on
klik!
8
BULETIN BUMN • EDISI 69 • TAHUN VII • 1 MARET 2013
foto-foto: sentot
DWP/IIP BUMN yang dipimpin oleh Ibu Menteri BUMN, Hj. Nafsiah Dahlan Iskan menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir di Jalan Kampung Bandan RW 01 dan RW 04 Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara (08/02).
Rapat Kerja Pengurus Forum Humas BUMN, Bandung-Jawa Barat (16/02). Rapat kerja ini dilakukan untuk mereview kembali segala kegiatan yang telah dilakukan oleh Forum Humas BUMN, apakah sejalan dengan goal yang telah ditentukan di awal. Selain itu rapat kerja ini juga bertujuan untuk melakukan monitoring terhadap progress ataupun drawback bagi setiap pengurus.
Reunian ala Reg 9698 Kementerian BUMN, Puncak-Jawa Barat (15/02). Tujuan reunian ini adalah untuk lebih mempererat tali silaturahmi dan bernostalgia ke masa lalu yaitu masa awal jadi Pegawai Kementerian BUMN, tahun 1996 dan tahun 1998. Seru..!
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meresmikan pembangunan Rumah Sakit Pekerja yang berlokasi di area milik PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), Cakung, Jumat (22/2). Pembangunan Rumah Sakit Pekerja ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pekerja yang berada di lingkungan wilayah industri Kawasan Berikat Nusantara.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menghadiri acara diskusi buku “Surat Dahlan” yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Kementerian BUMN di Gedung Kementerian BUMN, lantai 20, Jalan Medan Merdeka Selatan No 13, Jakarta, Rabu (20/2), “Kita hidup dari apa yang kita dapatkan, kita bahagia dari apa yang kita berikan,” imbuh Dahlan.
Pemakaman Almarhumah Ibu Sri Hartini di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Minggu (17/02/2013). Istri Bapak Wahyu Hidayat ini meninggal dunia pada minggu (17/02/2013), pukul 00.45 waktu Singapura. Almarhumah meninggalkan satu orang suami, 3 orang anak dan 2 orang cucu. Selamat Jalan Ibu..
Keluarga Besar Kementerian BUMN turut berduka cita atas meninggalnya:
Ibu Sri Hartini
SUSUNAN PENGURUS BULETIN BUMN Pelindung: Menteri BUMN Pembina: Sekretaris Kementerian BUMN, Kepala Biro Umum dan Humas Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Faisal Halimi Pemimpin Redaksi/Ketua Tim: Sandra Firmania Tim Editor: Teddy Poernama, Rudi Rusli, Ferry Andrianto Dewan Redaksi dan Desain Grafis: Riyanto Prabowo, Sugianto, Erwin Fajrin, Sentot Moelyono Sekretariat: Sahala Silalahi (Koordinator), Umi Gita Nugraheni, Hendra Gunawan, Abdul Kollid, Sutarman. Alamat Redaksi: Lantai 12A Gedung Kementerian BUMN (Humas dan Protokol) Jl. Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat 10110. Telp: 021-29935678 Fax: 021-2311224 E-mail:
[email protected], Website: www.bumn.go.id Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Kementerian BUMN, karyawan BUMN atau pihak lain yang relevan dengan semangat Buletin Kementerian BUMN, dengan syarat diketik rapi dengan spasi ganda, maksimal 2.000 karakter (setengah halaman), dengan disertai identitas diri penulis. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.
binti
Saidigito KSN
(istri Bapak Wahyu Hidayat, Sekretaris Kementerian BUMN) yang wafat di SIngapura, Minggu 17 Februari 2013, pukul 00.45 waktu Singapura)
“Semoga almarhumah diterima amal ibadahnya, diampuni semua dosa dan salahnya, serta mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Aamiin……….”
SUARA PEMEGANG SAHAM
fokus
Ketika “Kereta Api Super Cepat” Itu Melintas
EDISI 69 TAHUN VII 01 MARET 2013 FOKUS UTAMA Ketika “Kereta Api Super Cepat” Itu Melintas 1 REFORMASI BIROKRASI Meningkatkan Pelayanan Publik A Sense of Urgency RB
Di ujung bulan Februari lalu, ada himbauan (alert) di semua komputer pegawai Kementerian BUMN. Isinya tentang Reformasi Birokrasi (RB): “Mohon perhatian! Kereta Api Super Cepat Executive Class ‘RB KemenBUMN’ sebentar lagi diberangkatkan. Silahkan anda masuk ke dalam gerbong yang disediakan. Jangan biarkan diri anda tertinggal dan menyesal kemudian...”.
2
2
SUDUT PANDANG BUMN INNOVATION AWARD I4I: Innovation for Indonesia 3 3
Balada Sang Cicak
SOSOK TOKOH FADJAR JUDISIAWAN Komitmen Pimpinan Sangat Penting WAWASAN KITA Sehat Ala Dr. Tan
6
REKAM PERISTIWA KUNJUNGAN MENTERI BUMN Bali Berbenah 7 GATHERING INDUSTRI PRIMER Terasa Sekali Kebersamaan
4
SEBENARNYA, RIWAYAT ‘kereta api super cepat’ tersebut sudah mulai ‘digerakkan’ sejak tahun 2008, karena itu sudah merupakan keharusan. “Kenyataannya, hanya 9 program dari 26 kegiatan yang diamanahkan Peraturan Menpan tentang Pelaksanaan RB yang bisa dipenuhi,” ujar Dwi Ari Purnomo, Kabid Administrasi Kekayaan BUMN yang sejak awal dikenal sebagai salah seorang pegiat RB tersebut. Saat-saat awal itu, Dwi melihat wacana RB baru dipahami sebatas remunerasi instan. “Belum ada pemahaman perubahan budaya organisasi yang sehat, proses bisnis yang efektif dan efisien, manajemen SDM yang baik dan penilaian prestasi kinerja yang terukur,” beber Dwi. Ia juga menunjuk arah dan peta jalan KemenBUMN jangka panjang (25 tahun ke depan) yang kurang jelas, juga memberikan kontribusi sulitnya menetapkan bentuk dan perubahan yang ideal bagi KemenBUMN. Komitmen pimpinan dan pegawai KemenBUMN pun dinilai masih lemah. Itu semua menyebabkan Kementerian BUMN termasuk ‘kloter terakhir’ dari Kementerian/ Lembaga yang belum disahkan RB-nya. Tenggat waktunya untuk penyelesaian RB bagi seluruh Kementerian/Lembaga itu adalah akhir 2013.
6
PARODI Tut Tut Tut: Kereta Tiba Pukul Berapa….
