ISSN 0216 - 3128
204
Rosidi, dkk.
IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA Rosidi, Sukirno, Sri Murniasih Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email :
[email protected]
ABSTRAK IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA Ra-226, Th-232, U-238 DAN K-40 PADA DEBU VULKANIK PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA. Telah dilakukan identifikasi dan pengukuran radioaktivitas Ra-226, Th-232, U-238 dan K40 dalam debu vulkanik pasca letusan Merapi di daerah Bedoyo dan Hargo Binangun Yogyakarta dengan menggunakan metoda spektrometer gamma. Konsentrasi aktivitas radionuklida U-238 ditentukan dari konsentrasi rerata anak luruh berumur pendek radionuklida Pb-214 (295,2 keV) dan Bi-214 (609,3 keV). Th-232 ditentukan dari rerata konsentrasi dari Pb-212 (238,6 keV) dan Ac-228 (911,1 keV). Untuk pengukuran konsentrasi Ra-226 dan K-40 dilakukan pada sinar gamma mereka sendiri yaitu pada energi 186,28 dan 1460.7 keV. Hasil analisis memperlihatkan bahwa konsentrasi aktivitas Ra-226 pada daerah Bedoyo dan Harga Binangun masing-masing berkisar (23,89-64,42) Bq/kg dan (13.4954,97,4) Bq/kg, konsentrasi aktivitas U-238 berkisar (13,80-29,01) Bg/kg dan (20,39-25,36) Bg/kg, konsentrasi aktivitas Th-232 berkisar (12,88-20,61) Bq/kg, dan (13,33-17,70) Bq/kg dan konsentrasi aktivitas K-40 berkisar 165,96-296,87) Bq/kg dan (251,05-254,62) Bq/kg. Kata kunci : radionuklida, debu vulkanik, spektometri gamma.
ABSTRACT IDENTIFICATION OF RADIONUCLIDES Ra-226, Th-232, U-238 AND K-40 IN VOLCANIC ASH AFTER THE ERUPTION OF MERAPI MOUNT. Identification and measurements the radioactivity of Ra226, Th-232, U-238 and K40 in the volcanic ash after the eruption of Merapi in Bedoyo and Hargo Binangun area has been carried out by using the gamma spectrometry method. The activity concentration of U-238 radionuclide was determined from the average concentration of short lived daughter radionuclide Pb-212 (295,2 keV) and Bi-214 (609,3 keV). Th-232 was determined from the average concentration of Pb-212 (238,6 keV) and Ac-228 (911,1 keV). The measurement of Ra-226 and K-40 concentration was made by their own gamma rays at 186,2 and 1460.7 keV. The results showed that the Ra-226 activity concentration value range Bedoyo and Harga Binangun area from (23,89-64,42) Bq/kg and (13.49-54,97,4) Bq/kg, the U-238 concentration values ranged (13,80-29,01) Bg/kg and (20,39-25,36) Bg/kg, the Th-232 concentration values ranged (12,88-20,61) Bq/kg and (13,33-17,70) Bq/kg, and the K-40 concentration values ranged (165,96296,87) Bq/kg and (251,05-254,62) Bq/kg respectively. Keywords: Radionuclide, volcanic ash, gamma- spectrometry.
PENDAHULUAN
D
i alam ini terdapat berbagai radionuklida alam. Secara kuantitas yang paling banyak keberadaannya adalah kalium-40 (K-40), nuklida deret uranium-238 (U-238), nuklida deret thorium (Th-232) dan semuanya itu disebut radionuklida primordial, yaitu radionuklida yang sudah ada di kerak bumi sejak terbentuknya alam semesta. Selain itu ada radionuklida alam yang lain jumlahnya relatif kecil yaitu berbagai radionuklida seperti nuklida kosmogetik (nuklida hasil interaksi dari radiasi kosmik), yang terjadi karena interaksi kosmik dengan udara dan nuklida pruduk peluruhan spontan nuklida dapat belah (1,2). Radionuklida alam sering juga disebut NORM (Naturally Occurring Radioactive Material)
merupakan bahan radioaktif yang sudah ada di alam yang sadar atau tidak merupakan bagian dari kehidupan manusia. NORM ada dimana-mana karena hampir semua bahan di alam baik dalam tubuh, di makanan, maupun di lingkungan sedikit banyak mengandung bahan radioaktif. Banyak NORM yang dijumpai dengan konsentrasi rendah dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari manusia. namun beberapa NORM mempunyai konsentrasi radionuklida yang tinggi yang mampu menaikkan paparan radiasi. Pada penelitian kali ini akan dikaji mengenai kualitas radionuklida pada debu vulkanik pasca letusan Gunung Merapi Yogyakarta. Keberadaan radionuklida seperti Ra-226, U-238, Th-232 dan K-40 menyebabkan lingkungan menerima konsenkuensi ekologis yang berdampak
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 4 Juli 2012
Rosidi, dkk.
