IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh DWI SEPTIANA 109016100061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul ldentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Two-Tier Multiple Choice disusun oleh Dwi Septiana, NIM 109016100061, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal6 Mei 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak untuk memperoleh gelar sarjana sl (s.pd) dalam bidang Pendidikan Biologi. Jakarta,8 Mei 2014
Panitian Ujian Munaqosah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti" M.Sc
tL.:.0.1:.?
NrP. 19700209 200003 2 00t
Pengrji
I
Dr. Ahmad Sofran. M.Pd
NIP. 19650115 198703 1020 Penguji
II
Eny S. Rosyidatun MA
lL
-ot
-2otq
NIP. 19750924 200604 2 00r
Mengetahui--r---" Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
19s91020 198603 2001
Tanda Tangan
\
LEMBAIT PENGESAI{AN
Skripsi berjudul Idcntifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archacbncteria
dan Eubacteria Menggunal
NIM.
109016100061, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. felah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, April
2014
Yang Mengesahkan
Pembimbing
I
['cmbimbing
II
Irndilah
NlP. 19800s t6 200710 2 001
\
UIN. JAKARTA
FITK '.
k-
H..tta^ds
I'lo
Maret 2O1O
FoRM (FR)
s apd
l 5at2
ht&tE&t
T.ARYA SENDIRI
SURAT PERN'/AT
Sdya yang bertanda kngan di bawah
ini,
Nama TempaUTgl.Lahir
Lv_Lp)9\pQfl
NtM Jurusan / Prodi
Iudul Skripsi
iet lqlrfr^r w
Stoutrt I liiytntr4r,^r?tpn Fopser :
$pE\mHr$t /4rlEopc€Fq s^tErrA ..4*efl4c&A
fw
Lvkw-.ytr.
{te g-
DosenPembimbing : l.
ia\tt"d;ft
W!.....m9!).4., " F/r\)
LE
cs1s1O
.9t:..Vyf*)-a!y:.fA..
z. ..M.QYY... tw.yh11....P. dengan
ini
.
2.*
t...
11!
:
5
meoyatakan batrwa slcripsi yaag sayabuat benar-benar hasil kalya seadiri daa
saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis-
P ernyataar,iru- dibuat sebagai salah satu.syarat Wisuda
WMzi
AA
)efi*rt*
ABSTRAK Dwi Septiana, 109016100061, Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Two-Tier Multiple Choice, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria menggunakan two-tier multiple choice. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-IPA-4 di SMAN 26 Jakarta pada tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 35 orang siswa. Data tes diagnostik dikumpulkan menggunakan two-tier multiple choice untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa ke dalam paham konsep, miskonsepsi, tidak paham dan menebak (4 kategori). Pada kategori miskonsepsi didapatkan urutan sub-sub konsep dengan miskonsepsi tertinggi hingga terendah adalah: cara bakteri mendapatkan nutrisi (51.43%), reproduksi bakteri (48.57%), pengelompokan Archaebacteria (41.43%), Pengelompokan Eubacteria (34.28%), peranan bakteri dalam kehidupan (19.99%), ciri-ciri Eubacteria (19.28%), dan ciri-ciri Archaebacteria (2.86%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 31.12% siswa mengalami miskonsepsi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria sedangkan sisa persentase kategori lainnya didominasi oleh kategori menebak. Kata kunci : miskonsepsi, two-tier multiple choice, Archaebacteria, Eubacteria.
i
ABSTRACT
Dwi Septiana, 109016100061, The Identification of Students’ Misconception in Archaebacteria and Eubacteria Concept Using a Two-Tier Multiple Choice, BA Thesis, Study Program of Biology Education, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teachers’ Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014. The aim of the study is to identify students’ misconceptions in Archaebacteria and Eubacteria Concept Using a Two-Tier Multiple Choice. The method that used in this research is descriptive method and the subject is first class of science students of SMAN 26 Jakarta in 2013/2014 that consists of 35 students. The diagnostic test data was collected by two-tier multiple choice to identify students’ concept understanding into understanding concept, misconception, miss undestranding , and guessing (4 categories). In misconception category was obtained misconception in order from highest to lowest are: how bacteria get nutrition (51.43%), bacteria reproduction (48.57%), grouping of Archaebacteria(41.43%), grouping of Eubacteria bacteria (34.28%), roles in life (19.99%), characteristic of Eubacteria (19.28%), and characteristic of Archaebacteria (2.86%). The result can be concluded that 31.12% of students held misconception in Archaebacteria and Eubacteria concept. The remaining percentage was dominated by guessing category. key words : misconception, two-tier multiple choice, Archaebacteria, Eubacteria.
ii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai macam rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah di bidang pendidikan dalam bentuk skripsi ini. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, para anbiyah, keluarga, sahabat-sahabatanya, dan umatnya yang tetap istiqomah dalam syariat-Nya. Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah bidang pendidikan yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pendidikan oleh mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak akan berlangsung dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Nurlela Rifa‘i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA. 3. Dr. Zulfiani, M.Pd sebagai dosen pembimbing I atas segala kesabaran, perhatian, dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 4. Meiry Fadilah Noor, M.Si sebagai dosen pembimbing II atas segala kesabaran, perhatian, dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen, atas ilmu dan bimbingannya selama penulis mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan IPA. 6. Prof. Dr. Cengiz Tuysuz for the explanations of your article. 7. Kepala SMAN 26 Jakarta, Dra. Hj. Lestari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian skripsi ini. Dra. Sri Praptiningsih, M.Pd dan Dra. Isliwani Wahab, M.Pd yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian, Bapak Nanung, bapak dan ibu staf pengajar, serta siswa-siswa SMAN 26 Jakarta atas kerjasamanya dalam pengajaran penelitian skripsi ini.
iii
8. Kepala sekolah MAN 13 Jakarta, Dra. Hj. Ida Susilawati, M.M yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian skripsi ini. Evi Suryani, S.Pd yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama pembuatan instrumen. 9. Orang tua penulis Bapak Suprapto dan Ibu Zuhriyah yang telah memberikan segenap kasih sayang dan do’a-do’anya untuk kesuksesan penulis. Kakak dan adik-adik, Nurina, Tarida, Titik, Sekar dan Wisnu yang memberikan dorongan materil, dan moril demi terselesaikannya skripsi ini. 10. Kakek tercinta H. Djafar, terimakasih atas semangat yang kakek berikan, semoga senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 11. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan Pendidikan Biologi angkatan 2009, temanteman dari grup Biogos Hot yang kubanggakan, semua pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas amal kalian dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga hasil karya ilmiah (skripsi) ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya, dan memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, April 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..............................................................................7 C. Pembatasan Masalah .............................................................................8 D. Perumusan Masalah .............................................................................8 E. Tujuan Penelitian .................................................................................8 F. Manfaat Penelitian ...............................................................................9 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretik ...............................................................................10 1. Konsep ..........................................................................................10 a. Konsep dan Konsepsi ............................................................. 10 b. Jenis-Jenis Konsep ................................................................. 11 c. Perolehan Konsep ................................................................. 11 d. Tingkat Pencapaian Konsep ................................................... 13 e. Cara Mengajarkan Konsep ................................................... 14 f. Pemahaman Konsep ............................................................... 15 2. Miskonsepsi ..................................................................................16 a. Definisi Miskonsepsi................................................................16 b. Miskonsepsi dan Konsep Alternatif ........................................17
v
c. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi .........................................18 d. Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi ....................................... 19 3. Identifikasi Miskonsepsi dengan Two-Tier Multiple Choice .........21 a. Tes Diagnostik ...................................................................... 21 b. Two-Tier Multiple Choice ..................................................... 22 c. Pembuatan soal Two-tier Multiple Choice ............................. 23 d. Kelebihan Two-Tier Multiple Choice ................................... 27 e. Kelemahan Two-Tier Multiple Choice ................................... 28 B. Tinjauan Konsep Archaebacteria dan Eubacteria ..............................28 C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 33 D. Kerangka Berpikir ..............................................................................35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................38 B. Metode dan Desain Penelitian ...........................................................39 C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 42 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................43 E. Instrumen Penelitian ..........................................................................43 F. Kalibrasi Instrumen ...........................................................................46 G. Teknik Analisis Data ..........................................................................50
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................................52 B. Pembahasan ........................................................................................58 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................................................................73 B. Saran ....................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................75 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 78 vi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Kriteria Pengelompokan Tingkat Pemahaman Siswa ................................... 15 2.2 Penyebab Miskonsepsi .................................................................................. 19 3.1 Soal TTMC yang Digunakan dalam Penelitian ............................................ 45 3.2 Kisi-kisi lembar observasi ............................................................................. 46 3.3 Klasifikasi Cronbach’s Alpha ........................................................................ 48 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................................. 49 3.5 Kategori Jawaban Siswa ............................................................................... 51 4.1 Hasil Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice ............................................ 53 4.2 Persentase Jawaban Siswa yang Benar pada Pertanyaan Tingkat Pertama dan pada Kedua Tingkat Pertanyaan .................................................................... 54 4.3 Tabel Rerata Kategori Jawaban Siswa (Dua Kategori) ................................ 55 4.4 Tabel Rerata Kategori Jawaban Siswa (Empat Kategori) ............................... 56
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pikir ............................................................................................. 37 3.1 Alur Penelitian ............................................................................................. 39 4.1 Soal nomor 1 ............................................................................................... 64 4.2 Soal nomor 3 ............................................................................................... 65 4.3 Soal nomor 6 ............................................................................................... 66 4.4 Soal nomor 8 ............................................................................................... 67 4.5 Soal nomor 10 ............................................................................................. 68 4.6 Soal nomor 11 ............................................................................................. 69 4.7 Soal nomor 12 ............................................................................................. 70
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1 Kisi-Kisi Wawancara ................................................................................ 78 2 Kisi-Kisi Tes Pilihan Ganda Beralasan Bebas .......................................... 84 3 Kisi-Kisi Tes TTMC untuk Uji Reliabilitas ............................................ 105 4 Hasil Wawancara Siswa .......................................................................... 124 5 Kisi-Kisi Tes TTMC yang Digunakan dalam Penelitian ........................ 126 6 Lembar Observasi 3 Pertemuan .............................................................. 133 7 Foto-foto Kegiatan ................................................................................. 139 8 Data Uji Reliabilitas ................................................................................ 140 9 Skor Reliabilitas ...................................................................................... 141 10 Perhitungan Daya Beda ......................................................................... 143 11 Lembar Soal TTMC .............................................................................. 144 12 Lembar Validasi Instrumen TTMC....................................................... 149 13 Lembar Uji Referensi ............................................................................ 186 14 Kutipan Wawancara Dengan Ahli ........................................................ 200 15 Daftar Hadir Tes TTMC di SMAN 26 Jakarta ..................................... 202 16 Daftar Kegiatan di MAN 13 Jakarta ..................................................... 204 17 Surat Izin Penelitian di SMAN 26 Jakarta ............................................ 205 18 Surat Izin Penelitian di MAN 13 Jakarta .............................................. 206 19 Surat Keterangan Selesai Penelitian di MAN 13 Jakarta ...................... 207 20 Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMAN 26 Jakarta.................... 208 21 Biodata Peneliti ..................................................................................... 209
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah istilah yang sangat akrab dalam dunia pendidikan, baik pendidikan di lembaga formal maupun nonformal. Belajar adalah proses yang memegang peranan sangat penting dalam setiap penyelenggaraan pendidikan.1 Belajar berarti perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan manusia, termasuk di dalamnya adalah perubahan pengetahuan, minat, dan perhatian yang dibentuk oleh fungsi-fungsi psikis dalam pribadi manusia tersebut.2 Seorang siswa dapat belajar tanpa seseorang yang mengajarinya. Guru atau orang lain yang membimbing belajar, menyajikan bahan belajar untuk siswa dan menunjukkan sumber pengalaman belajar akan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Belajar dapat dilakukan melalui mendengar, memandang, meraba, mencium, mencicipi, menulis, membaca, membuat ringkasan, mengamati tabel, mengingat, berpikir, latihan dan lain sebagainya.3 Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru. Produk dari proses belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku secara permanen karena adanya interaksi antara individu tersebut dengan lingkungannya.4 Produk dari sebuah proses belajar dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Hasil belajar sains di Indonesia telah diujikan secara internasional melalui program TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Berdasarkan pengukuran hasil belajar sains di Indonesia pada tahun 2011,
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. XV, h. 87. 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. XXIV, h. 89. 3 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet VI, h. 104-113. 4 Muhamad Irvan dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h. 156.
1
2
Indonesia berada pada peringkat 41 dari 43 negara. Skor ketercapaian untuk bidang sains hanya mencapai 406 dari rata-rata 500.5 Salah satu penyebab rendahnya pencapaian skor sains tersebut adalah kualitas pendidikan Indonesia. Kualitas pendidikan yang kurang baik tersebut berdampak pada rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep. Pemahaman konsep yang kurang dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa kurang didukung untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membangun pemahaman konsepnya. Sementara itu, dalam proses pembelajaran khususnya sains, siswa dituntut untuk memahami dan menghayati bagaimana suatu konsep diperoleh, menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya dan menggunakan konsep sains yang lain untuk mendukung konsep sains tertentu. Proses pembelajaran yang demikian sesuai dengan arahan kurikulum 2013 dimana proses pembelajaran aktif meliputi untuk mengamati, bertanya, menghubungkan dan mengkomunikasikan konsep.6 Dengan adanya pedoman baru dalam kurikulum 2013 tersebut, proses pembelajaran di Indonesia harus mengikutsertakan siswa dalam mengonstruk pengetahuan mereka sendiri secara aktif. Guru hanya berperan sebagai fasilitator di kelas. Siswa berperan sebagai agen-agen aktif dalam proses bagi diri mereka sendiri. Siswa akan memilih informasi apa yang akan mereka cari tahu dan menyusun makna sendiri dari informasi yang mereka pilih tersebut.7 Dalam pembelajaran biologi, pandangan seorang guru terhadap hakikat sains sangat mempengaruhi proses pembelajaran biologi di kelas. Ketika seorang guru hanya memahami sains sebagai sebuah produk atau teori saja, maka pembelajaran yang dirancang oleh guru tersebut hanya akan berorientasi pada pencapaian kognitif siswa. Padahal, semestinya guru merancang proses pembelajaran yang menuntun siswa sehingga mereka sampai pada suatu setting pembelajaran dengan
5
TIMSS and PIRLS, TIMSS 2011 International Result in Science, 2014, h. 2, (http://timss.bc.edu/data-release-2011/pdf/Overview-TIMSS-and-PIRLS-2011 Achievement.pdf) 6 Kemedikbud 2013, Kompetensi Dasar Kurikulum 2013, 2013, h. 20, (http://www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/kurikulum-2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-32013.pdf). 7 Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Cet. I, h. 6.
3
kesatuan mendasar, tujuan-tujuan mereka, pengalaman-pengalaman sebelumnya, dan mereka akan menggunakan seluruh hal ini untuk memahami informasi yang baru mereka peroleh. Proses pemahaman yang sangat konstruktif ini meliputi pengaktifan pengetahuan terdahulu. Sama halnya dengan proses-proses kognitif yang bekerja pada pengetahuan itu.8 Di dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa tersebut, meskipun setiap siswa telah mendapatkan perlakuan yang sama dari guru di dalam kelas (materi dan fasilitas belajar lainnya), mereka dapat membentuk pengetahuan mereka sendiri yang berbeda dengan harapan guru. Pengetahuan yang dikonstruksi tersebut bisa menjadi salah karena adanya keterbatasan pada diri siswa tersebut atau dapat bercampur dengan gagasan-gagasan lain.9 Para ahli filsafat konstruktivisme sosial menambahkan bahwa kesalahan ini disebabkan karena siswa belum terbiasa mengkonstruksi konsep dengan benar dan belum mempunyai kerangka ilmiah yang dapat digunakan sebagai acuan.10 Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau hal lain yang ada di luar bahasa, yang digunakan untuk memahami hal-hal lain.11 Beberapa konsep pada mata pelajaran biologi masih berhubungan dengan pelajaran lainnya, misalnya pada pelajaran Kimia. Siswa diharapkan mengetahui bagaimana sebuah konsep ditemukan sehingga mereka mampu menghubungkan konsep yang satu dengan yang lainnya dan menggunakan konsep tersebut untuk menunjang pemahaman konsep yang lain. Dengan demikian, pemahaman terhadap konsep adalah hal yang sangat penting. Siswa yang telah memahami konsep dapat terukur dari hasil belajar yang baik. Hasil belajar tersebut diberikan oleh guru pada setiap kurun waktu tertentu. Hasil belajar yang rendah mengindikasikan adanya kesulitan dalam proses belajar siswa, sehingga mempengaruhi tingkat pemahaman siswa.12 Hasil belajar juga
8
Ibid., h. 7. Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta : Grasindo, 2005), Cet I, h. 31-32. 10 Ibid., h. 30. 11 Pusat Bahasa Kemdiknas RI, 2008, (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php). 12 Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Cet. I, h. 178. 9
4
dipengaruhi oleh gagasan awal siswa yang dibawa ke dalam proses pembelajaran.13 Banyak pihak sepakat bahwa siswa membawa gagasan tertentu pada pembelajaran yang mereka peroleh sendiri, yang disebut sebagai prakonsepsi.14 Namun, gagasan tersebut ada yang tidak sesuai dengan gagasan para guru dan ilmuwan. Konsepsi siswa yang berbeda dengan konsep para ilmuwan ini disebut oleh Helm sebagai miskonsepsi, oleh Novak sebagai prakonsepsi, dan oleh Driver sebagai kerangka alternatif atau “children science” oleh Gilbert.15 Pembelajaran yang tidak mempertimbangkan konsep awal (prakonsepsi) yang dimiliki oleh siswa juga akan mengakibatkan miskonsepsi yang lebih kompleks pada siswa. Miskonsepsi pada siswa yang terjadi secara terus menerus dikhawatirkan dapat mengganggu dan menghambat pembentukan konsep ilmiah pada struktur kognitif siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Paul Suparno bahwa prakonsepsi dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.16 Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan konsepsi awal yang dibawa siswa sebelum memberikan konsep yang baru karena masing-masing siswa memiliki konsepsi masing-masing berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hashweh pada tahun 1986 yang dikutip oleh Haslam dan Treagust memaparkan penyebab terjadinya perubahan konsep. Penyebab pertama adalah guru yang tidak menyadari prakonsepsi yang dimiliki oleh siswa. Kedua, metode evaluasi yang biasa digunakan oleh guru gagal untuk menguji konsep yang dimiliki oleh siswa yang ternyata menunjukkan jawaban yang salah. Ketiga, serta pada umumnya guru tidak kritis terhadap jawaban siswa yang menunjukkan prakonsepsi yang keliru.17
13
Gordon Guest, “Alternative Frameworks and Misconception in Primary Science”, Diskusi University of the West of England, Bristol, 2003, h. 2. 14 Suparno, op. cit., h. 30-31. 15 David F. Treagust, “Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students’s Misconceptions in Science”, Journal Science Education, Vol. 10, 1988, h. 159. 16 Suparno, op. cit., h. 34. 17 Filocha Haslam dan David F. Treagust, “Diagnosing Secondary Students’s Misconceptions of Photosynthesis and Respiration in Plants using a two-Tier Multiple Choice Instrumen”, Journal of Biologycal Education, Vol. 21, 1987, h. 209.
5
Untuk dapat membantu guru mengatasi miskonsepsi, guru harus terlebih dahulu mengetahui kerangka pikir siswa.18 Guru membutuhkan cara yang efisien untuk mengungkap miskonsepsi tersebut, yaitu dengan memberikan sebuah tes diagnostik. Identifikasi miskonsepsi dapat dilakukan dengan berbagai jenis tes yang dapat mendiagnosa letak kesalahan konsep siswa. Berbagai alat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa antara lain: peta konsep, tes pilihan ganda dengan alasan bebas, pilihan ganda beralasan tertutup (two-tier multiple choice), tes esai, wawancara diagnosis, diskusi kelas, praktikum tanya jawab. Salah satu bentuk tes diagnostik adalah dengan menggunakan two-tier multiple choice (TTMC). Instrumen ini adalah sebuah tes diagnostik berupa soal pilihan ganda bertingkat dua yang dikembangkan pertama kali oleh David F. Treagust pada tahun 1988.19 Tingkat pertama berisi tentang pertanyaan mengenai konsep yang diujikan sedangkan tingkat kedua berisi alasan untuk setiap jawaban pada pertanyaan di tingkat pertama sebagai bentuk tes diagnosa. Instrumen (TTMC) ini sangat efektif digunakan dalam mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa. Identifikasi tersebut dapat dilakukan pada awal pembelajaran (berupa pre test) dan akhir pelajaran (berupa post test).20 Dengan menggunakan instrumen ini kemungkinan siswa untuk menebak jawaban benar dapat diperkecil menjadi 4%, khususnya untuk konsep Archaebacteria dan Eubacteria ini.21 Dengan menggunakan instrumen TTMC, guru dapat mengetahui letak materi pembelajaran yang sering terjadi miskonsepsi di dalamnya. Selain itu, guru dapat mengetahui konsepsi yang dimiliki oleh siswa. Guru dapat mengetahui kategori pemahaman siswa dari jawaban siswa dalam kategori miskonsepsi murni, tidak paham konsep atau miskonsepsi dari menebak. Oleh karena itu, dengan
18
Suparno, op. cit., h. 121. Treagust, loc.cit. 20 Ibid., h. 167 21 Cengiz Tuysuz, “Development of Two-Tier Diagnostic Instrumen and Assess Student’s Misunderstanding in Chemistry”, Scientific Research and Essay, Vol. 4, 2009, h. 626. 19
6
penggunaan instrumen TTMC ini diharapkan dapat teridentifikasi letak kemiskonsepsian pada konsep yang diujikan. Dalam membuat soal TTMC, terdapat beberapa metode yang telah diajukan oleh beberapa ahli, misalnya metode yang diajukan oleh David F. Treagust, Cengiz Tuysuz, dan Jing Ru Wang. Treagust pada tahun 1988 melakukan pengembangan soal TTMC melalui 3 tahap yang terdiri dari: identifikasi konten, mendapatkan informasi tentang miskonsepsi siswa, dan pengembangan tes diagnostik.22 Sementara itu, Wang pada tahun 2004 melakukan pengembangan soal TTMC melalui 3 tahap yang berbeda, yaitu: menentukan domain konten, mengidentifikasi konsepsi alternatif siswa, serta pengembangan dan validasi instrument.23 Pada tahun 2009, Tuysuz melakukan pengembangan soal TTMC melalui 3 tahapan, yaitu: melaksanakan wawancara, paper and pencil test, dan two-tier test.24 Berdasarkan pertimbangan waktu dan tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan soal TTMC, maka pembuatan soal TTMC pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yang diajukan oleh Cengiz Tuysuz. Bentuk soal TTMC ini sama dengan soal pilihan ganda beralasan tertutup (alasan telah disusun peneliti berdasarkan tahapan-tahapan yang diajukan oleh Tuysuz). Beberapa topik penelitian miskonsepsi biologi yang telah dilakukan menggunakan instrumen TTMC antara lain pada topik: difusi dan osmosis, fotosintesis dan respirasi, bernafas dan respirasi, transpor internal pada tumbuhan dan sistem peredaran darah, pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga, klasifikasi hewan, serta genetika.25 Berdasarkan penelitian Siti Sapuroh pada tahun 2010 tentang “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep biologi pada Konsep Monera. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X MAN Serpong. Hasil analisis 22
Treagust, op. cit., h. 161. Jing Ru Wang, “Development and Validation of a Two-Tier Instrument to Examine Understanding of Internal Transport in Plants and The Human Circulation System”, International Journal of Science and Mathematics Education, Vol. 4, 2004, h. 136. 24 Cengiz Tuysuz, op.cit., h. 627. 25 David F. Treagust, “Diagnostic Assessment in Science as a Means to Improving Teaching, Learning, and Retention”, Uniserve Science Assessment Symposium Proceedings, 2005, h. 4. 23
7
menggunakan tes objektif menunjukkan 100% siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep Monera.26 Demikian pula dengan Edy Tarwoko pada tahun 2005 yang melaporkan profil-profil miskonsepi bakteri. Miskonsepsi tersebut meliputi konsep-konsep: organisasi sel bakteri, bentuk morfologis sel bakteri, struktur anatomis sel bakteri, cara hidup bakteri, perkembangbiakan bakteri, klasifikasi bakteri dan peranan bakteri.27 Padahal konsep Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) ini termasuk dalam konsep yang penting karena termasuk dalam setiap bahasaan pada jenjang pendidikan yang berkaitan dengan mikroba. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru biologi di SMAN 26 Jakarta, juga diperoleh informasi bahwa siswa masih kesulitan dalam mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria, khususnya dalam menentukan peranan Archaebacteria dan Eubacteria bagi manusia. Padahal, konsep ini adalah salah satu konsep yang berkaitan dengan konsep lain di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya, pada konsep Bioteknologi dan konsep-konsep tentang berbagai sistem pada tubuh makhluk hidup. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor penghambat dalam pembelajaran biologi, yaitu miskonsepsi yang terjadi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Dengan mengetahui letak miskonsepsi dan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tersebut, peneliti berharap para guru dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut.
B. Identifikasi Masalah 1.
Masih rendahnya kualitas pendidikan pada bidang Matematika dan Sains di Indonesia.
2.
Pemahaman konsep siswa yang masih kurang.
3.
Siswa sering salah dalam mengonstruksi pengetahuannya sendiri. 26
Siti Sapuroh, “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera”, Skripsi UIN Jakarta, 2010, h. 60. 27 Edy Tarwoko, “Reduksi Miskonsepsi Bakteri Siswa-siswa SMAN 1 Sambung Macan dengan Pembelajaran Modul dan Lembar Kerja Siswa”, Tesis UNS, 2005, h. i.
8
4.
Guru tidak menyadari prakonsepsi yang dimiliki oleh siswa
5.
Metode evaluasi yang sering digunakan guru tidak mampu mengungkap konsepsi yang dimiliki oleh siswa.
6.
Guru tidak kritis terhadap jawaban siswa yang menunjukkan prakonsepsi yang keliru.
7.
Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria.
C. Pembatasan Masalah Dari permasalahan di atas, agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup penelitian perlu dibatasi. Untuk itu, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti pad hal-hal berikut ini: 1.
Identifikasi miskonsepsi siswa hanya dilakukan pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria.
2.
Identifikasi miskonsepsi dilakukan pada siswa kelas X IPA di SMAN 26 Jakarta tahun pelajaran 2013/2014.
3.
Identifikasi miskonsepsi dilakukan menggunakan tes diagnostik two-tier multiple choice yang dibuat sesuai dengan metode yang diajukan oleh Cengiz Tuysuz.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah adalah “Bagaimana kondisi miskonsepsi siswa kelas X IPA SMAN 26 Jakarta yang teridentifikasi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria menggunakan two-tier multiple choice ?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana miskonsepsi siswa kelas X IPA SMAN 26 Jakarta yang teridentifikasi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria menggunakan two-tier multiple choice.
9
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih
dan
merancang
strategi
pembelajaran
yang
tepat
agar
kesalahpahaman konsep (miskonsepsi) tidak lagi terjadi pada para siswa. 2.
Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pengajaran, khususnya di SMAN 26 Jakarta.
3.
Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman.
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1.
Konsep
a.
Konsep dan Konsepsi Istilah konsep berdasarkan tata bahasa adalah gambaran mental dari objek,
proses, atau hal lain yang ada di luar bahasa. Gambaran tersebut digunakan untuk memahami hal-hal lain.1 Hamalik menjelaskan konsep sebagai stimuli yang memiliki ciri-ciri umum, dimana stimuli tersebut dapat berupa objek atau orang.2 Dahar menjelaskan konsep dalam bentuk abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus. Konsep juga dapat dijadikan suatu arti yang mewakili sejumalah objek yang sama.3 Konsep adalah sebuah abstraksi dari ciri-ciri yang mempermudah komunikasi manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir.4 Sementara itu Rosser berpendapat bahwa konsep adalah abstraksi yang meliputi gambaran dan ciri-ciri khas suatu objek, fakta dan gejala atau keterkaitan yang dapat membedakannya dengan objek yang lain. Karena setiap orang dapat mengalami stimulus yang berbeda-beda, maka mereka dapat membentuk konsep sesuai caranya masing-masing.5 Dengan demikian, pengertian dari konsep dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang bersifat abstrak yang menggambarkan ciri-ciri suatu objek, fakta, dan atau gejala yang dapat diterima oleh struktur kognitif kita. Meskipun dalam Sains, pembahasan mengenai konsep-konsep telah disepakati oleh para ahli dengan pasti, masih saja ada siswa yang memiliki
1
Pusat Bahasa Depdiknas RI, KBBI Daring, 2014, (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php). 2 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. IV, h. 162. 3 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), Cet. XIV, h. 63. 4 Yuyu R. Tayubi, “Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainly of Response Index (CRI)”, Jurnal Pendidikan No. 3/XXIV?2005, (Bandung: UPI), h. 5. 5 Nurayu Firiana, “Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI pada Konsep Stoikometri”, Skripsi UIN Jakarta, 2012, h. 8.
10
11
pemahaman yang berbeda-beda terhadap suatu konsep. Pemahaman konsep oleh siswa selanjutnya disebut sebagai konsepsi.6
b.
Jenis-jenis Konsep Konsep memiliki jenis yang berbeda-beda. Adapun jenis-jenis konsep
tersebut adalah:7 1) Konsep konjungtif Konsep konjungtif adalah konsep yang mudah diajarkan. Pada konsep ini hanya diperlukan penambahan atribut dan nilai-nilai 2) Konsep disjungtif Konsep disjungtif adalah konsep yang dapat dirumuskan dalam cara-cara yang berbeda. Atribut dan nilai dapat ditukar antara satu dan lainnya. 3) Konsep Hubungan Konsep hubungan adalah suatu konsep yang memiliki hubungan-hubungan khusus antar atribut. Ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Atribut yang ada di sekitar kita menjadi penghubung yang saling berkaitan antara ketiga konsep tersebut. Terbentuknya suatu konsep juga dikarenakan adanya atribut-atribut di dalamnya.8
c.
Perolehan Konsep Menurut Ausubel, konsep diperoleh melalui dua cara, yaitu melalui
pembentukan konsep yang terjadi sebelum menerima pelajaran formal (sekolah) dan melalui asimilasi konsep yang diperoleh di sekolah. Asimilasi konsep adalah jalan utama untuk memperoleh konsep, baik selama dan sesudah sekolah.9 Seorang anak memiliki konsep yang berasal dari suatu pembentukan konsep berdasarkan pengalaman-pengalamannya, setelah memasuki sekolah anak
6
Tayubi, op. cit., h. 2. Hamalik, op. cit., 163-164. 8 Ibid. 9 Dahar, op.cit., h. 64-65. 7
12
melakukan asimilasi konsep dari apa yang telah dipelajari di sekolah.10 Di sekolah, siswa akan memperoleh sejumlah informasi baru yang dapat berdiri sendiri atau bersifat sebagai informasi tambahan untuk memperhalus dan memperdalam pengetahuan sebelumnya. Informasi yang telah diterima siswa akan dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual sehingga dapat dimanfaatkan kembali pada saat dibutuhkan. Proses tersebut akan menjadi lebih mudah dengan adanya bimbingan dari guru yang kompeten.11 Menurut teori sibernetik, belajar adalah sebuah pengolahan informasi. Suatu informasi (pengajaran) diterima, disandi, dan disimpan, dan dimunculkan kembali dari ingatan serta dapat dimanfaatkan pada saat diperlukan tdapat dijelaskan dengan sejumlah teori dan model pemrosesan informasi yang telah dikembangkan oleh beberapa ahli. Komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebut adalah:12 1) Sensory receptor, yaitu sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Informasi asli yang diterima hanya dapat bertahan dalam waktu yang sangat singkat, dan mudah terganggu atau terganti. 2) Working memory, yaitu bagian yang mampu menangkap informasi yang diperhatikan oleh individu. Working memory memiliki kapasitas yang terbatas, informasi hanya bertahan dalam 15 detik apabila tanpa pengulangan, informasi dapat dikode salam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. 3) Long term memory, yaitu bagian yang berisi semua pengetahuan seseorang. Bagian ini memiliki kapasitas yang tidak terbatas dalam menyimpan memori. Apabila seseorang tidak dapat memunculkan kembali informasi yang tersimpan, maka orang tersebut dikatakan lupa.
10
Ibid. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2010), Cet. XV, h. 111. 12 C. Asih Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. I, h. 8184. 11
13
Sejalan dengan teori pemrosesan informasi dari Ausubel bahwa perolehan informasi sebagai pengetahuan baru merupakan fungsi struktur kognitif yang telah dimiliki individu. Reigeluth dan Stein mengemukakan bahwa pengetahuan ditata dalam struktur kognitif secara hierarkis dari pengetahuan yang umum dan abstrak yang telah diperoleh individu.13 Penataan yang hierarkis akan mempermudah perolehan pengetahuan baru lagi yang lebih rinci. Semakin baik penataan pengetahuan sebagai dasar pengetahuan baru, semakin mudah pengetahuan tersebut dimunculkan kembali pada saat dibutuhkan.14 Pemunculan kembali informasi yang telah diperoleh dan disimpan disebut sebagai ingatan. Untuk memproses pengolahan informasi menjadi ingatan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan pengungkapan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perolehan konsep bermula dari proses yang hierarkis. Dari informasi yang paling umum hingga paling khusus.15
d.
Tingkat Pencapaian Konsep Konsep yang telah diterima dan dipahami oleh seseorang bervariasi
berdasarkan tingkatan pencapaian konsep. Klausmeier menghipotesiskan empat tingkat pencapaian konsep dalam berbagai variasi. Berikut ini merupakan uraian dari keempat tingkat pencapaian konsep:16 1) Tingkat Konkret Ketika siswa memperlihatkan suatu benda dan dapat membedakan berbagai macam benda dari stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya, maka siswa dinyatakan telah mencapai tingkat pencapaian ini. 2) Tingkat Identitas Siswa dapat mengenali suatu objek: a) sesudah selang waktu; b) bila orang itu memiliki orientasi ruang dari objek tersebut; c) bila orang itu dapat mengenal 13
Ibid., h. 84 Ibid. 15 Ibid., h. 86. 16 Dahar, op.cit., h. 69-70 14
14
benda dengan indra yang berbeda. Pada saat itulah siswa dikatakan telah mencapai tingkat identitas. 3) Tingkat Klasifikasi Seseorang dikatakan telah mencapai konsep konret apabila ia telah mampu mencapai tingkat klasifikasi. Tingkat klasifikasi dicapai apabila seseorang mampu mengenali equivalence (persamaan) dari dua contoh yang berbeda yang berasal dari kelas yang sama. 4) Tingkat Formal Siswa yang telah mencapai pemahaman konsep pada tingkat ini sudah harus dapat menentukan atribut-atribut kriteria yang membatasi konsep. Siswa tersebut akan dapat memberikan nama konsep itu, mendefinisikan konsep ke dalam atribut-atributnya kriterianya, mendiskriminasi, dan memberi nama atribut-atribut yang membatasi, mengevaluasi, serta memberikan contoh dan noncontoh konsep tersebut secara nonverbal.
e.
Cara Mengajarkan Konsep Untuk membentuk konsep dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:17
1)
Pendekatan Kognitif Pendekatan kognitif dilakukan pada proses perolehan konsep dalam hal
sifatnya dan bagaimana konsep disajikan. pendekatan kognitif ditekankan pada proses internal. Terdapat penemuan dalam studi kognitif tentang perolehan konsep. Pertama, konsep disjungtif lebih mudah dipelajari daripada konsep disjungtif atau konsep relasional. Kedua, belajar konsep lebih mudah apabila menggunakan paradigma selektif dibandingkan dengan paradigm reseptif. 2) Pendekatan Terkini Pembelajaran konsep dapat dilakukan di laboratorium maupun di ruang kelas. Pembelajaran konsep Archaebacteria dan Eubacteria juga dapat dilakukan di kedua tempat tersebut. Terdapat beberapa perbedaan tentang belajar konsep di laboratorium dengan di ruang kelas seperti yang disampaikan oleh Caroll sebagai berikut: 17
Ibid., h. 65-66.
15
Kedua konsep dapat berbeda dalam sifat. Konsep yang dipelajari di sekolah
a)
biasanya adalah konsep-konsep baru, bukan merupakan kombinasi buatan dari atribut-atribut yang sudah dikenal. b) Studi laboratorium akan memberi makna lebih mendalam pada belajar konsep-konsep konjungtif yang terbukti mudah untuk dipelajari daripada konsep disjungtif. c)
Studi laboratorium menekankan pada pendekatan induktif tentang belajar konsep, sementara sebagian konsep-konsep sekolah secara deduktif.
f.
Pemahaman Konsep Salah satu ranah kejiwaan yang berpusat pada otak yang berhubungan dengan
keinginan (konasi) dan perasaan (afeksi) yang berikatan dengan ranah rasa disebut sebagai pemahaman. Pemahaman termasuk dalam bagian struktur kognitif kita.18 Abraham mengemukakan enam tingkatan pemahaman. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut 2.1.19 Tabel 2.1 Kriteria Pengelompokan Tingkat Pemahaman Siswa No 1
Derajat Pemahaman Tidak ada respon
Kriteria Penilaian Kosong Tidak tahu Tidak mengerti
2
Tidak paham
Mengulangi pertanyaan Respon tidak jelas
3
Miskonsepsi
Respon menunjukkan ketidaklogisan atau informasi yang diberikan tidak jelas
4
5
Paham dengan
Respon menunjukkan pemahaman konsep tetapi juga
sebagian miskonsepsi
miskonsepsi
Paham sebagian
Respon yang diberikan memberikan komponen yang diinginkan tetapi belum lengkap
6
Paham
Respon yang diberikan meliputi semua komponen yang diinginkan
18
Muhibbin Syah, loc. cit. Michel R. Abraham, Eileen B. Grzybowski, et al, “Understanding and Misunderstanding of Eight Grader of Five Chemistry Concept Found in Textbook”, Journal of Research in Science Teaching, 29, 1992, , h. 112. 19
16
Ciri siswa yang telah memahami konsep adalah ia dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari konsep itu, persamaan dan bukan persamaan dari konsep tersebut serta menggunakannya dalam berbagai situasi. Selain itu, ia juga harus dapat
menginfomrasikan
alasan
mengenai
suatu
fakta
dan
dapat
menggunakannya.20
2.
Miskonsepsi
a.
Definisi Miskonsepsi Miskonsepsi didefinisikan berbeda-beda oleh para ahli. Miskonsepsi adalah
pemahaman yang keliru terhadap suatu konsep atau terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan beberapa variabel yang saling berkaitan, dimana konsep tersebut tidak sesuai dengan pemahaman konsep para ahli.21 Miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat terhadap sebuah konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.22 Feldsine menyatakan bahwa miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Miskonsepsi adalah konsep baru yang salah dan tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diteliti oleh para ilmuwan.23 Novak menyatakan bahwa miskonsepsi adalah salah satu bentuk interpretasi terhadap konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi para ilmuwan. Konsep tersebut umumnya dibangun berdasarkan akal sehat atau intuitif untuk memaknai pengalaman sehari-hari dan hanya merupakan eksplanasi pragmatis terhadap dunia nyata.24
20
Al Krismanto, Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Depdiknas, 2003), h. 10. 21 Firiana, op.cit., h. 12. 22 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h. 6. 23 Ibid., h. 4-5. 24 Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 77.
17
Dari beberapa pengertian di atas, maka miskonsepsi dapat diartikan sebagai kesalahpahaman terhadap suatu konsep. Kesalahan tersebut dapat menyebabkan timbulnya konsep baru yang tidak sesuai dengan pemahaman para ilmuwan.
b.
