IDENTIFIKASI TINGKAT, JENIS, DAN FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KESULITAN SISWA MA NEGERI WLINGI DALAM MEMAHAMI MATERI INDIKATOR DAN pH LARUTAN ASAM-BASA Muhammad Lukman Buchori, Ida Bagus Suryadharma, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat, jenis, dan faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi indikator dan pH larutan asambasa. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN Wlingi tahun ajaran 2012/2013. Instrumen penelitian berupa soal tes pilihan ganda beralasan dan angket. Hasil penelitian: (1) tingkat kesulitan siswa cukup tinggi dalam memahami materi indikator larutan asam-basa (49,3%) dan materi pH larutan asam-basa (49,0%); (2) kesulitan siswa dalam memahami istilah cukup rendah (39,8%), serta konsep (56,0%) dan hitungan (50,1%) cukup tinggi; (3) faktor penyebab kesulitan siswa adalah kurangnya tingkat ketelitian siswa (45,7%), kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan dan mengaplikasikan rumus dalam mengerjakan soal hitungan (49,4%), kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal bertingkat (77,8%), serta siswa tidak memiliki teman diskusi dan kelompok belajar (58,0%). Kata Kunci : tingkat kesulitan, jenis kesulitan, faktor-faktor penyebab kesulitan, indikator larutan asam-basa, pH larutan asam-basa. ABSTRACT : The aim of this study was to determine the level, type, and causes of students' difficulties in understanding indicators and pH of acid-base. The research was descriptive research. This research’ subjects were all students of class XI Science Wlingi MAN academic year 2012/2013. The research instruments in the form of reasoned multiple choice test and questionnaires. The results show that: (1) the students’ level of difficulty is high enough in understanding acid-base indicator (49.3%) and pH of acid-base (49.0%), (2) students' difficulties in understanding the term is quite low (39.8%), and students' difficulties in understanding the concepts (56.0%) and algorithm (50.1%) is quite high, (3) factors that cause students difficulty is the lack of students’ accuracy level (45.7%), lack of ability of the students in determining and applying the formula in working on the question (49.4%), the lack of ability of students to understand and working on the mutilevel question (77.8%), and students didn’t have any friends to form a discussion group (58.0%). Key words: level of difficulty, type of difficulties, the factors that cause difficulties, acid-base indicators, pH of acid-base solution.
Ilmu kimia adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang berguna untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Slabaugh dan Parson (dalam Effendy, 2002:2) mendefinisikan ilmu kimia sebagai ilmu tentang sifat-sifat zat, perubahan zat, hukum-hukum dan prinsip yang menggambarkan perubahan zat, serta konsep-konsep dan teori-teori yang menafsirkan atau menjelaskan perubahan zat. Hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam ilmu kimia merupakan gabungan dari beberapa konsep. Oleh karena itu kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia sangat mungkin disebabkan karena siswa tidak memahami konsep-konsep dasar yang ada dengan benar, sehingga siswa juga
1
mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang lebih kompleks (Nakhleh, 1992:191). Selain itu kesulitan siswa juga bisa diakibatkan karena sebagian besar materi ilmu kimia bersifat abstrak (Foliaki, 2005:71). Salah satu indikator yang dapat menunjukkan adanya kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep adalah rendahnya hasil tes siswa tentang konsep tersebut. Jika hasil tes yang didapatkan di bawah standar dari yang harus dicapai maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar. Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran kimia MA Negeri Wlingi, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pada pokok bahasan asambasa khususnya pada materi indikator asam-basa dan perhitungan pH. Kesulitan ini ditandai dengan lamanya waktu siswa dalam memahami materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam-basa saat dijelaskan oleh guru. Selain itu, pada pengerjaan soal ulangan harian yang diberikan kebanyakan siswa mengalami kesalahan pada soal indikator asam basa dan perhitungan pH larutan. Materi indikator asam-basa dan pH larutan asam-basa merupakan gabungan dari beberapa sub materi penyusun, sehingga kesulitan yang dialami siswa dalam memahami kedua materi tersebut dapat bersumber dari sub materisub materi penyusunnya. Bila diketahui pada sub materi apa siswa mengalami kesulitan, maka akan lebih mudah dalam menanggulangi kesulitan tersebut. Materi indikator asam-basa terdiri dari beberapa sub materi penyusun, diantaranya pengertian indikator asam-basa, kertas lakmus, penggunaan indikator asam-basa dalam memperkirakan pH larutan, serta penggunaan indikator asam-basa pada titrasi asam-basa. Sementara pada materi pH larutan asam-basa terdapat sub materi kekuatan asam atau basa, tetapan kesetimbangan air, perhitungan konsentrasi ion H+ atau OH-, pH larutan, serta stoikiometri larutan (Utami, dkk, 2009). Materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam-basa merupakan salah satu pokok bahasan yang kompleks dalam ilmu kimia. Hal ini dikarenakan pada materi ini akan ditemui banyak istilah, konsep-konsep (teori), dan hitunganhitungan yang tidak jarang merupakan hitungan yang sulit. Istilah yang akan ditemui pada kedua materi ini diantaranya istilah indikator larutan asam-basa, istilah asam atau basa, istilah konstanta ionisasi air (Kw), dan istilah pH larutan asam-basa. Sementara konsep-konsep yang akan ditemui pada kedua materi ini adalah konsep kesetimbangan reaksi, konsentrasi larutan, kekuatan asam-basa, perhitungan pH larutan, dan stoikiometri larutan. Sementara perhitungan yang akan ditemui pada kedua materi ini adalah perhitungan konsentrasi ion H+ dan OH- pada larutan asam atau basa, perhitungan pH larutan, serta stoikiometri larutan. Sehingga jenis kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mempelajari kedua materi ini dapat bersumber dari kesulitan istilah, konsep kimia, dan hitungan (Arifin, 1995:220). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan awal bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi indikator asam-basa dan pH larutan asam-basa dan sejauh ini belum diketahui sejauh mana tingkat dan jenis kesulitan yang dialami oleh siswa. Selain itu setiap kesulitan pasti memiliki penyebab (Hamalik, 1983:125), oleh karena itu juga perlu dicari faktor-faktor penyebab kesulitan tersebut. Dengan demikian kesulitan yang dialami siswa dapat segera mendapat bantuan dan tidak mengganggu proses pemahaman siswa pada materi selanjutnya yang berhubungan dengan kedua materi tersebut. Menurut Suparno (2000:42) dan
2
Arifin (1995:221) faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). METODE Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tingkat, jenis, dan faktor-faktor penyebab terjadinya kesulitan siswa dalam memahami materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asambasa. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA MA Negeri Wlingi tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 103 siswa. Terdapat 2 instrumen penelitian yaitu soal tes pilihan ganda beralasan dan angket. Tes pilihan ganda beralasan digunakan untuk mengetahui tingkat dan jenis kesulitan siswa dalam memahami materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam-basa. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, tes diverifikasi melalui uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Soal tes pilihan ganda beralasan berjumlah 24 butir soal yang valid dengan reliabilitas (r11) 0,74. Sedangkan angket yang terdiri dari 12 butir pertanyaan digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam-basa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini melalui penyelenggaraan tes menggunakan soal tes pilihan ganda beralasan dan angket. Soal tes diberikan setelah siswa mendapatkan materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam basa. Sedangkan analisis data yang dilakukan meliputi analisis jawaban soal tes pilihan ganda beralasan dan analisis jawaban angket siswa. Analisis jawaban soal tes pilihan ganda beralasan menghasilkan persentase kesulitan