IBM PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS KOMODITI LOKAL DESA SEKARMOJO KECAMATAN PURWOSARI – PASURUAN IbM OF FOOD PROCESSING BASED LOCAL COMMODITY SEKARMOJO VILLAGE, PURWOSARI - PASURUAN DISTRICT Hapsari Titi Palupi1, Wenny Mamilianti2, Nuraeni3 1
Program Studi Ilmu Teknologi Pangan Universitas Yudharta Pasuruan 2 Program Studi Agribisnis Universitas Yudharta Pasuruan 3 Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Universitas Yudharta Pasuruan
[email protected] ABSTRAK
Program IbM ini bertujuan untuk (1) Membentuk wirausaha yang mandiri berjiwa agribisnis dan pengelolaan usaha yang komersil berkelanjutan (2) menciptakan teknologi pengolahan pangan berbasis komoditi lokal yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan kelompok usaha (3) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok usaha tentang manajemen produksi, manajemen sumberdaya manusia dan manajemen keuangan serta memfasilitasi mereka dengan pihak pemodal dan mitra (4) Meningkatkan perekonomian kelompok usaha dan keluarga serta masyarakat sekitarnya. Metode pendekatan yang digunakan dalam program IbM ini antara lain : (1) Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Pangan. (2) Pendidikan dan pelatihan manajemen sumberdaya manusia. (3) Pelatihan dan pembinaan manajemen produksi. (4) Pelatihan manajemen keuangan (5) Pelatihan manajemen pemasaran. Hasil yang didapat adalah (1) secara umum anggota kelompok usaha mulai memahami pengolahan produk yang sehat, aman dan higenis. (2) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar telah memahami dan menerapkan tugas dantanggung jawab masing-masing sesuai job desciption sebagaimana struktur organisasi yang telah ada. (3) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar mulai menerapkan jadwal pengolahan secara teratur (4) Mitra mulai menggunakan teknologi pengemasan produk dengan menggunakan pengepresan. (5) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar telah memahami dan mulai menerapkan pencatatan keuangan (6) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar mulai menerapkan strategi pemasaran melalui promosi produk melalui sistem kemitraan. Kata kunci : pengolahan pangan, komoditi lokal, sekarmojo, pasuruan ABSTRACT
IbM program aims to (1) Establish an independent-minded entrepreneurs agribusiness and sustainable management of commercial enterprises (2) creating food processing technology based on local commodities can be the solution for the problems of business groups (3) Increase the knowledge and capabilities of production management group , human resource management and financial management as well as facilitating them with the investors and partners (4) Improving economy business groups and families as well as the surrounding community. The approach used in this IbM program include: (1) Training Diversification Processed Food Products. (2) Education and training of human resource management. (3) Training and development of production
management. (4) Financial Management Training (5) marketing management training. The results are (1) general business group members begin to understand the processing of products that are healthy, safe and hygienic. (2) Members of the group (partners) have mostly been to understand and implement the task dantanggung corresponding responsibility of each job desciption as the existing organizational structure. (3) Members of the group (partners) mostly begin implementing regular treatment schedule (4) Partner start using packaging technology products using stamping. (5) business group members (partners) have largely been understood and started implementing financial records (6) business group members (partners) largely began implementing marketing strategies through the promotion of a product through a partnership system. Keywords : food processing, local commodities, sekarmojo, pasuruan
2007 (5 tahun). Dalam berproduksi
PENDAHULUAN Hasil pertanian desa Sekarmojo sangat
beragam
hal
ini
membuat
masih
sederhana
digunakan
baik
alat
yang
maupun
proses
Proses
produksi
masyarakat desa dengan keahlian yang
pembuatannya.
dimilikinya berusaha mengolah hasil
dilakukan
yang ada. Desa Sekarmojo memiliki 6
sebagai pemilik dengan memperkejakan
dusun, di salah satu dusun yaitu dusun
seluruh anggota keluarganya dari istri
Cangi terdapat beberapa unit usaha
anak dan menantu. Boleh dikatakan
skala kecil yang mengolah singkong
bahwa usaha ini adalah usaha keluarga.
dan pisang menjadi makanan kecil yaitu
Jumlah tenaga kerja dalam keluarga
kripik. Diantara kelompok usaha yang
adalah 5 orang. Berproduksi tiap 2 hari
masih berproduksi
secara kontinyu
sekali dengan kapasistas produksi rata-
adalah kelompok usaha kripik milik
rata 200 bungkus dengan ukuran 2 ons
bapak Untung dan kelompok usaha
dan ¼ kg. Terkadang jika tenaga
kripik
Dua
kerjanya berhalangan misalnya sakit
kelompok usaha ini adalah unit usaha
atau ada kepentingan lain produksi
kecil berskala home industry, dimana
berhenti. Bahan baku dipasok dari desa
masih
Sekarmojo yaitu dari lahan milik bapak
milik
bapak
banyak
Mitro.
permasalahan
yang
dihadapi. Kelompok
dirumah
Untung sendiri usaha
dan
bapak
Untung
sebagian
lagi
kripik
dipasok oleh pedagang di desa tersebut.