Miskonsepsi dan Konsep Alternatif Gagasan siswa yang berbeda dengan gagasan para ilmuwan dicoba untuk
dihargai. Perbedaan pemahaman seseorang dengan para ahli diistilahkan sebagai konsep alternatif. Demikian pula dengan Wandersee, Mintzes dan Novak menyatakan bahwa sebagian besar peneliti modern lebih sering menggunakan istilah konsep alternatif daripada miskonsepsi. Konsep yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa dalam pembentukan pengetahuan, siswa yang mengonstruksi pengetahuan itu sendiri. Konsep tersebut juga tidak secara langsung disalahkan karena dalam pengalaman siswa tersebut, konsep tersebut dapat menerangkan persoalan dalam kehidupan siswa dan sangat berguna.25 Penggunaan istilah konsep alternatif didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan berikut ini: 1) Konsep alternatif lebih menunjuk pada penjelasan berdasarkan pengalaman yang dikonstruksi oleh siswa. 2) Istilah tersebut memberikan penghargaan intelektual kepada siswa yang memiliki gagasan sendiri. 3) Konsep alternatif secara kontekstual sering masuk akal dan berguna untuk menjelaskan beberapa persoalan yang dihadapi oleh siswa. Berbeda dengan para ahli yang tetap menggunakan istilah konsep alternatif dalam pembelajaran, istilah miskonsepsi tetap dipertahankan dengan alasan sebagai berikut:26 1) Istilah tersbut sudah bermakna bagi orang yang awam. 2) Dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, istilah tersebut sudah membawa pengertian-pengertian tertentu yang sesuai dengan pemikiran para ilmuwan. 3) Istilah itu mudah dipahami oleh guru dan orang lain.
25 26
Suparno, op. cit., h. 5. Ibid., h. 6.
18
Dengan demikian, di dalam dunia Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, istilah miskonsepsi telah memiliki arti khusus. Beberapa peneliti tetap menggunakan istilah tersebut karena kata tersebut telah memiliki arti yang khusus dan dipahami oleh banyak orang. 27
c.
Sumber dan Penyebab Miskonsepsi Miskonsepsi telah terjadi pada semua bidang sains, seperti Fisika, Kimia,
Biologi dan Antariksa. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat terjadi selama proses pembelajaran. Gabel berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat menyebabkan miskonsepsi antara lain:28 1) Hasil pengamatan fenomena alam yang dipahami dengan perasaan. 2) Konsep yang diajarkan tidak sesuai dengan perkembangan mental siswa. Miskonsepsi terjadi karena adanya kesalahan dalam membangun konsepsi berdasarkan informasi lingkungan fisik di sekitarnya. Miskonsepsi umumnya terjadi karena kesalahan siswa dalam mengasimilasi konsep-konsep yang merupakan hal yang baru bagi siswa tersebut29. Secara skematis, penyebab miskonsepsi dapat dilihat pada tabel 2.2.30
27
Ibid. Suwarto, loc. cit. 29 Ibid. 30 Suparno, op.cit., h 53 28
19
Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi Sebab Utama Siswa
Guru
Buku Teks
Konteks
Cara Mengajar
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sebab Khusus Prakonsepsi Pemikiran asosiatif Pemikiran humanistic Reasoning yang tidak lengkap Intuisi yang salah Tahap perkembangan kognitif siswa Kemampuan siswa Minat belajar siswa Tidak menguasai bahan, tidak kompeten Bukan lulusan dari bidangnya Tidak memberikan kesempatan siswa untuk memberikan gagasan Hubungan guru dan siswa yang tidak baik Penjelasan yang tidak tepat Salah menuliskan rumus Tingkat kesulitan buku cukup tinggi bagi siswa Demi menarik pembaca, terkadang buku sains fiksi menyimpang dari konsepnya Kartun sering memuat miskonsepsi Pengalaman siswa Bahasa sehari-hari berbeda Teman diskusi yang salah Keyakinan dan agama Penjelasan orang lain yang keliru Konteks hidup siswa Kondisi perasaan siswa Hanya ceramah dan menulis Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa Tidak mengoreksi PR yang salah Model analogi Model praktikum Model diskusi Model demonstrasi yang sempit Non-multiple intellegences
Dengan demikian, miskonsepsi bukan semata hanya disebabkan oleh proses pembelajaran, tetapi juga oleh komponen-komponen dalam kegiatan itu sendiri. Misalnya: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode pengajaran.
d.
Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi Pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat diketahui melalui pemberian
tes. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui seberapa besar pemahaman siswa. Hasil tes yang baik tidak menjamin seorang siswa telah memahami konsep dengan baik.
20
Oleh karena itu, diperlukan alat tes lain yang dapat mengungkap pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Pemahaman siswa yang salah dan tidak sesuai dengan pendapat para ahli dapat menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi.31 Miskonsepsi tidak mudah untuk dihilangkan.32 Selain itu, miskonsepsi juga dikhawatirkan dapat menghambat pembentukan pengetahuan pada struktur kognitif siswa. Oleh karena itu, miskonsepsi perlu dideteksi untuk mengetahui materi yang dianggap sulit oleh siswa sehingga guru dapat menentukan pembelajaran remidiasi yang harus dilakukan. Beberapa alat deteksi yang sering digunakan oleh para peneliti menurut Suparno antara lain:33 1) Peta konsep, yaitu menghubungkan antara konsep dengan konsep dan menekankan ide-ide pokok yang disusun secara hierarkis. 2) Tes multiple choice dengan reasoning terbuka, yaitu penggunaan tes pilihan berganda dengan pertanyaan terbuka. Siswa harus menjawab atau menulis alasan mereka memilih suatu jawaban. 3) Tes esai tertulis, dari tes ini akan diketahui miskonsepsi yang dibawa siswa. Kemudian
dapat
dilakukan
wawancara
untuk
mengetahui
tentang
miskonsepsi tersebut. 4) Wawancara diagnosis, yaitu mengetahui miskonsepsi siswa sekaligus penyebabnya. Melalui wawancara dapat dipahami pola pikir siswa. 5) Diskusi dalam kelas, melalui diskusi akan diungkapkan ide-ide siswa tentang konsep yang telah atau hendak diajarkan. Dari diskusi tersebut dapat dideteksi apakah gagasan mereka itu tepat atau tidak. 6) Praktikum dengan tanya jawab, yaitu guru memberikan pertanyaan tentang bagaimana konsep yang dimiliki siswa dan menjelaskan praktikum tersebut. Sementara itu, menurut Suwarto pendeteksian miskonsepsi dapat dilakukan melalui:34 31
Suparno, op. cit., h. 8 Ibid. 33 Ibid., h. 121-129. 34 Suwarto, op.cit., h. 78-82. 32
21
1) Pearsall dkk menyatakan bahwa dengan mencermati peta konsep kita dapat mendeteksi konsep apa saja yang kurang tepat dan perubahan konsepnya. 2) Tes uraian tertulis, yaitu tes yang terdiri dari butir-butir tes berupa pertanyaan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian panjang. 3) Wawancara klinis, yaitu wawancara yang dilakukan kepada siswa dengan memilih pertanyaan-pertanyaan yang diperkirakan sulit dimengerti oleh siswa, atau konsep yang penting untuk diajarkan. 4) Diskusi dalam kelas untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah atau akan diajarkan.
3.
Identifikasi Miskonsepsi dengan Tes Diagnostik
Two-Tier Multiple
Choice (TTMC) a.
Tes Diagnostik Untuk mengetahui sebab-sebab masalah yang dialami siswa, guru melakukan
pemeriksaan diagnosis melalui tes yang berfungsi diagnosis untuk mengetahui sumber permasalahan siswa.35 Tes diagnostik digunakan untuk menentukan bagian tertentu pada suatu mata pelajaran yang memiliki kelemahan dan menyediakan alat untuk menemukan penyebab kekurangan tersebut. Tes diagnostik juga dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam belajar. Tujuan penggunaan tes ini adalah untuk menentukan pengajaran yang perlu dilakukan di masa yang akan datang.36 Salah satu bentuk tes diagnostik adalah two-tier multiple choice (TTMC). TTMC pertama kali dikenalkan oleh pria kebangsaan Australia bernama David, F. Treagust pada tahun 1978. TTMC adalah tes diagnostik bertingkat dua, yaitu tes pilihan ganda beralasan dimana pada pertanyaan pertama siswa diminta untuk menjawab pertanyaan, dan pada tingkat kedua siswa harus memilih alasan untuk jawaban mereka pada pertanyaan tingkat pertama. Tujuan adanya pertanyaan tingkat kedua sebagai pertanyaan alasan adalah sebagai bentuk diagnosis miskonsepsi siswa. Hal tersebut didasarkan pada penyusunan pilihan jawaban 35 36
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet. III, h. 69. Suwarto, op. cit., h. 113.
22
pengecoh pada pertanyaan tingkat kedua yang berasal dari pilihan ganda beralasan bebas, wawancara ataupun studi literasi.37 Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, saat ini terdapat berbagai tipe TTMC yang telah dikembangkan oleh beberapa ahli. Meskipun alasan untuk setiap pertanyaan di tingkat satu telah disediakan, pada beberapa tipe TTMC ruang kosong tetap disediakan bagi siswa untuk menuliskan alasan lain apabila alasan yang tersedia pada pertanyaan tingkat kedua tidak sesuai dengan pendapat mereka.
b.
Two-Tier Multiple Choice (TTMC) Tes diagnostik TTMC adalah tes diagnostik yang dikembangkan oleh
Treagust pada tahun 1987 yang merupakan tes berbentuk pilihan ganda bertingkat. Pada perkembangannya, TTMC khusus ditujukan untuk mengidentifikasi konsepsi alternatif siswa (miskonsepsi siswa). Selain sebagai tes diagnostik pada akhir pembelajaran, TTMC juga dapat digunakan pada awal pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar guru dapat mengetahui dengan baik konsepsi awal yang ada pada siswa, sehingga guru dapat mengembangkan atau menggunakan pendekatan pengajaran alternatif untuk memperbaiki miskonsepsi siswa.38 TTMC adalah tes diagnostik bertingkat dua. Pada pertanyaan tingkat pertama siswa diminta untuk menjawab pertanyaan. Pada tingkat kedua terdiri dari satu set alasan untuk jawaban pertanyaan tingkat pertama. Siswa harus memilih alasan atas jawaban mereka pada pertanyaan tingkat pertama. Ruang kosong juga dapat disediakan bagi siswa yang memiliki alasan lain pada pertanyaan tingkat kedua.
37
David F. Treagust, “Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students’s Misconceptions in Science”, Journal Science Education, Vol. 10, 1988, h. 163. 38 Ibid., h. 159.
23
Perlu diperhatikan bahwa dalam tingkatan pembelajaran, respon pada pertanyaan tingkat pertama relatif mudah, tetapi pertanyaan tingkat kedua membutuhkan penyelidikan secara mendalam pemahaman dibalik jawaban pada tingkat pertama.39 Siswa akan mendapatkan poin satu apabila menjawab benar pada kedua tingkat pertanyaan dan akan mendapat poin nol apabila salah satu pertanyaan pada kedua tingkat pertanyaan tersebut dijawab salah. Dengan teknik ini, kemungkinan siswa untuk menjawab benar ataupun salah sangat rendah.40 Beberapa topik penelitian miskonsepsi Biologi yang telah dilakukan menggunakan instrumen TTMC antara lain: difusi dan osmosis oleh Odom dan Barrow pada tahun 1995, fotosintesis dan respirasi oleh Haslam dan Treagust pada tahun 1987, bernafas dan respirasi oleh Mann dan Treagust pada tahun 1998, transport internal pada pertumbuhan dan sistem peredaran darah oleh Wang pada tahun 2004, pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga oleh Linn pada tahun 2004, Genetika oleh Tsui pada tahun 2011.
c.
Pembuatan soal Two-tier Multiple Choice (TTMC) Treagust telah memberikan pedoman yang berguna bagi pengembangan
instrumen-instrumen dengan tujuan khusus untuk mengidentifikasi konsep-konsep alternatif siswa pada berbagai konsep.41 Desain instrumen TTMC berdasarkan pada prosedur yang digambarkan oleh Treagust meliputi: 42 1) Tahap pertama: mengidentifikasi konten a) Identifikasi pernyataan proposisi sesuai dengan konten yang akan diujikan b) Mengembangkan peta konsep sesuai dengan konten yang diujikan. Tujuan dari langkah 1 dan 2 adalah agar peneliti lebih cermat dalam mengurai konten yang akan diujikan. 39
A. L. Chandrasegarana, David F. Treagust dan Mauro Mocerino, “The Development of a Two-tier Multiple-Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation”, Chemistry Education Research and Practice, 2007, h. 295. 40 Chi-Yan Tsui dan David Treagust, “Evaluating Secondary Students’ Scientific Reasoning in Genetics Using a Two-Tier Diagnostic Instrument”, International Journal of Science Education, Vol. 32, 2010, h. 1075. 41 Chandrasegarana, Treagust dan Mocerino, loc.cit. 42 David F. Treagust, op.cit., h. 161.
24
c) Menghubungkan peta konsep dengan pernyataaan proposisi yang telah dibuat untuk memastikan bahwa keduanya memang akan menguji topik yang sama dan telah mewakili konten yang akan diselidiki. Tahap ini dilakukan oleh peneliti. d) Memvalidasi konten, yaitu dengan memvalidasi pernyataan proposisi dan peta konsep kepada guru sains, guru sains di sekolah menengah dan saintis.
2) Tahap kedua: mendapatkan informasi tentang miskonsepsi siswa a)
Memeriksa literatur terkait yang berhubungan dengan topik penelitian miskonsepsi. Dengan memeriksa deskripsi miskonsepsi dan wilayah yang dianggap sulit oleh siswa pada topik tersebut akan memungkinkan untuk membangun informasi dasar dalam mengembangkan pertanyaan pilihan ganda.
b) Melaksanakan wawancara tak terstruktur kepada siswa. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya informasi tentang miskonsepsi siswa. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang telah menyelesaikan pembelajaran pada topik tersebut. Pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan “open ended question”. Pendapat dari siswa kemudian dibandingkan dengan pendapat dari guru. Hasil wawancara
ini
akan
membantu
untuk
mengidentifikasi
wilayah
pemahaman dan miskonsepsi serta sebagai ide untuk tahap penelitian lebih lanjut menggunakan pilihan ganda dengan alasan bebas. c)
Mengembangkan soal pilihan ganda dengan respon bebas dimana setiap soal pilihan ganda dibuat berdasarkan pernyataan proposisi dan didesain untuk memperbaiki miskonsepsi sesuai hasil penelitian sebelumnya tentang kesulitan belajar dan berdasarkan hasil wawancara. Setiap soal pilihan ganda disertai ruang kosong untuk menuliskan alasan
3) Tahap ketiga: pengembangan tes diagnostik a)
Pengembangan two-tier diagnostic test 1) Tingkat pertama pertanyaan terdiri dari 2-3 pilihan jawaban
25
2) Tingkat kedua pertanyaan terdiri dari 4 pilihan alasan jawaban 3) Alasan jawaban terdiri dari: jawaban benar, miskonsepsi yang teridentifikasi atau miskonsepsi, dan jawaban pengecoh lain bila diperlukan. 4) Pilihan ganda tingkat kedua dikembangkan dari respon siswa pada pertanyaan dengan respon terbuka, wawancara, dan hasil penelitian sebelumnya. b) Mendesain specification grid Pembuatan “specification grid” untuk memastikan bahwa tes diagnostik telah mencakup pernyataan proposisi dan konsep yang terdapat dalam peta konsep yang sesuai dengan konten yang akan diselidiki. c) Melakukan perbaikan Soal two tier kemudian diujikan di beberapa kelas yang berbeda untuk memastikan bahwa tes secara keseluruhan dapat digunakan untuk mendiagnosis miskonsepsi pada siswa. hal ini dilakukan untuk meningkatkan fungsi tes ini sebagai alat identifikasi miskonsepsi.
Selain Treagust, terdapat beberapa peneliti yang juga memberikan pedoman dalam penyusunan soal two-tier ini, antara lain Jing Ru Wang dan Cengiz Tuysuz. Pengembangan TTMC menggunakan metode Wang terdiri dari tiga tahapan utama seperti yang dijelaskan oleh Treagust, namun terdapat beberapa langkah tambahan pada setiap tahapan tersebut. Tambahan langkah tersebut adalah sebagai berikut:43 1) Tahap pertama: menentukan domain konten a)
Meninjau isi buku teks dan pedoman pengajaran
b) Identifikasi pernyataan proposisi c)
Mengembangkan peta konsep
d) Menghubungkan pernyataan proposisi dengan peta konsep e) 43
Validasi konten
Jing Ru Wang, “Development and Validation of a Two-Tier Instrumen to Examine Understanding of Internal Transport in Plants and The Human Circulation System”, International Journal of Science and Mathematics Education, Vol. 4, 2004, h. 136.
26
2) Tahap kedua: identifikasi konsepsi alternatif siswa a)
Meninjau literatur terkait
b) Pengembangan wawancara keterampilan c)
Melaksanakan wawancara
d) Melaksanakan tes pilihan ganda beralasan bebas 3) Tahap ketiga: pengembangan dan validasi instrumen a)
Pengembangan TTMC
b) Mendesain specification grid c)
validasi instrumen oleh ahli
d) Melaksanakan uji coba e)
Memperbaiki soal
f)
Melaksanakan penelitian dan analisis statistik
Pada penelitian ini digunakan aturan penyusunan TTMC sesuai metode yang diberikan Tuysuz. Dalam aturan penyusunannya, TTMC ini terdiri dari lima pilihan jawaban pada tingkat pertama dan lima pilihan jawaban pada tingkat kedua. Tahapan penyusunan TTMC menurut Cengiz adalah sebagai berikut:44 1) Tahap pertama: wawancara Melakukan wawancara secara individu menggunakan open ended question. Melalui wawancara akan terungkap konsepsi yang dimiliki siswa. Selanjutnya, wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akan digunakan sebagai pilihan pada tahap kedua (paper and pencil test). 2) Tahap kedua: paper and pencil test Hasil dari wawancara digunakan untuk membuat soal pilihan ganda untuk paper and pencil test. Soal-soal ini didesain menjadi soal yang student-oriented dan berbeda dengan soal pilihan ganda biasa. Pada soal pilihan ganda ini, siswa diminta memilih jawaban dan menuliskan alasan (alasan bebas) untuk setiap jawaban mereka. Data yang didapatkan dari tes ini kemudian dianalisis dan dikembangkan menjadi soal TTMC. Soal pada tingkat pertama diambil dari gambaran representatif mereka dari hasil wawancara dan soal pada tingkat 44
Cengiz Tuysuz, “Development of Two-Tier Diagnostic Instrumen and Assess Student’s Misunderstanding in Chemistry”, Scientific Research and Essay, Vol. 4, 2009, h. 627.
27
kedua diambil dari penjelasan siswa pada paper and pencil test. Soal pada tingkat kedua dipersiapkan berdasarkan miskonsepsi siswa yang valid dan ditentukan oleh dua orang profesor pada mata pelajaran tersebut. Dalam penelitian ini, validasi tersebut dilakukan oleh kedua dosen pembimbing. 3) Tahap ketiga: Two Tier Test (TTT) TTMC atau disebut TTT oleh Tuysuz dikembangkan untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada konsep tertentu dan menentukan apakah TTMC dapat digunakan sebagai alternatif dari soal pilihan ganda dalam dunia pendidikan. Soal TTMC yang telah dibuat melalui beberapa tahap di atas kemudian diujikan kepada sejumlah siswa untuk mendapatkan soal yang reliabel.
d.
Kelebihan Two-Tier Multiple Choice Kelebihan penggunaan instrumen TTMC dalam mengungkap miskonsepsi
siswa antara lain: 1) Dengan menggunakan instrumen diagnostik ini pada awal (pretest) atau pada saat akhir (post test) dari materi tertentu, guru dapat memahami dengan lebih baik tentang pemahaman awal siswa dan setiap konsepsi atau miskonsepsi yang terjadi pada materi tertentu yang sedang dipelajari, sehingga guru dapat merencanakan langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi timbulnya miskonsepsi siswa. Miskonsepsi yang terungkap, menunjukkan bahwa TTMC dapat berfungsi sebagai alat diagnostik yang efektif.45 2) Menurut
Cengiz,
dalam
pilihan
ganda
konvensional
dengan
lima
kemungkinan jawaban, kemungkinan siswa menebak jawaban benar sebesar 20%, tetapi dalam TTMC, kemungkinan tersebut diperkecil menjadi 4%. 46 3) Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Treagust, TTMC juga dapat dipergunakan sebagai evaluasi formatif. Siswa secara berkelompok dapat mendiskusikan jawaban mereka.47
45
Treagust, op. cit., h. 167. Tuysuz, op.cit., h. 628. 47 Filocha Haslam dan David F. Treagust, “Diagnosing Secondary Students’s Misconceptions of Photosynthesis and Respiration in Plants using a two-Tier Multiple Choice Instrumen”, Journal of Biologycal Education, Vol. 21, 1987, h. 209. 46
28
4) Dengan disediakannya alasan pada tingkat kedua akan mempermudah guru dalam penerapan dan pemeriksaan jawaban serta mempermudah dalam proses penskoran.48 5) Dapat dilaksanakan serempak untuk sekelompok siswa sehingga dapat menghemat waktu. 6) Dibandingkan dengan tes diagnostik lainnya, pada tipe soal TTMC dengan alasan terbuka-tertututp (dengan disediakan alasan untuk setiap pemilihan jawaban dan ruang kosong untuk menuliskan alasan lain pada pertanyaan tingkat kedua), guru dapat mengungkap adanya miskonsepsi siswa sampai dengan mengetahui apa konsepsi yang dimiliki siswa untuk materi pelajaran tertentu.
e.
Kelemahan Two-Tier Multiple Choice Selain memiliki berbagai kelebihan, penggunaan instrumen ini juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain: 1) Masih terdapat kemungkinan menebak jawaban, baik pada pertanyaan tingkat pertama dan kedua. 2) Konsepsi siswa tidak secara keseluruhan dapat terungkap karena terdapat kemungkinan siswa malas menuliskan alasan mereka sendiri (pada tipe TTMC terbuka-tertutup) apabila alasan yang telah disediakan tidak sesuai dengan pendapat mereka. 3) Hasil penelitian menggunakan instrumen TTMC tidak mudah digunakan oleh praktisi pendidikan. Oleh karena itu, salah satu kemungkinan penerapannya di dalam kelas adalah dengan menggabungkan penemuan dari hasil penelitan ke dalam tes diagnostik. 49
B. Tinjauan Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Konsep Archaebacteria dan Eubacteria adalah konsep yang diajarkan di kelas X-IPA Sekolah Menengah Atas pada semester Ganjil. Adapun Standar 48 49
Treagust, op. cit., h. 165. Treagust, op.cit, h. 167.
29
Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran untuk konsep ini dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 SK, KD, dan Indikator Pembelajaran Standar Kompetensi: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar: 3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis.
Indikator Pembelajaran: 1.
Mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria
2.
Mengidentifikasi ciri-ciri Eubacteria
3.
Menjelaskan pengelompokkan Archaebacteria
4.
Menjelaskan pengelompokkan Eubacteria
5.
Menjelaskan reproduksi Bakteri
6.
Menjelaskan cara bakteri mendapatkan nutrisi
7.
Menjelaskan peranan bakteri dalam kehidupan
1.
Archaebacteria Archaebacteria adalah makhluk hidup pertama yang menggunakan reaksi
kimia anorganik untuk menghasilkan energi. Energi tersebut kemudian digunakan untuk membuat materi organik. Habitat Archaebacteria umumnya di tempat yang ekstrem (sumber air panas, daerah yang mengandung garam, asama dan daerah yang sedikit mengandung Oksigen). 50 Archaebacteria dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut:51 a. Halofili, yaitu golongan Archaebcateria yang hidup di perairan dengan salinitas tinggi.
50 51
Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi 1, (Jakarta: Yudhistira, 2007), Cet. I, h. 43-45. Ibid., h. 45-46.
30
b. Metannogen, yaitu golongan Archaebacteria yang dapat mengubah Karbon dioksida (CO2) dan Hidrogen (H2) menjadi metana (CH4). c. Termoasidofili, yaitu golongan Archaebacteria yang hidup di daerah sumber bersulfur. d. Pereduksi sulfur, yaitu golongan Archaebacteria yang menggunakan Hidrogen dan Sulfur anorganik sebagai sumber energinya.
2.
Eubacteria Eubacteria dikenal sebagai bakteri sesungguhnya. Bakteri merupakan
makhluk prokariotik (tidak memiliki membran inti sel). Bakteri dapat hidup dimana saja. Bakteri juga banyak memiliki peran dalam kehidupan manusia. Umumnya bakteri memiliki diameter sekitar 0.5 mikron. Bakteri yang berbentuk batang memiliki lebar sekitar 0.2 sampai dengan 2 mikron dan panjangnya antara 1 sampai dengan 15 mikron. Beberapa jenis bakteri mampu membentuk spora di dalam sel mereka yang dikenal sebagai endospora. Endospora bukanlah alat reproduksi bagi bakteri, melainkan endospora adalah bentuk yang meindungi bakteri dari lingkungan yang berbahaya agar ia dapat tetap bertahan hidup. 52
3.
Struktur tubuh bakteri Struktur bakteri terdiri dari:53
a.
Kapsul Kapsul adalah lapisan luar dari dinding sel yang dihasilkan oleh bakteri tertentu. Lapisan luar tersebut berfungsi untuk melindungi dinding bakteri, menyatukan bakteri ke dalam bentuk koloni, dan sebagai alat pertahanan terhadap infeksi inang.
b.
Dinding Sel Dinding sel pada bakteri terletak di antara kapsul dan membran sel. Dinding sel berfungsi untuk memberi kekuatan dan bentuk pada bakteri serta mengatur pertukaran zat-zat ke luar sel. 52 53
Ibid., h. 45. Ibid., h. 47-48.
31
c.
Flagel Struktur flagel yang ada pada beberapa spesies bakteri berbentuk gelombang, kuat, dan memiliki suatu mekanisme gerak yang unik. Hal ini mengakibatkan bakteri dapat bergerak untuk merespons rangsangan yang datang.
d.
Membran Sel Membran sel tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein. Fungsi dari membran sel adalah mengatur selektivitas gradien osmosis dengan transfer makanan, mengorganisasi pembentukan dinding sel, serta sebagai pangkal perlekatan flagel.
e.
Materi Genetika Materi genetika bakteri terdiri dari DNA. DNA berada di dalam nukleoid (inti yang tidak bermembran inti)
f.
Pili Pili berfungsi sebagai alat pelekat dengan sel bakteri yang lain atau dengan bahan makanannya.
g.
Ribosom Merupakan organel sel bakteri yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
h.
Plasmid Plasmid adalah kepingan kecil DNA yang terpisah dari DNA. Dalam dunia rekayasa genetika, plasmid berperan sebagai vektor pembawa DNA asing ke dalam bakteri inang.
4. Bentuk-bentuk bakteri Bentuk bakteri secara umum dapat dibedakan menjadi:54 a.
Bakteri Kokus Bakteri kokus merupakan bakteri yang memiliki bentuk dasar bulat. Bakteri kokus dibagi menjadi monokokus (bulat satuan), diplokokus (bulat berpasangan), streptokokus (bulat berantai), stafilokokus (bulat bergerombol, seperti buah anggur), dan sarsina (bulat seperti kubus).
54
Ibid., h. 49-50.
32
b.
Bakteri Basil Bakteri basil merupakan kelompok bakteri berbentuk dasar batang. Secara umum bakteri basil dibagi menjadi monobasil (batang satuan), diplobasil (batang berpasangan), dan streptobasil (batang berantai).
c.
Bakteri Spirila Bakteri Spirila merupakan kelompok bakteri berbentuk dasar spiral.
5. Reproduksi bakteri Reproduksi bakteri dapat terjadi melalui:55 a.
Aseksual Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Pembelahan biner berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama dimulai dengan terbentuknya sekat melintang pada sitoplasma, fase kedua adalah tumbuhnya dinding melintang mengikuti sekat sebelumnya, Sementara fase ketiga adalah terbentuknya dua sel baru yang identik.
b.
Seksual Pada reproduksi seksual bakteri, bakteri tidak mengalami penyatuan inti, tetapi
berupa
pertukaran
materi
genetika
(rekombinasi
genetika).
Rekombinasi genetika dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu transformasi (tanpa kontak langsung), transduksi (lewat perantara virus), dan konjugasi (lewat kontak langsung).
6. Nutrisi bakteri Bakteri memperoleh nutirisi atau makanannya melalui dua cara, yaitu:56 a. Bakteri autotrof Bakteri autotrof adalah bakteri yang mampu memperoleh makanannya sendiri dengan
bantuan
(kemoautotrof). 55 56
Ibid., h. 50-51. Ibid., h. 54-55.
cahaya
matahari
(fotoautotrof)
dan
reaksi
kimia
33
b.
Bakteri Heterotrof Bakteri heterotrof adalah bakteri yang tidak mampu membuat makanannya sendiri karena ketergantungan pada makhluk hidup lainnya. Berdasarkan cara hidupnya, bakteri heterotrof dibagi menjadi parasit (mengambil dari makhluk hidup), dan saprofit (mengambil dari makhluk yang sudah mati/bangkai)
7. Peranan bakteri Beberapa bakteri memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, bahkan beberapa jenis bakteri amat membantu kehidupan kita sehari-hari. Manfaat bakteri di antaranya adalah membantu proses pembusukan, meningkatkan kesuburan tanah, menghasilkan bahan makanan dan minuman, menghasilkan asam, menghasilkan antibiotik, mendukung teknologi rekayasa genetika, mengekstrak bahan tambang, dan mendegradasi limbah.57 Selain manfaat, bakteri juga menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia. Beberapa bakteri bahkan menyebabkan penyakit seperti difteri, tuberculosis, batuk rejan, gonore, sifilis, tifus, kolera, demam tifoid, disentri, dan keracunan makanan.58
C. Hasil Penelitian yang Relevan David F. Treagust pada tahun 1987 melakukan penelitan dengan judul “Development and Use of Diagnostic Tests to Evaluate Students’ Misconception in Science”. Penelitian ini dilakukan pada konsep pada Biologi dan Kimia. Metode penyusunan instrumen meliputi tiga tahap utama, yaitu menentukan konten, mendapatkan insformasi miskonsepsi dan mengembangkan instrumen TTMC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa kurang baik pada konsep yang diujikan.59 Filocha Haslam dan David F. Treagust pada tahun 1987 melakukan penelitian dengan judul “ Diagnosing Secondary Students’ Misconceptions of Photosynthesis 57
Ibid., h 56- 59. Ibid., h . 60. 59 Treagust, op.cit., h. 159-169. 58
34
and respiration in Plant Using a Two-Tier Multiple Choice Instrumen”. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII sampai dengan kelas XII di Australia. Metode penyusunan instrumen mengikuti pedoman yang diajukan oleh Treagust. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa kurang baik tentang hubungan antara fotosintesis dan respirasi.60 A.L. Chandrasegaran, Treagust dan Mauro Mocerino melakukan penelitian di tahun 2007 pada siswa sekolah menengah pertama pada kemampuan siswa untuk mendeskripsikan dan menjelaskan reaksi kimia menggunakan instrumen two-tier diagnostic test. 14 konsep diidentifikasi menunjukkan adanya kebingungan yang ditunjunkkan
antara
representasi
makroskopik
dan
submikroskopik,
kecenderungan untuk mengekstrapolasi sifat makroskopik sebagian besar zat ke tingkat submikroskopik, dan pemahaman yang terbatas dari sistem representasi simbolik.61 Suwarto melakukan penelitian pada tahun 2010 di Sukoharjo dengan judul “Pengembangan The Two-Tier Diagnostic Test Pada Bidang Biologi Secara Terkomputerisasi”. Tes ini dikembangkan dengan perpaduan metode dari Treagust, Wang serta Odom dan Barrow. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA. Pengembangan program computer terkait dengan soal, siswa, tabel kerja, SQL (Structured Query Language), ketuntasan dan grade. Hasil penelitian menunjukkan program computer untuk mendiagnosis kesulitan belajar telah berfungsi dengan baik.62 Jing Ru Wang melakukan penelitian pada tahun 2004 di Taiwan dengan judul “Development and Validation of a Two-Tier Instrumen to Examine Understanding of Internal Transport in Plants and The Human Circulation System”. Penelitian ini dilakukan pada siswa SD, SMP, dan SMA. Metode pengembangan tes dilakukan berdasarkan prosedur dari Treagust dengan sedikit penambahan langkah kerja pada setiap tahapannya. Konsepsi alternatif siswa yang terbesar
60
Haslam dan Treagust, op.cit., h. 208. Chandrasegaran, Treagust, dan Mocerin, op. cit., h. 1. 62 Suwarto, “Pengembangan The Two-Tier Diagnostic Test pada Bidang Biologi Secara Terkomputerisasi”, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2010, h. 161. 61
35
pada
konsep
tersebut
diklasifikasikan
dalam
tiga
penjelasan,
yaitu:
63
keterhubungannya, bahasa yang digunakan dan anthromorphism.
Cengiz Tuysuz melakukan penelitian pada tahun 2009 di Turki berjudul “Development of Two-Tier Diagnostic Intrument and Assess Students’ Understanding in Chemistry”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX SMP. Metode penyusunan instrumen melalui tiga tahap, yaitu wawancara, pencil and paper test dan pengembangan TTMC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TTMC efektif untuk menentukan miskonsepsi pada siswa dan bisa dipergunakan sebagai alternatif tes dari soal pilihan ganda biasa dalam menilai dan mengevaluasi pencapaian alternatif siswa.64 Chi Yan Tsui dan David F. Treagust melakukan penelitian pada tahun 2010 berjudul “Evaluating Secondary Students’ Scientific Reasoning in Genetics Using a Two-Tier Diagnostic Instrumen”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X dan XI SMA di Australia. Instrumen didesain berdasarkan prosedur yang diajukan oleh Treagust. Hasil penelitian menunjukkan TTMC berguna dalam mengungkap pemahaman dan kesalahpahaman pada siswa.65 Edy Tarwoko pada tahun 2005 melaporkan profil-profil miskonsepi bakteri yang diidentifikasi menggunakan pilihan ganda beralasan terbuka. Miskonsepsi tersebut meliputi konsep-konsep: organisasi sel bakteri, bentuk morfologis sel bakteri, struktur anatomis sel bakteri, cara hidup bakteri, perkembangbiakan bakteri, klasifikasi bakteri dan peranan bakteri.66
D. Kerangka Pikir Banyak konsep yang telah dimiliki oleh siswa sejak kecil. Kemudian konsepkonsep tersebut telah mengalami modifikasi karena pengalaman-pengalaman yang baru siswa temui dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan pendapat Clement bahwa siswa sebenarnya sejak kecil telah mengkonstruksi konsep-konsep lewat
63
Wang, op.cit., h. 131. Tuysuz, op.cit., h. 626. 65 Tsui dan Treagust, op.cit., h. 1073. 66 Edy Tarwoko, “Reduksi Miskonsepsi Bakteri Siswa-siswa SMAN 1 Sambung Macan dengan Pembelajaran Modul dan Lembar Kerja Siswa”, Tesis UNS, 2005, h. i. 64
36
pengalaman hidupnya, namun pengalaman mereka yang beraneka ragam di kemudian hari sangat mewarnai miskonsepsi yang terjadi di kelas.67 Konsep-konsep awal yang dimiliki oleh siswa dapat sesuai dengan konsep ilmiah ataupun tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Perbedaan konsep awal dengan konsep ilmiah sangat berpengaruh pada perolehan pengetahuan tentang konsep berikutnya yang akan ia serap, hal inilah yang dapat meyebabkan terjadinya miskonsepsi.68 Ada kalanya perbedaan konsep awal siswa dengan konsep ilmiah dapat diubah dengan mudah, namun ada kalanya pula sulit untuk diubah.69 Namun terkadang, guru enggan memperhatikan konsep awal yang dimiliki oleh siswa. Apabila konsep yang tidak tepat telah masuk ke dalam struktur kognitif siswa maka miskonsepsi dapat berlanjut terus-menerus dan dapat menyebabkan siswa terlambat menerima konsep yang baru dengan tepat. Sebelum guru membantu menangani miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui letak miskonsepsi tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi miskonsepsi adalah dengan menggunakan instrumen two-tier multiple choice.
67
Suparno, loc.cit., h.6. Ibid., h.7. 69 Ibid., h. 31. 68
37
Pengetahuan Awal Siswa
Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah
Konsep awal yang sesuai dengan konsep ilmiah
Proses Belajar Mengajar
Terjadi miskonsepsi
Siswa terhambat dalam menerima pelajaran yang baru dan menemui masalah-masalah dalam belajar
Identifikasi Miskonsepsi
Instrumen Two-tier Multiple Choice
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian dari tahap persiapan sampai tahap pengambilan data adalah sebagai berikut: 1.
Tahap persiapan (1-3) dan uji instrumen dilaksanakan pada tanggal 23 September - 21 Oktober 2013 di MAN 13 Jakarta.
2.
Tahap pelaksanaan penelitian pada tanggal 6 November 2013 di SMAN 26 Jakarta.
B. Metode dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada saat dilaksanakannya penelitian. Adapun tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan kondisi yang ada dalam suatu situasi tertentu.1 Pada penelitian ini dikumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang terjadi akibat suatu proses pembelajaran. Fakta-fakta yang ditemukan dari hasil penelitian kemudian dideskripsikan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Faktafakta tersebut didapatkan melalui pemberian tes diagnostik two-tier multiple choice (TTMC) kepada sampel yang telah ditentukan. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi serta mengungkap konsep yang dimiliki siswa tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Selain melalui pemberian tes diagnostik, data-data yang ada juga dikumpulkan melalui pengamatan langsung (observasi).
1
Luchy Cheser Jacobs dan Asghar Razavieh, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet. IV, h. 447.
38
39
2. Alur Penelitian Studi pendahuluan tentang tes diagnostik TTMC
Tahap Persiapan 1
Penyusunan kisi-kisi wawancara dan kisi-kisi pertanyaan untuk soal TTMC pada tingkat pertama berdasarkan SK, KD, dan indikator pembelajaran Judgement instrumen oleh kedua dosen pembimbing Didapatkan 18 pertanyaan wawancara dann 40 soal pertanyaan tingkat pertama
Pelaksanaan wawancara kepada 12 orang siswa berasal dari kelas X-D di MAN 13 Jakarta
Tahap Persiapan 2
Penentuan pilihan jawaban pengecoh untuk pertanyaan tingkat pertama berdasarkan hasil wawancara Judgement instrumen oleh kedua dosen pembimbing Dihasilkan 40 soal pertanyaan tingkat pertama yang dilengkapi dengan 4 pilihan jawaban pengecoh dan 1 pilihan jawaban yang benar
Pelaksanaan tes pilihan ganda beralasan bebas pada 30 orang siswa dari kelas X-D di MAN 13 Jakarta
Tahap Persiapan 3
Penentuan pilihan jawaban pengecoh untuk pertanyaan tingkat kedua berdasarkan hasil tes pilihan ganda beralasan Validasi konten soal TTMC oleh kedua dosen pembimbing Dihasilkan 40 soal TTMC yang valid
Pengujian instrumen TTMC pada 30 orang siswa kelas X-C di MAN 13 Jakarta Tahap Uji Instrumen
Perhitungan skor reliablitas dan daya beda soal TTMC Dihasilkan 14 soal TTMC yang reliabilitasnya baik dan memiliki daya beda cukup
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Melakukan observasi kegiatan pembelajaran pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria pada kelas X-IPA-4 di SMAN 26 Jakarta (3 pertemuan) Pelaksanaan tes TTMC pada 35 siswa kelas X-IPA-4 di SMAN 26 Jakarta
Pengolahan dan analisis data hasil tes TTMC Pengambilan kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
40
Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan utama, yaitu tahap persiapan yang terdiri dari 3 tahapan, tahap uji instrumen, pelaksanaan penelitian, pengolahan data dan analisis. Langkah-langkah penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: a.
