1
IDENTITAS DAN KETERIKATAN NILAI BUDAYA DALAM NOVEL A GOOD INDIAN WIFE KARYA: ANNE CHERIAN Eka Yuniar Ernawati Sastra Inggris-Fakultas Sastra
[email protected] ABSTRACT The point of this writing is the identity and the bond culture values which can be seen in the novel A Good Indian Wife by Anne Cherian. This writing relates to the differences between Indian value and American value through Indian-American immigrant. As immigrant in America, Neel Sarath who has succeeded to get American Dream as an anesthesiologist in San Francisco, has his shiny Porche, his spotless condo and his blonde American girl. In other side, as an Indian Iyengar, he is forced to obey his identity about the arranged marriage which has been prepared by his elders. The more he tries to neglect the rule, the harder he wants to avoid the marriage which finally, he must accept to marry Leila Khrishnan, a local English teacher who is chosen by his elders. Here, Cherian as the author, tries to explain there are still many habitants in India where men or women are still not free to choose what they want to be in the modern life. Key words: Indian-American immigrant, Iyengar identity, arranged marriage, collective value, individualism
PENDAHULUAN
Novel yang berjudul A Good Indian Wife merupakan karya sastra yang ditulis oleh Anne Cherian. Ia ingin memberikan gambaran tokoh imigran India-Amerika. Novel ini berkisah tentang persoalan identitas yang dihadapi oleh seorang imigran India bernama Neel Sarath di Amerika, terjebak di antara dua nilai budaya. Di satu sisi, sebagai keturunan India, ia harus menghadapi identitas budayanya yang memegang teguh nilai perjodohan. Di sisi lain, sebagai imigran India di Amerika, ia menemukan suatu nilai budaya yang berbeda dari negeri asalnya yaitu kebebasan sebagai individu.
Kesusastraan India Amerika telah mencapai kemajuan yang pesat terutama sejak jaman Post Kolonial. Keberadaan orang India Amerika terbagi menjadi banyak suku yang mempunyai kebudayaan tersendiri. Kebudayaan mereka kadang didasarkan pada hal yang
2
sesuai dengan kondisi daerah mereka masing-masing. Selain itu kebudayaan yang mereka miliki berasal dari kebiasaan dan keyakinan yang mereka anut. (Horton dan Hunt, 1998:76) Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan historis biografi dalam analisis karya sastra. Rene Welek dan Austen Weren menyatakan pendapatnya bahwa analisis karya sastra tersebut dapat dilakukan dengan menghubungkan sejarah atau latar belakang penulis karya sastra. Dalam pendekatan biografi ini terdapat tiga sudut pandang, yakni biografi sebagai alat untuk menerangkan proses penciptaan karya sastra, pengarang sebagai fokus utama penelitian, dan mengelompokkan biografi sebagai ilmu pengetahuan.
(http://www.bimbie.com/teori-sastra-menurut-para-ahli.htm. Diakses pada hari Selasa, 12 Februari 2013).
Amerika adalah suatu negara di mana pada awal berdirinya negara tersebut, masyarakatnya merupakan orang-orang yang berasal dari para imigran yang datang dari beragam sukubangsa dan dengan ciri identitas budaya yang dibawa dari negeri asal mereka. Identitas dapat dilihat sebagai nama yang kita berikan kepada kita dengan cara berbeda dimana kita diposisikan dan posisi sosial dimana kita berada dalam kebudayaan setempat. Identitas merupakan suatu ide tentang keberadaan diri individu dan bagaimana setiap individu tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan di tempat dimana dirinya berpijak. Identitas adalah suatu gagasan untuk menandakan tentang diri seseorang, sehingga dengan demikian kita dapat mengetahui asal usul seseorang. (Woodward, 1997:2) Identitas yang dimiliki seseorang tidak dapat dilepaskan dari budaya yang dimiliki oleh orang tersebut, yang dinamakan dengan identitas budaya. Dalam Cultural Identity and Diaspora, Stuart Hall menjelaskan bahwa identitas budaya (atau juga disebut identitas etnis) sedikitnya dapat dilihat dari dua cara pandang, yaitu identitas budaya sebagai sebuah wujud (identity as being) dan identitas budaya sebagai sebuah proses menjadi (identity as becoming). Identitas adalah nama yang diberikan kepada kita dengan cara berbeda dimana kita diposisikan dan posisi dimana kita berada di masa lalu. (hall, 1997: 52)
Seiring dengan keaneka ragaman kebudayaan tersebut seringkali setiap individu yang menetap di Amerika menghadapi proses asimilasi melalui perubahan atas nilai budaya baru yang diperoleh di Amerika. 3
Pada hakekatnya, nilai adalah kepercayaan-kepercayaan bahwa cara hidup yang diidealisasi adalah cara yang terbaik bagi masyarakat. Oleh karena nilai adalah kepercayaan maka nilai berfungsi mengilhami anggota-anggota masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan cara yang diterima masyarakatnya. Oleh karena nilai-nilai adalah gambaran-gambaran yang ideal, maka nilai-nilai tersebut merupakan alat untuk menentukan mutu perilaku seseorang. (Gabriel, 144:1991)
Pada dasarnya, setiap anggota masyarakat mengetahui, mengerti, dan menghargai keberadaan nilai-niai yang ada di dalam komunitasnya demi tercipta kehidupan yang tertib dan aman.