“Untung” mulai usaha membuat kripik
Untuk kebutuhan bahan baku sampai
singkong dan kripik pisang pada tahun
saat ini tidak ada kendala bahkan pada
184
musim panen berlimpah. Dari segi
produk. Ukuran ketebalan kripik tidak
pemasaran,
seragam sehingga akan mempengaruhi
peluang
pasar
sangat
terbuka luas. Ini terbukti bahwa setiap
proses
produksi bisa dipastikan semua produk
penggorengan. Pada saat penggorengan
habis terjual. Penjualan di Kecamatan
proses kematangannya tidak seragam.
Purwosari sampai Kota Pasuruan dan
Untuk kripik pisang diberi tambahan
Surabaya. Produk sudah ada yang
pewarna makanan namun dosis yang
mengambil
untuk
diberikan
dibawa ke luar kota selain itu juga
warnanya
dipasarkan oleh anaknya sendiri ke
pengemasannya
pabrik sekitar Pasuruan. Jika produksi
pengepresan dilakukan manual sehingga
berhenti seperti diuraikan diatas sangat
ada yang rusak atau lubang sehingga
mengganggu proses pemasaran.
mempengaruhi
yaitu
tengkulak
Kualitas produk dari segi rasa
selanjutnya
terlalu
yaitu
banyak
sangat
sangat
produk.
Kemasan belum berlebel dan belum ada
dan kripik pisang milik Pak Untung ini
mempengaruhi
jangkaun
digembari
Tidak
produk
dan
Proses
sederhana,
kualitas
ijin
Sekarmojo
sehingga
cerah.
tidak ada kendala, rasa kripik singkong
didesa
proses
dari
Dinas
jarang
Kesehatan
akan
pemasaran. diakui
oleh
wilayah disekitarnya. Permintaan kios
tengkulak dengan memberi label dan
yang
sekitar
mematok harga lebih tinggi dari harga
meningkat.
jual pak Untung sehingga margin
Namun dari segi proses produksinya
pemasarannya sangat tinggi hal ini
yang sederhana mengakibatkan mutu
merugikan
kripik yang tidak tahan lama dari segi
produsen.
berjualan
Pasuruan
juga
kerenyahannya
di
pabrik
semakin
“mlempem”
.
Ini
bapak
Untung
sebagai
Untuk kelompok usaha milik
disebabkan karena proses pengeringan
Bapak
Mitro
“
Cangi
Rejo”
produk yang tidak maksimal sehingga
permasalahan yang dihadapi hampir
masih ada minyak yang tertinggal pada
sama dengan milik bapak Untung. Dari
saat dikemas dan pada waktu tertentu
segi tenaga kerja adalah tenaga kerja
akan meninmbulkan rasa yang tidak
dalam keluarga berjumlah 11 orang.
enak “tengik” dalam bahasa jawanya.
Kapasitas produksi lebih besar yaitu
Perajangan menggunakan alat yang
bisa mencapai 500 bungkus kemasan ¼
sederhana juga mempengaruhi kualitas
kg. Berproduksi 3 kali dalam seminggu
185
dengan menghabiskan bahan baku 100
Selain itu pemasaran sudah sampai ke
kg singkong dan 5 tundun pisang sekali
Surabaya menandakan bahwa produk
produksi. Pemasaran dilakukan sendiri
dari mitra ini sangat berpeluang untuk
oleh anggota usaha dengan alasan
dikembangkan.
memperkecil
mengembangkan usaha kendala yang
margin
pemasaran
Namun
sehingga keuntungan yang didapatkan
dihadapi
bisa lebih besar. Kemasan dilakukan
perputaran keuangan. Karena usaha ini
secara manual namun sudah ada yang
milik
berlebel meskipun sederhana. Rasa
administrasi
yang ditawarkan gurih renyah dan
dilakukan dengan benar. Keterbatasan
manis sangat digemari oleh konsumen.
informasi dan tingkat pendidikan yang
Ukuran ketebalan dari produk kripik
rendah dari seluruh anggota kelompok
bapak Mitro ini sudah seragam sehingga
menyebabkan usaha yang mereka tekuni
renyah dan enak, namun karena proses
tidak bisa berkembang dengan pesat.
pengeringannya yang kurang maksimal
Tingkat pendidikan anggota kelompok
hal yang sama dengan produk bapak
ini adalah rata-rata SMP sehingga
Untung juga terjadi pada produk “Cangi
adopsi
Rejo”
pengetahuan pengelolaan keuangan juga
ini.
Pasokan
bahan
baku
diperoleh dari lahannya sendiri dan dari petani di sekitar desa Sekarmojo. Peluang menjanjikan Pasuruan
pasar karena
Kabupaten
dan
sehingga
sistem
keuangannya
belum
teknologi
pengolahan
dan
masih kurang.
dilakukan pasokan
hasil tim
bahan
survey
pengusul, baku
yang
yang dengan cukup
memungkinkan kedua kelompok usaha
Timur.
ini untuk mengembangkan usahanya.