siswa, melalui persentase kesulitan siswa dapat diketahui tingkat kesulitan dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Jawaban soal tes pilihan ganda beralasan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) jawaban siswa dikoreksi dengan berpedoman pada kunci jawaban; (2) diberlakukan kriteria penskoran yang sama untuk seluruh butir soal, yaitu memberi skor 1 untuk pemilihan jawaban dan alasan yang benar dan skor 0 untuk kemungkinan lainnya (jawaban salah dengan alasan benar atau jawaban benar dengan alasan salah atau jawaban dan alasan keduanya salah); (3) persentase kesulitan dihitung berdasarkan jawaban yang sudah diberi skor. Perhitungan persentase kesulitan dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah siswa yang menjawab salah pada tiap butir soal dengan jumlah siswa keseluruhan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. P =
x 100 %
Keterangan: P = Persentase kesulitan yang dialami siswa S = Jumlah siswa yang menjawab salah N = Jumlah keseluruhan siswa Kriteria tingkat kesulitan siswa yang dipakai adalah kriteria kesulitan yang diadaptasi dari kriteria pemahaman menurut Arikunto (2010:28). Kriteria tingkat kesulitan siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Kriteria ini digunakan untuk
3
menentukan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memahami materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam-basa. Tabel 1 Kriteria Tingkat Kesulitan Siswa Persentase Kesulitan P = 0%-20% P = 21%-40% P = 41%-60% P = 61%-80% P = 81%-100%
Kriteria Kategori kesulitan siswa sangat rendah Kategori kesulitan siswa rendah Kategori kesulitan siswa cukup tinggi Kategori kesulitan siswa tinggi Kategori kesulitan siswa sangat tinggi
Sementara analisis jawaban angket siswa akan memberikan hasil faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam basa. Jawaban angket siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) tabulasi hasil pengisian angket terhadap siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari materi indikator asam-basa dan pH larutan asam-basa; (2) mengidentifikasi penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari materi indikator asam-basa dan pH larutan asam-basa dengan melihat pilihan jawaban siswa pada setiap butir pertanyaan pada angket; (3) menghitung persentase siswa yang memilih tiap pilihan jawaban pada butir soal dalam angket. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Indikator Larutan Asam Tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi indikator larutan asambasa cukup tinggi (49,3%). Persentase dan tingkat kesulitan siswa dalam memahami sub-sub materi indikator larutan asam-basa tersaji dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2 Persentase dan Tingkat kesulitan siswa dalam Memahami Materi Indikator Larutan Asam-Basa Aspek Mendefinisikan indikator asam-basa dan menentukan zat yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa Memberikan karakteristik beberapa indikator asam-basa Menentukan warna indikator dalam suatu larutan asam atau basa Menentukan kisaran pH suatu larutan dengan menggunakan beberapa indikator larutan asambasa Menentukan saat titik akhir titrasi yang menggunakan indikator asam basa Menjelaskan karakteristik kertas lakmus Menentukan ion yang terlarut dalam suatu larutan asam-basa dengan menggunakan kertas lakmus % Rata-rata siswa yang menjawab salah
Siswa yang Kriteria Menjawab Salah (%) 15,7 Sangat rendah
24,5
Rendah
31,4
Rendah
62,8
Tinggi
89,2
Sangat tinggi
52,9 31,4
Cukup tinggi Rendah
49,3
Cukup tinggi
4