ON KLIK!
utama
7
LAKUKAN HAL YANG SIMPEL Saat ini kembali dibentuk Tim Reformasi Birokrasi dengan Sekretaris KemenBUMN sebagai Ketua Tim Pelaksana. Tim tersebut terdiri atas 59 orang dengan 9 sub tim yang masing-masing dipimpin oleh pejabat Eselon I. Imam Bustomi, Kabid Sistem Informasi menyatakan, meski RB belum terealisir di KemenBUMN, namun hal-hal yang bisa dilaksanakan, harusnya bisa diterapkan. “Lakukan langkah yang simpel semisal paperless!,” ujar Bustomi. Ia ingin setiap pegawai menggunakan email resmi kantor untuk berbagi informasi, kirim edaran, peraturan baru, info training/workshop dan penggandaannya. “Supaya tidak bolak-balik menghabiskan kertas,” katanya. “Ayo Bergegaslah! Jadikan diri anda yang pertama dan utama dalam gerakan Reformasi Birokrasi KemenBUMN!” demikian penutup alert RB itu bersemangat. [Tbk]
8
rr
Ingin tahu tentang BUMN?
fokus
2
utama
BULETIN BUMN • EDISI 69 • TAHUN VII • 1 MARET 2013
REFORMASI BIROKRASI
GAUNG MENGENAI reformasi birokrasi (RB) Kementerian BUMN sudah digadang-gadang sejak 2008. Namun, hingga saat ini, proses RB masih terus bergulir dan tidak ada pilihan lain, mau tidak mau, RB tahun ini harus tuntas. Salah satu poin yang ada di dalam RB adalah peningkatan pelayanan publik. Pelayanan publik Kementerian BUMN merupakan tindakan pelayanan kepada instansi pemerintah, BUMN dan masyarakat. Pelayanan ini mencakup banyak hal yang sifatnya strategis, mulai dari RUPS hingga proses restrukturisasi. Salah satu bagian yang melakukan pelayanan publik adalah Bagian Humas dan Protokol. Pelayanan publik di sini meliputi penanganan unjuk rasa, penjawaban SMS Center 08111 188 188, penerimaan kunjungan DPRD dan mahasiswa, hingga pemenuhan informasi melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Keberadaan PPID di KemenBUMN, sebagaimana di Kementerian/ Lembaga lainnya, adalah pengejawantahan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Meningkatkan Pelayanan Publik
Bagaimana selama ini KemenBUMN melayani publik?Instansi pemerintah, BUMN dan masyarakat merupakan publik bagi KemenBUMN.
PPID KemenBUMN melekat pada pejabat Eselon II, dalam hal ini Kabiro Umum dan Humas. Tugasnya adalah menerima permohonan informasi publik dan melakukan kajian apakah permohonan tersebut dapat diterima atau ditolak. Informasi publik ini dapat berupa apapun, termasuk produk hukum Kementerian BUMN atau laporan tahunan BUMN.
Itu bisa jadi salah satu gambaran mengenai definisi peningkatan kualitas pelayanan publik. Kualitas dalam hal konten yang berbobot, tidak sekedar “terima kasih akan diteruskan informasinya”. Tetapi harus lebih mendalam dan komprehensif karena didukung oleh data dari unit kerja lain tanpa harus diminta (sistem terintegrasi). Sedangkan kualitas dalam hal lain, dapat bermakna efisiensi waktu, penggunaan jalur komunikasi alternatif seperti milis, data yang dinamis (updated), serta adanya pedoman yang jelas, sehingga layanan diberikan dalam waktu yang lebih singkat dengan jawaban yang memuaskan.
Menoleh ke belakang, di tahun 2012, PPID Kementerian BUMN masuk dalam 20 PPID dengan nilai tertinggi, salah satunya dalam segi penyediaan informasi di portal publik. Namun saat tim dari Komisi Informasi Pusat melakukan ‘blusukan’ dan mereka meminta beberapa data, tim PPID KemenBUMN masih harus berkoordinasi dengan bagian lain. Seharusnya, data di kantor ini dapat terintegrasi atau setidaknya dapat dimonitor oleh tim PPID dari komputer sendiri. Sebab, permohonan informasi tidak hanya sekedar nomor telepon call center belaka, namun juga terkait dengan penyediaan data penyaluran PKBL misalnya, data perkembangan kinerja BUMN, dan informasi lainnya.
Banyak kegiatan yang sudah berjalan sebagai sebuah kebiasaan, namun belum ada kesadaran untuk menuliskannya dalam bentuk SOP (Standard Operating Procedure). Padahal, agar semua bisa berjalan sistematis, seharusnya merujuk pada SOP itu. Mari kita susun mekanisme dan cara kita melayani publik dengan SOP. [Tbk]
A Sense of Urgency RB
Urgensi kerap diartikan “kepentingan atau keadaan yang sangat mendesak”. Ketika orang memiliki rasa urgensi, pikiran dan tindakan bersifat genting dan dilaksanakan sekarang. Bersifat genting berarti tantangan-tantangan menjadi unsur penting bagi kesuksesan atau kegagalan, kemenangan atau kekalahan, bahkan secara ekstrim hidup atau mati.
SIKAP URGENSI tidak digerakkan oleh keyakinan bahwa keadaannya baik-baik saja, tetapi sebaliknya peluang dan bahaya besar sedang mengancam/terjadi. Tindakan urgensi ditimbulkan oleh tekad yang sangat kuat untuk bergerak cepat dan menang sekarang juga. Dengan urgensi, orang-orang tidak bergerak dengan kecepatan 56 km/jam. Jika dibutuhkan untuk meraih kemenangan, kecepatan yang diupayakan adalah 140 km/jam. Dalam keadaan sangat mendesak, seseorang cenderung akan berpikir dan bertindak lebih keras untuk mewujudkan keinginannya.
menggila atau kondisi krisis, pasti akan membuat keputusan-keputusan penting. Mereka tergerak untuk melakukan hal terbaik. Di sinilah muncul kekuatan tak terduga dari keadaan yang sangat mendesak.
John Paul Kottler, Profesor dari Harvard Business Review mengemukakan, bahwa upaya membangkitkan rasa urgensi adalah langkah pertama untuk menggerakkan perubahan dalam sebuah organisasi. Seorang pengusaha, setelah melihat tantangan persaingan yang makin
Selamat Ulang Tahun
Shinta Rahmasari Achiran Pandu Djajanto Rugun Hutapea Siswadi Fahresha Muchtar Suripto Marta Kurniawan Yusuf Musthofa
sentot
Perubahan sedang berlangsung di KemenBUMN yang kita cintai. Seluruh stakeholder mengepung kita dengan satu tuntutan: RB harus jalan! Kelangsungan KemenBUMN bisa tinggal sejarah jika kita gagal memenuhi ekspektasi terealisasinya RB tahun ini. Karenanya, kita mesti memutuskan, sukses atau organisasi ini tidak perlu ada. Bukan hanya di Pimpinan, bukan pula di Tim RB, di tangan kita semualah sejarah itu akan terjawab.