Banyak berdiri pabrik besar di wilayah
Misalnya dengan deversifikasi olahan
Kecamatan Purwosari, dengan jumlah
dengan menggunakan bahan baku yang
tenaga kerja cukup banyak dan sebagian
sama. Hal ini didasarkan bahwa teryata
besar wanita menjadi peluang besar
konsumen juga sering menanyakan
untuk pemasaran produk pangan. Hal
produk lain yang bisa dibuat dari bahan
ini terbukti permintaan kripik dari dua
baku yang sama. Dan banyak juga
mitra terus meningkat untuk memasok
konsumen yang ingin kripik yang sudah
ke kios-kios di lingkungan pabrik.
ada diberi tambahan rasa agar lebih
di
termasuk
keluarga
Dari cukup
permodalan
wilayah
industri
adalah
yang
adalah
untuk
Propinsi
Jawa
186
bervariasi. Deversifikasi olahan ini
Diharapkan
dilakukan
memnghasilkan
juga
untuk
menghindari
dengan
kejenuhan konsumen terhadap kripik
berkualitas
dan membuka peluang usaha baru
konsumen.
sekaligus membuka lapangan kerja bagi
2. Kurangnya
masyarakat sekitar.
yang
dilakukan
selain
membuka
mampu
produk
yang
sesuai
permintaan
pengetahun
pengolahan
Dari deversifikasi olahan pangan
ini
pangan
berbasis
singkong
menurut
komoditi lokal. Pisang
dan
lapangan kerja baru secara langsung
masyarakat sekitar hanya bisa dibuat
akan menumbuhkan industri pangan
olahan menjadi kripik, sehingga kurang
yang berbasis komoditi lokal sekaligus
memberikan alternatif
mendukung program pemerintah dalam
bervariasi. Banyak konsumen yang
ketahanan pangan. Dengan transfer
menanyakan produk lain yang dimiliki
teknologi yang akan dilakukan dalam
oleh kedua kelompok usaha ini dengan
program
bahan
ini
membuka
pola
pikir
baku
yang
jajanan yang
sama.
Dengan
masyarakat dalam mengambil peluang
deversifikai olahan berbasis komoditi
bisnis dan ide kreatif mereka sehingga
lokal
akan tercipta unit usaha kecil yang
berkembang dan membuka lapangan
mandiri.
pekerjaan
Dari hasil analisis situasi yang diuraikan
diatas
ada
beberapa
bisa
membuat
usaha
bagi
disekelilingnya.
Jiwa
masyarakat kewirausahaan
yang dimilikinya juga akan berkembang
permasalahan yang difokuskan dalam
seiring
program ini yaitu :
pengolahan
1. Rendahnya teknologi pengolahan
kreatif pengolahan pangan.
produk yang diterapkan. Kelompok
usaha
bertambahnya dan
dan
pengetahuan
membuka
3. Lemahnya
“UNTUNG”
ini
ide-ide
pengetahuan
pemasaran produk.
kelompok usaha “Cangi Rejo” memiliki
Pemasaran sementara ini menjangkau
kemampuan produksi yang sederhana
wilayah
sehingga
kualitas
sampai Surabaya. Namun pengetahuan
produk. Sehingga memerlukan transfer
terhadap lembaga pemasaran belum
teknologi tentang pengolahan pangan
maksimal
yang
keuntungan yang didapat karena margin
mempengaruhi
sehat,
higenis
dan
aman.
sekitar
Purwosari-Pasuruan
sehingga
mempengaruhi
187
harga ditiap lembaga pemasaran yang
usaha
cukup tinggi. Perlu membuka jalur
pengelolaan
pemasaran
menjalin
melakukan pencatatan yang teratur.
kerjasama dengan lembaga pemasaran
Sehingga mitra memerlukan konsultasi
seperti
dan bimbingan tentang kredit usaha dan
baru
restoran
dengan
(warung
makan),
swalayan, toko dan memperbanyak jaringan
pasar
yang
sudah
yang masih kurang juga mempengaruhi
memerlukan
pemasaran
maka
didalam
keuangannya
belum
pembukuan keuangan yang benar.
ada.
Pengemasan dan administrasi produk
jangkauan
keluarga
6. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia.
sehingga
Tingkat pendidikan yang rendah sangat
tentang
mempengaruhi pola pikir dan adopsi
informasi
pelebelan, ijin depkes, komposisi bahan
teknologi.
Oleh
karena
itu
mitra
dan tanggal kadaluarsanya.
memerlukan transfer teknologi dan pembinaan yang berkelanjutan.
4. Kurang
mampu
dalam
manajemen produksi.
METODE PELAKSANAAN
Pola produksi yang tidak teratur dan
terarah
akan
perkembangan
usaha
ini.
produk
tidak
teratur
yang
mengganggu Pasokan akan
Berdasarkan permasalahan di atas
dan
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang ada maka metode pelaksanaan dalam program ini adalah :
mengganggu pemasaran. Keterbatasan
a. Pendidikan dan Pelatihan
alat, tenaga kerja dan pasokan bahan
(1) Pelatihan
baku yang melimpah belum mampu
Diversifikasi
Produk
Olahan Pangan.
memenuhi permintaan pasar, sehingga
Komoditi
memerlukan
pengetahuan
dikembangkan karena banyak produk
manajemen
produksi
tentang untuk
memperlancar produksi.
turunan
Modal menjadi kendala dalam
yang
prospektif
bisa
dikembangkan
Keterampilan ini perlu disampaikan untuk
5. Lemahnya pengelolaan keuangan.
lokal
pesanan
mengantisipasi keripik
mengantisipasi
pada
berkurang
waktu atau
kejenuhan konsumen
rangka mengembangkan usaha yang
pada satu produk atau juga dalam
lebih besar. Selain itu karena tergolong
rangka memperluas pasar.