Novel A Good Indian Wife menceritakan seorang tokoh imigran India di Amerika bernama Neel Sarath. Sebagai tokoh utama, ia telah berhasil mencapai impiannya di Amerika. Memiliki profesi sebagai ahli anestesi di San Francisco, kehidupan mewah di sebuah kondominium dan mobil mewah Porsche, adalah bukti nyata keberhasilannya tersebut. Namun apa yang telah dicapainya di Amerika berbanding terbalik dengan kenyataannya ketika ia harus membawa dirinya memenuhi kewajibannya sebagai identitas orang India, yang sejatinya harus memenuhi keinginan atau aturan yang telah ditetapkan dalam budaya masyarakat India. Klimaksnya terjadi ketika ia terpaksa memenuhi keinginan keluarganya untuk dijodohkan dengan gadis India bernama Leila Khrishnan, meskipun sebenarnya ia sendiri telah memiliki seorang kekasih kulit putih di Amerika.
Keluarga merupakan institusi sosial yang ada dalam masyarakat dan berfungsi menyatukan individu-individu yang ada dalam kelompok untuk bekerjasama dan saling menjaga satu dengan yang lain, termasuk dalam hal yang berkaitan dengan anak-anak mereka. (Macionis, 2010:426)
Kebudayaan India menjunjung tinggi akan pentingnya nilai-nilai yang tertanam di dalam keluarga. Dari satu generasi ke generasi lainnya, masyarakat India senantiasa mempertahankan tradisi yang berlaku dalam keluarga mereka yang dinamakan dengan sistem keluarga bersama. Ini adalah sebuah sistem di mana anggota keluarga diperpanjang - orang tua, anak, pasangan anak-anak dan keturunan mereka, dll - hidup bersama. Biasanya, anggota pria tertua adalah kepala dalam sistem keluarga bersama India. Dia 4
membuat semua keputusan penting dan aturan, dan anggota keluarga lainnya mematuhinya. http://senibudaya421c01.blogspot.com/p/budaya-india.html
Selama berabad-abad, perjodohan telah menjadi tradisi dalam masyarakat India walaupun laki-laki dan perempuan selalu memiliki pilihan yang mereka ingin menikah. Bahkan saat ini, sebagian besar India pernikahan mereka direncanakan oleh orangtua mereka dan keluarga-anggota terhormat lainnya, dengan persetujuan pengantin. pertandingan diatur adalah dibuat setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, tinggi, nilai-nilai pribadi dan selera, latar belakang keluarga mereka (kekayaan, kedudukan sosial), mereka kasta dan kompatibilitas astrologi dari pasangan ' horoskop . Umumnya ini dilakukan untuk mengurangi culture shock untuk kedua mempelai sebagai keluarga kebanyakan keluarga besar.
