]u,
;t Jui uuu,,t- ri
i; t\ ar\ar;1,.1ra nLJr .E .rli j&); i\ u j*r.iur., ar d '
(,J.-. .!r_r)
.
!t
.i
";
+
q'u
;r-i
r,.-, ;r"
i';' "l"i
Artinya: "Dori Uboy bin Ko,ob RA. (w. 30 H), bahwasonya Nobi SAW. ketika berodo di tempat sumber oir (seperti oose 1
Sya'bin Muhamrn36 ._ (Terjemahan) oleh: H. S.
M), Cet. l, h. 6G.61.
Agil
r;mef1, Al-eirl,At Ahk0muh6
wo
Mosdqruhd,
Husin al-Munawar), (Semarang: Toha putra, 1993
. . ' lmam Muslim, Sohth Mustim, Kit b SolAt oLMusflJirin, 6ab B(/yAn, ,)' Jil atp.rf (Mesir: 'tsa al-B5bi al-Halabi, -tt.), h. s52. Baca tagi at:al '"*Tafsir labaji, olfoboL UAmi, olBoyAn hn Ma'arif, t.th.), Cet. ke-2, h. 35
74
to,w oyldu/dn), (Kaiot Oet al
Alhr,rititAr
d^r, Po4r.ldit^r !2ir,i'At dl-Sab'dl
podang posir) Boni Gaffdr, Jibril AS. mendotongi Rosululloh SAW. dan berkota: "Sesungguhnyo Alloh me-
merintohkon engkau untuk mengoiorkon Al-Quldn kepodo umotmu dolom sotu huruI." Lolu Nabi SAW. ber' koto: "Aku bermohon kepodo Allah ompunon don kemurohon-Nyo, sesungguhnyo umdtku tidok songgup yong demikion itu (bocoon Al-Qur'6n honyo dolom sotu hurufl." Kemudion .libril datong yang keduo kolinyo don berkota: "sesungguhnyo Alloh memerintahkon engkou untuk mengajorkon Al-Qur'6n kepodo umotmu dolom dua huruf." Nobi SAW. pun berkoto: 'Aku bermohon kepada Alloh ompunon don kemurohon-Nyo, sesungguhnyo umatku tidok songgup yong demikion itu (bocoon AlQuldn honya dolom duo huruf)." Kemudion tibril dotong logi untuk ketigo kolinya don berkoto: "Sesungguhnyo Alloh memerintahkon engkau untuk mengoiorkon Al' Qur'6n kepcdo umatmu dolam tigo huruf." Nabi SAW. pun mosih mengotokon: "Aku bermohon kopodo Alloh ompunon dan kemurahan-Nya, sesungguhnyo umatku tidok songgup yong demikion itu (bocoon Al-Qul6n honya dalom tiga huruf)." Kemudion tibril dotang logi untuk yong keempot kalinyo don berkoto: "Sesungguhnyo Allah memerintahkan engkau untuk mengoiorkan AlQur'6n kepoda umatmu dolom tuiuh huruf. Mako dengan huruf yang mano pun mereko membacanyo, sesungguhnyo mereko itu telah benar." lHR. Muslim)
Hadii; di atas menunjukkan tentang waktu bolehnya membaca Al-Qur'in dengan tujuh huruf yaitu sesudah h'rjriah, sebab sumber air Bani Gaffar itu letaknya dekat kota Madina h.
Menurut hemat penulis bahwa kuatnya pendapat kedua ini, tidak berarti menolak membaca surat-surat yang diturunkan di Makkah dalam tuiuh huruf, karena adanya
Artcttiritar
ddn Po,slditas
Bi
'6t al-.fabbfi
75
Khatt6b (w. 23 H) dan Hisy6m bin Hikim mengenai perselisihan mereka dalam bacaan surat al-FurqAn yang termasuk surat Makkiyoh jelas menunjukkan bahwa surat-sutat l/lokkiyoh juga dalam tujuh huruf. fladiS
Keadaan yang demikian terjadi juga pada bangsa Arab.
Umar bin
Untuk menguraikan sejarah timbulnya qird'6t olsob'afi tak dapat terlepas dari sejarah qir3'5t pada umumnya. Karena itu, sebelum sampai pada qird'dt ol-sob'ofi, secara ringka5 penulis akan menguraikan sejarah qir6'6t pada umumnya. Tiap suku bangsa di dunia ini memiliki satu alat komunikasi antar sesamanya yang sangat efektif, yakni bahasa. Berbagaisuku [3ng52 yang ada, berbagai ragam puta bahasa yang dipergunakan. Bahasa-bahasa tersebut satu sama lain-
nya ada yang memang berbeda sangat jauh, sehingga tak dapat saling mengerti, baik dalam bentuk kata maupun dalam susunan kalimat atau tata bahasa. Namun tidak jarang pula perbedaal-perbedaan tersebut hanya terletak pada dialek, vokal atau langgam. Sebagai contoh bangsa lndonesia dan Malaysia yang sama-sama masuk dalam kelompok rumpun bangsa dan bahasa Melayu. Antara lndonesia dan Malaysia ada kata yang hanya berbeda dialek pengucapan, seperti kata ,,ke66n",, diungkapkan ,,kemane', oleh Malaysia. Ada pula kata yang berbeda, tapi sama artinya, seperti kata
"sekretaris" sedangkan dalam bahasa Malaysia disebut "setia usoha". Ada pula berbeda susunan kalimat, seperti kalimat ,,tidak msng3pa,,, Malaysia mengucapkan dengan "tok opeloh" dan lain-lain sr:bagainya.
Walaupun mereka berhimpun dalam keluarga besar bahasa Arab, namun satu kabilah atau satu suku dengan yang lainnya tidak jarang berbeda aksen, dialek, langgam atau tata bahasa. Al-Qur'3n diturunkan Allah SWT dengan memakai bahasa Arab. Nabi Muhammad SAW mendapattugas dan kewajiban dari Allah SWT untuk membawa dan menyampaikan risalahnya, tentu sekaligus harus memperkenalkan dan menyampaikan pula bahwa Al-Qur'in adalah salah satu bukti kerasulannya. Untuk mengajak bangsa Arab menyakini Agama Tauhid, dan meninggalkan kepercayaan nenek moyang yang sudah berabad-abad mereka anut, Rasulullah SAW memerlukan perjuangan yang gigih, apalagi bila disertai pula bahwa mereka harus mengucapkan ayat-ayat Al-Qur'6n dalam satu woloh (bentuk) bacaan, tentu akan menambah kesulitan untuk percaya dan memeluk lslam.
Selanjutnya perlu diingat, bahwa landasan penukilan Al-Qur'6n yang dominan adalah tolaqqi atau musydfohofu (menerima la ngsu ng/berhadapa n) dengan seorang guru yang ahli. Sedang mosdhif 'U!;mdniyof, hanya sebagai tempat rujukan
t
tbn uulehid, Kitob ql-sobhhli al-QirA'6t, (Mesi. D6r al-Ma'arif, 14oo
H), cet. ll,
Autertisitar dax Popthitds !2i/AAt alsab'ah
saja.3
Sehubungan dengan itu, Khalifah'USm6n bin 'Aff6n (w. 35 H) ketika mengirimkan masing-masing mushof ke tiap-tiap daerah, menyertakan pula seorang qdri' ahli Al-Qur'6n, yang
*
76
lmorji)
A
h.9.
cntiitar dal Pop,iairar Qi,,a'At dlsabbh
77
bacaannya bersesuaian dengan musllof yang dikirimkan ke tiap-tiap daerah tersebut.a Karena para sahabat pada masa Nabi SAW ada yang menerima dengan dua macam bacaan, ada pula yang menerima lebih dari itu, kemudian para saha-
Qur'an. Adapun penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga kriteria, seandainya tidak terpenuhi salah satunya, qirS'5t yang bersangkutan tidak dianggap Sahih. Ketiga kriteria tersebut adalah :
bat mengajarkan ke daerah-daerah. Maka dengan demikian, wajar seandainya perbedaan bacaan (macam-macam qir6'6t) terjadi pada masa periode tdbi'in dan periode-periode sesudahnya sampai kepada para imam qir6'at tujuh dan mulainya orang-orang membatasi qird'6t.s
1. Qira'at tersebut harus
Untuk mengatasi masalah tersebut dan agar Al-Qur'in dapat dibaca dengan mudah dan ringan bagi bangsa Arab, maka Allah memberikan beberapa macam bacaan, sehingga dengan demikian, bangsa Arab yang terdiri dari beberapa kabilah dan suku yang memiliki perbedaan dalam pengucapan sehari-hari dapat menerima dan mengucapkan ayatayat Al-Qur'an dengan mudah dan ringan.
3. Qir6'5t tersebut
Melihat kepada perkembangan qir6'3t begitu rupa, tertujulah pandangan di kala itu kepada ahli-ahli qiri'6t yang tertua umurnya, atau lama usianya dalam menekuni qir6'61, diakui popularitasnya, bagus hafalannya dan banyak muridnya.t Para ulama memantau perkembangan qir5'6t yang ada, maka segeralah para ulama mengadakan penelitian, seleksi serta menguji qir6'6t yang dikatakan sebagai bacaan Al-
2.
musbof Uimdni.
6
Maka setelah diadakan penelitian, ternyata jumhur ulama berketetapan, bahwa qir6'5t yang sah dan bernilai mutowAtir hanya tujuh. Sedangkan qirS'5t tiga orang imam berikutnya yang biasanya disebut dengan "qir6'6t sepuluh", masih terdapat perbedaan para ulama tentang kemutowAfir-annya.8 Dari penelitian tersebut juga diketahui, bahwa ketujuh qirS'5t tersebut masing-masing dikuasai dan dipopulerkan oleh tujuh imam qir6'6t yang berbeda. Di Madinah didapati banyak ahli qi16'6t dan yang paling populer adalah N5fi'bin Abdurrahmin (w. 169 H), di Makkah adalah Abdullah bin Kaiir (w. 12O H), di K0fah yaitu'Asim bin Abi al-Naj0d (w. L27 H), kemudian Hamza! (w. 156 H) dan al-
7 Abu zar'ah, Hujiot ol-Qir6'at, (Beirut: Muassasat al-Risalah, 1404
Al-zarqenl, Loc.cit.
Mann6' al-Qatt6n , Mobdhis
fi 'Unm efluf t (Beirot: al-syirkah al-
H/1984 M), cet. lV, h. 11-12. 8
Muttahida! li al-Tauzi', 1973 M), h. 171
78
At tctltititdr do,
PoPraldritdr
pj
',At
al-Sab'al
harus sesuai dengan salah satu kaidah
bahasa Arab.7
' Muhammad Abd al-'A2im al-zarqani, MonAhil ol-1tAn fi 'Uhm AlQulAn,lMesic'lse al-BAbl al-Halabl, ,.951 M), cet. Ke-3, h. 412-413 5
mempu nyai sonod yang sobih sampai kepada Rasulullah SAW dan mutawdtir dari awal sanod sampai akhirnYa. Qir6'6t tersebut harus sesuai dengan salah satu rosm
A
MannS' al-QaEan, [oc.cit
etttitilat dat Popslailar Qira'At al-Sab'ah
79
8a/
KenVa PoPULARITAS QIRA,AT AL-SAB.AIT VERSr RTWAYAT HAF'S lstilah qir6'6t ol-sob'ah sudah mulai terdengar sejak permulaan abad kedua Hijriah, ketika itu penduduk Bagra[ memakai qir6'6t AbO Amr (w. 154 H) dan Ya'qOb (w. 2O5 H). Di K0fah memakai qirS'6t Hamzah (w. 156 H) dan Agim (w. L27 Hl. Penduduk Syam memakai qiriat tbnu Amir (w.118 H). Di Makkah memakai qir6'6t lbnu KaSir (w. 12O h) dan di Madinah memakai qir6'6t Nafi'(169 H).1 llmu qir6'6t al-sob'a[ disusun pada penghujung abad ketiga Hijriah di Bagdad oleh tbn Muj6hid (w. 324 H). Beliau mengumpulkan qir6'dt al-sab'ofi, hanya saja di situ terdapat nama At-Kis5i (w.1S9 H) dan meniadakan nama Ya'q0b (w.2o5 H). Qird'6t ol-sob'ah dipopulerkan oleh imam-imam qir6at yang tujuh dan masing-masing imam itu dipopulerkan dua orang murid/perawinya. Maka dari lmam Asim (w. 127 H) muncullah dua orang muridnya yaitu: Syu'bah (w. 193 H) dan Hafs (w.18O H),2 dan bacaan Al-Qur'6n riwayat Hafs dari Asim inilah bacaan Al-Qur'6n yang paling banyak dibaca
.t
1
Manna'al-Qatten, Op.cit,h. 1,72
'Abd al-'Ali Silim Mukra,n dan Ahmad Mukhtar Umar., Op.cit., h. 7t8
Autentisitas dan Popilzritas
Qir6'it . LS ab'ab
175
umat lslam di seluruh dunia dan menjadi bacaan umat lslam dalam sa lat.
A. Riwayat HiduP Hafs (w. 18O H) dan Sanad BacaannYa
Nama lengkapnya adalah AbO Umar Hafs bin SulaimSn bin Mugirah bin AbO D60d al-Asadi al-K0fi. la lahir pada tahun 9O Hijriah. Hafs adalah perawi/murid lmam 'Asim yang paling menguasai qirS'5t 'ASim dan ia pulang pergi mengajar Al-Qur'6n antara Bagdad dan Makkah. Bagi orang awam, mungkin ada yang beranggapan bahwa satu-satunya bacaan Al-Qur'6n hanya qir6'6t riwayat Hafg ini.
Mengenai keperibadian Haf5, al-Zahabi (w. 748 H.)
mengatakan:
'
Yt);
..
)-w'c; i. riid:D\ i.Yl
Artinya: "Doldm mosolah qird'dt, Hofs adaloh seorong yang terpercoya, menguosoi secoro lengkop don utuh serto menghopolkannyo." Eahkan lmam Yahyi bin Ma'in (w. 234 H) mengatakan:
a.a
^;U'i 6l ;J;l
i<;
4l-t-;
rf
a.a
a
' ,iV ,l ,y.Yj\^:-:(t'-4\rrY) Artinya2 "QirA'At 'Asim yong sobh oioloh yaig diriwovatkon oteh Hof1. Dia poling 'olim podo moso dan kowon-kowon seproJesinyo, lebih qdri' dori lbn 'lydsy (salah seorang guru imam iAsim)."
Haf5 meninggal dunia di kota K0fah pada tahun 180 Hijriah dalam usia 90 tahun. Adapun sonod bacaan AFQur'5n riwayat Haf5 ialah sebagai berikut: Abo Muhammad'Ubaid bin al-Sab3h (w.235 H.) berguru/menerima bacaan dari Hafs (w. 18o H.), Hafs menerima dari Asim lw. 127 H.), Asim menerima dari tiga orang gurunya, yaitu 1). AbO Abd alRahm6n AbdullSh bin Habib bin Rabi'ah al- Sul5mi al-Darir (w.73 H),2). AbO Murayyim Z0r lbn Hubaisy bin Habasyah al-Asadi al-K0fi (w. 82 H), 3) AbO 'Amr Sa'ad bin 'ly5s alSyaib6ni (w. 75 H). Ketiga guru tersebut menerima dari Abdull6h bin Mas'0d (w. 32 H). Kemudian, Abdull6h bin Mas'0d menerima dari Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, al-Sul5mi dan Z0r menerima juga dari dua orang sahabat terkemuka yaitu dari Uim6n bin 'Aff5n (w.35 H) dan Ali bin Abi Talib (w.41 H). Kemudian U3man dan 'Ali menerima dari Rasulullah SAW. Selanjutnya, al-SulSmi (w. 73 H) juga menerima dari dua orang sahabat Rasulullah yang lain, yaitu dari Ubay bin Ka'ab (w.30 H) dan Zaid bin SSbit (w.45 H). Kemudian Ubay dan Zaid menerima dari Rasulullah SAW.5 Dengan demikian, terlihatlah betapa kokoh dan utuhnya sanad bacaan Hafs, yaitu dari Rasulullah SAW diterima oleh lima orang sahabat terkemuka yaitu U3man (w.35 H), Ali (w.41 H), lbnu Mas'0d (w. 32 H), Ubay (w. 20 H) dan Zaid (w. a5 H), kemudian disambut oleh tiga orang guru 'Asim (w. 127 H) dan dari 'Asim sampailah kepada Hafg (w. 180 H) dan murid 'Asim yang lain, seperti Syu'bah (w. 193 H).
3
Al-zahabi, op-cit., h.76 lbn al-Jazari (al-N as.|/,l, op.cit., lttz l, h. 156. Baca: Khairuddin al-zarkali, Al-o't,m, (Bel/(/tt Oer al-Fikr,tt.), Juz Vlll, h. 291. Banding,fan dengan lbn allazari, GAyot ol-NihAyoLJi Taboqdt ot-Ourrd', (Kairo: Mu#5 al-Bebi al-Halabi 13s2 H), h. 2s4. 1
776
A
tl r en t i r i t a r da
l
i
P o? r. la ta t Qi ri',it a l-S a b 2 lt
tAbd al-Ali salim Mukram dan Ahmad Mukhtar umar, op.cit, h. 85 dan lbn Jazari @l-Nosyrl, op.cit., h. 155.