188
(2) Pendidikan
dan
pelatihan
manajemen sumberdaya manusia. Transfer ilmu pengetahuan ini sebagai
lain
pencatatan
sampai
transaksi
dengan
keuangan
pembuatan
laporan
keuangan secara periodik.
upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumberdaya manusia
(5) Pelatihan manajemen pemasaran.
pada kelompok usaha kedua mitra
Daerah
pemasaran
keripik
dalam hal manajerial dalam mengelola
singkong selama ini hanya Purwosari –
usaha,
Pasuruan
pembagian
tugas
dan
–
Surabaya
diperlukan
pemahaman terhadap tugas dan fungsi
pelatihan manajemen pemasaran untuk
tiap
memasarkan keripik singkong yang
anggota
produktifitas meningkat.
kelompok setiap
sehingga
anggota
Dengan
akan
meningkatnya
mereka produksi dalam hal bauran pemasaran
tentang
Harga
(Price),
produktifitas setiap anggota kelompok
Product (Product), Tempat (Place), dan
pada
Promosi (Promotion) sehingga dapat
akhirnya
kemandirian
akan
kelompok
tercipta usaha
itu
menciptakan pasar baru bagi produk
sendiri.
mereka.
(3) Pelatihan manajemen produksi.
a. Pendampingan dan Pembinaan
Dalam hal pengelolaan faktor – faktor
produksi
Setelah tahap pendidikan dan
sedemikian
rupa
pelatihan
(output)
yang
pendampingan dan pembinaan pasca
dihasilkan sesuai dengan permintaan
pelatihan untuk mengawal kegiatan
konsumen baik kualitas, harga maupun
yang
waktu penyampaiannya. Selain itu,
sehingga
diperlukan teknologi produksi yang
memotivasi secara berkelanjutan agar
lebih memadai agar produktivitas dapat
tingkat percaya diri peserta pendidikan
mencapai lebih tinggi sehingga dapat
dan pelatihan optimal. Tahap ini juga
meningkatkan perekonomian mereka.
menjadi media diskusi antara tim
(4) Pelatihan manajemen keuangan.
dengan
sehingga
keluaran
Pengelolaan
keuangan
untuk
selanjutnya
dilakukan
diperlukan
kelompok
diharapkan
mitra.
Diharapkan
usaha mampu
dengan
kegiatan tersebut dapat meningkatkan
usaha keripik belum sistematis dan
motivasi
dan
teratur, sehingga diperlukan pelatihan
berwirausaha.
tentang pengelolaan keuangan antara
b. Evaluasi
ketrampilan
dalam
189
Evaluasi
kegiatan
dilakukan
(1) Peserta
mampu
menjawab
selama proses pelatihan berlangsung,
pertanyaan-pertanyaan
baik pada saat pelatihan di ruang
diajukan dengan benar dan minimal
maupun pada saat di lapangan. Evaluasi
75% partisipasi aktif dari peserta
pada saat pelatihan dilakukan dengan
(2) Peserta
tanya jawab dengan peserta untuk
mampu
yang
mempraktekkan
materi yang telah diberikan
mengetahui sejauh mana pemahaman
(3) Umpan balik peserta memberikan
dari peserta.
minimal 75% penilaian yang positif
c. Hasil
dalam
Kreteria keberhasilan pelatihan
semua
kegiatan
yang
dilakukan
di ruang dan di lapangan (lokasi IbM) adalah :
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM IbM DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Umpan Balik Terhadap Materi yang Diberikan Oleh Tim IbM No. 1
2
3
4
5
Pelatihan yang Diberikan
Skala
Diversifikasi Produk Olahan Pangan
Tidak Penting
0
0
Kurang Penting
0
0
Penting
5
25
Sangat Penting
15
75
Tidak Penting
0
0
Kurang Penting
0
0
Penting
2
10
Sangat Penting
18
90
Tidak Penting
0
0
Kurang Penting
0
0
Penting
3
15
Sangat Penting
17
85
Tidak Penting
0
0
Kurang Penting
0
0
Penting
2
10
Sangat Penting
18
90
Tidak Penting
0
0
Kurang Penting
0
0
Penting
5
25
15
75
Manajemen Sumberdaya Manusia
Manajemen Produksi
Manajemen Keuangan
Manajemen Pemasaran
Sangat Penting
Peserta (orang)
Persentase (%)
190
Dari hasil umpan balik diatas
putih dihaluskan dan ditambah kapur
(tabel 1) akan dijelaskan per pelatihan
atau njet sedikit (sesuai volume bahan)
sebagai berikut :
ditambah garam kemudian direndam
a. Pelatihan Deversifikasi Produk
selama 30 menit dengan singkong maupun pisang bahan kripik. Hasilnya
Olahan Pangan Kelompok usaha “UNTUNG”
rasa lebih gurih kerenyahannya tidak
dan kelompok usaha “Cangi Rejo”
kalah dengan mereka memakai zat
memiliki kemampuan produksi yang
kimia tersebut.
sederhana
sehingga
kualitas
produk.
mempengaruhi Peralatan
digunakan,
tempat
penggunaan
bahan-bahan
yang
produksi
Tempat
produksi
yang
memungkinkan mereka
luas
berproduksi
dan
lebih leluasa dan dengan kapasistas
tambahan
yang lebih besar. Namun tempat
yang sedikit menggunakan bahan yang
produksi yang bersebelahan dengan
belum
kandang
dipandang
aman.