Tahap Persiapan
1) Tahap Persiapan 1 (pembuatan kisi-kisi) Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan tentang tes diagnostik TTMC. Setelah dilaksanakan studi pendahuluan, dibuatlah kisi-kisi wawancara dan kisikisi pertanyaan untuk soal TTMC pada tingkat pertama. Kisi-kisi tersebut dibuat berdasarkan SK, KD, dan indikator pembelajaran. Setelah itu, dilakukan pertimbangan dan persetujuan (judgement) instrumen oleh kedua dosen pembimbing. Hasil pertimbangan dosen pembimbing didapatkan didapatkan 17 pertanyaan yang digunakan untuk wawancara dan 40 pertanyaan yang digunakan dalam tes TTMC sebagai pertanyaan tingkat satu (tier 1) 2) Tahap Persiapan 2 (penentuan pilihan soal tingkat pertama melalui wawancara) Pertanyaan yang telah dibuat di tahap 1 digunakan sebagai instrumen wawancara yang diberikan kepada 12 orang siswa. Siswa tersebut dipilih berdasarkan kemampuan yang dilihat dari nilai ulangan pada konsep sebelumnya, sehingga didapatkan siswa kelompok atas, tengah, dan bawah. Keduabelas siswa tersebut dipilih dan dijadikan sebagai sampel dalam tahap wawancara karena mereka telah mendapatkan konsep Archaebacteria dan Eubacteria dalam proses belajar. Sampel yang diambil untuk wawancara berasal dari kelas X-D di MAN 13 Jakarta. Respon para siswa dalam wawancara tersebut kemudian dianalisa untuk dijadikan pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat pertama pada soal TTMC. Hasil analisa selanjutnya dipertimbangkan dan disetujui (judgement) oleh oleh dosen pembimbing. Dari tahapan ini didapatkan 4 pilihan jawaban pengecoh (distractor) yang berasal dari wawancara dan 1 pilihan jawaban benar yang berasal dari peneliti untuk melengkapi 40 pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya di tahap 1.
41
3) Tahap Persiapan 3 (penentuan pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat ke-2) Pada tahap ini, 40 soal pertanyaan tingkat pertama yang dihasilkan dari tahap persiapan 2 kemudian diujikan kepada siswa. Pada soal pilihan ganda ini, siswa diminta memilih jawaban dan menuliskan alasan (alasan bebas) untuk setiap jawaban mereka. Tes ini sama dengan tes pilihan ganda beralasan bebas. Sampel yang digunakan dalam tahap ini sebanyak 30 orang yang berasal dari kelas X-D di MAN 13 Jakarta. Alasan bebas pada jawaban siswa selanjutnya dianalisa dan dijadikan sebagai pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat kedua (tier 2). Hasil analisa didapatkan 4 pilihan alasan berasal dari pemahaman siswa sebagai bentuk diagnosa pemahaman siswa. Sebagai pelengkap pilihan yang tepat lalu ditambahkan satu pernyataan alasan benar yang berasal dari peneliti, sehingga pada tier 2 ditentukan 5 pilihan. Dari kelima pilihan alasan yang mendukung 40 soal pada tier 2 kemudian dipertimbangkan dan disetujui oleh dosen pembimbing (judgement). Hasil akhir dari tahapan ini didapatkan 40 soal pilihan ganda bertingkat dua (TTMC) yang telah divalidasi konten oleh ahli (dua dosen pembimbing)
b.
Tahap Uji Instrumen Pada tahap ini 40 soal TTMC yang valid diujikan kepada 30 orang siswa dari
kelas X-C di MAN 13 Jakarta. Hasil tes tersebut kemudian dikalkulasi untuk mendapatkan skor reliabilitas dan daya beda soal TTMC. Dari tahap ini didapatkan 14 soal dengan reliabilitas baik dan daya beda yang cukup.
c.
Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap ini adalah tahapan penentuan dalam menganalisa miskonsepsi yang
berasal dari instrumen-instrumen yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya. Instrumen sebagai bentuk tes (TTMC) diberikan kepada 35 siswa dari kelas XIPA-4 sekolah yang berbeda dari sampel ujicoba sebelumnya. Sampel yang diambil pada tahapan ini adalah siswa kelas sepuluh dari populas di SMAN 26 Jakarta yang telah memperoleh pelajaran tentang konsep Archaebacteria dan Eubacteria.
42
Sebelum tes TTMC diberikan peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran pada konsep tersebut sebanyak 3 pertemuan. Setelah melaksanakan observasi, peneliti memberikan tes TTMC untuk didapatkan data mengenai siswa yang memahami konsep dan mengalami miskonsepsi.
d.
Tahap pengolahan dan analisis data Pada tahap ini, data yang diperoleh dari tes TTMC dikalkulasi dan dianalisis
hingga diperoleh persentase miskonsepsi siswa pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Berdasarkan pengolahan dan analisis data, diambillah suatu kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan.
C. Populasi dan Sampel Pada tahapan pembuatan soal TTMC yang terdiri dari tahap persiapan (tahap persiapan 1-3) dan tahap pengujian instrumen (tahap 2) digunakan sampel dari MAN 13 Jakarta yang telah mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Pada tahap persiapan 2, wawancara dilakukan kepada 12 siswa kelas X-D yang terdiri dari 4 siswa dari kelas atas, 4 siswa dari kelas tengah, dan 4 siswa dari kelas bawah. Tahap berikutnya, yaitu pelaksanaan tes pilihan ganda beralasan bebas (tahap persiapan 3) dilakukan pada 30 siswa di kelas X-C. Untuk tahap pengujian instrumen dilaksanakan pada 30 siswa di kelas X-D. Pemilihan sampel sekolah dilakukan dengan teknik purposive sampling yang didasarkan pada ciri tertentu. Sementara itu, penentuan sampel kelas dilakukan dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.2 Populasi pada tahap pelaksanaan penelitian (tahap 3) yaitu seluruh siswa kelas X IPA di SMAN 26 Jakarta yang sudah mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari empat kelas X IPA di SMAN 26 Jakarta yang sudah mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria, yaitu kelas X-IPA-4 dengan siswanya sebanyak 35 orang
2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. 7, h. 127.
43
D. Teknik Pengumpulan Data Tes Diagnostik Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan pada tahap ke 3, yaitu tahap pelaksanaan penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan teknik tes dan nontes. Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban yang dijadikan dasar bagi penetapan skor. Tes tertulis adalah sejumlah pertanyaan yang disajikan secara tertulis mengenai aspek yang ingin diketahui dari respon siswa yang juga diberikan secara tertulis.3 Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes diagnostik (TTMC) yang berjumlah 14 butir soal pilihan ganda beralasan tertutup yang disusun melalui tahapan-tahapan yang terdapat pada Gambar 3.1. Tes TTMC ini diberikan kepada siswa kelas X-IPA-4 di SMAN 26 Jakarta yang berjumlah 35 siswa. Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan letak kesukaran yang dialami oleh siswa pada suatu mata pelajaran tertentu.4 Letak diagnosis terdapat pada respon siswa pada pertanyaan tingkat ke-dua. Melalui hasil tes diagnostik ini akan diperoleh data mengenai miskonsepsi siswa. Teknik nontes adalah teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui pengamatan sistematis.5 Pada penelitian ini digunakan lembar observasi sebagai alat pengumpul data nontes. lembar observasi digunakan pada tahap pelaksanaan penelitian untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria di kelas X-IPA-4 SMAN 26 Jakarta.
E. Instrumen Pengumpulan Data 1.
Tes Diagnostik TTMC Pada penelitian ini, soal TTMC dikembangkan berdasarkan prosedur yang
diajukan oleh Tuysuz pada tahun 2009.6 Soal TTMC terdiri dari dua tingkat 3
Ibid. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), Cet. XVI, h. 70. 5 Ibid., h. 76. 6 Cengiz Tuysuz, “Development of Two-Tier Diagnostic Instrumen and Assess Student’s Misunderstanding in Chemistry”, Scientific Research and Essay, Vol. 4, 2009, h. 628. 4
44
pertanyaan dimana tingkat pertama adalah pilihan ganda yang berupa teori mengenai konsep Archaebacteria dan Eubacteria yang didapatkan dari tahap persiapan 1 dan 2 pada alur penelitian (Gambar 2.1). Pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat pertama terdiri dari 4 pilihan jawaban pengecoh yang berasal dari respon siswa yang salah pada wawancara di tahap persiapan 2 dan 1 jawaban benar dari peneliti. Sementara itu, pertanyaan tingkat kedua terdiri dari alasan untuk jawaban dari pertanyaan di tingkat pertama sebagai bentuk diagnosis. Pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat ke-dua terdiri dari 4 pilihan jawaban pengecoh yang berasal dari respon siswa yang salah pada tes pilihan ganda beralasan bebas dari tahap persiapan 3. Melalui tes TTMC akan didapatkan data mengenai siswa yang memahami konsep dan siswa yang mengalami miskonsepsi. Kisi-kisi instrumen TTMC dibuat berdasarkan SK, KD, indikator pembelajaran, dan materi terkait konsep Archaebacteria dan Eubacteria dari beberapa buku. Instrumen TTMC didapat setelah melalui beberapa tahapan pada Gambar 3.1 dapat dilihat pada tabel 3.1.
45
Tabel 3.1 Soal TTMC yang Digunakan dalam Penelitian Sub Konsep
Indikator Soal
Ciri-ciri Archaebacteria Ciri-ciri Eubacteria
Membedakan struktur Archaebacteria dan Eubacteria Mengidentifikasi ciri-ciri bakteri berdasarkan membran intinya Menganalisis fungsi struktur tubuh Eubacteria Menentukan struktur tubuh Eubacteria Menyimpulkan ciri-ciri Eubacteria Menyebutkan contoh Archaebacteria Menjelaskan dasar pengelompokan Archaebacteria Menyebutkan salah satu kelompok bakteri sesuai gambar yang disajikan Mendeskripsikan bakteri berdasarkan bentuknya Menjelaskan reproduksi bakteri berdasarkan gambar yang diberikan Menjelaskan nutrisi yang dibutuhkan bakteri
Pengelompokan Archaebacteria
Pengelompokan Eubacteria
Reproduksi Bakteri Cara bakteri mendapatkan nutrisi Peranan Bakteri Dalam Kehidupan
2.
Menentukan bakteri yang menguntungkan bagi manusia Memilih pernyataan yang tidak tepat tentang peranan bakteri dalam kehidupan Menyimpulkan peranan timbal balik bakteri bagi pencernaan manusia. Total Rata-rata
Jenjang Kognitif
Jumlah Soal
C3
1
C1 C2
4
C3 C3 C1 2 C2 C1 2 C2 C3
1
C2
1
C3 C3
3
C6 14
Lembar Observasi Observasi adalah mengumpulkan keterangan-keterangan melalui pengamatan
dan pencatatan secara sistematis pada kejadian-kejadian yang dijadikan sasaran pengamatan.7 Pada penelitian ini digunakan lembar observasi untuk mengamati proses belajar di dalam kelas. Dari hasil observasi dapat diketahui apakah kegiatan pembelajaran menjadi salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi. 7
Anas Sudijono, loc. cit.
46
Lembar observasi yang digunakan telah melalui pertimbangan dosen pembimbing. Kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi No I
II 1 2 3 III
Aspek yang diamati Identitas Guru Lulusan Pendidikan Biologi Pendidikan Terakhir Lama mengajar Membuka Pelajaran Menyampaikan indikator pembelajaran Melakukan prakonsep/apersepsi Meluruskan konsepsi siswa Kegiatan Pembelajaran
A 1 2
Penguasaan Materi pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran yang baik Menyampaikan materi sesuai hierarki belajar
B
6
Strategi Pembelajaran Menggunakan metode pembelajaran bernuansa konstruktivisme Melakukan kegiatan eksplorasi a. Melakukan kegiatan elaborasi di kelas b. Melakukan kegiatan elaborasi di laboratorium Melakukan kegiatan konfirmasi Melaksanakan pembelajaran sesuai kompetensi yang akan dicapai Menguasai kelas dengan baik
C 1
Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran Menggunakan media yang tepat sesuai materi pembelajaran
D 1 2 3 4
Hubungan dengan Siswa Menjawab setiap pertanyaan siswa Memberikan kesempatan siswa untuk memberikan gagasan Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
E
Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar
1 2 3 4 5
1 IV 1 2 3 4 5
Penutup Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan Memberikan penguatan materi diakhir jam pelajaran Memberikan evaluasi Memberikan tugas Mengoreksi tugas
F. Kalibrasi Instrumen Dalam menentukan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian, dilakukan beberapa kalibrasi instrumen. Untuk mendapatkan 14 soal yang digunakan dalam penelitian, dilakukan kalibrasi instrumen yang meliputi uji
47
validitas, reliabilitas dan daya beda. Kalibrasi instrumen dilakukan pada tahap uji instrumen yang dapat dilihat di alur penelitian pada Gambar 3.1.
1. Tes Diagnostik a. Uji Validitas Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru mengukur terlebih dulu derajat validasinya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan (kesahihan) suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya dengan instrumen yang kurang valid.8 Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas konten. Validitas konten (validitas isi) diperlukan dalam mengukur instrumen yang telah memiliki kesesuaian isi dalam mengukur aspek yang akan diujikan.9 Validitas konten pada penelitian ini dilakukan oleh kedua dosen pembimbing. Berdasarkan hasil uji validitas, didapatkan 40 soal valid dari 40 soal yang telah dibuat.10
b.
Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai
apa yang dinilainya.11 Suatu tes dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan pengukuran berulang kali pada kelompok individu yang sama.12 Uji reliabilitas dilakukan pada tahap ke-2, yaitu tahap uji instrumen dan dilaksanakan pada 30 siswa kelas X-C di MAN 13 Jakarta. Reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, yaitu:13
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet. XIV, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 211 9 Margono, op.cit., h. 75. 10 Lampiran 12, h. 149-187. 11 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), Cet. I, h. 105. 12 Margono, op.cit., hal 171. 13 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. IV, h. 114.
48
k Si2 k 1 i 1 2 r11 k 1 St
Keterangan:
r11
= koefisien reliabilitas tes
k
S St2
2 i
= jumlah soal = jumlah ragam dari skor tiap soal = jumlah ragam dari skor total
Reliabilitas instrumen TTMC ini dihitung dengan menggunakan program SPSS 20. Adapun klasifikasi koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha dapat dilihat pada tabel 3.3. 14 Tabel 3.3 Klasifikasi Cronbach’s Alpha Koefisien reliabilitas tes
Kriteria
> 0.90 0.80 – 0.89 0.70 - 0.79 0.60 - 0.69 0.50 – 0.59 < 0.50
Baik sekali Baik Dapat diterima Diragukan Buruk Tidak diterima
Tinggi rendahnya skor reliabilitas menunjukkan tingkat reliabel suatu tes. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1.15 Berdasarkan hasil korespondensi melalui email dengan Tuysuz, soal yang digunakan untuk pengambilan data adalah soal dengan skor reliabel yang baik.16 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 20 terhadap 40 soal yang telah diujikan, didapatkan hasil reliabilitas sebesar 0.82 (reliabel dengan kriteria baik).
14
Anil Matkar, “Cronbach’s Alpha Reliability Co-efficient for standard of customer services in Maharashtra State Co-operative Bank”, Journal of Research in Commerce and Management, Vol. 1, 2011, h. 74. 15 Surapranata, op. cit., h. 114. 16 Lampiran 14, h. 201.
49
c.
Daya Pembeda Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa yang
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Angka yang dapat mengukur perbedaan itu adalah daya pembeda atau indeks diskriminasi. Perhitungan daya beda dilakukan pada tahap uji instrumen dan dihitung berdasarkan data yang didapatkan dari uji reliabilitas pada 40 soal TTMC. Adapun perhitungan daya pembeda adalah menggunakan rumus:17 D
BA BB J A JB
Keterangan: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab salah Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda 0,00 - 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00
Kriteria Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Dalam prosedur pembuatan soal TTMC berdasarkan prosedur yang diajukan oleh Tuysuz, maka soal yang dapat dipergunakan untuk penelitian adalah soal dengan kategori cukup.18 Berdasarkan hasil perhitungan daya beda pada 40 soal TTMC, maka diperoleh 14 butir soal dengan kategori cukup. Dengan demikian, soal yang digunakan untuk tahap pengambilan data sebanyak 14 soal.
17 18
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 212. Lampiran 14, h. 201.
50
2.
Lembar Observasi Lembar observasi disusun dan divalidasi oleh ahli. Dalam penelitian ini,
sebelum digunakan, lembar observasi telah melalui proses judgement oleh kedua dosen pembimbing.
G. Teknik Analisis Data 1.
Data hasil TTMC Data hasil tes TTMC dianalisis berdasarkan jawaban yang dipilih oleh siswa
per pilihan jawaban, baik pada tingkat pertama maupun tingkat kedua, kemudian diubah dalam bentuk persentase dan dijumlahkan per pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat pertama. Setiap tipe jawaban siswa akan dikalkulasi dan diubah dalam bentuk persentase. Untuk mendapatkan persentase jawaban siswa per pilihan pada setiap tingkat pertanyaan digunakan rumus sebagai berikut: a x100% b
Keterangan: a. Jumlah siswa dengan pilihan jawaban tertentu pada kedua tingkat pertanyaan. b. Jumlah siswa yang mengikuti tes TTMC Tipe-tipe jawaban siswa kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori miskonsepsi yang diungkapkan Tuysuz, dimana setiap jawaban siswa yang berbeda dengan kunci jawaban dikategorikan sebagai miskonsepsi dan setiap jawaban siswa yang sesuai dengan kunci jawaban dikategorikan sebagai memahami.19 Selain kategori tersebut, pengkategorian per tipe jawaban siswa juga dilakukan berdasarkan hasil wawancara langsung dengan Tuysuz. Pengkategorian tersebut didasarkan pada tipe-tipe jawaban siswa pada setiap tingkat pertanyaan. Jawaban-jawaban siswa dapat dikategorikan dengan kategori yang terdapat pada tabel 3.5.20
19 20
Tuysuz, op. cit., h. 628. Lampiran 14, h. 200.
51
Tabel 3.5 Kategori Jawaban Siswa Tipe jawaban siswa B-B (benar-benar) B-S (benar-salah) S-B (salah-benar) S-S (salah-salah)
Penjelasan
Kategori
menjawab dengan benar kedua tingkat pertanyaan menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama dan salah pada pertanyaan tingkat kedua menjawab salah pada pertanyaan tingkat pertama dan benar pada pertanyaan tingkat kedua menjawab dengan salah kedua tingkat pertanyaan
Memahami Miskonsepsi
Menebak
Tidak memahami
2. Data Hasil Lembar Observasi Data hasil observasi kegiatan pembelajaran di kelas kemudian dianalisis apakah terdapat kemungkinan penyebab terjadinya miskonsepsi berada pada kegiatan pembelajaran atau tidak. Data hasil observasi disajikan dalam bentuk narasi pada bagian pembahasan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penemuan dari penelitian yang telah dilaksanakan disertai dengan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.
A. Hasil Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice (TTMC) Tes diagnostik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik two-tier multiple choice (TTMC). Tes ini dibuat berdasarkan prosedur yang diajukan oleh Cengiz Tuysuz pada tahun 2009.1 Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 soal. Setelah dilakukan serangkaian langkah penelitian dan pengolahan data, maka didapatkan hasil tes diagnostik TTMC yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
1
Cengiz Tuysuz, “Development of Two-Tier Diagnostic Instrumen and Assess Student’s Misunderstanding in Chemistry”, Scientific Research and Essay, Vol. 4, 2009, h. 627-628.
52
53
Tabel 4.1 Hasil Tes Diagnostik Two-Tier Multiple Choice Pilihan No Jawaban soal Tingkat Pertama
1
2
3
4
5
6
Pilihan Jawaban Tingkat Kedua (%)
Total (%)
E
0.00
A
25.71 14.29 *14.29 0.00
0.00
0.00
0.00 22.86 0.00
22.86 54.29
B
17.14 0.00 14.29 0.00
0.00
31.43
A
B
C
D
E
A
2.86
0.00
5.71
0.00
0.00
8.57
C
0.00
0.00
2.86
2.86
0.00
5.71
B
0.00 *14.29 0.00
2.86
0.00
17.14
D
2.86
0.00
0.00
2.86
2.86
8.57
C
51.43 0.00
0.00
2.86
0.00
54.29
E
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
D
8.57
0.00
0.00 11.43 0.00
20.00
A
28.57 0.00
0.00
0.00 *22.86
E
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
B
0.00
5.71
0.00
0.00
0.00
5.71
A
2.86
0.00
5.71
0.00 14.29
22.86
C
0.00
0.00
0.00
0.00 14.29
14.29
B
17.14 2.86
2.86
0.00
2.86
25.71
D
28.57 0.00
0.00
0.00
0.00
28.57
8
9
51.43
C
0.00 20.00 *22.86 2.86
0.00
45.71
E
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
D
2.86
0.00
0.00
0.00
0.00
2.86
A
8.57
8.57
0.00
0.00
2.86
20.00
E
2.86
0.00
0.00
0.00
0.00
2.86
B
17.14 22.86 *8.57 2.86
5.71
57.14
A
5.71
0.00 *14.29 17.14 5.71
42.86
C
0.00
0.00
0.00
2.86
0.00
2.86
B
28.57 0.00
0.00
0.00 17.14
45.71
D
0.00
2.86
2.86
0.00
8.57
14.29
C
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
E
2.86
0.00
2.86
0.00
0.00
5.71
D
0.00
0.00
0.00
5.71
0.00
5.71
A
*14.29 28.57 17.14 2.86
2.86
65.71
E
0.00
2.86
0.00
0.00
2.86
5.71
B
0.00
2.86
2.86 11.43 5.71
22.86
A
14.29 8.57
8.57
8.57
0.00
40.00
C
0.00
0.00
2.86
0.00
0.00
2.86
B
5.71
0.00
0.00 *11.43 8.57
25.71
D
5.71
2.86
0.00
0.00
0.00
8.57
C
0.00
5.71
0.00
2.86
2.86
11.43
E
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
D
0.00
2.86
2.86
2.86
0.00
8.57
A
14.29 0.00
8.57
2.86 11.43
37.14
E
0.00
2.86
0.00
2.86
8.57
14.29
B
0.00
8.57 *5.71 14.29 5.71
34.29
A
34.29 8.57
0.00
0.00
0.00
42.86
C
2.86
0.00
5.71
5.71
5.71
20.00
B
0.00
0.00
0.00
0.00
2.86
D
0.00
0.00
0.00
2.86
0.00
2.86
C
11.43 *34.29 0.00
0.00
0.00
45.71
E
0.00
0.00
0.00
0.00
5.71
5.71
D
0.00
0.00
8.57
0.00
0.00
8.57
A
5.71 11.43 0.00
0.00
0.00
17.14
E
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
B
2.86
0.00 *8.57 2.86
0.00
14.29
A
0.00
0.00
0.00
2.86
0.00
2.86
C
14.29 22.86 14.29 2.86
0.00
54.29
B
0.00
0.00 11.43 2.86
0.00
14.29
D
0.00
0.00
0.00
0.00
8.57
8.57
C
34.29 *11.43 2.86 14.29 0.00
62.86
E
0.00
0.00
0.00
2.86
2.86
5.71
D
0.00
5.71
0.00
0.00 14.29
20.00
A
0.00
0.00
0.00
2.86
8.57
11.43
E
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
B
0.00
0.00
0.00
0.00
2.86
2.86
A
0.00
0.00
2.86
0.00
0.00
2.86
C
0.00 28.57 2.86
0.00
0.00
31.43
B
0.00
0.00
2.86
8.57
0.00
11.43
D
8.57 17.14 *14.29 0.00
0.00
40.00
C
2.86
0.00 *28.57 28.57 0.00
60.00
E
5.71
2.86
14.29
D
0.00
2.86
2.86
2.86
7 0.00
0.00
0.00
Keterangan: * adalah kunci jawaban
10
11
12
13
14
0.00
0.00
5.71
54
Berdasarkan tabel 4.1 siswa menjawab semua soal lengkap dengan alasannya. Hasil perhitungan jawaban siswa dipersentasekan sehingga didapatkan persentase jawaban benar tertinggi pada nomor 5 (34.29%) dan terkecil pada nomor 12 (5.71%). Persentase siswa yang menjawab benar pada kedua tingkat selalu kurang dari persentase siswa yang menjawab benar pada salah satu tingkat saja. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Jawaban Siswa yang Benar pada Pertanyaan Tingkat Pertama dan pada Kedua Tingkat Pertanyaan No
1
2
Subkonsep Ciri-ciri Archaebacteria
Ciri-ciri Eubacteria
No soal
Jumlah Siswa yang Menjawab Benar Tingkat Kedua tingkat pertama (%) (%)
Selisih (%)
1
17.14
14.29
2.86
2
45.71
22.86
22.86
3
42.86
14.29
28.57
4
25.71
11.43
14.29
5
42.86
34.29
8.57
6
62.86
11.43
51.43
7
60.00
28.57
31.43
8
54.29
14.29
40.00
9
51.43
22.86
28.57
3
Pengelompokan Archaebacteria
4
Pengelompokan Eubacteria
5
Reproduksi Bakteri
10
57.14
8.57
48.57
6
Cara Bakteri Mendapatkan Nutrisi
11
65.71
14.29
51.43
12
34.29
5.71
28.57
13
14.29
8.57
5.71
14
40.00
14.29
25.71
43.88
16.12
27.76
7
Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Rerata
Tingkatan pemahaman siswa yang teruji menggunakan pilihan berganda tanpa pilihan kedua sudah menunjukkan rata-rata kelas di bawah standar penilaian pencapaian hasil belajar (Kriteria Ketuntasan Minimum 77) yaitu sebesar 43.88%. Hasil penilaian yang disertai dengan pilihan kedua berupa pilihan alasan yang tepat dalam menjawab pilihan pertama menunjukkan nilai pencapaian yang lebih rendah lagi dari nilai sebelumnya (16.12%). Dengan demikian dapat dinyatakan
55
bahwa siswa lebih tinggi miskonsepsi daripada paham terhadap konsep setelah diberikan konsep dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan persentase jawaban siswa dari tier 1 dan tier 2 (tabel 4.1), selanjutnya dianalisa kategori pemahaman siswa yang mengacu pada Tuysuz dengan dua kategori. Dari kategori paham konsep dan miskonsepsi (2 kategori) pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria didapatkan total persentase per subkonsep di tabel 4.3. Tabel 4.3 Rerata Kategori Jawaban Siswa per Subkonsep No 1
2
3
Subkonsep Ciri-ciri Archaebacteria
Ciri-ciri Eubacteria
Pengelompokan Archaebacteria
No Soal 1 X
2 3 4 5 X 6 7 X
4
Pengelompokan Eubacteria
8 9 X
5 6
7
Reproduksi Bakteri Cara Bakteri Mendapatkan Nutrisi Peranan Bakteri Dalam Kehidupan
10 X
11 X
12 13 14 X
Total Rata-rata
Kategori Jawaban Siswa (%) Memahami Miskonsepsi (B-B) (B-S, S-B, S-S) 14.29 85.72 14.29 85.72 22.86 77.14 14.29 85.71 11.43 88.57 34.29 65.72 20.71 79.28 11.43 88.57 28.57 71.43 20.00 80.00 14.29 85.71 22.86 77.15 18.57 81.43 8.57 91.42 8.57 91.42 14.29 85.71 14.29 86.00 5.71 94.29 8.57 91.43 14.29 85.71 9.52 90.47 15.14 84.86
Berdasarkan tabel 4.3 hasil perhitungan pemahaman konsep Archaebacteria dan Eubacteria dengan tujuh subkonsep, siswa yang paham konsep hanya sebesar 15,14%, sedangkan miskonsepsi siswa mencapai 84.86%. Tingginya persentase miskonsepsi tersebut ditunjukkan dari tingginya persentase per subkonsep yang melebihi dari 70%. Bahkan persentase miskonsepsi yang melebihi 90% terdapat pada subkonsep reproduksi bakteri dan peranan bakteri dalam kehidupan.
56
Pengkategorian miskonsepsi pada jawaban siswa yang terdapat di tabel 4.3 dibagi kembali menjadi tiga kategori yang mengacu pada hasil korespondensi melalui email dengan Tuyzus.2 Pengkategorian ini didasari pada jawaban siswa yang memunculkan miskonsepsi pada kategori miskonsepsi murni, tidak paham konsep dan menebak. Dengan demikian, identifikasi miskonsepsi terbagi menjadi 4 kategori. Adapun pengkategorian ini dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Rerata Kategori Jawaban Siswa per Nomor Soal No
1
2
Subkonsep Ciri-ciri Archaebacteria
Ciri-ciri Eubacteria
No Soal 1 X
2 3 4 5 X
3
4 5 6
7
Pengelompokan Archaebacteria Pengelompokan Eubacteria Reproduksi Bakteri Cara Bakteri Mendapatkan Nutrisi Peranan Bakteri Dalam Kehidupan
6 7 X
8 9 X
10 X
11 X
14.29
51.43
5.71
28.57
12 13 14
5.71 8.57 14.29 9.52 15.14%
28.57 5.71 25.71 19.99 31.12%
14.29 14.29 2.86 10.48 7.51%
51.43 71.43 57.14 60.00 46.22%
X
Total Rata-rata
Kategori Jawaban Siswa (%) Tidak Memahami Miskonsepsi Menebak Memahami (B-B) (B-S) (S-S) (S-B) 14.29 2.86 0.00 82.86 14.29 2.86 0.00 82.86 22.86 22.86 8.57 45.71 14.29 28.57 0.00 57.14 11.43 14.29 17.14 57.14 34.29 11.43 11.43 42.86 20.71 19.28 9.28 50.71 11.43 51.43 5.71 31.43 28.57 31.43 5.71 34.29 20.00 41.43 5.71 32.86 14.29 40.00 17.14 28.57 22.86 28.57 14.29 34.29 18.57 34.28 15.71 31.43 8.57 48.57 5.71 37.14 8.57 48.57 5.71 37.14 14.29 51.43 5.71 28.57
Dengan menggunakan tipe pengkategorian dengan empat kategori ini, persentase miskonsepsi menjadi kurang dari persentase miskonsepsi pada pengkategorian yang pertama. Hal ini dikarenakan kategori miskonsepsi terbagi menjadi miskonsepsi murni, tidak memahami dan menebak. Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata total dari kategori miskonsepsi sebesar 31.12%, memahami sebear 15.14%, tidak memahami sebesar 7.51%, dan menebak sebesar 46.22%. 2
Lampiran 14, h. 200.
57
Terdapat empat subkonsep dengan rerata miskonsepsi yang melebihi rata-rata total miskonsepsi (31.12%). Keempat subkonsep tersebut adalah subkonsep pengelompokan Archaebacteria (41.43%), pengelompokan Eubacteria (34.28%), reproduksi bakteri (48.57%), dan cara bakteri mendapatkan nutrisi (51.43%). Pada subkonsep pengelompokan Archaebacteria dan pengelompokan Eubacteria masing-masing diwakili oleh dua soal. Persentase miskonsepsi tertinggi pada subkonsep pengelompokan Archaebacteria terdapat pada soal nomor 6 (51.43%). Sementara pada subkonsep pengelompokan Eubacteria, miskonsepsi tertinggi terdapat pada soal nomor 8 (40.00%). Tingginya persentase miskonsepsi pada kedua nomor tersebut menunjukkan siswa salah dalam menyebutkan contoh dari Archaebacteria (indikator soal nomor 6) dan menyebutkan kelompok bakteri dari gambar yang ditanyakan (indikator soal nomor 8). Terdapat tiga subkonsep dengan rerata menebak yang melebihi rata-rata total menebak (46.22%). Ketiga subkonsep tersebut adalah subkonsep ciri-ciri Archaebacteria (82.86), ciri-ciri Eubacteria (50.71%), dan peranan bakteri dalam kehidupan (60%). Pada subkonsep ciri-ciri Eubacteria diwakili oleh dua soal dan subkonsep peranan bakteri dalam kehidupan diwakili oleh tiga soal. Persentase menebak tertinggi pada subkonsep ciri-ciri Eubacteria terdapat pada soal nomor 3 dan 4 (masing-masing sebesar 57.14%). Persentase menebak tertinggi pada subkonsep peranan bakteri dalam kehidupan terdapat pada soal nomor 13 (71.43%). Tingginya persentase menebak pada soal nomor 3 menunjukkan siswa salah dalam menganalisis fungsi struktur tubuh Eubacteria. Sementara itu, pada soal nomor 4 menunjukkan siswa salah dalam menentukan struktur tubuh Eubacteria. Selain itu, tingginya persentase menebak siswa pada soal nomor 13 menunjukkan siswa salah dalam memilih peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari.
58
B. Pembahasan Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah adalah kegiatan yang bersifat formal, direncanakan, dan dilakukan dengan bimbingan guru dalam sebuah lingkungan. Hal-hal yang hendak dikuasai siswa dalam pembelajaran tersebut baik bahan ajar, metode pembelajaran, serta evaluasinya telah dipersiapkan dan direncanakan dalam kurikulum sekolah. Untuk mengetahui pemahaman dan ketercapaian hasil belajar, guru akan melaksanakan evaluasi pada kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka akan diketahui hasil belajar siswa. Hasil belajar penting untuk diketahui baik oleh guru maupun siswa agar dapat saling mengetahui kemajuan belajar pada belajar.4 Hasil belajar sangat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa. Hal ini berarti bahwa hasil belajar yang rendah menunjukkan pemahaman siswa yang rendah.5 Pemahaman yang rendah terhadap konsep mengindikasikan adanya kesulitan dalam proses belajar, sehingga seseorang yang mengalami kesulitan belajar pasti akan mengalami kesulitan dalam hal akademis.6 Oleh karena itu, penting kiranya untuk mengetahui letak materi yang dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa, agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendiagnosis letak letak materi yang dianggap sulit bagi siswa adalah dengan melaksanakan tes diagnostik.7 Tes diagnostik bermanfaat untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa dan sebagai langkah awal untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar. Usaha perbaikan tersebut sering kali didukung oleh pemerintah, namun jarang sekali yang bertitik tolak dari kesulitan belajar siswa. Untuk melengkapi usaha perbaikan tersebut, maka terlebih dahulu harus diketahui kesulitan yang dialami 4
Philip M Sadler, “The Relevance of Multiple-Choice Tests in Assessing Science Understanding”, dalam Mintzes, Joel J, Novak, Joseph D, Wandersee, James H (eds), Assessing Science Understanding, (London: Elsevier Academic Press, 2005), Cet. 2, h. 250. 5 A. L. Chandrasegarana, David F. Treagust dan Mauro Mocerino, “The Development of a Two-tier Multiple-Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation”, Chemistry Education Research and Practice, 2007, h. 293. 6 Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Cet. I, h. 178. 7 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. VI, h 249.
59
siswa tersebut.8 Dengan demikian, penemuan letak dan jenis kesulitan tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan pemberian bantuan agar siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.9 Pencapaian ketuntasan belajar berdasarkan konsep belajar tuntas sebesar 75%-90% dari materi yang harus dikuasai oleh siswa.10 Namun, berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa rerata pencapaian hasil belajar siswa rendah (masih di bawah 50%).
Adapun
sub-subkonsep
yang
mencapai
60%
adalah
subkonsep
pengelompokan Archaebacteria dan peranan bakteri dalam kehidupan. Namun, ternyata persentase pemahaman tersebut tidak juga menunjukkan pemahaman yang baik karena didominasi oleh pemahaman yang miskonsepsi (tabel 4.2). Sebagian besar siswa memahami konsep secara tidak utuh. Mereka mungkin mampu menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, tetapi tidak bisa menjelaskan alasan
yang melatarbelakangi
pemilihan jawaban
tersebut.
Rendahnya pemahaman siswa yang terungkap dari hasil belajar melalui tes diagnostik TTMC menunjukkan bahwa siswa memiliki pemahaman konsep yang rendah . 11 Pemahaman siswa yang rendah ditunjukkan pada tabel 4.3 dengan persentase pemahaman hanya 15,14%, sedangkan sisanya didominasi oleh persentase miskonsepsi (84,86%). Dalam kategori ini siswa dikatakan paham apabila menjawab kedua tingkat pertanyaan dengan benar. Sementara itu, siswa dikatakan mengalami miskonsepsi apabila menjawab salah pada salah satu tingkat atau kedua tingkat pertanyaan baik tingkat jawaban maupun alasan. Jawaban siswa yang termasuk dalam kategori miskonsepsi pada jenis pengkategorian yang pertama kemudian dianalisa menggunakan empat kategori sehingga persentase miskonsepsi menjadi berkurang. Hal tersebut terjadi karena persentase miskonsepsi akan terbagi lagi menjadi miskonsepsi, tidak paham dan
8
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Cet. I, h. 4. 9 David F. Treagust, “Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students’s Misconceptions in Science”, Journal Science Education, Vol. 10, 1988, h. 167 10 Muhamad Irvan dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet. I, h 259. 11 Treagust, loc. cit.
60
menebak. Dengan menggunakan kategori ini, persentase tertinggi dari semua kategori adalah kategori menebak (tabel 4.4). Berdasarkan analisa yang dilakukan pada jawaban siswa pada tes TTMC, diperoleh rerata pemahaman konsep sebesar 15.14% saja dengan pemahaman tertinggi tidak lebih dari 21% yaitu pada subkonsep ciri-ciri Eubacteria (tabel 4.3 atau 4.4). Kategori ini dilihat dari tipe jawaban siswa yang menjawab benar pada kedua tingkat pertanyaan. Siswa dikatakan telah memahami konsep apabila ia dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari konsep itu, persamaan dan bukan persamaan dari konsep tersebut serta menggunakannya dalam berbagai situasi.13 Siswa yang memahami konsep tidak hanya sekedar mengingat tetapi juga dapat menjelaskan informasi mengenai konsep tersebut dengan bahasanya sendiri sesuai pilihan jawaban yang disediakan. Berdasarkan tabel 4.4, rerata persentase tertinggi kategori jawaban siswa pada tes TTMC ini adalah kategori menebak, yaitu 46.22%. Terdapat tiga dari tujuh subkonsep yang diujikan yang memiliki persentase menebak di atas rata-rata total (46.22%). Kategori menebak pada tes TTMC ini dilihat dari tipe jawaban siswa yang menjawab dengan salah pada kedua tingkat pertanyaan. Menebak dapat dilakukan karena adanya intuisi siswa yang kuat. 14 Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan mengungkapkan gagasannya sebelum diteliti. Spontanitas tersebut berasal dari pengamatan terhadap sesuatu secara terus-menerus. Pada akhirnya ketika siswa dihadapkan pada suatu permasalahan, maka yang akan muncul dalam pemikirannya adalah pengertian yang spontan tersebut. Pemikiran siswa yang intuitif ini sering membuat siswa tidak kritis dan mengakibatkan miskonsepsi.15 Miskonsepsi disebabkan oleh konsepsi-konsepsi yang salah. Konsepsi-konsepsi tersebut
13
Al Krismanto, Beberapa Teknik, Model, dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Depdiknas, 2003), h. 10. 14 Muniri, Karakteristik Berpikir Intuitif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika, (Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik, 2013), h. 445. 15 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h. 38-39.
61
umumnya dibangun berdasarkan akal sehat atau secara intuitif dalam rangka memberi makna terhadap pengalaman mereka sehari-hari dan hanya merupakan penjelasan pragmatis terhadap dunia nyata.16 Pada penelitan ini dapat diduga bahwa siswa menebak jawaban karena adanya tingkat keyakinan yang tinggi dan intuisi terhadap suatu pilihan jawaban. Keyakinan tersebut dapat berasal dari kehidupan sehari-hari atau pengalaman pribadi siswa. Pada akhirnya keyakinan tersebut menjadi sebuah gagasan yang dibawa oleh siswa ke dalam kelas yang kemudian disebut sebagai prakonsepsi. Prakonsepsi yang salah dan tidak berubah setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran akan melekat pada struktur kognitif siswa sehingga menjadi miskonsepsi yang kemudian sulit untuk diubah. Oleh karena itu, menebak adalah bagian dari prakonsepsi yang didasari intuisi sehingga termasuk dalam kategori miskonsepsi. Oleh karena itu, pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mempertimbangkan prakonsepsi siswa dan membawa konsep-konsep alternatif untuk dibahas di dalamnya. Guru sebaiknya mengolah kegiatan pembelajaran di kelas sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sehingga dapat mengubah prakonsepsi mereka sendiri yang kemungkinan salah.17 Rerata persentase miskonsepsi, yaitu sebesar 31.12%. Kategori ini dilihat dari tipe jawaban siswa yang menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama namun salah pada pertanyaan tingkat kedua. Empat dari tujuh subkonsep yang diujikan memiliki persentase miskonsepsi di atas rata-rata (31.12%). Adapun miskonsepsi yang terjadi pada setiap subkonsep yang diujikan memiliki persentase miskonsepsi yang beragam. Urutan subkonsep dengan miskonsepsi tertinggi hingga terendah pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria yang terjadi adalah sebagai berikut: 1.
Cara bakteri mendapatkan nutrisi (51.43%)
2.
Reproduksi bakteri (48.57%) 16
Suwarto, op.cit., h 76-77. Chi-Yan Tsui dan David Treagust, “Evaluating Secondary Students’ Scientific Reasoning in Genetics Using a Two-Tier Diagnostic Instrumen”, International Journal of Science Education, Vol 8, 2010, h. 1074. 17
62
3.