http://senibudaya421c01.blogspot.com/p/budaya-india.html Neel Sarath adalah tokoh imigran Amerika keturunan India. Individualisme Amerika telah menghantarkan tokoh Neel sebagai sosok individu yang telah mencapai kesuksesan di Amerika. Individualisme adalah konsep nilai yang mencakup berbagai ide, perilaku dan doktrin yang faktor utamanya terpusat pada individu. Pengertian individu disini diartikan sebagai kebalikan “kolektif.” Individualisme merupakan penghargaan setinggi-tingginya terhadap hak asasi manusia dan perlindungan kepada kepentingan individu. (Miller, 1956: 241)
Di sisi lain, secara lahiriah, Neel tidak dapat menghilangkan identitasnya dirinya sebagai seorang India. Kabar mengenai kondisi kakeknya, Tatappa, yang dalam keadaan sakit, menghantarkan tokoh Neel Sarath untuk kembali ke India. Menyadari bahwa dirinya tidak memungkinkan untuk menolak perjodohan yang telah diatur oleh keluarganya, maka ia pun tidak berdaya menghadapi situasi yang memojokkannya
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistic.Bersumber pada data tertulis (teks) novel A Good Indian Wife karya Anne Cherian tahun 2008 yang didukung oleh beberapa sumber teori secara dan data tertulis lainnya yang relevan. Penulis menggunakan jenis penelitian yang sifatnya interpretatif yaitu mengintepretasikan teks 5
dengan mengumpulan data kepustakaan dan pola pengkajian yang bersifat induktif yaitu dari khusus ke umum. (Sangadji dan Sopiah, 2010: 26)
PEMBAHASAN
Dalam novel A Good Indian Wife, Anne Cherian sebagai penulis melihat bagaimana tokoh Neel Sarath sebagai imigran India di Amerika memaknai dirinya dimana di satu sisi dalam dirinya melekat identitas budayanya sebagai orang India yang memiliki nilai-nilai tradisional yang dominan dalam keluarganya dan di sisi lain, ia telah memperoleh nilai individualis sebagai imigran di Amerika.
Woodward (1997:2) menjelaskan bahwa identitas merupakan nama yang diberikan kepada kita secara berbeda dimana kita berada dalam posisi sosial tertentu dalam kebudayaan setempat. Identitas merupakan suatu ide tentang keberadaan diri individu dan bagaimana setiap individu tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan di tempat dimana dirinya berpijak. Identitas adalah suatu gagasan untuk menandakan tentang diri seseorang, sehingga dengan demikian kita dapat mengetahui asal usul seseorang.
Dalam pemaknaan yang lain, Suparlan (2004:25) menyatakan bahwa identitas di antara individu berakar dari kebudayaan yang dapat dibedakan dari kebudayaan individu lainnya, yang merupakan sebagai blue print atau pedoman dari sebuah masyarakat, secara operasional terwujud melalui nilai-nilai budaya.
Nilai-nilai budaya tersebut terserap dalam semua pranata-pranata sosial. Sehingga pranatapranata sosial dapat dilihat sebagai mentransmisikan, mengembangkan, dan memantapkan sesuatu atau sejumlah nilai budaya dalam mengorganisasi berbagai upaya kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup yang dianggap penting oleh masyarakat. (Suparlan. 68:2001). Dari pemaknaan nilai-nilai budaya, maka tokoh Neel Sarath berupaya menjajaki identitasnya sebagai imigran Amerika keturunan India dengan keberhasilannya mengimplementasikan nilai individualisme Amerika melalui kesuksesan yang telah banyak ia capai di negara tersebut.
6
Namun apa yang telah dicapainya di Amerika, bukan sesuatu hal yang dapat ia terapkan ketika ia harus kembali mengunjungi India, dimana orangtua dan sanak saudaranya masih berada disana dan masih memegang teguh nilai kolektif tradisi setempat. Nilai kolektif tersebut dapat dilihat dari budaya perjodohan yang masih banyak terjadi di India. Tokoh Neel dalam novel A Good Indian Wife adalah salah satu contoh tokoh yang harus menerima perjodohan yang telah direncanakan keluarganya.
Neel Sarath adalah seorang tokoh utama laki-laki dalam novel A Good Indian Wife, terlahir di India dan menjadi imigran di Amerika. Kemampuan intelejensinya yang tinggi menjadikan tokoh Neel seorang yang sukses dalam mencapai American Dream. Pada suatu ketika, ia kembali ke India dan harus menghadapi kebudayaannya kembali, menghadapi suatu kondisi yang dianggapnya suatu hal yang bertentangan dengan kebebasannya sebagai individu, yaitu pada saat dia dihadapkan pada kondisi harus mematuhi perjodohan yang telah diatur keluarganya. Setiap saat Neel melihat dirinya, ia memaknai dirinya bahwa apa yang harus dilakukannya adalah hal yang tidak ia kehendaki, namun hal tersebut tidak memungkinkannya untuk menolak apa yang telah menjadi nilai dan bagian identitas dari budayanya sendiri sebagai seorang India.