Untuk
sapi
bisa
mengganggu
mengatasi hal tersebut kami mencoba
kehigenisan proses produksi. Hal ini
berdiskusi
dengan
juga menghambat mereka didalam
teknologi
pengolahan
mereka yang
tentang sehat,
perolehan
ijin
PIRT
dari
higenis dan aman. Salah satu fakta
Kesehatan.
Setelah
yang kami temuan dalam diskusi
pendekatan
dan
tersebut adalah pemakaian zat kimia
terbukalah wawasan mereka tentang
yang tujuannya untuk merenyahkan
proses produksi yang sehat.
kripik.
Selain
maka
Pisang dan singkong menurut
menggunakan tambahan rasa gurih
masyarakat sekitar hanya bisa dibuat
dengan MSG yang biasa dijual bebas,
olahan menjadi kripik, sehingga kurang
ukuran pemberiannyapun tidak sesuai
memberikan alternatif
(terlalu
akan
bervariasi. Banyak konsumen yang
konsumen.
menanyakan produk lain yang dimiliki
Untuk mengatasi hal ini kami sarankan
oleh kedua kelompok usaha ini dengan
kepada mereka untuk memakai bahan
bahan
alami seperti bawang putih. Bawang
memberikan solusi dari permasalahan
mengganggu
mereka
penyuluhan
lakukan
juga
banyak)
itu
kami
Dinas
hal
kesehatan
ini
baku
yang
jajanan yang
sama.
Untuk
191
ini
maka
keterampilan
kami
memberikan
pengolahan
aktif disertai rasa keingin tahuan
singkong
mereka melalui pertanyaan-pertanyaan
dengan berbagai rasa sebagai upaya
yang mereka sampaikan saat pelatihan.
memberikan nilai tambah terhadap
Kami
produk kripik singkong, yaitu dengan
anggota kelompok usaha
memberikan berbagai rasa seperti rasa
materi pelatihan diversifikasi produk
coklat, pedas, balado dan keju. Pisang
olahan pangan. Dari hasil analisis kami
diolah menjadi tepung yang bisa
menunjukkan
sebagai bahan dasar pembuatan kue
sebagian besar menilai sangat penting
kering. Mereka sangat senang dan
terhadap penyampaian materi tentang
antusias mengikuti pelatihan ini. Selain
Pelatihan
itu kami juga memberikan teknologi
produk
pengolahan
masing-masing menunjukkan sebanyak
tepung
pisang
dan
memberikan
umpan
bahwa
orang
terhadap
mitra
keterampilan olahan
IbM
diversifikasi
pangan.
menilai
balik
Dimana
singkong yang bisa digunakan untuk
15
memproduksi berbagai produk seperti
terhadap penyampaian materi 1 dan
kue kering ataupun kue basah. Kue
sisanya
yang kami berikan dan praktekkan
menilai penting terhadap materi 1. Hal
adalah membuat stik singkong dan stik
ini
dari ubi jalar yang diberi rasa keju dan
sangat tinggi dari anggota kelompok
original. Hal ini sesuai permintaan
usaha terhadap materi tentang pelatihan
mereka karena waktu pelatihan ini
keterampilan
bertepatan pada menjelang bulan puasa
olahan
dan lebaran. Dengan kondisi lokasi
diberikan keterampilan
tempat tinggal mereka yang sulit
produk
dijangkau dengan kendaraan umum,
kelompok usaha menjadi lebih antusias
akses transportasi terbatas sehingga
untuk praktek sendiri dalam mengolah
mereka kurang mendapatkan informasi
tepung ubi jalar dan tepung singkong
tentang teknologi pengolahan. Dengan
untuk membuat stik. Dan diakhir
pelatihan yang kami berikan disambut
kegiatan program ini yaitu awal bulan
baik oleh kelompok usaha dan seluruh
Juli bertepatan dengan bulan puasa dan
tenaga kerjanya hal ini dibuktikan
lebaran
dengan kehadiran mereka yang sangat
melakukan penjualan dan sudah ada
sebanyak
menunjukkan
sangat
5
orang
olahan
mereka
hanya
antusiasme
diversifikasi
pangan.
penting
Bahkan
produk setelah
diversifikasi
pangan
sudah
yang
anggota
mencoba
192
beberapa
pesanan.
Disamping
itu,
menilai bahwa materi ini tentang
anggota kelompok usaha juga mulai
pelatihan
melakukan
pada
manusia sangat penting yaitu sebanyak
keripik singkong seperti rasa pedas
18 orang dan sebanyak 2 orang menilai
manis
penting
diversifikasi
dan
rasa
menunjukkan
rasa
coklat.
bahwa
Hal
ini
pengetahuan
manajemen
terhadap
sumberdaya
materi
pelatihan
sumberdaya
manusia.
dilaksanakannya
pelatihan
manajemen
mitra tentang pengolahan singkong dan
Setelah
pisang telah berkembang dan kreatif
manajemen
serta pemanfaatannya sudah optimal.