ISSN 0216 - 3128
pada kesehatan makluk hidup. Identifikasi kualitas lingkungan perlu dilakukan yaitu dengan mengkaji radioaktivitas pada suatu ekosistem berkait dengan identifikasi dan pengukuran aktivitas radionuklida pada debu vulkanik letusan gunung Merapi. Meletusnya gunung Merapi mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut bumi. Gas dan debu ini tidak hanya berbahaya bagi jalur transportasi, tapi juga kesehatan masyarakat. Abu vulkanik diketahui bisa menyebabkan iritasi mata, penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hinga gangguan pada kulit (3). Debu vulkanik dari gunung Merapi yang terbawa angin ke berbagai arah membahayakan warga sekitar, terutama pada kesehatan. Debu vulkanik sering juga disebut pasir vulkanik atau jatuhan piroklasik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Debu yang keluar dari gunung yang meletus punya diameter butiran debu-debu yang bertebaran di udara ukurannya sangat kecil (ukuran dari 10 mikron), bisa terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam saluran nafas dan paru, dapat menimbulkan gangguan pernafasan. Saat meletus bunung Merapi umumnya menyeburkan uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, asam klorida, asam flourida (3,4).
TATA KERJA Alat Seperangkat spektrometer gamma (γ), nampan penjemuran sampel, wadah pencacahan, ayakan dari 50 mesh sampai dengan 200 mesh.
Bahan Sampel debu vulkanik Gunung Merapi Yogyakarta di daerah sampling lokasi Bedoyo dan Hargo Binangun berjarak dari sumber debu pada lingkaran 5 km sampai 10 km, standar multigamma Eu-152. Bahan standar acuan IAEA-315
Cara kerja Pengukuran radioaktivitaas U-238 dan Th232 dari rerata radioaktivitas anak luruhnya adalah didasarkan asumsi bahwa telah terjadi kesetimbangan sekular pada cuplikan mineral tailing (2,5). Kesetimbangan sekular terjadi pada peluruhan radionuklida dengan umur paro yang jauh lebih panjang dibandingkan radionuklida anak luruhnya. Sampel debu vulkanik Gunung Merapi yang ada di dalam plastik klip dikeluarkan dan dipindahkan kedalam nampan plastik kemudian dibiarkan hingga kering dalam beberapa hari dan dibersihkan dari kotoran yang ada. Setelah Sampel debu vulkanik Gunung Merapi kering dilakukan pengayakan hingga lolos dengan ukuran butir 200
205
mesh (-200 mesh), -100+200 mesh, -50+100 mesh dan tidak lolos 50 mesh (+50 mesh). Ukuran butir yang telah terpisahkan kemudian ditimbang 100 g dalam wadah pencacahan yang berlabel dan ditutup rapat. Sampel tersebut siap dilakukan pencacahan dengan menggunakan alat Spektrometer Gamma, dengan detektor Ge(Li) selama 28.800 detik. Sampel, standar dan blangko secara bergantian dilakukan pencacahan dengan waktu yang sama. Radionuklida alam yang ditentukan aktivitasnya pada penelitian ini adalah U-238, Th232, Ra-26, K-40 dan U-235. Aktivitas spesifik radionuklida (A = Bq/kg) dengan metoda absolut (1,2) menggunakan persamaan (1) A=
C net Py .E.t.m
(1)