Alhkliitar
dan PoP,4l4ritar
!2iraAt al-Sab'ah
177
(w. 1aO Hl Lebih PoPuler Lain At-Q.ur'5n yang banyak berkembang dan yang dicetak dan beredar di lndonesia, malah di besa r belahan seantero dunia ini, adalah bacaan Hafs dari lmam Asim.6 Hanya pada beberapa negara seperti Aljazair, Maroko, Tunisia, Libia, sebagiannya , Sudan, bacaan dan mu1hof seperti yang di lndonesia tidak begitu dikenal dan dianggap asing oleh masyarakat awam di sana. Sebab, mereka menggunakan bacaan dan mushaf menurut qir6'6t lmam N6fi' (w. 169 H) riwayat Warsy (w. t97 H) dan Q6l0n (w. 220 H).? Begitu populernya bacaan riwayat Hafs (w. 18O H), sehingga menimbulkan persepsi yang keliru di kalangan awam bahwa Al-Qur'6n hanya memiliki satu macam bacaan, atau bacaan Hafs-lah yang paling benar atau paling diakui.
Untuk meluruskan persepsi
ini haruslah ada suatu
kajian khusus tentang Hafs (w. 180 H) yang ditinjau dari berbagai aspek secara komprehensif, sehingga akhirnya dapat diketahui, faktor-faktor apa saja yang menjadikan bacaan Hafs lebih populer dan terpakai dari yang lain sampai sekarang dan insyo Alloh seterusnya.
t
Perguruan Tinggi llmu Al-Qur'5n, ol-Burhon, Kaiian llmu dan Pengembongon Budoyo Al-Qur'6n, (Jakarta: PTIQ, 2OO3), No. 5, h. 99-100. Baca lagi, AbO Zar'a! Abd al-Rahmin bin Muhammad bin Zanjalah ' Huiiit ol-Qird'6t' Pentahgiq Said al-Afg6ni, (Beirut: Muassas6t al-Risilah, L4O4 H/L9A4 M), Cet'
lv, h.67.
'
Hasan
lbrihim Hasan, Tdrikh ol-lstdm al-Siydsi Qol-Dini wo Sdqlfi wo
ol-tjtim6'i, (Mesir: Mustafi al-B6bi al-Halabi, L967 M), -iuz lV, h. 44O-M2.
173
Aa tedi si tas dan P op a /" ri tas pirA'At
d l- S ab'a
h
Untuk lebih terarahnya uraian ini, penulis mengelompokkan kepada empat faktor, yaitu: faktor kepribadian Hafs dan qir6'6tnya, sonod, historis dan faktor sarana.
1. Faktor Kepribadian Hafg dan Qir6'6tnya Hafs (w. 180 H) adalah murid lmam Asim (w. L27 Hl yang paling menguasai qir6'6t 'Asim dan ia selalu pulang pergi mengajar Al-Qur'6n antara Bagdad dan Makkah.s
Mengenai pribadi HafS (w. 18O H), al-Zahab? (w. 748 H) mengemukakan:
' ."qv"\g'q c, **vrA
j6
Artinya: "Dolam masaloh qird'dt, HofS (w. 780 H) odoloh seorong yong terpercoyo. menguosoi secaro lengkap don utuh se rto me ng hafalka n nya ( hdfiz)".
Hafs (w. 18o H) belajar langsung kepada lmam A5im (w. 127 H) dan dialah satu-satunya murid lmam A5im yang paling diakui. Bahkan lmam Yahy6 bin Ma'in (w. 234 H) mengatakan:
ty) bt
*t a?, *?b
fv {:g.bui ;)'"".*,"+;it ' iV I *tlb
\'
,
'o'
' s:"\' xeeYl
8 Sya'ban Muhammad bin lsmS'il, al-Qir6'6t Ahkdmuhd wa Masdaruhi, (Beirut: D6r al-'llm, 1405 H), Cet. l, h. 87. 'Abo Abdillah Muhamamd bin Ahmad al-Zahabi (w. 748 Hl, op.cit., Cet. l, Juz I, h.76. 10 lbn al-Jazari (al-Nasyrl, Op.cit., Juz l, h. 155. Baca: Khairuddin alZarkali, ol-l'ldm, (Beir0t: D6r al-Fikr,tt.), Juz Vlll, h. 291. Bandingkan dengan lbn al-Jazari, lcdyohl Op.cit., h. 254. Baca juga: Abd al- Ali SAlim Mukram, Op.cit., h.90.
A
s ten I i s i tas
dan P op ila ri ta s !2i rA'
il
d l- S a b'd h
779
Artinyai "Qir6'At ASim yang sabih adoloh yang diriwoyotkon oleh Hof$. Dio poling 'alim podo maso don kowon-kowon seprofesinyo, lebih qAri' dori lbn 'lydsy." Beberapa tokoh/ulama ohl ol-qurrd'dari Tanah Melayu yang lama belajar di Makkah,11 mengemukakan bahwa seseorang yang telah menguasai seluk beluk qira'at Al-Qur'an,
akan dapat memperbandingkan, bahwa bacaan Al-Qur'5n riwayat HafS (w. 18O H) adalah lebih ringan dan lebih mudah untuk dibaca dan dituliskan setta modd-moddnya tidak terlalu panjang.12 Kalau ada suatu kata yang mempunyai dua atau tiga macam/versi bacaan, maka bacaan Hafs (w. 180 H) adalah paling ringan dibaca dan mudah dituliskan, atau termasuk kepada kelompok yang ringan dan mudah, baik segi bacaannya maupun penulisannya. Contohnya, antara lain:
(to :!-,lpYl) f"-Y.t'!Ul-'ti
\'rjlt 6\
Artinya: "Wohai Nabi, sesungguhnyo Kami mengutusmu sebagoi sakst. " (QS. ol-Ahzdb: 451
terdapat dua macam bacaan: Pertomo, men-toshi/-kan "homzafi!' yang kedua dan menukarnya menjadi "wau" pada waktu me-woso/-kan serta memanjang-
kan Modd JAiz Munfdsil-nya dengan kadar modd-nya 6 harkat, maka bacaannya menjadi " Nabiiiiiiuwinnoa" ( L:):jj#t (rl. Keduo, membacanya dengan pakai "ya" yang ber-tasydid. Maka bacaannya menjadi "Nobiyyu lnn6" l\'"ultl.r3
Maka yang paling ringan bacaannya dan mudah
dituliskan di antara kedua bacaan tersebut adalah q.r{. Dan Hafs membaca seperti itu, artinya Hafs berada pada'kelompok bacaan yang ringan. Contoh selanjutnya: (r Artinyat "Dan janganloh mereko suci."
rr
r_ri.Jr)
jw.,;, ;);i
y,
komu mendekdti mereka sebelum
j]!i
terdapat dua macam bacaan: Pertomo, membaca dengan suk0n atau ,mati "tha" dan "dammah" " ho" , maka bacaan menjadi "'j'rb: . Keduo, membaca dengan tosydtd "tho" dan "ho" serta memboaca "ha" itu dengan "fathoh", maka bacaannya menjadi jL[ (hurufnya berat dan bertasydid).la Maka bacaan yang ringan di antara kedua bacaan tersebut adalah "ji.Li' dan Haf5 berada pada kelompok bacaan yang ringan itu. Pada kata
Pada kata (Ul q:rU
11
seperti syekh H. Muhamamd Ramli (Ketua Majlis al-Qurre' wa alHuffaz Sumatera Tengah), KH. Azra'i Abdurrauf (Medan-lndonesia) dan Ustaz H. Hasan Azhari (Guru Al-Qur'6n Masiid Negara Kualalumpur-Malaysia). Baca, Hasan Azhari, Tort Al-Qur'6n, lKualalumpur: Pustaka serumpun, 1979 M), Cet. l , h. 107. 12
ol-Kortm,
180
Al-sayyid Ja'far Murtada al-'Amali, Haqdiq uofiof Howt At-Qu/dn (Makka Muassasat al-Nasyr al-lslaml, 1407 H), h. 169-170.
A
ertiritdr dax Popalzitas Qir,4',6t al-Sabbh
t'
Abd al-FattSh alQedi, ol-Budar oLz4hirdL Ji ol-Qia'6t olasyr alMutdwAtiruL min Toriqot ol-syatibiyyab wo ol-Durrub, (Kairo: Mustaf5 Al-B5bi al-Halaby, 1375 H), cet. l, h. 251. Dalam kitab tersebut dijelaskan bacaan Warsy dari lmam Nafi' dan Qelon iuga dari lmam Nefi' membaca dengan yang pertama di atas. sedangkan lainnya membaca dengan yang kedua. to lbn Mu;ahid, Op.cit., h.1a2 dan Abd. Al-Fattah al-Q6di, Op.cit-, h- 47. Dalam buku-bgku tersebut diielaskarr, bahwa bacaan Haf$ dari lmam 'fuim membaca *Oj3f, Demikian juga bacqpn Nafi', lbn Kaiir, Abo'Amr dan ibn Amir, Sedangkin yang membaca -3]$f-'adalah Menurut lmam Hamzah, AlKisa'i dan Syu'bah.
Ar/rerrririlar ddn Popr.ll4ritar Bjrn'il at fabbh
181
(rt :.:.l.,i) U.fi,4+o Artinya: 'Apakah (potut
Al-Qur'6n) dalom bahaso osing sedang
(rasul odoloh orong) Arob ?."
Pada kata "'a
+$u terdapat empat macam bacaan
yaitu:
1). Membaca dengan homzofr yang dipanjangkan, maka bacaannya menjadi'.rr;-lr, (Aooo o a'io miyyu nl' 2). Membaca dengan memakai dua hamza[ dengan idkhdl olif antara keduanya, maka bacaannya menjadi ',r;.!r' (Ao'jomiyyunl.
3). Membaca dengan hamzah yang dipanjangkan tanpa idkhdl olif, artinya membaca dengan toshil, maka bacaannya menjadi suara sesudah "o").
4).
',riir'
(Ao'iomiyyun, dengan tekanan
Membaca dengan menghilangkan homzoh yang pertama dan menjelaskan homzof yang kedua, maka bacaannya menjadi "'u..A (a'jo m iyyu nl.
Dari empat macam bacaan tersebut, menurut hemat penulis, yang paling ringan bacaannya dan dekat dengan tulisannya adalah ""u,;Lv lAo'iomiyyunl yaitu toshil tanpa idkhdl, dan HafS membaca seperti itu, yaitu berada pada
kelompok bacaan yang ringan.ls Perbedaan-perbedaa
n
" lbn Mulahid, ibid., h.576-577, dan baca iuga Abd al-Fattah al-Qadi, Op-cit., h.282. Pada buku-buku tersebut dijelaskan, bahwa lbn Kaiir, Abo ?mr, NAfi'dan lbn 'Amir membaca dengan macam pertama. sedangkan Hamza! dan al-Kisai serta Syu'ba! membaca dengan macam bacaal kedua. Dan macam bacaan ketiga, yaitu bacaan yang paling ringan dibac*leh Haf$. Sedangkan bacaan macam keempat dalam tulisan di atas dibaca oleh Hisyam. 142
Atlhntisitar ddn Poprlditas Qir,4'dt al-Sab'afi
bacaan tersebut akan jelas dengan mendengarkan langsung prakteknya oleh guru-guru yang mahir dan profesional.
Selanjutnya, Ustaz H. Abd al-Hannan Sa'id (w.2oO2 M) di daf a m bukunya "Toysir ol-Musykillt li Qir6'dt al-Ayd{' , mengemukakan bahwa seseorang yang menguasai bacaan Hafs (w. 18O H) dengan benar dan baik akan memudahkan seseorang itu untuk mendalami qira'at imam-imam lainnya, karena kaidah-kaidah bacaan Hafs (w. 180 H) lebih mencakup kaidah-kaidah umum tentang qirA'6t Al-Qur'6n.16 Artinya, dengan mengenali istilah-istilah bacaan Haf5 (w. 18O H) berarti sudah diperkenalkan sebagian besar istilah-istilah ataupun kaidah-kaidah qirS'6t imam lainnya.
Dari itu, untuk lebih mantapnya seseorang membaca Al-Qur'6n dengan bermacam qirS'6t, harus menguasai kaidah-kaidah qir6'5t secara keseluruhan. Maka kaidah Hafs (w. 180 H) lebih mencakup kaidah-kaidah umum qirS'6t AlQur'6n.17 Yaitu yang berhubungan dengan substansi dialek/ kebahasaan, seperti Hafs memakai kaidah tashil, isymdm, soktafi noql, ibdAL hA kindyofi imdlafi, modd Wdiib, Jdiz, dan lein. Hukum torqiq dan tofkhim, hukum nun sdkin dan to nwin dan lain sebagainya. Dengan demikian, orang akan tertarik dahulu mendalami bacaan Hafg, sehingga membuat bacaan tersebut lebih terkenal dan dipelajari. 'u Abd al-H"nn"n sa'id, Tqysir ol-Musykilit Ji Qifi'At oLAyAt, lJakanal
LBIQ, 1995 M), Cet. Vlll, h. 69-71. Baca lagi, Abd al-Fatt6h al-Sayyid 'Aiami al-
rl/utsifi, Hiddyat tb Tojwid Kohm oLBAri, (Beirut: Nafqah Muhammad ^LQArl 1402 M), Cet. I, h.390-397. bin lwad bin Laden, " tbn wulehid, op. cit-, h. 94-95.
,,n lentiitdi
dan Po?t lnritdr pi,',i'At al-.|abbh
183
Aspek bacaan Al-Qur'3n berikutnya ialah tentang tempo. Tempo bacaan Al-Qur'an yang terbanyak dipakai 6lsh umat lslam dalam membaca Al-Qur'6n adalah cara 'tufiif yaitu qir6'6t ol-Mujawwad. Cara inilah sebenarnya
Di samping itu, Muhammad Sadiq Qamhawi mengemukakan pengertian "tartif' sebagai berikut:
t i. -"
'*-- ^;vL1.
yang terkesan paling syi'ar dan digemari oleh setiap qari'dan qari'ah, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Selanjutnya, cara "tortif' tersebut, dipergunakan untuk bacaan Haf5, sehingga menjadikan bacaan Al-Qur'6n riwayat Hafs, menjadi lebih indah, syahdu, terkenal dan banyak terdengar serta tersosia lisasikan di mana-mana. Qir6'At ol-Mujowwod atau "toft?f itu ialah membaca Al-Qur'6n dengan tajwidnya yang baik dan suara yang indah, lagunya yang merdu dengan tingkatan suaranya yang bervariasi serta memahami kandungan ayat dengan wagaf dan ibtida'nya yang benar dan baik. ini pula yang dimaksud oleh Ali bin Abi Talib (w.41 H) dengan firman Allah :
(c ,J,/D
*j;Vt Si'
Artinyai "Bocoldh Al-Qur'6n itu dengan tartil yong bdik." (QS. alMuzzommil: 4)
Maksud tortil di sini lebih dikhususkan lagi oleh Ali bin Abi T5lib yaitu: '^
f;i)\+.;;rJ. ilst'i;r;
;
J:r)l
Artinya: -Tortit iolclh membaguskon huiuf-huruf dan memohami
'
r.
7
f t;v 3v.pt2 z:!i.r;t9r ,lv;,l ,L /.. , jp tn c*)
Artinya '^Tartil ialoh membaco dengon pelan don tenang don mengeluorkon hurul tepat podo tempot keluarnya mosing-masing, dengan memberikan sifot-sifat yong dimilikinyo, boik sifot oslinyd, mouPun sfat boru dotong, se
rto
m e m perhoti ko n ma kno -mo kn o
ayat.
',,y'. J,i d * ?t'{t* bt }- gtJVt il it.ltr ' ,s*lr a. 5 ;V ,y.Wi'c);\ -ra :i Ju r.;} uli ..erl),!t i-j utg;.u^
woqof-waqaf."
'' uu,ll, r.t-,
A,/cr,/ir;t -, dan Popnbritdr !2i,"AAt al-Sab'ah
"
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Ali bin Abi Talib (w. al H) dan Muhammad S5diq Qamh6wi di atas, dapat dijelaskan, bahwa "tortif itu tidak hanya cukup membaca AlQur'6n sesuai dengan kaidah-kaidah toiwid semata (mokhraj huruL sifatnya, hukumnya, modd dan qoSornYa, woqof dan ibtid6'nya), akan tetapi harus memasukkan unsur seninya; suara yang indah, lagu yang syahdu, tenanS, pelan dan paham, sebagaimana halnya bacaan yang dibawakan oleh AbO MOsd al-Asy'ar? (w.44 H); seorang sahabat yang paling indah suaranya dalam membaca Al-Qur'5n, sampai-sampai Nabi SAW berkata kepadanya dalam sebuah Hadis:
" Abd al-Badl saqa t, ol-Tojwid wo'lJlim At-Qur'dn*oamsyik: at-syirkah al-Muttahidah li al-Tauzi', 1391 H), Cet. Ke-4, h. 19 784
i
1e
A
dJu+l ,!nJ'srl!