Oleh: Sugianto
Rasa urgensi mesti kita bangkitkan untuk merespon RB, yang ditengat harus selesai di
03 Maret 1987 08 Maret 1958 08 Maret 1972 09 Maret 1971 09 Maret 1985 10 Maret 1974 10 Maret 1985 10 Maret 1985
Kadaryono Henda Tri Retnadi Sri Handayani Purwito Wawan Chaerul Anwar Bandung Pardede Sahat Rajagukguk Imam Aprianto Putro
11 Maret 1963 11 Maret 1966 15 Maret 1963 16 Maret 1962 17 Maret 1969 18 Maret 1967 20 Maret 1958 22 Maret 1964
ujung tahun 2013 ini. Semua kita memiliki peran untuk menyukseskan RB. Peran kita adalah harus bekerja tepat waktu dan efektif. Jangan tunggu potong tunjangan diterapkan, jangan pula tunggu sanksi diberlakukan. Ayo jadikan diri pribadi teladan di lingkungan kita. Segeralah berbuat untuk Reformasi Birokrasi. Jadikan disiplin kerja jadi kebiasaan, sekarang juga! Penulis, Auditor Muda Inspektorat KemenBUMN
Rizqi Kurnianto Eka Dharma Sapoetra Purwanto Budi Suyono Suradi Moh. Khoerur Roziqin Wiratmoko
22 Maret 1985 22 Maret 1984 23 Maret 1960 23 Maret 1960 23 Maret 1970 25 Maret 1975 28 Maret 1960
BULETIN BUMN • EDISI 69 • TAHUN VII • 1 MARET 2013
3
sudut
pandang
BUMN INNOVATION AWARD
I4I: Innovation for Indonesia Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan oleh terobosan PT Batan Teknologi yang dengan inovasinya mampu memanfaatkan pengayaan uranium tingkat rendah (low enriched), untuk penggunaan bidang kesehatan. Penemuan ini baru ada di Indonesia.
sentot
Oleh: Erwin Fajrin
NAMUN ITU tidak menutup kemungkinan tentunya masih banyak inovasi dari BUMN lain yang belum disuguhkan ke tengah masyarakat. Untuk menjadi sebuah perusahaan yang besar, tidak hanya diperlukan manajemen yang memastikan kegiatan berjalan dengan baik, namun juga diperlukan ide-ide segar untuk membesarkan perusahaan. Ide-ide itulah yang membuat BUMN kita memiliki nilai dan daya saing yang lebih tinggi. Ide ini disebut sebagai sebuah inovasi. Sebuah spektrum lebar yang bisa jadi merupakan pengembangan proses bisnis yang selama ini berlaku di perusahaan atau malah penciptaan sebuah produk baru. Untuk itu Kementerian BUMN akan membuat sebuah award untuk menilai inovasi yang ada di BUMN.
“Apresiasi ini diberikan kepada BUMN-BUMN yang telah melakukan inovasi teknologi dan produk serta berperan aktif dalam mendorong berkembangnya semangat dan praktik inovasi di Indonesia,” ujar Irnanda Laksanawan, Staf Ahli Bidang SDM & Teknologi dalam paparannya sebagai Ketua Tim Kerja. Dalam pemberian award ini KemenBUMN akan bekerjasama dengan Avanti Fontana sang master-mind inovasi dan Itech Magazine. BUMN yang dinilai akan terbagi atas 7 sektor dan masing-masing sektor akan dipilih dua BUMN yang memiliki inovasi terbaik. Menteri BUMN Dahlan Iskan menyambut antusias kegiatan yang mengambil tema towards innovation-driven economy. Dahlan berharap, inovasi BUMN Indonesia dapat ditunjukkan kepada masyarakat. “Sejalan
dengan arahan Presiden agar masing-masing BUMN menunjukkan inovasinya,” katanya. Dahlan menunjuk kata unik dari ”I4I (baca: ai for ai)” itu yang berarti Innovation for Indonesia sangat tepat. Menurut rencana, proses penerimaan dokumen dari BUMN untuk award tersebut akan dimulai di bulan Maret ini. Bagi BUMN dengan range nilai terbaik, tim Penilai akan melakukan visit untuk menggali data. Ujungnya, penghargaan akan diberikan bersamaan dengan penyelenggaraan Indonesia BUMN-Business Expo (IBBEX), pameran terbesar BUMN di bulan Juni mendatang. Jadi, BUMN Indonesia, tunjukkan inovasi terbaik dalam ajang I4I! Penulis adalah Pelaksana pada Bagian Humas dan Protokol
Balada Sang Cicak Malam itu, tampak seekor cicak perlahan tapi pasti, merayap di sebuah tembok rumah, mengarah pada seekor nyamuk yang baru saja hinggap.
sentot
Oleh: Ferry Andrianto
DENGAN SEGALA keyakinan akan diraihnya mangsa saat itu, berbekal kesigapan dan fokus yang dimilikinya, dengan serta-merta, sang cicak pun menyergap nyamuk itu dengan gerakan refleks nan menakjubkan. Namun, ternyata sang nyamuk pun tak kalah sigapnya, untuk menghindarkan diri dari sergapan maut itu. Tentu, dengan gerakan refleks yang tak kalah gesitnya. Dengan andalan sayapnya, selamatlah sang nyamuk dari nasib tragis, sebagai mangsa dari makhluk melata itu. Meski sang cicak kecewa karena buruannya lepas, bukan berarti ia menghentikan usaha perburuan malam itu. Ya tentu, akan jadi masalah bila malam itu dilewatkan begitu saja tanpa adanya makan malam, yaitu kelaparan. Dengan asa tersisa, sang cicak pun berusaha menahan diri untuk lebih bersabar, berhati-hati dan lebih jeli lagi mengamati calon mangsa yang mungkin datang lagi. Sang cicak pun sadar bahwa mangsa yang diincarnya memang tidak sepadan, karena dirinya makhluk melata, sedang nyamuk adalah makhluk yang bisa terbang, sehingga tentu sulit untuk menjangkaunya. Namun,
itu bukan alasan untuk tidak mencoba lagi, karena kesempatan pasti selalu ada. Kegagalan yang baru saja dialaminya bukan alasan untuk berhenti berusaha dan meratapi diri. Tapi justru itu menjadi bahan evaluasi/introspeksi baginya untuk bangkit lagi dan terus berjuang. Ya, bisa jadi kegagalan pertama karena kurang cepat, atau kurang fokus, sehingga ketahuan lebih dulu oleh calon mangsa. Setelah jeda sejenak untuk mengevaluasi diri, disertai keyakinan bahwa rezeki tidak akan ke mana, maka sang cicak pun dengan kepercayaan diri yang telah dibangunnya kembali, tampil dengan gagah berani menyongsong rezeki yang telah dijanjikan-Nya, dengan segala harap dan perjuangan. Hingga akhirnya, Sang Pencipta pun menghargai jerih payah sang cicak yang tak kenal menyerah itu dengan membiarkan sang nyamuk untuk disantapnya malam itu. Bisa jadi kenikmatan makan malam sang cicak itu terasa berlipat ganda, karena memang upaya yang telah dikeluarkannya pun berlipat ganda.