dimana, Cnet = cacah sampel setelah dikurangi blanko, Py adalah probilitas emissi abolut radionuklida, E adalah efisiensi absolute, t adalah waktu pencacahan dan m adalah berat sampel kering (kg)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan radionuklida Ra-226 dalam sampel debu vulkanik di daerah Hargo Binangun dan Bedoyo dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 5 pada lampiran. Perbandingan histogram Ra-226 untuk daerah Bedoyo lebih besar konsentrasi aktivitas dibandingkan dengan daerah Hargo Binangun. Terlihat bahwa ukuran butir juga akan mempengaruhi konsentrasi Ra-226 dimana ukuran mesh lolos 200 mesh mempunyai konsentrasi aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran lolos 100 mesh dan tidak lolos 200 mesh atau (-100+200). Radionuklida Ra-226 diukur langsung pada tenaga karakteristik 186,28 keV yang mempunyai probabilitas 3,28 %. (7). Pada tenaga 186,25 keV ini terganggu oleh tenaga U-235 yaitu 185,72 keV (54%). Sedangkan U-235 mempunyai tenaga lainnya 143,76 keV dengan probablilitas 10,7% (6). Setelah dilakukan pengukuran selama 288.000 detik, spektrum pada 185,72 keV tidak muncul ( sangat rendah) sama dengan cacah latar, maka U-235 dalam debu vulkanik dapat diabaikan, dan pada tenaga 186,28 keV adalah tenaga kepunyaan radionuklida Ra-226 Di mana untuk menentukan Ra-226 ada dua cara yang pertama seperti telah diketahui langsung pada tenaga karakteristik radionuklida 186,28 keV, bila tidak ada gangguan U-235, dan yang ke dua dengan cara aktivitas rerata Pb-214 ( pada tenaga 295,2 keV dan 352,0 keV dan tiga tenaga puncak dari Bi-214 pada tenaga ( 609,3 keV, 1120,3 keV, 1764,5 keV) (6) Pada daerah sampling Bedoyo konsentrasi aktivitas Ra-226 berkisar dari 23,89±0,5 Bq/kg
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 4 Juli 2012
206
ISSN 0216 - 3128
Rosidi, dkk.
sampai dengan 64,42±9,9 Bq/kg dan rerata adalah 44,16±5,7 Bq/kg, sedangkan daerah Hargo Binangan konsentrasi aktivitas dari 13.49±1,7 Bq/kg sampai dengan 54,97±2,4 Bq/kg dan mempunyai konsentrasi rerata adalah 34,33±4,5 Bq/kg.
Gambar 2. Hasil pengamatan radionuklida U-238 dalam sampel debu vulkanik Merapi
Gambar 1. Hasil pengamatan radionuklida Ra-226 dalam sampel debu vulkanik Merapi Indentifikasi radionuklida U-238, dapat dilihat pada Gambar 2 yang merupakan perbandingan histogram ukuran butir debu vulkanik, seperti radionuklida Ra-226 semakin kecil ukuran butir maka konsentrasinya semakin besar begitu juga sebaliknya, hasil konsentrasi aktivitas dapat juga disajikan pada Tabel 5. Terlihat dengan jelas perbandingan histogram untuk daerah Bedoyo lebih tinggi dibandingkan daerah Hargo Binangun kecuali untuk ukuran butir tidak lolos 50 mesh. Secara visual semakin besar ukuran butir, terkait volume persatuan berat semakin besar, serapan diri besar, terdeteksi oleh detektor makin kecil, sehingga kandungan radionuklida dalam pasir pada volume tersebut semakin kecil Pengukuran radionuklida U-238 berdasarkan anak luruhnya yaitu rerata radionuklida Pb-214 yang mempunyai probabilitas 19,20 % dan radionuklida Bi-214 yang mempunyai probabilitas 46,09 % pada energi karakteristik masing-masing 295,2 dan 609,3 keV (2,5). Konsentrasi aktivitas terukur untuk U-238 pada daerah sampling Bedoyo berkisar 13,80±2,0 Bq/kg sampai dengan 29,01±0,5 Bq/kg dan mempunyai konsentrasi aktivitas rerata adalah 21,405±1,25 Bq/kg sedangkan daerah Hargo Binangan konsentrasi aktivitas dari 20,39±1,2 Bq/kg sampai denga 25,36±0,5 Bq/kg dan mempunyai konsentrasi rerata adalah 22,87±0,85 Bq/kg. Hasil pengamatan radionuklida Th-232 dalam sampel debu vulkanik Merapi, seperti radionuklida U-238 dan Ra-226 semakin besar ukuran butir debu vulkanik maka semakin kecil konsentrasi aktivitas yang terukur. Perbadingan histogram daerah bedoyo lebih tinggi daripada daerah Hargo Binangun dan untuk melihat konsentrasi secara kuantitatif lengkapnya disajikan pada Tabel. 5.