Muhammad Sediq Qamhewi, Loc.cit
errririlar dan PoP,.l4ritdr
BifiAt
al-Sdbbh
185
Artinya: "Dori Abu Muso ol-Asy'ori (w. 44 H), bahwo Rasululloh SAw podo suatu malom mendengorkon bocaan AlQur'An Abu Muso ol-Asy'ori, mako keesokan horinya, ketika beliou berjumpo dengonnya, Nobi berkato: "Komu teloh dionugerahi seruling (suaro indoh) dori serulingseruling keluorgo Nobi Daud (HR. Bukhori, Muslim don Nosoi)." Dari keterangan di atas dapatlah diarahkan bahwa Nabi
SAW menyenangi bacaan Al-Qur'5n dengan "qir6'6t alMujowwod" sebagaimana yang dibawakan oleh Abu Musa al-Asy'ari (w. rt4 H) dan denga n pengertian torttl yang dijelaskan oleh Ali bin Abi TSlib (w. 40 H), beliau menyenangi juga bacaan Al-Qur'6n dengan "qir6'5t ol-Mujowwad". Maka dalam hal inilah, HafS (w. 180 H) mengikuti bacaan ASim (w. L27 Hl dan 'Agim sepenuhnya mengikuti bacaan gurunya AbO Abd al-Rahmin bin Abdillah al-Sulami (w. 74 H) dan alSulami menerima dari sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Tilib (w. 40 H) serta Ali menerima langsung dari Nabi Muhammad SAW. Berikut ini, al-Muqri' Ahmad bin Abi Umar al-Andar6bi mengemukakan dalam kitabnya, sebaBai berikut:
'.lr
riStl:-,). yL
J,
;
J.l!
';2-> )-'.',v.'J+ fYJ
,.,..
u--.a
c--v'ir;
'#
ttl-
.. t
)-.
lt.lJl ...-
u,
WJv
itl) ot '-,, 1-
,t J,z y a9
" irqo r? j.Vlaw
:;.-)r
l.
\t JEj
,V
iiut
sekdli Aftinvai "Hofs berkoto: Bocaon sayo tidok berbeda somo deigon bocaan 'A$im, kecuoti podo sotu bentuk bocdon' al-Rum oyat 54 (tentong kdto-kota: '-'' yoii 'podo dalom surot ayot tersebutl. 'Asim iuga menegdskon: bocoon sayo 'itom'Al-Qur'dn tidokloh berbedo satu pun dengon (guru 74 H)' tivi) aatt au oLRohmdn bin Abditloh olsulami (w'Bocoon mengemukokon: Siloniutnyo, AbA Abd ol-Rohmdn soya- daiom Al-Qur'6n tidak berbeda sotupun dengan bocoan Ali bin Abi Tolib (w' 4O H)'
Dengan demikian, Hafg yang memakai tingkatan bacaan "qird'6t J-Muio*wod' .7ang lebih syi'ar dari tingkatan-ting-
katan iainnya, membuat bacaan Hafs tersebut lebih ber-
kembang dan populer dari bacaan iman-iman lainnya' Maka dalam hal ini, Hafs (w' 18O H), Warsy (w' 197 H) dan lmam Hamzah (w. 156 H) selalu menggunakan ukuran yang terpanjang atau tingkatan bacaan tortil al-Mujowwod' iea-angt"n ibn t<"si, (w. 12o H), Abo Amr (w' 154 H) dan (tingkatan Q.6l0n (w. 220 H) mereka memilih bacaan hadr lmam cepat yang merupakan ukuran terpendek)' Kemudian yang al-Kis3ii terkenal dengan tingkatan bacaannya todwir disebut murottol, yaitu tingkatan bacaan sedang/pertengahan.22 bi Ahmad bin Abi Umar Al-Andarebi Qir6'dt ol-QurA' ol-Mo'rifin ll' H)' Cet 14OS al-RisAlah' RiwAvAt c,l-Ruwf,h ol-Mqsyhlrin, (Beirut: Muassasat
.,
i."i5i. ain", lai: to
Brkhari, sohth ol-Bukhdri,(singapura, sulaimdilMar'i, t.th), luz lll, h.
232
7A6
Altentirildr dd, Pop,llailas Qiri',il al-Sab'afi
Abd al-Ali Silim Mukram dan Ahmad Mukhtar umar
(Mu'jam), OP.cit., h. 85.
"
tbid., h. 2L-22
A*te,,tirirar
dd Poptbitas Qjr6'dt al-Sab'ah
747
Dari seluruh uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa ditinjau dari segi aspek qira'at HafS' maka ada beberapa poin yang membuat bacaannya lebih populer dan terpakai dari Yang lain, Yaitu: 1) Bacaan HafS (w. 18O H) lebih ringan dan lebih mudah untuk dibaca dan dituliskan serla modd-moddnya tidak terlalu panjang. 2l Kaidah-kaidah bacaan Hafs (w' 180 H) lebih mencerminkan dan lebih mencakup kaidah-kaidah umum dalam girS'6t Al-Q.ur'6n sehingga bacaan Haf$ menjadi kunci untuk mendalami qira'at lainnYa. 3) Qira'at oLMuiowwod atau "tortil" adalah bacaan kesenangan Nabi Muhammad SAW dan lebih banyak diperdengarkan oleh setiap qari'-qari'ah untuk bacaan Haf$ (w. 18O H), selringga menjadikan bacaannya lebih populer, syahdu serta tersosia lisasikan di mana-mana, apalagi qi16'5t al-Muiowwod lebih syi'ar dan dipergunakan pada setiap Musabaqah Tilawah AFQ.ur'in, baik di tingkat nasional maupun internasional'
antara perawi dan imamnya) dan para penghubung itu tidak populer sebagai perawi qi16'61.23
Penerimaan qira'at secara langsung akan membuat qi16'5t itu lebih terjamin kredibilitas dan kapabilitasnya. Selanjutnya, di antara ketiga imam tersebut di atas, maka 6sim (w.727 H) adalah imam yang paling senior dan paling dalam ilmunya. Demikian juga, di antara enam orang perawi qird'6t tersebut, maka HafS (w' 18o H) adalah perawi yang senior dan paling menguasai qirS'lt imamnya.2a Sehingga lbn Muj6hid mengemukakan: '11
;l
I
RR
-
Artcrrtirildr da PoP atitat
Qiti'it
al-Sab'ah
i<;
'".;r9o1n'r$;(. ;tr rt,,f- )v)-w ia.^tta?
g\j
Artinya:
2. Fal
lmam lbn Mujahid (w. 324 H) menegaskan dalam kitabnya "al-Sob'oh fi ot-Qir6'6t' bahwa hanya enam orang rowi/ murid yang secara langsunC ltoloqqf) menerima qir6'At dari imamnya. Mereka adalah Q6l0n (w. 22O H), dan Warsy (w' 197 H). Kedua-duanya langsung dari lmam N6fi'(w' 159 H)' Berikutnya Syu'bah (w. 193 H) dan Haf5 (w. 180 H) langsung dari lmam Agim (w. 127 H), serta AbO al-H5ris (w' 240 H) dan af-D0ri (w. 246 Hl, kedua-duanya langsulS dari lmam alKis6'i (w. 189 H). Sedangkan rowi-rowi ?ari imam-imam lainnya adalah melalui "wosif obl' Gda penghubung sonod
*
r
Jv"^2.:i?':€)'su'
;rr*
"Y.>g :Y;
yi *t
"Hof$ (w. 78O H) pating olim dalom bidang qiroot pado masonyo dan kawan-kowan se profesinyo' Oon wokf juga mengemukokon bahwo Hofs (w. 78o H) songot teriomin kredibilitosnya (terpercoyo). seloniutnya, olZohabi (w. 748 H) berkato, "odapun dalom bidong qiraot, Hof$ sangot kredibel/ terpercayo, menguosai secaro lengkap don utuh. Demikion iuga, YdhyA bin M6'in (w. 324 H) mengemukokan bohwo Haf$ (w' 78O H) tebih qori' dori lbn 'lyasy, salah seorang Suru lmam Asim (w. 127 H)".
Sonod bacaan Hafs (w. 1SO H) setelah dari Nabi Muhammad SAW, diterima oleh lima sahabat utama dari
"
lbid-, h.7o,88-92 dan 94-98.
lhn al-Jazari, lol-Ndsyrl, op.cit., l, h- ls6. " abd al-Ali salim Mukram dan Ahmad Mukhtar Umar, Op,cit', h.90 Bandingkan dengan lbn al-Jazari, toc'cit. 2a
Altcntiritar dan PoPtl4itar !2ird'At
dl-S db'ah
189
Kemudian, AbdullSh
ng merupakan sanad bagi Para imam 26 dan sePuluh Adapun tujuh orang
Di samping itu, al-Su16mi dan Z0r menerima juga dari dua orang sahabat terkemuka yaitu dari USm6n bin Aff6n (w. 35 H) dan Ali bin Abi Telib (w. 41 H). Kemudian USm6n dan Ali menerima dari Rasulullah SAW. Selanjutnya, al-Sul6mi (w. 73 H) juga menerima dari dua orang sahabat Rasulullah yang lain, yaitu dari Ubay bin Ka'ab (w. 3o H) dan Zaid bin SaUit (w.45 H). Kemudian Ubay dan Zaid menerima dari Rasulultah SAW.28
H)
M0s5 a!-AsY'ari (w. aa H) Ztaid bin sauit (w. 45 H)27
Lima di antara tujuh sahabat tersebut menjadi sonod bacaan HafS, sehingga terlihatlah bahwa mayoritas sahabatsahabat terkemuka dalam bidang 'Ultm Al-Qur'dn menjadi sonad bacaan Hafs.
Dengan demikian, terlihatlah betapa kokoh dan utuhnya sanod bacaan Hafg, yaitu dari Rasulullah SAW diterima oleh lima orang sahabat terkemuka yaitu USman (w. 35 H), Ali (w. 4L Hl,lbnu Mas'0d (w. 32 Hl, Ubay (w. 2O H) dan Zaid (w. 45 H), kemudian disambut oleh tiga orang guru Asim (w. L27 Hl dan dari 'Asim sampailah kepada Hafs (w. 18O H) dan murid 'ASim yang lain, seperti Syu'bah (w. 193 H).
Adapun sanod bacaan Al-Qur'6n riwayat HafS (w. 18O H), yaitu: AbO Muhammad Ubaid bin a!-Sabah berguru/ menerima bacaan dari Hafs (w. 18O H.), Hafg menerima dari ASim (w.727 H.l, 'ASim menerima dari tiga orang gurunya, yaitu 1). AbO Abd al-Rahm6n AbdullSh bin Habib bin Rabi'ah al- Sulami al-Darir ( w. 73 Hl, 2l.AbO Murayyim Z0r lbn Hubaisy bin Habasyah a!- Asad? al-K0fi (w. 82 H), 3) AbO 'Amr Sa'ad bin 'lyis al-Syaibini (w. 75 H). Ketiga guru ter-
sebut menerima dari Abdul16h bin Mas'0d (w. 32 "
Nabi
Muhammad SAW.
(w. 3o H) 'Od (w.32Hl (w. 32 H) Aff6n (w.35 H)
rilib (w.40
bin Mas'0d menerima dari
Selanjutnya, ada satu hal, menurut hemat penulis perlu ditekankan di sini bahwa bacaan Al-Qur'6n riwayat HafS (w. 18O H) lebih populer dari yang lain dipengaruhi oleh faktor keunggulan Abdurrahman bin Abdullah al-Sulami (w. 73 H) guru tmam Asim lw. L27 H) dalam mengajarkan dan mensosialisasikan mushof yang dikirimkan khalifah USm6n bin Affan (w. 35 H) ke Kufah (Baedad) dibandingkan Zaid bin Sabit (w. 45 H) untuk mushaf di Madinah, Mugirah bin Abi Syih6b (w. 91 H) untuk mengajarkan mushof yang dikirimkan ke Syam (Syria), Muhammad bin S6ib (w. 146 H) untuk
H).
Abd al-Ali Salim Mukram dan Ahmad Mukhtar Umar, Op.cit, h. 81.
Baca lagi: lbn Mujahid, Loc.cit.
27sya'r6ni
ol-Taboq1t ol-Kubr6, (Mesir: D6r al-Fikr al-Maktabah all, h. 19-23. Baca juga Hasanu{din AF, Perbedaon Qir6'6t don Pengoruhnyo terhodop lstinbot Hukum aoUl,,at-Qur'6n, (Jakarta:
Sya'biya!, 1954 M), Juz PT Raja
190
"Abd al-'Ali s6lim Mukram dan Ahmad Mukhtar umar, op.cit h. 85 dan lbn Jazari, lol-Nosyrl, Op.cit., h. 155.
Grafindo Persada, 1995 M), Cet.t, h. 122.
Au te n ti sitas da n P op t hi tas pir,i'at
Aatentisitas dar Popuhitas
a L.9 d b'ah
t,
Qra'''
il-Sab'ah
191
.,
da
lmam Asim (w. L27 H) dalam mengajarkan dan
mensosialiasasikan mu5fiaf yang dikirimkan Khalifah U3m5n bin Affan (w. 35 H) ke Kufah (Baedad). Sedangkan al-Sulami (w. 73 Hl berguru atau menerima qiraat secara langsung dari lima orang sahabat terkemuka yang dengan sendirinya, akan menambah kredibilitas dan popularitas bacaan Hafs (w. 18O
Makkah dan Amir bin Abd al-Qais (w.74 H) untuk dan mengajarka n mushof vang dikirimkan ke
4Zior^bing f' -.ah. .t?>'v Mushafyang dikirimkan ke Kufah oleh khalifah U3m6n .^ dflan (w. 35 H) lebih banyak mencerminkan bacaan lima
gt)^ne sahabat terkemuka, yaitu Ubay bin Ka'ab (w. 3O H), l'Iaull^n bin Mas'ud (w. 32 H), Uimdn bin Affan (w. 35 H), Itr Oi" Abi Talib (w.4L H) dan Zaid bin Sibit (w. 45 H). Semua P'-.nrO.t tersebut menerima langsung dari Rasulullah SAW, mushof yang dikirimkan ke Kufah tersebut dibimbing ln ori, di^i^rkan tangsung oleh Abdurrahman bin Abdullah alo.ilrrni (w. 73 H), yang mana beliau adalah gurunya lmam isan lw. 727 H), sedangkan Hafs (e. 18o H) adalah murid jgirn V.ng, paling alim tentang ilmu qira'at. Maka dalam hal ', al-Sulam? berguru kepada kelima-lima sahabat besar terif)6ut Vane, dengan sendirinya akan menambah kredibelnya ,-^raan Hafg karena bacaannya al-Sulam? dan Hafs tersebut r"r t"sia isa s i kan kepa da mayo rita s u mat lsta m.2e 'irrn Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa bacaan
H)
Di samping itu, lmam 'ASim lw. L27 H) adalah tokoh terkemuka di antara para ahli qiraat di Kufah sesudah alSulami (w. 73 H). Asim paling fasih bacaannya, ahli tajwid, suara indah dan bening. Beliau paling merdu suaranya di antara imam-imam qiraat dalam membaca Al-Qur'6n. Sedangkan Hafs (w. 180 H) adalah murid ASim (w. 127 H) yang paling mampu mengikuti bacaan Asim dan paling menguasai qi16'5t gurunYa itu.
3. Faktor Historis Sosiologis lmam al-Zahabi (w. 748 H) dan Yahyi bin Ma'in (w.234 H) mengemukakan bahwa para imam qir6'6t ol-sab'ah mayoritas dari negeri Kufah (Bagdad), yaitu sampai tiga orang (Asim, Hamzah dan al-Kisdi) serta imam-imam lainnya pernah mengajarkan Al-Qur'6n di Kufah (Bagdad). Selanjutnya, di negeri Kufah itu, yang paling fosih dan banyak muridnya adalah lmam Asim (w. L27 H). Sedangkan murid lmam ASim (w. 727 H) yang paling alim dan menguasai betul qir6'6t lmam 'Asim (w. L27 H) adalah Hafs (w. 18O H).3o
I
to
2e
02
Abd al Ali Salim Mukram dan Ahmad Mukhtar Umar, op cit, iuz l, hal. 90. kemudian baca lagi:. Encyclopoedio of /s/om, New, Ed. V, h.128. Baca lagi : ialman Harun, Mutiaro Al-Qur'6n, (Jakarta : Logos, 1999), Cet.ll. h.2O2
Abd at-Fattah al-Q6di, op.cit., h. 49
Autentiitas dax Poprkritas pirAZt
A,'
aLS db'dh
a
I e n t i s itas
dan Pop * k
ita s Qi rA'at
d l-.9 a b'a
h
793
Menurut hemat penulis, hal demikian akan menambah populer dan kredibel bacaan Hafs (w. 18O H) dan lebih diminati oleh masyarakat/umat lslam serta kaidah-kaidah bacaan Hafs (w. 180 H) semakin tersebar luas. Selanjutnya, faktor yang signifikan juga, yaitu kemajuan kota Bagdad tersebut, karena di sinilah pernah menjadi pusat kejayaan Daulah Bani Abbas. Adapun ke wilayah Maroko, Spanyol dan sekitarnya tidaklah masuk ke dalam kekuasaan Daulah Bani Abbas, akan tetapi Daulah Bani Umayyah yang bersemi di sana. Dari itu, bacaan Al-Q,ur'6n riwayat Hafs tidak tertalu populer di sana.31
Hafs lama belajar dan mengajar Al-Qur'5n di Makkah dan malah selalu pulang-pergi mengajar Al-Qur'6n antara Bagdad dan Makkah, sehingga beliau menguasai betul bahasa Quraisy (lnduk bahasa suku-suku Arab) dan beliau banyak tahu tentang bahasa dan kondisi suku-suku Arab. Di samping itu, umat lslam banyak berdatangan ke Makkah, terutama belajar, menuntut ilmu, berdagang, dan lebih utama lagi menunaikan ibadah haji.32 Ha! itu semua menjadikan umat lslam banyak mendengar, membaca, mempelajari, mendalami, dan mengajarkan bacaan A!-Qur'5n versi Hafs kepada sesama muslim lainnya.