Balada itu menyiratkan makna mendalam bagi kita. Bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir akan datangnya rezeki. Karena sejatinya itu telah disiapkan Sang Pemilik dan Pemberi Rezeki Sejati, yang tidak mungkin menelantarkan semua makhluknya, apalagi “salah kirim”. Masalahnya, sudahkah kita menunjukkan upaya untuk menjemputnya? Gambaran tadi menunjukkan bahwa cicak pun dengan rezeki yang dianggap “mustahil” bagi akal sehat, ternyata “diberi kemampuan” untuk menyergap nyamuk, makhluk terbang yang notabene sulit dijangkau oleh makhluk melata. Tentu, kejadian ini karena campur-tangan Sang Pencipta jua, yang berkewajiban memelihara keberlangsungan kehidupan alam semesta seisinya. Jadi, hal itu bukanlah suatu kebetulan ataupun karena kehebatan sang cicak semata. Dari kisah tadi, bagi siapapun yang masuk “medan laga” kehidupan dengan berbekal sikap pantang menyerah, fokus dan tawakal, maka kejayaan bukanlah hal sulit untuk diraihnya. Semoga! Penulis, Kasubbag Adm. SDM KemenBUMN
sosok
4
tokoh
BULETIN BUMN • EDISI 69 • TAHUN VII • 1 MARET 2013
FADJAR JUDISIAWAN
Komitmen Pimpinan Sangat Penting Berbincang dengan Plt Asdep Riset dan Informasi (Risinfo) ini, pastilah kita temui banyak hal yang menginspirasi. Ia bercerita tentang kisah hidupnya, juga tentang reformasi birokrasi. “Ini kewajiban, bukan pilihan,” tegasnya. Siapa nyana, jalan hidup sebagai PNS adalah sebuah takdir yang dulu pernah ia tolak.
ANAK TENGAH DAN ASLI SURABAYA Lahir di Surabaya, 9 Mei 1971, masa kecil hingga kuliah S1 dijalani di “Kota Pahlawan” itu. Sebenarnya, di Surabaya itu sendiri, keluarganya sudah pindah tiga kali. Di masa kecilnya, ia tinggal di Ngagel Timur. “Itu dekat dengan PT Barata dan pabrik karung goni punya PTPN X,” ujarnya. Kemudian keluarganya pindah ke daerah Tenggilis Mejoyo, dekat dengan rumah Pak DIS. “Hanya beda blok saja,” ujarnya. Dulu ia sering bermain dan kumpul di depan rumah Pak DIS. “Kala itu putra-putri Pak DIS masih kecil,” katanya. Terakhir, orang tuanya pindah lagi ke Jl. Simo Hilir Raya, di daerah Darmo. Fadjar, anak kedua dari tiga bersaudara. “Saya anak tengah, kakak laki-laki dan adik perempuan,” katanya. Bapaknya bernama Munzaini, seorang wiraswasta, sedang ibunya seorang dosen Farmasi Ubaya bernama Tuti Anggraini. Bapaknya asli Solo dan Ibu dari Kediri, namun keduanya sejak sekolah sudah tinggal di Surabaya. SEKOLAH LANCAR “Saya bukan tipikal bandel, cuma sedikit lebih kreatif,” katanya menceritakan masa kecilnya. Karenanya, ia kenyang dihukum orang tuanya. Meski demikian, sekolahnya lancar dan tidak pernah mengulang satu pelajaran pun pada waktu menjalani pendidikan. Semua sekolahnya adalah negeri, mulai dari SDN Kertajaya XIII No. 219 Surabaya, lalu SMPN 12 Surabaya, SMAN 5 Surabaya dan kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. “Dulu orang tua berprinsip, kalau tidak sekolah di negeri, kurang sreg,” tambahnya. Di SMA, ia pilih jurusan A1 (Fisika). “Lebih karena faktor ikut-ikutan,” ujarnya. Waktu itu, sama sekali ia belum punya gambaran tentang sebuah cita-cita. Tahun 1990 ia lulus SMA. Pilihannya masuk ke Teknik Industri ITS pun diakuinya, lebih banyak karena faktor tantangan. “Saya itu, kalau disuruh sesuatu, malah tidak saya kerjain. Orang tua bilang pilih (Teknik) Mesin atau Elektro, saya malah pilih (Teknik) Industri,” jelasnya. Tapi pilihan kuliah di Surabaya, alasannya agar tidak
Fadjar pun diterima di ITS, yang merupakan satu-satunya pilihannya saat itu. “Tidak pernah terbayang mendaftar ke mana-mana lagi, termasuk mencoba pada Perguruan Tinggi swasta lain sebagai cadangan jika tidak diterima,” ujarnya. Semasa kuliah, ia mengikuti aktivitas organisasi kemahasiswaan seperti Hima dan Senat. Fadjar mengenang, ia dan teman-temannya (ia sebut “kelompok”nya) selalu aktif terlibat kegiatan memlonco mahasiswa baru setiap tahunnya. “Sangat menyenangkan dan menambah keakraban”, ujarnya. Ia aktif mendalami permainan bridge pada saat kuliah. “Saya pernah jadi juara bridge di ITS,” katanya bangga. Tahun ketiga kuliah, setelah 4 bulan menyelesaikan KKN di Nganjuk, ibunya wafat dan Fadjar sempat mengalami masa “terombang-ambing”. Namun, akhirnya ia dapat menyelesaikan kuliah setelah dinasehati Pembantu Dekan FTI kala itu, Sritomo Wignjosoebroto. “Beliau tetangga masa kecil ibu saya,” katanya. Fadjar lulus Teknik Industri ITS Tahun 1995. MENGHINDARI PNS MALAH MASUK KEMKEU Setamat kuliah, sebelum punya pekerjaan, ia masih beraktivitas di kampus, setiap hari bermain bola voli dan bridge. “Setelah lulus, saya masih ke kampus setiap hari,” ujarnya. Bahkan ia senantiasa tidur di kampus dan hanya pulang ke rumah hanya untuk ganti baju. Itu dilakoninya sekitar enam bulan setelah lulus. Fadjar bercerita, waktu itu, tidak terbayang sama sekali untuk jadi PNS, menurutnya gaji PNS kecil. “Saya sebisa mungkin menghindar
sentot
sentot
berpisah dari orang tua. “Mungkin waktu itu saya bisa dibilang anak mama,” akunya. Bapaknya sempat menyuruhnya mendaftar pada ‘Program Habibie’ untuk dikuliahkan di luar negeri. “Saya keluar rumah, tapi tidak ikut tes,” ceritanya.