Identifikasi radionuklida Th-232 berdasarkan anak luruhnya yaitu rerata radionuklida Pb-214 yang mempunya probabilitas 53,10 % dan radionuklida Ac-228 yang mempunyai probabilitas 29,00 % pada energi karakteristik masing-masing 238,6 keV dan 911,1 keV [2,4,5]. Konsentrasi aktivitas terukur untuk Th-232 pada daerah Bedoyo mempunyai konsentrasi aktivitas dari 12,88±1,2 Bq/kg sampai dengan 20,61±1,1 Bq/kg dan konsensentrasi rerata adalah 16,74±1,15 Bq/kg, sedangkan daerah Hargo Binangan konsentrasi aktivitas berkisar dari 10,08±0,6 sampai dengan 13,33±2,0 dan konsentrasi rerata adalah 17,70±1,3 Bq/kg.
Gambar 3. Histogram pengamatan radionuklida Th-232 dalam sampel debu vulkanik Merapi
Gambar 4. Histogram pengamatan radionuklida K-40 dalam sampel debu vulkanik Merapi Selain radionuklida U-238, Th-232 dan Ra-226 diatas radionuklida K-40 merupakan salah satu sumber radiasi alam yang paling penting yang kelimpahannya di alam adalah 0,0118 % dari keseluran kalium. Identifikasi radionuklida K-40
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 4 Juli 2012
Rosidi, dkk.
ISSN 0216 - 3128
pada sampel debu vulkanik Gunung Merapi Yogyakarta ditentukan pada energi karakteristik 1460,7 keV dan mempunyai probabilitas 10,7 %, perbadingan histogram pada Gambar 4 dan hasil hitung di lampiran Tabel 5. Pada daerah sampling Bedoyo konsentrasi aktivitas K-40 berkisar dari 165,96±4,7 Bq/kg sampai dengan 296,87±3,5 Bq/kg dan mempunyai konsentrasi rerata adalah 231,42±4,1 Bq/kg, sedangkan daerah Hargo Binangun konsentrasi aktivitas dari 251,05±4,7 Bq/kg sampai dengan254,62±4,6 Bq/kg dan mempunyai konsentrasi rerata adalah 252,84±4,65 Bq/kg. Khusus radionuklida K-40 daerah Hargo Binangan mempunyai konsentrasi aktivitas ukuran butir debu dari yang kasar (+50 mesh) sampai dengan (-200 mesh) tidak berpengaruh aktivitasnya. Untuk menguji apakah ada perbedaan konsentrasi radium, uranium dan thorium dan kalium alam di tempat titik sampling yaitu daerah
207
Hargo Binangundan Bedoyo, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis statistik. Uji statistik menggunakan metoda analisis varians (ANAVA) desain acak sempurna. Untuk menganalisis data yang diperoleh berdasarkan desain percobaan khususnya desain acak sempurna, akan ditinjau desain dengan sebuah observasi tiap unit percobaan, ini disajikan pada Tabel 2 untuk konsentrasi radium-226 (Ra-226). Percobaan dilakukan setiap ukuran butir debu vulkanik dengan tiga pengulangan. Ukuran butiran debu vulkanik yang diuji (3 variabel) adalah ukuran -200 mesh, 100+200 mesh dan -50+100 mesh. Pada Tabel 1 setelah melalui perhitungan didapatkan nilai jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rerata (Ry) adalah 28639,92. Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) antar perlakuan (My) adalah 290,81 dan Jumlah kuadratkuadrat (JK) pengamatan ΣY^2 adalah 29186,61. Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dalam perlakuan (Ey) adalah 255,88.
Tabel 1. Daftar data untuk pengamatan hasil hitung kuadrat-kuadrat dalam perlakuan Bedoyo Ra-266
-200
-100+200 -50+100
+50
Jumlah
ΣY^2
1
52,89
56,56
51,67
23,54
2
70,53
49,53
50,35
24,46
3
69,86
49,53
56,78
23,69 71,69 579,39 30900,25
Jumlah
193,28
155,62
158,8
Observasi
3
3
3
Ry
27974,4
Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rerata
Py
30643,88
Jumlah kuadrat-kuadarat/pengamatan
My Ey =
Py-Ry
2669,482
ΣY – My - Ry
256,367
2
3
12
Tabel 2. Daftar anava untuk data perhitungan distribusi nilai F dalam Tabel 1. Sumber Variasi dK JK KT F F tabel Rerata
1
27974,4 27974,4
Antar perlakuan
3
2669,48 889.827 27,76 256,37 32.0459
Dalam perlakuan 8 Jumlah
4,07
12 30900,25
Setelah nilai-nilai data diperoleh Tabel 2, maka disusun sebuah daftar analisis varians ANAVA, seperti dapat dilihat pada Tabel 3. Tampak bahwa dalam daftar ANAVA, di mana setiap sumber variasi memeliki derajat kebebasan (dk) setiap ukuran butir debu yang sama, untuk antar perlakuan adalah (k-1) = 3, sedangkan dalam perlakuan adalah Σ(ni-1) = 8 dan derajat kebebasan rerata bernilai 1, sehingga keseluruhan adalah 12 sama dengan jumlah observasi. Ry adalah jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rerata, nilai hitungnya (579,39)2/12 = 27974,4. My adalah jumlah kuadrat-
kuadrat (JK) antar perlakukan dengan nilai hitung 2669,482 dan Σ Y2 jumlah kuadrat-kuadrat (JK) semua nilai pengamatan dengan nilai hitung adalah 30900,25. Jika untuk ini diambil taraf nyata α =0,05 dengan tingkat kepercayaan 95 % didapat nilai distribusi F hitung 27,76 sedangkan nilai F tabel dengan v1 = 3 dan v2 = 8 didapat nilai statistik tabel adalah 4,07 yang disusun oleh SUDJANA (7) Hal ini menunjukkan konsentrasi aktivitas atau radioaktivitas Ra-226 ke 4 ukuran butir debu daerah sampling Bedoyo ada pengaruh yang
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 4 Juli 2012
Rosidi, dkk.