Siswa mengalami kesulitan sangat rendah (15,7%) pada pendefinisian dan penentuan zat yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa. Kurangnya pemahaman siswa tentang karakteristik yang harus dimiliki suatu zat yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa membuat siswa menjawab salah pada soal ini. Siswa mengalami kesulitan yang rendah (24,5%) pada penentuan karakteristik indikator larutan asam-basa. Kurangnya pemahaman siswa dalam mengartikan warna indikator bila dilarutkan dalam larutan yang ber-pH di atas atau di bawah rentang pH indikator menyebabkan siswa salah menjawab pada soal ini. Tetapi siswa telah memahami warna indikator bila dilarutkan pada larutan yang ber-pH diantara rentang pH indikator larutan asam basa. Siswa mengalami kesulitan yang rendah (31,4%) pada penentuan warna indikator dalam suatu larutan asam-basa. Kurangnya kemampuan siswa dalam menggolongkan sifat suatu larutan zat ke dalam larutan asam atau basa juga menyebabkan kesulitan siswa. Sementara itu, siswa mengalami kesulitan yang tinggi (62,8%) pada penentuan kisaran pH suatu larutan dengan menggunakan beberapa indikator larutan asam-basa. Kurangnya ketelitian siswa dalam mengerjakan soal ini dapat dimungkinkan menjadi penyebab banyaknya siswa yang mengalami kesalahan pada sub materi ini, hal ini dapat dilihat pada pilihan alasan salah terbanyak siswa yang tidak sesuai dengan pilihan jawaban salah terbanyak yang dipilih siswa. Siswa mengalami kesulitan sangat tinggi (89,2%) pada penentuan titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator larutan asam-basa. Kurangnya pemahaman siswa terhadap ciri-ciri terjadinya titik akhir titrasi menyebabkan siswa mengalami kesulitan pada sub materi ini. Selain itu sebagian besar siswa memiliki anggapan bahwa titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen, anggapan siswa tersebut juga menjadi penyumbang penyebab kesulitan siswa pada sub materi ini. Siswa mengalami kesulitan cukup tinggi (52,9%) pada penentuan karakteristik kertas lakmus. Kurangnya pemahaman siswa terhadap salah satu materi prasyarat asam-basa yaitu kesetimbangan reaksi menyebabkan siswa mengalami kesulitan pada sub materi ini. Siswa mengalami kesulitan yang rendah (31,4%) pada penentuan ion terlarut dalam suatu larutan asam-basa dengan menggunakan kertas lakmus. Kurangnya pemahaman siswa pada pengertian larutan asam dan larutan basa menyebabkan siswa kesulitan siswa pada sub materi ini. Tingkat Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi pH Larutan Asam-Basa Tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi pH larutan asam-basa cukup tinggi (49,0%). Persentase dan tingkat kesulitan siswa dalam memahami sub-sub materi pH larutan asam-basa tersaji dalam Tabel 3. Siswa mengalami kesulitan cukup tinggi (44,1%) pada pendefinisian pengertian pH. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang memahami tentang pengertian pH. Siswa mengalami kesulitan yang rendah (35,8%) pada pendefinisian asam-basa menurut Teori Arrenhius. Kesulitan ini dimungkinkan karena siswa tidak dapat membedakan pengertian asam-basa menurut beberapa teori asam-basa yang dipelajari. Selain itu, penyebab kesulitan siswa yang lain adalah karena siswa tidak dapat menggolongkan suatu senyawa dalam sifat asam atau basa dan rreaksi ionisasinya. Siswa mengalami kesulitan yang tinggi (67,7%) pada pendefinisian pengertian konstanta ionisasi air (Kw). Hal ini disebabkan
5
siswa tidak memahami istilah dan simbol-simbol yang digunakan pada materi pH larutan asam-basa (siswa tidak dapat membedakan pengertian Kw, Ka, dan Kb). Tabel 3 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Soal Materi pH Larutan Asam-Basa Aspek Pendefiniasian pengertian pH Pengertian asam-basa menurut Arrenhius Pendefinisian pengertian Kw Penentuan konsentrasi ion OH- dan H+ Penghitungan pH suatu larutan asam-basa kuat Penghitungan pH asam-basa lemah Penentuan sifat dan pH suatu larutan yang belum diketahui sifatnya dengan bantuan indikator larutan asam-basa Stoikiometri larutan asam-basa % Rata-rata siswa yang menjawab salah
Siswa yang Kriteria Menjawab Salah (%) 44,1 Cukup tinggi 35,8 Rendah 67,7 Tinggi 61,8 Tinggi 38,2 Rendah 26,0 Rendah 71,6 Tinggi
56,2
Cukup tinggi
49,0
Cukup tinggi