jadi PNS,” katanya. Singkat cerita, waktu itu ia sempat tes secara bersamaan pada tiga tempat, yakni PT Bank Niaga, PT Semen Gresik (SG), dan Kemkeu. Tes di Kemkeu, hanya untuk menyenangkan orang tuanya. Ia sendiri ogahogahan sewaktu mendaftar di BPLK Malang. Apalagi saat mendaftar, antriannya panjang. “Seperti antri beras,” katanya. Mengingat petuah orang tua, ia tetap mendaftar. Rupanya, di Bank Niaga, ia gagal di tes terakhir. Tinggal proses seleksi di SG dan Kemkeu. Waktu itu, pukul 9 pagi ia harus tes wawancara Kemkeu di Malang. Saat bersamaan, ia harus tes kesehatan di SG. Pilihannya sudah jelas: SG. “SG tinggal tes kesehatan dan saya yakin pasti lulus, wong penempatannya saya sudah tahu,” katanya. Ia diantar Bapaknya ke Gresik. Setelah tes, Fadjar berniat pulang. Namun Bapaknya menganjurkan ke Malang. Walau yakin sudah terlambat, ia ikut saja. Sampai di Malang pukul 12 siang, tempat tes wawancara Kemkeu sudah sepi. Fadjar sempat mengajak Bapaknya pulang saja. Sang Bapak bilang: “Udahlah, coba tanya dulu ke orang sana,” begitu Bapaknya tetap semangat. Ternyata, ia masih diberi kesempatan ikut tes wawancara. “Sungguh saya tidak berharap diterima,” tambahnya. Beberapa hari kemudian, ia ditelpon pihak SG, mengabarkan tes kesehatannya gagal. “Eh, pengumuman di koran, yang Kemkeu malah lulus,” ujarnya. Menurutnya, itu hikmah baginya. Fadjar merasa takdirnya memang di Kemkeu. Bahkan setelah masuk Kemkeu, ia pun mengabaikan surat panggilan tes dari Bank Indonesia. DUPONT DAN KEDEPUTIAN RESPRI Tahun 1996 itu, Fadjar ditempatkan di Ditjen Pembinaan BUMN. Ia jadi staf di Direktorat Industri. Masa awal sebagai PNS itu, ia terkesan pada atasannya, Tasril Lebe. “Orang bilang ia keras, tapi sebenarnya baik dan saya banyak belajar padanya,” akunya. Yang menarik adalah analisis Dupont, yang diajarkan kepadanya. “Waktu itu saya yakin nggak ada Kasi lain yang menggunakan analisis itu,” katanya. “Saya pertama kali pegang laptop ya laptop Pak Tasril Lebe itu,” ujarnya. Tahun 1998, sebelum Ditjen Pembinaan BUMN bermetamorfosis menjadi Kementerian Pendayagunaan BUMN, ia sempat 2 bulan pindah menjadi staf pada Direktorat Restrukturisasi, yang saat itu Direkturnya adalah Pak Mahmuddin Yasin. Setelah ada Kementerian Pendayagunaan
Tahun 2000, ia jadi Kasi Prasarana dan Perhubungan Laut. Ia menyempatkan diri kuliah S2 pada Program Studi MM kelas jauh UGM, yang baru buka di Kemkeu. Setahun kemudian ia jadi Kasi Evaluasi Penunjang Konstruksi dan Jalan Tol dan Tahun 2002, ia jadi Kasubbid Mutasi Kekayaan BUMN. Tahun 2006, Fadjar jadi Kasubag Perencanaan. “Itu tempat yang baru sama sekali,” katanya. Selama dua bulan, ia pun hanya mempelajari peraturan tentang perencanaan. Di Perencanaan itu, Fadjar menciptakan mekanisme “bintang 4” yang memungkinkan Bagian Perencanaan bisa menahan realisasi anggaran. “Itu untuk meningkatkan bargaining Bagian Perencanaan,” katanya. YAKIN RB AKAN TEREALISASI Reformasi Birokrasi (RB) KBUMN adalah salah satu pekerjaan besar yang pertama kali digulirkan kala ia jadi Kasubag Perencanaan itu, tahun 2007. Salah satu muatan reformasi birokrasi adalah Indeks Kepuasan Konsumen. “Karenanya kita bentuk tim, yang ternyata masih dijalankan sampai sekarang,” katanya. Kemudian mulai dilakukan analisa jabatan, analisa beban kerja, yang ternyata juga masih berproses hingga sekarang. “Sepertinya, komitmen kantor menyukseskan itu lemah,” nilainya. Kadang keterlibatan pucuk pimpinan dalam rapat RB diperlukan dan itu tidak pernah ditemui pada KBUMN. “Selalu diserahkan dan diwakilkan,” keluhnya. Bahkan ada yang bilang untuk tidak usah memikirkan RB. Kesemuanya itu membuat komitmen organisasi lemah. Menurut Fadjar, komitmen pimpinan teramat penting. Ia mencontohkan, salah satunya tentang pelaksanaan fingerprint. “Pertama kali, semua orang berkomitmen datang dan pulang tepat waktu, namun setelah 2 bulan dan ternyata tidak ada konsekuensi, pesan yang sampai pada semua orang bahwa ternyata itu bukan hal penting,” ujarnya. Menurutnya, kalau reformasi mau jalan, komitmen harus dijaga. “Mulai dari atas hingga bawah,” ungkapnya. Ia mengingatkan, RB adalah kewajiban bukan pilihan. “Jadi jangan ada keraguan dan ketakutan berlebihan,” katanya. Ia menyoroti status kepegawaian di KBUMN yang sampai sekarang tidak pernah berani diputus dari Kemkeu. “Padahal kita sudah berada di Kementerian yang berbeda, NIP sudah beda, jadi urusan kepegawaian kita sudah selesai dengan Kemkeu,” ujarnya. Hingga sekarang, KBUMN termasuk salah satu dari Lembaga/Kementerian yang belum sempurna menyerahkan dokumen RB tersebut.