ISSN 0216 - 3128
208
berbeda, tepatnya berbeda secara nyata, terhadap ukuran butiran debu vulkanik. Untuk radionuklida U-238, Th-232 dan K40 di daerah sampling Bedoyo dan Hargo Binangun, nilai distribusi F hitung dan F tabel untuk masing-masing radionuklida dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 pada lampiran. Dari hasil nilai distribusi F hitung dan F tabel semua radionuklida mempunyai konsentrasi aktivitas yang berbeda terhadap ukuran butir, dari ukuran butir lolos 200 mesh sampai yang tidak lolos 50 mesh, kecuali radionuklida K-40 daerah Hargo Binangun ukuran butir debu tidak berpengaruh terhadap konsentrasi aktivitas.
KESIMPULAN Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil pembahasan dan penting untuk diingat adalah sebagai berikut: 1. Konsentrasi aktivitas radionuklida alam di dalam abu vulkanik pasca meletus gunung Merapai pada ukuran butir dari lolos 200 mesh sampai dengan lidak lolos 50 mesh di daerah Bedoyo dan Hargo Binangun untuk radionuklida Ra-226 dari 23,89±0,5 Bq/kg sampai dengan 64,42±9,9 Bq/kg dan rerata 44,16±5,7 Bq/kg, dan (13.49±1,7-54,97±2,4) Bq/kg dan rerata 34,33±4,5 Bq/kg. Konsentrasi U-238 berkisar 13,80±2,0 Bq/kg sampai dengan 29,01±0,5 Bq/kg dan mempunyai konsentrasi aktivitas rerata adalah 21,405±1,25 Bq/kg dan 20,39±1,2 Bq/kg sampai dengan 25,36±0,5 Bq/kg dan mempunyai rerata 22,87±0,85 Bq/kg. Konsentrasi Th-232 berkisar dari 12,88±1,2 Bq/kg sampai dengan 20,61±1,1 Bq/kg dan rerata 16,74±1,15 Bq/kg, dan 10,08±0,6 sampai dengan 13,33±2,0 dan rerata adalah 17,70±1,3 Bq/kg. Konsentrasi K-40 berkisar dari 165,96±4,7 Bq/kg sampai dengan 296,87±3,5 Bq/kg dan rerata 231,42±4,1 Bq/kg, dan 251,05±4,7 Bq/kg sampai dengan-254,62±4,6 Bq/kg dan rerata adalah 252,84±4,65 Bq/kg. 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran butir terhadap konsentrasi aktivitas Ra-226, U-238, Th-232 dan K-40 pada cuplikan debu vulkanik dilakukan uji statistik menggunakan metoda analisis varians model disain acak sempurna. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ukuran butir debu vulkanik -200 mesh, -100+200 mesh, -50+100 mesh dan +50 mesh berpengaruh nyata terhadap konsentrasi Ra-226, U-238, Th-232 dan K-40 kecuali radionuklida K-40 untuk daerah Hargo Binangun yang mempunyai konsentrasi tidak beda secara nyata, pada
pengujian dengan taraf signifikan α = 0,05 dan kepercayaan 95 %.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2.
3. 4.
5.
6.
7. 8.