Keluarga adalah bagian yang terpenting, dan apapun kondisinya, maka setiap individu harus mematuhi apa yang menjadi keinginan dalam keluarga. Begitu juga pada tokoh Neel, meskipun di satu sisi ia enggan untuk pergi ke India, namun di sisi lain ia khawatir dengan kondisi kakeknya yang sedang sakit. He didn’t want to see a dying tatappa either, but would regret not going. Tatappa, his parents, the whole town, expected it of him. In India it was always above self, with no considering his difficulties. (Cherian, 2008: 9)
Terlahir di India, membuat Neel menyadari bentuk kekerabatan yang sangat erat dalam lembaga keluarga di India. Kehidupan bersama, dimana secara tradi antara satu generasi dan generasi lainnya bekerjasama dan saling menjaga satu dengan lainnya, bahkan dalam hal yang berkaitan dengan anak-anak mereka adalah hal yang umum dapat ditemui dalam kehidupa keluarga India. Hal yang tidak berubah ketika Neel kembali berkunjung ke India untuk menjenguk kakeknya yang dikabarkan sakit adalah ia kembali menemukan bentuk 7
keluarga bersama seperti ni, dimana orang tua, anak, pasangan anak-anak dan keturunan mereka hidup bersama di dalam kediaman orangtua Neel. Kakek Neel sendiri, yaitu Tatappa, adalah anggota pria tertua dan memiliki kekuasaan penuh, membuat semua keputusan penting dan aturan, dan anggota keluarga lainnya mematuhinya.
Kerjasama dia antara individu yang ada dalam keluarga dalam hal yang berkaitan dengan anak-anak juga dirasakan oleh Neel pada saat bibinya Vimla, turut serta berbicara tentang rencana perjodohan yang telah diatur oleh keluarga Neel. Aunty Vimla said, “Your grandfather” __ she glance at tatappa and quickly added __” and your mummy and daddy, we would all like to see you married. So, with your mummy’s help, I have made some good arrangements for you. First-class girls. You have simply to sit and see them. Then if one is to your liking, you simply sit and get married. Simple.” (Cherian, 2008: 27)
Apa yang diucapkan oleh bibi Vimla membuat Neel dengan tegas menolak perjodohan yang telah diatur oleh keluarganya. Tatappa, sebagai orang yang memiliki kekuasaan penuh untuk membuat semua keputusan penting dan aturan agar anggota keluarga lainnya mematuhinya, berusaha dengan caranya yang halus, memberikan pengertian kembali kepada Neel. Tatappa didn’s say anything for a few minutes. “She is only virry worried for your future. You know in India it is our thinking that everyone should get married. It is not like Ahmerica, where many people don’t care about families.” (Cherian, 2008: 31)
Perjodohan merupakan salah satu budaya dan identitas tradisi yang umum diikuti dan dipatuhi oleh laki-laki maupun wanita dalam masyarakat India selama berabad-abad. Meskipun demikian, tidak jarang, ada di antara mereka yang sebenarnya telah memiliki pilihan pasangan hidup sesuai pilihan mereka, namun mereka tidak kuasa menolak perjodohan yang telah direncanakan jauh sebelumnya oleh keluarga besar mereka. Bahkan saat ini, di sebagian besar masyarakat India, pernikahan mereka direncanakan oleh orangtua
mereka
dan
keluarga-anggota
terhormat
lainnya,
dengan
persetujuan
pengantin. Pertemuan diatur setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, tinggi, 8
nilai-nilai pribadi dan selera, latar belakang keluarga mereka (kekayaan, kedudukan sosial), mereka kasta dan kompatibilitas astrologi dari pasangan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi culture shock untuk kedua mempelai sebagai keluarga kebanyakan keluarga besar.
http://senibudaya421c01.blogspot.com/p/budaya-india.html Dalam sejarahnya, budaya India akan tradisi perjodohan diyakini telah ada di India dan menjadi bagian dari lembaga keluarga pada saat berkembangya agama Veda Hindu pada periode
sekitar
500SM.
http://en.wikipedia.org/wiki/Arranged_marriage_in_the_Indian_subcontinent
Pemaparan Stuart Hall bahwa identitas budaya (atau juga disebut identitas etnis) sebagai sebuah wujud (identity as being) dapat dilihat dalam diri tokoh Neel yang secara diri adalah individu terlahir di India dan telah ditanamkan nilai-nilai kolektifitas dalam keluarganya sedari kecil hingga ia dewasa.