Padahal terdapat 26 kegiatan yang wajib disampaikan serta 9 program yang harus dicek perkembangannya. “Karena gaji dan remunerasi yang diterima akan disesuaikan dengan progress itu,” katanya. Meskipun ia menilai KBUMN seringkali kehilangan momen dalam penyelesaian RB tersebut, ia tetap yakin, RB akan tetap diterapkan di KBUMN ini. LEBIH BERKONTRIBUSI DI RISET Tahun 2008, Fadjar dipromosi jadi Kabid Kawasan Industri dan Perumahan I. Atasan langsungnya kala itu Wahyu Hidayat (sekarang Sekretaris KBUMN). Waktu itu, hal yang paling dikhawatirkannya adalah saat ia ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Atmindo (perusahaan manufaktur), pemegang sahamnya Indonesia 36% dan Malaysia 64%. Ia khawatir karena kondisi perusahaannya yang kurang menggembirakan dan sulitnya berhubungan dengan anggota Komisaris lainnya, karena tinggal di Malaysia. “Hubungan komunikasi dilakukan melalui email,” ujarnya. Agar governance, setiap email selalu disimpannya. “Untungnya, kurang dari dua tahun kemudian saya diganti,” katanya bersyukur. Selain pernah jadi Komut PT Atmindo, Fadjar pernah jadi Sekdekom PT SIER (2007–2009), kemudian jadi Dekom PT SIER (2009–2011). Tahun 2011–2012, ia diangkat jadi Sekdekom PT Askes dan selama 5 bulan sampai awal Tahun 2012 menjadi anggota Dekom PT PNMIM. Sejak Juni 2012 hingga sekarang, ia dipercaya jadi anggota Dekom PT Petrokimia Gresik. Tahun 2010, Fadjar menjabat sebagai Kabid Riset dan Penyajian Informasi. Ia merasa unit baru ini sangat menantang. “Saya rasa akan lebih berkontribusi di unit ini, dibandingkan di teknis,” ujarnya. Menurutnya, masalah terberatnya di riset adalah validitas data. Untuk mendorong gairah riset, Fadjar dan stafnya melahirkan Jurnal KBUMN. KBUMN outputnya adalah kebijakan dan kebijakan tidak bisa terlepas dari research. “Tidak mungkin mengeluarkan kebijakan tanpa research,“ katanya. “Saya ingin unit riset ini jadi sarana tempat bertanya,” tambahnya. Ia sadari, di unitnya masih memerlukan tambahan SDM yang diinginkannya. Namun, ke depan, bisa jadi unit riset ini tidak perlu ada, karena riset telah dilakukan oleh seluruh kedeputian teknis di KBUMN. Agustus Tahun 2012, ia ditunjuk menjadi Plt Asdep Risinfo. KBUMN yang ia cita-citakan adalah organisasi yang melakukan reformasi di segala hal,
termasuk merubah penampilan, logo, tagline dan lainnya. “Cara berpakaian pun harus diubah, supaya mindset kita berubah, tinggal disepakati mau berpakaian seperti pembalap atau pakai dasi, atau batik,” katanya bersemangat. Menurutnya, itu menjadi bagian dari karakter pegawai, tentang bagaimana caranya memasuki kantor, menerima tamu dan sebagainya. Ia pun melihat perlunya perubahan terhadap tampilan gedung KBUMN. “Semua artefak harusnya memunculkan nilai-nilai yang kita anut, kalau bisa jadi green office, hemat energi dengan solar cell,” gagasnya. Ia pun mengusulkan agar kode etik dicetak jadi buku saku bagi masing-masing pegawai. “Karena masih banyak orang yang tidak paham nilai-nilai KBUMN dan kalau ada yang melanggar, harus ada konsekuensi,” katanya. KUNCI SUKSES: KERJA KERAS DAN JUJUR Tentang keluarga, Fadjar bercerita, Tahun 2003, umurnya 32 tahun saat menikahi Yuliastri Widyastuti, gadis 24 tahun yang lahir di Jakarta. Ia kenal isterinya itu, saat Yuliastri kelas tiga SMA. Ketiga anaknya adalah lakilaki. Mahogra Saka Amanta, anak pertamanya lahir Tahun 2004. “Mahogra itu artinya sangat kuat,” jelasnya. Anak kedua, Fauzan Abhista Hisyam lahir Tahun 2007 dan anak bungsu, sang Naga Air, namanya Ryuvan Khalfani Veda, lahir Bulan Februari 2012. Bagi Fadjar, kunci sukses itu terletak pada dua hal, kerja keras dan jujur. “Saya ingin anak saya memegang dua prinsip itu,” harapnya. Sejak bekerja di Kemkeu dan KBUMN, ia nyaris tidak begitu mempedulikan olahraga. Namun baru satu bulan lalu ia merasa badannya berat dan nafas berat. “Karenanya saya mulai lagi berolahraga di Monas,” katanya. Fadjar dulu sempat menjadi perokok berat. Pak Wahyu Hidayat, memberinya buku berjudul SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk dipelajari. Buku itu menjelaskan tentang teknik tapping atau totok terutama bagi penyembuhan emosi. “Kalau sesuatu dilawan, biasanya akan lebih kuat,” katanya. Jadi kalau berpikir berhenti merokok, bukannya kita berhenti merokok, malah keinginan itu semakin kuat. “Mestinya kita harus ikhlas, menyerahkan pada Allah: Ya Allah, saya memang kecanduan, saya ikhlas menerimanya dan itu diucapkan sambil menotok beberapa titik pada tubuh kita,” katanya. Akhirnya, seketika itu juga Fadjar berhenti merokok. “Pola hidup saya mulai teratur sejak pulang haji Tahun 2012,” katanya. Semoga selalu sehat dan tetap berkiprah, Pak Fadjar! [Rudi Rusli/Sandra Firmania/Hendra Gunawan]
sentot
BUMN, ia memilih ikut gabung kesana daripada ke BTU (Biro Tata Usaha). “Saya pikir Kementerian BUMN lebih menantang,” katanya. Ia jadi staf di Kedeputian Restrukturisasi dan Privatisasi (Respri). “Saya ngantor di BEJ, saat itu tidak semua pegawai ngantor di sana,” tambahnya. Tahun 1999 ia dipercaya jadi Plt. Kasi Agro Industri di Kedeputian Respri itu. “Itu berkah, karena tidak ada yang mau di unit Privatisasi,” ujarnya.