Siswa mengalami kesulitan yang tinggi (61,8%) pada penentuan konsentrasi ion OH- dan ion H+ dalam larutan asam-basa. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami bahwa dalam larutan asam dan basa selalu mengandung ion OH- dan ion H+ dengan konsentrasi tertentu yang apabila dikalikan akan menghasilkan nilai 10-14 (pada suhu 25˚C). Siswa mengalami kesulitan yang rendah (38,2%) pada penghitungan pH suatu larutan asam-basa kuat. Tidak dapatnya siswa dalam menentukan kekuatan suatu larutan asam-basa dan tidak dapatnya siswa dalam menentukan jumlah ion H+ (pada asam kuat) atau ion OH(pada basa kuat) yang dapat dilepaskan satu senyawa asam atau basa kuat mengakibatkan siswa salah dalam menghitung pH suatu larutan asam-basa kuat. Siswa mengalami kesulitan yang rendah (26,0%) pada penghitungan pH suatu larutan asam-basa lemah. Tidak dapatnya siswa dalam menentukan sifat dan kekuatan larutan asam basa menjadi penyebab siswa menjawab salah dalam penghitungan pH larutan asam-basa lemah. Siswa mengalami kesulitan yang tinggi (71,6%) pada penentuan sifat dan pH suatu larutan yang belum diketahui sifatnya dengan bantuan indikator larutan asam-basa. Kurangnya pemahaman siswa dalam mengartikan warna indikator larutan asam-basa bila dilarutkan dalam suatu larutan asam basa, serta kurangnya pemahaman siswa tentang kemampuan elektrolit yang dimiliki suatu larutan asam-basa kuat atau lemah mengakibatkan siswa kesulitan dalam penentuan sifat dan pH suatu larutan asam-basa yang tidak diketahui sifatnya. Siswa mengalami kesulitan cukup tinggi (56,2%) pada stoikiometri larutan asam-basa. Kurangnya pemahaman siswa dalam mengartikan warna indikator larutan asam-basa bila dilarutkan dalam suatu larutan asam basa, serta tidak dapatnya siswa dalam menentukan konsentrasi campuran mengakibatkan siswa salah dalam mengerjakan soal stoikiometri larutan asam-basa.
6
Jenis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Indikator Larutan AsamBasa dan pH Larutan Asam-Basa Jenis kesulitan siswa dalam memahami materi indikator dan pH larutan asam-basa dibedakan menjadi tiga yaitu istilah, konsep, dan hitungan (algoritmik). Distribusi jenis kesulitan siswa dalam soal indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam-basa tersaji dalam Tabel 4. Siswa mengalami kesulitan yang rendah (39,8%) dalam memahami istilah yang terdapat pada meteri indikator dan pH larutan asam-basa. Banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dimungkinkan karena siswa hanya mempelajari istilah sebatas menghafal saja tanpa memahami maksud istilah tersebut, sehingga besar kemungkinan siswa lupa pada istilah yang telah dihafalkan tersebut (Arifin, 1995:220). Memahami istilah yang ada dalam ilmu kimia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari konsep kimia. Kegagalan dalam mempelajari istilah kimia dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep tempat terkandungnya istilah tersebut (Bakar dan Mukhtar, 2010:33). Tabel 4 Distribusi Jenis Kesulitan Siswa dalam Soal Materi Indikator Larutan Asam-Basa dan pH larutan Asam-Basa Jenis Kesulitan Memahami istilah Hitungan (algoritmik) Memahami konsep
Siswa yang Menjawab Salah (%) 39,8 50,1 56,0
Kriteria Rendah Cukup tinggi Cukup tinggi
Siswa mengalami kesulitan cukup tinggi (50,1%) dalam memahami hitungan (algoritmik) yang terdapat pada meteri indikator dan pH larutan asambasa. Banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dapat dikarenakan kurangnya keterampilan siswa dalam memahami dan menganalisis soal hitungan yang dihadapi (Utomo, 1989:86). Selain itu, kurangnya kemampuan siswa dalam merencanakan jalan penyelesaian suatu soal hitungan tersebut juga dapat mengakibatkan siswa mengalami kesalahan dalam menjawab soal hitungan (Utomo, 1989:86). Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dan penguasaan operasional matematika juga merupakan faktor yang penting dalam menyelesaikan soal-soal hitungan (Sari, 2007:54). Siswa mengalami kesulitan cukup tinggi (56,0%) dalam memahami konsep yang terdapat pada meteri indikator dan pH larutan asam-basa. Banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dapat dikarenakan siswa tidak dapat memahami konsep-konsep penyusun materi indikator dan pH larutan asam basa dengan baik. Konsep-konsep penyusun materi indikator dan pH larutan asam-basa diantaranya sifat dari materi/zat, sifat dan komposisis larutan, ionisasi ikatan ionik dan kovalen, simbol, rumus dan persamaan, kesetimbangan kimia, serta teori tumbukan (Sheppard, 2006:41). Selain itu, evaluasi dalam pembelajaran kimia cenderung hanya menggali pemahaman hitungan (algoritmik) saja dan kurang memperhatikan pemahaman konsepnya. Lawrentz melaporkan bahwa dari 14 buku teks kimia terdapat 80 soal latihan mengenai hubungan volume dengan tekanan gas, hanya 5 soal yang berbentuk soal kualitatif terhadap sifat-sifat gas, (konsep), dan sisanya 75 soal berbentuk algoritmik (dalam Arifin, 2007:3). Kebiasaan evaluasi pembelajaran yang lebih menonjolkan aspek hitungan