Tidak kalah pentingnya untuk diungkapkan di sini, bahwa pengaruh ajaran Syi'ah terhadap para ahli qir6'6t di Haramain, Bagdad dan Yaman memberikan pengaruh juga
Dalam hubungan inilah, Sayyid la'far Murtadd al-'Amil? mengutip komentar Syaikh Abd al-Jalil al-R6z? dalam bukunya: "Noqd al-Faddih" yaitu:
'fi' sv3*.ii ,
a
".t,,t a
ig )v &{:$1 ,;.ry,iu)'i{vv a
i:rt&;41-;7vAt'6r r+'r, ".i>rir
t
+i
C
a
r) )a
,*!lV ,f-ar ,y:ri,l
* e *,-;d:lt,f eV ?'+
Artinya: 'Asim odatah seorong lmom Syi'oh'aoio^ moloUn qird'dt seperti holnyo seluruh qdri'-qdri' yang terkemuka di Ktfoh don Agim mengatakon bahwo kebonyokon qdri' dori negeri Haromoin dan lrok itu odoloh Syi'oh ohl albait. (ditamboh logi, bohwa seluruh mugfiaf-mu5fiaf dewasa ini adoloh menurut peroturon qir6'dt Hafg dori 'A$im dori ol-Sulomi dori 'Ali AS.-
Di samping itu, menurut hemat penulis, bahwa istilah lagu-lagu tilawah Al-Qur'6n banyak berasa! dari nama-nama daerah di Kufah/Bagdad. Dari itu, popularitas Mazhab Syi'a[ dan pengaruh serta peranannya yang begitu besar terhadap umat lslam, ditambah lagi, sebagian besar muShof Al-Qur'5n yang beredar sampai sekarang adalah menurut peraturan bacaan HafS, kesemuanya itu adalah menambah berkembang dan memasyarakatnya bacaan riwayat HafS (w. 18O H) dari lmam Asim. (w.L27 Hl.
terhadap popularitas bacaan A!-Qur'6n riwayat Hafs (w. 18O H).
t' Muhaimin Zain, Qir6'6t
Tujuh don Koidohnyo, (Jakarta: LBIQ, 1994), h. 2a-29. Baca lagi: Enqclopoedio of lslom, New. ed. V, h. 128. t' Abd al-Fattah al-e6di, T6rikh ol-Mushof at-syadlKairo: Maktaba[ wa Matba'a! al-Husaini, t.th.), h. 65. Baca lagi: al-Zarq6ni, Op.cit., h. 401.
794
_
As tentisitas
dan Pop
ilaitas pirA'At
al-S ab'ah
"Jafar Murtad6 alJAmilly, Hoqdiqi HammofrHaut Al-Qur'6n ol-karim, (Mesir: MuSFfa al-Bibi al-flalabi, 1354 H), h. t7L. Ada juga Al-Qur'5n dicetak dengan rosm 'Uhmdnl sesuai dengan bacaan riwayat Warasy dari lmam NAfi'. Riwayat Warsy ini merupakan riwayat terbanyak kedua dibaca umat lslam setelah Haf5. Baca: Syekh Muhammad HSdi Ma'rifat, ol-Tomhld li UAm NQur'6n, (lran: Matba'a! Mahar, 1396 H), Juz ll, h. 196 dan 184. Baca: lbn allazari (ol-Naysrl, Op.cit., Juz l, h. 155.
As tentisitas
dan Pop ukritas QirA'At al-S ab'ah
195
KH. Tubagus Mansur Makmun, seorang dosen ahli tajwid Al-Qur'6n dalam pemberian kuliahnya di Perguruan Tinggi ffmu Al-Qur'an (PTIQ Jakarta tahun !974,34 yang penulis sendiri salah seorang mahasiswanya, beliau pernah menyampaikan bahwa popularitas bacaan Al-Qur'6n riwayat Hafs (w. 180 H) sangat dipengaruhi juga oleh mazhab apa yang dianut oteh umat tslam. Dalam kenyataannya dipahami bahwa mazhab terbanyak/mayoritas di dunia ini adalah Mazhab Muhamamd bin ldris at-Syaf i (w. 2O4 H). Sehubungan dengan ini, maka bacaan Al-Qur'6n riwayat Hafs (w. 18O H) merupakan bacaan yang terbanyak, paling terkenaldi dunia ini dan di lndonesia pada khususnya. Hal yang sama pernah disampaikan oleh Dr. H. Ahsin Muhammad Sakho, MA selaku narasumber dalam seminar "Mengenat Bacaan Al-Q,ur'an qir6'dt al-sob'afi!' di Puncak Bogor Jawa Barat tanggal L7 dan 18 Agustus 2OO3 beliau mengemukakan bahwa umat tslam yang bermazhab Malik bin Anas atau Maliki (w. 179 H) seperti Afrika Utara, Aliazair, Tunis, Maroko, maka bacaan Al-Qur'dnnya adalah qir6'5t tmam Nifi' (w. 169 H) riwayat Q6l0n lw.22O H) atau Warsy (w. 197 H). Sedangkan yang bermazhab Syafi'i (w. 2O4 H) seperti Malaysia dan lndonesia, maka bacaan AI-Q.ur'5nnya adalah bacaan Hafs (w. 18O H) dan mazhab Syafit merupakan mazhab terbesar di dunia. Orang Yaman juga bermazhab Syafif, mereka datang ke Makkah, kumpul bersama mereka, sambil berkasidah, salawat dan marhaban dan mereka memto
Tubagus Mansur Makmun, Kulioh ltmu Toiwid Semester I don ll tohun 7974 Perguruon Tinggi llmu Al-Qur'dn (PTIQ) Jakarta, beliau aktif sebagai Ketua
Koordinasi Dewan Hakim MTQ Tingkat Nasional di.lndonesia dan pernah menjadi Ketua Umum Pertama pada Jam'iyyo1 qQurr6' wo ol-Huffdz di lndonesia. Beliau meninggal dunia pada tahun
796
2OOO
M di Jakarta.
Au*ntisitas dan PoPtlaritas QirA'Al
al-S ab'ah
baca Al-Qur'6n menurut bacaan HafS dan jamaah banyak mengikutinya. Dengan demikian, dapat diungkapkan bahwa bacaan Al-Qur'6n riwayat Hafs (w. 180 H) adalah qir6'6t yang banyak diikuti umat lslam, kecuali Afrika Utara yang mengikuti bacaan lmam N6ff (w. 169 H).3s Kenyataan ini semakin kuat, oleh karena perbedaan qirS'5t yang ditampilkan dalam karyanya 'Torjumon ol-Mustofid" oleh Syekh Abd-Rauf alSinkili (w. 115O H/L693 M)35 hanya berasal dari tiga imam qir6'6t, yaitu lmam N6ff (w. 169 H) riwayat Q6l0m (w.22O H), tmam AbO Amr (w. 154 H) riwayat al-D0ri (w. 246 H) dan lmam 'ASim (w. L27 H) riwayat HafS (w. 180 H). Dari tt Al-Lrtutamar al-Sidis, Buhls Qur'1niyyofi, (Kairo: Syirka[ Misriyya!, L97L Ml, h. 98. Baca lagi: Encyclopoedio of lslam, New, ed. V, h. 128.
Selanjutnya, Salman Harun, Mutiora Al-Qur'6n, (Jakarta: Logos Wacana llmu, 1999 M), Cet. 1, h. 2O2. Baca lagi: Muhamimin Zain, Qir6'dt Tujuh don Foedohnyo, (Jakarta: LBIQ, 1994 M), h. 28-29. 36 Syekh Abd al-Rauf adalah seorang ulama yang hidup di dalam Kerajaan Aceh Darussalam. Dilahirkan di Sungkel, di Pantai Barat Sumatera pada sekitar tahun 1515 M. Pada lebih kurang tahun 1642 M, ia berangkat ke Tanah Suci untuk belajar. Dia menulis daftar 19 orang guru yang dari mereka dia mempelajari berbagai cabang disiplin ilmu dan 27 ulama lainnya yang dengan mereka dia mempunyai kontak dan hubungan pribadi. Di antara guruguru al-Sinkili yang paling penting adalah lbrahim bin Abdullah ibn Ja'man (w. tOA3 H/L672 M), beliau seorang muhoddi| dan laqih. Dengan beliau inilah alSinkili mempelajari apa yang disebut dengan "ilm al-zohir" (pengetahuan eksoteris) seperti fiqih, hadis dan subyek-subyek lain yang terkait. Jaringan guru-guru al-Sinkili jelas menjadi lebih kompleks ketika dia melanjutkan pelajarannya di Zabid. Di antara guru-gurunya adalah Abd alRahim bin al-Siddiq al-Khas dan Abdullah bin Muhammad al-'Adani, yang disebut al-Sinkili sebagai pembaca (qdri) Al-Qur'6n terbaik di wilayah itu. Tahap akhir dari perjalanan panjang al-Sinkili dalam menuntut ilmu adalah di Madinah. Di kota Nabi ini dia merasa puas bahwa dia akhirnya dapat menyelesaikan pelajarannya dengan gurunya Ahmad al-Qusyasyi (w. tO71 Hl766t M) dan lbrahim al-Kuran? (w. 1101 H/169O M). Baca: Azyumardi Azra, Jaringan Ulomo Timur Tengah don Kepulouon Nusantora Abad XVll dan XVlll, (Bandung: Mizan, 1994 M), Cet. l, h. 194-195.
A*tentisitas dan Poptkritas pirA'At alsab'dh
797
i:tr
8a/
Kezr,ufal PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG QIRA,AT AI-SABsAE
A. Ikitikan dan Dukungan terhadap Ibn Mujihid Pengga gas Qird'dt al-Sa.Uafu Konsep qird'6t
ol-sab'afi dihimpun dan
diprakarsai oleh tbn Mujahid (w. 324 H) dengan inisiatifnya sendiri, sehingga menjadi tersebar dan populer di kalangan umat lslam.l Konsep qir6'5t tersebut terwujud pada suatu kondisi di mana perbedaan qir6'it yang mestinya sebagai rahmat untuk umat tslam, tetapi menjadi pemicu skeptisisme dan faktor kekacauan dalam bacaan Al-Qur'6n, karena terobosan lbn MujShid tersebut membuat para ulama ada yang pro dan ada yang kontra, artinya, sebagian tokoh mendukung dan sebagian lagi menyesalkannya. Pada pokoknya lbn Muj6hid (w.324 H) melakukan penjernihan qir6'6t dengan cara mengevaluasi periwayatan secara selektif dan membuat ranking qir6'6t yang sahib menurut kriteria yang disepakati oleh para ulama dan pertimbangan-pertimbangan beliau sendiri, yang kemudian hasilnya, periwayatan tujuh imam qir6'6t, beliau inventarisir dalam karyanya 'KitAb ol-Sab'oh fi al-Qird'6( -
.{
' Abd al-eli Salim Mukram dan Ahmad Mukhtar l)mar, Mu'iam ol' Qir6'6t ol-Qur'oniyyah Mod Muqaddimob fi ol'Qir6'6t wo Asyhor ol'Qurra', (Kuwait: J6mi'at al-Kuwait, 1992), Cet.
l,h-73.
A*tentidtas dan Popularitas QirA'at al-S db'ah
229
Dengan demikian, beliau melakukan penyelamatan qira'at Al-Qur'an dari kekacauan, kerancuan dan kemusnahan. Namun hasil dan reaksinya tidak terlepas dari ada yang memuji, mendukung dan mempertahankan' Di samping itu ada juga yang menyesalkan dan mengkritik upaya besar lbn Muj6hid tersebut. Satu kritikan yang cukup tajam terhadap lbn Muj6hid (w.324 H), datang dari AbO al-Abbas Ahmad bin AmmSr alMahdawi (w. 324 H), beliau menyesalkan sekali konsep qir6'At oLsob'oL lbn Muj6hid, dia melakukan sesuatu yang seyogianya tidak pantas dilakukannya. Konsep itu telah membentuk kesalahan persepsi orang-orang awam bahwa qir6'dt al-sob'oh identik dengan "sob'ot ofiruf', yang termaktub dalam hadi3 Nabi .r,,-i * .,t' rli irar r:*;t seakanakan setiap satu qira'at dalam qir6'6t al-sob'af; adalah satu huruf dalam l-JadiS Nabi tersebut.2 Selanjutnya Ahmad bin Amm6r al-Mahdawi (w. 340 H) mengatakan: seandainya lbn Mujdhid lw. 324 H) membatasi jumlah qir6'6t pada bilangan yang kurang atau lebih dari iujuh itu, maka kekeliruan ini tidak akan timbul sama sekali'3 N4aka dari itu hasil karya lbn Muj5hid (w.324 H) telah membodohi orang-orang awam, karena mereka menduga bahwa qirA'At oLsob'o[ adalah qirS'6t yang telah diisyaratkan di dalam Hadi3 Nabi. Mereka menganggap kafir dan menyalahkan semua orang yang tidak menggun akan qir6'6t aLsob'af dalam membaca Al-Qur'6n. Berikutnya lbn Ammir (w' 324 H) menambahkan bahwa membatasi dua orang saia rdwi/ Al-Muqri' Ahmad Abi umar al-Andarabi, Qir6'dt ol-Qurrd' dl-Mdttfin bi RiwAyAt ol-RuwAhol-Mosyhdrin, (ge.Jut: Muassasat al-!iselah, 1985 M), Cet' ll, 2
I
h.31.
3
230
murid untuk masing-masing qirS'5t akan membuat orang tidak menerima qira'at murid/rdwi lainnya. Padahal rdwi rdwi lainnya itu boleh jadi lebih populer atau lebih terjamin kredibilitas dan kapabilitasnya dari dua orang rdwi yang pertama, maka penolakan terhadap qir6'5t dari rdwi'rawi / murid-murid yang lain itu adalah suatu sikap yang keterlaluan dari orang-orang yang tidak berilmu.a Dari uraian di atas, terlihatlah kekecewaan dan penyesalan lbn 'Amm5r (w. 430 H) terhadap lbn Muj6hid lw' 324 H) dalam hal pembinaan umat pada umumnya dan pengembangan keilmuwan qir6'6t Al-Qur'6n pada khususnya'
Selanjutnya, AbO Bakar al-Makki bin Abi TAlib al-Qaisi (w. 327 H) juga memberikan kritikan pahit terhadap lbn Muj6hid (w. 324 H), yang isi kritikannya tidak jauh berbeda dengan yang dilontarkan oleh lbn Amm6r al-Mahdawi (w' 43O H). Dalam hal ini Makki bin Abi T5lib al-Qaisi (w' 437 H) menegaskan bahwa orang yang menduga qirA'At oLsob'oL adalah interpretasi dari sob'ot ohruf yang termaktub dalam HadiS Nabi, berarti orang itu telah berbuat suatu kesalahan besar. Dugaan pengertian seperti itu menimbulkan suatu keharusan bahwa, qirS'5t Al-Qur'6n luar dari qir6'dt ol-sab'af, tidak termasuk Al-Qur'6n, sekalipun qira'at itu disampaikan dan datang dari imam-imam lainnya dan sesuai pula dengan tulisan mu$hol 'lJSmdni. Pandangan inilah, menurut Makki (w. 437 H) yang salah besar, karena para pengarang ter-
t
Abd al-Ali salim Mukram dan Ahmad Mukhtar umar, lMu'ioml' I' op-cit., h- 75. Baca lagi, al-suYlti, ol-ltqin Ii 'olum Al-Qu/dn (Mesir: MustafS 1951 M), cet. ll, h. 82. Bandingkan dengan lbn al-Jazari, ol"l-H"l"bt "i-gabi ol-'Asyor, (Be,/,l|]. DAr al-Kutub al-llmivah, Libanon, tth), Juz' ol-Qita'dt Nosyt Ii l, h. 36. selanlutnya baca juga, Abd al-Rahmen bin lbrahirn al-Mavudi, ol-Ahruf ql-Qu/6niyyohot-Sqb'db' l\iYacr Dar al- Alam al-Kutub, 1991 M/1411 H), Cet' l, h. 28.
Andarebi, toc. cit.