5
sentot
BULETIN BUMN • EDISI 69 • TAHUN VII • 1 MARET 2013
wawasan
kita
6
BULETIN BUMN • EDISI 69 • TAHUN VII • 1 MARET 2013
sentot
Sehat Ala Dr. Tan
HAL INILAH yang coba disentuh oleh Bagian SDM Kementerian BUMN melalui seminar kesehatan dengan menghadirkan pakar kesehatan Dr. Tan Shot Yen. Acara yang berlangsung di Aula lantai 21 Kementerian BUMN pada hari Rabu 20 Februari 2013, dibuka secara apik oleh Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antara Lembaga, Bagus Rumbogo. Dengan mottonya yang khas, yaitu “Sehat, Segar dan Semangat”. Suasana pun seketika jadi sangat meriah. DUA JENIS MAKANAN “Faktor utama kesehatan seseorang adalah perilakunya,” ujar Dr. Tan Shot Yen serius. Karena itu, hal pertama yang harus diubah adalah perilaku kita mengenai pola makan yang seringkali mengutamakan keinginan dan
Manusia dalam sebuah organisasi adalah aset dan pemeran utama dalam mencapai tujuan sebuah organisasi. Bicara tentang manusia tidak bisa lepas dari aspek kesehatan yang secara kodrati berpengaruh terhadap performa kinerjanya.
selera daripada kebutuhan tubuh akan nutrisi. Dr. Tan, panggilan akrab pakar kesehatan itu, kemudian membagi makanan menjadi dua jenis yaitu real food, yaitu makanan yang benar-benar kita butuhkan dan fashion food, yaitu makanan yang kita makan hanya untuk memenuhi selera keinginan dan cenderung malah merusak kesehatan. Dokter yang menamatkan S2 bidang filsafat ini juga menyoroti perilaku orang pada umumnya dalam memandang sebuah penyakit, “Kita lebih sering bertanya bagaimana menyembuhkan penyakit, bukan bertanya kenapa penyakit itu muncul.” Sehingga kita jadi sangat akrab dengan obat-obatan yang diresepkan dokter tanpa bertanya kritis, apalagi memahami sebab-sebab
penyakit dan bagaimana kita menghindarinya. Jelas ini sangat merugikan kita sebagai pasien. Lebih jauh beliau membahas komersialisasi bahan pangan dan obat-obatan di era globaliasi. PUTAR HALUAN GAYA HIDUP Di akhir paparan, Dr. Tan mengajak untuk memutar haluan dalam hal gaya hidup demi tercapainya kehidupan yang sehat dan bahagia, yaitu dengan cara memperbaiki pola makan, pola pikir dan perilaku. “Hidup adalah pilihan,” katanya. Di akhir acara, setiap peserta dibagikan satu kotak berisi sayuran organik yang dimakan secara mentah sebagai contoh makanan yang sehat dan dibutuhkan tubuh. Jadi sudahkah kita berperilaku hidup sehat? [Tbk]
parodi
Tut tut tut: Kereta Tiba Pukul Berapa….
Oleh: Teddy Poernama sentot
Barisan calon penumpang kereta api sudah berjejal di Stasiun Tenabang. Bunyi tut..tut kereta tiba belum juga terdengar. Yang tua dan muda, dan yang tua bersemangat muda masih setia menunggu kereta jurusan Serpong tiba. Suasana stasiun yang tidak terawat jelas membuat calon penumpang tidak merasa nyaman.
SEMUA PENUMPANG mencari tempat paling strategis agar dengan mudah dapat naik kereta kelak. Terlihat beberapa kelompok dalam barisan penumpang. Mereka bercerita satu sama lain tentang kereta yang akan tiba. Kabarnya baru di produksi PT INKA. Kabarnya sesuai banget dengan kebutuhan penumpang. Kabarnya serba nyaman, ber-AC, tempat duduk terbuat dari kulit sapi! Waktu sudah menunjukkan jam delapan tiga puluh malam. Kereta yang ditunggu belum juga tiba. Lampu-lampu stasiun tidak semuanya menyala, menciptakan suasana sedikit seram. Di ujung stasiun terlihat Pak Tua yang tidak perduli dengan lingkungan sekitar. Asap rokok terus dihembuskan dan sesekali ia tampak menggoyang-goyang kakinya agar kuat berpijak. Di sebelah Pak Tua terlihat beberapa anak muda. Mereka terlihat gagah dengan penampilan masa kini. Sepertinya yakin akan terbawa kereta. Keyakinan itu begitu terlihat. Di antara kerumunan penumpang, sepasang kekasih jadi perhatian penumpang lainnya. Mereka seperti tak perduli lingkungan sekitar, trus asik masyuk bercengkerama, saling memandang dan berpegang tangan. Saat penumpang mulai gelisah, terdengar pemberitahuan bahwa kereta sebentar lagi
tiba dari Stasiun Palmerah. Semua penumpang mempersiapkan diri dan memposisikan tempat untuk melihat kemungkinan-kemungkinan pintu kereta terbuka tepat di depannya. Lalu tinggal loncat hupp, masuk kereta dan mencari tempat duduk. Terdengar beberapa penumpang yang bertanya-tanya untuk memastikan kereta yang akan tiba adalah kereta yang mereka tunggutunggu. Sekelompok anak muda dan penumpang lainnya sigap di posisinya. Begitu pula dengan Pak Tua dengan langkah yang tertatih mencoba mengambil posisi yang tepat. Namun sepasang kekasih itu tetap saja asik dengan pasangannya. Terdengar kembali pemberitahuan. Kereta baru jurusan Serpong akan tiba. Dari kejauhan terlihat lokomotif kereta baru itu. Semua bersiap dan menempatkan posisi yang tepat. Kereta baru itu terlihat gagah dan bersih. Warna cat abuabu dengan ornamen orange sangat menarik perhatian. Pintu pun terbuka. Semua ingin masuk. Terjadi desakan dan sedikit saling mendorong. Dan ternyata, kereta berkapasitas 10 gerbong itu tidak dapat mengangkut semua penumpang. Ada segelintir penumpang yang tidak terangkut, termasuk sepasang kekasih yang tidak perduli dunia itu.