7
(algoritmik) dapat mengakibatkan siswa lebih mementingkan perhitungan matematis saja (menghafal rumus dan melakukan perhitungan kimia), tanpa mempelajari konsep yang terkandung dalam hitungan tersebut. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan pemahaman konsep siswa menjadi rendah. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Indikator Larutan Asam-Basa dan pH Larutan Asam-Basa Faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami pokok bahasan indikator dan pH larutan asam-basa dibedakan menjadi faktor yang bersumber dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa (eksternal). Persentase faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi dan pH larutan asam-basa tersaji pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Indikator Larutan Asam-Basa dan pH Larutan Asam-Basa Aspek Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa (internal). Kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan dan menggunakan suatu rumus. Kurangnya kemampuan siswa memahami dan mengerjakan soal bertingkat. Kurangnya ketelitian siswa dalam mengerjakan suatu soal. Faktor yang bersumber dari luar diri siswa (eksternal). Tidak adanya teman atau kelompok belajar siswa.
Persentase Siswa yang Mengalami (%) 49,4 77,8 45,7 58,0
Faktor kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan dan mengaplikasikan suatu rumus yang akan digunakan pada suatu soal dapat dikarenakan siswa tidak dapat menganalisis dan memahami soal yang dikerjakan dengan baik (Utomo, 1989:86). Hal ini mengakibatkan siswa akan sulit dalam menentukan rumus yang akan diterapkan walaupun siswa telah hafal dengan seluruh rumus pada materi indikator dan pH larutan asam-basa. Persentase kesalahan rata-rata siswa pada soal hitungan yang membutuhkan aplikasi rumus dalam penyelesaiannya adalah 49,91%, jumlah ini sebanding dengan siswa yang merasa kesulitan dalam menentukan dan mengaplikasikan rumus yang akan digunakan dalam suatu soal (49,4%). Faktor kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal yang bertingkat dapat dikarenakan siswa tidak dapat merencanakan jalan penyelesaian soal tersebut (Utomo, 1989:86). Data yang diketahui dalam soal bertingkat seringkali merupakan data yang tidak dapat langsung diaplikasikan ke dalam rumus yang digunakan, tetapi merupakan data lain yang harus diolah menjadi data yang dapat dimasukkan ke dalam rumus yang digunakan. Persentase kesalahan rata-rata siswa pada soal bertingkat yang terdapat di soal tes pilihan ganda beralasan adalah 62,36%. Persentase tersebut tidak terlalu jauh dengan persentase siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan dan mengaplikasikan rumus yang akan digunakan dalam suatu soal yaitu 77,8%. Faktor kurangnya tingkat ketelitian siswa dalam mengerjakan suatu soal dapat dikarenakan waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal dirasa kurang oleh siswa, sehingga siswa akan cenderung untuk mengerjakan dengan terburu-
8
buru dan tidak mengulang (memeriksa) hasil pengerjaan soal yang telah dilakukan (Utomo, 1989:86). Ketidaktelitian siswa dapat dilihat pada pengerjaan soal yang membutuhkan analisis yang mendalam dan beberapa langkah pengerjaan dalam penyelesaiannya. Ketidaktelitian siswa dapat dilihat dari rata-rata siswa yang menjawab salah pada ketujuh soal tersebut yaitu 62,49%, sementara siswa yang memiliki tingkat ketelitian yang rendah adalah 45,7%. Sedangkan faktor tidak adanya teman diskusi dan kelompok belajar dalam membahas materi indikator larutan asam-basa dan pH larutan asam-basa dialami oleh 58,0% dari jumlah siswa. Adanya teman diskusi dan kelompok belajar memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat memotivasi semangat belajar antar teman satu dengan teman yang lain, saling berbagi informasi dan pengetahuan antar teman, membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi, dan mereka juga dapat bekerja sama menyelesaikan PR sekaligus bersosialisasi di luar sekolah (Gunawan, 2005). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesulitan siswa cukup tinggi dalam memahami materi indikator larutan asam-basa (49,3%) dan materi pH larutan asam-basa (49,0%). Jenis kesulitan siswa dalam memahami istilah cukup rendah (39,8%), konsep dan hitungan cukup tinggi yaitu 56,0% dan 50,1%. Sementara faktor penyebab kesulitan siswa adalah kurangnya tingkat ketelitian siswa (45,7%), kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan dan mengaplikasikan rumus dalam mengerjakan soal hitungan (49,4%), kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal bertingkat (77,8%), serta siswa tidak memiliki teman diskusi dan kelompok belajar (58,0%). Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat, jenis, dan faktor penyebab kesulitan siswa kelas XI IPA MA Negeri Wlingi dalam memahami materi indikator dan pH larutan asam-basa, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut. 1. Sebagai informasi bagi guru bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal konseptual, oleh sebab itu dalam pembelajaran diharapkan guru kimia dapat lebih memperhatikan materi-materi yang dirasa akan akan menyulitkan siswa, sehingga pemahaman siswa terhadap seluruh konsep yang dipelajari akan baik. 2. Sebagai informasi bagi guru untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berbentuk hitungan terutama soal hitungan bertingkat dengan cara memberikan contoh-contoh soal dan pembahasan yang bervariasi, serta memberikan latihan-latihan soal yang lebih banyak. Disamping itu guru juga diharapkan mampu memberikan pemahaman konsep dalam perhitungan kimia, bukan hanya sekedar memberikan rumus atau langkah penyelesaiannya saja. 3. Sebagai informasi bagi guru dalam mengadakan evaluasi belajar, hendaknya guru tidak hanya memberikan soal-soal kuantitatif (hitungan) saja, tetapi juga
9
diberikan soal-soal dalam bentuk konsep dan istilah, sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman siswa secara menyeluruh. 4. Penelitian tentang identifikasi kesulitan juga perlu dilakukan terhadap materimateri lain, sehingga kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memahami suatu materi dapat teridentifikasi dan ditanggulangi. DAFTAR RUJUKAN Arifin, M. 1995. Pengembangan Progam Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press. Arifin, Z. 2007. Deskripsi Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Siswa Kelas XI IPA MAN Tulungagung 01 Tahun Pelajaran 2006/2007 pada Topik Larutan Asam-Basa. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Arikunto, S dan Jabar, C.S.A. 2010. Evaluasi Progam Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bakar, M. N. & Mukhtar, M. I. 2010. Masalah yang Dihadapi Dikalangan Pelajar Tingkat 4 dalam Proses Pembelajaran Elektrolisis Leburan Berdasarkan Mata Pelajaran Kimia KBSM. Journal of Educational Social Science, 3 (2): 28-34. Effendy. 2002. Upaya untuk Mengurangi Kesalahan Konsep dalam Pengajaran Kimia dengan Menggunakan Strategi Konsep Kognitif. Media Komunikasi Kimia, 2 (6): 1-22. Foliaki, V. 2005. Tranparent Rings Atomic Model (TRAM): S, P, D F Notation Made Simple. Journal of Educational Studies, 2: 71-82. Gunawan, L. 2011. Manfaat Belajar Kelompok, (online), (http://thely-thely.blogspot.com/2009/12/manfaat-belajar-kelompok.html), diakses tanggal 5 juni 2013. Hamalik, O. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Nahkleh, M. B. 1992. Why Some Student Don’t Learn Chemistry. Journal of Chemical Education, 69 (3): 191-195. Sari, A.N.P. 2007. Identifikasi Pemahaman Konseptual dan Algoritmik dalam Materi Stoikiometri pada Kelas X SMAK Frateran Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Sheppard, k. 2006. High School Student’s Understanding of Titration an Related Acid-Base. Chemistry Education Research and Practice, 7 (1): 32-45.
10
Suparno, A.S. 2000. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional. Utami, B., dkk. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Utomo, T. & Ruijter. K. 1989. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.
11