A
cntiritdr dan PoPthildr !2i/,i'a, dl'Sab'dh
Arltentiritdr ddn PoPrlditdr
Qiri'tt
al-Sab'ah
237
dahulus telah menyebut dan memperkenalkan dalam kitabkitab mereka bahwa lebih banyak lagi jumlah imam-imam qir6'5t6 selain dari mereka yang tujuh tersebut.T
lbn al-Jazari (w. 833 H)8 mengemukakan, bahwa AbO Bakar Ahmad bin M0s6 bin Abbas bin Muj6hid (w. 324 H) merupakan orang pertama, yang membatasi hanya pada qire'at tujuh orang imam saja, dan kami mendapat berita dari sebagian orang yang tidak berpengetahuan, bahwa qir5'5t yang benar hanyalah qir6'6t yang berasal dari ketujuh imam itu. Bahkan dalam pandangan sebagian besar orang yang jahil, mengemukakan bahwa qir6'5t yang benar itu, hanyalah yang terdapat di dalam "ol-Sydtibiyaf' dan "olToisil'.s Karena itu pula, banyak ulama mengusulkan dan antipati terhadap tindakan lbn Mujihid (w. 324 H) sehingga mereka menyalahkannya.lo 5
Abo Hayy6n al-Andalosi (w. 745
H),11
beliau pun
mengemukakan kritikan terhadap lbn Muj6hid (w. 324 H), bahwa sebenarnya di dalam qirA'At oLsab'ob atau Kitob olsob'ab fi ol-Qir6'dt yang diprakarsai dan disusun oleh lbn Muj6hid 1w.324 H) tidak terdapat qir6'6t yang populer, masyhur dan terkenal, kecuali sedikit sekali, karena dua-dua orang rdwi dari masing-masing imam qir6'6t ol-sob'of, itu tidak mewakili qir6'5t dari sekian banyak para rdwi masingmasing imam itu. Antara lain seperti lmam AbO Amr bin al'A116' (w. 154 H), ia terkenal mempunyai sepuluh orang rdwi, pendapat lain, tujuh belas orang rdd.r2 Demikian lagi lmam Asim (w.127 H) beliau terkenal mempunyai tujuh orang rawi. Berikutnya lmam N5fi' (w. 159 H) dengan sembilan orang rdwi, pendapat lain, empat orang rdwi.13 Selanjutnya, lmam Hamza[ (w. 155 H) dengan tujuh orang rAwinya,ta dan seterusnya.
Seperti Abo Ubaid al-Qasim bin Sallam (w. 224 Hl, AbO Hatim al-
Sajist€ni (w. 2S5 H), Abo Jafar al-Tabari (w. 310 H), lsm6'il al-Qadi bin lsh6q (w. 282 H), Abo Bakar Muhammad bin Umar al-Dajwrni (w. 324 H) dan lain-lain. Baca, Al-Matrodi, Op.cit., h. 26,
Menurut Abo Hayy6n (w. 745 H), bagaimana lbn Muj5hid (w. 324 H) dapat merasa cukup dengan hanya
menyebutkan al-D0ri (w. 246 H) dan al-S0si (w. 261 H) untuk
6
Seperti al-A'masy (w. 148 H), al-Yazidi (w. 2o2 H), lbn Muhaisin (w. 123 H), Ya'qob (w. 205 H), Abo Ja'far Yazid bin al-Qa'qa' (w. 130 H), dan lain-lain. 7
Al-suyoti
l, Op.cit., h. a2. Baca lagi, Salim Mukram, Op.cit., h. 75.
3
lbn al-Jazari ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf Abo al-Khair Syamsuddin, yang terkenal dengan lbn al-Jazari, guru para ahli qira'at pada zamannya. Karya-karyanya terkenal, antara lain dl-Nosyr fi ol-Qi6'At ol-Asyr, GAyAt ol-NihAyoh fi Tdboqat ol-Qurr6' dan Mo'riJqt olQurrA'- h wafat pada tahun 833 H. Baca, lbn al.lazari, GAyAt dLNihAyob li Toboqdt ol-QurA', (Makkah: Der al-Bez, t.th), l, h. 14. e Al-sy'tibiyob adalah kitab berbentuk syair (nozoml yang dinisbahkan kepada lmam Abo Muhammad al-Q6sim al-Syetibi, wafat tahun 590 H. Di dalam kitabnya tersebut ia menggubah kitab "ol-Tois " menjadi bentuk syair sebanyak 1173 bait, yang diberi nama "Hirz ol-Amoni wq Wojh ol-TahAniji olQir6'At oLsob' ol-MosAfi. Sedangkan kitab "ol-Toislr li ol-Qir6'6t al-Sob"' disusun oleh Abo 'Amr 'Uimsn bin sa'id al-D5ni seorang imam qurrA'yang wafat .- .-- oada 444 Hl'6;; ariazari, lat-uosyrl, op-cit., h. 30. aacafti, Abd at-Ati satim Mukram dan Ahmad Mukhtar Umrr, op.cit.,h.75.
232
A stettiritar dal Poptbitat !2ird'A, dl-S db'ah
11
Nama lengkapnya Muhammad bin Yosuf bin Ali bin Y0suf bin HayyAn al-Garnati al-Andal0si al-Jayyani Asir al-Din Abo Hayyan al-Andalosi (654745 H). Baca, al-za tkali, ol-A'Bm (Qamas Tordjum li Asyhor ol-RVal wo ol-Nis6' min ol-Arob wo dl-Mustd'rdbin wo ol-Mustosyrlqln, (Beirut: D6r al-'llm li alMalayin, 1980), Cet. V, Juz Vll, h. 152. 12 Para rowilmam Abo Amr (w. 154 H) antara lain, al-Yazidi, al-Dori alsosl, AbO Hamadon, syuja', al-Abbes, Abd al-waris, al-Minqari, dan lain-lain. Baca, Ahmad bin Abi Umar, yang populer disebut al-Andarebi, Op.cit., cet. lt, h. 84-94. Bandingkan, lbn al-Jazari, lAl-Ndsyrl, Op.cit.,l, h' 41-43. 13 Al-Matrodi, op.cit-, h- 25. Para rawi imam N6fi' (w. 169 H) itu ialah warsy, lsmail bin Jafar, Qalon, al-Musayyabi, Asmo'i dan Q6ron. Baca lagi, Al Andarabi, Op.cit., h.52-59. Para perawi lmam 'Aiim, ialah Abu Bakar Syu'bah,
Hafs, Al-Barjami, Yahya bin Adam, Hamm6d, Al-Mufaddal, dan Aban. Selaniutnya, para perawi lmam Hamzab (w. 156 H) yaitu: Khalaf, Khallad, lbn quluqa dan al-Khazzez, Hamm6d AbO al-Hasan, al-D0ri, dan lbn sa'dan. Baca, Al-Andarabi, toc. cr't. 14 Al-Andarabi,
Alttentiitdr
Loc.
cit.
ddn PoPrlairat Qjr6',it al-Sabbfi
233
8a/ Kelir4ia I<,ESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. a. Qir6'6t al-sab'afr ialah qirS'6t tujuh orang imam yang dihimpun oleh lbn Mujihid (w. 324 H! berdasarkan kriteria qir6'6t Yang sabih dan penilaian terhadap kredibilitas dan kapabilitas para imam tersebut, selta senioritas datt popularitas mereka, yakni imam N6fi' al-Madani (w. 169 H), lbn Kaiir al-Makki (w. 12O H), AbO 'Amr al-Basri (w. 154 H), lbn 'Amir al-Syimi (w. 118 H), 'Asim al-K0fi (w. L27 H), Hamzah al-K0fi (w. 156 H), dan al-Kis6'i al-K0f[ (w. 189 H).
b.
Kriteria yang dijadikan oleh lbn Muj6hid (w. 324 H) sebagai landasan konsep qir6'dt ol'sab'afi, adalah sebagai berikut:
1) Q.ir6'6t tersebut harus mempunyai sonad yang 50bih.
2) QirS'6t tersebut harus sesuai dengan tulisan salah satu rosm muShof Uhmdni.
* Altelrtiitas
dan PoPr/hrit* QirA'At al-S ab'ah
275
3)
4)
3
Den8an dasar itu, dia melakukan penjernihan qir6'6t dan penyelamatannya dari kekacauan dan kerancuan dengan cara mengevaluasi periwayatan secara selektif, yang kemudian, hasilnya, periwayatan tujuh imam qir6'61, yang beliau inventarisir dalam kitabnya "ol'Sob'of, fi ol-Qir6'd( yang akhirnya menjadi terkenal. b. Semua tuduhan dan kritikan yang diarahkan kepada lbn Mujahid (w.324 H) selaku penggagas qir6'6t olsob'of adalah tidak benar, karena beberapa pertimbangan, sebagai berikut:
kan qira'at lainnya, padahal ada yang lebih kredibel dan kapabel. lbn MujShid (w. 324 H) dalam pengumpulan dan pembatasan qir6'5t hanya tujuh saja, bermaksud menyesuaikan jumlah qir6'5t yang dikumpulkannya dengan jumlah mu$hof yang disalin atas perintah 'USm5n bin Aff5n (w. 35 H). Tidak ada dasar atau alasannya untuk berpegang kepada "qir6'dt ol-sob'o[' . Sebab pengumpula n sejumlah qir6'6t ol-sob'oh itu hanya merupakan hasil karya orang-orang mutookhkhirin, yang akhirnya qi16'6t tersebut menjadi terkenal.
1) lbn Muj6hid sama sekali tidak menginterpreta sikan bahwa "qir6'6t ol-sob'afil' adalah identik dengan "sob'ot ofiruf', apalagi membentuk opini orang awam, supaya beranggapan "qird'6t ol-sob'ofi!' sama dengan "Sob'ot Abruf'. Di samping itu, mun-
a. lbn Muj5hid (w. 324 H) adalah seorang imam qira'at terkemuka pada masanya di Bagdad. Dia telah berjasa besar dalam pengembangan keilmuan qir6'6t AlQ.ur'6n menghasilkan karya yang gemilang dengan seleksi imam qird'6t al-sob'oL yang kemudian disepakati oleh jumhur ulama sebagai qir6'6t yang mutawdtir.Sehingga konsekuensi logisnya, para ulama menyetujui pemilihan dan pembatasan lbn Muj6hid (w. 324 H) terhadap qir6'6t ol-sobhfi.
culnya kedua istilah tersebut lqir6'dt ol-sob'ofidan sob'ot ofirufl adalah pada dua masa yang jauh berbeda. Maka dari itu, "qir6'6t ol-sob'ofil' bukanlah
ohruf' . 2) Kesamaran pengertian tersebut muncul hanya secara kebetulan, yaitu sama-sama mempunyai bilangan "tuiuh" lsob'ah). Jika ada sementara orang yang menghubung-hubungkan antara "qird'dt olsab'ofi! dengan "sab'ot ahruf', maka kesalahan itu datangnya dari orang tersebut, dan sepantasnya, orang itulah yang disalahkan, karena orang itu " sob'at
lbn Muj6hid mengungguli semua ahli ilmu
pada masanya, karena luas ilmunya, mantap pemahamannya, benar lohjohnya dan tekun ibadahnya. Dia mempertimbangkan kredibilitas para imam qir6'5t dengan kriteria kefasihan bacaan, senioritas, jumlah pengikut dan popularitas qira'itnya serta disepakati untuk di-
ambil dan dikembangkan qirS'5tnya.
278
yang salah menginterpretasika nnya, bukan lbn MujAhid.
{
Atteztisitas dat Poptlaitat pir,i',it zl-Sab'ah
A
errlirirdr dab PoP aitat
pit6',it al-Sabbh
279
3)
4)
lbn Muj6hid bersumpah kepada dirinya untuk tidak meriwayatkan qi16'5t, kecuali dari orang-orang yang memenuhi seluruh kriteria dan pertimbangan tersebut di atas. 6) Penentuan dan pembatasan bilangan "tujuh" (o/sob'obil pada "qir6'6t al-sob'ofr!',lbn MujShid (w. 324 Hl dalam hal ini tidak bermaksud sama sekali menyamakan dengan jumlah "tujuh musbafmushaf 'Uimdnf'. Di samping itu jumlah muShof itupun terdapat perbedaan pendapat para ulama. 7) Berpegang kepada qir6'6t al-sob'ah tanpa lainnya, memang tidak ada dasar/alasannya. Namun, apabila sudah berpegang dan mengamalkan bacaan "qir6'6t al-sab'afij' berarti sudah mengikuti pendapat jumhur ulama, yang telalr sepakat mengatakan, bahwa qird'6t ol-sob'afi, adalah mutawdtir. Di samping itu, para ulama di dalam pengelompokan qir6'6t Al-Qur'6n yang dinisbahkan kepada
Pemilihan dan pembatasan lbn Muj6hid (w. 324 H) terhadap "qird'6t ol-sob'ofi.", bukan berarti menggugurkan qir6'6t-qir6'6t lainnya, akan tetapi memposisikan sebagai qirS'6t syd22; menempatkannya di bawah kredibilitas dan popularitas qir6,dt ol_ sab,afi, bukan berarti yang lain itu qir6,6t yang tidak sah atau batal. Selama ,,qird,dt al_sob,ofi.,, tidak dapat diterima se_ bagai penafsiran dari,,Sob,at Afiruf,, maka penen_
tuan "eir6'6t Tujuh,',,,eird'dt Delopon,,,,,eird,dt Sepuluh", dan "eir6,At Empat Belos,, dan seterus_ nya adarah berdasarkan ijtihad. Maka rbn Muj6hid (w. 324 H) sebagai peneliti, berhak menentukan dan membatasi jumlah qir6,6t yang hendak di_ himpun dan dibahasnya sesuai dengan standar dan kriteria, metode serta wawasan yang dimilikinya.
Maka dari itu, tbn Muj6hid (w. 324 H) memang mempunyai dasar, dalam upaya menghimpun dan membatasi qir6,dt ol-sab,ah tersebut. la tidak dapat dipersalahkan walaupun pantas dikritik. 5) tbn Muj6hid sangat berhati-hati, selektif dan ber_ sungguh-sungguh dalam memilih, menentukan dan membatasitujuh orang imam qir6,6! harus memenuhi seluruh kriteria dan pertimbangan yang tetah dipersiapkannya, yaitu selain harus memenuhi tiga standar dan kriteria yang disepakati para ulama, dia juga mempertimbangkan kredibilitas, kapabilitas dan senioritas para imarn qir6,6t serta popularitasnya dan ada kesepakatan untuk diambil dan dikembangkan qir6'6tnya. f'
280
Aatentisitas dar Populzritat Qir,i'dt al-Sab'ah
imamnya (seperti: Qir6'6t Delopan,
Sepuluh, Empat Belos, Lima Belas, Dua Puluh dan seterusnya), maka qir6'6t al-sob'afi sudah termasuk di dalamnya.
4. Ada beberapa faktor yang menjadikan bacaan HafS (w. L80 H) lebih terkenal dari yang lain, yaitu:
a.
Faktor pribadi Hafg dan qir5'5tnya Hafs seorang yang rendah hati dan tekun ibadah, serta sangat dalam ilmunya fasih lidahnya, indah suaranya dan menguasai betul lisan Quraisy serta dialah satu-satunya murid lmam 'Asim (w. L27 H) yang
Autentisitas dan Poptkritas Qir6'At al-S ab'a&
287
paling 'alim dan paling menguasai qira'at gurunya tersebut. Ditinjau dari segi aspek qirS'6t Hafs, ada beberapa hal yang membuat bacaannya lebih populer dan ter-
tanpa wositoD sampai kepada Rasulullah SAW. Silsilahnya dapat dilihat dalam lampiran karya tulis ini. c
Dilihat dari segi sejarah, wilayah para imam qirS'6t, maka Hafs (w. 18O H) berada pada kelompok mayoritas para imam " qir6'dt ol-sob'ofil' , yaitu dari K0fah, yang termasuk lrak bagian utara, ibukotanya
Pakai, Yaitu: 1) Bacaan HafS (w. 18O H) lebih ringan untuk dibaca
dan lebih mudah untuk dituliskan, serta moddmoddnya tidak terlalu panjang. 2) Kaidah-kaidah bacaan Hafg (w. 180 H) lebih mencerminkan kaidah-kaidah umum dalam qir5'5t AlQur'An, sehingga bacaan Hafi menjadi kunci untuk mendalami qira'at-qira'at la innya. 3) Bacaan HafS lebih banyak dialunkan melalui qir6'6t ol-mujawwod atau "tartil". Hal itu, menjadikan bacaannya lebih indah dan syahdu dan semakin digemari oleh para pencinta seni baca Al-Qur'5n, sehingga bacaan Hafs semakin terkenal dan tersosialisasikan di mana-mana.
Bagdad. Dan Hafs sendiri hidup dan berkiprah sebagai pengemban Al-Qur'6n, selalu pulang pergi antara Makkah dan Bagdad, dua buah kota yang paling banyak dikunjungi umat lslam. Hal ini, menjadikan bacaan Haf$ semakin terkenal. Di samping itu, sudah merupakan suatu ke-
nyataan, bahwa umat lslam yang bermazhab Sy6fi'i umumnya, mempergunakan bacaan Haf$. Sedangkan mazhab yang terbanyak diamalkan umat lslam adalah mazhab Sy3fi'i. Selanjutnya, pada abad ketujuh belas masehi, bacaan Al-Qur'6n yang masih berkembang di Tanah Suci ada tiga, yaitu: bacaan QdlAn lw. 22O H), al-D0r? (w. 245 H) dan bacaan Haf$ (w. 18O H). Sedangkan di antara ketiga bacaan tersebut, Hafslah yang paling senior, terkenal dan paling banyak penggemarnya serta paling indah suaranya.