Semua penumpang yang berhasil masuk di dalam kereta merasa senang. Tidak hanya yang mendapat tempat duduk, yang berdiri pun merasa gembira. Itu karena kereta baru buatan PT INKA itu telah mengatur suasana di dalam gerbong dengan baik sekali. Udara terasa bersih. Tata ruangnya sangat baik. Pencahayaan yang terang dan sudut pandang keluar yang tembus pandang, sehingga masyarakat di luar sana dapat melihat apa yang terjadi di dalam gerbong. Yang berdiri pun merasa nyaman karena semua mendapat pegangan satu-persatu. Kereta Api buatan PT INKA selain memberikan kenyamanan juga memberikan pelayanan lebih. Sebuah TV ukuran besar terpampang memberikan hiburan, informasi dan keasikan tersendiri. Dan tak terduga, sebotol minuman ringan diberikan untuk semua penumpang. Ah, kereta api yang benar-benar idaman penumpang! Seseorang mengguncang tubuhku. Aku pun terjaga. Kukitari sekitarku. Ya ampuun, aku masih di Stasiun Tenabang. Rupanya aku tertidur dan bermimpi tentang kereta itu. Padahal sang kereta belum jua tiba. Iwan Fals pun terdengar bersenandung: Kereta tiba pukul berapa…. Penulis, Kasubag Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat
BULETIN BUMN • EDISI 69 • TAHUN VII • 1 MARET 2013
7
rekam
peristiwa
KUNJUNGAN MENTERI BUMN
Bali Berbenah
BERTOLAK DARI Jakarta menggunakan Garuda Indonesia, Menteri BUMN Dahlan Iskan beserta rombongan di awal Februari 2013 lalu, melakukan kunjungan ke Denpasar. Tujuannya jelas, memantau secara langsung perkembangan persiapan BUMN menghadapi perhelatan besar yang menempatkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan APEC. Setibanya di Denpasar, Menteri langsung melakukan inspeksi pengembangan Bandara Ngurah Rai hingga ke lantai dua didampingi tim Angkasa Pura I. Menteri mengelilingi bandara yang perkembangannya masih berkisar 55% itu dan merasa senang dengan perkembangan yang ada. Finalisasi pengembangan bandara itu diperkirakan selesai pada bulan Juli 2013. “Pembangunan bandara ini memang tantangannya besar, di satu sisi harus dibangun,
di sisi lain operasional bandara harus tetap berjalan,” kata Dahlan. Selanjutnya, Dahlan berkunjung ke ruas tol Nusa Dua–Ngurah Rai–Benoa (sektor I, II, dan III) yang sedang digarap PT Jasa Marga Bali Tol. Ruas tol ini berdiri di atas laut yang menghubungkan tiga daerah strategis di Bali. Saat ini pembangunan telah mencapai sekitar 70% dengan total panjang keseluruhan 12 km. Jalan tol yang cukup unik karena dapat dilalui motor ini diharapkan rampung Juni mendatang. Tidak hanya infrastruktur, fasilitas pun menjadi perhatian Menteri BUMN. Dahlan juga mengunjungi Inna Denpasar dan disambut oleh Dirut PT Hotel Indonesia Natour (HIN), Intan Abdams Katoppo. Intan meyakinkan, bahwa seluruh Hotel milik HIN di Bali sudah siap
sentot
Menyongsong KTT APEC yang akan digelar di Bali bulan Oktober mendatang, berbagai persiapan dilakukan guna memberi pelayanan dan kesan yang optimal kepada para tamu negara. Tidak ketinggalan BUMN di Provinsi Bali pun segera berbenah diri.
menyambut tamu APEC. Untuk menunjang APEC tersebut, HIN juga sedang merenovasi hotel baru bernama Hotel Putri Bali di Kawasan Nusa Dua dengan kapasitas 460 kamar. Usai ramah tamah, Dahlan menyempatkan diri bertandang ke restoran di Grand Inna Kuta untuk mencicipi makanan. Sementara itu, Bali Tourism Development Corporation (BTDC) sebagai pengelola Kawasan Nusa Dua pun mengambil peran. Sebagai lokasi utama penyelenggaraan APEC, BTDC telah siap dengan 5.000 kamar hotel untuk semua delegasi APEC, sambil terus berupaya mengembangkan proyek hotel baru, yang akan selesai sebelum Oktober 2013. Kawasan ini direncanakan sudah terhubung dengan bandara melalui akses tol saat penyelenggaraan KTT APEC tersebut. [Tbk]
GATHERING INDUSTRI PRIMER
Terasa Sekali Kebersamaan indri
Sabtu, 2 Februari 2013 lalu merupakan hari yang ditunggu-tunggu pegawai di lingkungan Kedeputian Industri Primer dan keluarganya. Pukul 06.20 WIB, sebagian rombongan peserta berangkat dari Kantor Kementerian BUMN menggunakan dua buah bus dan sebuah mini bus elf.
Peserta lainnya berangkat menggunakan kendaraan pribadi dari rumah masing-masing, langsung menuju lokasi. Jelang pukul 10.00 pagi, satu persatu peserta tiba di Gunung Mas PTPN VIII. Cuaca berkabut dan hujan mulai turun. Pak Zamkhani (Deputi Bidang Usaha Industri Primer), sang penggagas acara ini, segera mengundang seluruh peserta berkumpul di Aula Affandi Gunung Mas dengan iming-iming soto mie. Udara dingin mengundang rasa lapar, membuat peserta makin menikmati soto mie panas yang khusus dipesan untuk “berjualan” di Aula itu. TIDAK ADA ATASAN-BAWAHAN Acara family gathering pun dibuka Pak Zam, dilanjutkan dengan perkenalan pegawai dan anggota keluarganya. Pak Zam pun berpesan, di acara ini tidak ada atasan atau bawahan, semuanya adalah peserta. Setelah perkenalan itu, suasana terjalin semakin akrab. Suasana jadi cair, putera-puteri yang ikut menemukan teman bermainnya. Bahkan pada kesempatan itu terbongkar nama asli Pak Udin yaitu Hari Subena.
Karena masih hujan, panitia memutuskan perlombaan digelar di Aula. Berbagai permainan mengalir, seperti memasukkan paku ke botol, meniup balon sampai meletus, dan joged jeruk. Peserta antusias, karena serunya permainan. Setelah hujan reda, perlombaan memasukkan pensil ke botol untuk anak-anak dilanjutkan di lapangan. Sedangkan lomba tarik tambang ditunda dan dilanjutkan dengan acara memancing. Ayah, ibu, dan anak-anak beramai-ramai menuju kolam pemancingan di depan Pabrik Teh. Acara memancing juga berlangsung seru. Setiap ada sentakan dan umpan yang ditarik ikan, disambut tepuk tangan dan kegembiraan anak-anak. Hasil pancingan dikumpulkan panitia untuk diolah jadi menu makan malam hari itu. Seusai makan malam, acara dilanjutkan di Aula Affandi dengan ramah-tamah dan quiz. Suasana semakin cair, anak-anak makin akrab dengan teman barunya. Pegawai dan keluarganya membaur. Besok paginya, acara dimulai dengan senam. Meski udara Gunung Mas masih dingin dan berkabut, lapangan sudah penuh dengan
peserta. Senam berlangsung kurang lebih satu jam. Selesai senam pagi, panitia menyediakan snack untuk disantap sebelum peserta mengikuti tea walk. Rute yang ditempuh tidak panjang, hanya 2 km. Acara permainan dan lomba pun dilanjutkan setelah tea walk dan sarapan. Permainan yang dipertandingkan yaitu tarik tambang anak-anak, memindahkan air, futsal dewasa dan anak-anak, baik kelompok laki-laki maupun perempuan. Pertandingan berlangsung seru dan di akhir pertandingan, para juara diberikan hadiah. Pada acara penutupan, Pak Zam menyampaikan rasa bangga dan bahagianya melihat antusiasme keluarga besar Industri Primer memeriahkan family gathering, bahkan ada yang yang sampai mengimpor keluarganya (anak, istri) yang berada di luar kota. Terasa sekali kebersamaan. Wajah yang puas dan senang tersirat di masingmasing peserta, menandakan tujuan acara ini telah berhasil. [Indriani Widiastuti/Tbk]