Di sisi lain, penulis melihat bahwa dentitas budaya sebagai sebuah proses menjadi (identity as becoming) memiliki ciri khusus dari identitasnya tersebut melalui nama keluarga, Sarath, yang tetap melekat dalam identitas Neel sebagai Neel Sarath. Perjodohan yang diupayakan oleh keluarganya dilatar belakangi oleh proses sejarah panjang dari tradisi nenek moyangnya. Identitas tokoh Neel yang memiliki nama belakang Sarath, merupakan nama yag menjadi identitas keluarga yang sudah ada sejak jaman kolonisasi Inggris di India. Sarath adalah salah dari sekian banyak raja-raja kecil yang pernah ada di India dari suku Iyengars. Mereka adalah keturunan Hindu yang berada di wilayah India Selatan. Selama ratusan tahun, keturunan Sarath membuat suatu aturan sebagai tradisi untuk melanjutkan keturunan mereka, dengan menikahi pasangan yang berasal dari kelompoknya saja.
When Neel was young, he loved hearing about their first known ancestor, who married the king’s daughter and grew to prominence as an exceptionally gifted prime minister. For the past four hundred years the Saraths had added to the “good name” of the family by marrying their own kind, Iyengars, the best of all South Indian Hindus, coveted for their light skin and intelligence. (Cherian, 2008: 2) 9
Tradisi perjodohan di India pada akhirnya menjadi identitas budaya, berasal dari sejarah yang panjang dan penuh makna dan telah dijalani sejak jaman dahulu kala.
Di sisi lain, tokoh Neel yang telah bermigrasi ke Amerika, telah melihat banyaknya kontradiktif nilai budaya. Satu sisi, dirinya adalah individu yang berasal dari India yang memegang nilai tradisi kolektif. Di sisi lain, Amerika sebagai negara para imigran, memiliki nilai-nilai budaya inti yang sangat menjunjung tinggi kebebasan setiap individu. Individualisme adalah nilai budaya pokok dan mendasar yang mendukung berlakunya prinsip-prinsip demokrasi di antara sejumlah nilai budaya Amerika, dimana individu mempunyai kebebasan dalam mengekspresikan dirinya dan tidak terkungkung oleh adanya sistim patronase.
Sebagai individu yang bebas, Neel berhasil mencapai kesuksesan, bahkan ia pun berupaya mengasimilasikan diri dengan mengubah namanya sebagai cara agar ia merasa nyaman dalam bersosialisasi. Tatappa seemed to understand that Neel had made a new life for himself as Dr. Neel Sarath, anesthesiologist, and now, American. (Cherian, 2008:2)
As a teenager he had even made up a year-by-year plan with goals: Go to America for college, become a doctor by twenty eight,… (Cherian, 2008: 4) “It’s Neel. I changed my name shortly after I got to Stanford. Americans find it easier to pronounce than Suneel.” (Cherian, 2008: 47)
Di sisi lain, individualisme sebagai dasar kebebasan berekspresi dan menentukan keinginannya sendiri berusaha dilakukan oleh Neel Sarath dengan caranya sendiri, yaitu pada saat Neel menjelaskan bahwa ia telah memiliki seorang kekasih kulit putih Amerika kepada kakeknya. Ia sadar bahwa hal itu tidak mungkin, dan memang pada kenyataannya Tatappa pun secara berdiplomasi memberikan alasan kepada Neel akan keberatannya tentang keinginan Neel tersebut. “So you wouldn’t mind if I married an American?” 10
“It’s not a question of minding or not minding. It is simply better to marry one’s own kind. (Cherian, 2008: 32). “Ahmerican?” he could hear tatappa shout. “We are Indians. Did I fight away the British only to have my own family spoiled with the blood of a white fahrinner?” (Cherian, 2008:33).