Di samping itu, qird'6t al-muja'atwad, lebih syiar dan halus serta selalu dipergunakan pada setiap Musabaqah Til6wah Al-Qur'6n (MTQ, baik tin8kat nasional, ataupun internasional dan rumusan bacaan Hafg yang terkenal dengan sebutan gi lobokh) dan ,.:iu tq(- (soknohd rd'isy) merupakan kunci dasar untuk mengen al rosm al-mugtlof dan q i16'dt imam-imam lainnya.
b.
Faktor Sonad dan Tataqqi Sonod bacaan Al-Qur'6n riwayat Hafg (w. 18O H) selalu
bersambung dan langsung tanpa
1A.'
peJlQnta
ra ltologqi
Ara terltiritar ddfl PoP r.laitdr pi/,6'dt dl-S db
rh
Faktor Historis-Sosiologis
d.
Faktor Sarana
Sebagian besar "mushaf Al-Qur'6n" dan "ilmu tojwid AlQur'en" dicetak dan diedarkan menurut peraturan bacaan HafS (w. 180 H) dan dalam masa mutakhir ini setiap Musabaqah Tilawah Al-Qur'5n Aratentiritar ddn PoP adtat Qir,i'6r al-.f abbfi
283
(MTQ), umumnya mempergunakan bacaan Hafs, dan menjadi bacaan salat bagi umat lslam. Di samping itu, lagu-lagu yang paling dominan dalam membaca Al-Qur'6n adalah lagu-lagu aliran ,,mosrf', karena ia lebih syiar dan syahdu serta membutuhkan kapabilitas pembaca yang prima. Sedangkan dalam Musabaqah Tilawah Al-eur'5n (MTe), lagu yang paling favorit, adalah lagu ,,mosrl, tersebut. Maka dalam setiap Musabaqah Tilawah Al_eur,6n, paling banyak dipergunakan lagi .. m as rf, da la m bacaa n Haf5 (w. 18O H). Semua faktor yang disebutkan di atas membawa kepada popularitas bacaan Hafg dan lebih utama lagi, semua itu, menjadi rahmat Allah SWT untuk pemer_ satu umat lslam di seluruh alam jagat raya ini.
5.
gan "qir6'6t al-sob'al!' dewasa ini sudah memprihatinkan karena hanya tiga qir5,it lagi yang masih Perkemban
eksis dan sering terdengar sampai sekarang, yaitu:
a.
Bacaan riwayat Haf5 (w. 18O H) dari lmam .Agim (w. L27 Hl. lni bacaan yang terbanyak dibaca umat lslam di alam jagat raya ini, yaitu di seluruh lrak bagian Timur, Syam, sebagian besar negara Mesir, lndia, lran, Pakistan, Turki, Afganistan, lndonesia, Malaysia dan lain sebagainya.
Sedangkan qire'at dari empat imam lain sudah tidak berkembang lagi mulai abad ketujuh belas masehi. Hal ini diakui dan dibuktikan langsung oleh Abdurrauf al-Sinkili (w. 1650 M) sewaktu belajar di Timur Tengah pada tahun L642 M. Di lndonesia sekarang ini yang pesat perkembangan qird'6t ol-sob'a[ selain bacaan Haf$ (w. 180 H) adalah qir6'5t imam Nafi' (w. 159 H), melalui riwayat Q6l0n (w. 22O H) dan Warsy (w. 197 H), kemudian qira'at imam Hamzah (w. 155 H) dan Abu Amr (w. 154 H). Di samping itu juga qi16'6t para imam lainnya. QirS'6t-qir5'5t inilah yang selalu didalami di Perguruan Tinggi llmu Al-Qu/6n (PTIQ) Jakarta, lnstitut llmu Al-Qur'6n (llQ) Jakarta, dan Sekolah Tinggi llmu Q.ur'an di beberapa daerah tingkat I di lndonesia serta mo'hod-mo'hod Al-Qur'6n serta pondok-pondok pesantren di lndonesia. Hal ini ternyata pada setiap Musabaqah Qir6'5t Al-Qur'5n tingkat nasional berkumandanglah ketu.iuh qi16'6t imam tersebut.
b. Qir6'6t lmam N5fi' (w. 169 H) riwayat e6l0n (w. 22O
c.
284
H), terdapat di sebagian Tunisia, dan sebagian Mesir serta Libia. Sedangkan riwayat Warsy (w. 197 H), terdapat di sebagian Tunisia, Mesir, al-Jazair, Maroko dan Sudan. Qir6'6t lmam Abo 'Amr (w. 1S4 H), tlutama riwayat al-D0r? (w. 246 H), terdapat di Sudan dEn Mesir.
A
errlilirar dat Poptlzdtas
pjri'il
al-Sab'aft
Ath.
'iritar dafl Po?rldil4! !2irA',At dl-Sab'dh
2a5
KEPUSTAKAAN Abd al-Biqi Muhammad FuAd, Al-Mu'jom ol-MuJahras li Alfdz AlQur'6n ol-Korfm, t.t., Dar al-Syi'b, 1938 M Abd al-Qadir, Muhammad Tehir, Tarikh Al-Qur'6n, Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi, 1953 M, Cet.ll
Abkari al, AbO al-Baq6' Abdullah bin al-Husein bin Abdullah, /mrA' mA Manno bih ol-Rohmdn min Wujoh al-l'rdb wo olQirA'dt fi Jamf Al-Qur'dn, Beir0t: D6r al-Kutub al-'llmiyah, 1979 M/L399H, Juz l, Cet.
I
Ahmad, Muhammad Sy6tiri Mondhil ol:lrfdn fi Tojwid Al-Quldn, Jakarta: Maktabat Ma'had QirS'at Al-Qut/6n al-Tahiriyah, L976
Al0si al, SyihSb al-D?n al-Sayyid Mahm0d, RAh aLMo'6ni Al-Qur'6n oHAzim, Beir0t: Der al-Fikr, 1978.
fi
Tofstr
Amili, al, al-sayyid Ja'far Murtada, Haqdiq Hdmmaf Houla AlQur'6n al-Korim, Makkah: Muassasat al-Nasyr al-lslAmi 1407 H.
Andarabi al, al-Muqri Ahmad bin Abi Umar, QirA'At aLQurrA olMo'rtfin BiriwAyAt aLRuwdh al-MosyhArin, Beirut: Muassasat al-Ris6lah, 1985 M, Cet. ll
Anis lbrShim, Al-Mu'jom ol-Wastt, Mesir: D6r al-Ma'arif, 1392 H, Cet. ll
a
Asqalini, al, lbn Hajar, Foth al-Bdri Syorh Sahih ol-Bukhdri, Kairo: Mustafa al-B6bi al-Halabi, 1378 H/1959 M. Asym0ni, al, Ahmad Karim, MdnAr aLHudd fi Boydn al-Waqf wa al-lbtidd', Mesir: Mustaf6 al-BAbi al-Halabi, 1973 M, Cet. ll
A,/r liitar
dan ^.P',laitdr !2irA'at al-Sab'dh
287
Atiyah, lbn, Muqaddimab, Beirot: Der al-Fikr, t.th. Azhari, Hasan, Tortil Al-Qur'An, Kualalumpur: Pustaka Serumpun, 1979,
Cet.
t
Azra, Azyumardi, .laringan Ulama Timur Tengah don Kepulouan Nusantara Ahod Ke XVll don Xvlll, Bandung: Mizan, 1995, Cet. lll
Bagd6di al, AbO al-Q6sim Ali bin Usman bin Muhammad bin Ahmad, SirAj aLQAri' ol-Mubtodi, Beirit: Dar al-Fikr, tt. Cet.
I
Bagd6di al, Ahmad bin 'Ali at-Khatib, Tdrikh Bagd1d, Beirut: Dar aFKutub al-.llmiyyah, t.th BagdSdi al, Al-Kifiyoh fi 'tlm at-RiwAyob, Kairo: At-B5bi al-Halabi wa Auleduh, 1317 Balfaqih, Alaw? bin Muhammad bin Ahmad, Al- eird,6t ot-Asyr otMutowAtirat min Tafiqay ol-SyA bfydh wa ol-Durrab lr4adinah: D6r al-Muhajir, tgg4 M/ 1414 H, Cet. Ke-3
B3qillSni al, Abo Bakr, fjAz N-eur'An, Mesir: Maktabah wa
Departemen Agama Rl, AlQu/6n don Teriemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/PenTafsiran AlQu/an, 1971 M Daif, Syauqi Al-Moddris ol-Nohwiyofo Mesir: D6r al-Ma'arif, 1968 M, Cet. Ke-3 Diba, al, Ali Muhammad, Syarh ol-SyAtibiwob (lrsyAd ol-Murid llA' MoqsAd oLQasid), Mesir: Maktabat Muhammad Alf Sabih, 1381 H/1961 M
Dimy6ti al, Muhammad, lthAf Fuddh' ol-Bosyor, Mesirt Multazam al-Taba'Abd. al-Hamid Ahmad al-Hanafi, t.th. Fadti, al, Abd al-H6di, Al-QirA'At N-Qur'6niwob, Beir0t: Dar alclalam, 1980 M. Cet. Ke-2
Farid, Fathi Abd al-Qadir, Al-fiAz wa ol-Qir6'dt, Dar al-'Ul0m, Beir0t, t.p. L4O2 Hl 1982 M. Cet. I Farj6ni, Muhammad Rajab, Kdyfo Notooddab Mo'o ol-Mushof, t.t., Dar al-l'tisam, 1978 M, cet.ll Fathoni, Ahmad, H. LcQ" Kdidoh QirA'dt Tujuh, Jakarta: Darul Ulum Press, 1996, Cet. ll
Matba'ah Mustafd al-Babi al-Halabi, 1370 H. Bazm0l, Muhammad bin Umar bin S6lim, Al-eird,6t wd Asoruhi fi ol-Tafsir wa ot-Ahkdm, Riyad: DAr al-Hijrah, L4L7 H/t996 M, Cet. I
Goldziher, lgnaz, Mazdhib al-Tofsir al-lsldmi Mesir: Maktabah alKanji, 1374 H/ 1955 M.
Bukhiri al, Abrl Abdillah Muhammad bin tsm6,il bin tbrihim tbn al-Mugira!, Sohih ol-Bukhdri, Mesir: Mustafa al-Bab? alHalabi tt. Juz. Vt
Hakim, al, Mustodrok, Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi t.th.
Haisami Ali bin AbO Bakr, Moima' ol-Zowdid, Beirot: D6r al-Kit6b al-Arabi 1402H.
D5ni, al, AbO Amr Usman bin Sa,id, Al-Ahruf al-Sab,ah
Hanbal, Ahmad bin, Al-Musnad lmom Ahmad, Mesir: Mustafa alB6bi al-Halabi 1396 H, Juz. 5
------, al, Abu Umar
Harun, Salman, Mutiaro Al-Quron, Aktuolisosi Peson Al-Qu/6n dolam Kehidupon, Pamulang: PT. LoSos Wacana llmu, 1999 M, Cet. ll
ti Al-eur,6n, Tahqiq Abd al-Muhaimin TAhAn, Makkah: Maktabat alMan6ra!, 1988 M/14O8 H.
Usm6n bin Sa'id, At-Muqni'fi Rosm Masdhif ol-Amsdr, Mesir: Maktabat aFKulliyat, t.th --------, Al-Taisir fi ol_eira'at ol_Sob,, Mesir: Ma(abah al_Kulliyyat al-Azhariyyat, 1934 _
28A
Attenisildr
dan PoPr.,blitdr Qini'At dl-Sdb'di
Hasan, Hasan lbrahim, Tdrikh ol-lsl6m, Bagd6d: al-Ja'izah, 1967 M, J. IV
Alte iitdr dan Pop lzdtar pird2t
al-Sab'ah
289
I
Hasanl al, Muhammad bin 'Alawi al-M6liki, Hdulo Khasais Al' Qu/6n, gsili)1' Dat al-Fikr,1978 M/1398 H, Cet' I Hasanuddin AF, psrbedaan QirA'At don Pengaruhnyo tehoddp
ktinbat Hukum dolom Al-Qur'dn, Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 1995 M, Cet. Husein, Toha, Mustagbol ol-Sogdfot
Raja
lazari, al, lbn, Al-Nosyr fi ol-Qir6'6t ol-'Asyor, Beirot: D6r al-Kutub al-llmiyah, Libanon, tt. Juz. l-ll li ol-Qir66t alrAsyr, Mesir: Dar al-Hadis, ----, TdqribHl al-Nosyr Cet' ll M, 1992 t4t2 GAyot ot-NihOyoh fi Taboqdt ol-QurrA', Kairo: Mustafa al-
I
i I
----,
I
Libanon: Dar al-Kitab,
fi Misr,
-----,
1973.
lAlN syarif Hidayatullah, Pedomon 98/99 Progrom Pascasorjono, Jakarta, 1998
lbn
'llmi
John, A.H., tstom in The Moloy World: An Explorotory SuNey With Some Reference to Quronic Exegesis, lslom in Asio, Jerussalem: The Magnes Press, 1984
lmad al-Dln Abt al-Fid6' tsma'il, al-Quraisyi, Tofsir AlQu/An dL'Azlm, Beir0t: Dir al Fikr, 1970, Cet. ll
Tirkh Al-eur,An, Kairo: D6r al-ealam, 1965 M.
ldm'al-QirA'At oLSob', Madlnah: Dar al-zaman, t422 H/20O2 M, Cet.
lnstitut
I
I
PTIQ. Aset dan prospek,
lakarta: lnstitut
PTIQ, 2OO1, Cet.
I
lslSmi af, Al-Bdni, Mukhtosar Sahih ol-Bukhdri Beir0t: t.p., 1399 H. Cet.
I
lsma'il, sya'ban Muhammad, Al-QirA' Ahkdmuhd
wd
I I I I
Mosdaruha, Beirut: Dar al-'llm, 1986 M/14O6 H
----'--' Al'Qir6'dt Ahkdmuhd wo Moshdaruhl, Terjemahan oleh Agil Al-Munawar Cs., Semarang: Toha Putra, 1993, Cet.
--', lsrar,
I
Mo'o Al-Qur'dn al-Korim, t.tp, tp, t.th
c, AlQu/6n, seni don sostra,
Kualalumpur: Pustaka
'Adil,'Ulim Al-Qur?n, t.tp, tp, t.th Khalaf, Abd. al-Wahhab, 'llm usll ol'Fiqh, Mesir'- Maktabat alDakwah al-lslSmiyah, 1968. Cet. vlll
Kamal, Ahmad
fi
af, Khalid bin Muhammad aLHafiz, At-Minah at-ll1hiyyoh
Muniid al-Muqriin wo Mutsyid oLTAlrbin, Pengulas DR' Abd Haiyy al-Farmawi, Kairo: Maktabat al-Tij6riyah al-Kubr6,
t.t.
K35i1,
lbyeri, al, lbrihtm,
B3bi al-Halabi, 1352 H'
I
Serumpun, 1980, Cet. ll Itir, Hasan Diy5, af -Din, Al_Ahruf Al_Qur,dniyaf, ot_Sob,a!, Beirot: D3r al-Basy6ir, al-lslSmiyyat, 1988 M, Cet. I Jalal, af, Abd, Uru mul eu,'An, Surabaya: Dunia llmu, 2001, Cet. ll
{
Khalifah, Haji, Mustafa bin Abdullah, Kdsyf ol-ZunAn 'on Asdmi olKutub wo ol-Fun n, Beirut: Der al-Ul0m al-Hadisah, t'th Kharof, Muhammad Fahd, Al-Toshil li QirA'At ol-Tdnz?l, Damsyiq: Maktabat D6r al-Beirot, 1420 H, Cet. I Khatib, al, Muhammad 'Aiiei, UsAl ol-Hadis, Beirut: D5r aFFikr, 1975 M Khulawaih, lbn Abo Abdillah al-Husaini bin Ahmad, al-Qir6'dt olSob' wo 'llaluh6, Mesir: al-Matba'at al-Madani 1314 H, Cet. l. Khulawaih, lbn, At-Huiiat fi al-Qir6'6t ol-Sob', Beir0t: D6r alSyuroq, 1399 H, Cet. lll. Lasyin, Sayyid, Abo Farah, Kh6lid Muhammad al-H6fiz, Toqrib alMo'6ni Ji Syorh Hirz olAmAni Ii ol-QiriAt alsob', Madinah: Dar al-Zaman, 1413 H, cet. I 25 Tohun MTQ dan 77 Tahun LPIQ, Jakarta: LPTQ Nasional, 1994
LPTQ. Nasional,
I
290
Artcntiitdr
-
dan
PEslzitar !2ird'i, al-Sab'al
Attenttilas dar Pop aitdr !2i/A'at dl-Sab'dh
297
LPTQ Nasional, Buku Panduon Musobaqoh, Jakarta: Nasional,
LPTQ
2OOO
LPTQ Nasional, Tuntunon Praktis Maqro' Bobok Penyisihon don Bobok Finat MTQ Nasional, Jakarta: LPTQ Nasional, 2OO3
LPTQ Sumatera Baral, Perkembongon Bocoon Al-Qur'dn di Sumatera Borot, Padang: Penais Kanwil Departemen Agama Sumatera Barat, 1984
Ma'rifat, Syekh Muhammad Hadi, Al-Tomhid Fi Ultm Al-Qur'dn, lran: Matba'a! Mahar, 1396 H, Juz !1. Mahm0d Syalt0t, Al-lsl6m 'Aqidofi wa Syorfofi, Mesir: Dir alQ.alam,1996 M, Cet. lll Majma' al-Buh0s fi al-Mu'tamar al-S5dis, Buhis Al-Qufdniyyofi" Kairo: Majma' al-Buh0s, 1971 M
Majma' al-Buh0t al-lsl6miya[ Buh0s Qufdniyyoh, Kairo: alSyirkah al-M lshiiYah, t97 4 M.