peserta (mitra) mulai memahami dan
b. Pelatihan Sumberdaya Manusia
menerapkan tugas dan tanggungjawab
Rata-rata
tingkat
pendidikan
sumberdaya
masing-masing
sesuai
manusia,
dengan
anggota kelompok yang masih rendah
desciption
menyebabkan pola pikir (mindset)
organisasi yang telah ada. Disamping
mitra selama ini hanya melakukan
itu, kinerja anggota kelompok usaha
usaha kripik secara sederhana, mereka
mulai meningkat. Hal ini ditunjukkan
berproduksi belum maksimal dari segi
dengan sudah tidak terjadinya tumpang
kualitas, produksi dan pengelolaan
tindih fungsi dan tugas divisi. Sehingga
pasar dan keuangan. Kami memberikan
kegiatan per bulannya menjadi lebih
pelatihan
tentang
terarah. Setiap lini kerja sudah mampu
manajemen sumber daya manusia.
membuat rencana dan target kerja
Materi yang diberikan antara lain
meskipun
tentang tugas dan wewenang masing-
dilakukan.
masing devisi, target kerja dan motivasi
kualitas
kerja. Dalam mengikuti pendidikan dan
kelompok usaha mulai meningkat.
pelatihan
c. Pelatihan Manajenem Produksi
dan
diskusi
manajemen
sumberdaya
manusia, antusiasme anggota kelompok
sebagaimana
job
belum
struktur
sepenuhnya
bisa
Hal ini menunjukkan SDM
dan
kemandirian
Pola produksi yang tidak teratur
tani sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan
dan
terarah
akan
dengan partisipasi aktif peserta pada
perkembangan
usaha
ini.
saat pelatihan dengan memberikan
produk
tidak
teratur
umpan
pertanyaan-
mengganggu pemasaran. Keterbatasan
berbobot.
alat, tenaga kerja dan pasokan bahan
Separuh dari anggota kelompok tani
baku yang melimpah belum mampu
balik
pertanyaan
berupa
yang
sangat
yang
mengganggu Pasokan akan
193
memenuhi permintaan pasar, sehingga
melaksanakan
kegiatan
pengabdian
memerlukan
pengetahuan
tentang
melalui program kegiatan IbM yaitu
manajemen
produksi
untuk
memberikan pembinaan manajemen
memperlancar produksi. Solusi yang
produksi dalam bentuk pengelolaan
kami tawarkan untuk masalah ini
faktor-faktor produksi terutama bahan
adalah, dengan memberikan pelatihan
baku ubi jalar dan talas sehingga
manajemen produksi.
keripik yang dihasilkan sesuai dengan
Alat produksi yang digunakan
permintaan konsumen baik kualitas,
masih tergolong sederhana sehingga
harga maupun waktu penyampaiannya
menyebabkan
produk,
(distribusi). Disamping itu, perbaikan
khususnya keripik ubi jalar dan talas
dan penambahan alat produksi juga
belum optimal. Kapasitas produksi
kami lakukan sebagai upaya untuk
kripik ubi jalar dan talas sangat terbatas
meningkatkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan
produktivitas
pasar dilingkungan tempat tinggal saja,
manajemen
sementara
laksanakan mendapat
produktivitas
rata-rata
mitra
menjual
kualitas produk.
dan
Pembinaan
produksi
yang
kami
respon
yang
produknya masih sekitar 20 - 30 kg
cukup baik dari anggota mitra. Hal ini
setiap
dapat dilihat sebanyak 17 menilai
minggunya.
Tingginya
permintaan konsumen terhadap produk
sangat
mereka
produk)
pelatihan manajemen produksi dan
menyebabkan mitra agak kewalahan
sebanyak 3 orang menilai penting
untuk
permintaan
terhadap materi pelatihan manajemen
konsumen. Berdasarkan kondisi di
produksi. Dalam mengikuti pelatihan
lapangan, untuk pengemasan keripik,
dan pembinaan manajemen produksi,
mitra masih menggunakan lilin atau
antusiasme anggota mitra sangat tinggi
lampu templek. Sehingga hal ini
melalui partisipasi aktif mereka dalam
mempengaruhi produktivitas dan waktu
forum pelatihan dan umpan balik yang
penyampaian (distribusi) keripik yang
cepat. Hal ini ditunjukkan dengan
mereka produksi kepada konsumen
pertanyaan-pertanyaan
sekaligus mempengaruhi daya simpan
intensif yang sering mereka lakukan
produk.
permasalahan
dengan
maka
program IbM. Hasil yang dicapai
tersebut
(semua
jenis
memenuhi
Berdasarkan di
atas,
kami
penting
kami,
terhadap
dan
selaku
materi
diskusi
pelaksana
194
setelah kami melaksanakan pembinaan
belum dilakukan secara sistematis dan
manajemen produksi adalah anggota
teratur. Keadaan tersebut didukung
mitra
jadwal
kenyataan bahwa mitra belum memiliki
pengolahan secara teratur, khususnya
pembukuan walaupun dalam bentuk
untuk keripik ubi jalar dan talas
yang
sehingga penyampaian produk sesuai
permasalahan tersebut di atas, maka
dengan
kami
mulai
menerapkan
permintaan
konsumen,
sederhana.