Pengelompokan Archaebacteria (41.43%)
4.
Pengelompokan Eubacteria (34.28%)
5.
Peranan bakteri dalam kehidupan (19.99%)
6.
Ciri-ciri Eubacteria (19.28%)
7.
Ciri-ciri Archaebacteria (2.86%) Hasil penelitian di atas didukung oleh hasil penelitian sebelumnya pada tahun
2005 yang dilakukan oleh Edy Tarwoko. Beliau melaporkan bahwa miskonsepsi pada konsep bakteri meliputi: organisasi sel bakteri, bentuk morfologis sel bakteri, struktur anatomis sel bakteri, cara hidup bakteri, perkembangbiakan bakteri, klasifikasi bakteri dan peranan bakteri.19 Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru juga memberi andil dalam terjadinya miskonsepsi tersebut pada siswa.22 Hal ini bisa dilihat dari: 1. Guru tidak meluruskan prakonsepsi siswa pada awal pertemuan. Pada awal pertemuan guru tidak memberikan waktu kepada siswa untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari pada saat itu. 2. Meskipun menggunakan bahasa yang jelas dan dimengerti, metode mengajar yang digunakan oleh guru di kelas (metode ceramah) dengan media power point text membuat sebagian besar siswa enggan untuk memperhatikan penjelasan guru. Sebagian besar dari mereka sibuk mengerjakan pekerjaan lain, seperti mendengarkan musik, bermain handphone, tidur, atau bercanda dengan teman sebangku. Guru sering menegur kegiatan para siswa tersebut, namun teguran itu hanya berlaku beberapa saat dan para siswa kembali pada rutinitas mereka masing-masing. Penyebab ini sesuai dengan pendapat Suparno bahwa salah satu penyebab miskonsepsi pada siswa adalah metode pembelajaran yang menekankan pada teacher center seperti ceramah terus menerus.23
19
Edy Tarwoko, “Reduksi Miskonsepsi Bakteri Siswa-Siswa SMA Negeri 1 Sambung Macan dengan Pembelajaran Modul dan Lembar Kerja Siswa”, Tesis Unesa, 2005, h. i. 22 Lampiran 6, h. 133. 23 Suparno, op.cit., h. 62.
63
3. Tidak ada tugas yang diberikan dan dikoreksi oleh guru. Sebab dengan adanya tugas, siswa dituntut untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diajarkan di sekolah ketika mereka di rumah. Comins seperti yang diungkapkan oleh Suparno, menambahkan bahwa miskonsepsi dapat disebabkan karena reasoning yang salah atau tidak lengkap. Reasoning yang salah dapat juga terjadi karena logika yang salah atau salah mengasosiasikan konsep yang kemudian menyebabkan miskonsepsi.24 Miskonsepsi-miskonsepsi yang ada dapat terungkap melalui penggunaan instrumen TTMC ini. Dengan mengetahui letak miskonsepsi siswa akan mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran remidiasi (perbaikan).25 Sisanya, yaitu rerata kategori tidak memahami konsep sebesar 7.51%. Kategori ini dilihat dari tipe jawaban siswa yang menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama namun salah pada pertanyaan tingkat kedua. Siswa yang tidak memahami konsep tidak mampu menjelaskan kembali konsep yang telah dipelajarinya. Siswa yang tidak memahami konsep akan memberikan respon yang tidak jelas.26 Respon tidak jelas ini adalah menjawab salah pada pertanyaan tingkat pertama namun menjawab benar pada pertanyaan tingkat kedua. Tidak memahami konsep diduga karena materi pembelajaran yang tidak tersampaikan dengan baik sehingga siswa tidak memahami konsep. Kemungkian yang menyebabkan hal ini dapat terjadi adalah siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik atau pengaruh dari kemampuan menyerap pelajaran yang berbeda-beda pada siswa dalam suatu kelas. Mereka yang tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik kemungkinan adalah mereka yang tidak berminat pada mata pelajaran tersebut. Siswa tidak memiliki minat apabila salah dalam memahami suatu pelajaran dan tidak berminat untuk mengetahui mana konsep yang benar dan yang salah. Akibatnya akan semakin menumpuk kesalahan yang dibangun berdasarkan miskonsepsi tersebut.27 Mereka yang tidak 24
Ibid., h. 38. Treagust, loc. cit. 26 Michel R. Abraham, Eileen B. Grzybowski, et al, “Understanding and Misunderstanding of Eight Grader of Five Chemistry Concept Found in Textbook”, Journal of Research in Science Teaching, (1992) Vol. 29, h. 112. 27 Suparno, op. cit., h. 41-42 25
64
memahami konsep di dalam kelas kemungkinan akan mencoba memahami sendiri konsep tersebut melalui buku atau referensi lainnya. Rincian kategori jawaban siswa dan miskonsepsi yang terjadi per subkonsep yang diujikan dapat dilihat pada pembahasan di bawah ini. Adapun tulisan yang dicetak tebal pada kolom soal menunjukkan jawaban yang benar pada soal tersebut.
1.
Subkonsep Ciri-ciri Archaebacteria Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada subkonsep ciri-ciri Archaebacteria
maka siswa diminta untuk menjawab soal nomor 1. Soal nomor 1 dapat dilihat pada gambar 4.1. Yang merupakan perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria adalah …. a. DNA b. habitat c. keberadaan membran inti sel d. keberadaan membran sel e. keberadaan dinding sel Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Archaebacteria termasuk prokariotik, sementara Eubacteria termasuk eukariotik b. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim sementara Eubacteria tidak c. Archaebacteria memiliki RNA, sementara Eubacteria memiliki DNA. d. Archaebacteria dan Eubacteria termasuk prokariot. e. Eubacteria memiliki dinding sel dari peptidoglikan, sementara Archaebacteria tidak.
Gambar 4.1 Soal nomor 1 Persentase miskonsepsi pada subkonsep ini adalah persentase terendah dibandingkan dengan subkonsep yang lain (2.86%). Miskonsepsi yang teridentifikasi pada soal nomor 1 ini adalah perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria terdapat pada habitatnya, namun mereka tidak dapat menjelaskan habitat yang seperti apa yang menjadi pembedanya. Mereka terjebak pada istilah prokariot sebagai ciri khas dari Kingdom Archaebacteria dan Eubacteria. Mereka yang memilih pilihan B pada pertanyaan tingkat pertama seharusnya dapat menghubungkannya dengan pilihan jawaban B pada pertanyaan tingkat kedua. Jika ditelusuri lebih mendalam, sepertinya siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal ini adalah siswa yang tidak dapat memahami makna soal
65
dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari tipe jawaban yang dipilih oleh siswa (tabel 4.1). Dominansi jawaban siswa pada soal ini ada pada kategori menebak. Persentase menebak terbesar di antara ketigabelas soal lainnya, yaitu sebesar 82.86%. 51.43% diantaranya (dari 82.86%) memilih perbedaan Archaebacteria dengan Eubacteria adalah keberadaan membran sel. Mereka berpendapat bahwa Archaebcateria termasuk dalam kelompok organisme prokariotik sementara Eubacteria termasuk dalam kelompok organisme eukariotik. Disini terdapat dua kesalahan dimana suatu organisme dikatakan termasuk ke dalam organisme prokariotik atau eukariotik berdasarkan keberadaan membran inti sel, bukan membran sel. Kesalahan berikutnya adalah Eubacteria bukan termasuk kelompok organisme eukariotik. Baik Archaebacteria maupun Eubacteria merupakan kelompok organisme prokariotik, yaitu organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
2.
Subkonsep Ciri-ciri Eubacteria Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada subkonsep ciri-ciri Eubacteria,
maka siswa diminta menjawab soal nomor 2 sampai dengan 5. Soal yang akan dibahas pada subkonsep ini adalah soal yang menunjukkan respon kategori miskonsepsi paling tinggi, yaitu pada soal nomor 3. Soal nomor 3 dapat dilihat pada gambar 4.2. Bagian yang berlabel F berfungsi untuk …. a. alat pelekat pada makanan atau bakteri lain b. alat untuk bergerak secara acak c. saluran reproduksi d. untuk mengikat makanan e. untuk pertahanan tubuh dari racun musuh Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. flagel adalah alat untuk bergerak b. fili adalah alat untuk menghancurkan kapsid yang beracun c. fili untuk melekatkan diri dan jembatan konjugasi d. fili sebagai alat mencerna makanan e. fili sebagai alat masuk keluar makanan
Gambar 4.2 Soal nomor 3
66
Pada soal ini sebesar 17.14% siswa mengalami miskonsepsi mengenai struktur tubuh bakteri. Miskonsepsi yang teridentifikasi pada soal nomor 3 adalah bagian F adalah fili yang berfungsi sebagai alat pelekat sekaligus alat pencernaan pada bakteri. Padahal, fili hanya berperan sebagai alat pelekat pada makanan. Jika ditelusuri lebih mendalam, sepertinya siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal ini adalah siswa-siswa yang melakukan pengamatan secara tidak menyeluruh. Bagian luar tubuh bakteri yang berfungsi sebagai alat gerak dan sebagai alat bantu untuk menempel pada substrat lain tertukar. Kalau pun mereka mengetahui nama organ yang ditunjuk, mereka tidak dapat menentukan dengan benar fungsi dari organ tersebut. Hal tersebut dapat terlihat dari tipe jawaban yang dipilih oleh siswa (tabel 4.1) untuk kategori miskonsepsi. Dominansi jawaban siswa pada soal ini terdapat pada kategori menebak. Jumlah persentase siswa yang menebak jawaban adalah 57.14%. 28.57% di antaranya (terbesar) memilih bagian F adalah flagel yang berfungsi sebagai alat gerak acak pada bakteri. Kesalahan ini kemungkinan dikarenakan karena fili dan flagel terletak di bagian luar tubuh serta berbentuk seperti benang.
3.
Subkonsep Pengelompokan Archaebacteria Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada subkonsep pengelompokan
Archaebacteria, maka siswa diminta menjawab soal nomor 6 dan 7. Soal yang akan dibahas pada subkonsep ini adalah soal yang menunjukkan respon kategori miskonsepsi paling tinggi, yaitu soal nomor 6. Soal nomor 6 dapat dilihat pada gambar 4.3. Salah satu contoh Arcaebacteria adalah… a. bakteri ungu b. bakteri hijau c. pereduksi sulfur d. halofil aerobik e. ganggang Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka merupakan golongan sulfologen b. mereka terdapat di mata air panas c. mereka memiliki klorofil d. mereka bisa hidup dimana saja e. mereka tidak membutuhkan O2
Gambar 4.3 Soal nomor 6
67
Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 51.43%. Jumlah ini adalah persentase miskonsepsi terbesar dibandingkan persentase miskonsepsi pada nomor-nomor lainnya. Begitu pula pada nomor ini, miskonsepsi juga mendominasi jawaban siswa dibanding kategori jawaban siswa yang lainnya. Jumlah siswa dengan miskonsepsi ini tersebar pada beberapa pilihan jawaban yang tersedia. Persentase miskonsepsi terbesar yang teridentifikasi pada soal nomor 6 ini sebesar 34.29% dengan konsepsi bahwa Pereduksi sulfur merupakan contoh Archaebacteria karena mereka adalah golongan sulfologen. Persentase miskonsepsi lainnya sebesar 14.29% dengan konsepsi bahwa pereduksi sulfur merupakan contoh Archaebacteria yang dapat hidup dimana saja. Kemungkinan kesalahan pemilihan jawaban oleh siswa pada tier-2, yaitu sulfologen disebabkan oleh adanya kelompok bakteri penghasil gas metana dari kelompok metanogen. Kesalahan pada tier-2 berikutnya bahwa Archaebacteria dapat hidup dimana saja.
4.
Subkonsep Pengelompokan Eubacteria Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada subkonsep pengelompokan
Eubacteria, maka siswa diminta menjawab soal nomor 8 dan 9. Soal nomor 8 mewakili tingkat kognitif C1 dan soal nomor 9 mewakili tingkat kognitif C2. Soal yang akan dibahas pada subkonsep ini adalah soal dengan respon miskonsepsi tertinggi, yaitu soal nomor 8. Soal nomor 8 dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar di atas merupakan bakteri yang berbentuk…. a. streptobasil b. tetrabasil c. streptococcus d. tetracoccus e. stafilobasil Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena ada empat berjajar b. karena lebih dari dua dan memanjang c. karena seperti batang dan tersusun seperti rantai d. karena berbentuk oval dan tersusun e. karena bulat dan ada empat
Gambar 4.4 Soal nomor 8
68
Sebanyak 40% siswa mengalami miskonsepsi. Pada soal ini, kategori miskonsepsi mendominasi jawaban siswa. Jumlah siswa dengan miskonsepsi ini tersebar pada beberapa pilihan jawaban yang tersedia. Persentase miskonsepsi terbesar yang teridentifikasi pada soal nomor 8 sebesar 25.71% bahwa bakteri streptobasil terdiri dari empat buah yang berbentuk yang berjajar. Miskonsepsi lainnya yang teridentifikasi sebesar 14.29% bahwa bakteri streptobasil adalah bakteri yang berjumlah lebih dari dua dan memanjang. Kemungkinan kesalahankesalahan ini adalah pengamatan yang tidak menyeluruh pada gambar yang disajikan.
5.
Subkonsep Reproduksi Bakteri Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada subkonsep reproduksi bakteri,
maka siswa diminta menjawab soal nomor 10. Soal nomor 10 dapat dilihat pada gambar 4.5.
Penjelasan yang paling tepat untuk gambar di atas adalah…. a. merupakan proses konjugasi b. merupakan proses transformasi c. merupakan proses pembelahan biner d. merupakan proses reproduksi seksual e. proses transfer materi genetik dari 1 bakteri ke bakteri lain dengan perantara Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri langsung masuk ke dalam tubuh bakteri dan membentuk rekombinan b. karena sel bakteri dan kromosom akan memproses materi genetic c. karena perpindahan materi genetik terjadi tanpa melalui kontak langsung d. dari satu bakteri akan menjadi dua bakteri e. merupakan perpindahan materi genetik
Gambar 4.5 Soal nomor 10 Kategori jawaban miskonsepsi mendominasi jawaban siswa pada soal nomor
69
10 ini, yaitu sebesar 22.86%. Miskonsepsi yang teridentifikasi pada soal ini adalah transformasi adalah proses dari sel bakteri dan kromosom. Sepertinya siswa-siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal ini adalah siswa yang melakukan pengamatan secara tidak sempurna pada gambar yang disajikan.
6.
Subkonsep Cara Bakteri Mendapatkan Nutrisi Untuk
mengidentifikasi
miskonsepsi
pada
subkonsep
cara
bakteri
mendapatkan nutrisi, maka siswa diminta menjawab soal nomor 11. Soal nomor 11 dapat dilihat pada gambar 4.6. Bakteri parasit mendapatkan sumber makanan dari …. a. inangnya b. bangkai c. kotoran d. sel bakteri lain e. bahan anorganik Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri parasit mengambil nutrisi darinya dan merugikannya b. bakteri parasit membutuhkan makhluk hidup lain sebagai tempat menumpang c. bakteri parasit juga memanfaatkannya sebagai nutrisi d. bakteri parasit adalah bakteri pengurai e. bakteri parasit membutuhkan makhluk tersebut
Gambar 4.6 Soal nomor 11 Kategori jawaban miskonsepsi mendominasi jawaban siswa pada soal ini. Sebanyak 51.43% siswa mengalami miskonsepsi. Jumlah ini juga merupakan jumlah miskonsepsi terbesar selain miskonsepsi yang terjadi pada soal nomor 6. 28.57% diantaranya teridentifikasi memiliki pemahaman
bakteri parasit
mendapatkan sumber makanan dari inangnya karena bakteri parasit membutuhkan makhluk hidup lain sebagai tempat menumpang saja. Kesalahan ini terjadi karena sebagian besar siswa berpendapat bahwa inang bagi bakteri parasit hanyalah sebagai tempat menumpang untuk hidup, bukan sebagai tempat penghasil makanan bagi mereka.
70
7.
Subkonsep Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada subkonsep peranan bakteri dalam
kehidupan, maka siswa diminta menjawab soal nomor 12 sampai dengan 14. Soal yang akan dibahas pada subkonsep ini adalah soal yang menunjukkan respon kategori miskonsepsi siswa paling tinggi, yaitu nomor 12. Soal nomor 12 dapat dilihat pada gambar 4.7. Berikut ini adalah bakteri yang menguntungkan adalah… a. Streptococcus basilus b. Streptomyces Venezuela c. Bordetella pertussis d. Actynomyces bovis e. Treponema pallidum Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri tersebut berperan dalam sistem pencernaan kita b. karena dapat menghasilkan bakteri baru c. karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotic d. karena dapat bersimbiosis dengan akar tanaman polong. e. karena bakteri tersebut adalah satu-satunya bakteri yang menguntungkan makhluk hidup
Gambar 4.7 Soal nomor 12 Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal ini sebesar 28.57%. 14.29% di antaranya memilih Streptomyces venezuela sebagai bakteri yang menguntungkan karena bakteri ini bersimbiosis dengan akar tanaman polong. Dominansi jawaban siswa pada soal ini ada pada kategori menebak, yaitu sebesar 51.43%. Jumlah ini tergolong tinggi dibandingkan dengan nomor-nomor lainnya. Sebanyak 14.29% di antaranya memilih Streptococcus basilus sebagai salah satu bakteri yang menguntungkan karena bakteri tersebut berperan dalam sistem pencernaan kita. Sebanyak 11.43% diantaranya memilih Streptococcus basilus sebagai bakteri yang menguntungkan karena bakteri ini bersimbiosis dengan akar tanaman polong.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa terjadi miskonsepsi pada seluruh subkonsep pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria dengan persentase rata-rata 31.12%. Subkonsep dengan persentase miskonsepsi tertinggi adalah subkonsep reproduksi bakteri, yaitu sebesar 51.43%. Subkonsep dengan
71
persentase miskonsepsi terendah adalah subkonsep ciri-ciri Archaebacteria, yaitu sebesar 79.28%. Salah satu penyebab miskonsepsi yang terjadi adalah peran guru dalam kegiatan pembelajaran yaitu pada aspek pembukaan pembelajaran, penggunaan strategi pembelajaran, dan penutup pembelajaran. Tidak adanya apersepsi pada awal pembelajaran membuat gagasan-gagasan awal tertentu pada siswa yang mungkin salah masih terdapat dalam struktur kognitif siswa. Hal tersebut akan mengganggu
asimilasi
pengetahuan
siswa.
Cara
mengajar
guru
yang
membosankan membuat sebagian besar siswa tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan baik. Hal ini terjadi karena anak-anak dibiarkan membangun pengetahuannya sendiri tanpa bimbingan yang baik. Tidak adanya tugas yang diberikan dan dikoreksi oleh guru membuat guru sulit untuk mengetahui kesulitan dan miskonsepsi pada siswa, sehingga tidak dapat dilakukan pembelajaran remidiasi. Selain miskonsepsi, pada tes TTMC ini ditemukan persentase menebak sebagai kategori yang mendominasi hampir di setiap subkonsep. Persentase menebak terbesar terdapat pada subkonsep ciri-ciri Archaebactreia, dimana pada subkonsep ini persentase miskonsepsi justru adalah persentase terendah dari seluruh subkonsep. Jika jawaban siswa dianalisis berdasarkan jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama dan yang menjawab benar pada kedua tingkat pertanyaan, maka diperoleh hasil bahwa jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama lebih besar dibandingkan jumlah siswa yang menjawab benar pada kedua tingkat pertanyaan. Inilah salah satu kelebihan twotier. Siswa yang dapat menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama belum tentu dapat menjawab dengan benar pertanyaan di tingkat selanjutnya. Hal ini dikarenakan respon pada pertanyaan tingkat pertama relatif mudah, tetapi pertanyaan tingkat
kedua membutuhkan penyelidikan secara mendalam
pemahaman dibalik jawaban pada tingkat pertama.33 Bagi mereka yang tidak
33
Treagust, loc. cit.
72
memahami konsep secara menyeluruh akan kesulitan untuk menjawab pertanyaan di tingkat kedua.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh dari tes diagnostik two-tier multiple choice (TTMC) terhadap siswa kelas X-IPA-4 SMAN 26 Jakarta, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi teridentifikasi di setiap subkonsep pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria dengan rerata sebesar 31.12%. Urutan subkonsep yang teridentifikasi miskonsepsi dari yang memiliki persentase tertinggi adalah sebagai berikut: cara bakteri mendapatkan nutrisi (51.43%), reproduksi
bakteri
(48.57%),
pengelompokan
Archaebacteria
(41.43%),
Pengelompokan Eubacteria (34.28%), peranan bakteri dalam kehidupan (19.99%), ciri-ciri Eubacteria (19.28%), dan ciri-ciri Archaebacteria (2.86%).
B. Saran Setelah penelitian dilakukan, saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru agar lebih variatif dalam menentukan strategi mengajar sehingga para siswa dapat mengonstruk pengetahuannya dengan baik. 2. Ketika menemukan miskonsepsi pada siswa, guru diharapkan segera meremediasinya agar pemahaman yang salah tidak menggangu pemahaman siswa pada konsep lain yang masih berkaitan dengan konsep tersebut. 3. Untuk meminimalisasi miskonsepsi, sebaiknya guru melakukan apersepsi di awal pembelajaran dengan metode yang sederhana, misalnya dengan menggunakan metode tanya jawab kepada beberapa siswa. Pemberian penguatan kesimpulan di setiap akhir pembelajaran dan pemeriksaan tugas kelompok/individu juga perlu dilakukan agar pemahaman konsep siswa semakin baik. 4. Bagi peneliti lain agar mempertimbangkan instrumen TTMC ini untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep Biologi lainnya.
73
74
5. Pembuatan soal-soal tes diagnostik TTMC dapat pula diarahkan menjadi soalsoal yang mengandung hubungan sebab akibat.
DAFTAR PUSTAKA Abraham, Michel R. et al. Understanding and Misunderstanding of Eight Grader of Five Chemistry Concept Found in Textbook. Journal of Research in Science Teaching. 29, 1992. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Baharuddin. Pendidikan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009. Budiningsih, C. Asih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Chandrasegarana, A. L. et al. The Development of a Two-tier Multiple-Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation. Chemistry Education Research and Practice. 8, 2007. Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Firiana, Nurayu. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI pada Konsep Stoikometri. skripsi UIN, 2012. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Haslam, Filocha dan Treagust, David F. Diagnosing Secondary Students’s Misconceptions of Photosynthesis and Respiration in Plants using a two-Tier Multiple Choice Instrumen. Journal of Biologycal Education. 21, 1987. Kemedikbud 2013, Kompetensi Dasar Kurikulum 2013, http://www.pendidikandiy.go.id/file/mendiknas/kurikulum-2013-kompetensi-dasar-sd-ver-3-32013.pdf, diakses pada 5 April 2014, pukul 22.00 WIB. Krismanto, Al. “Beberapa Teknik, Model, dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika”. Disampaikan pada Pelatihan Instruktur/Pengembang SMU. 28 Juli-10 Agustus 2003. Yogyakarta: Depdiknas, 2003. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Muniri. “Karakteristik Berpikir Intuitif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika”. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema”. Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik, 9 November. Yogyakarta: FMIPA UNY, 2013.
75
76
Purwanto, Ngalim. Evaluasi hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. _____. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Pusat Bahasa Kemdiknas RI, http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, 19 Desember 2013 pukul 14.32 WIB. Sadler, Philip M. 2005. The Relevance of Multiple-Choice Tests in Assessing Science Understanding. In: Mintzes, Joel J, Novak, Joseph D, Wandersee, James H (eds). Assessing Science Understanding. 2nd ed. Elsevier Academic Press: London. p. 250. Sapuroh, Siti, “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera”. Skripsi UIN Jakarta: 2010. Soekadji, Sutarlinah. Guessing: Instructured or Discouraged Penalized or Unpenalized. Jurnal Psikologi, 1999. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. Sudjadi, Bagod. Biologi 1. Jakarta: Yudhistira, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Suparno, Paul. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo, 2005. Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Tarwoko, Edy, “Reduksi Miskonsepsi Bakteri Siswa-siswa SMAN 1 Sambung Macan dengan Pembelajaran Modul dan Lembar Kerja Siswa”, Tesis pada pascasarjana UNS: 2005. Tidak dipublikasikan.
77
Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Tayubi, Yuyu R. Identifikasi Menggunakan Certainly of Response Index (CRI). Jurnal Pendidikan. 24, 2005. TIMSS and PIRLS, “TIMSS 2011 International Result in Science”, http://timss.bc.edu/data-release-2011/pdf/Overview-TIMSS-and-PIRLS-2011 Achievement.pdf, diakses pada 2 April 2014, pukul 04:15 WIB. Treagust, David F. Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students’s Misconceptions in Science. Journal Science Education. 10, 1988. _____. “Diagnostic Assessment in Science as a Means to Improving teaching, Learning, and Retention”. UniServe Science Assessment Symposium Proceedings, 2006 Tsui, Chi-Yan dan Treagust, David F. Evaluating Secondary Students’ Scientific Reasoning in Genetics Using a Two-Tier Diagnostic Instrumen. International Journal of Science Education. 32- 8, 2010. Tuysuz, Cengiz. Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess Student’s Misunderstanding in Chemistry. Scientific Research and Essay. 4, 2009. Wang, Jing Ru. Development and Validation of a Two-Tier Instrument to Examine Understanding of Internal Transport in Plants and The Human Circulation System. International Journal of Science and mathematics Education. 4, 2004.
Lampiran 1. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
Jenjang Sekolah : MAN 13 Jakarta Mata Pelajaran : Biologi Jumlah pertanyaan : 17 Bentuk wawancara : Terbuka Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi ciri-ciri archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis No
Sub Konsep
1
Ciri-ciri dan Pengelompokkan Archaebacteria
2
Ciri-ciri Eubacteria
Pertanyaan wawancara
1. 2.
3. 4.
5.
Apa yang Kamu ketahui tentang Archaebacteria? Apa ciri-cirinya? Bagaimana pengelompokan Archaebacteria? (Berdasarkan apa?) - Ada kelompok apa saja? apa ciri tiap kelompok? berikan contohnya masing-masing! Apa saja perbedaan dan persamaan antara Eubacteria dan Archaebacteria yang Kamu ketahui? Apa yang Kamu ketahui tentang ciri-ciri Eubacteria? - prokariot/eukariot - ukuran - habitat - struktur tubuhnya terdiri dari apa saja? Berilah nama dan keterangan fungsi untuk gambar di bawah ini!
No Pilihan GKamuTerkai t 1, 2 4, 12, 13, 14, 15, 16
3 5, 11
6, 7, 8, 9
78
3
Menjelaskan Pengelompokkan Eubacteria
6. Apa yang Kamu ketahui tentang pengelompokkan berbagai jenis Eubacteria? Termasuk kelompok apakah bakteri di bawah ini?
Beri nama dan penjelasan untuk gambar-gambar di atas! 7. Termasuk kelompok apakah bakteri di bawah ini? Beri nama dan penjelasan, untuk gambar-gambar di bawah ini!
8. Termasuk kelompok apakah bakteri di bawah ini? Beri nama, penjelasan, dan contoh untuk gambar-gambar di bawah ini!
19, 20
19, 20
17, 20
79
9. Beri nama dan penjelasan untuk gambar-gambar di bawah ini!
4
Menjelaskan Reproduksi Bakteri
10. Apa yang Kamu ketahui tentang bakteri gran positif dan bakteri gram negatif? Adakah manfaat bagi kehidupan, di bidang apa? jelaskanlah! 11. Bagaimana cara bakteri bereproduksi? (Sexual/aseksual), apa keuntungan masing-masing proses? (cepat/lambatnya, jumlah keturunan, variasi genetiknya) 12. Berikanlah nama, penjelasan umum dan tahapan reproduksi bakteri berikut ini! (nama peristiwa, hasil keturunan, sifat genetiknya, seksual/aseksual)
13. Berikanlah penjelasan umum untuk kurva berikut ini dari A-D!
18
21, 35 26 27
23
80
14. Berikanlah nama, penjelasan umum dan tahapan reproduksi bakteri berikut ini!
24
15. Berikanlah nama, penjelasan umum dan tahapan reproduksi bakteri berikut ini!
25
81
5
Menjelaskan cara bakteri mendapatkan nutrisi
6
Menjelaskan Peranan Bakteri Dalam Kehidupan
16. Apa yang Kamu ketahui tentang cara bakteri mendapatkan nutrisi? Apa yang Kamu ketahui tentang istilah berikut ini, serta berikan contohnya masing-masing: - Autotrof - Kemoautotrof - Fotoautotrof - Parasit - Saprofit - Aerob - Anaerob Apa yang akan terjadi apabila ketersediaan nutrisi dan habitat yang kurang menguntungkan pada bakteri? 17. Bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan? (menguntungkan/merugikan) Apa saja contohnya yang merugikan? apa yang menguntungkan? Jelaskan! Jodohkanlah tabel berikut! Keterangan Nama bakteri 1. Nata de coco a. Actynomyces bovis 2. Radang paru-paru b. Streptococcus pneumonia 3. Bengkak rahang c. Treponema pallidum 4. Sifilis d. Rhizobium leguminosarum 5. Difteri e. Corynebacterium diphteriae
10, 28, 29, 31, 32, 33
22, 30, 34, 36, 37, 38, 40
82
6. 7. 8. 9.
Kolera Akar tanaman polong Produk olahan susu
Membantu mencerna makanan di usus 10. Batuk rejan 11. Penyebab tetanus 12. TBC
f. g. h. i.
Acetobacter xylinum Bordetella pertussis Mycobacterium tuberculosis Vibrio cholerae
j. k. l.
Lactobacillus E. Coli Clostridium tetani
Sebutkan bakteri yang berperan dalam mengikat nitrogen untuk tanaman tingkat tinggi!
83
Lampiran 2. Kisi-Kisi Tes Pilihan Ganda Beralasan Bebas KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA BERALASAN BEBAS Jenjang sekolah
:
MAN 13 Jakarta
Mata pelajaran
:
Biologi
Alokasi waktu
:
90 menit
Jumlah soal
:
40 soal
Bentuk soal
:
Pilihan ganda beralasan bebas
Kompetensi Inti
:
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Dasar
Indikator Mengidentifika si Ciri-ciri Archaebacteria
:
3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis
Indikator Soal Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria
Soal Yang merupakan ciri Archaebacteria adalah …. a. membran inti selnya tersusun dari lipid dan protein b. tidak mempunyai membran sel c. hidup dimana saja d. membran sel tersusun dari peptidoglikan e. tidak menyebabkan penyakit
Tingkat kognitif
No. Soal
Jawaban
C1
1
E, tidak ada penyakit yang disebabkan oleh Archaebacte ria
C2
2
E, tidak mungkin mereka
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjelaskan habitat Archaebacteria
Habitat bagi Archaebacteria adalah lingkungan berikut ini, kecuali …. a. lingkungan yang kadar Oksigennya sedikit
83
b. c. d. e.
kolam sulfur kawah gunung rawa-rawa Sungai Amazon
hidup di sana karena mereka hidup di lingkungan ekstrim.
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Membedakan struktur Archaebacteria dan Eubacteria
Yang merupakan perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria adalah …. a. DNA-nya b. habitatnya c. keberadaan membran inti sel d. keberadaan membran sel e. keberadaan dinding sel
C3
3
B, Archaebacte ria dapat tinggal di lingkungan ekstrim sementara Eubacteria tidak
C4
4
D, mereka mampu hidup di tempat dengan suhu yang tinggi
C1
5
C, tidak memiliki membran inti sel
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menganalisis ciri Archaebacteria (nanya guru)
Pada sebuah geiser di Nevada, koloni berwarna jingga dan kuning tumbuh di dalam air panas, kemungkinan mereka adalah …. a. endospora b. Eubacteria c. Metanogen d. Termoasidofili e. Halobacterium Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Mengidentifika si Ciri-ciri Eubacteria
Mengidentifikasi ciri-ciri bakteri berdasarkan membran intinya
Berdasarkan ada atau tidaknya membran inti sel, bakteri termasuk dalam kelompok…. a. Eukariot b. Eubacteria c. Prokariotik d. Archaebacteria e. Prokariotik aseluler Alasan untuk jawaban saya adalah ….
84
Menganalisis fungsi struktur tubuh Eubacteria
C2
6
A, alat pelekat pada makanan atau bakteri lain yang disebut sebagai fili
C5
7
D, bakteri bergerak menggunaka n flagel
C2
8
D, bagian tersebut berada pada
Bagian yang berlabel F berfungsi untuk …. a. alat pelekat pada makanan atau bakteri lain b. alat untuk bergerak secara acak c. saluran reproduksi d. untuk mengikat makanan e. untuk pertahanan tubuh dari racun musuh Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menghubungkan strukturnya
fungsi
struktur
bakteri
dengan
Bakteri adalah mikroorganisme dengan pergerakan yang acak, namun terkadang melakukan gerak taksis (berarah). Struktur pada bakteri yang berperan untuk pergerakan tersebut ditunjukkan adalah bagian yang berlabel…. a. C b. B dan F c. F d. B e. B, C, dan F Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menjelaskan fungsi struktur tubuh bakteri (salah)
Fungsi kapsul pada tubuh bakteri kecuali…. a. melindungi tubuh bakteri bagian dalam b. melindungi diri dari racun
85
c. d. e.
mencegah rusaknya tubuh bakteri tempat menempel pada makanan tempat motor (penggerak) flagel dan fili berada
dinding sel
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menetukan struktur tubuh Eubacteria
Berdasarkan gambar no.6, bagian tubuh Eubacteria yang disebut nukleoid ditunjukkan oleh label…. a. H b. A c. D d. A dan D e. A dan H
C3
9
B, berupa materi genetik yang tidak diselubungi membran inti sel
C4
10
A, bentuk ini adalah bentuk dorman dari bakteri
C3
11
C, Eubacteria termasuk prokariotik
C1
12
C, mereka hanya
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menyimpulkan ciri-ciri Eubacteria
Seperti makhluk hidup lainnya, bakteri juga memerlukan nutrisi untuk hidup. Namun ada saat dimana bakteri akan kekurangan nutrisi, beberapa bakteri akan…. a. membentuk endospora b. mati c. mengkristalkan diri sementara d. memanfaatkan nutrisi yang ada e. tidak mampu bereproduksi Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menyimpulkan cirri-ciri Eubacteria
Berikut ini adalah ciri-ciri dari Eubacteria yang tepat adalah…. a. sudah mempunyai membran inti sel. b. dapat ditemukan di semua tempat c. belum mempunyai membran inti sel d. sebagian Eubacteria sudah memiliki klorofil sendiri e. seluruh jenisnya menyebabkan penyakit pada manusia Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menjelaskan Pengelompokka
Menyebutkan contoh Archaebacteria yang
Salah satu contoh Arcaebacteria adalah… a. Bakteri ungu
86
n Archaebacteria
b. c. d. e.
Bakteri hijau Pereduksi sulfur Halofil aerobic Ganggang
terdapat di mata air panas
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjelaskan dasar pengelompokkan Archaebacteria
Klasifikasi/pengelompokan Archaebacteria didasarkan pada…. a. bentuk tubuhnya b. klasifikasinya c. habitatnya d. flagelnya e. ada atau tidaknya membran inti sel
C2
13
C, Archaebacte ria hidup di salinitas dan suhu tingggi dan keadaan anaerob
C3
14
E, mereka tinggal di tempat dengan suhu ekstrim
C5
15
E, mereka menyukai suasana anaerob
C4
16
E, mereka
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Mengelompokkan Archaebacteria (bertanya pada guru)
Sementara itu, Sulfolobus termasuk dalam kelompok…. a. Termoproteus b. Termoplasma c. Pereduksi sulfur d. Sulfologen e. Termoasidofili Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menghubungkan kelompok Archaebacteria dengan cara mempertahankan hidupnya
Metanogen adalah kelompok Archaebacteria. Mereka hidup di lingkungan yang ekstrim. Berikut ini pernyataan yang tepat mengenai Metanogen dalam mempertahankan hidupnya adalah…. a. menggunakan O2 untuk menghasilkan gas metana b. menggunakan gas organik untuk menghasillkan gas metana c. akan menghindari keberadaan CO2 d. mengubah Hidrogen menjadi gas metana e. hidup di saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi dan herbivora lain) Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menyimpulkan klasifikasi Archaebacteria berdasarkan
Setelah hujan lebat di musim panas, Danau Owens di California
87
habitatnya.
dapat mengandung air yang sedemikian panas dan asin sehingga dapat membuat kulitmu terbakar dan dehidrasi. Kadar garam dapat mencapai 32% lebih dari sembilan kali air laut. Organisme yang mungkin terdapat di dasar laut itu adalah…. a. Bakteri hijau b. ganggang c. Bakteri ungu d. Termoplasma e. Halobacterium
hidup di lingkungan dengan salinitas tinggi
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjelaskan Pengelompokka n Eubacteria
Menyebutkan salah satu kelompok bakteri sesuai gambar yang disajikan
C1
17
A, karena seperti batang dan tersusun seperti rantai
C3
18
D, berflagel 1=monotrik, di salah satu sisi=lofotrik, di kedua sisi=amfitrik , di seluruh permukaan tubuh=peritri k
Gambar di atas merupakan bakteri yang berbentuk…. a. streptobasil b. tetrabasil c. streptococcus d. tetracoccus e. stafilobasil Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjodohkan bentuk-bentuk flagel bakteri dengan gambar
Urutan P-Q-R-S yang benar adalah…. a. monotrik, lofotrik, peritrik, amfitrik b. monotrik, peritrik, lofotrik, amfitrik c. monotrik, amfitrik, peritrik, lofotrik d. monotrik, lofotrik, amfitrik, peritrik e. monotrik, amfitrik, lofotrik, peritrik
88
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Mendeskripsikan bakteri berdasarkan bentuknya
Gambar manakah yang merupakan bakteri sarkina?
C2
19
A, terdiri dari empatempat coccus seperti kubus
C4
20
E, seperti rantai panjang dan seperti kubus
a.
b.
c.
d.
e. Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menghubungkan namanya
berbagai
bentuk
bakteri
dengan
Pasangan nama bakteri dan bentuknya yang tepat adalah Nama Bentuk bakteri A. Streptokokus
89
B. Stafilokokus
C. Sarcina
D. streptobasil a. b. c. d. e.
B saja A saja B dan C A dan C C dan D
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menganalisis kelompok bakteri berdasarkan deskripsi yang diberikan
Suatu koloni bakteri pada sebuah kaca preparat diberi pewarna kristal violet. Setelah dibilas dengan alkohol, ternyata pewarna kristal violet tidak hilang setelah diamati dibawah mikroskop. Jenis bakteri dari kelompok apakah yang digunakan dalam praktikum tersebut? a. bakterei gram negatif b. bakteri gram positif c. Archaebacteria d. Bakteri ungu e. Eubacteria
C4
21
B, karena bakteri ini memiliki dinding sel yang tebal
C5
22
A, karena gejala di atas adalah gejala radang paruparu yang
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menghubungkan jenis penyakit dan bakteri yang menyebabkannya
Ditemukan suatu penyakit dengan ciri-ciri batuk berdahak (berlendir, kehijauan, atau nanah), sesak napas, demam, batuk, nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik napas dalam atau terbatuk). Kemungkinan nama penyakit dan bakteri penyebab penyakit tersebut adalah….
90
a. b. c. d. e.
disebabkan Streptococcu s pneumonia
radang paru-paru, Streptococcus pneumonia batuk rejan, Actynomyces bovis batuk rejan, Mycobacterium tuberculosis dipteri, Acetobacter xylinum bengkak rahang, Bordetella pertussis
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjelaskan Reproduksi Bakteri
Mengidentifikasi fase reproduksi bakteri berdasarkan kurva yang disajikan
C2
23
E, reproduksi tetap berjalan seiring sesuai ketersediian nutrisi
C3
24
B, karena perpindahan materi genetik terjadi secara terbuka tanpa melalui kontak langsung
Berdasarkan kurva pertumbuhan bakteri, proses reproduksi bakteri akan terjadi secara maksimal pada tahap no…. a. A b. A dan C c. B dan C d. C e. B Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjelaskan reproduksi bakteri berdasarkan gambar yang diberikan
Penjelasan yang tepat untuk gambar di atas adalah….