IAEA., Measurement of Radionuclides in Food and The Environment., A Guide Book., Tech Rep Ser No 295, IAEA, Vienna (1989) ALAAMEER.A.S., Assesment of Human Exposures to Natural Sources of Radiation in Soil of Riyadh Saudi Arabia. Turkish J. Eng. Env. Sci. Riyadh. (2008), 229-234. ADIPUTRI NOVI.C., Kadar dDebu Vulkanik Merapi Masih Dalam Batas Normal. Detik News. Jakarta (2010) KEMENTRIAN KESEHATAN ri. Kadar Debu Vulkanik Merapi Masih di Bawah Ambang Batas. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) DI.Yogyakarta (2010). HASAN.N.M., ISHKAWA.T., HOSADA.M., SORIMACHI.A., Assessment of the Natural Radioactive Using Two Techniques for the Measurement of Radionuclide Concentration in Building Materials Used in Japan. J.Radional Nucl Chem (2010). Akademiai Kiado, Budapest, Hungari (2009), 15-21 ROMALA R. C. at al. Radionuclide Analysis in the soil of Kamaun Himalaya, India using Gamma Ray Spectrometry. Research Comunications. Curretnt Science, Vol 100, No. 6 India (2011) ERDTMANN.G., SOYKA.W., The Gamma rays of the Radionuclides, New York (1989) SUDJANA. Desain dan Analisis Ekspremen. Edisi III. Penerbit Tarsito. Bandung 1989
TANYA JAWAB Sudaryadi − Apa hubungan Merapi dan BATAN? Bagaimana anda mengukur radio nuklida dengan gamma spektrometri? Rosidi • Erupsimerapi fenomena alam dengan segala dampakny, PTAPB sebagai lembaga litbang harus berperan aktif meneliti dari segala aspek terutama yang berhubungan dengan radioaktif. Kita ada kemampuan untuk itu. • Untuk menganalisis bisa dilihat di abstrak. Th 232 dan U 238 tidak bisa langsung diukur, tetapi Ra 226 dan K 40 bisa langsung dari tenaga gammanya.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 4 Juli 2012
Rosidi, dkk.
ISSN 0216 - 3128
209
LAMPIRAN Tabel 3. Daftar anava untuk data perhitungan distribusi nilai F untuk daearah Bedoyo. Nilai F Radionuklida Sumber variasi dk JK KT Hitung Tabel Antar perlakuan 3 2669,48 889,827 Ra-226 27,77 4,07 Dalam perlakuan 8 256,37 32,046 Antar perlakuan 3 452,51 150.84 U-238 127.77 4,07 Dalam perlakuan 8 9,44 1,18 Antar perlakuan 3 90,16 30,05 Th-232 2,57 4,07 Dalam perlakuan 8 20,57 2,57 Antar perlakuan 3 33390,73 11130,2 K-40 116,72 4,07 Dalam perlakuan 8 762,89 95,36 Tabel 4. Daftar anava untuk data perhitungan distribusi nilai F untuk daearah Hargo Radionuklida Ra-226 U-238 Th-232 K-40
Sumber variasi Antar perlakuan Dalam perlakuan Antar perlakuan Dalam perlakuan Antar perlakuan Dalam perlakuan Antar perlakuan Dalam perlakuan
dk 3 8 3 8 3 8 3 8
JK 3025,84 544,08 44,93 8,23 20,59 12,24 22,36 195,73
KT 1008,62 68,01 14,97 1,03 6,86 1,53 7,45 24,46
Nilai F Hitung Tabel 14,83
4,07
14,56
4,07
4,48
4,07
0,304
4,07
Tabel 5. Konsentrasi aktivitas NORM dalam debu vulkanik terhadap ukuran butir debu Konsentrasi aktivitas, Bq/kg Sampling Radionuklida -200 mesh -100+200 mesh -50+100 mesh Ra-226 64,42±9,9 52,93±4,1 51,87±3,4 U-238 29,01±0,5 28,62±0,3 22,94±0,3 Bedoyo Th-232 20,61±1,1 17,17±0,6 16,51±0,8 K-40 296,87±3,5 289,22±13,3 271,80±13,1 Ra-226 54,97±2,4 48,14±4,7 43,91±5,5 U-238 25,36±1,2 21,36±0,2 21,16±1,5 Hargo Th-232 13,33±2,0 13,17±0,8 12,63±0,8 K-40 254,62±4,6 254,01±7,8 252,79±1,7
+50 mesh 23,89±0,5 13,80±2,0 12,88±1,2 165,96±4,7 13.49±1,7 20,39±0,5 10,08±0,6 251,05±4,7
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 4 Juli 2012