Berbagai upaya dilakukan Neel untuk menolak perjodohan yang telah direncanakan oleh keluarganya. Klimaksnya ketika ia telah dipertemukan dengan Leila, anak perempuan dari keluarga Khrishnan. Ia tidak mengira bahwa pertemuannya dengan Leila dan keluarganya itu pada akhirnya adalah pertemuan untuk menentukan pernikahan dirinya dengan Leila. Dia pun terjebak pada situasi yang tidak mampu untuk dia hindari.
“I’m not getting married!” “It’s done.” Aunty Vimla patted a handkerchief on her sweeting face. “The marriage is to be in fourteen days.” (Cherian, 2008:55) He felt as if he had metamorphosed into a character from Kafka’s novel. One day he was Dr. Neel Sarath, a man whose only obligation was work, who ate beef when he wanted to and spent nights with awhite woman outside the bounds of marriage. The next day, without his permission , he had been forced back into hs discarded skin. He was Suneel once again__grandson, son, nephew, consummate Indian male. (Cherian, 2008:57) This was something he hadn’t even thought about when he yielded to their joint pressure and said. “Yes, I’ll marry her.” (Cherian, 2008:63)
Pada akhirnya, Neel tidak dapat mempertahankan keinginannya untuk tidak menikah atas perjodohan yang telah diatur oleh keluarganya. Kepatuhannya utuk memenuhi apa yang diingini oleh keluarganya dikarenakan kesadarannya akan nilai budayanya untuk senantiasa menghormati keluarganya, meskipun di sisi lain apa yang dilakukannya adalah hanya keterpaksaan saja.
1.
KESIMPULAN 11
Melalui novel berjudul A Good Indian Wife
karya Anne Cherian, penulis dapat
melihaadanya konflik nilai yang terjadi dalam diri tokoh Neel Sarath yang telah dibesarkan di antara dua negara yang memiliki perbedaan nilai-nilai dalam kebudayaanya. India adalah negara dimana Neel terlahir dan tinggal hingga remaja, dimana keluarga besarnya berada dan masih memegang teguh adat dan tradisi budaya setempat. Identitas dirinya yang berasal dari sejarah panjang para leluhurnya terdahulu merupakan identitas dari nama besar keturunan Sarath yang tidak dapat dilepaskan oleh Neel. Perjodohan, yang menjadi akar budaya dari leluhurnya tersebut menjadi pemicu konflik nilai budaya dalam dirinya. Amerika yang telah memberinya nilai kebebasan sebagai individu tidak mampu ia terapkan dalam kehidupannya sebagai individu ketika ia harus menghadapi nilai luhur dari kebudayaannya sendiri di India. Kebebasan yang telah membuka matanya untuk menentukan apa yang dianggapnya baik bagi dirinya, dengan segala kesuksesan yang telah diraihnya di Amerika seakan tidak mampu merubah tatanan nilali yang begitu kuat tertanam dalam keluarganya di India. Pada akhirnya, Neel harus menerima kenyataan akan identitas asalnya tersebut dan harus menuruti tradisi atas nama kehormatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Cherian, Anne.(2008) A Good Indian Wife, NY,W.W.Norton & Company. Gabriel, Ralph H.(1991) Nilai-Nilai Amerika Pelestarian dan Perubahan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Hall,S.(1990) Cultural Identity And Diaspora, Dalam Identity and Difference, Kathryn Woodward, SAGE Publication, London. Horton, Paul B. and Chester L. Hunt. (1998) Sociology , McGraw-Hill Humanities,U.S. Bimbie,
Berdasarkan
Pandangan
Rene
Welek
dan
Austin,
[online],
(http://www.bimbie.com/teori-sastra-menurut-para-ahli.htm, diunduh tanggal 6 Februari 2013). http://senibudaya421c01.blogspot.com/p/budaya-india.html, diunduh tanggal 9 Juni 2013 Miller, Perry. (1956)
Errand to Wilderness, New York,
Harper Toorchbooks, The
Academy library, Macionis, John J. (2010)
Sociology, Thirteen edition. U.S.A.,Prentice Hall, Pearson
Education, Inc.
12
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. (2010), Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, Yogyakarta, ANDI. Suparlan, Parsudi. (2001) Jurnal Studi Amerika, Vol. VII, Jul-Des.Pusat Kajian Wilayah Amerika.UI Suparlan, Parsudi.(2004) Hubungan Antar Sukubangsa,Jakarta:YPKIK Woodward, Kathryn. (1997) Identity and Difference, London,SAGE Publication Ltd, The Open University.
13
14