Makhluf, Husein Muhamad, Kolimdt Al-Qur'6n, Mesir: MustafS alBAbi a!-Halabi 1395 M. Mardgi, al, Ahmad Mustaf6, Tafsir ol-Mardgi Mesir: Mustafa alBibi al-Halabi 1965 M.
Marsafi, al, Abd al-Fatt6h al-Sayyid 'Ajami Hidoyot ol-Qdri 116' Tajwid Katdm ol-Bdri, Beirut: D5r al-Kutub al-'llmiyyah, 1402 H, Cet.
ot-Kdmitoh li Jomi' Agdni Koukob ol-Syarq Ummi Kulstm, al-Qdhira h: Matba'a[ al-Sunna[ al-M uhammad iya[ 1975' Muhaisin, Muhammad S6lim, At-trsydddt ol-Jaliyyot fr ol-Qir6'6t ol-Sob', Mesir: Maktabah al-Kulliy6t al-Azhariyyat, 1974 M Al-Muhazzob li ot-Qir6'dt ol-'Asyr wo Tauiihih4 Mesir: Maktabat al-Kulliyy6t al-Azhariyyah, 1969 M. -------, Al-M uqto bis m i n a l-Lahajdt ol-'Arobiya fi wa Al-Qu r'dniyo fi, Mesir: Maktabat al-Q.6hirah, 1978 M, Cet. I
Tokhrii ol-Qir6'6t ol-Mutowdtirofo Mesir: Maktabah Jumh0riYYah, L976 M, Cet. I Al-Tazkirdt fi ol-Qird'dt, Mesir: Maktabat al-Q6hira!, t97a' Al-Mustonir
ft
Tdrikh Al-Qur'dn ol-Korim, t.t., t.p., t.th.
MujShid, abn, KitAb oLSob'afifi at-Qir6'6t, Mesir: D5r a!-Ma'6rif, al-Q5hirah, 14OO H, Cet. ll Mukram, Abd Ali S6lim, Asar ol-Qir6'6t ol-Q.ur'6niyyah fi ol-Dirdsdt ot-Nohwiyo!, Kuwait: Muassasah'A16 Jar6h, 1978 M, Cet' I dan Ahmad Mukhtar Umar, Mutom ol'Qir6'6t AlQu/1niyyah Mo'o Muqaddimob- fi QirA'At wo Asyhor olQu116', Kuwait: J6mi'at al-Kuwait, 1982 H, Cet' I Munawwir, Ahmad warson, Al-Munawwir Kamus Arob-lndonesio, Surabaya: Pustaka Progressif, L997 .
I
Mas'od, JubrSn, Raid at-Tutldb (Komus Arob), Beirot: D6r al-'llm li al-Mal6yin, 1979 M, Cet. lV Matrodi al, Abd. al-Rahmin bin lbr6him, Al-Ahruf Al-Qur'6niydt al-Sob'afi,, Riyad: DAr al-?lam al-Kutub, t99L M/L411 H, Cet. I Misri, al, Abo Hafs Umar Bin QSsim Bin Muhammad,Al-Mukkorrar Fimd Towdtoro min ol-Qir6'dt ol-Sob'wo Tohorror, Mesir: Mustaf6 al-B6bi al-Halabi 1959 M, Cet. lfl[
292
Misri al, Khalil dan Mahmod Kamil, Al-Muqoddimah Fi ol-Nusas
Agtcntisitas dan Popdaitas Qjr,6'6t al-S ab'afi
Munziri, al, Al-H6fiz Zaki al-Din Abd Azim bin Abd Q6wi bin Sal6m, Mukhtasar Sohih Muslim, Beir0t: al-Maktab al-lslSmi 1972 M, Cet. lll
Muslim, Sahih Mustim, Mesir: 'is5 al-Bibi al-Halabi wa Syirka[ t.th. Naisab0r, al, AbO Bakr Ahma d, Al-GdyoL Ii al-Qird'6t ol-Asyr, Beir0t: D6r al-Fikr, 1979 M.
Atttentititat dan Poprlarita: pird'At
al-S ab'ah
293
Sib0ni, al, Muhammad Ali, Mobdhis fi Unm N'QulAn, Beirut: Der al-llmi Li al-Mal5yin, 1966 M ----, At-TibyOn I?'Unm Al-Qu/An, Beirot: Dar al-lrsvad, t'th' Saf3qasi, al, Gais at-N6fi fr al-Qird'6t al-Sab', Kairo: Maktabah alT'ljariyaE al-Kubra, L354
H
-----, At-Lodti' al-HisAn fi'Ul0m Al-Qur'6n, Mesir: Matba'at al-Fajr al-Jadid, t.th.
Syalabi af, Abd al-Fattah lsm6tl, Rosm alMushof wa ol-lhtijAi bih fi alQirA'Ai Mesir: Nahdat, 1980 M. -----, AbA Bokr bin Muidhid wa Makdnatuh fi ol-DirAsdt al' Qur'iniwaL wo ol-Lugowiyyo!, Makkah: Majallat alKulliyya! al-Syari'ah wa al-Dirisa[ al-lslSmiyya!
I
saiastani, al, AbO Di0d sulaimSn bin al-Asy'as bin lsh6q al-Azdi sunon Abi DdAd, Mesir: Mustafa al-B3bi al-Halabi, 1371 H/t952 M, Cet. t
sflih, al, subhi, Mobdhis fi'ufim Al-Qu/dn, Beir0t: D6r al 'ilm
Syaltot, Muhammad, ollsbm 'Aqidoh wa Syorfob, Mesir: Dar alQalam, 1966 M
Li
Sy5mah, Abi, Al-Mursyid ol-Wai?z lli'Ufim Toto'olloq bi Al-Kiftb Al-'Aziz, Beir0t: DSral-'llmiLi al-Mal6yin, L395 Hl 1975 M' -----, Tdrikh Al-Qur'6n, Beir0t: Dar aF'llm Li al-Malayin, 1395
al-Mal6yin, 1966 M.
Salihah, Khadijah, Perkembangan Seni Boco Al-Qur'6n ddn QirAAt Tujuh di lndonesio, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983 M, Cet.l
H/t97sM. Syarif, al, Sa'id, Al-Musykitdt fi Qir6'6t ol-Aydt bi RiwAyot Hafs, (Jakarta: Perguruan Tinggi llmu Al-Qur'in, 1975) (Diktat
Salim, Muhsin, llmu Nogom Al-Qu/An, Jakarta: PT. Kebayoran widya Ripta, 2OoO, Cet. I Sall6m, AbO 'Ubaid al-Qasim bin, Faddil Al-Qur?n, Beirot: Dar alKutub al-llmiyah, 1991 M/1411 H, Cet. I Saqar, Abd aFBadi', Al-Tajwid wa 'Ulim Al-Qur'An, Damsyiq; AlSyirka! al- Muttahidab li al-Tauzi', 1391 H, Cet. lV
Kuliah). I
i I
sekolah Tinggi llmu Al-Qur'5n, Al-Qu/an don lndonesia, Padang: STIQ sumatera Barat, 1994 suriasumantri, Julun S. Penel'tion llmiah, Jurnal Studi lslam Gong Mahasiswa No.o3llll, 1993
suy0ti al, dan al-Mahalli Tofsir al-lol6lain, Mesir: 'lsa al-B5bi alHalabi t.th suyot?, al, Jal6ludin Abd al-RahmSn , Al-ltqan fi 'ufim Al-Qu/6n, Mesir: Mustafa al-B5b? al-Halabi 1951 M, cet. ll
i
al, Al-TobaqAt ol-Kubr6, Mesir: Dar al-Fikr, al-Maktabat al-Sya'biyyab, 1954 M, Juz I -
SyShtn, Abd al-Sdb0r, Tdrikh Al-Qur'6n, Mesir: D6f i'l-Qalam,
i I
Sya'rini
I
!
I I
Sy3tibl, Ahmad, Hirz ol-Amdni wo Woih ol-Tohdni fi ol-QirA'6t ol' Sob', Mesir: Maktabat Jumh0riyyat, t.th. Syaukini al, Muhammad, Foth al-Qldir, Beir0t: D5r al-Fikr, 1964 M, Cet. lll ol-Hoqq Min 'llm ol-UsAl, Mesir: ----, lrsydd olFuhll ltd Tahqiq1347 H Matba'at al-Muniriyyab,
Tabari, al, Abo Ja'far Muhammad bin Jar?r, Jom' ol-BdyAn An Ta'wit Ayi Al-Qur'dn, rahqiq Mahmud Muhammad SvSkir, Mesir: D3r al-Ma'arif, t'th. Cet. ll Tabb6rah, 'AfTf Abd at-Fattah, RAh ol-Din ol-lsldmi Beirut: D5r al'llm li al-Malayin, t.th Tantawi al, Nasy'at ol-Nahwi wa Tdrikh Asyhur ol-Nuhdh, Libiya: Jimi'ah al-Sayyid Muhammad bin 'Ali al-sanOsi allslamiyah, t.th.
t.th. I I I
296
A entitit
daf PoPllaitar !2ifiAt dl-Sdb'dl
I
Abentiilai
dan Pop fuitar Qirn',6t al-Sab'ah
297
I
Ff 'Ullm at-Qird'dt Modkholwo Dirdsdt wa
Tawil, al, al-Sa'id Rizq, Tohqiq, Makkah: Maktabah al-Fais6liyab, 1990 M' Tim Penyusun, Pedomon Penulison Skripsi, Tesis dan Disertosi, Jakarta: lAlN Jakarta Press dan Logos, 2OOO M, Cet' I
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Komus besar Bohoso lndonesia (Edisi Keduo), Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, t995, Cet- lV Turm0zi, al, Abi'isa Muhammad bin 'isA Muhammad bin S0rah bin M0s6 bin Dahh6k al-Sul5mi, Sunon al-Turmizi Kairo: Mustaf6 al-B5bi al-Halabi 1356 H, Cet. I Zahabi, al, Muhammad bin Ahmad, Mo'rifot al-Qurr6'ol-Kibdr'ald ol-Toboqdt wo ol-A'sdr, Beirut: Muassasat al-Risalah, 1404 H, Cet. I Zafah, AbO, Huiidt at-Qir6'6t, Beirot: Muassasat al-Ris6lah, 1984 M/L4O3
Laropiran & Tabel
1
i I I
,9i- t".V2f
il.l'-j (, to :J)
| '\j) !,Vt O ,* (r vo :o) jt:'ll
tYt)
(, rr
t&
Zarkasyi, al, Badr al-Din Muhammad bin Abdillah, Al-Burhdn fi 'lJllm Al-Qur'6n, Beir0t: D6r al-Ma'rifa[ wa al-Nasyr,1957, Cet. ll ZarqSni Muhammad Abd al-'Azim, Mondhil ol:lrfdn fi'Ulim AlQur'6n, Mesir: D3r al-lhy6' al-Kutub al-'Arabiya! 'ls5 alBibi al-Halabi, 1951 M, Cet. lll
l")l
t"l] .tu,
-.lrt"./U,J" (r tr
:.r)
:q,')
-Yati*o.rr (r rr :.r)
ri;6t.9v!l
(r
Cet. V
f
.r-r4"ir"f-irtJrz r.l
H
Zarkal?, al, Khairuddin (w. 1396 H), Al-A'lam Qdmus Tordium li Asyhor al-Riidl wo ol-Nis6' min ol-'Arob wa al-Musto'rabin wa ol-Mustosyriqin, Beirut: D6r al-'llm li Mal6yin, 1980 M,
lP
4o.
;lir;r !tJ* (- ro :9)
(- r.
t*,fl* (r vr
:o) -12:ll
jl
tj '*.:
\Yv
,*
srrl
.r:r
:&)
LVto.r& '))
,L-ll
':t
lt l-
e 298
A
a te n ti si ta s
dan Pop t kritas !2irA'At a l-S a b'dh
Autentisitas dat Popa laritas girA'At al'S ab'ah
299
T
I
Lampiran & Tabel 2
Lampiran & Tabel 3
I
i
$tt F
rttgL)l
i ,
r"1r3 .u*,,
6At sfrj
I
guyr 64,s
,s,t-,,,
! I
.,irll Ct rt)t
I
../tJl-r1,, U.lfU)tr
I I
I
Lt^fr
af
;;
it,
I
.-- , +"io t;,nbrSnn
I
Jt-u. r-/.
;tir;, uLi,
6auj
.-ll,It6,
(a Y' : *r)
(e
1l yo : .r)
r.,
-llJtg.r-r (A tr : *r'l
'* -s;r.i)
-.S 4 1j Jl 1o : .:)
(l Y' : .r)
I
Yr : *r)
,ku.ir r*
,r:) 1.o ov : .,r)
,-rV (a
(l u:
I
o.it ,*
I I
1A : .2)
1
9ur".l (a
! i
€)t-r-tA;.>jr r* (a \\v : 'r)
it *'.)-r.U Jrq (a r't : .r) r,3;Jt -r\J1
\r
:
.r)
.gr*,lt6Jt
I rt:
:
.r)
*).!+ (a\r.
: ,r)
d;ill
u14 d,
[a \.! : *r)
€Jl
J-^-
[A 1o :
.:)
I
.Jtdr
{
I I
.1.
(A \\ :.:r)
I
i I 1
:
i
(r rrr : .r) j+Il gl;
(a
rr. : .rl Straf;r
Dia mampunyai 3 rawi/murid
Dia mcmpunyai 4 irwi/murid
(a \ \ A :. .r) .r,Ul .rl!9
t I
sr.t
Dia mcmpuny:i 4 rawi/murid
(A
tot: c,)rs,fjil 2re ,\
Dia mcrnpunyai 9 rawVmurid
I I I I I
I I
{
300
Attettisitas
dan Popilaritas
I
i
Qbn',it
al-S ab'ah
Autentisitat dan Popularitas QirA'At al-S ab'ah a
301
Lamplrr'
Lam.piran & Tabel 5
& Tabel 4
.pr(r;u"(tru)L
.,,tsr6^+ rL)l 6,ti
PARA IMAM DAN RAWI QIRA'AT AL.SAB'AII
w
6l\
L":;
l)-
,J-J
-ru.yi a.J, (^
t\/t.
:
.r)
.:l-erllLrL, i)l&-v^
Jlir
(
rrE
,,q
! YY. :(/
r-9
"1,iUr. Y. |.r)
r.1*
.1
(^
rt
iu
il .ra : .:,) I
.,.Ur.fr! .r7rj jt!|rJ"", ( vt/vr :.r) (r Yl : .r)
,r-!t ;'r-;t )) Jlrr:e) ( vo :.r)
'.^nr
(
11
:.,)
ts
lLi-a
Orrff:.r)
29".1\
n lto :.) PARA IMAM
fG,l.l
titaG.
DAN RAWI
rljii
)
I
QIRA'AT AL-SAB'AH
(^ \'Y : .r)
,:.-!r irr.- u ;uJ-
(G uru
(Murid)
,)
J,r
I
( \t^:.r)
(
\
^\
:
r,)
JL
Dir mcdFny.i
7
rrwltmrid
( \.1
: t:,)
Di! dcnputry.i
rj'. lLll oi,i/firrit
7
I
o
t5Jt-<Jr
-F
f-PV
I
.t I
tsSi)t
.:,rt-lt
,i
:)-.
..ll+
I !