Berdasarkan
melaksanakan
kegiatan
khususnya pedagang atau pengecer
pengabdian melalui program kegiatan
dipasar tradisional. Disamping itu,
IbM
kelompok usaha mulai menggunakan
keuangan dalam bentuk pencatatan
teknologi pengemasan produk dengan
transaksi keuangan sampai dengan
menggunakan pengepresan sehingga
pembuatan laporan keuangan secara
kualitas produk menjadi lebih baik dan
periodik.
sesuai dengan permintaan konsumen.
keuangan
Disamping
itu,
pelatihan
manajemen
Pelatihan yang
manajemen
kami
laksanakan
juga
mulai
mendapat respon yang sangat baik dari
atau
mesin
anggota mitra hal ini ditunjukkan 18
pemeras minyak untuk mengurangi
orang menilai sangat penting terhadap
kadar
penyampaian
menggunakan
minyak
mitra
yaitu
vacum
(spiner),
khususnya
untuk keripik singkong. Disamping itu,
manajemen
dengan
sebanyak
pembinaaan
manajemen
penting
kepada
manajemen
anggota
kelompok
tani,
keuangan 2
produksi yang telah kami laksanakan
materi
pelatihan dan
sisanya
orang hanya
menilai
terhadap
materi
pelatihan
keuangan.
Dalam
produksi produk meningkat nyata.
mengikuti
Mitra mampu memproduksi keripik
keuangan, antusiasme mitra sangat
singkong rata-rata 20 kg/hari. Ini juga
tinggi melalui partisipasi aktif mereka
dibuktikan
melayani
dalam forum pelatihan dan umpan
permintaan menjelang lebaran mereka
balik yang cepat. Hal ini ditunjukkan
sudah tidak kesulitan lagi dan mampu
dengan
memenuhi orderan yang sudah masuk.
diskusi intensif yang sering mereka
d. Pelatihan Manajemen Keuangan
lakukan dengan kami, selaku pelaksana
didalam
Pengelolaan
keuangan
pelatihan
manajemen
pertanyaan-pertanyaan
dan
usaha
program IbM. Hasil yang dicapai
keripik yang dijalankan oleh mitra
setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan
195
manajemen keuangan yaitu anggota
Pasuruan sampai Surabaya. Namun
kelompok tani memahami dan mulai
pengetahuan
menerapkan
pemasaran belum maksimal sehingga
pencatatan
keuangan
terhadap
lembaga
setiap transaksi secara teratur dan
mempengaruhi
secara
pencatatan
didapat karena margin harga ditiap
keuangan sederhana dengan periode
lembaga pemasaran yang cukup tinggi.
satu bulanan, untuk usaha keripik
Perlu membuka jalur pemasaran baru
mereka.
laporan
dengan menjalin kerjasama dengan
dapat
lembaga pemasaran seperti restoran
dilakukan analisis terhadap laporan
(warung makan), swalayan, toko dan
keuangan tersebut, sehingga dapat
memperbanyak jaringan pasar yang
diketahui kesehatan keuangan dari
sudah
usaha keripik (Solvabilitas, Likuiditas
administrasi produk yang masih kurang
danRentabilitas),
juga
periodik,
yaitu
Kemudian
keuangan
dari
tersebut
maka
yang
kemudian
keuntungan
ada.
yang
Pengemasan
mempengaruhi
jangkauan
menjadi pedoman atau acuan bagi
pemasaran
mereka dalam pengelolaan usahanya
informasi
lebih lanjut dan keberlangsungan usaha
depkes, komposisi bahan dan tanggal
keripik yang telah mereka lakukan
kadaluarsanya.
selama ini. Dari pelatihan ini sangat
sehingga
dan
tentang
memerlukan
pelebelan,
Berdasarkan
ijin
permasalahan
membantu mitra dalam menentukan
tersebut di atas, untuk memberikan
besaran kredit yang akan mereka ambil,
solusi
karena fakta dilapang bahwa mitra
dengan
terkadang tergiur dengan penawaran
pemasaran. Disini kami berdiskusi
kredit dari rentenir dengan bungga
dengan
yang sangat tinggi dengan model
pemasaran
pembayaran
namun
kerjasama dengan mitra. Dari diskusi
kenyataannya mencekik mitra. Dengan
yang berjalan selama pelatihan didapat
pelatihan
beberapa kesimpulan antara lain :
yang
ini
mudah
berarti
mitra
bisa
membuat strategi permodalan juga.
sementara
permasalahan
pelatihan
mitra
dan
yang
ini
manajemen
para telah
lembaga menjalin
a. Mitra lebih suka menjadi pensuplay
e. Pelatihan Manajemen Pemasaran Pemasaran
terhadap
produk ke pedagang pengepul yang
ini
biasa mengambil produk langsung
menjangkau wilayah sekitar Purwosari-
kepada mereka. Alasannya adalah
196
dengan mereka berjualan sendiri
mereka tertarik untuk mencoba dan
dengan membuat label atau merk
memasarkan.
akan menambah biaya dan harga produk
akan
naik,
padahal
d. Langkah adalah
awal
yang
dilakukan
memperkuat
kerjasama
persaingan dipasar begitu besar.
dengan lembaga pemasaran yang
Kami TIM IbM memberikan jalan
sudah terjalin dengan menuangkan
tengah
didalam surat perjanjian (MoU).
yaitu
memperhatikan
dengan kualitas
tetap produk
Membuka
kerjasama
dengan
pabrik-pabrik
disekitar
maka pedagang pengepul akan
koperasi
tetap mengambil produknya.