91
a. b. c. d. e.
merupakan proses konjugasi merupakan proses transformasi merupakan proses pembelahan biner merupakan proses reproduksi seksual proses transfer materi genetik dari 1 bakteri ke bakteri lain dengan perantara
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menganalisis perkembangbiakan bakteri
C4
25
A, keturunan yang dihasilkan adalah rekombinan
Kemungkinan X adalah …. a. A+ b. A+Bc. AB d. Be. A-B-
92
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menyebutkan keuntungan reproduksi aseksual
Berikut ini pernyataan yang tepat mengenai keuntungan dari reproduksi aseksual bakteri yaitu…. a. tidak ada keuntungan dari proses tersebut b. prosesnya cepat c. mendapatkan keturunan dengan variasi genetik d. jumlah keturunan yang dihasilkan sedikit e. membutuhkan materi genetik yang banyak
C1
26
B, karena proses ini membutuhka n waktu yang singkat
C5
27
C, 2n, n adalah banyaknya pembelahan
C1
28
C, karena dapat memproduks i makanan sendiri
C5
29
D, memperoleh nutrisi dari unsur kimia
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Memprediksi hasil pembelahan biner pada bakteri
Dalam 20 menit sekali sebuah bakteri melakukan pembelahan biner, maka dalam 2 jam berapa banyak bakteri yang ada? a. 12 sel bakteri b. 127 sel bakteri c. 64 sel bakteri d. 128 bakteri e. 16 bakteri Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menjelaskan cara bakteri mendapatkan nutrisi
Menyebutkan karakteristik bakteri dalam memperoleh makanan (bertanya pada guru)
Berdasarkan cara mendapatkan nutrisinya, bakteri yang memiliki klorofil, tergolong dalam kelompok …. a. kemoautotrof b. produsen c. autotrof d. cyanobacteria e. Eubacteria Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menghubungkan habitat bakteri dengan nutrisi yang diperlukan (Salah)
Bakteri yang hidup pada akar tumbuhan tingkat tinggi akan membantu tumbuhan dalam menyerap Nitrogen dari udara. berdasarkan nutrisi yang didapatkannya, bakteri jenis ini termasuk bakteri …. a. parasit
93
b. c. d. e.
saprofit aerob kemoautotrof heterotrof
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menganalisis bakteri pada suatu substrat (bertanya guru)
Cicak yang telah mati akan mengeluarkan bau. kemungkinan jenis bakteri yang memanfaatkan tubuh cicak sebagai sumber nutrisi adalah…. a. bakteri heterotrof b. bakteri parasit c. bakteri saprofit d. Eubacteria e. bakteri kemoautotrof
C4
31
C, mereka mengambil nutrisi dari bangkai
C2
32
A, bakteri parasit mengambil nutrisi darinya dan merugikanny a
C4
33
C, karena bakteri tersebut tidak dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang terdapat Oksigen
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Bakteri parasit mendapatkan sumber makanan dari …. a. inangnya b. bangkai c. kotoran d. sel bakteri lain e. bahan anorganik
Menjelaskan nutrisi yang dibutuhkan bakteri
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menyimpulkan cara (bertanya guru)
metabolisme
bakteri
anaerob
Pada suatu substrat glukosa, terjadi reaksi penguraian glukosa oleh bakteri sebagai berikut: C6H12O6 2CH3CHOHCOOH + energi Glukosa asam susu/laktat + energi Kehadiran Oksigen pada lingkungan bakteri tersebut dapat menyebabkan kematian pada bakteri. Bakteri apakah yang dimaksud? a. Glusanobacterium b. Lactobacillus c. bakteri anaerob obligat d. bakteri aerob
94
e.
bakteri anaerob fakultatif
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjelaskan Peranan Bakteri Dalam Kehidupan
Menentukan bakteri yang menguntungkan bagi manusia
Berikut ini adalah bakteri yang menguntungkan adalah… a. Streptococcus basilus b. Streptomyces venezuela c. Bordetella pertussis d. Actynomyces bovis e. Treponema pallidum
C3
34
B, karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotik
C1
30
B, karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotik
C2
35
D, bisa menjadi dasar pembuatan obat
C3
36
B, bakteri tersebut dapat mengikat Nitrogen
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menyebutkan spesies bakteri yang bermanfaat manusia
Di antara spesies bakteri di bawah ini yang bermanfaat bagi manusia adalah…. a. Streptococcus basilus b. Streptomyces venezuela c. Streptococcus basilus d. Corynebacterium diphteriae e. Treponema pallidum Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Menjelaskan peranan teknik pewarnaan gram bakteri dalam kehidupan (bertanya guru)
Teknik pewarnaan gram pada bakteri bermanfaat dalam hal …. a. pangan b. pengetahuan c. percobaan di laboratorium d. kesehatan e. farmasi Alasan untuk jawaban saya adalah ….
Memilih pernyataan yang tidak tepat tentang peranan bakteri dalam kehidupan (belum di cek)
Berikut ini adalah pasangan bakteri dan peranannya dalam kehidupan yang tepat adalah…. a. Lactobacillus untuk membuat nata de coco b. Clostridium pasteurinum bersimbiosis dengan akar tanaman polong c. Nitrobacter untuk membuat makanan
95
d. e.
Streptomyces venezuela menyebabkan sakit pada hewan. Treponema pallidum penyebab berguna untuk kesehatan
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menganalisis peranan Nitrobacter bagi tumbuhan tingkat tinggi (Salah)
Nitrogen adalah salah satu unsur kimia yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Namun, tanaman pada umumnya hanya dapat mengambil nitrogen dari udara bebas di atmosfer. Oleh karena itu, tanaman mencukupi kebutuhan Nitrogennya dengan cara berikut ini, kecuali? a. bersimbiosis dengan Nitrosococcus b. bersimbiosis dengan Nitrosomonas c. bersimbiosis dengan Rhizobium d. bersimbiosis dengan Nitrobacter e. bersimbiosis dengan Nitrosobasil
C4
37
E, bakteri tersebut tidak termasuk bakteri pengikat Nitrogen
C5
38
C, bakteri tersebut adalah bakteri penghasil zat asam
C3
39
D, bakteri tersebut bermanfaat mengikat Nitrogen untuk mencukupi
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menyimpulkan reaksi dalam proses pembuatan produk bioteknologi (bertanya guru)
Perhatikan reaksi pembentukan asam cuka berikut: CH3CH2OH + O2 CH3COOH + H2O + Energi Etanol + Oksigen asam cuka + energi Berdasarkan nutrisi yang dihasilkannya, agar berlangsung dibutuhkan peran dari bakteri…. a. asam b. Aerob c. Acetobacter d. Nitrobacter e. Lactobacillus
reaksi
dapat
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menjelaskan peranan bakteri
Di antara pasangan bakteri dan peranannya yang tepat di bawah ini adalah …. a. Actynomyces bovis penyebab batuk rejan b. Mycobacterium tuberculosis, penyebab radang paru-paru c. Lactobacillus menyebabkan penyakit pada manusia d. Clostridium pasteurinum bersimbiosis dengan akar tanaman polong
96
e.
Nitrobacter untuk membuat makanan
kebutuhan tumbuhan
Alasan untuk jawaban saya adalah …. Menyimpulkan peranan timbal balik bakteri bagi pencernaan manusia.
Berdasarkan penelitian, ternyata sudah sejak dahulu bakteri hidup berdampingan dengan manusia. Selain dapat ditemui di luar tubuh, bakteri juga terdapat di dalam tubuh kita, mulai dari mulut hingga anus dan organ-organ lain di tubuh kita. Hubungan antara tubuh manusia dan bakteri yang tepat sesuai dengan ilustrasi di atas adalah… a. bakteri merusak sistem dalam tubuh kita b. bakteri yang ada di tubuh kita selalu merugikan c. bakteri tersebut kadang menguntungkan dan merugikan bagi manusia d. bakteri tersebut menguntungkan bagi manusia e. bakteri adalah parasit dimanapun ia berada.
C6
40
D, bakteri tersebut dapat membantu pencernaan manusia
Alasan untuk jawaban saya adalah ….
97
Lampiran 3. Kisi-Kisi Tes TTMC untuk Uji Reliabilitas KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP (TWO-TIER MULTIPLE CHOICE) Jenjang sekolah
:
MAN 13 Jakarta
Mata pelajaran
:
Biologi
Alokasi waktu
:
90 menit
Jumlah soal
:
40 soal
Bentuk soal
:
Pilihan ganda beralasan tertutup
Kompetensi Inti
:
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Dasar
Indikator Mengidentifika si Ciri-ciri Archaebacteria
:
3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis
Indikator Soal Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria
Soal Yang merupakan ciri Archaebacteria adalah …. a. membran inti selnya tersusun dari lipid dan protein b. tidak mempunyai membran sel c. hidup dimana saja d. membran sel tersusun dari peptidoglikan e. tidak menyebabkan penyakit
Tingkat kognitif
No. Soal
Jawaban
C1
1
E-D
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka termasuk organisme prokariotik b. membran selnya tersusun dari lipoprotein
104
Menjelaskan habitat Archaebacteria
Membedakan struktur Archaebacteria dan Eubacteria
Menganalisis ciri Archaebacteria (nanya guru)
c. membran selnya tersusun dari peptidoglikan d. tidak ada penyakit yang disebabkan oleh Archaebacteria e. mereka dapat ditemukan di lingkungan ekstrim Habitat bagi Archaebacteria adalah lingkungan berikut ini, kecuali …. a. lingkungan yang kadar Oksigennya sedikit b. kolam sulfur c. kawah gunung d. rawa-rawa e. Sungai Amazon Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. tidak mungkin mereka hidup di sana karena mereka hidup di lingkungan ekstrim. b. tempat tersebut mempunyai kadar asam dan suhu yang tinggi. c. ada beberapa jenis Archaebacteria yang membutuhkan Oksigen. d. tempat tersebut bukan termasuk lingkungan yang ekstrim. e. tempat tersebut memiliki suhu yang tinggi. Yang merupakan perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria adalah …. a. DNA-nya b. habitatnya c. keberadaan membran inti sel d. keberadaan membran sel e. keberadaan dinding sel Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Archaebacteria termasuk prokariotik, sementara Eubacteria termasuk eukariotik b. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim sementara Eubacteria tidak c. Archaebacteria memiliki RNA, sementara Eubacteria memiliki DNA. d. Archaebacteria dan Eubacteria termasuk prokariot. e. Eubacteria memiliki dinding sel dari peptidoglikan, sementara Archaebacteria tidak. Pada sebuah geiser di Nevada, koloni berwarna jingga dan kuning tumbuh di dalam air panas, kemungkinan mereka adalah ….
C2
2
E-A
C3
3
B-B
C4
4
D-A
105
a. b. c. d. e.
Mengidentifika si Ciri-ciri Eubacteria
Mengidentifikasi ciri-ciri bakteri berdasarkan membran intinya
endospora Eubacteria Metanogen Termoasidofili Halobacterium
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka mampu hidup di tempat dengan suhu yang tinggi b. mereka hidup di lingkungan yang ekstrim c. mereka hidup pada suhu lebih dari 800 C dengan suhu optimum 70-1100C d. mereka akan terbentuk pada situasi yang ekstrim e. mereka hidup di kadar garam yang tinggi pada suhu air yang tinggi pula Berdasarkan ada atau tidaknya membran inti sel, bakteri termasuk dalam kelompok…. a. Eukariot b. Eubacteria c. Prokariotik d. Archaebacteria e. Prokariotik aseluler
C1
5
C-C
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. membran inti sel hanya terdapat pada kelompok tersebut b. tidak memiliki membran sel c. tidak memiliki membran inti sel d. mereka bukan suatu sel e. kelompok tersebut memiliki membran sel
106
Menganalisis fungsi struktur tubuh Eubacteria
C2
6
A-C
C5
7
D-D
Bagian yang berlabel F berfungsi untuk …. a. alat pelekat pada makanan atau bakteri lain b. alat untuk bergerak secara acak c. saluran reproduksi d. untuk mengikat makanan e. untuk pertahanan tubuh dari racun musuh
Menghubungkan strukturnya
fungsi
struktur
bakteri
dengan
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. flagel adalah alat untuk bergerak b. fili adalah alat untuk menghancurkan kapsid yang beracun c. fili untuk melekatkan diri dan jembatan konjugasi d. fili sebagai alat mencerna makanan e. fili sebagai alat masuk keluar makanan Bakteri adalah mikroorganisme dengan pergerakan yang acak, namun terkadang melakukan gerak taksis (berarah). Struktur pada bakteri yang berperan untuk pergerakan tersebut ditunjukkan adalah bagian yang berlabel…. a. C b. B dan F c. F d. B e. B, C, dan F Alasan untuk jawaban saya adalah ….
107
a. b. c. d. e. Menjelaskan fungsi struktur tubuh bakteri (salah)
Menetukan struktur tubuh Eubacteria
Menyimpulkan ciri-ciri Eubacteria
karena bagian-bagian tersebut dapat digunakan untuk bergerak bagian tersebut adalah fili, sebagai alat gerak bagian tersebut bekerjasama untuk bergerak bakteri bergerak menggunakan flagel dinding sel sebagai alat gerak
Fungsi kapsul pada tubuh bakteri kecuali…. a. melindungi tubuh bakteri bagian dalam b. melindungi diri dari racun c. mencegah rusaknya tubuh bakteri d. tempat menempel pada makanan e. tempat motor (penggerak) flagel dan fili berada Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. kapsul sebagai pelindung b. merupakan peran fili c. kapsul adalah bagian terluar dari bakteri d. bagian tersebut berada pada dinding sel e. karena tersusun dari peptidoglikan Berdasarkan gambar no.6, bagian tubuh Eubacteria yang disebut nukleoid ditunjukkan oleh label…. a. H b. A c. D d. A dan D e. A dan H Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bentuknya selalu melingkar b. berada di dalam dan berbentuk bulat c. tempat menyimpan materi genetik d. berupa materi genetik yang tidak diselubungi membran inti sel e. berfungsi sebagai alat reproduksi dan berbentuk seperti benang Seperti makhluk hidup lainnya, bakteri juga memerlukan nutrisi untuk hidup. Namun ada saat dimana bakteri akan kekurangan nutrisi, beberapa bakteri akan…. a. membentuk endospora
C2
8
E-D
C3
9
B-D
C4
10
A-E
108
b. c. d. e.
Menyimpulkan cirri-ciri Eubacteria
Menjelaskan Pengelompokka n Archaebacteria
Menyebutkan contoh Archaebacteria yang
mati mengkristalkan diri sementara memanfaatkan nutrisi yang ada tidak mampu bereproduksi
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. cara reproduksi tersebut membutuhkan jembatan fili b. mereka dapat dikatakan abiotik karena dapat mengkristalkan diri di saat darurat c. karena mereka kekurangan nutrisi dan tidak dapat bertahan d. melalui reproduksi tersebut, mereka akan mempertahankan diri e. bentuk ini adalah bentuk dorman dari bakteri Berikut ini adalah ciri-ciri dari Eubacteria yang tepat adalah…. a. sudah mempunyai membran inti sel. b. dapat ditemukan di semua tempat c. belum mempunyai membran inti sel d. sebagian Eubacteria sudah memiliki klorofil sendiri e. seluruh jenisnya menyebabkan penyakit pada manusia Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Eubacteria termasuk eukariotik b. Eubacteria termasuk prokariotik c. Terdapat beberapa jenis dari Eubacteria yang dapat membuat makanan sendiri d. Eubacteria termasuk bakteri patogen e. mereka juga dapat berada di lingkungan yang ekstrim Salah satu contoh Arcaebacteria adalah… a. Bakteri ungu b. Bakteri hijau c. Pereduksi sulfur d. Halofil aerobic e. Ganggang
C3
11
C-B
C1
12
C-B
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka merupakan golongan sulfologen b. mereka hanya terdapat di mata air panas c. mereka memiliki klorofil d. mereka bisa hidup dimana saja
109
Menjelaskan dasar pengelompokkan Archaebacteria
Mengelompokkan Archaebacteria (bertanya pada guru)
Menghubungkan kelompok Archaebacteria dengan cara mempertahankan hidupnya
e. mereka tidak membutuhkan O2 Klasifikasi/pengelompokan Archaebacteria didasarkan pada…. a. bentuk tubuhnya b. klasifikasinya c. habitatnya d. flagelnya e. ada atau tidaknya membran inti sel Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. dapat dibedakan dari struktur tubuhnya b. terdapat bermacam-macam flagel bakteri c. Archaebacteria hidup di salinitas dan suhu tingggi dan keadaan anaerob d. karena hidup mereka berbeda-beda sehingga pengelompokkannya berdasarkan klasifikasinya e. ada yang termasuk eukariot dan prokariot Sementara itu, Sulfolobus termasuk dalam kelompok…. a. Termoproteus b. Termoplasma c. Pereduksi sulfur d. Sulfologen e. Termoasidofili Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka tinggal di tempat dengan suhu ekstrim b. sesuai namanya yang mengandung sulfur, termasuk sulfologen c. mereka hidup di lingkungan bersulfur dan mengoksidasi sulfur d. masih berkerabat dengannya e. sama-sama tinggal di lingkungan ekstrim Metanogen adalah kelompok Archaebacteria. Mereka hidup di lingkungan yang ekstrim. Berikut ini pernyataan yang tepat mengenai Metanogen dalam mempertahankan hidupnya adalah…. a. menggunakan O2 untuk menghasilkan gas metana b. menggunakan gas organik untuk menghasillkan gas metana c. akan menghindari keberadaan CO2 d. mengubah Hidrogen menjadi gas metana e. hidup di saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi dan herbivora lain)
C2
13
C-C
C3
14
E-A
C5
15
E-E
110
Menyimpulkan klasifikasi Archaebacteria berdasarkan habitatnya.
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. sumber metana adalah gas tersebut b. zat tersebut dapat diubah menjadi gas metana c. karena hidup di lingkungan ekstrim d. metabolisme tubuh menghasilkan zat tersebut e. mereka menyukai suasana anaerob Setelah hujan lebat di musim panas, Danau Owens di California dapat mengandung air yang sedemikian panas dan asin sehingga dapat membuat kulitmu terbakar dan dehidrasi. Kadar garam dapat mencapai 32% lebih dari sembilan kali air laut. Organisme yang mungkin terdapat di dasar laut itu adalah…. a. Bakteri hijau b. ganggang c. Bakteri ungu d. Termoplasma e. Halobacterium
C4
16
E-A
C1
17
A-C
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka hidup di lingkungan dengan salinitas tinggi b. mereka membutuhkan panas untuk melakukan fotosintesis c. mereka bisa berada di lingkungan yang panas d. mereka termasuk golongan termoplasma e. mereka dapat dijumpai dimana saja Menjelaskan Pengelompokka n Eubacteria
Menyebutkan salah satu kelompok bakteri sesuai gambar yang disajikan Gambar di atas merupakan bakteri yang berbentuk…. a. streptobasil b. tetrabasil c. streptococcus d. tetracoccus e. stafilobasil Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena ada empat berjajar b. karena lebih dari dua dan memanjang c. karena seperti batang dan tersusun seperti rantai d. karena berbentuk oval dan tersusun
111
e.
karena bulat dan ada empat
Menjodohkan bentuk-bentuk flagel bakteri dengan gambar
C3
18
D-A
C2
19
A-E
Urutan P-Q-R-S yang benar adalah…. a. monotrik, lofotrik, peritrik, amfitrik b. monotrik, peritrik, lofotrik, amfitrik c. monotrik, amfitrik, peritrik, lofotrik d. monotrik, lofotrik, amfitrik, peritrik e. monotrik, amfitrik, lofotrik, peritrik
Mendeskripsikan bakteri berdasarkan bentuknya
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. berflagel 1=monotrik, di salah satu sisi=lofotrik, di sisi=amfitrik, di seluruh permukaan tubuh=peritrik b. berflagel 1=monotrik, di salah satu sisi=lofotrik, di sisi=peritrik, di seluruh permukaan tubuh=amfitrik c. berflagel 1=monotrik, di salah satu sisi=peritrik, di sisi=lofotrik, di seluruh permukaan tubuh=amfitrik d. berflagel 1=monotrik, di salah satu sisi=amfitrik, di sisi=peritrik, di seluruh permukaan tubuh=lofotrik e. berflagel 1=monotrik, di salah satu sisi=amfitrik, di sisi=lofotrik, di seluruh permukaan tubuh=peritrik Gambar manakah yang merupakan bakteri sarkina?
kedua kedua kedua kedua kedua
a. b.
c.
112
d.
e.
Menghubungkan namanya
berbagai
bentuk
bakteri
dengan
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. sarcina mempunyai 4 coccus b. berbentuk seperti kacang mete/mede c. berbentuk seperti spiral d. tersusun seperti anggur e. terdiri dari empat-empat coccus seperti kubus Pasangan nama bakteri dan bentuknya yang tepat adalah Nama Bentuk bakteri A. Streptokokus
C4
20
E-C
B. Stafilokokus
C. Sarcina
D. streptobasil a. b. c. d. e.
B saja A saja B dan C A dan C C dan D
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. seperti rantai coccus dan seperti kubus b. seperti anggur dan seperti kubus c. seperti rantai panjang dan seperti kubus
113
Menganalisis kelompok bakteri berdasarkan deskripsi yang diberikan
Menghubungkan jenis penyakit dan bakteri yang menyebabkannya
d. adalah coccus yang berantai e. adalah susunan coccus yang menyerupai buah anggur Suatu koloni bakteri pada sebuah kaca preparat diberi pewarna kristal violet. Setelah dibilas dengan alkohol, ternyata pewarna kristal violet tidak hilang setelah diamati dibawah mikroskop. Jenis bakteri dari kelompok apakah yang digunakan dalam praktikum tersebut? a. bakterei gram negatif b. bakteri gram positif c. Archaebacteria d. Bakteri ungu e. Eubacteria Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri mereka hidup di lingkungan dengan pH 1-2 b. karena termasuk dalam halofil ekstrim c. karena bakteri ini memiliki dinding sel yang tebal d. karena mereka resisten terhadap antibiotic e. karena mereka tidak resisten terhadap antibiotik Ditemukan suatu penyakit dengan ciri-ciri batuk berdahak (berlendir, kehijauan, atau nanah), sesak napas, demam, batuk, nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik napas dalam atau terbatuk). Kemungkinan nama penyakit dan bakteri penyebab penyakit tersebut adalah…. a. radang paru-paru, Streptococcus pneumonia b. batuk rejan, Actynomyces bovis c. batuk rejan, Mycobacterium tuberculosis d. dipteri, Acetobacter xylinum e. bengkak rahang, Bordetella pertussis
C4
21
B-C
C5
22
A-B
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena batuk berdarah adalah gejala batuk rejan dan disebabkan Mycobacterium tuberculosis b. karena gejala di atas adalah gejala radang paru-paru yang disebabkan Streptococcus pneumonia c. karena batuk yang parah adalah gejala batuk rejan dan disebabkan Actynomyces bovis d. karena gejala di atas adalah gejala dipteri dan disebabkan
114
e. Menjelaskan Reproduksi Bakteri
Acetobacter xylinum karena gejala di atas adalah gejala bengkak rahang sehingga batuk dan disebabkan Bordetella pertussis
Mengidentifikasi fase reproduksi bakteri berdasarkan kurva yang disajikan
C2
23
E-D
C3
24
B-C
Berdasarkan kurva pertumbuhan bakteri, proses reproduksi bakteri akan terjadi secara maksimal pada tahap no…. a. A b. A dan C c. B dan C d. C e. B Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. garis kurva tersebut awal kehidupan bakteri b. pertumbuhan terus berjalan seiring dengan waktu tanpa henti c. pada titik ini terjadi klimaks pertumbuhan d. reproduksi tetap berjalan seiring sesuai ketersediian nutrisi e. pertumbuhan terus berjalan sampai pada titik puncak Menjelaskan reproduksi bakteri berdasarkan gambar yang diberikan
Penjelasan yang tepat untuk gambar di atas adalah…. a. merupakan proses konjugasi b. merupakan proses transformasi
115
c. d. e.
merupakan proses pembelahan biner merupakan proses reproduksi seksual proses transfer materi genetik dari 1 bakteri ke bakteri lain dengan perantara
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri langsung masuk ke dalam tubuh bakteri dan membentuk rekombinan b. karena sel bakteri dan kromosom akan memproses transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain c. karena perpindahan materi genetik terjadi secara terbuka tanpa melalui kontak langsung d. dari satu bakteri akan menjadi dua bakteri e. merupakan perpindahan materi genetik Menganalisis perkembangbiakan bakteri
C4
25
A-E
Kemungkinan X adalah …. a. A+ b. A+Bc. AB d. Be. A-B-
116
Menjelaskan cara bakteri mendapatkan nutrisi
Menyebutkan keuntungan reproduksi aseksual
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena virus melindungi bakteri dan menjadi semakin kuat b. karena A+ bertemu dengan (A- B-) hasilnya adalah Bc. karena telah terjadi pencampuran materi genetic d. karena A+ bertemu dengan A-B- akan menghasilkan AB e. keturunan yang dihasilkan adalah rekombinan Berikut ini pernyataan yang tepat mengenai keuntungan dari reproduksi aseksual bakteri yaitu…. a. tidak ada keuntungan dari proses tersebut b. prosesnya cepat c. mendapatkan keturunan dengan variasi genetik d. jumlah keturunan yang dihasilkan sedikit e. membutuhkan materi genetik yang banyak
C1
26
B-E
Memprediksi hasil pembelahan biner pada bakteri
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena semua proses reproduksi bakteri sama saja b. dapat menyebabkan variasi genetik/keturunan c. karena akan dihasilkan keturunan yang terbatas jumlahnya d. karena materi genetik hanya diperoleh dari satu induk e. karena proses ini membutuhkan waktu yang singkat Dalam 20 menit sekali sebuah bakteri melakukan pembelahan biner, maka dalam 2 jam berapa banyak bakteri yang ada? a. 12 sel bakteri b. 127 sel bakteri c. 64 sel bakteri d. 128 bakteri e. 16 bakteri
C5
27
C-A
C1
28
C-C
Menyebutkan karakteristik bakteri dalam memperoleh makanan (bertanya pada guru)
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. 2n, n adalah banyaknya pembelahan b. 2xn, n adalah banyaknya pembelahan c. 2n+1, n adalah banyaknya pembelahan d. karena prosesnya cepat, hasilnya pasti banyak e. karena prosesnya lambat, hasilnya pasti sedikit Berdasarkan cara mendapatkan nutrisinya, bakteri yang memiliki klorofil, tergolong dalam kelompok …. a. kemoautotrof b. produsen
117
c. d. e.
Menghubungkan habitat bakteri dengan nutrisi yang diperlukan (Salah)
Menganalisis bakteri pada suatu substrat (bertanya guru)
autotrof cyanobacteria Eubacteria
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena salah satu cirri Eubacteria adalah memiliki klorofil b. karena dapat melakukan fotosintesis c. karena dapat memproduksi makanan sendiri d. karena ganggang memiliki klorofil dan bisa melakukan fotosintesis e. karena mereka memanfaatkan bahan kimia untuk mendapatkan nutrisi Bakteri yang hidup pada akar tumbuhan tingkat tinggi akan membantu tumbuhan dalam menyerap Nitrogen dari udara. berdasarkan nutrisi yang didapatkannya, bakteri jenis ini termasuk bakteri …. a. parasit b. saprofit c. aerob d. kemoautotrof e. heterotrof
C5
29
D-B
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka menyukai udara/Oksigen b. memperoleh nutrisi dari unsur kimia c. karena mereka termasuk bakteri pengurai d. karena mereka menumpang pada makhluk hidup lain e. karena mereka dapat membuat makanannya sendiri Cicak yang telah mati akan mengeluarkan bau. kemungkinan jenis bakteri yang memanfaatkan tubuh cicak sebagai sumber nutrisi adalah…. a. bakteri heterotrof b. bakteri parasit c. bakteri saprofit d. Eubacteria e. bakteri kemoautotrof
C4
31
C-C
Alasan untuk jawaban saya adalah ….
118
a. mereka memanfaatkan zat kimia/anorganik pada tubuh cicak b. mereka mengambil makanan dari makhluk hidup lainnya c. mereka mengambil nutrisi dari bangkai d. mereka memanfaatkan inangnya untuk mendapat nutrisi e. mereka tidak menyukai udara Bakteri parasit mendapatkan sumber makanan dari …. a. inangnya b. bangkai c. kotoran d. sel bakteri lain e. bahan anorganik
Menjelaskan nutrisi yang dibutuhkan bakteri
Menyimpulkan cara (bertanya guru)
metabolisme
bakteri
anaerob
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri parasit mengambil nutrisi darinya dan merugikannya b. bakteri parasit membutuhkan makhluk hidup lain sebagai tempat menumpang c. bakteri parasit juga memanfaatkannya sebagai nutrisi d. bakteri parasit adalah bakteri pengurai e. bakteri parasit membutuhkannya makhluk tersebut Pada suatu substrat glukosa, terjadi reaksi penguraian glukosa oleh bakteri sebagai berikut: C6H12O6 2CH3CHOHCOOH + energi Glukosa asam susu/laktat + energi
C2
32
A-A
C4
33
C-B
Kehadiran Oksigen pada lingkungan bakteri tersebut dapat menyebabkan kematian pada bakteri. Bakteri apakah yang dimaksud? a. Glusanobacterium b. Lactobacillus c. bakteri anaerob obligat d. bakteri aerob e. bakteri anaerob fakultatif Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena untuk menjalankan reaksi tersebut membutuhkan udara b. karena bakteri tersebut tidak dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang terdapat Oksigen c. bakteri tersebut memecah glukosa
119
d.
Menjelaskan Peranan Bakteri Dalam Kehidupan
Menentukan bakteri yang menguntungkan bagi manusia
Menyebutkan spesies bakteri yang bermanfaat manusia
Menjelaskan peranan teknik pewarnaan gram bakteri dalam kehidupan (bertanya guru)
karena bakteri tersebut masih dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang terdapat Oksigen e. karena bakteri tersebut berhubungan dengan produk susu Berikut ini adalah bakteri yang menguntungkan adalah… a. Streptococcus basilus b. Streptomyces venezuela c. Bordetella pertussis d. Actynomyces bovis e. Treponema pallidum Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri tersebut berperan dalam sistem pencernaan kita b. karena dapat menghasilkan bakteri baru c. karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotik d. karena dapat bersimbiosis dengan akar tanaman polong. e. karena bakteri tersebut adalah satu-satunya bakteri yang menguntungkan makhluk hidup Di antara spesies bakteri di bawah ini yang bermanfaat bagi manusia adalah…. a. Streptococcus basilus b. Streptomyces venezuela c. Streptococcus basilus d. Corynebacterium diphteriae e. Treponema pallidum Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri tersebut berperan dalam pembuatan detergen alami b. karena bakteri tersebut berperan dalam pembuatan yoghurt c. karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotik d. karena bakteri tersebut berperan dalam pembuatan produk olahan susu e. karena dapat bersimbiosis dengan akar tanaman polong. Teknik pewarnaan gram pada bakteri bermanfaat dalam hal …. a. pangan b. pengetahuan c. percobaan di laboratorium d. kesehatan
C3
34
B-C
C1
30
B-C
C2
35
D-C
120
e.
Memilih pernyataan yang tidak tepat tentang peranan bakteri dalam kehidupan (belum di cek)
Menganalisis peranan Nitrobacter bagi tumbuhan tingkat tinggi (Salah)
farmasi
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Tidak ada hubungan hal tersebut dengan bakteri gram positif dan negatif b. bakteri bersifat pathogen c. bisa menjadi dasar pembuatan obat d. bakteri gram negatif dan positif sudah ditemukan e. teknik pewarnaan bakteri sudah diketahui Berikut ini adalah pasangan bakteri dan peranannya dalam kehidupan yang tepat adalah…. a. Lactobacillus untuk membuat nata de coco b. Clostridium pasteurinum bersimbiosis dengan akar tanaman polong c. Nitrobacter untuk membuat makanan d. Streptomyces venezuela menyebabkan sakit pada hewan. e. Treponema pallidum penyebab berguna untuk kesehatan Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri tersebut untuk membantu proses fermentasi atau pembuatan nata de coco b. bakteri tersebut berperan dalam pembuatan makanan c. bakteri tersebut dapat mengikat Nitrogen d. bakteri tersebut dapat dibuat sebagai sumber makanan e. bakteri tersebut menyebabkan penyakit antraks Nitrogen adalah salah satu unsur kimia yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Namun, tanaman pada umumnya hanya dapat mengambil nitrogen dari udara bebas di atmosfer. Oleh karena itu, tanaman mencukupi kebutuhan Nitrogennya dengan cara berikut ini, kecuali? a. bersimbiosis dengan Nitrosococcus b. bersimbiosis dengan Nitrosomonas c. bersimbiosis dengan Rhizobium d. bersimbiosis dengan Nitrobacter e. bersimbiosis dengan Nitrosobasil
C3
36
B-A
C4
37
E-B
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri tersebut tidak mengandung kata nitro
121
Menyimpulkan reaksi dalam proses pembuatan produk bioteknologi (bertanya guru)
Menjelaskan peranan bakteri
b. bakteri tersebut tidak termasuk bakteri pengikat Nitrogen c. bakteri tersebut bersifat saprofit d. bakteri tersebut tidak termasuk bakteri aerob e. bakteri tersebut termasuk bakteri yang merugikan Perhatikan reaksi pembentukan asam cuka berikut: CH3CH2OH + O2 CH3COOH + H2O + Energi Etanol + Oksigen asam cuka + energi Berdasarkan nutrisi yang dihasilkannya, agar reaksi dapat berlangsung dibutuhkan peran dari bakteri…. a. asam b. Aerob c. Acetobacter d. Nitrobacter e. Lactobacillus Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka membutuhkan Oksigen b. bakteri tersebut mengandung zat asam c. bakteri tersebut adalah bakteri penghasil zat asam d. reaksi bakteri tersebut menghasilkan H2O e. bakteri tersebut adalah bakteri yang berperan menghasilkan udara. Di antara pasangan bakteri dan peranannya yang tepat di bawah ini adalah …. a. Actynomyces bovis penyebab batuk rejan b. Mycobacterium tuberculosis, penyebab radang paru-paru c. Lactobacillus menyebabkan penyakit pada manusia d. Clostridium pasteurinum bersimbiosis dengan akar tanaman polong e. Nitrobacter untuk membuat makanan
C5
38
C-C
C3
39
D-C
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri tersebut bermanfaat untuk membuat obat dan makanan b. Basilus selalu merugikan manusia, misalnya Basilus antrachis c. bakteri tersebut bermanfaat mengikat Nitrogen untuk mencukupi kebutuhan tumbuhan d. radang paru-paru adalah TBC dan TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
122
Menyimpulkan peranan timbal balik bakteri bagi pencernaan manusia.
e. batuk rejan bisa disebabkan oleh Actynomyces bovis Berdasarkan penelitian, ternyata sudah sejak dahulu bakteri hidup berdampingan dengan manusia. Selain dapat ditemui di luar tubuh, bakteri juga terdapat di dalam tubuh kita, mulai dari mulut hingga anus dan organ-organ lain di tubuh kita. Hubungan antara tubuh manusia dan bakteri yang tepat sesuai dengan ilustrasi di atas adalah… a. bakteri merusak sistem dalam tubuh kita b. bakteri yang ada di tubuh kita selalu merugikan c. bakteri tersebut kadang menguntungkan dan merugikan bagi manusia d. bakteri tersebut menguntungkan bagi manusia e. bakteri adalah parasit dimanapun ia berada.
C6
40
D-C
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri selalu membantu proses dalam tubuh manusia b. karena sifat bakteri tidak selamanya merugikan, tetapi juga bermanfaat bagi pencernaan manusia c. bakteri tersebut dapat membantu pencernaan manusia d. karena dapat menyebabkan diare e. karena kita akan langsung sakit ketika tubuh kita kemasukan bakteri.
123
121
Lampiran 4. Rekap Wawancara Siswa P
S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P
S P
: “Baiklah, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa kaka membutuhkan bantuan Kamu untuk menyusun skripsi kaka. Tadi kan Kamu habis ulangan Biologi, semoga Kamu masih ingat ya tentang bakteri. Langsung saja ya..” : “Iya ka..” : “Oke, nama Kamu siapa?” : “L…..” : “Apa yang Kamu ketahui tentang Archaebacteria?” : “Archaebacteria itu adalah makhluk yang pertama di muka bumi dan struktur tubuhnya sederhana.” : “Habitatnya dimana biasanya?” : “Habitatnya di tempat ekstrim” : “Terus dia dapat nutrisi makanannya gimana?” : “Mendapatkan makanannya ada yang dengan cara konjugasi” : “Terus?” : “Lupa ka” : “Oke..” Terus kalau kelompok Archaebacteria ada kelompok apa aja yang Kamu ingat?” : “Ganggang biru” : “Apalagi?” : “Lupa” : “Ciri-cirinya bagaimana?” : “Ciri-cirinya hidup di habitat yang ekstrim, struktur tubuhnya antara 0.1-200 mikro meter, berbentuk spiral, bulat dan batang” : “Oke…. Kan bakteri ada Eubacteria dan Archaebacteria..” “Apa sih perbedaan Eubacteria dengan Archaebacteria yang Kamu ingat?” : “Gak ingat ka…” : “Apa bedanya, apa tubuhnya, apa struktur tubuhnya atau apanya gitu..? : “Habitatnya.. kalau Archaebacteria hidupnya lebih ekstrim daripada Eubacteria yang tidak begitu bisa hidup di tempat yang ekstrim.” : “Terus… sekarang tentang cirri-ciri Eubacteria…. Eubacteria termasuk eukariot atau prokariot?” : “Prokariot!” eeeeh.. Eu deh kayanya.. eukariot…” : “Ukurannya bagaimana kalau Eubacteria?” : “Ukurannya sekitar 0.1-100 mikro meter.” : “Habitatnya? : “Tidak terlalu ekstrim.” : “Punya klorofil gak?” : “Ada yang memiliki ada yang gak.” : “Kalau struktur tubuhnyan bagaimana?” : “Bagian luarnya ada kapsul…” : “Oke ini Kamu boleh kasih nama ya A-F ya di kertas ini” (Beberapa saat kemudian) “Kalau pembagian bakteri Eubacteria berdasarkan apa atau apa?” : “Yang kokus bukan?” : “Oke.. berarti berdasarkan bentuk ya.” “Dijawab saja sesuai yang Kamu ingat ya” “Nah sekarang Kamu beri nama ya gambar-gambar ini di kertas”
122
S P
: :
S P S P S P
: : : : : :
S P
: :
S P
: :
S P S P
: : : :
S
:
P
:
S
:
P S P
: : :
S P
: :
(Beberapa saat kemudian) “Kamu pernah dengar kata bakteri gram positif dan negatif gak?” “Pernah dengar tapi lupa” “Apa sih peranan diketahuinya bakteri gram positif dan negatif dalam kehidupan ini?” “Kalau yang gram positif deh.. yang seperti apa sih?” “Lupa kak.. beneran, tapi pernah dengar” “Cara bakteri bereproduksinya secara apa sih?, seksual, aseksual atau keduanya? “Eee seksual… eh aseksual… eeh apa keduanya ya?” “Ayo yang mana?” “Kayanya keduanya deh, seksual dan aseksual.” “Okee..” “Kalau adanya variasi genetik menurut Kamu karena reproduksi seksual atau aseksual?” “Seksual.” “Sekarang Kamu lihat gambar ini…Menurut Kamu ini reproduksi seksual atau aseksual?” “Em gatau ka.. lupa.” “Apa.. ayo inget gak?” “Dari satu bakteri kan membelah diri menjadi dua, kira-kira dalam setiap 20 menit misalnya membelah menjadi 2, kira-kira dalam 2 jam ada berapa bakteri ya?” “Kayanya belom deh ka yang itu.” “Belom diajarin?” “Belom.” “oke.” “Nah, sekarang Kamu boleh lihat kurva ini ya…!” “Ada abjadnya, menurut Kamu itu terjadi peristiwa apa aja ya?” “Misalnya pertumbuhan atau apa.. Coba deh Kamu beri nama dan ceritakan di kertas itu.” (Beberapa saat kemudian) “Nah, sekarang ini ada beberapa tahapan reproduksi bakteri, ini proses apa?” “Coba Kamu beri nama dan ceritakan ya yang Kamu inget” “Jadi sel bakteri yang di sini keluar bebas, sel bakteri lainnya mengambil dan membentuk rekombinansi, sisanya aku gak tau.” “Oke kalau nomor 8 Kamu boleh jodohin aja nih di kertas ini” (beberapa saat kemudian) “Lanjut ya sekarang mengenai cara bakteri mendapatkan makanan…..” “Kamu ingat ga istilah-istilah ini…autrotof yang bagaimana sih?” “Coba ini ada beberapa istilah, yang Kamu ingat apa aja?” “Aerob membutuhkan Oksigen, anaerob tidak.” “Autotrof itu membuat makanan sendiri kalau gak salah, fotoautotrof melakukan sintesis, parasit mengambil dari sel inang.” “Terus yang itu? saprofit Kamu ingat ga? “Gak ka, lupa.” “Oke sekarang.. hm Kamu ingat ga bakteri Acetobacter, Nitrobacter, yang Kamu tahu ceritakan deh tentang mereka..” “Gatau ka, gatau sama sekali.” “Oke yasudah” “Terimakasih ya”
Lampiran 5. Kisi-Kisi Tes TTMC yang Digunakan Dalam Penelitian KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA BERALASAN TERTUTUP (TWO-TIER MULTIPLE CHOICE) Jenjang sekolah
:
SMAN 26 Jakarta
Mata pelajaran
:
Biologi
Alokasi waktu
:
60 menit
Jumlah soal
:
14 soal
Bentuk soal
:
Pilihan ganda beralasan tertutup
Kompetensi Inti
:
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi Dasar
Indikator Mengidentifika si Ciri-ciri Archaebacteria
:
3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis
Indikator Soal Membedakan struktur Archaebacteria dan Eubacteria
Soal Yang merupakan perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria adalah …. a. DNA-nya b. habitatnya c. keberadaan membran inti sel d. keberadaan membran sel e. keberadaan dinding sel
Tingkat kognitif
No. Soal
Jawaban
C3
1
B-B
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Archaebacteria termasuk prokariotik, sementara Eubacteria termasuk eukariotik
123
b.