302
Arl.nririlal da,
Pobt
lairal OirA'At dl--tab'dh
I I
Ar'teiliritar
dan Popalaritat
piri'it
al-.f ab'afi
303
INDTI{S A 3, 5, L4, 25, 34, 5!,53, 98, 1OO, 106, t4L, L45, LSO, 186, 190, 236, 262, 269, 275, 28L A'masy - 238 Abakh - 2O7, 217, 226, 282 AbO 'Amr - 3,5, g, !3,2!, 46,80, 95, LO2, L37 , L4t, L57 AbO Ja'far -254,266 AbO M0s6 Al-AsY'ari- 86 AbO Ubaid Al-Qasim -81-, L54 'A$im
-
Ada'-67
Ahk6m - 74, 83, 2A4, 235, 238 Ahruf - 92,94, L64, 23L,235, 239,24O,242, 246, 247, 28O Ali bin Abi Talib - 84, !15, LL7, LL8, L27, L84,186, L87, L9O Alif Lam Ta'rif - L7 Al-Qur'6n - 4, 6, 7, 39, 46, 52,86, 89, 90, 94, !44, L88, tg0, 237, 24O, 243, 247, 27 6, 28L, 283, 285 Al0si- 287 'Amil?- 195, 2OO Andarabi - !L2, !73, tL4, Lt9, L2L,786,233 Asqa116ni - !12, L13, lL4, Lt8,72L,186, 233 Autentisitas - 7
Azh6ri- t8O,2O2,288
B Bacaan
5, !L,
-
!4, 42,47,5!,9L,93,99, L48, 152, L7O,25t,
278,281,283,284,285 Badi'- 52, L84,2O4,226
t
Bagd6di
Balfaqih
-
5, 27, 44, 57, 89, 94, LtO, t25, L28
-288
Baqillani-288 305
Aatentisitas dan Popilaitas PirA'At al-Sab'al2
-
Basrah
- 5, 9, 87, g7-, LO3, Lo4, L57, L75, f,92,236,238,24t,
Bazmul
- 83, 85, !54, L55, 158, 161, 238, 243, 254
HafS
262,269,27O,27L
Hamalat Hamzah
BukhSri- 86, t22, L26, L36,138, 186
-52,t78,248
Dabit- 94,245
?
Pammah - t1-, t3, t9,20,23, L8L,2L3,2L7,268 D6ni - 81, 95, tt,s, L57, L68, 212,216, 247 D0ri - t3, 4L, 44, 80.,94, LLO, L23, t29, t66, t97, 233, 262,
L&O,
$
264,265,293 Durrah- LSL,t&t,242 E
-
- 3,lL,36,9L,94,
Historis Sosiologis - 193, 199, 283 Huff6z - 82, ].43, 744, L52, 18O, 196 Hujjah - 155, 172,272 Khallaf - tSL,259
D
Eksistensi
-247
1O8, 1t6, 147, 747, L66, 216,233, 236, 258, 263,268,275, 285 Hamzah Q.ata' - 7L, t7, 27, 30,35, 38, 45, 58 Harkat - L3, 36, 38, 41-, 46, 51,57, 62, L8t,2t3 Hasan al-Basri - 4, t2O
- 27 , 36, 37 , 80, tO2, LO3, L24, 139, L47 Berbilang -!34 Bazzi
BurhSn
- ].8,19,20,23,8t, LOA, L23,f49,15t,175,777, L78, 179, 78t, L86, 260, 28L, 285
L49, L68,260,265,272
t
f'r6b- L72,269 I'jAz-289
I
lbnu KaSir - L75,2L4 lbtida' - 5, 66, 67, 2O9, 2L6, 2tB ldg6m - L5, 29, 35, 40, 59, 2LL
i: ii
lQja'-2O
ldkhal Alif - 28, 782 lhtijaj -297
F
Faktor
-
93, 138, L78, L79,188, 193, L99,2O3,237,242, 243, 256,276, 28L, 282,284
Farsy al-Hurflt - tO,l7L Fasih- 1O2, 106, 13O, 193,
Fathah
Fitir
-
- 20,2L,29,35,68,
ljma'- 8,235,267
i
lm6lah - 20,29,31, 35, 45, 52, 1.83, 2O7 ,212, 274,2Ls lmam -4,7,9,36,44,9L,93, 135, 140, 168, L77,L75,L87,
278,28L
2t7,229,231,262,285
181, 2O8,2L3,2L5
tibat
- 30 lskan - 221
206
Fatwa - t49,265 Firman - 184, 258,259,260 i
G
t t
Goldziher
- 289
I
J
Jal6l-
H H5' KinSyah
-
L9, 33, 38, 44, 46, 49, t83, *7,2L2,2t3
Hadi3 - 5, 75, 86, 92, 1O8, 185, 246, 257, 265,277
Ailtentisitas ddn
| "p*laitas
pifi
29O
Jam'iyyAt -89, t43, L44, L45, L52 Jama' mu2akkar - 11 lazafi - 4, 82, 90, 119, L77, L79, 242, 253, 254 Jumhur
Ha'{amir- 20,55,212
306
lstinb6t - 19o, 29O lsyb6' - L4, L5,16, 30, 33, 35, 54,56,57 , 68 lsym6m - 53, 55, 59, 183, 2O7 ,2L6,2L7
Afientisitas dar Popalaitas Qird'dt al-S ab'ah
'At dl-S ab'ah tt
307
K Kabilah -77,78 Kaidah - 5, 8, 22,
2s,79,
L48, L7L, !83,2OA,2O5, 245, 268,
272,276 - Lo,27, t7t Kasra[- L9, 20, 32, 33, 4!:, 54, 56, 2L3, 215, 268 Kelompok- 13, 15, 76,!09,180, 182, t99,2o3,283 Khalaf - 4, !6, 18, 19, 55, 1O8, LOg, !29, t3t, t4t, ,*7, L53' 158,163, 1.66,2SZ,ZS4 Khalifah -77,84,85, 191, Lgg,246 KhallSd - 18, 19, 56, 57, G2, LOg, t3t, t4t Khdr0f - LO,22,66 Kaidah us0l
Khulawaih -29t Kis6'? - 3, 9, 1,2,23, 55, 64,92, L4!, L47, t88, 234, 275 Komisi - t49 Kubri - 20, 3L, 35, 47, 52, SS, SB, 21,2, 215 K0fah - 5,9,79, 88, 99, 1O3, LOB, L34, L75, t77, t95,236, 238, 24L, 244, 247, 269, 28.3 K0fi - Lo6, to7, 1 15, 126, 13O, 154, !7 6, tgo, 236, 27 5
L
Lahjah - 26, 27, L7 L, L72, 278 Lasyin -28,32,36, 41, 42, t6S
Makkiyah - 73,76 Man6hil -78,287,298 Manhaj - 26, 27, 30, 34, 39, 55, 67, 64 Maqr6'- 151, L65,292
Marlgi-292 Marsafi-292 MaSShif
-
77, 272,288
Masdar -268,269,27L Matr0di - 94, 764, 23L, 232, 233, 235, 292 Metode jama'- 66, 68 Metode mufrad - 66 Mim jama' - LL, !2, 3.3,27,30, 4L,46,5t,55, 61, 69 Misri- 1O1, 153, L97,2O2,292 Miz6hi - t62
Mu'jam -89,269 Mudaf - 269,27O,27L Mufahras -287 Muhaisin - 4,9,71, L5, L7,30,44,57,82, LO3, t2O, L39, L64, 238,244,264,27t Muhammad - 10, LL, L6,27, 30, 47, 47,84, 85, 86, t44, L77,L86,188,189 Muha22ab - 11, 30, 3L, 41, L22, 125, t28, L36, L39 Mtrjawwad - 151, L65, L84, L86, L87 , L88,2O2,282 Mukram - 5, 7, 24, 26, 32, 89, 95, 7O7, t1-z, LL8, L7L, L75, L89,
M Ma'rifat - 82, 90, 106, 115 Madaniyah - 73 Madd lien - 15, 16, 31, 35, 99,45,51, 55, 61 Madd munfa5il- 13, L4,27,3O,39, 4L,46,62 Madd mutta$il - L4, 2g, 31., 34, 4L,5O, 55, 57, 62, 65 Madi- 59, 268, 269 Madrasah - 143 Mahdah - 2O Majlis - 3, L2g, 14g, 1S2, !gO, 2L7,25O, 26{
27L,2t5,248,269
Muqri' - t52, L86,23O,244 Muqtabis - 309 Murattal - 151, ]..87,295 Mustanir - 222,269,293 Musydfahah -77, L26 Musykilat - 5!, L42, L83,2O4,206,295 Mutaq6ribain - 4O Mutawatir - 5, 10, 79,97, L2!, !4O, L51-,243,245'
272,276,277,278,28L
Majma'- 2C8, 260 Makhraj -4O,67, tg5
308
Autetttiiitds dan Po?iltaitds girA'At dl-S ab'dh.
Astextiitas
dan Popilaritas
pir,i'At
dl-S ab'ab
N
Qurra'
Nafi'- 3, 9, 15, 23,66, gL,98, L!2, L22, L24, L62,166, t75, 188, 233, 258, 262, 264, 265, 269, 27 5, 284 Nagam - !46, L48, L52, 2O2, 206, 217 Nahdat - !43,297 Naisabur - L57,293 Naql - LL, L7, 35, 46, 52, 55, 6L, 69, tg]-, 2O7, zl1, 2L2 Nasar - !2O, L23, L33, t36, 2OO' 294 Ntsif - LL2,294 Nisbah - 3,4,92, !5t,232,238, 25O,28L
I
P
Qutaibah
t98,255,263
-
133, 295
79, 88, 94, LO3, LO9, !L2, 113, 115, 1-33, L35, L62, L77, L86, L87, LgO, 235 Rasm muShaf ' 79, 272, 275 RAwi - !8,26, !OO, LO2,1O3, 110, t57, L68, L7L, L88,2O2,
Ra
hman
-
23O,233,24t,25O
- 195, 199 Riwayat - !6, 27, 30., 32, 4!, 44, 47, 96, L87, 192, 195, t97, 2Ot, 25O, 252, 264, 282,284,285
RAzi
Perbedaan - L7., Lg,27, 46, 69,76,78, 93, L63, t7t, 172' L97, 229, 256, 259, 263, 281 Perkembangan - 73,78,80, 83, 89,742, L45, L51, !57,769' Perspektif - 249 Pesantren - L43,285 Popula ritas - 5, !7 3, L7 5, 795, L99, 2O2, 27 6,
s Sa'id
27
8, 28O, 284
- a7, !9, 30, 37, 45, 57, 723, L47, L64, 27 O, 27 2 Qaisi - 88, L57, 2O8, 2O9, 23L, 269, 294 Q.5l0n - l..2, L3, 26, 27,33, 1OO, 141, 148, L51, 166, t69' -
Qasimi
Saknahataisy - iii Saktah - L!, L8,35,46,5!, 52,55, 57, Salih - LL4, t23, L25, L3O, 237, 239 Salim - l4L, t64, L66,17O,254,271 Sallam - 81, 89
, L95,
295
-
Qagr- L3, L4, 4t, 49, 5L, 54, 2O4 QattSn - 237,239
-
269 Qir6',6t - !g3, !98,2OO,252,253,255,259, 262,263, L4L 7* Q,unbul - 27, 37, 80, 94, LO3, L24, 125, Qurais'i
-
794, 259,28t
Aileztisitas dan
Popu kitas
6t,65, A83,2O7,2O9
8C.,91, 98, L7.O, tLt, t38, L4O, L76, L88, L89, 243, 249, 255, 279, 282 L84,2O4,226 52, Saqar Standar - 5, 6!, L45, 235, 245, 260, 267, 269, 28O gugri - 20, 2L,31, 35, 4t, 53,55, 59, 212, 2L5 Sukun - !2,27,30,34, 40, 44, 46,5L,53, 55, LBL,225,226
Sanad
151 L4O, L73 55, QirS'it al-Sab'a[-
QirS'6t al-'Asyarah
118, 133, L35, t46,157
Sajastani-296 S6kin - L6, t8, 31, 35, 51, 51, 183
2O2, 2O4,265,283, 285 2OA, 2O4, 295 L85, 52, Qamhawi g, LOg, !37, !63, L7O, 180, 184, 189, 235 1O1, 27,68, Qari a87
-
Sab'at -239,24O Safaqasi -8, t62 Sahabat -78, 83,85, 111, tJ4, L77, 185, 189, L92, 252 Sahih - 4,8, L7,58,74,98, !O4, LO7, L72, t76, t8O,229, 235, 245, 252, 267 ,272,275
Qadi
310
5, L6,68, 88, 90, LOz, 106,'143, 144, L45, 152, 18O,
R
284,285
c
-
- 6,8,79,
Att tentisitas dax Popilaitat pirA'At
QirA'At al-.| ab'ah a
al-S ab'ah
377
yang tetah mendidik penulis dalam bidang Al-Qur'an adalah kedua orang tua menghafat dan (Sumin dan Hj. Kana) dan beberapa keluarga sendiri kat, antara lain: Tengku tmam M. Jamin, Tengku Mudo mmad Thayib, Buya H. Ramli Simalanggang (Payakumbuh), H. Habibunnajjar (Payakumbuh) dan Buya H. Nur Asli (payakumbuh). Kemudian KH. Sayyid Muhammad A!-Siri (Jakarta), KH. Tubagus Mansur Makmun (Jakarta), KH. Azra'i Abdul Rauf (Medan/Dosen PTIQ Jakarta). Selanjutnya Syeikh Sayyid Sa'id AlSyarif (Mesir), dan Syeikh Abdul Qadir Abdul 'Azhim Ahmad (Mesir/Dosen PTIQ Jakarta) dan lain-tain.
{
I
dengan judul disertasi "Perspektif Pora Ulamo Tentang Qira'ot AlSob'oh" dengan predikat doktor terbaik pada wisuda waktu itu.
Dalam menjalani liku-liku hidup pada waktu-waktu yang bergantian, penulis pernah memegang amanah menjadi Ketua Umum lkatan Persaudaraan Qari-Qari'ah Hafizh-Hafizhah (lPaAH) tingkat t Provinsi Sumatera Barat, Ketua tll Jam'iyyatul Qurra' wal Huffazh (lOH1 tingkat pusat, Ketua Sekolah Tinggi Agama lslam Pengembangan llmu Al-Qu/an (STAI-PIQ) Sumatera Barat, Ketua lkatan Keluarga Pasca Sarjana Minang (IKAPASMI) Ultrl Syarif Hidayatullah Jakarta, Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Q.ur'an (LPTQ) Provinsi Sumatera Barat, hakim MTQ tingkat nasional, Pembina Asosiasi Dosen Pendidikan Agama lslam lndonesia (ADPlSl) wilayah Sumatera Barat, Dewan Pakar lCMl
Pendidikan penutis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 3 Talago Gunung Saruaso lL967l, kemudian dilanjutkan di
Madrasah Tarbiyah lslamiyah (MTl) selama 7 tahun (Tsanawiyah 4 tahun dan Aliyah 3 tahun) di Koto Panjang Lampasi Payakumbuh dan tamat tahun 1973 dengan lulusan terbaik pertama pada periode tersebut. Dan terus melanjutkan ke lAlN lmam Bonjo! Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab dan tidak menyelesaikan di sini, terus melanjutkan ke Perguruan Tinggi llmu Al-Qur'an {PTIQ} Jakarta pada Fakultas Syari'ah (1981), kemudian mengambil lagi pada Fakultas Syari'ah lAlN lmam Bonjol tangkat sarjana lengkap yang tamat pada tahun 1986 dengan predikat lulusan sarjana lengkap terbaik pada waktu itu. Selanjutnya pada tahun 1996 melanjutkan ketingkat Magister (S2) pada lAlN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerja sama dengan Universitas Indonesia (Ul) dan tamat tahun 1998 di bawah bimbingan Dr. H. Said Agil Husin AlMunawar, MA (dari lAlN) dan Dr. H. Noerhadi Magetsari (dari Ul).
I
Setelah penulis selesai mengikuti wisuda 52 pada tahun 1998 langsung pada tahun tersebut mengikuti testing masuk Program Doktor (S3) pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang salah seorang pengujinya adalah Prof. Dr.Harun Nasution, dan Alhamdulillah penulis lutus dan diterima menjadi mahasiswa 53 dan lulus tahun 2005 di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al-Munawar, MA dan Prof. Dr. H. HasagQ(din AF, MA,
376
Sumatera Barat dan Iain sebagainya.
Selanjutnya penulis juga berpengalaman sejak puluhan tahun sebagai khatib, penceramah di berbagai daerah, instansi pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan serta di masyarakat, sebagai narasumber pada acara dan televisi, radio dan juga sebagai narasumber pada seminar yang bertaraf nasional dan lain sebagainya. Beberapa Negara yang pernah penulis kunjungi, antara lain Mesir, Saudi Arabia, Pakistan, Turki, lran, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Singapura.
i
Pada tahun 1980, penulis mulai membangun rumah tangga dengan Dra. Pevi Yatmi, MA. (Dosen Universitas Andalas pada Fakultas Ekonomi), dikaruniai 3 orang anak, yaitu dr. Roza Silvia (alumni Fakultas Kedokteran UNAND), Rifka Silvia, S.El (alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Milla Silvia, S.Ked (alumni Fakultas Kedoktelan UNAND Padang) serta telah dikarunia 2 orang cucu yaitu Natasya Amira Ramadhanidan Adzka Al-Faruqi. Saat ini penulis tinggal di Komplek Perumahan Universitas Andalas (UNAND) Blok D-ll/7s/OG Ulu Gadut Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan Padang Sumatera Barat, lndonesia.
Astmtisitas dax Popilaitas QirA'At dl-S ab'ah
A .t
+
u ten / i s i tas
dan P op u lari tas
pi ra' At a l-S a b'ah
317