Kecamatan
b. Mitra keberatan dengan pelebelan, solusi yang kami berikan adalah
masalah
respon
juga
ini
e. Pelatihan manajemen pemasaran yang
perlu
dan
difasilitasi oleh TIM IbM.
untuk jangka pendek tidak ada namun
Purwosari,
kami
berikan
mendapat
yang sangat
baik dari
dipikirkan untuk membuat label
anggota kelompok usaha. Sebagian
sendiri agar pasar produk ini lebih
besar peserta atau mitra yaitu
luas.
juga
sebanyak 15 orang atau menilai
pemasaran dengan model promo
sangat penting terhadap materi
lewat
seperti
pelatihan manajemen pemasaran
membuat website atau penjualan on
dan sisanya sebanyak 5 orang
line. Untuk sementara ini mereka
hanya menilai penting terhadap
belum bisa mencoba hal ini namun
materi
mereka
senang
pemasaran. Mitra dan anggotannya
dan
sangat antusiasme dalam forum
Kami
media
tawarkan
elektronik
merasa
mendapatkan
informasi
pelatihan membuat website.
pelatihan
pelatihan
manajemen
ditunjukkan
dengan
c. Mau mencoba membuka pasar baru
pertanyaan-pertanyaan yang sangat
dengan produk hasil deversifikasi
baik. Mereka juga mendiskusikan
olahan dari materi yang diberikan.
secara intensif beberapa kendala
Dari hasil pelatihan deversifikasi
atau permasalahan yang mereka
olahan dan banyak yang suka
hadapi saat ini. Untuk ijin Depkes
terhadap
keripik
pisang,
produk
baru
produk
yang
dibuat
singkong
mereka
dan
berusaha
197
mengurusnya namun tidak dalam
Dimana selama ini, pengemasan
waktu dekat karena mereka perlu
produk
mempersiapkan tempat produksi
menggunakan
yang layak terlebih dahulu.
.templek.. Disamping itu, mitra juga
yang
sudah
dilakukan lilin
hanya
atau
lampu
menggunakan
alat
KESIMPULAN DAN SARAN
pemeras minyak untuk megurangi
Kesimpulan
kadar
Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka dapat dibuat kesimpulan
minyak
dari
produk,
khususnya keripik singkong. (4) Anggota kelompok usaha (mitra)
sebagai berikut :
sebagian besar telah memahami dan
(1) Secara umum anggota kelompok
mulai
menerapkan
pencatatan
usaha (Mitra) mulai memahami
keuangan setiap transaksi secara
pengolahan produk yang sehat,
teratur dan secara periodik,yaitu
aman dan higenis.
pencatatan
(2) Anggota kelompok usaha (mitra) sebagian besar telah memahami dan menerapkan
tugas
keuangan
sederhana
dengan periode satu bulanan. (5) Anggota kelompok usaha (mitra)
dantanggung
sebagian besar mulai menerapkan
jawab masing-masing sesuai job
strategi pemasaran melalui promosi
desciption
produk melalui sistem kemitraan.
sebagaimana
struktur
organisasi yang telah ada. (3) Anggota kelompok usaha (mitra)
Saran
sebagian besar mulai menerapkan
Berdasarkan
observasi
dan
jadwal pengolahan secara teratur,
pengamatan dilapang selama kegiatan
baik
IbM
keripik
singkong,
keripik
ini
berlangsung
maka
kami
pisang, kripik talas, kripik ubi jalar
memberikan saran kepada :
dan stik ubi untuk memenuhi
1. Mitra (UKM) membuat tempat
permintaan konsumen, khususnya
usaha yang higeinis dan tahap
pedagang
bermitra
berikutnya adalah pengurusan PIRT
dengan usaha mereka. Mitra mulai
agar produknya bisa dipercaya oleh
menggunakan
konsumen
yang
pengemasan menggunakan
telah
teknologi produk
dengan
pengepresan.
2. Perlu adanya pendampingan yang berkelanjutan
guna
memberikan
198
motivasi dan rasa optimis bagi mitra
(UKM)
untuk
terus
mengembangkan usahanya.
DAFTAR PUSTAKA Astawan, Made. 2005. Pisang Buah Kehidupan. Kompas. BAPPENAS. 2000. Pisang (Musa spp). Editor : Kemal Prihatman. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan. Fellows. 1997. Food Processing Technology, Principles and Practice. Cambridge England. Woodhead Publishing Limited. Gardjito. 2006. Pisang, Si Kaya Gizi dan Khasiat. Republika. www. Republika.co.id.html. Kuswanto, K.R. 2001. Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan Lokal dalam Mengantisipasi Pasar Global. Makalah dalam Lokakarya Nasional Pengembangan Pangan Lokal, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Surabaya, 13-14 November 2001.
OKTAFRINA. 2009. Upaya Pengurangan Pembentukan Senyawa Akrilamid pada Pengolahan Keripik Pisang Ambon. Thesis . Sekolah Pasca Sarjana. IPB Prabawati, S. Suyanti, Setyabudi, DA. 2008.Teknologi Pascapanen dan Teknik Pengolahan Buah Pisang. BPPP. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. SNI. 1996. Standar Nasioal Indonesia Keripik Pisang. SNI 01-43151996. Badan Standarisasi Nasional Tri
Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah. 2000. Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI. Jakarta
Standar Prosedur Olahan (SPO) Pengolahan Pisang. 2009. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta
199