Mengidentifika si Ciri-ciri Eubacteria
Mengidentifikasi ciri-ciri bakteri berdasarkan membran intinya
Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim sementara Eubacteria tidak c. Archaebacteria memiliki RNA, sementara Eubacteria memiliki DNA. d. Archaebacteria dan Eubacteria termasuk prokariot. e. Eubacteria memiliki dinding sel dari peptidoglikan, sementara Archaebacteria tidak. Berdasarkan ada atau tidaknya membran inti sel, bakteri termasuk dalam kelompok…. a. Eukariot b. Eubacteria c. Prokariotik d. Archaebacteria e. Prokariotik aseluler
C1
2
C-C
C2
3
A-C
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. membran inti sel hanya terdapat pada kelompok tersebut b. tidak memiliki membran sel c. tidak memiliki membran inti sel d. mereka bukan suatu sel e. kelompok tersebut memiliki membran sel Menganalisis fungsi struktur tubuh Eubacteria
Bagian yang berlabel F berfungsi untuk …. a. alat pelekat pada makanan atau bakteri lain b. alat untuk bergerak secara acak
124
c. d. e.
Menetukan struktur tubuh Eubacteria
Menyimpulkan ciri-ciri Eubacteria
saluran reproduksi untuk mengikat makanan untuk pertahanan tubuh dari racun musuh
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. flagel adalah alat untuk bergerak b. fili adalah alat untuk menghancurkan kapsid yang beracun c. fili untuk melekatkan diri dan jembatan konjugasi d. fili sebagai alat mencerna makanan e. fili sebagai alat masuk keluar makanan Berdasarkan gambar no.6, bagian tubuh Eubacteria yang disebut nukleoid ditunjukkan oleh label…. a. H b. A c. D d. A dan D e. A dan H Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bentuknya selalu melingkar b. berada di dalam inti sel dan berbentuk bulat c. tempat menyimpan materi genetik d. berupa materi genetik yang tidak diselubungi membran inti sel e. berfungsi sebagai alat reproduksi dan berbentuk seperti benang Berikut ini adalah ciri-ciri dari Eubacteria yang tepat adalah…. a. mempunyai membran inti sel. b. dapat ditemukan di semua tempat c. tidak mempunyai membran inti sel d. sebagian Eubacteria sudah memiliki klorofil sendiri e. seluruh jenisnya menyebabkan penyakit pada manusia
C3
4
B-D
C3
5
C-B
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Eubacteria termasuk eukariotik b. Eubacteria termasuk prokariotik c. Terdapat beberapa jenis dari Eubacteria yang dapat membuat makanan sendiri d. Eubacteria termasuk bakteri patogen
125
Menjelaskan Pengelompokka n Archaebacteria
Menyebutkan contoh Archaebacteria
Menjelaskan dasar pengelompokkan Archaebacteria
e. mereka juga dapat berada di lingkungan yang ekstrim Salah satu contoh Arcaebacteria adalah… a. Bakteri ungu b. Bakteri hijau c. Pereduksi sulfur d. Halofil aerobic e. Ganggang Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka merupakan golongan sulfologen b. mereka terdapat di mata air panas c. mereka memiliki klorofil d. mereka bisa hidup dimana saja e. mereka tidak membutuhkan O2 Klasifikasi/pengelompokan Archaebacteria didasarkan pada…. a. bentuk tubuhnya b. klasifikasinya c. habitatnya d. flagelnya e. ada atau tidaknya membran inti sel
C1
6
C-B
C2
7
C-C
C1
8
A-C
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. dapat dibedakan dari struktur tubuhnya b. terdapat bermacam-macam flagel bakteri c. Archaebacteria hidup di salinitas atau suhu tinggi atau dalam keadaan anaerob d. karena tempat hidup mereka dimana saja e. ada yang termasuk eukariot dan prokariot Menjelaskan Pengelompokka n Eubacteria
Menyebutkan salah satu kelompok bakteri sesuai gambar yang disajikan Gambar di atas merupakan bakteri yang berbentuk…. a. streptobasil b. tetrabasil c. streptococcus d. tetracoccus e. stafilobasil Alasan untuk jawaban saya adalah ….
126
Mendeskripsikan bakteri berdasarkan bentuknya
a. karena ada empat berjajar b. karena tersusun memanjang c. karena seperti batang dan tersusun seperti rantai d. karena berbentuk oval dan tersusun e. karena bulat dan ada empat Gambar manakah yang merupakan bakteri sarkina?
C2
9
A-E
a.
b.
c.
d.
e. Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. sarcina mempunyai 4 kokus b. berbentuk seperti kacang mete/mede c. berbentuk seperti spiral d. tersusun seperti anggur e. terdiri dari kelompok empat-empat kokus seperti kubus
127
Menjelaskan Reproduksi Bakteri
Menjelaskan reproduksi bakteri berdasarkan gambar yang diberikan
C3
10
B-C
C2
11
A-A
Penjelasan yang paling tepat untuk gambar di atas adalah…. a. merupakan proses konjugasi b. merupakan proses transformasi c. merupakan proses pembelahan biner d. merupakan proses reproduksi seksual e. proses transfer materi genetik dari 1 bakteri ke bakteri lain dengan perantara
Menjelaskan cara bakteri mendapatkan nutrisi
Menjelaskan nutrisi yang dibutuhkan bakteri
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri langsung masuk ke dalam tubuh bakteri dan membentuk rekombinan b. karena sel bakteri dan kromosom akan memproses transfer materi genetik c. karena perpindahan materi genetik terjadi tanpa melalui kontak langsung d. dari satu bakteri akan menjadi dua bakteri e. merupakan perpindahan materi genetik Bakteri parasit mendapatkan sumber makanan dari …. a. inangnya b. bangkai c. kotoran d. sel bakteri lain e. bahan anorganik Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri parasit mengambil nutrisi darinya dan merugikannya b. bakteri parasit membutuhkan makhluk hidup lain sebagai tempat menumpang
128
Menjelaskan Peranan Bakteri Dalam Kehidupan
Menentukan bakteri yang menguntungkan bagi manusia
Memilih pernyataan yang tidak tepat tentang peranan bakteri dalam kehidupan
Menyimpulkan peranan timbal balik bakteri bagi pencernaan manusia.
c. bakteri parasit juga memanfaatkannya sebagai nutrisi d. bakteri parasit adalah bakteri pengurai e. bakteri parasit membutuhkannya makhluk tersebut Berikut ini adalah bakteri yang menguntungkan adalah… a. Streptococcus basilus b. Streptomyces venezuela c. Bordetella pertussis d. Actynomyces bovis e. Treponema pallidum Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri tersebut berperan dalam sistem pencernaan kita b. karena bakteri tersebut dapat menghasilkan bakteri baru c. karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotik d. karena dapat bersimbiosis dengan akar tanaman polong a. karena bakteri tersebut adalah satu-satunya bakteri yang menguntungkan bagi makhluk hidup. Berikut ini adalah pasangan bakteri dan peranannya dalam kehidupan yang tepat adalah…. a. Lactobacillus untuk membuat nata de coco b. Clostridium pasteurinum bersimbiosis dengan akar tanaman polong c. Nitrobacter untuk membuat makanan d. Streptomyces venezuela menyebabkan sakit pada hewan. e. Treponema pallidum penyebab berguna untuk kesehatan Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri tersebut untuk membantu proses fermentasi atau pembuatan nata de coco b. bakteri tersebut berperan dalam pembuatan makanan c. bakteri tersebut dapat mengikat Nitrogen d. bakteri tersebut dapat dibuat sebagai sumber makanan e. bakteri tersebut menyebabkan penyakit antraks Berdasarkan penelitian, ternyata sudah sejak dahulu bakteri hidup berdampingan dengan manusia. Selain dapat ditemui di luar tubuh, bakteri juga terdapat di dalam tubuh kita sejak dahulu, mulai dari mulut hingga anus dan organ-organ lain di tubuh kita. Hubungan antara manusia dan bakteri yang tepat dalam tubuh manusia sesuai
C3
12
B-C
C3
13
B-C
C6
14
D-C
129
dengan ilustrasi di atas adalah… a. bakteri merusak sistem dalam tubuh kita b. bakteri yang ada di tubuh kita selalu merugikan c. bakteri tersebut kadang menguntungkan dan merugikan bagi manusia d. bakteri tersebut menguntungkan bagi manusia e. bakteri adalah parasit dimanapun ia berada. Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri selalu membantu proses dalam tubuh manusia b. karena bakteri tersebut kadang menguntungkan dan merugikan c. bakteri tersebut dapat membantu pencernaan manusia d. karena dapat menyebabkan diare e. karena kita akan langsung sakit ketika tubuh kita kemasukan bakteri.
130
LEMBAR OBSERVASI MENGAJAR GURU
Harr/TanggaVWaktu
Kelas No
'
POLq
X
. LL Okl
* lphy
Aspek vans diamati
I
Identitas Guru
I 2
Lulusan Pendidikan Bioloei Pendidikan Terakhir Lama mensaiar
J
II I 2
--t
ilI A
't.l
Ya
9a
Membuka Pembelaiaran Menvamoaikan indikator oembelai aran Melakukan aoerseosr Meluruskan konsepsr srswa Keeiatan Pembelaiaran Penguasaan Materi pembelajaran
B
Stratesi Pembelaiaran
2 3
Menggunakan metode
pembelajaran
bernuansa konstruktivi sme
Ll
Melakukan kegiatan eksplorasi a. Melakukan kegiatan elaborasi di kelas
a./
t/
b. Melakukan kegratan elaborasi di 4
laboratorium Melakukan ke giatan konfi rmasi
5
Melaksanakan pembelajaran
6
kompetensi vans akan dicaoai Menguasai kelas denean baik
C
Jal^ttn
,L/' r,/
2
1
Keterangan
H
Menunjukkan penguasaan materi pembelaiaran vans baik Menyampaikan materi sesuai hierarki belaiar
I
Tidak
Pemanfaatan sumber belajar
/
,/
sesuai
/
media
pembelaiaran
I
Menggunakan media yangtepat sesuai materi pembelaiaran
D 1
Hubungan dengan Siswa Meniawab setiao oertanvaan siswa
2
Memberikan kesempatan siswa untuk
3
memberikan gagasan Menuniukkan sikap terbuka terhadao resoon
efT l-/
t/
t
tcp lq
slswa 4
Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
E
Penssunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara ielas. baik dan benar
1
w 1
t/
Penutup
Membimbing siswa dalam
membuat
kesimpulan 2 3
4 5
Memberikan penguatan materi diakhir jam oelaiaran Memberikan evaluasi Memberikantusas Meneoreksi tusas
\,/
V t/
Observer
&
Dwi Septiana
LEMBAR OBSERVASI MENGAJAR GURU
HarlTanggalltrVaktu
.
Kelas No
I 1
2 J
II I z J
ilI A 1
2
B I
'
5uqo6, JB
&4
(
tq
X- lfA - I Ya
Asoek vans diamati
Identitas Guru
Tidak
v
Lulusan Pendidikan Biolosi Pendidikan Terakhir Lamamengaiar
Keterangan
f'l 3.1.+tuo
Membuka Pembelaiaran Menvampaikan indikator pembelaiaran Melakukan apersepsi Meluruskan konsepsi siswa Keeiatan Pembelaiaran Penguasaan Materi pembelajaran
Menunjukkan penguasaan
materi
oembelaiaran vans baik Menvampaikan materi sesuai hierarki belaiar
t/
Stratesi Pembelaiaran
Menggunakan metode
pembelajaran
bernuansa konstruktivisme 2 -t
Melakukan kesiatan ekso lorasi
a. Melakukan kegiatan elaborasi di kelas b. Melakukan kegiatan elaborasi di
4
laboratorium Melakukan keqiatan konfirmasi
5
Melaksanakan pembelajaran
6
komoetensi vans akan dicaoai Mensuasai kelas densan baik
C
Pemanfaatan sumber belajar
,/ v
sesuai
V
/
media
oembelaiaran I
Menggunakan media yangtepat sesuai materi oembelaiaran
D
Hubunsan dengan Siswa
I
Meniawab setiap pertanvaan siswa
2
Memberikan kesempatan siswa untuk
J
memberikan sasasan Menuniukkan sikao terbuka terhadao resoon
v
llT r vtn rtnyctrw
t.
t/
Ftanp Ent/n,i fwbd\o,n"
slswa 4
Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
tl
E
Penssunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan ielas- baik dan benar
/
1
tulis
IV Penutup I Membimbing siswa dalam 2 J
4 5
secara
membuat
kesimoulan Memberikan penguatan materi diakhir jam oelaiaran Memberikan evaluasi Memberikan tusas Mensoreksi tueas
\/
Dwi Septiana
slswa
4
Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
E I
Penssunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara ielas, baik dan benar
w
Penutuo
I
)
Membimbing siswa dalam
,/
v
membuat
kesimpulan
Memberikan penguatan materi diakhir jam pelaiaran
J
4 5
Memberikan evaluasi Memberikan tusas Mengoreksi tusas
V
Dwi Septiana
137
Lampiran 7. Foto-foto Kegiatan
Foto-foto Kegiatan Penelitian
Tahap Persiapan 2 (Wawancara di MAN 13 Jakarta)
Tahap Persiapan 3 (Tes Pilihan Ganda Beralasan Bebas di MAN 13 Jakarta)
Tahap Uji Instrumen (Uji Reliabilitas di MAN 13 Jakarta)
Tahap Pelaksanaan Penelitian (Observasi kegiatan pembelajaran di SMAN 26 Jakarta)
Tahap Pengambilan Data (Pelaksanaan Tes Diagnostik TTMC di SMAN 26 Jakarta)
Lampiran 8. Data Uji Reliabilitas
138 DATA UJI RELIABILITAS TTMC DI MAN 13 JAKARTA
SAMPEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NO SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 0 0 0
0 0 0 0
1 0 1 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 1
1 1 0 1
1 1 0 0
0 0 0 0
1 1 0 1
1 1 1 1
0 1 1 1
1 1 0 1
0 1 1 0
0 0 0 0
1 0 0 1
1 1 1 1
0 1 0 1
0 0 1 0
1 1 1 1
0 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 0
1 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
1 1 0 0
1 0 1 0
1 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 0 0 0
1 1 1 0
1 0 1 0
0 0 0 0
1 0 0 0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
139
Lampiran 9. Skor Reliabilitas Hasil Perhitungan Reliabilitas Alpha Cronbach Menggunakan SPSS 20
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.820
40
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
1
6.47
27.154
.273
.817
2
6.43
27.978
.005
.824
3
6.40
26.110
.481
.810
4
6.37
28.102
-.035
.826
5
6.40
27.834
.034
.824
6
6.40
26.110
.481
.810
7
6.40
26.455
.389
.813
8
6.40
26.593
.353
.814
9
6.40
27.352
.157
.820
10
6.40
26.110
.481
.810
11
6.40
25.490
.649
.805
12
6.40
26.041
.499
.810
13
6.40
25.628
.611
.806
14
6.43
26.806
.333
.815
15
6.40
27.559
.104
.822
140
16
6.40
27.076
.227
.818
17
6.40
25.145
.744
.802
18
6.43
26.875
.313
.816
19
6.40
27.007
.245
.818
20
6.37
25.964
.479
.810
21
6.37
26.861
.258
.817
22
6.43
28.116
-.033
.825
23
6.40
27.697
.069
.823
24
6.40
27.076
.227
.818
25
6.37
26.930
.242
.818
26
6.40
25.766
.574
.807
27
6.47
28.120
-.030
.824
28
6.47
27.637
.120
.820
29
6.47
27.223
.251
.817
30
6.40
26.248
.444
.811
31
6.40
26.455
.389
.813
32
6.40
26.662
.335
.815
33
6.43
28.047
-.014
.824
34
6.33
25.816
.484
.810
35
6.37
28.723
-.177
.831
36
6.37
26.309
.393
.813
37
6.33
26.161
.402
.812
38
6.40
26.386
.407
.813
39
6.40
27.834
.034
.824
40
6.40
26.593
.353
.814
141
Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda HASIL PERHITUNGAN DAYA BEDA SOAL TTMC DI MAN 13 JAKARTA No
BB
JB
PA
JB
BB
PB
DB
KETERANGAN
1
3
15
0.20
15
0
0.00
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
2
3
15
0.20
15
1
0.07
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
3
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
4
4
15
0.27
15
2
0.13
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
5
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
6
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
7
3
15
0.20
15
2
0.13
0.07
TIDAK DIGUNAKAN
8
3
15
0.20
15
2
0.13
0.07
TIDAK DIGUNAKAN
9
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
10
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
11
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
12
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
13
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
14
3
15
0.20
15
1
0.07
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
15
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
16
3
15
0.20
15
2
0.13
0.07
TIDAK DIGUNAKAN
17
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
18
3
15
0.20
15
1
0.07
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
19
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
20
4
15
0.27
15
2
0.13
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
21
4
15
0.27
15
2
0.13
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
22
3
15
0.20
15
1
0.07
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
23
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
24
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
25
3
15
0.20
15
3
0.20
0.00
TIDAK DIGUNAKAN
26
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
27
2
15
0.13
15
1
0.07
0.07
TIDAK DIGUNAKAN
28
3
15
0.20
15
1
0.07
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
29
3
15
0.20
15
0
0.00
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
30
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
31
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
32
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
33
3
15
0.20
15
1
0.07
0.13
TIDAK DIGUNAKAN
34
6
15
0.40
15
1
0.07
0.33
DIGUNAKAN
35
3
15
0.20
15
3
0.20
0.00
TIDAK DIGUNAKAN
36
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
37
5
15
0.33
15
2
0.13
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
38
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
39
4
15
0.27
15
1
0.07
0.20
TIDAK DIGUNAKAN
40
5
15
0.33
15
0
0.00
0.33
DIGUNAKAN
142 Lampiran 11. Lembar Soal TTMC
Petunjuk Umum 1. 2. 3.
4. 5. 6.
1.
Tuliskan nama dan nomor absen pada lembar jawaban. Jumlah soal sebanyak 14 butir pilihan ganda beralasan tertutup. Setiap nomor soal terdiri dari 2 buah pertanyaan. Pertanyaan pertama berupa pertanyaan soal. Pertanyaan kedua berupa pertanyaan alasan yang mendukung jawaban untuk pertanyaan pertama. Tuliskan jawaban untuk pertanyaan pertama pada kolom jawaban dan pertanyaan kedua pada kolom alasan. Kerjakanlah soal dengan jujur dan teliti. Periksalah kembali jawaban Anda sebelum diserahkan kepada guru.
Yang merupakan perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria adalah …. a. DNA-nya b. habitatnya c. keberadaan membran inti sel d. keberadaan membran sel e. keberadaan dinding sel Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Archaebacteria termasuk prokariotik, sementara Eubacteria termasuk eukariotik b. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim sementara Eubacteria tidak c. Archaebacteria memiliki RNA, sementara Eubacteria memiliki DNA. d. Archaebacteria dan Eubacteria termasuk prokariot. e. Eubacteria memiliki dinding sel dari peptidoglikan, sementara Archaebacteria tidak.
2. Berdasarkan ada atau tidaknya membran inti sel, bakteri termasuk dalam kelompok…. a. Eukariot b. Eubacteria c. Prokariotik d. Archaebacteria e. Prokariotik aseluler Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. membran inti sel hanya terdapat pada kelompok tersebut b. tidak memiliki membran sel c. tidak memiliki membran inti sel d. mereka bukan suatu sel e. kelompok tersebut memiliki membran sel.
143 3.
Bagian yang berlabel F berfungsi untuk …. a. alat pelekat pada makanan atau bakteri lain b. alat untuk bergerak secara acak c. saluran reproduksi d. untuk mengikat makanan e. untuk pertahanan tubuh dari racun musuh Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. flagel adalah alat untuk bergerak b. fili adalah alat untuk menghancurkan kapsid yang beracun c. fili untuk melekatkan diri dan jembatan konjugasi d. fili sebagai alat mencerna makanan e. fili sebagai alat masuk keluar makanan 4. Berdasarkan gambar no.6, bagian tubuh Eubacteria yang disebut nukleoid ditunjukkan oleh label…. a. H b. A c. D d. A dan D e. A dan H Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bentuknya selalu melingkar b. berada di dalam inti sel dan berbentuk bulat c. tempat menyimpan materi genetik d. berupa materi genetik yang tidak diselubungi membran inti sel e. berfungsi sebagai alat reproduksi dan berbentuk seperti benang 5. Berikut ini adalah ciri-ciri dari Eubacteria yang tepat adalah…. a. mempunyai membran inti sel. b. dapat ditemukan di semua tempat c. tidak mempunyai membran inti sel d. sebagian Eubacteria sudah memiliki klorofil sendiri e. seluruh jenisnya menyebabkan penyakit pada manusia Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. Eubacteria termasuk eukariotik
144 b. c. d. e.
Eubacteria termasuk prokariotik Terdapat beberapa jenis dari Eubacteria yang dapat membuat makanan sendiri Eubacteria termasuk bakteri pathogen mereka juga dapat berada di lingkungan yang ekstrim
6. Salah satu contoh Arcaebacteria adalah… a. Bakteri ungu b. Bakteri hijau c. Pereduksi sulfur d. Halofil aerobik e. Ganggang Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. mereka merupakan golongan sulfologen b. mereka terdapat di mata air panas c. mereka memiliki klorofil d. mereka bisa hidup dimana saja e. mereka tidak membutuhkan O2 7. Klasifikasi/pengelompokan Archaebacteria didasarkan pada…. a. bentuk tubuhnya b. klasifikasinya c. habitatnya d. flagelnya e. ada atau tidaknya membran inti sel Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. dapat dibedakan dari struktur tubuhnya b. terdapat bermacam-macam flagel bakteri c. Archaebacteria hidup di salinitas atau suhu tinggi atau dalam keadaan anaerob d. karena tempat hidup mereka dimana saja e. ada yang termasuk eukariot dan prokariot
8. Gambar di atas merupakan bakteri yang berbentuk…. a. streptobasil b. tetrabasil c. streptococcus d. tetracoccus e. stafilobasil Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena ada empat berjajar b. karena tersusun memanjang c. karena seperti batang dan tersusun seperti rantai d. karena berbentuk oval dan tersusun e. karena bulat dan ada empat
145
9. Gambar manakah yang merupakan bakteri sarkina?
a.
b.
c.
d.
e.
Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. sarcina mempunyai 4 kokus b. berbentuk seperti kacang mete/mede c. berbentuk seperti spiral d. tersusun seperti anggur e. terdiri dari kelompok empat-empat kokus seperti kubus
10.
Penjelasan yang paling tepat untuk gambar di atas adalah…. a. merupakan proses konjugasi b. merupakan proses transformasi c. merupakan proses pembelahan biner d. merupakan proses reproduksi seksual e. proses transfer materi genetik dari 1 bakteri ke bakteri lain dengan perantara Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri langsung masuk ke dalam tubuh bakteri dan membentuk rekombinan b. karena sel bakteri dan kromosom akan memproses transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain c. karena perpindahan materi genetik terjadi tanpa melalui kontak langsung d. dari satu bakteri akan menjadi dua bakteri e. merupakan perpindahan materi genetik 11. Bakteri parasit mendapatkan sumber makanan dari …. a. inangnya b. bangkai c. kotoran d. sel bakteri lain e. bahan anorganik Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri parasit mengambil nutrisi darinya dan merugikannya b. bakteri parasit membutuhkan makhluk hidup lain sebagai tempat menumpang c. bakteri parasit juga memanfaatkannya sebagai nutrisi d. bakteri parasit adalah bakteri pengurai
146 e. bakteri parasit membutuhkannya makhluk tersebut 12. Berikut ini adalah bakteri yang menguntungkan adalah… a. Streptococcus basilus b. Streptomyces venezuela c. Bordetella pertussis d. Actynomyces bovis e. Treponema pallidum Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri tersebut berperan dalam sistem pencernaan kita b. karena bakteri tersebut dapat menghasilkan bakteri baru c. karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotik d. karena dapat bersimbiosis dengan akar tanaman polong e. karena bakteri tersebut adalah satu-satunya bakteri yang menguntungkan bagi makhluk hidup. 13. Berikut ini adalah pasangan bakteri dan peranannya dalam kehidupan yang tepat adalah…. a. Lactobacillus untuk membuat nata de coco b. Clostridium pasteurinum bersimbiosis dengan akar tanaman polong c. Nitrobacter untuk membuat makanan d. Streptomyces venezuela menyebabkan sakit pada hewan. e. Treponema pallidum penyebab berguna untuk kesehatan Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. bakteri tersebut untuk membantu proses fermentasi atau pembuatan nata de coco b. bakteri tersebut berperan dalam pembuatan makanan c. bakteri tersebut dapat mengikat Nitrogen d. bakteri tersebut dapat dibuat sebagai sumber makanan. e. bakteri tersebut menyebabkan penyakit antraks 14. Berdasarkan penelitian, ternyata sudah sejak dahulu bakteri hidup berdampingan dengan manusia. Selain dapat ditemui di luar tubuh, bakteri juga terdapat di dalam tubuh kita sejak dahulu, mulai dari mulut hingga anus dan organ-organ lain di tubuh kita. Hubungan antara manusia dan bakteri yang tepat dalam tubuh manusia sesuai dengan ilustrasi di atas adalah… a. bakteri merusak sistem dalam tubuh kita b. bakteri yang ada di tubuh kita selalu merugikan c. bakteri tersebut kadang menguntungkan dan merugikan bagi manusia d. bakteri tersebut menguntungkan bagi manusia e. bakteri adalah parasit dimanapun ia berada. Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri selalu membantu proses dalam tubuh manusia b. karena bakteri tersebut kadang menguntungkan dan merugikan c. bakteri tersebut dapat membantu pencernaan manusia d. karena dapat menyebabkan diare e. karena kita akan langsung sakit ketika tubuh kita kemasukan bakteri.
.itr hD
gE o
-u tE b;E
'tr () 9 o
:ICEa )t! *iitd iJqd
)
&.r -HE, (')
'a
(t!
Eg
€
F]
a
5'-
='E
d d
.9
{Fl
-E >,d\
-v
H€ tr6-6 HE
.Sh .$
Et aF= F.; pH
| S a
#S E1 OH
ss€ 'j'rdO * -5.
5 EE a Bq .d EH
p .85 cE €q
ii
5J4
.69 HF
.
!!.=t tilEg
F
:l Fi
!:6 e-c
=
:E H €'a ts
NCg
f;de ?E tE€€*
gg€
q-d.=
=1.tj-E
99 d.i
=d 6sF gr
:EE5:i
> d.o d
EElg-g
.88€g.E E F SEg
V
ao
=fr'sc#E;Ef
CJ)
)d
€H
U ,ri .4
E &$ .Tfi 8
c)
Fi -i
c'i
j.t
E EFE E SEEE H
H'36r:H. .FEEEBE g
-54
C)
H(d '= F- -o .i! E
€
k
hi'= !,r H
OI
(g
tsr.98'6 ESEE'O Fc)E€2
-.o:; 'tr8
u) -y 4(s
H
OI
J1 (.)
+Ee; -H|:-E.tr
E
0)
C!
H $SE htrb€E
gSq(d.;.Htr
:3 EABEE
tr o
€FFsaE f;:E&. o :5:?Eg+ €E-E.g'..'5 o € s E€ c E EE ;.fi** eEegEE EE€Iei SE
-tr.9'9
H
t.PF i EIBA'
B €; ste as ,EE3-
E.
F,RS.; ABtr.E
# \'/ zI
€g qfiE
:'d=
h0
T 2
a
3i
EH ?J4q 6.EP-E
a
F
-=
jE14c E.H6'tr g E 3# EtrE9 g.T
d
q a6 7 r- E€
E
?E5E
j
s 'E& tr EE
Eg
E€ }1}1.:i
Fl
2 d a
+E 6d
E.Dc6 =-o a.ol)di 9Ebn€
=
F
6s 5E
ilgH50 Hg:s AcqR -iE d-X X
A
E€
.CBIi-{u
ci E
S
'S:Fr A.<
Fr
s€ ..-=E6
ry
SL. $
.gbEE h O.E R a-5 6"EF s.F
Fr
\)H$ A\*tR
l-
'tob€P
7.dF
'riON $ e\ L .st-tr
.l
g; .E: (!HE9q
R
I-FH I-
E
EE gq*8 E s=tg a=0 EEF E s'EF"R -:2.YX
d)
voL) -t
€
ryE
.e L o o d
,v .o.\
E
k a o o C) g o
M
c.H c
.:. O.F (li .- cl E:Fi O
EL.) F .Yo b0E
6tai
E
< ctid dti
(.)
-.k +
*
QI
OI
rn
\o
(J
O
O
s'R )
J1
a-
2
oo
Eg
= E = tr.o
tr€ Cga
H
E'g r€ OO-
te!.-H
>r(,) a-
$e C=
Eo
*bt
F
*
o cB - t e Q*
:
h ,x
-l€
EEE; E F l=
al
g c:: 5EP q .5; -' €E=f;.EEE ? H H *.H .y.y=!ld#
p
O
C)
EEEEff;# .6=
b* O€ d-o
cid d
c.EF Es EgE bHE -gE Ei
E
fEE EEHEEE PESo€gE *Eir
EEi F$€ EE* epgE E:3 *_-E F.E;EEE ESE
EEEEE5 iD
d-d dd
c)
-o
-o
L
>,
.v
?.E
L a
.!tr otq
o
bt
-o
Pd *H
,d
o 6
()E E(d '5o
c!'t
trc)
re
ho !4
r+ c) a.o
zr!=
tr€ OL
(_)
J()
6 O.H €91 '5o E
(.)
z'd
E
H
FEESEE 'sK
FdE
<.l<j cj
? Cs;
d,i5
d
H
J1
E
Et* E :EE
q e
A;EE=€
s<
H
-v!E-
fr'-EFE€.: -u EEE;E€ -# '-:a) 5.-il=d9 .:rds F===scb
-
Eg
4AV ,rt=d
:E
s€E'.o;oE=
=^Q*i=o-3E€
!)9tr99br Gtc,=6)6)H tr q Ftr C HHVHH-
E
<s
$€.,Es g 8E€e - E s :
I
jS
c)I
€
,-a
EE€ :E .?
E E F
CE -
:E gE8
vo
trrH
;F
g
-, 'a
e*6
6E
O
0)
*t 5S itr
O .=tr E.-
a-
E L
Li (D€
C)tt 15 Ed
F
c\
#
>X
+
EI E
o
c.t
=f
co
sf (J
I
U
F* E -E89,
€
c!6JcdJ
Fhoc
EAF6
.=
fir traEq 6 H X ! E
:Eg ig Gr E
w
-a'
d
H .H €F
=
E.HH E
-
='
E r I :f; SE €
A
EEE 6€ E fi E rE ,'E
1 *E.Fg TCEE'EE E'E E.3 H
EiT F bH$H ';H jftr EE bo E ec5= 9=8. F €EE6 F EE
E
A
E E'E
oF
FE
-g "i p d'ci €i A €i
-d
o
<j
qs
EE'
Ea E€.- 9En €H€EEHZH-E
t
j:
O cn ho iq
ho g(a -'-9 Ed! HK
Lat .t 0) (J
-o
?d
E
()
oq
=Q
Ea)
o IO
o L ()
tlo
q^
:r ho Srd q)d
zta
-otr
s
FE
6 bi E€ dEt>-!d
Ei
g1)ht trLht
drj d
?.1
ig^'a ho+ E.E oii:rcto AE9Ad o!1
i=E i€ o-c o{
ittro. c!-
U*
6(! 6a
!
E€ €F-c
:C)
:.tE
.Y -F dc) .dx d >o
t!
d'tr do .!E
c)
d -s4 ai 60 o=
(€ L o)
J1
q0
It EEE #;1i za
E f;#E'PEE;E:,EE€ I _HHi
=6-(g d *€..odlcat
J1
x$EEs 8 fi* JE f, Btr -A qE 2 E. 'H F^ ;€ $rd ggE
gEEC*;SFE g=sgsee:gEEegE$sE -gEEEF -q (Jd
cl
EC)
ve.fL
:F '3
o0
g
€ rfi
E
--!L
ho
F'8 F
d
=9tr
o
rf
#
eA-
+
AI
I H
a
r'-
a
rn
N
O
? m
co
O
:')
+.8F
HFE
I
Hss 3fr8
*
p(,) o
E
d)Ji,
3EE =.E€
a b,
bo
F
E1=
C!
>t
H
g Hx-
cd
c)
lE tr
.tr
k
C)
I
o
_e har,
F E$E =-s F='trE-U pg! : ls bES PtF" ,E g;EX :s EE= 4 t*E o*E ,.,fr Fi €s =cE dH*g 'trJ1 Hs;, c!.o F Ex Ec.igE 4-d c Ec- b.EF F 6'tr \i:() *B €sgr s-3'r arx:i =EeE;-n .!trtr C#SE HT EEiF €EEgE? ;Es$EE tro EIFH Fi €$ ;6Pi Es$€EE e$gEEF El4 -=
.g.Hg EEF dutr EE
tt
(d u
.r
o
lJ]
't
!.=
H
:9 :J4
o€9!
H
4:
LHP
(Dpv -(!cs Ess
'= :Y O) E'hNE cstrc) Xq c t!Ed -, -.o Q'Ri E
b0E
$E=c
Fcd
-q
!L
cdd
-o
hoh{
ho tr'
E
=PC!CE
J4
AFq
5 E;eggi,3 :-EEESE =99 EEHe CEEHFE EAaA$E Er t
=-o-o
figSE;;c;
cdd 99
?;
-cidEcj
HCE 5.
trojpoEaj
-.\z
mn
p
J1
L q ct3
hoF
h )
J{
l-r
L
E
o
ti
-Utr
E
5O
dJ -ll '(i (! o ok .FE (,)X(E \
9F. Ed-
ah
HE a9 (-)J k{d
q
bo
J4 !-. l
2rI]
ciEj
a > 9E 'tr -€ aE
-: .!d c6 E 5€ -aa t-o-o o
?;s
o<(
ee{
#
-v
q
EII
cq I
I
O
O
O
(\l
sf
ca
(J
U
Eb tr6 () tr€
'E,
;r'
I
F
.P
Eq
9
:UF lJhD HE
!Cd=cd F.g ai €!J 'a
HJ4 i.: c)
+:
€
:
:
-C
cd
C! -JAL rEbb
iti
-f;c
EF. .e,€ E$
Hti
E
'd
E€ 9e,
bo
ts00 s i-6
==#6
Ero .v
-a
i4: c)e Fol V^E
'tr_h 9.9 cqii E{) Eo)
9sl
v € Ii{
tt k
e(E d
!
'
.L--t^
oO.*
(f
.:l rrl
-ttsLt 3:ycEdJ6) ;di-
J1
q
H
5c5
F
oEii
so=
-.=.o
Cs
b*.F
*t
(.)
-H:i=
H
E&F *o.!Er3.=$EE EZSE *+EE &,F5 !:€ o tr's tr tr= 1) o ()-il dEi
l'i
()
E
cg
A== cC
k(.) o
€
P
6i5 d<j
u
.g EE = E (!
c,
.-=:l':( @ e g
k
d'O =
EE€#g R g. H5Eii
Q-
H.-
Ite P5
7
-d
d
oI k
-= () H
:E
E
H HE:g o E:g trr5J4 HdEE c\i
€d J4
k
C)
o (n
I
O I
ot lr
o
3
>1
z
tr!q!:J>,
.
J'E
!9V
,,:l_ '5.-
b E $J4
F
E.E
olr
Q'tr E
€
!.?oI
-.- li €
€g6*'-Fs iHfig€ S
>.J1;cgo-Y5 sAERFde
EHEbFHE
€hgt'5hE s r c.o H i= N.
i:
=
UEg:E. ;EgFgE.= i $,; o Fjf ()-v =
EE.3EE cd
-d
ci
hI
o
€
CC
:q '^{ (E JhI G-
E (g
k
:o -o br Yv
o
F o
ai?ts8 6-=
C)
i-r
=
E€'EE E€ HE trE]T-]F tsE]
-o c,
o l-(
dod aE H9 H P
o E o ()
E
a! o
cd
o
?"i;.;
Eid
-v
F€e
.u .v 9.9 (ddOCSCE
o6E!E(,
cd (n cti.ci
dEi
o o o
k
a (.)
.HH-6
C)
tr
H
&
H
cd Q
E]
()
E
k
Ei
5= 5 r;t:l
:-v
.o
--iv:!A-FAVJ:!!
E!:EEE
o .-
()
gt 9:v O' (€
d
>' ,
:
>.&
HE 6ts qA
ad
oJ= Fs ET 3 .--U ? =t EE E5 ;E .EH - E,j cs -gd F= E s SE E FE H,HE E HE Fq.E:# €I H FE# aH*e HF,! € T: $U E E €EEEdb H.I':.E E;*F l:sH s SF.E€ €Eg I EEx63 € .F: *b -c) bo ll
hots
a !f
€ E * ao cd
EE Fg S: :E
9F lrJ 6d
4)/ a=
O
o
z
ho Pn
tr'd d
0-)
E9 H_ts 7io >,! tr+r
,9H
2<
-u
cg 'E
=E Hg € '= bo -c gE.€
Fr
H'
ci}4 ;i o. CEiJ
B6 cctr J4(E ,5d lJ() = HL =c) o
?f
OI O
rI]
co
+
ta)
co
rn
cr.l
rq
U
O
!*
:.:.= ;bls ti*9 i5.tr -.5 td
.E 63
r
E6
i
J "a4tr
-s
g
7, -8'4
o
X!) rE-9q-Y c6
tr .d
.q
-6t E 'Ftu I 6d E -R €-F-V €€tE AE o.o c = i!H9 E:ii. L!
j5!-= ^= 0 €=.= >;t c Li
d 6 us h A.i
+.v,i<-g !v()oo HK!L q)()ctct
H
€3E
EEs,
C)
- td E
I
9.'r
,s
E€
E€€
F; ;
== A=
=i:FE
cr
'4
-E
9sFFe
E
=b
bo-E
g,E5Eg ->'Eai
.F
bo
EFsS*,
E
.=
F
EF
() E ]EE g^ii
,S* -E E:flENUF": = X6= s^lcd a -H "; =€g iE E gE€EE E =H
EEH gsx
E
F.
A E
:
8e E, FI $g E E^ €gE.?A;g.rE r# EE EY TE€ ! r s -dE E trlPE : bE
fi'E*i. E ! .- g;+ E E!g.EEE-EF E E=-E E Sore -E €+
g
.=
t
tr A =EH *S.s So .ts
4e € -s :{
'E
Hg
r
E
H'ETECH;:
E v !
F
E
EEgs*E EEEEE:eE Ils$$Ee;! ! sEeEE,* f,r ;sesrsge;ecc€H E& $$FS E E* EEE 3 qPH 6 = Y "j-ci d<j c, <=sEle$ o <j --= ,B;S dEj d ?.i'o >= E cE,o ofc, o "j .ci d € .ia 0a
()EJ
'=
E,: 'C.=
.d
os.q H
QA
E €E
K
€E i
-q ir*
gEE € sEE E ESK gIE = E .; :€E:E -58 EE gi EE EEEi *E=-3 =i€ g
el
-
H
I
O
0
?r{
^)/)P
(E
ni
cl
c>
tr a
J1 S OE
6n
()
+U
o C)
o .o ()
o
.o 6)
(.it
o t<
o lr !
qbo
,9
-& !ro oA trd 'at ; i'oo adtr ki
20-c)
J
*€ x(€ o:.v c)E ho(! c) ii
>e
J4trc .!>' ootr ()3 EiJ E
ctr .EoS
FEE FE€tr Eii f"B H. 6Cb >d E
X
)
) I
3l
+ c.t
cr)
(J
€ €g E EE *a *.o-ts88
E.F R=
!
-o €b* FBq u&E
G)
4o
.E$ H E gg Es ;
is Er E.=
: CE
(G
rct (n
d
u (!
p
H .F
BH E.'
#e 'dcl ;E (!h'EL'(! >u.lii'F
J4E
.eE E*
Eli H: E .='A
F ,a
€
trOtr <.l
)
'e EE
C!
q
E
+-
c.=-
5
9.g
€*frEg=r -v F-9.-sEQ
€d
R
gSEgag,ggeiEEEge
2
g
rl \\;
E
4* ,r=
,>fl
-H
ep=Fs=aE i*E;;iaEEe
EE
=) 5{fl,sr EaEEagg EgEg EEEEE f=.trtror€ t
boo.E o.ri E o
d
i
E
=
il
u
o H'g cg i'E ! 'trEi=€a€E (B{)(.)(!o-d) ci
6
E,E= -: '?€#i
E
H.5 = .EE.aE x EE = E I
.o'l.c9'F & 1 .F
F
&.di
c;
6H
E# .oC) ',o
!4 bo #c ?(€ 9r F(!
g€ CE
bo
NE J1 !) 'Q9
tr'€ ()L
d<j cl
?ai
si
qj
#
c
ry
trlI
trt
\o
o
c\
6l
sf
(J
O
k
€C!
-d, .Em FJ1EE
R
)4
iq
E
E€
EF.gE E 6)=-vq ;ri .3 F E€.8 .EEE E SgH'E
EEgEE aS iYt
cg
'E E f,=t
€a:Tt F E
g }qH : HEg si
e -U S.
E
E j5
t'd
F;1 HE'* r-r .r b0 cj !t OOE'F E o$tr c tr a tr hE :€6 EE (! lI boho 6.€€ e'Es HF'n s.t =€ E c.VP E?E aX
'dctidcg - 8313E pdnd.}. :
t
bO
C€
;d
:>,
4
G
d6
I
.ts--:.1J.':::::.:. a
uu;6f;,,, ':ti 'i; :::1.::.:a:::t; I :i
,.f-r:-
'*?[ I ia&
d6
i
;*+"i *iln:ri* 1*F, i l/-+, > !
,:-14 t:,::::r=::
t*"f.41.t
.! \. 4 '/".."Y
nt
@iF
dp (€
Xf;
Ss
d'x *"+?m .S E<<
ei;
C): v cr.o o€
o
g)
gC)(io)g
=e =E E g Fg H
EEEE.gEF
Hf !f ; Hf;g 's<E<E ccccsF aAtdt
6666= LLL!? E CgddCdE, tr -t-vlz-g5 Gi.cj dd
ggE€ :E;; g€E€
EE mg.oE..lEcr ho
.o
bo ot
-o
J4
tr {.)
l4 L
a
C)
Jl
eB d(E
o o
J4
C! C)
=J crg
a9
CU
EH EH
EeEI =H -*€ ==.=,= F* --E= (n
J4
EE
.-
=a _6* 9€ 40
C)o.
>s
.E
{c
4
6<,,\r
I
L)I
q
F-
oo
o\
O
()
()
O
a{
rn
C! :d
(.)
trsrdE cgcgo:v -
ho
>,
EE -o
Jd J.(Elr
r= EHRS -v 6 H.t.g .od>\ qotr:5 4r9€ -o '6q>'5 €*
.gEE EA a EE FEE E* EgSEE *g € g.EE.:E EH
cB
cB
:v
.ic
a
O
$ot
n
G'
9,iEF d{ i:
C!
EE
6
'trC)n
'CB
? 5 h.,. -E 'd3cEr=F{ -O-€)4ri
J1
H.h H €-s4-g5
F
oJ4 r 9a.8t ..t F
5 oti
()
Fb A5 6i5 d€
lrdc6= e---
P€.)C):'
:
:
5U o()
o1\
c.l ..1
--\or-
CS
Lg?Es g.g
F Fs -a#s tr
tr
O
O
€6* J diE
6 q (!
g
cd tr h
dd --HH
\o
g
EceYS r
o6.ct
+ (\
--VHJ .:lX !a qH-
ir
G)
0)
HI HH =. at .i C.n -g -51
d-ci dd
ia,
(g
td9
h
c!
(,)d rffc€
cP l:9'tr a)H H5 oE q:€]i trFo E i:()
o 'tr IJE EC]^
0
.cb .iG
EE tsE trii ()c
=.: z3
il.=
Ii<
P.lJ
l=
tl
= E
r
LJ!gF.i .iuH6
d€E.oE E oC,)::()xoc hheFxhg ]<J4'i(J4CiJ4 tr
J1 d(B=dl(did
ni -ci
d Ei
tr iD€ cscd J4Hg
E
FE J E.FH.9E
EESS
.5 }.i Yl4
fiEgS;;cidct (g
.qc!
F'a boE -o
E* E 2d-
Hibd iDtrd
Z.H.S 'tr
(.)
aJE
EEg (! 6. E S'a .E.H E E
2UHtr
E
L !: rtts= !q :. = r. v-i{ e G) = v =
'o-tr _o
s
rr
E cg
€
E: =E; ry"= E,E^iE E
tsE poo e
Y
8- F0
CE
8.4
_g
(EE6J (gE e
€i
-c) g
'=
EE
E
;s :
cE6
iD
-F
c)
O
-.r
,Et+i
}1E -s
F S.s
€;5E I .s.9E-q 5 : g5 EE3! fr J-i5. l:rt.= Eg gE
a
mJl 6i.ci d
F
s-6
EG EE e eE gH gF >' .o DH+rUb €E:o 6E"FH=E.E
J4 p. €t o'lrl
5
g
-Z-u j! o.5 -ohsd -v^ E hE
CS
FEEgE
adi uii
FF
C! (.)
E
5 FE
-o'dtrqEH6 E E:6 g
E
s =E :Es gH F9A C'H
k(.)
6O
J=(,)> >'9 - .-p J4 'irHl
@-gtF E A.E J'-cgd (g:= w
S'c
''58 ti
'j
CN
csi
hcd
9
OJP !d
-Y7l
EE€g 6g ():-cd ty
.F-rv-
F E* 'ldP rw9=
E.5E
ct
€ .--'= - aE gbo ojbl
E!,! ,-=3AI
5d'F
trJ1
#
s
F F-:z
c\
c\
U
E5.5Hllr
A-) -f,
--)/
>€e
6
!
tr
: fr
cs
s OI O
6l li=
6.;S - d5
H€ x ()
HE d AE E.AE=H I.E tr R E 'FE6E.s v-9H9
t ## e;bbb E't
trEtrtrtr
Es E s -9 gEIC-)c)C} .T
H
'
H
99HFF tr E-g-v-v
: .i3 E & :5
6*, -ts
J1
:T
Ei :1';.i
H
:* EE
(-:u(!
€
-A
5
F
€E E c!
€
€€=.-
.v (!
g
EgEg
tr :? F
tr-= E b0=
',
<j
<j
bo
! 'E().ti o cs -g dm
!) a
gO
C) g
i bo ()!i v-A
(.)
-i @P
E.1J i tr oo-s c)
HE FK*:F'1 -.{ €F3Z=E'E'E trtr xl
H€***iE* Esrf;EfE tr = glltiigigiglgi F ='= { r
C)."
I
ad 'L-
=A
=
aa.
f-
E E3E =E iJi -o , €E. E EEg Eg E ESE E-e=^ _u& 6E
gsq
0
e!
-oJ4 '6)6
fi S $E = E*eE " tr s hl:=
H--FiV!_
$x FEB'€ E ts IE E:E€ F2
*a-.6.c-oEui-o N.9'tr cd.dc;tc; E.AE cd -d cj Ei d
€-
o!
'.a
'v(!
w
;[.Eeg-s
o
C!
:,Eg.-v
$ E EEE :.E :! h h
gE
tsho
C! q
oo
tr.='tr
=
.v E -6' EEE o E aD..
-'9
E
O
fi3
Pa E=
.!EEO*E E E.H tr L -(d tr* o o t'tr15 p: ooi,c'cEE 4=,v-=
+
e.t
).i-9
F
a.)
O
tr€ =6 r!/tv
-(!
ca
c.l
+
.-* dp=
O
a\
U
p.!
q
t
ca
56) .=0
3r
brr
!k G:.
(,)
o ljbbcd 9/
c.)
o5
5L cdF
()=
uoo Ecs -o>,
600
trs
-S O() (EV dc! h0 lJ Qo
o.o
a(E
tr
9Q
C)
o,
J4
CE
--o E-vt 'd i: c)=
(,)_b
ZE
oo
cl
cd
='d
;t-8.
EF H
ts
g^F
ON
o
H
:fil =d
S \
F E ';'.v I ag HH 5o E E9 'tt4 --F"-.$ EEES 5 ^'cB 5g EE#e ET 'il= o c) tr c
C!
a
E'F
9?
o0
>l
XS Ao 9{
FrO
o,;
i-\T
L)
d.o
se
= 3F tr.-
(.)
hc) 6)i i3 4.Ocn
L)O V E€
.p
:rr
el
L)I
OI
ca
m
=f co
c")
ca
(J
O
Ei E
=EO €iicov EE9E ii6txiS
EE
E EgE Q
cg^ q3v
t
'ts
$ 14 =
=i"6H5€ ? E= Ex
.2
g€
E*Ti EcsEE*cEg F==J1-r=r
?;
ri
d'cj
c)
HEFE?
-Hl
Fri!se
€e :F*E b aq -E
o0
bEHI
-'
:E .ES&€e - 8. € € Ft€ Eg ts* #s€iEE E'ElrE
ho {.)
ho
>' ()
:t
!
€ 9,.EE E : 6fiE
S
g
H eE.E
E
a
E FsE E EE€ E E €€€ € o,c -
E
H X
E
:= 4'Er-tcE
g $ €FFEFg
:fC).-!i
aE F5BE E H.EESE€F E,5 EExg€ i
C!
A--rr-rH
6
ec)-c!:'d)od
v, o
E
;E E H56E 63.EHg fi'E :E FggFi rir$s iE EgE € €E .=EiE* * ;,!iESE
CE
14
iHEH EE Egg€E* .o d
! oL :4 O. cS
E E
€d
€. E FF € +; cE .cEtrgoo6
K
x
F)-t
.6eE€EE
>5Ei
g foo()$r €E g
I
€ E€E; *E*Sr $ :E *E
5s Etr
.oL0EE
FN
a
;F
a+.
s
troo (!c csd
E-=q
3$$$R
HFFh9 = H.H J4)1 .i!J4J1 ri FJ1 o
EH$.$s",rF E€SgE$Eg E ru:0="tvJslv(-
d.a d\t
? *
E H a.a $\ s ?;
ho
-c, d
cj
c!
b0
d
>1
(! a
L C;)
,ra
bE
p
xoo -(d p
.9c
o
gE qE
.v
trho dc 99p o0
2ts cl
cJ4 ad(! ! -v(n qx .9IE HE ,sl hE6
>dn14
()!!
>,: Ct li iJ c)
z3
-o
dEj
c)
v
v
()I
2+(
I
!
m
F
lrl
\o
F-
ca
F]
a.)
c.l
c.)
sf
c.)
(J
(J
O
'-(!.q
AL
r
-(!
tr
5E '$ d n
F'F* $ --EU
(djd:J
6
Eh
gfi H E 5 $ EF 5i5E e E E-Ex A= EE €== F $ o{ F 8. gE €E a E$€H s'Ei E S nE-E.= € c &3-Zc S.:t H -E€ gz EgEE . E EEg .g € :;€ f IE E€e ; etFE lHsE $s"*E ,3E = Eu--q ::2 EEEs Ss;EE =EE -Eli n EE E E IE E:.!S S&€; p-eitseeE'uE€€ ;F:g E€E*I Eg'E = h$ o F '!
!e9aa
r-v.
H
9- lE .!i.€c EERb,
.E.E
E.=
()
h J
=
i-'E
.F
n
6
=A=
g€
EEHFfBE iEEs*!$S H;tiEgE E e€:Ee"ggt'E, HEE €$isEE$$ EEEEEEg iE€eiEEEEEEE:* sc EEs' E S F E'; EtEE'FaE 'i1 AFF€E E EEEE;gE :-E\vr4/-s EE$ EE$$ EE€*E*g J4 0.O.O.5a: CF O..o.A5IJ H@
.X6 o
F -,o o'3 c) < d &E
EE '-
q
-d JEj d fi-$.d-c; J1 tr cEE
- oa E5 g- 3
B
50b
--o
dd d
(g
t;
ai
E
=t/L
sEgEfgggEE ExEg FEE.9g K -o d! d Z 8.€S 8.iri d
Fpas=E-
h-<
=.=
oo'tr
E92
tr.g^ j5-6
oo
j-J 3 o L
Apho
A:O csdv
5
RE
di, q oos erE"
'de
4a) t- -
6)
KH8
o i.; _d ':::rd 9 b F= \
z
o,-v
Egs
ii xs
>gg
ho ':! oO ei !lad cd r^ z.o
T
vr
]-\-
I
UI
OI
oo
o\
O
J
ca
J
:)
ca
E oHE ()2
CE
J1
EhJF -oH 9tr d 69 #10 (!ti E.H i: : S otr :H !.-
ia
S-r- tr'ig
EA'F" - 9'tr u 6) = 2 e1 O6 X nf
-d.!3ia ';g H
AJE H
-o -o -o ()o() aaa 1
ILL oC)(.) j4J4l4 6(Bd ppp
od
a.r
*
\o
O
(s
p
HB G(,) H
Ee'8. c=pF.E -FetruP K.=.9 =
EE
EaEHF .. TEilEE€ F;EE:E Qa.+:EE EeN.--u
ES!E €Ed=E
E
v
FT€ - $g*eg sHcEE fr8€; H
O
tr
€-'F
itr tr-v
o
co
x!q
ri<
4
E=:=b;
E+bEE $$€ eEEEEE
fgsE$::::: ;fflliu
a () ho
d h
(!
() CE
tJ L
C)
J4
p
(!
s
I
Hi5.E u ()J4.itr
E >)!! EE;>.-
s-o.i-gEs"
'c! .ij F r 5?cds C)*PJ1 S >,\--o F
ES# S
rE AE :SH\ ,-s%
H:EE
'FE'rcE H
S
EFgeE
E
=
.EE
=
d 'tir - = 6) y,tr 9F'a
ge
F E€E=! €3 af !E H> EE*** *h,dE
€E EE B E€€$E .-:sEg E id
oa*
*s E E=Es.
E= EE c!d6 J ciz = g Eb
E
HHAH!U
€ Sg SoP EE $:€
?:.l*i E !
i
ab'tr
o
.l'S.E
c F"b J
nti
v
!
C)
J4
i5E ko
sul 5.a
ErS 95 s tr6? >.b -g HCli
€bR z a.a
3
cg :ECFEEE$sE *f,5HE a
9E ai .9x
66 lul
6
cd-d dEi
at
K
o ?;
s;
.j
E
cl
9€
F -e' bb-q 3 hO3
e
{,)
SgEEE
3'Fo hO FO ax
-.r
EEs 4$ E E _ H"'s - -: : ,qStrEx E E tr!"
qES s sb 0 s'u u€ d 9r: R€€S dt tr(E STE S i|d \<*lu (s6 UD
e
€ tr F"H l I =€ $E E-q9€€ E.E E'E :E€ER E= tsE 6 titru
IH
Jdcl g F'E *= 6i ooH.lt trE 6H E uE<s.3
!
.i2-a i.r
6-
=d
d
A
p
(d
()
cR cd
b'50
as
C)
uan J1 a
() '= ()
2
c-
(g
tr=
= e
.ia >l .,
c{
O
o
c.t
L
o
€d
(€
O \n O c\l o\ O c.l O \o t** o\ A;
z
dd
ho
ao
pC!
* AH€€ E
v
Cg
bo
)d
L
di
Hd
-oo
S€
fi: gE + bb
:E 6 $€ g g€ g E EE€ g6 E B S6 s F,E -g€ EE6gEE ttE E** rtd ppp ti€.o
E.
C!
ftl
(€3
=crc) bgr4
E-g
--
E
a (!
irctc6 .6E.E -;v
E€ .E.E
E EI E$B E+ €T E E E5
.= iA
dc;
H
H
trq
'dH (€t
't3 cg frl
NE Q'tr
*.t (Ee6) >-!
6F
.l4
ts9 -(tt HJ1 o
.=
9'Hr * g5=.t
El!o.r H EE.E s.
E.- E E: :9 Cl =
ho
E [iE*E' €9-A
E[:$Er t-.9 sEV i=H .'* cgs .,gE.gBTE gEHEeeH FHF*HHF tiJl.otSlili
(!
H
dEi
g
bo
gE' cE #9 EE EE )\cda
.9 L
g
sJ
E] CS
o
cC
3o
g^
F
"s\
*! .FJ. .$ r
d
*S
s5 v= qH
ris€ E :i
o eE A o..3 .d 13=
EH 6c €4. p EF .q€ ffF . E€ 5J1
€E
E lz-y1=
a H
F
A
vTis.SE tr'Et9 .8,.y;i
Z i:
E
# \J
6t
F
C)
_:! 5;-i 'c'o
aD'= L.d
+ t1
E
13
u).4 E 8.3 .fAE q')
Ar
-'
c.i
bj
$
cn
ri
=
(t
E
C)
xEhh'E€ =;:ge"E
33 gEHE*E€ Et€€r€c ntEE€! trts'r'qtr5 Ftsi=tr8
>I a-o
d€ e,i ?;;.;t
k
()
6)
o ! bt (! p C6
.o c)
*
'tr
oI
ti
() ()
k
()
.o 0)
(-)
aI
h
t
cd
-o (g
Ucd 'ab
C!
J4
@ 6d
€E
EH 'F trq-o 'o 6)
)-
EEF=
€E fl€
.ER
5d 69)
=a ; x!t
E; 5ac3'g Ete Bt ,EEifrds .39. tg€€Ec# *i EREHE s €ji Fsa€
:Ear1s-E
EFFEfl
ii.gsss;Ef
.E .F
€g E B
u)
pC)
.:{
b. F
Hg'Eq:9 S b tr g E -8e€q.E
d.d
-o
llb€
cEaD==q
E ecd.i^*i=
J. k
FC
$ n'E
xH 5t
H19
F
Bg€E5 E 3E*:E g.EF3I
H
E
O
a!
g
EEJE _trrE9, cE gf; Sfi H€ 6cs -.Ec'tr
(n
E.g tg
<.t
O
dig€ ;Id0
Fl
E
oo
dF3ii =-&HE
Z 'J
eg h 'RHD ; HE d q E€ eg
(\
P!:g o.cqa ()Fbo(g
FE
Ad
z3
EF.E.9 rd g s E'r"
H
F
l!
E 'o ruts EE 6!8.=E
H
b Es
,ll tr r-
g-"$E
E
3 g
EI SNE
I
t!
F
5h Ei€ sE g
N ry
SV
E
H
Fi
$ .SI
a
F]
;FgE !E H
_52
Pr
E
'5ob*g
\J6U ^ER t-
- c
4-0
BE e F s.E Ee s-U-Ee
v
o.\
ii
g
dHtg
cd
;E l\
=cgc
H€ E E*
g
\J6S
E
Es
i
:
S=. 6ts eE
€(s
\iO
o
)9U i:@=(.)d
o (c
FAS l-
cE
o
Ug
o
cdE=tr
o
:ru-
9.!J<
E!rI il H
0 H
H.F35EH. FE9E8E
gz
C)
o o
v
o)
z
E:5.s
tr.r := :'1
6
_(.4
c)
bU
()
Q
bnE tr .qY 'li E ad
trl
I
o a
A
.+
c.)
O
O
g PF E6E;
F
L>\5!
-E59 .c;=E
Ft-!
*E .=
o g.
e
!
tr
€ €
sE€ -EtE
H
E F, H fi 33 Hs €:
))r'9
E
€E
€ i9 t H-;
3
.,r
E
E EEe g€H
E'
Ei ()
e
lrl
F
# -a'
_E
gq' Ha
gt: 5:
!E E"E - -s;. 'r E €rC B -v'E .gH €.?
R gE '3.s * *E.Es E X ficEH' g E.: * ; EtI h:$: a gE €pb fl=s s €AFE F E; F{
t!
El
:Eg iH E ct
S.E E
H!=
ts'r5 q_Fi
-9 *p dtj ri
=$€sEF
c>
$d F€-.ddtjci L
'!4 A,. Cd
boE
trcs
E9 Btr c)
!=
da) €& ad BK +a A(i
i I I
H'= rv c) 6d
otrt bo+
'-
{.;
ri
.r .cicj
€tr
-o q) C!
o k
E]
tr
€ 6J
c! d()
-xE 9i5
-Hg
6g
---F
€s
Aii $Eg *+j ;<-oi:i E H H E* 5E = cJ' o!ii d 6trt>Fr!E e€ (dp
rd
o
4-
F,HtgE:"ltE 151A
C)
p63
:c)
2U
G)
d)
q)
=
L
0''r
o0
-.JZ d") H!
cd
J4
a
cS
bo(g
:E Fq 7 :Tt 6b0 €a .E"E: EE= -v=
g.sEgggE$EiE€EgHH EeEFe;see ? d .o o
g0
bo
|-i
() aA^ 6) :! bo
$E Ed ()ad
>e
d-ci dti
tr G-
c,,
5g
FE cE' 6cibl Htibl
394
q
?.1
(J I Q
()
lr)
\o
O
c.l C)
I
4H
d.d (.)rt
TI
\-'
o^
El;
'r
tr
I
a4 d1 cq oo
5 '()
(.:)
i,
U-E
S
b0r
(i -
()
&
J4
*io
o
o.
Es
a
#€ ;F
bo
H
k
ur6)tr Eab
>,()o(i
().d EC!
l9-.=
F"e Hb c= Ar -!4;l 6o* EE FF'lJr)
E :€ g€Se *t'i J- d o-1-;+=
gERE!; 3
:c -E<1i-q c H c rt.b* &-y .5lJl oG)E()c)h! k k.i = L L
99E99H trtrotrtr>
p
()
dai
=
:€
Hss i
14
!d
hx: E u* Its HE
-(! i.L-:3
.E!2 .go<s
.i'E
F v, tr 'E== ii i'=
V
EtfirfiE
(g 'Fo
H!!HJ
cd
(E
E €P o€ cl
-ci d
! 0")
)
-o
E pd
li A1
()c, t,:
bo
'68
o
bD
-o
€
RE
)1 ti tEl -
ut IA
5(! 'd'tr
BE €d '6H
gi 0) bbg
trd A9
ctL tJ C)
C)=
2H
J4()
6u 1tg H-o 2'A
i s.1
EEE
ggEEEE EEs
C!!
d€ dd dti
=
*SCEF€ E€:
E
F
E
=€b^{IE
E
F h l; sJ
b 936 €E=FE$E g EHtrtr(gO - -,Yg e -o FFHH!EE E E*t .ET.HEFEi 9€'rr9t b E=o lrJ G);
'a
e€e"EEE€e
-UF JibE€: -ElL-il
tr
*E EEx i$ :tE.t
!j.:rH
N€ ?(s
?) o
o)=E E9j1 :cg=d
H
!q .!r*l
-o
!v!.-H
E5
o
s
=\ ;.E
k
p()
o L
o
FCd .= o. ! E'so bo
o 6d
't=
H
6g
re
< d.o
+
+
A
F tr
f--
oo
o\
O
N
ra)
O
ji€ =
bn
o b!
ca
U
O
,\1
F
€
o._g
-o ()
H
5
lrf
='F
.9
€
I
H
i4
>l
aA
R .H
stE
€ Fx 6i:
sF 6e- 6
d
(d
agtr
.g,Hg FgHs ..'? - tr-la F !t.x
s_E d 6S80 €J4 h at
bO
bnc).-bo6)
3 Edpd b':0 € .ts tbE H :=ddt
tr.e-g
9bli -!r
b
ho
E-E F
.E Jg
cg e
.F
-
9-
dF EFe! i 4fi g; E-H €g =.8$.b" € rE U 00*
:
a tr
*$
-.€ FE E u.'HE
=€ H9E $E .lltrtr 5* cB () o-= ct T€ EgT $ bp _u I :i E Q.OO €;itrR EE H.g H3E H hoii = l'. 99h; x .95- tj tj; g bout s FP =iCECE SE ooE 14 = =-o3 Esg €.9 (e () F'ii €F u EefrFHEH E g $'61'r1.EE -,q 'F EEE Il=o6d s'c: (J m I!$ r! -.Y.o-O-O€E K * E.VE !d6
J=UUL:
{)PH -66
!
() ()
C!
ES V.) = !.= ts 'E€g
d
fi E-SE;s
dE;
cj ?;
s;drid
I!P :C9 5.o
=.v_ S:
$e \o4 E$Saeggs=ggE e€ aE €g
db'E d-1
i'H
ri;s .o
L a
!
4q
tr 5 E* 19C) €F
dd qj ? as
c;
o;
a a
bo
5E
' ui;
tsb
OK 'F()
diJ \
AE
>.9
tE
E(s
aix 2j5
*b
69 ()':i
2r!
tr
I:€ FE
st E iEce
F
a !d )
EE
h-l fiE;-dd
J
ss
-Ue
5--
FggEFFEgBBgE EEc
}1
,dU E
ij'S€ atrC .-
^
l-
EF
E -E
sd
q
dEi
-o
'i
E'€(G
=14 H tr i: ;-83 s O
s {;s
A EI
r.i
B
(J
O
N
.+
ao
O
iH Es
.9H
=
Es
6
-v
Foo
I F e(E
9'.:r CE 'i
'A
iliF
c=!ctJd
-vi U.-)
l-j -
P-
-.-
8E
YoF
,F
E
$i;u EHE EEE $€
trgc!3
€
.dEHFEF
E
t€HEEE
E**g €Eb rEg.€; E* [E$cI gE*6 sE"8 .EE!FE€ t-Br J-9 'E gE 'd = gsqH H q :i iFEFf;r ro3Era,=E'g E?FE= gEg E6)
tsbo
S"
tl
6
e
E
E!EEE ;iisEEHs Ei g gEE6i!d
g bO
E* sg € gE BE,iEa €: ! E$E€E SE EE .EE E: -E.F€
(.)
EIE ())
)a
c!3 Eg €f € €E @.a gE E s: EE i5. -f; c * E E bs PE = F€ Eg E s. ri'l
l*
€q
-:, 'I
#H -H E# ii s-E
E$ trg
{) g'=
O
:J
4)
6d
(-)
o cd .o
H
or
= F,
$€
H
(.)
hI
.o :E -c
(E
.-J :o F
-E.E CR
(s
'o-
tF
.s b
tH '!I5
r*ga**t E d A' C) a 'J
:E xhl
, .-=
SEFFFEE d
oEi
= -'9 boit] *:EgEEE sEg'FEET
ct
L o
O
-o
o o o
t! k
.F
(J
o
bo
d
>.
cd
CE
J1
a
g
(")
(.)
>1
z
ii= -i'J-
#t
B F
Eg H
';a
.FI
o
Ec)
8EE*eS 5.uE E9 E" E# E lEEE8S8 Esgg€sg EeFE$; : EsiEE$Ete q .*E dd d 6bs {-o d.d dE d < dd o Ei 8;; dE d ? r
k
oI
.E b 6
ts
z
tr'i dc)
E9 H_ts 6'9 >,! no 5t
'# sd
€E
.E
E
E6bo H '? -c
gE.€
.-*\ UI
IJ]
co
+
ra)
al
c.)
ta)
-54
u
L
Eq E'E tu!l
ct !-H
ts
-aJti^-r
e:- lf ri
:#€ ;.r 5
f :
(.)
OA
g
q.u€ tr.o'E
::cEcsd *J414-V !e()C)c) -kL! g)C)(.:)a)
oEi
_sviuq9
te; g
ggE
E;
4-oE HU\V .=HCS 9,@ d!
o_E Q 'ci t F'a
€g
cE t5
E a
: E;E uF! €ie-€H 5 9
2
,36 . €€E S" tE { Eei'6,
J 3a A fgEE 3 cd ad'o
'tr H.lf
.l *
eH
hoho ,o
gsx E E'€-
tr=X
C S$F cg 50C 0
E
vt2
eS 9sF. gHts gJZ
ts=
Z. EE . >a-C a6
EE .3 d.E E
:Y =Gt(ga)'
d-
-q tr'E cd ru -g *E
E,r '-.= tE =r Ed €
5 = ri tr HEfiHEEE P€ A 5-'E a q)P!9E>\= e E ;,', €:4 -s-v= H tr cq € :8.H S E€ F 3E€!F,E
E
6 bRs cd .r (i # btr
l.!.=.i
'=
G
!
d
tr
KE3E6bc CB aEEJ
ds Csd
v d.o eE
a)
E )
Etr-c.tsE
gs sEU .H=b hoF tr.-'cl g-g I 6!'H E FE <.8 c = ?# -:atr FE Hg€ sg -s!tXGrE aE .dbbiH9 F F'e FE E-6 6',tr d Y^ g..i (c
tr a)'H
E
c)ov E9{ 14J4 oa)t dgi,lP"Es a €S - -- = d 5 ts'= .cb0
!c
d Cd,IH cd boO J4}1{3.s
=
0.,
E--nLDF FggEgEEfi =€ii
d5 d
<j
QA HCd
cr
ff aS d<j d ? e s
o d
o,
=dEiO
siPE' e= E cih =(J
o
o
.o (.)
9a-
()
$E tro,
o L
C)=
ro i5 -!
i'Dtroo 3c) aa.
€g
G
o A5
s fi ,o (s
v
CB.-
(")
sH i)E
CB
E
HAVH-'
g6!
J1
E
F
SfenE ts Ed F'E th H E a"EeE d A,4 o Eg * g'i'F gEIEE fl* s F SEE F Ei ##E Pe; trticdtrE€
tr CE q
-& IF qE
H
$e iEi sE eP i:c)Yc)
ao
ESJ1EE
()
E E ::
F=H
Hrr cBa ()
lo, !) -d =-cd :9 hn c!
EHg
: --!u E €E 'riR a #k IF
f;g^tr
OH
lr' ()J
IHHH
E
IEF:
aS cs Ca .=
F €fr E r? = FE K Es€ H F-.E - -
{:
O
l=a
E9p b0.c g! c)
: E
-.-! cd'v 64 F-Sl
ul
O
d9!
Gl H 9d6l €-
F]I
I
O
O
o
€>'\\-
g50
.€.ss
x€ ;<6
$.F E
()tr OO
SE
cd
oiD
>e
9t Eij = tr
!i
B. H
trl dt al
cd
-ct d
(
UI
I
r!
F..
sf
O
O
at3 c! C o, '= ho!i tr
tr:ttr
€'E
a a
o
{)
S"'E
soc
FHr'S \J -JA v E-o :s ov)
c)
@
s!
;E
P€o5l FE !u
EIZ
A v
EE
-
$'d
c*v* 2F ^-.!3 :
8os N I E
F#g ..H!T:IE
E
gi,* sP
d -Y.F
sEsEE
i t#E jJ
I
3€ H
r.J
.E NE€ IE*=E
E
--H@
E AiOigiE
cd-d dEi
oa,
g-H 'd2 .E€ 14b p
*E F9ra Fi5a
isE BF5
>
, :
s
S.E'E E
J4 (.)
=3
E
€
Eei:rE .5 E.UEE€
a Li
9E H)6OH HZA g (.Jvt
E E:U €,ss gE H
J1 (6
c!iu=O(I)e g9 B -t
s EE Ee H 6 E .st€ fr,acEcc c(.)o:,6-)c) EI EEFEfr k H
o (c
vt
<) 6a
cs
(E
H9kg6
-o (!
dEi uo -v oc O. cB
o ct_
J1
H
-p oib CS
F6i
o
! 6)
.n
dd
q)
bo
LHHHH
ci .B€€€ E.id d! a; ?
()
C)
Y,, >= 6 o=trbd EEts-d@ H 9PE d -;;EgE gDc!-!t - H E E tr.Ob!: E 8..F $€ E b!tr.: = ciE'^iaa Od cg E fi' EEE 9E EEIsE:= E d€ nF ql 5ii€EE EEdHX E
cs
-tc)r
5
gCgCBCd(B JVVVV !r()(,)G)c) -kk!! c)6)(')()6")
re€€eCE
J1
-o 'L
g; €€l e 3"q'a E s.;6 t FFii=x,jl sF! R€E i €=EGe _ == sE o.o = $H.5 EE€HH #H:SEA .g EH€E€ -ES'F:E'9pESE EEEE* gE gE E cPOiJtr F$E HEE H E H EE SEgf; 3 ;F5gg ;?idAiish0 E
rr
I
E
ES* cE 998
: :
-.c
A€EE
d f d
:
A=
E'c -U 4 ():1 e x.u a-oE
s Ee .Eo9
Ee€ g zo.br'rc
EEt;gt;
=hhFhH trJ4J4.llJ4l4 a
c{-ct
dd
?;s
d<j
d
I
F]I
oo
o\
co
c.l
O
O
EF € € €
sr .s .s -s € LF
€
-s
E 3* 3* 3,3*
]i - E.EE,EEEEE .A 'aE €E.FEE€C'F
{
E E
E
EFS.FEEEB g*
[g IA
€ HA
,t4 H
o
=E2E2E2E p EEEEE .EEEE8EEEs :aE €i€i€E€i ,EEE;s d c.)
,ja
Ert'rEg
E:" SAEA:AEE a J4
6
xaqi;: *EE E-EEETEsE
EE EE q€ €i,E E i gE 3E f Ei
4$-
4,:.:.;.le:; 6- e-E-E-E-'E 3€EEEE EF'g$E.S€BE.S€
t EEEEE IN =q H.
5 ni.o od d
E ()
oo cd
>,
cg
'!1 d (g
EEgEE'hE'*E rE,s .o k d
< 6l
"o
o
'c,
ci
(!
o
o)
!
E
J4
bo
rutu ss *
C)
€d
()
-o
*E
3e lr
t9 &t
CB
ho
siJ tto€ oi;-.?E ()J \
>1
J1
HE
#-8 o.tr .F6
.gt
€H $i€
c)lr(.) r+ A9
J I
OI
e.l
ct
!
n
<+
:)
O
:! P o-tl
trtrod
o_= > ??49> ootr o. a. -\l i .r-irCE o
bEtr.:
c3
I
iJ >19 tr ;{g(65
(g € dl d gt
I
;E FS 3.E €'F 8,a€ l"i
OJ
o,
el k(.) bot r? trt J 0 dt p
(.) ao
I
b
>{
.sl J1
'-c.)
:-Ei € 2E .*6tr ,SPoo
Y H i+ .:-(!p=E
>1l
)
tr E -ut 3t {)
H E
cs+ <.).= 5nC)
{Jl
-
%
EgB6A:E
E
ffi
.ol
p
(E CE
(€
z
oCg q
?;s
d<j
€gt
EreE!
--(d>
dE !PE ifFHsr f, I c E-SB
ffi
3;is
aj
E.3
q
a
o
J1
0
A1
,o o
&o
g o) k
a
o o
rtr
o
0. c_)
a
lr (!
a
L a
tri
(J
ci
6
d5 d€ d
*
?criS d<j
cd i, ir'=
d
= .iEIE[;.d.;
'tr
5
h0
adtr
ec!
-F
pC)
p
>1
4a
b0
(!6
-o >, a)= 3::
eE E;
Hg dL tr-v oa i7e "ig
$s
o UH
X6J
d€
E
39 og
bb H
,-E
rFi
CB
4.0
H:E
8€ ES'3 PEr'a s F gbE.tr! E E'il s$E r,r O EEHEgB Esg€€ 'E 6 6'F b'E'l E €EEE;Ei€ FFEEE lstEEt tr
c) J1
. c8E-Egg
oo
h JEE 8 E q S:*H' € B-E E'E s E€E :T-.-€EE
#*
C)
!U--i-Y 5E!-.HgL
€Eb
'l46)4 :'t9a
ffi
BS* dl Fe'q cs C 'cl ?'!.'E
d.q €Q?OC)lll aoan o HCq-(')()X Eb E EJJ F'F '=EE'.f,e8 g
3.E
@
^ *l
aD-d tr(! o'E B !r P}1E>, 8E H.c
tr€
ii
€ b€ 4.OE
*f
n I
E]
(t.l
ca
a\
C\
ra)
()
c.t
O
t.,
I$EJ
(\l
Itsr6d l8 *'€ E t
IH
I
lad lr-A
'+r
t sHiEl$"$
*.F---d
.!_:l
= '; - €
ru
=
E'E
-,_._frF
a sg
,-Ov'#P-iH LH--rS-
EH EESHgg sE EggHs s.= rrE{
Ej o
CB
=FF"FE FJ1rr,l(r<,.:
t.,
K
a
t.t;S
dE
d
Ex€nt€EEgF H+'d€ r=FiocE
qs
.-c
F
**asi
E
i5€e8.E,ss; oEj cj
4
}1
ho
5 L
E
q
C)
k
gE 5Fs s $a 'qs E$$ : EF p 'd'e
EgEE€.fi segigR*E s$ s gE s 55 r,E;.= "pIE FqEEgFI€$H H HE:F €0sg#$ "lF3EF$$"= G,EFSgg EgcEE
qp9
v
s
li $E€c r $-s€-E 3E95c i.i;EEE* S;EEE
F Sg a-E9p
.['
I* E: FE l€ € E v "E.s
IlHoo# EE l(,)cl1i lE6.c !e
trcEdoo '
6
ti!.-H:
I
L
-cE$ fiicEF
3s'F CdEG C!
E.sE
E
o: (.,
o^ o:J LL
aa€
'trd C)€
tl\.s t ;H E IE rE Bt
*'u -6 (ll li t6
:$EEE EE :tHSsses cJ hSE!€S
ix id "a 6>. -o .t4 \' EE-vJ
Fiie cs cg5 '-J J1 -9 -:9CB
E
cr h'-
- EE'&''E iE L
lH
S6E*BSRE
rr
,.l'
.oo<jq>
-vd d>, c)cd
(.) ()
'-
>f
=o
s$ 5H
5!u
-Eb c) ,:( HP
!T
4.o
CE
9p
{H €o hc
@t'
AJ
.s€ EP
J. !Og H *<< !u ii?
m
'd
€
S.-
o,E Seq H E: EX €
EJ4\J45
ad
?.;
A:i
aSvu Eo VAHE
EEsH Ff Hg sg ,:!9qFF.EF6Hts >.J1
q
4 5{ tl tr4H d lru -ut *:i E G-ia
C)
a
'rl
'ad* ud
(H tr
ER
0)tri
g* u zi5€ :Y
in
14 d"E E !t o, -g il()cd z&6
j5
cn.o
() I
E
sf (\l
c.) ()
€F €q EFg
E.H
!.i I )O
Ebx EEE uxE
F
6)
!liiv
.(.)Ets1-
:
I
.tsbo a$ E.:H E.h E6 H0 ddEHH
#E ;E !! !^.'
h
E E
fi
U
ET Eo 'qa
J1
C6
= +5
g-F.=
5
E
9g:eag,age;EEEgE ilX.=X.ECE
E€
f,gBEEgH
FE
€6sEEF+eE
,,.v =S o l'.= EE.O€ i'C EI .tr E ts €o q€
.o
gEEE$;E;€
EEEEEHH EHEHEHf sE
cd()0.)(€o-d) p. I tr o bo9rt
o
ci ro
L
cg
>E
!o
O(JE
E
E: EIi g H: c E .E'a
.OtrCgd=
O
E t_'
&
g E ii*ps f; ES s E€cE E EESgE
gE'Fg :
=e-d,x
x5sqE *;.=
c; ti
Es E# -o() -o
€ '5tr abO
€E 9r' g€ =C6
cg
ho
SH .=i
F"ii a.o !i()
t====== .Pft
F==r=-:==
8.dd<:€cl
?c
.o
d €d
T
r+
rs
E
V]
N
\o a\
=f c)
O
s
-4, EE
! (t
3
; bo 5. ECE 5E.gE E (.)E-YF
t€
(B
3
EsHE€ I JEEEE
i ;
? +
S ? E
B'tB.e E<<
U g,i.o
!d 3
.YUE
E E fl=t
(!
q)
g€E€
:E;I EggEEE c"ii-:i-E-U.V -.X'iJtr9E9 =====.--= #F btr
? ciisi cid
d
m H €E oE, ho
(.)
J1
o,
,li !
G)
g
a
J1
a 6
tq -4) c6d E@
}c.-
9p6
3* 9€
a.o
>e
d.F
iD J4 r+ (g
E
Ea=fE g E sE$ $ E,H egg iP (gcscFc6 =E3e3: B'E# rE Ef st $* E;H oo'E.F :EF €E E! d tr hE H hob0 F iE E€E fE FE 3E$ H$.9 $f; -= =e 6.96 g E€EEgE= EE =9 EE F fle I F € E E EF*$ i 9FTE{ E H#T iE-EE gE ficsccccsF
h0
-o
:r-i
?o ()it
E
H
=H ?z S
sd
";
<+-\ (J
mI
I
I
O
O
t6l
oo
r-)
:)
o
c.l
C\
O
()
tr.54
,t4
6
:G
E-gl €F =301 tsE E )ts.-
()
*E€
(E6lO:t
riHHr
>1
e c) 6io
'jl-cCLi
IE€g 69 C) :'-c d
-YE(,)> \ru-? ll;i-HHho -
E H 8.-g i F SEEE 4r!€ 'af>, I E .;;J{ 6= EE jfi: 5 Fsz 9ll r J'5 .E ? H.i = H
=E s{
&';{) €.€ -oE,F
fi5EiES
o
H :Es ! H'AA
E gF 6
c)
J4 (€
- -5r p-i .EsEEt EGii aso :9?i5 su l a
:E bx
*EE iAE (lti 96-Sc-Xt-; 6a??t1q;i
-g
iE**:tE
tt
sig F 9 E.q
L
()
-o !) g
- wv Eg.b iti o'o,
'dFv t;t ()x trai .c2 tr 4.O
EE;; .H€E=
'Et 'iFEH +E .iula
IA
.CE
oX'F -
: I.i
E€HH
tEr*
l;g gadu .d€ cs bo Fi bo'tr r=
=E u-@
6
tr
qp.st
E
.= F:- h'i (D
--
jl o.5 .oH!! E trEH
a
E E F F
FE
i
;
.H Fg ts'! cg66= 5rO.-:: cgE.!:
E.- ts15 Q-ho qc-q eE Aq Eo>,
5t.fr: EE:E
E
;
c'E
tr
LE
E Ets E
n
.9 ': ESgsE =€ -EE 99tstr -.= EFfiEE€E i d(g:dtrdd E-=.-aE-o59=E x= crct!'ctxctd E hheHXFe gFEEE : *gFEsA€ a1 a €! o'rr.l J4J,}IJ1 c:J4 tr ]FE J
oEEbtsFd
HE €9 H=
B
Cg
E ir
ffi;..;
d<j
cs
cj t
ci.d drj
gE€g fi =3S;s
bF
s*
J1E CE +r
o 'F
Ee .o cq-5D .q.d
PA
.q
tic)^
(.)
cn
U-
EE
0 >.F
EG.d
ssb -q=-
€=l alv *>
iD .q J1E
C6
lie
E
g**BFE lx >h= -- '9H EEEi FH Ea.r.tiY^a=
6-! H e HtrEo_EEF € * E * O EE € € H H y€I1;.;, F669 Ei;EHEi tsF H F c ---\a-€Jl4,ia E^^c.lJ4J4 Hh L c! -ts () d'ci d<j o A€.C-d t 6{rj dEi d -d
a) H.i
V=G
ho
o
E
!-d
e-.
et trskE? -qtrhO€ F. t-' tr-o.= ,-n'= o=Al
c6-
E o-v? f
E
i: AFo tr iD€
(),tr h,H s HCElr EE R Z!d=/
j]=d
6.)
-uc ak (€
EEg dE S'a .E.g E E 2Utstr
F'a hD
l3
p
36b.q idtrd
>€9
dd
E o,
UI
co
st (J
H 5 $E R tr-F
() 5'trE oDa6.:}(!=
@tVFJ-do0-o
9.'is fix E i d!
c-)
HE A FE
E: 5s $E -o
c-
l€ €E
E:3FHE .FEdE€ .-tr V'€H9
b* ### e:bbb trEtrIq E [,
st;;;
-rd
dddEidi
E E
'-=AsO) '9FO
-6'
-E
E c)
tli rij
= Elg iE
>a
P(dti
E PE 'E{gE tr iE
s
d C -
>,I:=
lt
()'-Q.
'tr 'trii g.E
ho
tr C)
-!d
a
+4
'50
ts u= (.)tr E6d X.Z *E (!
It t bo
l)o
u$="EF g.-gigslE
EEE$F€$# (.) EEegEEE FgFgHE d K
?;
-o cj<j
-6 {cE
aj
d d
< d
.d
o
c.l
ag otd
H9 +,l. /ji.^ d @(E p
=O o.
h0
C)
w
o ot 5L d= H)h
k
{)
.v -3 R-
ll= 'ui i: C)()_6
zt
ci
600
a L
tr'i cE a)
lr b es 'b, 6
i,.ri
EeE,g
c!
sE :1,
P
-t o= ll J4 FCE=/ !L
E:JE-(,*,=
.6>, de d$ -a ()-o
3J4 OG
(.)
dCE
a .lJ oa
ho (d k
e
CB
;5.o Gtv
€>
}1
€0 tr.='tr
EA E €E5 (! $e FEe'€ € q = ! co E 5J.= E dE ^T = 5E E:E€ gOI .q b,. [E E^"E*E gs E€Eh F s..= EHS3iF HS xa *t €' FEgIF355 5S Eg='EEFFF !tb fE LJ:X EE E gEg E
U.E= 6i-ct d<j d
a 'rE !)e
Eho a.E
o
'ed
&JC3=
exE=xEt* ErE d a
O
E cs € EEE .=:=
gEod)(')
e9hbH li E ld -!4
r+
a.l
q
5 .v E E = c! J'E
)1
:E
c.t
;E *e f
-ts Es '9* *cd -.,
Gl
co
=
El F$
g HE L= E
6l
a
vH-:v
^tt 4!
O
O
t: =d
_.H
mI
I
O
Eg q!q.l v9
9g =() 3F 'rr ! ?e {.)X t3(g A.O
5g 'ils uO
tri 6 =ro _8. +Y
iiE
E .=S OE H.g E .A J4 Sr
Oq
I
-S"-. rct F s ='! i: X 5ni
EE#o () C)
M
tr
E€ ci
Ut
(-)
n
I
m
-+ ca
c.t
c.)
(J
O
=t.=q i4dE
E C EF-a jcs (.) = EE
E €: x
gbo EN
E E
A
i3
;R E .== - -
'v b Eg t^ E =
E ai
c! (n
# EEE* *EsBs$ ,E HE 3a .Ef,nEXE SE ; Ef 6E sip,;Fi
E E FF +i € -F *EeE 5L'F.if,-LrA.i-H_
EI
oo H
bo
(.)
EFEEeE
E €
g€€E€g$g
-d d<j d
?;
ri
J4
oEi
a>
o
t{
5 H
N
iRs€
$[]$i'
$$ERI 88EiS d-s d\;
h0
:E s >,
E
X ii
-
c!-
5 H.g H F H H q
HJ1 }4J1,jr}1J4 tr K
? c
-ci d<j
d
E
H-q*'rrs AErdcj\* k()
aJ=
.9c a,a
a) q,
o.= qF
(E
tho
()E
>,x d)ti !r 6)
A.o
'tr
c)
dJ1
gm
Rc
!r
4 E.E E€ $'= i'd .!t 11E6
>dov
3 EE3 € f;E€ € ,F seE $ EgFeF: H= iFx E
8
rE$$$Bx re=EEe€e - j1 ':ra1 oi
J'(E p a
obn trc(,) iri 2=
E
EE FSFE E
*c IEX-E gC)-C)y()C.)d
d a
.v
E EE€
o a
().|{
oo
tr
c.oiJ
Ei g;E;E 'u s S$ Sfi f,EEEE €$t$s rc gtE fi F: EEE:H **,!iESE €E EEE-:
>r
xbo p
!r
H
riLE
C!
J1
E FJ4 3J K
j
E ES F€c E b .;E€EE
bo c)
EAEgji6 k S3" .riltrO^nX
sE**
\tEp'o
=
E tr -gSH E dir.? E f;E*E c li etr -' 9!!
F
=v
Es S v 6f Ygc
el q::E
+ ooc) .--€ R-X =itclEcc tr# SE?
tr
:
10b'5 .dSEE
Eo
i*
-ddd
cj
(J t H
I
4
\o
F-
I
r!
tr
ca
c.l
c\l
.+
co
O
U
O
.iddd
F95=
c!
!w
€
bo
=6(g
'i() &
.5H i-
dE
I()5c
d qH
E
H
P=(€i)
5
()
5
qJ-ag
:. () ii
6)
3(!
k
EJ
o
an
a
!e
o
.o (!
oo
Ecd iirE
E (.)
g J1
J4
tl J? d=
rn
F"EEE 6',-;"*
r s- € H E s :di.lo.6tdo= Ets S"l:E 9;U
E'gHE > (g - h.:d
F ddcidci
K
?;
'c
=
bn
o
rd
H
g)
^.v,
Bo
E
H-T
EEEs =
E'CJ .E
oEH=o
E
>
i $€E\, .i:4c4FEg $$ -e€{ ;t,i ht
d dEi d fi-9;s
a-O
Ese c_)
oo
L P7d HX
ho
k
C)c gid a) IF
H*E ! (6',5
O A: > g-g
$F
r'3
II8-n€ X St€ 3
:€ fi6
1)
S.:r
99RSS '5 € ES SSSSE <
S^$S^S1o
bbbb.9
a - q o.2 aaaa^
trtrtrtrE F I F i.: ooqa?. L!!!-
()d)odtol E H.E'F .o-o.o.o€ o3 .a-o'o 10E-F5 Fo 0 $ EEE"Pe <.l
S
-ou o
E H: FPH
3s! ti -
gE€€€ii .€ q :lJ ^E bi
^-8 #
?b\
(!v !q= Xo
4(! o.= ! dEo .ox?
EgE o o o o.= .g,E EHEEi ,o-o-o-o= € e F.S'ts
69
ao'tr
tY=AboAJP O-r ?
cg!o, C) ti_d 'F 6 $.:l Ft \3()() zc'j{
6
IE $FgEiF,E$€F:€gggg t;HEE
E9 !u-v^
r-o -v!tr o19(!
d
i,Es EcE* €E EEEg = d'H'+
_ aia
Fob
gi
;
Jd 'E 'rl ci
()J
FE ECs
€l
I (!(J -C0 bO .: E
ad
g EE5 tr $ x d'a(! 5E € s E's (! C)=-e g F Ex:EEEE* SgE EF 8*.2 ** .diiiD{)= a a. o..ja +: trFA.oE5.Y
o
tr
:v>,C) (!
(s
t hgl 5 € $ 3E E E fl E €-Ex E.Eii qpH F d._ -E.ts rEF EE g EP€E c>E.Z *:t 3€s €Eg J4E-.J EE Ef;F F 4EFE - E
d(+it cE P'El !x! E X i'
€:F
.Y
bo '! ti dod
>se
*.i
g
.Fg L Al
EbgF E.Ei!
ES.EE o
?;; 63
z=-<
(J
C)I
o
oo
o\
rn
'a
F6
E H.
H
,:E
:E 'E-9.
p #s E.H i,.i i c)tr -El cqT tr
rEFg EEloo
:
EE *+.-E6
o E-l -cB r: ';'x il aa
b€
F
ddd
€pp ()€
.
t'tr
ti=
>,
3
eEE,i*g $Es:€ €tE 9i-9ci {9='Hf'c ^.iSd
_A S
E
A
lld
g
I
-.i t i:€
E FT ;EE; 'E€'rcB fl'r € $E E ta$ :BE.E: EEeEs g EErsr H'Ee EE g c E: : EH iiEEE e * E E : E'oE S =E€:c v.=9.5E
.4-14
.q.- tr R rd
S
F
v oi{.=
E
E EF.5T 5
Hts E E.€ v (q*.:4
S
6 !
A
E F EEi : EfiE:E
d
i
Oe H
u
6
.=
d
-,
gEE: F qHFB"g
EF€Ei,EEEgEEBIE E€ $:€ HHLLS! (! (! id (€-o 'E O0€ OI)
a
F EbE =:;€9
g
EE*Ef t€ g*$$ssEgEicltiEF$i *AEFE E3!* aEE$Ss i-. EUa.gp
-qnF!J.=0 EF id liE c)
r
b
EE
()C)c) o.t oaa kkL C.)c,n) {-. l- li ()(.)()
q-Ge
EfFEi $$,*et " sHcEH €8€; EHEilI EX,i.:aE . TEHE€€ -EExfriE i^!iu=-!u.-=d
O
€
a.u d_F
9 )t O.cE X cd c-
\o
O
c!=
- p'tr 'iuC)
*
ca
(-)
j
A
fa
cn
.os og be
OI
I
U
&UEfi-8.s.d d<j,;
F=-EtrP= C! t 6dr' dEi cj
atd
n:i..odd
3'5o .hO
gE
H9 €-o 'd. v3 i56 liO
E r-r :v b.a
EsSo QE (6 HEF
*,-d E gUE z o-HEli
E
n, {*
-o d <j
bb-c E 'P€ F -<' - O!l
c)
,ggEE€ Htr po
o
6)
J1
s(s 6 k(.)
g
,c) HA CE
b'5o
ss
sb
C6
AI q
(.) (.)
z
>'., tr= 3-
€E a3-
E
o a o c.l a O to O o O L lr
o Cg .o (tl
3'
E E.s g
z
s g EE .E ps 'FF E* B F EE a H_g €gE =
EEHEE€E*-EEE s€€ i.E $fi sf,9Bs*
g ieE . EEE8; E
E gE *g :'tr'tr'tr -a h'tr
E***EE* E3€-c==.c .t1
S;.o.;
tir.r
E cs'6
Fhd
.E d
EEFEHEgEH E*=j'.C3**.< d -o d
?;
z
G'
ct \o
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama NIM
:
Dwi Septiana
: 109016100061
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi Judul Skripsi : Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eub acteria Menggunak an Tw o - Ti e r
M u I tip I e
Ch o ic e
Pembimbing 1: Dr. Ztifiani,M.Pd Pembimbin g 2: Meiry Fadilah Noor, M.Si
Paraf No
Referensi
I
2
+f
.,,x
BAB I
I
Muhibbin Syah,' Psikologi Pendidikan
dengan
P endekat an B aru, (B andung: Remaj a Rosdakarya, 201 0),
Cet. 2
XV, h. 87.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,
(Bandung:
Remaja Rosdakarya,2010), Cet. XXIV, h. 89. J
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet VI, h. 104-113.
4
Muhamad Irvan dan Novan Ardy Wiyan| Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), Cet.
I,
'q
!
h.
156. 5
ltp ;//www.oecd. orslpisaikeyfindines/pisa-20 I 2-resultsoverview.pdf (diakses pada
2
April 2014, pukul 4:00
wrB) 6
{
http://timss.bc.edu/data-release-20 TIMSS - and-PIRL
S
-2 0 1
I
1
I
/pdflOverview-
il-
l
Ac"hievgment.pdf (diakses pada
2 April2014, pukul04:15 WIB) T
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Cet. I, h. 6.
il,.
8
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Cet.
r,h.7 9
.
Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
+ t
Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta : Grasindo, 2005), Cet
I
l,h.3l-32. 10
Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta : Grasindo, 2005), Cet I, h. 30. 11
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet.
lv,h. 12
162.
Siti Sapuroh, Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera, skripsi
UIN Jakarta,2010, h. 60. 13
Edy Tarwoko, Reduksi Miskonsepsi Bakteri Siswa-siswa SMAN 1 Sambung Macan dengan Pembelajaran Modul dan Lembar Kerja Siswa, tesis UNS, 2005, h. i.
t4
in
w
Science,
Journal Science Education,10, 1988, h. 159.
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
{
r,h.34. Filocha Haslam dan David
F.
Treagust, Diagnosing
Secondary Students's Misconceptions
and Respiration
in
Plants using
of
i,,
Konsep
Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta : Grasindo, 2005), Cet
l6
I
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions
15
I
!
(
Y
Photosynthesis
a two-Tier Multiple
Choice Instrumen, Journal of Biologycal Education, 21,
t987,h.209. t7
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta : Grasindo, 2005), Cet
l,h.l2l. 18
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions
in
Science,
q
t
+
I
IV, h. 163-164. 9
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), Cet. XIV, h. 64-65.
10
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga,20ll), Cet.
{ dan
XIV,
q
h.
64-65.
l1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidiknn, (Bandung:
PT.
-+{
Remaja Rosdakarya Offset, 2010), Cet. XV, h. 111.
t2
C. Asih Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), Cet. I, h. 8l-84.
{ 13
C. Asih Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), Cet. I, h. 86. 15
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar Pembelajaran, (Iakarta: Erlangga,20Tl), Cet.
XIV,
Ratra Wilis Dahar, Teori-teori belajar Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga,2011), Cet.
dan
XIV,
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
h.
Michel R. Abraham, Eileen
B.
et
al,
Understanding and Misunderstanding of Eight Grader
of
Five Chemistry Concept Found in Textbook, Journal
of
Grzybowski,
Research in Science Teaching, 29, 1992,
t9
,h.ll2.
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
Dalam Pendidikan Fisiskn, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h.4-5.
tR-
1,,
{
!,
tt
)
Ll
I
PT.
Remaja Rosdakarya Offset, 2010), Cet. XV, h. 111.
18
I
h.
65-66. T7
{,?k
dan
69-70.
t6
!"
C. Asih Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), Cet. I, h. 84.
t4
V
l
20
Nurayu Firiana, Analisis Miskonsepsi Sisw,a SMA Kelas
il
pada Konsep Stoikometri, skripsi UIN Jakarta,2012,
t
h.12. 21
Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h. 6.
22
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 77.
23
Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan
{ Konsep
Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h. 5. 24
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h. 5. 25
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Cet. I, h. 6.
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
t(
Konsep
Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005),
26
K
Konsep
f I
Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h. 6. 27
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, Sogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 77.
28
t[
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.
tf,
77.
29
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h. 53. 30
I
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.
tt kt
l"
77. 31
Paul Suparno, Miskonsepsi dan , Perubahan
Konsep
-l
Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h122-129. 32
I
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 78-82.
-) -)
{
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
34
20Il), Cet. III, h.69.
), {
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.
{
I 13. 35
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions
in
Science,
Journal Science Education,10, 1988, h. 159.
36
A. L.
Chandrasegarana, David
Mocerino, The Development
F. Treagust dan Mauro
of a Two-tier Multiple-
l
Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary
School Students' Ability
to
Describe and Explain
Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation, Chemistry Education Research and
Practice,2007,h.3. 37
Chi-Yan Tsui dan David Treagust, Evaluating Secondary Students' Scientific Reasoning in Genetics Using a Two-
Tier Diagnostic Instrumen, International Journal of Science Education, 32- 8, 2010,h. 1075. 38
A. L.
Chandrasegararra)
David F. Treagust dan Mauro
Mocerino, The Development
{
of a Two-tier Multiple-
Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary
School Students' Ability
to
Describe and Explain
Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation, Chemistry Education Research and
Practice,2007,h.3.
L
39
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions
in
Science,
-{
Journal Science Education,10, 1988, h. 161. 40
Jing Ru Wang, Development and Validation of a Two-
Tier Instrument to Examine Understanding of Intemal Transport in Plants and The Human Circulation System,
Intemational Journal Education,4, 2004, h. 41
V
Cengqz
of
Science
and
r+
I
mathemqtics
136.
Tuysuz, Development of Two-Tier Diagnostic
Instrumen and Assess Student's Misunderstanding in Chemistry, Scientific Research and Essay,
4, 2009, h.
-(
627. 42
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions Journal Science Educqtion,l0, 1988, h. 16l
43
Ceng1z
in
t
Science,
.
Tuysuz, Development of Two-Tier Diagnostic
Instrumen and Assess Student's Misunderstanding in Chemistry, Scientific Reseqrch and Essay,
4,
2009, h.
k{
628. 44
Filocha Haslam dan David
F.
Treagust, Diagnosing
Secondary Students's Misconceptions of Photosynthesis
and Respiration
in
Plants using
a two-Tier
Multiple
q
Choice Instrumen, Journal of Biologycal Education,2l,
1987,h.209. 45
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions
in
Journal Science Education,10, 1988, h. 165. 46
in
Science,
Journal Science Education,l0, 1988, h. 167.
r{
L,
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions
in
Science,
Journal Science Education,l0, 1988, h. 159-169. 48
I
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students's Misconceptions
47
*
Science,
Filocha Haslam dan David
F.
Treagust, Diagnosing
V bf
l
n u-
Secondary Students's Misconceptions
and Respiration
in
Plants using
of
Photosynthesis
a two-Tier
Multiple
Choice Instrumen, Journal of Biologycal Education, 27, 1987, h. 208.
49
A. L.
Chandrasegaranq David F. Treagust dan Mauro
Mocerino, The Development
of a Two-tier Multiple-
Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary
School Students' Ability
to
Describe and Explain
Chemical Reactions Using Multiple Levels of
q
I
Representation, Chemistry Education Research and
Practice,200l,h. l. 50
Suwarto, Pengembangan The Two-Tier Diagnostic Test
pada Bidang Biologi Secara Terkomputerisasi, Jurnal
.t{
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,20T0, h. 161. 51
Jing Ru Wang, Development and Validation of a Two-
Tier Instrument to Examine Understanding of Intemal Transport in Plants and The Human Circulation System,
International Journal Education, 52
lr'
4, 2004,h.
of
Science
and
-f
mathematics
131.
Cengiz Tuysuz, Development of Two-Tier Diagnostic Instrumen and Assess Student's Misunderstanding in Chemistry, Scientifi c
Res earch
and Es s ay, 4, 2009, h.
626. 53
Chi-Yan Tsui dan David Treagust, Evaluating Secondary Students' Scientific Reasoning in Genetics Using a Two-
Tier Diagnostic Instrumen, International Journal of Science Education, 32- 8, 2010,h. 1073. 54
Edy Tarwoko, Redul<si Miskonsepsi Bqkteri Siswa-siswa SMAN 1 Sambung Macan dengan Pembelajaran Modul dan Lembar Kerja Siswa, tesis UNS,2005, h. i.
55
Bagod Sudjadi dan Siti Lalla, Biologi
I,
(Jakarta:
Yudhistira, 2007), Cet. I, h. 43-45.
56
Bagod Sudjadi dan
Siti Laila, Biologi I,
(Jakarta:
4
$
q
L.
q
Y.
b
\
v Yudhistira,2007), Cet. I, h.45-46
57
Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi
I,
(Jakarta:
I,
(Jakarta:
rd
Yudhistira,2007), Cet. I, h.45. 58
Bagod Sudjadi dan Siti Lalla, Biologi
tI
Yudhistira,200l), Cet. I, h.47-48 59
Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi
I,
(Jakarta-
+f
Yudhistira,2007), Cet. I, h.49-50
60
Bagod Sudjadi dan Siti Lalla, Biologi
I,
tP J.
Bagod Sudjadi dan Siti LaiIa, Biologi
I,
rR
Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi
I,
(Jakartu
Yudhistira,2007), Cet. I, h. 56-59.
63
Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi
I,
tt tt
Cet. I, h 6.
V
L.
(
Paul Suparnq Miskonsepsi dan eui"bah"" Xon*p Dalam Pendidikan Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005),
+f
Cet. I, h 7. 66
L'
Paul Supamo, Miskonsepsi dan f"*bohon Xonrep Dalam Pendidiknn Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005),
65
,\,
(Jakartu
Yudhistira,2007), Cet.I, h. 60. 64
I
(Jakartu
Yudhistira,2007), Cet. I, h. 54-55. 62
)
(Jakarta
Yudhistira,2007), Cet. I, h. 50-51 61
I
I
Paul Suparno, Miskonsepsi dan perubahan K*t*p Dalam Pendidiknn Fisiska, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet. I, h 31.
BAB
q
),
III
Luchy Cheser Jacobs dan Asghar Razavieh, pengannr
Penelitian dalam Penelitian, (yogyakarta: pustaka Pelajar,
20lI), Cet. IV, h.447.
rt(
I
Michel R. Abraham, cilt\ @ r,ueen tJ. urzybowski,
et
dl,
Understanding and Misunderstanding of Eight Grader Five Chemistry Concept Found in Textbook, Journal
of
Research in Science Teaching,
(lgg2)yo1.29,h.
of
ll2.
David F. Treagust, Means to Improving Teaching, Learning, and Retention, Uniserve Science Assessment Symposium proceedings, 2005, h. 3.
Ngalim Purwanto,
frn
Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
xvI,h.44. Ngalim
ru*^ro
Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. xvl, h. 45.
Ngaiim Purwanto Pengajaran, (Bandung: Rernaja Rosdakarya, 2004), Cet. xvl, h. 45.
Ngalim Prxwanto, Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
xvr,h.44. Ngalim Purwanto Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakary a, 2004), Cet.
xvr,h.44. Ngalim Purwan Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2A04), Cet. xvl, h. 45.
Ngalim Purwanto, F Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
xvI,h.44. David
r.rr"u*
Means to Improving Teaching, Learning, and Retention, Uniserve Science Assessment Symposium proceedings,
ry
2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
LI
Rineka Cipta, 2009), Cet.7,h. 127 a
J
Rineka Cipta, 2009), Cet.7,h. 127
4
\,,
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
t-*
.
I
Anas Sudij ono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009), Cet. XVI, h.70.
* 5
Anas Sudij ono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009), Cet. XVI, h.76.
)
+{ {
6
Cengiz Tuysuz, Development
of Two-Tier Diagnostic
I
Instrumen and Assess Student's Misunderstanding in Chemistry, Scientffic Research and Essay,
4,
2009, h.
R
628. 7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), Cet. XIV, h.16.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
q
Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet.
xvl, 9
h. 211
*
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009), Cet.7,h.75. 10
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA B erb as i s Kompet ens i. (J akarta: Lembaga Penelitian UIN
+ t y
Jakarta,2006), Cet. I, h. 105. 11
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet.7,h.
T2
l7l
+4"
!
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas,
dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung: Rosdakarya,2009), Cet. IV, h. 114.
Remaja
v
7
13
Anil Matkar, Cronbach's Alpha Reliability Co-efficient for standard of customer services jn Maharashtra State Co-operative Bank, Journal of Research and Management,
t4
l, 20II,
in
Commerce
h. 7 4.
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas,
dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung:
Remaja
Rosdakarya,2009), Cet. IV, h. 114. 15
Lampiran 14
+ +
/
!,
q I6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet
xrY, T7
18
h.212.
Lampiran 14
Cengiz Tuysuz, Development
of Two-Tier Diagnostic
Instrumen and Assess Student's Misunderstanding in Chemistry, Scientific Reseqrch and Essay,
4, 2009, h.
628. 79
-&
[,
4
l
I
u4
Lampiran14.
s
i,
BAB IV 1
Cengiz Tuysuz, Development
of Two-Tier Diagnostic
Instrumen and Assess Student's Misunderstanding in Chemistry, Scientific Research and Essay,
4,
2009, h.
627-628. 2
Lampiran 14.
J
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Cet.
4
M. Dalyono,
I,
h. 178.
Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet.
VI, h249.
I
$ '4
u
d(
r*
)
I)
v
r'"
\
5
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Ce| I, h. 4.
6
Muhamad Irvan dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi
+
Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2013), Cet. I,
h259. 7
Siti Sapuroh, Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera, skripsi
8
L? .{
UIN Jakarta,2010, h. 59.
Muniri, Karakteristik Berpibir Intuitif Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika, (Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan
tema
"
Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan
+1
Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik, 2013), h. 445. 9
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
Konsep
Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet.
I, 10
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam I,h.76-77.
Al Krismanto, Beberapa Telcnik, Model, dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Depdiknas, 2003), h. 10.
t2
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
I,
h.38.
I
Sambung Macan dengan Pembelajaran
Modul dan Lembar Kerja Siswa, Tesis Unesa,2005,h.i.
15
T
)'
I
It
Edy Tarwoko, Redul<si Miskonsepsi Bakteri Siswa-Siswa SMA Negeri
l4
H
Konsep
Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet.
13
I
h.38-39.
Pembelajaran, ffogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Cet.
l1
kfl
q
Lampiran 6.
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan
kt
I
\
y'
Konsep
Dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta: Grasindo, 2005), Cet.
Michel R. Abraham, cilt\ @ r,ueen tJ. urzybowski,
et
dl,
Understanding and Misunderstanding of Eight Grader Five Chemistry Concept Found in Textbook, Journal
of
Research in Science Teaching,
(lgg2)yo1.29,h.
of
ll2.
David F. Treagust, Means to Improving Teaching, Learning, and Retention, Uniserve Science Assessment Symposium proceedings, 2005, h. 3.
Ngalim Purwanto,
frn
Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
xvI,h.44. Ngalim
ru*^ro
Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. xvl, h. 45.
Ngaiim Purwanto Pengajaran, (Bandung: Rernaja Rosdakarya, 2004), Cet. xvl, h. 45.
Ngalim Prxwanto, Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
xvr,h.44. Ngalim Purwanto Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakary a, 2004), Cet.
xvr,h.44. Ngalim Purwan Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2A04), Cet. xvl, h. 45.
Ngalim Purwanto, F Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
xvI,h.44. David
r.rr"u*
Means to Improving Teaching, Learning, and Retention, Uniserve Science Assessment Symposium proceedings,
r -:.5TS1:{1BF:'?Y€.
2005, h. 3.
Jakarta,
3l Maret2014
Mengetahui,
NIP. 19760309 200501 2 Affi,
I\
16 200710 2 001
200
201
\
ABSENSI SISWA KELAS X-MIPA.4 TES TWO.TIER MULTIPLE CHOICE NAMA
NO
I
ALFAREZ RAMDHAN
2
ALTF M T{AFIZHAN
a J
ANNISA MEIRTYANTT
4
ARYANA TARRIS DIVA
5
ASMARANABILA RAMADH
6
ATRISYA AUSHAFINA
7
BEAIYAMIN ADRTAN
8
FEBPY NURUL SAFRINA
I
HANIFA NUR JINAYAH
t0 IIAURA ADIES l1 ISMANU AJI
t2 KRESNA ANDHIKA 13
LANA JANNATAIN
t4 M AMIN BAYL} t5 MOHAMMAD AUFAR
PARAF
,/-r 7)/ 4r OM
#*
4a BhJ .h (;
(t t-
{w
tu %/ d'
I6 MUHAMMAD
,W
t7 M FARHAN FEBRTANZA
45-
l8 M FAZA RAMADI{AN t9 M IBNU SYAHREFI
b
(A/'
20 MUHAMMAD TVAN P
2l MUT{AMMAD JAWAD AHMAD 22
MUHAMMAD SHIDDIQ AL
Nag la,pfr;----
vr
7ry"
(w-
23
MUTIA SHADIQA
24
NABILA KARTIKA PUTRI
75 NADA
RAMAD}IAM
d\w
26 NADHIRA AZANE
Ka:r
27 NADYA RIZKI SYAFIRA
!N,^
28 PHEBE CELIA 29 PUTRI AYT]DIA
dP
'
30 RAHMAD BADARUDDIN 31
RAHMA SAFIRA SASMITO
(r-,
RIGEN GTJNADI
6W-
34 RTVALDI KURNIAWAN 35
M
A,,M
32 RESITA TARA JJ
M rm
Se,- -sP
RYANANAi{DA
Mengetahui Guru Mata Pelajaran Biologi Kelas X
ow
Dra. Sri Praptiningsih, M.Pd
NlP. t3 56 I I r{
l38oo
? 2-6o a
Peneliti
DwiSeptiana NrM. 109016100061
:''5
a
KEGIATAN PENELITIAN DI MAN 13 JAKARTA
HARI/TANGGAt SELASA,
l
KEGIATAN
WAWANCARA SISWA
OKTOBER 2013
KAM|S,17
tu
PENETITI
hn klkan-
GURU MAPET
6ri
i,
gtr{
TES PG BERALASAN BEBAS
OKTOBER 2013
Evi SENIN,21 OKTOBER 2013
TES TWO.TIER
&2,u^^^
*,, *{
n;.e.?a
KEMENTEKIAN AGAMA KANTOK WILAYATI PKOVINSI .DADBAII IilIUSUS IBI,JKOTA JAI{ARTA JL. D.t PANJA|TAN NO.
Nomor Sifat Lamp. Perihal
1O
TELEPON 8197479,8198296, 8512403,8563530 (HUNTING) FAX.8512402 KODE POS 13340
Kw.09.4t21rl.00/ 48 B S tzotl
Jakarta,
JZ
S.pt"-b er 2013
Penting
Rekomendasi
Kepada Yth. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 13
Di Jakarta :
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sehubungan surat dari Kajur Pendidikan ]!ry1 Pengetahua ^Alu- Universitas Syarief HidayatullJ-r, no*o. : Un.01/F.1/KM.01 .3ll3l3l20l3 tangga!.09 Septembet2013 perihal Permohonan Izin Penelitian, atas nama mahasiswa sebagai berikut : Nama
: DWI SEPTIANA
NIM
:
Program studi
: Pendidikan
109016100061
IPA
Skripsi Yang berjudul 'ldentifikasi Miskonsepsi Siswd pada Konsep Jamur Menggunat
di
Madrasah Aliyah
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih'
Wassalam,
Pendidikan Madrasah
M.Pd 198703 Tembusan Yth: l. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI: 2. Kajur Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ufi-rversitas Syarief Hidayatullah 3. Ybs t-..
I
I 001
/ KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
: Tgl. Terbit : No. Revisi: :
01
Hal
1t1
No.
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lnclonesia
Dokumen
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 2010
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 3t l!.o. 3..t2013 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, 26 September 2013
Kepada Yth. Kepala SMAN 26 Jakarta di
Tempat Assalam u' al aiku m wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
: Dwi Septiana
NIM
: 109016100061
Jurusan
: Pendidikan IPA/ Program Studi Biologi
Semester
: lX (sembilan)
JudulSkripsi
:
ldentifikasi Miskonsepsi pada Konsep Archaebacteria
dan
Eubacteria Kelas X SMA Menggunakan Two-Tier Multiple Choice adalah benar mahasiswi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) disekolah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalam u'alaiku m wr.wb.
a.n. Dekan
I t
!
I
kfx *;t: *-\' -'F"\ ,...4.r'
Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1. 2. 3.
, M.Sc
r
\
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN
SUKU DINAS PENDIDIKAN MENENGAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
Jl. Prapanca No.g Lantai 11 Kebayoran Baru Telepon.T2soe+2.r"* .T2s6f/i7 JAI(ARTA Kode pos: 1217
ctsf, /-
Nomor Sifat Lamp.
Biasa
Hal
Rekomendasi ljin penelitian
r"Bet 'B
I
25 September 2013
Yth
:
Kepada Dekan Kaiw pendidkan lpA Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jl.K>H> Juanda No.gS Ciputat
Berdasarkan surat saudara Nomor : un.01/F.1/KM.01 .gl1z1itz01| tanggal 09 september 2013 , dengan hormat disampaikan bahwa saya tidak keberatan/memberi ijin kepada mahasiswa saudara
nama
: no. Registrasi : program studi :
DWt SEPTIANA 109016100061
pendidikan rpA/program studi Biorogi
untuk mendapatkan data yg diperlukan dalam rangka penenulisan skripsi yang berjudul, " lndentifikasi Miskonsepdi siswa pada Konsep Jamur Menggunakan Two-Tier Multiple choice di SMAN 26 Jakarta.,, Atgs perhatian dan kerjasama yang baik, saya ucapkan terima kasih. AI.A SUDIN DIKMEN JAKARTA SELATAN
mbusan Yth : epala SMA Negeri26 Jakarta
W
ANTO, MM 196004201984031007
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
: Terbit :
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda Nc 95 Ciputat 15412 tndonesia
:
F|TK-FR-AKD-082
1 Maret
2010
01
SURAT PERMOHONAN IzIN PEl.IELITI,AN Nomor : Un.01/F. 1/KM.O1 3t.V93..t2013 Lamp. . Outtine/Proposal Hal . Permohonan lzin penelitian
Jakarta, 26 September 2013
Kepada Yth.
Kepala MAN 13 Jakarta di
Tempat Assalam u' al a i ku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: DwiSeptiana
NIM
:109016100061
Jurusan
: Pendidikan lpA/ program Studi Biologi
Semester
: lX (sembilan)
Skripsi
:
ldentifikasi Miskonsepsi pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Kelas x sMA Menggunakan Two-Tier Muttipte choice
Judul
adalah benar mahasiswi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadikan penelitian (riset) di sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
melaksanakan penelitian dimaksud.
mahasiswa tersebut
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalam u'alaiku m wr.wb.
a.n. Dekan
M.Sc 2 001 Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1.
2. 3.
.....::..i.#
K PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 26 NSS : 301016301002 / NIS : 30082 / NPSN :20102218 Jalan Tebet Barat lV, telp 8294645, Fax 83701653 SMS 081318422626 http:///www.sman26iKt.com . Email : sman ?6 [email protected] JAKARTA Kode Pos 12810
SURAT KETERANGAN Nomor I gED /1.851.6 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 26 Jakarta dengan ini menerangkan bahwa
:
: DWI SEPTIANA : 109016100061 : Pendidikan IPA / Pendidikan Biologi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama NIM
Jurusan / Prodi Universitas
26 Jakarta dari tanggal 21 Oktober s.d. 8 November 2013 dengan judul " ldentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubactreria Menggunakan Two-Tier Multiple Chor.se " dalam
Telah mengadakan penelitian
di
S M A Negeri
rangka memenuhi persyaratan penulisan skripsi. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
,6 Desember 2013 SMA Negeri 26 Jakarta
ri'!r
ii= i!'rr
.\ o-
N
lP. 1 9550424197 9032002
KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI 13 JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN Jl. H. Syukur Lenteng Agung, Telp. (021)78836355 Fax (021) 78880805
SURAT KETERANGAN Nomor : Ma.09.1.13/PP.00.61 697/2013 Yang bertandatangan
di
bawah
menerangkan bahwa nama di bawah ini
ini
Kepala Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta,
:
nama
DwiSeptiana
no. lnduk Mahasiswa
109016100061
jurusan/prodi
Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi
jenjang
( S1 ) Sarjana
Universitas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Adalah benar telah melaksanakan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) L3 Jakarta, dengan judul skripsi " ldentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Two-Tier Multiple Choice
"
sejak tanggal
1
s.d 28 Oktober 20j.3.
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 3L Oktober 2013
pRa s,,Gfi;.,} , MM Lr24L983032002
l,
DWI SEPTIANA, lahir pada 8 September 1991 di Jakarta. Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Suprapto dan Zuhriyah. Setelah menempuh pendidikan formal di SDN Ragunan 01, SMPN 107 Jakarta, dan SMAN 26 Jakarta, penulis melanjutkan pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2009. Pada semester akhir tahun 2014, penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan TwoTier Multiple Choice”
Data Pribadi Penulis: Nama
:
Dwi Septiana
Alamat
:
Jalan Jatipadang V RT 001/04 No. 15 A, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12540
Telepon
:
+6221-7810816/ +6285711537215
Email
:
[email protected]
Facebook
:
https://www.facebook.com/dwi.080991
Twitter
:
@dwiduww